• Tidak ada hasil yang ditemukan

Acara II - Batuan Beku Intermediet

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Acara II - Batuan Beku Intermediet"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Beku Intermediet Nama : Wahyudddin Tahir

Hari/Tgl : Rabu/ 05 Oktober 2011 NIM : D 611 08 260

Perbesaran Total : 50 x

No. Urut : 01

No. peraga : A12

Jenis batuan : Batuan beku intermediet

Kedudukan : (x,y) ; (47,18)

Nikol Sejajar Nikol Silang

A A Sanidin Kuarsa Biotit P 0 50 100 Plagioklas 0 50 100 P Ortoklas Hornblende Massa Dasar Kenampakan Mikroskopis :

Warna pada nikol sejajar orange, warna pada nikol silang abu-abu kehitaman, tekstur yakni kristalinitas hipokristalin, granularitas porfiritik, fabrik yakni bentuk subhedral - euhedral, relasi inequigranular, tekstur khusus integrowth, struktur masif.

(2)

Ukuran mineral terkecil 0,1 mm mineral terbesar 2,4 mm tersusun atas mineral kuarsa (SiO2), biotit (K(Mg,Fe)3(Al,Fe)Si3O10(OH,F)2, sanidin (KAlSi3O8), plagioklas

(NaAlSi3O8 – CaAlSiO3O8), hornblende (Ca (Mg, Fe, Al)5 (Si, Al)8 O22 (OH, F)2),

ortoklas (KAlSi3O8) dan massa dasar.

Deskripsi mineral :

1) Orthoklas (K,Na) AlSi3O8.

Mineral Orthoklas tidak berwarna tetapi berkabut, mineral ini berukuran 0,2 mm dengan bentuk kristal fenokris subhedral dan anhedral, indeks bias nmin < ncb, , warna

interferensinya abu-abu dan putih (Orde I) , belahan sempurna, relief lemah, pleokroisme lemah, kembaran Carlsbad, jenis gelapan sejajar (paralel).

2) Biotit (K (Mg,Fe)3(Al,Fe)Si3O10(OH,F)2)

Warna coklat, bentuk euhedral-subhedral, pleokroisme tidak ada, relief sedang, belahan 1 arah, bias rangkap 0,019, kembaran tidak ada, warna interferensi maksimum hitam, sudut gelapan 42,5, jenis gelapan miring.

3) Kuarsa (SiO2)

Warna abu-abu, bentuk euhedral-subhedral, pleokroisme dwikroik, relief tinggi, belahan tidak ada, bias rangkap 0,005, kembaran tidak ada, warna interferensi maksimum hitam, sudut gelapan 450 , jenis gelapan simetris.

4) Plagioklas (NaAlSi3O8 – CaAlSiO3O8)

Warna kuning kehijauan, bentuk subhedral – euhedral, relief sedang, belahan satu arah, kembaran tidak ada, sudut gelapan 500, jenis gelapan miring.

5) Sanidin (KAlSi3O8)

Warna abu-abu, bentuk euhedral-subhedral, relief rendah, belahan 1 arah, bias rangkap 0,03 (orde I), kembaran Carlsbad, warna interferensi maksimumnya abu-abu, sudut gelapan 460 dengan jenis gelapannya miring.

(3)

6) Hornblende (NaAlSi3O8 – CaAlSiO3O8)

Warna orange, bentuk subhedral-anhedral, pleokroisme tidak ada, relief rendah, belahan 1 arah, bias rangkap 0,007, kembaran Albit, warna interferensi maksimum hitam, sudut gelapan 200 , jenis gelapan miring.

Persentase Mineral :

Mineral I (%) II (%) III (%) % Rata-rata

Kuarsa 5 % 5 % 5 % 5 % Plagioklas 20 % 15 % 15 % 13,3 % Ortoklas 30% 35% 30% 31,67 % Biotit 5 % 5 % 5 % 5 % Sanidin 10 % - 5 % 5 % Hornblende 30 % 15 % 35 % 26,67 % Massa Dasar 5 % 5 % 5 % 5 %

Nama batuan : Trakit Porfiri (Travis,1955), Trakit (IUGS,1974)

Petrogenesa :

Pada nikol sejajar kenampakan mikroskopis batuan ini berwarna orange sedangkan pada nikol silang berwarna abu-abu kehitaman. Tekstur batuan ini yaitu kristalinitasnya hipokristalin karena seluruhnya disusun oleh sebagian kristal-kristal dan sebagian mineral gelas, granularitasnya porfiritik karena kristal- kristal dari mineral penyusunnya bervariasi dari yang jelas sampai agak jelek. Bentuk kristal subhedral – euhedral sebab bidang batas kristalnya tampak teratur dan jelas sampai bervariasi. Sedangkan relasinya bersifat inequigranular karena ukuran butir dari kristal-kristal penyusunnya tidak sama besar. Tekstur khusus dari batuan ini yaitu intergrowth karena kenampakan lebih dari satu mineral yang saling tumbuh bersama-sama. Struktur batuan ini masif sebab batuan ini terdiri dari susunan yang kompak dari setiap mineral-mineral dalam batuan, tidak menunjukkan adanya pori-pori, penjajaran mineral atau bentuk aliran.

Batuan ini tergolong batuan beku intermediet dimana pembentukannya berasal dari magma yang merupakan material silikat yang sangat panas yang terdapat di dalam

(4)

bumi dengan temperatur berkisar antara 6000 C sampai 15000 C. Karena magma

merupakan cairan yang sangat panas, maka ion-ion yang menyusun magma dapat bergerak bebas tak beraturan. Sebaliknya pada saat magma mengalami pendinginan, pergerakan ion-ion tersebut akan menurun dan ion-ion akan mulai mengatur dirinya menyusun bentuk yang teratur. Proses inilah yang disebut proses kristalisasi. Pada umumnya material yang menyusun magma tidak membeku pada waktu yang bersamaan. Hal ini terbukti dengan pembentukan mineral - mineral penyusun batuan beku intermediet ini, dimana pada suhu sekitar ± 8000 C terbentuklah suatu mineral

yaitu Biotit, kemudian setelah suhu mulai turun sekitar ± 7000 C terbentuk mineral baru

lagi yaitu Sanidin dan Ortoklas, kemudian terbentuk hornblende di suhu sekitar ± 6000

C dan terakhir terbentuklah mineral Kuarsa yang terbentuk pada suhu ± 327 C. Dari penggabungan mineral – mineral inilah yang kemudian membentuk batuan beku intermediet tersebut.

Dengan melihat kandungan mineral utama dan mineral tambahan serta tekstur dari batuan, maka batuan ini dinamakan Trakit Porfiri sesuai dengan klasifikasi Travis,1955 dan berdasarkan persentase kandungan mineral kuarsa dan alkali feldsfar maka batuan ini dinamakan Trakit sesuai dengan klasifikasi IUGS, 1974.

Batuan ini biasanya berasosiasi dengan batuan alkali basalt. Kegunaan batuan ini yaitu sebagai bahan bangunan terutama untuk lantai dan pelapis dinding.

Referensi :

- Irfan, Ulfa Ria.2010. Penuntun Praktikum Mineral Optik. Makassar : Universitas Hasanuddin.

P A

M < 90

(5)

- Kaharuddin M.S.1988. Penuntun Praktikum Petrologi. Ujung Pandang : Universitas Hasanuddin.

- Mottana, Aniballe, Rodolfo Crespi and Giuseppe Liborio. 1977. Rocks And Minerals. New York : Simon & Schuster’s Guide To.

- Rochmanto,Budi MSc.2008. Geologi Fisik. Makassar : Universitas Hasanuddin.

PRAKTIKAN ASISTEN

( Wahyuddin T. ) ( Ferawati )

PERHITUNGAN KLASIFIKASI IUGS

Dik : Kuarsa : 5 % Plagioklas : 13,3 % P A M < 90

(6)

Q + A + P = 100 Atau F + A + P = 100

Alkali Feldsfar: Ortoklas + Sanidin = 31,67 % + 5 % = 35,67 % Peny :

• Total = Kuarsa + Plagioklas + Alkali Feldsfar = 5 % + 13,3 % + 35,67 % = 53,97% • Kuarsa(Q) = % = 9,3 % • Alkali Feldsfar(A) = % = 66,1 % • Plagioklas(P) = % = 24,6 % Plutonic Rocks 1. quartzolit

2. alkalin feldspar granit 3. granit

4. granodiorit 5. tonalit

6. alkalin feldspar syenit 7. syenit 8 monzonit 9. monzodiorit 10. monzodiorit, monzogabro 11. diorit,gabro,anorthosit 12. feldspatoid syenit 13. essexite 14. theralite 15. foidit 16. ultramafic Volcanic Rocks

2. alkaline feldspar rhyolit 3. rhyolit

4. dacite 5. plagiodacite

6. alkaline feldspar trachyte 7. trachyte 8. latite 9. latite-andesite,mugearite 10. andesite,basalt 11. phonolite 12. tephritic phonolite 13. phonolitic tephrite 14. tephrite,basanite 15. foidite, nephelinite, leucitite 16. ultramafic rocks

Klasifikasi batuan beku menurut IUGS, 1974

PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Beku Intermediet Nama : Wahyudddin Tahir

P A M < 90 Q F 60 60 60 60 90 90 15 12 13 14 11 20 20 10 10 5 5 5 6

1

2 3 4

7

8 9 10 10 35 65 90 50 16 M = 90 - 100 M < 90

(7)

Hari/Tgl : Rabu/ 05 Oktober 2011 NIM : D 611 08 260

Perbesaran Total : 50 x

No. Urut : 02

No. peraga : B2

Jenis batuan : Batuan beku intermediet

Kedudukan : (x,y) ; (50,24)

Nikol Sejajar Nikol Silang

A A Kuarsa Sanidin P 0 50 100 Plagioklas 0 50 100 P Ortoklas Hornblende Kenampakan Mikroskopis :

Warna pada nikol sejajar orange, warna pada nikol silang abu-abu kehitaman, tekstur yakni kristalinitas holokristalin, granularitas faneritik, fabrik yakni bentuk euhedral - subhedral, relasi inequigranular, tekstur khusus integrowth, struktur masif. Ukuran mineral terkecil 0,2 mm mineral terbesar 2,6 mm tersusun atas mineral kuarsa (SiO2), sanidin (KAlSi3O8), plagioklas (NaAlSi3O8 – CaAlSiO3O8), hornblende (Ca

(8)

Deskripsi mineral :

1) Orthoklas (K,Na) AlSi3O8.

Mineral Orthoklas tidak berwarna tetapi berkabut, mineral ini berukuran 0,2 mm dengan bentuk kristal fenokris subhedral dan anhedral, indeks bias nmin <

ncb, , warna interferensinya abu-abu dan putih (Orde I) , belahan sempurna,

relief lemah, pleokroisme lemah, kembaran Carlsbad, jenis gelapan sejajar (paralel).

2) Kuarsa (SiO2)

Warna abu-abu, bentuk euhedral-subhedral, pleokroisme dwikroik, relief tinggi, belahan tidak ada, bias rangkap 0,005, kembaran tidak ada, warna interferensi maksimum hitam, sudut gelapan 450 , jenis gelapan simetris.

3) Plagioklas (NaAlSi3O8 – CaAlSiO3O8)

Warna kuning kehijauan, bentuk subhedral – euhedral, relief sedang, belahan satu arah, kembaran tidak ada, sudut gelapan 500, jenis gelapan miring.

4) Sanidin (KAlSi3O8)

Warna abu-abu, bentuk euhedral-subhedral, relief rendah, belahan 1 arah, bias rangkap 0,03 (orde I), kembaran Carlsbad, warna interferensi maksimumnya abu-abu, sudut gelapan 460 dengan jenis gelapannya miring.

5) Hornblende (NaAlSi3O8 – CaAlSiO3O8)

Warna orange, bentuk subhedral-anhedral, pleokroisme tidak ada, relief rendah, belahan 1 arah, bias rangkap 0,007, kembaran Albit, warna interferensi maksimum hitam, sudut gelapan 200 , jenis gelapan miring.

Persentase Mineral :

Mineral I (%) II (%) III (%) % Rata-rata

Kuarsa 5 % 5 % 5 % 5 %

(9)

Ortoklas 35 % 40 % 35 % 36,67 %

Sanidin 5 % 5 % 5 % 5 %

Hornblende 10 % 10 % 15 % 11,67 %

Nama batuan : Monzonit (Travis,1955), Monzonit (IUGS,1974)

Petrogenesa :

Pada nikol sejajar kenampakan mikroskopis batuan ini berwarna orange sedangkan pada nikol silang berwarna abu-abu kehitaman. Tekstur batuan ini yaitu kristalinitasnya holokristalin karena seluruhnya disusun oleh kristal-kristal yang jelas tanpa ada mineral gelas, granularitasnya faneritik karena kristal- kristal dari mineral penyusunnya tampak jelas. Bentuk kristal subhedral – anhedral sebab bidang batas kristalnya tampak tidak teratur sampai bervariasi. Sedangkan relasinya bersifat inequigranular karena ukuran butir dari kristal-kristal penyusunnya tidak sama besar. Tekstur khusus dari batuan ini yaitu intergrowth karena kenampakan lebih dari satu mineral yang saling tumbuh bersama-sama. Struktur batuan ini massif sebab batuan ini terdiri dari susunan yang kompak dari setiap mineral-mineral dalam batuan, tidak menunjukkan adanya pori-pori, penjajaran mineral atau bentuk aliran.

Batuan ini tergolong batuan beku intermediet dimana pembentukannya berasal dari magma yang merupakan material silikat yang sangat panas yang terdapat di dalam bumi dengan temperatur berkisar antara 6000 C sampai 15000 C. Karena magma

merupakan cairan yang sangat panas, maka ion-ion yang menyusun magma dapat bergerak bebas tak beraturan. Sebaliknya pada saat magma mengalami pendinginan, pergerakan ion-ion tersebut akan menurun dan ion-ion akan mulai mengatur dirinya menyusun bentuk yang teratur. Proses inilah yang disebut proses kristalisasi. Pada umumnya material yang menyusun magma tidak membeku pada waktu yang bersamaan. Hal ini terbukti dengan pembentukan mineral - mineral penyusun batuan beku intermediet ini, dimana pada suhu sekitar ± 7000 C terbentuk mineral yaitu

(10)

terakhir terbentuklah mineral Kuarsa yang terbentuk pada suhu ± 3270 C. Dari

penggabungan mineral – mineral inilah yang kemudian membentuk batuan beku intermediet tersebut.

Dengan melihat kandungan mineral utama dan mineral tambahan serta tekstur dari batuan, maka batuan ini dinamakan Monzonit sesuai dengan klasifikasi Travis,1955 dan berdasarkan persentase kandungan mineral kuarsa dan alkali feldsfar maka batuan ini dinamakan Monzonit sesuai dengan klasifikasi IUGS, 1974.

Batuan ini biasanya berasosiasi dengan nephelin dan olivin. Kegunaan batuan ini yaitu sebagai batu untuk bangunan serta sering berasosiasi bersama mineral deposit.

Referensi :

- Irfan, Ulfa Ria.2010. Penuntun Praktikum Mineral Optik. Makassar : Universitas Hasanuddin.

- Kaharuddin M.S.1988. Penuntun Praktikum Petrologi. Ujung Pandang : Universitas Hasanuddin.

- Mottana, Aniballe, Rodolfo Crespi and Giuseppe Liborio. 1977. Rocks And Minerals. New York : Simon & Schuster’s Guide To.

P A

M < 90

(11)

- Rochmanto,Budi MSc.2008. Geologi Fisik. Makassar : Universitas Hasanuddin.

PRAKTIKAN ASISTEN

( Wahyuddin T. ) ( Ferawati )

PERHITUNGAN KLASIFIKASI IUGS

Dik : Kuarsa : 5 %

Plagioklas : 43,3 %

Alkali Feldsfar : Ortoklas + Sanidin = 36,67 % + 5 % = 41,67 % Peny :

• Total = Kuarsa + Plagioklas + Alkali Feldsfar = 5 % + 43,3 % + 41,67 % = 89,97% P A M < 90

(12)

Q + A + P = 100 Atau F + A + P = 100 • Kuarsa(Q) = % = 5,5 % • Alkali Feldsfar(A) = % = 46 % • Plagioklas(P) = % = 48 % Plutonic Rocks 1. quartzolit

2. alkalin feldspar granit 3. granit

4. granodiorit 5. tonalit

6. alkalin feldspar syenit 7. syenit 8 monzonit 9. monzodiorit 10. monzodiorit, monzogabro 11. diorit,gabro,anorthosit 12. feldspatoid syenit 13. essexite 14. theralite 15. foidit 16. ultramafic Volcanic Rocks

2. alkaline feldspar rhyolit 3. rhyolit

4. dacite 5. plagiodacite

6. alkaline feldspar trachyte 7. trachyte 8. latite 9. latite-andesite,mugearite 10. andesite,basalt 11. phonolite 12. tephritic phonolite 13. phonolitic tephrite 14. tephrite,basanite 15. foidite, nephelinite, leucitite 16. ultramafic rocks

Klasifikasi batuan beku menurut IUGS, 1974

PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Beku Intermediet Nama : Wahyudddin Tahir

Hari/Tgl : Rabu/ 05 Oktober 2011 NIM : D 611 08 260

Perbesaran Total : 50 x No. Urut : 03 No. peraga : A3 P A M < 90 Q F 60 60 60 60 90 90 15 12 13 14 11 20 20 10 10 5 5 5 6

1

2 3 4

7

8 9 10 10 35 65 90 50 16 M = 90 - 100 M < 90

(13)

Jenis batuan : Batuan beku intermediet

Kedudukan : (x,y) ; (47,18)

Nikol Sejajar Nikol Silang

A A Kuarsa Biotit P 0 50 100 Plagioklas 0 50 100 P Ortoklas Hornblende Massa Dasar Kenampakan Mikroskopis :

Warna pada nikol sejajar orange, warna pada nikol silang abu-abu kehitaman, tekstur yakni kristalinitas hipokristalin, granularitas porfiritik, fabrik yakni bentuk subhedral - anhedral, relasi inequigranular, tekstur khusus integrowth, struktur masif. Ukuran mineral terkecil 0,2 mm mineral terbesar 2,4 mm tersusun atas mineral kuarsa (SiO2), biotit (K(Mg,Fe)3(Al,Fe)Si3O10(OH,F)2, plagioklas (NaAlSi3O8 –

CaAlSiO3O8), hornblende (Ca (Mg, Fe, Al)5 (Si, Al)8 O22 (OH, F)2), ortoklas

(KAlSi3O8) dan massa dasar.

Deskripsi mineral :

(14)

Mineral Orthoklas tidak berwarna tetapi berkabut, mineral ini berukuran 0,2 mm dengan bentuk kristal fenokris subhedral dan anhedral, indeks bias nmin < ncb, , warna

interferensinya abu-abu dan putih (Orde I) , belahan sempurna, relief lemah, pleokroisme lemah, kembaran Carlsbad, jenis gelapan sejajar (paralel).

2) Biotit (K (Mg,Fe)3(Al,Fe)Si3O10(OH,F)2)

Warna coklat, bentuk euhedral-subhedral, pleokroisme tidak ada, relief sedang, belahan 1 arah, bias rangkap 0,019, kembaran tidak ada, warna interferensi maksimum hitam, sudut gelapan 42,5, jenis gelapan miring.

3) Kuarsa (SiO2)

Warna abu-abu, bentuk euhedral-subhedral, pleokroisme dwikroik, relief tinggi, belahan tidak ada, bias rangkap 0,005, kembaran tidak ada, warna interferensi maksimum hitam, sudut gelapan 450 , jenis gelapan simetris.

4) Plagioklas (NaAlSi3O8 – CaAlSiO3O8)

Warna kuning kehijauan, bentuk subhedral – euhedral, relief sedang, belahan satu arah, kembaran tidak ada, sudut gelapan 500, jenis gelapan miring.

5) Hornblende (NaAlSi3O8 – CaAlSiO3O8)

Warna orange, bentuk subhedral-anhedral, pleokroisme tidak ada, relief rendah, belahan 1 arah, bias rangkap 0,007, kembaran Albit, warna interferensi maksimum hitam, sudut gelapan 200 , jenis gelapan miring.

Persentase Mineral :

Mineral I (%) II (%) III (%) % Rata-rata

Kuarsa 10 % 15 % 10 % 11,7 % Plagioklas 30 % 20 % 20 % 23,3 % Ortoklas 25 % 25 % 30 % 26,7 % Biotit 10 % 10 % 10 % 10 % Hornblende 20 % 25 % 25 % 23,3 % Massa Dasar 5 % 5 % 5 % 5 %

(15)

Petrogenesa :

Pada nikol sejajar kenampakan mikroskopis batuan ini berwarna orange sedangkan pada nikol silang berwarna abu-abu kehitaman. Tekstur batuan ini yaitu kristalinitasnya hipokristalin karena seluruhnya disusun oleh sebagian kristal-kristal dan sebagian mineral gelas, granularitasnya porfiritik karena kristal- kristal dari mineral penyusunnya bervariasi dari yang jelas sampai agak jelek. Bentuk kristal subhedral – anhedral sebab bidang batas kristalnya tampak tidak teratur sampai bervariasi. Sedangkan relasinya bersifat inequigranular karena ukuran butir dari kristal-kristal penyusunnya tidak sama besar. Tekstur khusus dari batuan ini yaitu intergrowth karena kenampakan lebih dari satu mineral yang saling tumbuh bersama-sama. Struktur batuan ini massif sebab batuan ini terdiri dari susunan yang kompak dari setiap mineral-mineral dalam batuan, tidak menunjukkan adanya pori-pori, penjajaran mineral atau bentuk aliran.

Batuan ini tergolong batuan beku intermediet dimana pembentukannya berasal dari magma yang merupakan material silikat yang sangat panas yang terdapat di dalam bumi dengan temperatur berkisar antara 6000 C sampai 15000 C. Karena magma

merupakan cairan yang sangat panas, maka ion-ion yang menyusun magma dapat bergerak bebas tak beraturan. Sebaliknya pada saat magma mengalami pendinginan, pergerakan ion-ion tersebut akan menurun dan ion-ion akan mulai mengatur dirinya menyusun bentuk yang teratur. Proses inilah yang disebut proses kristalisasi. Pada umumnya material yang menyusun magma tidak membeku pada waktu yang bersamaan. Hal ini terbukti dengan pembentukan mineral - mineral penyusun batuan beku intermediet ini, dimana pada suhu sekitar ± 8000 C terbentuklah suatu mineral

yaitu Biotit, kemudian setelah suhu mulai turun sekitar ± 7000 C terbentuk mineral baru

lagi yaitu Ortoklas, kemudian terbentuk hornblende di suhu sekitar ± 6000 C dan

(16)

penggabungan mineral – mineral inilah yang kemudian membentuk batuan beku intermediet tersebut.

Dengan melihat kandungan mineral utama dan mineral tambahan serta tekstur dari batuan, maka batuan ini dinamakan Porfiri Monzonit Kuarsa sesuai dengan klasifikasi Travis,1955 dan berdasarkan persentase kandungan mineral kuarsa dan alkali feldsfar maka batuan ini dinamakan Monzonit sesuai dengan klasifikasi IUGS, 1974.

Batuan ini biasanya berasosiasi dengan batuan beku intermediet lainnya seperti diorite dan andesit. Kegunaan batuan ini yaitu sebagai bahan bangunan dan untuk ilmu pengetahuan.

Referensi :

- Irfan, Ulfa Ria.2010. Penuntun Praktikum Mineral Optik. Makassar : Universitas Hasanuddin.

- Kaharuddin M.S.1988. Penuntun Praktikum Petrologi. Ujung Pandang : Universitas Hasanuddin.

- Mottana, Aniballe, Rodolfo Crespi and Giuseppe Liborio. 1977. Rocks And Minerals. New York : Simon & Schuster’s Guide To.

- Rochmanto,Budi MSc.2008. Geologi Fisik. Makassar : Universitas Hasanuddin.

P A

M < 90

(17)

PRAKTIKAN ASISTEN

( Wahyuddin T. ) ( Ferawati )

PERHITUNGAN KLASIFIKASI IUGS

Dik : Kuarsa : 11,7 %

Ortoklas : 26,7 % Plagioklas : 23,3 % Peny :

• Total = Kuarsa + Ortoklas + Plagioklas = 11,7 +26,7 + 23,3 = 61,7 % • Kuarsa(Q) = = 19 % • Ortoklas(A) = = 43,3 % • Plagioklas(P) = = 37,7 % P A M < 90

(18)

Q + A + P = 100 Atau F + A + P = 100

Plutonic Rocks

1. quartzolit

2. alkalin feldspar granit 3. granit

4. granodiorit 5. tonalit

6. alkalin feldspar syenit 7. syenit 8 monzonit 9. monzodiorit 10. monzodiorit, monzogabro 11. diorit,gabro,anorthosit 12. feldspatoid syenit 13. essexite 14. theralite 15. foidit 16. ultramafic Volcanic Rocks

2. alkaline feldspar rhyolit 3. rhyolit

4. dacite 5. plagiodacite

6. alkaline feldspar trachyte 7. trachyte 8. latite 9. latite-andesite,mugearite 10. andesite,basalt 11. phonolite 12. tephritic phonolite 13. phonolitic tephrite 14. tephrite,basanite 15. foidite, nephelinite, leucitite 16. ultramafic rocks

Klasifikasi batuan beku menurut IUGS, 1974

T ab el u n tu k d et er m in as i b at u an b at u an b ek u ( T ra vi s. R .B ., 19 69 ) P A M < 90 Q F 60 60 60 60 90 90 15 12 13 14 11 20 20 10 10 5 5 5 6

1

2 3 4

7

8 9 10 10 35 65 90 50 16 M = 90 - 100 M < 90

(19)

Tabel untuk determinasi batuan batuan beku (Travis. R.B., 1969) T ab el u n tu k d et er m in as i b at u an b at u an b ek u ( T ra vi s. R .B ., 19 69 )

(20)

T ab el u n tu k d et er m in as i b at u an b at u an b ek u ( T ra vi s. R .B ., 19 69 )

Gambar

Tabel untuk determinasi batuan batuan beku (Travis. R.B., 1969)
Tabel untuk determinasi batuan batuan beku (Travis. R.B., 1969)
Tabel untuk determinasi batuan batuan beku (Travis. R.B., 1969)

Referensi

Dokumen terkait

Komposisi mineralogy dimana penyusunmineral utama adalah plagioklas dari jenis oligloklas – andesine dan homblende. Bia terdapat mineral augit memberikan arah bahwa batuan itu

Jadi, pada dasarnya praktikum petrografi hampir sama dengan mineral optik, yang membedakan yaitu pada praktikum petrografi, mengamati keseluruhan mineral pada batuan yang

Batuan beku juga penting secara geologis karena: mineral dan kimia globalnya memberi informasi tentang komposisi mantel, dari mana beberapa batuan beku diekstraksi, dan kondisi suhu

Warna batuan berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya.mineral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya sehingga dari warna dapat diketahui

Bukit Cangkring tersusun atas batuan beku lava andesit bertekstur porfiritik dan memiliki struktur sheeting joint , massif, dan vesikuler serta memiliki komposisi mineral

 Warna batu yang cerah atau terang maka komposisi mineralnya banyak didominasi oleh mineral mineral Felsic sehingga jenisnya dapat diprediksi kan sebagai batuan beku asam

Porositas total adalah porositas batuan dari total volume pori yang tersedia pada sistem batuan, sedangkan porositas efektif adalah fraksi volume pori pada batuan yang bisa

Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagai struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut.. Batuan