kBAB I kBAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
A.
A. Latar Belakang MasalahLatar Belakang Masalah
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan
pengetahuan
pengetahuan secara secara sunggusungguh-sungguh. h-sungguh. Binatang Binatang juga juga mempunyaimempunyai
pengetahuan, namun
pengetahuan, namun hanya terbatahanya terbatas untuk kels untuk kelangsungan hidupnya (angsungan hidupnya ( survival survival ).).
Misalnya seekor anak tikus tahu mana kucing yang ganas. Anak tikus tentu Misalnya seekor anak tikus tahu mana kucing yang ganas. Anak tikus tentu
saja diajar induknya untuk sampai pada pengetahuan bahwa kucing itu saja diajar induknya untuk sampai pada pengetahuan bahwa kucing itu
berbahaya.
berbahaya. Tetapi Tetapi dalam dalam hal hal ini ini berbeda dengan berbeda dengan tujuan tujuan pendidikan pendidikan manusia,manusia,
anak tikus hanya diajari
anak tikus hanya diajari hal-hal yang menyangkut kelangsungan hidupnya.hal-hal yang menyangkut kelangsungan hidupnya.
Manusia mengembangkan pengetahuannya mengatasi kebutuhan Manusia mengembangkan pengetahuannya mengatasi kebutuhan
kelangsungan hidupnya. Manusia memikirkan hal-hal baru, menjelajah ufuk kelangsungan hidupnya. Manusia memikirkan hal-hal baru, menjelajah ufuk
baru, karena
baru, karena manusia bukan manusia bukan sekadar sekadar untuk kelangsungan hidup, untuk kelangsungan hidup, namun lebihnamun lebih
dari itu yaitu manusia memanusiakan diri dalam hidupnya. Manusia dalam dari itu yaitu manusia memanusiakan diri dalam hidupnya. Manusia dalam
hidupnya mempunyai tujuan tertentu yang lebih dari sekedar kelangsungan hidupnya mempunyai tujuan tertentu yang lebih dari sekedar kelangsungan
hidupnya. hidupnya.
Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara
langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Sukar untuk langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Sukar untuk
dibayangkan bagaimana kehidupan manusia seandainya pengetahuan itu dibayangkan bagaimana kehidupan manusia seandainya pengetahuan itu tidaktidak
ada, sebab pengetahuan merupakan sumber jawaban bagi berbagai pertanyaan ada, sebab pengetahuan merupakan sumber jawaban bagi berbagai pertanyaan
yang muncul dalam kehidupan. yang muncul dalam kehidupan.
Kemampuan menalar menyebabkan manusia mampu Kemampuan menalar menyebabkan manusia mampu
mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia-rahasia mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia-rahasia
kekuasaan- Nya. Untuk mengetahui lebih dalam tentang
Nya. Untuk mengetahui lebih dalam tentang pengetahuan itu sendiri, di dalampengetahuan itu sendiri, di dalam
makalah ini akan dijelaskan secara rinci tentang dasar-dasar pengetahuan. makalah ini akan dijelaskan secara rinci tentang dasar-dasar pengetahuan.
B.
B. Rumusan dan Batasan MasalahRumusan dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan
masalah tentang apa saja dasar-dasar pengetahuan. Pembahasan dalam masalah tentang apa saja dasar-dasar pengetahuan. Pembahasan dalam
makalah ini akan dibatasi pada penjelasan tentang penalaran, logika, sumber makalah ini akan dibatasi pada penjelasan tentang penalaran, logika, sumber
pengetahuan dan kriteria kebenaran. pengetahuan dan kriteria kebenaran.
C.
C. Tujuan PenulisanTujuan Penulisan
Tujuan penulisan adalah untuk menjelaskan tentang dasar-dasar Tujuan penulisan adalah untuk menjelaskan tentang dasar-dasar
pengetahuan
pengetahuan yang yang meliputi meliputi penalaran, penalaran, logika, logika, sumber sumber pengetahuan pengetahuan dandan
kriteria kebenaran. kriteria kebenaran.
BAB II BAB II
DASAR-DASAR PENGETAHUAN
DASAR-DASAR PENGETAHUAN
A.
A. PengertiPengertian an dan dan Dasar-Dasar-dasar dasar PengetahuanPengetahuan
Mendefinisikan pengetahuan merupakan kajian panjang sehingga Mendefinisikan pengetahuan merupakan kajian panjang sehingga terjadi pergulatan sejarah pemikiran filsafati dalam menemukan pengertian terjadi pergulatan sejarah pemikiran filsafati dalam menemukan pengertian pengetahuan.
pengetahuan. Hal Hal ini ini wajar wajar karena karena “keistimewaan” “keistimewaan” filsafat filsafat adalahadalah perselisihan,
perselisihan, pergumulan pergumulan pemikirannya pemikirannya itu itu berlangsung berlangsung terus terus selamanya.selamanya. Suatu produk pemikiran filsafat selalu ada yang menguatkan, mengkritik, Suatu produk pemikiran filsafat selalu ada yang menguatkan, mengkritik, melemahkan bahkan akan ada yang merobohkan pemikiran itu. Kelakpun melemahkan bahkan akan ada yang merobohkan pemikiran itu. Kelakpun akan dijumpai yang satu menegaskan sedang yang lain mengingkari. akan dijumpai yang satu menegaskan sedang yang lain mengingkari. Begitulah seterusnya akan selalu berada dalam bingkai dialektika.
Begitulah seterusnya akan selalu berada dalam bingkai dialektika.
Sedangkan Ilmu merupakan pengetahuan yang terorganisasi dan Sedangkan Ilmu merupakan pengetahuan yang terorganisasi dan diperoleh melalui proses keilmuan. Sedangkan proses keilmuan adalah diperoleh melalui proses keilmuan. Sedangkan proses keilmuan adalah cara memperoleh pengetahuan secara sistematsi tentang suatu sistem. cara memperoleh pengetahuan secara sistematsi tentang suatu sistem. Perolehan sistematis ini biasanya atau pada umunya berupa metode Perolehan sistematis ini biasanya atau pada umunya berupa metode ilmiyah. Dari proses metode ilmiah itu melahirkan “science”. Science atau ilmiyah. Dari proses metode ilmiah itu melahirkan “science”. Science atau tepatnya Ilmu pengetahuan memilki a
tepatnya Ilmu pengetahuan memilki arti spesifik bila rti spesifik bila digandengkan dengandigandengkan dengan ilmu pengetahuan yaitu sebagai kajian keilmuan yang tersistematis ilmu pengetahuan yaitu sebagai kajian keilmuan yang tersistematis sehingga menjadi teori ilmiah-obyektif ( dapat dibuktikan secara empiris ) sehingga menjadi teori ilmiah-obyektif ( dapat dibuktikan secara empiris ) dan prediktif ( menduga hasil empiris yang bisa diperiksa sehingga bisa dan prediktif ( menduga hasil empiris yang bisa diperiksa sehingga bisa jadi hasilnya bersesuaian atau bertentangan dengan realita empiris).
jadi hasilnya bersesuaian atau bertentangan dengan realita empiris).
Pengetahuan dalam pandangan Rasionalis bers
Pengetahuan dalam pandangan Rasionalis bersumber dari “Idea”.umber dari “Idea”. Tokoh awalnya adalah Plato (427-347). Menurutnya alam idea itu kekal, Tokoh awalnya adalah Plato (427-347). Menurutnya alam idea itu kekal, tidak berubah-ubah. Manusia semenjak lahir sudah membawa idea bawaan tidak berubah-ubah. Manusia semenjak lahir sudah membawa idea bawaan sehingga tinggal mengingatnya kembali untuk menganalisa sesuatu itu. sehingga tinggal mengingatnya kembali untuk menganalisa sesuatu itu. Istilah yang digunakan Rene Descartes (1596-1650) sebagai tokoh Istilah yang digunakan Rene Descartes (1596-1650) sebagai tokoh rasionalis dengan nama “innete idea”. Penganut rasionalis tidak percaya rasionalis dengan nama “innete idea”. Penganut rasionalis tidak percaya
dengan inderawi karena inderawi memiliki keterbatasan dan dapat dengan inderawi karena inderawi memiliki keterbatasan dan dapat berubah-ubah. Sesuatu yang tidak
berubah-ubah. Sesuatu yang tidak mengalami perubahan itmengalami perubahan itulah yang dapatulah yang dapat dijadikan pedoman sebagai sumber ilmu pengetahuan. Aristatoles dan para dijadikan pedoman sebagai sumber ilmu pengetahuan. Aristatoles dan para penganut Empirisme
penganut Empirisme -Realisme -Realisme menyanggah yang menyanggah yang disampaikan disampaikan oleh oleh kaumkaum Rasionalis. Mereka berdalih bahwa ide-ide bawaan itu tidak ada. Rasionalis. Mereka berdalih bahwa ide-ide bawaan itu tidak ada. Hukum-hukum dan pemahaman yang universal bukan hasil bawaan tetapi hukum dan pemahaman yang universal bukan hasil bawaan tetapi diperoleh melalui proses panjang pengamatan empiric manusia. Aristatoles diperoleh melalui proses panjang pengamatan empiric manusia. Aristatoles berkesimpulan
berkesimpulan bahwa bahwa ide-ide ide-ide dan dan hukum hukum yang yang universal universal itu itu munculmuncul dirumuskan akal melalui proses pengamatan dan pengalaman inderawi. dirumuskan akal melalui proses pengamatan dan pengalaman inderawi. Pengetahuan yang tidak bisa diukur dan dibuktikan dengan Pengetahuan yang tidak bisa diukur dan dibuktikan dengan empiric-realitas-material merupakan pengetahuan yang hayali, tahayul dan empiric-realitas-material merupakan pengetahuan yang hayali, tahayul dan bohong
bohong (mitos). (mitos). Aliran Aliran empirisme empirisme menyatakan menyatakan bahwa bahwa pengetahuan pengetahuan ituitu diperoleh melalui pengalaman-pengalaman yang konkrit. Sedangkan aliran diperoleh melalui pengalaman-pengalaman yang konkrit. Sedangkan aliran rasionalis berpendapat bahwa pengetahuan manusia didapatkan melalui rasionalis berpendapat bahwa pengetahuan manusia didapatkan melalui penalaran
penalaran rasional. rasional. Kedua Kedua pendekatan pendekatan ini ini merupakan merupakan cikal cikal bakal bakal lahirnyalahirnya positivisme modern dalam kajian keilmuan
positivisme modern dalam kajian keilmuan..
B. Dasar-dasar Pengetahuan B. Dasar-dasar Pengetahuan
1. Penalaran 1. Penalaran
Kemampuan menalar menyebabkan manusia mampu mengembangkan Kemampuan menalar menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan yang merupakan
pengetahuan yang merupakan rahasia kekuasaanrahasia kekuasaan -kekuasaan-kekuasaan – – Nya. Secara Nya. Secara simbolik manusia memakan buah pengetahuan lewat Adam dan Hawa, dan simbolik manusia memakan buah pengetahuan lewat Adam dan Hawa, dan setelah itu manusia harus hidup berbekal pengetahuannya itu. Dia setelah itu manusia harus hidup berbekal pengetahuannya itu. Dia mengetahui apa yang benar dan apa yang salah, mana yang baik dan mana mengetahui apa yang benar dan apa yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, serta mana yang indah dan mana yang jelek. Secara terus yang buruk, serta mana yang indah dan mana yang jelek. Secara terus menerus dia selalu hidup dalam pilihan.
menerus dia selalu hidup dalam pilihan.
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan
pengetahuan ini ini sunggusungguh-sungguh. h-sungguh. Binatang Binatang juga juga mempunyaimempunyai pengetahuan,
pengetahuan, namun namun pengetahuan pengetahuan ini ini terbatas terbatas hanya hanya untuk untuk kelangsungankelangsungan hidupnya. Manusia mengembangkan pengetahuannya mengatasi hidupnya. Manusia mengembangkan pengetahuannya mengatasi kebutuhan-kebutuhan kelangsungan hidup ini. Dan memikirkan hal-hal kebutuhan-kebutuhan kelangsungan hidup ini. Dan memikirkan hal-hal
baru,
baru, menjelajah menjelajah ufuk ufuk baru, baru, karena karena dia dia hidup hidup bukan bukan sekedar sekedar untukuntuk kelangsungan hidupnya, namun lebih dari pada itu. Manusia kelangsungan hidupnya, namun lebih dari pada itu. Manusia mengembangkan kebudayaan; memberi makna bagi kehidupan; manusia mengembangkan kebudayaan; memberi makna bagi kehidupan; manusia „memanusiakan” diri dalam dalam hidupnya. Intinya adalah manusia di „memanusiakan” diri dalam dalam hidupnya. Intinya adalah manusia di dalam hidupnya mempunyai tujuan tertentu yang lebih tinggi dari sekedar dalam hidupnya mempunyai tujuan tertentu yang lebih tinggi dari sekedar kelangsungan hidupnya. Inilah yang membuat manusia mengembangkan kelangsungan hidupnya. Inilah yang membuat manusia mengembangkan pengetahuannya
pengetahuannya dan dan pengetahuan pengetahuan ini ini mendorong mendorong manusia manusia menjadimenjadi makhluk yang bersifat khas.
makhluk yang bersifat khas.
Pengetahuan ini mampu dikembangkan manusia disebabkan oleh dua hal Pengetahuan ini mampu dikembangkan manusia disebabkan oleh dua hal utama;
utama; a.
a. BahasaBahasa; manusia mempunyai bahasa ; manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikanyang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatar belakangi informasi tersebut. informasi dan jalan pikiran yang melatar belakangi informasi tersebut. b.
b. Kemampuan berpikirKemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu.menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. Secara garis besar cara berpikir seperti ini disebut penalaran.
Secara garis besar cara berpikir seperti ini disebut penalaran.
Dua kelebihan inilah yang memungkinkan manusia mengembangkan Dua kelebihan inilah yang memungkinkan manusia mengembangkan pengetahuannya yakni
pengetahuannya yakni bahasa bahasa yang bersifat yang bersifat komunikatif dan komunikatif dan pikiran pikiran yangyang mampu menalar.
mampu menalar. Hakikat Penalaran Hakikat Penalaran
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia pada hakikatnya kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Sikap merupakan makhluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Sikap dan tindakan yang bersumber pada pengetahuan yang didapatkan lewat dan tindakan yang bersumber pada pengetahuan yang didapatkan lewat kegiatan merasa atau berpikir. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang kegiatan merasa atau berpikir. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan merasa atau berpikir. Penalaran menghasilkan dikaitkan dengan kegiatan merasa atau berpikir. Penalaran menghasilkan pengetahuan
pengetahuan yang yang dikaitkan dikaitkan dengan dengan kegiatan kegiatan berpikir berpikir dan dan bukan bukan dengandengan perasaan.
perasaan. Berpikir Berpikir merupakan merupakan suatu suatu kegiatan kegiatan untuk untuk menemukanmenemukan pengetahuan
pengetahuan yang yang benar. benar. Apa Apa yang yang disebut disebut benar benar bagi bagi tiap tiap orang orang adalahadalah tidak sama oleh sebab itu kegiatan proses berpikir untuk menghasilkan tidak sama oleh sebab itu kegiatan proses berpikir untuk menghasilkan pengetahuan
pengetahuan yang benar yang benar itupun itupun berbeda-beda berbeda-beda dapat dapat dikatakan dikatakan bahwa bahwa tiaptiap jalan
jalan pikiran mempunyai apa pikiran mempunyai apa yang disebut yang disebut sebagai kritsebagai kriteria kebenaran, eria kebenaran, dandan kriteria kebenaran ini merupakan landasan bagi proses kebenaran tersebut. kriteria kebenaran ini merupakan landasan bagi proses kebenaran tersebut.
Penalaran merupakan suatu proses penemuan kebenaran di mana Penalaran merupakan suatu proses penemuan kebenaran di mana tiap-tiap jenis penalaran mempunyai kriteria kebenaran tiap-tiap jenis penalaran mempunyai kriteria kebenaran masing-masing.
masing. Sebagai suatu kegiatan berpikir maka penalaran mempunyai ciri-Sebagai suatu kegiatan berpikir maka penalaran mempunyai ciri-ciri tertentu.
ciri tertentu.
Ciri yang pertama ialah adanya suatu pola berpikir yang secara luas Ciri yang pertama ialah adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut
dapat disebut logikalogika, dan tiap penalaran mempunyai logika tersendiri atau, dan tiap penalaran mempunyai logika tersendiri atau dapat juga disimpulkan bahwa kegiatan penalaran merupakan suatu dapat juga disimpulkan bahwa kegiatan penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir logis, dimana
kegiatan berpikir logis, dimana berpikir logis di sini harus diartikanberpikir logis di sini harus diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu atau logika sebagai kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu atau logika tertentu.
tertentu.
Ciri yang kedua dari penalaran adalah
Ciri yang kedua dari penalaran adalah sifat analitiksifat analitik dari prosesdari proses berpikirnya.
berpikirnya. Penalaran Penalaran merupakan merupakan suatu suatu kegiatan kegiatan berpikir berpikir yangyang menyandarkan diri kepada suatu analisis dan kerangka berpikir yang menyandarkan diri kepada suatu analisis dan kerangka berpikir yang digunakan untuk analisis tersebut adalah logika penalaran yang digunakan untuk analisis tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan. Artinya
bersangkutan. Artinya penalaran penalaran ilmiah meilmiah merupakan kegiatan rupakan kegiatan analisis analisis yangyang mempergunakan logika ilmiah, dan demikian juga penalaran lainnya yang mempergunakan logika ilmiah, dan demikian juga penalaran lainnya yang mempergunakan logikanya tersendiri. Sifat analitik ini merupakan mempergunakan logikanya tersendiri. Sifat analitik ini merupakan konsekuensi dari suatu pola berpikir tertentu.
konsekuensi dari suatu pola berpikir tertentu.
2. Logika 2. Logika
Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan
pengetahuan. Agar pengetahuan yang dihasilkan penalarayang dihasilkan penalaran itu mempunyain itu mempunyai dasar kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan cara tertentu. dasar kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan cara tertentu. Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap sahih (valid) kalau proses Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap sahih (valid) kalau proses penarikan
penarikan kesimpulan kesimpulan tersebut tersebut dilakukan dilakukan menurut menurut cara.cara. Cara penarikanCara penarikan kesimpulan ini disebut logika, di mana logika secara luas dapat kesimpulan ini disebut logika, di mana logika secara luas dapat didefenisikan sebagai “pengkajian untuk berpikir secara sahih.”1 didefenisikan sebagai “pengkajian untuk berpikir secara sahih.”1 Terdapat bermacam-macam cara penarikan kesimpulan, namun untuk Terdapat bermacam-macam cara penarikan kesimpulan, namun untuk sesuai dengan dengan tujuan studi yang memusatkan
sesuai dengan dengan tujuan studi yang memusatkan diri kepada penalarandiri kepada penalaran maka hanya difokuskan kepada dua jenis penarikan kesimpulan, yakni maka hanya difokuskan kepada dua jenis penarikan kesimpulan, yakni logika induktif dan logika deduktif. Logika induktif erat hubungannya logika induktif dan logika deduktif. Logika induktif erat hubungannya
dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi kesimpulan bersifat umum. Sedangkan logika deduktif, menarik kesimpulan bersifat umum. Sedangkan logika deduktif, menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual (khusus).
individual (khusus). a.
a. InduksiInduksi
Induksi merupakan cara berpikir di mana ditarik dari suatau Induksi merupakan cara berpikir di mana ditarik dari suatau kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individu. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan individu. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan
pernyataan-pernyataan yang yang bersifat bersifat khas khas dan dan dan dan terbatas terbatas dalamdalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan
menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan
pernyataan yang yang bersifat bersifat umum. umum. Kesimpulan Kesimpulan yang yang bersifat bersifat umum umum iniini penting artinya karena mempuny
penting artinya karena mempunyai dua keuntungan, yaitu :ai dua keuntungan, yaitu : o
o Bersifat ekonomis.Bersifat ekonomis. o
o DimungkinkannyDimungkinkannya proses penalaa proses penalaran selanjutnya.ran selanjutnya. b.
b. DeduksiDeduksi
Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang sebaliknya dari Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang sebaliknya dari penalaran
penalaran induktif. induktif. Deduksi Deduksi adalah adalah cara cara berpikir berpikir dimana dimana dari dari pernyataanpernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya menggunakan pola berpikir yang kesimpulan secara deduktif biasanya menggunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pertanyaan dan dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pertanyaan dan satu kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogismus ini disebut satu kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogismus ini disebut premis
premis yang kemudian dapat yang kemudian dapat dibedakan sebagai dibedakan sebagai premis mpremis mayor dan premiayor dan premiss minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersebut.
deduktif berdasarkan kedua premis tersebut.
Jadi ketepatan penarikan kesimpulan tergantung pada tiga hal yakni Jadi ketepatan penarikan kesimpulan tergantung pada tiga hal yakni kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor, dan keabsahan kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor, dan keabsahan penarikan
penarikan kesimpulan. kesimpulan. Sekiranya Sekiranya salah salah satu satu dari dari ketiga ketiga unsur unsur tersebuttersebut persyaratannya
persyaratannya tidak tidak dipenuhi dipenuhi maka maka kesimpulan kesimpulan yang yang akan akan ditariknyaditariknya akan salah. Matematika adalah pengetahuan yang disusun secara deduktif. akan salah. Matematika adalah pengetahuan yang disusun secara deduktif.
Perasaan merupakan suatu penarikan kesimpulan yang tidak Perasaan merupakan suatu penarikan kesimpulan yang tidak berdasarkan
berdasarkan penalaran. Kegiatan penalaran. Kegiatan berpikir juga berpikir juga ada ada yang tidak yang tidak berdasarkanberdasarkan penalaran,
penalaran, yaitu yaitu intuisi.intuisi. IntuisiIntuisi adalah suatu kegiatan berpikir yangadalah suatu kegiatan berpikir yang nonanalitik yang tidak mendasarkan diri kepada suatu pola berpikir nonanalitik yang tidak mendasarkan diri kepada suatu pola berpikir tertentu.
tertentu.
Masih terdapat bentuk lain dalam usaha manusia untuk mendapatkan Masih terdapat bentuk lain dalam usaha manusia untuk mendapatkan pengetahuan.
pengetahuan. Ditinjau Ditinjau dari dari hakikat hakikat usahanya usahanya dalam dalam menemukanmenemukan kebenaran, dapat dibedakan 2 jenis pengetahuan, yaitu:
kebenaran, dapat dibedakan 2 jenis pengetahuan, yaitu: 1.
1. Penalaran maupun kegiatan lainnya seperti perasaan dan intuisi didapatPenalaran maupun kegiatan lainnya seperti perasaan dan intuisi didapat dari usaha yang aktif dari manusia.
dari usaha yang aktif dari manusia. 2.
2. Wahyu merupakan pengetahuan yang ditawarkan atau diberikan,Wahyu merupakan pengetahuan yang ditawarkan atau diberikan, umpamanya wahyu yang diberikan Allah SWT lewat malaikat dan umpamanya wahyu yang diberikan Allah SWT lewat malaikat dan nabi-nabi-Nya. Manusia dalam menemukan ini bersifat pasif sebagai penerima nabi-Nya. Manusia dalam menemukan ini bersifat pasif sebagai penerima pemberitahuan
pemberitahuan tersebut, tersebut, yang yang kemudian kemudian dipercaya dipercaya atau atau tidak,tidak, berdasarkan masing-masing keyakinanny
berdasarkan masing-masing keyakinannya.a.
Pengetahuan juga dapat ditinjau dari sumber yang memberikan Pengetahuan juga dapat ditinjau dari sumber yang memberikan pengetahuan
pengetahuan tersebut. tersebut. Misalnya Misalnya wahyu wahyu dan dan intuisi, intuisi, secara secara implisit implisit kitakita mengakui bahwa wahyu berasal dari Allah SWT dan intuisi adalah sumber mengakui bahwa wahyu berasal dari Allah SWT dan intuisi adalah sumber pengetahuan.
pengetahuan. Dengan Dengan wahyu wahyu didapat didapat pengetahuan pengetahuan dari dari keyakinankeyakinan (kepercayaan) bahwa yang diwahyukan itu benar begitu pula dengan (kepercayaan) bahwa yang diwahyukan itu benar begitu pula dengan intuisi, meskipun kegiatan berpikir intuitif tidak punya logika dan pola intuisi, meskipun kegiatan berpikir intuitif tidak punya logika dan pola piker tertentu.
piker tertentu.
Penalaran hanya merupakan cara berpikir tertentu. Untuk melakukan Penalaran hanya merupakan cara berpikir tertentu. Untuk melakukan analisis diperlukan materi pengetahuan yang berasal dari suatu sumber analisis diperlukan materi pengetahuan yang berasal dari suatu sumber kebenaran. Pengetahuan yang dipergunakan dalam penalaran pada kebenaran. Pengetahuan yang dipergunakan dalam penalaran pada dasarnya bersumber pada rasio (rasionalisme) dan fakta (empirisme).
dasarnya bersumber pada rasio (rasionalisme) dan fakta (empirisme).
Disamping itu, penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya Disamping itu, penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya menggunakan pola berpikir silogismus. Silogismus disusun dari dua buah menggunakan pola berpikir silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pernyataan (premis mayor dan premis minor) dan s
Contoh: Contoh:
Semua
Semua makhluk makhluk mempunymempunyai ai mata mata (premis (premis mayor)mayor) Si
Si Polan Polan adalah adalah seorang seorang makhluk makhluk hidup hidup (premis minor)(premis minor) Jadi
Jadi si si Polan Polan mempunymempunyai ai mata mata (kesimpulan)(kesimpulan) Penarikan
Penarikan kesimpulan kesimpulan deduktif deduktif tergantung tergantung atas tiga atas tiga hal yhal yakni.akni. kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor, dan keabsahan kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor, dan keabsahan pengambilan kesimpulan.
pengambilan kesimpulan. 3. Sumber Pengetahuan
3. Sumber Pengetahuan
Baik logika deduktif maupun logika induktif, dalam proses Baik logika deduktif maupun logika induktif, dalam proses penalarannya menggunakan premis-premis
penalarannya menggunakan premis-premis yang berupa pengetahuan yang berupa pengetahuan yangyang dianggap benar. Untuk mendapatkan pengetahuan yang benar dilakukan dianggap benar. Untuk mendapatkan pengetahuan yang benar dilakukan dua cara yaitu: pengetahuan itu harus berdasarkan kepada rasio dua cara yaitu: pengetahuan itu harus berdasarkan kepada rasio (rasionalisme/ idealisme)
(rasionalisme/ idealisme) dan dan berdasarkan berdasarkan pengalaman (empirisme).pengalaman (empirisme).
Kaum rasionalis menggunakan metode deduktif dalam menyusun Kaum rasionalis menggunakan metode deduktif dalam menyusun pengetahuannya. Premis yang dipakai da
pengetahuannya. Premis yang dipakai dalam penalarannya didapatkan darilam penalarannya didapatkan dari ide yang menurut anggapannya jelas dan dapat diterima. Ide ini menurut ide yang menurut anggapannya jelas dan dapat diterima. Ide ini menurut mereka bukanlah ciptaan pikiran manusia. Secara singkat dapat dikatakan mereka bukanlah ciptaan pikiran manusia. Secara singkat dapat dikatakan bahwa
bahwa ide ide kaum kaum rasionalis rasionalis bersifat bersifat apriori apriori dan dan prapengalaman prapengalaman yangyang didapatkan
didapatkan manusia manusia melalui melalui penalaran penalaran rasional. Krasional. Kelemahan pelemahan pemikiranemikiran rasional cenderung bersifat solipsistik (benar dalam kerangka pemikiran rasional cenderung bersifat solipsistik (benar dalam kerangka pemikiran tertentu) dan subjektif.
tertentu) dan subjektif.
Sedangkan kaum empiris berpendapat bahwa pengetahuan manusia Sedangkan kaum empiris berpendapat bahwa pengetahuan manusia bukan
bukan didapatkan didapatkan melalui melalui penalaran penalaran rasional rasional yang yang abstak abstak tapi tapi melaluimelalui pengalaman
pengalaman yang yang komplit. komplit. Kelemahan Kelemahan pengetahuan pengetahuan secara secara empiris empiris iniini adalah (1) pengetahuan yang dikumpulkan cenderung berupa fakta, fakta adalah (1) pengetahuan yang dikumpulkan cenderung berupa fakta, fakta tersebut belum tentu bersifat konsisten dan terdapat hal-hal yang bersifat tersebut belum tentu bersifat konsisten dan terdapat hal-hal yang bersifat kontradiktif, (2) hakikat pengalaman yang merupakan cara dalam kontradiktif, (2) hakikat pengalaman yang merupakan cara dalam menemukan pengetahuan dan panca indera sebagai alat penangkapnya. menemukan pengetahuan dan panca indera sebagai alat penangkapnya. Panca indera manusia sangat terbatas kemampuannya sehingga kaum Panca indera manusia sangat terbatas kemampuannya sehingga kaum empiris tidak bisa memberikan jawaban mengenai hakikat pengalaman itu empiris tidak bisa memberikan jawaban mengenai hakikat pengalaman itu sendiri.
Selain rasionalisme dan empirisme juga terdapat cara untuk Selain rasionalisme dan empirisme juga terdapat cara untuk mendapatkan pengetahuan yaitu:
mendapatkan pengetahuan yaitu: 1.
1. Intuisi, merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui prosesIntuisi, merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran
penalaran tetentu. tetentu. Intuisi Intuisi besifat besifat personal personal dan dan tidak tidak bisa bisa diramalkan.diramalkan. Selain itu, dalam menyusun pengetahuan secara teratur intuisi tidak bisa Selain itu, dalam menyusun pengetahuan secara teratur intuisi tidak bisa diandalkan. Pengetahuan intuisi dapat dipergunakan sebagai hipotesis. diandalkan. Pengetahuan intuisi dapat dipergunakan sebagai hipotesis. Untuk menemukan kebenaran, intuitif dapat bekerja sama dengan analitik. Untuk menemukan kebenaran, intuitif dapat bekerja sama dengan analitik. Contohnya: seseorang yang sedang terpusat pikirannya pada suatu
Contohnya: seseorang yang sedang terpusat pikirannya pada suatu masalahmasalah tiba-tiba saja mendapat jawaban atas permasalahan tersebut.tanpa proses tiba-tiba saja mendapat jawaban atas permasalahan tersebut.tanpa proses berpikir yang berliku-liku.
berpikir yang berliku-liku. 2.
2. Wahyu, merupakan pengetahuan oleh tuhan kepada manusia. PengetahuanWahyu, merupakan pengetahuan oleh tuhan kepada manusia. Pengetahuan ini disalurakn melalui nabi-nabi yang diutus sepanjang zaman. Agama ini disalurakn melalui nabi-nabi yang diutus sepanjang zaman. Agama dimulai dengan rasa percaya, kepercayaan itu bisa meningkat atau dimulai dengan rasa percaya, kepercayaan itu bisa meningkat atau menurun. Berbeda dengan ilmu, ilmu dimulai dari rasa tidak percaya, menurun. Berbeda dengan ilmu, ilmu dimulai dari rasa tidak percaya, setelah melakukan proses pengkajian ilmiah, kita bisa diyakinkan atau setelah melakukan proses pengkajian ilmiah, kita bisa diyakinkan atau tetap pada pendirian.
tetap pada pendirian.
3.
3. Kriteria KebenaranKriteria Kebenaran
Tidak semua manusia mempunyai persyaratan yang sama terhadap Tidak semua manusia mempunyai persyaratan yang sama terhadap apa yang dianggapnya benar. Berdasarkan
apa yang dianggapnya benar. Berdasarkan teori koherensiteori koherensi, suatu, suatu pernyataan
pernyataan dianggdianggap ap benar benar bila bila pernyataan pernyataan itu itu bersifat bersifat koheren koheren atauatau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
benar. Misalnya Misalnya bila bila kita kita menganggmenganggap ap bahwa bahwa “semua “semua manusia manusia pasti pasti akanakan mati” adalah suatu pernyaatan yang benar, maka pernyataan bahwa “si mati” adalah suatu pernyaatan yang benar, maka pernyataan bahwa “si Polan seorang manusia dan si Polan pasti akan mati” adalah benar pula, Polan seorang manusia dan si Polan pasti akan mati” adalah benar pula, sebab pernyataan kedua adalah konsisten dengan pernyataan yang sebab pernyataan kedua adalah konsisten dengan pernyataan yang pertama. Dengan kata lain, penalaran koherensi bersifat logika deduk pertama. Dengan kata lain, penalaran koherensi bersifat logika deduktif.tif.
Paham lain adalah kebenaran yang berdasarkan
Paham lain adalah kebenaran yang berdasarkan teoriteori korespondensi
korespondensi, dimana eksponen utamanya adalah Bertrand Russell, dimana eksponen utamanya adalah Bertrand Russell (1872-1970). Bagi penganut teori korespondensi maka suatu pernyataan (1872-1970). Bagi penganut teori korespondensi maka suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu
berkorespondensi
berkorespondensi (berhubungan) (berhubungan) dengan dengan obyek obyek yang yang dituju dituju oleholeh pernyataan
pernyataan tersebut.tersebut. Maksudnya jika seseorang mengatakan bahwa “IbuMaksudnya jika seseorang mengatakan bahwa “Ibu Kot Republik Indonesia adalah Jakarta” maka pernyatan itu adalah benar Kot Republik Indonesia adalah Jakarta” maka pernyatan itu adalah benar sebab penyataan itu berhubungan dengan obyek yang bersifat faktual sebab penyataan itu berhubungan dengan obyek yang bersifat faktual yakni Jakart yng memang menjadi Ibu Kota Republik Indonesia. yakni Jakart yng memang menjadi Ibu Kota Republik Indonesia. Sekiranya o
Sekiranya orang lain menyrang lain menyatakan bahwa atakan bahwa “Ibu “Ibu Republik KRepublik Kota Republikota Republik Indonesia adalah Bandung” maka pernyataan itu adalah tidak benar sebab Indonesia adalah Bandung” maka pernyataan itu adalah tidak benar sebab tidak terdapat obyek yang dengan pernyataan tersebut. Dalam hal ini maka tidak terdapat obyek yang dengan pernyataan tersebut. Dalam hal ini maka secara
secara faktual “Ibu Kota Republik Indonesia adalah bukan Bandungfaktual “Ibu Kota Republik Indonesia adalah bukan Bandung melainkan Jakarta”.
melainkan Jakarta”.
Kedua teori kebenaran ini yakni teori koherensi dan teori Kedua teori kebenaran ini yakni teori koherensi dan teori korespondensi kedua-duanya dipergunakan dalam cara berpikir ilmiah. korespondensi kedua-duanya dipergunakan dalam cara berpikir ilmiah. Penalaran teoretis yang berdasarkan logika dedukitif jelas mempergunakan Penalaran teoretis yang berdasarkan logika dedukitif jelas mempergunakan teori koherensi ini. Sedangkan yang bersifat pembuktian secara empiris teori koherensi ini. Sedangkan yang bersifat pembuktian secara empiris dalam bentuk pengumpulan fakta-fakta yang mendukung suatu pernyataan dalam bentuk pengumpulan fakta-fakta yang mendukung suatu pernyataan tertentu mempergunakan teori kebenaran yang lain yang disebut teori tertentu mempergunakan teori kebenaran yang lain yang disebut teori kebenaran pragmatis.
kebenaran pragmatis.
Teori pragmatis
Teori pragmatis dicetuskan oleh Charles S. Piere (1839-1914)dicetuskan oleh Charles S. Piere (1839-1914) dalam sebuah makalah yang terbit pada tahun 1878 yang berjudul “How to dalam sebuah makalah yang terbit pada tahun 1878 yang berjudul “How to Make Our Ideas Clear”. Teori ini kemudian dikembangkan oleh beberapa Make Our Ideas Clear”. Teori ini kemudian dikembangkan oleh beberapa ahli filsafat yang kebanyakan adalah berkebangsaan Amerika yang ahli filsafat yang kebanyakan adalah berkebangsaan Amerika yang menyebabkan filsafat ini sering dikaitkan dengan filsafat Amerika.
menyebabkan filsafat ini sering dikaitkan dengan filsafat Amerika.
Bagi seorang pragmatis maka kebenaran suatu pernyataan diukur Bagi seorang pragmatis maka kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Artinya suatu pernyataan adalah benar, jika pernyataan kehidupan praktis. Artinya suatu pernyataan adalah benar, jika pernyataan atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia. Kaum pragmatis berpaling kepada metode ilmiah kehidupan manusia. Kaum pragmatis berpaling kepada metode ilmiah sebagai metode untuk mencari pengetahuan tentang alam ini yang sebagai metode untuk mencari pengetahuan tentang alam ini yang dianggapnya fungsional dan berguna dalam menafsirkan gejala-gejala dianggapnya fungsional dan berguna dalam menafsirkan gejala-gejala alamiah. Demikian juga kaum pragmatis percaya kepada agama sebab alamiah. Demikian juga kaum pragmatis percaya kepada agama sebab agama bersifat funsionil dalam memberikan pegangan moral dan percaya agama bersifat funsionil dalam memberikan pegangan moral dan percaya
kepada demokrasi sebab demokrasi bersifat fungsional dalam menemukan kepada demokrasi sebab demokrasi bersifat fungsional dalam menemukan konsesus masyarakat.
konsesus masyarakat.
Kriteria pragmatis ini juga dipergunakan oleh para ilmuwan dalam Kriteria pragmatis ini juga dipergunakan oleh para ilmuwan dalam menentukan kebenaran ilmiah dilihat dalam perspektif waktu. Secara menentukan kebenaran ilmiah dilihat dalam perspektif waktu. Secara historis pernyataaan ilmiah yang sekarang dianggap benar suatu waktu historis pernyataaan ilmiah yang sekarang dianggap benar suatu waktu mungkin tidak lagi demikian. Dihadapkan pada masalah ini maka ilmuwan mungkin tidak lagi demikian. Dihadapkan pada masalah ini maka ilmuwan bersifat
bersifat pragmatis. pragmatis. Selama Selama pernyataan pernyataan itu itu fungsional fungsional dan dan mempunymempunyaiai kegunaan maka pernyataan itu dianggap benar, sekiranya pernyataan itu kegunaan maka pernyataan itu dianggap benar, sekiranya pernyataan itu tidak lagi bersifat demikian disebabkan oleh perkembangan ilmu itu tidak lagi bersifat demikian disebabkan oleh perkembangan ilmu itu sendiri yangmelahirkan pernyataan baru, maka pernyataan itu sendiri yangmelahirkan pernyataan baru, maka pernyataan itu ditinggalkan.
BAB III BAB III PENUTUP PENUTUP A. A. KesimpulanKesimpulan 1.
1. Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatuPenalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Penalaran menghasilkan kesimpulan yang berupa pengetahuan. Penalaran menghasilkan pengetahuan
pengetahuan yang dikaitkan yang dikaitkan dengan kegiatan dengan kegiatan berpikir berpikir dan bukan dan bukan dengandengan perasaan melai
perasaan melainkan mempunyai karakteristik nkan mempunyai karakteristik tertentu dalam tertentu dalam menemukanmenemukan kebenaran.
kebenaran. 2.
2. Agar pengetahuan yang dihasilkan mempunyai dasar kebenaran, makaAgar pengetahuan yang dihasilkan mempunyai dasar kebenaran, maka proses
proses berpikir berpikir harus harus didasarkan didasarkan pada pada logika. logika. Untuk Untuk mendapatkanmendapatkan pengetahuan yang benar
pengetahuan yang benar dilakukan dua dilakukan dua cara cara yaitu: pengetahuan ityaitu: pengetahuan itu harusu harus berdasarkan
berdasarkan kepada kepada rasio rasio (rasionalisme/ (rasionalisme/ idealisme) idealisme) dan dan berdasarkanberdasarkan pengalaman
pengalaman (empirisme). (empirisme). Selain Selain itu, itu, pengetahuan pengetahuan juga juga bisa bisa didapatkandidapatkan dari sumber lain yaitu intuisi dan wahyu.
dari sumber lain yaitu intuisi dan wahyu. 3.
3. Ada tiga paham tentang cara memandang kebenaran yaitu teoriAda tiga paham tentang cara memandang kebenaran yaitu teori koherensi, teori korespondensi dan teori pragmatis.
koherensi, teori korespondensi dan teori pragmatis.
B.
B. SaranSaran
Sebagai kaum intelektual yang berupaya untuk berpartisipasi dalam Sebagai kaum intelektual yang berupaya untuk berpartisipasi dalam mengambangkan pengetahuan, kita hendaknya memahami dasar-dasar mengambangkan pengetahuan, kita hendaknya memahami dasar-dasar pengatahuan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
Suria Sumantri, Jujun S. 2007.
Suria Sumantri, Jujun S. 2007. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: PustakaJakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Sinar Harapan. Noor
Noor Syam, Mohammad. Syam, Mohammad. 1986.1986. Filsafat k Filsafat kependidikan ependidikan dan Ddan Dasar asar Filsafat KepandFilsafat Kepandidikanidikan Pancasila