Pengertian Ilmu Tauhid Pengertian Ilmu Tauhid
sebelum kita mengenal lebih jauh tentang ilmu tauhid apa sih "ilmu dan tauhid",ILMU "adalah sebelum kita mengenal lebih jauh tentang ilmu tauhid apa sih "ilmu dan tauhid",ILMU "adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang di susun secara sistematis menurut meto
pengetahuan tentang sesuatu bidang yang di susun secara sistematis menurut meto de tertentu yangde tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu",KBBI.sedangkan TAUHID yaitu mengesakan ALLAH dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu",KBBI.sedangkan TAUHID yaitu mengesakan ALLAH swt dengan meyakini keesaan-Nya t
swt dengan meyakini keesaan-Nya tanpa menyekutukan-Nya dalam rububiyah-Nya, nama-nama dananpa menyekutukan-Nya dalam rububiyah-Nya, nama-nama dan sifat-Nya, dan uluhiyah serta dalam
sifat-Nya, dan uluhiyah serta dalam ibadah kepada-Nya.ibadah kepada-Nya. Perkataan tauhid berasal dari bahasa arab
Perkataan tauhid berasal dari bahasa arab Wahhada-YuhawwiduWahhada-Yuhawwidu yang secara etimologis berarti yang secara etimologis berarti
ke-ke-Esaan, sehingga istilah mentauhidkan berarti, “Mengesakan”. Sementara para ulama medefesikanEsaan, sehingga istilah mentauhidkan berarti, “Mengesakan”. Sementara para ulama medefesikan tauhid berbeda, tetapi perbedaan itu hanyalah pada redaksi atau kalimat yang digunakan, sedangkan tauhid berbeda, tetapi perbedaan itu hanyalah pada redaksi atau kalimat yang digunakan, sedangkan substansinya sama. Seperti Syekh Muhammad Abduh mengatakan bahwa “
substansinya sama. Seperti Syekh Muhammad Abduh mengatakan bahwa “ Tauhid ialah suatu ilmu yangTauhid ialah suatu ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya, dan tentang sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan dari pada-Nya. Juga membahas kepada-Nya, dan tentang sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan dari pada-Nya. Juga membahas tentang rasul-rasul Alah, meyakinkan kerasulan mereka, apa yang boleh dihubungkan (dinisbatkan) tentang rasul-rasul Alah, meyakinkan kerasulan mereka, apa yang boleh dihubungkan (dinisbatkan) kepada mereka, dan apa yang terlarang menghubungkan kepada mereka.
kepada mereka, dan apa yang terlarang menghubungkan kepada mereka. ””
Sementara Affandi al-Jasr mengatakan
Sementara Affandi al-Jasr mengatakan , ilmu tauh , ilmu tauhid adalah id adalah ilmu yang meilmu yang membahas hal-hambahas hal-hal yangl yang menetapkan akidah agama dengan dalil-dalil yang meyakinkan
menetapkan akidah agama dengan dalil-dalil yang meyakinkan. selain itu Prof.M.Thahir A.Muin. selain itu Prof.M.Thahir A.Muin memberikan difinisi :
memberikan difinisi : Tauhid ialah ilmu yang menyelidiki dan membahas soal yang wajib, mustahil, danTauhid ialah ilmu yang menyelidiki dan membahas soal yang wajib, mustahil, dan jaiz bagi Al
jaiz bagi Allah dan baglah dan bagi sekalian i sekalian utusan-utusanutusan-utusan-Nya, juga -Nya, juga mengupas damengupas dalil-dalil ylil-dalil yang mungkin ang mungkin cocokcocok dengan akal pikiran sebagai alat
dengan akal pikiran sebagai alat untuk membuktikauntuk membuktikan ada-Nya zat n ada-Nya zat yang mewujudkan.yang mewujudkan.
Ilmu Tauhid ini juga sering dinamakan dengan Ilmu Kalam, Ilmu Ushuluddin dan Ilmu Aqaid. Disebut Ilmu Tauhid ini juga sering dinamakan dengan Ilmu Kalam, Ilmu Ushuluddin dan Ilmu Aqaid. Disebut Ilmu Tauhid karena tujuan pokok ilmu ini adalah meng-ESA-kan Tuhan (Allah) baik zat, sifat maupun Ilmu Tauhid karena tujuan pokok ilmu ini adalah meng-ESA-kan Tuhan (Allah) baik zat, sifat maupun af’alnya (perbuatanNya).
af’alnya (perbuatanNya). ILMU USHULUDDIN
ILMU USHULUDDIN“Ushul” : pokok, fondmen, prinsip, aqidah, peraturan. “Aiddiin” : agama“Ushul” : pokok, fondmen, prinsip, aqidah, peraturan. “Aiddiin” : agama Ushuluddin adalah pokok- pokok atau dasar-dasar agama.
Ushuluddin adalah pokok- pokok atau dasar-dasar agama. ILMU KALAM
ILMU KALAM
Ilmu Kalam adalah ilmu yang berbicara tentang aspek-aspek ketuhanan dan perdebatan dalam islam Ilmu Kalam adalah ilmu yang berbicara tentang aspek-aspek ketuhanan dan perdebatan dalam islam dengan dasar-dasar aqliyah maupun naqliyah. Ilmu kalam adalah ilmu yang berisi Alasan-alasan untuk dengan dasar-dasar aqliyah maupun naqliyah. Ilmu kalam adalah ilmu yang berisi Alasan-alasan untuk mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan menggunakan dalil fikiran (logika) dan juga mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan menggunakan dalil fikiran (logika) dan juga
berisi tentang bantahan- bantahan terhadap orang-orang yang memptnyai kepercayaan menyimpang dari Al-Quran dan sunnah. (Ibnu Khaldun)
Pembicaraan pokok yang dipersoalkan pada permulaan Islam adalah firman (kalam) Allah yaitu Al-Quran, apakah ia makhluk diciptakan (non azali) atau tidak diciptakan (azali). Dasar pembicaraan Ilmu Kalam adalah dalil-dalil akal pikiran sehingga kelihatan mereka ahli bicara. Dalil naqli baru digunakan sesudah ditetapkan kebenaran persoalan dari segi akal pikiran.
Ilmu Kalam menjadi ilmu yang berdiri sendiri, mulai masa pemerintahan Daulah Abbasyiah (Khalifah Al-Makmun) ketika Mazhab Mu’tazilah menjadi Mazhab negara. Mazhab ini telah mempelajari filsafat dan memadukan metodanya dengan metoda Ilmu Kalam. Sebelumnya ilmu yang membicarakan kepercayaan masih disebut dengan “al-fiqhu fi ad-din”, sebagai imbangan ilmu fiqh yang dinamakan dengan “al-fiqhu al-ilmi”. Imam Hanafi sendiri menamakan bukunya tentang kepercayaan itu dengan “al-fiqhu al-akbar”.
Jadi pengertian Theologi Islam dan Ilmu Kalam memiliki kesesuaian makna. Adanya kepercayaan kepada Tuhan dan segala sesuatu yang bertalian dengannya, hubungan Tuhan dengan alam semesta dan manusia, disamping kepercayaan kepada soal-soal gaib lainnya yang kadang-kadang akal manusia itu tidak mampu lagi menjangkaunya.
jadi esensi dari ilmu tauhid yaitu meng- esakan allah swt
RUANG LINGKUP ILMU TAUHID
Aspek pokok dalam ilmu Tauhid adalah keyakinan akan eksistensi Allah Yang Maha Sempurna. Karena itu, ruang lingkup pembahasan dalam ilmu tauhid yang pokok adalah Hal-hal yang berhubungan dengan Allah SWT atau mabda. Dalam bagian ini termasuk pula masalah takdir. Hal-hal yang berhubungan dengan utusan Allah sebagai perantara antara manusia dan Allah, atau disebut pula wasithah. Meliputi : Malaikat, Nabi/Rasul, dan kitab-kitab suci.
Hal-hal yang berhubungan dengan hari yang akan datang, atau disebut juga ma’ad, meliputi : surga, neraka, dan sebagainya. Ketiga ruang lingkup di atas terangkum dalam pembahasan rukun iman, yaitu Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab-Kitab, Rasul-Rasul, hari Kiamat, dan iman kepada qadha dan qadar.
Iman kepada Allah
Yang dimaksud dengan iman kepada Allah ialah percaya sepenuhnya, tanpa keraguan sedikitpun, akan adanya Allah SWT Yang Maha Esa dan Maha Sempurna, baik zat, sifat, maupun af’al (perbuatan) -Nya. Kemudian mengkuti sepenuhnya bimbingan Allah dan Rasul-Nya serta melaksanakan perintah dan menjauhi Larangan-Nya dengan penuh keikhlasan.
Keimanan seseorang kepada Allah ini sangat berpengaruh ter hadap hidup dan kehidupannya, antara lain :
Ketakwaannya akan selalu meningkat.
Kekuatan batin, ketabahan, keberanian, dan harga dirinya akan timbul karena ia hanya
mengabdi kepada Allah dan meminta pertolongan kepada-Nya. Tidak kepada yang lain.
Iman kepada Malaikat
Iman kepada malaikat mengandung arti bahwa seseorang percaya sepenuhnya bahwa Allah mempunyani sejenis makhluk yang disebut malaikat, makhluk mulia yang tidak pernah durhaka kepada Tuhan dan senantiasa taat menjalankan tugas dan kewajibannya.
Keimanan kepada malaikat membawa pengaruh positif bagi seseorang, antara lain ia akan selalu berhati-hati dalam setiap perkataan dan perbuatan sebab malaikat selalu berada di dekatnya, merekam apa yang ia katakana dan ia perbuat itu.
Iman kepada Kitab-kitab Allah
Beriman kepada kitab-kitab Allah ialah mempercayai bahwa Allah menurunkan beberapa kitab kepada Rasul untuk menjadi pegangan dan pedoman hidup bagi manusia dalam mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para Rasul itu cukup banyak, namun yang secara jelas disebutkan di dalam Al-Quran hanya empat : Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Qur’an. Masing-masing kitab tersebut diturunkan kepada Nabi Musa, Daud, Isa, dan Muhammad.
Pengaruh-pengaruh keimanan kepada kitab-kitab Allah terhadap seseorang antara lain :
Mendidik toleransi terhadap pemeluk agama lain.
Memberikan keyakinan yang penuh bahwa al-Qur’an adalah kitab suci yang paling lengkap dan
sempurna, lebih baik dari kitab-kitab suci lainnya, karena ia diturunkan kemudian dan merupakan kitab suci terakhir dari Allah SWT.
Iman kepada Nabi/ Rasul
Pengertiannya beriman kepada nabi dan rasul ialah keyakinan dan kepercayaan bahwa Allah telah memilih beberapa orang di antara manusia, memberikan wahyu kepada mereka, dan menjadikan mereka sebagai utusan (rasul) untuk membimbing manusia ke jalan yang benar.
Para ulama biasanya membedakan antara nabi dan rasul. Nabi adalah seseorang yang menerima wahyu untuk dirinya sendiri tanpa kewajiban menyampaikan wahyu itu kepada umat. Sedangkan rasul adalah seseorang yang menerima wahyu dari Tuhan untuk dirinya dan untuk orang lain (umat). Rasul dibebani tugas menyampaikan wahyu tersebut kepada kaum dan umatnya. Jumlah nabi/ rasul yang dicantumkan Allah di dalam Al-Qur’an adalah 25 orang.
Dampak positif dari beriman kepada nabi dan rasul ini antara lain :
Menebalkan rasa toleransi beragama.
Memberi keyakinan bahwa misi para rasul adalah untuk membahagiakan umat manusia, baik di
dunia maupun di akhirat.
Mempertebal keimanan dan kecintaan kepada Allah SWT sebab Allah dengan penuh cinta dan
kasih-Nya selalu mengutus rasul untuk membimbing umat manusia agar mereka tidak tersesat dan dapat mencapai kebahagiaan hidup.
Iman kepada Hari Kiamat.
Yang dimaksud dengan hari kiamat (hari akhir) ialah hari kehancuran alam semesta. Segala yang ada di dunia ini akan musnah dan semua makhluk hidup akan mati. Selanjutnya alam berganti dengan yang baru disebut dengan alam akhirat.
Hal-hal yang berhubungan dengan hari kiamat ini antara lain adalah al-ba’ts (kebangkitan dari kubur), hisab (perhitungan amal baik dan buruk manusia yang dilakukan selama ia berada di dunia), al-shirath (jalan yang terbentang di atas punggung neraka), surga, dan neraka.
Keimanan kepada hari kiamat memberikan pengaruh positif bagi kehidupan manusia :
Manusia akan senantiasa menjaga dan memelihara diri dari melakukan perbuatan dosa dan
maksiat dan akan selalu taat dan bakti kepada Tuhan karena segala amal, baik atau buruk akan ada balasannya di hari akhirat.
Manusia akan sabar dalam menghadapi segala cobaan dan penderitaan hidup karena ia yakin
bahwa kesenangan dan kebahagiaan hidup yang sesungguhnya adalah di akhirat nanti.
Manusia memiliki tujuan yang jelas yang ingin dicapai dalam setiap gerak dan tindakan yang
dilakukannya, yaitu kebijakan yang dapat membawanya kepada kebahagiaan hidup di akhirat.
Iman kepada Qadha dan Qadar
Beriman kepada qadha dan qadar berarti seseorang mempercayai dan meyakini bahwa Allah SWT telah menjadikan segala makhluk dengan kudrat dan iradat-Nya dan dengan segala hikmahnya. Qadha artinya ketentuan-ketentuan yang ditetapkan Allah SWT dalam alam semesta. Misalnya, bulan mengedari bumi, api sifatnya membakar, dan benda tajam sifatnya melukai. Sedangkan qadar berarti sesuatu yang belum ditetapkan benar-benar, tetapi jika diqadhakan barulah ia menjadi kenyataan.
Iman kepada qadha dan qadar atau sering pula disebut iman kepada takdir sama sekali tidak dimaksudkan untuk menjadikan manusia lemah, pasif, statis, dan apatis; manusia yang menyerah tanpa usaha. Iman kepada takdir, bahkan, mengharuskan manusia bangkit dan berusaha keras untuk mencapai takdir yang sesuai dengan kehendak yang diinginkan.
Manfaat langsung yang dapat dirasakan oleh yang beriman kepada qadha dan qadar antara lain :
Mendorong lahirnya keberanian dalam menegakkan kebenaran.
Menimbulkan ketenangan jiwa dan pikiran, tidak putus asa dalam menghadapi setiap persoalan,
dan selalu tawakal kepada Allah SWT.
Inti ajaran islam itu adalah tauhid dan lebih dalam lagi adalah pengakuan yang bulat bahwa
Tuhan adalah Allah kemudian berpegang teguh (istiqamah) terhadap pengakuan itu.
Aspek-Aspek dalam Ilmu Tauhid.
Bagian-bagian tauhid sebagai suatu ilmu dapat dibagi menjadi lima aspek : Tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah atau ubudiyah, tauhid sifat, tauhid qauli, dan tauhid amali. Tauhid rububiyah ialah keyakinan
dan pemeliharaan Allah. Tauhid uluhiyah atau ubudiyah merupakan tekad yang bulat dari seorang muslim bahwa segala pujian, doa, dan harapan, amal dan perbuatannya hanya semata untuk pengabdian dan kebaktian kepada Allah SWT.
Tauhid sifat berarti segala sifat Allah SWT sebagaimana dijelaskan di dalam al-Qur’an dan hadist harus tertanam dalam jiwa, kepribadian, dan hidup keseharian seorang muslim. Tauhid qauli dan tauhid amali dimaksudkan bahwa tauhid tidak hanya terhujam di dalam hati (iktikad belaka), tapi harus diikrarkan (diucapkan) dengan lidah dan dibuktikan dengan amal dan perbuatan.
Masalah-Masalah yang Bertentangan dengan Tauhid
Secara garis besar, masalah-masalah yang bertentangan dengan tauhid adalah kekafiran, kemusyrikan, kemuradan, dan kemunafikan.
Kafir : Tidak percaya/ beriman kepada Allah.
Musyrik : Beriman tidak hanya kepada Allah (menyekutukan Allah). Murtad : Sebelumnya beriman, kemudian keluar dari Islam.
Munafik : Secara lahiriah beriman kepada Allah, tetapi secara batiniah tidak beriman.
Manfaat ilmu tauhid
Manfaat dalam bertauhid kepada allah swt akan sangat banyak menimbulkan goncangan hebat dalam kehidupan yang membuat hidup lebih bersemngat,beriukut adalah sedikit manfaat :
1. Membimbing manusia ke jalan yang benar, sekaligus mendorong mereka untuk
mengerjakan ibadah dengan penuh keikhlasan;
2. Mengerluarkan jiwa manusia dari kegelapan, kekacauan, dan kegoncangan hidup yang
dapat menyesatkan;
3. Mengantarkan umat manusia kepada kesempurnaan lahir dan batin.
Sehingga menciptakan perilaku positif
1. Memiliki kometmen utuh pada tuhannya.
2. Menolak pedoman hidup yang datang bukan dari Allah.
3. Bersikap progresif dengan selalu melakukan penilaian terhadap terhadap kualitas
kehidupannya, adat-istiadatnya, tradisi dan faham hidupnya.
4. Tujuan hidupnya jelas. Ibadatnya, kerja kerasnya, hidup dan matinya hanyalah untuk
Allah semata-mata.
5. Meimiliki visi jelas tentang kehidupan yang harus dibangunn ya bersama-sama manusia
lain; suatu kehidupan yang harmunis antara manusia dengan Tuhannya, dengan
lingkungan hidupnya, dengan sesama manusia dan dengan dirinya sendiri.
Oleh karena itu, Nampak jelas bahwa tauhid memberikan dampak positif bagi kehidupan
manusia. Bila setiap individu memiliki kometmen tauhid yang kukuh dan utuh, maka akan
menjadi suatu kekuatan yang besar untuk mambangaun dunia yang lebih adil, etis dan dinamis.
Macam-Macam ilmu Tauhid
1. Tauhid Rububiyah
Tauhid Rububiyah adalah mengesakan Allah swt. dalam perbuatan-perbuatan-Nya, seperti menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan, mematikan dan perbuatan-perbuatan Allah yang lain.
Meyakini rububiyah yaitu meyakini kekuasaan Allah dalam mencipta dan mengatur alam semesta, misalnya meyakini bumi dan langit beserta isinya diciptakan oleh Allah, Allah-lah yang memberikan rezeki, Allah yang mendatangkan badai dan hujan, dan lainnya. Hal ini yang seperti diakui oleh seluruh manusia, tidak ada seorang pun yang mengingkarinya kecuali orang yang sombong.
2. Tauhid Uluhiyah
Jenis tauhid yang kedua adalah Tauhid Uluhiyah. Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dalam segala bentuk peribadatan baik yang zahir maupun yang batin. Segala peribadatan tersebut tidak boleh dipalingkan kepada siapapun, apakah nabi yang diutus atau malaikat yang mempunyai kedudukan dekat di sisi Allah, terlebih lagi kepada yang lain.
Contoh dari ibadah itu antara lain thawaf, salat, haji, puasa, nazar, I'tikaf, menyembelih hewan, doa, sujud, rukuk, khauf (rasa takut), khusuk, istighasah (memohon pertolongan), dan lainnya. Kesemuanya itu tidak boleh dipalingkan kecuali hanya kepada Allah swt.
Tauhid asma' wa sifat adalah menetapkan nama dan sifat yang telah ditetapkan sendiri oleh Allah bagi diri-Nya atau ditetapkan oleh Rasul-Nya bagi diri-Nya tanpa disertai dengan tahrif (penyelewengan makna), ta'will (penafsiran yang menyimpang), ta'thil (menolak makna atau teksnya), takyif (menegaskan bentuk tertentu dari sifat Allah), tasybih (menyerupakan secara parsial), ataupun tamtsil (menyerupakan secara total).
4.Tauhid Af’al
Yang dimaksud dengan tauhid af’aal adalah meyakini bahwa di dalam menciptakan alam semesta ini hanya Allah sendiri, tidak ada syarikat pada-Nya, dan tidak membutuhkan bantuan apa dan siapa pun. Jika Allah berkehendak terhadap sesuatu Dia hanya cukup berfirman ’kun’ dan pasti terjadi.
Hubungan antara Tauhi Uluhiyyah dan Tauhid Rububiyyah
Tauhid uluhiyyah tidak bisa dipisahkan dengan tauhid rububiyyah. Orang hanya bertauhid rububiyyah tentu tidak beragama. Orang-orang jahiliah juga percaya bahwa yang menciptakan alam semesta adalah Allah, jadi mereka bertauhid rububiyyah. Di lain pihak banyak yang tampaknya bertauhid uluhiyyah, menyembah kepada Allah seperti rajin melakukan shalat sunnat dan shalat wajib, tetapi juga sering meminta pertolongan kepada roh-roh leluhur, roh-roh yang diyakini sabagai wali Allah,maupun roh-roh yang berada pada benda-benda: akik, keris, dan lain-lain. Mereka ini hakikatnya adalah musyrik dan ridak lagi bertauhid uluhiyyah, yaitu telah mewayuh sesuatu yang disembah. Allah disamakan dengan mnakhluk untuk disembah. Untuk berislam yang benar harus lah bertauhid secara integral dalam keempat jenis tauhid. Inilah tauhid yang murni, tidak ada campuran dengan kepercayaan-kepercayaan asing dari Islam.
Berikut ini akan diikhtisarkan hubungan saling meresap antara tauhid uluhiyyah dan tauhid rububiyyah:
Taat kepada makhluk hanya dibenarkan sepanjang diatur oleh Allah umpama taat kepada pemimpin pemerintahan (athi’u-llaah wa athi’u-Rrasuul wa Uulil amri minkum). Dalam hal ini esensinya adalah taat kepada Allah dan Rasulnya. Taat kepada Rsul karena diperintahkan oleh Allah.
Tauhid uluhiyyah didasarkan pada dua hal (1) menjalankan semua ibadah hanya semata-mata karena Allah Allah, (2) ibadah yang dilaksanakan harus sesuai dengan perintah dan larangan Allah dan tidak boleh mengarang sendiri.
- Tauhid uluhiyyah merupakan tema inti dan pokok bagi semua Rasul.
Tauhid uluhiyyah merupakan pra-syarat bagi yang hendak memeluk agama yang berinti pada tauhid uluhiyyah.
- Tauhid uluhiyyah lebih terkait dengan al-Af’al al-‘ibad (perbuatan hamba) dan tauhid Rububiyyah terkait al-af’al ar-Rabb (yang berkuasa, yang mencipta, yang memelihara dst, , ,). Dengan demikian tauhid uluhiyyah menegakkan tauhid rububiyyah.
Hubungan diantara keduanya dapat disimpulkan: tauhid rububiyyah menuntut keberadaan tauhid uluhiyyah dan tauhid al-asma’ wa ash-shifat; tauhid uluhiyyah harus dilandasi oleh tauhid rububiyyah dan tauhid al-asma’ wa ash-shifat. Hubungan segitiga ketauhidan ini disebut tad}ammuniyyah (saling ada keterkandungan).
ALIRAN-ALIRAN DALAM ILMU TAUHID Syiah
Pengikut ini berkeyakinan bahwa yang berhak menggantikan Nabi sebagai pemimpin adalah keluarganya (Ahl al-bait). Sepeninggal Ali, hak imamah (kepemimpinan umat islam) tersebut beralih kepada anak-anak keturunanya dari fat imah al-Zahrah.
Khawarij
Kelompok radikal ekstrim ini suka mengkafiran bahkan membunuhan terhadap mereka yang tidak sependapat.
Murji’ah
Dalam pandangan murji’ah pelaku dosa besar tidaklah kekal di neraka, tetapi hanya akan dihukum untuk sementara setimpal dengan atau bahkan mungkin diampuni dari dosa dosanya.Jadi, orang tidak perlu bertaubat karena berbuat dosa besar, yang penting orang itu beriman. Taat dan ibadah tidak terlalu penting.
Jabariyah dan Qadariyah
Jabariyah adalah aliran yang berpendapat, bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya. Manusia dalam faham ini terikat pada kehendak mutlak Tuhan. Menurut faham Qadariyah semua perbuatan manusia adalah kehendaknya sendiri, perbuatan manusia berada di luar kekuasaan Allah.
Dari kedua faham tersebut, semuanya adanya faham-faham yang salah mengenai manusia dan Tuhan dalam menentukan suatu perbuatan baik buruk ataupun dosa atau tidak. Karena pada hakekatnya manusia diberi akal dan pikiran untuk berbuat dan berusaha, sedangkan nantinya Allah lah yang menentukan hasilnya. Sesuai dengan ajaran-ajaran ahlussunnah wal Jama’ah, yang menetapkan pokok-pokok kepercayaan menurut prinsip-prinsip yang sesuai dengan tujuan akal pikiran.
Mu’tazilah
Aliran ini dalam banyak pemikirannya menjadikan akal sebagai sumber pengetahuan utama tentang kewajiban serta kebaikan dan keburukan, sedangkan wahyu sebagai pendukung kebenaran akal.
Asy’ariyah
Aspek ketuhanan asy’ariyah meyakini bahwa Tuhan mempunyai sifat. Kalam Allah yang menurut mu’tazilah adalah makhluk.
Maturidiyah
Meyakini secara tegas bahwa pelaku dosa besar adalah fasik dan masih berhak masuk surga (atau tidak kekal di neraka) setelah dosa-dosanya di ampuni Tuhan.
Eksistensi Alloh SWT
eksis whats the meaning of eksis,yap eksis itu terkenal dimana mana,allah merupak dzat yang maha agung dan pemilik semua yang ada di jagat raya ini.
1.kita manusia sebagai ciptaanya
2.bumi berupa langit dan isi isinya,dalam sebuah sinonim menyebutkan"sesuatu benda pasti ada yang buat".
3.semua yang ada di langit dan seluruh jagat raya serta alqur'an sebagai firmanya yang paling akurat.
dan bukti bahwa setiap orang meyakini alloh sekalipun orang ateis pasti saat sedang terdesak mereka akan meminta tolong kepada yang maha kuasa.
Dalam hal ini Allah Ta’ala berfirnan :
“Dan jikalau manusia itu ditimpa bahaya, maka ia pun berdoalah kepada Kami (Allah) diwaktu berbaring, diwaktu duduk atau berdiri. Tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu dari padanya, iapun berjalanlah seolah-olah tidak pernah berdoa kepada Kami atas bahaya yang telah menghinggapinya itu”. (S. Yunus.12).
Tauhidullah dan Syirkullah
tauhidullah mempunyai pengertian mengesakan allah swt,dalam mengesakan allah bisa di bilang mudah untuk di katakan namun untuk implementasinya yang susah.dalam mengesakan allah hanya dengan mengikuti allah secara kaffah dan mengikuti sunnah nabi muhammad SAW juga menjauhi segala laranganya.simpel bukan!
syirkullah merupakan kebalikan dari tauhidullah yaitu menyekutukan allah selain menyembah kepadanya,seperti menyembah berhala,mementingkan hal lain ketimbang mendahulukan kewajiban yang di perintahkan allah.
Daftar pustaka http://danusiri.dosen.unimus.ac.id/materi-kuliah/fk/macam2-tauhid/ http://ilmutauhid.wordpress.com/2009/04/05/pengertian-ilmu-tauhid/ http://www.fimadani.com/pengertian-tauhid-dan-pembagiannya/ http://arrumnyaeppy.wordpress.com/2011/12/04/makalah-pembuktian-adanya-allah-swt/ http://tauhidsyahadah.wordpress.com/terjemahan/%D9%87%D9%80%D9%80%D9%80%D9%80%D 8%B0%D9%87-%D8%B9%D9%80%D9%82%D9%80%D8%AF%D9%8A%D9%80%D8%AA%D9%80%D9%86%D9%80%D8% A7/i-tauhidullah/ http://mentoring98.wordpress.com/2008/08/05/eksistensi-allah/ dokumen data masing-masing kelompok yang sudah presentasi