• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi dan Uji Coba Jenis Lokal untuk Mendukung Kegiatan Rehabilitasi Lahan Pascatambang. Ishak Yassir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Identifikasi dan Uji Coba Jenis Lokal untuk Mendukung Kegiatan Rehabilitasi Lahan Pascatambang. Ishak Yassir"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Ishak Yassir

Presented at: International Conference on Restoring Forests for Communities, Biodiversity, and Ecosystem Services

Bogor, 12 of September 2011

Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam-Samboja

Bukit Bingkirai, 5-8 November 2012

Ishak Yassir

Identifikasi dan Uji Coba Jenis Lokal untuk Mendukung Kegiatan

Rehabilitasi Lahan Pascatambang

(2)

Ishak Yassir

Presented at: International Conference on Restoring Forests for Communities, Biodiversity, and Ecosystem Services

Bogor, 12 of September 2011

Latar Belakang Kegiatan

u Sektor pertambang batu bara berkembang pesat di Provinsi Kalimantan Timur dan saat ini alokasi lahan untuk pertambangan batu bara sudah mencapai 3.5 juta ha

u Namun dilain pihak, tumbuh berkembangnya sektor pertambangan batu bara juga menimbulkan banyak dampak tidak hanya berkaitan dengan isu lingkungan saja, akan tetapi juga masalah kesehatan, deforestasi dan degradasi kawasan hutan.

u Diperlukan usaha pencegahan dan perbaikan, dan salah satunya adalah dengan melakukan rehabilitasi lahan pascatambang tersebut.

(3)

Ishak Yassir

Presented at: International Conference on Restoring Forests for Communities, Biodiversity, and Ecosystem Services

Bogor, 12 of September 2011

Latar Belakang Kegiatan

u Karakteristik lahan tambang pada umumnya terbuka, sangat panas, tingkat kesuburan rendah (terutama pH sangat rendah dan miskin bahan organik), mudah tererosi, berpotensi menghasilkan air asam tambang dan sangat miskin keanekaragaman hayatinya.

u Untuk perbaikannya: pertama dengan memperbaiki kondisi tanahnya yang ekstrem tersebut (biaya tinggi), dan yang kedua adalah memilih jenis yang tepat yang dapat beradaptasi dalam kondisi ekstrim tersebut (sangat efektif dan efiesien).

u Berkaitan dengan pencarian jenis yang tepat, maka diperlukan pencarian jenis lokal potensial melalui pendekatan ekologis, dan setelah itu menguji cobakannya di lapangan..

(4)

Ishak Yassir

Presented at: International Conference on Restoring Forests for Communities, Biodiversity, and Ecosystem Services

Bogor, 12 of September 2011

Tujuan Kegiatan

Diperolehnya informasi jenis lokal unggul yang dapat

mendukung keberhasilan rehabilitasi di lahan

pascatambang, termasuk teknik budidaya dan

silvikulturnya

(5)
(6)

Strategy:

“Synergy with nature”

“Menanam Jenis pohon cepat tumbuh terutama jenis buah-buahan, dan menjaga areal tidak terbakar dengan pelibatan masyarakat lokal

(7)

Science based Clear legal Status Ecological sustainable Economic Feasible Socially Acceptable

Life in

Harmony

Basic principles

(8)

Ishak Yassir

Presented at: International Conference on Restoring Forests for Communities, Biodiversity, and Ecosystem Services

Bogor, 12 of September 2011

Tindakan Silvikultur

u

Tugas pokok--- bagaimana proses suksesi alami dapat

berjalan dengan cepat.

u

Untuk itu, konsentrasi tindakan silvikultur tidak hanya

diberikan terhadap tanaman pokok yang ditanam, akan tetapi

juga tanaman lainnya yang telah hadir di lokasi melalui proses

suksesi alami.

(9)
(10)
(11)

Ishak Yassir

Presented at: International Conference on Restoring Forests for Communities, Biodiversity, and Ecosystem Services

Bogor, 12 of September 2011

Community structure – Yassir and Arbainsyah (2012)

Descriptions No. Species Family IVI (%) Trees 1. Vernonia arborea Asteraceae 62.5

2. Vitex pinnata Verbenaceae 40.9

3. Macaranga gigantea Euphorbiaceae 27.9

4. Symplocos crassipes Symplocaceae 15.3

5. Artocarpus odoratissimus Moraceae 11.8

6. Bridelia glauca Euphorbiaceae 10.2

7. Artocarpus tamaran Moraceae 7.9

8. Melicope glabra Rutaceae 6.8

9. Geunsia pentandra Verbenaceae 5.6

(12)

Ishak Yassir

Presented at: International Conference on Restoring Forests for Communities, Biodiversity, and Ecosystem Services

Bogor, 12 of September 2011

Results and Discussions (community structure)

Descriptions No. Species Family IVI (%) Saplings 1. Fordia splendidissima Leguminosae-Pap. 29.0

2. Symplocos crassipes Symplocaceae 12.0

3. Macaranga trichocarpa Euphorbiaceae 11.3

4. Melastoma malabathricum Melastomataceae 10.1

5. Vitex pinnata Verbenaceae 10.1

6. Macaranga beccariana Euphorbiaceae 8.8

7. Bridelia glauca Euphorbiaceae 8.2

8. Vernonia arborea Asteraceae 7.2

9. Dillenia suffruticosa Dilleniaceae 7.0

(13)

Ishak Yassir

Presented at: International Conference on Restoring Forests for Communities, Biodiversity, and Ecosystem Services

Bogor, 12 of September 2011

Results and Discussions (community structure)

Descriptions No. Species Family IVI

(%)

Seedlings 1. Nephrolepis biserrata Neprolepidaceae 18.1

2. Bridelia glauca Euphorbiaceae 13.0 3. Fordia splendidissima Leguminosae-Pap. 11.3 4. Scleria terrestris Cyperaceae 11.0 5. Lygodium circinatum Schizaeaceae 7.6 6. Psychotria sp. Rubiaceae 7.3 7. Melastoma malabathricum Melastomataceae 6.1 8. Curculigo racemosa Amaryllidaceae 5.6 9. Macaranga beccariana Euphorbiaceae 5.5 10. Clidemia hirta Melastomataceae 5.3

(14)

Ishak Yassir

Presented at: International Conference on Restoring Forests for Communities, Biodiversity, and Ecosystem Services

Bogor, 12 of September 2011

Jumlah jenis dan famili dominan di lahan kritis (Yassir and Arbainsyah, 2012)

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Eup Mora Rubi Laura Dipt Melas Verb Myrta Anno Leg-Pap

number of species

(15)

Ishak Yassir

Presented at: International Conference on Restoring Forests for Communities, Biodiversity, and Ecosystem Services

(16)

Ishak Yassir

Presented at: International Conference on Restoring Forests for Communities, Biodiversity, and Ecosystem Services

(17)
(18)
(19)

Ishak Yassir

Presented at: International Conference on Restoring Forests for Communities, Biodiversity, and Ecosystem Services

Bogor, 12 of September 2011 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 V. pinnata Syzygium sp. Alstonia sp. Ficus sp. F. variegata D. dao Macaranga sp.

S. wallichii A. dadah Litsea sp.

Persen hidup (%)

Persentasi Hidup

Umur 3 Bulan

Umur 1 Tahun

(20)

Ishak Yassir

Presented at: International Conference on Restoring Forests for Communities, Biodiversity, and Ecosystem Services

Bogor, 12 of September 2011 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0 F. variegata Alstonia sp. Macaranga sp.

V. pinnata Ficus sp. Litsea sp. S, wallichii

D. dao A. dadah Syzygium sp. Pertumbuhan Tinggi (cm) Pertumbuhan Tinggi (cm) Umur 3 Bln Umur 1 Thn

(21)

Ishak Yassir

Presented at: International Conference on Restoring Forests for Communities, Biodiversity, and Ecosystem Services

Bogor, 12 of September 2011

KONDISI TANAH LAHAN BEKAS TAMBANG

Kontrol 1 tahun 2 tahun

(22)

Ishak Yassir

Presented at: International Conference on Restoring Forests for Communities, Biodiversity, and Ecosystem Services

Bogor, 12 of September 2011

Hasil pengamatan terhadap petak contoh di lapangan menunjukkan bahwa umur tanaman berkorelasi positif kondisi biologi tanah yang ditunjukkan dengan kehadiran makrofauna

No. Lokasi Tahun Revegetasi Makrofauna Keterangan

1. Panel 8 Harapan

5 tahun Lumbricus sp (cacing)

Macrotermus sp (rayap)

Semut

Ketebalan topsoil 5 cm

2. Pelikan

Junction 4 tahun LumbricusSemut sp (cacing) Ketebalan topsoil 2 cm

3. Bendili (KD) 3 tahun Lumbricus sp (cacing)

Semut Ketebalan topsoil 2 cm

4. Belut 2 tahun Semut Ketebalan topsoil 2

cm,

5. Belut Inpit 1 tahun Semut Lahan terbuka,

topsoil belum terbentuk

6. Pit J Kontrol - Lahan terbuka,

topsoil belum terbentuk

(23)

Ishak Yassir

Presented at: International Conference on Restoring Forests for Communities, Biodiversity, and Ecosystem Services

Bogor, 12 of September 2011

RINGKASAN DATA TANAH

Kontrol 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5 tahun

A-horizon Rerata1) sd2) Rerata sd Rerata sd Rerata sd Rerata sd Rerata Sd

pH (H2O) 3.84a 0.09 3.89a 0.14 4.18ab 0.01 4.41b 0.14 4.18ab 0.15 4.87c 0.42

C-organik (%) 0.64a 0.18 0.65a 0.01 0.99b 0.07 1.22c 0.06 1.49d 0.16 1.71d 0.18

N-total (%) 0.09 0.03 0.06 0.01 0.09 0.01 0.09 0.01 0.12 0.02 0.13 0.09

P-tersedia (ppm) 0.43a 0.08 0.41a 0.32 0.39a 0.20 1.17b 0.64 0.88ab 0.28 1.47b 0.29

K-tersedia (ppm) 67.7a 0.68 78.30a 16.32 71.26a 27.31 80.10a 9.60 126.7b 14.46 163.6c 29.05

KTK (meq/100 g) 7.86d 1.57 5.24bc 0.41 4.65ab 0.36 3.46a 0.06 6.13c 0.62 4.61ab 0.25

Kejenuhan Basa (%) 10.2a 3.63 22.2a 3.61 38.7b 9.45 64.7c 1.48 38.7b 10.1 81.6d 13.6

Kejenuhan Al (%) 73.8d 3.65 60.2d 6.25 44.0 9.08 24.9 6.37 36.3 5.36 15.3 9.12

Teksture Liat Pasir berliat Liat berlempung

Pasir liat

berlempung Pasir berliat Pasir berliat

1 Simpangan baku (standard deviation)

2 Rerata (Means followed by different letters within one soil parameter differ significantly (P<0.05) as established by the LSD-

(24)

Ishak Yassir

Presented at: International Conference on Restoring Forests for Communities, Biodiversity, and Ecosystem Services

Bogor, 12 of September 2011

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kegiatan revegetasi yang dilakukan di lahan bekas tambang telah berpengaruh nyata terhadap beberapa sifat kimia tanah, khususnya pada horizon-A dengan kedalaman 0-10 cm.

Beberapa sifat kimia tanah yang menunjukkan perbedaan nyata adalah pH, C-organik, P-tersedia, K-tersedia, kapasitas tukar kation (KTK), kejenuhan basa (KB), dan Kejenuhan Al, sedangkan sifat kimia tanah yang tidak menunjukkan perbedaan nyata adalah N-total.

(25)

Ishak Yassir

Presented at: International Conference on Restoring Forests for Communities, Biodiversity, and Ecosystem Services

Bogor, 12 of September 2011

PERKEMBANGAN VEGETASI

3 tahun

(26)

Ishak Yassir

Presented at: International Conference on Restoring Forests for Communities, Biodiversity, and Ecosystem Services

Bogor, 12 of September 2011

LESSONS LEARNT

u Vitex pinnata, Vernonia arborea, Schima willachii, Macaranga sp., dan Syzigium sp. dan beberapa jenis lainnya adalah jenis-jenis potensial yang perlu dikembangkan

untuk mendukung kegiatan rehabilitasi lahan pascatambang karena selain adaptif, jenis-jenis tersebut juga memiliki kemampuan berasosiasi dengan cendawan mikoriza arbuskula (CMA).

u Selain itu, pemilihan jenis-jenis pohon buah yang cepat tumbuh juga sangat penting karena kehadiran pohon buah tersebut diharapkan akan menjadi daya tarik bagi vektor pembawa benih juga satwaliar lainnya.

u Hasil uji coba penanaman menunjukkan pula bahwa beberapa jenis seperti Vitex

pinnata, Syzygium sp., dan Ficus sp., memberikan respon pertumbuhan diameter dan

tinggi serta persentase hidup yang relatif baik di lapangan.

u Konsep synergy with nature based on learn by nature perlu terus dikembangkan didalam mendukung keberhasilan rehabilitasi lahan bekas tambang (agar efektif dan efisien).

u Diperlukan bukan hanya sekedar tahu, tapi lebih banyak melakukan- Komitmen, kerja keras dan inovasi.

(27)

Ishak Yassir

Presented at: International Conference on Restoring Forests for Communities, Biodiversity, and Ecosystem Services

Bogor, 12 of September 2011

Sebagai penutup, mengutip kalimat Dr. Seuss dalam bukunya si Lorax yang menyebutkan bahwa:

Alam memang harus kita jaga dan cintai, karena kalau kita salah kelola, alam akan berbalik menyusahkan kita semua. Kerusakan lingkungan telah terbukti mendatangkan bencana dimana-mana…….. KECUALI ADA yang peduli dan bernurani yang membuat perubahan dan perbaikan. Bila tidak maka keadaan tidak akan menjadi baik. Tidak akan pernah.

(28)

Kontrol 1 tahun

A-horizon Rerata1) sd2) Rerata sd

pH (H2O) 3.84a 0.09 3.89a 0.14

C-organik (%) 0.64a 0.18 0.65a 0.01

N-total (%) 0.09 0.03 0.06 0.01

P-tersedia (ppm) 0.43a 0.08 0.41a 0.32

K-tersedia (ppm) 67.7a 0.68 78.30a 16.32

KTK (meq/100 g) 7.86d 1.57 5.24bc 0.41

Kejenuhan Basa (%) 10.2a 3.63 22.2a 3.61

Kejenuhan Al (%) 73.8d 3.65 60.2d 6.25

Referensi

Dokumen terkait

Adanya penurunan abnormal return pada periode pengamatan 1 (satu) hari dan 3 (tiga) hari menunjukkan bahwa pasar bereaksi negatif pada saat sebelum peristiwa

Individu yang mempunyai pendidikan lebih tinggi dari masyarakat sekitar akan mengalami mobilitas sosial vertikal.. Masyarakat akan memberikan kedudukan tertentu di

Berdasarkan simpulan pada penelitian ini, dapat disarankan bagi Institusi kesehatan (Dinas kesehatan, rumah sakit) agar mensosialisasikan faktor risiko PJK pada

Berdasarkan penelitian, pengujian serta analisis data yang telah dilakukan, penambahan tar hasil proses gasifikasi sebagai perekat pada briket menunjukan briket

Kesimpulan dari analisis di atas adalah tipe Difusi Penampungan (Relocation diffusion), yang merupakan proses yang sama dengan persebaran keruangan dimana informasi

DPA- OPD 2.2.1 Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Langsung menurut Program dan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah.. Rekapitulasi Belanja Langsung menurut Program

Peran media massa dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, menurut Ashadi sangat dipengaruhi oleh hubungan media massa itu sendiri dengan negara.. Ashadi

mengkonsumsi tablet besi. Pengantar perilaku manusia untuk keperawatan.. Indresweri, M., Hardinsyah, dan Damanik, MR. Hubungan antara intensitas pemeriksaan kehamilan, fasilitas