• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI RUANG TERBUKA PADA BANGUNAN MIXED USEDI KUNINGAN, JAKARTA SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMALISASI RUANG TERBUKA PADA BANGUNAN MIXED USEDI KUNINGAN, JAKARTA SELATAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

OPTIMALISASI RUANG TERBUKA

PADA BANGUNAN MIXED USEDI

KUNINGAN, JAKARTA SELATAN

Julius Perkasa, Indartoyo, Yanita Mila Ardiani

Jurusan Arsitektur Universitas Bina Nusantara, Kampus Syahdan Jl. K.H.Syahdan

No. 9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11480, Telp. (62-21) 534 5830, juliusperkasa@ymail.com

Abstract

Purpose of this research is to determine the function of a suitable building, to get the design of mixed use building based on theory of open space. The method of research based on qualitative method to find primary data by observation but for the secondary data obtained from literature review of electronic media, books and etc. The analysis is an analysis terms of urban and analysis in terms of the macro. The result are mixed use building with apartment, office, commercial function and open space areas as supporting. For open space consist of 2 parts, the garden and field/ plaza. All into a single unit in synergy to reduce the impact of environmental issues and make the region better.(JP).

Tujuan Penelitian ialah menentukan fungsi bangunan serta untuk mendapatkan desain bangunan mixed-use dengan pendekatan ruang terbuka. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan mencari data- data primer yang didapatkan dengan cara observasi. Namun, untuk data sekunder didapatkan dengan studi literatur dari media elektronik, buku, dan sebagainya.Analisis yang digunakan adalah analisis dari segi urban dan analisis dari segi makro.Hasil yang dicapai ialah fungsi bangunan mixed-use yang sesuai dengan lokasi tersebut. Simpulan yang didapat adalah fungsi bangunan mixed-use yang sesuai adalah apartemen, kantor, area retail serta ruang terbuka sebagai penunjangnya. Untuk Ruang terbuka terdiri atas 2 yakni, RTH dan juga lapangan/plaza. Semuanya akan menjadi satu kesatuan yang saling bersinergi untuk mengurangi dampak masalah lingkungan dan menjadikan kawasan tersebut menjadi lebih baik.(JP)

Kata Kunci : Bangunan Mixed-use, Apartemen, Kantor, Ruang Terbuka

PENDAHULUAN

Ruang terbuka atau dikenal dengan sebutan open space merupakan sebuah ruang yang terletak di luar sebuah massa bangunan yang dapat dimanfaatkan dan dipergunakan oleh setiap orang dalam melakukan kegiatan. Ruang terbuka sangat berguna dan bermanfaat bagi setiap orang karena mampu memberikan suatu kesan kenyamanan dan ketentraman akan suatu lingkungan.

Tidak dipungkiri dengan adanya ledakan jumlah penduduk akhir – akhir ini membawa berbagai dampak lingkungan, sosial dan ekonomi baik secara langsung ataupun tidak langsung, khususnya secara lingkungan dengan semakin pesatnya pembangunan di berbagai tempat khususnya daerah perkotaan yang berakibat pada berkurangnya daerah ruang terbuka.

(2)

2 Ide awal mengembangkan properti berkonsep bangunan dengan fungsi campur atau lebih dikenal dengan bangunan mixed-use atau bangunan yang mengadopsi berbagai macam kebutuhan mulai dari tempat tinggal (residensial) , perkantoran (office) dan pusat perbelanjaan (area komersil) sejatinya muncul karena masyarakat yang enggan berpindah – pindah tempat dalam melakukan aktivitas sehari – hari. Selain itu juga, soal efektifitas karena semakin dimudahkan dalam menuntaskan kebutuhan yang dicari.

Menurut Anton Sitorus (2013) konsep bangunan mixed use akan menjadi solusi atas kondisi masa kini yang penuh dengan kesemerawutan mulai dari kemacetan, jarak antar tempat tinggal dengan perkantoran dan pusat komersil. Selain itu, dari waktu ke waktu proyek bangunan mixed useakan semakin popular karena tren perkotaan akan mengarah pada kawasan yang bisa mengakomodasi semua kebutuhan penghuninya.

Konsep perkotaan modern seperti inilah menurut Anton yang akan terus berubah. Jadi bukan lagi sebagai tempat masyarakat sub urban datang dan pergi setiap pagi dan sore hari. Melainkan, telah menjadi pusat – pusat perekonomian di kantong – kantong wilayah pemukiman. Penerapan konsep perkotaan seperti ini akan meminimalkan penggunaan energi.

Kawasan Kuningan, Jakarta kini merupakan salah satu wilayah yang sedang mengeliat pesat. Kawasan ini memang disiapkan sebagai pusat komersial di Jakarta, sehingga pertumbuhan harga tanah di kawasan ini cukup tajam.Head of

Business and Development Ray White Indonesia, Erwin Karya mengatakan

permintaan properti di Indonesia, khususnya di Jakarta terus meroket.Secara umum, pertumbuhan harga properti di Indonesia mencapai 30% pada tahun 2013.

Selain itu, salah satu hal yang mendasari peneliti untuk memilih lokasi di Kuningan ini karena di latar belakangi oleh adanya Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 30 Tahun 2013 tentang Panduan Rancang Kota Mega Kuningan.

METODE PENELITIAN

Pendekatan metode penelitian yang dipergunakan adalah pendekatan secara kualitatif.Secara lebih khususnya, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.Metode penelitian deskriptif ini bertujuan untuk membuat suatu hasil deskripsi secara sistematis dan seakurat mungkin mengenai fakta yang terjadi pada lokasi tersebut.

Teknik pengumpulan data adalah langkah yang penting dalam penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan data. Menurut Catherine Marshall, Gretchen B. Rossman, danalam Sugiyono (2006) menyatakan bahwa “ the fundamental methods relied on by qualitative researches for gathering information are, participation in the setting, direct observation, in-depth interviewing document review” Untuk teknik pengumpulan data akan dilakukan dengan observasi ke lokasi dan studi pustaka untuk mendapatkan data.

HASIL DAN BAHASAN

1. Urban Texture, menganalisa fungsi bangunan yang ada di sekitar tapak

yang terkait dengan tata guna lahan sekitar untuk penentuan fungsi bangunan yang sesuai dengan lokasi tersebut. Selain membahas fungsi

(3)

3 bangunan yang cocok di daerah ini terdapat pula pembahasan mengenai bentuk massa yang cocok di daerah ini.

Berdasarkan pengamatan dan analisa maka dapat disimpulkan bahwa bangunan dengan fungsi hunian sangat kurang di daerah ini. Oleh karena itu, akan ditambahkan bangunan dengan fungsi hunian dan demi untuk menjaga kepadatan serta keramaian pada lokasi ini akan ditambahkan fungsi – fungsi bangunan yang lain seperti perkantoran dan komersil. Sehingga bangunan yang cocok didaerah ini yakni bangunan mixed use dimana terdapat kombinasi antara fungsi komersil, hunian dan perkantoran. Berikut hasil pengamatan dan analisa bentuk massa bangunan

Gambar 1 Analisa Massa Bangunan

2. Urban Infrastructure, akan dibahas mengenai sarana dan prasarana

infrastruktur yang ada disekitar tapak.

Adapun hasil dari analisa yang di dapat adalah :

a. Pintu masuk akan diletakkan pada jalan Mega Kuningan. b. Pintu keluar diletakkan pada Jalan Lingkar Mega Kuningan.

c. Untuk jalur masuk dan keluar service diletakkan pada Jalan Mega Kuningan.

3. Micro Climate,berguna untuk mengoptimalkan ruang terbuka yang ada

pada lokasi sehingga ruang terbuka yang ada tidak sia – sia serta dapat berfungsi secara maksimal. Analisa micro climate ini terdiri atas analisa matahari dan angin.

Adapun hasil dari pembahan ini adalah sebagai berikut :

(4)

4 Berikut penjelasannya :

a. Daerah no 1 merupakan daerah yang terkena matahari pagi, merupakan daerah yang bagus. Oleh karena itu, ruang – ruang yang terletak pada daerah no. 1 adalah ruang – ruang terbuka yang dimana lebih membutuhkan adanya sinar matahari seperti taman dan sebagainya.

b. Daerah no.2 merupakan daerah yang terkena matahari pada waktu siang hari, namun pada kasus di tapak ini, daerah no. 2 tidak akan terkena sinar matahari langsung karena bangunan tertutup sehingga tidak memungkinkan bangunan terkena sinar matahari secara langsung. Oleh karena itu, pada daerah no.2 ini dapat diletakkan ruang- ruang yang tidak membutuhkan cahaya langsung seperti lobby, hall, banking center, dan sebagainya.

c. Daerah no. 3 merupakan daerah yang terkena matahari pada sore hari, namun pada tapak daerah ini tidak terlalu berpengaruh karena pada sisi barat tapak ditutupi oleh bangunan yang memiliki ketinggian cukup tinggi yakni 28 lapis. Oleh karena itu pada sisi barat dari tapak atau daerah no. 3 akan diletakkan ruang – ruang yang tidak berhubungan langsung dengan pengunjung yakni seperti ruang service, area cuci, area maintance, tempat peletakkan mesin – mesin dan sebagainya.

4. Urban Greenery + View, pembahasan mengenai letak- letak ruang terbuka

di sekitar tapak. Adapun hasil dari pembahasan

a. Pada sisi utara dan timur tapak berdekatan dengan jalan raya. Oleh karena itu akan diberikan RTH dengan fungsi penyerap polusi, penyerap kebisingan, pembatas pandang serta penahan silau kendaraan. Sedangkan pada sisi barat dan selatan akan diberikan RTH dengan fungsi peneduh, pembatas pandang serta pemecah angin. b. Untuk ruang terbuka publik sendiri akan diletakkan pada daerah-

daerah yang berdekatan dengan jalan raya. Ruang terbuka ini berupa lapangan atau plaza yang dapat menciptakan suatu nuansa baru di area pintu masuk dan pintu keluar.

c. Untuk Luasan RTH atau ruang terbuka akan disesuaikan dengan peraturan akan lahan tapak serta diselaraskan dengan peraturan gubernur terntang pemaksimalan ruang terbuka yakni 50% Luas Lahan Dasar dan ditambah dengan ruang terbuka lainnya yang berada di dalam bangunan.

5. Analisa Perencanaan Tapak

Lokasi penelitian ini terletak di kawasan mega kuningan, Jakarta selatan. Lokasi ini memiliki luasan sebesar 10113,7 m2 dengan ketentuan sebagai berikut

GSB : 10 m

Bangunan : Majemuk

Luas lantai Dasar : 50% x 10113,7 m2 = 5056,85 m2 Luas total lantai : 5 x 10113,7 m2 = 50568,8 m2 Maksimum lapis : 40

(5)

5

6. Analisa Ruang Terbuka

Lokasi tapak memiliki peruntukan infrastruktur hijau yang akan berubah fungsi pada RTRW 2030 menjadi perdagangan, perkantoran dan hunian. Oleh karena itu, Peneliti ingin menggabungkan fungsi diatas dengan menciptakan sebuah bangunan yang bergerak di bidang perdagangan, perkantoran dan hunian namun memperhatikan ruang terbuka.

Adapun hasil bahasan yang didapat adalah :

a. micro climate, menjadi buffer polusi udara, penyerap kebisingan,

pembatas pandang, penahan silau kendaraan.

b. Taman dan ruang interaksi, mencakup area taman, plaza,area santai, area duduk serta area untuk berinteraksi.

c. Besaran ruang terbuka ±1/8 dari luasan leasing space.

d. Ruang terbuka disediakan ditiap lantai guna mendukung dan memadai kebutuhan dari penggunanya.

SIMPULAN DAN SARAN

Dari uraian fakta yang telah dianalisis, dapat diketahui bahwa fungsi mixed use yang sesuai adalah apartemen dan ruang terbuka. Analisis ini dilakukan untuk menjawab masalah yang ada yakni fungsi bangunan apa yang cocok di lokasi tapak dan bagaimana pengaplikasiannya dengan ruang terbuka. Untuk layout kawasan yang didapatkan adalah bentuk massa majemuk dengan tipe bangunan vertikal, menggunakan podium untuk menjadi ruang transisi antara 2 fungsi bangunan yang berbeda yaitu antara fungsi bangunan hunian dan fungsi bangunan perkantoran serta memanfaatkan basemen sebagai area parkir, serta ruang terbuka yang mendominasi kawasan. Berikut akan dijabarkan kesimpulan yang didapat sebagai berikut :

Besaran Ruang Terbuka

Berdasarkan data dan analisa yang dilakukan maka diambil kesimpulan : 1. Micro climate, tanaman menjadi buffer polusi udara, penyerap

kebisingan, pembatas pandang, serta penahan silau kendaraan.

2. Taman dan ruang interaksi serta sebagai sarana dan prasarana integrasi, mencakup area taman, plaza, area santai serta area duduk. 3. Besaran ruang terbuka ±1/8 dari luasan leasing space.

4. Ruang terbuka disediakan di tiap lantai guna mendukung dan memadai kebutuhan dari penggunanya.

Hubungan antar ruang

(6)

Dari penelitian ini diharapkan dapat membuat sebuah masukan baru untuk perancangan sebuah bangunan mixed use di lahan strategis dengan pendekatan integrasi antara bangunan

ini juga diharapkan dapat menjadi sebuah arahan untuk masyarakat atau para praktisi arsitektur untuk tetap memperhatikan ruang terbuka dalam merancang bangunan.Hal ini untuk mencegah terjadinya degenerasi ku

lingkungan hidup.

Penulis juga membuka diri atas pendapat dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan laporan tugas akhir ini.Hanya dengan saran dan kritik dari para pembaca yang dapat membuat laporan tugas akhir ini mendekati kesempurnaan.Terima kasih.

REFERENSI

Chiara, Joseph De dan Michael J. Crosbie. (2001). Time BuildingType. Singapura : McGraw

Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta (2009).

RTH 30%. Jakarta: Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI

Jakarta.

Neufert Peter. (2012). Neufert Architect’s

Biao,Zhang,dkk.(2012). The Effects of Public Green Space on Residential Property Value in Beijing.

Geographic Sciences and Natural Resources, Chinese Academy of Science September 2012.

Brandt, Terry, dkk. Commercial and Mixed

Handbook The Oregon Transportation and Growth Management

Hakim, Rustam. 2007. The Alternative of Green Open Space Management In Jakarta City, Indonesia.

2006/2007, 6 March 2007.

Prisilla, Anastasia.(2013).

Konservasi Ruang Terbuka Di Pulomas, Jakarta Timur.

Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

Tabel 5.1 Hasil Program Ruang

Dari penelitian ini diharapkan dapat membuat sebuah masukan baru untuk perancangan sebuah bangunan mixed use di lahan strategis dengan pendekatan integrasi antara bangunan mixed use dengan ruang terbuka. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sebuah arahan untuk masyarakat atau para praktisi arsitektur untuk tetap memperhatikan ruang terbuka dalam merancang bangunan.Hal ini untuk mencegah terjadinya degenerasi kualitas dan kuantitas dari Penulis juga membuka diri atas pendapat dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan laporan tugas akhir ini.Hanya dengan saran dan kritik dari para pembaca yang dapat membuat laporan tugas akhir ini mendekati

esempurnaan.Terima kasih.

Chiara, Joseph De dan Michael J. Crosbie. (2001). Time-Saver Standards For BuildingType. Singapura : McGraw-Hill.

Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta (2009).Jakarta Menuju Jakarta: Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI

Neufert Architect’s Data.Inggris : Blackwell Publishing

Biao,Zhang,dkk.(2012). The Effects of Public Green Space on Residential Property Value in Beijing.Journal of Resources and Ecology oleh Institute of

Geographic Sciences and Natural Resources, Chinese Academy of Science September 2012.

Brandt, Terry, dkk. Commercial and Mixed-Use Development.Development Code

Handbook The Oregon Transportation and Growth Management

Hakim, Rustam. 2007. The Alternative of Green Open Space Management In Jakarta City, Indonesia. In : Post-Graduate Seminar Semester 2 Session

, 6 March 2007.

Prisilla, Anastasia.(2013). Perancangan Fungsi Campuran Dengan Pendekatan

uang Terbuka Di Pulomas, Jakarta Timur. Skripsi S1.

Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

6 Dari penelitian ini diharapkan dapat membuat sebuah masukan baru untuk perancangan sebuah bangunan mixed use di lahan strategis dengan pendekatan dengan ruang terbuka. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sebuah arahan untuk masyarakat atau para praktisi arsitektur untuk tetap memperhatikan ruang terbuka dalam merancang alitas dan kuantitas dari Penulis juga membuka diri atas pendapat dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan laporan tugas akhir ini.Hanya dengan saran dan kritik dari para pembaca yang dapat membuat laporan tugas akhir ini mendekati

Saver Standards For

Jakarta Menuju

Jakarta: Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Data.Inggris : Blackwell Publishing Biao,Zhang,dkk.(2012). The Effects of Public Green Space on Residential Property

Resources and Ecology oleh Institute of Geographic Sciences and Natural Resources, Chinese Academy of Science Development Code Handbook The Oregon Transportation and Growth Management.

Hakim, Rustam. 2007. The Alternative of Green Open Space Management In

Graduate Seminar Semester 2 Session Perancangan Fungsi Campuran Dengan Pendekatan

(7)

7 Widiaputri, Luisa Oktameika.(2010). Gedung Multi Fungsi di Jakarta

Pusat.Skripsi S1. Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

Official website www.tatakota-jakartaku.net diakses pada tanggal 4 April 2014 Power Point Mata Kuliah Arsitektur Perkotaan Universitas Bina Nusantara. Power Point Mata Kuliah Arsitektur Berkelanjutan Universitas Bina Nusantara.

RIWAYAT HIDUP

Julius Perkasalahir di kota Medan, Sumatera Utara pada tanggal 7 Oktober 1987. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Arsitektur pada tahun 2014.

Gambar

Gambar 2 Analisa Micro Climate
Gambar 3 Hasil Hubungan Antar Ruang
Tabel 5.1 Hasil Program Ruang

Referensi

Dokumen terkait

konsep etika bertetangga, dimana adanya perubahan pada ruang bawah tetap memperhatikan akses tetangga ke ruang bawah, sehingga letak ruang tambahan cenderung berada

Untuk pelaksanaan kebijakan pengembangan ruang terbuka hijau ini, Pemprov DKI Jakarta telah melakukan proses koordinasi ketika mengahadapi masalah dalam

Judul Skripsi : ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN REFUNGSI RUANG TERBUKA HIJAU DI TAMAN AYODIA, JALAN BARITO, KOTAMADYA JAKARTA SELATAN telah diperiksa oleh Ketua Program Sarjana

Pada kondisi eksisting koridor Kyai Tapa, terdapat beberapa titik ruang terbuka hijau yang bersifat pasif dan minim fasilitas yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.. Sehingga

setting ruang apa saja yang mempengaruhi sebaran para Ojek Online diruang-ruang terbuka Kota Pontianak. Metode yang digunakan adalah Behavior Mapping , untuk melihat keterkaitan

Berdasarkan hasil amatan ruang terbuka adalah dengan koridor dan teras, pemanfaatan terjadi ketika ruang yang digunakan untuk kepentingan pribadi, seperti halnya

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perubahan luas Ruang Terbuka Hijau di kawasan Jakarta Selatan, serta mengetahui laju pertumbuhan penduduk,

309 ARSITEKTUR POHON PADA AREA RUANG TERBUKA HIJAU KOTA KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Muhamad Soimin Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana