• Tidak ada hasil yang ditemukan

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SEBAGAI BENTUK TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN KEPADA MASYARAKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SEBAGAI BENTUK TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN KEPADA MASYARAKAT"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

FOCUS HUKUM UPMI Page 105 e-ISSN : 2722-9580 Volume 1 Nomor 3 Desember 2020

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SEBAGAI BENTUK TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN KEPADA MASYARAKAT

Dayat Limbong

Universitas Pembinaan Masyarakat Indonesia

Abstrak

Corporate social responsibility (CSR), yaitu bersifat dari luar perusahaan (external drivers) dan dari dalam perusahaan (internal drivers). termasuk kategori pendorong dari luar, misalnya adanya regulasi, hukum, tekanan dari masyarakat, beban perusahaan yang mendapat predikat teladan dan

diwajibkannya analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) telah memberlakukan audit Proper (Program penilaian peningkatan kinerja perusahaan).

Keyword

Corporate Social Responsibility (CSR), Luar Perusahaan (external drivers).

(2)

FOCUS HUKUM UPMI Page 106 perkembangan Corporate social responsibility (CSR) di mancanegara sudah demikian sangat populer. Di beberapa negara bahkan, CSR digunakan sebagai salah satu indikator penilaian kinerja sebuah perusahaan dengan dicantumkannya informasi Corporate social responsibility (CSR) di catatan laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Para pendukung gagasan Corporate social responsibility (CSR), menggunakan teori kontrak sosial dan stakeholder approach untuk mendukung argumen mereka. Di bawah teori kontrak sosial, perusahaan ada karena ada persetujuan dari masyarakat (corporations exist, then, only by social permission). Konsekuensinya perusahaan harus melibatkan masyarakat dalam melaksanakan operasi bisnisnya.

Sementara stake holder approach berpandangan bahwa keberadaan perusahaan bukan semata-mata bertujuan untuk melayani kepentingan pemegang saham (shareholders) melainkan juga melayani kepentingan pihak-pihak lainnya (stakeholders) termasuk masyarakat di dalamnya. Dengan demikian cukup jelas bahwa masyarakat menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perusahaan dan begitu juga sebaliknya. Sehingga dengan demikian perlu adanya hubungan yang saling menguntungkan di antara kedua belah pihak.

Terdapat dua hal yang dapat mendorong perusahaan menerapkan Corporate social responsibility (CSR), yaitu bersifat dari luar perusahaan (external drivers) dan dari dalam perusahaan (internal drivers). termasuk kategori pendorong dari luar, misalnya adanya regulasi, hukum, tekanan dari masyarakat, beban perusahaan yang mendapat predikat teladan dan diwajibkannya analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) telah memberlakukan audit Proper (Program penilaian peningkatan kinerja perusahaan). Pendorong dari dalam perusahaan terutama bersumber dari perilaku manajemen dan pemilik perusahaan, termasuk tingkat kepedulian/ tanggung jawab perusahaan untuk membangun masyarakat sekitar (community development responsibility). Manfaat perusahaan dengan memberi kontribusi sosial terhadap masyarakat, perusahaan dapat meningkatkan pamor yang berdampak pada peningkatan hasil usaha dan mengurangi resiko buruk bagi perusahaan. Corporate social responsibility (CSR) merupakan proses interaksi sosial antara perusahaan dan masyarakatnya.

(3)

FOCUS HUKUM UPMI Page 107 Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu komitmen usaha yang dilakukan secara etis serta beroperasi secara legal. Disamping itu, perusahaan juga berkontribusi untuk peningkatan ekonomi yang diikuti dengan peningkatan kualitas hidup karyawan hingga masyarakatnya (Dahris. Siregar, 2019).

Pada penngertian yang lainnya Social Responcibility atau tanggungjawab sosial diartikan sebagai berikut: ”merupakan kontribusi menyeluruh dari dunia usaha terhadap pembagunan berkelanjutan, dengan mempertimbangkan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan dari kegiataanya”.

Pengertian Corporate social responsibility (CSR) lainnya adalah sebagai tindakan sosial, termasuk untuk peduli terhadap lingkungan hidup yang lebih dari batas-batas yang dituntut atau diharuskan dalam peraturan perundang-undangan.

Dari beberapa pengertian Corporate social responsibility (CSR) yang sudah ada, Corporate social responsibility (CSR) sendiri sangat berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dimana perusahaan tersebut sebelum melakukan suatu kegiatan, harus berdasarkan atas keputusan yang tak hanya memikirkan atau terorientasi pada aspek ekonomi, melainkan juga harus memikirkan dampak sosial serta lingkungan yang bisa ditimbulkan oleh keputusan tersebut.

CSR sebagai “Kontribusi bisnis bagi pembangunan berkelanjutan serta adanya perilaku korporasi yang tidak semata-mata menjamin adanya pengembalian kepada pemegang saham, upah bagi para karyawan, dan pembuatan produk serta jasa bagi para pelanggan, melainkan perusahaan bisnis juga harus memberi perhatian terhadap berbagai hal yang dianggap penting serta nilai-nilai masyarakat

Tujuan Corporate social responsibility (CSR) adalah

1. Perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. Perusahaan mesti menyadari bahwa mereka beroperasi dalam satu tatanan lingkungan masyarakat. Kegiatan sosial ini berfungsi sebagai kompensasi atau upaya imbal balik atas penguasaan sumber daya alam atau sumber daya ekonomi oleh perusahaan yang kadang bersifat ekspansif dan eksploratif, disamping sebagai kompensasi sosial karena timbul ketidaknyamanan (discomfort) pada masyarakat. 2. Kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang bersifat simbiosis

(4)

FOCUS HUKUM UPMI Page 108 dituntut untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, sehingga bisa tercipta harmonisasi hubungan bahkan pendongkrakan citra dan performa perusahaan.

3. Kegiatan Corporate social responsibility (CSR) merupakan salah satu cara untuk meredam atau bahkan menghindarkan konflik sosial. Potensi konflik itu bisa berasal akibat dari dampak operasional perusahaan atau akibat kesenjangan struktural dan ekonomis yang timbul antara masyarakat dengan komponen perusahaan.

Manfaat Corporate social responsibility (CSR) adalah Bagi Masyarakat

a. Meningkatkan perekonomian masyarakat dan lingkungan yang meluas. b. Meningkatnya pemeliharaan fasilitas umum.

c. Tersedianya beasiswa pendidikan untuk anak muda tidak mampu berada di daerah tersebut. d. Adanya pembangunan pedesaan fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan bermanfaat

bagi masyarakat umum yang ditempatkan di sekitar perusahaan ditemukan. Bagi Perusahaan

a. Tingkatkan citra perusahaan.

b. Mengembangkan kerjasama dengan perusahaan yang berbeda. c. Penguatan brand perusahaan di masyarakat.

d. Membedakan perusahaan dengan kompetitornya. e. Memberikan inovasi untuk perusahaan.

f. Pembelajaran untuk Meningkatkan Pengaruh Perusahaan.

Tanggung Jawab Sosial Sebagai Bentuk Transparansi Pengelolaan Perusahaan

Implementasi Good corporate governance (GCG) akan terlaksana dengan baik jika memiliki dan melaksanakan sejumlah prinsip. Menurut pedoman umum Good corporate governance (GCG) Indonesia, prinsip tersebut adalah prinsip transparansi (transparency), disamping itu terdapat prinsip lain yang sating mendukung untuk pelaksanaan tata kelola perusahaan secara baik, yaitu prinsip akuntabilitas (accountability), prinsip responsibilitas (responsibility), prinsip independensi (independency) serta prinsip kewajaran dan kesetaraan (fairness).

Prinsip transparansi dalam pengelolaan perusahaan ditegakkan untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang relavan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Transparansi

(5)

FOCUS HUKUM UPMI Page 109 mempunyai arti bahwa keputusan diambil dan dilakukan melalui aturan yang diikuti secara benar dan sangat terbuka pada hal-hal yang memang harus bersifat terbuka. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya.

Prinsip akuntabititas, yaitu perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Pertanggungjawaban adalah kunci dari good governance, tidak hanya perusahaan tetapi kelembagaan pemerintah, sektor swasta lainnya dan organisasi masyarakat sipil harus dipertanggungjawabkan kepada komunitas dan juga institusi mereka sebagai stakeholder. Untuk itu perusahaan hams dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaturan Tanggung Jawab Social Perusahaan

Pasal 74 UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab social dan lingkungan. Kewajiban perseroan tersebut dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Bagi perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban untuk melaksanakan tanggung jawab social perusahaan tersebut dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan. Yang dimaksud dengan “ketentuan peraturan perundang-undangan”, adalah undang-undang beserta peraturan pelaksanaan undang-undang tersebut. Undang-undang tersebut antara lain, adalah:

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian.

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia. 5. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan.

(6)

FOCUS HUKUM UPMI Page 110 6. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

7. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara. Dampak Penyaluran Corporate social responsibility (CSR)

1. Bagi Perusahaan (Dampak Internal)

Selain mencari keuntungan, dalam operasional perusahaan juga melaksanakan tanggung jawab social dan menjaga kelestarian lingkungan, sehingga laba yang diperoleh perusahaan tidak hanya digunakan hanya untuk mengembangkan usaha dan kesejahteraan karyawan, tetapi juga merupakan bagian dari anggaran bagi program Tanggungjawab Sosial Dan Lingkungan (TJSL) perusahaan. Hal ini disebabkan bahwa eksistensi dan kemajuan perusahaan tidak terlepas dari peran masyarakat secara keseluruhan dan khususnya masyarakat di sekitar lokasi perusahaan. Maka melalui program Corporate social responsibility (CSR) ini diharapkan terjalin hubungan dan pemahaman yang baik serta saling menguntungkan antara perusahaan dengan masyarakat komunitas secara berkesinambungan.

2. Dampak Bagi Masyarakat (Dampak Eksternal)

Wujud dari tanggung jawab sosial perusahaan adalah pemberian bantuan dalam bentuk materi yang dapat dinikmati secara nyata oleh masyarakat maupun dalam bentuk sarana dan prasarana, pendidikan dan olah raga, dengan demikian diharapkan dapat memberikan kemajuan bagi kegiatan ekonomi masyarakat atau secara minimal meringankan beban ekonomi masyarakat. Program bantuan pendidikan maupun bantuan lain yang diberikan mempunyai manfaat secara langsung. Bantuan yang diberikan oleh pihak perusahaan terhadap masyarakat akan menjadikan masyarakat memiliki rasa keperdulian yang tinggi terhadap perusahaan tersebut dan akhirnya akan turut menjaga perusahaan tersebut dari gangguan pihak lain yang tidak bertanggungjawab.

3. Dampak Ekonomis

Melalui pelaksanaan program Corporate social responsibility (CSR), memberikan dampak ekonomi yang dapat dirasakan oleh masyarakat dan pihak perusahaan sehingga mendongkrak likuiditas perusahaan, hal ini didasarkan pada indikasi/ manfaat pelaksanaan Corporate social responsibility (CSR) Corporate social responsibility (CSR) yang antaranya dapat mereduksi biaya, mereduksi resiko bisnis perusahaan dan terbukanya peluang pasar yang lebih luas.

(7)

FOCUS HUKUM UPMI Page 111 4. Dampak Sosial

Dengan pelaksanaan program Corporate social responsibility (CSR) secara berkelanjutan diharapkan dapat mempersempit atau bahkan menghapus kesenjangan sosial maupun potensi konflik yang mungkin dapat timbul antara masyarakat dengan pihak perusahaan. Menciptakan lapangan kerja yang mengutamakan pemberdayaan masyarakat setempat, sehingga dapat mengurangi pengangguran dan masyarakat miskin dengan demikian kecemburuan social dapat teratasi, hat ini dapat berdampak pada harmonisasi antara pihak perusahaan dengan masyarakat sekitar perusahaan (local community).

KESIMPULAN

1. Pengaturan mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan bersinggungan pengaturannya dengan hukum lain, diantaranya bersinggungan dengan hukum tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Hak Asasi Manusia, Ketenagakerjaan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan lain sebagainya. Pengaturan Tanggung Jawab Sosial suatu perusahaan yang berbentuk badan hukum baik itu perusahaan yang dikelola oleh negara dalam hal ini Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun non Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam hal ini perusahaan swasta, sepenuhnya tunduk kepada Pasal 74 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Khusus untuk perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), juga diatur dalam UU No. 19 Tahun 2003 jo Peraturan Meneg BUMN No. Per-05/MBU/2007.

2. Dasar Pertimbangan Penyaluran Corporete social responsibility (CSR) antara lai adalah menerapkan manajemen para pemangku kepentingan, lingkungan organisasi perusahaan dan etika bisnis perusahaan.

3. Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan menimbulkan dampak internal dan eksternal bagi perusahaan. Dampak internal bagi perusahaan adalah terbentuknya pencitraan yang baik bagi perusahaan sehingga bagi perusahaan terciptanya iklim investasi yang kondusif, terbukanya akses modal yang lebih besar, perusahaan dapat menyerap Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan terbuka peluang untuk mendapatkan penghargaan. Dampak eksternalnya bagi masyarakat adalah terjadinya penyerapan tenaga kerja sehingga mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan dalam masyarakat,

(8)

FOCUS HUKUM UPMI Page 112 dengan demikian kesejahteraan masyarakat dapat terwujud serta kelestarian lingkungan dapat terjaga dengan baik.

SARAN

1. Sebagai kewajiban hukum, ada baiknya perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam sesuai kriteria Pasal 74 Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT), membuat pengaturan tanggung jawab sosial perusahaan/ Corporate social responsibility (CSR) secara terstruktur, transparan dan rasional. Biaya pelaksanaan Corporate social responsibility (CSR) sepenuhnya diperhitungkan sebagai biaya perseroan sehingga berfungsi sebagai faktor pengurang pajak, selanjutnya diharapkan adanya reward bagi perusahaan yang melaksanakan Corporate social responsibility (CSR) ini, bukan karena sekedar memenuhi kewajiban hukum sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT). 2. Dengan lahirnya kewajiban hukum untuk melaksanakan tanggung jawab sosial, sudah

semestinya keberadaan perusahaan ditengah tengah masyarakat disamping tujuan mencari laba, diharapkan dapat memberikan kontribusi secara nyata sebagai problem solver dalam memecahkan masalah atau kebuntuan dalam masyarakat dengan membangun komunikasi secara aktif dengan demikian diantara pihak perusahaan dan masyarakat dapat terjalin hubungan yang bersifat mutual benefit, sehingga kedua belah pihak dapat berkembang secara bersama.

DAFTAR PUSTAKA Buku

Amin Widjaja Tunggal, Corporate Social Responcibility, Harvindo, Jakarta, 2008

Amin Widjaja Tunggal, Business Ethics dan Corporate Social Responsibility Konsep dan Kasus, Harvarindo, Jakarta, 2008.

Bambang Rudito dan Melia Famiola, Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia, Rekayasa Sains, Bandung, 2007.

Dahris. Siregar. (2019). ROYALTI HAK CIPTA PENERBITAN BUKU SEBAGAI OBJEK JAMINAN. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

(9)

FOCUS HUKUM UPMI Page 113 Gunawan Widjaja dan Yeremia Ardi Pratama, Resiko Hukum dan Bisnis Perusahaan Tanpa

CSR, Forum Sahabat, 2008.

Ismail Solihin, Corporate Social Responsibility from Charity to Sustainability, Salemba Empat, Jakarta, 2008.

K Bartens, Pengantar Etika Bisnis, Kanisisus, Yogyakarta, 2000.

K Bartens, Etika dan Etiket, Kanisius, Yogyakarta, 1989,

Mukti Fajar, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia. Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010, Hal. 2

Undang-Undang

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian;

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;

Referensi

Dokumen terkait

Hasil ini mendukung hipotesis ke tujuh yaitu terdapat pengaruh mediasi Shopping Emotion pada variabel Store Atmosphere terhadap Impulse Buying sesuai dengan

Besarnya kompensasi pegawai yang bekerja di lapangan berbeda dengan pekerjaan yang bekerja dalam ruangan, demikian juga kompensasi untuk pekerjaan klerikal akan berbeda

Adsorpsi asam humat pada permukaan padatan merupakan proses yang kompleks yang tergantung pada sifat permukaan zeolit alam dan sifat larutan asam humat itu

Perkembangan Pelabuhan Prigi sepanjang 1978 sampai dengan 2004, dari mulai masih menjadi PPP sampai akhirnya menjadi PPN, telah memberikan dampak yang positif terhadap

Sebaran sedimen di daerah penelitian dari arah daratan (barat) menuju ke arah laut lepas (timur) yaitu sedimen pasir, pasir lanauan, lanau pasiran, dan lanau. Sebaran

Variasi capit pada Gambar 3 (b) sama dengan variasi pada Gambar 3 (a) dalam hal tidak menunjukkan adanya gigi (gape) pada dactil maupun pollex; bagian ujung dari

Dari sisi sistem yang dibutuhkan adalah database karena semua aplikasi web yang akan dibuat semua terhubung ke database dan akan melakukan tiga tahap yaitu input,