• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Karakteristik Guru dan Perilaku Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas XI SMAN 6 Palopo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Karakteristik Guru dan Perilaku Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas XI SMAN 6 Palopo"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). pada Program Studi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Palopo

Oleh,

IMAY SYAHRAH ILHAM NIM 14.16.12.0041

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALOPO

(2)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). pada Program Studi Tadris Matematika

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo

Oleh,

IMAY SYAHRAH ILHAM NIM 14.16.12.0041

Dibimbing oleh: 1. Dr. Hilal mahmud, M.M 2. Nursupiamin, S.Pd., M.Si

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALOPO

(3)

vi

Palopo.”.Skripsi Program Studi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo. (Dibimbing Oleh Dr. Hilal mahmud, M.M. dan Nursupiamin, S.Pd., M.Si.).

Kata Kunci : Pengaruh, Karakteristik Guru dan Perilaku Motivasi, SMAN 6 Palopo

Permasalahan pokok dalam penelitian ini yaitu (1). Bagaimana karakteristik guru dalam pembelajaran matematika siswa kelas XI SMAN 6 Palopo? (2). Bagaimana perilaku motivasi siswa dalam pembelajaran matematika siswa kelas XI SMAN 6 Palopo (3). Adakah pengaruh karakteristik guru dan perilaku motivasi siswa dalam pembelajaran matematika siswa kelas XI SMAN 6 Palopo?. Tujuan pada penelitian ialah (1) Untuk mengetahui bagaimana karakteristik guru dalam pembelajaran matematika siswa kelas XI SMAN 6 Palopo? (2) Untuk mengetahui bagaimana perilaku motivasi siswa dalam pembelajaran matematika siswa kelas XI SMAN 6 Palopo? (3) Untuk mengetahui adakah pengaruh karakteristik guru dan perilaku motivasi siswa dalam pembelajaran matematika siswa kelas XI SMAN 6 Palopo?

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif tipe ex-post facto yang melibatkan siswa kelas XI SMAN 6 Palopo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 6 Palopo dengan jumlah 229 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportionate Stratified Random Sampling dengan jumlah 70 siswa. Cara pengambilan data yaitu menggunakan angket. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan analisis uji-t.

Berdasarkan hasil hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji diperoleh hasil = 24,388 dan (0,05 ∶ 30) = 2,042 dengan taraf signifikan = 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa > yaitu13,702 > 2,042.Hal ini menunjukan bahwa diterima dan ditolak. Karena diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakteristik guru memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap perilaku motivasi siswa kelas XI SMAN 6 Palopo. Oleh karena itu, hasil penelitian ini sejalan dengan teori-teori yang menunjukkan keterkaitan pengaruh karakteristik guru dan perilaku motivasi siswa.

(4)

vii

Nama : Imay Syahrah Ilham

NIM : 14.16.12.0041

Program Studi : Tadris Matematika

Fakultas :Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Judul Skripsi :Pengaruh Karakteristik Guru dan Perilaku Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas XI SMAN 6 Palopo. Dengan ini menyatakan yang sebenarnya, bahwa:

1. Skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan plagiasi atau duplikasi dari tulisan orang/karya orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

2. Seluruh bagian dari skripsi ini adalah karya saya sendiri selain kutipan yang ditunjukkan sumbernya. Segala kekeliruan yang ada di dalamnya adalah tanggung jawab saya.

Demikian pernyataan ini dibuat sebagaimana mestinya. Bilamana di kemudian hari ternyata pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Palopo, Januari 2019 Yang membuat pernyataan,

Imay Syahrah Ilham NIM. 14.16.12.0041

(5)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan, pendidikan ini selalu mengalami perkembangan, meskipun secara essensial tidak jauh berbeda. Pendidikan menurut Langeveld (dalam Hasbullah) ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu,atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.1

Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia karena pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak didapatkan oleh setiap individu untuk kemajuan suatu bangsa. Keberhasilan suatu bangsa dapat terlihat dari kualitas pendidikannya salah satunya yaitu pada pendidikan matematika.

Matematika merupakan salah satu ilmu yang digunakan sebagai tolak ukur dalam perkembangan teknologi dan kemajuan ilmu pengetahuan. Dengan mempelajari matematika seseorang dapat berfikir secara logis untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Inilah yang dapat digunakan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi di zaman modern ini.

Bersamaan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, sumber daya manusia lebih dituntut untuk berperan dalam menunjang jalannya pembangunan. Untuk membentuk suatu generasi yang berkualitas tentu saja

1Hasbullah,Dasar-dasar ilmu pendidikan,(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2012),

(6)

dibutuhkan proses pembelajaran yang berkualitas. Pembelajaran yang berkualitas akan tercapai apabila tercipta suatu kondisi yang nyaman dalam pembelajaran. Kondisi nyaman tersebut akan terjadi apabila ada suatu interaksi positif antara guru dan peserta didik yang menimbulkan rasa nyaman antara keduanya.

Salah satu aktor penting dalam pendidikan adalah guru. Karena guru adalah orang yang langsung berinteraksi dengan siswa, memberikan keteladanan, motivasi, dan inspirasi untuk terus bersemangat dalam belajar, berkarya, dan berprestasi.2 Guru mempunyai peran kombinasi sebagai orang tua yaitu, mendidik, mengajar, membina, penilai dan memelihara anak. Perbedaanya guru hanya mendidik di lingkungan sekolah dan orang tua di lingkungan keluarga. Karakteristik guru yang positif yaitu apabila dalam diri guru tersebut menguasai kompetensi dasar pendidik dan memiliki karakter positif sebagai seorang guru. Pendidik atau guru yang mempunyai kompetensi dan karakter yang telah disebutkan seperti di atas, maka guru tersebut dikatakan mempunyai karakteristik yang positif.

Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar, kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber pada peristiwa pertama, motivasi siswa yang rendah menjadi lebih baik setelah siswa memperoleh informasi yang benar, peristiwa kedua motivasi dapat menjadi rendah dan dapat diperbaiki kembali. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang

2Jamal Ma’ruf Asmani, Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan Pendidikan

(7)

mengaktifkan, menggerahkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.3 Namun perlu juga diketahui bahwa motivasi yang dimiliki antara siswa satu dengan yang lainnya berbeda, karena motivasi bersifat individual.

Kurangnya perhatian dan rendahnya motivasi belajar siswa pada kegiatan pembelajaran akan berdampak buruk bagi siswa itu sendiri. Motivasi belajar sangat penting dimiliki siswa dalam kegiatan pembelajaran, karena akan menjadikan siswa menjadi pribadi yang selalu mengalami perubahan ke arah yang lebih baik, sehingga mendorong siswa untuk mencapai cita-cita yang ingin dicapai.

Rendahnya motivasi terlihat dari ketidaksenangan terhadap sesuatu. Padahal Allah swt telah memberikan motivasi kepada hambanya untuk menghadapi apapun yang ada di depan mata dengan selalu bersandar kepada ketetapan Allah swt, sebagaimana dalam Q.S. Al-Baqarah/2 : 216.



























Terjemahnya :

“Diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.4

3Dimyati, Mudjiono,Belajar dan Pembelajaran,( Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 80. 4Departemen Agama RI.,Al-Qur’an dan Terjemahnya,(Bandung: Diponegoro, 2004),

(8)

Ayat tersebut di atas mengajak kepada umat manusia untuk tidak berpikir negatif dulu terhadap suatu hal yang tidak menyenangkan dan tidak terlalu bergembira terhadap hal yang menyenangkan baginya. Karena bisa saja sesuatu yang menurut manusia itu buruk tapi baik menurut Allah swt begitupun sebaliknya.

Sedangkan ayat yang berkaitan dengan peran guru dapat dilihat pada Q.S Al-Jumu’ah/62: 2 berikut:















































Terjemahnya :

“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul diantara mereka, yang membacakan ayat-ayat-nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan hikma (sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”5

Ayat di atas menjelaskan bahwa Rasul diutus untuk mengajarkan ilmu kepada umat manusia, di sini tercermin peranan seorang guru yang berperan dalam mengarahkan manusia untuk menuju arah yang lebih baik. Ini juga menjelaskan peran seorang guru untuk memberantas adanya buta huruf dan kebodohan masyarakat.

Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing dan memberikan fasilitas belajar bagi pesrta didik untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat

(9)

segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Guru memiliki peranan penting dalam mengoptimalkan belajar siswa. Tugas guru yang paling penting adalah meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa terhadap pelajaran yang diajarkan. Dengan demikian, guru hendaknya berwawasan luas dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang terjadi dalam proses belajar-mengajar.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Karakteristik Guru dan Perilaku Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas XI SMAN 6 Palopo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebegai berikut:

1. Bagaimana gambaran karakteristik guru dalam pembelajaran matematika siswa kelas XI SMAN 6 Palopo?

2. Bagaimana gambaran perilaku motivasi siswa dalam pembelajaran matematika siswa kelas XI SMAN 6 Palopo?

3. Apakah karakteristik guru berpengaruh terhadap perilaku motivasi siswa dalam pembelajaran matematika siswa kelas XI SMAN 6 Palopo?

C. Hipotesis Penelitian

Secara deskriptif hipotesis dalam penelitian ini adalah “Terdapat pengaruh yang singnifikan antara karakteristik guru dan perilaku motivasi siswa

(10)

dalam pembelajaran matematika siswa Kelas XI SMAN 6 Palopo”. Adapun hipotesis statistiknya dirumuskan sebagai berikut:

H0: β ≤ 0 lawan H1: β > 0

Keterangan :

H0: Tidak terdapat pengaruh yang singnifikan antara karakteristik guru dan perilaku motivasi siswa dalam pembelajaran matematika siswa kelas XI SMAN 6 Palopo.

H1: Terdapat pengaruh yang singnifikan antara karakteristik guru dan perilaku motivasi siswa dalam pembelajaran matematika siswa kelas XI SMAN 6 Palopo.

β : Parameter pengaruh karakteristik guru dan perilaku motivasi siswa dalam pembelajaran matematika siswa kelas XI SMAN 6 Palopo.

D. Defenisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan definisi yang didasarkan atas hal yang didefinisikan yang dapat diamati atau diobservasi. Pada penelitian ini definisi operasional variabelnya adalah :

1. Karakteristik guru ialah sifat atau kebiasaan yang mencolok diri semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina siswa baik secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah mulai dari pendidikan masa usia dini hingga pendidikan menengah. Diman guru harus mempunyai rasa simpati kepada siswa, mengikuti tingkah laku dan sunnah Nabi Muhammad saw dan dia tidak meminta imbuhan karena perkhidmatannya,

(11)

tidak memberi siswa sembarang nasihat, menuntun siswanya agar meninggalkan perlakuan buruk dengan cara memberikan nasihat bukan dengan memarahi mereka, tidak merendahkan disiplin ilmu yang dihadapan siswa, tidak memaksakan sesuatu yang pelajar tidak mungkin mencapainya, memberikan kepada siswa yang kurang pintar bahan ajar yang mudah dipahami.

2. Perilaku motivasi adalah tanggapan atau reaksi individu atau tindakan yang dilakukan mulai dari adanya kebutuhan pada diri individu dalam bentuk energi aktif yang menyebabkan timbulnya dorongan sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dengan intensitas tertentu yang berfungsi menciptakan kondisi atau suatu proses yang mengerahkan individu melakukan aktivitas belajar dengan kata lain seseorang perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal. Adapun bentuk perilaku motivasi dalam kegiatan belajar ialah memberi angka, hadiah, saingan, ego-involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan yang diakui.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran karakteristik guru dalam pembelajaran matematika siswa kelas XI SMAN 6 Palopo?

2. Untuk mengetahui bagaimana gambaran perilaku motivasi siswa dalam pembelajaran matematika siswa kelas XI SMAN 6 Palopo?

(12)

3. Untuk mengetahui apakah karakteristik guru berpengaruh terhadap perilaku motivasi siswa dalam pembelajaran matematika siswa kelas XI SMAN 6 Palopo?

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini daharapkan dapat memberikan manfaat atau kegunaan dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Manfaat Ilmiah

a. Dapat menambah ilmu pengetahuan dalam hal pengaruh pengajaran yang merupakan rangkaian dari proses pendidikan sehingga nantinya dapat memberikan kontribusi pemikiran yang berkaitan dengan karakteristik guru dan perilaku motivasi siswa yang mendorong siswa menjadi lebih termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga siswa dapat memiliki hasil belajar matematika yang optimal.

b. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya bagi peneliti dalam hal karakteristik guru dalam pembelajaran dan perilaku motivasi siswa dalam menumbuhkan motivasi siswa guna meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMAN 6 palopo.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis pada penelitian ini ialah diharapkan agar bisa menjadi bahan masukan bagi tenaga pengajar setidaknya dapat meningkatkan kemampuan

(13)

mengajar dengan mengambil tindakan pengaruh karakteristik guru dan perilaku motivasi siswa dalam pembelajaran matematiaka siswa kelas XI SMAN 6 Palopo.

(14)

9 A. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Berdasarkan dari hasil penelitian sebelumnya dan ditemukan pembahasan yang cenderung sama dengan judul yang dibahas namun terdapat beberapa hal yang telah membahas yang berhubungan dengan judul ini.

1. Diah Larasati pada tahun 2013 dengan judul “Pengaruh karakteristik Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di SD Negeri 6 Bulungkulon Jekulo-kudus Tahun Ajaran 2012/2013. Dalam penelitian ini menarik kesimpulan bahwa karakteristik guru berpengaruh positif terhadap motivasi belajar. Hal ini terbukti berdasarkan hasil perhitungan uji-t, dengan sebesar 5,506 sehingga > atau 5,508 > 1,645 ( = 0,05). Hasil perhitungan untuk nilai sebesar 0,258, berarti 25,8% motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh karakteristik guru, sisanya74,2dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak ikut dalam penelitian ini.1

2. Muhammad Al-Haddad pada tahun 2014 dengan judul Perilaku Guru Dalam Mengajar dan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus di SMP Al-Irsyad Surakarta Tahun Ajaran 2013-2014). Penelitian ini menyimpulkan bahwa guru SMP AL-Irsyad Surakarta dalam mengajar sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari cara guru mengajar, walaupun masih ada yang kurang optimal, akan tetapi proses

1Diah Larasati, Pengaruh Karakteristik Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SD

Negeri 6 Bulungkulon Jekulo-Kudus, Jurnal, (Surakarta: Universitas Muhammadiyah Sukarta, 2013).

(15)

belajar mengajar berlangsung dengan baik. Siswa SMP AlIrsyad Surakarta mempunyai semangat untuk mengikuti pelajaran, hal ini dapat dilihat pada saat proses belajar mengajar berlangsung, siswa antusias dan komunikatif. Ini menunjukkan bahwa siswa mempunyai motivasi, dorongan untuk belajar. Ada hubungan positif antara perilaku guru dalam mengajar dengan motivasi belajar siswa di SMP Al-Irsyad Surakarta.2

3. Tjahjaning Poerwati dengan judul Pengaruh Perilaku Belajar dan Motivasi Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Akuntansi di Universitas Stikubank (UNISBANK) Semarang. Penelitian ini menggunakan uji regresi linear berganda menyimpulkan bahwa perilaku belajar dan motivasi berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa akuntansi.3

Ketiga penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang akan diajukan oleh penulis. Relevansinya adalah pada penelitian pertama sama-sama meneliti tentang karakteristik guru dan pada penelitian kedua sama-sama meneliti tentang perilaku motivasi. Perbedaannya adalah penelitian pertama menggunakan menggunakan metode penelitian kuantitatif, penelitian kedua menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dan pada penelitian ketiga menggunakan tehnik deskriptif kuantitatif yaitu tehnik kualitatif yang diolah dengan tehnik kuantitatif sedangkan penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif tipe ex-post facto.

2Muhammad Al-Haddad, Perilaku Guru Dalam Mengajar dan Motivasi Belajar Siswa

(Studi Kasus di SMP Al-Irsyad Surakarta Tahun Ajaran 2013-2014),Skripsi, (Sukarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014).

3Tjahjaning Poerwati, Pengaruh Perilaku Belajar dan Motivasi Terhadap Prestasi

Akademik Mahasiswa Akuntansi di Universitas Stikubank (UNISBANK) Semarang, Jurnal, (Semarang: Universitas Stikubank).

(16)

B. Kajian Pustaka

1. Karakteristik Guru

Karakteristik ialah mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu.4 Karakteristik guru dapat ditinjau dari segi tanggung jawab guru, fungsi dan peranan guru, tujuan pendidikan sekolah dan peranan guru dalam proses belajar mengajar.5

Piuas Partono dan Dahlan menyatakan sebagaimana dikutip Agung Hermawan, bahwa karakteristik berasal dari kata karakter dengan arti watak, pembawaan atau kebiasaan yang dimiliki oleh individu yang relatif tetap.6

Muh. Uzer Usman menyatakan sebagaimana dikutip Agung Hermawan, bahwa karakteristik adalah mengacu kepada karakter dan gaya hidup seseorang serta nilai-nilai yang berkembang secara teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan mudah diperhatikan.7

Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi siswa dalam jalur formal pendidikan.8 Pemahaman lain bahwa guru adalah orang yang

4Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta:

Balai Pustaka), 2007.

5Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Cet. III;

Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2004), h. 38-39.

6 Agung Hermawan, Mengetahui Karakteristik Peserta Didik untuk Memaksimalkan Pembelajaran,Jurnal, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2014).

7Ibid.,

8 Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, (Cet. II; Bandung:

(17)

berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan siswa, baik secara individual ataupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah.9

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteriktik guru ialah sifat atau kebiasaan yang mencolok diri semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina siswa baik secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah pada jalur pendidikan formal.

Salah satu faktor penting dalam pendidikan adalah guru. Peranan guru sangat besar dalam pembelajaran karena guru sebagai penanggung jawab kegiatan belajar mengajar di kelas. Guru merupakan sentral serta sumber kegiatan belajar mengajar.10Guru harus penuh inisiatif dan kreatif dalam mengajar karena gurulah yang mengetahui secara pasti situasi dan kondisi siswa di mana guru orang yang langsung berinteraksi dengan siswa, memberikan keteladanan, motivasi, dan inspirasi untuk terus bersemangat dalam belajar, berkarya, dan berprestasi.

Menurut Al-Ghazali (dalam Dzulkifli dan Inda Puspita Sari) meyebutkan bahwa guru harus memiliki karakteristik personal dan sosial sebagai berikut: a. Mempunyai rasa simpati kepada siswa, menganggap serta melayani mereka sebagaimana anaknya sendiri.

b. Mengikuti tingkah laku dan sunnah Nabi Muhammad saw. Dan dia tidak meminta imbuhan karena pengajarannya.

9Syamsu S,Strategi Pembelajaran Meningkatkan Kompetensi Guru, (Cet. I; Makassar:

Penerbit Aksara Timur, 2015), h. 1.

10Zainal Aqib, Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran, (Cet. III; Surabaya:

(18)

c. Tidak memberi siswa sembarang nasihat atau membenarkan mereka melaksanakan sesuatu tugas kecuali dia benar-benar terlatih dan berpengalaman tentang perkara yang berkenaan.

d. Menuntun siswanya agar meninggalkan perlakuan buruk dengan cara memberikan nasihat bukan dengan memarahi mereka.

e. Tidak merendahkan disiplin ilmu yang dihadapan siswa.

f. Tidak memaksakan sesuatu yang pelajar tidak mungkin mencapainya.

g. Memberikan kepada siswa yang kurang pintar bahan ajar yang mudah dipahami.11

Santrock menyatakan sebagaimana dikutip Dzulkifli dan Inda Puspita Sari, bahwa karakter guru yang efektif yaitu menguasai materi pelajaran dan keahlian atau keterampilan mengajar yang baik, memiliki strategi pengajaran yang baik dan didukung oleh metode penetapan tujuan, rancangan pengajaran serta manajemen kelas, dan membutuhkan komitmen dan motivasi seperti sikap yang baik dan perhatian pada siswa.12

2. Perilaku Motivasi

Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.13 Ini berarti rangsangan dari stimulus dapat mengubah perilaku individu, baik itu merupakan respon positif maupun respon negatif.

11Dzulkifli & Inda Puspita Sari.Karakteristik Guru Ideal. Disampaikan pada Seminar

Psikologi & Kemanusiaan di Psychology Forum UMM pada tahun 2015. http://mpsi.umm.ac.id/files/file/89-93%20Dzulkifli.pdf (diunggah tanggal 12 agustus 2018).

12Ibid.,

13Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta:

(19)

Nana Syaodih Sukmadinata menyatakan sebagaiman dikutip Yuni Martha Nainggolan dkk., bahwa perilaku atau kegiatan individu menyangkut hal-hal yang dia sadari dan juga yang tidak dia sadari.14

Motivasi berpangkal dari kata “motif” daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.15 Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.16 Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tudak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh dari dalam diri seseorang.17

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku motivasi adalah suatu tanggapan atau reaksi individu tehadap rangsangan atau lingkungan yang mempengaruhi secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.

Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah dan penggerak tingkah laku. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan

14 Yuni Martha Nainggolan Dkk. Pengaruh Sikap Kasih Sayang Guru Terhadap

Perilaku Sisiwa Berbudi Pekerti dan Hasil Belajar Siswa di SMA Perintis 2 Bandar Lampung, Jurnal, (Bandar Lampung: Universitas Lampung Bandar Lampung, 2012).

15 Sardiman A.M., Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Cet. 24; Depok: PT.

Rajagrafindo Persada, 2018), h. 102.

16Oemar Hamalik,Proses Belajar Mengajar, (Cet. III; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004),

h. 158.

(20)

memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai.Apabila dalam kegiatan belajar mengajar ada siswa melakukan susuatu yang tidak seharusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab-sebabnya. Sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam, mungkin ia tidak senang, mungkin sakit, lapar, ada problem pribadi dan lain-lain. Hal ini berarti dalam diri anak tidak terjadi perubahan energi, tidak terangsang efeksinya untuk melakukan sesuatu, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebab-musababnya kemudian mendorong siswa tersebut agar mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan, yakni belajar. Dengan kata lain, siswa perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya atau singkatnya perlu diberikan motivasi.

Kemudian dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, yang penting bagaimana menciptakan kondisi atau suatu proses yang mengarahkan siswa melakukan aktivitas belajar. Dalam hal ini tentulah peran guru sangat penting, bagaiman guru melakukan usaha-usaha yang dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi agar siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik. Untuk dapat belajar dengan baik diperlukan proses dan motivasi yang baik pula. Memberikan motivasi kepada siswa, berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu.

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar ialah sebagai berikut:18

(21)

a. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Angka yang baik bagi siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Akan tetapi ada juga siswa belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini menunjukkan motivasi yang dimilikinya kurang berbobot. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh oleh guru adalah bagaimana cara memberikan angka-angka dapat dikaitkan dengan values yang terkandung di dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada siswa. Misalnya, memberikan siswa nilai tinggi dalam pembelajaran.

b. Hadiah

Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat dengan pekerjaan tersebut. Misalnya, memberikan hadiah kepada siswa yang nilainya diatas rata-rata.

c. Saingan

Saingan dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok. Unsur persaingan ini sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa. Misalnya, dengan membandingkan bahwa nilai belajar siswa lain lebih baik dari dirinya.

d. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan

(22)

mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Misalnya, penyelesaian tugas dengan baik ialah bukti siswa teladan. e. Memberi ulangan

Siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru ialah jangan terlalu sering memberi ulangan kepada siswa (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitis.

f. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar siswa meningkat, maka ada motivasi dalam diri siswa untuk terus belajar, dengan harapan hasilnya terus meningkat.

g. Pujian

Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian ini bentuk reinforcement yang positif sekaligus merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar sekaligus akan membangkitkan harga diri.

h. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsio-prinsip pemberian hukuman. Misalnya, memberikan hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan PR.

(23)

i. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti ada keinginan untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti ada pada diri siswa itu ada motivasi untuk belajar sehingga sudah tentu hasilnya akan lebih baik. Misalnya, siswa mencari sumber bacaan lain yang merhubungan dengan materi pembelajaran.

j. Minat

Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan dengan lancar kalau disertai dengan minat dengan cara membangkitkan adanya suatu kebutuhan, menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau, memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik dan menggunakan berbagai macam bentuk mengajar. Misalnya, siswa menyukai belajar kelompok daripada belajar perorangan.

k. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai akan menimbulkan gairah untuk terus belajar. Misalnya, siswa rajin belajar karena ingin mendapat ranking pertama.

Sedangkan menurut Rohani, bahwa ada beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi di antaranya ialah cara mengajar yang bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, menggunakan media dan alat bantu yang menarik perhatian siswa aeperti gambar, foto, diagram dan sebagainya.19

(24)

Bentuk-bentuk motivasi sebagaiman diuraikan di atas, tentu masih banyak cara yang bisa dimanfaatkan. Penting bagi guru untuk mengembangkan atau mengarahkan agar dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna sehingga hasilnya pun akan bermakna bagi kehidupan si subjek belajar.

Freud mengemukakan bahwa motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri yaitu tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu dan senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.20 Apabila seseorang memiliki ciri-ciri tersebut, berarti orang tersebut selalu memiliki motivasi yang cukup kuat.

Rendahnya motivasi belajar merupakan salah satu penyebab siswa mengalami kesulitan belajar. Beberapa ahli mengungkapkan bahwa faktor yang mempengaruhi rendahnya motivasi belajar dibedakan atas faktor internal dan faktor eksternal. Nur Fauziyatun yang berpendapat bahwa faktor internal yang mempengaruhi rendahnya motivasi belajar meliputi:21

a. Kesehatan fisik dan mental

Keadaan siswa yang sakit menyebabkan siswa tidak dapat menyerap pelajaran dengan baik, sehingga siswa malas untuk mengikuti pembelajaran. Kesehatan mental siswa yang dimaksud adalah kondisi emosi siswa. Siswa yang

20Sardiman A.M., Log. Cit., h. 83.

21Nur Fauziyatun N., Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Rendahnya Motivasi

Belajar Siswa Kelas IX SMP Negeri 22 Semarang Tahun Ajaran 2013/2014. Jurnal, (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2014), h. 32-33.

(25)

belum mampu mengatur emosinya maka akan sulit menyerap pelajaran dengan baik.

b. Bakat

Bakat merupakan keahlian yang dibawa sejak lahir. Siswa yang tidak memiliki bakat akan sulit untuk mempelajari suatu keahlian yang bukan sesuai dengan bakatnya. Bagi siswa yang mempunyai bakat tertentu namun tidak mempunyai motivasi untuk mengembangkannya maka bakat tersebut menjadi sia-sia.

c. Minat untuk belajar

Siswa yang tidak mempunyai minat pada suatu mata pelajaran cenderung untuk tidak memiliki motivasi untuk belajar. Rendahnya minat untuk belajar menjadikan siswa malas mengikuti kegiatan pembelajaran.

d. Konsentrasi

Dalam belajar diperlukan konsentrasi untuk menerima informasi yang dipelajari. Siswa yang motivasi belajarnya rendah cenderung sulit untuk memusatkan konsentrasi pada belajarnya. Begitu juga dengan siswa yang sulit memusatkan konsentrasinya maka akan enggan untuk belajar.

e. Kepercayaan diri

Siswa yang memiliki kurang rasa percaya diri tinggi dalam belajar akan kesulitan menyerap materi dan mengerjakan tugas yang diberikan guru.

f. Komitmen pada tugas

Siswa yang mempunyai komitmen padatugas rendah, maka memiliki motivasi yang kurang dalam belajar.

(26)

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi rendahnya motivasi belajar yaitu sebagai berikut:22

a. Kondisi keluarga

Hubungan keluarga dimaknai sebagai proses pengalaman berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan keluarga, terutama dengan orangtua yang mengajar, melatih, dan memberikan contoh berbahasa kepada anak.Kondisi keluarga yang terlalu membiarkan atau acuh tak acuh sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa, karena siswa tidak mendapat dorongan untuk belajar dari lingkungan terdekatnya.

b. Teman sebaya.

Pengaruh teman sebaya menjadi faktor ekstrinsik yang sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa, jika siswa bergaul dengan siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi maka siswa tersebut akan mengikuti teman-temannya. Namun jika siswa bergaul dengan teman yang kurang mendukung minat belajar, maka akan menyebabkan siswa enggan untuk belajar.

c. Lingkungan tempat tinggal

Jika siswa tinggal di lingkungan yang tidak mendukungnya untuk belajar, maka kecil kemungkinan siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. Siswa yang hidup dalam komunitas masyarakat yang heterogen yang sering terjadi kegaduhan, kebisingan, keributan, pertengkaran, kemalingan, perkelahian, dan sebagainya sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat yang heterogen.

(27)

d. Lingkungan sekolah

Jika lingkungan sekolah tidak kondusif untuk melakukan kegiatan belajar mengajar maka motivasi belajar siswa akan semakin memudar. Suasana sekolah yang kurang menyenangkan. Misalnya suasana bising, karena letak sekolah berdekatan dengan jalan raya, tempat lalu lintas hilir mudik, berdekatan dengan rumah penduduk, dekat pasar, bengkel, pabrik, dan lain-lain sehingga akan sulit berkonsentrasi belajar.

Motivasi belajar seseorang akan tinggi atau rendah sangat tergantung dari beberapa unsur yang mempengaruhinya. Dengan motivasi belajar yang tinggi maka siswa akan memperoleh hasil belajar yang optimal.

C. Kerangka Pikir

Salah satu cara yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa dalam mengoptimalkan pembelajaran matematika siswa adalah melalui angket karakteristik guru dan perilaku motivasi siswa. Setelah melakukan pengamatan di SMAN 6 Palopo, banyak kendala yang dihadapi oleh guru yang dianggap berakibat pada rendahya hasil belajar matematika siswa karena perilaku motivasi belajar yang kurang optimal. Masalah yang paling menonjol yaitu kurangnya pengaruh guru dalam menumbuhkan motivasi terhadap siswa sehingga cenderung membuat siswa jenuh dalam belajar. Untuk lebih jelasnya diberikan bagan sebagai berikut:

(28)

Gambar 2.1 : Kerangka Pikir Pembelajaran Matematika

Pengaruh

Karakteristik Guru Perilaku Motivasi Siswa

Analisis

(29)

24 A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan pedagogik. Pendekatan pedagogik berfungsi untuk masalah yang diteliti dengan penjelasan angka seperti motivasi belajar siswa, nilai perbedaan dua rata-rata, dan lain-lain. Sesuai dengan tujuan akhir yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan pedagogik adalah menguji teori, membangun fakta menunjukkan hubungan dan efektivitas serta perbandingan antar variabel, memberikan deskripsi statistik dan meramalkan hasilnya.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif tipeex-post facto. Penelitian ex-post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian menurut kebelakan melalui data tersebut untuk menemukan faktor-faktor yang mendahului untuk menentukan sebeb-sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti. Penelitian ex-post facto bertujuan menemukan penyebab suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan pada variabel bebas yang secara keseluruhan sudah terjadi. Pada penelitian ini keterkaitan antara variabel bebas dengan variabel bebas, maupun variabel bebas dengan variabel terikat sudah terjadi secara alami, dan penelitian ingin melacak kembali faktor penyebabnya.1 Penelitian ini

1Sukardi,Metodologi Penelitian Pendidikan(Kompetensi dan prakteknya), (Jakarta:

(30)

bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh karakteristik guru dan perilaku motivasi siswa dalam pembelajaran matematika siswa.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah karakteristik guru yang biasa diberi simbol X dan variabel terikat pada penelitian ini adalah perilaku motivasi siswa yang biasa diberi simbol Y.

Adapun pola pengaruh kausal antar variabel dapat ditunjukkan diagram jalur sebagai berikut

Gambar 3.1 : Desain Pengaruh Kausal Variabel X dan Y Keterangan:

X = Karakteristik guru Y = Perilaku motivasi siswa

= Pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y

B. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 6 Palopo. Pada hari senin, 5 November 2018 pukul 08.00 am peneliti membagi angket untuk kelas uji coba dengan jumlah sampel 30 siswa dan pada hari kamis, 15 November 2018 pukul 10.00 am peneliti membagi angket untuk kelas sampel dengan jumlah 70 siswa.

(31)

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 6 Palopo beralamat di Jl. Patang II no. 61 Kelurahan Tomarundung, KecamatanWara Bara, Kota Palopo.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas yaitu objek/subjek yang menjadi kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2 Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.3 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 6 Palopo tahun pelajaran 2018/2019 dengan jumlah siswa keseluruhan yaitu 229 siswa. Sebagaimana yang tercantum pada tabel berikut:

Tabel 3.1 : Populasi Penelitian

Sedangkan sampel penelitian ini adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai data dan dapat mewakili seluruh populasi.4 Untuk menentukan sampel dalam penelitian, diperlukan teknik sampling. Penelitian ini menggunakan

2Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Cet. XX; Bandung:

Alfabeta, 2014., h. 80.

3Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Cet. XII; Jakarta:

Rineka Cipta, 2002), h. 167.

4Ibid.,h. 168.

No. Kelas Populasi

1. XI MIA 1 35 2. XI MIA 2 33 3. XI MIA 3 35 4. XI MIA 4 34 5. XI IIS 1 32 6. XI IIS 2 34 7. XI IIS 3 26 Jumlah 229

(32)

teknik sampling Proportionate Stratified Random Sampling, yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional. Dalam penelitian ini, penulis mengambil sampel sebanyak 70 siswa melalui teknik pengambilan sampel acak dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

n = N. d + 1N

Keterangan:

= Jumlah sampel = Jumlah populasi

= Prediksi yang ditetapkan.5 Perhitungan sampelnya adalah:

n = . = ( , ) = × , = , = , = 69,60 ≈ 70responden.

Di mana, N = jumlah seluruh Kelas X SMAN 6 Palopo sebanyak 229 siswa. = Prediksi (ditetapkan 0,1 atau 10%).

Selanjutnya ditentukan jumlah masing-masing sampel menurut tingkatan kelas secaraproporsional random samplingdengan rumus sebagai berikut:

= ∙

Keterangan:

= Jumlah sampel menurut stratum = Jumalah sampel seluruhnya

(33)

= Jumlah populasi menurut stratum = Jumlah populasi seluruhnya.6

Dengan demikian, di peroleh rincian sampel penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.2: Sampel Penelitian

No. Kelas X Populasi ( ) Proporsi Sampel( ) Sampel( ) 1 X MIA 1 32 siswa (33/229) x 70 = 10,69 10 2 X MIA 2 36 siswa (35/229) x 70 = 10,08 11 3 X MIA 3 35 siswa (35/229) x 70 = 10,69 11 4 X MIA 4 34 siswa (34/229) x 70 = 10,39 10 5 X IIS 1 32 siswa (32/229) x 70 = 9,78 10 6 X IIS 2 34 siswa (34/229) x 70 = 10,39 10 7 X IIS 3 26 siswa (26/229) x 70 = 7,94 8

Jumlah 229siswa 70 Siswa

D. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini ada dua macam, yaitu:

1. Sumber data primer, yaitu sumber data yang langsung didapatkan oleh peneliti dalam proses penelitian melalui instrument penelitian yang digunakan. Adapun yang merupakan data primer dalam penelitian ini adalah perolehan angket karakteristik guru dan perilaku motivasi pembelajaran matematika siswa perolehan data skor hasil belajar dengan jenis data kuantitatif dan hasil observasi tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran berupa hasil pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran di kelas. Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti. Sumber data primer pada penelitian ini ada tiga yaitu motivasi belajar matematika siswa yang diperoleh melalui angket dan dokumentasi berupa foto/gambar.

(34)

2. Sumber data sekunder, yaitu data yang diperoleh peneliti melalui pihak kedua atau tangan kedua. Sumber data sekunder pada penelitian ini ialah sumber yang berhubungan seperti guru, bagian kurikulum atau tata usaha sekolah tersebut berupa daftar absen seluruh siswa kelas XI semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 SMAN 6 Palopo.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah angket. Angket merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung. 7 Angket pada penelitian ini adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada siswa dengan menggunakan skala likert dengan 5 alternatif pilihan jawaban yaitu, SL (selalu), SR (sering), KD (kadang), JR (jarang), TP (tidak pernah). Adapun skor pengkategorian angket ialah sebagai berikut:

Table 3.3 Skor Pengkategorian Angket Skala Pernyataan Skor Pengkategorian

Selalu 5

Sering 4

Kadang 3

Jarang 2

Tidak Pernah 1

7Sudaryono Gaguk Margono Wardani Rahayu, Pengembangan Instrument Penelitian

(35)

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data terkumpul, dilakukan tahap pengolahan dan analisis data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan bantuan_software IBM SPSS ver. 20.Adapun tahapannya meliputi:

1. Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Pada penelitian ini, sebelum angket digunakan terlebih dahulu instrumen angket diuji coba. Dalam hal ini uji validitas dan reliabilitas. Menurut Riduwan, validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur.8 Suatu alat ukur dikatakan valid atau mempunyai nilai validitas tinggi apabila alat ukur tersebut memang dapat mengukur apa yang hendak diukur.9Uji validitas ini digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu angket. Dalam penelitian ini, uji validitas yang digunakan yaitu uji validitas isi oleh beberapa ahli dan uji validitas item.

Validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi tersebut terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan butir soal (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dalam indikator. Dengan kisi-kisi instrumen itu maka pengujian dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis.10

Rancangan angket diserahkan kepada validator untuk divalidasi. Validator diberikan lembar validasi setiap instrumen untuk diisi dengan tanda centang (√) pada skalalikert1 – 4 seperti berikut ini :

8Riduwan,Pengantar Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 106.

9Sugiyono,Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 193.

10Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Ed. XIII; Bandung: Alfabeta, 2005), h.

(36)

Skor 1 : Kurang Relevan Skor 2 : Cukup Relevsn Skor 3 : Relevan

Skor 4 : Sangat Relevan

Data hasil validasi ahli untuk instrumen angket yang berupa pertanyaan atau pernyataan dianalisis dengan mempertimbangkan masukan, komentar dan saran-saran dari validator. Hasil analisis tersebut dijadikan pedoman untuk merevisi instrumen angket. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam proses analisis data kevalidan instrumen tes sebagai berikut:11

1) Melakukan rekapitulasi hasil penilaian para ahli kedalam tabel yang meliputi: (1) aspek (Ai), (2) kriteria (Ki) dan (3) hasil penilaian validator (Vji).

2) Mencari rerata hasil penilaian para ahli untuk stiap kriteria dengan rumus:

= ∑

Keterangan:

= rerata kriteria ke – i

= skor hasil penilaian terhadap kriteria ke – i oleh penilaian ke - j = banyak penilai

3) Mencari rerata tiap aspek dengan rumus:

= ∑

Keterangan:

= rerata kriteria ke – i

= rerata untuk aspek ke – i kriteria ke - j = banyak kriteria dalam aspek ki – i. 4) Mencari rerata total ( ) dengan rumus:

̅ =∑ Keterangan:

̅ = rerata total

11Nurdin, Model Pembelajaran Matematika yang Membutuhkan Kemampuan Metakognitif untuk Menguasai Bahan Ajar,(disertasi tidak diterbitkan: Surabaya: PPs UNESA, 2007).

(37)

= rerata aspek ke – i = banyak aspek

5) Menentukan kategori validitas stiap kriteria atau rerata aspek atau rerata total dngan kategori validasi yang telah ditetapkan.

Kategori validitas yang dikutip dari Nurdin sebagai berikut: 3,5≤M≤4 Sangat valid

2,5≤M<3,5 Valid 1,5≤M<2,5 Cukup valid

M<1,5 Tidak valid Keterangan:

GM = untuk mencari validitas setiap kriteria M = untuk mencari validitas setiap kriteria M = ̅ untuk mencari validitas keseluruhan aspek

Kriteria yang digunakan untuk memutuskan bahwa instrumen memiliki derajat validitas yang memadai adalah untuk keseluruhan aspek minimal berada dalam kategori cukup valid dan nilai untuk setiap aspek minimal berada dalam kategori valid. Jika tidak demikian maka perlu dilakukan revisi ulang berdasarkan saran dari validator. Sampai memenuhi nilai M minimal berada dalam kategori valid.

Selanjutnya, rancangan angket pengaruh karakteristik guru dan perilaku motivasi siswa dalam pembelajaran matematika diujicobakan terlebih dahulu di kelas uji coba. Hasil pengerjaan instrumen di kelas uji coba dianalisis untuk mengetahui tingkat validitas instrumen menggunakan bantuan program Microsoft Excel, yaitu dengan rumus:

Pearson= (array1,array2) Keterangan:

array1 : array item soal tertentu array2 : array total (∑)

(38)

Setelah diperoleh rxy, kemudian dibandingkan dengan harga rtabel dengan = 5% dan dk = n – 1, untuk mengetauhi skor masing-masing item pertanyaan dan pernyataan valid atau tidak. Butir item dikatakan valid jika rhitung> rtabel.12

Lebih lanjut, syarat lainnya yang juga penting bagi seorang peneliti adalah reliabilitas. Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.13 Uji reliabiltas isi angket dalam penelitian ini diolah berdasarkan hasil penilaian beberapa ahli. Rumus yang digunakan adalah rumusPercentage of Agreementsyang telah dimodifikasi.

= ( )

( ) + ( ) Keterangan:

= Koefisien Reliabilitas

( ) = Rerata DerajatAgreementsdari Penilai ( ) = Rerata DerajatDisagreementdari Penilai

Instrumen dikatakan baik (reliabel) jika nilai reliabilitasnya (R)≥0,75.

Untuk mencari reliabilitas item digunakan bantuan program Microsoft Excel, yaitu dengan rumus sebagai berikut:

12Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Cet. IX; Jakarta: Pt Bumi

Aksara, 2009), h. 75.

13Nana Sudjana,Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Cet. XI; Bandung: Remaja

(39)

− 1 1 − ∑ Keterangan :

= reliabilitas instrument

= banyaknya butir soal/pertanyaan ∑ = jumlah varians butir pertanyaan

= varians total14

Instrumen dikatakan memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien yang diperoleh> 0,60.15 Guilford membuat kriteria derajat reliabilitas suatu instrumen seperti berikut:

Tabel 3.4: Interprestasi Reliabilitas16

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,80 < r ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,60 < r ≤0,80 Tinggi 0,40 < r ≤0,60 Cukup 0,20 < r ≤0,40 Rendah

0,00 < r ≤0,20 Sangat Rendah

2. Analisis Hasil Penelitian a. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

14Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Cet.II;Jakarta:

Bumi Aksara,2000),h.291.

15 Azuar Juliandi, Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian dengan Cronbach Alpha:

Manual. (Medan: Universitas Muhammadiyah Sumut, 2008), h.1. https://www.google.com/url?q=http://www.azuarjuliandi.com/download/cronbachalpha(manual).p df (diakses pada tanggal 19/08/2017)

16M. Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Cet. II; Bandung: Pustaka

(40)

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan generalisasi.17 Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik responden berupa perhitungan mean, median, modus, variansi, standar deviasi, nilai minimum, nilai maksimum, dan tabel distribusi frekuensi, dan lain-lain. Adapun kriteria pengkategorian skor yang disusun oleh Azwar ialah sebagai berikut:18

Tabel 3.5: Interprestasi Kategori Angket Karakteristik Guru Dan Perilaku Motivasi Siswa

Tingkat penguasaan Kategori

20 – 38 Sangat Rendah

38 – 52 Rendah

52 – 67 Sedang

67 – 82 Tinggi

82 – 100 Sangat Tinggi

b. Analisis Statistik Inferensial 1) Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan mengetahui apakah data dalam variabel yang digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakansoftware SPSS ver. 20. Dasar pengambilan keputusan memenuhi normalitas dan tidak, sebagai berikut:

17Piet A. Suhertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2000), h. 169.

18Syaifudin Azwar,Penyusunan Skala Psikologi,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011),

(41)

a) Jika nilai signifikansi> (0,05)maka data tersebut berdistribusi normal. b) Jika nilai signifikansi < (0,05) maka data tersebut berdistribusi tidak

normal.

2) Analisis Linerialitas

Uji linearialitas adalah alat statistik yang digunakan untuk mengetahui apakah pengaruh variabel X yand dijadikan sebagai predicator mempunyai hubungan linear aatau tidak terhadap variabel Y. Uji ini menggunakan test of linearity dengan software SPSS ver. 20. Jika nilai signifikan pada linearity di mana ≤ maka terdapat pengaruh linear antara karakteristik guru dan perilaku motivasi siswa

3) Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas, uji linearitas regresi hingga data angket karakteristik guru dan perilaku motivasi siswa berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan pengujian hipotesis menggunakan Uji-t. Hipotesis yang akan diuji ialah sebagai berikut:

∶ ≤ 0 : Tidak terdapat pengaruh yang singnifikan antara karakteristik guru dan perilaku motivasi siswa dalam pembelajaran matematika siswa kelas XI SMAN 6 Palopo.

∶ > 0 : Terdapat pengaruh yang singnifikan antara karakteristik guru dan perilaku motivasi siswa dalam pembelajaran matematika siswa kelas XI SMAN 6 Palopo.

(42)

Keterangan:

β : Parameter hubungan karakteristik guru dan perilaku motivasi siswa dalam pembelajaran matematika siswa kelas XI SMAN 6 Palopo.

Uji digunakan untuk menguji apakah setiap variabel bebas memiliki hubungan secara signifikan terhadap variabel bebas dan terikat. Suatu variabel akan memiliki hubungan yang berarti jika nilai hitung variabel tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai tabel. Untuk menghitung besarnya nilai hitung digunakan rumus:

= Keterangan:

= Nilai t hitung = Koefisien regresi

= Kesalahan baku koefisien regresi.19

Sebelum menghitung t hitung terlebih dahulu kita menghitung nilai standar kesalahan dan kesalahan baku koefisien regresi dengan menggunakan rumus:

=

∑( )2

=

2 (∑ )2

Ketereangan:

19Sulyanto,Ekonomitrika Terapan Pendidikan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Cet.I;

(43)

Se = Kesalahan baku estimasi

( − )2 = Kuadrat selisih nilai riil dengan nilai prediksi = Ukuran Sampel

= Jumlah variabel yang diamati = Kesalahan baku koefisien regresi ∑ 2 = Jumlah kuadrat variabel bebas ∑ = Jumlah nilai variabel bebas20

(44)

39 A. Gambaran Umum SMAN 6 Palopo

1. Sejarah singkat sekolah

SMAN 6 Palopo pada awalnya adalah SMA diakui tri dharma MKGR Palopo merupakan sekolah swasta yang berada di Palopo dibuka oleh yayasan MKGR dengan jumlah 900 siswa jurusan ilmu pengetahuan sosial dan guru 20 orang. Dengan status swasta, sekolah ini telah berhasil menjadi SMA rintisan pendidikan berbasis keunggulan lokal dari tahun pelajaran 2007/2008. Pada tahun pelajaran 2008/2009 melalui keputusan direktur pembinaan SMA direktorat jendral manajemen pendidikan nasional dengan nomor 1216/C4/MN/2008 tentang penetapan 30 SMA rintisan pusat sumber belajar (PSB).

Tindak lanjut dari direktur pembinaan SMA direktorat jendral manajemen pendidikan nasional, maka disusul permintaan mengikuti kegiatan pengemban konten bahan ajar dan bahan uji PSB-SMA tahun 2010 dengan nomor 138/C.C4.2/LK/2010 dalam 4 angkatan. SMAN 6 Palopo mengikuti angkatan 3 dimulai tanggal 25 sampai 31 Juni 2010 dan angkatan 4 dimulai 31 Juli sampai 6 Agustus 2010. Pelajaran sejarah SMAN 6 palopo melalui rapat pengurus yayasan pada tanggal 13 Mei 2009 dengan hasil keputusan perubahan status sekolah dari swasta menjadi negeri dan dilanjutkan dengan proses penetapan hasil tim oleh pengurus yayasan pendidikan tri dharma MKGR kota

(45)

Palopo pada tanggal 20 Mei 2009 dengan hasil keputusan adalah menyerahkan ke pemerinta daerah untuk dijadikan SMA negeri.1

2. Visi dan Misi SMAN 6 Palopo

Adapun Visi dan Misi dari SMAN 6 Palopo: a. Visi Sekolah

Menjadi Sekolah yang unggul dalam mutu yang berdasarkan dengan iman dan taqwa serta berwawasan teknologi informasi dan komunikasi dengan tetap berpijak pada budaya bangsa.

b. Misi Sekolah

1) Melaksanakan pelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa dapat mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal berdasarkan etika, logika, estetika dan kinestik.

2) Mendorong dan membantu guru untuk berkreasi/mengembangkan secara kreatif materi-materi pokok bahan ajar sesuai karakteristik setiap mata pelajaran dan memanfaatkan berbagai media termasuk media TIK.

3) Menetapkan sistem manajeman berbasis sekolah dan partisipasi seluru stake holder sekolah.

4) Menetapkan sistem belajar tuntas (masteri learning) sehingga siswa mempunyai kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan.

5) Mengakomendasi kecakapan hidup (life skill) secara terpadu dan proposal dalam proses pembelajaran.

(46)

6) Mengembangkan kompetensi dasar siswa secara seimbang antara rana, kognitif, efektif, dan psikomotor.

7) Memksimalkan pengelolahan dan pengunaan laboratorium komputer. 8) Meningkatkan kemampuan fasilitas layanann internet kepada seluruh siswa, guru, staf TU.2

3. Tujuan SMAN 6 Palopo

a. Meraih rerata nilai ujian nasional yang terus meningkat mencapai 3,00 (8,00) pada tahun 2016.

b. Proporsi yang diterima di perguruan tinggi negeri mencapai 80% dari jumlah alumni setiap tahun.

c. Membekali alumni yang mencakup domain sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai permendikbud nomor 54 tahun 2013 tentang SKL.

d. Menghasilkan manusia terdidik yang beriman, berbudi pekerti luhur, berpengetahuan, berketerampilan, berkepribadian dan bertanggung jawab yang selalu memuliakan guru dan orang tuanya serta menghormati orang lain.3

4. Jumlah Bangunan SMAN 6 Palopo

SMA Negeri 6 Palopo memiliki fasilitas seperti halaman sekolah, taman sekolah dan bangunan gedung sekolah dan lain sebagainya. Adapun perincian jumlah bangunan SMAN 6 Palopo adalah sebagai berikut:

2Ibid., 3Ibid.,

(47)

Tabel 4.1 : Jumlah Bangunan SMAN 6 Palopo

No. Nama Ruangan Jumlah

1. Ruang Kelas 25

2. Ruang Kepala Sekolah 1

3. Ruang Kepala Sekolah 1

4. Ruang Guru 1

5. Ruang Perpustakaan 1

6. Ruang Komputer 1

7. Laboratorium Biologi 1

8. Ruang Tata Usaha 1

9. Lapangan Volly 1

10. Lapangan Basket 1

11. Kamar Mandi/WC Siswa 4

12. Kamar Mandi/WC Guru 2

13. Ruang UKS 1

14. Ruang Osis 1

15. Kantin 5

16. Pos Jaga 1

Sumber: Bagian Tata Usaha SMA Negeri 6 Palopo, 29 September 2017.4

5. Keadaan siswa SMAN 6 Palopo

Jumlah siswa SMAN 6 Palopo pada tahun ajaran 2018/2019 adalah sebanyak 653 siswa dengan perincin sebagai berikut:

(48)

Tabel 4.2 : Data Siswa SMAN 6 Palopo

No. Kelas Jumlah Siswa Total

1. X 1 55 Siswa 223 Siswa X 2 56 Siswa X 3 57 Siswa X 4 55 Siswa 2. XI MIA 1 35 Siswa 229 Siswa XI MIA 2 33 Siswa XI MIA 3 35 Siswa XI MIA 4 34 Siswa XI IIS 1 32 Siswa XI IIS 2 34 Siswa XI IIS 3 26 Siswa 3.

XII MIA 1 28 Siswa

201 Siswa

XII MIA 2 29 Siswa

XII MIA 3 29 Siswa

XII MIA 4 28 Siswa

XII IIS 1 29 Siswa

XII IIS 2 28 Siswa

XII IIS 3 30 Siswa

Jumlah 653 Orang 653 Orang

Sumber: Bagian Tata Usaha SMA Negeri 6 Palopo, 29 September 20175

6. Keadaan Guru SMAN 6 Palopo

Tabel 4.3 : Pimpinan Sekolah SMAN 6 Palopo

No. Nama Guru Pangkat/Golongan Guru MataPelajaran Jabatan 1. Drs. Abdul GaffarNIP: 19590503 198603 1 025 Pembina TK 1IV/B IndonesiaBahasa SekolahKepala 2. Drs. Muhammadiyah, M.Pd.NIP: 19660506 199412 1 001 Pembina TK 1IV/A Matematika bid.KurikulumWakasek

3. Suhandi Yusuf, S.Pd, M.Pd.NIP: 19761231 200502 1 009 Pembina TK 1 IV/A Bahasa Indonesia Wakasek bid. Sarana Prasarana 4. Salfinus Silas, S.Pd., M.M.NIP: 19770207 200701 1 015 Penata TK 1III/d Bahasa Inggris Bid.HumasWakasek 5. Rizaly Amien, ST, M.Pd.NIP: 19770821 200604 1 016 Penata III/c Kimia bid.KesiswaanWakasek

Sumber: Bagian Tata Usaha SMA Negeri 6 Palopo, 29 September 20176

(49)

Tabel 4.4 : Guru sekolah SMAN 6 Palopo

No. Nama guru Pangkat/Golongan Guru Mata Pelajaran

1. Dra. DjumriahNIP: 19581231 198503 2 041 Pembina TK 1IV/B PKN 2. Drs. JusmanNIP: 19591231 198503 1 173 Pembina TK 1IV/B PKN 3. Dra. HamsiNIP: 19601231 198603 2 133 Pembina TK 1IV/B Sosiologi 4. Dina Rassi, SE.NIP: 19651231 198903 2 120 Pembina TK 1IV/B Ekonomi 5. Dra. MerianisNIP: 19670323 199702 2 001 Pembina TK 1IV/B Matematika 6. Watiharni, S.Pd.NIP: 19690805 199802 2 005 Pembina TK 1IV/B Sejarah 7. Rahmawati, S.Pd.NIP: 19710316 199803 2 004 Pembina TK 1IV/B Bahasa Indonesia 8. Alfrida Tampanguma, S.Pd.NIP: 19571104 198303 2 006 Pembina TK 1IV/A Geografi 11. Muh. Ikhwan Yahya, S.Si.NIP: 19781224 200502 1 002 Pembina TK 1IV/A Biologi 12. Hasnah, S.Si.NIP: 19761005 200502 2 003 Pembina TK 1IV/A Kimia 13. Ulfa Marya S, S.Pd.I.NIP: 19820929 200604 2 020 Penata TK 1III/d Pendidikan AgamaIslam 14. Eva Palemba, S.Pd.NIP: 19791227 200604 2 011 Penata TK 1III/d Biologi 15. Gustina, S.Pd., M.Pd.NIP: 19740327 200801 2 004 Penata TK 1III/d Penjaskes 16. Bulkis Abd. Karim, SS., M.Si.NIP: 19760930 200903 2 003 Penata III/c Bahasa Indonesia 17. Samsul Irawan, S.Ag., M.Pd.I.NIP: 19710702 201001 1 003 Penata III/c Pendidikan AgamaIslam 18. Rahmawati, S.Pd.NIP: 19711231 201001 2 012 Penata III/c BK

19. Hermin Manta, S.Pd.NIP: 19860705 201001 2 024 Penata III/c Matematika 20. Hapar Lagadi, S.Kom.NIP: 19760814 200701 1 018 Penata Muda TK 1III/b TIK 21. Hj. Rukkiyah Luthan, S.Sos., M.Pd.I.

NIP: 19730712 201101 2 001 Penata Muda TK 1III/b Sosiologi 22. Irwan, S.Kom.NIP: 19800503 201101 1 004 Penata Muda TK 1III/b Tik

23. Imelda, S.Th.NIP: 19850513 201101 2 013 Penata Muda TK 1III/b Pendidikan AgamaKristen 24. Ilyas Yusuf B, S.Pd.NIP: 19851105 201101 1 009 Penata Muda TK 1III/b Matematika 6Ibid.,

(50)

25. Sumarlin, S.Pd., M.Pd.NIP: 19871009 201101 1 010 Penata Muda TK 1III/b Bahasa Inggris 26. Anita Limbong, S.Si., M.Pd.NIP: 19871226 201101 2 012 Penata Muda TK 1III/b Fisika 27. Muhammad Ilham, S.Pd.NIP: 19871225 201101 1 006 Penata Muda TK 1III/b Penjaskes 28. Evrilianisa, S.Pd.NIP: 19880426 201101 2 013 Penata Muda TK 1III/b Seni Budaya 29. Drs. Muhammad Kaseng MustafaNIP: 19671231 201409 1 002 Penata Muda TK 1III/b Penjaskes 30. Rais Idris, St.NIP: 19770427 201412 1 001 Penata Muda TK 1III/a Kimia 31. Nency Manukkallo, A. MD.NIP: 19830416 201511 2 001 Pengatur TK 1II/c Bahasa Inggris 32. Hasrianto, S.Pd.NIP: 19850321 201411 1 001 Pengatur Muda TK 1II/a Matematika 33. Ilham Ilyas, S.PI.NIP: 19850404 201411 1 001 Pengatur Muda TK 1II/a Biologi 34. Haryani, S.Si.NIP: 19850601 201411 2 001 Pengatur Muda TK 1II/a Biologi 35. Nasrullah, S.Pd.I.NIP: 19850706 201411 1 001 Pengatur Muda TK 1II/a Bahasa Inggris 36. Devy Darnita Tambing, S.Pd.NIP: 19850728 201411 2 001 Pengatur Muda TK 1II/a Bahasa Inggris

37. Mardia, S.Pd.I. - Bahasa Arab

38. Husniati, SE. - Seni Budaya

39. Ahmad Dahlan, SE. - Ekonomi

40. Kurniati Sibulo, S.Pd. - Bahasa Indonesia

41. Al Fillah, S.Si. - Fisika

42. Rahmawati, S.Pd. - BK/Bahasa Indonesia

43. Dasmah, S.Pd.I - Bahasa Arab

44. Naniek Dwi Maryanti, S.Kom. - TIK

45. Fitria Amaliah, S.Pd. - BK

46. Rafika Hasan, S.Pd. - Seni Budaya

47. Nurul Fadila, S.Pd.

-48. Relianty, S.Pd. - Seni Budaya

49. Zakkiyyah Ichwan Yunus S, S.Si., S.Pd.

-50. Dra. Anggeraini - Sejarah

51. A. Patriani, S.Pd.

-52. Dra. Nurhiana

-53. Haeruddin Malaro

-54. Padaunan, S.Pd., MM.

-55. Rante Dengen, S.Pd., M.Si.

Gambar

Gambar  2.1 : Kerangka PikirPembelajaran Matematika
Tabel 3.1 : Populasi Penelitian
Tabel 3.2: Sampel Penelitian No. Kelas X Populasi ( ) Proporsi Sampel
Table 3.3 Skor Pengkategorian Angket Skala Pernyataan Skor Pengkategorian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Antaranya: mengekalkan kuasa keturunan Sultan Abdul Jalil Riayat Shah IV sebagai Sultan Johor yang dirampas oleh Raja Kechil; membentuk jawatan Yang Dipertuan Muda yang tampak

Forming (pembentukan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk membentuk kelompok dan membentuk sikap yang sesuai dengan norma.. Functioniong (pengaturan) yaitu keterampilan

Dalam hal Nasabah tidak aktif melakukan transaksi di Mandiri dalam kurun waktu tertentu dan Nasabah tidak dapat dihubungi karena terjadinya perubahan alamat dan

Setelah pengujian dilakukan oleh para ahli, maka dilanjutkan dengan uji coba instrumen dengan sampel uji coba sebanyak 30 orang di luar sampel penelitian. Uji

Ciri dari permukiman tradisional sebagai wujud budaya khas adat dapat ditemukan pada pola perumahan taneyan lanjhang yang merupakan ciri khas arsitektural Madura yang memiliki tatanan

Kepada Seluruh Calon Peserta Pemilihan Langsung Untuk Paket Pekerjaan yang di umumkan pada Tanggal 20 Juli 2011 dengan Nomor Pengumuman : 01/LS-REHAB.RKLSA/PPBJ/MTsN.PYN/2011

vitamins, proteins, and other elements that our body need to keep healthy and avoided be from diseases.. If we obey the rules to consume the healthy food and

Tidak adanya kesatuan politik diantara Negara-negara Islam, Perebutan kekuasaan di kalangan Dinasti Saljuk, Adanya Dinasti Fathimiyah yang berideologi