• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tanggung Jawab Sosial Perusahaan"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PT Adi Sarana Armada Tbk

265

Tanggung Jawab

Sosial Perusahaan

Corporate Social Responsibility

ASSA berkomitmen untuk terus menjalankan

keseimbangan antara pertumbuhan usaha dan

manfaat yang dapat diberikan (giving back) melalui

program CSR. Perusahaan berusaha untuk berperan

serta dalam mendukung pembangunan ekonomi

berkelanjutan guna meningkatkan kualitas hidup

dan lingkungan yang bermanfaat bagi komunitas

setempat dan masyarakat dalam rangka terjalinnya

hubungan antara Perusahaan dengan masyarakat

luas yang serasi, seimbang dan sesuai dengan

lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat.

ASSA is committed to continuing to strike a balance between the business growth and the benefits that can be given (giving back) through CSR programs. The Company strives to participate in supporting sustainable economic development to improve the quality of life and the environment that benefits local community and public in general, in order to establish harmonious and balanced relationships between the Company and the wider community that are in accordance with the environment, values, norms and culture of the community.

(2)

Komitmen Pelaksanaan Tanggung Jawab

Sosial Perusahaan

ASSA senantiasa menjaga komitmen untuk menjadi entitas bisnis yang beretika dan taat kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Termasuk di dalamnya untuk memenuhi tanggung jawab perusahaan terhadap seluruh pemangku kepentingan, baik yang bersinggungan secara langsung ataupun tidak langsung dengan aktivitas Perusahaan. Pasal 1 ayat 3 Undang-undang No 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyebutkan, “Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.”

ASSA menyadari bahwa Perusahaan memiliki kewajiban moral untuk memberikan manfaat, termasuk memperbesar akses bagi masyarakat guna mencapai kondisi sosial, ekonomi, dan kualitas kehidupan yang lebih baik.

ASSA berkomitmen untuk mendukung tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/ SDGs) yang telah menjadi resolusi Perserikatan Bangsa Bangsa sejak tahun 2015. Konsep Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainability Development telah muncul dan berkembang di berbagai negara sebagai bagian dari keinginan berbagai pihak tentang keseimbangan antara pelaku usaha, pemangku

Commitment to Implementing Corporate

Social Responsibility

ASSA always maintains its commitment to become an ethical business entity and abides by the applicable laws and regulations. This includes fulfilling the company's responsibilities to all stakeholders, both those that have direct or indirect contact with the Company's activities.

Article 1 paragraph 3 of Law No.40 of 2007 concerning Limited Liability Companies states, "Social and Environmental Responsibility is the Company's commitment to participate in sustainable economic development in order to improve the quality of life and the environment that is beneficial, both for the Company itself, the local community, and society at large. " ASSA realizes that the Company has a moral obligation to provide benefits, including increasing access for the community to achieve better social, economic and quality of life conditions.

ASSA is committed to supporting the achievement of the Sustainable Development Goals (SDGs) which have been the resolutions of the United Nations since 2015. The concept of Sustainable Development has emerged and developed in various countries as part of the desires of various parties about the balance between business actors , stakeholders and regulators. This harmonization can only be realized through

TATA KELOLA TANGGUNG JAWAB SOSIAL

(3)

PT Adi Sarana Armada Tbk

267

strong commitments from all parties, especially business entities that cannot be denied relying on profit orientation and tend to ignore the long-term impact of the activities carried out.

Based on that, ASSA is committed to continue to run a balance between business growth and the benefits that can be given (giving back) through CSR programs. The Company strives to participate in supporting sustainable economic development in order to improve the quality of life and the environment that benefits the local community and the community in order to establish relationships between the Company and the wider community that are harmonious, balanced and in accordance with the environment, values, norms and culture of the community.

In addition, in carrying out ASSA's role in Social and Environmental Responsibility, the Company refers to ISO 26000 on Social Responsibility Guidelines. According to ISO 26000 guidelines, there are 7 (seven) main issues related to TJSL, namely:

1. Community Development 2. Consumers

3. Healthy Institutional Activity Practices 4. Environment

5. Employment 6. Human Rights

7. Organizational Governance

kepentingan dan regulator. Harmonisasi ini hanya dapat diwujudkan melalui komitmen yang kuat dari seluruh pihak, khususnya entitas usaha yang tak dapat dipungkiri bersandar pada orientasi keuntungan dan cenderung mengabaikan dampak jangka panjang atas kegiatan yang dilakukan. Berlandaskan pada hal itu, ASSA berkomitmen untuk terus menjalankan keseimbangan antara pertumbuhan usaha dan manfaat yang dapat diberikan (giving back) melalui program CSR. Perusahaan berusaha untuk berperan serta dalam mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan yang bermanfaat bagi komunitas setempat dan masyarakat dalam rangka terjalinnya hubungan antara Perusahaan dengan masyarakat luas yang serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat.

Selain itu, dalam menjalankan peran ASSA dalam Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, Perusahaan merujuk pada ISO 26000 tentang Panduan Tanggung Jawab Sosial. Menurut panduan ISO 26000, terdapat 7 (tujuh) isu pokok yang terkait dengan TJSL yaitu:

1. Pengembangan Masyarakat 2. Konsumen

3. Praktik Kegiatan Institusi yang Sehat 4. Lingkungan

5. Ketenagakerjaan 6. Hak Asasi Manusia 7. Tata Kelola Organisasi

Hak Asasi Manusia 7 Subjek Inti Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Prosedur

Operasi Wajib KetenagakerjaanPraktik Isi Konsumen Tata Kelola Organisasi Lingkungan Human Rights 7 Core Subjects of Corporate Social Responsibility Employment Practice Customers Issues Fair Operation Procedures Organizational Governance Environment

(4)

Indonesia sendiri telah meratifikasi ISO 26000 pada tahun 2010 dan menjadikannya sebagai Standar Nasional Indonesia (SNI) pada tahun 2012. Selanjutnya, ratifikasi ini dituangkan dalam Peraturan OJK No.51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik.

Dengan dikeluarkannya POJK No.51/POJK.03/2017, ASSA berkomitmen untuk memenuhi keinginan pemegang saham dan pemangku kepentingan Perusahaan dalam mendukung implementasi keuangan berkelanjutan.

Dasar Hukum Pelaksanaan TJSL ASSA

Dasar pelaksanaan program CSR di Perusahaan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain: 1. Undang-Undang Republik Indonesia No.40 tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas (Bab V Pasal 74);

2. Undang-Undang Republik Indonesia No.25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Pasal 15);

3. Undang-Undang No.01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;

4. Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

5. Undang-Undang RI No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 6. Undang Undang RI No.8 tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen;

7. Undang Undang RI No.20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;

8. Undang Undang RI No.39 tentang Hak Asasi Manusia 9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.47 tahun

2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas;

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;

11. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.8/POJK.04/2015 tentang Situs Web Emiten atau Perusahaan Publik (yang menekankan bahwa perusahaan publik harus memuat informasi mengenai tanggung jawab sosial Perseroan di dalam situs web);

12. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik.

Pengelola Program CSR

Pelaksanaan program CSR di ASSA adalah sebuah komite yang terdiri dari Departemen Marketing and Communication dan Customer Care. Komite ini bertanggung jawab langsung kepada Presiden Direktur ASSA. Dengan demikian, struktur pengelolaan program CSR ASSA adalah sebagai berikut :

Indonesia itself has ratified ISO 26000 in 2010 and made it as the Indonesian National Standard (SNI) in 2012. Furthermore, this ratification is outlined in OJK Regulation No.51/ POJK.03/2017 concerning the Implementation of Sustainable Finance for Financial Services Institutions, Issuers and Public Companies.

With the issuance of POJK No.51/POJK.03/2017, ASSA is committed to fulfilling the wishes of the Company's shareholders and stakeholders in supporting sustainable financial implementation.

Legal Basis for ASSA TJSL Implementation

The basis for implementing CSR programs in the Company refers to the applicable laws and regulations, including: 1. Law of the Republic of Indonesia No.40 of 2007 concerning

Limited Liability Companies (Chapter V Article 74); 2. Law of the Republic of Indonesia No.25 of 2007 concerning

Investment (Article 15);

3. Law No.01 of 1970 concerning Work Safety; 4. Law No.13 of 2003 concerning Manpower;

5. RI Law No.32 of 2009 concerning Environmental Protection and Management;

6. RI Law No.8 of 1999 concerning Consumer Protection; 7. RI Law No.20 of 2001 concerning Amendments to Law

Number 31 of 1999 concerning Eradication of Corruption; 8. RI Law No.39 concerning Human Rights;

9. Government Regulation of the Republic of Indonesia No.47 of 2012 concerning Limited Corporate Social and Environmental Responsibility;

10. Government Regulation of the Republic of Indonesia No.50 of 2012 concerning the Implementation of Occupational Safety and Health Management Systems; 11. Financial Services Authority Regulation No.8/

POJK.04/2015 concerning Issuer's or Public Company's Websites (which emphasizes that public companies must include information about the Company's social responsibility on the website);

12. Financial Services Authority Regulation 51/POJK.03/2017 concerning the Implementation of Sustainable Finance for Financial Services Institutions, Issuers, and Public Companies.

CSR Program Manager

The implementation of CSR program at ASSA is a committee consisting of the Marketing and Communication and Customer Care Departments. This committee reports directly to the President Director of ASSA. Thus, the structure of ASSA's CSR program management is as follows:

(5)

PT Adi Sarana Armada Tbk

269

KOMITE CSR

MARKETING COMM. DIv DAN CUSTOMER CARE DIv CSR COMMITTE

MARKETING COMMUNICATION DIVISION AND CUSTOMER CARE DIVISION

CSR PROMOTION ORGANIzATION

OffICER IN CHARGE IN MARCOM AND CUSTOMER CARE

BRANCH HEAD (CSR PROJECT CONTROLLER)

CUSTOMER CARE (CSR ExECUTOR) ALL BRANCHES AND

SUB BRANCHES

CSR IMPLEMENTATION ORGANIzATION PRESIDEN DIREKTUR

PRESIDENT DIRECTORS

Identifikasi Pemangku Kepentingan yang

Terdampak atau Berpengaruh pada Dampak

dari Kegiatan Perusahaan

Identifikasi terhadap pemangku kepentingan menjadi bagian yang penting dalam perumusan strategi pelaksanaan program CSR. Dengan pemetaan pemangku kepentingan beserta dampak dan pengaruhnya, Perusahaan dapat menyusun program CSR yang lebih terarah dan tepat sasaran.

ASSA telah melakukan identifikasi pemangku kepentingan dengan merujuk pada AA1000 Stakeholder Engagement Standard (SES) 2015 yang dikeluarkan oleh Accountability’s, yang membagi Stakeholder ke dalam 6 indikator sebagai berikut:

1. Dependency (D)

Jika ASSA memiliki ketergantungan pada seseorang atau sebuah organisasi, atau sebaliknya.

2. Responsibility (R)

Jika ASSA memiliki tanggung jawab legal, komersial atau etika terhadap seseorang atau sebuah organisasi. 3. Tension (T)

Jika seseorang atau sebuah organisasi membutuhkan perhatian ASSA terkait isu ekonomi, sosial atau lingkungan tertentu.

4. Influence (I)

Jika seseorang atau sebuah organisasi memiliki pengaruh terhadap ASSA atau strategi atau kebijakan pemangku kepentingan lain.

5. Diverse Perspective (DP)

Jika seseorang atau sebuah organisasi memiliki pandangan berbeda yang dapat mempengaruhi situasi dan mendorong adanya aksi yang tidak ada sebelumnya.

Identification of Stakeholders Affected or

Affected by the Impact of the Company's

Activities

Identification of stakeholders is an important part in the formulation of strategies for implementing CSR programs. By mapping out stakeholders and their impact and influence, the Company can develop a CSR program that is more targeted and targeted.

ASSA has identified stakeholders by referring to the 2015 AA1000 Stakeholder Engagement Standard (SES) issued by Accountability, which divides Stakeholders into 6 indicators as follows:

1. Dependency (D)

If ASSA has a dependency on someone or an organization, or vice versa.

2. Responsibility (R)

If ASSA has legal, commercial or ethical responsibilities towards a person or an organization.

3. Tension (T)

If someone or an organization needs ASSA's attention regarding certain economic, social or environmental issues.

4. Influence (I)

If someone or an organization has influence on ASSA or other stakeholders' strategies or policies.

5. Diverse Perspective (DP)

If someone or an organization has a different view that can influence the situation and encourage action that did not exist before.

(6)

6. Proximity (P)

Jika seseorang atau sebuah organisasi memiliki kedekatan geografis dan operasional dengan ASSA.

Setelah dilakukan pemetaan, pemangku kepentingan ASSA adalah sebagai berikut:

• Pelanggan • Karyawan • Sopir • Pemegang Saham • Mitra Kerja/Vendor • Media Massa

• Regulator (Pemerintah, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan)

• Masyarakat

Isu dan Risiko Sosial, Ekonomi dan

Lingkungan Penting Terkait Dampak

Kegiatan Perusahaan

Selain melakukan pemetaan terhadap pemangku kepentingan yang terdampak dan berdampak terhadap aktivitas Perusahaan, ASSA juga melakukan pemetaan terkait isu dan risiko sosial, ekonomi dan lingkungan penting yang terkait dampak dari kegiatan Perusahaan. Isu dan risiko penting tersebut kemudian dijadikan dasar untuk menentukan prioritas dan menetapkan strategi yang akan dijalankan oleh manajemen.

Isu dan risiko ekonomi, sosial dan lingkungan penting terkait dampak kegiatan Perusahaan adalah sebagai berikut:

Isu

Issue DampakImpact

Isu Ekonomi/Issue if Economics

Nilai ekonomi langsung yang dihasilkan dan didistribusikan (Kinerja Ekonomi Perusahaan)

Direct economic value generated and distributed (Corporate Economic Performance)

Berdampak signifikan pada pemegang saham, dan karyawan

Significant impact on shareholders and employees

Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Indirect Economic Impacts Berdampak signifikan pada pemegang saham, karyawan, pelanggan, sopir, regulator, organisasi kemasyarakatan, mitra kerja, masyarakat dan media.

Significant impact on shareholders, employees, customers, drivers, regulators, social organizations, business partners, the community and the media.

Isu Sosial/Social Issue

Kepegawaian

Employment Berdampak signifikan pada pemerintah (regulator), serikat pekerja dan karyawanSignificant impact on the government (regulator), trade unions and employees

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Occupational Health and Safety Berdampak signifikan pada karyawan, sopir, pelangganSignificant impact on employees, drivers, customers

Pelatihan dan Pendidikan

Training & Education Berdampak signifikan pada karyawan, sopirSignificant impact on employees, drivers

Kesehatan dan Keselamatan Pelanggan

Health & Safety of Customer Berdampak signifikan terhadap pelanggan, masyarakatSignificant impact on customers , society

Privasi Pelanggan

Customer Privacy

Berdampak signifikan pada pelanggan, masyarakat

Significant impact on customers , society Isu Lingkungan/Environment Issue

Energi Energy Berdampak signifikan pada keberlanjutan lingkungan

Significant impact on environmental sustainability

Air Water Berdampak signifikan pada keberlanjutan lingkungan

Significant impact on environmental sustainability

Emisi Udara Air Emission Berdampak signifikan pada keberlanjutan lingkungan

Significant impact on environmental sustainability

Limbah Waste Berdampak signifikan pada keberlanjutan lingkungan

Significant impact on environmental sustainability 6. Proximity (P)

If a person or an organization has a geographical and operational proximity to ASSA.

After mapping, the ASSA stakeholders are as follows: • Customers • Employees • Driver • Shareholders • Working Partners/Vendors • Mass Media

• Regulators (Government, Bank Indonesia, Financial Services Authority)

• Society

Important Social, Economic and Environmental

Issues and Risks Related to Impacts of

Corporate Activities

In addition to mapping the affected stakeholders and impacting the Company's activities, ASSA also conducts mapping related to important social, economic and environmental issues and risks related to the impact of the Company's activities. These important issues and risks are then used as the basis for determining priorities and determining strategies to be carried out by management.

Important economic, social and environmental issues and risks related to the impact of the Company's activities are as follows:

(7)

PT Adi Sarana Armada Tbk

271

Lingkup Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Pelaksanaan program CSR ASSA, secara normatif merupakan kewajiban moral Perusahaan, baik terhadap internal ataupun eksternal perusahaan, dalam memperbaiki kualitas kehidupan dan lingkungan sekitar yang membawa manfaat bagi masyarakat dan generasi yang akan datang sehingga terjalin hubungan harmonis antara Perusahaan dengan masyarakat luas, lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat. Oleh karenanya, ASSA senantiasa berusaha untuk berperan serta dalam mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan guna menciptakan keselarasan antara kinerja operasional yang menghasilkan profit bagi pemangku kepentingan dengan tanggung jawab sosial dan kemasyarakatan serta lingkungan yang berkelanjutan. Komitmen tersebut direalisasikan dengan berbagai program CSR yang dikelola Perusahaan secara terarah, konsisten, dan tepat sasaran dengan berlandaskan 3P (People, Planet, dan Profit).

Anggaran CSR

Anggaran pelaksanaan program CSR ASSA ditetapkan oleh Pemegang Saham melalui mekanisme RUPS. Besaran anggaran program ditentukan secara proporsional sesuai rencana kegiatan. Adapun penyaluran dana program CSR ASSA disalurkan ke tiga bidang, yakni bidang sosial kemasyarakatan dan kesehatan, lingkungan/kelestarian alam dan Pendidikan. Tahun 2019, ASSA mengeluarkan biaya pelaksanaan CSR sebesar Rp 411. 893. 962 dengan alokasi sebagai berikut:

No. Bidang PenyaluranDistribution Field Jumlah Penyaluran Dana (Rp)Distributed Fund Amount(Rp)

1 Lingkungan

Environment

23.589.300 2 Sosial kemasyarakatan & Kesehatan

Social humanity & Health 114.127.114

3 Pendidikan

Education 274.177.548

Scope of Corporate Social Responsibility

The implementation of the ASSA CSR program, normatively is a moral obligation of the Company, both internal and external to the company, in improving the quality of life and the environment that brings benefits to society and generations to come so that there is a harmonious relationship between the Company and the wider community, environment, values, community norms and culture.

Therefore, ASSA always strives to participate in supporting sustainable economic development in order to create harmony between operational performance that generates profits for stakeholders with social and social responsibility and environmental sustainability. This commitment is realized through various CSR programs managed by the Company in a directed, consistent, and targeted manner based on 3P (People, Planet, and Profit).

CSR budget

The budget for implementing the ASSA CSR program is determined by the Shareholders through the GMS mechanism. The amount of the program budget is determined proportionally according to the activity plan. The ASSA CSR funding program is distributed into three sectors, namely social and health, environment/nature conservation and education. In 2019, ASSA issued CSR implementation costs of Rp411,893,962 with the following allocations:

(8)

Komitmen dan Kebijakan

ASSA berkomitmen untuk selalu menjunjung tinggi pelaksanaan prinsip operasi yang adil dalam aktivitas operasi Perusahaan sehari-hari. Komitmen tersebut salah satunya dituangkan dalam upaya Perusahaan untuk terus meningkatkan kualitas penerapan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik dalam setiap aktivitasnya.

Prinsip operasi yang adil memiliki korelasi yang sangat erat dengan prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Untuk itu, ASSA juga telah memiliki beberapa kebijakan internal untuk mendukung terlaksananya penerapan prinsip operasi yang adil.

Saat ini, Perusahaan telah memiliki kebijakan-kebijakan yang dapat mendukung terlaksananya tanggung jawab sosial terkait operasi yang adil, antara lain:

• Kode Etik Perusahaan

• Kebijakan Anti Korupsi dan Gratifikasi • Kebijakan Persaingan Usaha yang Sehat • Kebijakan Whistleblower

Perumusan Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan Terkait Operasi yang Adil

ASSA melakukan pemetaan terhadap dampak dan isu sosial, ekonomi dan lingkungan terkait prinsip operasi yang adil. Perusahaan meyakini, terlaksananya tanggung sosial di bidang operasi yang adil sangat bergantung pada tingkah laku dan tindakan seluruh karyawan Perusahaan. Karena itu, ASSA telah memiliki kebijakan yang mengatur sikap dan perilaku yang harus dilakukan oleh seluruh karyawan tanpa terkecuali, yaitu Kode Etik Perusahaan.

Kode Etik Perusahaan merupakan langkah antisipatif yang dilakukan untuk mencegah karyawan ASSA melakukan praktik-praktik yang bertentangan dengan prinsip operasi yang adil. Pembahasan lebih detail terkait Kode Etik Perusahaan terdapat pada bagian Tata Kelola Perusahaan pada laporan ini.

Target dan Rencana Kegiatan

Penerapan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik dan Kode Etik Perusahaan merupakan target yang selalu ditetapkan Perusahaan setiap tahun. ASSA terus berupaya untuk meningkatkan kualitas penerapan GCG dan terus menerus melakukan sosialisasi terhadap Kode Etik Perusahaan agar selalu menjadi perhatian utama bagi seluruh karyawan. Di samping itu, ASSA juga akan mengambil tindakan tegas untuk setiap pelanggaran terhadap Kode Etik Perusahaan dengan memberikan sanksi sesuai kebijakan Perusahaan dan peraturan yang berlaku.

Upaya Mempromosikan Rantai Nilai Operasi

yang Adil

Agar kebijakan-kebijakan yang mendukung terlaksananya prinsip operasi yang adil dapat dilaksanakan dengan baik, ASSA melakukan kegiatan sosialisasi terhadap kebijakan tersebut, antara lain melalui:

TANGGUNG JAWAB SOSIAL TERKAIT OPERASI YANG ADIL

SOCIAL RESPONSIBILITIES RELATED TO FAIR OPERATIONS

Commitment and Policy

ASSA is committed to always upholding the implementation of fair operating principles in the Company's daily operational activities. One of the commitments is stated in the Company's efforts to continuously improve the quality of the application of the principles of Good Corporate Governance in each of its activities.

The principle of fair operation has a very close correlation with the principle of good corporate governance. To that end, ASSA also has several internal policies to support the implementation of the principle of fair operation.

At present, the Company has policies that can support the implementation of social responsibility related to fair operations, including:

• Code of Ethics of the Company • Anti-Corruption and Gratification Policy • Fair Business Competition Policy • Whistleblower Policy

formulation of Corporate Social Responsibility

Regarding fair Operations

ASSA mapped social, economic and environmental impacts and issues related to the principle of fair operation. The Company believes that the implementation of social responsibility in the field of fair operations is highly dependent on the behavior and actions of all Company employees. Therefore, ASSA has a policy that regulates attitudes and behaviors that must be carried out by all employees without exception, the Company Code of Ethics.

The Company Code of Conduct is an anticipatory step taken to prevent ASSA employees from engaging in practices that are contrary to the principle of fair operation.

A more detailed discussion regarding the Company Code of Conduct is found in the Corporate Governance section of this report.

Target and Activity Plan

The application of the principles of Good Corporate Governance and the Company Code of Ethics is a target that the Company has always set every year. ASSA continues to strive to improve the quality of GCG implementation and continue to disseminate the Company's Code of Ethics so that it is always a major concern for all employees.

In addition, ASSA will also take strict action for any violations of the Company's Code of Ethics by imposing sanctions in accordance with Company policies and applicable regulations.

Efforts to Promote a Fair Operating Value

Chain

So that policies that support the implementation of the principle of fair operation can be implemented properly, ASSA carries out the socialization of these policies, among others through:

(9)

PT Adi Sarana Armada Tbk

273

1. Sosialisasi dalam New Employee Orientation Program

(NEOP);

2. Adanya informasi terkait kebijakan-kebijakan yang ada dalam web ASSA;

3. Pembagian Peraturan Perusahaan kepada masing-masing karyawan ASSA;

4. Adanya banner whistle blower di lingkungan kerja ASSA; dan

5. Adanya klausul larangan pemberian hadiah dalam draft standard perjanjian ASSA.

Kegiatan dan Capaian Kegiatan

1. Anti Korupsi

ASSA mendukung program pemerintah untuk memberantas tindak pidana korupsi di Indonesia. Komitmen yang sama juga dimiliki oleh Perusahaan. Komitmen itu tak terpisahkan dengan implementasi prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG), yang tujuannya antara lain meningkatkan kepercayaan pelanggan, pemegang saham, dan masyarakat.

Untuk meningkatkan kepercayaan nasabah, pemegang saham, dan masyarakat maka pintu-pintu yang membuka peluang terjadinya penyalahgunaan kekuasan, termasuk kemungkinan terjadinya praktik gratifikasi dan penyuapan, harus ditutup. Komitmen menutup peluang terjadinya korupsi berlaku bagi manajemen ASSA dari lini terbawah hingga teratas.

Selain itu, Perusahaan juga telah memiliki sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system) sebagai salah satu cara untuk mencegah terjadinya korupsi di lingkungan Perusahaan.

2. Persaingan Sehat

Perusahaan mentaati Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. ASSA berkomitmen penuh untuk melakukan persaingan usaha secara sehat dengan menerapkan strategi bersaing yang fokus pada kepuasan pelanggan terhadap produk dan layanan Perusahaan. Dalam melaksanakan bisnis, ASSA senantiasa siap bersaing secara sehat, menentang monopoli dan anti-trust. Untuk memenangkan persaingan, Perusahaan berupaya semaksimal mungkin dengan cara merumuskan strategi-strategi khusus, yang disesuaikan menurut program dan target yang hendak dicapai. Pada 2019, tidak ada laporan dan tindakan anti-persaingan yang terkait dengan praktik bisnis Perusahaan.

3. Melakukan Promosi dan Pemasaran yang wajar

ASSA telah melakukan kegiatan promosi setiap tahunnya dengan menentukan anggaran untuk berbagai promosi yang akan dijalankan, selain itu menentukan target market, membuat message promo yang akan disampaikan, memilih media promosi, menentukan durasi promosi dan mengukur efektivitas promosi tersebut.

1. Socialization in the New Employee Orientation Program (NEOP);

2. The existence of information related to policies that exist on the ASSA website;

3. Distribution of Company Regulations to each ASSA employee;

4. The existence of a whistle blower banner in the ASSA work environment; and

5. There is a clause prohibiting giving gifts in the standard draft ASSA agreement.

Activities and Outcomes of Activities

1. Anti-Corruption

ASSA supports the government's program to eradicate corruption in Indonesia. The same commitment is also owned by the Company. This commitment is inseparable from the implementation of the principles of Good Corporate Governance (GCG), the aim of which is to increase the trust of customers, shareholders and the public.

To increase the trust of customers, shareholders and the public, the doors that open up opportunities for abuse of power, including the possibility of the practice of gratuity and bribery, must be closed. Commitment to close opportunities for corruption applies to ASSA management from the bottom to the top line.

In addition, the Company also has a whistleblowing system as a way to prevent corruption in the Company's environment.

2. Healthy Competition

The company complies with Law Number 5 Year 1999 concerning Prohibition of Monopolistic Practices and Unfair Business Competition. ASSA is fully committed to fair business competition by implementing competitive strategies that focus on customer satisfaction with the Company's products and services.

In conducting business, ASSA is always ready to compete fairly, oppose monopoly and anti-trust. To win the competition, the Company strives as much as possible by formulating specific strategies, adjusted according to the program and targets to be achieved. In 2019, there were no anti-competitive reports and actions related to the Company's business practices.

3. Doing a fair promotion and marketing

ASSA has carried out promotional activities every year by setting budgets for various promotions to be carried out, in addition to determining the target market, creating promo messages to be delivered, selecting promotional media, determining the duration of promotions and measuring the effectiveness of these promotions.

(10)

Dengan menjalankan proses promosi tersebut sehingga dapat meningkatkan citra perusahaan dan juga meningkatkan brand awareness ASSA. Strategi promosi yang dijalankan meliputi kegiatan Above The Line (ATL) dan juga Below The Line (BTL) sehingga kredibilitas brand ASSA semakin kuat di mata publik maupun konsumen.

Prosedur dan Mekanisme Pengaduan

Pelanggaran Operasi yang Adil

Terkait adanya pelanggaran terhadap prinsip operasi yang adil yang dilakukan oleh ASSA maupun oleh karyawan ASSA, seluruh pemangku kepentingan dapat melakukan pelaporan dengan menggunakan saluran whistleblowing system yang dikelola Perusahaan. Setiap laporan yang masuk akan terlebih dahulu dilakukan verifikasi untuk kemudian ditindaklanjuti sesuai dengan peraturan prosedur WBS yang dimiliki Perusahaan.

Penghargaan di Bidang Operasi yang Adil

Di tahun 2019, Perseroan memperoleh penghargaan terkait operasi yang adil, sebagai berikut:

Tanggal Date Nama Penghargaan Award Name Diberikan Oleh Provided by 4 Desember 2019

December 4 2019 Indonesia Excellent Performance Public Company 2019 , Infrastructure, Utilities & Transportation Category Warta Ekonomi 7 Desember 2019

December 7 2019

Indonesia Highly Recommended Business Awards 2019 - 2020, Car Rental Category Indonesia Awards Center..

By carrying out the promotion process so as to enhance the company's image and also increase ASSA's brand awareness. Promotional strategies that are carried out include Above The Line (ATL) and Below the Line (BTL) activities so that the ASSA brand's credibility is stronger in the eyes of the public and consumers

Procedure and Mechanism for Complaints of fair

Operating violations

Regarding the violation of the principle of fair operation conducted by ASSA and by ASSA employees, all stakeholders can report using the whistleblowing channel system managed by the Company. Each incoming report will first be verified and then followed up in accordance with the WBS procedural rules owned by the Company.

Award in the field of fair Operations

In 2019, the Company received awards relating to fair operations, as follows:

(11)

PT Adi Sarana Armada Tbk

275

Komitmen dan Kebijakan

ASSA berkomitmen penuh untuk menghargai hak asasi manusia dalam menjalankan usaha, baik dalam layanan maupun di internal Perusahaan. Dalam hal ini, ASSA meyakini bahwa semua orang setara dan memiliki kedudukan yang sama tanpa harus melihat faktor suku, agama, ras, gender, dan budaya.

ASSA juga senantiasa berupaya memenuhi HAM dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku secara universal dan peraturan perundang-undangan di Indonesia serta ketentuan internal Perusahaan. Selain itu, ASSA juga menjamin terpenuhinya hak dasar tersebut bagi seluruh karyawan dan pihak terkait lainnya.

Lingkup Tanggung Jawab Sosial Bidang Hak

Asasi Manusia

Lingkup tanggung jawab sosial Perusahaan terkait dengan HAM di ASSA antara lain meliputi:

1. Isu HAM terkait Ketenagakerjaan a. Kebebasan berserikat b. Praktik kerja paksa

c. Tenaga kerja di bawah umur d. Kesetaraan gender

2. Isu HAM terkait Mitra Kerja/Vendor, Masyarakat dan Pelanggan

a. Menghormati hak asasi masyarakat terdampak operasi b. Memberikan perlakuan yang sama kepada semua mitra

kerja/vendor

c. Memberikan Fasilitas dan Layanan Sesuai HAM Bagi Pelanggan

Commitment and Policy

ASSA is fully committed to respecting human rights in conducting business, both in service and internally. In this case, ASSA believes that all people are equal and have the same position without having to look at ethnic, religious, racial, gender, and cultural factors.

ASSA also always strives to fulfill human rights based on universally applicable provisions and laws and regulations in Indonesia and internal provisions of the Company. In addition, ASSA also guarantees the fulfillment of these basic rights for all employees and other related parties.

The scope of social responsibility in the field of

human rights

The scope of corporate social responsibility related to human rights at ASSA includes:

1. Human rights issues related to employment a. Freedom of association

b. Forced labor practices c. Underage labor d. Gender equality

2. Human Rights Issues related to Work Partners/Vendors, Communities and Customers

a. Respect the human rights of the people affected by the operation

b. Provide equal treatment to all work partners/vendors c. Providing Facilities and Services in Accordance with

Human Rights for Customers

TANGGUNG JAWAB SOSIAL TERKAIT HAK ASASI MANUSIA

(12)

Rencana Kegiatan Tanggung Jawab Sosial

Bidang Hak Asasi Manusia

ASSA menyusun program kerja terkait pelaksanaan HAM yang dituangkan dalam Peraturan Perusahaan, Perjanjian Kerja antara Perusahaan dan Karyawan, juga perjanjian kerja terhadap mitra kerja/vendor dan perjanjian kerja sama dengan pelanggan. Perjanjian kerja tersebut ditujukan untuk menjamin proses kerja antara Perusahaan dengan karyawan, mitra kerja/vendor dan pelanggan, yang di dalamnya telah memperhatikan implementasi HAM. Dalam perjanjian kerja tersebut, diatur batasan-batasan yang jelas antara hak dan kewajiban Perusahaan dengan karyawan, mitra kerja/vendor, dan pelanggan.

Sementara kegiatan terkait pelaksanaan HAM yang ditujukan pada masyarakat terdampak operasi, dilakukan Perusahaan dalam bentuk kegiatan CSR, di mana masyarakat terdampak operasi berhak untuk mendapatkan perbaikan kualitas kehidupan dan lingkungan sekitar yang membawa manfaat bagi masyarakat dan generasi yang akan datang.

Pelaksanaan Kegiatan

ASSA telah merumuskan kegiatan terkait HAM dalam bentuk Peraturan Perusahaan, Perjanjian Kerja antara Perusahaan dan Karyawan, perjanjian kerja terhadap mitra kerja/vendor dan perjanjian kerja sama dengan pelanggan, dimana dalam perjanjian kerja tersebut telah memuat batasan-batasan yang jelas antara hak dan kewajiban Perusahaan dengan karyawan, mitra kerja/vendor, dan pelanggan. Pemenuhan ketentuan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Kebebasan Berserikat dan Berkumpul

ASSA menjamin hak karyawan untuk berserikat, berkumpul, dan menyampaikan pendapat. Perusahaan membina komunikasi yang terbuka dengan Karyawan melalui kegiatan Genba yang setiap awal tahun dilaksanakan di seluruh kantor operasional Perusahaan. Dalam kesempatan ini, jajaran direksi Perusahaan melakukan diskusi dan komunikasi dua arah dengan Karyawan yang ingin menyampaikan pandangan, keluh kesah, dan ide-ide yang dapat diterapkan bagi kemajuan Perusahan dan Karyawan. Dengan terciptanya hubungan baik antara karyawan dan manajemen diharapkan masing-masing pihak dapat memberikan kontribusi terbaik untuk kepentingan bersama.

Waktu Kerja

ASSA menerapkan peraturan waktu kerja sesuai pasal 77 Undang-undang No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yaitu 40 jam dalam 1 minggu. Hal tersebut juga telah diatur dalam Peraturan Perusahaan, yaitu tentang Tata Tertib Waktu Kerja pada Bab III pasal 15.

Waktu kerja karyawan ASSA dapat dijelaskan sebagai berikut: • 8 jam 1 hari dan 40 jam 1 minggu, untuk 5 hari kerja dalam

1 minggu

• Waktu kerja standar adalah hari Senin s/d Jumat pukul 08.00 s/d 17.00

• Waktu istirahat diberikan selama 60 menit yang diambil antara jam 12.00 s/d 13.00, atau setelah bekerja 4 jam berturut-turut.

Planned Activities for Social Responsibility in

the field of Human Rights

ASSA compiles work programs related to the implementation of human rights as outlined in the Company Regulations, Work Agreements between the Company and Employees, as well as work agreements with partners / vendors and cooperation agreements with customers. The work agreement is intended to guarantee the work process between the Company and employees, partners / vendors and customers, in which they have paid attention to the implementation of human rights. In the work agreement, clear boundaries are set between the rights and obligations of the Company with employees, work partners / vendors, and customers.

While activities related to the implementation of human rights aimed at affected communities of operations, carried out by the Company in the form of CSR activities, where the affected communities are entitled to get an improvement in the quality of life and the environment that brings benefits to the community and generations to come.

Implementation of Activities

ASSA has formulated human rights-related activities in the form Company Regulations, Work Agreements between the Company and Employees, work agreements with partners / vendors and cooperation agreements with customers, where the work agreement contains clear boundaries between rights and obligations Companies with employees, partners / vendors, and customers. Fulfillment of these provisions can be explained as follows:

Freedom of Association and Association

ASSA guarantees employees the right to associate, gather, and express opinions. The Company fosters open communication with Employees through Genba activities which are held at the beginning of the year in all operational offices of the Company. On this occasion, the Board of Directors of the Company held a two-way discussion and communication with employees who wanted to express their views, complaints, and ideas that could be applied to the progress of the Company and Employees. With the creation of good relations between employees and management, it is expected that each party can make the best contribution to the common interest.

Working time

ASSA applies work time regulations in accordance with article 77 of Law No. 13 of 2003 concerning Manpower, which is 40 hours a week. This has also been regulated in a Company Regulation, which is concerning Work Order Rules in Chapter III article 15.

The working hours of ASSA employees can be explained as follows: • 8 hours 1 day and 40 hours 1 week, for 5 working days

in 1 week

• Standard working time is Monday to Friday at 08.00 to 17.00

• Rest periods are given for 60 minutes taken between 12.00 to 13.00, or after working 4 consecutive hours.

(13)

PT Adi Sarana Armada Tbk

277

Pekerja di Bawah Umur

ASSA memastikan bahwa tidak terdapat pekerja di bawah umur yang bekerja di Perusahaan. Hal ini dituangkan dalam persyaratan penerimaan karyawan atau sopir ASSA yang mensyaratkan calon pekerja minimal harus berusia 18 tahun atau telah menamatkan pendidikan jenjang SMU atau sederajat.

Cuti

ASSA memiliki kebijakan cuti untuk karyawan wanita dan laki-laki. Adapun kebijakan cuti di ASSA adalah sebagai berikut: Cuti tahunan dapat diperoleh setelah karyawan bekerja di Perusahaan selama 12 bulan berturut-turut. Jumlah cuti tahunan adalah sebanyak 12 hari dan berlaku selama 1 tahun. Cuti besar dapat diperoleh setelah karyawan bekerja di Perusahaan selama 5 tahun berturut-turut. Jumlah cuti besar adalah sebanyak 24 hari dan berlaku sampai dengan 2 tahun sejak cuti besar muncul.

Perusahaan memberikan istirahat haid bagi Karyawati yang mendapat haid hari pertama dan hari kedua tanpa mengurangi hak cuti tahunan asalkan menyertakan surat keterangan dari dokter. Perusahaan memberikan istirahat melahirkan dan keguguran bagi Karyawati yang melahirkan atau keguguran 1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan sesudah persalinan. Karyawan juga berhak mendapatkan cuti selama 3 hari untuk mendampingi persalinan pasangannya.

Perusahaan memberikan kesempatan bagi karyawan yang telah bekerja di Perusahaan selama lebih dari 2 tahun untuk melakukan perjalanan ibadah agamanya dengan tetap membayarkan gaji secara penuh.

Kebebasan Beribadah

ASSA memberikan kesempatan kepada para pegawai untuk menjalankan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan yang dianut.

Pemenuhan ketentuan HAM bagi Mitra kerja/

Vendor

Perseroan telah memiliki kebijakan mengenai ketentuan HAM bagi mitra kerja/vendor yang tertuang dalam Code of Conduct yang mengatur mengenai etika bisnis Perseroan dengan mitra kerja/vendor. Dalam menjalin kerja sama dengan mitra kerja/ vendor, Perseroan mendasarinya pada persamaan, kesetaraan, dan mutual trust yang berlandaskan keadilan dan tanggung jawab sosial, tidak membedakan suku, agama, ras dan antar golongan.

Pemenuhan ketentuan HAM bagi Masyarakat

ASSA menghormati hak dasar dari masyarakat, khususnya masyarakat yang berada di sekitar lokasi operasional Perusahaan. Karena itu, ASSA melakukan sejumlah pendekatan yang terintegrasi dengan program CSR. ASSA memastikan pendekatan, interaksi, komunikasi, dan pelibatan masyarakat sekitar area operasi dilakukan tanpa intimidasi, penuh rasa hormat dan pemahaman terhadap budaya setempat serta hak-hak masyarakat adat dan dilandasi dengan prinsip saling menguntungkan.

Minors

ASSA ensures that there are no underage workers working in the Company. This is stated in the ASSA employee or driver recruitment requirements which require that prospective workers must be at least 18 years old or have completed high school or equivalent.

Paid leave

ASSA has a leave policy for female and male employees. The leave policy at ASSA is as follows:

Annual leave can be obtained after employees have worked for the Company for 12 consecutive months. The amount of annual leave is 12 days and is valid for 1 year.

Large leave can be obtained after the employee has worked for the Company for 5 consecutive years. The number of large leave is 24 days and is valid for up to 2 years since the large leave appeared.

The company provides menstrual breaks for Employees who get their first and second days without reducing their annual leave as long as they include a certificate from a doctor. The company provides birth breaks and miscarriages for employees who give birth or miscarriage 1.5 months before and 1.5 months after delivery. Employees are also entitled to get leave for 3 days to accompany the delivery of their partners.

The company provides an opportunity for employees who have worked at the Company for more than 2 years to go on a religious trip while still paying full salary.

Freedom of Worship

ASSA provides an opportunity for employees to carry out religious activities in accordance with their religion and beliefs.

Fulfillment of human rights provisions for work

partners/vendors

The Company has a policy regarding human rights provisions for work partners / vendors as stipulated in the code of conduct governing the Company's business ethics with work partners / vendors. In establishing cooperation with partners / vendors, the Company underlines equality, equality, and mutual trust based on justice and social responsibility, not differentiating between ethnicities, religions, races and between groups.

Fulfillment of human rights provisions for the

community

ASSA respects the basic rights of the community, especially those who are around the Company's operational location. Therefore, ASSA takes a number of approaches that are integrated with CSR programs. ASSA ensures that the approach, interaction, communication and engagement of the community around the area of operations are carried out without intimidation, are full of respect and understanding of local culture and the rights of indigenous peoples and are based on the principle of mutual benefit.

(14)

Prosedur dan Mekanisme Pengaduan

Pelanggaran HAM

Tatkala terjadi pelanggaran HAM, ASSA telah memiliki sarana pengaduan dan mekanisme penyelesaiannya, sebagai berikut:

Perihal Subject

Sarana yang Digunakan The means used

Mekanisme Penyelesaian Settlement mechanism

Hubungan Industrial

Industrial Relation

Whistle Blower Hotline

Mengirimkan email atau pesan singkat ke nomor hotline Whistle Blower (WBS). Setelah itu, tim WBS akan melakukan follow up terhadap laporan yang masuk.

Mekanisme ini digunakan baik untuk menanggapi pengaduan dari : Karyawan internal

Pelanggan Vendor Perusahaan

Selain itu, untuk menampung keluhan pelanggan terkait dengan layanan operasional harian, Perusahaan menyediakan saran Call Center (Solution Center)

Send an email or short message to the Whistle Blower (WBS) hotline. After that, the WBS team will follow up on the incoming reports. This mechanism is used both to respond to complaints from: 1. Internal employees

2. Customers 3. Company Vendors

In addition, to accommodate customer complaints related to daily operational services, the Company provides Call Center (Solution Center) suggestions Diskriminasi Dicscrimination Pelayanan Pelanggan Customer Service

Capaian Kegiatan

Di tahun 2019, tidak ada penghargaan terkait dengan HAM yang diperoleh Perseroan.

Procedure and Mechanism for Complaints of

Human Rights violations

When human rights violations occur, ASSA already has a complaint facility and a resolution mechanism, as follows:

Achievement of Activities

In 2019, there were no awards related to human rights obtained by the Company.

(15)

PT Adi Sarana Armada Tbk

279

Komitmen dan Kebijakan

ASSA berkomitmen untuk turut menjaga kelestarian lingkungan karena meyakini bahwa lingkungan lestari akan memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia maupun makhluk hidup lainnya. Oleh karenanya, ASSA senantiasa berupaya seoptimal mungkin untuk menerapkan prinsip 3 R (Reduce, Reuse and Recycle) dalam menjalankan kegiatan operasional Perusahaan. Sedangkan dari sisi operasional usaha, ASSA berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan pengelolaan limbah dan emisi secara paripurna dengan mentaati ketentuan dan peraturan yang berlaku. Semua langkah tersebut dilakukan ASSA dalam upaya menjaga dan melestarikan lingkungan yang dilakukan dari internal Perusahaan.

Sementara upaya eksternal yang dilakukan ASSA dalam melestarikan lingkungan dilakukan dengan memberikan edukasi pada pelanggan, serta berperan aktif dalam berbagai kegiatan dan kampanye yang bertema lingkungan, baik yang dijalankan pemerintah, organisasi kemasyarakatan, kalangan akademisi, maupun elemen masyarakat lainnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan menjaga kualitas lingkungan hidup.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, ASSA juga selalu terbuka jika ada laporan pengaduan dari masyarakat terhadap dampak lingkungan yang mungkin timbul berkaitan dengan operasional Perusahaan.

Isu-Isu dan Risiko Lingkungan yang Relevan

dengan Kegiatan Perusahaan

Aktivitas operasional Perusahaan terbagi dalam dua bentuk, yakni aktivitas operasional kantor dan aktivitas operasional lapangan yang berupa penyewaan kendaraan yang menjadi lini utama kegiatan usaha Perusahaan. Dari kegiatan operasional tersebut, maka isu-isu lingkungan yang relevan dengan kegiatan Perusahaan adalah yang terkait dengan penggunaan energi, kertas, dan air yang bersumber dari lingkungan. Selain itu, operasional lapangan Perusahaan juga menghasilkan limbah dan emisi gas buang kendaraan bermotor yang dioperasikan.

ASSA telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung kepedulian lingkungan dengan melakukan penghematan energi, serta meningkatkan pengelolaan emisi dan limbah.

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Penghematan Energi

Dalam operasionalnya, ASSA memanfaatkan energi listrik dan air dalam kegiatan operasional, baik operasional kantor maupun lapangan. Oleh karena itu, ASSA secara konsisten berkomitmen untuk mengurangi penggunaan sumber daya alam yang pasokannya semakin terbatas, seperti listrik dan air. Upaya penghematan listrik dilakuan dengan menggunakan peralatan kerja dengan daya konsumsi listrik lebih rendah, serta melakukan efisiensi pemakaian penerangan di lingkungan kantor. Sedangkan upaya penghematan air dilakukan dengan melakukan efisiensi penggunaan air di lingkungan usaha. 1. Penggunaan Lampu LED

Saat ini, ASSA telah menetapkan kebijakan untuk

Commitment and Policy

ASSA is committed to helping to preserve the environment because it believes that a sustainable environment will provide great benefits for the lives of humans and other living things. Therefore, ASSA always strives optimally to apply the 3 R (Reduce, Reuse and Recycle) principle in carrying out the Company's operational activities. Meanwhile, in terms of business operations, ASSA makes every effort to carry out the management of waste and emissions completely in compliance with applicable rules and regulations. All of these steps were taken by ASSA in an effort to protect and preserve the environment carried out internally.

While the external efforts made by ASSA in preserving the environment are carried out by providing education to customers, as well as playing an active role in various environmental-themed activities and campaigns, both those carried out by the government, social organizations, academics, and other elements of society to increase public awareness and maintain quality living environment.

As a form of environmental stewardship, ASSA is always open when there are reports of complaints from the public regarding environmental impacts that may arise relating to the Company's operations.

Environmental Issues and Risks Relevant to

Company Activities

The Company's operational activities are divided into two forms, namely office operational activities and field operational activities in the form of vehicle leasing which is the main line of the Company's business activities. From these operational activities, environmental issues that are relevant to the Company's activities are those related to the use of energy, paper and water sourced from the environment. In addition, the Company's field operations also produce waste and exhaust emissions from motor vehicles that are operated. ASSA has made various efforts to support environmental care by saving energy, and improving emissions and waste management.

Implementation of Activities

Energy Saving Activity

In its operations, ASSA utilizes electricity and water in operational activities, both office and field operations. Therefore, ASSA is consistently committed to reducing the use of natural resources whose supply is increasingly limited, such as electricity and water. Electricity saving efforts are carried out by using work equipment with lower power consumption, and to make efficient use of lighting in the office environment. Whereas the effort to save water is done by making efficient use of water in the business environment.

1. Use of LED lights

At present, ASSA has established a policy to use LED lights

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

TERKAIT LINGKUNGAN HIDUP

(16)

menggunakan lampu LED sebagai sarana penerangan. Lampu LED dipilih karena memiliki konsumsi listrik yang lebih rendah dibandingkan jenis lampu lainnya. Dengan konsumsi listrik yang lebih rendah, tidak hanya memberi efisiensi pada biaya operasional Perusahaan, tapi juga dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang digunakan dalam proses menghasilkan listrik.

2. Penggunaan pendingin ruangan yang ramah lingkungan Penggunaan pendingin ruangan atau Air Conditioner (AC) dapat menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca. Karena itu, ASSA peduli terhadap bahaya penggunaan bahan perusak ozon (BPO) antara lain berkaitan dengan penggunaan AC. Dalam hal ini, ASSA memilih untuk menggunakan AC dengan refrigeran (zat pendingin) yang ramah lingkungan. Saat ini ASSA telah menggunakan Refrigeran yang ramah lingkungan dan sudah meninggalkan refrigerant R22.

3. Upaya Penghematan Listrik

Upaya penghematan Listrik, ASSA juga sudah melakukan program Energi baru dan terbarukan (EBT) yaitu dengan memasang Tenaga surya dengan on grid system lengkap dengan sistem Energy Export/Import yang sistem kerjanya apabila energi yang dihasilkan Tenaga surya lebih besar dari pada pemakaian, maka energi tersebut dikirim ke PLN atau dijual ke PLN. Pada tahun 2019 ASSA sudah menerapkan instalasi Tenaga surya di empat cabang ASSA, meliputi Cabang Pondok Pinang, Jakarta, Surabaya, Medan, dan Tipar Cakung, Jakarta. Dari ke empat cabang ini setiap tahunnya ASSA bisa menghasilkan energi listrik sebesar 79.243,14 KW, atau setara dengan Rp 118 juta pertahun, jika Menggunakan Tarif Dasar Listrik (TDL) tahun 2019.

Efisiensi Penggunaan Kertas

Dalam aktivitas operasional di tingkat internal, Perusahaan memiliki kebijakan untuk melakukan efisiensi dalam penggunaan kertas. Aktivitas surat menyurat di lingkungan internal disarankan untuk menggunakan email atau fasilitas intranet. Selain itu, untuk pencetakan materi-materi yang hanya digunakan di kalangan internal disarankan menggunakan kertas pada kedua sisinya. Penggunaan Kertas hingga 31 Desember 2019 tercatat sebanyak 7.375 rim (18 cabang & 11 serpo).

Pengelolaan Emisi

Aktivitas operasional Perusahaan menghasilkan emisi gas buang kendaraan bermotor yang dioperasikan. Komitmen ASSA terhadap lingkungan termasuk dalam mengurangi polusi udara yang dihasilkan dari kendaraan bermotor operasional Perusahaan. Oleh karenanya, ASSA selalu berupaya untuk mengurangi polusi udara yang dihasilkan dari emisi gas buang kendaraan operasional Perusahaan dengan melakukan perawatan rutin semua kendaraan bermotor yang dioperasikan, termasuk rutin melakukan uji emisi sehingga kadar emisi gas buang kendaraan bermotor yang dioperasikan berada di bawah ambang batas yang diperbolehkan.

Pengelolaan Limbah

Kegiatan operasional ASSA menghasilkan limbah, baik limbah padat dan maupun limbah cair yang berupa oli, accu, filter, majun terkontaminasi, lampu TL, sabun cair, serta limbah domestik lainnya. Dalam pengelolaan limbah tersebut,

as a means of lighting. LED lights were chosen because they have lower electricity consumption compared to other types of lamps. With lower electricity consumption, it not only gives efficiency to the Company's operational costs, but can also reduce the use of fossil fuels used in the process of producing electricity.

2. Use of Environmentally Friendly Air Conditioning The use of air conditioners or air conditioners can be a contributor to greenhouse gas emissions. Therefore, ASSA is concerned about the dangers of using ozone depleting substances (BPO), among others, related to the use of AC. In this case, ASSA chose to use air conditioners with environmentally friendly refrigerants. Currently ASSA has used refrigerants that are environmentally friendly and have left R22 refrigerant.

3. Electricity Savings Efforts

Electricity saving efforts, ASSA has also carried out a new and renewable energy (EBT) program, namely by installing solar power with an on grid system complete with an Energy Export / Import system whose system works if the energy produced by solar energy is greater than usage, then the energy sent to PLN or sold to PLN. In 2019 ASSA has implemented solar power installations in four ASSA branches, including Pondok Pinang Branches, Jakarta, Surabaya, Medan, and Tipar Cakung, Jakarta. From these four branches each year ASSA can produce electricity amounting to 79,243.14 KW, or equivalent to Rp 118 million per year, if Using the Base Rate Electricity (TDL) in 2019.

Efficient Paper Use

In operational activities at the internal level, the Company has a policy to improve efficiency in the use of paper. Correspondence activity in the internal environment is recommended to use e-mail or intranet facilities. In addition, for printing materials that are only used internally it is recommended to use paper on both sides. . Paper usage as of 31 December 2019 was recorded at 7,375 reams (18 branches & 11 serpo)

Emission Management

The Company's operational activities produce exhaust emissions of motorized vehicles that are operated. ASSA's commitment to the environment includes reducing air pollution generated from the Company's operational motor vehicles. Therefore, ASSA always strives to reduce air pollution resulting from the Company's operational vehicle exhaust emissions by carrying out routine maintenance of all motorized vehicles operated, including regularly conducting emission tests so that the emissions levels of motorized vehicles that are operated are below the allowed threshold .

Waste Management

ASSA's operational activities produce waste, both solid and liquid waste in the form of oil, batteries, filters, contaminated cotton waste, TL lamps, liquid soap, and other domestic wastes. In managing the waste, the Company has sorted

(17)

PT Adi Sarana Armada Tbk

281

Perusahaan telah memilah limbah berdasarkan jenisnya dan

dikelola dengan melengkapi sarana dan prasarana pengelolaan limbah sehingga limbah yang dihasilkan dari proses dan operasional usaha tidak mencemari lingkungan. Misalnya, melengkapi infrastruktur dengan oil trap dan TPS B3 (Tempat Pembuangan Sementara Bahan Berbahaya dan Beracun) di setiap kantor cabang. Oil Trap digunakan untuk memisahkan limbah kimia yang dihasilkan dari kegiatan mencuci kendaraan bermotor sehingga limbah cair yang dibuang ke badan air, seperti saluran air maupun sungai, tidak mengandung zat kimia yang dapat mencemari lingkungan. Sementara TPS B3 digunakan untuk menampung limbah cair seperti oli dan limbah padat seperti accu, filter, majun terkontaminasi dan lampu TL untuk kemudian diserahkan kepada vendor yang memiliki izin untuk mengelola limbah B3. Untuk limbah domestik yang berasal dari aktivitas karyawan (limbah organik dan anorganik) ditempatkan di tempat sampah domestik yang diangkut oleh RT setempat.

Dampak Kuantitatif

Berbagai upaya yang dilakukan ASSA yang terkait dengan lingkungan hidup telah memberikan dampak yang cukup baik. • Listrik, ASSA bisa menghasilkan energi listrik sebesar 79.243,14 KW, atau setara dengan Rp 118 juta pertahun, jika Menggunakan Tarif dasar listrik (TDL) tahun 2019 • Air, sistem daur ulang air ASSA tercatat di tahun 2019

dapat menghasilkan air sebesar 2.322 m3.

Sertifikasi Di Bidang Lingkungan

Kantor pusat dan sebagian besar dari kantor-kantor cabang telah dilakukan sertifikasi oleh lembaga sertifikasi Lloyd Register Indonesia, dan terus bertambah setiap tahunnya. Surveillance Audit dilakukan setiap semester oleh Lloyd Register Indonesia untuk memastikan bahwa penerapan Sistem Manajemen Terintegrasi QSHE telah diterapkan sesuai dengan standar-standar yang telah ditetapkan baik oleh ISO maupun OHSAS.

Pada tahun 2019, Perseroan sudah mendapat persetujuan perpanjangan atas ISO 14001:2015 per 9 Desember 2013 sampai 19 Januari 2023 dan OHSAS 18001:2007 per 9 Desember 2013 sampai 11 Maret 2021.

Mekanisme Pengaduan Terkait Lingkungan

ASSA memiliki call center untuk menampung keluhan nasabah dan memiliki sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system) untuk menampung pelaporan pelanggaran dari pihak eksternal maupun internal Perusahaan, termasuk masalah lingkungan. Selama tahun 2019, ASSA memiliki/ tidak menerima pengaduan maupun laporan pelanggaran masalah lingkungan. Mekanisme pelaksanaan whistleblowing system telah diungkapkan pada bagian Kebijakan Pelaporan Pelanggaran dari Laporan Tahunan ini.

waste according to its type and managed with complete waste management facilities and infrastructure so that waste generated from business processes and operations does not pollute the environment. For example, equipping infrastructure with oil traps and B3 TPS (Temporary Disposal Sites for Hazardous and Toxic Materials) in each branch office. Oil Trap is used to separate chemical waste generated from washing motor vehicles so that liquid waste discharged into water bodies, such as waterways or rivers, does not contain chemicals that can pollute the environment. While B3 TPS is used to collect liquid waste such as oil and solid waste such as batteries, filters, contaminated waste and TL lamps to then be handed over to vendors who have permission to manage B3 waste. For domestic waste originating from employee activities (organic and inorganic waste) placed in domestic waste bins transported by the local RT.

Quantitative Impact

ASSA's various efforts related to the environment have had quite good impacts.

• Electricity, ASSA can produce electricity amounting to 79,243.14 KW, or equivalent to Rp 118 million per year, if Using the basic electricity tariff (TDL) in 2019

• Water, the ASSA water recycling system recorded in 2019 can produce 2,322 m3 of water.

Certification in the Field of Environment

The head office and most of its branch offices have been certified by the Lloyd Register Indonesia certification body, and continue to grow each year. Surveillance Audit is conducted every semester by Lloyd Register Indonesia to ensure that the implementation of the QSHE Integrated Management System has been implemented in accordance with the standards set by both ISO and OHSAS.

In 2019, the Company has received approval for an extension of ISO 14001: 2015 as of 9 December 2013 to 19 January 2023 and OHSAS 18001: 2007 as of 9 December 2013 to 11 March 2021.

Complaints Mechanisms Regarding the

Environment

ASSA has a call center to accommodate customer complaints and has a whistleblowing system to accommodate violation reports from external and internal parties of the Company, including environmental issues. During 2019, ASSA has/ did not receive complaints or reports of violations of environmental problems. The mechanism for implementing the whistleblowing system has been disclosed in the Policy Reporting Violations section of this Annual Report.

(18)

Komitmen dan Kebijakan Tanggung

Jawab Sosial Perusahaan dalam Praktik

Ketenagakerjaan, Kesehatan dan

Keselamatan Kerja

Karyawan merupakan aset utama bagi ASSA. Karena itu, Perusahaan selalu berupaya untuk memenuhi hak-hak karyawan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dalam hal ini adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Selain aspek ketenagakerjaaan, Perusahaan juga mempriotaskan aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bagi karyawan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Aturan-aturan tersebut menjadi landasan bagi Perusahaan dalam menjalin hubungan industrial dengan karyawan.

ASSA mengatur kebijakan terkait praktik Ketenagakerjaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup karyawan. ASSA senantiasa memberikan lingkungan kerja yang layak, aman, dan nyaman bagi karyawannya. Selain itu, ASSA juga menciptakan hubungan kerja yang harmonis antara Perusahaan dengan seluruh karyawan sebagai wujud pertumbuhan usaha yang berkelanjutan.

Kebijakan mengenai Ketenagakerjaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja juga tertuang dalam Peraturan Perusahaan yang telah didaftarkan dan disahkan oleh Kementrian Ketenagakerjaan RI melalui surat nomor TAR.1358/PHIJSK-PK/PP/X/2018 tentang Pengesahan Peraturan Perusahaan PT. Adi Sarana Armada Tbk.

Isu dan Risiko Ketenagakerjaan dan K3 yang

Relevan dengan ASSA

Isu dan risiko terkait kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan bidang ketenagakerjaan dan K3 utamanya berkaitan dengan aspek ketenagakerjaan dan hubungan industrial, antara lain kesetaraan gender dalam kesempatan kerja, keseteraan dalam program pendidikan dan pelatihan, penggunaan tenaga kerja lokal, remunerasi dan kesejahteraan karyawan, promosi, kebebasan berserikat dan pelatihan pensiun, serta kesehatan dan keselamatan kerja.

ASSA memastikan bahwa Perusahaan telah memenuhi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan isu-isu tersebut.

Target dan Rencana Kegiatan

Terciptanya lingkungan kerja yang aman, nyaman dan bebas kecelakaan kerja yang didukung dengan iklim kerja yang kondusif merupakan target utama yang ditetapkan Perusahaan. Hal tersebut dikarenakan Perusahaan sangat menyadari bahwa faktor hubungan industrial memiliki korelasi yang sangat erat dengan kinerja perusahaan.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL TERKAIT KETENAGAKERJAAN,

KESEHATAN DAN KECELAKAAN KERJA

SOCIAL RESPONSIBILITIES RELATED TO LABOR, HEALTH AND ACCIDENTS

Commitment and Corporate Social

Responsibility Policy in Employment, Health

and Safety Practices

Employees are the main asset for ASSA. Therefore, the Company always strives to fulfill the rights of employees in accordance with the provisions of the applicable laws and regulations, in this case the Law of the Republic of Indonesia Number 13 of 2003 concerning Manpower. In addition to employment aspects, the Company also prioritizes Occupational Health and Safety (K3) aspects for employees as stipulated in the Law of the Republic of Indonesia Number 1 of 1970 concerning Occupational Safety and Health and Minister of Manpower Regulation No.5 of 1996 concerning the Occupational Safety and Health Management System. These rules form the basis for the Company in establishing industrial relations with employees.

ASSA regulates policies related to Employment, Health and Safety (K3) practices to improve employee productivity and quality of life. ASSA always provides a decent, safe and comfortable work environment for its employees. In addition, ASSA also creates a harmonious working relationship between the Company and all employees as a form of sustainable business growth.

The policy on Manpower, Occupational Health and Safety is also stated in Company Regulation that has been registered and approved by the Indonesian Ministry of Manpower through letter No. TAR.1358/PHIJSKPK/PP/X/2018 concerning Ratification of Company Regulation of PT. Adi Sarana Armada Tbk.

Labor and OHS Issues and Risks Relevant to

ASSA

Issues and risks related to corporate social responsibility activities in the field of employment and K3 are mainly related to aspects of employment and industrial relations, including gender equality in employment opportunities, equality in education and training programs, use of local labor, remuneration and employee welfare, promotion, freedom association and retirement training, as well as occupational health and safety.

ASSA ensures that the Company has complied with the laws and regulations relating to these issues.

Target and Activity Plan

The creation of a safe, comfortable and accident-free work environment that is supported by a conducive work climate is the main target set by the Company. That is because the Company is well aware that industrial relations factors have a very close correlation with company performance.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan prinsip Hamiltonian, mengatakan bahwa “Dari seluruh lintasan yang mungkin bagi sistem dinamis untuk berpindah dari satu titik ke titik lain dalam interval waktu

Diduga penerapan metode permainan kipas geometri dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan kognitif dalam mengenal bentuk-bentuk geometri. Kondisi

[r]

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat bahwa ada hubungan bermakna antara intensitas terhadap jenis media dengan pengetahuan siswa di SMA Swasta Raksana 1, tidak ada

Location Quotient ( LQ ) menunjukkan bahwa tanaman pangan yang merupakan sektor basis di Kabupaten Siak dengan pendekatan nilai LQ luas panen dan LQ produksi

Terkait Hendratmo, pertama adalah: Mengelola Keuangan Keluarga yang meliputi mengenali peluang penghasilan pasif di masa pensiun, dan strategi untuk mengelolanya, kiat

Berdasarkan pra penelitian, tahapan siklus Sistem Penjaminan Mutu Internal yang pernah dilalui SMK Pembangunan Ampel adalah melakukan pemetaan mutu melalui dokumen

Maka, yang lebih utama bagi setiap orang yang masbûq adalah hendaknya menyempurnakan shalâtnya setelah salamnya imam, tidak usah lagi mengangkat yang lainnya menjadi imam, karena