• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indikator Ekonomi Kota Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Indikator Ekonomi Kota Surakarta"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator. Angka inflasi menunjukan perubahan harga secara umum atau kelompok pada suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Penghitungan Inflasi tahun 2014 menggunakan tahun dasar 2012 = 100. Secara umum inflasi Kota Surakarta pada tahun 2014 sedikit lebih rendah jika dibanding dengan angka inflasi nasional, yaitu sebesar 8,01 persen. Begitu pula jika Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 1.

(2) dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai 8,32 persen, tentunya inflasi pada tahun 2014 lebih rendah. Besarnya inflasi Kota Surakarta tahun 2014. yang. mencapai 8,01 persen tersebut, dikarenakan seluruh indeks kelompok pengeluaran mengalami kenaikan terutama kenaikan indeks kelompok bahan makanan dan indeks kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan masing-masing naik sebesar 12,49 persen dan 12,17 persen. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga selama tahun 2014 sehingga terjadinya inflasi pada tahun 2014 diantaranya, beras, cabe hijau, cabe rawit, cabe merah, rokok kretek filter, tukang bukan mandor, tarif listrik, bahan bakar rumahtangga, angkutan antar kota, angkutan dalam kota, angkutan udara dan bensin. Sebaliknya yang menghambat tingginya inflasi terutama komoditas daging ayam ras, petai, apel, bawang merah, kelapa, minyak goring dan gula pasir. Selama kurun waktu satu tahun (dua belas bulan), Kota Surakarta sebelas kali mengalami inflasi dan sekali terjadi deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Desember 2014 yang mencapai 2,28 persen dan terendah bulan September 0,11 persen. Sebaliknya pada bulan April terjadi deflasi sebesar 0,15 persen. Tingginya inflasi yang terjadi pada bulan Desember 2014 sebesar 2,28 persen disebabkan utamanya karena naiknya indeks kelompok bahan makanan dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 5,22 persen dan 4,88 persen. Kenaikan indeks kedua kelompok tersebut terutama dipicu oleh Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 2. kerena adanya.

(3) kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM, sehingga ongkos angkut komoditas bahan makanan dan alat transportasi masyarakat mengalami kenaikan. Sebaliknya terjadi pada. April 2014 sebesar. deflasi yang. 0,15 persen terutama. disebabkan karena turunnya indeks kelompok bahan makanan dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan masing-masing sebesar Komoditas. 1,77 persen dan 0,10 persen.. yang mengalami. penurunan. harga. sehingga. memberikan dampak deflasi, utamanya adalah harga bawang merah turun hingga 14,09 persen sehingga memberikan andil deflasi sebesar 0,05 persen, beras turun harganya sebesar 2,01 persen dan memberi andil deflasi sebesar 0,10 persen, cabe rawit turun harganya 31,84 persen dengan memberi andil deflasi sebesar 0,11 persen, bensin pertamax turun harga 0,30 persen dengan memberi andil deflasi 0,01 persen. . Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 3.

(4) Tabel 1.1. Indeks Harga Konsumen ( IHK ) dan Laju Inflasi Kota Surakarta Tahun 2014 ( Tahun 2012 = 100 ) Bahan Makanan. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Inflasi ( % Perubahan IHK Terhadap Bulan Sebelumnya ) (4) (5) 106.18 0.63. (2) 115.25. Inflasi ( % Perubahan Terhadap Bulan Sebelumnya ) (3) 0.12. Januari. 116.90. 1.43. 106.89. 0.67. Pebruari. 117.49. 0.50. 107.41. 0.49. Maret April. 117.68 115.60. 0.16 -1.77. 107.83 107.96. 0.39 0.12. Mei. 116.34. 0.64. 108.10. 0.13. Juni. 118.63. 1.97. 108.26. 0.15. Juli Agustus. 120.39 119.27. 1.48 -0.93. 108.34 108.42. 0.07 0.07. September. 118.47. -0,67. 108.62. 0.18. Oktober. 118.90. 0.36. 108.85. 0.21. Nopember. 123.22. 3.63. 108.93. 0.07. Desember. 129.65. 5.22. 110.02. 1.00. Bulan IHK (1) Desember 2013 2014. Sumber : BPS Kota Surakarta. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 4.

(5) Lanjutan Tabel 1.1. …………………………………. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar Inflasi ( % Perubahan IHK Terhadap Bulan Sebelumnya ) (6) (7) 104.54 0.20. (8) 109.57. Inflasi ( % Perubahan Terhadap Bulan Sebelumnya ) (9) 1.29. Januari. 107.19. 2.53. 109.70. 0.12. Pebruari. 107.03. -0.15. 109.71. 0.01. Maret. 107.21. 0.17. 110.52. 0.74. April. 107.54. 0.31. 111.26. 0.67. Mei. 107.82. 0.26. 111.53. 0.24. Juni. 108.13. 0.29. 111.87. 0.30. Juli. 108.69. 0.52. 111.93. 0.05. Agustus. 109.89. 1.10. 111.95. 0.02. September. 110.86. 0.88. 112.00. 0.04. Oktober. 112.10. 1.12. 112.25. 0.22. Nopember. 112.36. 0.23. 112.59. 0.30. Desember. 113.85. 1.33. 112.57. -0.02. Bulan. (1) Desember 2013. Sandang. IHK. 2014. Sumber : BPS Kota Surakarta. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 5.

(6) Lanjutan Tabel 1.1. ……………………… Kesehatan. Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga Inflasi ( % Perubahan IHK Terhadap Bulan Sebelumnya ) (12) (13) 103.21 0.00. (10) 105.90. Inflasi ( % Perubahan Terhadap Bulan Sebelumnya ) (11) 0.40. Januari. 108.46. 2.42. 103.20. -0.01. Pebruari. 108.69. 0.21. 103.54. 0.33. Maret. 109.01. 0.29. 103.53. -0.01. April. 109.87. 0.79. 103.57. 0.04. Mei. 109.98. 0.10. 103.74. 0.16. Juni. 109.99. 0.01. 103.92. 0.17. Juli. 110.47. 0.44. 103.93. 0.01. Agustus. 110.39. -0.07. 107.79. 3.71. September. 110.46. 0.06. 107.83. 0.04. Oktober. 110.99. 0.48. 107.90. 0.06. Nopember. 111.10. 0.10. 107.91. 0.01. Desember. 111.12. 0.02. 107.89. -0.02. Bulan IHK (1) Desember 2013 2014. Sumber : BPS Kota Surakarta. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 6.

(7) Lanjutan Tabel 1.1. …………………………. Transportasi dan Komunikasi Inflasi ( % Perubahan IHK Terhadap Bulan Sebelumnya ) (14) (15) 112.03 0.53. (16) 108.18. Umum Inflasi ( % Perubahan Terhadap Bulan Sebelumnya ) (17) 0.35. Januari. 112.44. 0.37. 109.50. 1.22. Pebruari. 113.00. 0.50. 109.81. 0.28. Maret. 113.45. 0.40. 110.11. 0.27. April. 113.34. -0.10. 109.94. -0.15. Mei. 113.45. 0.10. 110.22. 0.25. Juni. 113.52. 0.06. 110.78. 0.51. Juli. 114.44. 0.81. 111.43. 0.59. Agustus. 114.64. 0.17. 111.94. 0.46. September. 114.47. -0.15. 112.06. 0.11. Oktober. 114.69. 0.19. 112.57. 0.46. Nopember. 119.81. 4.46. 114.23. 1.47. Desember. 125.66. 4.88. 116.84. 2.28. Bulan. (1) Desember 2013. IHK. 2014. Sumber : BPS Kota Surakarta. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 7.

(8) Tabel 1.2. Rata-rata Harga Eceran 9 Macam Komoditi Menurut Jenis Dan Bulan di Kota Surakarta Tahun 2014 Beras Bulan. Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Rata-rata. C4 Biasa. C4 Raja. C4 Super. Menthik. 8.000 8.200 8.000 8.100 8.200 8.500 8.000 8.200 8.400 8.100 8.100 8.200. 9.100 9.300 9.200 9.400 9.500 9.300 9.200 9.100 9.500 9.400 9.500 9.500. 10.000 10.100 10.200 10.300 10.400 10.500 10.400 10.600 10.500 10.200 10.300 10.500. 10.350 10.450 10.450 10.400 10.550 10.600 10.450 10.550 10.550 10.550 10.550 10.550. 8.167. 9.333. 10.333. 10.500. Sumber : BPS Kota Surakarta, di olah. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 8.

(9) Lanjutan tabel 1.2. Gula Pasir (Gulaku). Bulan. Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Rata-rata. Minyak Goreng Sawit. Garam. Daging ayam ras. 13.000 13.000 13.200 13.200 14.000 14.200 14.300 14.500 14.200 13.300 13.400 13.200. 9.000 9.500 9.500 9.000 10.000 10.000 11.000 12.000 11.000 9.000 10.000 10.000. 750 750 700 650 700 700 700 600 700 700 700 750. 25.000 26.000 27.000 27.000 28.000 30.000 33.000 34.500 30.000 28.000 28.000 27.000. 13.625. 10.000. 700. 28.625. Sumber : BPS Kota Surakarta, di olah. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 9.

(10) Lanjutan tabel 1.2. Tepung Terigu. Bulan. Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Rata-rata. Cabe Bawang rawit hijau Merah. Emas 75%. 6.500 6.500 6.700 6.800 7.200 7.300 7.500 7.500 7.400 7.000 7.000 6.600. 15.500 16.000 17.000 17.000 17.000 17.500 17.500 18.500 17.000 17.000 17.000 17.000. 14.000 14.000 14.500 15.500 16.000 16.500 17.500 17.500 17.000 16.500 16.500 16.500. 355.000 370.000 415.500 415.500 417.000 430.000 425.000 443.000 440.000 425.000 425.000 425.000. 7.000. 17.000. 16.000. 415.500. Sumber : BPS Kota Surakarta, di olah. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 10.

(11) Tabel 1.3. Laju Inflasi Umum Kota Surakarta Tahun 2005 – 2014 ( Persen ). Tahun. Laju Inflasi. (1). (2). 2005. 13.88. 2006. 6.18. 2007. 3.28. 2008. 6.96. 2009. 2.63. 2010. 6.65. 2011. 1.93. 2012 2013. 2.87 8.32. 2014. 8.01. 2015. 1.42*). Sumber : BPS Kota Surakarta *) bulan Januari-Agustus 2015. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 11.

(12) Pengelolaan keuangan daerah merupakan bagian dari sistem pengelolaan keuangan negara dan merupakan elemen pokok. dalam. penyelenggaraan. pemerintahan. daerah.. Pengelolaan keuangan yang baik ialah pengelolaan yang bisa mengoptimalkan potensi-potensi pembangunan suatu daerah, sehingga dapat tercapai target-target dalam peningkatan kualitas pembangunan. Struktur APBD Kota Surakarta Tahun Anggaran 2014 berpedoman sepenuhnya kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Pendapatan daerah, khususnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) setiap tahun mengalami pertumbuhan seiring dengan meningkatnya perekonomian daerah. Sebagai daerah yang mengandalkan sektor perdagangan dan jasa, penerimaan pajak daerah menjadi tumpuan utama kinerja PAD. Realisasi pendapatan daerah Kota Surakarta tahun 2014 sebesar Rp 1,525 trilyun dengan perincian pendapatan daerah sebesar Rp 335,660 milyar dana perimbangan sebesar Rp. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 12.

(13) 797,295 milyar dan lain – lain pendapatan yang sah sebesar Rp 392,621 milyar. Jika dilihat komponen pendapatan daerah, pendapatan asli daerah merupakan komponen yang paling kecil dari ketiga komponen penyusun pendapatn daerah, dengan rincian sebagai berikut, pendapatan pajak daerah sebesar Rp. 206,750 milyard , hasil restribusi daerah sebesar Rp 62,965 milyard, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar Rp 5,578 milyard dan lain – lain PAD yang sah sebesar Rp 58,498 milyar. Realisasi belanja daerah Kota Surakarta tahun 2014 sebesar Rp 1,479 trilyun dengan perincian belanja tidak langsung sebesar Rp 853,529 milyar dan belanja langsung sebesar Rp 620,751 milyar. Belanja pegawai menyerap dana sebesar Rp 769,845 milyar dari belanja tidak langsung dan sebesar Rp 60,102 milyar dari belanja langsung. Data realisasi menunjukkan, pendapatan daerah masih didominasi oleh pendapatan dari pemerintah pusat melalui penerimaan Dana Perimbangan yang memberikan kontribusi sebesar 52,26%, Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar 25,74%, dan rasio kemampuan keuangan daerah yang tercermin dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 22,00%. Dengan trend perkembangan masing-masing pos pendapatan daerah terhadap pendapatan daerah, secara umum masih tergantung dari dana transfer, namun demikian trend PAD menunjukan trend yang meningkat. Kondisi ini menunjukan resiko fiskal Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 13.

(14) masih relatif tinggi, dalam kesinambungan dan kapasitas fiskal daerah. Hal terpenting adalah bagamana desentralisasi fiskal mampu. dimanfaatkan. untuk. menjamin. kapasitas. dan. kesinambungan fiskal daerah melalui rasio, share dan kontribusi PAD yang semakin meningkat dan berkurangnya rasio. ketergantungan. terhadap. dana. transfer.. Rata-rata. pertumbuhan realisasi PAD dalam 5 tahun terakhir sebesar 32,04%, sehingga diharapkan kedepan kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah semakin meningkat sehingga tercapai tingkat kemandirian kemampuan keuangan daerah.. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 14.

(15) Tabel 2.1. Realisasi Pendapatan Daerah Kota Surakarta Tahun 2014 Rupiah Jenis Penerimaan (1) 1 1.1 1.1.1. Pendapatan Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Pajak Daerah. 1.1.2 1.1.3. Hasil Retribusi Daerah. Jumlah (2) 1.523.636.715.202.00 335.660.206.640,82 206.750.725.212.00 62.964.827.755.00. 1.1.4. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-Lain PAD yang Sah. 1.2 1.2.1. Dana Perimbangan Bagi Hasil Pajak / Bukan Pajak. 797.295.017.689.00 42.642.973.689.00. 1.2.2. Dana Alokasi Umum (DAU). 710.803.934.000.00. 1.2.3. Dana Alokasi Khusus (DAK). 43.848.110.000.00. 1.3 1.3.1. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Hibah. 1.3.3. Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus. 1.3.4 1.3.5. Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya Jumlah. 5.507.540.256,00 60.428.768.417,82. 392.620.626.623.00 19.439.000.000.00 116.062.798.623.00 232.478.998.000.00 24.639.830.000.00. 1.525.575.850.952,82. Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 15.

(16) Tabel 2.2. Realisasi Belanja Daerah Kota Surakarta Tahun 2014 Rupiah Jenis Belanja (1) 2 2.1 2.1.1 2.1.2 2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.1.7 2.1.8 2.2 2.2.1 2.2.2 2.2.3. Belanja Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Kepada Propinsi / Kabupaten / Kota dan Pemerintah Desa Belanja Bantuan Keuangan Kepada Propinsi / Kabupaten / Kota dan Pemerintah Desa Belanja Tidak Terduga Belanja Langsung Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal. Jumlah. Jumlah (2) 1.479.827.902.466,63 853.528.604.730.00 769.847.763.306,00 707.163.870,00 82.186.330.510,00 57.000.000,00 696.837.653,00 33.409.391,00 629.299.397.736,63 62.962.792.286,00 276.844.848.456,63 286.491.756.994,00. 1.479.827.902.466,63. Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 16.

(17) Tabel 2.3. Realisasi Pembiayaan Daerah Kota Surakarta Tahun 2014 Rupiah Jenis Belanja (1) 3 3.1. Jumlah (2). Pembiayaan Daerah Penerimaan Pembiayaan. 166.446.860.002,00. 3.1.1. Sisa Lebih Penghitungan Anggaran Tahun Sebelumnya. 163.507.637.834,00. 3.1.2. Penerimaan Pinjaman Daerah. 3.1.6. Penerimaan Pihak ketiga. 3.2. Pengeluaran Pembiayaan. 385.002.868,00 2.554.219.300,00 24.685.688.218.00. 3.2.1. Pembentukan Dana Cadangan. 3.2.2. Penyertaan Modal ( Investasi ) Pemerintah Daerah. 19.439.000.000,00. 3.2.3. Pembayaran Pokok Utang. 3.331.701.018.00. Pembiayaan Netto. -21.746.466.050.00. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran. 141.761.171.784,00. Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 17.

(18) Posisi Aktiva rupiah dan valuta asing Bank Umum dan BPR di Kota Surakarta tahun 2014 sebesar Rp 44,969 trilyun, meningkat 10,36 % dibanding tahun 2013. Jumlah aktiva tersebut merupakan bagian terbesar di Karesidenan Surakarta, yaitu 71,98 %, dan 16,25 % terhadap aktiva Povinsi Jawa Tengah (tabel 3.1). Dibandingkan dengan Kabupaten lain di Solo Raya, Kota Surakarta dari tahun ke tahun mengalami tingkat kenaikan yang cukup signifikan. Dan cukup tinggi muatan aktivanya. Tabel 3.1 JUMLAH AKTIVA RUPIAH DAN VALUTA ASING BANK UMUM DAN BPR KOTA SURAKARTA (Juta Rp) uraian. Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kota Surakarta/Solo. Jawa Tengah. 2009. 2010. 2011. 1,104,307. 1,343,095. 1,562,089. 1,468,615. 1,716,420. 2,017,541. 1,202,992. 1,442,765. 1,674,545. 1,053,600. 1,217,349. 1,411,224. 1,292,444. 1,475,733. 1,750,049. 1,439,289. 1,799,435. 2,115,722. 18,598,456. 21,987,170. 27,308,441. 26,159,703. 30,981,967. 37,839,611. 2012 *). --------. 125,597,533 149,526,913 180,082,712. 0. 2013. 2014. 2,048,628. 2,390,600. 2,962,956. 3,479,333. 2,529,435. 3,028,990. 1,937,627. 2,297,689. 2,452,666. 2,756,684. 2,890,649. 3,286,492. 40,746,171. 46,359,683. 55,568,132. 63,599,471. - 242,518,005 272,763,314. Sumber : Bank Indonesia Solo, 2015 Ket : *) Data tidak tersedia. Posisi simpanan masyarakat rupiah dan valuta asing Bank Umum dan BPR di Kota Surakarta tahun 2014 sebesar Rp 25,750 trilyun, meningkat 4,59 % disbanding tahun 2013. Menurut jenis simpanan Giro sebesar 13,46 %, Simpanan 45,48 % dan Tabungan 41,06 % (tabel 3.2).. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 18.

(19) Tabel 3.2 POSISI SIMPANAN MASYARAKAT RUPIAH DAN VALUTA ASING BANK UMUM DAN BPR KOTA SURAKARTA (Juta Rp) Uraian. Giro. : Nominal : Rekening (satuan) Simpanan Berjangka : Nominal : Rekening (satuan) Tabungan : Nominal : Jumlah bilyet (satuan). 2009. 2010. 2011. 2012. 2013. 2014. 3,590,734. 1,961,400. 2,052,248. 2,200,976. 3,084,932. 3,901,583. 13,686. 13,906. 14,428. 15,305. 17,120. 15,719. 5,033,753. 6,222,050. 7,571,421. 7,405,338. 9,843,514. 12,296,395. 30,328. 29,139. 32,788. 34,377. 37,758. 39,881. 5,209,355. 5,814,725. 7,699,781. 9,505,390. 10,872,362. 11,121,210. 771,710. 765,980. 906,063. 1,044,805. 1,237,136. 1,312,239. JUMLAH NOMINAL. 14,089,024 17,472,178 19,995,660. 24,617,459. 27,008,339. Sumber : Bank Indonesia Solo, 2015. Posisi pinjaman rupiah dan valuta asing yang diberikan Bank Umum dan BPR di Kota Surakarta tahun 2014 sebesar Rp. 17,856 trilyun, naik sebesar 7,86 % bila dibandingkan terhadap tahun 2013 (tabel 3.3). Jika dilihat per sektor ekonomi, penerima kredit menurut lapangan usaha menyerap Rp 13,891 trilyun (77,80 %), bukan lapangan usaha Rp 3,965 trilyun (22,20 %) dari total tahun 2014. Penyerap dana terbesar kedua adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar Rp 5,758 trilyun (32,25 %) dan yang terbesar kedua adalah sektor Industri Pengolahan sebesar Rp 5,626 trilyun (31,51 %). Sedangkan sektor yang menyerap dana yang paling kecil adalah sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar Rp 9,399 milyard (0,053 %), sektor Listrik, Gas dan Air Bersih sebesar Rp 12,201 milyard (0,068 %).. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 19.

(20) Tabel 3.3 POSISI PINJAMAN YANG DIBERIKAN RUPIAH DAN VALUTA ASING BANK UMUM DAN BPR MENURUT LAPANGAN USAHA KOTA SURAKARTA (Juta Rp) Jenis Lapangan Usaha. Pinjaman Menurut Lapangan Usaha. 2013. 2014. 11,702,377. 14,670,510. Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa. 240,319 11,918 5,008,823 15,990 453,112 4,629,904 86,624 251,058 1,004,629. 821,269 9,373 5,924,050 13,370 706,319 6,108,604 125,186 371,383 590,957. Pinjaman Kepada Bukan Lapangan Usaha. 4,598,643. 4,075,160. Rumah Tinggal Flat dan Apartemen Rumah Toko (Ruko) dan Rumah Kantor (Rukan) Kendaraan Bermotor Lainnya. 1,193,779 34,458 132,987 464,557 2,772,861. 1,275,964 36,471 136,812 429,882 2,196,030. 16,301,020. 18,745,670. JUMLAH Sumber : Bank Indonesia Solo, 2015. Posisi pinjaman rupiah dan valuta asing yang diberikan Bank Umum dan BPR di Kota Surakarta menurut jenis penggunaan tahun 2014, terbesar digunakan untuk Modal Kerja, sebesar Rp 9,528 trilyun (53,36 %), naik sebesar 15,04 % bila dibandingkan terhadap tahun 2013. Untuk Investasi sebesar 24,44 % dan Konsumsi sebesar 22,20 % (tabel 3.4).. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 20.

(21) Tabel 3.4 POSISI PINJAMAN RUPIAH DAN VALUTA ASING YANG DIBERIKAN BANK UMUM DAN BPR MENURUT PENGGUNAAN KOTA SURAKARTA (Juta Rp) Jenis Usaha. 2009. 2010. 2011. 2012. 2013. 2014. 1 Modal Kerja 2 Investasi 3 Konsumsi. 3,584,121 600,330 1,836,069. 4,289,448 569,899 2,097,758. 5,028,561 1,307,922 2,817,213. 7,683,790 1,668,765 3,484,458. JUMLAH. 6,020,519. 6,957,105. 9,153,695 12,837,014 16,301,020 18,745,670. 8,094,997 10,151,095 3,607,380 4,519,416 4,598,643 4,075,160. Sumber : Bank Indonesia Solo, 2015. Posisi kredit usaha mikro, kecil dan menengah yang diberikan Bank Umum di Kota Surakarta tahun 2014 sebesar Rp 4,032 trilyun, meningkat 10,81 bila dibandingkan tahun 2013. Pengguna terbesar adalah usaha menengah, yaitu sebesar Rp 2,450 trilyun (60,77%), (tabel 3.5).. Tabel 3.5 POSISI KREDIT USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH YANG DIBERIKAN BANK UMUM KOTA SURAKARTA (Juta Rp). Jenis Usaha. 1 2 3. Mikro Kecil Menengah. JUMLAH. 2009. 2010. 2011. 2012. 2013. 2014. -. -. -. -. -. -. 275,186 629,479 1,617,493. 309,841 715,748 2,178,055. 376,844 890,841 2,370,629. 597,662 982,085 2,500,407. -. -. 2,522,158. 3,203,644. 3,638,314 4,080,153. Sumber : Bank Indonesia Solo, 2015. Kredit tersebut digunakan untuk modal kerja sebesar 75,72 % dan Investasi sebesar 24,28 % (tabel 3.6).. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 21.

(22) Tabel 3.6 POSISI KREDIT KEPADA USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) YANG DIBERIKAN BANK UMUM MENURUT JENIS PENGGUNAAN KOTA SURAKARTA (Juta Rp) Jenis Penggunaan. 1 2 3. Modal Kerja Investasi Tidak Teridentifikasi. 2009. 2010. 2011. 2012. 2013. 2014. -. -. 2,182,235 2,737,410 2,703,687 339,922 466,234 934,627 -. -. -. 2,522,158 3,203,644 3,638,314 4,080,153. 3,101,266 978,887 -. Sumber : Bank Indonesia Solo, 2015. Pengguna terbesar menurut lapangan usaha adalah sector Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 56,68 % dan kedua sector Industri Pengolahan sebesar 21,85 % (tabel 3.7).. Tabel 3.7 POSISI KREDIT MIKRO, KECIL DAN MENENGAH YANG DIBERIKAN BANK UMUM DAN BPR MENURUT SEKTOR KOTA SURAKARTA (Juta Rp) Jenis Lapangan Usaha. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10. 2011. 2012. 2013. 2014. Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 20,340 46,906 24,580 59,652 Pertambangan dan Penggalian 3,424 1,281 8,288 5,951 Industri Pengolahan 520,079 701,169 638,448 884,812 Listrik, Gas dan Air 3,122 4,423 15,752 12,673 Konstruksi 53,538 155,869 122,535 136,986 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,446,168 1,849,715 2,311,449 2,357,019 Pengangkutan dan Komunikasi 32,831 46,495 78,932 78,045 Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 120,334 163,750 222,242 289,147 Jasa-jasa 322,322 234,035 216,089 255,868 Tidak teridentikasi JUMLAH. 2,522,158 3,203,644 3,638,314 4,080,153. Sumber : Bank Indonesia Solo, 2015. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 22.

(23) Sektor perdagangan merupakan sektor yang paling dominan dalam menyusun perekonomian Kota Surakarta, hal ini dapat dilihat dari sumbangan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 26,81% terhadap PDRB Kota Surakarta pada tahun 2014. Perkembangan nilai ekspor Kota Surakarta dalam periode tahun 2010-2014, menunjukkan trend yang menurun. Kondisi inilah yang menjelaskan, meskipun perekonomian Kota Surakarta masih tetap tumbuh, namun pertumbuhannya di bawah pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah dan pertumbuhan ekonomi nasional. Penurunan kinerja ekspor Kota Surakarta sangat dipengaruhi oleh perekonomian negara utama tujuan ekspor Kota Surakarta, yaitu Amerika Serikat dan negara-negara kawasan Eropa, khususnya Eropa barat. Dengan pertumbuhan ekonomi yang minus di kawasan Eropa dan recovery ekonomi yang lambat di Amerika Serikat, menyebabkan daya beli dan permintaaan komoditas ekspor Kota Surakarta cenderung menurun. Komoditas utama ekspor masih didominasi oleh tekstil dan turunannya, mebel, batik, kantong plastik dan kerajinan kayu/rotan. Beberapa negara tujuan ekspor utama Kota Surakarta adalah Amerika Serikat, Belanda, Jerman, Inggris, Italy, Kanada, Perancis, Spanyol, China dan Jepang serta Turki.. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 23.

(24) Realisasi Nilai Ekspor Kota Surakarta Tahun 2010-2014. Tahun. 2010. 2011. 2012. 2013. 2014. Uraian. Total. Volume (Kg). 9.840.529,07. Nilai (US$). 50.237.526,31. Volume (Kg). 9.292.974,25. Nilai (US$). 53.826.324,55. Volume (Kg). 5.879.018,35. Nilai (US$). 40.310.894,74. Volume (Kg). 4.462.952,89. Nilai (US$). 37.016.246,92. Volume (Kg). 4.478.374,42. Nilai (US$). 35.998.297,11. Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta, 2015. Dari data yang ada terlihat bahwa nilai ekspor dari tahun ke tahun mengalami penurunan, hal ini dapat dimaklumi bahwa dengan adanya regulasi ekspor yang cukup sulit bagi para eksportir. Walaupun volume mengalami kenaikan, tapi nilai ekspornya turun, hal ini karena nilai rupiah yang turun dari waktu ke waktu.. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 24.

(25) Realisasi Ekspor Kota Surakarta Menurut Komoditi Tahun 2014 Tahun 2014 No.. Komoditi. Volume Gross (kg). 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15. Nilai FOB (US$). Batik 488,038.49 6,010,437.89 Gula Kelapa 67,870.00 174,986.00 Kantong Plastik 1,908,742.90 3,274,051.47 Kartu Ucapan 64,701.00 3,822,301.23 Karung Plastik 275,684.20 471,471.99 Kerajinan Rotan 86,962.10 189,801.80 Meubel Kayu 185,798.87 635,633.87 Meubel Rotan 347,792.41 784,182.75 Mesin Pembungkus 287.00 1,300.00 Rempah-rempah 216.00 336.00 Peralatan Kantor 2,434.52 4,766.88 Tekstil 659,346.61 13,323,096.53 Meubel Bahan Metal 1,660.00 9,780.09 Tekstil dan Produk Tekstil 381,455.07 7,271,212.15 Kerajinan Kayu 7,385.25 24,938.46 Jumlah. 4,478,374.42 35,998,297.11. % terhadap total ekspor 16.70 0.49 9.10 10.62 1.31 0.53 1.77 2.18 0.00 0.00 0.01 37.01 0.03 20.20 0.07 100.00. Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta, 2015. Tiga Komoditas terbesar dalam realisasi ekspor Kota Surakarta menurut komoditas pada tahun 2014, terbanyak adalah tekstil sebesar 37,01 %, disusul oleh TPT (tekstil dan Produksi Tekstil) sebesar 20,20 persen, dan yang ke-3 komoditas batik (16,70 persen). Dalam pengembangan permodalan pada bagian ini disampaikan juga investasi di kota Surakarta. Investasi merupakan salah satu komponen utama pertumbuhan ekonomi. Iklim investasi akan sangat banyak dipengaruhi oleh variabel ekononomi yang lain, seperti tingkat suku bunga, nilai tukar, inflasi dan masalah struktural yang lain. Secara umum dalam kurun 5 tahun terakhir perkembangan nilai investasi untuk usaha mikro, kecil dan menengah di Kota Surakarta menunjukkan peningkatan, meskipun pada tahun 2014 sedikit Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 25.

(26) menurun seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional dan domestik. Data nilai investasi yang ditampilkan, adalah nilai-nilai investasi yang dicantumkan atas dasar modal usaha yang diberikan oleh pemohon perijinan usaha kepada Pemerintah Kota Surakarta.. PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MODAL USAHA KOTA SURAKARTA Tahun 2010-2014. No. Tahun. Nilai Investasi. 1. 2010. 1.797.727.404.675. 2. 2011. 2.017.019.690.099. 3. 2012. 2.884.306.195.382. 4. 2013. 2.240.106.625.000. 5. 2014. 1.453.189.067.318. Sumber : BPMPT Kota Surakarta, 2015. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 26.

(27) Panjang jalan di Kota Surakarta selama tahun 2014 sepanjang 676,56 Km. Jika dilihat dari kondisi jalan,. jalan baik sepanjang. 431,452 Km, jalan sedang sepanjang 189,408 Km, jalan rusak sepanjang 52,500 Km dan jalan rusak berat sepanjang 3,200 Km. Bila dilihat dari status jalan, jalan Negara yang ada di kota Surakarta hanya 13,15 km yang berada di tengah kota dan paling panjang adalah Jl. Ahmad Yani, berada di Kecamatan Banjarsari. Sedangkan jalan Provinsi lebih panjang dibandingkan dengan jalan Negara yaitu 15,48 km. Untuk jalan kota atau daerah memiliki panjang 676,56 km. Dari tahun ke tahun panjang jalan menurut statusnya tidak mengalami perubahan. Karena untuk merubah status jalan perlu adanya regulasi di tingkat Kementrian. Menurut kelas jalan di Kota Surakarta tergolong pada kelas III yang panjangnya 472,19 km, sedangkan kelas II mempunyai panjang 142,35 km, dan untuk kelas I panjangnya 62,02 km. Demikian juga kondisi berdasarkan kelas jalan dari tahun ke tahun juga tidak mengalami perubahan. Perkembangan yang cukup pesat pada pelayanan di jasa angkutan Kereta Api, konsumen angkutan akan lebih memilih pada sarana pelayanan yang cukup baik dan memadahi. Hal ini terjadi pada jasa perkeretaapian. Dampak yang muncul maka jasa angkutan bus dan sejenisnya. akan. tergerus. dengan. sendirinya. apabila. tidak. mempersiapkan diri untuk bersaing dengan jasa angkutan yang lain. Pada tabel 5.2. sampai tabel 5.7 menggambarkan bahwa telah terjadi. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 27.

(28) pergeseran pola jasa angkutan. Angkutan bus dan sejenisnya sedikit bergeser ke jasa angkutan kereta Api yang nota bene sangat gencar dalam promosi maupun tersedianya sarana pelayanan di dalam perkereta apian. Apabila hal ini tidak dicermati oleh para pelaku usaha di bidang otobis maka konsumen lambat laun akan bergeser ke jasa Angkutan Kereta Api. Mulai dari kenyamanan, keselamatan dan keramahan juga bisa menjadi sebuah rekreasi tersendiri untuk dapat di menikmatai moda angkuta perkereta apian tersebut. Hal ini dapat tergambar dari data yang tercantum pada tabel 5.3. penumpang di Terminal Tirtonadi sedikit menurut sedangkan pada tabel 5.7. penumpang kereta api sedikit naik. Dari sisi nilai ekonomi, maka pengaruh tersebut berdampak pada pendapatan retribusi di masing masing kegiatan. Di terminal bus Tirtonadi retribusi pada tahun 2014 dari sisi realisasi masih dibawah target yang di tentukan. Sedangkan perkembangan dari tahun sebelumnya juga mengalami penurunan. Berbeda dengan retribusi pada jasa angkutan kerta api, dimana jumlah penumpang yang meningkat akan sangat berpengaruh terhadap pemasukan maupun retribusi yang ada.. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 28.

(29) Tabel 5.1. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan Kondisidan Kelas Jalan Di Kota Surakarta Tahun 2014 Km. Jalan Negara 2013 2014 (2) (3). Status Jalan Jalan Provinsi 2013 2014 (4) (5). a. Diaspal b. Kerikil c. Tanah d. Tidak Dirinci Jumlah - I. 13,15 13,15. 13,15 13,15. 15,48 15,48. 15,48 15,48. 486,331 96,013 5,15 89,066 676,56. 495,231 89,013 5,15 87,166 676,56. Kondisi Jalan a. Baik b. Sedang c. Rusak d. Rusak Berat Jumlah - II. 2,65 6,05 4,45 13,15. 2,65 6,05 4,45 13,15. 4,49 10,99 15,48. 4,49 10,99 15,48. 396,052 186,013 88,897 5,598 676,56. 431,452 189,408 52,500 3,200 676,56. 12,25 0,9 -. 12,25 0,9 -. 15,48 -. 15,48 -. 62,02 142,35 472,19 -. 62,02 142,35 472,19 -. Keadaan. I. II. (1) Jenis Permukaan. III Kelas Jalan a.Kelas I b.Kelas II c.Kelas III d.Kelas IIIA e.Kelas IIIB f.Kelas IIIC g.Kelas IV h.Kelas Tidak Dirinci Jumlah - III. 13,15. 13,15 13,1515,48. 15,48 15,48. Jalan Kota 2013 2014 (6) (7). 676,56 15,48. 676,56. Sumber/ Source : Jalan Negara dan Provinsi : Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Surakarta Jalan Kota : DPU Kota Surakarta. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 29. 676,56. 676,56.

(30) Tabel 5.2. Lalu Lintas Kendaraan Penumpang Umum Menurut Bulan Di Kota Surakarta Tahun 2014 94% 92.75% Rit Bus Bulan Datang Berangkat (1). (2). (3). Januari. 51,217. 58,172. Pebruari. 53,987. 52,298. Maret. 60,652. 58,744. April. 56,378. 54,584. Mei. 57,628. 55,782. Juni. 55,652. 53,866. Juli. 56,938. 55,099. Agustus. 70,126. 68,141. September. 55,379. 53,597. Oktober. 57,467. 5,562. Nopember. 54,129. 52,360. Desember. 57,157. 55,312. 686,711. 623,517. Sumber : Dishubkominfo Kota Surakarta. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 30.

(31) Tabel 5.3. Lalu Lintas Kendaraan Penumpang Umum Menurut Bulan Di Kota Surakarta Tahun 2014 93% 92.15% Penumpang Bulan Datang Berangkat (1) (2) (3) Januari. 681,793. 664,203. Pebruari. 638,809. 621,968. Maret. 724,696. 713,527. April. 754,637. 743,176. Mei. 681,689. 671,045. Juni. 711,206. 700,275. Juli. 639,370. 629,243. Agustus. 935,653. 828,585. September. 662,833. 652,494. Oktober. 679,546. 668,928. Nopember. 638,180. 628,142. Desember. 698,904. 688,050. 8,447,315. 8,209,636. Sumber : Dishubkominfo Kota Surakarta. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 31.

(32) Tabel 5.4 Pendapatan Retribusi UPTD Terminal Tirtonadi Kota Surakarta Tahun 2014. No. Jenis Pendapatan. Target. Realisasi. (1). (2). (3). (4). 1. Retribusi Bus cepat. 1,990,300,000. 1,842,175,000. 2. Retribusi Bus lambat. 1,100,000,000. 894,432,000. 3. Retribusi Jasa Ruang Tunggu. 1,600,000,000. 1,525,808,500. 4. Retribusi Sewa Kios dan Los. 250,000,000. 243,290,950. 5. Retribusi sewa Loket Bus Malam. 90,000,000. 72,535,000. 7. Retribusi Parkir mobil/travel. 44,300,000. 69,190,200. 8. Retribusi Becak. 9,000,000. 824,000. 9. Retribusi Lain-lain. 270,000,000. 302,340,600. 5,353,600,000. 4,950,596,250. Jumlah Target dan Realisasi. Sumber : Dishubk ominfo (UPTD Terminal) Kota Surak arta. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 32.

(33) Tabel : 5.5. Pendapatan Retribusi UPTD Terminal Tirtonadi menurut bulan di Kota Surakarta Tahun 2014. No. Bulan. Bus Cepat. Bus Lambat. Ret Penumpang. (1). (2). (3). (4). (5). 1. Januari. 144,360,000. 83,412,000. 116,517,000. 2. Pebruari. 124,755,000. 68,103,000. 106,472,000. 3. Maret. 129,500,000. 64,251,000. 100,117,000. 4. April. 155,595,000. 76,605,000. 123,560,500. 5. Mei. 145,450,000. 73,386,000. 121,634,000. 6. Juni. 161,935,000. 78,096,000. 159,386,500. 7. Juli. 132,685,000. 60,414,000. 107,291,000. 8. Agustus. 211,870,000. 89,322,000. 266,102,000. 9. September. 171,510,000. 77,637,000. 110,561,000. 10. Oktober. 167,660,000. 76,455,000. 114,336,000. 11. Nopember. 134,585,000. 65,193,000. 84,418,000. 12. Desember. 162,270,000. 81,558,000. 115,413,500. 1,842,175,000. 894,432,000. 1,525,808,500. Jumlah. Sumber : Dishubk ominfo (UPTD Terminal) Kota Surak arta. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 33.

(34) Tabel 5.6. Banyaknya Penumpang & Barang Kereta Api Munurut Bulan dan Jenis Di Kota Surakarta Tahun 2014 1.0698. 1.0797. Bulan. Penumpang (orang). Barang (Kg). (1). (2). (3). Januari. 74,557. 93,267. Pebruari. 63,106. 87,559. Maret. 76,793. 93,074. April. 73,763. 119,648. Mei. 81,965. 149,118. Juni. 81,552. 148,367. Juli. 64,645. 192,441. Agustus. 80,771. 48,712. September. 77,207. 121,168. Oktober. 78,252. 88,013. Nopember. 68,883. 130,788. Desember. 87,054. 126,296. 908,548. 1,398,452. Jumlah. Sumber : PT KAI Stasiun Solo Balapan Kota Surakarta. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 34.

(35) Jumlah hotel di Kota Surakarta tahun 2014 sebanyak 154 hotel. Terdiri dari Jumlah kamar yang tersedia sebanyak 754 ar dan jumlah tempat tidur sebanyak 1.327 tempat tidur. Menurut data di Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kota Surakarta, obyek wisata yang paling banyak dikunjungi adalah makam Kyai pandanaran dengan pengunjung sebanyak 114.900 orang. Pengunjung terbanyak terjadi pada bulan Juli sebanyak 25.200 orang dan yang terkecil pada bulan Pebruari sebanyak 4.300 orang.. Tabel 6.1. Banyaknya Jasa Akomodasi Di Kota Surakarta Tahun 2014 Uraian. Satuan. 2013. 2014. Jasa Akomodasi. Hotel. 148. 154. Banyaknya Kamar. Buah. 5.223. 5.439. Jumlah Tamu * Indonesia * Manca Negara. Orang Orang Orang. 1.228.617 36.990. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 35. 1.246.740 36.828.

(36) Tabel 6.2. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) menurut Klasifikasi Hotel di Kota Surakarta Tahun 2014. Klasifikasi. Januari. Pebruari. Maret. Bintang 1. 45,41. 46,39. 42,33. Bintang 2. 40,87. 44,51. 39,48. Bintang 3. 52,75. 52,78. 53,92. Bintang 4 +. 60,69. 57,18. 61,31. Seluruh Bintang. 51,63. 51,54. 51,77. Non Bintang. 38,40. 36,95. 35,59. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 36.

(37) Lanjutan tabel 6.2. Klasifikasi. April. Mei. Juni. Bintang 1. 46,03. 49,51. 49,45. Bintang 2. 41,39. 40,27. 45,52. Bintang 3. 52,33. 54,93. 56,88. Bintang 4 +. 59,95. 66,43. 70,75. Seluruh Bintang. 51,48. 54,54. 57,97. Non Bintang. 31,79. 34,09. 35,95. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 37.

(38) Lanjutan tabel 6.2. Klasifikasi. Juli. Agustus. September. Bintang 1. 49,39. 54,21. 51,45. Bintang 2. 50,76. 54,80. 45,64. Bintang 3. 58,93. 42,89. 55,42. Bintang 4 +. 75,07. 62,71. 77,75. Seluruh Bintang. 60,28. 55,51. 60,04. Non Bintang. 36,86. 35,27. 36,00. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 38.

(39) Lanjutan tabel 6.2. Klasifikasi. Oktober. Nopember Desember. Bintang 1. 51,39. 53,92. 62,17. Bintang 2. 39,63. 44,70. 46,11. Bintang 3. 51,06. 45,02. 55,95. Bintang 4 +. 76,64. 66,83. 65,97. Seluruh Bintang. 55,76. 52,84. 57,30. Non Bintang. 34,83. 32,86. 34,58. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 39.

(40) Tabel 6.3. Rata-rata Lama Menginap Tamu menurut Klasifikasi Hotel di Kota Surakarta Tahun 2014. Klasifikasi. Januari. Pebruari. Maret. Bintang 1. 1,41. 1,28. 1,31. Bintang 2. 1,22. 1,29. 1,30. Bintang 3. 1,56. 1,62. 1,62. Bintang 4 +. 1,62. 1,73. 1,73. Seluruh Bintang. 1,46. 1,52. 1,53. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 40.

(41) Lanjutan tabel 6.3. Klasifikasi. April. Mei. Juni. Bintang 1. 1,97. 1,15. 1,21. Bintang 2. 1,22. 1,20. 1,22. Bintang 3. 1,62. 1,48. 1,51. Bintang 4 +. 1,73. 1,68. 1,69. Seluruh Bintang. 1,63. 1,42. 1,43. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 41.

(42) Lanjutan tabel 6.3. Klasifikasi. Juli. Agustus. September. Bintang 1. 1,86. 1,41. 1,42. Bintang 2. 1,24. 1,17. 1,18. Bintang 3. 1,53. 1,59. 1,71. Bintang 4 +. 2,27. 1,81. 2,20. Seluruh Bintang. 1,73. 1,53. 1,63. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 42.

(43) Lanjutan tabel 6.3. Klasifikasi. Oktober. Nopember Desember. Bintang 1. 1,40. 1,43. 1,49. Bintang 2. 1,18. 1,27. 1,16. Bintang 3. 1,63. 1,67. 1,57. Bintang 4 +. 1,80. 1,80. 1,58. Seluruh Bintang. 1,52. 1,53. 1,44. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 43.

(44) Tabel 64. Banyaknya Pengunjung Obyek Wisata Setiap Bulan di Kota Surakarta tahun 2013 Kraton Kasunanan. Mangkunegaran. Bulan Wisman Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah. Wisnus. Jumlah. Wisman. Wisnus. Jumlah. 29 75 50 145 165 38 177 537 82 80 86 40. 3.367 3.262 5.270 3.246 7.313 8.959 3.663 9.195 3.950 6.293 4.257 7.877. 3.396 3.337 5.320 3.391 7.478 8.997 3.840 9.732 4.032 6.373 4.343 7.917. 1.620 1.340 1.460 1.716 1.325 1.615 2.282 1.602 2.112 1.778 1.382 1.418. 1.040 1.351 1.510 1.620 1.400 1.500 1.525 993 1.135 1.975 1.379 2.250. 2.660 2.691 2.970 3.336 2.725 3.115 3.807 2.595 3.247 3.753 2.761 3.668. 1.504. 66.652. 68.156. 19.650. 17.678. 37.328. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 44.

(45) lanjutan tabel 6.4. Radyapustaka. Taman Balekambang. Bulan Wisman. Wisnus. Jumlah. Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember. 37 64 64 66 102 41 75 71 0 0 0 0. 574 624 947 922 806 1.415 973 735 0 0 0 0. 611 688 1.011 988 908 1.456 1.048 806 0 0 0 0. Jumlah. 520. 6.996. 7.516. Wisman 23 22 23 18 20 22 18 21 24 27 28 42. Wisnus. Jumlah. 100.463 98.222 100.463 111.786 118.554 136.785 97.938 137.892 140.575 143.599 152.351 203.037. 100.486 98.244 100.486 111.804 118.574 136.807 97.956 137.913 140.599 143.626 152.379 203.079. 288 1.541.665 1.541.953. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 45.

(46) lanjutan tabel 6.4. WO Sriwedari. THR Sriwedari. Bulan Wisman. Wisnus. Jumlah. Wisman. Wisnus. Jumlah. Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember. 17 9 23 34 25 11 30 22 27 21 13 18. 2.768 2.150 2.070 3.350 2.730 2.130 2.406 2.143 2.300 2.317 2.180 3.100. 2.785 2.159 2.093 3.384 2.755 2.141 2.436 2.165 2.327 2.338 2.193 3.118. 5 2 10 3 0 0 4 6 2 11 10 20. 23.684 19.515 35.149 23.612 34.790 28.276 26.259 32.943 28.583 33.640 34.115 35.232. 23.689 19.517 35.159 23.615 34.790 28.276 26.263 32.949 28.585 33.651 34.125 35.252. Jumlah. 250. 29.644. 29.894. 73. 355.798. 355.871. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 46.

(47) lanjutan tabel 6.4. Bulan. Musium Batik. TIC. Taman Satwataru Jurug. Wisman Wisnus Jumlah Wisman Wisnus Jumlah Wisman Wisnus Jumlah Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember. 24 94.338 94.362 99 500 599 77 1.509 1.586 37 1.496 1.533 103 1.471 1.574 99 1.552 1.651 211 1.108 1.319 189 654 843 90 1.732 1.822 3 1.917 1.920 113 1.338 1.451 148 1.802 1.950. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0. Jumlah. 1.193 109.417 110.610. 0. 34.271 16.296 13.125 17.551 28.305 29.400 20.140 68.865 31.600 17.387 19.185 30.213. 34.271 16.296 13.125 17.551 28.305 29.400 20.140 68.865 31.600 17.387 19.185 30.213. 369 404 322 301 1.051 1.003 1.051 658 511 561 509 255. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0. 369 404 322 301 1.051 1.003 1.051 658 511 561 509 255. 326.338 326.338. 6.995. 0. 6.995. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 47.

(48) Tabel 6.5. Jumlah Wisatawan Mancanegara (Wisman) yang datang di Kota Surakarta melalui Bandara Adi Sumarmo. Jumlah Wisman (orang) Bulan 2013. 2014. Januari. 1,079. 774. Pebruari. 1,552. 803. Maret. 1,290. 1,114. April. 1,297. 1,029. Mei. 2,015. 1,692. Juni. 1,679. 1,042. Juli. 1,409. 1,125. Agustus. 1,838. 1,399. September. 1,898. 1,258. Oktober. 1,787. 1,122. Nopember. 1,405. 853. Desember. 937. 699. 18,186. 12,910. Jumlah. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 48.

(49) PDRB Kota Surakarta. tahun 2014 lebih besar bila. dibandingkan terhadap tahun 2013. Keadaan ini menyebabkan petumbuhan ekonomi Kota Surakarta tahun 2014 sebesar 5,08 %. Tujuh sektor mengalami pertumbuhan positif dan 2 sektor mengalami pertumbuhan negatif yaitu sektor pertanian sebesar 0,43 % dan penggalian sebesar -1,70 %. Tiga. sektor yang. mendominasi perekonomian Kota Surakarta adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ( 26,81 % ), sektor Industri Pengolahan ( 19,19 % ) sektor Jasa – jasa (13,86 % ). Sedangkan jika dilihat dari PDRB menurut komponen penggunaan, distribusi persentasenya sebagai berikut, konsumsi rumah tangga sebesar 60,99 %, konsumsi lembaga swasta nirlaba sebesar 0,61 %, konsumsi Pemerintah sebesar 15,08 %, pembentukan modal tetap bruto sebesar 39,35 %, perubahan inventori sebesar -1,02 %, ekspor barang dan jasa sebesar 36,09 % dan masih menggunakan komponen impor sebesar 51,09 %.. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 49.

(50) Tabel 7.1. Produk Domestik Regional Bruto Kota Surakarta Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013 – 2014 Jutaan Rupiah Lapangan Usaha (1) 1. Pertanian. 2013 (2) 6.611,99. 2014 (3) 6.862,31. 3.944,50. 3.942,99. 1.2. Perkebunan. 468,67. 501,70. 1.3. Peternakan. 2.179,73. 2.396,89. 1.4. Kehutanan. 0,00. 0,00. 1.5. Perikanan. 19,09. 20,72. 3.022,94. 2.982,14. 2.623.767,70. 2.901.686,21. 4. Listrik dan Air Bersih. 363.004,58. 404.684,38. 5. Bangunan / Konstruksi. 1.951.415,83. 2.166.905,81. 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran. 3.632.165,57. 4.054.951,44. 7. Pengangkutan dan Komunikasi. 1.462.927,27. 1.641.884,35. 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. 1.656.823,06. 1.847.022,65. 9. Jasa - jasa. 1.899.877,56. 2.095.568,76. Produk Domestik Regional Bruto. 13.599.596,52. 15.122.548,06. 500.625. 508.951. 27.165.236,48. 29.713.170,93. 1.1. Tanaman Bahan Makanan. 2. Pertambangan & Penggalian 3. Industri Pengolahan. Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) *) PDRB Per Kapita (Rupiah). *) Jumlah penduduk menggunakan data Registrasi Penduduk 2014. Sumber : BPS Kota Surakarta. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 50.

(51) Tabel 7.2. Produk Domestik Regional Bruto Kota Surakarta Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2013 – 2014 Jutaan Rupiah Lapangan Usaha (1) 1. Pertanian. 2013 (2) 2.951,59. 2014 (3) 2.939,01. 1.612,42. 1.552,42. 1.2. Perkebunan. 258,89. 260,95. 1.3. Peternakan. 1.072,78. 1.117,66. 1.4. Kehutanan. 0,00. 0,00. 1.5. Perikanan. 7,49. 7,98. 1.764,96. 1.735,04. 1.404.161,79. 1.475.435,09. 4. Listrik dan Air Bersih. 147.574,83. 154.681,47. 5. Bangunan / Konstruksi. 811.759,49. 852.952,37. 1.687.392,79. 1.773.661,75. 7. Pengangkutan dan Komunikasi. 621.610,31. 653.669,84. 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. 664.532,30. 699.611,98. 9. Jasa - jasa. 739.206,00. 774.969,78. 6.080.954,07. 6.389.656,34. 500.625. 508.951. 12.146.724,73. 12.554.560,92. 1.1. Tanaman Bahan Makanan. 2. Pertambangan & Penggalian 3. Industri Pengolahan. 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran. Produk Domestik Regional Bruto Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) *) PDRB Per Kapita (Rupiah). *) Jumlah penduduk menggunakan data Registrasi Penduduk 2014. Sumber : BPS Kota Surakarta. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 51.

(52) Tabel 7.3. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2013 – 2014 Persentase Lapangan Usaha. 2013. 2014. (2). (3). 1. Pertanian. 1,34. -0,43. 2. Pertambangan & Penggalian. -1,38. -1,70. 3. Industri Pengolahan. 4,01. 5,08. 4. Listrik, Gas & Air Bersih. 7,19. 4,82. 5. Bangunan / Konstruksi. 6,03. 5,07. 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran. 7,51. 5,11. 7. Pengangkutan dan Komunikasi. 6,13. 5,16. 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. 7,98. 5,28. 9. Jasa - jasa. 3,48. 4,84. (1). Sumber : BPS Kota Surakarta. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 52.

(53) Tabel 7.4. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kota Surakarta Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013 – 2014 Persentase Lapangan Usaha. 2013. 2014. (2). (3). 1. Pertanian. 0,05. 0,05. 2. Pertambangan & Penggalian. 0,02. 0,02. 3. Industri Pengolahan. 19,29. 19,19. 4. Listrik dan Air Bersih. 2,67. 2,68. 5. Bangunan / Konstruksi. 14,35. 14,33. 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran. 26,71. 26,81. 7. Pengangkutan & Komunikasi. 10,76. 10,86. 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. 12,18. 12,21. 9. Jasa - jasa. 13,97. 13,86. (1). Sumber : BPS Kota Surakarta. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 53.

(54) Tabel 7.5. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kota Surakarta Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2013 – 2014 Persentase Lapangan Usaha. 2013. 2014. (2). (3). 1. Pertanian. 224.01. 233.49. 2. Penggalian. 170.14. 171.87. 3. Industri Pengolahan. 186.85. 196.66. 4. Listrik dan Air Bersih. 245.98. 261.62. 5. Bangunan / Konstruksi. 240.39. 254.04. 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran. 215.25. 228.62. 7. Angkutan dan Komunikasi. 235.34. 251.17. 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. 249.32. 264.01. 9. Jasa - jasa. 254.22. 270.41. (1). Sumber : BPS Kota Surakarta. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 54.

(55) Tabel 7.6. Produk Domestik Regional Bruto Kota Surakarta Menurut Komponen Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013 – 2014 Jutaan Rupiah Jenis Pengeluaran. 2013. 2014. (2). (3). 8.539.266,29. 9.222.623,29. 1.1.Makanan. 3.573.768,40. 3.878.753,80. 1.2.Non Makanan. 4.965.498,51. 5.343.869,50. 82.560,18. 92.210,10. 3. Konsumsi Pemerintah. 2.153.944,10. 2.280.035,99. 4. Pembentukan Modal tetap Bruto. 5.254.968,96. 5.951.381,18. 5. Perubahan Stok/Inventori. -154.802,40. -154.942,40. 6. Ekspor Barang dan Jasa. 5.326.663,46. 5.457.914,21. 7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa. 7.603.004,70. 7.726.674,32. 13.599.596,52. 15.122.548,06. (1) 1. Konsumsi Rumah Tangga. 2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba. PDRB. Sumber : BPS Kota Surakarta. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 55.

(56) Tabel 7.7. Produk Domestik Regional Bruto Kota Surakarta Menurut Komponen Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2013 – 2014 Jutaan Rupiah Jenis Pengeluaran. 2013. 2014. (2). (3). 3.969.820,11. 4.149.496,69. 1.1.Makanan. 1.595.107,70. 1.676.790,48. 1.2.Non Makanan. 2.374.712,41. 2.472.706,20. 2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba. 37.441,05. 39.271,91. 3. Konsumsi Pemerintah. 898.733,89. 932.005,58. 4. Pembentukan Modal tetap Bruto. 1.919.647,08. 2.010.591,81. 5. Perubahan Stok/Inventori. -138.500,31. -138.080,96. 6. Ekspor Barang dan Jasa. 413.610,97. 1.870.554,00. 2.459.290,57. 2.474.182,69. 6.080.954,07. 6.389.656,34. (1) 1. Konsumsi Rumah Tangga. 7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa PDRB. Sumber : BPS Kota Surakarta. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 56.

(57) Tabel 7.8. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Surakarta Menurut Komponen Penggunaan Tahun 2014 Persentase. Jenis Pengeluaran. Berlaku. Konstan. (2). (3). 5,06. 4,53. 1.1.Makanan. 5,45. 5,12. 1.2.Non Makanan. 4,81. 4,13. 2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba. 2,89. 4,89. 3. Konsumsi Pemerintah. 5,86. 3,70. 4. Pembentukan Modal tetap Bruto. 6,01. 4,74. 5. Perubahan Stok. 5,07. -0,30. 6. Ekspor Barang dan Jasa. 0,35. 0,95. 7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa. 0,51. 0,61. 5,89. 5,08. (1) 1. Konsumsi Rumah Tangga. PDRB. Sumber : BPS Kota Surakarta. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 57.

(58) Tabel 7.9. Distribusi persentase Produk Domestik Regional Bruto Kota Surakarta Menurut Komponen Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013 - 2014 Persentase. Jenis Pengeluaran. 2013. 2014. (2). (3). 62,79. 60,99. 1.1.Makanan. 26,28. 25,65. 1.2.Non Makanan. 36,51. 35,34. 2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba. 0,61. 0,61. 3. Konsumsi Pemerintah. 15,84. 15,08. 4. Pembentukan Modal tetap Bruto. 38,64. 39,35. -1,4. -1,02. 6. Ekspor Barang dan Jasa. 39,17. 36,09. 7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa. 55,91. 51,09. 100,00. 100,00. (1) 1. Konsumsi Rumah Tangga. 5. Perubahan Stok. PDRB. Sumber : BPS Kota Surakarta. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 58.

(59) Penduduk Kota Surakarta hasil registrasi penduduk tahun 2014 sebanyak 552.650 jiwa dengan penduduk laki – laki sebanyak 273.038 jiwa dan perempuan sebanyak 279.612 jiwa. Sex rasiose besar 97,65. Dengan luas wilayah 44,04 Km. 2. maka kepadatan. penduduk tercatat 12.549 per Km 2. Apabila dilihat per Kecamatan, 3 kecamatan dengan penduduk terbanyak. adalah Kecamatan Banjarsari. dengan. 175.379 jiwa, Kecamatan Jebres dengan 142.136 jiwa dan Kecamatan. Laweyan. dengan 97.990 jiwa. Sedangkan 2. Kecamatan dengan penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Serengan. dengan 53.135 jiwa, Kecamatan Pasar Kliwon. dengan 84.010 jiwa. Berdasarkan hasil Sakernas ( Survei Angkatan Kerja Nasional ) bulan Agustus tahun 2014, penduduk usia kerja ( 15 tahun keatas ) di Kota Surakarta sebanyak 401.830 orang, terdiri dari angkatan kerja sebanyak 275.191 orang dan bukan angkatan kerja sebanyak 126.639 orang. Angkatan kerja dibagi menjadi bekerja sebanyak 258.234 orang ( 64,2666% ) dan mencari kerja sebanyak 16,957 orang ( 4,22 % ). Bukan angkatan kerja dibagi menjadi sekolah sebanyak 52.961 orang ( 13,18 % ), mengurus rumah tangga sebanyak. 53.876024. (13,41 % ) dan lainnya sebanyak 19.802 orang. (4,93 %).. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 59.

(60) Tingkat partisipasi angkatan kerja tahun 2014 sebesar 68,48 angka ini menunjukan bahwa selama tahun 2014, dari 100 penduduk usia kerja 68 orang berkategori bekerja atau mencari kerja.. Tabel 8.1.. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Kota Surakarta tahun 2009 – 2014 Jiwa Tahun. Laki-laki. Perempuan. Jumlah. (1). (2). (3). (4). 2009. 249.287. 278.915. 528.202. 2010. 262.643. 269.796. 532.439. 2011. 265.166. 271.332. 536.498. 2012. 266.724. 278.929. 545.653. 2013. 278.644. 285.015. 563.659. 2014. 273.038. 279.612. 552.650. Sumber : Registrasi Penduduk ( Data Diolah ). Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 60.

(61) Tabel 8.2. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk per Km Menurut Kecamatan Tahun 2014. Kecamatan (1) 01.Laweyan 02.Serengan 03.Pasarkliwon 04.Jebres 05.Banjarsari Jumlah. 2 Luas ( Km ). Jumlah Penduduk. (2) 8,64 3,19 4,82 12,58 14,81 44,04. (3) 97.990 53.135 84.010 142.136 175.379 552.650. 2. Kepadatan per 2 Km (4) 11.341 16.657 17.429 11.299 11.842 12.549. Sumber : Registrasi Penduduk ( Data Diolah ). Tabel 8.3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Menurut Kecamatan Tahun 2014 Kecamatan (1) 01.Laweyan 02.Serengan 03.PAsarkliwon 04.Jebres 05.Banjarsari Jumlah. Laki-laki. Perempuan. Jumlah. (2) 48.081 26.054 41.762 70.518 86.623 273.038. (3) 49.909 27.081 42.248 71.618 88.756 279.615. (4) 97.990 53.135 84.010 142.136 175.379 552.650. Sumber : Registrasi Penduduk ( Data Diolah ). Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 61. Sex Ratio (5) 96,34 96,21 98,85 98,46 97,60 97,65.

(62) Tabel 8.4. Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Usia Kerja, Angkatan Kerja dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Kota SurakartaTahun 2010 - 2014. (1). Penduduk Usia Kerja (2). (3). Tingkat Partisipasi Angkatan kerja (4). 2010. 387.050. 258.573. 66,81. 2011. 385.899. 266.308. 69,01. 2012. 386.065. 272.144. 70,49. 2013. 385.784. 279.953. 72,57. 2014. 401.830. 275.191. 68,48. Tahun. Angkatan Kerja. Sumber : BPS Kota Surakarta. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 62.

(63) Tabel 8.5. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Selama Seminggu Yang Lalu di Kota SurakartaTahun 2014 Jenis kegiatan (1). 2012 (2). 2013 (3). 2014 (4). 70,49. 72,57. 68,48. - Bekerja. 66,21. 67,36. 64,26. - Mencari Pekerjaan. 4,28. 5,21. 4,22. 29,51. 27,42. 31,52. - Sekolah. 9,82. 8,29. 13,18. - Mengurus Rumah Tangga. 15,40. 15,14. 13,41. - Lainnya. 4,29. 4,00. 4,93. ANGKATAN KERJA. BUKAN ANGKATAN KERJA. Sumber : BPS Kota Surakarta. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 63.

(64) Hasil ST2013 menunjukkan bahwa usaha pertanian di Kota Surakarta didominasi oleh jenis usaha rumah tangga. Hal ini tercermin dari besarnya jumlah rumah tangga usaha pertanian jika dibandingkan dengan perusahaan pertanian berbadan hukum atau usaha pertanian lainnya, yaitu selain rumah tangga dan perusahaan pertanian berbadan hukum. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 tercatat sebanyak 1.104 rumah tangga, turun sebesar 58,50 persen dari tahun 2003 yang tercatat sebanyak 2.660 rumah tangga. Kecamatan Jebres tercatat sebagai kecamatan dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak di tahun 2013, yaitu sebanyak 484 rumah tangga. Disusul Kecamatan Banjarsari sebanyak 442 rumah tangga. Kecamatan Laweyan sebanyak 104 rumah tangga. Sedangkan Kecamatan Serengan dan Pasar Kliwon masing-masing hanya terdapat 14 dan 60 rumah tangga usaha pertanian. Tabel 1. Jumlah Usaha Pertanian Menurut Kecamatan dan Jenis Usaha, ST2003 dan ST2013 Rumah Tangga Usaha Pertanian (RT) No. Kecamatan. (1) 1. (2). 2003. 2013. Laweyan. (3) 320. (4) 104. 2. Serengan. 24. 14. 3. Pasar Kliwon. 0. 60. 4. Jebres. 1.722. 5. Banjarsari. 594 2.660. Kota Surakarta. Pertumbuhan Absolut % (5) (6) -216 -67,50 -10. -41,67. 484. -1.238. -71,89. 442. -152. -25,59. 1.104. -1.556. -58,50. Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan) Pertumbuhan 2003 2013 Absolut % (7) (8) (9) (10) 1. 0. 1. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 64.

(65) Gambar 1 Persebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kota Surakarta Tahun 2003 dan Tahun 2013. Subsektor Peternakan mendominasi usaha pertanian di Kota Surakarta. ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak di Kota Surakarta adalah di Subsektor Peternakan disusul subsektor tanaman pangan. Jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor peternakan sebanyak 904 rumah tangga dan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor tanaman pangan sebanyak 249 rumah tangga. Subsektor perkebunan ternyata merupakan subsektor yang memilki jumlah rumah tangga usaha pertanian paling sedikit, diikuti oleh Subsektor kehutanan. Jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor perkebunan di Kota Surakarta pada Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 65.

(66) tahun 2013 tercatat hanya sebanyak 4 rumah tangga, sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor kehutanan terdapat sebanyak 24 rumah tangga. Penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak. antara tahun 2003 sampai tahun 2013 terjadi di. Subsektor peternakan, yang mengalami penurunan sebesar 880 rumah tangga. Pada periode yang sama, Subsektor tanaman pangan mengalami pertumbuhan jumlah rumah tangga usaha pertanian , yaitu dari 208 rumah tangga pada tahun menjadi 249 rumah tangga pada tahun 2013.. Gambar 2 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian, ST2013. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 66. 2003.

(67) Gambar 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kota Surakarta Menurut Subsektor ST2003 dan ST2013. Usaha pertanian ditinjau dari banyaknya perusahaan pertanian berbadan hukum, di Kota Surakarta hanya terdapat 1 (satu) unit usaha, yaitu yang bergerak di Subsektor Kehutanan. Demikian pula dengan unit usaha pertanian lainnya (tidak berbadan hukum). Jumlah usaha pertanian yang tidak berbadan hukum di Kota Surakarta hanya terdapat 3 unit, yaitu 2 unit bergerak di sub sektor kehutanan dan 1 unit di sub sektor peternakan. Dari hasil ST2013, Subsektor Peternakan memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu sebanyak 904 unit usaha, diikuti oleh Subsektor Tanaman Pangan yang memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian sebanyak 249 Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 67.

(68) usaha.. Sedangkan. Subsektor. Perkebunan. pada. ST2013. merupakan subsektor dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian paling sedikit (4 usaha).. Apabila diklasifikasikan menurut golongan luas lahan, hasil ST2003 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 1000 m2 mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta. Kondisi yang hampir serupa terjadi pada hasil ST2013, dimana jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai kurang dari 1.000 m2 ada sebanyak 858 rumah tangga, mengalami penurunan sebesar 63,66 persen dibandingkan hasil ST2003, yang tercatat sebanyak. 2.361. rumah tangga. Rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai antara 0,10–0,19 hektar (1.000–1.999 m2) pada ST2013 adalah sebanyak 87 rumah tangga, menurun sebesar 47,90 persen bila dibandingkan dengan ST2003 yang tercatat sebanyak 167 rumah tangga. Golongan luas lahan 0,20–0,49 hektar (2.000–4.999 m2) tercatat mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian sebanyak 102 rumah tangga pada ST2013, naik sebanyak 42 rumah tangga jika dibandingkan ST2003. Sedangkan untuk golongan luas lahan yang dikuasai lebih dari 2.000 m2, jumlah usaha rumah tangga pertanian hasil ST2013 sedikit meningkat dibandingkan dengan hasil ST2003.. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 68.

(69) Tabel 2 Jumlah Usaha Pertanian Menurut Subsektor dan Jenis Usaha, ST2003 dan ST2013 No. Sektor/Subsektor. (1). (2). Rumah Tangga Usaha Pertanian (Rumah Tangga) Perubahan ST2003 ST2013 Absolut % (3) (4) (5) (6). Sektor Pertanian*). Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan) Perubahan ST2003 ST2013 Absolut % (7) (8) (9) (10). Usaha Pertanian Lainnya ST2013 (Unit) (11). 2660. 1104. -1556. -58.50. 0. 1. 0. 0. 3. 208. 249. 41. 19.71. 0. 0. 0. 0. 0. Padi. 113. 166. 73. 64.60. 0. 0. 0. 0. 0. Palawija. 98. 89. -9. -9.18. 0. 0. 0. 0. 0. 2.. Hortikultura. 590. 131. -459. -77.80. 0. 0. 0. 0. 0. 3.. Perkebunan. 6. 4. -2. -33.33. 0. 0. 0. 0. 0. 4.. Peternakan. 1784. 904. -880. -49.33. 0. 0. 0. 0. 1. 5.. Perikanan. 64. 69. 5. 7.81. 0. 0. 0. 0. 0. Budidaya Ikan. 47. 69. 22. 46.81. 0. 0. 0. 0. 0. Penangkapan Ikan. 17. 1. -16. -94.12. 0. 0. 0. 0. 0. Subsektor 1.. Tanaman Pangan. 6.. Kehutanan. 255. 24. -231. -90.59. 0. 1. 0. 0. 2. 7.. Jasa Pertanian. 27. 24. -3. -11.11. 0. 0. 0. 0. 0. Tabel 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang dikuasai ST 2003 dan ST 2013 Perubahan Absolut. No.. Golongan Luas Lahan (m2). ST2003. ST2013. (1). (2). (3). (4). (5). (6). 1. <1 000. 2.361. 858. -1.503. -63,66. 2. 1 000–1 999. 167. 87. -80. -47,90. 3. 2 000–4 999. 60. 102. 42. 70,00. 4. 5 000–9 999. 72. 33. -39. -54,17. 5. 10 000–19 999. 0. 19. 19. 6. 20 000–29 999. 0. 3. 3. 7. ≥30 000. 0. 2. 2. 2.660. 1.104. -1.556. JUMLAH. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 69. %. -58,50.

(70) Hasil ST2013 pada tabel 3 menunjukkan bahwa rumah tangga usaha pertanian paling banyak menguasai lahan dengan luas kurang dari 1000 m2, yaitu sebanyak 858 rumah tangga. Demikian halnya dengan yang terjadi pada ST2003 jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak menguasai lahan dengan luas kurang dari 0,10 hektar, yaitu sebanyak 2.361 rumah tangga.. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 70.

(71) Subsektor Tanaman Pangan Jenis tanaman padi di Kota Surakarta terdiri dari padi sawah dan padi ladang. Jenis padi sawah lebih banyak diusahakan oleh rumah tangga bila dibandingkan dengan padi ladang. Menurut data ST 2013 dari 186 rumah tangga tanaman padi di Kota Surakarta, sekitar 96,24 persen (179 rumah tangga) mengelola tanaman padi sawah, sedangkan padi ladang hanya dikelola oleh sekitar 3,76 persen (7 rumah tangga). Jenis tanaman padi di Kota Surakarta terdiri dari padi sawah dan padi ladang. Jenis padi sawah lebih banyak diusahakan oleh rumah tangga bila dibandingkan dengan padi ladang. Menurut data ST 2013 dari 186 rumah tangga tanaman padi di Kota Surakarta, sekitar 96,24 persen (179 rumah tangga) mengelola tanaman padi sawah, sedangkan padi ladang hanya dikelola oleh sekitar 3,76 persen (7 rumah tangga. Selain jumlah rumah tangga usaha pertanian tanaman pangan, ST2013 juga memberikan informasi mengenai luas tanam dari masing-masing komoditas tanaman pangan. Luas tanam untuk tanaman padi secara keseluruhan berjumlah 1.449.712 m2 yang terdiri dari luas tanam tanaman padi sawah seluas 1.439.412 m2 dan padi ladang seluas 10.300 m2. Jika dilihat rata-rata luas tanaman padi per rumah tangga usaha dapat dilihat bahwa rata-rata luas tanam per rumah tangga tanaman padi sawah lebih besar dibandingkan tanaman padi ladang. Satu rumah tangga usaha tanaman padi sawah memiliki luas tanam. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 71.

(72) sekitar 8.041 m2, sedangkan luas tanam yang dimiliki oleh rumah tangga tanaman padi ladang hanya sekitar1.471 m2. Tanaman. palawija. meliputi. kelompok. biji-bijian,. kacang-kacangan, dan umbi-umbian. Dari 11 komoditas utama palawija, di Kota Surakarta hanya terdapat 5 jenis komoditas yang diusahakan. Kacang tanah merupakan komoditas yang paling banyak ditanam oleh rumah tangga palawija di Kota Surakarta diikuti oleh komoditas ubi kayu dan jagung. Persentase jumlah rumah tangga pada tiga komoditas utama ini terhadap jumlah rumah tangga palawija masing-masing adalah 49,23 persen (64 rumah tangga), 29,23 persen (38 rumah tangga), dan 13,08 persen (17 rumah tangga). Komoditas Ubi jalar dan kacang hijau juga ditanam oleh rumah tangga hortikultura di Kota Surakarta, tetapi jumlahnya hanya 9 dan 2 rumah tangga. Jika dilihat dari besaran luas tanam per komoditas, kacang tanah merupakan komoditas tanaman palawija yang memiliki luas tanam terbesar. Dari 170.675 m2. luas tanam. palawija, sekitar 52,87 persen (90.233 m2 ) merupakan luas tanam untuk komoditas kacang tanah. Sementara itu, luas tanam terkecil adalah komoditas kacang hijau yang hanya seluas 512 m2 . Rata-rata luas tanam usaha tanaman palawija lebih kecil bila dibandingkan dengan tanaman padi, yaitu hanya sekitar 1.312 m2. Menurut komoditasnya, tanaman palawija yang memiliki rata-rata luas tanam terbesar adalah kacang tanah yaitu seluas 1.409,89 m2 per satu rumah tangga usaha tanaman Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 72.

(73) kacang tanah, sedangkan rata-rata luas tanam terkecil adalah kacang hijau yang rata-rata hanya ditanam seluas 256 m2 per rumah tangga. Tabel 4 Jumlah Rumah Tangga, Luas Tanam, dan Rata-Rata Luas Tanam Usaha Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Tanaman, ST2013 2. 2. Jenis Tanaman. Rumah Tangga. Luas Tanam (m ). Rata-Rata Luas Tanam (m ). (1). (2). (3). (4). Tanaman Pangan*. 316. 1.620.387. 5.127,81. Padi**. 186. 1.449.712. 7.794,15. Padi Sawah. 179. 1.439.412. 8.041,41. Padi Ladang. 7. 10.300. 1.471,43. 130. 170.675. 1.312,88. Jagung. 17. 22.720. 1.336,47. Kacang Tanah. 64. 90.233. 1.409,89. Kacang Hijau. 2. 512. 256,00. Ubi Kayu. 38. 52.532. 1.382,42. Ubi Jalar. 9. 4.678. 519,78. Palawija**. *). Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya.. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 73.

(74) Subsektor Hortikultura Berdasarkan. jenis. tanaman,. tanaman. hortikultura. dibedakan menjadi tanaman tahunan dan semusim. Tanaman hortikultura tahunan adalah tanaman hortikultura yang umur tanamannya lebih dari satu tahun sedangkan tanaman yang umurnya kurang dari satu tahun digolongkan menjadi tanaman hortikultura semusim. Tanaman hortikultura (tahunan dan semusim) meliputi buah-buahan, sayuran, obat-obatan, dan tanaman hias. Berdasarkan hasil ST2013, dari 32 jenis tanaman hortikultura semusim yang diusahakan di Kota Surakarta, kacang panjang merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (10 rumah tangga). Selain kacang panjang, cabai rawit dan jamur juga tergolong jenis tanaman hortikultura semusim yang paling banyak dikelola rumah tangga usaha hortikultura. Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buah-buahan semusim yang diusahakan di Kota Surakarta hanya melon. Untuk tanaman sayuran semusim, cabai rawit merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura. Jenis tanaman obat-obatan semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kunyit, sedangkan anggrek tercatat sebagai jenis tanaman hias semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha hortikultura.. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 74.

(75) Pada tanaman hortikultura semusim, potensi dan besaran produksi suatu tanaman dapat dilihat dari luas tanamnya. Dalam keadaan normal, semakin besar luas tanam maka produksi yang dihasilkan akan semakin banyak. Ditinjau dari besaran jumlah pohon/rumpun/luas tanam, tanaman hortikultura semusim yang memiliki luas tanam terbesar adalah cabai besar, sedangkan yang terkecil adalah tanaman melati. Hal ini berarti potensi terbesar dari tanaman hortikultura semusim di Kota Surakarta terletak pada jenis tanaman cabai besar. Selanjutnya, dilihat dari besaran rata-rata luas tanam yang dikelola per rumah tangga maka tanaman cabai besar adalah tanaman hortikultura semusim yang paling banyak diusahakan per rumah tangga usaha hortikultura dan yang terkecil adalah melati. ST2013. memberikan. informasi. mengenai. jumlah. tanaman hortikultura tahunan yang sudah berproduksi. Dari tabel dibawah, terlihat bahwa jenis tanaman hortikultura tahunan yang memiliki persentase jumlah pohon /rumpun /luas tanam sudah berproduksi terbesar adalah pisang dan yang terkecil adalah kluwih dan mengkudu/pace. Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buah-buahan tahunan yang sudah berproduksi paling banyak adalah tanaman pisang diikuti dengan tanaman buah naga dan mangga. Untuk tanaman sayuran tahunan, melinjo merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga hortikultura. Jenis tanaman obat-obatan tahunan yang tidak ada yang diusahakan di Kota Surakarta. Sedangkan anthurium daun tercatat sebagai. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 75.

(76) jenis tanaman hias tahunan yang paling banyak memiliki luas tanam yang sudah berproduksi paling besar. Ditinjau dari besaran jumlah pohon/rumpun/luas tanam, tanaman hortikultura tahunan yang memiliki luas tanam yang diusahakan/dikelola terbesar adalah pisang sedangkan yang terkecil adalah tanaman kluwih dan mengkudu/pace. Ditinjau dari besaran rata-rata luas tanam yang diusahakan/dikelola per rumah. tangga,. tanaman. yang. memiliki. jumlah. pohon/rumpun/luas tanam terbesar per rumah tangga adalah buah. naga,. sedangkan. yang. terkecil. adalah. tanaman. mengkudu/pace dan kluwih. Tabel 5. Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan, ST2013 Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam. Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan. Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura. Satuan. Diusahakan/Dike lola. Yang Sudah Berproduksi. (1). (2). (3). (4). (5). Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (6). ANTHURIUM BUNGA. 1. m2. 10. 9. 10. ANTHURIUM DAUN BELIMBING. 4. m2. 530. 510. 132. 6. pohon. 9. 4. 1. BOUGENVILLEA SPP. 5. m2. 19. 5. 3. BUAH NAGA. 2. pohon. 401. 401. 200. DURIAN. 1. pohon. 20. 0. 20. EUPHORBIA. 1. m2. 2. 2. 2. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 76.

(77) lanjutan tabel 5. Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan. Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura. Satuan. Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam Diusahakan/Dikelola Yang Sudah Berproduksi. Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga 1. JAMBU AIR. 3. pohon. 4. 4. JAMBU BIJI. 5. pohon. 14. 9. 2. JERUK BESAR. 1. pohon. 4. 1. 4. JERUK SIAM/KEPROK. 5. pohon. 14. 3. 2. KLUWIH. 1. pohon. 1. 0. 1. JERUK BESAR. 1. pohon. 4. 1. 4. LENGKENG. 6. pohon. 162. 1. 27. MANGGA. 32. pohon. 124. 57. 3. MANGGIS. 1. pohon. 100. 20. 100. MELINJO. 6. pohon. 58. 32. 9. MENGKUDU/PACE. 1. m2. 1. 1. 1. NANGKA. 7. pohon. 41. 30. 5. NENAS. 1. rumpun. 100. 2. 100. PEPAYA. 5. pohon. 31. 20. 6. PETAI. 2. pohon. 3. 0. 1. PISANG. 56. rumpun. 1.994. 1.027. 35. RAMBUTAN. 8. pohon. 17. 14. 2. SAWO. 1. pohon. 2. 2. 2. SEREH. 1. m2. 40. 0. 40. SIRIH. 1. m2. 2. 2. 2. TABULAMPOT. 1. pohon. 25. 0. 25. SIRSAK. 2. pohon. 6. 1. 3. SUKUN. 4. pohon. 7. 3. 1. Menurut hasil ST2013, kelompok tanaman hortikultura yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman buah-buahan 57,58 persen (95 rumah tangga) dan yang paling sedikit diusahakan adalah kelompok tanaman obat-obatan (12 rumah tangga). Jika melihat perbandingan antara jumlah rumah tangga usaha tanaman hortikultura tahunan dan semusim dapat dilihat bahwa untuk kelompok tanaman buah-buahan, jenis tanaman tahunan jauh lebih banyak diusahakan dibandingkan dengan tanaman semusim. Hal yang berbeda terjadi pada tiga kelompok tanaman hortikultura lainnya karena dibandingkan dengan tanaman Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 77.

(78) tahunan, tanaman semusim lebih banyak diusahakan pada kelompok tanaman sayuran, tanaman hias, dan obat-obatan. Tabel 6. Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Tahunan dan Semusim menurut Kelompok Tanaman dan Kecamatan, ST2013. Kecamatan (1). Rumah Tangga Buah-buahan Usaha Hortikultura Tahunan Semusim. Kelompok Tanaman Hortikultura Sayuran Tahunan Semusim. Tanaman Obat-obatan. Tanaman Hias. Tahunan Semusim. Tahunan Semusim. Laweyan. (2) 8. (3) 3. (4) 0. (5) 3. (6) 3. (7) 0. (8) 0. (9) 1. (10) 1. Serengan. 3. 1. 0. 0. 0. 0. 0. 1. 1. Pasar Kliwon. 1. 0. 1. 0. 1. 0. 0. 0. 0. Jebres. 43. 30. 0. 2. 11. 1. 1. 2. 2. Banjarsari. 76. 59. 1. 3. 15. 2. 8. 6. 6. 131. 93. 2. 8. 30. 3. 9. 10. 10. Kota Surakarta. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 78.

(79) Subsektor Peternakan Jumlah sapi dan kerbau pada tahun 2013 tercatat sebanyak 901 ekor, terdiri dari 82 ekor sapi perah, 806 ekor sapi potong, dan 13 ekor kerbau. Jumlah sapi dan kerbau betina lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah sapi dan kerbau jantan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah sapi dan kerbau betina sebanyak 641 ekor dan jumlah sapi dan kerbau jantan sebanyak 281 ekor. Kecamatan dengan jumlah sapi dan kerbau terbanyak adalah Kecamatan Jebres, dengan jumlah sapi dan kerbau sebanyak 778 ekor. Sedangkan di Kecamatan Serengan sama sekali tidak tercatat adanya sapi dan kerbau. Jumlah sapi potong terbanyak terdapat di Kecamatan Jebres, yaitu sebanyak 735 ekor, dan jumlah sapi perah terbanyak ada di Kecamatan Jebres dan Laweyan, dengan jumlah sapi perah masing-masing sebanyak 43 ekor.. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 79.

(80) Tabel 7. Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kecamatan dan Jenis Ternak, ST2013 Kecamatan (1) Laweyan. Jumlah Rumah Tangga Usaha Sapi Potong Sapi Perah Peternakan (2) (3) (4) 64 1 1. Kerbau. Kuda. Kambing. Domba. (5) 0. (6) 1. (7) 7. (8) 0. Serengan. 8. 0. 0. 0. 0. 2. 0. Pasar Kliwon. 52. 3. 0. 1. 0. 10. 0. Jebres. 450. 256. 1. 0. 1. 162. 8. Banjarsari. 330. 25. 2. 0. 3. 96. 6. Kota Surakarta. 904. 285. 4. 1. 5. 277. 14. Lanjutan tabel 7. Kecamatan. Babi. Ayam Lokal. Ayam Ras Petelur. Ayam Ras Pedaging. Itik. Itik Manila. Lainnya. (1). Laweyan. (9) 0. (10) 52. (11) 3. (12) 1. (13) 1. (14) 6. (15) 6. Serengan. 0. 4. 1. 0. 0. 2. 1. Pasar Kliwon. 1. 27. 0. 2. 8. 1. 10. Jebres. 25. 209. 4. 4. 14. 8. 13. Banjarsari. 5. 228. 0. 13. 16. 1. 33. Kota Surakarta. 31. 520. 8. 20. 39. 18. 63. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 80.

(81) Tabel 8. Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kecamatan dan Jenis Ternak, ST2013 Kecamatan. Sapi potong Sapi perah. (1). Laweyan Serengan Pasar Kliwon Jebres Banjarsari Kota Surakarta. Kerbau. Kuda. Kambing. Domba. Babi. (2). (3). 3. 43. (4) 0. (5) 17. (6) 72. (7) 0. (7) 0. 0. 0. 0. 0. 9. 0. 0. 8. 0. 13. 0. 77. 0. 50. 735. 25. 0. 2. 944. 30. 1.224. 60. 14. 0. 17. 738. 59. 600. 806. 82. 13. 36. 1.840. 89. 1.874. Lanjutan tabel 8. Laweyan. (8) 1.098. Ayam Ras Petelur (9) 25.000. Ayam Ras Pedaging (10) 15.000. (11) 10. Itik Manila (12) 88. Serengan. 131. 9.000. 0. 0. 23. Pasar Kliwon. 6.484. 0. 93.000. 1.531. 2. Jebres. 3.489. 131.499. 117.200. 1.024. 111. Banjarsari. 4.821. 0. 230.389. 260. 30. Kota Surakarta. 16.023. 2.825. 254. Kecamatan. Ayam Lokal. (1). Jika. dilihat. 165.499. dari. populasi. 455.589. Itik. ternak,. hasil. ST2013. menunjukkan bahwa jenis ternak besar yang banyak dipelihara oleh rumah tangga adalah sapi potong, tercatat sebanyak 806 Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 81.

(82) ekor. Ternak kecil yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga pemelihara ternak adalah babi, sebanyak 1.874 ekor. Untuk ayam ras pedaging, hasil ST2013 menunjukkan bahwa populasi ayam ras pedaging sebanyak 455.589 ekor. Ayam ras pedaging merupakan jenis unggas yang paling banyak diusahakan rumah tangga.. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 82.

(83) LAMPIRAN. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 83.

(84) Laju inflasi menurut kelompok barang/jasa Kota Surakarta tahun 2005 - 2014 No. 1 2 3 4 5 6 7. Jenis barang/jasa. 2010. 2011. 2012. 2013. 2014. 12.26. -2.02. 3.14. 15.34. 12.49. 2.40 Makanan Jadi, Minuman. 5.36. 4.40. 4.15. 3.62. 1.46. 2.74. 2.07. 3.65. 8.91. 1.11. 4.63. 4.74. 6.59. 2.74. 0.14. 3.34. 1.98. 5.10. 4.93. 0.99. 3.95. 3.01. 2.19. 4.53. 2.61. 1.16. 1.32. 14.13. 12.17. Inflasi. 6.65. 1.93. 2.87. 8.32. 8.01. Jawa Tengah. 6.88. 2.68. 4.24. 7.99. 8.22. National. 6.96. 3.79. 4.30. 8.38. 8.36. Bahan Makan. Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transport. Sumber : BPS Kota Surakarta. Indikator Ekonomi Kota Surakarta 2014.. 84.

Referensi

Dokumen terkait

Kesepuluh dasar dialog tersebut adalah; (1) bahwa tujuan awal proses dialog adalah untuk berubah, dan tumbuh dalam persepsi yang benar tentang kenyataan dan selanjutnya

Keracunan akan timbul jika seseorang menelan bakteri atau bentuk sporanya, kemudian bakteri bereproduksi dan menghasilkan toksin di dalam usus, atau seseorang mengkonsumsi pangan

Berdasarkan dari permasalahan kesulitan menulis youyakubun, dapat disimpulkan bahwa kesulitan yang dialami dan dirasakan oleh mahasiswa Prodi Bahasa Jepang Unnes

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan pengujian kembali apakah dengan teori yang sama, tetapi pada waktu dan tempat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC sudah dilaksanakan sesuai langkah-langkahnya, yaitu membentuk kelompok heterogen,

Arsitektur REDD+; Strategi Nasional (Stranas) REDD+, Reference Emission Level (REL), Measurement, Reporting, Verification (MRV), safeguard, pendanaan REDD+ dan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat dibuktikan bahwa musik berpengaruh terhadap tingkat konsentrasi, minat belajar dan berefek positif terhadap

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode survey yaitu metode yang dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi terhadap pengamatan tentang pengaruh