• Tidak ada hasil yang ditemukan

EDUCATION PROGRAM OFF DIII MIDWIFERY STIKes MITRA KENCANA TASIKMALAYA THE SCIENTIFIC PAPER 2014 ABSTRACT DESI RATNASARI MA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EDUCATION PROGRAM OFF DIII MIDWIFERY STIKes MITRA KENCANA TASIKMALAYA THE SCIENTIFIC PAPER 2014 ABSTRACT DESI RATNASARI MA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

EDUCATION PROGRAM OFF DIII MIDWIFERY STIKes MITRA KENCANA TASIKMALAYA

THE SCIENTIFIC PAPER 2014

ABSTRACT DESI RATNASARI

MA 0712040

THE RELATIONSHIP BETWEEN SETRES HAD NOT WITH THE MENSTRUATION CYCLE IN SMP YAPIDA KECAMATAN CISAYONG 2015

57 page+ xv early part of chapter+ VI BAB+ 4 table+ 1 image+7

Stress is the body's non-specific response to any of the body's needs. In the physiological condition of the body's stress response occurs, one through the HPA axis. The action begins with the perception of the threatening situation, rapid action on the hypothalamus to produce the hormone cortisol causes hormonal imbalances including reproductive hormones and there is a state of irregular menstrual cycles. In the past, stress often experienced by each individual including experienced by teenagers. Teenagers in social life will always be exposed to a variety of roles offered by the family environment and peer group, which is sometimes confusing and often cause conflict even stressful. Problems at school is usually a common problem experienced by adolescents. The purpose of this study was to determine the relationship of stress to menstrual disorders in adolescents in Kudat District SMP YAPIDA 2014.

The study design is descriptive analytic koelasi, with a cross-sectional approach. This research instruments such as questionnaires. The population in this study were all female Grade 8 students SMP YAPIDA many as 91 people, with a sample size of 48 people, drawn using total sampling.

The results showed that the stress in adolescents at SMP YAPIDA most do not experience stress as many as 28 people (58,3%) and menstrual disorders most experience menstrual disturbances as many as 29 people (60,4%).

The conclusion of this study showed that there is a relationship between stress and menstrual disorders. For respondents who are in stressful conditions are expected to perform stress coping to restore balance to the body so it does not happen more severe effects.

(2)

PROGRAM PENDIDIKAN DIII KEBIDANAN

STIKes MITRA KENCANA TASIKMALAYA

KARYA TULIS ILMIAH

INTISARI

DESI RATNASARI MA 0712040

HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN TIDAK TERATURNYA SIKLUS MENSTRUASI KELAS VIII SISWI SMP YAPIDA KECAMATAN CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA 2015

57 Halaman+ xv Bagian Awal+ VI BAB+ 4 tabel+ 2 gambar

Stres adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan tubuh yang terganggu. Pada kondisi stres terjadi respon fisiologis tubuh, salah satunya melalui HPA aksis. Tindakan ini dimulai dengan presepsi terhadap situasi yang mengancam, aksi yang cepat pada hipotalamus sehingga dihasilkan hormon kortisol menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan hormonal termasuk hormon reproduksi. Di masa ini, stres sering dialami setiap individu termasuk dialami oleh remaja. Remaja dalam kehidupan sosialnya akan selalu dihadapkan kepada berbagai peran yang ditawarkan oleh lingkungan keluarga maupun kelompok sebaya, yang kadang-kadang membingungkan dan sering menimbulkan benturan bahkan menimbulkan stres. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan stres dengan gangguan menstruasi pada remaja di SMP YAPIDA Kecamatan Cisayong.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik koelasi, dengan pendekatan

cross sectional. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi perempuan kelas 8 SMP YAPIDA sebanyak 91 orang, dengan jumlah sampel sebanyak 48 orang, diambil dengan menggunakan total sampling.

Hasil penelitian menunjukan bahwa stres pada remaja di SMP YAPIDA sebagian besar mengalami stres yaitu sebanyak 28 orang (58,3%) dan tidak teraturnya siklus menstruasi paling banyak mengalami gangguan menstruasi yaitu sebanyak 29 orang (60,4%).

Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara stres dengan gangguan menstruasi. Bagi responden yang berada pada kondisi stres diharapkan untuk melakukan

coping stres untuk mengembalikan keseimbangan tubuh sehingga tidak terjadi efek yang lebih buruk.

Kata Kunci : Stres, Siklus menstruasi Kepustakaan : (2004-2014)

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja merupakan aset sumber daya manusia yang merupakan tulang punggung penerus generasi di masa mendatang. Bila dilihat dari komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin, jumlah remaja menempati posisi yang lebih besar dibanding dengan komposisi umur lainnya (Muhir, 2013). Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah remaja usia 10-24 tahun sekitar 64 juta atau sekitar 27,6% dari jumlah penduduk sebanyak 237,6 juta jiwa (Mardiya, 2013)

Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan permasalahan. Masa remaja juga merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) (Asrori, 2009). Remaja dalam kehidupan sosialnya akan selalu dihadapkan kepada berbagai peran yang ditawarkan oleh lingkungan keluarga maupun kelompok sebaya, yang kadang-kadang membingungkan dan sering menimbulkan benturan (Marheni, 2004)

Permasalahan di sekolah biasanya merupakan masalah yang biasa di alami oleh remaja. Ujian dan pelajaran merupakan hal yang paling mengkhawatirkan bagi seorang remaja sebagai seorang pelajar. Macam-macam alsannya, bisa karena guru yang mengajar galak atau pelajarannya yang sulit dipahami oleh individu tersebut sedangkan teman-teman lainnya mampu memahami pelajaran tersebut. Belum lagi jika di individu tersebut diberikan tambahan pelajaran (les) yang sangat beraneka ragam oleh orangtuanya. Padahal dalam kenyataannya, seharusnya terjadi keseimbangan antara belajar dan bermain dengan teman sebayanya (Sudrajat, 2008)

Masa remaja juga ditandai oleh perubahan yang besar diantaranya untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan fisik, psikologis dan psikososial. Remaja merupakan masa dimana mereka mulai tertarik dengan lawan jenisnya, kemudian remaja akan mencoba suatu hubungan yang merupakan ekspresi perasaan seksual (Ariandhita, 2010)

Perubahan-perubahan yang diakibatkan terjadinya kematangan seksual dan tuntutan psikososial menempatkan remaja pada suatu keadaan yang oleh Erikson disebut sebagai krisis identitas, yaitu suatu tahap untuk membuat keputusan terhadap permasalahan-permasalahan penting yang berkaitan dengan pertanyaan tentang identitas

(4)

dirinya. Pembentukan identitas tersebut sangat berpengaruh terhadap harapan-harapan, pandangan terhadap diri maupun reaksi terhadap stres (Marheni, 2004)

Menurut Wulandari dalam Astuti dkk (2013) kondisi stres akan memberikan pengaruh yang cukup luas bagi tubuh, antara lain pusing, sakit kepala, dada berdebar, sulit tidur, perubahan nafsu makan, dan ternyata untuk perempuan stres juga dapat mengakibatkan terlambatnya haid, memperpanjang atau memperpendek siklus haid. Bahkan stres bisa membuat siklus haid berhenti.

Selain stres, faktor-faktor yang menyebabkan gangguan menstruasi yaitu faktor gangguan yang bersifat hormonal yaitu ketidakseimbangan hormon estrogen dan hormon progesteron, status gizi (kurus jika IMT <17,0 dan obesitas jika IMT >27,0) akan mempengaruhi kerja berupa peningkatan, keseimbangan ataupun penurunan hormon. Selain itu, kelainan organik seperti radang dan trauma juga menyebabkan gangguan mensruasi (Wiknjosastro, 2012)

Di Jawa barat, ganguan menstruasi memang merupakan masalah yang terbanyak yang dialami remaja yaitu sekitar 82% dibandingkan dengan masalah-masalah yang lain. Sama dengan data diatas, laporan PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) pun menunjukkan bahwa gangguan menstruasi menduduki peringkat tertinggi sekitar 73% untuk kasus kesehatan reproduksi remaja (Masunah, 2011)

Di Puskesmas Cisayong, bagian kesehatan reproduksi melaporkan bahwa sebagain besar masalah yang dialami remaja yang datang ke puskesmas adalah masalah gangguan menstruasi yaitu sekitar 55% dibandingkan dengan masalah-masalah lain seperti masalah penyakit menular seksual, seks pra nikah, masalah paccaran dan abortus (Puskesmas Cisayong,2015)

Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 17 Maret 2015 terhadap 10 orang siswa putri dikelas 8 dari tiga SMP yang masih dalam satu wilayah yaitu SMPN 1 Cisayong, SMP Nurul Qomar, diketahui bahwa siswa yang paling banyak mengalami gangguan menstruasi yaitu siswa yang berada di SMP YAPIDA CISAYONG yaitu sebanyak 8 orang dibandingkan dengan siswa yang berada di sekolah lain. Dari seluruh siswa yang mengatakan menstruasinya tidak teratur ditanyakan kondisi seperti apa yang menyebabkan menstruasi tidak teratur rata-rata siswa menjawab menstruasi mereka tidak teratur ketika menjelang semester, jika tugas sekolah sedang menumpuk, jika mereka sedang kecapean dengan rutinitas sehari-hari, dan jika sedang ada konflik anatara teman, keluarga ataupun dengan guru. Secara garis besar para siswa menjawab

(5)

pada kondisi tersebut mereka mengalami susah tidur, terbangun pada malam hari, gelisah, susah konsentrasi dan kurang bersemangat dalam kegiatan sehari-hari.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan Antara Stres Dengan siklus menstruasi Pada Remaja Putri di SMP YAPIDA Kecamatan Cisayong".

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Adakah Hubungan Stres Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri di SMP YAPIDA Kecamatan Cisayong Tasikmalaya?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara stres dengan tidak teraturnya siklus menstruasi kelas VIII siswi SMP YAPIDA Kecamatan Cisayong Tasikmalaya.

2. Tujuan Khusus

a. Mendapatkan gambaran stres pada remaja di SMP YAPIDA Kecamatan

Cisayong Tasikmalaya.

b. Mendapatkan gambaran siklus menstruasi pada remaja di SMP YAPIDA

Kecamatan Cisayong Tasikmalaya.

c. Menganalisa hubungan antara stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri di SMP YAPIDA Kecamatan Cisayong Tasikmalaya.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan penelitian tentang hubungan stres dengan siklus menstruasi pada remaja.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan referensi dan masukan dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan dalam kesehatan remaja.

(6)

3. Bagi Institusi Kesehatan

Berguna sebagai informasi dan bahan pengambilan kebijakan dalam upaya pembinaan pada remaja dalam kesehatan reproduksi.

4. Bagi Siswa Remaja putri

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menambah informasi dan pengetahuan para remaja putri serta tentang stres dan siklus menstruasi, selain itu diharapkan remaja mampu mencegah stres.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian yang serupa pernah diteliti oleh Ayu (2013) dengan judul “Hubungan

Mekanisme Koping Dan Stres Terhadap Gangguan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri”. Adapun

perbedaannya adalah pada penelitian terdahulu dengan variabel indevenden mekanisme koping, sedangkan pada penelitian ini dengan variabel indevenden stres. Adapun persamaan dalam pnelitian ini adalah sama-sama menggunakan tekhnik total sampling.

(7)

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL

DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Variabel Moderator Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Definisi

Operasional Alat Ukur Kategori Skala

siklus Menstruasi

siklus haid terakhir >35 hari dan <21 hari

Kuesioner 1. Jika “Ya” (Terganggu) 2. Jika “Tidak” (tidak Terganggu) Nominal Stres Jawaban responden tentang Kuesioner 1. Stres (>14) termasuk kategori Nominal

Stres Siklus Menstruasi

1. Hormonal

2. Status gizi

(8)

hal-hal yang berkaitan dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari stres 2. Tidak stres (<14) tidak termasuk kategori stres (Rakhmawati, 2010) C. Hipotesis

Ha : Terdapat Hubungan antara stres dengan siklus menstruasi di SMP Yapida Kecamatan Cisayong Tasikmalaya.

Ho : Tidak terdapat Hubungan antara stres dengan siklus menstruasi di SMP Yapida Kecamatan Cisayong Tasikmalaya.

(9)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik korelasi yaitu merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada situasi atau sekelompok subjek (Notoatmojo, 2010), dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) (Notoatmojo, 2010).

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmojo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas 8 SMP YAPIDA Kecamatan Cisayong Tasikmalaya pada bulan maret tahun 2015 yang berjumlah 48 orang.

2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan di anggap mewakili seluruh populasi penelitisn (Notoatmojo, 2010). Sampel yang digunakan adalah tehnik total sampling yaitu seluruh anggota populasi menjadi sasaran penelitian sebanyak 48 orang.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP YAPIDA Cisayong Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2015.

(10)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Stres Pada Kelas VIII Siswi SMP YAPIDA Kecamatan Cisayong pada bulan april 2015.

No Stres Frekuensi %

1. Stres 28 58,3

2. Tidak Stres 20 41,7

Jumlah 48 100

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa stres pada kelas VIII siswi SMP YAPIDA Kecamatan Cisayong pada bulan april 2015. paling banyak mengalami stres yaitu sebanyak 28 orang (58,3%).

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Siklus Menstruasi Kelas VIII Siswi SMP YAPIDA Kecamatan Cisayong pada bulan april 2015.

No siklus Menstruasi Frekuensi %

1. Ya 29 60,4

2. Tidak 19 39,6

(11)

Berdasarkan tabel 5.2, diketahui bahwa tidak teraturnya siklus menstruasi kelas VIII siswi SMP YAPIDA Kecamatan Cisayong pada bulan april 2015, paling banyak yang mengalami tidak teratur siklus menstruasi yaitu sebanyak 29 orang (60,4%).

Tabel 5.3

Tabulasi Silang Hubungan Stres Dengan Tidak Teraturnya siklus Menstruasi Kelas VIII Siswi SMP YAPIDA Kecamatan Cisayong

pada bulan april 2015

Stres

Tidak teraturnya Siklus

menstruasi Total p (value) Ya Tidak n % n % n % Stres 21 43,7 7 14,6 28 58,3 0.019 Tidak Stres 8 16,7 12 25 20 41,7 Total 29 60,4 19 39,6 48 100

Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa dari 48 orang yang mengalami stres dan mengalami tidak teraturnya siklus menstruasi yaitu sebanyak 21 orang (43,7%) sedangkan responden yang tidak mengalami stres dan tidak mengalami tidak teraturnya siklus menstruasi yaitu sebanyak 12 responden (25%).

Hasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai p value = 0.019 (p < 0.05) maka H0 ditolak artinya ada hubungan antara stres dengan tidak teraturnya siklus menstruasi

(12)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian hubungan stres dengan tidak teraturnya siklus menstruasi pada remaja putri di SMP YAPIDA Kecamatan Cisayong Tasikmalaya Tahun 2015 dapat dismpulkan sebagai berikut:

1. Stres pada remaja putri di SMP YAPIDA Kecamatan Cisayong Tasikmalaya Tahun 2015 yang mempunyai kategori stres sebanyak 28 orang (58,3%) sedangkan yang berkategori tidak stres sebanyak 20 orang (41,7%).

2. Tidak teraturnya siklus menstruasi pada remaja putri di SMP YAPIDA

Kecamatan Cisayong Tasikmalaya Tahun 2015 yang megalami tidak teraturnya siklus menstruasi sebanyak 29 orang (60,4%) sedangkan yang tidak mengalami tidak teraturnya siklus menstruasi sebanyak 19 orang (39,6%).

3. Ada hubungan antara stres dengan tidak teraturnya siklus menstruasi pada remaja putri di SMP YAPIDA Kecamatan Cisayong Taskmalaya Tahun 2015 dengan nilai p value 0.019.

B. Saran

1. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan bagi penulis dalam mengembangkan wawasan dan pengalaman yang berharga sehingga dapat dijadikan bekal untuk mengembangkan profesi kebidanan.

(13)

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan ilmu pengetahuan Mahasiswa tentang mata kuliah yang berhubungan dengan penelitian ini.

3. Bagi Institusi Kesehatan

Disarankan bagi puskesmas di Kecamatan Cisayong, untuk bisa memberikan penyuluhan tentang siklus menstruasi sehingga para remaja tidak akan mengalami setres apabila siklus mereka berbeda-beda.

4. Bagi Remaja

Remaja khususnya remaja putri diharapkan mampu mencegah stres psikologis sehingga dapat mencegah terjadinya tidak teraturnya siklus menstruasi dan diharapkan remaja dapat lebih meningkatkan pengetahuan tentang siklus menstruasi.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

, 2015. Register Kesehatan Reproduksi Remaja Puskesmas Cisayong,

Tasikmalaya.

Kumalasari, Intan dan Iwan Andhyantoro. 2012. Kesehatan Reproduksi. Jakarta. Salemba Medika

Manuaba dkk. 2010. Buku Ajar Ginekologi. Jakarta. Kedokteran EGC

Mardiya, 2013. Hari Kependudukan Sedunia Tahun 2013 Saatnya Tahu Dan Peduli

Terhadap Masalah Remaja. Yogyakarta.

Marheni, 2008. Masalah Dan Solusi Remja Di Sekolah. Tersedia dalam

http://yudykartolo.wordpress.com/ . diakses tanggal 24 April 2014

Masunah. 2011. Profil Pendidikan, Kesehatan, Dan Sosial Remaja Kota. Tersedia di http//: profilkesehatanremaja.pdf.com. Di akses pada tanggal 29 April 2014

Muhir, 2013. Kesehatan reproduksi remaja. Tersedia di http://yundahamasah..com. di akses tanggal 24 April 2014

Mulastin. 2010. Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Dhismenore Remaja Putri Kelas X

Di SMA Islam Al-Hikmah Jepara. Jepara. Akbid Al-Hikmah Jepara. Tersedia dalam (http://journal.akbidalhikmah.ac.id).

Nasution, Indri Kemala. 2007. Stres Pada Remaja. Medan. Fakultas Kedokteran Sumatera Utara. Tersedia dalam http://library.usu.ac.id. Diakses 20 April 2014.

Rakhmawati, Anisya.2012. Hubungan Obestitas Dengana Kejadian Gangguan Menstruasi

Pada Wanita Dewasa Muda. Semarang. Universitas Diponegoro Rasmun. 2004. Stres, Coping dan Adaptasi. Jakarta. CV.SAGUNG SETO

Saifudin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

(15)

Sari, Janita Eka. 2013. Gambaran IMT dengan gangguan menstruasi (Dismenore. Amenorhoe, Oligomenore) pada mahasiswi tingka 1. Surabaya. Akademi Kenidanan Griya Husada Surabaya. Tersedia dalam http://library-griyahusada.com. Di akses tanggal 19 April 2014

Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta. CV.

SAGUNG SETO

Sudrajat, Ahmad. 2008. Permasalahan Remaja. Tersedian di

http://akhmadsudrajat.wordpress.com. Di akses tanggal 20 April 2014

Sukhraini,Isra. 2010. Hubungan Stres Dengan Siklus Menstruasi Yang Tidak Teratur Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Usu Angkatan 2007. Medan. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Tersedian dalam http//:repository.usu.ac.id. diakses pada tanggal 20 April 2014

Wiknjosastro, Hanifa. 2012. Ilmu Kandungan. Jakarta. YBP Sarwono Prawiroradjo

Notoatmodjo, Seokidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. PT. RINEKA CIPTA

Anwar. 2011. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga Cetakan Pertama. Jakarta. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Ariandhita, 2009. Stres pada remaja dinilai lebih berbahaya. Tersedia dalam

http://www.medicalera.com. Diaskses tanggal 24 April 2014

Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian. Jakarta. PT. RINEKA CIPTA Asrinah, dkk. 2010. Asuha Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta. Graha Ilmu Asrori, Adib. 2009. Terdapat dalam httt://netsains.net. Di akses tanggal 24 April 2014

Astuti, Vitaria Wahyu dkk. 2013. Stres Dan Mekanisme Koping Terhadap Gangguan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri. Kediri.STIKes RS.Baptis Kediri. Tersedia di http://puslit2.petra.ac.id. Di akses pada tanggal 24 April 2014

(16)

Hastono, Sutanto Priyo. 2007. Analisis Data Kesehatan. Jakarta. Universitas Respati Indonesia. Tersedia dalam http://www.kulonprogokab.go.id . di akses tanggal 19 April 2014

Hawari, Dadang. 2008. Stres Cemas dan Depresi. Jakarta. FKUI

Henderson, Christine dan Kathleen Jones. 2006. Konsep Kebidanan. Jakarta. Kedokteran EGC

Needlman, R. 2004. Adolescent Stress. Tersedia dalam http://www.drspock.com. Di akses tanggal 24 April 2014.

Nugroho. 2010. Buku Ajar Ginekologi. Yogyakarta. Muha Medik

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga untuk mengatasi hal tersebut salah satu cara yang dapat digunakan adalah menerapkanteknik klasifikasi data mining menggunakan metode Naïve Bayes dalam

Besaran manfaat dan biaya nilai ekonomi lingkungan TPA Sampah Bantar Gebang dapat dijadikan koreksi terhadap biaya pengelolaan sampah dan retribusi sampah yang

Terdapat suatu proses siklus manajemen kinerja yang baku dan dipatuhi untuk dikerjakan bersama, yaitu (1) perencanaan kinerja berupa penetapan indikator kinerja,

menggunakan analisis spasial, digunakan pembuatan peta tematik (Martin, 1991) yang menggabungkan beberapa faktor analisis untuk kebutuhan penyusunan tipologi permukiman perkotaan

16. Putar motor sesuai dengan arahnya pada saat kunci kontak “on”, kalau sudah dekat dengan tanda pengapian 9yang terletak pada puli atau roda gaya) Toyota 8°, Suzuki

Setelah melakukan akad, dana akan cair langsung kepada developer karena pada prinsipnya dalam pembiayaan KPR subsidi di bank BRIsyariah lebih sering menggunakan

Dekomposisi serasah memainkan peran yang sangat penting dalam kesuburan tanah, seperti regenerasi dan keseimbangan nutrisi dari senyawa organik yang ada di

Pada Gambar 3 menjelaskan proses yang dapat dilakukan oleh pengendara adalah melakukan olah data pengendara, meliputi data pengendara, node tujuan dan