• Tidak ada hasil yang ditemukan

2 PJK FC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2 PJK FC"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KASUS

FARMASI RUMAH SAKIT

“PENYAKIT JANTUNG KORONER”

Disusun Oleh : Kelas B KELOMPOK 2 (B4)

Olivia Septiani 1720343807 Parabellina Cahya K 1720343808

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER XXXIV

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA

2017

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1. DEFINISI PENYAKIT JANTUNG KORONER

Penyakit jantung koroner adalah suatu kelainan disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung. Bilamana penyempitan ini menjadi parah maka dapat terjadi serangan jantung. Adapun penyempitan pembuluh arteri ke otak dapat menimbulkan stroke. Otot jantung diberi oksigen dan nutrisi yang diangkut oleh darah melalui arteri-arteri koroner utama yang bercabang menjadi sebuah jaringan pembuluh lebih kecil yang efisien. Sedangkan arteri ke otak yang mengangkut subtansi yang sama.

Seperti telah disebutkan, untuk berfungsi dengan baik dan memompa darah ke seluruh tubuh, otot jantung membutuhkan penyedian darah yang cukup untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari seperti berjalan kaki dan gerak badan. Dengan tubuh yang semakin tua dan memburuk oleh bermacam-macam factor risiko seperi tekanan darah, tinggi, merokok dan konsentrasi kolesterol darah yang abnormal, pembuluh menjadi using, dan pembuluh arteri koroner menjadi sempit dan tersumbat persis seperti karatan pada korosi pipa air.

Mengeras dan menyempitnya pembuluh darah oleh pengendapan kolesterol, kalsium, dan endapan lemak berwarna kuning dikenal sebagai aterosklerosis (atherosclerosis). Bila terdapat kekurangan aliran darah ke otot jantung karena penyempitan, maka kondisi ini dikenal sebagai iskemik (ischaemia). Proses ini mulai sewaktu usia muda dan berkembang pada tingkat individual yang berbeda-beda sesuai dengan hadirnya “factor-faktor risiko”. Penyakit jantung iskemik biasanya mulai nampak pada umur setengah tua ketika urat nadi koroner mulai tersumbat sehingga suplai darah tidak cukup untuk memenuhi keperluan otot jantung.

Di samping itu, dinding pembuluh arteri koroner oleh sesuatu sebab dapat berkerut (spasm) dengan akibat menyempitnya saluran pembuluh secara tiba-tiba, sehingga penderita merasakan nyeri dada, bahkan sampai terjadi serangan jantung mendadak.

(3)

Jantung berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Untuk itu otot jantung memerlukan oksigen dan nutrisi yang cukup. Oksigen dan nutrisi diangkut oleh darah melalui pembuluh darah khusus yang disebut arteri koroner. Persoalan akan timbul bila oleh sesuatu sebab terdapat halangan atau kelainan di arteri koroner, sehingga tidak cukup suplai darah, yang berarti juga kurangnya suplai oksigen dan nutrisi untuk menggerakkan jantung secara normal. Keadaan di atas dikenal sebagai penyakit jantung koroner (PJK). Apabila aliran darah terhalang di arteri yang menuju ke otak, akan terjadi stroke. Dengan tubuh semakin tua dan memburuk oleh bermacam-macam faktor risiko seperti te kanan darah tinggi, merokok, kadar kolesterol darah yang abnormal—pembuluh menjadi usang, dan pembuluh arteri menjadi sempit, kaku, tidak elastis dan tersumbat, persis seperti karatan pada korosi pipa air. Inilah yang menyebabkan PJK.

2. PATOFISIOLOGI

Bila terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolesterol, maka kadar kolesterol dalam darah bisa berlebih (disebut hiperkolesterolemia). Kelebihan kadar kolesterol dalam darah akan disimpan di dalam lapisan dinding pembuluh darah arteri, yang disebut sebagai plak atau ateroma (sumber utama plak berasal dari LDL-Kolesterol. Sedangkan HDL membawa kembali kelebihan kolesterol ke dalam hati, sehingga mengurangi penumpukan kolesterol di dalam dinding pembuluh darah). Ateroma berisi bahan lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat.

Apabila makin lama plak yang terbentuk makin banyak, akan terjadi suatu penebalan pada dinding pembuluh darah arteri, sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah arteri. Kejadian ini disebut sebagai aterosklerosis (terdapatnya aterom pada dinding arteri, berisi kolesterol dan zat lemak lainnya). Hal ini menyebabkan terjadinya arteriosklerosis (penebalan pada dinding arteri & hilangnya kelenturan dinding arteri). Bila ateroma yang terbentuk semakin tebal, dapat merobek lapisan dinding arteri dan terjadi bekuan darah (trombus) yang dapat menyumbat aliran darah dalam arteri tersebut.

(4)

Hal ini yang dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah serta suplai zat-zat penting seperti oksigen ke daerah atau organ tertentu seperti jantung. Bila mengenai arteri koronaria yang berfungsi mensuplai darah ke otot jantung (istilah medisnya miokardium), maka suplai darah jadi berkurang dan menyebabkan kematian di daerah tersebut (disebut sebagai infark miokard).

Konsekuensinya adalah terjadinya serangan jantung dan menyebabkan timbulnya gejala berupa nyeri dada yang hebat (dikenal sebagai angina pectoris). Keadaan ini yang disebut sebagai Penyakit Jantung Koroner (PJK).

3. KLASIFIKASI

Gagal jantung menurut New York Heart Association terbagi atas atas 4 kelas fungsional , yaitu :

a. Functional Class I ( FC I ) : timbul gejala sesak pada aktivitas fisik berat.

b. Functional Class II ( FC II ) : timbul gejala sesak pada aktivitas sedang c. Functional Class III ( FC III ) : timbul gejala sesak pada aktivitas ringan d. Functional Class IV ( FC IV ) : timbul gejala sesak pada aktivitas sangat

ringan atau istirahat.

4. FAKTOR RESIKO

Faktor resiko ada yang dapat dimodifikasi ada yang tidak dapat dimodifikasi a) Faktor risiko yang dapat dimodifikasi :

1. Merokok

Merokok dapat merangsang proses aterosklerosis karena efek langsung pada dinding arteri, karbon monoksida menyebabkan hipoksia arteri, nikotin menyebabkan mobilisasi katekolamin yang menimbulkan reaksitrombosit, glikoprotein tembakau dapat menimbulkan reaksi hipersensitifitas dinding arteri.

2. Hiperlipoproteinemia

DM, obesitas dan hiperlipoproteinemia behubungan dengan pengendapan lemak.

(5)

Kolesterol, lemak dan substansi lainnya dapat menyebabkan penebalan dinding pembuluh darah arteri, sehingga lumen dari pembuluh darah tersebut menyempit dan proses ini disebut aterosklerosis.

4. Hipertensi

Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk jantung, sehingga menyebabkan hipertropi ventrikel kiri atau pembesaran ventrikel kiri (faktormiokard). Serta tekanan darah yang tinggi menimbulkan trauma langsung terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga memudahkan terjadinya aterosklerosis koroner (factor koroner).

5. Diabetes mellitus

Intoleransi terhadap glukosa sejak dulu telah diketahui sebagai predisposisi penyakit pembuluh darah.

6. Obesitas dan sindrom metabolic

Obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh > 19 % pada laki laki dan > 21 % pada perempuan. Obesitas juga dapat meningkatkan kadar kolesterol dan LDL kolesterol. Resiko PJK akan jelas meningkat bila BB mulai melebihi 20% dari BB ideal.

7. Inaktifitas fisik

8. Kelenjar tiroid yang kurang aktif

Hipotiroid / hiposekresi terjadi bila kelenjar tiroid kurang mengeluarkan sekret pada waktu bayi, sehingga menyebabkan kretinisme atau terhambatnya pertumbuhan tubuh. Pada orang dewasa mengakibatkan mixodema, proses metabolik mundur dan terdapat kecenderungan untuk bertambah berat dan gerakan lamban.

9. Obat-obatan tertentu yang dapat mengganggu metabolisme lemak seperti estrogen, pil kb, kortikosteroid, diuretik tiazid (pada keadaan tertentu)

b) Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi : 1. Usia

(6)

Resiko PJK meningkat dengan bertambahnya usia; penyakit yang serius jarang terjadi sebelum usia 40 tahun. Tetapi hubungan antara usia dan timbulnya penyakit mungkin hanya mencerminkan lebih panjangnya lama paparan terhadap faktor-faktor pemicu.

2. Jenis kelamin laki-laki

Wanita agaknya relative kebal terhadap penyakit ini sampai menopause, kemudian menjadi sama rentannya seperti pria; diduga karena adanya efek perlindungan esterogen.

3. Riwayat keluarga

Riwayat keluarga yang positif terhadap PJK (saudara atau orang tua yang menderita penyakit ini sebelum usia 50 tahun) meningkatkan timbulnya aterosklerosis prematur. Pentingnya pengaruh genetic dan lingkungan masih belum diketahui. Tetapi, riwayat keluarga dapat juga mencerminkan komponen lingkungan yang kuat, seperti misalnya gaya hidup yang menimbulkan stress atau obesitas.

4. Etnis

Orang Amerika-Afrika lebih rentan terhadap PJK daripada orang kulit putih.

5. TATALAKSANA TERAPI

Tujuan pengobatan adalah:

 Memperbaiki prognosis dengan cara mencegah infark miokard dan kematian. Upaya yang dilakukan adalah bagaimana mengurangi terjadinya trombotik akut dan disfungsi ventrikel kiri. Tujuan ini dapat dicapai dengan modifikasi gaya hidup ataupun intervensi farmakologik yang akan (i) mengurang progresif plak (ii) menstabilkan plak, dengan mengurangi inflamasi dan memperbaiki fungsi endotel, dan akhirnya (iii) mencegah trombosis bila terjadi disfungsi endotel atau pecahnya plak. Obat yang digunakan: Obat Antitrombotik: aspirin dosis rendah, antagonis reseptor ADP (thienopyridin) yaitu clopidogrel dan ticlopidine; obat penurun kolesterol (statin); ACE-Inhibitors; Beta-blocker; Calcium channel blockers (CCBs).

(7)

 Untuk memperbaiki simtom dan iskemi: obat yang digunakan yaitu nitrat kerja jangka pendek dan jangka panjang, Beta-blocker, CCBs.

Tatalaksana Umum

Kepada pasien yang menderita PJK maupun keluarga, perlu diterasngkan tentang perjalanan penyakit, pilihan obat yang tersedia. Pasien perlu diyakinkan bahwa kebanyakan kasus dapat mengalami perbaikan dengan pengobatan dan modifikasi gaya hidup sehingga kualitas hidup lebih baik. Kelainan penyerta seperti hipertensi, diabetes, dislipidemia, dll. perlu ditangani secara baik.

Cara pengobatan PJK yaitu, (i) pengobatan farmakologis, (ii) revaskularisasi miokard. Perlu diingat bahwa tidak satu pun cara di atas sifatnya menyembuhkan. Dengan kata lain tetap diperlukan modifikasi gaya hidup dan mengatasi faktor penyebab agar progresi penyakit dapat dihambat.

Pengobatan Farmakologik  Aspirin dosis rendah

Dari berbagai studi telah jelas terbukti bahwa aspirin masih merupakan obat utama untuk pencegahan trombosis. Meta-analisis menunjukkan, bahwa dosis 75-150 mg sama efektivitasnya dibandingkan dengan dosis yang lebih besar. Karena itu aspirin disarankan diberi pada semua pasien PJK kecuali bila ditemui kontraindikasi. Selain itu aspirin juga disarankan diberi jangka lama namun perlu diperhatikan efek samping iritasi gastrointestinal dan perdarahan, dan alergi. Cardioaspirin memberikan efek samping yang lebih minimal dibandingkan aspirin lainnya.

 Thienopyridine Clopidogrel dan Ticlopidine merupakan antagonis ADP dan menghambat agregasi trombosit. Clopidogrel lebih diindikasikan pada penderita dengan resistensi atau intoleransi terhadap aspirin. AHA/ACC guidelines update 2006 memasukkan kombinasi aspirin dan clopidogrel harus diberikan pada pasien PCI dengan pemasangan stent, lebih 1 bulan untuk bare metal stent, lebih 3 bulan untuk sirolimus eluting stent, dan lebih 6 bulan untuk paclitaxel-eluting stent.

 Obat penurun kolesterol pengobatan dengan statin digunakan untuk mengurangi risiko baik pada prevensi primer maupun prevensi sekunder.

(8)

Berbagai studi telah membuktikan bahwa statin dapat menurunkan komplikasi sebesar 39% (Heart Protection Study), ASCOTT-LLA atorvastatin untuk prevensi primer PJK pada pasca-hipertensi.

Statin selain sebagai penurun kolesterol, juga mempunyai mekanisme lain (pleiotropic effect) yang dapat berperan sebagai anti inflamasi, anti trombotik dll. Pemberian atorvastatin 40 mg satu minggu sebelum PCI dapat mengurangi kerusakan miokard akibat tindakan.

Target penurunan LDL kolesterol adalah < 100 mg/dl dan pada pasien risiko tinggi, DM, penderita PJK dianjurkan menurunkan LDL kolesterol < 70 mg/dl.  ACE-Inhibitor/ARBPeranan ACE-I sebagai kardioproteksi untuk prevensi

sekunder pada pasien dengan PJK telah dibuktikan dari berbagai studi a.l., HOPE study, EUROPA study dll. Bila intoleransi terhadap ACE-I dapat diganti dengan ARB.

 Nitrat pada umumnya disarankan, karena nitrat memiliki efek venodilator sehingga preload miokard dan volume akhir bilik kiri dapat menurun sehingga dengan demikian konsumsi oksigen miokard juga akan menurun. Nitrat juga melebarkan pembuluh darah normal dan yang mengalami aterosklerotik. Menaikkan aliran darah kolateral, dan menghambat agregasi trombosit. Bila serangan angina tidak respons dengan nitrat jangka pendek, maka harus diwaspadai adanya infark miokard. Efek samping obat adalah sakit kepala, dan flushing.

 Penyekat β juga merupakan obat standar. Penyekat β menghambat efek katekolamin pada sirkulasi dan reseptor β-1 yang dapat menyebabkan penurunan konsumsi oksigen miokard. Pemberian penyekat β dilakukan dengan target denyut jantung 50-60 per menit. Kontraindikasi terpenting pemberian penyekat β adalah riwayat asma bronkial, serta disfungsi bilik kiri akut.

 Antagonis kalsium mempunyai efek vasodilatasi. Antagonis kalsium dapat mengurangi keluhan pada pasien yang telah mendapat nitrat atau penyekat β; selain itu berguna pula pada pasien yang mempunyai kontraindikasi

(9)

penggunaan penyekat β. Antagonis kalsium tidak disarankan bila terdapat penurunan fungsi bilik kiri atau gangguan konduksi atrioventrikel.

Rekomendasi pengobatan untuk memperbaiki prognosis pasien dengan angina stabil menurut ESC 2006 sbb.:

1. Pemberian Aspirin 75 mg per hari pada semua pasien tanpa kontraindikasi yang spesifik (cth. Perdarahan lambung yang aktif, alergi aspirin, atau riwayat intoleransi aspirin) (level evidence A).

2. Pengobatan statin untuk semua pasien dengan penyakit jantung koroner (level evidence A).

3. Pemberian ACE inhibitor pada pasien dengan indikasi pemberian ACE inhibitor, seperti hipertensi, disfungsi ventrikel kiri, riwayat miokard infark dengan disfungsi ventrikel kiri, atau diabetes (level evidence A).

4. Pemberian Beta-blocker secara oral pada pasien gagal jantung atau yang pernah mendapat infark miokard (level evidence A).

Revaskularisasi Miokard

Ada dua cara revaskularisasi yang telah terbukti baik pada PJK stabil yang disebabkan aterosklerotik koroner yaitu tindakan revaskularisasi pembedahan, bedah pintas koroner (coronary artery bypass surgery = CABG),dan tindakan intervensi perkutan (percutneous coronary intervention = PCI).

Akhir-akhir ini kedua cara tersebut telah mengalami kemajuan pesat yaitu diperkenalkannya tindakan, off pump surgery dengan invasif minimal dan drug eluting stent (DES).

Tujuan revaskularisasi adalah meningkatkan survival ataupun mencegah infark ataupun untuk menghilangkan gejala. Tindakan mana yang dipilih, tergantung pada risiko dan keluhan pasien.

(10)

BAB II

PENYELESAIAN KASUS

FORM DATA BASE PASIEN

UNTUK ANALISIS PENGGUNAAN OBAT

IDENTITAS PASIEN Nama Pasien : Tn. RR

Ruang : Pavilium jantung Ruang A.1 Umur : 68 tahun

Tanggal MRS : 5 Mei 2013 Tanggal KRS : 8 Mei 2013 Diagnosa : PJK FC II-III

 Riwayat penyakit terdahulu : - Jantung

- Diabetes

- Cerebro vascular accident (post stroke)  Riwayat pengobatan

Pasien sulit diajak berkomunikasi karena kesulitan dalam berbicara (“pelo” setelah serangan stroke) sehingga tidak bisa menggali informasi lebih jauh mengenai penggunaan obat selama ini. Selain itu pasien tidak di tunggui oleh keluarganya.

 Riwayat Keluarga/ Sosial : -  Alergi Obat : -

SUBYEKTIF & OBYEKTIF

Tanggal Subyektif Obyektif

5 Mei 2013 - nyeri ulu hati ± 3 hari, tidak tembus punggung,

- keringat dingin,

- kaki bengkak karena banyak minum

* Tanda Vital

TD : 170/120 mmHg (> normal) Suhu : 36,2 °C (normal)

Nadi : 82 /menit (normal) RR : 30 / menit (> normal)

(11)

- tidak minum obat jantung selama beberapa hari

* Pemeriksaan Lab : MCV : 89,6 fL (normal) MCH : 26,1 pg/sel (normal) MCHC : 29,1 g/dL (< normal) RDW-CV : 18,6 (> normal) RDW-SD : 57,6 (> normal)

6 Mei 2013 * Tanda Vital

TD : 168/100 mmHg (menurun dari sebelumnya)

Suhu : 36 °C (normal)

Nadi : 72 /menit (menurun dari sebelumnya)

RR : 24 / menit (menurun dari sebelumnya) * Pemeriksaan Lab : Albumin : 37,2 (> normal) Kolesterol : 164 (normal) Trigliserid : 72 (normal) Glukosa : 72 (normal) LDL : 131(batas tinggi) Glukosa 2 jam PP : 173 (> normal) Na : 141,2 mmol/L (normal) K : 3,20 mmol/L (< normal) Cl : 105,8 mmol/L (normal)

7 Mei 2013 * Tanda Vital

TD : 130/90 mmHg (menurun dari sebelumnya)

Suhu : 36,4 °C (meningkat dari sebelumnya)

Nadi : 82 /menit (meningkat dari sebelumnya)

RR : 20 / menit (menurun dari sebelumnya)

8 Mei 2013 * Tanda Vital

TD : 140/90 mmHg (meningkat dari sebelumnya)

Suhu : 36,5 °C (meninglat dari sebelumnya)

Nadi : 82 /menit (tetap)

RR : 22 / menit (meningkat dari sebelumnya)

(12)

*Pemeriksaan Penunjang :

- EKG = ST depresi

- Rongent = cardiomegali (+), efusi pleura (-)

(13)

OBAT YANG DIGUNAKAN SAAT INI

OBAT YANG DIGUNAKAN SAAT INI

No. Nama obat Indikasi Dosis Rute

pemberian Interaksi ESO Outcome terapi

1 ISDN Vasodilator Koroner 1. 0,5 mg/jam (5/5/13) 2. tab 3x5 mg (6/5/13) 3. tab 3x5 mg (7/5/13) 4. tab 3x5 mg (8/5/13) Per oral Kombinasi dengan CCB, diltiazem dan verapamil menyebabkan hipotensi berat Sakit kepala, flushing, pusing, vertigo, jantung berdebar, hipotensi ortostatik Menurunkan nadi dan RR, mengatasi

(14)

2 Furosemid Diuretic 1. inj 3x1 amp (5/5/13) 2. tab 40 mg 2x1 (6/5/13) 3. tab 40 mg 1x1 (7/5/13) 4. tab 40 mg 1x1 (8/5/13) IV Per oral Interaksi dengan digoxin, NSAID, Lithium, Antibiotik aminoglikosida, aspirin, ACEI, sukralfat, Feniotin, indometasin Hipokalemi, peningkatan glukosa darah dan

kadar asam urat, mual, muntah, iritasi lambung, sakit kepala, anemia Menurunkan TD dan mengatasi udema 3 Spironolacton Diuretic 25 mg 1x1

(5-8/5/13) Per oral Captopril

gangguan saluran cerna, impotensi,

ginekomastia, ,letargi, sakit kepala, ruam kulit;

hiperkalemia; hiponatremia; hepatotoksisitas Menurunkan TD dan mengatasi udema

(15)

4 Clopidogrel Antiplatelet 1. 4 tab (5/5/13) 2. 1x1 tab (6-8/5/13) Per oral Memar, mimisan, pendarahan dibawah kulit, gangguan pencernaan, sakit perut, konstipasi dan diare

5 Aspilet Antiplatelet 2 tab

(5/5/13) Per oral Mual, muntah, perdarahan lambung, nyeri lambung, tukak lambung

(16)

6 Ranitidin H-2 antagonis, anti ulcer Inj 2x1 ampul (5-6/5/13) IV Warfarin Nyeri dada, demam, nafas pendek, mudah lebam atau berdarah, mual,sakit perut

7 Omeprazole PPI, anti ulcer Inj 1x1 amp

(5-6/5/13) IV Diazepam, fenitoin, warfarin Sakit kepala, kembung, mual, konstipasi, diare, kulit kemerahan dan gatal (jarang terjadi) -

(17)

8 Simvastatin Antihiperlipid 10 mg 1x1 (5-8/5/13) Peroral Amprenavir, Atazanavir, Boceprevir, Clarithromycin, Cobicistat, Cyclosporine, Danazol

Sakit kepala, nyeri sendi/otot, kontipasi, sakit perut ringan, ruam

kulit, insomnia, gejala flu - 9 Captopril antihipertensi 3x25 mg (5-8/5/13) peroral Spironolakton, indometasin, simetidin, allopurinol

Batuk, diare, sakit kepala, mual, mati rasa, kelelahan, nyeri sendi, ruam,

denyut jantung tidak teratur

Penurunan tekanan darah

(18)

ASSESMENT

Problem Medik

Subyektif Obyektif Terapi Analisa DRP

Penyakit Jantung Koroner

- nyeri ulu hati ± 3 hari, tidak tembus punggung, - keringat dingin, - kaki bengkak karena banyak minum

-tidak minum obat jantung selama beberapa hari * Tanda Vital TD : 170/120 mmHg (> normal) Suhu : 36,2 °C (normal) Nadi : 82 /menit (normal) RR : 30 / menit (> normal) Pemeriksaan Lab : MCV : 89,6 fL (normal) MCH : 26,1 pg/sel (normal) MCHC : 29,1 g/dL (< normal) RDW-CV : 18,6 (> normal)

ISDN Mengatasi nyeri ulu hati pada pasien (vasodilator)

- Clopidogrel Mengatasi penyumbatan aliran darah pasien -

(19)

Hipertensi RDW-SD : 57,6 (> normal) *Pemeriksaan Penunjang : - EKG = ST depresi - Rongent = cardiomegali (+) efusi pleura (-) - - Aspilet -

- - Furosemid Mengatasi hipertensi dan udema pada pasien Reaksi obat yang tidak dikehendaki

(ADR)

- Spironolakton Mengatasi hipertensi dan udema pada pasien Reaksi obat yang tidak dikehendaki

(ADR) TD : 170/120 mmHg

(> normal)

Captopril Mengatasi hipertensi pada pasien -

Ranitidin Untuk mencegah mengalami stress ulcer, maag, mual dan muntah

Reaksi obat yang tidak

(20)

dikehendaki (ADR)

Omeprazole -

(21)
(22)

PLAN CARE

1. Penambahan terapi oksigen untuk membantu pernafasan pasien

2. Penggunaan spironolacton dan furosemide diganti dengan diuretik thiazide (Hidroklorothiazid), untuk pengatasan hipertensi stage II digunakan kombinasi ACEI (Captopril) dan diuretik thiazid (Hidroklorothizid).

3. Penggunaan omeprazole dan ranitidin disarankan untuk dihentikan, untuk melindungi mukosa lambung disarankan pemberian sukralfat.

TERAPI NON FARMAKOLOGI

Pasien dapat disarankan untuk : - Berhenti merokok

- Diet rendah kolestrol atau lemak dengan saturari rendah. - Menjaga tekanan darah < 130/80 mm Hg.

- Pasien diedukasi mengenai tujuan dari terapi dan pentingnya terapi yang diberikan kepadanya.

- Taat dan patuh terhadap terapi yang diberikan.

MONITORING

1. Monitoring tekanan darah (TD), RR dan denyut nadi 2. Monitoring kadar LDL

3. Monitoring kadar Glukosa darah

JAWAB PERTANYAAN

4. Kepada pasien yang menderita PJK maupun keluarga, perlu diterangkan tentang perjalanan penyakit, pilihan obat yang tersedia. Pasien perlu diyakinkan bahwa kebanyakan kasus dapat mengalami perbaikan dengan pengobatan dan modifikasi gaya hidup sehingga kualitas hidup lebih baik. Kelainan penyerta seperti hipertensi, diabetes, dislipidemia, dll. perlu ditangani secara baik.

(23)

- ISDN (Isosorbid dinitrat) : Untuk mengatasi nyeri ulu hati pada pasien penyakit jantung koroner yang digunakan 3 x sehari 1 tablet (5 mg). - Clopidogrel : Untuk pengencer darah yang digunakan 1 x sehari 1 tablet - Aspilet : Untuk pengencer darah diberikan 2 tab pada hari pertama di

Rumah sakit

- Simvastatin : Untuk menurunkan kadar kolestrol dalam tubuh diberikan 1x sehari 1 tablet (10 mg)

- Captopril : Untuk menurunkan tekanan darah pasien diberikan 3x sehari 1 tablet (25 mg)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. ISO Farmakoterapi Buku 1. Penerbit ISFI. Jakarta

Dipiro J.T et al. 2015. Pharmacoterapi Handbook 9th edition. Mc Graw Hill Education. NewYork

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Tim Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan

Untuk memperluas pasar, penjualan dilakukan dengan system penawaran dan penjualan langsung kepada masyarakat, pelajar dan mahasiswa (direct selling). Adapun pesaing yang

• “Orang yang paling penyayang diantara umatku adalah Abu Bakar, yang paling tegas dalam menegakkan agama adalah Umar, yang paling pemalu adalah Utsman, yang paling mengetahui

• Melalui jaringan perbankan modal, uang dapat berpindah tempat secara global dalam waktu sangat singkat.. • Melalui jaringan global pabrik mobil di Indonesia dapat memperoleh

Ini dilihat dari jawaban kuesioner responden, sebanyak 16 atau 80% dari 20 responden yang diteliti menjawab jika di Desa Dolok Merawan pemerintahan desanya melakukan usaha

Begitu juga dengan ketuntasan klasikal pada siklus I diperoleh ketuntasan klasikal 76,66% meningkat menjadi 96,66%.Dari hasil pembahasan dan hasil refleksi pada siklus I dan

Hasil: Pemberian intervensi berupa relaksasi genggam jari pada pasien post operasi laparotomi sudah dapat mengatasi masalah nyeri akut, namun penurunan nyeri tidak dapat

Tetapi pada penelitian ini, bentuk spesimen yang tidak seragam menjadi penyebab kesimpangsiuran data, seperti pengujian tarik pada spesimen mula-mula tanpa las dengan