• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESMA IBEC FEB UI 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KESMA IBEC FEB UI 2021"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

KESMA IBEC FEB UI

2021

(2)

Pertemuan

1

Ekonomi Publik :

Ilmu yang mempelajari bagaimana pemerintah melakukan kebijakan ekonomi melalui

pendapatan dan pengeluaran pemerintah dan mengalokasikan sumber daya yang ada dengan

mempertimbangkan aspek efisiensi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Ekonomi Publik Fokus terhadap

1. Efisiensi alokasi sumber daya

1. Kapan seharusnya pemerintah mengeluarkan intervensi

a. Saat terjadinya market failures (ketika outcome pada pasar tidak memaksimalkan

efisiensi). Market failures berasal dari, asymmetric information, publik goods,

eksternalitas (biaya yang harus ditanggung atau manfaat tidak langsung yang

diberikan dari suatu pihak akibat aktivitas ekonomi), common property resources

(kondisi dimana hak properti atas suatu sumberdaya dipegang secara bersama.

Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya over-allocation karena hampir semua pihak

merasa memiliki hak untuk memanfaatkannya).

kelompok

kaya kepada kelompok miskin melalui pajak atau pungutan lainnya.

2. Mendistribusikan pendapatan secara merata

3. Menjaga stabiitas perekonomian

Mengapa perlu mempelajari ekonomi publik?

Untuk mengoreksi perekonomian agar mecapai ekonomi yang lebih efisien.

Pondasi ekonomi publik

: welfare economics dengan melakukan evaluasi alokasi

sumber daya yang optimal yang akan berdampak kesejahteraan masyakarat

(3)

2. Bagaimana intervensi yang dikeluarkan pemerintah.

a. Melakukan mekanisme harga (bukan harga barang/jasa tapi income yang ada pada

msyarakat) melalui pajak (menaikkan harga barang yang diproduksi berlebihan) dan subsidi

(menurunkan harga barang yang under produced).

b. Membatasi (untuk barang yang over produced) atau memperintahkan untuk melakukan

pembelian/penjualan (barang yang underproduced).

c. Menyediakan barang publik : pemerintah menyediakan barang secara langsung, agar

berpotensi mencapai tingkat konsumsi yang maksimal guna kesejahteraan masyarakat.

d. Pembiayaan publik pada barang private : pemerintah dapat membiayai pihak swasta untuk

Legal framework Indonesia : negara desentralisasi (pemerintah pusat, provinsi,

kabupaten/kota)

General Equlibrium : Exchange Economy (indifference curve), pareto efficient, pareto

improvement Asumsi : terdiri dari 2 pelaku, 2 komoditi, tidak ada proses produksi, 2 pelaku

berinteraksi dengan melakukan pertukaran

First Fundamental Theorem of Welfare Economics

Asumsinya: semua produsen dan konsumen bertindak sebagai perfect competitors tidak ada

yang memiliki market power. Sehingga terdapat pareto efficient yang berimplikasi alokasi

resources akan efisien tanpa adanya cetral planning dan tidak adanya intervensi pemerintah.

menyediakan tingkat penyediaan barang yang diinginkan.

3.

Apa efek intervensi terhadap ekonomi : untuk melihat bagaimana efek dari intevensi

pemerintah dibutuhkan bukti empiris melalui data dan model statistic

untuk

menilaibagaimana masyarakat menanggapi intervensi kebijakan yang dilakukan pemerintah.

Selain itu dapat diliat dari direct effects dan indirect effects (dana desa).

4.

Kenapa pemerintah memilih intervensi yang telah dipilih : karena pemerintah sulit

untuk menyatukan preferensi masyarakat secara aggregate untuk dijadikan kebijakanya, maka

pemerintah menetukan kebijakannya dengan melihat dampak negative yang paling kecil.

(4)

Second fundamental theorem of welfare economics

Setiap alokasi pada pareto efisien akan dicapai oleh competitive market dengan redistribusi

dana yang benar, masalah efisiensi dan keadilan distribusi dapat dipisahkan.

Efficiency vs equity : pemerintah harus memiliki program yang tidak hanya peduli terhadap

efisiensi tetapi juga keadilan, pendistribusian sumber daya yang adil di masyarakat. Pada

competitive equilibrium, terdapat social efficiency maximizing point bukan social welfare

maximizing point

Alokasi adalah Pareto Efficient jika satu-satunya cara untuk membuat satu orang lebih

baik adalah membuat orang lain lebih buruk.

❑ Sering digunakan sebagai standar untuk mengevaluasi keinginan alokasi sumber daya.

Pareto Inefficient allocations adalah boros.

❑ Locus dari semua himpunan pareto efficient points disebut contract curve

The Pareto Efficient Points adalah di mana kurva IC dari Adam bersinggungan dengan

kurva IC dari Eve.

❑ The (absolute value

of)

slope dari kurva indiferensi menunjukkan tingkat di mana individu mau berdagang

(5)

Social welfare function : mengkombinasikan semua fungsi utility individu menjadi fungsi

Pertemuan 2 Externalities:

 Eksternalitas merupakan Suatu kegiatan pada satu entitas yang mempengaruhi kesejahteraan entitas lain dengan cara yang berada di luar mekanisme pasar (Rosen & Gayer).

 Tindakan satu pihak membebankan biaya atau manfaat pada pihak kedua.  Kebijakan publik dapat meningkatkan efisiensi.

utility sosial

Rawlsian social welfare function : sosial welfare ditentukan oleh minimum utility yang

dimiliki masyarakat, kesejahteraan masyarakat dimaksimalkan dengan memaksimalkan

kesejahteraan yang terburuk dari orang2 dalam masyarakat.

(6)

Contoh Externalitas Negatif:

1. Polusi air atau limbah air dari pabrik. 2. Gonggongan anjing tetangga. 3. Polusi suara dari proyek konstruksi. 4. Risiko kesehatan bagi perokok pasif.

Contoh Externalitas Positif:

1. Seorang individu yang memelihara rumah dengan baik. 2. Peningkatan pendidikan individu.

3. Pembangunan dan pengoperasian bandara. 4. R &D menciptakan pengetahuan.

5. Imunisasi.

Konsep:

1. Marginal Private Cost (MPC), Jumlah yang konsumen bayar untuk mengonsumsi unit tambahan dari barang tertentu.

2. Marginal Social Cost (MSC),Total biaya untuk masyarakat yang memproduksi unit tambahan barang atau jasa.

MSC sama dengan jumlah biaya marjinal dari produksi produk dan biaya kerusakan diukur dengan benar yang mempengaruhi proses produksi.

3. Marjinal Damage Cost (MDC) Kerusakan tambahan yang dilakukan oleh penambahan tingkat aktivitas produksi eksternalitas sebanyak 1 unit.

(7)
(8)

“INTERNALIZING THE EXTERNALITY”  Jika eksternalitas negatif

- Kuantitas pasar lebih besar dari yang diinginkan secara sosial.  Jika eksternalitas positif

- kuantitas pasar lebih kecil dari yang diinginkan secara sosial. Untuk mengatasi masalah ini, "Internalize the externality" - barang pajak dengan eksternalitas negatif

- mensubsidi barang dengan eksternalitas positif

Private Solutions - Merger

- Konvensi sosial : Kode moral dan sanksi sosial - Amal

- Kontrak antara pelaku pasar danorang yang terkena dampak - Coase Theorem

The Coase Theorem

- Coase Theorem I : negosiasi antara pihak yang menciptakan eksternalitas dan pihak yang dipengaruhi oleh eksternalitas dapat membawa kuantitas pasar yang optimal secara sosial. - Coase Theorem II: Solusi efisien untuk eksternalitas tidak bergantung pada yang diberi hak

properti, selama seseorang diberi hak-hak itu.

- Asumsi yang diperlukan agar Coase Theorem bekerja • Biaya untuk pihak tawar-menawar rendah

(9)

• Pemilik sumber daya dapat mengidentifikasi sumber kerusakan pada properti mereka dan mencegah kerusakan secara hukum.

THE PROBLEMS WITH COASE THEOREM 1. Assignment Problem.

2. The Holdout Problem. 3. Free Rider Problem.

4. Transaction Cost and Negotiating Problems. 5. Bottom Line.

PUBLIC POLICIES TOWARD EXTERNALITIES

1. Command-and-control policies.

2. Market-based policies.

INTERNALIZING THE EXTERNALITY: mengubah insentif sehingga orang memperhitungkan efek eksternal dari tindakan mereka.

- output pada penjual: biaya penjual = biaya sosial.

- Ketika pelaku pasar membayar biaya sosial: market eq’m = social optimum.

CORECTIVE TAX: pajak yang dirancang untuk mendorong pribadi pembuat keputusan untuk memperhitungkan biaya sosial yang timbul dari eksternalitas negative. Disebut Pigouvian taxes.

EXAMPLE OF BENEFIT FROM A CORRECTIVE TAX: THE GASOLINE TAX

- Congestion

- Accidents - Pollution

(10)

Public Goods and Market Failure:  Non Rivalry

- Tanpa Pengecualian: Kekurangan pasokan. - Pengecualian: Konsumsi kurang.

 Kegagalan Pasar untuk Barang Publik: Kurang konsumsi / kurang pasokan.  Barang publik sulit disediakan oleh pasar swasta karena masalah Free Rider.

 Free Rider: seseorang yang menerima manfaat dari suatu barang tetapi menghindari membayar untuk itu.

WHY PRIVATE PROVIDE PUBLIC GOODS ? - Some individual care more than others

- Altruistic - Warm Glow

MEASURE PREFERENCE FOR PUBLIC GOODS ? 3 Problems:

- Preference revelation - Preference knowledge - Preference aggregation

Pertemuan 3

Perkembangan Keuangan Publik Sebelum Islam

mengarahkan perencanaan keuangan, pendapatan (pajak, keuntungan pertambangan, upeti) dan

keputusan belanja negara (untuk melindungi rakyat) berada di tangan penguasa, pajaknya ditagih

secara menindas dan pengguannya tidak produktif.

(11)
(12)

Perkembangan Keuangan Publik Pada Awal Islam  Keuangan publik dalam islam

Pengumpulan zakat dan pendapatan lainnya, belanja negara untuk kesejahteraan masyarakat, sistem fiskal. Institusi keuangan publik islam baitul mal (institusi keuangan yang melakukan tugas administrative dengan mengatur penerimaan dan pembelanjaan negara) dan al hisbah (mengawasi pasar dan mengontrol praktek yang meruak transaksi ekonomi).

 Kebijakan terkait zakat a. Abu bakar as siddiq

pemilik kekayaan

t

system

b. Umar bin khattab

pengumpulan zakat dengan metode al-ashirin

(petugas khusus pengumpul zakat)

(13)

d. Ali bin abi thalib

meningkatkan keuntungan dari

sector agrikultur.

Karya-Karya Awal Terkait Ekonomi dan Keuangan Publik Islam a. Al Kharaj (Abu Yusuf, Yahya bin Adam, Qudamah bin Jafar)

Keuangan tanah Kharaj dan pengelolaannya.

b. Al Anwal (Abu Ubaid, Humaid bin Zanjawaih, Al Dawudi) Keuangan negara.

c. Al Ahkam al sutaniyah (Abu Hasan al mawardi, Abu ya’la al farra) Ketentuan-ketentuan pemerintahan seperti hukum dan kerajaan. d. Karya-karya bunga rampai (Ibn Hamzah, Al Juwaini, Al Ghazali)

Tanggungjawab negara terhadap penghapusan kemiskinan dan jaminan sosial, aturan-aturan dan prosedur administrasi pemerintahan, prinsip-prinsip perpajakan dan efisiensi dana publik.

Pertemuan 4 – 5

Peran Pemerintah Dalam Perspektif Islam

- Karakteristik pemerintah menurut islam:

bisa dipercaya, memerintah berdasarkan aturan hukum islam,

bertanggung jawab, adil, bekerja keras, baik kepada masyarakat.

Tugas negara secara umum

1. Eksekutif (surat an nisa ayat 59)

- Memiliki administrasi publik yang efisien dan pejabat yang jujur dan amanah.

- Negara bertanggungjawab atas tegaknya keadilan, keamanan hukum, ketentuan, stabilitas.

- Negara menjalankan peran al hisbah (institusi yang mengawasi pasar dari transaksi yang dilarang oleh islam seperti kanz, ikhtiar, riba, gharar,masyir, talaqi ruqban) dan baitul mal (pengelolaan dana).

- Pada zaman Umar Bin Khattab terdapat majlis syura’ yang menjalankan tugas eksekutif yang terdiri dari kalangan muhajirin dan anshar.

2. Pertahanan (al hajj ayat 79 dan al baqarah ayat 216)

- Melindungi kedaulatan dan kemerdekaan dengan melakukan perlindungan perbatasan dengan segala

persiapan.

- Pendapatan pajak digunakan untuk membayar gaji prajurit.

3. Perlindungan sosial

- Negara harus menjamin perlindungan sosial bagi warganya terutama kepada orang yang mengabdi

kepada negara dan agama dengan melakukan pengadaan pensiun, orang yang kurang mampu

ataupun manula melalui bantuan santunan.

(14)

 Individu

- Wajib mencari nafkah dan dilarang untuk meminta-minta.

 Negara

- Memberikan bantuan keuangan dengan memberikan pinjaman untuk usaha produktif seperti kepada

para petani yang bertujuan untuk meningkatkan hasil pertanian dan memperluas tanahnya.

5. Pembangunan ekonomi

Mempertahankan keuangan yang stabil dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

6. Tugas pendistribusian (al hasyr ayat 7)

- Menggunakan anggaran untuk tujuan sosial ekonomi untuk keadilan sosial, kesejahteraan, dan

pertumbuhan ekonomi.

- Memberikan bantuan untuk aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya.

Sistem Fiskal Islami

(15)

Market Failures

Suatu kondisi di mana pasar gagal untuk menyediakan barang dan jasa secara efisien.

Terjadi karena adanya asymmetric information, public goods (and quasi-public goods), externalities dan common

property resources.

Asymmetric information dalam islam

untuk mengatasi asymmetric information, dalm islam terdapat khiyar pda level mikro. Level makro, peranan

al-hisbah yang berfungsi untuk menegakkan keadilan kepada pihak yang mendapatkan ketidaktahuan

informasi secara lengkap di dalam perekonomian.

Public goods dalam Islam

- Karena dengan sifatnya yang non excludable dan non rivalry, publik goods membuat penyediaan

barang tersebut menjadi under-allocation karena hampir tidak ada pihak swasta yang ingin

memproduksinya. Sehingga dalam islam terdapat sektor sukarela yang menggunakan instrumen

seperti waqaf, infaq (menyediakan sarana pendidikan, ibadah, kegiatan pertahanan). Selain itu islam

mendorong pemenuhan publik goods melalui sektor swasta melalui insentif amal jariyah.

- Penyediaan infrastruktur publik dilaksanakan oleh baitul mal atau orang-orang yang memiliki

sumber kekayaan yang memadai.

Eksternalitas dalam islam

- Meningkatkan eksternalitas positif dan mengurangi eksternal negatif melalui pertimbangan maslahah

mursalah.

Common property resources dalam islam

- Pemerintah berperan mengelola barang yang termasuk common property resources

(rumput, air, api). Untuk mencegah kerusakan diperlukan adanya regulasi dan

mendorong individu untuk tidak bersifat egois dan serakah.

(16)

Khums dan Ghanimah

- Khums merupakan seperlima dari ghanimah (harta rampasan perang) yang diperoleh melalui

peperangan.

- Dasar hukum (dalil) : al-Anfal 41

Zakat

- Bagian dari harta yang wajib dikeluarkan oleh orang Islam yang memenuhi syarat tertentu dan

diberikan kepada golongan tertentu yang berhak menerimanya.

- Dalil: At-Taubah 60

Fai’

- Harta rampasan perang yang diperoleh tanpa peperangan fisik.

- Dalil: al-Hasyr 7

Pajak

- Tidak ada dalil mengenai pajak di dalam Al-Quran. Oleh karenanya, terdapat perbedaan pendapat

mengenai pajak dalam Islam.

- Secara umum, sebagian besar ulama (Imam Maliki, Ibn Hazm, Al Khaitani, dll) memperbolehkan

pungutan pajak dalam kondisi tertentu. Misal:Nawaib (pajak temporer untuk membantu membiayai

perang).

(17)

- Jizyah – pajak pendapatan untuk non-muslim.

- Ushr (custom duties/pajak perdagangan internasional) –diterapkan di zaman Umar bin Khattab-

reciprocal issue.

Wakaf

- Secara umum, tidak terdapat ayat al-Quran yang menerangkan konsep wakaf.

- Karena wakaf termasuk infaq fi sabilillah, maka konsep waqaf sering didasarkan pada keumuman

ayat-ayat al-Quran yang menjelaskan tentang infaq fi sabilillah. Contoh ada pada QS 2:267

- Hadis terkenal tentang waqaf: menceritakan tentang kisah Umar bin al-Khaththab yang memperoleh

tanah di Khaibar, namun atas petunjuk Rasulullah SAW kemudian mewakafkan tanah tersebut

(menahan asal tanah dan menyedahkan hasilnya).

Sukuk:

- Menurut AAOIFI, sukuk (investasi) adalah “Certificates of equal value representing undivided

shares in ownership of tangible assets, usufruct and services or (in the ownership of) the assets of

particular projects or special investment activity

- Sukuk adalah surat berharga yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, merepresentasikan

kepemilikan investor atas underlying asset.

Relasi KPI dan maqasid syariah

tercapainya sasaran syariah dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat karena pemerintah telah menetapkan kriteria prioritas dan melalui pembelanjaan

publik, secara efektif pemerinah mengalihkan kekayaan ke dalam berbagai kelompok

masyarakat dengan menyediakan dan melindungi 5 kebutuhan dasar (maqasid syariah).

Pertemuan 6

– 7

Democracy majority voting rules

dalam

keputusan sosial dengan suara terbanyak (majority voting). Dan opsi yang menerima suara

mayoritas yang dipilih. Parameter keerhasilannya adalah secara konsisten menggabunngkan

preferensi individu ke dalam keputusan sosial.

- Agar mencapai parameter keberhasilan, mekanisme yang dijalankan harus memenuhi

tiga tujuan:

1. Dominasi: satu pilihan harus lebih disukai oleh semua pemilih.

2. Transitivitas

3. Ketergantungan alternative yang tidak relevan, suatu pilihan harus memenuhi syarat

bahwa pilihan tersebut lebih disukai dibanding dengan pilihan yang lain.

(18)

The Voting Paradox

Kegagalan pemilik mayoritas untuk menghasilkan preferensi transitifitas bagi masyarakat

sehingga tidak ada keputusan yang dihasilkan meskipun sudah

dirundingkan

karen

ketergantungan dengan urutan pengambilan suara. Dalam metodenya, tidak mengetahui siapa

yang sebenarnya yang menang.

agenda manipulating

suara agar hasil yang diputuskan

menguntungkan.

Pelajaran yang dapat diambil dari voting paradox

selalu transitif. Mayoritas voting tidak selalu mencerminkan

apa yang diinginkan oleh masyarakat.

Arrow’s Impossibility Theorem

individu

menjadi keputusan agregat yang konsisten tanpa membatasi jenis preferensi yang diasumsikan untuk

pemilih dan memaksakan dictator.

Kriteria untuk membuat keputusan:

1) Menghasilkan suatu keputusan meskipun perbedaan ranking

2) Dapat diranking

3) Kebulatan suara (hasil suara harus mempresentasikan keputusan

mayoritas memilih A, maka A harus mengalahkan pilihan lainnya.

4) Harus konsisten

5) Merangking dua kebijakan independen dari alternative yang tidak relevan.

6) Tidak ada satu pihak yang dominan dalam mengambil keputusan.

Tujuan: Preferensi sosial tidak boleh mencerminkan preferensi hanya satu individu.

Arrow’s Impossblity Theorem: Hasil matematis menunjukkan bahwa di bawah kondisi tertentu, tidak ada

skema yang menggabungkian preferensi individu ke dalam preferensi sosial secara valid.

The Median Voter Theorem: Penguasa mayoritas akan memilih hasil yang paling disukai oleh pemilih

median.

Asumsi Media Voter Model:

1. Single dimension voting: pemilih median akan memilih berdasarkan satu masalah.

2. Hanya terdapat 2 kandidat.

(19)

4. Tidak ada selektivitas voting: asumsinya semua orang dipengaruhi oleh suara public.

5. Tanpa uang: mengabaikan peran uang sebagai alat pengaruh dalam melakukan pemilihan.

6. Informasi sempurna.

Demokrasi dalam Islam

Islam peduli terhadap manusia baik itu dia kaya atau miskin. Islam tidak mengenal dictator. Dalam islam,

pemimpin tidak harus kaya asalkan soleh, berpengetahuan, integritas, adil, dan bijaksana.

Dalam demokrasi barat, konstitusi dapat diubah sesuai keinginan penguasa

Dalam islam, al-quran dan hadits adalah konstitusi tertinggi dan tidak dapat diubah

Demokrasi di era umar bin khattab

mendirikan majelis syura (terdiri dari kaum muhajirin, anshar, aus dan khazraj (penduduk asli

Madinah yang pertama kali masuk islam)) yang bertujuan untuk memfasilitasi dialog terbuka

untuk mengatsi permasalahan yang ada di masyarakat.

Bait Al Mal : institusi keuangan yang bertanggungjawab untuk melakukan tugas-tugas

administratif di dalam negara Islam, khususnya pada masa awal Islam.

Tugas Utama:

1. Mengatur penerimaan negara .

2. Mengatur pembelanjaan negara.

Dalam konteks kontemporer, peran Baitul Mal menyerupai peran Kementerian Keuangan yang

mengatur penerimaan dan pengeluaran negara.

Al Hisbah: isntitusi yang bertujuan

untuk “enjoining whatis right when it is found to be neglected

and forbiding what is wrong when it is found to be practised

”.

 Terkait keuangan publik, tujuannya untuk menjalankan tugas pengawasan pasar dan menontrol

praktek yang merusak transaksi ekonomi.

 Dalam konteks kontemporer di Indonesia ada beberapa lembaga yang dapat diserupakan dengan

Al-Hisbah seperti: KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha), YLKI (Yayasan Lembaga

Konsumen Indonesia), OJK (dalam kontek pasar keuangan).

Siklus APBN

1. Perencanaan dan penganggaran (KNL, Kemenkeu, Bappenas).

2. Penetapan (DPR, Kemenkeu).

3. Pelaksanaan (Kementrian Negara dan Lembaga).

4. Pencatatan dan Pelaporan (KNL, Kemenkeu).

(20)

Asumsi Makro APBN

1. Economic Growth: untuk melihat bagaimana kapasitas anggaran yang dimiliki untuk spending

dengan target dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi.

2. Inflation Rate: untuk memperkirakan harga dari spending yang dikeluarkan.

3. Interest Rate: untuk memperkirakan bunga dari utang.

4. Exchange Rate: untuk ekspor impor.

5. Oil Price: untuk memperkirakan berapa yang didapat dari SDA dan berapa biaya yang

dikeluarkan untuk impor SDA.

(21)
(22)

PERTEMUAN 5

Sumber Keuangan Publik Islam Menurut Abu Ubayd ada 3

● Ghanimah dan Khums ● Sadaqah dan Zakat ● Fay

Pengertian dan Makna Zakat

● Secara harfiah -> zakat itu pertumbuhan, meningkat, atau menyucikan

● Zakat itu diinterprestasikan sb berkah, pertumbuhan, kebersihan, pujian, perbaikan, menjadi lebih baik

● Dalam al Qur’an -> Zakat disebut 30 kali dimana 27 kali bersamaan dgn perintah sholat dalam 1 ayat -> di Hadist juga banyak misal di bab Zakat di buku hadis shahih al- Bukhari ada 172 hadis

● Salah satunya -> At-Taubah ayat 103 dan Al Baqarah ayat 110

● zakat pada dasarnya adalah institusi Islam yang mendistribusikan kekayaan dari kelompok tertentu (muzakki) kepada kelompok yang telah ditentukan oleh AlQuran (mustahik) dan berdasarkan tata cara , pertimbangan fiqih dan teknis tertent

Jenis Zakat

● Zakat fitrah -> wajib dibayar semua umat, dibayarkan pd waktu tertentu, wajib bayar zakat fitrah dalam jumlah yang sama (fixed rate) (kalo di MUI 2,5kg beras atau satu sha’ kurma, gandum, beras) -> hanafi bolehin pake uang tunai senilai bahan pokok tp dia itu sha nya 3,8kg

○ Wajib semenjak bulan sya’ban tahun ke-2 H, wajib dibawar pada bulan ramadhan atau sebelum matahari terbenan pada malam hari sebuelum idul fitri ○ Hikmah -> tanda syukur krn selesaikan ibadah puasa, bahagiai fakir miskin pas

idul fitri, membersihkan dosa-dosa kecil di bulan ramadhan biar kembali fitrah dan suci

● Zakat maal -> wajib pada orang muslim tertenu (yang mampu), tidak ada waktu scr khusus, besarnya tgtg kekayaan yg dimiliki (proportional rate)

○ Wajib semenjak setelah turun kewajiban bayar zakat fitrah -> wajib berdasarkan ketentuan fiqh yg jelas

○ Terdapat beberapa perbedaan pendapat ulama dlm interpretasi fiqh zakat jd pake ijtihad

(23)

● Syarat utama -> harta yang dimiliki scr sempurna, pny poteni berkembang, serta nisab dan/atau haul

● Ada tambahan -> harta dapat melebihi kebutuhan pokok,kebutuhan pokok itu kebutuhan minimal dan syarat ini berlaku buat yg penghasilan dibawah UMR -> harta pokoknya bebas dr hutang

● Ada yg lain blg -> pendapatan itu lbh cocok jd penghitung zakat harta -> kl udh mencapai nishab harus keluarin zakat -> karena selain menyucikan harta itu jg jd pembelajaran ga semua pny kita

Ketentuan Hukum Zakat Maal Kelompok penerima zakat

● Fakir -> org yg gapunya harta dan usaha /cm kurang dr setengah kebutuhan

● Miskin -> punya harta setengah dr kebutuhan atau lebih tp tidak mencukupi atau org yg pny penghasilan tp nnt penghasilannya gacukup

● Amil -> orang yg diangkat penguasa/wakil untuk ngurus zakat kayak himpun, kelola, distribusi zakat

● Mualaf -> org yg br msk islam, org islam yg berpengaruh kaumnya (kl dikasih zakat msk islam), org islam yg berpengaruh org kafir

● Riqab -> hamba yg udh dijanjiin tuannya untuk nebus dirinya dan dpt zakat

● Gharimin -> org yg berutang krn mendamaikan org berselisih, org utang krn jaminan utang org lain dan dia & jaminannya gbs bayar

● Fisabilillah -> org yg membantu (kepentingan iskam) dgn kehendaknya sendiri trs dia gadapet gaji dan jg gadapet harta dr negara islam

● Ibnu sabil -> orang yg dlm perjalanan hala dan butuh ongkos buat sampe ke tujuan Distribusi dan alokasi zakat

(24)

● Ulama sepakat bahwa zakat dibagi secara merata yaitu 1/8 buat tiap kelompokpenerima -> berubah berdasarkan pertimbangan tertentu

● Zakat hrs segera didistribusiin ditahun yg sama -> tp di beberapa negara dana zakat itu didistribusiin lbih lama (1-3 tahun) berdasarkan pertimbagan tertentu khususnya fi sabilillah

Sejarah Pengelolaan Zakat Klasik

● Administrasi zakat pada periode Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin ->upaya2 untuk meletakkan fondasi administrasi zakat lewat contoh2 dan tindakan2 yg dilakukan pengelola zakat

● Tugas amil zakat yg dilakukan Rasulullah SAW

○ SDM -> menunjuk petugas zakat (Umar bin Khattab dan Ibn Mas’ud) buat kumpullin dan distribusiin zakat -> memberi petunjuk ttg cara menilai dan ngumpulin zakat -> perlakuan pd pembayar zakat

○ Penghimpunan zakat -> dikumpulkan oleh petugas zakat dan disimpan di Baitul Mal

○ Distribusi Zakat -> petugas diminta prioritasin distribusi ke area dimaa zakat tsb dikumpulkan. Trus, petugas zakat jg edukasi para pemberi zakat dan mendukung melaporkan setiap ketidakadilan yg ada

(25)

Pengelolaan Zakat di Era Kontemporer

● Kahf (2000) -> ada dua model lembaga manajemen zakat -> administrasi zakat model wajib, dimana zakat wajib kl gapatuh kena denda, (compulsory model) dan sukarela, kumpulin dan distribusi scr volunteer, (voluntary model) -> sebagian besar ulama setuju kalo pemerintah pny hak mengumpulkan dan mendistribusikan zakat di negara muslim -

> dasarnya dari Al Qur’an dan Hadist serta contoh2 yg dilakukan Rasulullah SAW dan

penerus.

● Namun ada yg berpendapat zakat tidak harus dikelola sepenuhnya -> karena pemerintahan yg menganut Islam sbg ideologi, hukum Islam sbg fondasi konstitusi, dan Islam sbg dasar struktur sosial ekonoomi politik jarang ditemukan -> jd administrasi zakat bs oleh masyarakat sipil dan lembaga non pemerintah a.n. masyarakat Islam slm mampu distribusiin scr efektif

Pola Pengelolaan Zakat di Masyarakat Muslim Kontemporer

(26)

● K2: Malaysia, Saudi Arabia, Yaman, Pakistan, Sudan

● K3: Indonesia, Bangladesh, Mesir, dan muslim di negara minoritas Islam (UK, South Africa, Thailand, dll)

Pengelolaan Zakat di Indonesia

● Pengelolaan zakat berdasarkan UU No. 38/1999 ● Pengelolaan zakat berdasarkan UU No. 23/2011 Perkembangan Zakat di Indonesia

Baca PPT aja dr Slide 26-40an di pertemuan 8 krn kek data2 doang isinya jd gausa ditaro ya!!! DATA2NYA itu dari statistik zakat nasional

Posisi Zakat dalam KPI

● Zakat merupakan instrumen penerimaan sekaligus pengeluaran negara Islam dan juga merupakan komponen penting dalam konsep/model sistem fiskal Islam

● Zakat memberi karakter unik dlm struktur ekonomi negara Islam krn pembayarannya ga hanya memenuhi kebutuhan ekonomi, kewajiban agama, dan penyucian spirituual Dampak Zakat secara Umum

(27)

Dampak Ekonomi Zakat

● Secara teori -> zakat dapat menaikkan konsumsi agregat, tabungan nasional, dan investasi serta stimulasi permintaan agregata dan pertumbuhan ekonomi

○ Dalam jk. Pendek -> zakat bs nurunin konsumsi agregat krn berkurangnya konsumsi muzaki -> seiring waktu kelompok miskin akan melakukan konsumsi yg lbh besar

○ Peningkatan konsumsi klmpk miskin -> meningkatkan kerja (labour effort) dan menaikkan pendapatan -> meningkatkan status ekonomi dan memungkinkan untuk membentuk tabungan dan jd muzaki

○ Tabungan bs jd investasi -> meningkatkann produksi -> dalam jk panjang agregat saving dan agregat demand dan pertumbuhan ekonomi meningkat

● Studi empiris -> zakat thdp variabel2 makro jarang dilakukan dalam level negara -> kl ada jg hasilnya ga konsisten dg teori. Misal ada yg neliti di 4 negara muslim ttg zakat trs tnyt zakat memberikan dampak positif meskipun kecil thdp pertumbuhan konsumsi dan invest agregat

● Hasil ini disebabkan krn kecilnya dana zakat yg ada dan kondisi bahwa dikit negara islam yg adopsi sistem ekonomi Islam dmn zakat jd bagian kebijakan fiskal/makro

● Beberapa studi jg berusaha melakukan simulasi dampak zakat thdp ekonomi apabila zakat jadi bagian kebijakan fiskal/makro -> hasilnya zakat emang berpotensi untuk menurunkan kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

● Terkait pengeluaran pemerintah/keuangan negara scr umum -> zakat bs dijadikan redistribusi pendapatan, mengentaskan kemiskinan, dan menstabilkan perekonomian, menjadi bagian dr sistem jaminan sosial nasional

(28)

● Sbg transfer finansial wajib dr kelompok kaya ke miskin -> zakat bs scr efektif sbg instrumen untuk redistribusi pendapatan, kurangin kemiskinan, dan mencapai keadilan sosial

● Hal ini krn peran zakat dalam realokasi sumber daya dan ningkatin efisiensi alokatif dlm ekonomi

● Terdapat cukup banyak bukti empiris ttg positif zakat dlm krgin kemiskinan Pertemuan 8B

Zakat dan Alokasi Sumber Daya

● Zakat memungkinkan alokasi sumber daya terhadap ke sektor-sektor yang lebih diinginkan secara sosial, sehingga akan meningkatkan efisiensi alokatif dalam

perekonomian (El-Din, 1995) → Tjd terutama pada perekonomian yang gapunya

mekanisme transfer pendapatan wajib dan sebagian besar penduduknya miskin (sehingga kebutuhan riil masyarakat seringkali tidak tercermin dalam permintaan pasar) dan perekonomian dimana zakat dikelola oleh negara.

● Zakat akan mentransfer pendapatan kepada kelompok miskin sehingga meningkatkan permintaan mereka terhadap barang/jasa, terutama yang bersifat kebutuhan dasar

(basic needs) → Hal tsb akan mempengaruhi komposisi produksi barang dan jasa

dalam perekonomian, dmn alokasi sumber daya untuk memproduksi barang mewah akan bergeser menjadi produksi kebutuhan dasar (basic needs) yang lebih diinginkan secara sosial sehingga efisiensi alokatif dalam perekonomian akan meningkat.

Zakat dan Jaminan Sosial

● Dalam Islam, sistem jaminan sosial merupakan suatu elemen built-in yang berangkat dari kewajiban dan hak dari kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat serta berakar dari keimanan terhadap Allah SWT, rasa persaudaraan, komitmen ekonomi dan harmoni sosial.

● Jamsos berupa tunjangan (social care spending) ke fakir miskin, manula, dll. ● Zakat scr design memang sdh diperuntukkan u/ help fakir miskin → Shg zakat itu

(29)

● Sebagian besar studi shows that jamsos yg lbh komprehensif sulit dicapai negara2 Islam in short tems.

Zakat, Struktur Fiskal dan Stabilitas Perekonomian

● Zakat juga berpotensi berperan positif terhadap struktur fiskal dan stabilitas ekonomi negara-negara muslim (Al-Jarhi & Zarqa, 2005; Mukherji, 1980; Zaim, 2012; Zarqa, 1997).

● As instrumen kebijakan fiskal, zakat bisa menjadi discretionary fiscal stabilizers dg

peran penting dalam :

1. mengatasi dampak negatif siklus bisnis 2. memperkuat perekonomian

● Dalam skala yang lebih kecil, zakat juga bisa berfungsi sebagai automatic fiscal

stabilizers →Recall: expansionary and discretionary fiscal policy

Zakat as Automatic Fiscal Stabilizers

● Zakat dengan tarif tetap dapat berperan sebagai pajak proporsional yang berpotensi mengurangi fluktuasi output secara otomatis.

● Dana zakat yang terkumpul akan dibelanjakan kepada kelompok miskin sehingga

konsumsi kelompok ini terus berjalan without terpengaruh oleh kondisi ekonomi yang membuat output menjadi lebih stabil.

● Kombinasi fungsi zakat sebagai pajak proporsional dan tunjangan bagi kelompok

miskin, akan meredam dampak fluktuasi siklus bisnis terhadap perekonomian.

Zakat dan Kebijakan Stabilisasi

Zakat dan Discretionary Fiscal Stabilizers

● Peran zakat sebagai discretionary fiscal stabilizers terjadi pada kondisi tertentu dan dimungkinkan ketika zakat dikelola sepenuhnya oleh pemerintah → Belanja zakat bisa

(30)

Di kondisi ekspansi, dana zakat akan meningkat shg mungkin terbentuk surplus zakat yg bisa dipake buat fiscal stabilizers saat resesi ekonomi.

● Tapi, perspektif fiqh tradisional umumnya berpendapat bahwa hasil zakat harus sgr

didistribusikan kpd orang miskin & yg membutuhkan → Dg demikian, tambahan “safety

measures” (spt jamsos nasional dan program pengentasan kemiskinan) still needs. ● Akan tetapi El Din (1995) berpendapat kalo pengumpulan dan belanja dana zakat telah

ditentukan oleh syariah and thats why tidak diperbolehkan memanipulasi jeda antara keduanya scr diskresi sebagai kebijakan fiskal.

- Kalo ada surplus zakat, surplus can distribute to daerah lain who needs it. - Tp hal tsb bakal meminimalkan peran stabilisasi zakat

● El Din suggests zakat dpt dibelanjakan dlm bentuk consume & production goods, shg rasio dari brg konsumsi thdp brg produksi (K/P) dpt digunakan sbg instrumen fiskal.

- Ekspansi → zakat lbh banyak dibelanjakan untuk brg produksi → shg rasio K/P turun.

- Resesi → zakat diarahkan pd brg konsumsi→ shg rasio K/P naik → mhasilkan

dampak ekspansioner untuk eco. recovery. Case Study

Bagaimana peran zakat secara makro ?

● Di kondisi resesi ekonomi (ditandai dg penurunan AS dan AD), zakat bisa digunakan untuk push produksi barang kebutuhan pokok & push konsumsi masyarakat akibat

resesi → Hal tsb tjd karena peran zakat as discretionary dan non-discretionary

(automatic) fiscal stabilizer → Dampak zakat as discretionary fiscal stabilizer > non- discretionary.

● Zakat as discretionary fiscal stabilizer

- Kebijakan fiskal diskresioner dilakukan dengan cara mengatur distribusi zakat kepada masyarakat (mustahik). Ketika perekonomian berada dalam kondisi resesi, surplus zakat bisa didistribusikan kepada masyarakat untuk mendorong produksi dan meningkatkan pengeluaran agregat.

(31)

- Namun, secara teoritis, hal ini hanya bisa dilakukan dengan optimal ketika zakat dikelola sepenuhnya oleh negara (compulsory zakat system) sehingga jumlahnya cukup besar. Selain itu, zakat juga harus menjadi bagian dari kebijakan fiskal negara tersebut. Hal ini tidak terjadi di negara-negara Islam kontemporer.

● Zakat as non-discret fiscal stabilizer

- Dalam skala yang lebih kecil, dimana zakat bersifat sukarela dan tidak sepenuhnya dikelola oleh negara (voluntary zakat system), zakat juga bisa berfungsi sebagai instrumen kebijakan fiskal non-diskresioner. Artinya, zakat bisa membantu mewujudkan stabilitas ekonomi melalui distribusi kepada kelompok masyarakat fakir miskin yang paling terdampak akibat resesi ekonomi.

Bagaimana peran zakat secara mikro ?

● Lembaga zakat perlu segera menyalurkan dana zakat (dan, jika ada, dana sosial Islam lainnya, seperti infak, sedekah dan wakaf) kepada pihak-pihak yang terdampak dan rentan terkena dampak COVID-19 seperti pasien terpapar virus corona, tenaga medis dan Orang Dalam Pemantauan (ODP). Bantuan tersebut sebaiknya diberikan dalam bentuk barang atau alat kesehatan (test kit, Alat Pelindung Diri atau APD, masker, hand sanitizer, dan obat-obatan lainnya) yang memang sangat dibutuhkan saat ini.

● Lembaga zakat perlu segera menyalurkan dana zakat untuk kegiatan - kegiatan yang sifatnya mencegah penyebaran COVID-19. Termasuk ke dalam kegiatan ini adalah sosialisasi/edukasi pencegahan virus korona, pembersihan tempat ibadah dengan menggunakan desinfektan, dan pemberian masker atau hand sanitizer gratis kepada pihak-pihak yang rentan.

● Lembaga zakat perlu mendorong produksi dan penyediaan alat-alat kesehatan yang diperlukan dalam penanganan dan pencegahan perluasan wabah COVID-19 ini.

- Bisa mengarahkan melalui mustahik binaan / kasi tambahan modal bagi usaha kecil u/ memproduksi barang2 tsb.

- Ketika melakukan produksi, harus dipastiin kalo pekerjanya dlm keadaan sehat dan menerapkan prinsip physical distancing.

(32)

● Lembaga zakat bisa membantu pemerintah untuk mensosialisasikan kebijakan penanganan dan pencegahan COVID-19. Lembaga zakat, dengan pendekatan keagamaan dan jaringannya yang tersebar ke seluruh negeri, seharusnya bisa membantu mensosialisasikan kebijakan-kebijakan pemerintah ini.

● In case lockdown → zakat dapat berperan sebagai social safety net atau jaring pengaman sosial bagi kelompok masyarakat miskin. Dana zakat dapat digunakan untuk membeli sembako dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya, yang nantinya akan didistribusikan kepada kelompok ini. Zakat juga dapat diberikan sebagai santunan atau subsidi untuk menggantikan, secara sementara, penghasilan kelompok miskin yang hilang akibat larangan berusaha di luar rumah.

● Semua program ini hanya akan bisa terlaksana dengan baik jika dana zakat yang tersedia cukup besar jumlahnya. Oleh karena itu, lembaga zakat harus melakukan kampanye penggalangan dana yang lebih aktif, kreatif, dan inklusif.

Isu Terkini dalam Pengelolaan Zakat di Indonesia (ini baca di ppt ajaaa ya) ● Penggunaan zakat buat infrastruktur → soalnya dana zakat > dana haji ● Zakat ASN tak dipaksa

● Zakat buat mencapai SDGs

- Zakat pada dasarnya sangat terkait dengan SDGs karena berbagai aspek dalam SDGs merupakan hal-hal yang ingin dilindungi dalam maqashid Syariah (kecuali agama, dan karenanya maqashid syariah dikatakan sebagai konsep yang lebih holistic dan lebih besar dibandingkan SDGs).

- Adapun zakat merupakan instrument dana keagamaan yang tujuannya adalah untuk melindungi berbagai aspek maqashid syariah dan karenanya zakat berhubungan dengan SDGs dalam kaitannya dengan maqashid Syariah.

● Zakat Digital

● Zakat PNS Muslim → 2,5% dipotong gaji pns buat zakat ● Pengelolaan zakat ala pajak

(33)

Peluang

● Potensi pengumpulan zakat dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mencapai Rp15 triliun bisa menjadi peluang untuk meningkatkan realisasi potensi zakat di Indonesia jika didukung dengan peraturan zakat ASN.

● Peningkatan kinerja penghimpunan zakat melalui kerjasama antara OPZ dan perusahaan fintek.

● Masterplan Ekonomi Syariah (MEKSI) 2019–2024 memungkinkan pengembangan manajemen pengelolaan dana zakat melalui penguatan zakat value chain.

● Potensi pengumpulan zakat dari generasi millennials, yang menurut BPS berjumlah sekitar 33 persen dari total penduduk Indonesia.

● Optimalisasi Cash-Waqf Link Sukuk. Tantangan

● Kompleksibilitas dan perbedaan pendekatan dalam pengukuran kemiskinan mengharuskan lembaga zakat untuk mengoptimalkan pendayagunaan dan distribusi dana zakat secara teknis dan substansial.

● Perlunya kajian ilmiah dan penyusunan regulasi yang tepat untuk mengatur penghimpunan zakat di era perkembangan inovasi ekonomi digital, khususnya agar tidak bertentangan dengan kepatuhan syariah.

● Perlunya realisasi potensi zakat dengan meningkatkan kualitas dari organisasi filantropi (terutama SDM) serta meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Lembaga Amil Zakat.

● Perlunya menciptakan produk dalam bidang keuangan sosial syariah yang simple, fleksibel, serta kompatibel dengan perkembangan inovasi teknologi dengan membangun infrastruktur yang sesuai melalui pemanfaatan platform teknologi, e-ziswaf, sistem blockchain, dan utilisasi teknologi finansial.

● Perlunya pengembangan manajemen risiko terkait penghimpunan dan pendistribusian dana zakat secara online.

● Perlunya meningkatkan literasi masyarakat terhadap praktik zakat di era digital dengan melakukan sosialisasi dan edukasi secara masif dan insentif.

● Peningkatan awareness masyarakat terhadap isu global seperti implementasi SDGs menjadi tantangan sendiri bagi para praktisi, akademisi, dan peneliti di bidang zakat untuk mempromosikan zakat sebagai konsep ekonomi yang membawa maslahah. Rekomendasi

● Menyusun Standar Akuntansi Zakat yang mampu mengakomodasi berbagai praktik penghimpunan zakat secara digital.

(34)

● Meningkatkan utilisasi teknologi untuk mendorong inovasi dalam pengelolaan dana zakat.

● Menyusun regulasi dari otoritas terkait yang mengatur mengenai penyediaan layanan zakat melalui teknologi finansial sehingga mampu menekan biaya jasa keuangan serta memudahkan masyarakat dalam melakukan akad keuangan syariah lainnya.

● Mengembangkan user-friendly technology sebagai penyedia layanan zakat digital berbasis website, crowdfunding dan e-commerce, serta utilisasi layanan multipayment pada bank local.

● Merumuskan key performance indicators berbasis teknologi untuk standarisasi dampak asesmen zakat pada organisasi pengelola zakat.

● Mengintegrasikan dan mengembangkan database sistem informasi zakat yang memuat informasi mengenai mustahik dan poverty maps yang dapat diakses oleh semua lapisan manajemen organisasi pengelola zakat untuk meningkatkan kinerja distribusi zakat.

● Meningkatkan jumlah organisasi pengelola zakat dengan layanan user-friendly website dan fitur online donation.

● Meningkatkan pelayanan pengumpulan zakat melalui multipayment banking (ATM, internet

banking/mobile banking), e-commerce, dan teknologi finansial.

● Meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas organisasi pengelola zakat melalui penguatan infrastruktur digital yang efisien dan transparan.

● Menyusun standarisasi Fiqih zakat melalui fatwa yang dikeluarkan dan disepakati oleh berbagai ulama di Indonesia bersama negara-negara Muslim lainnya.

● Meningkatkan koordinasi antara Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan LAZ lainnya.

● Meningkatkan kajian ilmiah dan studi empiris yang membahas mengenai peran zakat dalam mengentaskan kemiskinan dalam konteks Indonesia maupun global.

● Meningkatkan literasi masyarakat mengenai zakat profesi, zakat penghasilan, zakat korporasi, maupun praktik zakat kontemporer lainnya melalui sosialisasi dan edukasi. ● Menguatkan kerjasama global dalam bidang zakat antara Indonesia dengan negara

lainnya. Pertemuan 7

KHUMS, FAY’ DAN PAJAK DALAM KEUANGAN PUBLIK ISLAM 1. Pengertian dan Konsep Dasar Khums

Sumber Keuangan Publik Islam :

Menurut Abu Ubayd, ada 3 sumber utama pendapatan publik : ● Sadawah (Zakat) - Untuk kelompok tertentu

(35)

● Fay - untuk kepentingan tertentu

Selain itu ada sumber lainnya seperti wakaf, kafalah, harta tamuan, pajak/beban tambahan, pinjaman publik, dll.

Dasar Hukum Khums -> Al-Anfal Ayat 41

“Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang,

maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang- orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua

pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”

Pengertian dan Penggunaan Khums : Masa Awal

● Khums secara bahasa artinya seperlima (khumus) dari ghanimah (harta rampasan perang) yang diperoleh melalui peperangan. Khums diperuntukan bagi kelompok tertentu. Contoh harta rampasan perang : tanah/kebun, perhiasan, hewan ternak, dll. ● Menurut dalilnya, khums hanya diperuntukan bagi 5 golongan yaitu Allah, rasul, kerabat

rasul, yatim, miskin dan ibnu sabil (Al-Anfal 41)

● Interpretasi terhadpa bagian Allah SWT - diberikan kepada (untuk mengurus) ka’bah atau diberikan kepada Rasulullah SAW

Konsep Dasar Khums

● Khums merupakan seperlima dari ghanimah yang diperoleh mellau peperangan. ● Seperlima dari khums disediakan untuk jalan Allah dan Nabi

● Sisanya diperuntukan bagi kategiri manfaat tertentu yang mendukung dalam pelaksanaan fungsi sosio-ekonomi seperti pertahanan, pemenuhan kebutuhan bagi fakir miskin, orang miskin, anak-anak yatim, dan tentara.

Pengertian dan Penggunaan Khums : Era Kontemporer

● Dalam masa sekarang ini, peperangan dalam islam secara fisik sudah tidak ada lagi, sehingga nilai khums sangat kecil.

● Menurut Abu Ubayd, Khums dapat diartikan sebagai pendapatan pemerintah Islam yang diperoleh melalui upaya yang memerlukan keahlian khusus dan seringkali beresiko tinggi.

● Conoth : Hasil tambang yang diperoleh dengan upaya khusus (mineral, minyak, gas, dll), hasil laut yang diperoleh dengan upaya khusus (ikan laut, mutiara, dll)

● Menurut Al-Dawudi, alokasi khums diserahkan pada kebijakan pemerintah

● Menurut Abu Ubayd, alokasi khums sebaiknya diberikan kepada selain penerima zakat (kitab Al-Amwal Bab G).

(36)

2. Pengertian & Konsep Dasar Fay Pengerian dan Konsep Dasar Fay

● Secara literal, Fay berarti mengembalikan sesuatu

● Secara Terminologi hukum, Fay menunjukkan seluruh harta negara yang didapat dari musuh tanpa peperangan, baik dalam bentuk :

● Harta yang tak bergerak (tanah) dan pajak terhadap tanah (kharaj)

● Pajak kepala (jizyah) dan bea cukai (ushr) yang dikenakan kepada non-muslim ● Sumber harta negara yang tidak diperoleh dari zakat dan ghanimah

● Secara umum Faydapat diaktegorikan sebagai pendapatan umum pemerintah. ● Fay’ juga sering disebut sebagai amwal al-mashalih, yaitu pendapatan untuk

kesejahteraan publik, (Al-Ghazali). Dasar Hukum Fay’ -> Al-Hashr Ayat 7

“Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak- anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan

bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.”

Konsep Tanah Fay’

● Tanah Fay’ secara umum merupakan seluruh tanah yang berada di bawah kekuasaan Islam, melalui penaklukan (tanpa peperangan) atau dalam perjanjian damai.

● Misal : tanah fadak milik Banu NAzhir (suku Yahudi) dan tanah taklukan lainnya. ● Tanah Fay’ juga dapat diserahkan kepada pemiliknya untuk diproduktifkan, namun

akan dikenakan pajak tanah (Kharaj) oleh negara.

● Seluruh kaum muslimin, baik sekarang atau masa akan datang memiliki hak yang sama

terhadap harta fay’ (Abu Yusuf, dalam Azmi hal 114)

● Dari sudut pandang ekonomi, pembebanan pajak tanah (kharaj) atas tanah fay’ akan menghasilkan pendapatan yang lebih besar bagi kas negara.

Memakmurkan Tanah Terlantar

● Pada prinsipnya, kepimilikan tanah terlantar adalah milik negara. Namun, negara dapat memberikan izin kepada individu/pemilik lamanya untuk mengolahnya dan menerima pajak tanah (kharaj) dari individu tersebut.

● Pemanfaatan tanah yang tak digunakan secara alamiah akan menguntungkan kas negara karena menciptakan lebih banyak pendapatan melalui pajak tanah.

(37)

Pelembagaan Iqtha

● Iqtha merupakan prosedur pemberian izin (pengelolaan) tanah terlantar dan tak

bertuan oleh negara sebagai konsesi kepada seseorang yang dapat

mengembangankan dan enanaminya.

● Abu Ubayd menegaskan bahwa secara prinsip iqtha diberikan secara ketat dari tanah mawat (tak bertuan) dan bukan dari tanah kharaj (yang dimiliki seseorang).

● Pemberian iqtha’ bersifat kondisional dan berkaitan dengan peningkatan pertanian serta tidak merisak kepentingan umum msy.

● Implikasi fiskal dari pelembagaan iqtha adalah negara harus berusaha mengalihkan seluruh sumber ekonom u/tujuan tujuan produktif yang bernilai ekonomis.

Sumber-Sumber Alam dan Hima

● Menurut Al-Mawardi, Hima tidak boleh diperuntukan bagi kelompok tertentu atau hanya orang kaya

● Hima sah secar ahukum hanya jika ia dtetapkan bai kepentingan msy miskin dan u/kepentingan umum msy, sebagimana dilakukan oleh Rasulullah.

● Nabi membuat hima atas Naqi (tanah yang dipinggiran kota Madinah) bagi kepentingan umum kaum muslim, yaitu untuk memelihara kuda perang dan ternak Baitul Mal.

● Nabi menyatakan “manusia itu berserikat dalam tiga hal, yaitu air, padang rumput, dan api.

● Prinsip-prinsip ini menunjukkan bahwa sumber alam tersebut harus dikelola oleh penguasa bagi kepentingan umum. Sumber daya tersebut harus dapat diakses secara bebas oleh semua orang, dan negara harus menetapkan mekanisme untuk menjamin penggunaan yang baik atas sumber-sumber ini.

● Kepemilikan kolektif dalam jenis kekayaan publik tertentu merupakan bagian dari upaya negara Islam untuk menjamin tersedianya sarana penting bagi kehidupan semua warganya.

Sumber Pendapatan Fay’ Jizyah

● Jizyah merupakan kewajiban pembayaran pajak kepala (head tax) atas warga non- Muslim yang ada di negara Islam, sehingga mereka bisa diberikan perlindungan atas kehidupan dan kekayaan serta kebebasan untuk menjalankan agama mereka.

● Prinsip umum keadilan harus ditaati dalam menetapkan jumlah jizyah atas kategori masyarkat yang berbeda (prinsip keadilan).

● Contoh praktik pada pemerintahan khalifah Umar I:

-12 dirham per tahun untuk pekerja kasar dan orang miskin, pembajak tanah, petani dan sebagainya

- 24 dirham per tahun untuk kelompok berpenghasilan menengah

(38)

● Dalam masalah pemungutan jizyah, disarankan agar dipungut secara langsung oleh petugas (prinsip kemudahan) (Abu Yusuf).

Ushr

● Ushr (bea cukai) pada awalnya dibebankan atas para pedagang asing sebagai kebijakan resiprokal (membalas dan mengimbangi beban yang sama yang dipungut dari para pedagang Muslim di negara asing). •Ushr kemudian dibebankan secara umum atas pedagang yang melakukan perdagangan di negara Islam. • Perbedaan tingkat bea cukai (disarankan Abu Yusuf kepada Khalifah Harun al Rasyid berdasarkan praktek Khalifah Umar):

-2.5% untuk pedagang Muslim

-5% untuk pedagang ahlul dzimmi (non-muslim yang dilindungi)

-10% untuk pedagang asing/harabi (dari negara yang tidak memiliki perjanjian damai dgn negara Islam).

● Dua pertimbangan dalam pemungutan bea cukai: -Barang tersebut untuk diperdagangkan - Nilainya tidak kurang dari 200 dirham

Wakaf

● Menurut Abu Yusuf, pada dasarnya wakaf diperuntukkan untuk tujuan amal tertentu sehingga negara tidak memiliki kewenangan penuh dalam membagikan pendapatan ini (i.e. wakaf tidak boleh dipandang sebagai pendapatan penuh negara).

● Namun, jika tidak diperuntukkan untuk tujuan tertentu dan untuk mendukung kesejahteraan masyarakat, negara berhak menggunakannnya untuk tujuan umum sehingga wakaf ini dapat dipandang sebagai pendapatan penuh negara

Kalalah

● Kafalah (Kekayaan orang yang wafat tanpa ahli waris) Menurut Qudamah, kalalah harus dialihkan ke Baitul Mal dan penguasa bebas menggunakannya bagi kepentingan kaum Muslim

Rikaz

● Rikaz (barang hilang dan barang temuan tanpa pemilik atau harta karun). Jika pemiliknya bisa dilacak, maka harus diserahkan kembali pada pemiliknya. Jika tidak, kekayaan tersebut diberikan ke Baitul Mal untuk kepentingan umum

Pajak

● Terdapat beberapa pajak/beban tidak permanen yang syar’i yang ditetapkan dan diperkenalkan oleh sebagian penguasa Umayyah karena melemahnya semangat Islam dan meluasnya pengaruh lokal.

(39)

● Di masa pemerintahan Umar II, masyarakat sudah makmur. Namun pajak tambahan tetap diberlakukan. Dengan demikian, sumber ini dianggap tidak benar dari sudut pandang kesamaan dan keadilan dan tidak memiliki nilai keagamaan sehingga Umar II menghapuskan tindakan tersebut (misalnya dengan menghapus beban atas pabrik, hadiah yang diberikan menjelang perayaan Persia Nauroz dan Mahrajan, beban militer, pajak rumah, dan beban yang dipungut dari para penjaja seks).

● Di era kontemporer, dengan kebutuhan pembiayaan pembangunan dan pencapaian pengentasan kemiskinan, pengenaan pajak tambahan dapat dibenarkan secara umum Sumber Pengeluaran (Penggunaan) Fay

● Sebagian besar ulama sepakat bahwa jenis/peruntukan Fay adalah untuk umum (diserahkan pada kebijakan pemerintah)

● Fay’ juga sering disebut sebagaiamwal al-mashalih, yaitu pendapatan untuk pengeluaran/kesejahteraan publik (Al-Gahazali).

Perspektif Islam terhadap Pajak

● Dalam Islam, tidak ada ayat al-Qur’an maupun hadist yang secara langsung membolehkan atau melarang pengenaan pajak tambahan (dan pinjaman publik). ● Dalam pembahasannya, Abu Yusuf, Yahya ibn Adam, Abu Ubayd dan fuqaha awal

lainnya jarang membicarakan mengenai pajak tambahan

● Hal ini kemungkinan besar dikarenakan mereka hidup dan menulis tentang masa keemasan Islam dimana pendapatan negara berlimpah dari sumber-sumber seperti zakat, khums, fay dan wakaf.

● Namun demikian, ada beberapa hadith dan sirah yang mengindikasikan bahwa pajak tambahan boleh dan pernah dipraktekkan oleh (pemimpin) negara Islam.

Perspektif Ulama terhadap Pajak

● Sebagian besar ulama, seperti Ibn Hazam, al Juwayni, al Ghazali, al Mawardi dan Ibn Taimiyah mendukung ditetapkannya pajak tambahan dalam kondisi tertentu.

“Dalam kekayaan terdapat hak lain selain zakat” (Hadith yg diriwayatkan Ibn Hazam) ● Ketentuan-ketentuan tersebut antara lain:

- Penetapan pajak baru diperbolehkan sebagai solusi jika terjadi defisit anggaran (pendapatan dari zakat dan fay’ tidak memadai) atau kondisi mendesak lainnya (Ibn Hazm dan Al Ghazali).

- Penetapan pajak tambahan diperbolehkan jika kebutuhan darurat masyarakat muncul, seperti untuk membiayai penyediaan kebutuhan dasar orang fakir dan miskin (Ibn Taimiyyah).

(40)

- Pajak tambahan diambil dari orang kaya dan diberikan kepada orang miskin untuk keamanan negara dan kesejahteraan masyarakat (al Juwayni).

Perspektif Ulama terhadap Pajak Tambahan (Imam Maliki, Ibnu Hazm,dan Al-Kattani)

● Menurut Kahf (1983), berdasarkan pandangan Imam Maliki, Ibnu Hazm, dan Al-Kattani ● Dalam kasus kebutuhan pertahanan, jaminan untuk orang miskin dan biaya yang sangat

diperlukan untuk menjaga kepentingan umat Islam, maka…

● Penerapan pajak dalam sistem ekonomi Islam sebagai upaya tambahan selain zakat merupakan pengecualian, bukan suatu yang diharuskan

- Kebutuhan/kondisi yang sangat penting dan mendesak - Alternatif pendanaan tambahan untuk mencukupi kebutuhan Pajak di Era Kontemporer

● Di era kontemporer, sangat sedikit (bahkan mungkin tidak ada) negara Muslim kontemporer yang bisa memenuhi seluruh kebutuhan warga negara dan menciptakan kesejahteraan bersama tanpa pajak.

● Oleh karenanya, sebagian besar ulama berpendapat bahwa pajak merupakan bagian penting dari sistem keuangan publik dan sistem kebijakan fiskal Islam.

Arsitektur Keuangan Publik Islam: Quo Vadis?

Hanya sedikit pajak yang disebutkan dalam Al-Qur'an, membuat beberapa ekonom Islam bertanya-tanya bagaimana pajak tambahan dapat dikenakan.

(41)

Tapi ini tidak ada gunanya. Pesan Al-Qur'an harus jelas: dalam ekonomi Islam, pajak harus sedikit dan beban pajak harus ringan. Dengan pendapatan pemerintah yang demikian terbatas, dengan asumsi anggaran berimbang, pengeluaran juga harus dibatasi.

Karena pertahanan nasional merupakan pengeluaran pemerintah yang paling penting dan tidak elastis, yang tidak dapat dikompromikan, ini berarti bahwa sebagian besar pendapatan pajak harus dialokasikan untuk pertahanan, meninggalkan layanan sosial penting lainnya seperti kesehatan dan pendidikan yang tidak cukup didanai.

Anggaran Utsmaniyah dari abad keenam belas menunjukkan bahwa memang itulah masalahnya. Kesenjangan yang dihasilkan dalam penyediaan layanan diisi oleh sistem wakaf. (dalam Cizaska, 2013)

Sumber Pendapatan Negara - Indonesia

Peran Khums dan Fay dalam Perekonomian Muslim Kontemporer Khums dan Fay di Era Kontemporer

● Sumber penerimaan Khums: pajak mineral, barang tambang, hasil laut,dll.

● Sumber penerimaan Fay: Pajak tanah (kharaj), bea cukai (ushr), pajak pendapatan untuk non-muslim (jizyah), dan sumber pendapatan pemerintah lainnya (termasuk instrumen fiskal baru seperti sukuk).

● Distribusi (sumber pengeluaran) khums dan fay: umum (diserahkan pada kebijakan pemerintah)

(42)

Relasi Khums, Fay dan Pajak di Era Kontemporer

● Melihat pada karakteristik penerimaan dan pengeluarannya, dapat dikatakan bahwa khums dan fay identik dengan pajak (di era kontemporer)

● Hanya saja, secara umum, harta yang menjadi objek khums dan fay lebih sedikit dibandingkan dengan objek pajak, walaupun sebenarnya terdapat fleksibilitas untuk menerapkan objek fay (pajak) baru jika kondisinya membutuhkan.

Peran Khums dan Fay Perekonomian Kontemporer

● Jika dilihat dari sumbernya, sumber penerimaan khums dan fay sangat beragam. Sementara jika dilihat dari penggunaannya, alokasi khums dan fay cukup fleksibel karena diserahkan kepada kebijakan pemerintah.

● Dengan demikian, peran khums dan fay bagi perekonomian sangat penting yaitu sebagai sumber pembiayaan pembangunan yang sifatnya cukup fleksibel dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat.

● Untuk itu, pemerintah di negara-negara Islam perlu menyusun dan mengimplementasikan kebijakan ekonomi dan pembangunan yang tepat dan

(43)

Kebijakan Ekonomi Negara-Negara Islam

● Dari data yang ada, terlihat bahwa sebagian besar minyak dunia disupply oleh negara- negara OIC. Oleh karenanya, tidak heran jika sebagian negara OIC sangat tergantung dari pendapatan minyak bumi.

(44)

● Terlihat juga bahwa negara-negara OIC memiliki pengeluaran yang rendah untuk kesehatan dan Pendidikan, yang sebenarnya merupakan kebutuhan dasar manusia. ● Oleh karena itu, pemerintah di negara-negara OIC perlu menyusun dan

mengimplementasikan kebijakan ekonomi dan pembangunan yang tepat dan berkelanjutan dengan berlandaskan pada ajaran Islam.

Referensi

Dokumen terkait

Temuan yang menarik dari pengolahan data antara variabel Persepsi Nilai dengan Kepuasan adalah tidak ada pengaruh yang signifikan diantara kedua variabel tersebut karena

Suatu tempat jang sangat berlainan dengan Jerusalem sekarang ini jang di kaget oleh bom tetapi djuga tempat dimana Jesus akan mati.. Perdjalanan jang di tundjuk oleh Roh itulah

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 181 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan

Hubungan antara mutu pelayanan perawat dengan kepuasan pasien rawat inap pada kategori kurang dan pasien merasa tidak puas sebesar 6 responden (11 %).Hal tersebut menunjukkan

Untuk uji belok kiri, perilaku pergerakan kaki sebagaimana belok kanan hanya saja kelompok kaki kiri bergerak berputar ke belakang dan kelompok kaki kanan bergerak berputar

Tiger (Panthera tigris) Harimau Amur / Siberia (Panthera tigris altaica) Harimau Bengal / India (Panthera tigris tigris) Harimau Indochina (Panthera tigris corbetti)

Imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada nilai wajar, yang dihitung sebagai hasil penjumlahan dari nilai wajar tanggal akuisisi atas seluruh

 Ketika seorang lelaki membuat “ umm ” berpanjangan atau memberi bermacam alasan bila anda meminta dia untuk melakukan sesuatu untukmu, sebenarnya dia ingin mengatakan bahawa dia