• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia mau melakukan apa saja demi kesehatan baik itu demi kesehatan jasmani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. manusia mau melakukan apa saja demi kesehatan baik itu demi kesehatan jasmani"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kesehatan adalah hal yang paling berharga di dalam hidup manusia,setiap manusia mau melakukan apa saja demi kesehatan baik itu demi kesehatan jasmani maupun rohani,sehingga apabila seseorang mengalami gangguan kesehatan maka pada umumnya orang tersebut berobat kedokter, dan ini merupakan suatu perbuatan hukum antara dokter dengan pasien.Dahulu hubungan dokter dengan pasien lebih banyak bersifat paternalistic,pasien umumnya hanya dapat menerima saja segala sesuatu yang dikatakan oleh dokter tanpa dapat bertanya apapun. Dengan kata lain semua keputusan sepenuhnya berada di tangan dokter,dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat tehadap haknya maka pola hubungan ini juga mengalami perubahan,pada saat ini secara hukum dokter adalah patner dari pasien,akan tetapi yang berkembang belakangan ini ialah kedudukan pasien pada umumnya tidak seimbang dimana tindakan yang dilakukan dokter terhadap pasien dalam beberapa kasus sering mengakbatkan kerugian pada diri pasien, baik itu kesalahan dalam pelaksanaan maupun kesalahan dalam memberikan informasi kepada pasien mengenai diagnosa penyakit dan bentuk penanganannya.4

4

(2)

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa pelayanan kesehatan mempunyai ciri khas yang berbeda dengan pelayanan jasa / produk lainnya,yakni: ketidak tahuan konsumen,pengaruh penyedia jasa kesehatan konsumen. Dalam hal ini seharusnya pasien dipandang sebagai subyek yang memiliki ”pengaruh besar” atas hasil akhir layanan bukan sekedar obyek. Hak-hak pasien harus dipenuhi mengingat kebutuhan pasien menjadi salah satu barometer mutu pelayanan, sebaliknya ketidakpuasan pasien akan melahirkan suatu tuntutan hukum. Sebagai konsumen dari jasa yang diberikan oleh seseorang, pasien tentunya memiliki harapan-harapan terhadap pemberi pelayanan kesehatan tersebut, yang terdiri dari reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), dan emphaty (empati).Sehingga menurut pola ini pasien berhak mengetahui segala macam tindakan pengobatan yang dilakukan terhadap dirinya dan untuk apa tindakan itu dilakukan.5

1. Sumber daya manusia.

Pasien juga berhak untuk memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter setelah pasien itu memperoleh informasi yang cukup mengenai penyakitnya. Informasi dari dokter dalam hukum kedokteran merupakan hak pasien serta kewajiban dokter, baik diminta atau tidak diminta oleh pasien maka dokter wajib menyampaikan informasi tersebut kepada pasien dan hak pasien atas informasi tersebut di kenal dengan hak atas informed consent.Dalam pelaksanaan upaya kesehatan diperlukan beberapa unsur penting,antara lain:

2. Sarana prasarana kesehatan.

3. Perangkat peraturan untuk perlindungan hukum bagi doktermaupun pasien.Unsur-unsur di atas lebih lanjut diterangkan sebagai berikut :

5

Husein Karbala,Segi Etis Dan Yuridis Informed Consent,Pustaka Sinar Harapan, Jakarta , 1993 Hal.18

(3)

a. Sumber daya manusia tersebut diatas meliputi :

1). Profesi Kesehatan : a). Dokter

b). Tenaga Kesehatan baik medik maupun non medik c). Apoteker

d). Bidan

Sumber daya manusia dalam hal ini dokter maupun tenaga kesehatan yang terdidik, berkualitas dan berwawasansangat menentukan dalam memberikan pelayanankesehatan.Dokter dan tenaga kesehatan yang berwawasanmempunyai pengertian, bahwa mereka tidak hanya memiliki pengetahuan di bidang medik saja, melainkan jugapengetahuan dalam bidang hukum, yang mana bertujuanagar mereka tidak sewenang-wenang dalam menjalankanprofesinya sebagai tenaga medik.

2). Instansi Pemerintah dan lembaga terkait sumber daya manusia yang terdapat di Instansi pemerintahseperti Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan dan lembaga non pemerintah (misal Lembaga SwadayaMasyarakat) haruslah mempunyai kualitas yanga baik,mereka haruslah orang-orang yang mengetahui kondisikesehatan masyarakat secara langsung, sehingga dapat memberikan solusi.

(4)

3).Masyarakat yang diharapkan adalah masyarakat yang sadarakan arti penting hidup sehat,sehinggamereka menciptakan kondisi lingkungan yang sehat.

b. Sarana Prasarana Kesehatan

Sarana prasarana kesehatan diharapkan dapat mendukungsumber daya manusia yang tersedia.Dalam hal ini diperlukanperalatan dan obat-obatan serta tempat yang memadai bagi terlaksananya upaya kesehatan.Kedua hal tersebut di atasmerupakan unsur medik dalampelaksanaan upaya kesehatan.

c. peraturan

Perangkat peraturan untuk perlindungan hukum bagi dokter maupun pasien unsur yang terakhir merupakan unsur hukum di mana diperlukanseperangkat aturan hukum yang dapat mengaturagar upayakesehatan dapat terwujud dengan dipenuhinya unsur-unsurkeadilan dan perlindunganhukum bagi dokter atau tenaga kesehatan dan pasien.Ketiga unsur tersebut saling mendukung dan mempunyai satukesatuan.yaitu sumberdaya manusia berkualitas dan berwawasan didukung oleh sarana prasarana dan perangkat hukum yang mampumelindungi dokter atau tenagakesehatan dan pasien.

Informed consent ini mempunyai karakter yang berbeda dimana objeknya bukanmerupakan kesembuhan pasien, melainkan mencari upaya yang tepat untuk kesembuhanpasien sehingga perjanjian ini termasuk Inspanningverbintenis atau perikatanupaya. Agar mempunyai kekuatan hukum yang mengikat maka harusdipenuhinya syarat sah perjanjian yang terdapat dalam Pasal 1320 KUHPerdata.

(5)

Dokter dalam melakukan tindakan medik yang harus meminta persetujuan dari pasienatau keluarganya.Hal ini telah diatur didalam Pasal 1 Peraturan Menteri Kesehatan No.290Tahun 2008 dinyatakan:“Persetujuan Tindakan Kedoktaran adalah persetujuan yang diberikan oleh pasienatau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik Kedokteran ataukedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.”Persetujuan tindakan medik ini dapat dilakukan secara lisan dan dapat dilakukansecara tertulis yang dituangkan dalam formulir persetujuan tindakan medik.Informasi yangdiberikan dalam Persetujuan tindakan medik harus informasi yang selengkap-lengkapnyayaitu informasi yang kuat tentang perlunya tindakan medik yang bersangkutan danresikomedikyang ditimbulkannya. Informasi yang harus diberikan adalah tentang keuntungandan kerugian dari tindakan medik yang akan dilaksanakan, baik diagnostik maupunterapeutik.

Adanya persetujuan tindakan medik diberikan secara tertulis sangatlah penting baikbagi pasien maupun dokter.Apabila terjadi risiko medik maka timbul konflik hukum, dokterdapat mengatakan bahwa hal ini sudah dituangkan dalam informed consent, namun ternyataformulir informed consent yang dibuat belum mewakili kebutuhan masyarakat. Selain itudalam penyampaian mengenai informasi yang berkaitan dengan persetujuan tindakan.

Hukummedis yaitu mengenai tindakan, risiko, upaya dan sebagainyatidak dijelaskan di dalamformulir tersebut.Disini dokter maupun pasien dalam posisi lemah, karena pembuktian yang terdapat dalam informed consent tidak jelas, dalam pembahasan ini di fokuskan jenis informed consent yaitu operasi bedah caesar.

(6)

Salah satu jenis tindakan medis ialah operasi bedah caesar,dimana pengertian dari operasi bedah Caesar itu sendiri adalah : proses persalianan dengan melakukan pembedahan dimana irisan dilakukan di perut ibu dan rahim untuk mengeluarkan bayi .bedah Caesar umumnya dilakukan oleh tim dokter yang beranggotakan spesialis kandungan,spesialis anak,anastesi,serta bidan.Secara umum bentuk persetujuan yang diberikan pengguna jasa tindakan medis (pasien) kepada pihak pelaksana jasa tindakan medis (dokter) untuk melakukan tindakan medis dapat menjadi tiga bentuk, yaitu :

1) Persetujuan tertulis, biasanya diperlukan untuk tindakan medis yang mengandung resiko besar, sebagaimana ditegaskan dalam PerMenKes No. 585/Men.Kes/Per/IX/1989 pasal 3 ayat (1) dan SK PB-IDI No. 319/PB/A.4/88 butir 3, yaitu intinya setiap tindakan medis yang mengandung resiko cukup besar, mengharuskan adanya persetujuan tertulis, setelah sebelumnya pihak pasien memperoleh informasi yang kuat tentangsetelah sebelumnya pihak pasien memperoleh informasi yang kuat tentang perlunya tindakan medis serta resiko yang berkaitan dengannya (telah terjadi informed consent).

2)Persetujuan lisan, biasanya diperlukan untuk tindakan medis yang bersifat non-invasif dan tidak mengandung resiko tinggi, yang diberikan oleh pihak pasien.

(7)

3) Persetujuan dengan isyarat, dilakukan pasien melalui isyarat, misalnya pasien yang akan disuntik atau diperiksa tekanan darahnya, langsung menyodorkan lengannya sebagai tanda menyetujui tindakan yang akan dilakukanterhadap dirinya.

Di dalam Peraturan Menteri Kesehatan (PerMenKes) no. 585 tahun 1989 tentang Persetujuan Tindakan Medik dinyatakan bahwa Informed Consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasanmengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut (pasal 1 ayat a). Adapun yang menjadi dasar hukum terjadinya informed consent yaitu Peraturan Menteri Kesehatan No. 585 tahun 1989 Pasal 4 ayat 1, informasi diberikan kepada pasien baik diminta ataupun tidak diminta. Peraturan Menteri Kesehatan No. 585 tahun 1989 Pasal 2 ayat 2, semua tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat persetujuan. Peraturan Menteri Kesehatan No. 585 tahun 1989 Pasal 13, apabila tindakan medik dilakukan tanpa adanya persetujuan dari pasien atau keluarganya, maka dokter dapat dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan izin prakteknya.6

Terhadap tindakan medisyang dilakukan oleh dokter KUHPerdata mengaturnya didalam pasal 1365 mengenai perbuatan melawan hukum,sanksinya adalah dalam bentuk ganti rugi.Dengan melihat kenyataan yang ada,dan terkait

hal-6

Danny Wiradharma,Penuntun Kuliah Hukum Kedokteran.Binarupa Aksara.Jakarta Barat, 1996, Hal.60

(8)

hal yang di sebutkan di atas maka dapat di ketahui bahwa hubungan pasien selaku konsumen tidak selalu harmonis dengan pelaku kesehatan selaku pemberi jasa

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk penelitian guna menyusun skripsi dengan judul “ ASPEK PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM PERJANJIAN OPERASI BEDAH CAESAR ANTARA PASIEN DAN RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN”. .

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas,maka yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tanggung jawab dokter dan rumah sakit terhadap pasien operasi bedah Caesar?

2. Bagaimanakah penyelesaian jika terjadi sengketa antara pihak rumah sakit dengan pasien operasi bedah Caesar?

C.Tujuan Dan Manfaat Penulisan

Dalam penelitian dan pembahasan terhadap suatu permasalahan layaknya juga mempunyai suatu tujuan dan sesuai dengan masalah yang dibahas tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi adalah :

1. Untuk mengetahui bentuk tanggung jawab dokter dan rumah sakit terhadap pasien operasi bedah Caesar.

(9)

2. Untuk mengetahui bentuk penyelesaian jika terjadi sengketa antara Rumah Sakit dengan pasien operasi Bedah Caesar.

Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

Dengan penulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian ataupun masukan terhadap pemahaman informed consent khususnya berkaitan dengan kontrak terapeutik dalam penyelenggaraan sistem pelayanan kesehatan.

b. Manfaat praktis,

Dengan penulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan ataupun sumbangan untuk kepentingan ilmu pengetahuan, memberi manfaat bagi dunia pelayanan kesehatan dan masyarakat pada umumnya. Selain itu diharapkan agar tulisan ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

D.Keaslian Penulisan

Berdasarkan penelitian di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara maka judul skripsi yang berjudul “Aspek Perlindungan Konsumen Dalam Perjanjian Pelaksnaan Operasi Bedah Caesar Antara Pasien Dan Rumah Sakit ( Studi Pada Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia,Medan) belum pernah di ajukan. Dengan demikian,maka penulisan ini adalah asli dan dapat di pertanggung jawabkan.

(10)

E. Metode Penulisan

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : 1.Sifat / Jenis Penelitian

Sifat / penelitian yang digunakan yaituyuridis normatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan atau di tujukan hanya pada peraturan yang tertulis atau bahan hukum lain.

2.Bahan Hukum

Materi dalam skripsi ini diambil dari sekunder. Adapun data sekunder yang dimaksud adalah:

a. Bahan Hukum Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung kepada sumbernya, dengan cara mewawancarai. Dokumen – dokumen hukum yang mengikat dan ditetapkan oleh pihak yang berwenang seperti peraturan dasar perundang-undangan. Tulisan ini antara lain adalah KUHperdata, Undang-Undang No.8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,Undang-Undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

b. Bahan Hukum Sekunder

Semua dokumen yang merupakan informasi atau hasil kajian tentang perlindungan konsumen seperti makalah-makalah,karya tulis ilmiah, dan beberapa sumber-sumber dari website ataupun jurnal yang mengulas tentang

(11)

perlindungan konsumen dan lain-lain yang ada kaitannya dengan skripsi ini sebgai bahan acuan dalam pembahasan skripsi ini.

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum yang memberikan petunjuk dan, penjelasan serta penunjang dari bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus bahasa umum, kamus hukum serta bahan –bahan hukum diluar bidang hukum yang relevan dan dapat dipergunakan untuk melengkapi data penelitian ini.

3. Alat Pengumpul Data

Alat yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini melalui studi dokumen,bukti empiris tidak mendalam, dan study pustaka.

4. Analisis Data

Untuk mengolah data yang didapatkan dari penelusuran kepustakaan,studi dokumen dan penelitian lapangan maka hasil penelitian ini menggunakan analisa kualitatif.Analisa kualitatif ini pada dasarnya merupakan pemaparan tentang teori-teori yang dikemukakan,sehingga dari teori-teori-teori-teori tersebut dapat ditarik beberapa hal yang dapat dijadikan konsumen. Metode analisis data menggunakan analisis kualitatif,yaitu data yang diperoleh kemudian disusun secara sitematis dan selanjutnya dinalisis secara kualitatif untuk mendapatkan kejelasan masalah yang akan dibahas.

(12)

Seluruh uraian yang ada dalam penyusunan skripsi ini, dikemukakan secara sistematis yang terdiri atas beberapa bab dan masing-masing bab terdiri dari beberapa sub dengan tujuan untuk memudahkan pembaca memahami isi skripsi ini.

Bab I Pendahuluan, dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang, pokok permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab ii. Tinjauan umum perjanjian / operasi bedah Caesar, dalam bab inidi uraikan tentang pengertian perjanjian,asas-asas perjanjian,syarat sahnya suatu perjanjian,jenis-jenis perjanjian,wanprestasi,unrecht matige daad,berakhirnya perjanjian,pengertian operasi bedah Caesar,prosedur operasi bedah Caesar,bentuk penyimpangan dalam operasi bedah Caesar.

Bab iii, tanggung jawab rumah sakit umum terhadap pasien operasi bedah Caesar, dalam bab ini di uraikan tentang hubungan hukum antara rumah sakit dan pasien,hak dan kewajiaban rumah sakit dan pasien,tanggung jawab rumah sakit dan pasien,dan berakhirnya hubungan antara dokter dan pasien.

Bab iv. penyelesaian sengketa konsumen antara rumah sakit dengan pasien operasi bedah Caesar, dalam bab ini diuraikan tentang pengertian sengketa konsumen,bentuk penyelesaian sengketa konsumen di dalam dan di luar pengadilan,badan penyelesaian sengketa konsumen,serta penyelesaian sengketa di bidang operasi bedah Caesar antara Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia,Medandengan pasien.

(13)

Bab v. kesimpulan dan saran sebagai bab penutup yang merupakan rangkaian inti dari seluruh isi bab-bab yang ada ditambah dengan beberapa kesimpulan dan saran dari penulis.

Referensi

Dokumen terkait

7 Dalam suatu sistem3 1umlah !alor yang di'eri!an oleh suatu at yang mem-unyai suhu le'ih tinggi sama dengan 1umlah !alor yang diterima at lain yang 'ersuhu le'ih rendah. 7 5u!um

September %&&0 setelah mulai diren:anakan sekitar dua tahun sebelumnya/ dua tahun sebelumnya/ *2alnya, proyek $rans Studio #esort Makassar ini selain untuk bersaing

Garam adalah bahan/bumbu masakan yang ditemukan hampir di semua peradaban.Diperkirakan awal munculnya adalah sejak jaman neolitikum.Reay Tannahill dalam bukunya Food

Berdasarkan berbagai permasalahan di atas, maka untuk mengetahui sejauhmana pengenalan konsumen terhadap produk mainan anak-anak dari limbah kayu akan mempengaruhi

(9) Strategi pembangunan Fasilitas Kepariwisataan yang mendorong pertumbuhan, meningkatkan kualitas dan daya saing Parangtritis-Depok- Kuwaru dan sekitarnya sebagaimana

Penelitian ini tentang prestasi belajar siswa kelas sebelas dalam bidang vocabulary bahasa inggris dengan jurusan yang berbeda di SMK Bina Banua

Dalam menentukan tingkat proteksi fisik yang dapat diterapkan untuk bahan nuklir dalam penggunaan, penyimpanan dan pengangkutan harus mempertimbangkan keboleh-jadian bahwa

Pemberian ventilasi non invasif (CPAP, BiPAP) harus dipertimbangkan pada pasien dengan gangguan pernafasan dengan frekuensi nafas > 25 kali/ menit dan SpO2 <90 %, pada