• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Perkembangan Peserta Didik dalam Perspektif Islam Oleh: Nurcholis *

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tugas Perkembangan Peserta Didik dalam Perspektif Islam Oleh: Nurcholis *"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh: Nurcholis *

Abstrak

Setiap peserta didik akan mengalami proses perkembangan yang tidak akan dapat ditolak, terlepas dari kehendak peserta didik yang bersangkutan. Proses tersebut berjalan dengan kodrati dan melalui tahapan-tahapan yang telah ditentukan oleh-Nya. Perkembangan peserta didik merupakan suatu proses perubahan peserta didik yang bersifat tetap menuju ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali. Proses perkembangan pada diri peserta didik mempunyai tugas-tugas perkembangan berdasar tahapan-tahapan tertentu. Dalam hal ini, timbul pertanyaan bagaimana proses-proses perkembangan berlangsung, apakah berjalan dengan mulus saja, ataukah kadang-kadang terdapat krisis pada waktu-waktu tertentu, apakah ada percepatan-percepatan atau pengulangan-pengulangan, disinilah para ahli bermacam-macam tujuannya sehingga melahirkan berbagai acuan atau hukum-hukum perkembangan. Bagaimana tinjauan serta tahapan dan tugas-tugas perkembangan menurut Islam. Selama ini perkembangan peserta didik itu hanya didasarkan pada teori-teori barat. Oleh karena itu, penulis memaparkan tugas perkembangan peserta didik dengan cara mengkombinasikan bagaimana menurut teori teori barat dan bagaimana pandangan teori Islam dalam artikel ini.

Kata kunci: tugas perkembangan

A.Proses Perkembangan Peserta didik

Proses dapat diartikan sebagai runtutan perubahan yang terjadi

dalam perkembangan sesuatu1. Perkembangan (development) berarti

serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perubahan ini bersifat kualitatif mengenai

suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks2. J. P

Chaplin mengumpulkan empat arti perkembangan; (1) perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, mulai lahir sampai mati, (2) pertumbuhan, (3) perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional dan (4) kedewasaan atau kemunculan pola-pola dari tingkah laku yang tidak

* Dosen tetap Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Tulungagung. 1 Syaodah Sukmadinata, Landasan Psikologis Proses Pendidikan (Bandung, PT Remaja Rosdakarya Offset, 2007), p. 112.

(2)

dipelajari3. Maksud kata proses dalam perkembangan ini ialah tahapan-tahapan perubahan yang dialami seorang peserta didik, baik yang bersifat jasmaniah maupun yang bersifat rohaniah. Setiap peserta didik akan mengalami proses perkembangan yang berlangsung melalui tahapan-tahapan perkembangan secara berantai. Hal ini sesuai dengan al-Qur'an surat al-Mukminun ayat 14:

¢ΟèO $uΖø)n=yz sπxôÜ‘Ζ9$# Zπs)n=tæ $uΖø)n=y‚sù sπs)n=yèø9$# ZπtóôÒãΒ $uΖø)n=y‚sù sπtóôÒßϑø9$# $Vϑ≈sàÏã $tΡöθ|¡s3sù zΟ≈sàÏèø9$# $Vϑøtm: ¢ΟèO çµ≈tΡù't±Σr& $¸)ù=yz tyz#u 4 x8u‘$t7tFsù ª!$# ß|¡ômr& tÉ)Î=≈sƒø:$# ∩⊇⊆∪

Artinya: Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalau tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, pencipta yang paling baik.

Allah juga berfirman dalam surat Nuh ayat 14:

ô‰s%uρ

ö/ä3s)n=s{

#—‘#uθôÛr&

∩⊇⊆∪

Artinya:Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian.

Perkembangan pada diri peserta didik mencakup tiga aspek

perkembangan, yaitu:4

a. Perkembangan fisik yaitu perubahan dalam ukuran tubuh, proporsi

anggota badan, tampang, dan perubahan dalam fungsi-fungsi dari sitem tubuh seperti perkembangan otak, persepsi dan gerak (motorik), serta kesehatan.

b. Perkembangan kognitif yaitu perubahan yang bervariasi dalam proses

berpikir dalam kecerdasan termasuk didalamnya rentang perhatian, daya ingat, kemampuan belajar, pemecahan masalah, imajinasi, kreativitas, dan keunikan dalam menyatakan sesuatu dengan menggunakan masalah.

c. Perkembangan sosial-emosional yaitu perkembangan berkomunikasi

serta emosional, memahami diri sendiri, kemampuan untuk memahami perasaan orang lain, pengetahuan tentang orang lain, keterampilan dalam berhubungan orang lain, menjalin persahabatan, dan pengertian tentang moral harus dipahami dengan sungguh-sungguh bahwa ketiga

3 Abdul Mujib dan Yusuf Mudzakir, Nuansa-nuansa Psikologi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), p. 91.

(3)

aspek perkembangan itu merupakan satu kesatuan yang utuh (terpadu), tidak terpisahkan satu sama lain. Setiap aspek perkembangan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aspek lainnya. Sebagai contoh perkembangan fisik seorang anak seperti meraih, duduk, merangkak, dan berjalan sangat mempengaruhi terhadap perkembangan kognitif anak yaitu dalam memahami lingkungan sekitar dimana ia berada. Ketika seorang anak mencapai tingkat perkembangan tertentu dalam berfikir (kognitif) dan lebih terampil dalam bertindak, maka akan mendapat respon dan stimulasi lebih banyak dari orang dewasa, seperti dalam melakukan permainan, percakapan dan berkomunikasi sehingga anak dapat mencapai keterampilan baru (aspek sosial-emosional). Hal seperti ini memperkaya pengalaman dan pada gilirannya dapat mendorong berkembangnya semua aspek perkembangan secara menyeluruh. Dengan kata lain, perkembangan itu tidak secara sendiri-sendiri.

Adapun secara global, proses perkembangan peserta didik sampai menjadi “person” (dirinya sendiri) berlangsung dalam tiga tahapan:

1. Tahapan proses konsepsi (pembuahan sel ovum ibu oleh sel sperma

ayah).

2. Tahapan proses kelahiran (saat tahapan bayi dari rahim ibu ke alam

dunia bebas).

3. Tahapan proses perkembangan induvidu bayi tersebut menjadi

seorang pribadi yang khas (development or selfhood).

Dalam perkembangan individu dimulai sejak masa konsepsi dan berakhir menjelang kematian. Perkembangan yang begitu panjang ini oleh para ahli dibag-bagi atas fase-fase atau tahap perkembangan. Penentuan fase atau tahapan-tahapan tersebut didasarkan atas karakteristik utama yang menonjol pada periode waktu tertentu. Elizabeth Hurlock secara lengkap telah membagi tahapan perkembangan manusia dalam 10 tahapan.5

a. Masa sebelum lahir (prenatal) selama 280 hari.

b. Masa bayi baru lahir (new born) 0,0 – 2,0 tahun.

c. Masa bayi (baby hood) 2 minggu – 2,0 tahun.

d. Masa kanak-kanak awal (early childhood) 2,0 – 6,0 th.

e. Masa kanak-kanak akhir (later childhood) 6,0 – 12,0 th.

f. Masa puber (puberty) 11,0/12,0 – 15,0/16,0.

g. Masa remaja (adolescence) 15,0/16,0 – 21,0 th.

h. Masa dewasa awal (early adulthood), 21,0 – 40,0 th.

i. Masa dewasa madya (middle adulthood) 40,0 – 60,0 th.

(4)

j. Masa usia lanjut (later adulthood) 60,0 - …

Syamsul Yusuf memandang tahapan perkembangan peserta didik dengan menggunakan pendekatan dedaktis membaginya menjadi empat masa, yaitu:6

1. Masa Usia Pra Sekolah

Masa Usia Pra Sekolah terbagi menjadi dua yaitu (1) Masa Vital dan (2) Masa Estetik. a) Masa Vital; pada masa ini peserta didik menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar pada tahun pertama dalam kehidupan peserta didik, Freud menyebutkan sebagai masa oral (mulut), karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan belajar. Pada tahun kedua anak belajar berjalan sehingga anak belajar menguasai ruangan, mulai dari yang paling dekat sampai dengan ruang yang jauh. Pada tahun kedua, umumnya terjadi pembiasaan terhadap kebersihan. Melalui latihan kebersihan, anak belajar mengenali impuls-impuls atau dorongan-dorongan yang datang dari dalam dirinya. b) Masa Estetik; dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Anak bereksplorasi dan belajar melalui panca inderanya. Pada masa ini panca indera masih sangat peka.

2. Masa Usia Sekolah Dasar

Masa Usia Sekolah Dasar disebut juga masa intelektual, atau masa keserasian bersekolah pada umur 6-7 tahun anak dianggap sudah matang untuk memasuki sekolah. Masa Usia Sekolah Dasar terbagi dua, yaitu: (a) masa kelas-kelas rendah dan (b) masa kelas tinggi.

Ciri-ciri pada masa kelas-kelas rendah (6/7 – 9/10) yaitu:

a. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan

prestasi.

b. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.

c. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.

d. Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.

e. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap

tidak penting.

f. Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai

angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.

Ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi (9/10 – 12/13) yaitu:

a. Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.

b. Amat realistis, rasa ingin tahu dan ingin belajar.

6 Syamsul Yusuf LN., Pskilogi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya offset, 2005), p. 20.

(5)

c. Menjelang akhir masa telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.

d. Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa

lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas ini pada usianya umumnya anak menghadapai tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.

e. Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam

permainan ini mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada, mereka membuat peraturan sendiri.

3. Masa Usia Sekolah Menengah

Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja, yang terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu:

Masa remaja awal; biasanya ditandai dengan sifat-sifat negatif, dalam jasmani dan mental, prestasi, serta sikap sosial,

Masa remaja madya; pada masa ini mulai tumbuh dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya. Pada masa ini sebagai masa mencari sesuatu yang dipandang bernilai, pantas djunjung dan dipuja.

Masa remaja akhir; setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapai masa remaja akhir dan telah terpenuhi tugas-tugas perkembangan pada masa remaja, yang akan memberikan dasar baginya untuk memasuki masa berikutnya yaitu masa dewasa.

Masa remaja merupakan masa perkembangan yang sangat penting. Conger berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa yang amat kritis

yang mungkin dapat merupakan the best of time and the worst of time7.

Masa remaja ditandai dengan adanya berbagai perubahan, baik secara fisik maupun psikis yang mungkin saja dapat menimbulkan problema tertentu bagi siremaja. Disinilah peran pembimbing sangat diperlukan untuk memberi arahan agar anak tidak terjerumus pada hal-hal yang negatif, bahkan kesalahan pergaulan dan keteledoran pengawasan dapat mengakibatkan kenakalan remaja dan tindak kriminal. Peran agama sangat diperlukan pada masa-masa ini.

Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self identity). Ketika remaja gagal menemukan identitas dirinya, dia akan mengalami krisis identitas (identity confusion) sehingga mungkin saja akan terbentuk sistem kepribadian yang bukan menggambarkan keadaan diri yang sebenarnya. Pertengkaran dan perkelahian sering sekali terjadi akibat dari ketidak stabilan emosional. Agar remaja dapat terhindar dari berbagai

7 http://shlahuddinalayyubi-uin-pai4.blogspot.com/2008/04/perkembangan-psikologi-remaja.html

(6)

kesulitan dan problema kiranya peran orang tua, sekolah, serta masyarakat sangat diharapkan.

4. Masa Usia Kemahasiswaan (18,00 – 25,00 tahun)

Masa ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa madya, yang intinya pada masa ini merupakan pemantapan pendirian hidup, sedangkan Sigmun Freud membagi tahapan perkembangan dengan menggunakan pendekatan psikis menjadi empat

fase8. Pertama, fase oral, fase dimana sumber kesenangan atau kenikmatan

pokok diperoleh dari kegiatan-kegiatan mulut, seperti menetek, mengisap, menggigit-gigit, berbicara, mengunyah, makan dan sebagainya.

Kedua, fase anal, fase dimana sumber kesenangan dan kenikmatan diperoleh dari rangsangan pada daerah dubur, khususnya pada pembuangan air besar. Tahapan ini berlangsung pada tahun kedua. Tingkah laku anak tergantung pada peran dan cara-cara ibu dalam pembiasaan kebersihan. Apabila ibu menggunakan cara-cara represif, maka si anak melampiaskan pembuangan kotoran pada waktu-waktu yang tidak tepat, yang hal iti menjadi sumber dari sifat-sifat kikir, keras kepala, kejam, sikap merusak, amarah, dan sifat jorok. Sebaliknya, cara-cara ibu yang sabar akan menimbulkan efek perkembangan psikologis anak yang penuh kreatifitas dan produktifitas.

Ketiga fase phalik, dimana perkembangan-perkembangan pada peran seksual dan agresif berkaitan dengan mulai berfungsinya organ-organ genital. Kenikmatan masturbasi, onani, serta kehidupan fantasi anak yang menyertai aktifitas auto-erotik. Ketiga fase tersebut merupakan fase pragenital yang mencerminkan belum matangnya perkembangan seseorang.

Keempat, fase genital, fase dimana kesenangan atau kegairahan seksual diperoleh melalui rangsangan pada organ-organ kelamin. Impuls-impuls pragenital bukan digantikan dengan Impuls-impuls-Impuls-impuls genital, melainkan kateksis-kateksis pada fase oral, anal, dan phalik lebur dan disintesiskan dengan impuls-impuls genital. Fungsi biologis pokok dari fase genital adalah reproduksi pada fase ini, sang pribadi mengalami narsisistik (cinta diri) menjadi orang dewasa yang memasyarakat dan berorientasi pada kenyataan.

(7)

Gambar Tahap-Tahapan Individuasi

Dalam psikologi Islam tahapan-tahapan perkembangan peserta didik beranjak dari asrama wahyu melalui metode deduktif. Fase-fase

perkembangan individu dalam perspektif Islam adalah sebagai berikut9.

a. Periode pra-konsepsi, yaitu periode perkembangan manusia sebelum

masa pembuahan sperma dan ovum.

b. Periode pra-natal, yaitu periode perkembangan manusia yang dimulai

dari pembuahan sperma dan ovum sampai masa kelahiran.

c. Periode kelahiran sampai meninggal dunia. Dalam periode ketiga ini,

ada tiga fase. Hal ini didasarkan pada firman Allah surat al–Rum Ayat 54: * ª!$# “Ï%©!$# Νä3s)n=s{ ÏiΒ 7#÷è|Ê ¢ΟèO Ÿ≅yèy_ .ÏΒ Ï‰÷èt/ 7#÷è|Ê Zο§θè% ¢ΟèO Ÿ≅yèy_ .ÏΒ Ï‰÷èt/ ;ο§θè% $Z÷è|Ê Zπt7øŠx©uρ 4 ß,è=øƒs† $tΒ â!$t±o„ ( uθèδuρ ÞΟŠÎ=yèø9$# ㍃ωs)ø9$# ∩∈⊆∪

Artinya: Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa (QS. al-Rum: 54)

dan Qur’an Surat al-Hadid ayat 20:

9 Ibid., p. 98.

Transisi pertengahan kehidupan (usia sekitar 25 – 45) Bereksperimen dengan peran

social (masa remaja) Membedakan antara yang benar

dengan yang salah (bandingkan periode laten) Membedakan jenis kelamin,

terutama orang tua (bandingkan tahap falik) membedakan Diri dari orang lain

(bandingkan tahap anal) membedakan Diri dari dunia

(bandingkan tahap oral)

Memilih proses Menghadapi bayang-bayang Membebaskan anima / animus Menemukan pengecoh, dan sebagainya Menyadari Diri

(8)

(#þθßϑn=ôã$# $yϑ‾Ρr& äο4θu‹ysø9$# $u‹÷Ρ‘‰9$# Ò=Ïès9 ×θøλm;uρ ×πuΖƒÎ—uρ 7äz$xs?uρ öΝä3oΨ÷t/ ֍èO%s3s?uρ ’Îû ÉΑ≡uθøΒF{$# ω≈s9÷ρF{$#uρ ( È≅sVyϑx. B]ø‹xî |=yfôãr& u‘$¤ä3ø9$# …çµè?$t7tΡ §ΝèO ßk‹Íκu‰ çµ1uŽtIsù #vxóÁãΒ §ΝèO ãβθä3tƒ $Vϑ≈sÜãm ( ’Îûuρ ÍοtÅzFψ$# Ò>#x‹tã Ó‰ƒÏ‰x© ×οtÏøótΒuρ zÏiΒ «!$# ×β≡uθôÊÍ‘uρ 4 $tΒuρ äο4θu‹ysø9$# !$u‹÷Ρ‘$!$# āωÎ) ßì≈tFtΒ Í‘ρãäóø9$# ∩⊄⊃∪

Artinya: Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatusuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara

kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak (QS.

al-Hadid: 20)

Dua ayat pertama menunjukkan kehidupan dunia terbagi atas tiga

fase, yaitu: (1) fase kanak-kanak (at-tifl) atau fase di mana kondisi

seseorang masih lemah, (2) fase baligh atau fase di mana kondisi seseorang menjadi kuat dan dewasa, dan (3) fase usia lanjut yang secara psikis ditandai dengan kepikunan dan secara biologis ditandai dengan rambut beruban dan kondisi tubuh yang lemah.

Sementara ayat yang ketiga menunjukkan lima fase kehidupan dunia yaitu: (1) fase permainan (la-ib), dimulai post-natal sampai sekitar usia 5 tahun. Pada fase ini, anak hanyalah barang permainan (la-ib) yang dimainkan orang dewasa. Ia tidak memiliki inisiatif hidup, melainkan sekedar mengikuti naluri atau insting hidupnya, (2) Fase main-main (lahw), dimulai sekitar usia 6 tahun sampai usia 13 tahun. Fase ini kehidupan manusia adalah untuk main-main untuk kesenangan semata, tanpa memiliki tujuan yang hakiki, (3) Menghias dan mempercantik diri (zianah) dimulai sekitar umur 14 tahun sampai usia 24 tahun. Pada fase ini, hidup adalah untuk mempercantik diri karena masa pubernya mulai tumbuh. Ia tidak lagi memikirkan dirinya, tetapi bagaimana ia dapat memiliki dan diakui orang lain, (4) Bermegah-megahan (tafakhur) dimulai sekitar umur 25 tahun sampi sekitar usia 39 tahun. Pada fase ini, kecenderungan seseorang adalah bermegah-megahan terhadap apa yang telah dirintis dari fase sebelumnya, seperti gelar akademik, pekerjaan, dan peran di dalam masyarakat, dan (5) memperbanyak (takatsur) dan menikmati harta dan anak, fase ini pada usia sekitar 40 sampai meninggal dunia.

B. Tugas-tugas Perkembangan Peserta didik

Hidup adalah belajar dan berkembang adalah belajar. Tanpa disertai dengan kegiatan belajar, maka manusia tidak akan dapat berkembang menjadi manusia yang sempurna. Hal ini sangat berlainan dengan alam

(9)

binatang yang tidak mengalami perkembangan seperti yang berlangsung pada manusia. Mereka berkembang secara instingtif.

Manusia lahir hanya dibekali dengan potensi-potensi, disposisi-disposisi manusia yang akan berkembang. Manusia akan menjadi manusia yang sebenarnya apabila mau menyediakan diri untuk belajar. Sampai seberapa jauh dia belajar, hal ini besar sekali dipengaruhi oleh keadaan masyarakat dimana dia hidup. Semakin maju kondisi masyarakat, semakin besar dorongan yang ditumbuhkan untuk belajar dalam memenuhi tuntutan-tuntutan hidup yang semakin kompleks. Manusia semakin didesak untuk menguasai skill untuk menghadapi hidup. Inilah yang dinamakan dengan tugas-tugas perkembangan.

Imam Bawani memberikan devinisi tugas perkembangan sebagai tugas-tugas yang harus diselesaikan peserta didik pada setiap tahapan atau

periode kehidupan tertentu.10 Tugas perkembangan adalah tugas-tugas

yang harus diselesaikan peserta didik pada setiap tahapan atau priode kehidupan tertentu. Apabila ia berhasil ia mencapainya maka ia bahagia, tetapi sebaliknya apabila ia gagal akan kecewa dan dicela oleh orang tua atau masyarakatnya serta proses perkembangan selajunya juga akan

mangalami kesulitan.11 Menurut Robert Y. Havighust, tokoh yang

merumuskan konsep ini mengemukakan bahwa yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut adalah: kematangan fisik, tuntutan masyarakt atau budaya dan nilai-nilai serta aspirasi peserta didik. Pembagian tugas-tugas perkembangan seta masing-masing fase atau tahapan adalah sebagai berikut:

a. Masa bayi dan anak kecil untuk belajar berjalan, belajar makan makanan

padat, belajar berbicara, belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh, mencapai stabilitas fisiologi, belajar kontak perasaan dengan orang tua, keluarga dan orang-orang luar. Belajar mengetahui mana yang benar dan mana yang salah serta mengembangkan kata.

b. Masa anak sekolah, belajar ketangkasan, pembentukan sikap yang sehat

terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh. Belajar bergaul dan bersahabat dengan anak sebaya, belajar peran jenis kelamin, mengembangkan dasar-dasar kecakapan membaca, menulis dan berhitung. Mengembangkan penegertian-pengertian yang diperlukan guna keperluan hidup sehari-hari. Mengembangkan kata hati moralitas dan skala nilai-nilai. Belajar membebaskan

10 Imam Bawani, Pengantar Ilmu Jiwa Perkembangan, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1985), p. 115.

11 Simanjuntak dan Pasaribu, Pengantar Psikologi Perkembangan, Pen. Tarsito, Edisi 111, (Bandung: tp., 1984).

(10)

ketergantungan diri, mengembangkan sikap sehat terhadap kelompok dan lembaga-lembaga.

c. Masa remaja, menerima keadaaan jasmaniah dan menggunakan secara

aktif. Menerima peran sosial jenis kelamin sebagai pria tau wanita, menginginkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab sosial, mencapai kemandirian emosiaonal dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Belajar bergaul dengan kelompok anak-anak wanita dan anak-anaklaki-laki. Perkembangan skala nilai secara sadar menggambarkan dunia yang lebih akurat, persiapan mandiri secara ekonomi, pemilihan dan latihan jabatan, mempersiapkan perkawinan dan keluarga. Setiap perkembangan manusia berlangsung secara bertahap, sejak konsepsi sampai mati. Agar setiap tugas perkembangan anak dapat menyelesaikan setiap tugas perkembangan dengan baik diperlukan bantuan/bimbingan yang lebih baik dari pihak pendidik (orang tua dan guru). Oleh karena itu, setiap pendidik harus mengetahui tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan anak pada setiap tahap perkembangannya.

d. Masa dewasa awal (21 th dan seterunya)

Masa perkembangan yang harus dicapai adalah memilih pasangan, belajar hidup dengan pasangan, memelihara anak, mengelola rumah tangga, memulai bekerja, mengambil tanggungjawab sebagai warga negara, dan menemukan suatu kelompok yang serasi. Abdul Mujib dan Yusuf Mudzakir memberikan fase-fase hadis dan ayat al-Qur’an sebagai berikut: Pertama, fase neo–notus, dimulai kelahiran sampai kira-kira minggu keempat. Tugas-tugas perkembangan yang dilakukan oleh orang tau adalah; (1) membacakan adzan di telinga kanan dan iqomah di telinga kiri ketika anak baru lahir, (2) memotong akikoh, pemotongan ini selain menunjukkan rasa syukur kepada Allah juga sebagai lambang pengorbanan dan kepedulian orang tua terhadap kelahiran bayinya, agar anaknya nanti menjadi anak yang shaleh, (3) memberi nama yang baik, (4) membiasakan hidup yang bersih dan suci, (5) memberi asi sampai usia dua tahun. (Q.S A-Baqarah:233) Asi selain komposisi gizinya sesuai dengan kebutuhan bayi juga menambah keakraban, kehangatan dan kasih saying ibu dengan bayinya.

Kedua, fase kanak-kanak (al-thifl) yaitu dimulai usia sebulan sampai usia sekitar tujuh tahun. Tugas-tugas perkembangan adalah (1) pertumbuhan potensi-potensi indra dan psikologis, seperti pendengaran, penglihatan dan hati nurani. Firman Allah surat al-Nahl: 78:

(11)

ª!$#uρ Νä3y_t÷zr& .ÏiΒ ÈβθäÜç/ öΝä3ÏF≈yγ¨Βé& Ÿω šχθßϑn=÷ès? $\↔ø‹x© Ÿ≅yèy_uρ ãΝä3s9 yìôϑ¡¡9$# t≈|Áö/F{$#uρ nοy‰Ï↔øùF{$#uρ € öΝä3ª=yès9 šχρãä3ô±s? ∩∠∇∪

Artinya: Dan Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa dan ia memberikan pendengaran, penglihatan, dan hati sanubari agar kamu mau bersyukur.

Tugas orang tua adalah bagaimana mampu merangsang pertumuhan berbagai potensi tersebut, agar anaknya mampu berkembang secara maksimal. (2) mempersiapkan diri dengan cara membiasakan dan melatih hidup yang baik, (3) pengenalan aspek-aspek doctrinal agama, terutama yang berkaitan dengan keimanan.

Ketiga fase tamyiz, yaitu di mana anak mulai mampu membedakan yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah. Fase ini dimulai anak sekitar tujuh tahun sampai 12 atau 13 tahun. Tugas-tugas perkembangan adalah (1) perubahan persepsi konkrit menuju pola persepsi yang abstrak, misalnya persepsi mengenai ide-ide ketuhanan, alam akhirat, dsb. (2) Pengembangan ajaran normatif agama melalui institusi sekolah baik yang berkenaan dengan aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Nabi s.a.w. bersabda:

ﺍﻭﺮﻣ

ﻢﻛﺩﻻﻭﺃ

ﺓﻼﺼﻟﺎﺑ

ﺀﺎﻨﺑﺃ

ﻊﺒﺳ

ﲔﻨﺳ

ﻢﻫﺍﻮﺑﺮﺿﺍﻭ

ﺎﻬﻴﻠﻋ

ﻢﻫﻭ

ﺀﺎﻨﺑﺃ

ﺮﺸﻋ

ﲔﻨﺳ

ﺍﻮﻗﺮﻓﻭ

ﻊﺟﺎﻀﳌﺍ

)

ﻩﺍﻭﺭ

ﺪﲪﺃ

ﺍﻮﺑﺃﻭ

ﺩﻭﺍﺩ

ﻢﻛﺎﳊﺍﻭ

ﻦﻋ

ﺪﺒﻋ

ﷲﺍ

ﻦﺑ

ﻭﺮﻤﻋ

(

Perintahlah anak-anak kalian melakukan sholat ketika ia berusia tujuh tahun dan pukullah ia jika meninggalkannya apabila berusia sepuluh tahun, dan pisahkan ranjangnya.

Keempat, fase baliqh yaitu fase dimana usia anak telah sampai dewasa. Usia ini anak telah memiliki kesadaran penuh akan dirinya, sehingga dia diberikan beban tanggung jawab terutama tanggung jawab agama dan sosial. Tugas-tugas perkembangan fase ini adalah: (1) memahami segala titah Allah s.w.t. dengan memperdalam ilmu pengetahuan (Q.S. al-Isra: 36, al-Taubah: 122), (2) menginternalisasikan keimanan dan pengetahuannya dalam tingkah laku nyata, (3) memiliki kesediaan untuk mempertanggung jawabkan apa yang diperbuat, sebab pada fase ini seseorang telah memiliki kesadaran dan kebebasan penuh terhadap apa yang dilakukan Allah berfirman dalam surat al-Isra ayat 36:

Ÿωuρ ß#ø)s? $tΒ }§øŠs9 y7s9 ϵÎ/ íΟù=Ïæ 4 ¨βÎ) yìôϑ¡¡9$# uŽ|Çt7ø9$#uρ yŠ#xσàø9$#uρ ‘≅ä. y7Í×‾≈s9'ρé& tβ%x. çµ÷Ψtã Zωθä↔ó¡tΒ ∩⊂∉∪

(12)

Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungghuhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggung jawabannya. (Q.S. Al-Isra : 36) (4) membentengi diri dari segala perbuatan maksiat dan mengisi diri dengan perbuatan baik, sebab masa puber merupakan masa dimana dorongan erotis mulai tumbuh dan berkembang dengan pesat. (5) menikah jika telah mampu, (6) membina keluarga yang sakinah.

Kelima, fase kearifan dan kebijakan. Fase ini seseorang telah memiliki tingkat kesadaran dan kecerdasan emosional, moral, spiritual dan agama secara mendalam. Fase ini dimulai usia 40 tahun dampai meninggal dunia. Tugas-tugas perkembangan pada fase ini adalah; (1) transinternalisasi sifat-sifat rasul, (2) meningkatkan kesadaran akan peran sosial dengan niatan amal saleh, (3) meningkatkan ketaqwaan dan kedekatan pada Allah, (4) mempersiapkan diri sebaik mungkin sebab masa-masa seperti ini mendekati masa-masa kematian.

Keenam, fase kematian. Tugas-tugas perkembangan pada fase ini adalah: (1) memberikan wasiat kepada keluarga jika terdapat masalah yang perlu diselesaikan, (2) tidak mengingat apapun kecuali berzikir kepada Allah s.w.t., (3) mendengarkan secara seksama talqin yang dibacakan oleh keluarganya kemudian menirukannya, (4) bagi orang-orang yang hidup maka diwajibkan untuk memandikan, memberi kain kafan, mensholati dan menguburkannya.

C. Hukum Perkembangan

Yang dimaksud hukum perkembangan ialah kaidah fundamental tentang realitas kehidupan anak-anak (manusia), yang telah disepakati

kebenarannya berdasarkan hasil pemikiran dan penelitian yang seksama.12

Hukum perkembangan juga dapat diartikan kaidah atau patokan mengenai terjadinya pristiwa tertentu. Dapat juga dikatakan hukum perkembangan adalah patokan generasi mengenai sebab dan akibat terjadinya pristiwa perkembangan dalam diri manusia.

1. Hukum Kodrat Ilahi

Kelahiran seorang anak manusia didunia ini desertai dengan kodratnya sendiri-sendiri, yang mungkin berbeda antara satu dengan lainnya. Kodrat tersebut berupa pembawaan, potensi-potensi yang akan berkembang. Oleh karena itu, arah perkembangan telah ditentukan oleh kodratnya. Untuk kesempurnaan perkembangan itu, ditentukan oleh lingkungan dimana dia dibesarkan, dan untuk mencapai kesempurnaan

(13)

perkembangannya, maka kedua faktor tersebut harus berjalan seiring, serasi dan saling melengkapi.

2. Hukum Kesatuan Organ

Anak manusia adalah sebagai satu kesatuan organ yang berhubungan satu dengan lainnya, dan tak dapat dipisah-pisahkan. Masing-masing bagian baru mempunyai arti dan faedah dalam hubungan kesatuan selurunya. Azas kesatuan ini berlaku baik di bidang kejasmanian dan kejiwaan. Daya dan fungsi jiwa tidak berkembang satu demi satu, melainkan selalu dalam hubungan dan sangkut paut dengan yang lain secara keseluruhan. Sebagai contoh: perkembangan ingatan seseorang selalu dalam hubungan dan sangkut paut dengan pengamatan dan perhatian. Daya fantasi seseoang berhubungan dengan berkembangnya panca indra, pikiran, kehendak, dan lain-lainnya.

3. Hukum Mempertahankan Diri dan Perkembangan

Dalam diri seseorang tumbuh dan hidup hasrat untuk memperkembangkan pembawaannya. Hasrat memprtahankan diri nampak dalam bentuk; nafsu makan, minum, menjaga diri, dan sebagainya, sedangkan hasrat mengembangkan pembawaannya nampak dalam; hasrat ingin tahu, ingin bergerak, main-main dan sebagainya. Hasrat-hasrat dasar ini dapat memprkembangkan pembawaan jasmani (urat-saraf-kaki-tangan-dan lain-lainnya) serta pembawaan rohani (fantasi-kehendak-pikiran, (urat-saraf-kaki-tangan-dan lain-lainnya).

4. Hukum Tempo (Kecepatan) Perkembangan

Tempo atau kecepatan perkembangan yang berlangsung pada diri seseorang boleh jadi berbeda antara yang satu dengan lainnya. Ada yang cepat, ada pula yang lambat. Ada yang berjalan cepat pada waktu kecilnya, dan adapula yang beru menunjukkan kecepatan perkembangannya beberapa waktu kemudian. Contohnya seorang anak dalam belajar merangkak, berjalan, berbicara nampak berlangsung dengan cepat, dan sebaliknya ada yang serba lamban, pada anak-anak yang perkembangannya normal, perbedaan ini tidak nampak menonjol. Hanya pada anak-anak yang tidak normal sajalah, perbedaan perkembangan ini akan nampak (menonjol).

Apakah faktor-faktor dan usaha dari luar dapat mempengaruhi

tempo perkembangan seorang anak? Kecepatan atau tempo

perkembangan dapat diupayakan dari luar, misalnya dengan:

a. Pemeliharaan tubuh yang sempurna.

b. Usaha-usaha yang nyata terhadap pertumbuhan fisik dan

perkembangan jiwa, misalnya dengan pemenuhan kebutuhan makanan yang lengkap syarat-syaratnya, segera melatih berjalan, mengajarinya

(14)

bernyanyi (latihan perasaan) sebelum usia lima tahun anak dilatih berhitung, membaca dan menulis.

5. Hukum Irama (Ritme) Perkembangan

Di samping kecepatan perkembangan ada perbedaannya antara anak manusia, maka irama atau keajegan perkembangan anak pun berlangsung berbeda-beda. Dalam hal ini, ada semacam gelombang di mana adakalanya berlangsung scara pelan, cepat, menunggu dan mengejar. Berlangsungnya hal semacam ini bisa terjadi mengenai prtumbuhan-perkembangan seluruhnya, dan juga dapat terjadi mengenai fungsi yang satu ke fungsi kehidupan yang lain. Contohnya adalah sebagai berikut:

a. Pada perkembangan daya khayal atau fantasi (fungsi psikis).

Anak usia ±3 tahun, daya khayal mulai nampak aktif dan mempunyai peran penting dalam kehiduannya. Kemudian pada usia 5 – 8 tahun perkembangandaya khayal anak memuncak, dan setelah itu turun mereda. Baru pada masa pubertas, mulai timbul kembali, mendesak dan mempengaruhi hidup si-remaja dalam gerak dan wujud fantasi yang berbeda-beda (cita-cita setinggi langit, suka merenung, berkhayal, berpuisi dan sebagainya).

Dalam proses perkembangan manusia itu tidak konstan terkadang naik terkadang turun. Pada suatu saat peserta didik mengalami perkembangan yang tenang pada saat lain ia mengalami perkembangan

yang menggoncangkan.13 Menurut para ahli psikolog peserta didik

biasanya mengalami dua masa pancaroba atau krisis yang biasanya disebut Trotz. Masa ini terjadi dalam dua periode:

1. Periode pertama terjadi pada usia 2–3 tahun dengan cirri utama anak

menjadi egois, selalu mendahulukan kepentingan diri sendiri.

2. Periode kedua terjadi pada usia antara 14–17 tahun dengan cirri utama

sering membantah prang tuanya dan cenderung mencari identitas diri. Tentang Trotz yang kedua di atas perlu digarisbawahi bahwa usia 14–17 tahun bukanlah harga mati. Artinya rentang usia remaja yang mengalami krisis tahap kedua ini di masing-masing daerah mungkin berbeda boleh jadi lebih cepat atau lebih lambat. Proses perkembangan peserta didik memiliki karakter kecepatan bervareasi. Dengan kata lain, ada peserta didik memiliki tingkat perkembangan cepat, sedang, dan lambat. Tingkat proses perkembangan peserta didik tersebut diakibatkan oleh adanya factor-faktor yang mempengaruhinya.

b. Pada pertumbuhan fisik

(15)

Ada pula terjadi pada anak dimana pertumbuhan fisik berjalan amat lamban, sementara itu fungsi psikisnya nampak berkembang menanjak, atau sebaliknya.

6. Hukum Masa Peka

Arti masa peka adalah, Menurut Moh. Kasiran, masa peka adalah suatu masa di mana suatu fungsi mengalami perkembangan yang

sebaik-baiknya, oleh karena itu harus mendapatkan pelayanan yang semestinya.14

Menurut Soemadi Soerjabrata, masa peka adalah suatu masa di mana suatu fungsi demikian baik perkembangannya, karena itu harus dilayani dan

diberi kesempatan sebaik-baiknya.15

Banyak para ahli berpendapat bahwa masa peka ini hanya datang sekali seumur hidup untuk suatu aspek kehidupan tertentu, artinya tidak akan terulang kembali dalam kesempatan yang lain. Apabila dalam masa peka ini tidak mendapatkan sambutan yang baik, maka fungsi/aspek tersebut akan mengalami kelainan dan akan menghambat perkembangan

selanjutnya. Contohnya masa peka anak butuh berjalan sekitar usia 2

tahun, berkhayal pada usia ± 6 tahun atau dapat juga dikatakan masa peka untuk menggambar. Pada usia-usia tersebut perkembangan anak berada pada puncak maksimal yang apabila mendapatkan sambutan akan berkembang pesat, begitu pula sebaliknya dan masa peka untuk perkembangan ingatan logis pada tahun 12 atau 13 dan sebagainya.

Oleh karena itu, harus dilayani dan diberi kesempatan untuk berkembang dengan sebaik-baiknya. Hanya saja untuk mengetahui datangnya masa peka itu tidak mudah, kecuali apabila kita rajin memperhatikan perubahan tingkah laku anak setiap hari. Seorang pendidik dari Italia bernama Maria Montason telah berhasil dengan baik dalam menggunakan hukum masa peka ini dalam sistem pendidikannya. Sistem pendidikan yang dipraktekkan di dalamnya ialah dengan melayani keinginan anak sesuai dengan kebutuhan yang menyertai datangnya masa peka pada tiap-tiap fungsi kehidupan tertentu.

D. Penutup

Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis (perubahan yang bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara satu bagian dengan agian lainnya, baik fisik maupun psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis), progresif (perubahan yang

14 Moh. Kasiran, Ilmu Jiwa Perkembangan, (Jakarta: Pen. Usaha Nasional, 1983), p. 38.

15 Soemadi Soeryabrata, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Lembaga pen. Fak. Psikologi UGM, 1981), p. 124.

(16)

terjadi bersifat maju, meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif/fisik maupun kualitatif/psikis), dan berkesinambungan (perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan) dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan- perubahan yang dialami peserta didik menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya. Setiap peserta didik akan mengalami proses perkembangan yang berlangsung melalui tahapan-tahapan perkembangan secara berantai. Adapun yang dimaksud dengan tugas-tugas perkembangan peserta didik adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan peserta didik pada setiap tahapan atau periode kehidupan tertentu. Hukum perkembangan berarti kaidah atau patokan mengenai terjadinya peristiwa tertentu.

(17)

Daftar Pustaka Almin, Zaenal http//www.blogger.com/profile/

Bawani, Imam, Pengantar Ilmu Jiwa Perkembangan, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1985.

http://shlahuddinalayyubi-uin-pai4.blogspot.com/2008/04/perkembangan-psikologi-remaja.html

http://www.blogger.com/profile/

Hurlock, Alizabeth B., Psikologi Perkembangan, terj. Istiwidayanti.

Kasiran, Moh., Ilmu Jiwa Perkembangan, Jakarta: Pen. Usaha Nasional, 1983. LN., Syamsul Yusuf, Pskilogi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya Offset, 2005.

Mujib, Abdul dan Yusuf Mudzakir, Nuansa-nuansa Psikologi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002.

Simanjuntak dan Pasaribu, Pengantar Psikologi Perkembangan, Pen. Tarsito, Edisi 111, Bandung: tp., 1984.

Sobur, Alex, www.bloger.com, 2003.

Soeryabrata, Soemadi, Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: Lembaga pen. Fak. Psikologi UGM, 1981.

Sukmadinata, Syaodah, Landasan Psikologis Proses Pendidikan, Bandung, PT Remaja Rosdakarya Offset, 2007.

Gambar

Gambar Tahap-Tahapan Individuasi

Referensi

Dokumen terkait

4.5 Pemanfaatan Lumpur Lapindo dalam prespektif Islam Penelitian dengan judul “sintesis dan karakterisasi zeolit X dari lumpur Lapindo dengan variasi variasi komposisi

• Suatu himpunan istilah (term) yang tersusun secara hierarkis untuk menggambarkan suatu ranah tertentu yang dapat digunakan sebagai rangka dasar sebuah basis pengetahuan..

Karena memiliki kelebihan dalam memuat informasi lebih banyak dan hingga saat ini Kabupaten Tulungagung belum memiliki sebuah media dalam bentuk buku panduan

Berkaitan dengan kompetensi pedagogik, seorang guru haruslah memiliki pengetahuan yang baik mengenai metode pembelajaran inovatif meliputi metode penyajian, strategi

Indium diaktivasi dengan dosis neutron lamb at pada nilai dosis 70 mrem - 2300 mrem, dan aktivitas yang terjadi diukur dengan alat cacah gamma.. Hasil percobaan ini diharapkan

dari sebuah populasi atau berpedoman pada perlakuan acak terhadap unit eksperimen, maka pengujian dapat dijalankan seakan-akan asumsi yang diambil