Seminar Nasional Mesin Dan Industri (SNMI8) 2013 Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 14 November 2013
| v DAFTAR ISI
Kata Pengantar ii
Sambutan Dekan Fakultas Teknik iii
Ucapan Terima Kasih iv
Daftar Isi v
Susunan Panitia x
Susunan Acara xi
1. Technopreneur and Social-Entrepreneurship: “…based on product…”, Raldi
Artono Koestoer 1
2. Supply Chain Management: Tantangan dan Strategi, Nyoman Pujawan 7 Bidang Teknik Mesin
1. Metode Pemilihan Pompa Sebagai Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, Anak Agung Adhi Suryawan, Made Suarda, I Nengah Suweden 1 2. Pengaruh Fraksi Volume Serat terhadap Kekuatan Tekan Komposit Fiberglass,
AAIA Sri Komaladewi, I Made Astika, I G K Dwijana 7 3. Pengaruh Variasi Diameter dan Sudut Kemiringan Pipa Inlet Terhadap Unjuk
Kerja Pompa Hidram, Sehat Abdi Saragih 14
4. Analisa Kerusakan pada Rotating Element Pompa Injeksi Air David Brown
DB34-D DI PT CPI Minas, Abrar Ridwan, Ridwan Chandra 21
5. Pengaruh Temperatur Pembakaran pada Komposit Lempung/Silika RHA terhadap Sifat Mekanik (Aplikasi pada Bata Merah), Ade Indra, Nurzal, Hendri Nofrianto 34 6. Rancang Bangun Mesin Pemisah Dan Pencacah Sampah Organik (Daun-daunan)
dan Anorganik (Plastik, Kresek) untuk Menghasilkan Serpihan Sampah Organik Lebih Kecil sebagai Bahan Kompos, I Gede Putu Agus Suryawan, Cok. Istri P. Kusuma Kencanawati, I Gst. A. K. Diafari D. Hartawan 42 7. Peningkatan Nilai Kalor Biobriket Campuran Sekam Padi dan Dominansi Kulit
Kacang Mete dengan Metode Pirolisa, Arijanto 49
8. Perilaku Stress Tanki Toroidal Penampang Oval dengan Beban Internal Pressure, Asnawi Lubis, Shirley Savetlana, and Ahmad Su’udi 60 9. Kekerasan Baja AISI 4118 setelah Proses Pack Karburising dengan Media
Karburasi Arang Tulang Bebek dan Arang Pelepah Kelapa, Dewa Ngakan Ketut Putra Negara, I Dewa Made Krisnha Muku, AAIA Sri Komala Dewi 67 10. Quantum States At Juergen Model for Nuclear Reactor Control Rod Blade Based
On Thx Duo2 Nano-Material, Moh. Hardiyanto 73
11. Pengerasan Induksi pada Material AISI 4340 sebagai Material Bahan Baku Industri HANKAM Nasional, Muhammad Dzulfikar, Rifky Ismail, Dian Indra
Prasetyo, dan Jamari 83
12. Studi Pengaruh Kemiringan Kolektor Surya Tipe Satu Laluan Udara Panas Terhadap Proses Pengeringan Kerupuk Ubi, Eddy Elfiano, Muhd. Noor Izani 90 13. Pemanfaatan Limbah Tempurung Kelapa Sawit (Elacis Guinesis) sebagai Energi
Biomassa yang Terbarukan, Eko Yohanes, Sibut 96
14. Pengaruh Variasi Volume Serat Resam terhadap Kekuatan Tarik dan Impact Komposit pada Matriks Polyester sebagai Bahan Pembuatan Dashboard Mobil, Herwandi, Sugianto, Somawardi, Muhammad Subhan 102 15. Pemanfaatan Arang Kayu Bakar sebagai Media Karburasi pada Proses Pack
| vi 16. Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar dengan Media Radiator pada Mesin Bensin
Bertipe Injeksi Terhadap Unjuk Kerja Mesin, I Gusti Ngurah Putu Tenaya, I Gusti Ketut Sukadana, dan I Gusti Ngurah Bagus Surya Pratama 115 17. Strain-Hardening Baja Karbon AISI 1065 Akibat Beban Gelinding-Gesek, I Made
Astika, Tjokorda Gde Tirta Nindhia, I Made Widiyarta, I Gusti Komang
Dwijana dan I Ketut Adhi Sukma Gusmana 124
18. Pengaruh Temperatur Tuang Paduan Perunggu Terhadap Sifat Kekerasannya Pada Proses Pembuatan Genta Dengan Metoda Pasir Cetak (Sand Casting), I Made
Gatot Karohika, I Nym Gde Antara 133
19. Ketahanan Aus Baja Carbon AISI 1065 dengan Pengerasan Permukaan Kontak (Quench-Hardening) terhadap Beban Gelinding-Luncur, I Made Widiyarta, Tjok Gde Tirta Nindia, I Putu Lokantara, I Made Gatot Karohika dan I Ketut Windu
Segara 141
20. Pengembangan Kurva P-h dalam Pemodelan Elemen Hingga Vickers Indentasi
untuk Memprediksi Kekerasan Vickers (HV), I Nyoman Budiarsa 149
21. Studi Profil Temperatur Reaktor Fluidized Bed Pada Gasifikasi Sewage Sludge, I Nyoman Suprapta Winaya, I Nyoman Adi Subagia, Rukmi Sari Hartati 158 22. Pengaruh Pemasangan Ring Berpenampang Segiempat dengan Posisi Miring
pada Permukaan Silinder terhadap Koefisien Drag, Si Putu Gede Gunawan Tista,
Ketut Astawa, Ainul Ghurri 166
23. Pengaruh Perlakuan Diammonium Phosphate (DAP) Terhadap Ketahanan Api Komposit Plastik Daur Ulang-Serat Alam, I Putu Lokantara, NPG Suardana 173 24. Analisa Pengaruh Viskositas Pelumas terhadap Permukaan Penampang Material
pada Proses Ekstrusi Pengerjaan Dingin, Jhonni Rahman 180
25. Simulasi Numerik Aero-Akustik Aliran Udara Yang Melalui Silinder Pada Bilangan Reynolds 90000 Menggunakan Model Turbulensi Les Dan Model
Akustik FWH, M. Luthfi, Sugianto 186
26. Pengaruh Konsentrasi Kalium Hidroksida (KOH) pada Elektrolit terhadap Performa Alkaline Fuel Cell, Made Sucipta, I Made Suardamana, I Ketut Gede
Sugita, Made Suarda 195
27. Makrostruktur dan Permukaan Patah dalam Uji Tarik terhadap Perlakuan Panas
pada Baja Karbon Rendah, Nofriady H. dan Ismet Eka P. 203
28. Model Penentuan Koefisien Serap (Absorbsi) dan Kekuatan Tarik Material Komposit Epoxy dengan Pengisi Serat Rockwool sebagai Knalpot Rendah Bising
Secara Eksperimen, Nurdiana, Zulkifli , Mutya Vonnisa 208
29. Pengaruh Waktu Tahan dan Laju Pemanasan terhadap Besar Butir Austenit dan Kekerasan pada Proses Heat Treatment Baja HSLA, Richard A.M. Napitupulu, Otto H. S, Charles Manurung, Humisar Sibarani 218 30. Analisa Kualitas Permukaan Baja AISI 4340 terhadap Variasi Arus pada Electrical
Discharge Machining (EDM), Sobron Lubis, Sofyan Djamil, Ivan Dion 224 31. Rancangan Launcher Roket Air, Suherlan, Dzulfi S Prihartanto, Gede Eka
Lesmana, Yohannes Dewanto 234
32. Analisa Kerja Roket Air Satu Tingkat, Ahmad Hidayat Furqon, Mochammad Ilham Attharik, Pirnardi, dan I Gede Eka Lesmana 240 33. Analisis Penggunaan Differensial Proteksi pada Motor-Motor Listrik, PLTU
Buatan China, Suryo Busono 247
34. Efektivitas Alat Penukar Kalor Double Pipe Bersirip Helical sebagai Pemanas Air dengan Memanfaatkan Gas Buang Mesin Diesel, Zainuddin, Jufrizal, Eswanto 255
| viii 8. Pengukuran Kelayakan Beban Kerja pada Proses Palletizing di PT. XYZ dengan
Metode Perhitungan NIOSH, Felicia Wibowo, Helena J. Kristina 424
9. Peningkatan Kualitas Daya Listrik dan Penghematan Energi di Industri Tekstil
Menggunakan Filter Harmonisa, Hamzah Hilal 435
10. Analisa Kinerja Traksi Kendaraan Truk Muatan Berlebih (Studi Kasus: Pada Jalur Denpasar-Gilimanuk), I Ketut Adi Atmika, I Made Gatot Karohika, I Kadek
Agus Dwi Adnyana 442
11. Analisa Kegagalan Produk Pengecoran Aluminium (Studi Kasus di CV. Nasa
Jaya Logam), Is Prima Nanda 450
12. Pemanfaatkan Energi Matahari untuk Tata Udara Ruangan dengan Dinding Lilin,
Isman Harianda 456
13. Usulan Penentuan Jumlah Tenaga Kerja dengan Penambahan Kebutuhan Lini Konveyor dengan Analisa Transfer Line pada PT. Astra Komponen Indonesia,
Lina Gozali, Andres, Andrian Hartanto 464
14. Perencanaan Persediaan Bahan-Bahan Baku PFG 120 pada PT XYZ, Mellisa
Handryani Christine, Laurence 472
15. Penilaian Kinerja Suatu Perusahaan dengan Kriteria Malcolm Baldrige, Syahida
Nurul Haq, Aam Amaningsih Jumhur 481
16. Potensi Risiko Kelelahan Pengemudi Travel Jakarta-Bandung Berdasarkan Lamanya Waktu Kerja dan Usulan Penanggulangannya, Rida Zuraida, Nike
Septivani 486
17. Peningkatan Kualitas Produksi Karung Plastik Bermerk pada PT. XYZ
Menggunakan Metode DMAIC, Samuel Cahya Saputra, Yuliana 493
18. Pengembangan Model Pengukuran dan Pengevaluasian Jam Tangan Pria dan Kemasannya dengan Mempertimbangkan Faktor Emosi Konsumen Berdasarkan Konsep Kansei Engineering, Tommy Hilman, Bagus Arthaya dan Johanna
Renny Octavia Hariandja 502
19. Rancang Bangun Alat Proses Penggorengan Kemplang (Kerupuk) dengan Bahan Bakar Gas Elpiji untuk Industri Rumahan di Pedesaan Pulau Bangka, Zulfan Yus Andi, Dhanni Tri Andini Setyaning, Wenny Azela, Isfarina, Rismandika 511 20. Logistik Bencana Berbasis SCM Komersial: Pembelajaran dari Erupsi Gunung
Merapi 2010, Adrianus Ardya Patriatama dan Agustinus Gatot Bintoro 520 21. Usulan Peningkatkan Kualitas Produksi PIN Di PT. X, Lithrone Laricha
Salomon, Moree Wibowo, Andres 528
22. Identifikasi Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Minat Konsumen dalam Pembelian Produk Handphone Samsung dengan Menggunakan Structural
Equation Modeling, Hendang Setyo Rukmi, Hari Adianto, Martin 536
23. Aplikasi Metode Service Quality (Servqual) untuk Peningkatan Kualitas Pelayanan Kawasan Wisata Kawah Putih Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan
Banten, Hendang Setyo Rukmi, Ambar Hasrsono, Sesar Triwibowo 545
24. Pemilihan Tempat Konferensi Nasional dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process, Hendang Setyo Rukmi, Hari Adianto, Muhammad Reza
Utama 555
25. Multidisciplinary Research: Perspectives from Industrial and Systems Engineering, Strategic Management and Psychology, Khristian Edi Nugroho
Soebandrija 564
26. Optimasi Penentuan Kapasitas Produksi dengan Menggunakan Metode Simplek
Seminar Nasional Mesin Dan Industri (SNMI8) 2013 Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 14 November 2013
| ix 27. Pengembangan Model Sistem Produksi Industri Kecil dan Menengah yang Berada
dalam Lingkungan Just in Time, Slamet Setio Wigati dan Agustinus Gatot
Bintoro 578
28. Analisa Efektifitas Modifikasi Filter Oli pada Compressor Atlas Copco dengan Overall Equipment Effectiveness di PT. GTU, Silvi Ariyanti, Yusup Hardiana 588 29. Usulan Peningkatan Produktifitas Melalui Perbaikan Stasiun Kerja dan Metode
Kerja (Studi Kasus: di PT. X), I Wayan Sukania, Nofi Erni, Handika 598 30. Pengurangan Penumpukan Produk Pada Stasiun Kerja Dengan Menggunakan
Analisis Sistem Antrian di PT. KMM, Ahmad 604
31. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Layanan di Bengkel XYZ Dengan menggunakan Metode Servqual, IPA, dan Kano, Ahmad, Wilson Kosasih 613
TI-07 | 417
ANALISA PERILAKU GULING KENDARAAN TRUK ANGKUTAN
BARANG (STUDI KASUS PADA JALUR DENPASAR-GILIMANUK)
I Ketut Adi Atmika, I Made Gatot Karohika, Kadek Oktapianus Prapta Jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran Bali
Telp/fax: (0361) 703321 e-mail: tutadi2001@yahoo.com
Abstrak
Kendaraan yang berbelok baik itu pada jalan datar ataupun miring harus memiliki kestabilan yang baik agar dapat melalui segala belokan dengan baik. Kendaraan besar seperti truk angkutan barang yang merupakan kendaraan berkapasitas besar, sering kehilangan kestabilan pada saat belokan. Banyak faktor yang mempengaruhi kendaraan terguling diantaranya adalah beban, kecepatan, dan radius belok yang terlalu tajam. Pada analisa ini akan dibahas mengenai truk yang sering mengalami kecelakaan terguling di jalur denpasar –gilimanuk. Dengan perhitungan statis yang dilakukan maka akan didapat nilai gaya-gaya yang mempengaruhi kendaraan terguling. Pada analisa jalan miring, kemiringan jalan yang diambil adalah dari perkiraan yang ada di lapangan, dimana sering terjadi truk terguling. Pada hasil analisa yang dilakukan didapat pada jalan datar kendaraan tanpa beban masih bisa melaju dengan baik pada kecepatan 15 km/jam. Setelahnya pada analisa kecepatan 30 km/jam dan 40 km/jam kendaraan sudah terguling total. Untuk analisa pada jalan miring didapat hasil analisa dimana dari kecepatan 15 km/jam sampai 40 km/jam kendaraan telah terguling.
Kata kunci: Jalur Denpasar-Gilimanuk, truk angkutan barang, gaya normal, perilaku guling.
1. Pendahuluan
Gerakan belok merupakan gerakan paling kritis dari suatu kendaraan. Pada saat kendaraan bergerak belok ada dua hal yang kritis yang dapat terjadi yang dapat mengganggu kestabilan kendaraan. Dua hal tersebut adalah pertama jika sebagian atau semua roda kendaraan skid ke samping karena tidak mampu menahan gaya sentrifugal kendaraan, dan yang kedua jika satu atau dua roda terangkat akibat momen guling yang terjadi dari gaya sentrifugal kendaraan [1].
Bali adalah salah satu pulau tujuan pengiriman barang-barang dari pulau lain khususnya dari pulau Jawa. Pengiriman biasanya dilakukan melalui media laut dan darat. Pada media daratan jalur Gilimanuk – Denpasar merupakan salah satu media darat yang tersedia. Maka dari itu kendaraan besar sejenis truk pengangkut sering berlalu lalang di jalur ini yang sudah pasti dalam kapasitas besar. Dalam pengiriman barang biasanya dilakukan oleh truk roda 6 yang memiliki kapasitas sekitar 6 ton. Truk yang digunakan tersedia dalam berbagai merek dan spesifikasinya. Dimana jenis barang-barang yang sering diangkut dari pulau jawa ke pulau bali biasanya antara lain seperti sebako, barang elektronik, alat-alat bangunan, dan lain sebagainnya. Muatan barang pada bak truk yang akan dikirim telah memiliki standarisasi dari dinas perhubungan. Akan tetapi biasanya banyak yang melebihi kapasitas muatan dari kendaraan truk yang akan digunakan.
Fenomena ini mengakibatkan sering terjadi kecelakaan yaitu truk terguling yang melibatkan truk dengan kapasitas muatan yang berlebihan. Kecelakaan truk terguling adalah paling sering terjadi. Keadaan jalan yang memiliki radius tikungan yang cukup besar serta diperparah dengan kerusakan serta muatan yang melebihi kapasitas mengakibatkan presentase terjadinya truk guling sangat besar. Sepanjang lintasan Gilimanuk – Denpasar atau sebaliknya sering terjadi truk terguling. Lintasan yang meliputi tiga kabupaten ini merupakan salah satu lintasan yang rawan terjadi kecelakaan. Kawasan yang paling rawan terjadi kecelakaan disepanjang jalur Denpasar-Gilimanuk adalah di
Seminar Nasional Mesin Dan Industri (SNMI8) 2013 Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 14 November 2013
TI-07 | 418 sepanjang jalur Kabupaten Tabanan. Dimana titik-titik rawan itu diantaranya adalah Desa Samsam yang ada di KM 24– 26 Kecamatan Kerambitan [2]. Selain itu di Desa Megati tepatnya daerah Kresek pada KM 32,5 Kecamatan Selemadeg Timur juga sering terjadi kecelakaan truk terguling [3]. Trakhir daerah rawan adalah di desa Bajra pada KM 39,2 Kecamatan Selemadeg [3]. Di daerah ini keadaan jalan sangat memperhatinkan selain juga tikungan yang tajam dan menanjak mengakibatkan presentase truk terguling sangat besar terjadi.
2. Dasar Teori dan Model Pemecahan Masalah 2.1 Gaya dan Momen Aerodinamika
Gambar 1. Gaya dan momen aerodinamika pada kendaraan [1]
Secara umum dimana arah kecepatan relatif angin terhadap kendaraan tidak selalu bisa sejajar dengan sumbu longitudinal kendaraan, maka akan terjadi tiga gaya aerodinamik pada kendaraan [1].
Gaya hambat (drag) aerodinamis
Gaya hambat adalah gaya yang bekerja dalam arah horisontal (paralel terhadap aliran) dan berlawanan arah dengan arah gerak maju kendaraan.
f a d D C V A F . . . . 2 1 2 r = (1) dimana: Cd = koefisien drag V = kecepatan (m/s) Af = luas prontal (m2) r = densitas udara (Kg/m3)
Gaya angkat (lift) aerodinamis
Perbedaan bentuk antara permukaan atas dan bagian bawah kendaraan menyebabkan aliran udara di atas permukaan lebih cepat dibandingkan dengan aliran udara di bagian bawah permukaan, sehingga tekanan udara di bagian atas kendaraan lebih rendah dari tekanan udara di permukaan bawah.
f a l L C V A F . . . . 2 1 2
r
= (2)TI-07 | 419 dimana: CL = koefisien lift
Gaya samping Aerodinamis
Gaya samping bekerja dalam arah horisontal dan transversal sehingga bersifat mendorong kendaraan kesamping. Gaya samping juga terjadi pada kondisi kendaraan berbelok. a A V C FS . s.r. a . f.b 2 1 2 = (3) dimana: Cs = koefisien side βa = sudut serang angin
2.2. Dinamika Kendaraan Belok Pada Jalan Datar
Gambar 2. Gaya dan momen pada kendaraan belok
Analisa guling dimaksudkan untuk mencari kondisi terjadinya salah satunya roda depan atau belakang terangkat. Terangkatnya salah satu roda atau kedua roda tersebut adalah menunjukkan adanya kemungkinan kendaraan akan terguling. Roda dikatakan terangkat jika normal yang terjadi pada roda tersebut adalah sebesar 0 atau negative (Fz=0 atau Fz=negatif). Gaya normal yang terjadi pada masing-masing roda adalah normal akibat berat kendaraan, perpindahan normal karena momen guling, dan perpindahan normal karena pitching.
Fzi = Wi ± Fmgi ± Fmpi (4)
dimana:
Fzi = Gaya normal pada masing-masing roda (i=1,2,3,4) Wi = Gaya berat pada masing-masing roda
Fmgi = Gaya normal pada masing-masing roda akibat momen guling Fmpi = Gaya normal pada masing-masing roda akibat momen pitch
Dalam hal ini kendaaan dikatakan akan dapat mengalami bahaya terguling jika pada saat belok roda ada yang terangkat. Jika satu roda depan terangkat maka kendaraan dikatakan dalam keadaan kritis akan terguling ke belakang, dan kalau roda depan dan belakang sudah ada yang terangkat maka kendaraan kritis akan terguling total [4].
Seminar Nasional Mesin Dan Industri (SNMI8) 2013 Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 14 November 2013
TI-07 | 420 Besar gaya normal pada masing-masing roda ditunjukkan dengan persamaan 5.
ܨଵ ൌ ଶሺାሻ ሺܹ െ ܨሻ െା ቀிǤǤ௦ఉାெ௧ೝ ೃೌାிೞǤቁ െǤிǤ௦ఉିிଶሺାሻವǤିெೌ
ܨଶ ൌ ଶሺାሻ ሺܹ െ ܨሻ െା ൬ிǤǤ௦ఉାெ௧ ೃೌାிೞǤ൰ ǤிǤ௦ఉିிଶሺାሻವǤିெೌ
ܨଷ ൌ ଶሺାሻ ሺܹ െ ܨሻ ା ቀிǤǤ௦ఉାெ௧ೝ ೃೌାிೞǤቁ ǤிǤ௦ఉିிଶሺାሻವǤିெೌ
ܨସ ൌ ଶሺାሻ ሺܹ െ ܨሻ ା ቀிǤǤ௦ఉାெ௧ೝ ೃೌାிೞǤቁ െǤிǤ௦ఉିிଶሺାሻವǤିெೌ (5)
dimana:
W = Berat total kendaraan (N) Fc = Gaya sentrifugal kendaraan (N)
FL = Gaya angkat kendaraan (N)
FD = Gaya drag kendaraan (N)
FS = Gaya samping kendaraan (N)
h = tinggi titik pusat massa kendaraan (m) MRa = Momen guling kendaraan
MPa = Momen pitching kendaraan
Keadaan kritis terguling pada roda depan kendaraan terjadi jika: FZ2 = 0. Keadaan
kritis terguling pada roda belakang kendaraan terjadi jika: FZ1 = 0.
3. Metode Penelitian
Adapun pelaksanaan yang dilakukan dalam beberapa tahapan yakni:
§ Penelitian diawali dengan studi literatur mengenai penelitian-penelitian sebelumnya dan berbagai teori penunjang yang berkaitan dengan analisa stabilitas kendaraan. § Kemudian menentukan jenis kendaraan Mitsubishi Fuso (FM517 Hs 4x2)) yang akan
diuji, dilanjutkan dengan pengumpulan data-data kendaraan Mitsubishi Fuso (FM517 Hs 4x2) yang diperlukan.
§ Analisa data tidak melakukan pengujian untuk mencari besarnya variabel data yang digunakan melainkan diambil suatu asumsi secara umum dimana besarnya variabel berdasarkan pada pengujian-pengujian yang telah dilakukan.
§ Begitu juga dengan variabel yang lain yang digunakan dimana asumsi yang diambil sesuai dengan keadaan penelitian. Variasi data yang digunakan pada analisa ini berupa variasi muatan, dimulai dari muatan normal yaitu 6520 kg, dan 10000 Kg, untuk kecepatan pada jalan datar divariasikan pada kecepatan 15 Km/jam, 30 Km/jam dan 40 Km/jam. Pada jalan miring variasi kecepatan yang digunakan sama dengan kecepatan pada jalan datar.
4. Hasil dan Pembahasan
Untuk mendapatkan nilai gaya -gaya normal yang terjadi pada setiap roda maka sebelumnya harus dicari momen-momen gaya yang mempengaruhinya. Dengan menggunakan persamaan kendaraan berbelok pada jalan datar dan miring maka perhitungan dapat dilakukan.
Hasil perhitungan untuk jalan datar dengan beberapa kondisi muatan kendaraan ditunjukkan pada gambar 3, gambar 4 dan gambar 5.
TI-07 | 421 Gambar 3. Grafik hubungan antara kecepatan dan gaya normal kendaraan tanpa beban
Gambar 3. diatas menunjukkan hubungan antara kecepatan dan gaya normal kendaraan tanpa beban. Dapat dilihat pada sudut steer 50 pada kecepatan 30 km/jam gaya normal bernilai positif, sampai kecepatan 40 km/jam pun gaya normal masing-masing roda masih bernilai positif. Pada sudut steer 80 pergerakan gari gaya normal mengalami penurunan, dapat dilihat pada kecepatan 40 km/jam gaya normal mulai mendekati nila nol. Sudut steer 90 pada kecepatan 40 km/jam gaya normal sudah bernilai negatif, ini menandakan truk terguling pada sudut steer 90 dengan kecepatan 40 km/jam. Sedangkan untuk sudut steer 130 jika kecepatan melebihi 30 km/jam maka kendaraan akan terguling, dapat dilhat dari garis grafik yang menunjukkan penurunan yang drastis memasuki kecepatan 30 km/jam
Gambar 4. Grafik hubungan antara kecepatan dan gaya normal kendaraan beban 63836 N Pada gambar 4. terlihat sudut steer 50 gaya normal masih bernilai positif dikisaran 60000 N. Pada kecepatan 30 berkisar 41000 N dan pada keceptan 40 km/jam masih bernilai positif berkisar 30000 N. Sedangkan pada sudut steer 80 pada kecepatan 15 km/jam nilai gaya normal berkisar 58000 N, menurun menjadi kisaran angka 30000 N pada kecepatan 30 km/jam, dan pada kecepatan 40 km/jam nilai gaya normal menurun lagi berkisar 1000 N. Sudut steer 9 pada kecepatan 15 km/jam gaya normal berkisar 57000 N, menurun menjadi kisaran angka 22000 N pada kecepatan 30 km/jam, dan terguling pada kecepatan 40 km/jam, dikarenakan nilai pada kecepatan ini adalah negatif. Sedangkan untuk sudut steer 130 pada kecepatan 15 km/jam gaya normal berkisar angka 50000 N,
Seminar Nasional Mesin Dan Industri (SNMI8) 2013 Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 14 November 2013
TI-07 | 422 menurun menjadi 10000 N pada kecepatan 30 km/jam, dan pada kecepatan 40 km/jam kendaraan terguling karena nilai gaya normalnya adalah negatif berkisar -38000 N.
Gambar 5. Grafik hubungan antara kecepatan dan gaya normal kendaraan beban 98000 N Pada gambar 5 terlihat sudut steer 50 gaya normal masih bernilai positif dikisaran 70000 N. Pada kecepatan 30 berkisar 52000 N dan pada keceptan 40 km/jam masih bernilai positif berkisar 30000 N. Sedangkan pada sudut steer 80 pada kecepatan 15 km/jam nilai gaya normal berkisar 68000 N, menurun menjadi kisaran angka 38000 N pada kecepatan 30 km/jam, dan pada kecepatan 40 km/jam nilai gaya normal menurun lagi berkisar 1000 N. Sudut steer 9 pada kecepatan 15 km/jam gaya normal berkisar 63000 N, menurun menjadi kisaran angka 38000 N pada kecepatan 30 km/jam, dan terguling pada kecepatan 40 km/jam, dikarenakan nilai pada kecepatan ini adalah negative dikisaran angka – 1000 N. Sedangkan untuk sudut steer 130 kecepatan 15 km/jam gaya normal 61000 N, menurun menjadi 10000 N, dan berada di titik negatif pada kecepatan 32 km/jam.
Setelah melakukan analisa jalan datar, dilanjutkan dengan perhitungan jalan miring, hasil analisa dalam bentuk grafik ditunjukkan pada gambar 6.
Gambar 6. Grafik hubungan kecepatan vs gaya normal kendaraan pada radius belok 6.13 m Pada grafik diatas menunjukkan roda yang terangkat menunjukkan kendaraan akan terguling. Dapat dilihat garis pembeban, pertama menunjukkan kendaraan tanpa beban
TI-07 | 423 pada kecepatan 15 km/jam gaya normalnya bernilai 10000 N. Menurun menjadi -180000 N pada kecepatan 30 km/jam, dan menunjukkan nilai -350000 N pada kecepatan 40 km/jam. Sedangkan untuk kendaraan dengan beban 63836 N ( beban standar) pada kecepatan 15 km/jam menunjukkan gaya normal sebesar 10000 N, menurun menjadi - 300000 N dan berakhir pada kecepatan 40 km/jam dengan nilai gaya normal adalah -600000 N. Untuk beban 98000 N (beban berlebih) pada kecepatan 15 km/jam menunjukkan nilai gaya normal sebesar 10000 N, menurun menjadi -400000 N pada kecepatan 30 km/jam dan pada kecepatan 40 km/jam gaya normal adalah 770000 N.
5. Kesimpulan
Dari pembahasan dan analisa yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Kendaraan tanpa muatan pada kecepatan 15 km/jam, kendaraan belum nampak akan terguling. Nilai normal pada masing-masing roda bernilai positip. Untuk kecepatan 30 km/jam kendaraan kehilangan kestabilan pada sudut steer 80, dan pada kecepatan 40 km/jam kendaraan terguling total.
2. Pada kendaraan dengan muatan berlebihan, kendaraan belum terguling pada kecepatan 15 km/jam. Pada kecepatan 30 km/jam mulai terguling pada sudut steer 80, dan pada kecepatan 40 km/jam kendaraan terguling total.
3. Pada jalan miring, dengan kemiringan 200, truk terguling mulai dari keadaan kendaraan tanpa muatan. Terlihat dari analisa kendaraan baik pada kecepatan 15 km/jam, 30 km/jam dan 40 km/jam yang masing-masing roda bernilai negatif.
Daftar Pustaka
1. Sutantra, I Nyoman, 2001, Teknologi Otomotif, Teori dan Aplikasinya, Penerbit Guna Widya, Edisi Pertama, Surabaya.
2. Departemen Pekerjaan Umum, 2009, Satuan Kerja Perencanaan Dan Pengawasan Jalan Dan Jembatan (P2JJ) Provinsi Bali. Paket 1 Leger Jalan Tabanan-Gilimanuk, Bali.
3. Kepolisian Kabupaten Tabanan, 2012, Data Lakalantas Sepanjang Tahun 2012, Polres Tabanan, Bali.
4. Bimo Arindra Hapsara, 2012, Analisa Stabilitas Kendaraan Dengan Pengaruh Kecepatan, Sudut Belok Dan Jumlah Penumpang Pada Suzuki Karimun Estilo, Jurnal Teknik Pomits Vol. 1, no. 1, (2012) 1-4, Surabaya.