No. Daftar FPEB: 321/UN 40.7.D1/LT/2015
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS
TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR
ANEKA INDUSTRI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen
Oleh:
Yulianti Solihah
1100334
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS
TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR
ANEKA INDUSTRI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
Oleh: Yulianti Solihah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
©Yulianti Solihah Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak cipta dilindungi undang-undang, skripsi ini tidak boleh diperbanyak
seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya
LEMBAR PENGESAHAAN SKRIPSI
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS
TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR
ANEKA INDUSTRI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
Skripsi ini telah disetuji dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Dr. Ikaputera Waspada, MM NIP. 196104201987031002
Pembimbing II
Denny Andriana, SE.Ak.MBA NIP. 198111012010121002
Mengetahui Ketua Program Studi
Dr. Chairul Furqon, M.M NIP. 197206152003121001
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS PENDIDIKANEKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul "Pengaruh
Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor
Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia" ini beserta seluruh isinya
adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku
dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung
resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika
keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Agustus 2015
Yulianti Solihah, 2015
ABSTRAK
Yulianti Solihah, 1100334. Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Di bawah Bimbingan Dr. Ikaputera Waspada, MM dan Denny Andriana, SE.Ak.MBA.
Penelitian ini mengkaji mengenai fenomena harga saham pada perusahaan
sektor aneka industri yang terdaftar di BEI periode 2009-2013. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran struktur modal yang diukur dengan Debt
To Equity Ratio (DER), profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets
(ROA), dan harga saham, serta untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan
profitabilitas terhadap harga saham.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif
dan verifikatif. Data yang digunakan adalah data sekunder dari masing-masing
perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di BEI periode 2009-2013.
Sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah uji asumsi klasik dan regresi linear berganda, serta uji hipotesis
dengan menggunakan uji keberartian regresi dan uji keberartian koefisien regresi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur modal yang diukur dengan
Debt To Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham dan profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA)
berpengaruh positif atau signifikan terhadap harga saham. Adapun hubungan
antara DER terhadap harga saham tergolong negatif, sedangkan ROA terhadap
harga saham tergolong positif.
Yulianti Solihah, 2015
ABSTRACT
Yulianti Solihah, 1100334. Influence of Capital Structure and Profitability To Stock Prices on Miscellaneous Industry Sector Companies Listed In Indonesia Stock Exchange. Under The Guidance of Dr. Ikaputera Waspada, MM and Denny Andriana, SE.Ak.MBA.
This study examines the phenomenon of the stock price at miscellaneous
industry sector company which listed in Indonesia Stock Exchange (IDX), period
2009-2013. The purpose of this research are to descript of capital structure
measured by debt to equity ratio (DER), the descript of profitability which is
profitability measured by return on asset (ROA), the descript of stock prices,
while the purpose of this study is to determine the description of perception
capital structure profitability to stock prices.
Method that used in this research are descriptive and verification. Data
that used are secondary data of each company miscellaneous industry sector
listed in the Indonesia Stock Exchange period 2009-2013. The research technique
sampling was used purposive sampling. Technique of analysis which were used is
the classical assumption test and multiple linear regression, than the hypothesis
test using regression significance test and regression coefficient significance test.
The results of this research indicate that capital structure measured by
debt to equity ratio (DER) does not significantly on stock prices and profitability
measured by return on asset (ROA) positively affect or significant on stock prices.
As fot DER and stock price have relation that classified negative, while ROA and
stock price have relation that classified positive.
Yulianti Solihah, 2015
1.2 Identifikasi Masalah ... 9
1.3 Rumusan Masalah ... 11
1.4 Tujuan Penelitian... 11
1.5 Kegunaan Penelitian... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 13
2.1 Kajian Pustaka ... 13
2.1.7 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Harga Saham ... 31
2.1.8 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham ... 32
2.2 Penelitian Terdahulu ... 33
2.3 Kerangka Pemikiran ... 34
2.4 Paradigma Penelitian ... 36
2.5 Hipotesis ... 37
BAB III METODE PENELITIAN ... 38
3.1 Objek Penelitian ... 38
3.2 Metode dan Desain Penelitian ... 38
Yulianti Solihah, 2015
3.2.2 Desain Penelitian... 39
3.3 Operasionalisasi Variabel... 39
3.4 Sumber Data ... 40
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 41
3.6 Populasi dan Sampel ... 41
3.6.1 Populasi ... 41
3.6.2 Sampel... 41
3.7 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 44
3.7.1 Analisis Data Deskriptif... 44
3.7.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 45
3.7.3 Pengujian Asumsi Klasik ... 46
3.7.4 Pengujian Hipotesis ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51
4.1 Hasil Penelitian ... 51
4.1.1 Gambaran Umum Sektor Aneka Industri ... 51
4.1.2 Deskripsi Variabel yang Diteliti ... 60
4.1.3 Analisis Hasil Statistik ... 76
4.2 Pembahasan ... 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90
5.1 Kesimpulan... 90
5.2 Saran ... 91
Yulianti Solihah, 2015
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Harga Saham Sektor Aneka Industri di BEI Peiode 2009-2013 ...3
Table 1.2 Debt to Equity Ratio (DER) Sektor Aneka Industri di BEI Periode 2009-2013 ...5
Table 1.3 Return on Assets (ROA) Sektor Aneka Industri di BEI Periode 2009-2013...8
Table 2.1 Penelitian Terdahulu ...33
Table 3.1 Operasionalisasi Variabel ...40
Table 3.2 Sampel...43
Table 3.3 Sampel Penelitian...43
Table 4.1 Perkembangan Total Hutang dan Total Ekuitas Sektor Aneka Industri di BEI Periode 2009-2013 ...61
Table 4.2 Perkembangan Debt to Equity Ratio (DER) Sektor Aneka Industri di BEI Periode 2009-2013...63
Table 4.3 Perkembangan laba Bersih dan Total Aktiva Sektor Aneka Industri di BEI Periode 2009-2013...67
Table 4.4 Perkembangan Return on Assets (ROA) Sektor Aneka Industri di BEI Periode 2009-2013 ...69
Table 4.5Perkembangan Harga Saham Sektor Aneka Industri di BEI Peiode 2009-2013 ...73
Table 4.6 Statistik Deskriptif ...76
Table 4.7 Regresi Linier Berganda ...78
Table 4.8 Uji Asumsi Autokorelasi...80
Tabel 4.9 Uji Asumsi Multikolineritas ...80
Table 4.10 Uji Keberartian Regresi ...82
Yulianti Solihah, 2015
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Rata-Rata Struktur Modal (DER) Perusahaan Sektor Aneka
Industri di BEI Periode 2009-2013 ...66
Grafik 4.2 Rata-Rata Profitabilitas (ROA) Perusahaan Sektor Aneka Industri
di BEI Periode 2009-2013 ...72
Grafik 4.3 Rata-Rata Harga Saham Perusahaan Sektor Aneka Industri di BEI
Yulianti Solihah, 2015
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran...36
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian...37
Gambar 4.1 Uji Asumsi Normalitas ...79
Yulianti Solihah, 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur saat ini
menyebabkan semakin pesatnya laju perekonomian dan meningkatnya permintaan
konsumen terhadap produk. Meningkatnya permintaan konsumen terhadap produk
menimbulkan persaingan industri manufaktur di Indonesia semakin ketat. Hal ini
dapat dilihat dari jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari periode ke periode semakin bertambah. Berdasarkan data Bursa
Efek Indonesia sampai 31 Desember 2013, tercatat 141 perusahaan yang bergerak
di bidang industri manufaktur. Kemudian dari perusahaan-perusahan tersebut
dibagi menjadi tiga kelompok/sektor yang terdiri dari sektor industri dasar dan
kimia (58 emiten), sektor industri barang konsumsi (38 emiten), dan sektor aneka
industri (45 emiten). (www.idx.co.id).
Industri manufaktur memiliki prospek yang menguntungkan, karena
menghasilkan devisa yang menjadi sumber dana bagi pembangunan
perekonomian di Indonesia. Industri manufaktur diproyeksikan tumbuh mencapai
7,1% pada 2013 meskipun kondisi perekonomian di Amerika Serikat (AS) dan
Uni Eropa masih diwarnai ketidakpastian. Berbagai faktor negatif di Indonesia
seperti kenaikan harga gas, tarif dasar listrik, upah minimum pekerja, infrastruktur
yang belum dapat diandalkan, serta melemahnya nilai tukar, tetap tidak
mengganggu pertumbuhan sektor ini. Menurut MS Hidayat, Menteri Perindustrian
kinerja sektor industri manufaktur pada 2013 tumbuh akibat meningkatnya
investasi disektor otomotif, industri pupuk, industri kimia dan semen.
(www.kemenperin.go.id) Daya tahan sektor manufaktur terutama ditopang sektor
konsumsi yang tumbuh 28% dan kontribusi industri dasar terhadap indeks
manufaktur tergolong kecil yakni hanya sebesar 20%. Sementara itu, perusahaan
dari aneka industri justru berperan sebagai penekan kinerja indeks karena
mencatat penurunan 11% sejak awal tahun. (www.ift.co.id)
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa sektor yang
2
Yulianti Solihah, 2015
bidang industri manufaktur yaitu aneka industri. Ini dapat dilihat pada pergerakan
indeks saham aneka industri pada tahun 2013 berada di posisi -2,37%. Berbeda
dengan indeks saham industri dasar yang berada di posisi 12,08% dan indeks
saham industri barang konsumsi di posisi 18,76% (www.idx.co.id). Sehingga
dalam penelitian ini yang diangkat adalah sektor aneka industri, karena sektor
aneka industri mengalami penurunan pergerakan indeks saham lebih besar
dibandingkan sektor industri dasar dan sektor barang konsumsi. Pendanaan
menjadi salah satu faktor penting untuk menghadapi persaingan ini. Salah satu
sumber pendanaan yang bisa digunakan yaitu, memasuki pasar modal dengan
menerbitkan saham. Saham merupakan surat berharga atas kepemilikan suatu
perusahaan atau disebut pemegang saham dan memiliki hak klaim atas
penghasilan dan aktiva perusahaan.
Adanya penawaran saham yang dilakukan oleh perusahaan dan tingginya
permintaan saham oleh investor mengakibatkan munculnya kesepakatan harga
yaitu harga saham. Harga saham dapat mencerminkan kinerja suatu perushaan
baik atau sedang mengalami masalah. Apabila kinerja perusahaan dalam keadaan
baik maka akan telihat pada tingginya pemintaan investor akan saham yang
mengakibatkan naiknya harga saham perusahaan. Maupun sebaliknya apabila
kinerja perusahaan sedang mengalami masalah dan keuntungan yang diperoleh
menurun maka para investor akan menjual sahamnya yang berakibat pada
menurunnya harga saham.Bagi investor naik atau turunnya harga saham menjadi
informasi dimana saatnya untuk membeli dan menjual sahamnya. Ada dua
keuntungan yang diperoleh investor dengan memiliki saham yaitu dividen dan
capital gain.
Dalam sektor aneka industri terdapat lima subsektor yaitu subsektor
otomotif dan komponen, subsektor textile dan garmen, subsektor alas kaki,
subsektor kabel, dan subsektor elektronik. Terdapat 45 perusahaan yang
menerbitkan sahamnya. Namun pada tahun 2013, 27 perusahaan mengalami
penuruan harga saham yang diakibatkan dari belum stabilnya perekonomian dan
3
Yulianti Solihah, 2015
rata-rata penurunan harga saham 27 perusahaan sektor aneka industri di Bursa
Efek Indonesia adalah sebagai berikut:
4
Yulianti Solihah, 2015
26 Voksel Elektric Tbk 410 450 820 1.030 740
27 Sat Nusapersada Tbk 450 80 85 100 82
Rata-Rata 3.291,30 6.454,33 6.243,33 3.985,11 1.304,48 Sumber: www.idx.co.id (data diolah)
Dari Tabel 1.1 rata-rata perusahaan sektor aneka industri mengalami
penurunan harga saham selama tiga tahun. Pada tahun 2009 rata-rata harga saham
perusahaan sekator aneka industri adalah Rp 3.291. Kemudian naik ditahun 2010
menjadi Rp 6.454. Kenaikan harga itu tidak bertahan lama, pada tahun 2011
mengalami penurunan menjadi Rp 6.243. Penurunan kembali terjadi di tahun
2012 menjadi Rp 3.985, dan di tahun 2013 merupakan harga rata-rata saham
paling rendah selama periode 2009-2013 yaitu, Rp 1.304. Menurunnya harga
saham dapat memperlihatkan turunya kinerja perusahaan sektor aneka industri, ini
mengakibatkan investor melakukan evaluasi kembali untuk menginvestasikan
dananya di perusahaan tersebut.
Kinerja perusahaan menjadi tolak ukur para investor untuk melakukan investasi. Suad Husnan (2005: 54), “sebelum pemodal melakukan investasi pada sekuritas, perlu dirumuskan terlebih dahulu kebijakan investasi, menganlisis laporan keuangan, dan mengevaluasi kinerja perusahaan”. Kinerja perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangan perusahaan tersebut. Kinerja keuangan dapat
diukur dengan banyak indikator, salah satunya analisis laporan keuangan. Analisis
kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur modal dan
profitabilitas.
Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan karena
baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi
keuangan yang pada akhirnya akan memengaruhi nilai perusahaan. Menurut Bambang Riyanto (2010: 282), “Struktur modal adalah pertimbangan atau perbandingan antara jumlah utang jangka panjang dengan modal sendiri”.
Kesalahan dalam menentukan struktur modal akan berdampak luas terutama
apabila perusahaan terlalu besar dalam menggunakan hutang, maka beban tetap
5
Yulianti Solihah, 2015
Struktur modal dalam penelitian ini dianalisis menggunakan rasio Debt to
Equity Ratio (DER). DER merupakan rasio yang menunjukan kemampuan
perusahaan dalam mengelola struktur modal dengan membandingkan total utang
dan total modal. Beberapa perusahaan dalam sektor aneka industri melakukan
banyak pinjaman untuk menunjang kegiatan operasionalnya yang memang
membutuhkan banyak dana. Hal ini berdampak pada nilai DER yang semakin
tinggi karena perusahaan mengguankan lebih banyak dalam operasionalnya.
Adapun data nilai Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan sektor aneka industri
di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013 adalah sebagai berikut:
Tabel 1.2
Debt to Equity Ratio (DER) Sektor Aneka Industri di BEI
6 Sumber: www.idx.co.id (data diolah)
Dari Tabel 1.2 rata-rata nilai DER perusahaan sektor aneka industri pada
tahun 2012 menjadi yang terendah yaitu 73,15% Dan tahun 2009 menjadi yang
nilai tertinggi yaitu 160,29%. Namun pada tahun 2013 mengalami peningkatan
nilai kembali menjadi 81,76% Dari data diatas terlihat nilai DER perusahaan
sektor aneka industri mengalami peningkatan pemakaian total hutang
dibandingkan total modal.
DER merupakan kemampuan perusahaan untuk menjamin utang dengan
modal yang dimiliki. Semakin rendah rasio DER maka akan semakin baik dan
nilai perusahaan akan semakin tinggi, begitupun sebaliknya semakin tinggi rasio
DER nilai perusahaan semakin rendah karena kinerja perusahaan dalam
membiayai kegiatan oprasionalnya lebih banyak menggunakan utang atau
pinjaman. Menurut Bringham dan Houston (2006:17), semakin tinggi resiko dari
penggunaan lebih banyak utang akan cenderung menurunkan harga saham.
Semakin tinggi rasio ini berarti kemampuan perusahaan dalam menjamin utang
tidak dapat ditutupi oleh modal yang membuat resiko perusahaan tinggi, ini
diakibatkan dari tingginya bunga yang dikeluarkan. Mengakibatkan pula para
investor menjual sahamnya yang berdampka pada penurunan harga saham.
Struktur modal yang optimal yaitu perusahaan tidak boleh memiliki jumlah
7
Yulianti Solihah, 2015
ratio tidak boleh lebih dari 50% sehingga hutang tidak lebih besar dari modal
sendiri.
Faktor lain yang mempengaruhi harga saham adalah profitabilitas.
Meningkatnya profitabilitas suatu perusahaan, menggambarkan perusahaan
melaksanakan kegiatan industrinya dengan baik. Profitabilitas bagi para investor
sebagai tolak ukur untuk berinvestasi. Menurut Gitman (2009) rasio profitabilitas
adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen berdasarkan
hasil pengembalian dari penjualan investasi serta kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan.
Dapat dilihat profitabilitas perusahaan menjadi suatu acuan bagi investor untuk
menanamkan modalnya dan dapat melihat gambaran perusahaan dari rasio
tersebut.
Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur
profitabilitas adalah ROA. Return on asset adalah perbandingan antara laba
sebelum pajak dengan total aktiva, atau dapat dikatakan perbandingan antara laba
bersih dengan total aset. Semakin besar nilai ROA semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai oleh perusahaan dan semakin baik posisi perusahaan
tersebut dari segi penggunaan aset. Begitu juga sebaliknya bila nilai ROA kecil
maka tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan akan kecil dan posisi
perusahaan akan kurang baik. Menurut Suad Husnan (2006) Return On Assets
menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang diperoleh dari seluruh kekayaan
yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian jika rasio profitabilitas yang
diperoleh perusahaan meningkat, maka kepercayaan investor pada perusahaan
akan meningkat dengan menyertakan modalnya untuk diinvestasikan pada
perusahaan yang berdampak pada naiknya harga saham.
Terdapat beberapa perusahaan dalam sektor aneka industri mengalami
kerugian. Kerugian yang dialami perusahaan sektor aneka industri terjadi karena
adanya penurunan pendapatan yang disebabkan merosotnya permintaan global
dan melemahnya nilai tukar rupiah. Hal ini berdampak pada nilai ROA yang
menurun dilihat pada periode tahun pengamatan. Berikut tabel Return on asset
8
Yulianti Solihah, 2015
Tabel 1.3
9
Yulianti Solihah, 2015
27 Sat Nusapersada Tbk -4,04 -1,53 -0,98 1,06 1,05
Rata-Rata 3,89 3,62 6,21 4,03 1,58 SUMBER: www.idx.co.id (data diolah)
Dari Tabel 1.3 terlihat nilai ROA pada sektor aneka industri terjadi
fluktuasi. Ditahun 2011 nilai ROA pada sektor aneka industri yang tertinggi yaitu
6,21%. Namun ditahun berikutnya mengalami penurunan yang pada akhirnya
2013 menjadi nilai ROA yang terendah yaitu 1,58%. Hal itu menunjukan
kemampuan perusahaan-perusahaan sektor aneka industri dalam mengahasilkan
laba atas aktiva rendah
ROA merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang
berasal dari produktivitas asset. Menurut David dan Kurniawan (2010, 282) “hubungan antara harga saham dengan Return On Assets (ROA) adalah postif artinya, semakin besar hasil yang diperoleh dari aset, maka semakin besar harga dari saham.” Semakina baik kemampuan perusahaan dalam pengelolaan asset, akan meningkatkan laba perusahaan. Dengan meningkatnya laba perusahaan akan
meningkatakan dividen yang diberikan pada investor dengan harapan
meningkatkan kemakmuran. Dengan meningkatnya kemakmuran maka investor
atau calon investor semakin tertarik untuk membeli saham perusahaan, semakin
banyak investor yang tertarik maka harga saham meningkat karena permintaan
terhadap saham perusahaan meningkat.
Jika struktur modal dan profitabilitas terjadi penurunan presentase maka
akan mengakibatkan penarikan modal oleh para investor yang hasilnya berdampak
pada harga saham di pasar modal menjadi turun. Apabila dibiarkan penurunan
tersebut akan terus terjadi, maka semakin banyak para investor yang
meninggalkan perusahaan alas kaki. Untuk itu perlu adanya perbaikan kondisi
keuangan perusahaan agar meminimalisir penurunan tersebut dan kinerja
manajemen perusahaan yang baik. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti
terkait struktur modal dan profitabilitas pada harga saham dengan judul
”PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHAPA HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR ANEKA INDUSTRI YANG
10
Yulianti Solihah, 2015 1.2Identifikasi Masalah
Kondisi perekonomian di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa masih
diwarnai ketidakpastian dan berbagai faktor negatif di Indonesia membuat kondisi
dimana industri manufaktur dapat mempertahankan pertumbuhannya. Namun
sektor aneka industri yang berada pada bidang industri manufaktur di Bursa Efek
Indoneisa mengalami penurunan di tahun 2013 dibandingkan sektor kedua
lainnya. Peristiwa tersebut berdampak juga pada kinerja perusahaan di pasar
modal dengan menurunnya harga saham perusahaan tersebut.
Harga saham juga dapat mencerminkan kinerja suatu perusahaan baik atau
sedang mengalami masalah. Apabila kinerja perusahaan dalam keadaan baik maka
akan telihat pada pemintaan saham tinggi yang mengakibatkan naiknya harga
saham perusahaan. Maupun sebaliknya apabila kinerja perusahaan sedang
mengalami masalah dan keuntungan yang diperoleh menurun maka para investor
akan menjual sahamnya yang berakibat pada menurunnya harga saham. Adapun
analisis kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur
modal dan profitabilitas.
Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan karena
baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi
keuangan yang pada akhirnya akan memengaruhi nilai perusahaan. Menurut Bambang Riyanto (2010: 282), “Struktur modal adalah pertimbangan atau perbandingan antara jumlah utang jangka panjang dengan modal sendiri”.
Indikator yang di pakai untuk mengukur struktur modal adalah Debt to Equity
Ratio (DER).
Profitabilita bagi para investor sebagai tolak ukur untuk berinvestasi.
Menurut Gitman (2009) rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian dari penjualan
investasi serta kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang akan menjadi
dasar pembagian dividen perusahaan. Indikator yang dipakai dalam mengukur
11
Yulianti Solihah, 2015
Menurut Bringham dan Houston (2006:17), semakin tinggi resiko dari
penggunaan lebih banyak utang akan cenderung menurunkan harga saham.
Semakin rendah DER maka investor dan calon investor akan tertarik untuk
membeli saham perusahaan, yang pada akhirnya akan mingkatkan harga saham.
Menurut David dan Kurniawan (2010, 282) “hubungan antara harga saham
dengan Return On Assets (ROA) adalah postif artinya, semakin besar hasil yang
diperoleh dari aset, maka semakin besar harga dari saham.”
1.3Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang penelitian, terdapat batasan-batasan
penelitian yang tertuang pada rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran struktur modal pada sektor aneka industri di Bursa
Efek Indoneisa periode 2009-2013?
2. Bagaimana gambaran profitabilitas pada sektor aneka industri di Bursa
Efek Indoneisa periode 2009-2013?
3. Bagaimana gambaran harga saham pada sektor aneka industri di Bursa
Efek Indoneisa periode 2009-2013?
4. Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap harga saham pada sektor
aneka industri di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013?
5. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap harga saham pada sektor
aneka industri di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013?
1.4Tujuan Penelitian
Ada pun tujuan diadakanya penelitian ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran struktur modal pada sektor aneka
industri di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.
2. Untuk mengetahui bagaimana gambaran profitabilitas pada sektor aneka
industri di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.
3. Untuk mengetahui bagaimana gambaran harga saham pada sektor aneka
12
Yulianti Solihah, 2015
4. Unutk mengetahui bagaimana pengaruh struktur modal terhadap harga
saham pada sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia periode
2009-2013.
5. Unutk mengetahui bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap harga
saham pada sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia periode
2009-2013.
1.5Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan mendapatkan kegunaan secara teoritis
maupun praktis, yaitu:
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan sumbangan pemikiran
dan dapat menambah informasi bagi penulis dan menjadi pelengkap
kajian-kajian dalam ilmu manajemen keuangan, khususnya yang
berkaitan dengan struktur modal dan profitabilitas terhadap harga
saham.
2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan sumber
informasi bagi perusahaan terkait untuk mengatasi masalah penurunan
Yulianti Solihah, 2015
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Objek Penelitian
Menurut Moh. Nazir (2011:123), “variabel penelitian adalah konsep yang
mempunyai bermacam-macam nilai.” Masih menurut Moh. Nazir (2011:124) “umumnya variabel dibagi atas dua jenis, yaitu variabel dependent (variabel terikat) dan variabel independent (variabel bebas). Variabel independent (variabel
bebas) adalah antecedent dan variabel dependent (variabel terikat) adalah
konsekuensi.” Variabel Y disebabkan variabel X, maka variabel Y dinamakan
dependent dan variabel X adalah variabel independent.
Adapun yang menjadi objek penelitian variabel independent (variabel
bebas) yaitu, struktur modal (X1) dan profitabilitas (X2). Struktur modal dihitung
dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER), sedangkan profitabilitas
dihitung dengan menggunakan Return On Assets (ROA). Kemudian yang menjadi
variabel dependent (variabel terikat) yaitu harga saham (Y). Penelitian mengenai
pengaruh struktur modal dan profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan
sektor aneka industri yang terdaftar di BEI periode 2009-2013.
3.2Metode dan Desain Penelitian
3.2.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dan verifikatif.
Menurut Suharsimi Arikunto (2009:234) “penelitian deskriptif adalah penelitian
yang menggambarkan tentang sesuatu variabel, keadaan, gejala atau fenomena”. Kemudian menurut M. Subana dan Sudrajat (2005:26) “metode deskriptif yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan
situasi yang terjadi dan dialami sekarang, sikap dan pandangan yang menggejala
saat sekarang, hubungan antar variable, pertentangan dua kondisi atau lebih,
pengaruh terhadap suatu kondis, perbedaan antar fakta, dan lain-lain”. Dari
penggunaan metode penelitian deskriptif ini akan diperoleh deskripsi mengenai
39
Yulianti Solihah, 2015
sedangkan profitabilitas dihitung dengan menggunakan Return On Assets (ROA),
dan harga saham pada perusahaan sektor aneka industri.
Adapun “penelitian verifikatif adalah penelitian untuk menguji
hipotesis-hipotesis dan mengadakan interpretasi yang lebih dalam tentang hubungan-hubungan” (Moh. Nazir, 2011:89). Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan profitabilitas terhadap harga saham pada
perusahaan sektor aneka industri.
3.2.2 Desain Penelitian
Suharsimi Arikunto (2006:51) mengemukakan bahwa “desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai rancangan kegiatan, yang akan dilaksanakan”. Desain penelitian ini adalah kausal karena, membuktikan hubungan suatu variabel terhadap variabel lainnya. Desain
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan struktur modal dan
profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan sektor aneka industri yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.
3.3Operasionalisasi Variabel
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah variabel independent
(variabel bebas) yaitu, struktur modal (X1) dan profitabilitas (X2) sedangkan
variabel dependent (variabel terikat) yaitu harga saham (Y). Operasionalisasi
40
Yulianti Solihah, 2015
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Indikator Skala
Struktur Modal (X1)
Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah utang jangka panjang dengan modal sendiri (Bambang Riyanto, 2010:282)
�
=TotalModalSendiri �TotalHutang % Rasio
Profitabilitas (X2)
Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian dari penjualan investasi serta kemampauan perusahaan menghasilkan laba yang akan menjadi dasar pembagian
Suharsimi Arikunto (2006:129) berpendapat bahwa “sumber data adalah
subjek dari mana data dapat diperoleh.” Sumber data dibedakan menjadi menjadi
dua macam data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data
yang diperoleh dari hasil penelitian langsung. Data sekunder merupakan data yang
sudah tersedia sebelumnya. Data yang dipakai dalam penelitian adalah sekunder
yang meliputi:
Data laporan struktur modal dan profitabilitas yang terdapat dikeuangan per tahun perusahaan sektor aneka industri.
Data statistik yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia dalam IDX Annual Report
41
Yulianti Solihah, 2015
3.5Teknik Pengumpulan Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2009:100), “metode pengumpulan data
adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data.” Maka dapat
diakatakan bahwa, teknik atau metode pengumpulan data adalah cara-cara yang
digunakan untuk mendapat data guna menunjang penelitian.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian
ini adalah studi dokumentasi. Studi dokumentasi merupakan, pengumpulan data
dengan mencatat data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari
dokumen-dokumen yang dimiliki instansi terkait. Salah satunya data berupa
laporan keuangan perusahaan.
3.6Populasi dan Sampel
3.6.1 Populasi
Dalam suatu penelitian dibutuhkan populasi yang akan meliputi
karakteristik dari objek yang diteliti. Menurut Sugiyono (2006:72) “populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
kemudian ditarik kesimpulannya.” Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam
penelitian ini yang menjadi populasi adalah 45 perusahaan pada sektor aneka
industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.
3.6.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2012:62) “sampel merupakan bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki pada populasi.” Oleh karena itu, peneliti
harus memastikan bahwa sampel tersebut benar-benar wakil dari populasi dengan
kata lain, sampel tersebut merupakan reperesentatif dari populasi.
Untuk menentukaan cara pengambilan sampling, diperlukan teknik
pengambilan sampel. “Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel”
(Sugiyono, 2012:62). Teknik sampling pada dasarnya dibedakan menjadi dua
42
Yulianti Solihah, 2015
“Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel” (Sugiyono, 2012:63). Masih menurut Sugiyono (2012:63) ”teknik probability sampling meliputi, simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random dan sampling
area.”
“Teknik nonprobabiltiy sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi kesempatan atau peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dijadikan sampel” (Sugiyono, 2012:66). “Adapun teknik sampel
ini meliputi, sampling sitematis, sampling kuota, sampling incidental, sampling
purpose, snowball sampling dan sampling jenuh” (Sugiyono, 2012:66).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. “Purposive sampling yaitu teknik sampling yang digunakan
oleh peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam
pengambilan sampelnya” (Sugiyono, 2012:68). Teknik ini dipilih karena, adanya
beberapa pertimbangan yaitu, faktor waktu, tenaga dan biaya yang terbatas.
Dengan teknik ini, peneliti dapat menentukan sampel berdasarkan tujuan tertentu,
tetapi tetap mematuhi syarat-syarat yang berlaku. Adapun syarat yang ditentukan
adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan harus terdaftar pada sektor aneka industri di Bursa Efek
Indonesia periode 2009-2013.
2. Perusahaan harus tercatat selama periode 2009-2013 dan tidak mengalami
delisting.
3. Perusahaan memiliki laporan keuangan selama periode 2009-2013.
4. Perusahaan mengalami penurunan harga saham pada tahun 2013.
5. Perusahaan memiliki kelengkapan data yang diperlukan dalam penelitian
sesuai dengan variabel yang diteliti yaitu struktur modal (DER),
profitabilitas (ROA) dan harga saham periode 2009-2013.
Berikut table yang menerangkan jumlah sampel sesuai persyaratan yang telah
43
Yulianti Solihah, 2015
Tabel 3.2 Sampel
Jumlah Perusahaan Sektor Aneka Industri 45
Perusahaan Mengalami Delisting (8)
Perusahaan Tidak Mengalami Penurunan Harga Saham (10)
Jumlah Sampel Penelitian 27
Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, dari jumlah perusahaan sektor
aneka industri sebanyak 45 perusahaan, maka perusahaan yang memenuhi kriteria
tersebut adalah 27 perusahaan sektor aneka industri. Adapun sampel perusahaan
sektor aneka industri diantaranya, terlihat pada tabel berikut:
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
No Kode Perusahaan di BEI Nama Perusahaan
1 ASII Astra Internasional Tbk
2 AUTO Astra Otoparts Tbk
3 GJTL Gajah Tunggal Tbk
4 BRAM Indo Kordsa Tbk
5 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk
6 INDS Indospring Tbk
7 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk
8 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk
9 NIPS Nipress Tbk
10 PRAS Prima Alloy Steel Tbk
11 MYTX Apac Citra Centertex Tbk
12 POLY Asia Pacific Fibers Tbk
13 ERTX Eratex Djaja Tbk
14 INDR Indo-Rama Synthetics Tbk
15 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk
16 PBRX Pan Brother Tbk
44
Yulianti Solihah, 2015
18 ADMG Polychem Indonesia Tbk
19 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk
20 SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk
21 TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk
22 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk
23 BATA Sepatu Bata Tbk
24 KBLI KMI Wire and Cable Tbk
25 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk
26 VOKS Voksel Elektric Tbk
27 PTSN Sat Nusapersada Tbk
3.7Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis
“Analisis data adalah memberikan arti dan mkana terhadap data yang diperoleh guna memecahkan masalah penelitian” (Moh. Nazir, 2011, hlm. 346).
Analisis data dilakukan dengan mengumpulkan data yang kemudian diolah
melalui beberapa tahapan, antara lain:
1. Menyusun kembali data yang telah diperoleh, kemudian diajukan kembali
dalam bentuk tabel maupun grafik.
2. Analisis deskriptif terhadap struktur modal dengan menghitung nilai
struktur modal dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER).
3. Analisis deskriptif terhadap profitabilitas dengan menghitung profitabilitas
dengan menggunakan Return on Assets (ROA).
4. Analisis deskriptif harga saham perusahaan dengan mengambil harga
saham penutupan akhir tahun.
5. Analisis statistik untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan
profitabilitas terhadap harga saham.
3.7.1 Analisis Data Deskriptif
“Analisis data deskriptif adalah analisis yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui
data sampel atau populasi yang bersifat objektif” (Sugiyono, 2012:29). Adapun
45
Yulianti Solihah, 2015
1. Analisis Deskriptif Struktur Modal
“Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah utang jangka panjang dengan modal sendiri” (Bambang Riyanto,
2010:282). Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan rasio Debt to Equity Ratio (DER) dengan cara,
menghitung total hutang dibandingkan dengan total ekuitas. Analisis
struktur modal dapat dihitung dengan rumus, sebagai berikut:
� = TotalModalSendiriTotal Hutang � %
2. Analisis Deskriptif Profitabilitas
“Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian dari penjualan
investasi serta kemampauan perusahaan menghasilkan laba yang akan menjadi dasar pembagian dividen”.(Gitman :2009) Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rasio Return
On Assets (ROA) dengan cara menghitung pendapatan setelah pajak
dibandingkan dengan total asset. Analisis data deskriptif profitabilitas
dapat dihitung dengan rumus, sebagai berikut:
�� = � �ℎ
� � %
3. Analisis Deskriptif Harga Saham
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini untuk
memperoleh harga saham dengan cara melihat harga saham pada waktu
penutupan (closing price). “Harga saham Harga saham atau pasar saham
adalah nilai saham yang terjadi akibat diperjualbelikan saham tersebut di pasar sekunder” (Sutrisno ,2003).
3.7.2 Analisis Regresi Linier Berganda
“Analisis regresi linier berganda ialah, suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk
46
Yulianti Solihah, 2015
variabel atau lebih dengan satu variabel terikat” (Riduwan dan Sunarto,
2012:108). Berikut persamaan regresi berganda:
Y= a+ β1X1+ β1X2 (Riduwan dan Sunarto, 2012, hlm. 108)
Keterangan:
Y = Harga saham α = Konstanta
X1 = Debt to Equity Ratio (DER)
X2 = Profitabilitas (ROA)
β1 = Koefisien persamaan regresi variabel bebas β2 = Koefisien persamaan regresi variabel bebas
3.7.3 Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian regresi terlebih dahulu dilakukan pengujian
asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik yang akan digunakan dalam penelitian ini
diantaranya:
1. Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model
statistik variabel-variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak. Model regresi
yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Cara
yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau
tidak adalah dengan menggunakan grafik normal probability plot. Apabila
variabel terdistribusi normal maka penyebaran plot akan berada di sektor dan di
sepanjang garis 45◦.
2. Uji Autokorelasi
“Tujuan dari uji autokorelasi adalah untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya)” (Ghozali, 2007). Jika terjadi korelasi,
maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi dapat disebabkan oleh
47
Yulianti Solihah, 2015
a. Inersia, dimana adanya momentum yang masuk ke dalam variabel-variabel
bebas secara terus menerus sehingga mempengaruhi nilai variabel
bebasnya.
b. Terjadi penyimpangan spesifikasi akibat adanya variabel-variabel
independen lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam model.
c. Bentuk fungsi yang salah.
d. Adanya tenggang waktu.
Menurut Singgih Santoso (2012, hlm. 242), untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi digunakan statistik D-W (DurbinWatson) dengan kriteria
autokorelasi sebagai berikut :
- Jika nilai D-W di bawah -2, maka terdeteksi ada autokorelasi positif.
- Jika nilai D-W diantara -2 sampai +2, maka terindikasi tidak ada
autokorelasi.
- Jika nilai D-W di atas +2, maka terindikasi ada autokorelasi negatif.
3. Uji Multikoleniaritas
Tujuan dari Uji multikoleniaritas adalah untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau tidak. Model yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Untuk
menditeksi ada tidaknya multikoleniaritas dalam model regresi adalah sebagai
berikut (Ghozali, 2007):
a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat
tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang
tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika, antar variabel
bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0.90), maka hal ini
merupakan indikasi adanya multikoleniaritas.
c. Multikoleniaritas dapat dilihat dari VIF (Variance Inflation Factor) dan
Tolerance. Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,1 atau nilai VIF lebih
kecil dari 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikoleniaritas pada
48
Yulianti Solihah, 2015
4. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan dari uji heteroskedastisitas adalah untuk menentukan ada tidaknya
indikasi varians antara residual tidak homogen yang mengakibatkan nilai taksiran
yang diperoleh tidak efisien. Heteroskedastisitas terjadi apabila ada koefisien dari
masing-masing variabel bebas yang signifikan pada tingkat signifikansi 5%.
Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara
mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat
dengan pola gambar scatterplot.
Suatu model regresi yang baik didapatkan apabila pada diagram pencar
residualnya tidak membentuk pola tertentu dan apabila berpencar di sekitar (pada
sumbu Y). Selain itu tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul
di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian
menyempit.
3.7.4 Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan
yang signifikan anatara dua variabel bebas yaitu (X1, X2) dan variabel terikat (Y).
Hipotesis nol (H0) menunjukan tidak adanya signifikasi antara variabel bebas dan
variabel terikat. Sedangkan hipotesi alternatif (Ha) menunjukan adanya signifikasi
antara variabel bebas dan variabel terikat. Statistik hipotesis yang akan diuji
dalam pengambilan keputusan pengambilan dan penolakan hipotesis dapat
dinyatakan sebagai berikut:
1. H0 : Struktur modal tidak berpengaruh terhadap harga saham
Ha : Struktur modal berpengaruh terhadap harga saham
2. H0 : Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap harga saham
Ha : Profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham
3.7.4.1Uji Keberatian Regresi
49
JK(Reg) = Jumlah Kuadrat Regresi
JK(s) = Jumlah Kuadrat Sisa (Residual)
k = Jumalah Variabel Bebas
n = Jumlah anggota sample
Fhitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel, taraf signifikansinya 5% (α 0,05). Bila signifikasinya lebih tinggi daripada tingkat keyakinannya, menunjukkan regresi berarti, barulah dilanjutkan dengan uji
keberatian koefisien regresi dan sebaliknya. Kriteria pengujiannya adalah sebagai
berikut:
1. Fhitung > Ftabel atau nilai sig < taraf signifikansi 0,05 atau 5% maka H0
ditolak dan Ha diterima.
2. Fhitung ≤ Ftabel atau nilai sig > taraf signifikansi 0,05 atau 5% maka H0
diterima dan Ha ditolak.
3.7.4.2Uji Keberartian Koefisien Regresi
“Uji keberartian koefisien regresi digunakan untuk menganalisis bila peneliti bermaksud mengetahui pengaruh atau hubungan antar variabel
independent dan dependent dimana, salah satu variabel indepentdent dibuat tetap
atau dikendalikan” (Sugiyono, 2012, hlm. 235). “Uji hipotesis dilakukan dengan
50
Yulianti Solihah, 2015
kemampuan siginifikasi hasil penelitian” (Riduwan dan Sunarto, 2012, hlm. 126).
Uji keberartian koefisien regresi dilakukan apabila hasil yang ditunjukan dengan
uji keberartian regresi menunjuakan bahwa regresi berarti. Rumus thitung dapat
dilihat dalam persamaan berikut:
=Sββ
Di mana:
Sβ = √ ΣX S+y. …− R
S y. … = Σ Yi − Ŷ
n − k −
ΣX = Σ X − X̅
R = ΣY��
Sudjana (2003, hlm. 111)
Keterangan:
t = Nilai thitung
β= Koefisien regresi Xi
Sβ= Kesalahan Baku (Standard Error) Koefisien Regeresi Xi
Selanjutnya hasil thitung dibandingkan dengan ttabel dengan ketentuan taraf signifikansi 5% (α=0,05) uji dua pihak. Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah:
- Jika thitung ≥ ttabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima
Yulianti Solihah, 2015
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan temuan dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai struktur
modal yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER), serta profitabilitas yang
diukur dengan Return On Assets (ROA) terhadap harga saham pada perusahaan
sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013,
melalui analisis deskriptif dan verifikatif, maka dapat ditarik simpulan sebagai
berikut:
1. Perkembangan struktur modal yang diukur dengan Debt to Equity Ratio
(DER) pada perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di BEI
periode 2009-2013 mengalami fluktuasi dan cenderung mengalami
peningkatan. Rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan sektor
aneka industri pada periode penelitian sebesar 101,68%.
2. Perkembangan profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA)
pada perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di BEI periode
2009-2013 mengalami fluktuasi dan cenderung terjadi penurunan. Rata-rata
Return On Assets (ROA) perusahaan sektor aneka industri pada periode
penelitian sebesar 3.87%.
3. Kondisi harga saham sektor aneka industri dalam kurun waktu 2009-2013
mengalami fluktuasi yang cenderung menurun. Hal ini dapat dilihat dari
harga saham masing-masing perusahaan maupun rata-rata sektor aneka
industri. Rata-rata harga saham sektor aneka industri selama periode
penelitian sebesar 4.255,71.
4. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji
keberartian koefisien regresi, struktur modal yang diukur dengan Debt to
Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2009-2013. Sturktur modal yang diukur dengan Debt to Equity
Ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap harga saham. Ketika struktur
modal yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) naik maka harga
91
Yulianti Solihah, 2015
5. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji
keberartian koefisien regresi, profitabilitas yang diukur dengan Return On
Assets (ROA) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan sektor
aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.
Profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA) berpengaruh
positif terhadap harga saham. Ketika profitabilitas yang diukur dengan
Return On Assets (ROA) naik maka harga saham akan meningkat.
5.2Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Perusahaan sektor aneka industri pada tahun periode yang diteliti tidak
terlalu mengalami peningkatan Debt to Equity Ratio (DER), karena hanya
terjadi peningkatan yang tidak seberapa. Perlu adanya penelitian lain untuk
membuktikan DER yang meningkat berpengaruh pada harga saham.
2. Dalam upaya meningkatkan profitabilitas yang diukur dengan Return On
Assets (ROA), perusahaan harus meningkatkan efektivitas dan efisiensi
penggunaan asset serta biaya operasional dalam kegiatan usahanya guna
menghasilkan keuntungan yang maksimal. Dengan keuntungan yang
maksimal diharapkan dapat menigkatkan harga saham perusahaan.
3. Diharapkan perusahaan dapat meningkatkan harga saham dengan cara
meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan demikian, investor tertarik
untuk berinvestasi pada saham perusahaan sektor aneka industri akibat
penilaian investor yang meningkat, karena kinerja perusahaan yang
meningkat.
4. Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi
dan diharapkan dapat meneliti mengenai harga saham, dengan
menggunakan variabel-variabel lain yaitu, likuiditas, nilai pasar, dan
aktivitas yang dapat mempengaruhi harga saham. Untuk penelitian
selanjutnya dapat menggunakan objek penelitian lainnya seperti subsektor
dan perusahaan yang terdaftar di BEI dan menambah tahun periode
Yulianti Solihah, 2015
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robbert. 1997. Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft
Indonesia
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Bambang, Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan. Edisi Empat.
Yogyakarta: BPFE
Brigham, E.F., dan Houston, J.F. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
Jakarta: Salemba Empat.
David Kodrat Sukardi dan Kurniawan Indojaya. 2010.Manajemen Investasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Hanafi, M Mamduh. Halim Abdul. 2008. Analisis Laporan Keuangan.
Yogyakarta: STIM YKPN
Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta:
PT. Raja Grafindo
Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas. Edisi
Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Husnan, S dan Enny. P. 2006.Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Edisi V.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Iraham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi. 2009. Teori Portofolio dan Analisis
Investasi. Bandung: Alfabeta.
Jogiyanto, Hartono. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada
Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Riduwan dan Sunarto. 2012. Pengantar Statistika untuk Penelitian (Pendidikan,
Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis). Penerbit Alfabeta: Bandung.
Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta:
Erlangga.
Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
BPFE
Sudana, I Made. 2010. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori & Praktik.
93
Yulianti Solihah, 2015
Sudjana. 2003. Metoda Statistika. Bandung: Tristo
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Kelima.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan: Teori, Konsep & Aplikasi. Yogyakarta:
Ekonisia.
Referensi Lainnya
Badan Pengawas Pasar Modal. 2003. Panduan Investasi Pasar Modal Indonesia.
Jakarta: Badan Pengawas Pasar Modal.
Deitiana, Tita. 2011. Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan Dan
Dividen Terhadap Harga Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol 13, No
1, April 2011, hlm 57-66
Ircham, Muhammad. 2014. Pengaruh Struktur Modal Dan Profitabilitas
Terhadap Harga Saham (Studi Pada Peusahaan Makanan dan Minuman
yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012). Jurnal
Adminitrasi Bisnis. Vol.11 No.1 Juni 2014
Kesuma, Ali. 2009. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go
Public di BEI. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.11, No. 1,
Maret 2009: 38-45
Riffandi, Destryana. 2013. Pengaruh Profitabilitas dan Struktur Modal Terhadap
Harga Saham pada Perusahaan Subsektor Coal Miningyang Terdaftar di
BEI. Skripsi. UPI. Bandung
Rinati, Ina. 2010. Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Retunr On Assets (ROA),
dan Return On Equity (ROE), Terhadap Harga Saham pada Perusahaan
yang Tercantum Pada Indeks LQ45
Zuliarni, Sri. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Mining And Mining Service Di Bursa Efek Indonesia (BEI).
94
Yulianti Solihah, 2015 Situs Internet
www.idx.co.id www.bi.go.id
www.kemenperin.go.id www.ift.co.id