KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA DALAM
MENYELESAIKAN PERMASALAHAN MATERI LARUTAN
PENYANGGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN
MASALAH
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Konsentrasi Pendidikan
Kimia
Oleh :
Rachmiati Dewi 1102573
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KONSENTRASI PENDIDIKAN KIMIA
Hak Cipta
========================================================================
KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN MATERI LARUTAN PENYANGGA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH
Oleh Rachmiati Dewi S.Si UPI Bandung, 2005
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
© Rachmiati Dewi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I,
Dr. rer nat. Omay Sumarna, M.Si NIP. 196404101989031025
Pembimbing II,
Dr. Sjaeful Anwar NIP. 196208201987031002
Diketahui oleh
Ketua Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana UPI
Rachmiati Dewi, 2014
Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyangga melalui model pembelajaran pemecahan masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis keterampilan metakognitif siswa yang dapat muncul dan digali pada saat siswa melakukan pemecahan masalah perhitungan larutan penyangga dengan menggunakan model pembelajaran pemecahan masalah . Pada penelitian ini juga dilakukan tes metakognitif siswa untuk mengetahui hubungan antara keterampilan metakognitif siswa dengan nilai tes pemecahan masalah yang didapatnya. Subyek penelitian adalah 30 orang siswa kelas XI di salah satu Sekolah Menengah Atas. Siswa diberi permasalahan perhitungan larutan penyangga yang diselesaikan dengan langkah-langkah pemecahan masalah IDEAL (Identify; Define; Explore; Act; Look back), yaitu mengidentifikasi masalah, menentukan dan merumuskan tujuan masalah, mengeksplorasi strategi yang mungkin, melakukan penyelesaian masalah dan mengevaluasi hasil pekerjaan. Jawaban siswa pada setiap langkah pemecahan masalah dinilai dengan menggunakan rubrik dan diinterpretasikan sebagai nilai indeks dari kemampuan siswa pada setiap langkah pemecahan masalah. Semakin tinggi nilai indeks, menunjukkan keterampilan metakognitif siswa semakin dapat muncul dan digali. Untuk mengukur keterampilan metakognitif siswa digunakan instrumen Metacognitive Activities Inventory (MCA-I). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan langkah pemecahan masalah IDEAL dapat menggali keterampilan metakognitif siswa pada aspek perencanaan, pemantauan dan evaluasi. Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa pada tes pemecahan masalah dapat disebutkan bahwa siswa dengan keterampilan metakognitif yang lebih baik memperoleh nilai tes pemecahan masalah yang lebih tinggi.
Rachmiati Dewi, 2014
Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi
1. Keterampilan Metakognitif... 8
2. Penilaian Metakognisi ... 9
B. Model Pemecahan Masalah ... 11
C. Larutan Penyangga ... 13
1. Komponen Larutan Penyangga ... 14
2. Pembuatan Larutan Penyangga ... 15
3. Perhitungan pH Larutan Penyangga ... 17
4. Prinsip Kerja Larutan Penyangga ... 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29
Rachmiati Dewi, 2014
Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii
B. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 30
C. Teknik Pengumpulan Data ... 31
D. Instrumen Penelitian ... 31
E. Analisis Data... 32
F. Alur Penelitian ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Hasil Penelitian ... 36
1. Keterlaksanaan Pembelajaran Pemecahan Masalah ... 36
2. Keterampilan Metakognitif yang Dapat Digali Melalui Model Pemecahan Masalah ... 38
3. Hubungan Keterampilan Metakognitif Siswa Dengan Nilai Tes Pemecahan Masalah yang Dicapainya ... 58
B. Pembahasan ... 64
1. Keterampilan Metakognitif Siswa Melalui Pembelajaran Pemecahan Masalah ... 64
2. Hubungan Keterampilan Metakognitif Siswa Dengan Nilai Tes Pemecahan Masalah yang Dicapainya ... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68
A. Kesimpulan ... 68
B. Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 70
Rachmiati Dewi, 2014
Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tindakan siswa yang Dihubungkan Dengan Keterampilan
Metakognitif yang Lebih Spesifik ... 9
Tabel 2.2 Metacognitive Activities Inventory (MCA-I) ... 10
Tabel 2.3 Beberapa Contoh Larutan Penyangga dan Komponen Penyangganya ... 14
Tabel 3.1 Langkah-langkah Pemecahan Masalah Model IDEAL yang Dikembangkan Pada Penelitian ... 30
Tabel 3.2 Menentukan Kedudukan Siswa Dalam Kelompok ... 33
Tabel 4.1 Kemampuan Siswa Dalam Mengidentifikasi Masalah ... 40
Tabel 4.2 Jawaban Siswa Untuk Pertanyaan No 1 dan 2 Pada LKS ... 41
Tabel 4.3 Nilai Indeks Menentukan dan Merumuskan Masalah ... 43
Tabel 4.4 Jawaban Siswa Untuk Pertanyaan No 3 Pada LKS ... 45
Tabel 4.5 Jawaban Siswa Untuk Pertanyaan No 4 Pada LKS ... 47
Tabel 4.6 Jawaban Siswa Untuk Pertanyaan No 5 Pada LKS ... 48
Tabel 4.7 Jawaban Siswa Untuk Pertanyaan No 6 Pada LKS ... 50
Tabel 4.8 Nilai Indeks Mengeksplorasi Strategi Yang Mungkin ... 51
Tabel 4.9 Jawaban Siswa Untuk Pertanyaan No 7 Pada LKS ... 53
Tabel 4.10 Nilai Indeks Melakukan Pemecahan Masalah ... 54
Tabel 4.11 Jawaban Siswa Untuk Pertanyaan No 8 dan 9 Pada LKS ... 56
Rachmiati Dewi, 2014
Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
Tabel 4.13 Indeks Keterampilan Metakognitif Siswa ... 59
Tabel 4.14 Skor Tes Pemecahan Masalah ... 60
Tabel 4.15 Indeks Metakognitif Siswa dengan Keterampilan Metakognitif Tinggi ... 61
Tabel 4.16 Indeks Metakognitif Siswa dengan Keterampilan Metakognitif Sedang ... 62
Tabel 4.17 Indeks Metakognitif Siswa dengan Keterampilan Metakognitif Rendah ... 63
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Diagram Metakognisi ... 7
Gambar 2.2 Larutan Penyangga yang Mengadung Komponen CH3 COOH-CH3COO- ... 15
Gambar 2.3 Cara Kerja Larutan Penyangga ... 21
Gambar 2.4 Pengenceran Tidak Merubah pH Larutan Penyangga ... 28
Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian ... 35
Rachmiati Dewi, 2014
Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
A. Rencana Pelaksanaan pembelajaran ... 73
B. Pertanyaan Lisan ... 84
C. Lembar Kerja Siswa ... 85
D. Tes Pemecahan Masalah ... 88
E. Rubrik Penilaian ... 91
F. Metacognitive Activities Inventory (MCA-I) ... 110
G. Sub Keterampilan Metakognitif ... 112
Rachmiati Dewi, 2014
Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xi
B. Nilai Indeks Menentukan Masalah ... 115
C. Nilai Indeks Mengeksplorasi Strategi Yang Mungkin ... 116
D. Nilai Indeks Melakukan Strategi Penyelesaian ... 117
E. Nilai Indeks Mengevaluasi ... 118
F. Hasil Tes Pemecahan Masalah ... 119
G. Hasil Tes MCA-I... 120
H. Lembar Kerja Siswa
1
Rachmiati Dewi, 2014
Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan proses kognitif yang melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan, yaitu: (1) memperoleh informasi baru, (2)
transformasi informasi, dan (3) menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan (Bruner dalam Dahar, 2006). Dalam mempelajari ilmu kimia yang bersifat abstrak
diperlukan lingkungan dimana siswa dapat mempelajari konsep dan prinsip ilmu kimia tersebut dengan lebih bermakna (Pulmones, 2007). Belajar bermakna dapat terjadi jika pengetahuan prasyarat siswa dihubungkan dengan pembelajaran, dengan kata lain siswa dapat belajar bermakna jika pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan kompetensi mereka (Yi Shen dan Liu, 2011). Siswa harus diberikan kesempatan menggunakan pengetahuan mereka sebelumnya untuk membangun pengetahuan baru.
Pembelajaran kimia di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) menekankan siswa untuk menguasai konsep-konsep kimia dan saling keterkaitannya serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu konsep kimia yang banyak aplikasinya pada kehidupan sehari-hari dan memiliki kompleksitas permasalahan yang cukup tinggi adalah larutan penyangga. Larutan penyangga banyak diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari seperti dalam bidang kesehatan, obat-obatan, kosmetik, fotografi, dan keberadaan larutan penyangga dalam tubuh manusia sehingga konsep larutan penyangga merupakan salah satu konsep yang penting untuk dipelajari di tingkat SMA. Namun demikian, pada umumnya siswa kesulitan dalam mempelajari materi larutan penyangga terutama dalam menyelesaikan masalah perhitungan materi larutan penyangga.
2
Rachmiati Dewi, 2014
Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
stoikiometri reaksi yang melibatkan prinsip pergeseran kesetimbangan dan ketidaktelitian siswa dalam melakukan operasi matematika. Lebih lanjut, penelitian tersebut mengemukakan bahwa faktor-faktor penyebab kesulitan tersebut diantaranya adalah kurangnya kesiapan siswa dalam menerima konsep baru, kurangnya penguasaan dan pemahaman siswa terhadap konsep prasyarat pada materi larutan penyangga, dan kurangnya latihan soal-soal dan cara siswa
dalam menyelesaikan soal. Hal tersebut dapat disebabkan karena kemampuan siswa yang lemah dalam melakukan pemacahan masalah yang bersifat kuantitatif
dimana penyelesaiannya tidak hanya membutuhkan pemahaman konsep tetapi juga kemampuan berhitung.
Dalam melakukan penyelesaian masalah, diperlukan kemampuan yang dapat mengontrol proses kognisi mereka, sehingga tercipta pembelajaran yang lebih berarti dimana siswa memahami apa yang sedang mereka pelajari, mengetahui strategi yang bisa digunakan untuk mempelajarinya dan mengetahui bagaimana menyelesaikan suatu permasalahan yang ditimbulkannya. Para ahli mengartikan kemampuan tersebut sebagai metakognisi.
Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa metakognisi memiliki peranan penting dalam proses belajar dan dapat memprediksikan kesuksesan akademis seseorang. Siswa yang memiliki metakognisi yang baik menunjukkan prestasi akademik yang lebih baik (Zulkiply, et al.,2008; Coutinho, 2010; Singh, 2012). Siswa yang memiliki kesadaran metakognitif yang tinggi dapat melaksanakan ujian dengan lebih baik dibandingkan siswa dengan kesadaran metakognitif yang rendah (Rahman, et al. 2010).
Rickey dan Stacy (2000) melakukan penelitian dengan menginstruksikan kepada seorang sarjana dan sepasang mahasiswa untuk mengungkapkan ke dalam bentuk kata-kata mengenai apa yang mereka pikirkan ketika memecahkan
3
Rachmiati Dewi, 2014
Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemampuan pemantauan dan kontrol yang rendah ketika menyelesaikan soal, dengan tidak melakukan re-check terhadap jawaban yang dibuatnya dan melakukan penyelesaian tergesa-gesa. Sebaliknya, sepasang mahasiswa yang tingkat penguasaan pengetahuannya tidak sebaik sarjana, dapat menyelesaikan persoalan karena selama proses pengerjaannya, mereka selalu mengevaluasi apa yang telah mereka kerjakan. Hal tersebut memperlihatkan bahwa keterampilan
metakognitif yang rendah dapat menyebabkan seseorang gagal menyelesaikan masalah. Hubungan antara pemecahan masalah dan keterampilan metakognitif
juga dikemukakan oleh Delvecchio (2011) yang dalam penelitiannya menyebutkan bahwa pada saat melakukan pemecahan masalah siswa menggunakan keterampilan metakognitifnya yang meliputi aspek perencanaan, pemantauan dan evaluasi. Nulhakim (2013) dalam hasil penelitiannya menyebutkan bahwa adanya dorongan pemecahan masalah memberikan kesempatan pada siswa untuk mengontrol proses berpikirnya.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis keterampilan metakognitif siswa yang dapat digali pada saat siswa melakukan pemecahan masalah pada materi larutan penyangga dengan menggunakan model pemecahan masalah.
B. Rumusan Masalah
Masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana keterampilan metakognitif siswa pada saat memecahkan permasalahan larutan penyangga menggunakan model pembelajaran pemecahan masalah ?”
Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah, permasalahan dirumuskan kedalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana keterlaksanaan pembelajaran materi larutan penyangga dengan
model pemecahan masalah dalam menggali keterampilan metakognitif siswa? 2. Keterampilan metakognitif apa saja yang dapat digali melalui model
4
Rachmiati Dewi, 2014
Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Bagaimana hubungan antara keterampilan metakognitif siswa dengan nilai tes pemecahan masalah yang didapatnya ?
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah maka pada penelitian ini dibatasi dengan hanya
melakukan analisis keterampilan metakognitif siswa yang meliputi aspek perencanaan, pemantauan dan evaluasi pada saat melakukan pemecahan masalah yang bersifat hitungan di materi larutan penyangga.
D. Penjelasan Istilah
1. Metakognisi dapat diartikan “kesadaran tentang bagaimana seseorang belajar; kesadaran tentang kapan seseorang mengerti atau tidak; pengetahuan bagaimana cara menggunakan informasi yang tersedia untuk mencapai tujuan; kemampuan untuk menilai apa yang dibutuhkan kognisi ketika menjalankan tugas; pengetahuan mengenai strategi apa yang dapat digunakan untuk kepentingan tertentu; dan penilaian terhadap kemajuan seseorang baik selama atau setelah melakukan kinerja (Gourgey dalam Sandi-Urena, 2008). 2. Keterampilan metakognitif merupakan komponen metakognisi yang meliputi
kumpulan aktivitas yang digunakan oleh individu dalam mengontrol proses kognisi mereka yang meliputi sub-komponen perencanaan, pemantauan dan evaluasi. Uraian mengenai ketiga sub-komponen tersebut adalah sebagai berikut (Jordan, 2011) :
a. Perencanaan (planning) mengacu pada tindakan siswa sebelum
5
Rachmiati Dewi, 2014
Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Pemantauan (monitoring) mengacu pada tindakan siswa pada saat menyelesaikan permasalahan. Diartikan sebagai keterampilan self-testing yang penting untuk mengontrol proses belajar. Pemantauan juga
diartikan sebagai Kesadaran dalam melakukan tugas secara menyeluruh. Tindakan yang menggambarkan sub-keterampilan ini pada saat memecahkan masalah diantaranya adalah analisis, menghubungkan atau
mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki untuk menyelesaikan permasalahan, serta pemilahan, pengorganisasian, dan pemetaan
informasi yang berkaitan dengan permasalahan.
c. Evaluasi mengacu pada tindakan siswa setelah melakukan penyelesaian masalah seperti menilai hasil pekerjaan yang telah dilakukan.
3. Strategi pemecahan masalah merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan proses berpikir siswa melalui pemberian masalah yang harus dipecahkan dengan menggunakan langkah-langkah tertentu. Pada penelitian ini pemecahan masalah yang digunakan adalah model pemecahan masalah IDEAL (Identify the problem; Define and represent the problem; Explore possible strategies; Act on the strategies; Look back and Evaluate the
effect of your activities) yang dikembangkan oleh Bransford dan Stain.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan metakognitif siswa yang dapat digali melalui penggunaan strategi pembelajaran pemecahan masalah pada materi larutan penyangga dan hubungan antara keterampilan metakognitif siswa dengan nilai tes pemecahan masalah yang dicapainya.
F. Manfaat Penelitian
6
Rachmiati Dewi, 2014
Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah
29
Rachmiati Dewi, 2014
Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif. Siswa dalam satu kelas sampel diberikan permasalahan
mengenai perhitungan pH larutan penyangga yang harus diselesaikan dengan menggunakan metode pemecahan masalah yang bertujuan untuk menggali
keterampilan metakognitif siswa. Data yang dihasilkan berupa deskripsi keterampilan metakognitif siswa dalam proses pemecahan masalah yang dikonversi menjadi nilai indeks siswa dalam mengidentifikasi masalah; nilai indeks siswa dalam menentukan dan merumuskan masalah; nilai indeks siswa dalam mengeksplorasi strategi yang mungkin; nilai indeks siswa dalam melakukan strategi pemecahan; serta nilai indeks siswa dalam mengevaluasi hasil pekerjaan. Setelah keterampilan metakognitif siswa digali, kemudian siswa diberi tes pemecahan masalah. Hasil tes pemecahan masalah yang didapat siswa dibandingkan dengan tes keterampilan metakognitifnya yang kemudian dideskriptifkan hubungan antara hasil tes pemecahan masalah dengan keterampilan metakognitif siswa.
Pada penelitian ini digunakan langkah-langkah pemecahan masalah untuk menggali keterampilan metakognitif siswa pada saat melakukan pemecahan masalah pada materi larutan penyangga. Siswa melakukan pemecahan masalah dengan diberikan pertanyaan-pertanyaan petunjuk atau penuntun yang dituangkan dalam lembar kerja atau secara langsung (lisan) oleh guru. Selain itu, siswa diperbolehkan berinteraksi dengan teman sebaya dalam kelompok kecil (2 orang) pada saat memecahkan masalah. Uraian mengenai langkah pembelajaran pada
30
Rachmiati Dewi, 2014
Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1 Langkah-Langkah Pemecahan Masalah Model IDEAL yang
Dikembangkan Pada Penelitian
Langkah
Pembelajaran Kegiatan Siswa Pertanyaan Penuntun
Keterampilan
Pertanyaan lisan dari guru
penting yang relevan dengan permasalahan
Mengevaluasi Memeriksa tujuan
permasalahan yang
31
Rachmiati Dewi, 2014
Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian dilaksanakan di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta. Subyek penelitian adalah 30 orang siswa kelas XI jurusan IPA yang mempelajari materi larutan penyangga pada tahun pelajaran 2012/2013.
C. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data pada penelitian ini meliputi siswa, dan proses pemecahan
masalah. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data tersebut adalah dengan menggunakan teknik tes dilakukan dalam dua bagian. Pertama tes untuk
mengukur keterampilan metakognitif siswa dengan menggunakan instrument tes Metacognitive Activities Inventory (MCA-I). kedua, tes pemecahan masalah untuk
mengetahui nilai yang didapat siswa dalam melakukan pemecahan masalah. Sedangkan untuk mengetahui keterlaksanaan penggunaan model pemecahan masalah dan keterampilan metakognitif siswa yang dapat muncul pada saat melakukan pemecahan masalah digunakan data jawaban siswa pada lembar kerja.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar kegiatan siswa (LKS), tes pemecahan masalah dan metacognitive activities inventory (MCA-I). 1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS merupakan panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. LKS yang digunakan dalam penelitian ini memuat permasalahan larutan penyangga dalam bentuk wacana yang harus diselesaikan oleh siswa dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dikembangkan berdasarkan langkah-langkah penyelesaian masalah model IDEAL.
2. Tes Pemecahan Masalah
32
Rachmiati Dewi, 2014
Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ini, tes dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada materi larutan penyangga. Tes yang diberikan berbentuk uraian yang disusun berdasarkan indikator pemecahan masalah.
Salah satu aspek penting yang tercakup dalam syarat suatu alat ukur yang baik adalah validitas. Firman (2000) menjelaskan validitas suatu alat ukur menunjukkan sejauh mana alat ukur tersebut mengukur apa yang seharusnya
diukur. Suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur satu keterampilan tertentu tidak bias digunakan untuk mengukur keterampilan lain. Biasanya
validasi suatu alat ukur dilakukan dengan mengundang judgement (timbangan) kelompok ahli dalam bidang yang diukur.
3. Metacognitive Activities Inventory (MCA-I)
MCA-I digunakan untuk mengukur keterampilan metakognitif siswa. MCA-I
yang digunakan pada penelitian ini dikembangkan oleh Cooper dan Sandi-Urena, 2008. Instrumen terdiri dari 27 pernyataan dengan penilaian menggunakan skala Likert dari 1 sampai dengan 5, dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju. Nilai MCA-I berupa persentase dari jumlah maksimum poin yang dapat dicapai, dimana semakin tinggi nilai MCA-I keterampilan metakognitif juga semakin baik (Clemson, 2011).
E. Analisis Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dihasilkan dari nilai MCA-I dan nilai tes pemecahan masalah sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil observasi.
Hasil jawaban siswa pada LKS dipaparkan secara deskriptif dan dinilai dengan menggunakan rubrik penilaian sebagai acuan dalam penentuan nilai indeks siswa. Nilai indeks tersebut dihitung di setiap langkah pembelajaran
33
Rachmiati Dewi, 2014
Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pemecahan masalah yang memperlihatkan bahwa keterampilan metakognitif siswa semakin dapat tergali. Peneliti mengelompokkan siswa berdasarkan nilai indeksnya pada kategori tinggi, sedang dan rendah dengan menggunakan standar deviasi, seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.2 Menentukan Kedudukan Siswa Dalam Kelompok
Rentang Kelompok
x ≥ │ + 1 . s│ Tinggi
│ - 1 . s │ ≤ x < │ + 1 . s │ Sedang
x < │ - 1 . s │ Rendah
Keterangan: x = Skor subjek
= Rerata s = Standar deviasi
Pengelompokkan tersebut bertujuan untuk memaknai data yang dianalisis. Pada kelompok tinggi siswa memiliki nilai indeks di atas rata-rata dan dapat disebutkan bahwa keterampilan metakognitif pada siswa kelompok ini dapat digali melalui proses pemecahan masalah pada penelitian ini. Pada kelompok sedang, siswa memiliki nilai indeks rata-rata dan ditafsirkan bahwa keterampilan metakognitif pada siswa kelompok ini sudah muncul dan tergali namun tidak dengan sempurna. Sedangkan siswa yang berada pada kelompok rendah memiliki nilai indeks di bawah rata-rata, dan ditafsirkan bahwa pemecahan masalah yang dirancang pada penelitian ini tidak dapat menggali keterampilan metakognitif siswa pada kelompok ini.
Analisis MCA-I dan tes pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif dan kemudian disajikan dalam bentuk deskripsi berdasarkan
34
Rachmiati Dewi, 2014
Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Alur Penelitian
Secara garis besar, penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu : (1) persiapan; (2) pelaksanaan; dan (3) penyelesaian. Alur penelitian yang dilakukan digambarkan dalam bagan alur seperti yang terdapat pada lampiran.
1. Tahap Persiapan
Tahap ini dimulai dengan menganalisis materi larutan penyangga yang akan
digunakan sebagai bahan penelitian dan analisis literatur mengenai metakognisi dan strategi pemecahan masalah yang akan dikembangkan;
Merancang pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi pemecahan masalah dan mendeskripsikan keterampilan metakognitif siswa; Serta membuat instrumen penelitian yang berupa lembar observasi, lembar kerja, tes pemecahan masalah.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini meliputi orientasi penelitian yang mencakup pemberian informasi pendahuluan mengenai topik penelitian kepada siswa yang menjadi subyek penelitian. Selanjutnya pada tahap ini dilakukan pembelajaran dengan menggunakan strategi pemecahan masalah, pengukuran keterampilan metakognitif siswa dengan menggunakan MCA-I dan lembar kerja serta wawancara.
3. Tahap Penyelesaian
Pada tahap ini dilakukan analisis data yang diperoleh dengan menggunakan metoda statistik deskriptif serta penarikan kesimpulan.
35
Rachmiati Dewi, 2014
Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Studi pustaka mengenai
metakognisi, model pemecahan masalah dan materi larutan
penyangga
Penyusunan rencana pembelajaran
Penyusunan instrumen
Pelaksanaan pemecahan masalah model IDEAL
Pengumpulan data
Analisis data
Temuan dan pembahasan
Kesimpulan Tahap
Pelaksanaan
Tahap Penyelesaian/
36
Rachmiati Dewi, 2014
Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah
68
Rachmiati Dewi, 2014
Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian, anlisis dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pembelajaran pemecahan masalah model IDEAL yang disusun dapat menggali keterampilan metakognitif siswa. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan selama pembelajaran dapat memunculkan keterampilan metakognitif siswa
2. Keterampilan metakognitif siswa yang dapat digali pada melalui pembelajaran pemecahan masalah meliputi aspek perencanaan, pemantauan dan evaluasi. Proses merencanakan tergali ketika siswa memahami permasalahan, menentukan tujuan permasalahan, mencari strategi yang pernah digunakan dan memetakan penyelesaian. Proses pemantauan tergali ketika siswa menyaring informasi yang diperolehnya berkenaan dengan permasalahan dan selalu merevisi pekerjaannya ketika menyelesaikan masalah. Proses evaluasi tergali ketika siswa memeriksa kembali hasil pekerjaannya dan mengkonfirmasi penyelesaian masalah yang telah dilakukannya.
3. Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa pada tes pemecahan masalah dapat disebutkan bahwa siswa dengan keterampilan metakognitif yang lebih baik memperoleh nilai tes pemecahan masalah yang lebih tinggi, menunjukkan siswa tersebut dapat melakukan pemecahan masalah
dengan lebih baik.
69
Rachmiati Dewi, 2014
Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Diperlukan adanya penelitian lanjutan untuk mengembangkan keterampilan metakognitif siswa yang sudah muncul dengan model pembelajaran pemecahan masalah
2. Diperlukan penelitian lebih lanjut dalam membuat instrumen untuk mengembangkan keterampilan metakognitif siswa.
3. Dalam mengukur keterampilan metakognitif siswa akan lebih baik jika
70
Rachmiati Dewi, 2014
Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arifin dkk,. (2003) Common Textbook Strategi Belajar Mengajar Kimia (Edisi Revisi). IMSTEP.
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta : Bumi Aksara
BSNP. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Cooper, M. M., Sandi-Urena, S., & Stevens, R. (2008). Reliable Multi Method Assessment of Metacognition Use in Chemistry Problem Solving. Chemistry Education Research and Practice.
Coutinho, S. A. (2007). The Relationship Between Goals, Metacognition, and Academic Success. Educate Journal. 7 (1). 39-47.
Dahar, R. W. (2006). Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta : Erlangga
Delvecchio, F. (2011). Students’ Use of Metacognitive Skills While Problem Solving in High School Chemistry. Tesis. Queen’s University.
Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar Dalam Pengajaran Kimia. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia
Jegede, S.A.C. (2007). The Effect of Problem-Solving Technique on Students’ Competence in Tackling Chemical Problems. Research Journal of Applied Science. 2 (7). 801-803.
Jordan, J. R. (2011). Teacher Practices and High School Chemistry Students’ Metacognitive Skillfulness. Disertasi. Graduate School of Clemson University.
Lee, M. & Baylor, A. L. (2006). Designing Metacognitive Maps for Web-Based Learning. Educational Technology & Society. 9 (1). 344-348.
71
Rachmiati Dewi, 2014
Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nulhakim, L. (2013). Analisis Keterampilan Metakognitif Siswa yang Dikembangkan Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Tesis. UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Ozsoy, G & Ataman, A. 2009. The Effect of Metacognitive Strategy Training on Mathematical Problem Solving Achievement. International Electronic Journal of Elementary Education Vol 1.
Papaleontiou-Louca, E. (2008). Metacognition and Theory of Mind. Newcastle : Cambridge Scholars Publishing.
Pulmones, Richard. 2007. Learning Chemistry In A Metacognitive Environtment. The Asia Pasific-Education Researcher VOl.16.
Rahman, F. et al. (2010). Impact of Metacognitive Awareness On Performance Of Students In Chemistry. Contemporary Issues In Education Research. 3 (10).
Rickey, D. & Stacy, A. M. (2000). The Role of Metacognition in Learning Chemistry. Journal of Chemical Education. 77 (7). 915-920.
Silberberg, M. S. (2007). Principles of General Chemistry. New York : McGraw Hill
Sandi-Urena, G. (2008). Design and Validation Of a Multimethod Assessment of Metacognition and Study of The Effectiveness of Metacognitive Interventions. Disertasi. Graduate School of Clemson University.
Schraw, G. & Dennison, R.S. (1994). Assessing Metacognitive Awareness. Contemporary Educational Psychology. Vol 19. 460-475.
Singh, Y. G. (2012). Metacognitive Ability of Secondary Students and Its Association With Academic Achievement in Science Subject. International Indexed & Referred Research Journal. IV (39). ISSN-0974-2832.
Stack, S. & Bound, H. (2012). Understanding Metacognition. Institute For Adult Learning. Singapore.
Susiana, E. (2010). IDEAL Problem Solving Dalam Pembelajaran Matematika. Kreano Jurnal Matematika Kreatif-inovatif. 2 (1).
72
Rachmiati Dewi, 2014
Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual. Jakarta: Bumi Aksara.
Yi-Shen, C & Liu, H. (2011). Metacognitive Skills Development : A Web-Based Approach In Higher Education. The Turkish Online Journal of Education.
Zulkiply, N., Kabit, M. R., & Ghani, K. A. (2008). Metacognition : What Roles
Does It Play On Students’ Academic Performance ?. The International