• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE ESA (ENGAGED, STUDY, ACTIVATE) TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas III SD Negeri Cieunteung 2 Kota Tasikmalaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE ESA (ENGAGED, STUDY, ACTIVATE) TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas III SD Negeri Cieunteung 2 Kota Tasikmalaya)."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE ESA (ENGAGED, STUDY, ACTIVATE) TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA

PADA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

(Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas III SD Negeri Cieunteung 2 Kota Tasikmalaya)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Erika Hardiyanti NIM 1004077

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2014

LEMBAR PERSETUJ

PERNYATAAN

(2)

Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PENGARUH METODE ESA

(ENGAGED, STUDY, ACTIVATE) TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS” ini beserta seluruh isinya adala benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan

cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanki apabila ditemukan adanya

pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Tasikmalaya, Juni 2014

Yang membuat pernyataan,

Erika Hardiyanti

NIM 1004077

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah dan masih memberikan rahmat dan karunianya yang tiada henti kepada peneliti,

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode ESA

(Engaged, Study, Activate) terhadap Keterampilan Berbicara Siswa pada Pembelajaran

bahasa Inggris di Sekolah Dasar. (Penelitian Kuasi-Eksperimen pada Siswa Kelas III SDN

(3)

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi PGSD di Universitas Pendidikan Indonesia Kampus

Tasikmalaya. Selesainya penulisan skripsi ini tak lepas dari pertolongan dari Allah SWT,

dorongan motivasi, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah membantu

mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi.

Peneliti hanya mampu memberikan do’a semoga Allah SWT membalas semua amal

kebaikan dan ucapan terimakasih yang rasanya tak cukup untuk membalas amal dan kebaikan

dari semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan

kemampuan yang dimiliki peneliti. Kritik dan saran dengan senang hati peneliti harapkan dari

berbagai pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti dan pembaca.

Tasikmalaya, Juni 2014

(4)

PENGARUH METODE

“ESA”

(

ENGANGED, STUDY, ACTIVATE)

TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA PADA

PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

Erika Hardiyanti, Didi Sutardi Danawijaya dan Desiani Natalina

Program S-1 PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian mengenai metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris terutama pada keterampilan berbicara. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode pembelajaran ESA (Engaged, Study, Activate) yang dikembangkan oleh Jeremy Harmer (1998). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode ESA

(Engaged, Study, Activate) terhadap keterampilan berbicara siswa pada pembelajaran bahasa Inggris

di kelas III SDN Cieunteung 2 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Kuasi Eksperimen. Desain penelitian ini menggunakan jenis

Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas III SDN Cieunteung

2 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya yang terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas IIIA dan IIIB dengan jumlah masing-masing siswa sebanyak 25 orang siswa. Instrumen utama yang digunakan peneliti adalah performance

test berupa percakapan sederhana dalam bahasa Inggris. Data yang dikumpulkan berasal dari hasil tes

awal (pretest) dan hasil tes akhir (posttest) yang dilakukan siswa. Analisis data yang dilakukan adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan Microsoft Excel 2010 dan SPSS 16.0 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar yang diperoleh kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, dilihat dari perolehan rata-rata posttest kelas eksperimen yaitu sebesar 14,28, dan kelas kontrol sebesar 11,76. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode ESA

(Engaged, Study, Activate) terhadap keterampilan berbicara siswa pada pembelajaran bahasa Inggris

di kelas III sekolah dasar. Analisis tersebut berdasarkan hasil uji-t pada posstest di kedua kelas dengan menggunakan uji statistik Independent Simple T Test yang hasilnya menyatakan bahwa nilai signifiansi 0,001 < 0,05. Artinya H ditolak dan Ha diterima yang artinya keterampilan berbicara

siswa pada pembelajaran bahasa Inggris yang menggunakan metode ESA (Engaged, Study, Activate) lebih baik daripada pembelajaran yang tidak menggunakan metode ESA (Engaged, Study, Activate).

(5)

INFLUENCE OF USING “ESA” (ENGANGED, STUDY, ACTIVATE)

METHOD TOWARD STUDENT SPEAKING SKILL AT ENGLISH

LESSON

Erika Hardiyanti, Didi Sutardi Danawijaya dan Desiani Natalina

Program S-1 PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya

Abstract

This research is about lesson method who can using in English lesson at speaking skill. One of a method who can used is ESA (Engaged, Study, Activate) method by Jeremy Harmer (1998). This purpose of this research is knowing the influence of using ESA (Engaged, Study, Activate) method toward student speaking skill at English lesson in class III SDN Cieunteung 2 Tasikmalaya. Method of research that used is Eksperiment with Quasi-Experimental type. Research design that used is Nonequivalent Control Group Design. Population of this research is class III SDN Cieunteung 2, there are experiment class and control class. Sample that used is A class and B class with 25 students in every class. Main istrument that used is performance test with simple dialogue in English. Data is proccess and analyze from student pretest and posttest. Data analyze is quantitative analyze using Microsoft Excel 2010 and SPSS 16.0 for Windows. The result of this research is student speaking skill in experiment class better than control class. Posttest mean in experiment class is 14,28 and control class is 11,76. The result of analyzed in uji-t posttest in experiment and control class with statistic Independent Simple T Test is sig. value 0,001 < 0,05, so rejected dan Ha accepted, so there student

speaking skill at Englih lesson with using ESA (Engaged, Study, Activate) method better than the lesson with not using ESA (Engaged, Study, Activate) method.

(6)

DAFTAR ISI

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ...

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

A.

Kajian Pustaka ... 10

1. Pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar ... 10

2. Metode Pembelajaran ESA (Engaged, Study, Activate) ... 12

3. Keterampilan Berbicara bahasa Inggris ... 15

B. Kerangka Pemikiran ... 20

C. Anggapan Dasar ... 21

D. Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 23

B. Desain Penelitian ... 24

C. Metode Penelitian ... 25

(7)

E. Variabel Penelitian ... 25

F. Instrument Penelitian ... 26

G. Proses Pengembangan Instrumen ... 26

1. Uji Validitas ... 26

2.Uji Reabilitas ... 31

H.

Teknik Pengumpulan Data ... 35

I.

Analisis Data ... 35

1. Analisis Deskriptif ... 35

2. Analisis Inferensial... 36

3. Uji Hipotesis Statistik ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Penelitian ... 38

1. Deskripsi Penelitian Keterampilan Berbicara Siswa pada Pembelajaran bahasa Inggris ... 39

2. Analisis Inferensial (Uji Asumsi) ... 51

B. Pembahasan ... 59

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 63

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL halaman Tabel 2.1 Rubrik Penilaian Speaking Amy Buttner ... 18

Tabel 3.2 Klasifikasi Kriteria Validitas ... 27

(8)

Tabel 3.4 Nilai Koefisien Korelasi (rxy) ... 29

Tabel 3.5 Nilai thitung ... 30

Tabel 3.6 Validitas Instrumen ... 31

Tabel 3.7 Hasil Uji Reabilitas ... 32

Tabel 3.8 Kriteria Reabilitas ... 34

Tabel 3.9 Hasil Uji Reabilitas Instrumen ... 44

Tabel 4.1 Interval Kategori ... ... 39 Tabel 4.2 Interval Kategori Pretest Kemampuan Berbicara Siswa ... 41

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 42

Tabel 4.4 Interval Kategori Posttest Kemampuan Berbicara Siswa ... Tabel 4.4 Statistik Deskpriptif Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 46 ... Tabel 4.5 Interval Kategori Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 45

Tabel 4.6 Rata-Rata Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 47

Tabel 4.7 Kategori Interpretasi Normal Gain ... 48

Tabel 4.8 Data Normal Gain Kelas Eksperimen ... 49

Tabel 4.9 Data Normal Gain Kelas Kontrol ... 50

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 52

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 53

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Normal Gain ... 54

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 55

Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Normal Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 55

Tabel 4.15 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 56

Tabel 4.16 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 57

(9)
(10)

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 21

Gambar 3.1 Desain Penelitian... 24

Gambar 3.2 Variabel Penelitian ... 25

Gambar 3.3 Rumus Koefisien Korelasi Pearson Product Moment ... 27

Grafik 4.1 Interval Kategori Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 41

Grafik 4.2 Interval Kategori Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 45

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

Lampiran A ... 66

Lampiran B ... 88

Lampiran C ... 95

Lampiran D ... 124

Lampiran E... 129

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang sangat penting untuk

melakukan interaksi antar individu. “Bahasa merupakan sistem lambang bunyi

yang arbiter yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerjasama,

berinteraksi dan mengidentifikasi diri.” (Depdiknas, 2005, hlm.18). Dari kutipan

tersebut dapat dinyatakan bahwa bahasa adalah suatu alat komunikasi yang berupa

lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dalam rangka

menyampaikan suatu ide, pesan, maksud dan pendapat seseorang kepada orang

lain.

Di era globalisasi saat ini, bahasa Inggris sangat penting dan menjadi suatu

kebutuhan untuk dipelajari. Karena, bahasa Inggris merupakan bahasa

internasional yang digunakan oleh bangsa-bangsa di dunia untuk berkomunikasi.

Untuk berkomunikasi dengan baik, diperlukan keterampilan berbicara yang baik.

Maka dari itu, menguasai keterampilan berbicara dalam bahasa Inggris merupakan

modal awal dalam kesuksesan untuk menyambut era globalisasi. Dengan

mempelajari bahasa Inggris, siswa diharapkan dapat berkomunikasi baik secara

lisan maupun tulisan. Berdasarkan BNSP (2006, hlm.47) salah satu mata pelajaran

yang harus dikuasai oleh siswa yaitu bahasa Inggris yang merupakan sebuah alat

komunikasi yang bersifat global. Dari proses komunikasi tersebut tentu terdapat

empat kegiatan yang berbeda yang menunjang satu sama lain, yaitu empat

keterampilan berbahasa, yakni menyimak (listening), berbicara (speaking),

menulis (writing) dan membaca (reading).

Dari keempat keterampilan bahasa tersebut, saat ini keterampilan berbicara

menjadi perhatian utama. Siswa kurang memiliki kesempatan untuk berbicara

dalam bahasa Inggris di depan umum baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Oleh karena itu, guru sekolah dasar seharusnya dapat memadukan keempat

(13)

2

dan mendengarkan saja yang disampaikan, tetapi siswa juga harus bisa tampil di

depan kelas tanpa rasa malu dan takut yaitu melalui keterampilan membaca dan

berbicara. Hal ini akan membuat siswa belajar secara menyeluruh dan tidak

terpisah-pisah.

Studi pendahuluan dan observasi terhadap pembelajaran bahasa Inggris yang

dilaksanakan di kelas III SDN Cieunteung 2 Kota Tasikmalaya pada hari Sabtu,

12 Februari 2014, sebagian besar siswa sangat tertarik untuk mempelajari bahasa

Inggris. Namun, siswa merasa sering cepat bosan dan jenuh ketika belajar bahasa

Inggris. Hal tersebut dikarenakan siswa hanya menyimak, menulis, dan mengucap

ulang apa yang disampaikan guru. Kegiatan yang dilakukan adalah guru dan siswa

melakukan tanya jawab mengenai materi yang akan disampaikan. Siswa

mengeksplorasi pengetahuannya kemudian guru menuliskan kosakata bahasa

Inggris yang disebutkan siswa di papan tulis. Guru menambahkan kosakata dan

menyebutkan terjemahannya dalam bahasa Indonesia, selanjutnya siswa

mengucap ulang kosakata yang diucapkan guru. Guru memberikan contoh kalimat

sederhana untuk dihafalkan oleh siswa dalam kegiatan berbicara (speaking).

Dalam kegiatan pembelajaran, guru memadukan aspek keterampilan bahasa

secara seimbang antara keterampilan menulis (writing), mendengarkan(listening),

membaca (reading), dan berbicara (speaking). Dalam penyampaian materi

pembelajaran, guru jarang menggunakan variasi dalam pembelajaran seperti

permainan, bernyanyi, menggunakan video dan lainnya.

Salah satu permasalahan yang dihadapi ketika mengajar bahasa Inggris di

kelas tersebut adalah ketika mengajarkan speaking. Siswa sering mengucapkan

kata dalam bahasa Inggris sesuai dengan ejaan dalam bahasa Indonesia. Hal ini

disebakan karena siswa memiliki keterbatasan kosakata serta siswa tidak memiliki

kesempatan untuk mengaplikasikan kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris

di lingkungan sekolah maupun rumah. Kurangnya kesempatan tersebut membuat

(14)

3

Dengan adanya permasalahan tersebut, tujuan pembelajaran bahasa Inggris

yang telah direncanakan tidak akan tercapai. Siswa akan sulit untuk bersaing

secara internasional karena siswa tidak terbiasa berkomunikasi menggunakan

bahasa Inggris. Siswa juga menganggap bahasa Inggris adalah pelajaran yang sulit

karena dalam proses pembelajaran siswa cenderung cepat bosan. Hal tersebut

mempengaruhi minat siswa dalam belajar bahasa Inggris di tingkat yang lebih

tinggi. Pembelajaran yang dilakukan tidak menarik bagi siswa sehingga siswa

tidak bisa menerima materi pembelajaran secara optimal.

Jika terdapat permasalahan, tentu harus ada solusi untuk mengarasi

permasalahan tersebut. Guru memerlukan suatu inovasi dalam pendekatan

pembelajaran agar kegiatan pembelajaran yang berlangsung tidak bersifat

konvensional. Menurut Mubiar (dalam Nuraeni dkk 2013 : 2), ‘Pendekatan

konvensional yang dilakukan kebanyakan pendidik pada saat ini cenderung

menekankan pada pola kerja otak kiri saja. Padahal potensi otak manusia

sangatlah besar. Pembelajaran akan optimal jika semua potensi otak itu

diaktifkan’. Pembelajaran bukan hanya sekedar kegiatan “mentransfer” ilmu dari

guru kepada siswa. Pembelajaran yang diharapkan adalah pembelajaran yang

aktif, menyenangkan dan bermakna.

Berdasarkan kutipan teori tersebut, untuk menciptakan suatu pembelajaran

yang harmonis dan efektif dalam pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar,

peneliti tertarik untuk menggunakan metode ESA (Engage, Study, Activate) dalam

pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar. Metode pembelajaran ini

dikembangkan oleh Jeremy Harmer pada tahun 1998. Harmer (1998) menyatakan

bahwa dalam proses pembelajaran, ESA diibaratkan seperti sebuah sistem komputer di

mana semuanya saling berhubungan.Dengan menggunakan metode ini, siswa akan

bisa mengembangkan dan menggunakan pengetahuan bahasa yang dimilikinya

karena metode ini menuntut siswa untuk berbicara aktif dan guru hanya berperan

sebagai aktivator .

Untuk itu, peneliti bermaksud melakukan penelitian mengenai “Pengaruh

(15)

4

Pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar”. Dengan penelitian ini, peneliti

berharap dapat mengetahui seberapa besar pengaruh metode ESA (Engage, Study,

Activate) terhadap pembelajaran Bahasa Inggris terutama pada keterampilan

berbicara bahasa Inggris siswa Sekolah Dasar untuk selanjutnya dapat dijadikan

gambaran atau acuan untuk perbaikan pembelajaran bahasa Inggris di masa yang

akan datang.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Terdapat permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran bahasa

Inggris di SDN Cieunteung 2 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya, yaitu

kurangnya kreatifitas guru dalam mengemas pembelajaran agar menarik dan

bermakna bagi siswa. Hal ini tentu berkaitan dengan metode pembelajaran yang

digunakan oleh guru. Metode pembelajaran menggunakan metode konvensional

sehingga pembelajaran terasa kurang aktif dan menyenangkan. Siswa kurang

terlibat aktif dalam pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran keterampilan

berbicara akan berdampak pada kurangnya kemampuan siswa dalam

berkomunikasi atau berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris. Oleh karena

itu, diperlukan suatu metode pembelajaran bahasa Inggris yang inovatif sehingga

mampu mengembangkan keterampilan berbicara siswa dan membuat

pembelajaran bahasa Inggris menjadi lebih menarik dan bermakna. Jika

pembelajaran bahasa Inggris yang dilakukan oleh guru menarik dan bermakna

bagi siswa, serta kebanyakan siswa menyenangi pelajaran tersebut diharapkan

anggapan bahwa pelajaran Bahasa Inggris itu adalah pelajaran yang sulit akan

hilang dalam diri siswa. Dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya menerima

konsep saja, akan tetapi siswa juga dapat memahami dan mengapliasikan konsep

yang telah diterima melalui pengalaman belajar.

Berdasarkan hal tersebut, maka teridentifikasi beberapa masalah, sebagai

berikut:

1. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran

(16)

5

2. Keterampilan berbicara siswa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa

Inggris masih kurang

C. Rumusan Masalah Penelitian

Bertolak dari latar belakang, maka rumusan masalah umum yang diangkat

dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengaruh metode ESA (Engaged,

Study, Activate) terhadap keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran

bahasa Inggris?”. Pembahasan rumusan permasalahannya sebagai berikut :

Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah yang

diangkat dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa sebelum dan

sesudah menggunakan metode ESA (Engaged, Study, Activate) di kelas

IIIA SDN Cieunteung 2 KecamatanCihideung Kota Tasikmalaya?

2. Bagaimana kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa sebelum dan

sesudah menggunakan metode bukan ESA (Engaged, Study, Activate) di

kelas IIIB SDN Cieunteung 2 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya?

3. Bagaimana perbedaan hasil belajar pada keterampilan berbicara siswa di

kelas IIIA dan IIIB SDN Cieunteung 2 Kecamatan Cihideung Kota

Tasikmalaya?

D. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan

penelitian ini adalah :

1. Mengetahui kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa sebelum dan

sesudah menggunakan metode ESA (Engaged, Study, Activate) di kelas

IIIA SDN Cieunteung 2 KecamatanCihideung Kota Tasikmalaya

2. Mengetahui kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa sebelum dan

sesudah menggunakan metode bukan ESA (Engaged, Study, Activate) di

(17)

6

3. Mengetahui perbedaan hasil belajar pada keterampilan berbicara siswa di

kelas IIIA dan IIIB SDN Cieunteung 2 Kecamatan Cihideung Kota

Tasikmalaya

E. Manfaat Penelitian

Dalam melakukan kegiatan apapun, tentunya kita ingin memiliki manfaat

atau faedah, baik untuk kita sendiri atau untuk orang lain. Begitupula dengan

penelitian ini, penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat untuk semua

pihak.

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan

mengenai metode pembelajaran lain, khususnya metode pembelajaran ESA

(Engaged, Study, Activate) dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa

Inggris

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

Manfaat yang dapat diambil oleh siswa antara lain :

1) Membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa

Inggris dengan menggunakan metode ESA (Engaged, Study, Activate);

2) Memudahkan siswa untuk lebih meningkatkan keterampilan berbicara di

depan kelas;

3) Memotivasi siswa untuk menumbuhkan minat terhadap pelajaran Bahasa

Inggris;

4) Membantu siswa untuk meningkatkan pembelajaran bahasa Inggris

mereka.

b. Bagi guru

Manfaat yang dapat diambil oleh guru yaitu :

1) Memberikan pengalaman kepada guru maupun calon guru dalam

merancang penggunaan metode ESA (Engaged, Study, Activate) dalam

(18)

7

2) Menambah variasi metode dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga

siswa tidak mengalami kejenuhan dalam belajar;

3) Memperoleh wawasan dan pengetahuan baru mengenai metode-metode

pembelajaran lain.

c. Bagi sekolah

Manfaat bagi sekolah antara lain :

1) Memberikan sumbangan pikiran bagi sekolah untuk menentukan rencana

pembelajaran yang efektif dalam menggunakan metode yang sesuai

dengan tujuan pembelajaran;

2) Menambah wawasan tentang bagaimana cara meningkatkan prestasi

belajar siswa sesuai dengan karakteristik masing-masing siswa.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi ini berisi rincian tentang penulisan dari setiap bab

dan bagian bab dalam skripsi.

BAB I Pendahuluan

Bab I skripsi berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal

dari skripsi. Pendahuluan ini berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah

penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

a. Latar Belakang Penelitian

Bagian ini dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah tersebut

diteliti, pentingnya masalah itu diteliti, dan pendekatan untuk mengatasi

masalah tersebut, baik dari sisi teoritis maupun praktis.

b. Identifikasi Masalah Penelitian

Identifikasi masalah adalah pengenalan masalah atau inventarisasi masalah.

Dengan mengidentifikasi masalah, penulis dapat menentukan batasan

permasalahan sehingga dapat terjadi pemfokusan teori dan variabel serta

(19)

8

c. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah

ini dapat dibuat setelah diidentifikasinya masalah penelitian, variabel-variabel

yang diteliti, dan kaitan antara satu variabel dengan variabel yang lain.

d. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian menyajikan hal yang ingin dicapai setelah penelitian selesai

dilakukan. Oleh karena itu, rumusan tujuan harus selaras dengan rumusan

masalah dan harus mencerminkan proses penelitiannya.

e. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian bisa dilihat dari salah satu atau beberapa aspek

diantaranya manfaat dari segi teori, manfaat dari segi kebijakan, manfaat dari

segi praktik, dan manfaat dari segi isu serta aksi sosial.

BAB II : Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian

Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoritis dalam menyusun

pertanyaan penelitian, tujuan, serta hipotesis.

Kerangka pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk

merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antarvariabel

penelitian.

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang

dirumuskan dalam penelitian atau submasalah yang diteliti. Hipotesis dijabarkan

dari landasan teoritis dan atau tinjauan pustaka.

BAB III: Metode Penelitian

Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk

beberapa komponen lainnya, diantaranya lokasi dan subjek populasi/sampel

penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen

penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan

analisis data.

BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab hasil penelitian dan pembahasan ini terdiri atas dua hal utama, yakni:

a. Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan

(20)

9

b. Pembahasan atau analisis temuan

BAB V : Simpulan dan Saran

Bab simpulan dan saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti

terhadap hasil analisis temuan penelitian. Ada dua alternatif cara simpulan, yakni

dengan cara butir demi butir, atau dengan cara uraian padat.

(21)

23

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang diambil adalah SD Negeri Cieunteung 2, yang terletak

di Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya. Adapun alasan memilih SD Negeri

Cieunteung 2 sebagai lokasi penelitian adalah karena SD Negeri Cieunteung 2

letaknya di pusat kota, dan masih menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan dalam proses pembelajaran sehingga mata pelajaran Bahasa Inggris

masih diajarkan di SD Negeri Cieunteung 2 ini.

2. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono. 2013, hlm. 117).

Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SDN

Cieunteung 2 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.

3. Sampel

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk mengambil sampel yaitu

dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Peneliti bermaksud menggunakan

teknik ini dengan pertimbangan bahwa populasi yang digunakan relative sedikit

dan peneliti ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.

“Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel” (Sugiyono, 2013, hlm.85).

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IIIA

dan IIIB SD Negeri Cieunteung 2 Kota Tasikmalaya dengan jumlah 25 siswa pada

(22)

24

B. Desain Penelitian

Dalam kuasi eksperimen, terdapat dua bentuk design yang dapat digunakan,

yaitu time series design dan nonequivalent control group design. Pada

penelitian ini peneliti menggunakan bentuk control group design. Control

group design ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design

dimana kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak dipilih secara random.

Desain nonequivalent control group design berbentuk:

Gambar 3.1 Desain Penelitian

(Sugiyono, 2013)

Keterangan:

E = Kelompok eksperimen

K = Kelompok kontrol

X = Perlakuan terhadap kelas eksperimen

O1 = Pretest (tes awal) kelas eksperimen

O2 = Posttest (tes akhir) kelas eksperimen

O3 = Pretest (tes awal) kelas kontrol

O4 = Posttest (tes akhir) kelas kontrol

Dalam desain ini, terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. O1 dan O3 adalah keterampilan berbicara siswa sebelum

mendapatkan perlakuan atau treatment (X) dengan menggunakan metode ESA

(Engaged, Study, Activate). O2 adalah keterampilan berbicara siswa setelah

mendapatkan perlakuan, O4 adalah keterampilan berbicara siswa yang tidak diberi

perlakuan. Sehingga, pengaruh penerapan metode ESA (Engaged, Study, Activate)

terhadap keterampilan berbicara yaitu (O2-O1) – (O4-O3).

E O1 X O2

(23)

25

C. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

metode eksperimen. Sugiyono (2013. hlm. 72) menyatakan bahwa “metode

penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan

untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan”.

Metode eksperimen relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti yaitu mengenai “Pengaruh Metode ESA (Engaged, Study, Activate)

terhadap Kemampuan Berbicara Siswa” Dalam metode eksperimen ini peneliti

memilih bentuk desain quasi eksperimental. Pada desain quasi eksperimen ini ada

dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang berfungsi

mengontrol variabel-variabel luar dari pelaksanaan penelitian eksperimen

walaupun tidak sepenuhnya berfungsi.

D. Definisi Operasional

a. Menurut Tarigan (1981: 15) ’berbicara adalah kemampuan mengucapkan

bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan

serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan’.

b. Metode ESA (Engaged, Study, Activate) adalah metode yang juga disebut

dengan metode sistem komputer, dimana di dalamnya terdapat tiga tahapan

pembelajaran yaitu tahap Engaged, tahap Study dan tahap Activate.

E. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen (variabel

bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). Variabel independen adalah

pengaruh metode ESA (Engaged, Study, Activate), sedangkan variabel dependen

adalah keterampilan berbicara siswa.

Gambar 3.2 Variabel Penelitian

(24)

26

Dimana:

X = Pengaruh metode ESA (Engaged, Study, Activate)

Y = Keterampilan berbicara siswa

F. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2013. hlm.48), “Instrumen penelitian adalah suatu alat

yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”.

Instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data yang diperoleh dari

lapangan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengukur

keterampilan berbicara siswa setelah diberi perlakuan.

Instrumen penelitian pada penelitian ini berupa performance test

keterampilan berbicara siswa kelas III semester dua. Tes ini diberikan sebelum

dan sesudah pembelajaran (one group pretest-posttest design). Instrumen

penelitian pendukung yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengembangan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP digunakan sebagai acuan atau

pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Untuk menilai keterampilan berbicara pada performance test yang dilakukan

siswa, diperlukan sebuah rubrik penilaian. Rubrik penilaian yang digunakan,

mengadaptasi dari rubrik penilaian berbicara (speaking) Amy Buttner (2013).

Rubrik penilaian tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1.

G. Proses Pengembangan Instrumen 1. Uji Validitas

Setelah pembuatan instrumen selesai, langkah selanjutnya yang harus

dilakukan oleh peneliti yaitu menguji instrumen penelitian. Untuk mengetahui

valid atau tidaknya sebuah instrumen penelitian, perlu diuji melalui teknik

pengujian validitas. Jika valid, maka instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur. (Sugiyono, 2013:173). Dalam penelitian

ini, peneliti menggunakan teknik pengujian validitas konstrak (Construct

(25)

27

instrument yang valid. Perbaikan akan dilakukan secara berulang-ulang sampai

alat ukur benar-benar memenuhi syarat dan dianggap layak untuk digunakan

dalam penelitian ini. Demi mendapat kesahihan, instrumen juga diujikan kepada

responden.

Setelah instrumen diujicobakan, data kemudian di tabulasi dengan bantuan

program Microsoft Excel 2010, kemudian dilakukan pengujian analisis item.

Sedangkan untuk mengetahui validitas empiris, digunakan uji statistik dengan

menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment, yaitu:

= ∑ − (∑ )(∑ )

∑ − (∑ ) ∑ − (∑ )

Gambar 3.3 Rumus koefisien korelasi Pearson Product Moment

rxy : Koefisien korelasi

∑Xi : Jumlah skor item

∑Yi : Jumlah skor total

N : Jumlah responden

(Riduwan, 2009 : 98)

Untuk mengetahui kriteria suatu instrumen memiliki validitas tinggi atau

rendah dapat melihat kriteria sebagai berikut:

(26)

28

Pengujian validitas ini dilakukan bukan kepada subjek yang akan dijadikan

sampel penelitian, yaitu dilakukan kepada siswa kelas III SD Negeri Cieunteung 3

Kota Tasikmalaya yang berjumlah 31 siswa. Instrumen ini terdiri dari 5 item

aspek keterampilan berbicara yang dikemas dalam performance test.

(27)

29

Jadi, nilai rxy yang didapat adalah 0,92.

Tabel 3.4

sebaliknya suatu instrumen dikatakan tidak valid apabila t-hitung < t-tabel.

Setelah nilai rxy diketahui maka langkah selanjutnya yaitu mencari t-hitung

(28)

30

!"#= √1 − √$ − 2

Gambar 3.3

Rumus Mencari thitung

Salah satu contoh perhitungan t-hitung untuk item aspek pertama:

!"#= √$ − 2

√1 −

= 0,92√31 − 2 √1 − (0,92)

= 0,92 5,38 √1 − 0,85

= 4,95 0,15

= 4,950,39 = 12,69

Jadi, nilai t-hitung pada item aspek pertama adalah sebesar 12,69.

Tabel 3.5

Nilai thitung

Item

Aspek rxy thitung

1 0,92 12,69

2 0,94 14,69

3 0,93 14,05

4 0,89 10,69

Setelah t-hitung diketahui, selanjutnya adalah membandingkan nilai t-hitung

dengan harga t-tabel (dapat dilihat pada tabel t). Bila nilai t-hitung lebih besar

(29)

31

Tabel 3.6

Hasil Validitas Instrumen

Item

Aspek rxy thitung ttabel

Valid / Tidak

Valid Keterangan

1 0,92 12,69 2,045 Valid Sangat Tinggi

2 0,94 14,69 2,045 Valid Sangat Tinggi

3 0,93 14,05 2,045 Valid Sangat Tinggi

4 0,89 10,69 2,045 Valid Sangat Tinggi

Tabel 3.6 menunjukkan bahwa t-hitung > t-tabel sehinggadapat diartikan

bahwa semua item aspek dinyatakan valid dengan kriteria sangat tinggi.

2. Uji Reabilitas

Reabilitas adalah suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik

(Arikunto, 2010 : 221). Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan ketepatan

(keajegan) alat pengumpul data (instrumen yang digunakan). Untuk menguji

reliabilitas instrumen digunakan teknik Alfa Cronbach. Adapun rumus mencari

koefisien reliabilitas Alfa Cronbach adalah :

= %& − 1' (1 −& ∑ )) *

Keterangan :

k : jumlah item

) : mean kuadrat kesalahan

) : varians total

Berikut contoh salah satu pengujian reabilitas instrumen penelitian dengan

(30)

32

Tabel 3.7

Hasil Uji Reabilitas

Siswa Nama Item Xt Xt2

Pemahaman Ketelitian Kefasihan Pelafalan

(31)

33

Lanjutan Tabel 3.7

Jki 402 233 246 213

1094

Berdasarkan data pada tabel 3.7, maka perhitungan dilakukan dengan cara

manual menggunakan rumus berikut:

= %& − 1' (1 −& ∑ )) *

Sebelum dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut, perlu

dicari terlebih dahulu nilai dari:

a. ) = ∑ +,

" − (∑ +),

",

= 420431 − 33831

= 420431 − 33831

= 135,61 − 188,88 = 53,27 b. ) = ./" − ./0",

= 109431 − 29190961 = 35,29 − 30,37 = 4,92

Selanjutnya, masukan data ke dalam rumus Alfa Cronbach, maka diperoleh:

= %& − 1' (1 −& ∑ )) *

= %4 − 1' %1 −4 53,27'4,92

= 1,33 x (1 – (0,065))

(32)

34

Jadi, koefisien reabilitas instrumen adalah 0,93 dan dinyatakan reliabel,

termasuk ke dalam karakteristik reabilitas sempurna. Sesuai dengan kriteria di

bawah ini.

Tabel 3.8

Kriteria Reabilitas

Kriteria Kategori

Jika alpha > 0,90 Reabilitas Sempurna

Jika alpha antara 0,70 – 0,90 Reabilitas Tinggi

Jika alpha antara 0,50 – 0,70 Reabilitas Moderat

Jika alpha < 0,50 Reabilitas Rendah

Tabel 3.8 menunjukkan bahwa pada uji reabilitas, terdapat empat kategori

yaitu reabilitas sempurna, reabilitas tinggi, reabilitas moderat, dan reabilitas

(33)

35

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan

dan pokok masalah dalam penelitian ini adalah melalui alat pengumpul data

primer berupa tes keterampilan berbicara dalam performance test, untuk

mengetahui sejauh mana pelaksanaan metode dapat berjalan. Tes yang digunakan

untuk tes awal (pretest) maupun tes akhir (posttest) merupakan tes yang sama.

Dalam pelaksanaannya, siswa melakukan tes dan direkam sebagai bukti otentik

dari pelaksanaan tes yang dilakukan. Performance test ini dilaksanakan ketika

pretest pada pertemuan pertama dan ketika posttest pada pertemuan terakhir

setelah pemberian treatment dilakukan.

I. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan data statistik. Data yang

diperoleh adalah tingkat keterampilan berbicara siswa. Pengolahan data dilakukan

dengan menggunakan perhitungan data statistik. Tingkat keterampilan berbicara

siswa diukur melalui tes unjuk kerja (performance), dengan aspek kriteria sebagai

berikut:

a. Pemahaman

b. Ketelitian

c. Kefasihan

d. Pelafalan

Analisis data-data ini dikategorikan sebagai berikut:

1. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui gambaran umum

masing-masing variabel. Kegiatan yang dilakukan pada proses analisis deskriptif ini

adalah mengolah data dari setiap variabel dengan bantuan komputer program

Microsoft Excel 2010 dan SPSS 16.0. Proses pengolahan data menggunakan

Microsoft Excel 2010 merupakan proses pengolahan data untuk mengetahui

(34)

36

pengolahan data menggunakan program SPSS 16.0 yaitu untuk mengetahui data

deskriptif setiap variabel dan untuk mempermudah pada proses uji hipotesis.

2. Analisis Inferensial

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel

berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Terdapat beberapa teknik yang

dapat digunakan untuk uji normalitas data, diantaranya uji kolmogorov-smirnov

dan uji shapiro-wilk. Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui data yang

terkumpul berdistribusi normal atau tidak. Jika data tersebut berdistribusi normal,

maka data yang akan dianalisis menggunakan statistik parametrik. Dan jika data

yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka menggunakan statistik non

parametrik. Pada penelitian ini, uji normalitas data akan dilakukan dengan

bantuan komputer program SPSS 16.0.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih

kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama.

Uji homogenitas dilakukan jika data yang diperoleh berdistribusi normal.

Pengujian homogenitas untuk data yang berdistribusi normal menggunakan One

Way Anova, sedangkan untuk data yang berdistribusi tidak normal, maka dapat

menggunakan uji Mann Whitney U-Test.

c. Uji Hipotesis Statistik

Uji hipotesis statistik ini dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis

penelitian yang telah ditentukan dan dirumuskan diterima atau ditolak. Uji

hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Independent

Sample T Test. Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang terdapat pada

(35)

37

H0 : Tidak terdapat pengaruh penggunaan metode ESA (Engaged, Study,

Activate) terhadap keterampilan berbicara siswa

Ha : Terdapat terdapat pengaruh penggunaan metode ESA (Engaged, Study,

(36)

63

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SDN Cieunteung 2

Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Keterampilan berbicara siswa pada pembelajaran bahasa Inggris sebelum

menggunakan metode ESA (Engaged, Study, Activate) di Kelas IIIA dengan

tema Food and Drink berada pada kategori rendah, sedangkan setelah

melakukan treatment dengan menggunakan metode ESA (Engaged, Study,

Activate), kemampuan meningkat dan berada pada kategori tinggi.

2. Keterampilan berbicara siswa pada pembelajaran bahasa Inggris sebelum

menggunakan metode bukan ESA (Engaged, Study, Activate) di kelas IIIB

dengan tema Food and Drink berada pada kategori rendah, sedangkan setelah

dilakukan pembelajaran seperti biasa, kemampuan sedikit meningkat dan

berada pada kategori sedang.

3. Hasil belajar siswa pada katerampilan berbicara pada pembelajaran bahasa

Inggris di kelas IIIA lebih baik daripada kelas IIIB. Hasil analisis uji-t

perbedaan rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa

diperoleh nilai sig.(1-tailed) sebesar 0,001. Nilai signifikansi tersebut lebih

kecil dari 0,05 sehingga berdasarkan kriteria pengujian, H0 ditolak. Hal ini

berarti keterampilan berbicara siswa kelas eksperimen lebih baik daripada

keterampilan berbicara siswa di kelas kontrol. Sedangkan Uji-t normalitas

gain, diperoleh nilai Asymp Sig.(2-tailed) atau signifikansi uji dua pihak yang

didapat adalah 0,000. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05, sehingga

berdasarkan kriteria pengujian ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan

yang signifikan rata-rata normal gain antara kelas eksperimen dan kelas

(37)

64

B. Saran

Bertolak dari kesimpulan tersebut, untuk memperoleh manfaat dari penelitian

yang dilakukan, perlu disampaikan beberapa saran, diantaranya

1. Guru sebaiknya lebih banyak melatih keterampilan berbicara siswa dalam

pembelajaran, sehingga siswa dapat lebih aktif di dalam kelas dan guru hanya

berperan sebagai fasilitator dan motivator.

2. Pengunaan metode pembelajaran yang digunakan guru harus lebih variatif,

inovatif dan kreatif, sehingga dapat menarik motivasi belajar siswa.

3. Peneliti diharapkan lebih banyak menggali, mengujicobakan metode

penelitian lain yang dapat digunakan dalam pembelajaran, khususnya

(38)

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Artyasa. (2008). Metodologi Pembelajaran bahasa Inggris. Bandung : Humaniora

Brown, Douglas H. (1994). Teaching by Principles, An Interactive Approach to Language Pedagogy. San Fransisco, USA: Prentice Hall Inc.

Brown, Douglas H. (2003). Language Assesment, Principles and Classroom Practice. San Fransisco, USA: Prentice Hall Inc.

Buttner Amy. (2013). Aktivitas Permainan dan Strategi Penilaian untuk Kelas bahasa Asing. Jakarta: PT. Indeks

Ceranic, Helena. (2009). Panduan bagi Guru bahasa Inggris. Jakarta : Erlangga

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bachri. (1996). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Harmer, Jeremy. (2002). English Language Teaching (Third Ed). Edinburgh, England: Pearson Education Limited.

Harmer, Jeremy. (2007). How To Teach English (New Ed). Edinburgh, England: Pearson Education Limited.

Musthafa, B. (2001). Communicative Language Teaching in Indonesia: Issues of Theoritical Assumpstion and Challenges in Classroom Practice. English Quarterly: A Publication of the Canadian Council of Teacher of English Language Arts, Vol.33, Nos 1& 2 (ps.63-67). Canada : University of British Columbia.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfbeta

Sukandi, Ujang dkk. (2003). Belajar Aktif dan Terpadu. Surabaya: Duta Graha Pustaka.

Suyanto, Kasihani. (2007). English For Young Learners, Melejitkan Potensi Anak Melalui English Class. Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Tabel 2.1 Rubrik Penilaian Speaking Amy Buttner .....................................
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Distribusi Nilai Uji Validitas
Tabel 3.4 Nilai rxy
+5

Referensi

Dokumen terkait

dapat diartikan sebagai nilai baik yang ada didalam suatu masyarakat. Hal ini.. 1 Edi Prasetyo, Kamus Lengkap Bahasa Inggris ,Surabaya:Riyan Jaya,2012, hal 248.. berarti

Peraturan Walikota Semarang Nomor 33 Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2016 (Berita Daerah Kota

Pihak lain yang bukan Direktur Utama/ Pimpinan Perusahan/Pengurus Koperasi yang namanya tidak tercantum dalam akta pendirian/anggaran dasar, sepanjang pihak lain tersebut

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat, serta hidayahnya sehingga proposal skripsi dengan judul “PENGARUH FFREKUENSI

Parameter komposisi dan suhu media gasifikasi banyak mempengaruhi kese- timbangan massa dan energi dalam proses gasifikasi. Untuk media gasifikasi yang tetap,

1.0 Input Data Admin 2.0 Input Data Beranda 3.0 Input Data Profil 4.0 Input Data Guru 5.0 Input Data Siswa 6.0 Input Data Alumni 7.0 Input Data Mata Pelajaran 9.0 Input Data Berita

bertanya kepada anak muda: Apakah engkau mengizinkan aku memberikan giliran minum ini kepada mereka (orang-orang tua yang berada di sebelah kiri beliau)?. Anak muda itu

Kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan orang lain agar dapat memahami orang lain lebih baik. Menganalisis corak kehidupan masyarakat