25
Perancangan Buku Ilustrasi…, Audrey Uli Marina, Universitas Multimedia Nusantara
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode hybrid. Sugiyono (2016) mengatakan bahwa metode hybrid atau campuran adalah metode penelitian gabungan antara metode kuantitatif dengan kualitatif yang digunakan dalam suatu kegiatan penelitian secara bersamaan. Melalui metode tersebut diharapkan dapat diperoleh data yang lebih menyeluruh, valid dan objektif.
Teknik pengambilan data ini akan dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner melalui google form kepada target masyarakat yang dituju. Selain itu juga akan dilakukan in depth interview secara daring melalui aplikasi Zoom dan wawancara melalui pesan Whatsapp dengan pengamat musik dan media pengarsipan musik lama di Indonesia.
3.1.1 Wawancara
Wawancara dilakukan dengan dua orang narasumber. Narasumber pertama adalah Irama Nusantara, yaitu media dan lembaga upaya pelestarian dan pengarsipan data musik populer di Indonesia. Irama Nusantara memiliki visi untuk menjadi sentra pengarsipan, pendokumentasian, pelestarian dan apresiasi, serta sejarah karya musik di Indonesia secara berkelanjutan agar dapat turut mengembangkan bidang seni dan budaya Indonesia. Irama Nusantara fokus pada pengarsipan data dan informasi musik Indonesia tahun 1920 sampai 1990-an. Irama Nusantara melakukan upaya pelestarian melalui media sosial untuk membagikan lagu-lagu lama kepada audiens, website sebagai media pengarsipan lagu-lagu dan musisi lama Indonesia, mengumpulkan kaset dan CD fisik dari berbagai musisi Indonesia serta buku-buku musik, membuat merchandise, hingga menyelenggarakan gigs musik.
26
Perancangan Buku Ilustrasi…, Audrey Uli Marina, Universitas Multimedia Nusantara
Projek terbesar Irama Nusantara adalah merilis sebuah mini album kompilasi dengan judul “Lagu Baru Dari Masa Lalu” volume 1 yang didukung oleh MLDSpot. Album ini merupakan kolaborasi dengan musisi muda Indonesia seperti Vira Talisa dan Kurosuke dengan membawakan lagu populer Indonesia dari tahun 1980-an. Lagu yang dibawakan termasuk dari musisi Pop Kreatif Indonesia seperti Fariz RM.
Wawancara yang kedua dilakukan terhadap Alunan Nusantara, yaitu sebuah perkumpulan anak muda yang berasal dari Bandung dengan tujuan untuk melestarikan musik Indonesia tahun 1960 sampai 1990-an yang didirikan sejak tahun 2017. Berbeda dengan Irama Nusantara, Alunan saat ini fokus menggunakan media sosial Instagram untuk membagikan dan memberikan awareness musik lama Indonesia yang masih jarang ditemukan. Alunan Nusantara juga mengoleksi banyak CD dan kaset lagu lama. Selain itu, Alunan Nusantara juga sesekali melakukan siaran radio dan live chat sehingga dapat berkomunikasi dengan audiens dan membicarakan musik-musik lama Indonesia.
3.1.2 Wawancara dengan Irama Nusantara
Penulis melakukan wawancara dengan Satrio selaku pengamat musik dan Social Media dan Program Officer dari Irama Nusantara. Penulis melakukan wawancara pada tanggal 15 September 2021 dan memberikan list pertanyaan melalui aplikasi WhatsApp. Satrio mengirimkan compay profile untuk menjawab pertanyaan seberapa pentingnya kegiatan pengarsipan musik populer di Indonesia. Pada company profile tersebut bersikan mengenai visi dan misi Irama Nusantara, alasan dilakukannya pengarsipan musik, dan kegiatan yang telah dilakukan oleh Irama Nusantara selama ini. Pada company profile ini dijelaskan bahwa penting dilakukan pengarsipan karena masih minimnya pengarsipan di Indonesia yang berkaitan dengan dokumen seni budaya dan terutama musik, sulitnya akses mendapatkan referensi maupun informasi seputar musik populer Indonesia.
Pada company profile tersebut juga dikatakan bahwa dibutuhkan sebuah
27
Perancangan Buku Ilustrasi…, Audrey Uli Marina, Universitas Multimedia Nusantara
media untuk mengekspos informasi musik populer lama Indonesia dengan cara memanfaatkan sarana & media dengan baik. Karena alasan tersebut, Irama Nusantara berusaha untuk membangun dan melestarikan pengarsipan musik, data, serta informasi musik Indonesia dengan membuat sebuah media informasi.
Gambar 3. 1 Visi dan Misi Irama Nusantara Sumber 1: Irama Nusantara (2021)
Menurut Satrio dan tim Irama Nusantara sudah ada beberapa media atau komunitas yang fokus dalam melakukan pengarsipan musik dalam wilayah tersebut, seperti Alunan Nusantara. Namun untuk media yang hanya fokus mengarsipkan rilisan fisik musik populer Indonesia pada tahun 1020-1990-an hanya Irama Nusantara. Selain itu, media yang menyediakan informasi mengenai Pop Kreatif hanya bisa dibaca melalui media online seperti artikel dan podcast.
Satrio juga menjawab terkait musik Pop Kreatif yang lahir kembali pada musik sekarang ini dengan terminologi Indonesian City Pop. Satrio mengatakan bahwa kurang lebih pada era yang sama dengan Pop Kreatif, terdapat gaya musik yang populer di Jepang dengan sebutan city pop/Japanese City Pop. Musik Pop Kreatif dengan Japanese city pop memiliki kemiripan namun merepresentasikan dua hal yang berbeda sesuai dengan gaya hidup yang ada di masing-masing negara. Pada saat itu, gaya musik dengan istilah “city pop” hanya dipahami oleh masyarakat Jepang, sebaliknya Indonesia memahami gaya musik tersebut dengan istilah Pop
28
Perancangan Buku Ilustrasi…, Audrey Uli Marina, Universitas Multimedia Nusantara
Kreatif. Satrio menambahkan bahwa pada sekitar tahun 2010-an muncul sebuah terminologi Indonesian City Pop yang terinspirasi dari musik Pop Kreatif di Indonesia.
Satrio menjelaskan jika tidak ada media yang menginformasikan atau melakukan pengarsipan data dan lagu Indonesia 70-80-an termasuk musik Pop Kreatif maka akan terjadi kehilangan pengetahuan dan sejarah musik Indonesia dari masa lalu, karena lagu pada tiap tahunnya memiliki aransemen, tema, lirik, dan masalah yang berbeda.
Pada akhir wawancara, Satrio juga menyampaikan bahwa jika dibuat buku ilustrasi mengenai Pop Kreatif akan sangat menarik, terutama karena belum ada media cetak khusus yang membahas topik ini.
Gambar 3. 2 Wawancara melalui Whatsapp dengan Irama Nusantara
3.1.3 Wawancara dengan Alunan Nusantara
Wawancara kedua dilakukan dengan Arbhi yang merupakan salah satu anggota dari Alunan Nusantara. Arbhi merupakan mahasiswa pada salah satu universitas kesenian di Bandung dan merupakan seorang penikmat dan pengamat musik, serta kolektor kaset dan CD musik Indonesia lama. Wawancara dilakukan pada tanggal 17 September 2021 secara daring melalui aplikasi Zoom. Alunan Nusantara mempunyai tujuan untuk
29
Perancangan Buku Ilustrasi…, Audrey Uli Marina, Universitas Multimedia Nusantara
meningkatkan kesadaran masyarakat akan lagu-lagu lama Indonesia melalui media sosial Instagramnya dengan mengunggah lagu-lagu dan sampul album ke media tersebut. Menurut Arbhi dan rekan Alunan Nusantaranya, pengarsipan yang mereka lakukan berdampak positif, hal ini dapat dilihat dari banyak orang yang mulai mengetahui musisi yang sebelumnya tidak diketahui dan membeli kaset-kaset musik lawas.
Arbhi mengatakan bahwa pelaksanaan pengarsipan dan membagikan awareness mengenai musik lama Indonesia sangat penting karena merupakan bagian dari sejarah Indonesia. Selain itu menurut Arbhi, masih sedikit orang yang ingin mendalami atau mencari tahu mengenai sejarah musik Indonesia padahal sejarah ini sangat penting bagi perkembangan industri musik di Indonesia. Jika tidak ada sejarah mengenai ini, maka mungkin musik Indonesia tidak dapat berkembang. Arbhi juga menambahkan dengan adanya pengarsipan ini, anak muda bisa mendapatkan referensi lagu lama yang dapat dikembangkan. Dengan adanya informasi mengenai ini, menurut Arbhi juga dapat memberikan pengaruh terhadap penciptaan lagu oleh musisi muda saat ini.
Arbhi menjelaskan bahwa Indonesian city pop merupakan sebutan yang diberikan oleh anak muda era sekarang ini terhadap gaya musik yang hampir sejenis dengan Pop Kreatif. Arbhi melanjutkan bahwa sudah ada beberapa buku yang membahas sejarah musik Indonesia, namun belum ada media informasi atau pengarsipan data yang spesifik membahas tentang Pop Kreatif.
Arbhi juga mengatakan bahwa dia mengalami kesulitan dalam mencari referensi mengenai musik lama Indonesia, sehingga beliau setuju jika akan dilakukan perancangan buku ilustrasi mengenai perkembangan musik Pop Kreatif di Indonesia agar dapat menambah informasi mengenai musik, terlebih Pop Kreatif yang masih kurang informasinya. Melalui buku ilustrasi ini juga dapat dikenalkan lagu beserta musisi Pop Kreatif dan sejarah terbentuknya.
30
Perancangan Buku Ilustrasi…, Audrey Uli Marina, Universitas Multimedia Nusantara Gambar 3. 3 Wawancara melalui Zoom dengan Alunan Nusantara
3.1.4 Kesimpulan Wawancara
Melalui kedua wawancara yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pembuatan media informasi mengenai musik Indonesia terutama musik tahun 1970-1980an dan Pop Kreatif penting karena media informasi dan pengarsipan mengenai musik populer tahun 20-90-an masih minim.
Media informasi mengenai sejarah musik Indonesia diperlukan karena sejarah ini memiliki pengaruh yang besar terhadap industri musik dan merupakan sumber pengetahuan, serta referensi dan inspirasi musik untuk para pelaku kreatif. Kedua narasumber setuju dengan perancangan buku ilustrasi mengenai Pop Kreatif karena belum ada media informasi buku yang spesifik membahas musik dan kultur Pop Kreatif.
3.1.5 Kuesioner
Kuesioner menurut Sugiyono (2005) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan secara tertulis kepada responden untuk dijawab. Teknis kuesioner dalam proses penelitian ini dilakukan dengan metode random sampling, dengan penentuan jumlah sampel dengan Rumus Slovin. Kuesioner ini akan disebarkan kepada masyarakat berusia 20-29 tahun di Jakarta yang memiliki ketertarikan besar akan musik, serta mengetahui dan/atau menyukai lagu dari era 70-80an. Kuesioner ini akan menggunakan google form dengan jenis kuesioner tertutup. Berikut adalah jumlah sampel berdasarkan Rumus Slovin :
n = 𝑁
1 + 𝑁𝑒!
31
Perancangan Buku Ilustrasi…, Audrey Uli Marina, Universitas Multimedia Nusantara
n = sampel N = populasi
e = derajat ketelitian (10%)
n = 1.653.706 1 + 1.653.706 (0,1!)
n = 1.653.706
1 + 1.653.706 (0,01) n = 1.653.706
1 + 16.537,06 n = 1.653.706
16.538,06 n = 99,993953
n = 100
Google form disebarkan oleh peneliti melalui beberapa media sosial, yaitu Instagram, Line, dan Whatsapp. Jumlah sampel yang dibutuhkan untuk kuesioner ini sebanyak 100 responden. Peneliti mulai menyebarkan kuesioner melalui media sosial pada tanggal 8 September 2021 hingga 9 September 2021. Kuesioner ini disebarkan dengan tujuan untuk mengetahui ketertarikan responden terhadap musik era 70-80an, terutama musik Pop Kreatif dan untuk mengetahui apakah responden tertarik dan merasa bermanfaat jika dibuat buku ilustrasi mengenai sejarah Musik Pop Kreatif di Indonesia. Berikut adalah hasil dari kuesioner yang telah diisi oleh 100 responden:
Kuesioner ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu mengenai ketertarikan musik, musik Pop Kreatif, dan media informasi. Berikut adalah grafik hasil dari jawaban responden terhadap kuesioner:
32
Perancangan Buku Ilustrasi…, Audrey Uli Marina, Universitas Multimedia Nusantara Gambar 3. 4 Hasil Kuesioner Berdasarkan Usia
Berdasarkan grafik di atas, 67% dari responden berusia 20-21 tahun, 26% berusia 22-23 tahun, 4% berusia 24-25 tahun, dan 3% dari responden berusia 26-27 tahun telah mengisi kuesioner ini.
Gambar 3. 5 Hasil Kuesioner Berdasarkan Ketertarikan Musik
Berdasarkan grafik di atas, 97% responden memiliki ketertarikan yang besar akan musik, dan hanya 3% atau setara dengan 3 orang responden menjawab tidak punya ketertarikan yang besar akan musik.
33
Perancangan Buku Ilustrasi…, Audrey Uli Marina, Universitas Multimedia Nusantara Gambar 3. 6 Hasil Kuesioner Berdasarkan Pengetahuan Musik Tahun 70-80an
Berdasarkan grafik di atas, 80% dari responden mengetahui dan/atau suka dengan musik pada era 70-80an. Sedangkan 20% dari responden tidak mengetahui dan/atau tidak menyukai musik era 70-80an.
Gambar 3. 7 Hasil Kuesioner Berdasarkan Pengetahuan Musik Pop Kreatif
Berdasarkan grafik di atas, 70% dari responden mengetahui musik Pop Kreatif, sedangkan 30% responden lainnya tidak mengetahui musik Pop Kreatif.
34
Perancangan Buku Ilustrasi…, Audrey Uli Marina, Universitas Multimedia Nusantara Gambar 3. 8 Hasil Kuesioner Musisi Pop Kreatif Yang Diketahui
Berdasarkan grafik di atas, 75% responden paling mengetahui karya dari Chrisye, 9% responden paling mengetahui karya Vina Panduwinata, 7% responden paling mengetahui karya Utha Likumahuwa, 4% paling mengetahui Fariz RM, 3% responden memilih Chandra Darusman, 1%
responden menambah pilihan jawaban dengan Guruh Soekarno Putra, dan 1% terakhir menjawab tidak tahu.
Gambar 3. 9 Hasil Kuesioner Berdasarkan Pengetahuan Indonesian City Pop
Berdasarkan grafik di atas, 52,5% responden mengetahui bahwa musik pop kreatif lahir kembali dengan sebutan Indonesian City Pop, sedangkan 47,5% tidak mengetahuinya.
35
Perancangan Buku Ilustrasi…, Audrey Uli Marina, Universitas Multimedia Nusantara Gambar 3. 10 Hasil Kuesioner Jenis Buku Yang Disukai
Berdasarkan grafik di atas, 72% responden lebih suka membaca buku melalui buku fisik, sedangkan 27% responden memilih membaca melalui ebook.
Gambar 3. 11 Hasil Kuesioner Berdasarkan Minat Baca Buku Pop Kreatif
Berdasarkan grafik di atas, 52% responden tertarik untuk membaca buku ilustrasi mengenai Musik Pop Kreatif dan perkembangannya, 40%
responden menjawab mungkin tertarik, dan 8% responden menjawab tidak tertarik untuk membaca buku ilustrasi mengenai musik Pop Kreatif dan perkembangannya.
36
Perancangan Buku Ilustrasi…, Audrey Uli Marina, Universitas Multimedia Nusantara Gambar 3. 12 Hasil Kuesioner Berdasarkan Manfaat Buku Pop Kreatif
Berdasarkan grafik di atas, 99% responden setuju bahwa dengan adanya buku ini dapat menambah edukasi dan wawasan mengenai sejarah musik pop kreatif di Indonesia, sedangkan hanya 1% responden menjawab tidak.
Gambar 3. 13 Hasil Kuesioner Berdasarkan Konten yang Diinginkan
Pertanyaan ini ditujukan untuk mengetahui apa saja yang ingin dilihat responden dalam buku ilustrasi. Berdasarkan hasil kuesioner di atas, 83% responden paling ingin mengetahui tentang tren atau gaya hidup tahun 70-80an sebelum dan saar musik pop kreatif lahir di Indonesia, 65%
responden ingin mengetahui mengenai kembalinya musik pop kreatif saat ini dengan sebutan Indonesian City Pop, 59% responden ingin mengetahui sejarah lahirnya musik pop kreatif di Indonesia, 57% responden ingin
37
Perancangan Buku Ilustrasi…, Audrey Uli Marina, Universitas Multimedia Nusantara
mengetahui musisi Indonesian City Pop saat ini, dan 56% responden ingin mengetahui tentang musisi legendaris genre pop kreatif.
3.1.6 Kesimpulan Survei
Kesimpulan dari hasil data yang telah terkumpul melalui kuesioner adalah kebanyakan responden berusia 20-21 tahun yang memiliki ketertarikan besar akan musik dan musik dari era 70-80an. Kebanyakan dari responden sudah mengetahui keberadaan musik Pop Kreatif dan hampir seluruhnya paling mengetahui karya lagu dari Chrisye. Namun setengah dari responden belum mengetahui bahwa musik pop kreatif lahir kembali saat ini dengan terminologi baru yaitu Indonesian City Pop. Pada bagian media informasi, hampir semua responden lebih suka membaca buku fisik (cetak) dan tertarik untuk membaca buku ilustrasi mengenai musik Pop Kreatif di Indonesia dan perkembangannya. Para responden setuju bahwa dengan adanya buku ilustrasi mengenai sejarah musik Pop Kreatif di Indonesia akan menambah edukasi dan wawasan mengenai topik tersebut.
Topik yang paling ingin responden baca melalui buku tersebut adalah mengenai tren atau gaya hidup tahun 70-80an sebelum dan saat musik Pop Kreatif lahir di Indonesia.
3.2 Studi Eksisting
Studi eksisting dilakukan dengan cara melakukan observasi dari buku sejenis yang sudah ada sebelumnya. Buku yang akan di observasi adalah buku 100 Tahun Musik Indonesia karya Denny Sakrie.
3.2.1 Buku 100 Tahun Musik Indonesia
Buku 100 Tahun Indonesia karya Denny Sakrie merupakan buku non fiksi yang seperti judulnya, menceritakan sejarah dan peristiwa yang terjadi pada industri musik Indonesia selama 100 tahun. Sakrie menceritakan sejarah musik dari tahun 1900-an awal hingga tahun 2005.
Buku ini dibahas menjadi beberapa bagian berdasarkan era musik, yaitu
38
Perancangan Buku Ilustrasi…, Audrey Uli Marina, Universitas Multimedia Nusantara
musik Indonesia sebelum era 1950, era 1980-1989, hingga 2000-2005.
Kelebihan menggunakan pembagian ini adalah memudahkan pembaca untuk sangat memahami apa yang terjadi dan bagaimana musik pada era tertentu. Penulis juga dapat menjelaskan secara terperinci tiap eranya.
Tabel 3. 1 Buku 100 Tahun Musik Indonesia
Judul Buku 100 Tahun Musik Indonesia
Penulis Denny Sakrie
Penerbit GagasMedia
Tahun Terbit 2015
Bahasa Indonesia
Jumlah Halaman 168 halaman
Ukuran 14,8 x 23 cm
Desain sampul buku ini didominasi dengan tulisan dengan beberapa elemen dekoratif yang menyesuaikan topik dari buku ini. Hal ini dapat dilihat dari ilustrasi piringan hitam pada angka “100”. Warna yang digunakan pada sampul juga sangat minim, yaitu warna hitam, merah, putih, dan sedikit oranye dari logo penerbitnya. Desain sampul ini sangat sederhana namun sangat menggambarkan gaya visual pada era 1990-an akhir atau 2000 awal.
39
Perancangan Buku Ilustrasi…, Audrey Uli Marina, Universitas Multimedia Nusantara Gambar 3. 14 Sampul Buku 100 Tahun Musik Indonesia
Sumber:https://books.google.co.id/books?id=l3zwBgAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=
id#v=onepage&q&f=false
Halaman di dalam buku ini menggunakan border dengan background yang berbeda tiap era yang dibahas. Kekurangannya adalah desain background antar era cukup kontras sehingga tidak menggambarkan kesatuan tema buku karena desain sampul, halaman awal dan tiap babnya kurang memiliki kesamaan.
Gambar 3. 15 Contoh Halaman Pada Buku 100 Tahun Musik Indonesia
Sumber:https://books.google.co.id/books?id=l3zwBgAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=
id#v=onepage&q&f=false
Informasi pada buku ini dapat dibilang sangat lengkap dan rapih karena Sakrie menjelaskan mulai dari sejarah, masalah dibaliknya, hingga musisi legendaris tiap eranya. Selain itu buku ini juga membahas kelahiran berbagai macam genre lagu seperti jazz, pop kreatif, rock, pop, dan masih banyak lagi. Pada buku ini, Sakrie juga memberikan beberapa biografi singkat dari beberapa musisi legendaris, seperti Chrisye dan Iwan Fals.
40
Perancangan Buku Ilustrasi…, Audrey Uli Marina, Universitas Multimedia Nusantara
Namun kekurangannya adalah buku ini kurang membahas lebih rinci musisi perempuan.
Di dalam buku ini juga dilengkapi beberapa foto yang berhubungan era musik atau musisi yang sedang dibahas, sehingga pembaca dapat melihat dan mengetahui wajah musisi atau situasi yang sedang dibahas pada halaman tertentu. Gaya Bahasa dan tulisan yang digunakan pada buku ini juga jelas dan mudah dimengerti oleh pembacanya.
Selain memberikan informasi sejarah yang lengkap, buku ini juga bisa menjadi referensi bagi orang yang ingin mengetahui atau sedang mencari lagu-lagu lama Indonesia, sehingga lagu lama Indonesia dapat terus dikenal dan didengarkan, serta tidak dilupakan.
Setelah melakukan observasi terhadap buku 100 Tahun Musik Indonesia, penulis membuat tabel perbandingan antara buku tersebut dengan buku ilustrasi yang akan penulis rancang agar dapat melihat letak perbedaan dan persamaan antara kedua buku tersebut.
Tabel 3. 2 Persamaan dan Perbedaan
Judul Persamaan Perbedaan
Buku 100 Tahun Musik Indonesia
- Konsep desain buku bertemakan retro atau old style sesuai dengan musik zaman dulu.
- Tiap bab menggunakan desain yang berbeda untuk membedakan dan menggambarkan tiap era yang dibahas.
- Membahas biografi beberapa musisi 70-80an
- Membahas awal mula dan dibalik kelahiran sebuah musik
• Visual yang terdapapat dalam buku lebih menggunakan foto dan digital imaging. Ilustrasi digital digunakan untuk membuat background tiap halaman dan sub babnya, seta sampul buku.
• Membahas banyak era musik (100 tahun)
41
Perancangan Buku Ilustrasi…, Audrey Uli Marina, Universitas Multimedia Nusantara
Perancangan Buku Ilustrasi Perkembangan Musik Pop Kreatif di Indonesia
- Konsep desain buku yang akan digunakan adalah retro atau I sesuai dengan musik zaman dulu, terlebih tahun 70-80an.
- Akan membahas beberapa biografi musisi yang menjadi cikal bakal terbentuknya musik Kreatif
- Tiap bab akan dibuat dengan ilustrasi dan suasana yang agak berbeda yang menggambarkan bab tersebut.
- Akan membahas awal mula dan dibalik kelahiran sebuah musik
- Akan lebih fokus menggunakan ilustrasi digital sebagai visual dari buku.
- Membahas dua era musik pop kreatif, yaitu pada tahun 70-80an dan Indonesian city pop pada zaman sekarang.
Melalui tabel tersebut dapat dilihat perbedaan dan persamaan yang dimiliki buku 100 Tahun Musik Indonesia dengan perancangan buku ilustrasi yang akan dibuat. Setelah itu akan dilakukan observasi melalui strategi SWOT (strengths, weakness, opportunities, threats) untuk menganalisis apa saja kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman dari buku tersebut.
Tabel 3. 3 SWOT
Strengths Weaknesses
- Dalam satu buku terdapat informasi mengenai berbagai era musik di Indonesia sehingga bisa memberikan banyak wawasan dan edukasi mengenai sejarah musik Indonesia dengan lengkap.
Pembaca dapat membaca sejarah musik Indonesia tersebut dengan mudah karena
- Buku 100 Tahun Musik Indonesia tidak fokus di satu atau dua pembahasan saja, melainkan 100 tahun sesuai judulnya, yang artinya membahas banyak era musik dengan semua sejarahnya. Dengan terpecahnya pembahasan tersebut,
42
Perancangan Buku Ilustrasi…, Audrey Uli Marina, Universitas Multimedia Nusantara
sudah terdapat lengkap dalam satu buku ini.
- Desain yang menyesuaikan dengan topik yang terdapat dalam buku tersebut.
maka penulis mungkin harus mempersingkat informasi yang diberikan tiap era-nya.
- Desain pada buku ini, terutama pada desain halamannya kurang menarik dan tidak memiliki konsistensi konsep desain sehingga tidak terasa sebagai suatu kesatuan desain.
Opportunities Threats
- Belum terdapat buku yang membahas 100 tahun era musik di Indonesia, sehingga buku ini bisa jadi yang terlengkap untuk membahas semua era tersebut.
- Ada kemungkinan pembaca tidak membaca seluruh informasi, melainkan hanya membaca sub-bab era yang ingin diketahui.
- Desain yang terlalu sederhana mungkin bisa menyebabkan target pembeli kurang tertarik untuk mengambil buku tersebut.
- Ada beberapa buku yang membahas musik dengan era spesifik.
3.2.2 Kesimpulan Studi Eksisting
Melalui studi eksisting yang dilakukan terhadap buku karya Denny Sakrie dengan judul 100 Tahun Musik Indonesia, penulis dapat belajar banyak melalui perbandingan yang dilakukan dan dapat melakukan analisis SWOT. Melalui studi tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa membuat buku dengan bahasan yang luas dapat memberikan banyak informasi yang berbeda dalam satu buku dan mungkin meraih banyak target audiens. Tetapi dengan hanya fokus kepada satu topik juga dapat
43
Perancangan Buku Ilustrasi…, Audrey Uli Marina, Universitas Multimedia Nusantara
memberikan informasi yang lebih lengkap dan spesifik mengenai topik itu.
Target audiens juga bisa menjadi lebih spesifik.
Selain itu komposisi dan kesinambungan antar desain dalam buku juga sangat penting. Karena visual merupakan salah satu aspek terbesar yang mempengaruhi minat beli dan baca seseorang. Visual yang menjelaskan topik yang dibahas juga akan memudahkan pembaca dalam menggambarkan dan memahami teks, dalam hal ini Sakrie menggunakan foto untuk menjelaskan informasinya. Melalui analisis tersebut, penulis akan membuat buku ilustrasi dengan mempertimbangkan banyak aspek yang telah didapat melalui studi eksisting ini.
3.3 Metode Perancangan
Metode perancangan yang akan digunakan dalam penelitian mengacu pada buku Graphic Design Solution, Fifth Edition (Landa, 2014). Perancangan buku ilustrasi perkembangan music Pop Kreatif di Indonesia akan melewati lima tahap sebagai berikut:
3.4 Orientasi
Pada tahap ini penulis mencari data dan mempelajari informasi mengenai sejarah musik Pop Kreatif di Indonesia. Pengumpulan data ini dilakukan dengan studi pustaka buku dan jurnal yang membahas mengenai musik era Pop Kreatif lahir. Selain mempelajari informasi mengenai Pop Kreatif, penulis juga mempelajari target sasaran seperti apa yang akan dituju. Penulis kemudian melakukan survey dengan menyebarkan kuesioner online melalui Google Forms kepada target sasaran untuk membuktikan pentingnya topik ini untuk dibahas. Kemudian penulis melakukan wawancara dengan Satrio dari Irama Nusantara dan Arbhi dari Alunan Nusantara untuk mencari informasi lebih dalam mengenai musik Pop Kreatif dan pentingnya pengarsipan data musik Indonesia, serta meminta pendapat mengenai media informasi yang akan dirancang.
44
Perancangan Buku Ilustrasi…, Audrey Uli Marina, Universitas Multimedia Nusantara
3.5 Analisis
Setelah mendapatkan banyak informasi melalui pengumpulan data, penulis melakukan analisis untuk menentukan media informasi yang tepat serta target audiens. Melalui analisis tersebut, penulis menentukan untuk membuat buku ilustrasi sebagai media utama, dan akan merancang desain media sosial Instagram, poster, merchandise, dan packaging sebagai media pendukungnya.
3.6 Konsep Visual Desain
Setelah mengetahui media apa saja yang akan dirancang, penulis akan memuat konsep desain untuk menentukan color palette, tipografi, dan gaya ilustrasi yang dapat menggambarkan musik Pop Kreatif dengan tepat dan menarik. Penulis akan membuat mindmap untuk memudahkan pembuatan konsep tersebut. Ide utama yang akan melandasi perancangan desain tersebut adalah tren pada tahun 1970 sampai dengan 1980-an.x 3.7 Perancangan Desain
Pada tahap ini penulis akan membuat moodboard dari konsep desain yang telah dibuat, kemudian akan membuat sketsa dari konsep dan moodboard tersebut. Sketsa nantinya akan dirancang hingga dalam bentuk digital dan membuat mock-up sebelum masuk ke dalam tahap akhir perancangan desain.
3.8 Implementasi
Pada tahap terakhir ini, akan dilakukan sentuhan terakhir untuk menyelesaikan buku ilustrasi yang telah dirancang. Setelah itu akan dilakukan proses produksi buku ilustrasi serta media pendukungnya dalam bentuk digital atau pun cetak.