• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM SYARIAH PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) TAHUN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM SYARIAH PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) TAHUN SKRIPSI"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

SYARIAH PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) TAHUN 2013-2017

SKRIPSI

Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Jurusan Ekonomi Syariah Konsentrasi Akuntansi Syarah

Oleh :

YULIA DESWITA NIM: 14 231 126

JURUSAN EKONOMI SYARIAH/AKUNTANSI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR

TAHUN 2018

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

Terdaftar Di Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2013-2017”. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Jurusan Ekonomi Syariah Konsentrasi Akuntansi Syariah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2013-2017. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini Debt to Equity Ratio (DER), Return On Invesment (ROI), Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM) dan harga saham. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return On Invesment (ROI), Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham.

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah jenis penelitian lapangan (Field Research) dengan metode kuantitatif. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik dengan model uji regresi linear berganda, untuk menguji hipotesis mengunakan uji t, uji f, dan koefisien determinasi.

Dari penelitian yang penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa Debt To Equity Ratio (DER) tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham. Return On Invesment (ROI) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengujian yang dilakukan secara simultan menyimpulkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio, Return On Investment, Earning Per Share dan Net Profit Margin mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Harga Saham. Dari uji koefisien determinan dapat disimpulkan bahwa 92.6% perubahan harga saham mampu dijelaskan oleh Debt to Equity Ratio (DER), Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS) dan Net Profit Margin (NPM).

Kata Kunci: Kinerja Keuangan, Debt to Equity Ratio, Return On Investment, Earning Per Share, Net Profit Margin, dan Harga Saham

(6)

vi

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN PENGUJI ... iv

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat dan Luaran Penelitian ... 8

G. Defenisi Operasional ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

1. Landasan Teori ... 11

1. Harga Saham ... 11

2. Kinerja Keuangan ... 17

3. Analisis Rasio Keuangan ... 19

4. Hubungan rasio keuangan dan kinerja keuangan ... 25

5. Jakarta Islamic Index (JII) ... 26

2. Kajian Penelitian Relevan... 29

3. Kerangka Berfikir ... 32

4. Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

A. Jenis penelitian ... 37

B. Tempat dan waktu penelitian ... 37

(7)

vii

C. Populasi dan Sampel ... 38

D. Sumber Data ... 39

E. Teknik pengumpulan data... 39

F. Teknik analisis data ... 39

1. Statistik Deskriptif ... 40

2. Uji Asumsi Klasik ... 40

3. Uji Regresi Linear Berganda ... 44

4. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ... 44

5. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ... 45

6. Koefisien Determinasi ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Gambaran Umum Penelitian... 47

B. Deskriptif Data ... 58

C. Uji Asumsi Klasik ... 62

D. Pengujian Hipotesis ... 68

E. Pembahasan ... 75

BAB V PENUTUP ... 80

A. Kesimpulan ... 80

B. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83 LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.

(8)

viii

Tabel 3. 1 Rancangan Waktu Penelitian ... 37

Tabel 3. 2 Proses Pengambilan Sampel ... 38

Tabel 3. 3 Perusahaan Sebagai Sampel ... 38

Tabel 3. 4 Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi ... 43

Tabel 4. 1 Uji Statistik Deskriptif ... 59

Tabel 4. 2 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 63

Tabel 4. 3 Uji Kolmogorov-Smirnov setelah transformasi ... 65

Tabel 4. 4 Uji Multikolonieritas ... 66

Tabel 4. 5 Uji Autokolerasi ... 67

Tabel 4. 7 Hasil Uji t ... 70

Tabel 4. 8 Hasil Uji F ... 74

Tabel 4. 9 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 75

(9)

ix

Gambar 4. 1 Grafik P-Plot ... 63 Gambar 4. 2 Grafik P-Plot setelah transforamasi ... 64 Gambar 4. 3 Uji Hiterokedastisitas ... 68

(10)

x

Lampiran 1. 2 Tabel Return On Invesment ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 1. 3 Tabel Earning Per Share ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 1. 4 Tabel Net Profit Margin ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 1. 5 Tabel Harga Saham ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 1. 6 Tabel Y, X1, X2, X3 dan X4 ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 1. 7 Statistik Deskriptif ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 1. 8 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 1. 9 Uji Multikolonieritas ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 1. 10 Uji Autokolerasi ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 1. 11 Uji Heteroskedastisitas ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 1. 12 Uji Regresi Linear Berganda ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 1. 13 Uji t ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 1. 14 Uji f ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 1. 15 Koefisien Determinan ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 1. 16 Mapping Research ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 1. 17 Tabel Durbin-Watson (DW),α = 5% ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 1. 18 Tabel Titik Persentase Distribusi t... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 1. 19 Tabel Titik Persentase Distribusi F ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 1. 20 Surat Izin Penelitian ... 115 Lampiran 1. 21 Surat Keterangan Selesai Penelitian ... 116

(11)

1

Investasi adalah segala sesuatu yang bertujuan untuk mengembangkan harta yang dimiliki. Seringkali, orang-orang terjebak dengan anggapan bahwa investasi adalah berkaitan dengan surat-surat berharga, angka-angka yang rumit. Didalam aktivitas investasi mengandung hal-hal sebagai berikut: (1) tujuan atau kebutuhan yang spesifik, (2) terukur jumlah dana yang dibutuhkan, (3) jelas jangka waktunya, (4) alternatif instrumen investasi, dan (5) stategi untuk mencapai tujuan investasi tersebut (Muhamad, 2014:431).

Banyak cara untuk melakukan investasi keuangan sesuai dengan syariah Islam. Investasi tersebut dapat dilakukan pada berbagai kegiatan usaha yang berkaitan aktivtas menghasilkan suatu produk, aset maupun jasa. Oleh karena itu, salah satu bentuk investasi yang sesuai dengan syariat islam adalah membeli efek syariah. Efek syariah tersebut mencangkup saham syariah, obligasi syariah, reksa dana syariah, Kontrak Investasi Kolektiv Efek Beragun Aset (KIK EBA) Syariah, surat berharga lainya yang sesuai dengan prinsip syariah. Investasi dengan pemilihan efek syariah dapat dilakukan di pasar modal baik secara lansung pada saat penawaran perdana maupun melalui transaksi perdagangan sekunder di Bursa (Sutedi, 2011:99).

Saham menjadi salah satu investasi di pasar modal yang paling banyak digunakan oleh para investor karena keuntungan yang diperoleh lebih besar dan dana yang dibutuhkan investor untuk melakukan investasi tidak begitu besar jika dibandingkan dengan obligasi. Alasan seorang investor melakukan investasi adalah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang serta untuk menghindari merosotnya nilai kekayaan yang dimiliki. Investasi juga dapat diartikan sebagai suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan

(12)

2

pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.

Keuntungan investasi saham di pasar modal dapat diperoleh melalui deviden dan capital gain. Harga saham juga mencerminkan nilai suatu perusahaan. Perusahaan dengan kinerja baik, cenderung sahamnya semakin diminati oleh investor. Sehingga permintaan beli akan meningkat dan harga saham akan ikut bergerak naik. Sebaliknya perusahaan dengan kinerja tidak baik cenderung berdampak pada turunnya harga saham.

Kinerja yang baik dapat dilihat dalam laporan keuangan yang dipublikasi oleh perusahaan (emiten).

Emiten di Bursa Efek Indonesia terdiri dari emiten syariah dan emiten konvensional secara umum saham dari emiten syariah dianggap lebih baik dari saham emiten konvensional karena adanya kreteria pembatasan sektor usaha oleh DSN MUI. Saham-saham syariah yang ada di Bursa Efek Indonesia dapat dilihat dalam Indeks Saham Syariah Indonesia dan Jakrta Islamic Index. Jakarta Islamic Index menggambarkan 30 saham syariah yang aktif dan ramai diperjual belikan.

Berikut adalah pergerakan harga saham pada beberapa perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2013-2017.

Tabel 1. 1

Harga Saham Indeks JII

(dalam Rp)

Nama Perusahaan Harga Saham

2013 2014 2015 2016 2017

PT. Astra Agro Lestari

Tbk 25.000 24.250 15.850 16.775 13.150

PT. Adro Energy Tbk 1.090 1.040 515 1.695 1.860 PT. AKR Corporindo Tbk 4.375 4.120 7.175 6.000 6.350 PT. Astra International

Tbk 6.800 7.425 6.000 8.275 8.300

PT. Bumi Serpong Damai

Tbk 1290 1805 1800 1755 1700

PT. Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk 10.200 13.100 13.475 8.575 8.900 PT. Indofood Sukses

Makmur Tbk 6.600 6.750 5.175 7.925 7.625

(13)

3

Nama Perusahaan Harga Saham

2013 2014 2015 2016 2017

PT. Kalbe Farma Tbk 1.250 1.830 1.320 1.515 1.690 PT. Lippo Karawaci Tbk 910 1.020 1.035 7.20 488 PT. PP London Sumatra

Indonesia Tbk 1.930 1.890 1.320 1.740 1.420

PT. Perusahaan Gas

Negara (Persero) Tbk 4.475 6.000 2.745 2.700 1.750 PT. Semen Indonesia

(Persero) Tbk 14.150 16.200 11.400 9.175 9.900 PT. Telekomunikasi

Indonesia (Persero) Tbk 2.150 2.865 3.105 3.980 4.440 PT. United Tractors Tbk 19.000 17.350 16.950 21.250 35.400 PT. Unilever Indonesia

Tbk 26.000 32.300 37.000 38.800 55.900

PT. Wijaya Karya

(Persero) Tbk 1.580 3.680 2.640 2.360 1.550

Rata-rata 7.925 8.851,56 7.969,06 8.327,5 10.026,4

(Sumber: www.idx.co.id)

Berdasarkan tabel 1.1 pergerakan harga saham di Jakarta Islamic Index (JII) pada akhir tahun 2014 mengalami peningkatan dari tahun 2013.

Indeks JII naik sebesar 11,69% atau 926,56 poin. Pada tahun 2015 mengalami penurunan dari tahun 2014, dengan penurunan 9.97% atau 882,5 poin. Pada tahun 2016 mengalami peningkatan 4,50% atau 358,44 poin dari tahun 2015. Pada tahun 2017 mengalami peningkatan kembali sebesar 20,40% atau 1698,9 poin dari tahun 2016.

Harga saham perusahaan berfluktuasi setiap tahunnya.

Ketidakstabilan harga saham di pasar disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal perusahaan. Faktor internal dapat dilihat dari kinerja keuangan perusahaan tersebut, sedangkan faktor ekternal perusahaan diantaranya kondisi perekonomian, kebijakan pemerintah, laju inflasi, nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga dan lainnya. Fluktuasi harga saham dari satu waktu ke waktu yang lain tentunya sangat menyulitkan investor dalam melakukan investasi. Oleh karena itu investor tidak sembarangan dalam melakukan investasi atas dana yang dimilikinya,

(14)

4

tentunya para investor terlebih dahulu harus mempertimbangkan informasi seperti faktor internal dan ekternal perusahaan.

Berdasarkan informasi tersebut, salah satu hal paling mendasar sebelum investor melakukan investasi atas modal yang dimilikinya adalah menilai kinerja perusahaan melalui laporan keuangan. Apakah perusahaan tersebut layak dijadikan wadah untuk ditanamkan investasi atau tidak, apakah perusahaan tersebut dalam keadaan sehat atau tidak, apakah peruahaan tersebut mampu memberikan deviden atau tidak. Dengan mengetahui kinerja keuangan perusahaan maka investor dapat mengetahui sejauh mana kinerja dan pertumbuhan perusahaan yang akan digunakan oleh investor dalam membuat keputusan untuk pemilihan saham. Jika kinerja keuanganya baik maka hal tersebut menjadi pertimbangan oleh investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Salah satu indikator untuk mengukur kinerja keuangan dapat melalui rasio-rasio keuangan.

Rasio keuangan atau financial ratio ini sangat penting gunanya untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Secara jangka panjang rasio keuangan juga dipakai dan dijadikan sebagai acuan dalam menganalisis kondisi kinerja suatu perusahaan (Fahmi, 2014:108).

Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah Debt to Equity Ratio (DER), Return On Invesment (ROI), Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM).

Debt to Equity Ratio (DER) adalah merupakan perbandingan jumlah pinjaman jangka panjang yang dimiliki perusahaan dengan jumlah modal sendiri. DER merupakan salah satu rasio keuangan yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi utang dengan modal yang dimiliki (Husnan, 2006:70). Semakin besar DER maka semakin kecil laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham, sehingga dapat menurunkan harga saham yang bersangkutan. Semakin rendah tingkat DER maka kemungkinan nilai perusahaan akan semakin tinggi dan perusahaan akan mendapat kepercayaan dari investor.

(15)

5

Return On Investment (ROI) adalah salah satu rasio kunci yang biasa digunakan dalam bisnis. Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih operasi terhadap total investasi. Semakin besar rasio semakin baik karena berarti semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Kuswadi, 2008:96).

Peningkatan laba ini mempunyai efek yang positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam pencapaian tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan yang akan direspon secara positif oleh investor sehingga permintaan saham perusahaan dapat meningkat dan dapat menaikkan harga saham perusahaan.

Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu informasi akuntansi yang menunjukkan besarnya keuntungan bersih per lembar saham yang mampu dihasilkan perusahaan. “Nilai EPS akan dibandingkan dengan nilai yang didapat pada kuartal yang sama tahun lalu, dengan demikian akan menggambarkan keuntungan perusahaan. Hasil perbandingan dapat dipakai untuk memprediksi kenaikan/penurunan harga saham” (Karnadjaja, 2009:215).

Net Profit Margin (NPM) menunjukan berapa besar keuntungan atau laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan dari setiap penjualannya (Sugiono, 2009:79). NPM yang tinggi dapat menunjukkan kinerja perusahaan yang bagus karena dapat menghasilkan laba bersih yang besar melalui aktivitas penjualannya sehingga saham perusahaan tersebut banyak diminati investor dan akan menaikkan harga saham perusahaan tersebut.

Berdasarkan penjabaran diatas maka penelitian mengambil judul

“Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Syariah Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2013-2017.”

(16)

6 B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang muncul dalam penelitian ini antara lain:

1. Pengaruh kondisi perekonomian, kerbijakan pemerintah, laju inflasi, nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).

2. Pengaruh Debt to Equty Ratio (DER) terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).

3. Pengaruh Return On Invesment (ROI) terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).

4. Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).

5. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).

6. Pengaruh Debt to Equty Ratio (DER), Return On Invesment (ROI), Earning Per Share (EPS), dan Net Profit Margin (NPM) secara bersamaan atau simultan terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini membatasinya antara lain:

1. Pengaruh Debt to Equty Ratio (DER) terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).

2. Pengaruh Return On Invesment (ROI) terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).

3. Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).

4. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).

(17)

7

5. Pengaruh Debt to Equty Ratio (DER), Return On Invesment (ROI), Earning Per Share (EPS), dan Net Profit Margin (NPM) secara bersamaan atau simultan terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).

D. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah di atas penulis dapat merumuskan permasalahan yang akan penulis teliti antara lain :

1. Bagaimana pengaruh Debt to Equty Ratio (DER) terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII)?

2. Bagaimana pengaruh Return On Invesment (ROI) terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII)?

3. Bagaimana pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII)?

4. Bagaimana pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII)?

5. Bagaimana pengaruh Debt to Equty Ratio (DER), Return On Invesment (ROI), Earning Per Share (EPS), dan Net Profit Margin (NPM) secara bersamaan atau simultan terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII)?

E. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas tujuan penulis dalam penelitian ini antara lain :

1. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Equty Ratio (DER) terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).

2. Untuk mengetahui pengaruh Return On Invesment (ROI) terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).

(18)

8

3. Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).

4. Untuk mengetahui pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).

5. Untuk mengetahui Pengaruh Debt to Equty Ratio (DER), Return On Invesment (ROI), Earning Per Share (EPS), dan Net Profit Margin (NPM) secara bersamaan atau simultan terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).

F. Manfaat dan Luaran Penelitian 1. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan kepada beberapa pihak, antara lain :

a. Bagi Penulis

Penelitian ini memberikan pengetahuan dan pengalaman tambahan dalam menekuni dan mempraktekan teori keuangan dan investasi terutama tentang pasar modal serta sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian studi strata satu guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.

b. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan literature yang membantu dalam perkembangan ilmu akuntansi dan menambah wawasan tentang analisis saham.

c. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat menambah wawasan tentang manajemen keuangan. Untuk itu manajer keuangan dapat menentukan kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan bagi Stockholder dan keuntungan perusahaan.

(19)

9 d. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai masukan bagi investor dan para pelaku pelaku pasar modal dalam melakukan penilaian terhadap suatu saham berkaitan dengan pengambilan keputusan untuk melakukan penempatan modal dan investasi pada perusahaan syariah di Bursa Efek Indonesia.

2. Luaran Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menjadi referensi di perpustakaan IAIN Batusangkar.

G. Defenisi Operasional 1. Kinerja Keuangan

Kinerja Keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh manajemen perusahaan dalam kegiatan operasi atau aktivitas perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Salah satu indikator untuk mengukur kinerja keuangan dapat melalui rasio- rasio keuangan. Rasio keuangan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Debt to Equty Ratio (DER)

Debt to Equty Ratio (DER) adalah Rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini digunakan untuk mengindisikan besarnya hutang yang digunakan perusahaan untuk permodalannya dalam menjalankan bisnis.

b. Return On Invesment (ROI)

Return On Invesment (ROI) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efiktivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang dimiliki perusahaan.

(20)

10 c. Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) adalah informasi yang menunjukan pemberian keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham.

d. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) adalah besarnya laba bersih yang diperoleh suatu perusahaan dari hasil setiap penjualan.

2. Harga Saham Syariah

Adalah harga suatu efek atau surat berharga yang diperdagangkan di Bursa Efek yang mana emiten mengelola bisnisnya tidak melanggar atau sejalan dengan prinsip-prinsip syariah. Harga saham dapat berubah-ubah, misal dalam satu hari di jam pembukaan Bursa Efek 09.00 WIB harga saham bisa berubah dijam penutupan Bursa Efek 16.00 WIB dan berbeda beda tiap hari, tiap minggu, tiap bulan dan seterusnya. Pada penelitian ini harga saham yang digunakan adalah closing price tahunan, yaitu pada bulan Desember pada tiap akhir tahun.

(21)

11 1. Harga Saham

a. Pengertian Harga Saham

Saham adalah bentuk penyertaan modal dalam sebuah perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat pada umumnya adalah perusahaan yang telah berdiri untuk tentang waktu tertentu serta mendapatkan keuntungan dari waktu ke waktu. Dengan demikian, diharapakan pada masa yang akan datang keuntungan tersebut bias tetap dipertahankan atau ditingkatkan sehingga pemilik perusahaaan bias mendapatkan keutungan (Salim, 2012:5).

Saham adalah tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada perusahaan, atau kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya; atau persediaan yang siap untuk dijual (Fahmi, 2013:81). Saham atau stocks adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli di Bursa Efek, saham yang sering pula disebut shares merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan (Falani, 2013:3). Menurut Widoatmodjo (2012:67) saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten.

Harga saham adalah harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung di Bursa Efek. Harga saham dapat dipengaruhi oleh situasi pasar antara lain harga saham dipasar perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang akan go public (emiten), berdasarkan analisis fundamental perusahaan. Harga saham

(22)

12

mencerminkan nilai perusahaan, semakin tinggi nilai harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan sebaliknya.

Setiap perusahan yang menerbitkan saham sangat memperhatikan harga sahamnya (Aburrahman, salim & slamet 2016:192).

Menurut Tandelilin (2010:33) harga saham merupakan nilai atau pengorbanan yang akan diberikan pelaku pasar untuk mendapatkan sekuritas dengan jenis saham. Harga saham dapat diamati dari beberapa aspek yaitu secara nominal maupun secara ekstrinsi. Harga saham secara nominal merupakan nilai yang tertera didalam kertas saham, semakin tinggi nilai yang tertera pada kertas saham menunjukan nilai harga yang harus dikeluarkan investor untuk mendapatkan saham semakin tinggi, sedangkan nilai intrinsik merupakan gabungan nilai saham antara nilai yang tertera pada kertas saham dengan nilai dari kertas pembuat saham.

Menurut Widoatmodjo harga saham dapat dibedakan sebagai berikut :

1) Harga Nominal

Harga nominal merupakan harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting karena deviden yang dibayarkan atas saham biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

2) Harga Perdana

Harga perdana merupakan harga pada waktu saham tersebut dicatat di Bursa Efek dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana yang disebut dengan IPO (Initial Public Offering). Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin enisi (underwriter) dan emiten.

Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat.

(23)

13 3) Harga Pasar

Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dan penjamin emisi. Harga inilah yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan merupakan harga yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga antara investor dengan perusahaan penerbit.

Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar yang tercatat pada waktu penutupan (closing price) aktivitas di Bursa Efek Indonesia.

Harga saham menjadi sangat penting bagi investor karena mempunyai konsekuensi ekonomi. Perubahan harga saham akan mengubah nilai pasar sehingga kesempatan yang akan diperoleh investor di masa depanpun akan ikut berubah. Harga saham mencerminkan berbagai informasi yang terjadi di pasar modal dengan asumsi pasar modal efisien (Aziz, Mintarti, & Nadir, 2015:81-82).

b. Faktor-faktor Mempengaruhi Harga Saham

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tingkat harga saham antara lain (Aziz, Mintarti, & Nadir, 2015:83-84):

1) Jumlah deviden kas yang diberikan, sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat perubahan harga saham, maka dengan membagikan dividen dalam jumlah besar dapat meningkatkan kepercayaan investor kepada perusahaan dan akan berdampak pada kenaikkan dividen dalam jumlah yang besar.

(24)

14

2) Jumlah laba yang didapat oleh perusahaan, perusahaan yang mempunyai laba yang tinggi dan prospek perusahaan yang cerah umumnya menjadi pilihan bagi investor dalam menanamkan dananya. Karena perusahaan dengan laba yang tinggi cenderung akan membagikan dividennya dalam jumlah besar. Semakin banya investor menanamkan dananya dalam suatu perusahaan akan mempengaruhi harga saham dari perusahaan tersebut.

3) Laba per lembar (earning per share), sebagai seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan, akan menerima laba atas saham yang dimilikinya, semakin tinggi laba per lembar saham yang diberikan perusahaan, maka investor akan semakin percaya bahwa perusahaan akan memberikan tingkat pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi, sehingga harga saham perusahaan akan meningkat.

4) Tingkat suku bunga, yang dapat mempengaruhi harga saham perusahaan dengan cara: (a) mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalah biaya, semakin tinggi suku bunga semakin rendah laba perusahaan, (b) mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dan obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan mendapatkan hasil yang besar dari obligasi sehingga mereka akan segera menjual saham mereka untuk ditukarkan dengan obligasi, penukaran yang demikian akan menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga terjadi apabila tingkat suku bunga mempengaruhi harga saham secara negatif, artinya bila tingkat suku bunga turun maka harga saham akan naik.

5) Tingkat risiko dan tingkat pengembalian, pada umumnya semakin tinggi risiko semakin besar tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor, hal ini akan mempunyai pemgaruh

(25)

15

yang besar anatar sikap investor dengan harga saham yang diharapkan.

Menurut Samsul (2006:335) terdapat banyak fakor yang mempengaruhi harga saham, baik yang bersifat makro maupun mikroekonomi. Faktor makro ada yang bersifat ekonomi maupun nonekonomi. Faktor makro ekonomi terinci dalam beberapa variabel ekonomi, misalnya inflasi, suku bunga, kurs, valuta asing, tingkat pertumbuhan ekonomi, harga bahan bakar minyak di pasar internasional dan index saham regional. Faktor makro nonekonomi mencakup peristiwa politik domesik, peristiwa sosial dan peristiwa politik internasional. Sementara itu, faktor mikroekonomi terinci dalam beberapa variabel misalnya laba per saham, deviden per saham, dan rasio keuangan lainnya.

Pengaruh faktor makro tidak selalu sama terhadap harga saham. Para investor yang menggunakan analisis fundamental dalam proses pengambilan keputusan jual beli saham harus memperhatikan variabel-variabel yang diduga mempunyai pengaruh kuat terhadap harga saham. Indeks harga saham regional, yaitu indeks Dow Jones (Amerika Serikat), indeks Nikkei 225 (Jepang) dan indeks Hang seng (Hong Kong) juga berpengaruh terhadap harga saham di Indonesia.

Sedangkan menurut Zulfikar (2016:91) faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal dan eksternal. Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu. Fluktuasi harga saham tersebut akan ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Jika jumlah penawaran lebih besar dari jumlah permintaan, pada umumnya kurs harga saham akan turun. Sebaliknya jika jumlah permintaan lebih besar dari jumlah penawaran terhadap suatu efek

(26)

16

maka harga saham cenderung akan naik. Faktor- faktor yang mempengaruhi harga saham yaitu :

1) Faktor Internal

a) Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk dan laporan penjualan.

b) Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.

c) Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director announcement) seperti perubahan dan penggantian direktur, manajemen dan struktur organisasi.

d) Pengumuman pengambil alihan diverifikasi, seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi, laporan di investasi dan lainnya.

e) Pengumuman investasi (investment announcements), seperti melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan penutupan usaha lainnya.

f) Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.

g) Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, Earning Per Shar (EPS), Diveden Per Share (DPS), Price Earning Ratio, Net Profit Margin, Return On Asset dll.

(27)

17 2) Faktor Eksternal

a) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

b) Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

c) Pengumuman industri sekuritas (securitas announcements), seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham perdagangan, pembatasan penundaan trading.

d) Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di Bursa Efek suatu Negara.

e) Berbagai isu baik dari dalam dan luar negeri.

2. Kinerja Keuangan

a. Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program dalam mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran organisasi. Secara sederhana, kinerja adalah “prestasi kerja”. Kinerja dapat pula diartikan sebagai “hasil kerja” dari seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi. Kinerja keuangan merupakan hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh manajemen perusahaan dalam menjalankan fungsinya mengelola asset perusahaan secara efektif selama periode tertentu. Kinerja keuangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui dan mengevaluasi sampai dimana tingkat keberhasilan perusahaan

(28)

18

berdasarkan aktivitas keuangan yang telah dilaksanakan.

(Rudianto, 2013:189)

Menurut (Fahmi, 2012:2) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Menurut Darsono (2007:47) Kinerja keuangan ialah hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Menurut Tumandung, Murni, & Baramuli (2017:1729) Kinerja keuangan merupakan gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat oleh calon investor untuk menentukan investasi saham. Bagi sebuah perusahaan, menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu keharusan agar saham tersebut tetap eksis dan tetap diminati oleh investor (Dj, Artini, & Suarjaya, 2012:131).

b. Tahap-tahap Analisis Kinerja Keuangan

Menurut Fahmi (2012:3) ada lima tahap menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan secara umum, yaitu:

1) Melakukan review terhadap data laporan keuangan.

Review disini dilakukan dengan tujuan agar laporan keuangan yang sudah dibuat tersebut sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam dunia akuntansi, sehingga dengan demikian hasil laporan keuangan tersebut dapat dipertanggungjawaban.

(29)

19 2) Melakukan perhitungan

Penerapan metode perhitungan disini adalah disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan yang sedang dilakukan sehingga hasil dari perhitungan tersebut akan memberikan suatu kesimpulan sesuai dengan analisis yang dibandingkan.

3) Melakukan perbandingan terhadap hasil yang telah diperoleh Dari hasil hitungan yang sudah diperoleh tersebut kemudian dilakukan perbandingan dengan hasil hitungan dari berbagai perusahaan lainnya.

4) Melakukan penafsiran (interpretation) terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan

Pada tahap ini analisis melihat kinerja keuangan perusahaan adalah setelah dilakukan tiga tahap tersebut selanjutnya dilakukan penafsiran untuk melihat apa-apa saja permasalahan dan kendala-kendala yang alami oleh perusahaan tersebut.

5) Mencari dan memberikan pemecahan masalah (solution) terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan

Pada tahap terakhir ini setelah ditemukan berbagai permasalahan yang dihadapi maka dicarikan solusi guna memberikan suatu input atau masukan agar apa yang menjadi kendala dan hambatan selama ini dapat terselesaikan.

3. Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan adalah metode analisis untuk mengetahui perbandingan antara satu akun tertentu dan akun lain dalam laporan keuangan suatu perusahaan serta hubungan diantara akun-akun tersebut (Rudianto, 2013:190). Analisis rasio digunakan dengan membandingkan suatu angka tertentu pada suatu akun terhadap angka dari akun lainnya. Analisis rasio bermanfaat karena membandingkan suatu angka secara relatif, sehingga bisa menghindari kesalahan

(30)

20

penafsiran pada angka mutlak yang ada didalam laporan keuangan (Murhadi, 2015:56).

Dalam hal ini rasio yang digunakan, diantaranya : a. Debt To Equity Ratio (DER)

DER merupakan salah satu rasio keuangan yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi utang dengan modal yang dimiliki (Husnan, 2006:70). DER adalah perbandingan antara utang terhadap ekuitas. Rasio ini menunjukkan risiko perusahaan, dimana semakin rendah DER mencerminkan semakin besar kemampuan perusahaan dalam menjamin utangnya dengan ekuitas yang dimiliki.

Menurut Menurut Ehrhardt & Brigham (2010:95)

“The extent to which a firm uses debt financing, or financial leverage, has three important implications: (1) By raising funds through debt, stockholders can maintain control of a firm without increasing their investment. (2) If the firm earns more on investments financed with borrowed funds than it pays in interest, then its shareholders’ returns are magnified, or

“leveraged,” but their risks are also magnified. (3) Creditors look to the equity, or owner-supplied funds, to provide a margin of safety, so the higher the proportion of funding supplied by stockholders, the less risk creditors face”.

Hal di atas menjelaskan bahwa sebuah perusahaan yang menggunakan pendanaan melalui utang, memiliki tiga implikasi penting :

1. Dengan memperoleh dana melalui utang, para pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan tersebut dengan sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan.

2. Jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan dana hasil pinjaman lebih besar daripada bunga yang dibayarkan, maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar atau diungkit (leverage).

(31)

21

3. Kreditur akan melihat pada ekuitas atau dana yang diperoleh sendiri sebagai suatu batasan keamanan, sehingga semakin tinggi proporsi dari jumlah modal yang diberikan oleh pemegang saham, maka semakin kecil resiko yang harus dihadapi oleh kreditur.

Besarnya rasio DER menunjukkan proporsi modal perusahaan yang diperoleh dari utang dibandingkan dengan sumber-sumber modal yang lain seperti saham preferen, saham biasa atau laba yang ditahan. Semakin tinggi proporsi DER menyebabkan laba perusahaan semakin tidak menentu dan menambah kemungkinan bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran utangnya. Oleh karena itu semakin tinggi proporsi rasio utang akan semakin tinggi pula risiko Financial suatu perusahaan. Tinggi rendahnya risiko keuangan perusahaan secara tidak langsung dapat mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut (Nurfadillah, 2011:46). Dari hasil penelitian yang dilakukan nurfadillah menyatakan bahwa DER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Menurut Safitri (2013:2) Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage terhadap total shareholders equity yang dimiliki perusahaan.

Semakin besar DER menunjukkan semakin besar biaya hutang yang harus dibayar perusahaan sehingga profitabilitas akan berkurang. Hal ini menyebabkan hak para pemegang saham berkurang, dan akan berpengaruh pada minat investor yang juga akan mempengaruhi harga saham yang semakin menurun. Dari penelitian yang dilakukan safitri menyatakan bahwa Debt to Equity tidak berpenaruh signifikan terhadap harga saham. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

(32)

22

b. Return On Invesment (ROI)

Return On Investment (ROI) adalah salah satu rasio kunci yang biasa digunakan dalam bisnis. Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih operasi terhadap total investasi. Semakin besar rasio semakin baik karena berarti semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Kuswadi, 2008:96). Rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh aset yang ada, atau rasio ini menggambarkan efisiensi pada dana yang digunakan dalam perusahaan (Sugiono, 2009:80).

Sekitas 85 persen dari semua perusahaan menghitung ROI dari berbagai segmen bisnis sebagai bagian dari proses penilaian kinerja. Para manajer menyakini ROI karena ROI memperhatikan baik-baik besaran investasi maupun kegiatan yang menghasilkan labanya. Kemampuan manajer dalam mengelola aset dalam investasi yang akan menghasilkan laba bagi perusahaan mempunyai peran penting terhadap kinerja perusahaan untuk meningkatkan keuntungan, sehingga rasio ROI dapat dijadikan indikator dalam menilai kinerja perusahaan dalam hal ini untuk menilai pengaruhnya terhadap nilai perusahaan yang tercermin pada harga saham. Investor turut berkepentingan terhadap tingkat ROI dalam berinvestasi karena dengan melihat rasio ROI maka akan terlihat kinerja perusahaan (Priatinah & Kusuma, 2012 : 51).

Apabila kinerja perusahaan baik dan menghasilkan laba bersih yang tinggi atas penggunaan total aset perusahaan secara optimal maka dapat mempengaruhi nilai dari perusahaan.

Peningkatan laba ini mempunyai efek yang positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam pencapaian tujuan untuk

(33)

23

memaksimalkan nilai perusahaan yang akan direspon secara positif oleh investor sehingga permintaan saham perusahaan dapat meningkat dan dapat menaikan harga saham perusahaan (Priatinah dan Kusuma, 2012:51). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

c. Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu informasi akuntansi yang menunjukkan besarnya keuntungan bersih per lembar saham yang mampu dihasilkan perusahaan (Karnadjaja, 2009:215). Menurut Fahmi (2014:138) earning per share adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki. Menurut Ratih, Apriatni dan Saryadi (2013:9), laba per lembar saham atau EPS adalah kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan yang diperoleh kepada pemegang sahamnya. Semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan kepada pemegang saham, mencerminkan semakin besar keberhasilan usaha yang dilakukannya.

Menurut Datu dan Meredesa (2017:1240) Informasi EPS perusahaan yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan merupakan hal yang utama diperhatikan oleh investor dalam membuat keputusan investasinya, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi permintaan harga saham perusahaan yang bersangkutan yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga saham, dimana apabila investor menganggap bahwa angka EPS perusahaan cukup baik dan akan menghasilkan return yang sepadan dengan resiko yang ditanggungnya, maka permintaan

(34)

24

terhadap saham perusahaan tersebut juga akan meningkat, yang berarti harga saham perusahaan tersebut juga akan meningkat.

Earning Per Share (EPS) secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

( )

d. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) menunjukan berapa besar keuntungan atau laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan dari setiap penjualannya (Sugiono, 2009:79). Rasio net profit margin disebut juga dengan rasio pendapatan terhadap penjualan.

Mengenai profit margin ini Joel G. Siegel dan Jae K. Shim mengatakan: (1) margin laba sama dengan laba bersih dibagi dengan penjualan bersih. Ini penunjukan kestabilan kesatuan untuk menghasilkan perolehan pada tingkat penjualan khusus. Dengan memeriksa margin laba dan norma industri sebuah perusahaan pada tahun-tahun sebelumnya, kita dapat menilai efisiensi operasi dan strategi penetapan harga serta status persaingan peruahaan dengan perusahaan lain dalam industri tersebut. (2) margin laba kotor sama dengan laba kotor dibagi dengan laba bersih. Margin laba yang tinggi lebih disukai kerena menunjukan bahwa perusahaan mendapat hasil yang baik yang melebihi harga pokok penjualan (Fahmi, 2014:136).

Rasio NPM menginterpretasikan tingkat efisiensi perusahaan, yakni sejauh mana kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya operasionalnya pada periode tertentu. Semakin besar rasio ini semakin baik karena kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui penjualan cukup tinggi serta kemampuan perusahaan dalam menekan biaya-biayanya cukup

(35)

25

baik. Sebaliknya, jika rasio ini semakin turun maka kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui penjualan dianggap cukup rendah. Selain itu, kemampuan perusahaan dalam menekan biaya-biayanya dianggap kurang baik sehingga investorpun tidak mau untuk menanamkan dananya. Hal tersebut mengakibatkan harga saham perusahaan ikut mengalami penurunan (Hutami, 2012:105), Dari penelitian yang dilakukan Hutami NPM berpengaruh signifikan terhadap harga saham. NPM dirumuskan sebagai berikut:

4. Hubungan rasio keuangan dan kinerja keuangan

Menurut Warsidi dan Bambang, analisis rasio keuangan merupakan insrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indicator keuangan, yang ditunjukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi dimasa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan risioko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan.

Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz bahwa to evaluate the financial condition and performance of a firm, the financial analyst needs certain yardstick. The yardstick frequently used is a ratio, index, relating two pieces of financial data to each other.

Jadi untuk menilai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan dapat digunakan rasio yang merupakan perbandingan angka-angka yang terdapat pada pos-pos laporan keuangan. Gitman mengatakan bahwa, ratio analysis involoves methods of calculating and interpreting financial ratio to asses the firm’s performance. The basic inputs to ratio analysis are the firm’s income statement and balance sheet.

(36)

26

Dari pendapat di atas dapat dimengerti bahwa rasio keuangan dan kinerja perusahaan mempunyai hubungan yang erat. Rasio keuangan ada banyak jumahnya dan setiap rasio itu mempunyai kegunaannya masing-masing. Bagi investor akan melihat rasio dengan penggunaan yang saling sesuai dengan analisis yang akan dilakukan. Jika rasio tersebut tidak merepresentasikan tujuan dari analisis yang akan dilakukan maka rasio tersebut tidak akan dipergunakan, karena dalam konsep keuangan dikenal dengan namanya fleksibelitas, artinya rumus atau berbagai bentuk formula yang dipergunakan haruslah disesuaikan dengan kasus yang diteliti. Karena tidak bisa menganalisasikan seluruh rumus yang ada adalah cocok pada semua kasus yang diteliti. Atau dalam istilah pakar keuangan bahwa pasar adalah laboratorium yang paling bagus untuk menguji segala kemampuan dan analisa yang dimiliki, maka segala kepemilikan formula dan berbagai pemikiran yang kita miliki akan terbukti pada saat kita menguji di pasar, seperti profit atau rugikah yang akan terjadi nantinya (Fahmi, 2014:108-109).

5. Jakarta Islamic Index (JII)

Langkah awal perkembangan pasar modal syariah Indonesia dimulai dengan diterbitkannya reksadana syariah pada 25 juni 1997 diikuti dengan diterbitkannya obligasi syariah pada akhir 2002.

Kemudian diikuti pula dengan hadirnya Jakarta Islamic Index (JII) pada Juli 2000. Instrument-instrumen investasi syariah tersebut kemudian mengalami perkembangan sejalan dengan maraknya pertumbuhan bank-bank nasional yang membuka “window” syariah.

Momentum berkembangnya pasar modal berbasis syariah di Indonesia dimulai pada tanggal 3 Juli 1997 oleh PT Danareksa Invesment Management. Selanjutnya, Bursa Efek Jakarta (kini telah bergabung dengan Bursa Efek Surabaya, menjadi Bursa Efek Indonesia) bekerja sama dengan PT Danareksa Invesment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) pada tanggal 3

(37)

27

Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi dengan penerapan prinsip syariah.

Perkembangan selanjutnya, instrument investasi syariah dipasar modal terus bertambah dengan kehadiran obligasi syariah PT Indosat Tbk pada awal September 2002. Instrumen ini merupakan obligasi syariah pertama dan dilanjutkan dengan penerbitan obligasi syaraiah lainnya. Dalam rangka mengembangkan pasar modal syariah PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) bersama dengan PT Danareksa Invesment Management (DIM) telah meluncurkan indeks saham syariah yang dibuat berdasarkan syariah Islam, yaitu Jakarta Islamic Index (JII).

Jakarta Islamic Index (JII) terdiri atas 30 jenis saham yang dipilih dari saham-saham yang sesuai dengan syariah Islam. Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan berbasis syariah. Melalui indeks diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi dalam ekuiti secara syariah.

Di Indonesia, prinsip-prinsip penyertaan modal secara syariah tidak diwujudkan dalam bentuk saham syariah maupun non syariah, melainkan berupa pembentukan indeks saham yang memenuhi prinsip- prinsip syariah. Dalam hal ini, di Bursa Efek Indonesia terdapat Jakarta Islamic Index (JII) yang merupakan 30 saham yang memenuhi kreteria syariah yang ditetapkan Dewan Syariah Nasional (DSN).

Indeks JII dipersiapkan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama dengan PT Danareksa Invesment Management (DIM).

Saham-saham yang masuk dalam indeks syariah adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah, seperti : a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau

perdagangan yang dilarang.

(38)

28

b. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan asuransi konvensional.

c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram.

d. Usaha yang memproduksi, mendistribusikan dan menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak modal dan bersifat mudharat.

Selain kreteria diatas, dalam proses pemilihan saham yang masuk JII, Bursa Efek Indonesia melakukan tahap-tahap pemilihan yang juga mempertimbangkan aspek likuiditas dan kondisi keuangan emiten, sebagai berikut:

a. Memilih kumpulan jenis saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah mencatat lebih dari 3 bulan (kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar).

b. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah berakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90%.

c. Memilih 60 saham dari susunan saham diatas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir.

d. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan regular selama satu tahun terakhir.

Pengkajian ulang akan dilakukan 6 bulan sekali dengan penentuan komponen index pada awal bulan Januari dan Juli setiap tahunya, sedangkan perubahan pada jenis usaha emiten akan dimonitoring secara terus menerus berdasarkan data publik yang tersedia.

Perhitungan JII dilakukan oleh Bursa Efek Jakarta dengan menggunakan metode perhitungan indeks yang telah ditetapkan Bursa Efek Jakarta yaitu dengan bobot kapitalisasi pasar (market cap weighted). Perhitungan indeks ini juga mencakup penyesuaian-

(39)

29

penyesuaian (adjusment) akibat berubahnya data emiten yang disebabkan oleh aksi korporasi (Sutedi, 2011:62-65).

2. Kajian Penelitian Relevan

Terdapat beberapa penelitian terlebih dahulu yang meneliti mengenai topik terkait yang dibahas dalam skripsi ini, dan selanjutnya digunakan sebagai rujukan pada penelitian ini yaitu :

1. Sambora, Handayani, & Rahayu, 2014 meneliti mengenai Pengaruh Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di BEI Periode Tahun 2009–2012. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Explanatory Research. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif Penelitian ini mencoba mendiskripsikan variabel penelitian beserta unsur pembentuknya. Harga saham yang merupakan variabel terikat serta variabel bebas yaitu Debt to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Debt Ratio (DR).

Analisis statistik inferensial yaitu analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel DER, EPS, ROE dan DR secara bersama-sama signifikan pengaruhnya terhadap harga saham.

Selanjutnya hasil penelitian juga menunjukkan bahwa secara parsial variabel ROE, DER, DR tidak signifikan pengaruhnya terhadap harga saham, sementara variabel EPS signifikan pengaruhnya terhadap harga saham. Berdasarkan besar standardized coefficients beta dari hasil perhitungan SPSS disimpulkan bahwa variabel EPS memiliki pengaruh paling dominan terhadap harga saham perusahaan food and beverages periode 2009-2012 karena nilai standardized coefficients beta variabel EPS adalah yang tertinggi.

2. Yuliani & Supriadi, 2014 meneliti mengenai Pengaruh Earning Per Shere Terhadap Harga Saham Perusahaan Go Public. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dan metode asosiatif, sedangkan untuk analisisnya menggunakan metode analisis

(40)

30

regresi linier berganda. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah EPS (Earning Per Shere) dan DPS (Deviden Per Shere) dan Variabel Dependennya adalah harga saham. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa apabila EPS naik 10% maka nilai harga saham akan naik sebesar Rp 20,192 apabila yang lain dianggap konstan.

Apabila DPS naik sebesar 1% maka nilai harga saham akan turun sebesar Rp -7.088 apabila yang lain dianggap konstan. Jadi EPS dan DPS memiliki pengaruh terhadap harga saham.

3. Tumandung, Murni, & Baramuli, 2017 meneliti mengenai Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di BEI Periode 2011 – 2015 metode yang digunakan adalah analisis uji t dan uji F. Sampel yang digunakan sebanyak 11 perusahaan dengan metode purposive sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara persial hanya return on equity dan debt to equity ratio-lah yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan secara simultan menunjukan bahwa keempat variabel yang digunakan yaitu current ratio, return on equity, debt to equity ratio dan total asset turnover berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

4. Aminah, Arifati & Supriyant, 2016 meneliti tentang Pengaruh Deviden Per Share, Return On Equity, Net Profit Margin, Return On Investment dan Return On Asset Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2013. Populasi dalam penelitian ini adalah Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Real Estate and Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 hingga tahun 2013. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik sampling berdasarkan kriteria tertentu. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan Variabel DPS berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan real

(41)

31

estate dan property di Bursa Efek Indonesia.Variabel ROE berpengaruh negative terhadap harga saham pada perusahaan Perusahaan real estate dan Property di Bursa Efek Indonesia.Variabel NPM berpengaruh negative tetapi tidak signifikan terhadap harga saham pada perusahaan real estate dan property di Bursa Efek Indonesia.Variabel ROI berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan real estate dan property di Bursa Efek Indonesia.Variabel ROA berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap harga saham pada perusahaan real estate dan property di Bursa Efek Indonesia.

5. Hutapea, Saerang & Tulung, 2017 Pengaruh Return On Assets, Net Profit Margin, Debt To Equity Ratio, dan Total Assets Turnover Terhadap Harga Saham Industri Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Investasi yang dapat dilakukan oleh para investor salah satunya adalah investasi pada pasar modal yang memiliki banyak produk investasi. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ROA, NPM, DER dan TATO terhadap Harga Saham Industri Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia dalam pengamatan tahun 2012-2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif, dimana fungsinya untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih. Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan uji t dan uji f pada level signifikan 5% (α = 0.05). Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara parsial hanya DER dan TATO yang pengaruh signifikan terhadap Harga Saham sedangkan ROA dan NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Secara simultan ROA, NPM, DER dan TATO

(42)

32

berpengaruh terhadap Harga Saham pada Industri Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia.

3. Kerangka Berfikir

Berdasarkan tujuan penelitian, tinjauan pustaka, dan hasil penelitian sebelumnya serta permasalahan yang telah dikemukakan, maka sebagai dasar untu merumuskan hipotesis, berikut disajikan kerangka yang dituangkan dalam model penelitian pada gambar sebagai berikut :

Gambar 2. 1 Kerangka Berfikir

(H1)

(H2) (H3) (H4)

(H5)

4. Hipotesis

1. Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham

DER adalah perbandingan antara utang terhadap ekuitas. Rasio ini menunjukkan risiko perusahaan, dimana semakin rendah DER

DER (X1) ROI (X2)

Harga Saham EPS (X3)

NPM (X4)

Variabel Inependen (X)

Variabel Dependen (Y) Kinerja Keuangan

(43)

33

mencerminkan semakin besar kemampuan perusahaan dalam menjamin utangnya dengan ekuitas yang dimiliki (Nurfadillah, 2011:46). Berdasarkan penelitian Sambora, Handayani, & Rahayu, 2014 bahwa secara parsial pengaruh variabel DER tidak signifikan terhadap harga saham. Berbeda dengan penelitian Tumandung, Murni,

& Baramuli, 2017 bahwa debt to equity ratio memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal tersebut sesuai dengan pecking order theory, menurut Myers dalam penelitian (Hestuningrum, 2012:10) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi justru tingkat hutangnya rendah. Penggunaaan leverage yang tinggi akan mengganggu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Perusahaan dengan hutang yang tinggi akan bangkrut. Akibatnya investor akan menghindari saham-saham dengan nilai laba yang rendah yang akhirnya akan menurunkan harga saham yang akan berimbas pada harga saham. Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H0: Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah.

Ha: Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah.

2. Pengaruh Return On Invesment (ROI) Terhadap Harga Saham

Return On Investment (ROI) adalah salah satu rasio kunci yang biasa digunakan dalam bisnis. Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih operasi terhadap total investasi. Semakin besar rasio semakin baik karena berarti semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Kuswadi, 2008:96). Peningkatan laba ini mempunyai dampak yang positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam pencapaian tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan yang akan direspon secara positif oleh investor sehingga permintaan saham perusahaan dapat meningkat

(44)

34

dan dapat menaikkan harga saham perusahaan. Dalam penelitian Aminah, Arifati & Supriyant, 2016 bahwa variabel ROI berpengaruh positif terhadap harga saham. Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H0: Return On Investment tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah.

Ha: Return On Investment berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah.

3. Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham

Earning Per Share (EPS) merupakan rasio antara pendapatan setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar. EPS juga merupakan gambaran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih dalam setiap lembar saham. EPS mempunyai pengaruh kuat terhadap harga saham dan ketika EPS meningkat maka harga saham juga ikut meningkat demikian pula sebaiknya. EPS meningkat menandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan taraf kemakmuran investor, dan hal ini mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan. Peningkatan jumlah permintaan terhadap saham perusahaan mendorong harga saham naik, sedangkan ketika laba menurun, maka harga saham juga ikut menurun (Yuliani & Supriadi, 2014:112). Berdasarkan penelitian Yuliani &

Supriadi, 2014 bahwa earning per share (EPS) berpenaruh terhadap harga saham. Hal ini sejalan dengan penelitian Sambora, Handayani, &

Rahayu, 2014 bahwa EPS berpengaruh terhadap harga saham.

Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H0: Earning Per Share tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah.

Ha: Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah.

(45)

35

4. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham

Net Profit Margin (NPM) menunjukan berapa besar keuntungan atau laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan dari setiap penjualannya (Sugiono, 2009:79). Berdasarkan penelitian Aminah, Arifati & Supriyant, 2016 bahwa variabel NPM berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap harga saham. Hal ini sama dengan Hutapea, Saerang & Tulung, 2017 bahwa NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Namun dalam penelitian Hutima (2012:15) menjelaskan bahawa Semakin besar rasio ini semakin baik karena kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui penjualan cukup tinggi serta kemampuan perusahaan dalam menekan biaya-biayanya cukup baik. Sebaliknya, jika rasio ini semakin turun maka kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui penjualan dianggap cukup rendah. Selain itu, kemampuan perusahaan dalam menekan biaya-biayanya dianggap kurang baik sehingga investorpun tidak mau untuk menanamkan dananya. Hal tersebut mengakibatkan harga saham perusahaan ikut mengalami penurunan Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H0: Net Profit Margin tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah.

Ha: Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah.

5. Debt to Equity Ratio, Return On Investment, Earning Per Share dan Net Profit Margin berpengaruh terhadap saham.

DER adalah perbandingan antara utang terhadap ekuitas. Semakin tinggi proporsi DER menyebabkan laba perusahaan semakin tidak menentu dan menambah kemungkinan bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran utangnya. Oleh karena itu semakin tinggi proporsi rasio utang akan semakin tinggi pula risiko Financial

Gambar

Gambar 2. 1  Kerangka Berfikir  (H1)  (H2)  (H3)    (H4)  (H5)  4.  Hipotesis
Tabel 4. 1   Uji Statistik Deskriptif
Gambar 4.  1  Grafik P-Plot
Tabel 4. 4  Uji Multikolonieritas  Coefficients a Model  Unstandardized  Coefficients  Standardized Coefficients  t  Sig
+5

Referensi

Dokumen terkait

Kedua komponen menunjukkan profil komposisi yang konstan pada saat dimensionless waktu menunjukkan nilai 2,5 karena komposisi aseton pada umpan masuk besar

Untuk Penyedia 14426130 : Surat Pernyataan sesuai dengan yang tercantum di dalam Dokumen Pengadaan, Ada Penambahan, yaitu Surat Pernyataan Bermaterai yang menyatakan : (1), Sanggup

Jika di telaah dari faktor hukum, berarti melihat dari segi hukum yang berlaku, yaitu Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan angkutan

Rawat Inap Pada Penyakit Demam Typhoid Di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang Pada Tri Wulsan I Tahun 2015.. Devi Ayu

Dari hasil perhitungan dengan metode konsumsi akan lebih safe money untuk Dinas di karenakan dana yang di alokasikan oleh pemerintah untuk penyediaan obat

METODOLOGI PENELITIAN Peneliatian ini di lakukan di kabupaten Kampar khususnya pada kecamatan tambang desa Pulau Permai sebagai sentra industri bahan galian C

Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa 1) Kecerdasan emosi santri putra baru pondok modern Arrisalah Slahung yaitu emosi marah, emosi sedih, emosi takut, emosi

Pemupukan Phonska 150 kg/ha, Dolomit 300 kg/ha, Pukan 750 kg/ha, Kedelai Plus menunjukkan pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah cabang dan jumlah polong lebih baik