Plantae
1. Ciri umum plantae
a) Merupakan organisme bersel banyak (multiseluler).
b) Bersifat eukariotik (memiliki membran inti).
c) Memiliki dinding sel yang sebagian besar tersusun dari bahan selulosa.
d) Umumnya memiliki klorofi l a dan b, sehingga dapat menyusun makanannya sendiri dengan fotosintesis (bersifat fotoautotrof).
e) Memiliki akar, batang, dan daun.
f) Memiliki cadangan makanan yang disimpan dalam bentuk amilum.
2. Klasifikasi Plantae
A. Tumbuhan tak berpembuluh (Atracheophyta)
adalah tumbuhan yang tidak memiliki xilem dan floem sebagai jaringan angkut. Tumbuhan tak berpembuluh meliputi tumbuhan lumut (Bryophyta) dengan ciri sebagai berikut
1. Bryophyta
a. Ciri dan Struktur tubuh
 Mengalami siklus hidup (metagenesis) yaitu generasni Gametofit dan Sporofit yaitu tumbuhan penghasil spora dan Gametofit yaitu tumbuhan penghasil gamet
 Gametofit merupakan fase dominan
 Terdapat bagian yg mirip dengan akar yaitu rizoid, batang, daun
 Belum memiliki jaringan xylem dan floem
 Sporofit berbentuk sporogonium yang terdiri atas 3 bagian yaitu,
o Vaginula Vaginula adalah selaput pangkal dari tangkai sporogonium.
o Seta adalah tangkai sporogonium.
o Sporangium adalah kotak spora yang menjadi tempat pembentukan spora dengan bagian bagian yaitu
 Apofisis adalah penggelembungan bagian ujung seta.
 Teka adalah ruang tempat spora.
 Operkulum adalah tutup sporangium.
 Gigi peristom adalah struktur seperti gigi kecil yang ditemukan di mulut kapsul. Fungsi gigi peristom adalah melemparkan spora pada saat udara kering, sehingga spora tersebar.
b. Reproduksi dan Metagenesis a) Reproduksi
a. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan spora di dalam sporangium (kotak spora).
b. Reproduksi seksual dilakukan dengan fertilisasi antara ovum dan spermatozoid yang menghasilkan zigot.
b) Metagenesis
c. Klasifikasi
Berdasarkan bentuk gametofit dan sporofitnya, divisi Bryophyta dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Hepaticopsida, Anthocerotopsida, dan Bryopsida.
a) Hepaticopsida (Lumut Hati)
a. Tubuh berbentuk lembaran pipih seperti hati dan berlobus yang disebut talus.
b. Tubuh tidak terdiferensiasi menjadi bagian-bagian seperti akar, batang, dan daun.
c. Tumbuh mendatar dan melekat pada substrat dengan menggunakan rizoidnya.
d. Banyak tumbuh di tempat-tempat lembap, terutama di hutan hujan tropis dan ada juga yang tumbuh di permukaan air.
e. Selain membentuk spora, reproduksi aseksualnya juga dilakukan dengan membentuk gemma cup atau fragmentasi.
f. Umumnya merupakan tumbuhan berumah dua, tetapi ada juga yang berumah satu.
g. Sporofit selalu tumbuh dan berkembang di dalam gametofit betina.
b) Anthocerotopsida (Lumut Tanduk) a. Tubuh berbentuk lembaran.
b. Sporofit berbentuk memanjang seperti tanduk yang tumbuh dari jaringan cawan arkegonium.
c. Sporofit tertancap di dalam gametofit dan akan terus tumbuh selama masa hidup gametofit.
d. Merupakan lumut berumah satu atau berumah dua.
e. Banyak tumbuh di tanah atau bebatuan yang lembap.
c) Bryopsida (Lumut Daun)
a. Disebut juga lumut sejati, karena memiliki tubuh seperti tumbuhan berkormus.
b. Sporofit tumbuh pada gametofitnya dan membentuk sporogonium.
c. Merupakan lumut berumah satu atau berumah dua.
d. Mudah ditemukan di berbagai tempat, seperti permukaan tanah, tembok, bebatuan, atau menempel di kulit pohon.
d. Manfaat Bagi Manusia
a. Bahan obat-obatan, seperti Marchantia polymorpha yang dapat digunakan sebagai obat hepatitis.
b. Bahan untuk membuat pembalut dan bahan bakar, seperti Sphagnum.
c. Lumut yang tumbuh di areal luas dapat menahan erosi, menyerap air, dan sebagai penyedia sumber air pada saat musim kemarau.
d. Merupakan penyedia oksigen bagi lingkungan melalui proses fotosintesis yang dilakukan oleh lumut.
e. Berperan sebagai vegetasi perintis, karena dapat tumbuh di wilayah yang tidak dapat ditumbuhi oleh tumbuhan lain.
B. Tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta)
adalah tumbuhan yang memiliki xilem dan floem sebagai jaringan angkut. Tumbuhan berpembuluh meliputi tumbuhan paku (Pteridophyta) dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta).
A.
Pteridophyta(Tumbuhan Paku)
1. Ciri-Ciri dan Struktur Tubuha. Mengalami metagenesis antara generasi gametofit dan generasi sporofit.
b. Sporofit generasi dominan, bersifat diploid (2n), dan tumbuhan paku itu sendiri. Masa hidupnya panjang.
c. Gametofit bersifat haploid (n) dan masa hidup pendek. Berkembang dari protalium.
Menghasilkan alat kelamin betina (arkegonium) dan alat kelamin jantan (anteridium). Di dalam arkegonium dihasilkan gamet betina (ovum), di dalam anteridium dihasilkan gamet jantan (spermatozoid).
d. Akar serabut. Memiliki batang. Ada yang bercabang, berkayu, berbulu, atau membentuk rizom.
e. Umumnya berdaun, ada yang tidak berdaun (paku telanjang). Daun yang masih muda akan menggulung (fiddlehead) dan akan membuka kembali jika daun sudah dewasa.
1.) Berdasarkan ukuran
• Makrofil: besar.
• Mikrofil: kecil, biasanya menyerupai sisik.
2.) Berdasarkan fungsi
• Tropofil: melakukan fotosintesis dan tidak mengandung spora. Disebut juga daun steril.
• Sporofil: menghasilkan spora. Disebut juga daun fertil.
f. Memiliki jaringan pengangkut (xilem dan floem). Tipe jaringan angkutnya radial (xilem dan floem tersusun menjari) atau konsentris (xilem terletak di tengah dan dikelilingi oleh floem).
g. Spora dihasilkan di dalam sporangium (kotak spora). Sporangium terkumpul dalam bentuk sorus (bulat, di permukaan bawah daun), sinangium (dinding saling berlekatan, di ketiak daun), strobilus (membentuk bangunan seperti kerucut di ujung-ujung batang), atau sporokarpium (di dalam badan buah).
h. Berdasarkan jenis-jenis spora yang dihasilkan,
1.) Paku homospora/isospora: satu jenis spora bentuk dan ukuran sama. Disebut juga paku berumah satu. Spora akan tumbuh menjadi protalium pembentuk anteridium maupun arkegonium. Contoh: Lycopodium sp., Nephrolepis sp., atau Dryopteris sp.
2.) Paku peralihan: spora bentuk sama, jenis berbeda (jantan dan betina). Spora akan tumbuh menjadi protalium yang membentuk salah satu alat kelamin (anteridium atau arkegonium).
Disebut juga paku berumah dua. Contoh: Equisetum debile (paku ekor kuda).
3.) Paku heterospora/anisospore: dua jenis spora ukuran berbeda. Makrospora (berkembang menjadi makroprotalium atau megaprotalium pembentuk arkegonium) berkelamin betina dan Mikrospora (berkembang menjadi mikroprotalium pembentuk anteridium) berkelamin jantan.
Disebut juga paku berumah dua. Contoh: Selaginella sp. (paku rane), Salvinia natans, dan Marsilea crenata (semanggi).
i. Beberapa sentimeter hingga pohon 5 meter.
j. Hidup di tempat yang lembap (higrofit), air (hidrofit), kulit pohon (epifit), permukaan tanah, atau bebatuan. Melimpah dan tumbuh subur di daerah hutan hujan tropis.
2. Reproduksi dan Metagenesis (Siklus Hidup) a. Reproduksi
1.) Aseksual: pembentukan spora di dalam sporangium, menggunakan rizom. Rizom akan membentuk tunas-tunas tumbuhan paku yang berkoloni.
2.) Seksual: pembentukan spermatozoid di dalam anteridium dan ovum di dalam arkegonium.
Fertilisasi antara spermatozoid dan ovum akan menghasilkan zigot yang akan tumbuh menjadi sporofit atau tumbuhan paku.
b. Metagenesis (Siklus Hidup)
Tumbuhan paku mengalami metagenesis antara generasi gametofit dan generasi sporofit.
Tahapannya sebagai berikut.
1.) Spora paku (n) yang jatuh di tempat lembap akan berkecambah dan berkembang menjadi protalium (gametofit) (n).
2.) Protalium akan membentuk anteridium (n) dan arkegonium (n). Di dalam anteridium dibentuk spermatozoid (n), di dalam arkegonium dibentuk ovum (n).
3.) Jika terjadi fertilisasi antara spermatozoid dan ovum, terbentuk zigot (2n).
4.) Zigot akan tumbuh menjadi sporofit atau tumbuhan paku (2n). Sporofit lalu akan membentuk sporofil (daun pembentuk spora) (2n).
5.) Sporofil (2n) akan membentuk sporangium (2n). Di dalam sporangium terdapat sel induk spora (2n)
yang akan membelah secara meiosis membentuk spora (n).
3. Klasifikasi
a. Psilophytinae (Paku Purba)
Paling sederhana, sebagian besar anggotanya sudah punah dan ditemukan sebagai fosil. Ciri-ciri:
1.) Struktur tubuhnya sederhana, tinggi 30 cm – 1 m.
2.) Umumnya tidak memiliki daun dan akar sejati, tetapi memiliki rizom yang dikelilingi oleh rizoid. Jika ada, berukuran kecil (mikrofil) seperti sisik.
3.) Batang beruas-ruas dan berbuku nyata, bercabang-cabang dikotomis, berklorofil, serta memiliki jaringan pengangkut.
4.) Sporangium terkumpul dalam sinangium di ketiak daun pada ruas-ruas batang.
5.) Menghasilkan satu jenis spora (paku homospora).
6.) Gametofit tersusun dari sel-sel yang tidak berklorofil, sehingga zat organik diperoleh dari simbiosis dengan jamur.
Contoh: Psilotum nudum, Tmesipteris, Rhynia (punah dan fosil).
b. Lycopodiinae (Paku Kawat) Ciri:
1.) Sporofit tersusun dari sel-sel yang mengandung klorofil.
2.) Daun berbentuk seperti rambut atau sisik yang tersusun rapat pada batang.
3.) Batang berbentuk seperti kawat. Pada bagian ujung terdapat sporangium yang terkumpul dalam struktur seperti gada (strobilus).
4.) Spora yang dihasilkan tidak berflagela.
5.) Paku homospora atau heterospora.
6.) Gametofit berukuran kecil dan tidak berklorofil, sehingga zat organik diperoleh dari simbiosis dengan jamur.
7.) Gametofit bersifat biseksual (menghasilkan dua jenis alat kelamin) atau uniseksual (menghasilkan satu jenis alat kelamin).
8.) Banyak ditemukan di hutan-hutan daerah tropis, di permukaan tanah atau epifit.
Contoh: Lycopodium sp. (paku kawat) dan Selaginella sp. (paku rane).
c. Equisetinae (Paku Ekor Kuda)
Percabangan batangnya seperti uliran atau lingkaran menyerupai ekor kuda. Ciri:
1.) Tinggi rata-rata 1 m, ada yang mencapai 4,5 m. 16
2.) Sporofit berdaun kecil (mikrofil), berbentuk seperti sisik, warna agak transparan. Tersusun melingkar pada batang.
3.) Batang beruas-ruas, berongga, dan memiliki rizom. Tampak keras (tersusun dari sel-sel dengan dinding sel bersilika).
4.) Sporangium terkumpul di dalam badan kerucut (strobilus) di ujung batang.
5.) Menghasilkan spora bentuk sama, beda jenis (jantan dan betina), disebut paku peralihan.
6.) Gametofit berukuran kecil dan mengandung klorofil (dapat berfotosintesis). Gametofit jantan tumbuh dari spora jantan dan menghasilkan anteridium. Gametofit betina tumbuh dari spora betina dan menghasilkan arkegonium.
7.) Hidup di tanah berpasir, tepi sungai lembap, subtropis di belahan bumi utara.
Contoh: Equisetum ramosissimum, Equisetum arvense, Calamites (punah).
d. Filicinae (Paku Sejati)
Disebut juga tumbuhan pakis. Ciri:
1.) Ada yang kecil, ada yang besar seperti pohon.
2.) Batang terdapat di bawah tanah atau berupa rizom.
3.) Daun umumnya besar (makrofil), majemuk, tulang daun bercabang. Daun yang muda menggulung dan akan membuka jika daun sudah dewasa.
4.) Sporangium tersusun dalam sorus di permukaan bawah daun, di sepanjang tepi daun atau di dekat tulang daun. Sorus umumnya dilindungi oleh indusium. Pada paku yang hidup di air, sporangium terdapat di dalam badan buah (sporokarpium).
5.) Gametofit memiliki klorofil, ukuran bervariasi. Bersifat uniseksual atau biseksual.
6.) Hidup terutama di tempat-tempat lembap.
Contoh: Adiantum sp. (suplir), Marsilea crenata (semanggi), Alsophila sp. (paku pohon), atau Platycerium sp. (paku tanduk rusa).
4. Manfaat bagi Manusia
1) Bahan obat-obatan, tanaman hias, pupuk hijau, sayuran, tiang bangunan, bahan penggosok
1. Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)
1). Ciri-Ciri
a. Biji digunakan sebagai alat perkembangbiakkan
b. Merupakan kormus sejati, karena sudah bisa dibedakan antara bagian akar, batang, dan daun c. Memiliki berkas pembuluh angkut (Xilem dan Floem)
2). Pengelompokan
A. Gymnospermae (Tumbuhan berbiji terbuka) a). Ciri umum
-Sistem perakaran berupa akar tunggang -Batangnya bercabang-cabang
-Akar dan batang berkambium -Bakal biji terdapat pada daun buah
-Bentuk daun bermacam-macam, kaku, memiliki berkas pembuluh
-Mengalami siklus hidup
b). Pengelompokan
1. Kelas Cycadinae/Cycadophyta
Memiliki ciri-ciri berupa tumbuhan yang tidak bercabang dan memiliki daun majemuk. Contohnya adalah pakis haji (Cycas rumphi) yang sering sekali kita lihat sebagai tanaman hias.
2. Kelas gynkgoinae/Ginkgophyta
Hanya terdiri dari satu spesies yaitu Ginkgo biloba. Ginkgo Biloba merupakan tumbuhan yang berasal dari Tiongkok, cukup sering dimanfaatkan dalam dunia medis.
3. Kelas Coniferae/Coniferophyta
Merupakan semak atau pohon dengan tajuk berbentuk kerucut (konus). Ciri-ciri unik dari tumbuhan divisi ini adalah tumbuhan yang selalu hijau atau evergreen. Contohnya adalah Pinus Merkusii.
4. Kelas Gnetinae/Gnetophyta
Tumbuhan-tumbuhan dari divisi ini bisa berupa perdu, tumbuhan pemanjat atau pohon. Mereka memiliki tulang daun menyirip. Contohnya adalah Gnetum gnemon atau melinjo yang bisa dikonsumsi.
B. Angiospermae (Tumbuhan berbiji tertutup) a). Ciri-Ciri
-Memiliki bentuk akar tunggang dan serabut.
-Batangnya berkambium dan ada yang tidak.
-Mayoritas daunnya berbentuk helaian, dengan tulang daun menyirip, sejajar, dan menjari.
-Ada bunga sebagai organ reproduksinya.
-Pembuahan ganda
b). Pegelompokkan
1. Kelas Monokotil
Ciri utama tumbuhan monokotil adalah akar berbentuk serabut, batang beruas-ruas, tidak berkambium, pertulangan daun sejajar atau melengkung, bagian-bagian bunga berjumlah tiga atau kelipatannya, memiliki satu kotiledon atau keping lembaga.
a. Liliaceae, ciri-ciri: berupa tumbuhan basah, mempunyai umbi lapis, memiliki daun tunggal yang kadang kadang mengalami reduksi. Contoh: Bawang dan lili
b. Orchidaceae, contohnya adalah anggrek
c. Poaceae (Gramineae), ciri-ciri: berupa terna atau semak, batang menjalar dengan rimpang di dalam tanah, tulang daun seajar, tangkai bunga bercabang, penyerbukan dibantu oleh angin.
Contohnya adalah jagung
d. Musaceae, ciri-ciri: batang semu yang terdiri dari upih daun yang balut-membalut, daun lebar dan tulang daun yang besar. Contohnya pisang
e. Palmae (Arecaceae), ciri-ciri: batang berukuran besar, tinggi, dan tidak bercabang; akar serabut, kulit buah berlapis lapis. Contohbya salak
f. Zingiberaceae, ciri-ciri: berupa terna dengan rimpang yang menyerupai umbi, batang pendek diatas tanah, daun tunggal dan lebar, bunga tunggal atau majemuk. Contohnya temulawak, jahe, kunyit, dan kencur
1. Kelas Dikotil
Ciri utama tumbuhan dikotil adalah akar berbentuk tunggang, batang bercabang dan beruas-ruas,
berkambium, letak berkas pengangkut teratur, tipe berkas pengangkut kolateral terbuka, pertulangan
daun menyirip atau menjari, bagian-bagian bunga berjumlah 4, 5 atau kelipatannya, memiliki 2 keping lembaga atau kotiledon.
a. Papilionaceae, ciri-ciri: mahkotanya berbentuk kupu-kupu, benang sari jumlahnya 10, buah berbentuk polongan. Contohnya adalah kacang kedelai.
b. Mimosaceae, ciri-ciri: Berupa semak atau perdu, batang berduri, daun majemuk menyirip ganda, bunga majemuk berbentuk bongkol, buah berupa polong. Contohnya adalah putri malu (Mimosa pudica), petai, jengkol, dan kaliandra.
c. Malvaceae, contohnya adalah kapas (Gossypium sp.), tinggi kapas bisa mencapai 1-2m, daun berbentuk seperti jantung memiliki cuping 3 sampai 5 lembar.
d. Myrtaceae, contohnya jambu biji, jambu air, jambu bol
e.Solanaceae, ciri-ciri: bentuk bunga seperti bintang, terompet atau corong, contohnya tomat, kentang, terong, dan cabai.
f. Casuarinaceae, ciri-ciri: batang umumnya berkayu, berbuku-buku, cabang mudanya berwarna hijau, bunga berumah dua. Contohnya adalah casuarina.
g. Moraceae, ciri-ciri: Habitatnya di daerah panas, berupa pohon bergetah, bunga berkelamin satu, daunnya tunggal dengan duduk daun tersebar. Contohnya pohon karet.
h. Piperaceae, ciri-ciri: umumnya tumbuh di daerah tropis, berupa terna, berkayu, daun tunggal, bunganya majemuk, bijinya mengandung minyak astiri. Contohnya daun sirih (Piper betle).
i. Cactaceae, ciri-ciri: Bentuk batang bervariasi, tebal berdaging dan berair, disebut tumbuhan sukulen, berkembang biak secara seksual dan aseksual. Contohnya kaktus.
2. Peranan Plantae Bagi Kehidupan
a. Bidang lingkungan (ekosistem). Semua tumbuhan memiliki peran di bidang lingkungan yaitu sebagai produsen (penyedia makanan) bagi makhluk hidup di sekitarnya, habitat fauna, mencegah erosi dan banjir, serta penyedia oksigen. Contoh tumbuhan yang berperan di bidang lingkungan yaitu tumbuhan beringin dan mahoni.
b. Bidang pangan, yaitu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan dan
mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh manusia. Contoh tumbuhan yang bermanfaat di bidang pangan yaitu padi dan bayam.
c. Bidang kesehatan, yaitu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Contoh
tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan yaitu jahe, kencur, kunyit, dan temu lawak.
d. Bidang industri, yaitu tumbuhan yang dapat digunakan dalam bidang industri untuk
meningkatkan perekonomian manusia. Contoh tumbuhan yang berperan dalam bidang industri yaitu
mahoni (industri meubel), kapas (industri tekstil), dan karet (industri otomotif).
e. Bidang rekreasi, yaitu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai tanaman hias dan mampu
memberikan ketenangan pikiran. Contoh tumbuhan yang berperan di bidang rekreasi yaitu anggrek, mawar, dan berbagai tanaman hias lain.
Animalia A. Ciri-Ciri umum dan Klasifikasi Animalia
1. Ciri-Ciri umum Animalia:
a. Bersifat multiseluler (bersel banyak).
b. Bersifat eukariotik (sudah memiliki membran inti).
c. idak memiliki dinding sel.
d. Bersifat heterotrof, karena tidak dapat menghasilkan makanannya sendiri.
e. Mampu bergerak secara aktif dan gerakannya relatif lebih cepat daripada tumbuhan dan organisme lainnya.
f. Sebagian besar hewan bereproduksi secara seksual, yaitu dengan bertemunya sel kelamin jantan (spermatozoa) dan sel kelamin betina (ovum). Proses fertilisasi ini akan menghasilkan keturunan yang bersifat diploid (2n).
g. Memiliki bentuk tubuh dan organ-organ yang bervariasi. Bentuk tubuh hewan dapat dibedakan berdasarkan simetri tubuh dan lapisan penyusun tubuhnya:
1.) Berdasarkan simetri tubuh Berdasarkan simetri tubuhnya, dibedakan menjadi
• Simetri bilateral artinya bagian tubuhnya tersusun bersebelahan dengan bagian lainnya. Jika tubuh hewan tersebut dipotong membujur dari mulut hingga anusnya, akan diperoleh bagian yang sama antara sisi kiri dan sisi kanan, sisi atas dan sisi bawah, serta sisi anterior dan sisi posterior. Kelompok hewan yang memiliki tubuh simetri bilateral disebut bilateria, misalnya udang, kepiting, atau lipan.
• Simetri radial artinya bagian tubuhnya tersusun melingkar. Jika tubuh hewan tersebut dipotong, akan dihasilkan potongan-potongan tubuh dengan bentuk yang sama. Hewan dengan tubuh simetri radial hanya memiliki sisi oral di bagian puncak dan sisi aboral di bagian dasar. Kelompok hewan yang memiliki tubuh simetri radial disebut radiata, misalnya Hydra dan Aurelia (ubur-ubur).
2.) Berdasarkan lapisan penyusun tubuh:
• Lapisan ektoderm adalah lapisan terluar yang menutupi permukaan embrio. Ektoderm akan berkembang menjadi penutup luar tubuh hewan (kulit) dan sistem saraf pusat.
• Lapisan mesoderm adalah lapisan yang terletak di antara ektoderm dan endoderm. Mesoderm akan berkembang menjadi jaringan dan organ seperti otot, jantung, alat-alat reproduksi, dan ginjal.
• Lapisan endoderm adalah lapisan terdalam yang menutupi arkenteron (bakal saluran pencernaan).
Endoderm akan berkembang menjadi saluran pencernaan, hati, dan organ pernapasan pada Vertebrata.
Berdasarkan lapisan penyusun tubuhnya, hewan dibedakan menjadi,.
o Hewan diploblastik adalah hewan yang tubuhnya tersusun dari dua lapisan embrional, yaitu ektoderm (epidermis) dan endoderm (gastrodermis). Contohnya adalah Porifera dan Coelenterata.
o Hewan triploblastik adalah hewan yang tubuhnya tersusun dari tiga lapisan embrional, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Berdasarkan ada tidaknya rongga tubuh, hewan triploblastik dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu;
o Triploblastik aselomata adalah hewan triploblastik yang belum memiliki rongga tubuh di antara saluran pencernaan dan dinding tubuhnya. Tubuh hewan triploblastik aselomata padat tanpa rongga. Contohnya adalah anggota Platyhelminthes (cacing pipih).
o Triploblastik pseudoselomata adalah hewan triploblastik yang memiliki rongga tubuh semu. Hal ini dikarenakan mesodermnya belum membentuk rongga tubuh yang
sesungguhnya dan belum terbagi menjadi lapisan luar dan lapisan dalam. Contohnya adalah hewan-hewan anggota Nemathelminthes (cacing gilik).
o Triploblastik selomata adalah hewan triploblastik yang sudah memiliki rongga tubuh dan dilapisi oleh jaringan yang berasal dari mesoderm. Contohnya adalah hewan-hewan anggota dari Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata.
2. Klasifikasi Animalia Berdasarkan ada atau tidaknya tulang belakang, Animalia dibedakan menjadi dua, yaitu Invertebrata dan Vertebrata.
a. Invertebrata adalah kelompok hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Filum-filum yang tergolong Invertebrata adalah Porifera, Coelenterata (Cnidaria), Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Echinodermata, dan Arthropoda.
b. Vertebrata adalah kelompok hewan yang memiliki tulang belakang. Vertebrata merupakan subfilum dari filum Chordata, yaitu hewan-hewan yang memiliki korda dorsalis (notochord). Filum Chordata dibagi menjadi empat, yaitu Hemichordata, Cephalochordata, Urochordata, dan Vertebrata.
B. Porifera
Porifera adalah hewan yang memiliki lubang kecil atau pori-pori pada tubuhnya. Porifera disebut juga hewan spons.
1. Ciri-Ciri Porifera memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Bersifat diploblastik, karena tubuhnya tersusun dari dua lapisan embrional.
b. Belum memiliki jaringan sejati dan organ-organ tubuh yang terspesialisasi.
c. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi, mulai dari seukuran kacang polong hingga berukuran setinggi 90 cm dengan diameter 100 cm.
d. Tubuh berwarna pucat hingga cerah.
e. Simetri tubuh asimetri atau simetri radial.
f. Bentuk tubuh bermacam-macam, ada yang seperti vas bunga, tabung, atau bercabang-cabang seperti tumbuhan.
g. Memiliki saluran air yang bertipe askonoid(ostium langsung dihubungkan dengan saluran lurus yang menuju spongosol.), sikonoid(lubang-lubang ostium dihubungkan dengan saluran yang bercabang-cabang kerongga-rongga yang berhubungan langsung dengan spongosol), atau leukonoid/rhagon(lubanglubang ostiumnya dihubungkan dengan saluran yang bercabang-cabang ke rongga yang sudah tidak
berhubungan dengan spongosol).
h. Hidup melekat di suatu substrat di dasar perairan (sesil).
i. Sebagian besar hidup di laut dan sebagian kecil hidup di air tawar.
j. Tidak memiliki sistem saraf.
2. Tubuh Porifera terdiri atas 3 lapisan, yaitu pinakosit, mesoglea, dan koanosit.
a. Pinakosit atau pinakoderm adalah sel-sel pada lapisan terluar tubuh yang berbentuk pipih dan tersusun rapat satu sama lain. Pinakosit berfungsi sebagai pelindung tubuh bagian dalam. Di antara pinakosit terdapat pori-pori (ostium) yang membentuk saluran air menuju spongosol.
b. Mesoglea adalah lapisan nonseluler yang terdapat di antara lapisan luar (pinakosit) dan lapisan dalam (koanosit). Mesoglea tersusun dari protein bergelatin yang mengandung bahan tulang dan sel-sel
ameboid yang disebut amebosit. Fungsi amebosit adalah mengedarkan sari-sari makanan dan oksigen ke
dalam sel-sel tubuh lainnya, membuang partikel-partikel sisa metabolisme, membuat spikula (serat spons), serta membentuk sel reproduktif.
c. Koanosit (sel leher) adalah sel-sel berbentuk seperti botol dan berflagel yang menyusun lapisan tubuh paling dalam. Koanosit menghadap ke spongosol. Fungsi koanosit adalah mencerna makanan secara intraseluler. Koanosit memiliki nukleus dan vakuola.
3. Reproduksi
Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas (budding) dan gemula(tunas internal).
a. Tunas (budding) merupakan salah satu jenis sel amebosit yang mudah dilepaskan. Sekelompok sel yang dilepaskan akan tumbuh menjadi individu baru.
b. Gemula (tunas internal) merupakan sekumpulan sel arkeosit yang mengandung cadangan makanan.
Arkeosit adalah amebosit dengan pseudopodia yang tumpul dan bernukleus besar. Gemula dikelilingi oleh sel amebosit yang membentuk lapisan luar yang keras atau terkadang mengandung spikula. Gemula merupakan sel koanosit yang membungkus diri saat kondisi lingkungan buruk.
Reproduksi seksual dilakukan dengan membentuk sel-sel gamet jantan dan betina. Pada umumnya, Porifera bersifat hermafrodit.
4. Berdasarkan bentuk dan kandungan spikulanya, filum Porifera dibagi menjadi tiga kelas, yaitu;
a. Kelas Calcarea (Calcispongidae)
Calcarea (Calcispongidae) berasal dari bahasa Latin, yaitu calcare atau calsi yang berarti kapur dan spongia yang berarti spons. Kelas Calcarea memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
i. Memiliki rangka (spikula) dari zat kapur atau kalsium karbonat dengan bentuk monaxon dan triaxon, sehingga tampak seperti duri-duri kecil dan berwarna putih pucat. Calcarea memiliki rangka dengan tinggi kurang dari 15 cm dan permukaan tubuhnya berbulu.
ii. Memiliki tipe saluran air askonoid, sikonoid, dan leukonoid.
iii. Contohnya adalah Leucosolenia sp., Scypha sp., dan Clathrina sp.
b. Kelas Hexactinellida (Hyalospongidae)Hexactinellida (Hyalospongidae) berasal dari bahasa Yunani, yaitu hexa yang berarti enam, hyalo yang berarti transparan atau kaca, dan spongia yang berarti spons. ciri-ciri sebagai berikut.
i. Memiliki spikula dari bahan silikat atau kersik (SiO2) yang berbentuk triaxon bercabang enam.
Bentuk tubuh pada kelas ini menyerupai gelas, corong, atau silinder, dengan tinggi mencapai 90 cm.
ii. Memiliki tipe saluran air sikonoid.
iii. Hidup di laut dengan kedalaman 90 cm hingga 5.000 m.
iv. Contohnya adalah Euplectella aspergilium, Pheronema sp., dan Hyalonema sp.
c. Kelas Demospongia
Demospongia berasal dari bahasa Yunani, yaitu demo yang berarti tebal dan spongiayang berarti spons.
Demospongia memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
i. Tidak memiliki rangka tubuh, sehingga tubuhnya lunak. Jika ada yang memiliki rangka, rangkanya tersusun dari serabut-serabut spongin dengan spikula dari bahan silikat yang bertipe monaxon atau tetraxon. Tinggi dan diameter tubuhnya mencapai 1 m, dengan warna yang umumnya cerah, tetapi ada juga yang gelap (hitam).
ii. Memiliki tipe saluran air leukonoid.
iii. Hidup di tepi pantai hingga kedalaman 45 m, tetapi ada juga yang hidup di air tawar.
iv. Contohnya adalah Spongia sp., Euspongia sp., Callyspongia sp., dan Clionia sp 5. Peranan bagi manusia:
a. Digunakan sebagai hiasan di dalam akuarium, terutama Porifera yang berwarna cerah.
b. Digunakan untuk spons mandi.
c. Digunakan untuk alat pembersih C. Coelentera/Cnidaria
Pengertian: berasal dari bahasa Yunani, yaitu coelos yang berarti rongga dan enteron yang berarti usus, juga disebut Cnidaria yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu cnide yang berarti sengat, karena memiliki sengat.
1. Ciri Ciri
1) Bersifat diploblastik
2) Memiliki rongga gastrovaskuler yang terdapat di lapisan gastroderm
3) Rongga gastrovaskuler hanya memiliki satu lubang oskulum yang berfungsi sebagai mulut dan anus
4) Tubuh sudah tersusun dari jaringan sejati
5) Ukuran tubuh bervariasi, mulai dari ukuran beberapa milimeter hingga yang berdiameter mencapai 2 meter
6) Memiliki sengat yang berfungsi sebagai pertahanan diri dan menangkap mangsa.
7) Sengat terdapat pada alat gerak yang disebut tentakel.
8) Bentuk tubuh dapat dibedakan menjadi polip dan medusa 9) Simetri tubuh radial.
10) Memiliki saraf dan otot sederhana.
11) Tidak memiliki alat pernapasan dan ekskresi
12) Sebagian besar hidup bebas di laut dan hanya sedikit yang hidup di air tawar 2. Struktur tubuh
1) Epidermis adalah lapisan terluar tubuh yang terdiri atas 5 macam sel, yaitu sel epitel otot, sel interstisial, sel knidosit atau knidoblas, sel kelenjar lendir, dan sel saraf indra.
Di dalam knidosit terdapat alat penyengat berbentuk kapsul yang disebut nematosista
2) Mesoglea adalah lapisan di antara epidermis dan gastrodermis yang berisi bahan seperti gelatin
3) Gastrodermis adalah lapisan terdalam tubuh Coelenterata yang terdiri atas beberapa macam sel, yaitu sel otot pencerna berflagela, sel kelenjar enzim, dan sel kelenjar lendir.
3. Cara makan
Makanan masuk ke dalam mulut dengan bantuan tentakel – menuju
ronggagastrovaskulerterjadi pencernaan makanan dengan bantuan enzim semacam tripsin untuk mencerna protein – makanan yang hancur diaduk oleh flagela – sel otot pencerna membentuk pseudopodia untuk menangkap dan menelan partikel makanan – terjadi
4. Cara Reproduksi a. Seksual
Reproduksi seksual biasanya dilakukan oleh Coelenterata yang berbentuk medusa, dengan cara membentuk gamet jantan dan betina. Hydra merupakan bentuk polip yang dapat bereproduksi secara seksual. Pada kondisi lingkungan yang buruk, Hydra dapat membentuk sel-sel gamet. Selanjutnya, zigot yang terbentuk akan melakukan dormansi hingga lingkungan kembali membaik
b. Aseksual
Reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk tunas. Tunas dibentuk oleh Coelenterata yang berbentuk polip. Tunas tumbuh di dekat kaki polip. Coelenterata memiliki daya regenerasi yang tinggi. Contohnya, seekor Hydra yang tubuhnya dipotong menjadi dua bagian, setiap potongan akan tumbuh menjadi individu baru.
3. Metagenesis
1. Obelia sp.
a) Polip diploid (2n) bereproduksi secara aseksual dengan membentuk tunastunas, sehingga terbentuk koloni polip
b) Polip tanpa tentakel akan membentuk tunas medusa secara aseksual
c) Medusa dewasa (2n) jantan dan betina akan membentuk sel-sel gamet (sperma atau ovum) secara meiosis, sehingga dihasilkan sel-sel gamet haploid (n).
d) Jika terjadi fertilisasi antara ovum dan sperma, akan terbentuk zigot yang juga bersifat diploid (2n)
e) Zigot akan berkembang menjadi larva padat bersilia yang berenang bebas atau disebut planula.
f) Planula kemudian akan menetap di suatu substrat dan tumbuh menjadi polip
baru (2n)
2. Aurelia sp.
a) Medusa jantan dan betina yang diploid (2n) masing-masing menghasilkan selsel gamet (sperma atau ovum) yang haploid (n)
b) Jika terjadi fertilisasi antara ovum dan sperma, akan terbentuk zigot yang juga bersifat diploid (2n)
c) Zigot akan mengalami pembelahan mitosis dan tumbuh menjadi larva bersilia yang berenang bebas atau disebut planula.
d) Planula kemudian akan menempel pada substrat dan tumbuh menjadi larva polip berukuran kecil dan bertentakel yang disebut skifistoma
e) Skifistoma kemudian akan mengalami strobilasi, yaitu melakukan pembelahan secara melintang pada ujung oral, sehingga terbentuk setumpuk calon medusa yang disebut efira.
f) Efira akan terlepas satu per satu dan akan tumbuh menjadi ubur-ubur dewasa.
Sementara itu, skifistoma akan hidup sebagai polip kembali. Skifistoma dapat hidup selama 1 tahun hingga beberapa tahun
1. Klasifikasi
1. Hydrozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu hydro yang berarti air dan zoon yang berarti hewan. Hydrozoa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Hewan dewasa berbentuk polip, karena fase polip lebih dominan daripada fase medusa.
b) Hidup berkoloni atau soliter
c) Hidup di laut atau di air tawar d) Contoh: Hydra sp., Obelia sp.
2. Scyphozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu skyphos yang berarti mangkuk dan zoon yang berarti hewan. Scyphozoa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Bentuk tubuh seperti mangkuk, transparan, dan melayang-layang b) Hewan dewasa berbentuk medusa
c) Memiliki mesoglea yang tebal sebagai sumber nutrisi d) Mengalami metagenesis antara fase medusa dan fase polip
e) Umumnya memiliki alat kelamin yang terpisah pada individu jantan dan betina f) Contohnya adalah Aurelia aurita (ubur-ubur)
3. Anthozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu anthos yang berarti bunga dan zoon yang berarti hewan. Anthozoa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Hewan dewasa selalu berbentuk polip, karena tidak memiliki fase medusa.
b) Bentuk tubuh seperti bunga
c) Hidup di laut, secara koloni atau soliter
d) Ada yang membentuk rangka dalam atau rangka luar dari bahan kapur (CaCO3 ) dan ada juga yang tidak membentuk rangka.
e) Rongga gastrovaskuler mempunyai sekat yang mengandung nematokis
f) Anthozoa dibagi menjadi dua subkelas, yaitu Hexacorallia (sekat 6) dan Octocorallia (sekat 8)
g) Contohnya adalah Acropora sp., Corallium sp. (koral merah), Cerianthus sp., dan Fungia sp.
4. Peranan Bagi Manusia
a) Dapat dimanfaatkan sebagai hiasan akuarium.
b) Beberapa jenis ubur-ubur yang tidak beracun dapat dimakan.
c) Membentuk ekosistem terumbu karang.
d) Bahan pembuat kapur.
2. Platyhelmintes A. Pengertian
a) Platyhelminthes berasal dari bahasa Yunani, yaitu platy yang berarti pipih dan helminthes yang berarti cacing. Ini berarti, Platyhelminthes adalah cacing yang berbentuk pipih
B. Ciri Ciri
a) Bentuk tubuh pipih dorsiventral b) Bersifat triploblastik aselomata c) Memiliki simetri tubuh bilateral
d) Ukuran tubuh bervariasi, mulai dari ukuran kurang dari 1 mm hingga lebih dari 20 m e) Hidup bebas di air tawar, air laut, atau di tempat-tempat yang lembap
C. Struktur Tubuh
a) Tubuh tersusun dari 3 lapisan embrional (triploblastik) dan tidak memiliki rongga tubuh (aselomata).
b) Ada yang sudah memiliki saluran pencernaan dan ada yang belum memiliki saluran pencernaan
c) Tidak memiliki sistem pernapasan dan peredaran darah d) Memiliki sistem saraf berupa beberapa pasang benang saraf e) Alat ekskresi berupa sel api (flame cell)
f) Cacing yang hidup bebas memiliki bintik mata sebagai alat untuk sensor cahaya
D. Klasifikasi: Dibagi 3 yaitu Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda 1. Turbellaria
1. Bentuk tubuh umumnya lonjong hingga panjang seperti tongkat dan pipih dorsiventral. Panjang tubuh umumnya antara 0,5 mm – 60 cm.
2. Tubuh berwarna hitam, cokelat, kelabu, merah, atau hijau karena bersimbiosis dengan Algae dan ditutupi epidermis yang banyak mengandung lendir
3. Sisi-sisi kepala melebar membentuk tentakel yang disebut aurikel 4. Bagian ventral tubuh terdapat silia untuk merayap
5. Sistem pencernaan terdiri atas mulut, faring, dan rongga gastrovaskuler yang disebut enteron
6. Karnivora
7. Sistem saraf ada yang berbentuk jala saraf dan ada yang berbentuk benang saraf
8. Alat ekskresi berupa protonefridia yang bercabang-cabang dan berakhir pada sel api
9. Turbellaria umumnya merupakan hewan hermafrodit 10. Dapat bereproduksi secara aseksual (tunas), seksual (Saling
bertukar sperma), atau keduanya 11. Hampir semua anggotanya hidup bebas 12. Contohnya adalah Planaria atau Dugesia,
Pseudophaenocora, Leptoplana, dan Mesostoma bipalium 2. Trematoda
1. Tubuh berbentuk lonjong hingga panjang dan diselubungi oleh kutikula. Ukuran tubuh antara 0,2 mm – 6 cm
2. Memiliki satu atau dua alat pengisap untuk menempel pada inangnya
3. Umumnya hidup sebagai endoparasit pada ikan,
Amphibia, Reptilia, Aves, Mammalia, termasuk manusia
4. Contohnya: Fasciola hepatica, Clonorchis sinensis, dan Schistosoma japonicum
3. Cestoda
1. Tubuh cacing dewasa terdiri atas skoleks (kepala), leher pendek (strobilus), dan proglotid. Tubuhnya juga diselubungi oleh lapisan kutikula.
2. Tidak memiliki mulut, saluran pencernaan, dan alat indra
3. Hidup parasit pada manusia dan hewan seperti sapi, babi, kambing, ayam, atau ikan.
4. Contohnya adalah Taenia solium dan Taenia saginata 4. Peranan Bagi Manusia
1. Yang menguntungkan
Planaria atau Dugesia dapat digunakan sebagai indikator perairan tawar yang belum tercemar
2. Yang Merugikan
• Fasciola hepatica merugikan manusia karena
merupakan parasit pada ternak herbivor seperti sapi, kambing, atau babi.
• Clonorchis sinensis merupakan cacing hati yang menyerang manusia.
• Schistosoma japonicum merupakan cacing darah yang menyerang manusia.
• Taenia solium dan Taenia saginata merupakan cacing pita yang menyerang manusia
D.
Nemathelminthes (Cacing Gilik) D. Nemathelminthes (Cacing Gilik)
 Nemathelminthes berasal dari bahasa Yunani, yaitu nema yang berarti benang dan helminthes yang berarti cacing. Ini berarti, Nemathelminthes adalah cacing yang berbentuk seperti benang.
a. Ciri-Ciri
Ciri-ciri dari Nemathelminthes adalah sebagai berikut.
1. Bentuk tubuh bulat panjang (gilik) dan tidak bersegmen-segmen.
2. Bersifat triploblastik pseudoselomata 3. Simetri tubuh bilateral.
4. Ukuran tubuh bervariasi, mulai kurang dari 1 mm hingga berukuran lebih dari 1 m.
5. Hidup bebas di alam dengan penyebaran yang sangat luas, mulai dari daerah tropis yang panas hingga kutub yang dingin, dari padang pasir hingga laut dalam.
6. Nemathelminthes dapat ditemukan hidup di tanah, air tawar, maupun air laut. Selain itu, Nemathelminthes juga banyak yang hidup sebagai parasit pada manusia, hewan, dan tumbuhan.
a. Struktur Tubuh
Struktur tubuh dari Nemathelminthes adalah sebagai berikut.
1. Tubuh bersifat triploblastik
2. Nemathelminthes yang hidup di air tawar dan daratan biasanya memiliki ukuran tubuh kurang dari 1 mm. Sementara itu, yang hidup di laut mencapai panjang 5 cm.
3. Cacing betina berukuran lebih besar daripada cacing jantan.
4. Permukaan tubuh dilapisi kutikula transparan.
5. Memiliki sistem pencernaan yang lengkap
6. Tidak memiliki sistem peredaran darah dan sistem pernapasan
7. Memiliki alat ekskresi berupa sistem sel kelenjar yang dilengkapi saluran atau tanpa saluran.
A.
CaraReproduksi
 Nemathelminthes bereproduksi secara seksual.
 Hewan yang diesis atau gonokoris, alat kelamin jantan dan betina terletak pada individu berbeda.
 Fertilisasi terjadi secara internal di dalam tubuh induk betina.
 Telur yang sudah dibuahi akan dilindungi oleh cangkang yang keras. Jika sudah menetas, larva akan mengalami pergantian kulit atau molting hingga 4 kali. Setelah dewasa, tubuhnya akan membesar tanpa mengalami pergantian kulit.
B. Contoh Nemathelminthes Parasit
Anggota Nemathelminthes yang hidup sebagai parasit antara lain adalah Ascaris lumbricoides, Ancylostoma duodenale, Wuchereria bancrofti, Oxyuris vermicularis, dan Trichinella spiralis.
a) Ascaris lumbricoides (cacing usus)
Ascaris lumbricoides merupakan cacing yang parasit pada usus halus manusia dan menyebabkan penyakit askariasis (cacingan). Infeksi cacing ini dapat menyebabkan penderita mengalami kurang gizi. Ciri-ciri Ascaris lumbricoides adalah sebagai berikut.
1. Ukuran tubuh pada cacing betina dan cacing jantan berbeda. Cacing betina berukuran lebih besar dengan panjang tubuh 20 – 49 cm dan berdiameter 4 – 6 mm. Sementara itu, ukuran panjang tubuh cacing jantan adalah 15 – 31 cm dengan diameter 2 – 4 mm.
2. Pada bagian anterior tubuh terdapat mulut yang dikelilingi oleh tiga bibir dan gigi-gigi kecil. Pada hewan betina, bagian ekornya lurus dan dapat menghasilkan 200.000 butir telur per hari. Sementara itu, pada hewan jantan, bagian ekornya melengkung dan memiliki spikula yang berbentuk kait pada anusnya. Bagian ini digunakan untuk memasukkan sperma ke dalam tubuh hewan betina.
3. Ascaris lumbricoides memiliki siklus hidup sebagai berikut.
• Setelah terjadi perkawinan, cacing betina akan menghasilkan telur yang berembrio.
Telur akan keluar bersama tinja penderita.
• Telur dapat tertelan bersama makanan.
• Di dalam usus inang, telur akan menetas menjadi larva.
• Larva akan menembus dinding usus dan masuk ke dalam pembuluh darah. Larva tersebut akan mengikuti aliran darah hingga melewati jantung dan paru-paru, kemudian naik ke trakea hingga faring. Selanjutnya, larva akan tertelan kembali ke saluran pencernaan hingga masuk ke usus halus dan menjadi cacing dewasa di dalamnya.
Berikut ini adalah siklus daur hidup Ascaris lumbricoides.
b) Ancylostoma duodenale (cacing tambang)
 Ancylostoma duodenale merupakan cacing yang parasit di dalam usus halus manusia dan dapat menyebabkan penyakit ankilostomiasis. Penyakit ini ditandai dengan anemia berat. Hal ini dikarenakan cacing tambang mengisap darah penderita dan menghasilkan zat antikoagulan.
Ancylostoma duodenale disebut cacing tambang karena sering ditemukan di daerah pertambangan. Selain Ancylostoma duodenale, jenis cacing tambang lainnya adalah Necator americanus yang terdapat di Amerika.
Ciri-ciri Ancylostoma duodenale
1. Cacing betina berukuran 12 mm, memiliki alat kelamin luar berupa vulva, dan dapat menghasilkan telur sebanyak 10.000 hingga 30.000 butir per hari. Cacing jantan berukuran 9 mm dengan alat kopulasi berada di bagian ujung posterior tubuhnya.
2. Pada bagian anterior tubuh terdapat mulut yang dilengkapi dengan 1 – 4 pasang gigi kitin yang berfungsi untuk mencengkeram dinding usus inang.
3. Dapat menginfeksi inang secara aktif dengan cara menembus pori-pori kulit telapak kaki.
4. Ancylostoma duodenale memiliki siklus hidup sebagai berikut.
• Setelah terjadi perkawinan, cacing betina akan menghasilkan telur. Telur akan keluar bersama feses penderita.
• Telur kemudian menetas menjadi larva rhabditiform. Larva tersebut kemudian berubah menjadi bentuk infektif yang disebut larva filariform. Larva filariform akan menembus pori-pori kulit telapak kaki dan masuk ke dalam pembuluh darah.
• Selanjutnya, larva akan ikut peredaran darah hingga melewati jantung, paru-paru, naik ke trakea, dan tertelan hingga masuk ke usus halus.
• Di dalam usus halus, larva akan berkembang menjadi cacing dewasa.
Berikut ini adalah gambar siklus hidup Ancylostoma duodenale.
c) . Wuchereria bancrofti (cacing penyebab penyakit kaki gajah)
 merupakan cacing parasit di dalam kelenjar getah bening terutama kelenjar getah bening di daerah kaki, menyebabkan penyakit kaki gajah atau filariasis.
 Cacing Wuchereria bancrofti masuk ke dalam tubuh manusia melalui perantara gigitan nyamuk Culex, Aedes, Anopheles, atau Mansonia. Selain Wuchereria bancrofti, penyakit kaki gajah juga dapat disebabkan oleh cacing Brugia malayi.
Siklus hidup Cacing Wuchereria bancrofti :
1. Setelah terjadi perkawinan, cacing betina menghasilkan mikrofilaria. Pada siang hari, mikrofilaria berada di dalam pembuluh darah besar. Sementara pada malam hari, mikrofilaria berpindah ke dalam pembuluh darah kecil di bawah kulit.
2. Jika nyamuk perantara menggigit pada malam hari, mikrofilaria bersama darah akan masuk ke perut nyamuk.
3. Selanjutnya, mikrofilaria akan menembus dinding usus nyamuk menuju otot toraks.
Setelah mencapai ukuran 1,4 mm, mikrofilaria akan pindah ke belalai nyamuk dan siap ditularkan ke orang lain.
4. Ketika nyamuk tersebut menggigit manusia, mikrofilaria akan keluar dari belalai nyamuk dan masuk ke kulit manusia. Mikrofilaria kemudian akan menuju pembuluh limfa. Cacing akan menggulung di kelenjar limfa dan tumbuh hingga dewasa.
5. Cacing dewasa yang jumlahnya banyak akan menghambat sirkulasi limfe dan dalam beberapa tahun kemudian, akan menyebabkan pembengkakan di kaki.
d) Oxyuris vermicularis atau Enterobius vermicularis (cacing kremi)
merupakan cacing yang parasit di dalam usus besar manusia, terutama pada anak-anak. Tubuh cacing ini berukuran 10 – 15 mm.
Penularan cacing kremi dengan cara autoinfeksi :
 Cacing betina dewasa pada malam hari akan turun ke anus untuk bertelur Selain menghasilkan telur, cacing tersebut juga akan mengeluarkan suatu zat yang dapat menimbulkan rasa gatal.
 Akibatnya, penderita akan menggaruk-garuk bagian tubuh yang berasa gatal tersebut. Hal ini menyebabkan telur cacing mudah menyelip di antara kuku-kuku, sehingga dapat tertelan kembali saat penderita makan. Telur yang tertelan akan menetas menjadi cacing kremi baru di usus.
e) Trichinella spiralis (cacing otot)
merupakan cacing yang parasit di dalam otot manusia dan menyebabkan penyakit trikinosis, trikinelosis, atau trikiniasis.
Ciri-ciri Trichinella spiralis :
1. Cacing jantan memiliki panjang 1,4 - 1,6 mm dan cacing betina memiliki panjang 3 - 4 mm.
2. Telur akan menetas dalam uterus cacing betina (bersifat vivipar).
3. Larva seekor cacing betina dapat menghasilkan 1.350 - 2.000 larva yang ditemukan dalam kista mikroskopis pada urat daging bergaris melintang.
4. Cacing ini masuk ke dalam tubuh manusia yang mengonsumsi daging babi setengah matang. Selain manusia, cacing ini juga dapat hidup pada hewan seperti anjing, babi, tikus, beruang, kucing, atau babi hutan.
Siklus hidup Trichinella spiralis
 Manusia terinfeksi karena memakan daging setengah matang yang mengandung larva cacing, terutama daging babi atau babi hutan.
 Larva kemudian masuk ke dalam usus halus, menembus mukosa, dan menjadi dewasa dalam 6 – 8 hari.
 Cacing betina dewasa akan melepaskan 1.500 larva yang bisa bertahan hidup sampai 6 minggu di mukosa usus halus.
 Larva kemudian menyebar melalui pembuluh limfe dan darah menuju otot lurik dan tumbuh di sana sebagai kista. Larva akan menjadi kista sepenuhnya dalam 1 - 2 bulan dan tetap hidup hingga beberapa tahun sebagai parasit intraseluler. Larva yang mati akhirnya akan diserap kembali oleh tubuh.
C. Peranan Cacing Nemathelminthes bagi Kehidupan Manusia
a. Ascaris lumbricoides (cacing perut) yang menyebabkan penyakit askariasis.
b. Ancylostoma duodenale (cacing tambang) yang menyebabkan penyakit ankilostomiasis.
c. Wuchereria bancrofti yang menyebabkan penyakit kaki gajah atau filariasis.
d. Oxyuris vermicularis (cacing kremi) yang menyebabkan kremian.
e. Trichinella spiralis (cacing otot) yang menyebabkan penyakit trikinosis, trikinelosis,atau trikiniasis.
D. Pencegahan Infeksi Cacing Nemathelminthes pada Manusia
a. Tidak buang air besar di sembarang tempat.b. Menggunakan alas kaki ketika berada di luar rumah.
c. Mencuci tangan sebelum makan atau memegang makanan.
d. Mencuci tangan dan kaki setelah bermain atau setelah bepergian.
e. Mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar.
f. Memasak daging dan ikan hingga benar-benar mati.
g. Menggunting kuku untuk mencegah infeksi selanjutnya.
h. Mencuci sayuran hingga bersih sebelum dimasak.
i. Menyimpan makanan dengan baik agar terhindar dari kontaminasi pencemaran.
E. Molusca A. Pengertian
Mollusca berasal dari bahasa Latin, yaitu molluscus yang berarti lunak. Jadi, Mollusca adalah kelompok hewan yang bertubuh lunak.
B. Ciri-ciri
Mollusca memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Bersifat triploblastik selomata, karena tubuhnya tersusun dari tiga lapisan embrional dan memiliki rongga tubuh (selom). Tiga lapisan embrional tersebut adalah lapisan ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
b. Memiliki tubuh lunak dan tidak beruas-ruas, dengan bentuk tubuh bervariasi.
c. Memiliki ukuran panjang antara 8 mm hingga 18 m.
d. Simetri tubuh bilateral, yaitu bagian tubuhnya tersusun bersebelahan dengan bagian lainnya. Jika tubuh hewan tersebut dipotong membujur dari mulut hingga anus, akan diperoleh bagian yang sama antara sisi kanan dan kiri, sisi atas dan bawah, serta sisi anterior dan posterior.
e. Tubuhnya dilindungi oleh mantel yang menghasilkan cangkang atau tidak.
f. Pada umumnya, hidup sebagai herbivor maupun karnivor dengan memakan ganggang, tumbuh-tumbuhan, udang, kepiting, ikan, hewan Mollusca lainnya, atau sisa-sisa organisme. Ada juga Mollusca yang hidup sebagai parasit.
g. Banyak ditemukan di perairan dangkal di laut, air tawar, air payau, dan di daratan.
C. Struktur tubuh
a) Secara umum, tubuh Mollusca terdiri atas tiga bagian utama, yaitu kaki, massa viseral, dan mantel
1. Mollusca memiliki kaki yang berotot. Bagian telapak kaki Mollusca mengandung banyak lendir dan silia yang digunakan untuk bergerak.
2. Massa viseral mengandung organ-organ internal, seperti organ pencernaan, organ reproduksi, dan organ ekskresi.
3. Mantel berupa lipatan jaringan yang menutupi massa viseral dan berfungsi mensekresikan cangkang.
b) Mollusca juga memiliki beberapa sistem organ, yaitu sebagai berikut
1. Sistem pencernaan lengkap yang terdiri atas mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Di dalam mulut Mollusca terdapat radula (lidah parut), kecuali pada Pelecypoda. Fungsi radula adalah untuk mengerok lumut, merumput,
mengebor, dan menangkap mangsa. Radula terdiri atas tulang muda (odontophore) yang di atasnya terdapat beberapa baris gigi kitin dengan ujung mengarah ke dalam. Anus terletak di tepi dorsal rongga mantel bagian posterior. Sisa pencernaan pada Mollusca berupa pelet yang padat, sehingga tidak mengotori rongga mantel.
2. Sistem peredaran darah terbuka dengan jantung beruang tiga, yaitu dua serambi (atrium) dan satu bilik (ventrikel). Pada sistem peredaran darah terbuka, darah tidak mengalir di dalam pembuluh darah, melainkan di dalam sinus darah (rongga di antara sel-sel organ). Darah mengandung pigmen hemosianin yang mengandung tembaga (Cu). Darah berwarna biru pucat jika mengikat oksigen dan tidak berwarna jika kekurangan oksigen.
3. Sistem respirasi berupa insang yang berjumlah sepasang atau lebih (knetidium), paru-paru, atau keduanya.
4. Sistem ekskresi berupa sepasang protonefridium yang berfungsi untuk mengekskresikan sisa makanan berwujud cair
5. Sistem saraf berbentuk cincin saraf yang melingkari kerongkongan dengan beberapa pasang ganglion. Selain itu, terdapat juga dua pasang benang saraf yang berhubungan dengan kaki, mantel, dan organ-organ dalam.
6. Alat indra terdiri atas struktur osfradium, mata, dan statosista. Osfradium berfungsi sebagai kemoreseptor, sedangkan statosista berfungsi sebagai alat keseimbangan.
Berikut ini adalah gambar struktur tubuh Mollusca.
D. Cara reproduksi
Mollusca bereproduksi secara seksual. Ada yang bersifat gonokoris (alat kelamin jantan dan betina berada di individu yang berbeda) dan ada yang bersifat hermafrodit. Fertilisasi pada Mollusca terjadi secara internal atau eksternal.
E. Klasifikasi
Berdasarkan simetri tubuhnya, Mollusca dibagi menjadi lima kelas, yaitu Gastropoda, Pelecypoda, Cephalopoda, Scaphopoda, dan Amphineura/Polyplacophora.
a) Gastropoda
Gastropoda berasal dari bahasa Latin, yaitu gaster yang berarti perut dan podos yang berarti kaki. Jadi, gastropoda adalah hewan yang berkaki perut. Ciri-ciri dari
Gastropoda adalah sebagai berikut.
1. Berjalan menggunakan otot perut dan dikenal sebagai siput atau keong.
2. Memiliki cangkang berbentuk kerucut atau tabung yang melingkar seperti konde (gelung). Cangkang terdiri atas empat lapisan. Urutan lapisan cangkang dari luar ke dalam adalah periostrakum, prismatik, lamela, dan nakreas.
- Periostrakum adalah lapisan terluar yang berpigmen dan mengandung zat tanduk conchiolin.
- Prismatik adalah lapisan kalsium karbonat terluar yang mengandung kalsit.
- Lamela adalah lapisan kalsium karbonat tengah yang mengandung aragonit.
- Nakreas adalah lapisan kalsium karbonat terdalam yang berupa lembaran aragonit.
Selain siput yang memiliki cangkang, ada juga siput yang tidak memiliki cangkang atau yang biasa disebut siput telanjang (vaginula).
3. Memiliki kaki dengan telapak yang datar dan bersilia, serta sel kelenjar yang menghasilkan lendir
4. Bernapas menggunakan insang sejati, insang sekunder, permukaan tubuh, atau paru-paru
5. Memiliki sistem pencernaan yang lengkap. Pada radula terdapat gigi-gigi.
6. Memiliki sistem peredaran darah terbuka. Jantung terdapat di bagian dalam perikardium.
7. Memiliki sepasang ganglion otak dan benang saraf 8. Memiliki beberapa alat indra, yaitu sebagai berikut.
- Sepasang mata untuk mendeteksi cahaya yang terletak di tentakel panjang.
- Sepasang atau dua pasang tentakel untuk alat peraba dan pembau.
- Osfradium berfungsi sebagai kemoreseptor yang terdapat pada rongga mantel.
- Statosista berfungsi sebagai alat keseimbangan yang terdapat pada kaki.
9. Memiliki alat ekskresi berupa sepasang protonefridium.
10. Reproduksi dilakukan secara seksual. Pada umumnya bersifat gonokoris atau diesis, dengan pembuahan secara eksternal atau internal. Telur dilindungi oleh semacam agar dan dikeluarkan secara berkelompok. Telur ada yang dilindungi albumin dan cangkang, serta dilekatkan pada substrat.
11. Hidup sebagai karnivor, herbivor, atau parasit, baik ektoparasit maupun endoparasit.
12. Habitatnya di darat, perairan tawar, dan laut.
13. Contohnya adalah bekicot (Achatina fulica) dan siput air tawar (Lymnaea).
Berikut adalah gambar beberapa anggota gastropoda.
b) Pelecypoda
Pelecypoda berasal dari bahasa Latin, yaitu pelecys yang berarti kapak dan podos yang berarti kaki. Pelecypoda disebut juga Lamellibranchiata atau Bivalvia.
Lamellibranchiata berasal dari bahasa Latin, yaitu lamella yang berarti lembaran dan branchia yang berarti insang. Bivalvia juga berasal dari bahasa Latin, yaitu bi yang berarti dua dan valve yang berarti katup. Pelecypoda dikenal sebagai kerang, remis, tiram, atau kijing. Ciri-ciri Pelecypoda adalah sebagai berikut.
1. Tidak memiliki kepala.
2. Tubuh berbentuk pipih bilateral dan dilindungi oleh sepasang cangkang.
Cangkang terdiri atas tiga lapisan. Urutan lapisan cangkang dari luar ke dalam adalah periostrakum, prismatik, dan nakreas.
- Periostrakum merupakan lapisan cangkang yang paling luar, tipis, dan terbuat dari zat tanduk. Zat tanduk ini dihasikan oleh tepi mantel.
Periostrakum berfungsi melindungi cangkang dari asam karbonat dalam air dan memberi warna pada cangkang.
- Prismatik merupakan lapisan tengah yang terdiri atas kristal-kristal kalsium karbonat berbentuk prisma. Kristal-kristal ini tersusun dari materi organik yang dihasilkan oleh tepi mantel.
- Nakreas atau disebut juga lapisan mutiara adalah lapisan terdalam dari cangkang yang dihasilkan oleh seluruh permukaan mantel.
Kandungan materi organik pada nakreas lebih banyak daripada lapisan prismatik yang terbentuk dari kalsium karbonat. Nakreas disebut lapisan mutiara karena bersentuhan langsung dengan benda- benda asing yang diubah menjadi mutiara.
Puncak cangkang disebut umbo. Garis-garis melingkar di sekitar umbo menunjukkan garis pertumbuhan cangkang. Kedua cangkang dihubungkan oleh engsel yang elastis.
Jika cangkang terbuka, kakinya akan keluar untuk bergerak. Untuk menutup cangkang digunakan otot aduktor anterior dan otot aduktor posterior, yaitu otot transversal yang terletak di akhir kedua ujung tubuh dekat bagian dorsal.
3. Di bawah cangkang terdapat lapisan mantel berbentuk jaringan tipis dan lebar yang menutupi seluruh tubuhnya. Di antara epitel mantel dan
permukaan cangkang, terdapat rongga berisi cairan ekstrapalial. Jika benda
asing masuk ke rongga yang berisi cairan ekstrapalial, benda tersebut akan diselubungi oleh cairan, sehingga lama-kelamaan akan menjadi mutiara.
4. Makanan bersama air masuk ke dalam tubuh melalui sifon inhalan (sifon air masuk). Air kemudian disaring oleh lembaran insang dan keluar melalui sifon ekshalan (sifon air keluar). Sisa makanan akan dibawa ke usus, rektum, dan kemudian dikeluarkan melalui sifon ekshalan.
5. Memiliki sistem peredaran darah terbuka.
6. Memiliki beberapa alat indra, yaitu sebagai berikut.
7. Reproduksi dilakukan secara seksual. Pada umumnya bersifat gonokoris atau hermafrodit, dengan pembuahan eksternal. Pada Pelecypoda, gamet jantan dan betina dikeluarkan melalui sifon ekshalan. Hasil fertilisasinya berupa larva trokofor. Larva trokofor selanjutnya akan bermetamorfosis menjadi kerang muda.
8. Hidup di daerah pasang surut air laut atau perairan tawar. Ada yang hidup bebas, membentuk simbiosis komensalisme, atau sebagai parasit.
9. Contohnya adalah kerang mutiara (Pinctada maxima), kerang air tawar (Anodonta), dan kerang pengebor kayu galangan kapal (Teredo).
Berikut ini adalah gambar beberapa anggota pelecypoda.
c) Cephalopoda
Cephalopoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu kephale yang berarti kepala dan podos yang berarti kaki. Jadi, Cephalopoda adalah hewan yang mempunyai kaki di kepala.
Ciri-ciri Cephalopoda adalah sebagai berikut.
1. Memiliki kaki yang terletak di kepala.
2. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi, dari ukuran beberapa sentimeter hingga berukuran raksasa dengan panjang 20 m dan diameter 4 m.
3. Tidak memiliki cangkang luar, kecuali genus Nautilus. Akan tetapi, memiliki cangkang dalam yang disebut pen. Cangkang dalam ini tersusun dari zat tanduk yang ringan dan transparan.
4. Merupakan hewan perenang dengan gaya dorong jet untuk memburu mangsanya.
5. Pada umumnya bergerak mundur, dengan cara menarik atau mengisap air ke dalam rongga mantelnya. Kemudian, air disemburkan keluar melalui corong yang disebut sifon atau funnel.
6. Alat gerak berupa tangan dan tentakel dengan jumlah yang bervariasi.
Nautilus memiliki 90 buah tentakel, cumi-cumi memiliki empat pasang tentakel dan sepasang tangan, sedangkan Octopus memiliki 8 buah tangan yang sama panjang.
7. Memiliki sistem pencernaan yang lengkap, yaitu terdiri atas mulut, esofagus, lambung, sekum (usus buntu), usus, dan anus. Cephalopoda juga memiliki kelenjar pencernaan yang terdiri atas hati dan pankreas. Mulut Cephalopoda juga dilengkapi dengan rahang dan radula
8. Alat pernapasan berupa insang atau bernapas menggunakan seluruh permukaan tubuhnya.
9. Memiliki sistem peredaran darah tertutup, dengan alat peredaran darah berupa jantung, pembuluh darah, dan cairan darah. Cairan darah mengandung hemosianin.
10. Memiliki alat ekskresi berupa nefridium.
11. Memiliki sistem saraf berupa beberapa pasang ganglion yang memusat membentuk otak. Sistem saraf ini dilindungi oleh kapsul tulang rawan mengelilingi esofagus.
12. Memiliki alat indra berupa mata yang berkembang dengan baik dan statosista yang berfungsi sebagai alat keseimbangan.
13. Memiliki kantong tinta, kecuali genus Nautilus. Kantong tinta berisi cairan yang mengandung pigmen melanin berwarna cokelat atau hitam. Fungsinya adalah untuk melindungi diri dari bahaya. Kulit Cephalopoda mengandung pigmen kromatofor berwarna merah, jingga, kuning, biru, dan hitam.
Perubahan warna kulit juga berfungsi melindungi diri dari bahaya. Sepia officinalis dapat mengubah warna kulitnya seperti pada bunglon. Sementara itu, Loligo vulgaris pada keadaan tenang kulitnya berwarna pucat dan pada saat terganggu kulitnya berubah menjadi gelap.
14. Reproduksi dilakukan secara seksual dan merupakan hewan yang gonokoris.
Sperma terbungkus oleh kapsul yang disebut spermatofor. Telur banyak mengandung kuning telur, berukuran 20 mm, dan jumlahnya bervariasi, yaitu antara 100 – 1.500 butir.
15. Semua spesies Cephalopoda hidup di laut.
16. Contohnya adalah Nautilus pompilius, sotong (Sepia officinalis), cumi-cumi (Loligo sp.), dan gurita (Octopus sp.)
Berikut ini adalah gambar beberapa anggota cephalopoda.
d) Scaphopoda
Scaphopoda disebut juga tusk shell atau siput taring. Hal ini dikarenakan bentuk cangkangnya mirip gigi taring berwarna putih atau kekuningan. Ciri-ciri Scaphopoda adalah sebagai berikut.
1. Cangkang berbentuk gading gajah dengan kedua ujungnya terbuka.
2. Ukuran tubuh 3 – 6 cm, tetapi ada juga yang berukuran sekitar 4 mm.
3. Pada bagian kepala terdapat mulut dan kaptula. Kaptula adalah tentakel kontraktil bersilia yang berbentuk filamen untuk menangkap makanan.
Sementara pada mulutnya terdapat rahang dan radula, tetapi tidak memiliki tentakel dan mata.
4. Tidak memiliki insang, sehingga pertukaran gas terjadi pada permukaan mantel.
5. Memiliki sistem saraf berupa ganglion yang tidak berpusat.
6. Memiliki sistem peredaran darah terbuka berupa sistem sinus darah, karena Scaphopoda tidak memiliki jantung.
7. Memiliki alat ekskresi berupa nefridium.
8. Reproduksi dilakukan secara seksual dan merupakan hewan yang gonokoris.
Pembuahan pada Scaphopoda terjadi secara eksternal dan hasilnya berupa larva trokofor. Larva ini kemudian berenang bebas dan berubah menjadi larva veliger. Selanjutnya, larva veliger bermetamorfosis hingga menjadi anak Scaphopoda.
9. Scaphopoda hidup dengan membenamkan diri di pasir atau lumpur di laut.
10. Contohnya adalah Dentalium vulgare dan Cadulus mayori.
Berikut ini adalah gambar anggota scaphopoda.
e) Amphineura / polyplacophora
Amphineura/Polyplacophora memiliki ciri-ciri sebagai berikut 1. Tubuh berukuran panjang 3 mm hingga 40 cm.
2. Berbentuk lonjong atau bulat telur, pipih dorsoventral, simetri tubuh bilateral, dan berwarna gelap.
3. Memiliki 8 keping cangkang pipih yang tersusun seperti genting.
4. Memiliki kaki di bagian perut (ventral) memanjang.
5. Tidak memiliki mata dan tentakel.
6. Memiliki radula yang besar.
7. Memiliki kaki yang datar dan lebar.
8. Memiliki 6 – 88 pasang insang.
9. Memiliki alat ekskresi berupa sepasang nefridium yang besar.
10. Memiliki alat indra berupa organ subradula dan aesthetes yang dapat dijulurkan. Alat indra ini berfungsi untuk mendeteksi adanya makanan.
11. Reproduksi dilakukan secara seksual dan merupakan hewan yang gonokoris.
Pembuahan pada Amphineura terjadi secara eksternal atau internal. Telur
yang sudah dibuahi selanjutnya disimpan di dalam rongga mantel. Telur akan menetas menjadi larva trokofor yang berenang bebas. Larva trokofor akan turun ke substrat dan mengalami metamorfosis menjadi hewan baru.
12. Hidup di laut dan umumnya melekat di dasar perairan.
13. Contohnya adalah Chiton sp. dan Cryptochiton sp.
Berikut ini adalah gambar anggota amphineura / polyplacophora.
Peranan Bagi manusia
a) Sumber protein, misalnya cumi-cumi (Loligo) dan kerang hijau (Mytilus edulis).
b) Penghasil mutiara, misalnya Pinctada maxima dan Pinctada mertensi.
c) Hiasan dinding, hiasan baju, atau pajangan rumah, misalnya cangkang aneka siput dan kerang.