• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIAGRAM RELASI ANTAR TABEL (DbRental)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DIAGRAM RELASI ANTAR TABEL (DbRental)"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Pengantar

Dalam sebuah bisnis rental mobil, bisnis proses yang terjadi banyak melibatkan data seperti:

• Data transaksi

• Data konsumen

• Data kendaraan/mobil

setiap data di atas tentu saja mengandung data-data lain yang lebih detail setiap data di atas tentu saja mengandung data-data lain yang lebih detail misalkan data kendaraan terdiri dari kode mobil, jenis mobil, no polisi, tarif sewa kemudian data transaksi melibatkan kode transaksi, tanggal, lama pinjam dsb. (seluruh data tersebut disatukan sebagai sebuah

database dengan menggunakan aplikasi database seperti SQL

Apabila kita merancang sebuah aplikasi sistem tentu melibatkan database tersebut. Berikut ini adalah gambaran relasi antar tabel

(3)

DIAGRAM RELASI ANTAR TABEL

DIAGRAM RELASI ANTAR TABEL

DIAGRAM RELASI ANTAR TABEL

(4)

• dalam sebuah proses bisnis tidak semua data dalam database digunakan, misalkan dalam permintaan (disebut Query) proses transaksi rental mobil hanya melibatkan data-data yang rental mobil hanya melibatkan data-data yang berkaitan dengan proses tersebut, sehingga pada saat merancang query harus memahami relasi antar data, relasi antar data dapat

(5)

Konsumen SewaSewaSewaSewa Mobil KodeKonsumen NamaKonsumen KodeTransaksi Tanggal KodeMobil Jenis Mobil

DIAGRAM RELASI ANTAR ENTITAS DIAGRAM RELASI ANTAR ENTITAS DIAGRAM RELASI ANTAR ENTITAS

DIAGRAM RELASI ANTAR ENTITAS ( rental mobil )

N N No KTP No Telp Alamat KodeKonsumen KodeMobil Tanggal Tarif Sewa No Polisi Uang Muka

(6)

SELECT * FROM TbKonsumen SELECT * FROM TbKonsumen SELECT * FROM TbKonsumen SELECT * FROM TbKonsumen

Menampilkan semua kolom/field yang ada pada tabel TbKonsumen SELECT * FROM TbKonsumen ORDER BY NamaKonsumen DESC SELECT * FROM TbKonsumen ORDER BY NamaKonsumen DESC SELECT * FROM TbKonsumen ORDER BY NamaKonsumen DESC SELECT * FROM TbKonsumen ORDER BY NamaKonsumen DESC

Menampilkan semua kolom/field yang ada pada tabel TbKonsumen dan diurutkan secara menurun(Z-A) berdasarkan field Nama Konsumen

Beberapa contoh Structure Query Language (SQL)

SELECT NamaKonsumen,NoTELP FROM TbKonsumen SELECT NamaKonsumen,NoTELP FROM TbKonsumen SELECT NamaKonsumen,NoTELP FROM TbKonsumen SELECT NamaKonsumen,NoTELP FROM TbKonsumen

Menampilkan kolom/field Nama Konsumen dan No Telpon yang ada pada tabel TbKonsumen SELECT * FROM TbKonsumen WHERE KodeKonsumen=’K002’

SELECT * FROM TbKonsumen WHERE KodeKonsumen=’K002’ SELECT * FROM TbKonsumen WHERE KodeKonsumen=’K002’ SELECT * FROM TbKonsumen WHERE KodeKonsumen=’K002’

Menampilkan semua kolom/field yang ada pada tabel TbKonsumen dengan kriteria hanya konsumen yang mempunyai kode konsumen K002.

SELECT * FROM TbMobil WHERE TarifSewa>=300000 SELECT * FROM TbMobil WHERE TarifSewa>=300000 SELECT * FROM TbMobil WHERE TarifSewa>=300000 SELECT * FROM TbMobil WHERE TarifSewa>=300000

Menampilkan semua kolom/field yang ada pada tabel TbMobil dengan kriteria hanya mobil yang mempunyai Tarif Sewa lebih besar sama dengan Rp.300,000.

(7)

• Untuk menggambarkan hubungan antara dua anggota himpunan, misalnya A dengan B, kita bisa menggunakan pasangan berurut (ordered pairs)

pairs)

• Elemen pertama adalah anggota dari A dan

yang kedua dari B.

• Relasi antara dua himpunan yang demikian ini disebut sebagai relasi biner.

(8)

• Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A × B.

• Notasi: R ⊆ (A × B).

a R b adalah notasi untuk (a, b) ∈ R, yang artinya a dihubungankan dengan b oleh R

artinya a dihubungankan dengan b oleh R

a R b adalah notasi untuk (a, b) ∉ R, yang

artinya a tidak dihubungkan oleh b oleh relasi R. • Himpunan A disebut daerah asal (domain) dari

R, dan himpunan B disebut daerah hasil (range) dari R.

(9)

• Misalkan P = {2, 3, 4} dan Q = {2, 4, 8, 9, 15}.

• Jika kita definisikan relasi R dari P ke Q dengan: (p, q) ∈ R jika p habis membagi q maka

diperoleh: diperoleh:

(10)

• Misalkan R adalah relasi pada A = {2, 3, 4, 8, 9} yang didefinisikan oleh (x, y) ∈ R

• Jika x adalah faktor prima dari y. Maka: • R = {(2, 2), (2, 4), (2, 8), (3, 3), (3, 9)}

(11)

1. Representasi Relasi dengan Diagram Panah

R = {(2, 2), (2, 4), (4, 4), (2, 8), (4, 8), (3, 9), (3, 15)}

(12)

2. Representasi Relasi dengan Tabel

Kolom pertama tabel menyatakan daerah asal, sedangkan kolom kedua menyatakan daerah

hasil hasil P Q A A 2 2 2 2 2 4 2 4 4 4 2 8 2 8 3 3 4 8 3 3 3 9 3 15 R = {(2, 2), (2, 4), (4, 4), (2, 8), (4, 8), (3, 9), (3, 15)} R = {(2, 2), (2, 4), (2, 8), (3, 3), (3, 9)}

(13)

3. Representasi Relasi dengan Matriks

• Misalkan R adalah relasi dari A = {a1, a2, …, am} dan B = {b1, b2, …, bn}.

• Relasi R dapat disajikan dengan matriks M = • Relasi R dapat disajikan dengan matriks M =

[mij] b1 b2bn 1 11 12 1 2 21 22 2 1 2 n n m m m mn a m m m a m m m M a m m m       =       L L M M M M M L    ∉ ∈ = R b a R b a m j i j i ij ) , ( , 0 ) , ( , 1

(14)

R = {(2, 2), (2, 4), (4, 4), (2, 8), (4, 8), (3, 9), (3, 15)}

• Relasi R dari P ke Q dengan P = {2, 3, 4} dan

Q = {2, 4, 8, 9, 15} dapat dinyatakan dengan matriks berikut: matriks berikut:

1

1

1

0

0

0

0

0

1

1

0

1

1

0

0

(15)

4. Representasi Relasi dengan Graf Berarah

• Relasi pada sebuah himpunan dapat

direpresentasikan secara grafis dengan graf berarah (directed graph atau digraph)

berarah (directed graph atau digraph)

• Graf berarah tidak didefinisikan untuk

merepresentasikan relasi dari suatu himpunan ke himpunan lain.

(16)

• Misalkan R = {(a, a), (a, b), (b, a), (b, c), (b, d), (c, a), (c, d), (d, b),(d,d)}

• R adalah relasi pada himpunan {a, b, c, d}.

R direpresentasikan dengan graf berarah sbb: • R direpresentasikan dengan graf berarah sbb:

(17)

1. Refleksif (reflexive)

• Relasi R pada himpunan A disebut refleksif jika (a, a) ∈ R untuk setiap aA.

• Relasi R pada himpunan A tidak refleksif jika • Relasi R pada himpunan A tidak refleksif jika

(18)

• Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R di bawah ini didefinisikan pada himpunan A

R1 = {(1, 1), (1, 3), (2, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 2), (4, 3), (4, 4) }

• Relasi R bersifat refleksif karena terdapat • Relasi R1 bersifat refleksif karena terdapat elemen relasi yang berbentuk (a, a), yaitu: (1, 1), (2, 2), (3, 3), dan (4, 4).

• Relasi R2 = {(1, 1), (2, 2), (2, 3), (4, 2), (4, 3), (4, 4) } tidak bersifat refleksif

(19)

Relasi yang bersifat refleksif mempunyai matriks yang elemen diagonal utamanya semua bernilai 1, atau mii = 1, untuk i = 1, 2, …, n, …, n,                 1 1 1 1 O

(20)

Graf berarah dari relasi yang bersifat refleksif dicirikan adanya gelang pada setiap

(21)

2. Menghantar (transitif)

Relasi R pada himpunan A disebut menghantar jika (a, b) ∈ R dan (b, c) ∈ R, maka (a, c) ∈ R, untuk

a, b, cA. a, b, cA.

Contoh

• Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R di bawah ini didefinisikan pada himpunan A

R = {(2, 1), (3, 1), (3, 2), (4, 1), (4, 2), (4, 3) } bersifat menghantar.

(22)

1. R = {(1, 1), (2, 3), (2, 4), (4, 2) } tidak manghantar, karena : • (2, 4) dan (4, 2) ∈ R, tetapi (2, 2) ∉ R • (4, 2) dan (2, 3) ∈ R, tetapi (4, 3) ∉ R • (4, 2) dan (2, 3) ∈ R, tetapi (4, 3) ∉ R 2. Relasi R = {(1, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 4) } jelas menghantar

(23)

3. simetris

• Relasi R pada himpunan A disebut setangkup jika (a, b) ∈ R, maka (b, a) ∈ R untuk a, bA.

(24)

Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R di bawah ini didefinisikan pada himpunan A:

a. Relasi R = {(1, 1), (1, 2), (2, 1), (2, 2), (2, 4), (4, 2), (4, 4) } bersifat setangkup (4, 2), (4, 4) } bersifat setangkup (a, b) ∈ R maka (b, a) juga ∈ R. Di sini (1, 2) dan (2, 1) ∈ R, begitu juga (2, 4) dan (4, 2) ∈ R. b. Relasi R = {(1, 1), (2, 3), (2, 4), (4, 2) } tidak

(25)

• Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B.

• Invers dari relasi R, dilambangkan R–1, adalah relasi dari B ke A yang didefinisikan oleh:

relasi dari B ke A yang didefinisikan oleh:

(26)

• Misalkan P = {2, 3, 4} dan Q = {2, 4, 8, 9, 15}. Jika kita definisikan relasi R dari P ke Q dengan (p, q)

R jika p habis membagi q maka:

R = {(2, 2), (2, 4), (4, 4), (2, 8), (4, 8),(3, 9), (3, 15) }

R = {(2, 2), (2, 4), (4, 4), (2, 8), (4, 8),(3, 9), (3, 15) } • R–1 adalah invers dari relasi R, yaitu relasi dari Q

ke P dengan (q, p) ∈ R–1 jika q adalah kelipatan dari p maka:

(27)

• Jika M adalah matriks yang merepresentasikan relasi R

• Matriks yang merepresentasikan relasi R–1,

1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 M     =      

• Matriks yang merepresentasikan relasi R–1, misalkan N, diperoleh dengan melakukan

transpose terhadap matriks M

  1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 T N M         = =        

(28)

1. Misalkan A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7} , B = {4, 5, 6, 7, 8, 9} dan relasi R dari A ke B diberikan oleh R = {(1,5),(4,5),(1,4),(4,6),(3,7),(7,6)}

Carilah: Domain, Range, dan invers dari R Carilah: Domain, Range, dan invers dari R

2. Suatu relasi R dari himpunan A = {1, 2, 3, 4} ke himpunan B = {1, 3, 5}, yang didefinisikan

oleh “x lebih kecil dari y

• Tulis R sebagai himpunan pasangan terurut. • Tentukan relasi invers dari R

(29)

3. Suatu relasi R yang didefinisikan sebagai “x

habis membagi y”dari himpunan C = {2,3, 4, 5} ke himpunan D = {3, 6, 7, 10}

• Tentukan R sebagai himpunan pasangan • Tentukan R sebagai himpunan pasangan

terurut

(30)

4. Misalkan W = {1, 2, 3, 4}. Perhatikan relasi-relasi dalam W berikut ini :

R1 = {(1,1), (1,2)} • R2 = {(1,1), (2,3), (4,1)} • R2 = {(1,1), (2,3), (4,1)} • R3 = {(1,2), (2,4)} • R4 = {(1,1), (2,2), (3,3)} • R5 = W x W

• Selidiki apakah masing-masing relasi diatas bersifat (a) refleksif (b) simetris (c)transitif

(31)

5. Misalkan R adalah relasi pada himpunan A = {2,4,8,32} dimana R menyatakan bahwa “x membagi y” untuk setiap x,y anggota A

• Tulis R sebagai pasangan terurut • Tulis R sebagai pasangan terurut

• Buatlah relasi R dalam bentuk matriks dan graf • Selidiki apakah R memiliki sifat refleksif,

(32)

• Karena relasi biner merupakan himpunan pasangan terurut, maka operasi himpunan seperti irisan, gabungan, selisih, dan beda setangkup antara dua relasi atau lebih juga setangkup antara dua relasi atau lebih juga berlaku.

• Jika R1 dan R2 masing-masing adalah relasi dari himpuna A ke himpunan B, maka R1R2, R1

R2, R1R2, dan R1R2 juga adalah relasi dari A ke B.

(33)

• Misalkan A = {a, b, c} dan B = {a, b, c, d}. Relasi R1 = {(a, a), (b, b), (c, c)} Relasi R2 = {(a, a), (a, b), (a, c), (a, d)} • R1R2 = {(a, a)} • R1R2 = {(a, a)} • R1R2 = {(a, a), (b, b), (c, c), (a, b), (a, c), (a, d)} • R1R2 = {(b, b), (c, c)} • R2R1 = {(a, b), (a, c), (a, d)} • R1R2 = {(b, b), (c, c), (a, b), (a, c), (a, d)}

(34)

• Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, dan S adalah relasi dari himpunan

B ke himpunan C. Komposisi R dan S,

dinotasikan dengan S ο R, adalah relasi dari A ke dinotasikan dengan S ο R, adalah relasi dari A ke

C yang didefinisikan oleh

S ο R = {(a, c)  aA, cC, dan untuk beberapa

(35)

• Misalkan

R = {(1, 2), (1, 6), (2, 4), (3, 4), (3, 6), (3, 8)} adalah relasi dari himpunan {1, 2, 3} ke

himpunan {2, 4, 6, 8} dan himpunan {2, 4, 6, 8} dan

S = {(2, u), (4, s), (4, t), (6, t), (8, u)}

adalah relasi dari himpunan {2, 4, 6, 8} ke himpunan {s, t, u}.

(36)

• Komposisi relasi R dan S adalah

S ο R = {(1, u),(1, t),(2, s),(2, t),(3, s),(3, t),(3, u)} • Komposisi relasi R dan S lebih jelas jika

diperagakan dengan diagram panah: diperagakan dengan diagram panah:

1 2 3 2 4 6 8 s t u

(37)

• Relasi biner hanya menghubungkan antara dua buah himpunan

• Relasi yang lebih umum menghubungkan lebih dari dua buah himpunan. Relasi tersebut dari dua buah himpunan. Relasi tersebut dinamakan relasi n-ary (baca: ener)

• Jika n = 2, maka relasinya dinamakan relasi biner (bi = 2). Relasi n-ary mempunyai terapan penting di dalam basisdata

(38)

• Misalkan

NIM = {13598011, 13598014, 13598015, 13598019, 13598021, 13598025}

Nama = {Amir, Santi, Irwan, Ahmad, Cecep, Hamdan}

MatKul = {Matematika Diskrit, Algoritma, Struktur

Data, Arsitektur Komputer}

Nilai = {A, B, C, D, E}

• Relasi MHS terdiri dari 5-tupel (NIM, Nama, MatKul,

Nilai):

(39)

Satu contoh relasi yang bernama MHS adalah

MHS = {(13598011, Amir, Matematika Diskrit, A), (13598011, Amir, Arsitektur Komputer, B), (13598014, Santi, Arsitektur Komputer, D),

(13598015, Irwan, Algoritma, C), (13598015, Irwan, Struktur Data C), (13598015, Irwan, Struktur Data C),

(13598015, Irwan, Arsitektur Komputer, B), (13598019, Ahmad, Algoritma, E),

(13598021, Cecep, Algoritma, A),

(13598021, Cecep, Arsitektur Komputer, B), (13598025, Hamdan, Matematika Diskrit, B), (13598025, Hamdan, Algoritma, A, B),

(13598025, Hamdan, Struktur Data, C), (13598025, Hamdan, Ars. Komputer, B) }

(40)

Relasi MHS tersebut dapat ditulis dalam bentuk Tabel:

NIM Nama MatKul Nilai

13598011 13598011 13598014 13598015 Amir Amir Santi Irwan Matematika Diskrit Arsitektur Komputer Algoritma Algoritma A B D C 13598015 13598015 13598015 13598019 13598021 13598021 13598025 13598025 13598025 13598025 Irwan Irwan Irwan Ahmad Cecep Cecep Hamdan Hamdan Hamdan Hamdan Algoritma Struktur Data Arsitektur Komputer Algoritma Algoritma Arsitektur Komputer Matematika Diskrit Algoritma Struktur Data Arsitektur Komputer C C B E B B B A C B

(41)

• Basisdata (database) adalah kumpulan tabel.

• Salah satu model basisdata adalah model

basisdata relasional (relational database). Model basisdata ini didasarkan pada konsep Model basisdata ini didasarkan pada konsep relasi n-ary.

(42)

• Pada basisdata relasional, satu tabel menyatakan satu relasi. Setiap kolom pada tabel disebut atribut. Daerah asal dari atribut adalah himpunan tempat semua anggota adalah himpunan tempat semua anggota atribut tersebut berada

• Setiap tabel pada basisdata

diimplementasikan secara fisik sebagai sebuah

(43)

• Satu baris data pada tabel menyatakan sebuah

record, dan setiap atribut menyatakan sebuah

field.

• Secara fisik basisdata adalah kumpulan file, • Secara fisik basisdata adalah kumpulan file, sedangkan file adalah kumpulan record, setiap

record terdiri atas sejumlah field.

• Atribut khusus pada tabel yang

mengidentifikasikan secara unik elemen relasi disebut kunci (key).

(44)

• Operasi yang dilakukan terhadap basisdata dilakukan dengan perintah pertanyaan yang disebut query.

Contoh query:

• “tampilkan semua mahasiswa yang mengambil mata

• “tampilkan semua mahasiswa yang mengambil mata kuliah Matematika Diskrit”

• “tampilkan daftar nilai mahasiswa dengan NIM = 13598015”

• “tampilkan daftar mahasiswa yang terdiri atas NIM dan mata kuliah yang diambil”

(45)

Query terhadap basisdata relasional dapat dinyatakan secara abstrak dengan operasi pada relasi n-ary.

• Ada beberapa operasi yang dapat digunakan, • Ada beberapa operasi yang dapat digunakan, diantaranya adalah seleksi, proyeksi, dan join.

(46)

• Operasi seleksi memilih baris tertentu dari suatu tabel yang memenuhi persyaratan tertentu.

Operator: σ • Operator: σ

(47)

• Misalkan untuk relasi MHS kita ingin menampilkan daftar mahasiswa yang

mengambil mata kuliah Matematik Diskrit. Operasi seleksinya adalah

Operasi seleksinya adalah

σMatkul=”Matematika Diskrit” (MHS)

• Hasil: (13598011, Amir, Matematika Diskrit, A) dan (13598025, Hamdan, Matematika

(48)

1. Jika kita ingin menampilkan daftar

mahasiswa dari relasi MHS yang

mendapatkan nilai A, tentukan operasi

seleksi dan hasilnya! seleksi dan hasilnya!

2. Jika kita ingin menampilkan mahasiswa dengan NIM = 13598025, tentukan operasi seleksi dan hasilnya!

(49)
(50)
(51)

• Operasi proyeksi memilih kolom tertentu dari suatu tabel.

• Jika ada beberapa baris yang sama nilainya, maka

• Jika ada beberapa baris yang sama nilainya, maka hanya diambil satu kali.

• Operator: π

• Misalkan untuk relasi MHS kita ingin menampilkan daftar nama mahasiswa, mata kuliah, dan Nilai. Operasi proyeksinya adalah

(52)

• Operasi proyeksi: πNama, MatKul, Nilai (MHS)

Nama MatKul Nilai

Amir Amir Santi Irwan Matematika Diskrit Arsitektur Komputer Algoritma Algoritma A B D C Irwan Irwan Irwan Ahmad Cecep Cecep Hamdan Hamdan Hamdan Hamdan Algoritma Struktur Data Arsitektur Komputer Algoritma Algoritma Arsitektur Komputer Matematika Diskrit Algoritma Struktur Data Arsitektur Komputer C C B E B B B A C B

(53)

1. Misalkan untuk relasi MHS kita ingin menampilkan daftar NIM dan Nama,

tentukan Operasi proyeksinya dan Tabelnya! 2. Misalkan untuk relasi MHS kita ingin

2. Misalkan untuk relasi MHS kita ingin

menampilkan daftar NIM, Mata Kuliah dan Nilai, tentukan Operasi proyeksinya dan

(54)

• Operasi join menggabungkan dua buah tabel menjadi satu bila kedua tabel mempunyai

atribut yang sama. atribut yang sama. • Operator: τ

(55)

• Misalkan relasi MHS1 dinyatakan dengan Tabel A dan relasi MHS2 dinyatakan dengan Tabel B Operasi join

τ (MHS1, MHS2)

(56)

Tabel A Tabel B

NIM Nama JK

13598001 Hananto L

NIM Nama MatKul Nilai

13598001 Hananto Algoritma A 13598001 Hananto Basisdata B 13598002 Guntur L 13598004 Heidi W 13598006 Harman L 13598007 Karim L 13598001 Hananto Basisdata B 13598004 Heidi Kalkulus I B

13598006 Harman Teori Bahasa C

13598006 Harman Agama A

13598009 Junaidi Statisitik B

(57)

NIM Nama JK MatKul Nilai

13598001 Hananto L Algoritma A

13598001 Hananto L Basisdata B

13598001 Hananto L Basisdata B

13598004 Heidi W Kalkulus I B

13598006 Harman L Teori Bahasa C

(58)

• Bahasa khusus untuk query di dalam basis data disebut SQL

• Bahasa ini dirangcang sedemikian sehingga dapat merealisasikan query-query yang dapat merealisasikan query-query yang dijelaskan pada bagian sebelumnya

(59)

Select NIM, Nama, MatKul, Nilai

From MHS

WHERE MatKul = ‘Matematika Diskrit’

adalah bahasa SQL yang bersesuaian dengan adalah bahasa SQL yang bersesuaian dengan query abstrak:

σMatkul=”Matematika Diskrit” (MHS) dengan hasil: • (13598011, Amir, Matematika Diskrit, A)

Gambar

DIAGRAM RELASI ANTAR TABELDIAGRAM RELASI ANTAR TABELDIAGRAM RELASI ANTAR TABEL
DIAGRAM RELASI ANTAR ENTITAS DIAGRAM RELASI ANTAR ENTITASDIAGRAM RELASI ANTAR ENTITAS
Tabel A Tabel B

Referensi

Dokumen terkait

Bank Jabar Banten Cabang Soreang Bandung mengalami kenaikan sebesar 192.99 hal ini disebabkan karna permintaan kredit pada tahun tersebut mengalami kenaikan dari

Untuk dapat melakukan input data dan unggah dokumen melalui laman Sistem Pendaftaran Beasiswa On-Line, tiap pendaftar harus Login dengan memilih menu pendaftaran beasiswa

Pada tanggal 11 Januari 2016, PT Nirvana Wastu Pratama (“NWP”) entitas anak, mendirikan entitas anak baru bernama PT Nirvana Wastu Kusuma (“NWKS”) dengan modal

(4) Pertanggungjawaban keuangan dana beasiswa pendidikan yang bersumber dari sumber dana lainnya yang sah sebagaimana dimaksud pada pasal 16 ayat (3) disampaikan kepada

Pada praktikum yang pertama yaitu membahas mengenai penentuan struktur tanah menggunakan metode ayakan yang dimana setiap agregat tanah akan memberi pengaruh terhadap

Dengan demikian, jika perusahaan pemberi jaminan ,berbentuk perseroan terbatas, maka akan berlaku ketentuan Pasal 102 (1 )b UU UUPT yang pada intinya menyatakan

Seperti halnya yang telah dijelaskan dalam hasil penelitian bahwa masyarakat Desa Kedungpring berpartisipasi dengan memberikan sumbangan berupa tenaga dalam