• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUPLEMEN SKILLS LAB : 1. DETEKSI KELUARGA 2. KUNJUNGAN RUMAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SUPLEMEN SKILLS LAB : 1. DETEKSI KELUARGA 2. KUNJUNGAN RUMAH"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

SUPLEMEN SKILLS LAB : 1. DETEKSI KELUARGA

2. KUNJUNGAN RUMAH

(2)

Deteksi Keluarga di Desa Siaga Sehat Jiwa

Salah satu peran dan fungsi kader kesehatan jiwa adalah mendeteksi seluruh keluarga yang ada di desa siaga sehat jiwa.

1) Pengertian

Deteksi adalah kemampuan kader kesehatan jiwa untuk mengetahui kondisi kesehatan jiwa keluarga yang tinggal di desa siaga sehat jiwa. Hasil deteksi adalah sehat jiwa, risiko masalah psikososial dan gangguan jiwa.

2) Tujuan

Melalui deteksi diperoleh gambaran tentang kesehatan jiwa satu wilayah yang ditunjukkan melalui :

a. jumlah keluarga yang sehat jiwa

b. Jumlah keluarga yang beresiko mengalami masalah psikososial c. Jumlah keluarga yang mempunyai pasien gangguan jiwa

3) Pelaksanaan Kegiatan a. Persiapan

a) Kader mempelajari buku pedoman deteksi keluarga

b) Kader mempelajari tanda – tanda orang/keluarga yang beresiko mengalami masalah psikososial atau orang/keluarga yang mengalami ganguan jiwa

c) Kader mengidentifikasi orang/keluarga yang diduga mengalami risiko masalah psikososial atau gangguan jiwa

d) Melakukan kontrak / janji untuk bertemu dengan pasien dan keluarga

2. Pelaksanaan

1) Setiap dusun memiliki 2 orang kader kesehatan jiwa

2) Setiap kader mengelola setengah dari jumlah keluarga di dusun (kader membagi habis jumlah keluarga di dusun untuk dikelola bersama)

3) Kader menilai kesehatan jiwa tiap keluarga yang tinggal di wilayahnya dengan cara wawancara dengan pengamatan sesuai dengan petunjuk pada buku pedoman deteksi keluarga.

Untuk menilai perilaku yang menunjukkan adanya risiko masalah psikososial atau gangguan jiwa maka kader kesehatan perlu mengetahui tanda – tanda / perilaku yang menunjukkan inividu tersebut risiko masalah psikososial atau gangguan jiwa (tabel 3.1 dan tabel 3.2) 4) Berdasarkan penilaian yang dilakukan kader mengelompokkan keluarga yang tinggal i

wilayahnya menjadi 3 kelompok:

a) Kelompok keluarga sehat adalah keluarga yang tinggal di wilayah kerja kader dan tidak menunjukkan perilaku menyimpang: baik risiko masalah psikososial (lihat tabel 1) maupun gangguan jiwa ( lihat tabel 2)

b) Kelompok keluarga yang berisiko masalah psikososial adalah keluarga yang tinggal di wilayah kerja kader yang mempunyai kondisi sesuai tabel 1

c) Kelompok keluarga yang anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa adalah keluarga yang tinggal di wilayah kerja kader dan mempunyai anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ( perilaku seperti pada tabel 2)

3. Pelaporan

1) Kader mencatat nama seluruh keluarga yang tinggal di wilayahnya

2) Kader mencatat data – data keluarga yang mempunyai risiko masalah psikososial 3) Kader mencatat data – data keluarga yang mengalami gangguan jiwa

4) Hasil penghitungan jumlah keluarga untuk masing – masing kelompok dicatat

(3)

5) Hasil pencatatan disampaikan pada perawat CMHN yang bertanggung jawab

B. Karakteristik keluarga yang beresiko mengalami masalah psikososial, gangguan jiwa dan sehat jiwa

1. Risiko terjadinya masalah psikososial

Tabel 1

Risiko masalah psikososial

NO FAKTOR RISIKO

1 Kehilangan anggota keluarga, atau orng yang dicintai 2 Kehilangan pekerjaan

3 Kehilangan harta benda 4 Kehilangan anggota tubuh

5 Penyakit fisik kronis: hipertensi, TBC, DM, Jantung , Ginjal, Rhematik

6 Hamil dan postpartum

2. Gangguan jiwa

Gangguan jiwa adalah kelainan perilaku yang disebabkan oleh rusaknya fungsi jiwa ( ingatan, pikiran, penilaian/persepsi, komunikasi, aktivitas, motivasi, belajar) sehingga menyebabkan adanya hambatan dalam melakukan fungsi sosial (interaksi/bergaul).Penyebab gangguan jiwa adalah ketidakmampuan seseorang beradaptasi dngan masalah . Gangguan jiwa dapat terjadi pada siapa saja dan dimana saja. Perilaku yang menunjukkan seseorang mengalami gangguan jiwa adalah sangat beragam (lihat tabel 2).

Tabel 2

Perilaku yang menunjukkan tanda gangguan jiwa

NO CIRI PERILAKU

1 Sedih berkepanjangan dalam waktu lama 2 Kemampuan melakukan kegiatan sehari – hari

(kebersihan, makan, minum, aktivitas) berkurang 3 Motivasi untuk melakukan kegiatan menurun (malas)

(4)

4 Marah tanpa sebab 5 Bicara tertawa sendiri 6 Mengamuk

7 Menyendiri 8 Tidak mau bergaul

9 Tidak memperhatikan penampilan/ kebersihan diri 10 Mengatakan atau mencoba bunuh diri

Latihan 1 : Diskusikan dengan teman kelompok dan fasilitator pertanyaan dibawah ini.

1 Identifikasi apakah ada tetangga bpk/ibu yang

mempunyai perilaku seperti tertulis paa tabel 1 dan 2?

2 Bagaimana cara bpk/ibu menilai perilaku seseorang yang termasuk sehat jiwa, beresiko mengalami masalah psikososial dan gangguan jiwa

3 Perlihatkan cara bpk/ibu alam mendeteksi adanya maslah psikososial atau gangguan jiwa

4 Sebagai kader apa yang dapat bpk/ibu lakukan menolong mereka?

3. Sehat Jiwa

Keluarga yang sehat jiwa adalah keluarga yang anggota keluarganya tidak ada gangguan jiwa atau risiko masalah psikososial.

Semua hasil deteksi dimasukkan dalam buku deteksi keluarga, kemudian dimasukkan di buku penyuluhan, dimana kelompok sehat jiwa dibagi dalam kelompok, demikian pula risiko dan gangguan jiwa.

(5)

CEKLIST TINDAKAN DETEKSI KKJ

Tahapan Prosedur

Raw Score

C D

Score

0,1,2,3,4,5 1,2,3 1,2,3

Pra Interaksi

1 Mengumpulkan data warga yang akan

dilakukan deteksi 1 1 2 2

2 Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan

ketakutan diri 1 1 2 2

3

Kader mempelajari buku pedoman deteksi

keluarga

1 1 2 2

4

kader mengelola setengah dari jumlah keluarga di dusun (kader membagi habis jumlah keluarga di dusun)

1 1 2 2

5

Melakukan kontrak / janji untuk bertemu dengan

pasien dan keluarga

1 1 2 2

6 Ucapkan

Bismillaahirrohmaanirrohim

1 1 1 1 11

Orientasi

1 Ucapkan salam terapeutik 1 1 2 1 2

2 Memperkenalkan nama kader 1 1 2 2 2

3 Menanyakan kondisi keluarga 1 1 2 2 2

4 Validasi nama kepala keluarga 1 1 2 2 2

5

Memformulasikan kontrak dengan keluarga :

• Peran yang diharapkan dari kader dan keluarga

1 1 2 2

6 • Tanggung jawab kader dan keluarga 1 1 1 1

7 Beri kesempatan keluarga untuk bertanya

Waktu 1 1 1 1 13

(6)

Kerja

1 Memulai kegiatan dengan cara yang baik 1 2 3 6

2 Melakukan kegiatan yang telah direncanakan 1 1 2 1

3 Mempertahankan sikap terbuka 1 1 2 2

4 Mempertahankan kehangatan 1 1 2 2

5 Menunjukkan sikap empati 1 1 2 2

6 Menanyakan data kepala keluarga dan

jumlah anggota keluarga 1 2 3 6

7 Mengisi format deteksi keluarga 1 1 2 3 3

8

Mengisi kondisi kesehatan masing-masing anggota keluarga (lihat buku panduan deteksi dan baca status kesehatan keluarga lalu isi

sesuai dengan kondisi kesehatannya) 4

3

3 12

9

Mengisi Bila ada anggota keluarga yang menderita penyakit kronis atau gangguan, tulis di kolom keterangan di mana dia mendapat pengobatan

2 2 2 8

10

Menuliskan hasil deteksi dan

kader

mengelompokkan kategori keluarga menjadi 3 kelompok (keluarga sehat, keluarga berisiko masalah psikososial, keluarga gangguan jiwa)

2 2 2 8

50

11 •

Terminasi 1 Simpulkan hasil kegiatan 1 1 2 2

(7)

2

Mengevaluasi kegiatan kerja yang telah dilakukan baik secara kognitif, psikomotor maupun afektif.

1 1 2 2

3 Memberikan reinforcement positif 1 1 1 1

4 Merencanakan tindak lanjut kegiatan dengan

keluarga 1 2 2 4

5 Melakukan kontrak (waktu, tempat, topic) 1 1 1 1

6

Ucap Alhamdulillaahirobbil'alamiin

1 1 1 1

7 Akhiri kegiatan dengan cara memberi salam 1 1 1 1 12

8

9

Dokumentasi

1

Kader mencatat nama seluruh keluarga yang

tinggal di wilayahnya

2 2 2 8

2

Kader mencatat data – data keluarga yang

mempunyai risiko masalah psikososial

1 1 2 2

3

Kader mencatat data – data keluarga yang

mengalami gangguan jiwa

1 1 2 2

4

Hasil penghitungan jumlah keluarga untuk masing

– masing kelompok dicatat

2 1 2 3 2 4

5 Tanggal dan jam pelaksanaan 1 1 2 1 1

6

Hasil pencatatan disampaikan pada perawat

CMHN yang bertanggung jawab

2 1 2 1 2 19

Soft Skills

1 Empati 1 1 2 2

2 Teliti 1 1 2 2

3 Hati-hati 1 1 2 2

4 Menunjukkan perilaku profesional 1 1 2 2

5 Pakaian rapi dan tertib sesuai tata tertib 1 1 2 2 10

TOTAL 115

(8)

Penilaian : Jumlah Score x 100 115

Nilai batas lulus ≥ 75

(9)

Kunjungan Rumah

1. Pengertian

Kunjungan rumah adalah kunjungan kader kesehatan jiwa ke keluarga yang anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa dan telah dirawat oleh perawat CMHN dan telah mandiri. Kunjungan dilakukan 2 minggu sekali. Saat melakukan kunjungan rumah, kader melakukan penilaian terhadap kemampuan pasien gangguan jiwa dan keluarga dalam perawatan pasien (lihat buku panduan supervisi kader).

2. Tujuan

Melalui kunjungan rumah diperoleh informasi terkini tentang kemampuan pasien mengatasi masalahnya dan keterlibatan keluarga dalam perawatan pasien di rumah.

3. Sasaran

Sasaran kunjungan rumah kader adalah pasien dan keluarga yang mempunyai masalah harga diri rendah, menyendiri, mendengar suara- suara (halusinasi), mengamuk dan kurang merawat diri (lihat buku panduan supervisi kader) yang telah mandiri.

2. Pelaksanaan Kegiatan a. Persiapan

1) Menyiapkan buku supervisi kader 2) Mempelajari isi buku

3) Melakukan perjanjian/kontrak dengan keluarga

2. Pelaksanaan

1) Memberikan salam terapeutik 2) Melakukan perjanjian/kontrak

3) Mengobservasi perilaku pasien dan melakukan wawancara dengan pasien dan keluarga tentang kemampuan pasien

4) Menyampaikan pujian terhadap kemampuan psien dan keluarga

5) Membuat perjanjian untuk kunjungan pada minggu berikutnya dengan tujuan tertentu.

3. Pelaporan

Tuliskan hasil observasi bpk/ibu pada buku pegangan kader sesuai dengan kasus pasiennya (lihat buku pegangan kader: supervisi kader)

Latihan 3

1. Peragakan bagaimana bpk/ibu melakukan kunjungan rumah untuk menilai pasien yang menyendiri

2. Peragakan bagaimana bpk / ibu melakukan kunjungan rumah untuk menilai pasien yang mendengar suara – suara 3. Diskusikan hal – hal yang sebaiknya dilakukan dan

dihindari saat kunjungan rumah

(10)

Rujukan Kasus

1. Pengertian

Rujukan adalah mengirimkan pasien kepada perawat CMHN yang bertanggung jawab. Rujukan dilakukan jika saat supervisi/kunjungan rumah/deteksi keluarga kader menemukan :

a. Pasien mengalami kemunduran perilaku berdasarkan penilaian terhadap perilaku pasien saat kunjungan rumah (lihat buku pegangan kader: supervisi pasien)

b. Pasien baru yang ditemukan

2. Tujuan

Melalui rujukan, pasien gangguan jiwa mendapatkan perawatan yang lebih baik lagi.

3. Pelaksanaan a. Persiapan

1) Kader menyiapkan laporan kunjungan rumah/supervisi yang menunjukkan kemunduran perilaku pasien atau adanya masalah kesehatan pasien

2) Kader mengisi format rujukan kasus

4. Pelaksanaan

1) Kader menyampaikan laporan hasil kunjungan rumah pada perawat CMHN 2) Kader memberikan surat rujukan pada perawat CMHN

5. Pelaporan

Tuliskan hasil observasi bpk/ibu pada buku pegangan kader sesuai dengan kasus pasiennya (lihat buku pegangan kader:supervisi kader)

Latihan 4

1. Identifikasi kasus – kasus yang membutuhkan rujukan 2. Peragakan bagaiman caranya bila bpk/ibu melakukan

rujukan kasus ke perawat CMHN

(11)

Pendokumentasian

1. Pengertian

Pendokumentasikan adalah menuliskan seluruh tindakan yang dilakukan kader (deteksi, penggerakan, kunjungan rumah dan rujukan kasus) dengan menggunakan panduan pelaporan yang tersedia (buku pegangan kader kesehatan jiwa)

2. Tujuan

Melalui pendokumentasian yang dilakukan kader, diharapkan perkembangan kondisi kesehatan pasien dan keluarga serta seluruh kegiatan yang telah dilakukan di desa siaga sehat jiwa tercatat dengan baik.

3. Bentuk dokumentasi

a. Buku pegangan kader: deteksi keluarga

b. Buku pegangan kader : penyuluhan kesehatan jiwa c. Buku pegangan kader: supervisi pasien gangguan jiwa d. Surat rujukan

(12)

CEKLIST TINDAKAN KUNJUNGAN RUMAH & RUJUKAN

Tahapan Prosedur

Raw Score

C D

Score

0,1,2,3,4,5 1,2,3 1,2,3

Pra Interaksi

1 Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan

ketakutan diri 1 1 2 2

2

Menyiapkan buku supervisi kader

1 1 2 2

3

Kader mempelajari buku supervisi kader

1 1 2 2

4

Kader menyiapkan format rujukan kasus

1 1 2 2

5

Melakukan kontrak / janji untuk bertemu dengan

pasien dan keluarga

1 1 2 2

6 Ucapkan

Bismillaahirrohmaanirrohim

1 1 1 1 11

Orientasi

1 Ucapkan salam terapeutik 1 1 2 1 2

2 Memperkenalkan nama kader 1 1 2 2 2

3 Memvalidasi kondisi keluarga 1 1 2 2 2

4 Mengevaluasi kemampuan klien saat ini 1 1 2 2 2

5 Memformulasikan kontrak dengan keluarga :

• Tujuan Kunjungan Rumah 1 1 2 2

6 • Waktu 1 1 1 1

7 Beri kesempatan keluarga untuk bertanya

Waktu 1 1 1 1 12

Kerja

1 Memulai kegiatan dengan cara yang baik 1 2 3 6

2 Melakukan kegiatan yang telah direncanakan 1 1 2 1

3 Mempertahankan sikap terbuka 1 1 2 2

4 Mempertahankan kehangatan 1 1 2 2

(13)

5 Menunjukkan sikap empati 1 1 2 2 6

Mengobservasi perilaku klien dan melakukan wawancara dengan klien dan keluarga tentang kemampuan klien

1 2 3 6

7

Menyampaikan pujian terhadap kemampuan

klien dan keluarga

1 1 2 3 3

8

Mengisi kondisi kesehatan klien (lihat buku panduan supervisi lalu isi sesuai dengan kondisi kesehatannya)

4

3

3 12 9 Menyimpulkan hasil

kunjungan rumah pada

keluarga

2 2 2 8

10

Menyampaikan pada keluarga, untuk hasil kunjungan rumah akan dilaporkan pada perawat CMHN

2 2 2 8

11

Mengisi format rujukan kasus

2 1 2 4 54

Terminasi

1 Simpulkan hasil kegiatan 1 1 2 2

2

Mengevaluasi kegiatan kerja yang telah dilakukan baik secara kognitif, psikomotor maupun afektif.

1 1 2 2

3 Memberikan reinforcement positif 1 1 1 1

4 Merencanakan tindak lanjut kegiatan dengan

keluarga 1 2 2 4

5 Melakukan kontrak

untuk kunjungan pada

minggu berikutnya dengan tujuan tertentu

1 1 1 1

6

Ucap Alhamdulillaahirobbil'alamiin

1 1 1 1

(14)

7 Akhiri kegiatan dengan cara memberi salam 1 1 1 1 12

8

9

Dokumentasi 1

Kader mencatat hasil observasi bpk/ibu pada buku pegangan kader sesuai dengan kasus pasiennya (lihat buku pegangan kader: supervisi kader)

2 2 2 8

2

Kader mengisi format rujukan kasus

1 1 2 2

3 Tanggal dan jam pelaksanaan 1 1 2 1 1

4

Hasil pencatatan disampaikan pada perawat

CMHN yang bertanggung jawab

2 1 2 1 2 13

Soft Skills

1 Empati 1 1 2 2

2 Teliti 1 1 2 2

3 Hati-hati 1 1 2 2

4 Menunjukkan perilaku profesional 1 1 2 2

5 Pakaian rapi dan tertib sesuai tata tertib 1 1 2 2 10

TOTAL 112

Penilaian : Jumlah Score x 100 112

Nilai batas lulus ≥ 75

Referensi

Dokumen terkait

Game online menjadi popular karena game online memiliki tampilan gambar yang lebih menarik dan lebih hidup, kemudian dapat bertemu dan berinterkasi dengan pemain lain

Menurut David Arditti dalam Setting Up a Small Observatory From Concept to Construction (2008), ruang observasi untuk teleskop berukuran medium, diameter sekitar

memahami suatu masa lah Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:1)Bagaimana penerapan metode sosiodrama dalam bidang studi Agama Islam, 2)Bagaimana

Kepraktisan mengandung arti kemudahan suatu tes, baik dalam mempersiapkan, menggunakan, mengolah dan menafsirkan maupun mengadministrasikannya (Arifin, 2012: 333). Sebuah

Nakagagawa ng pananaliksik tungkol sa kalagayan ng pakikilahok sa mga gawaing pansibiko at politikal ng mga mamamayan sa kanilang

7 Dadi Arja Kusuma, Rodliyah, and Sahnan, “Sertifikat Hak Milik Atas Tanah Sebagai Alat Bukti Hak Yang Kuat,” Jurnal IUS: Kajian Hukum Dan Keadilan Volume 5 Nomor 2. 8 Boedi

 Akuntabel #apat #iartikan Ceba+ai kemampuan para pelaku Tata amon+ untuk men#okumentaCikan #an mempertan++un+Da=abkan Celuru! pro+ram #an kebiDakan yan+ #iranan+. Setiap

463.000.000,- ( Empat ratus enam puluh tiga juta rupiah ) yang akan dilaksanakan menggunakan metode Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi, sbb:a. Persyaratan Peserta