i (BKPM) Tahun 2016 disusun sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Kinerja ini merupakan pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 yang kemudian dijabarkan dalam Rencana Strategis (Renstra) BKPM Tahun 2015-2019.
Capaian realisasi investasi PMDN dan PMA Tahun 2016 sebesar Rp612,8 triliun melampaui target realisasi investasi Tahun 2016 sebesar 103,0% (dari target Rp594,80 triliun). Hal ini merupakan pertanda yang baik dan cukup positif. Selain karena kinerja investasi tetap menunjukkan geliat pertumbuhan di tengah-tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan regional, juga menunjukkan investasi memberikan dampak berganda, antara lain peningkatan penyerapan lapangan kerja.
Makna strategis dari capaian positif realisasi investasi ini juga memperlihatkan kepercayaan investor terhadap kondisi fundamental ekonomi Indonesia, serta prospek pertumbuhan ekonomi ke depan yang dapat terjaga dengan baik.
Laporan Kinerja BKPM Tahun 2016 berisi analisis realisasi capaian kinerja sasaran strategis BKPM selama Tahun 2016 dibandingkan dengan target kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2016. Realisasi capaian kinerja BKPM diukur atas dasar penilaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yang merupakan indikator keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran strategis. BKPM telah melaksanakan
iii
DAFTAR ISI
Hal.
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR TABEL... iv
DAFTAR GAMBAR …………... v
IKHTISAR EKSEKUTIF... vii
BAB I PENDAHULUAN... 2
A. Latar Belakang ... 2
B. Peran Strategis...………... 5
C. Sistematika Penyajian Laporan Kinerja... 6
BAB II PERENCANAAN KINERJA……….... 9
A. Perencanaan Strategis Tahun 2015-2019... 9
B. Tujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2015-2019... 10
C. Sasaran Strategis Badan Koordinasi Penanaman Modal... 11
D. Program Badan Koordinasi Penanaman Modal….. 13
E. Target Realisasi Investasi Periode 2015-2019……. 14
F. Perjanjian Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2016... 15
G. Pengukuran Kinerja... 15
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... 19
A. Capaian Kinerja Sasaran Strategis Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2016... 19
B. Analisis Balanced Scorecard atas Capaian Kinerja 45 C. Laporan Realisasi Anggaran... 59
BAB IV PENUTUP ... 64 LAMPIRAN
I. Lampiran I: DAFTAR PENGHARGAAN II. Lampiran II: PERJANJIAN KINERJA
III. Lampiran III: PERNYATAAN TELAH DIREVIU
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Target Kinerja BKPM Tahun 2015-2019...
Hal 10 Tabel 2
Tabel 3 Perjanjian Kinerja BKPM Tahun 2016..……….
Bobot Perspektif... 15 16 Tabel 4 Kategorisasi Kinerja ... 17 Tabel 5 Tingkat Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2016... 20 Tabel 6 Tingkat Capaian Sasaran Strategis 1 “Meningkatnya
realisasi penanaman modal”...………… 21 Tabel 7 Target dan Realisasi Investasi PMA dan PMDN per Provinsi
Tahun 2016... 25 Tabel 8 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas Pelayanan
Penanaman Modal pada PTSP Pusat di BKPM Semester I
Tahun 2016... 33 Tabel 9 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas Pelayanan
Penanaman Modal pada PTSP Pusat di BKPM Semester II
Tahun 2016………...……... 34 Tabel 10 Nilai Rata-Rata (NRR) dan Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM) Ruang Lingkup (Unsur) Pelayanan...…. 35 Tabel 11 Daftar Unsur Pelayanan Yang Masih Perlu
Ditingkatan... 36 Tabel 12 Capaian Kinerja Indikator Utama Badan Koordinasi
Penanaman Modal Tahun 2016...…. 50 Tabel 13 Indikator EoDB……….. 54 Tabel 14 Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja T.A. 2016... 59 Tabel 15 Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja Berdasarkan
Program T.A. 2016... 60 Tabel 16 Perbandingan Realisasi Belanja T.A. 2016 dan T.A. 2015... 61 Tabel 17 Realisasi Belanja per Sasaran Strategis Tahun 2015..………. 62
v
DAFTAR GAMBAR
Hal Gambar 1 Struktur Organisasi Badan Koordinasi Penanaman Modal ……… 4 Gambar 2 Target Realisasi Investasi Periode 2015-2019……….. 14 Gambar 3 Perbandingan Realisasi Investasi Tahun 2015 dengan Target
Tahun 2016 dan Realisasi Investasi Tahun 2016... 21 Gambar 4 Persebaran Nilai Realisasi Investasi Jawa dan Luar Jawa... 23 Gambar 5 Perbandingan Realisasi Investasi PMDN dan PMA Tahun 2015
dan 2016………... 24 Gambar 6 RealisasiI Investasi PMDN Berdasarkan Sektor Usaha………….... 28 Gambar 7 Realisasi Investasi PMDN Berdasarkan Lokasi Proyek………... 29 Gambar 8 Realisasi Investasi PMA Berdasarkan Sektor
Usaha...………... 30
Gambar 9 Realisasi Investasi PMA Berdasarkan Asal
Negara...………... 30
Gambar 10 Realisasi Investasi Berdasarkan Wilayah……….. 31 Gambar 11 Peta Strategi Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun
2015...……….... 46 Gambar 12 Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja...………... 59 Gambar 13 Realisasi Belanja Periode Tahun 2012 sampai dengan Tahun
2016………... 61
vi
Ikhtisar Eksekutif IK
vii
Ikhtisar Eksekutif
Laporan Kinerja BKPM Tahun 2016 merupakan pertanggungjawaban akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Lembaga sebagai perwujudan good governance dan kebijakan yang transparan. Selain itu Laporan Kinerja ini merupakan wujud dari kinerja dalam pencapaian visi dan misi Presiden periode 2015-2019, sebagaimana yang dijabarkan dalam tujuan/sasaran strategis, yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2015.
Analisis dalam Laporan Kinerja ini mengukur Peta Strategis BKPM melalui sistem manajemen kinerja berbasis balanced scorecard yang terdiri dari empat perspektif yaitu financial perspective, customer perspective, process perspective dan people perspective dengan bobot tertentu. Secara umum tingkat capaian kinerja BKPM pada Tahun 2016 sudah sesuai dengan target yang ditetapkan, dari 8 sasaran strategis dengan 12 Indikator Kinerja Utama (IKU), dimana 10 IKU mencapai kategori “Sangat Baik” dan 2 IKU mencapai kategori “Baik”.
Capaian kinerja BKPM Tahun 2016 dalam mendukung target menciptakan layanan satu atap untuk investasi dan efisiensi perizinan bisnis sebagai berikut:
1. Capaian target nilai realisasi penanaman modal yaitu sebesar Rp612,8 triliun atau 103% dari target yang telah ditetapkan yaitu sebesar Rp594,8 triliun, yang terdiri dari realisasi investasi PMDN sebesar Rp216,2 triliun dan realisasi PMA sebesar Rp396,6 triliun. Makna strategis dari
viii
capaian positif realisasi investasi ini memperlihatkan kepercayaan investor terhadap kondisi fundamental ekonomi Indonesia, serta prospek pertumbuhan ekonomi ke depan yang dapat terjaga dengan baik.
2. Capaian kinerja nilai realisasi penanaman modal di luar Jawa mencapai 101,07% dari target Rp281,18 triliun yaitu Rp284,18 triliun. Hal ini diharapkan akan lebih dapat menciptakan pemerataan pembangunan ke berbagai daerah khususnya di luar jawa. Untuk mendukung peningkatan investasi di luar jawa, diperlukan kerjasama dari semua pemangku kepentingan, termasuk instansi pemerintah pusat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi dan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia untuk lebih memberikan kemudahan bagi para investor.
3. Selama Tahun 2016, tercatat penyerapan Tenaga Kerja Indonesia sebanyak 1.392.398 orang, terdiri oleh PMDN sebanyak 440.459 orang dan oleh PMA sebanyak 951.939 orang. Hal ini menunjukkan investasi menunjukkan dampak berganda, antara lain penyerapan lapangan kerja.
4. Capaian kemudahan berusaha di Indonesia sesuai dengan Indeks Ease of Doing Business (EoDB) 2017 adalah peringkat 91 atau naik 15 tingkatan dari tahun sebelumnya peringkat 106. Indonesia merupakan negara “top reformer” dalam capaian Indeks EoDB. Pemerintah berkomitmen untuk memperbaiki tingkat kemudahan berusaha melalui 14 Paket Kebijakan Ekonomi. Sedangkan BKPM akan melanjutkan kebijakan deregulasi melalui penyederhanaan perizinan dan
ix kerjasama dengan perbankan nasional untuk menyediakan pinjaman bisnis dan mendorong pembangunan infrastruktur.
5. Dalam rangka menarik banyak investor, BKPM menyediakan fasilitas PTSP Pusat di BKPM dengan melibatkan 23 Kementerian/Lembaga dalam satu atap dengan pelayanan yang cepat, sederhana dan transparan. Selama Tahun 2016, terdapat 27.590 perizinan telah dikeluarkan. Salah satu pelayanan perizinan investasi adalah aplikasi dapat dilakukan melalui sistem online Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE).
6. BKPM menyediakan fasilitas izin investasi 3 jam (I23J) untuk memberikan pelayanan yang cepat kepada investor.
Syarat dari I23J ini adalah investor dengan minimum investasi Rp 100 miliar (setara USD 8 juta) atau mempunyai 1.000 tenaga kerja lokal, dapat memperoleh 8+1 produk perizinan yang terdiri dari Izin Prinsip, NPWP, Akte Perusahaan, TDP, IMTA, RPTKA, NIK, API-P dan Surat Ketersediaan Lahan.
7. BKPM juga menyediakan fasilitas izin investasi 3 jam (I23J) untuk sektor infrastruktur, tanpa minimum investasi dan tanpa minimum jumlah tenaga kerja lokal. Sektor infrastruktur tersebut adalah sektor geotermal, produsen listrik, dan sektor transmisi listrik.
8. BKPM menyediakan fasilitas kontruksi langsung (KLIK), dimana investor dapat secara langsung memulai proyek konstruksinya sebelum memperoleh izin konstruksi.
x
Terdapat 14 Kawasan Industri KLIK yang tersebar di seluruh Indonesia (Sumatera Utara, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan).
9. Hasil survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap kualitas pelayanan sebesar 3,10 dari skala Likert 4 atau 98,41% dari target. Hasil survei ini memicu BKPM untuk lebih meningkatkan layanan perizinan dan nonperizinan dengan harapan mencapai kepuasan stakeholders yang tinggi.
10. Berbagai penghargaan yang diraih oleh BKPM selama Tahun 2016 antara lain Predikat Kepatuhan Tinggi terhadap Standar Pelayanan Publik sesuai UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dari Ombudsman RI, Sertifikat SNI ISO 9001:2008 Quality Management Systems-Requirements dari Sucofindo International Certification Services, Penghargaan atas kontribusi dalam pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari Kementerian Keuangan RI, dan penghargaan Pusdiklat BKPM sebagai Instansi Pengakreditasi Diklat Teknis untuk Diklat Teknis Bidang Penanaman Modal dari Lembaga Administrasi Negara (LAN).
Dalam rangka meningkatkan kinerja BKPM Tahun 2017, BKPM menetapkan strategi dan kebijakan untuk menarik investor dan meningkatkan realisasi investasi, sebagai berikut :
a. Menjaga stabilisasi ekonomi untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif;
b. Penyederhanaan prosedur perizinan;
c. Harmonisasi peraturan perizinan di Pusat dan Daerah;
d. Target strategi promosi;
xi e. Mempercepat pembangunan infrastruktur;
f. Meningkatkan peran lembaga keuangan untuk memberikan pinjaman bisnis, khususnya modal kerja kredit investasi;
g. Investasi yang humanis; dan
h. Meningkatkan kompetensi tenaga kerja.
Pada Tahun 2016, penerapan monitoring dan evaluasi secara berkala telah dijalankan dengan baik. Dengan penerapan monitoring dan evaluasi ini dapat memonitor dan mengendalikan capaian kinerja dan keuangan semua unit kerja termasuk kinerja individu sehingga dapat memberi masukan untuk perbaikan yang berkelanjutan.
Berbagai upaya perbaikan terus dilakukan untuk meningkatkan kinerja BKPM. Terhadap capaian IKU yang masih dibawah target terus dilakukan evaluasi dan action plan.
Penggunaan balanced scorecard sebagai alat untuk mengelola kinerja, sangat membantu BKPM dalam menjalankan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, mulai dari penyusunan rencana kinerja sampai pelaporan kinerja.
LAPORANKINERJATAHUN2016 BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
1
`
LAPORANKINERJATAHUN2016 2| BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mempunyai tugas yang sangat strategis dalam pemerintahan Republik Indonesia, yaitu melaksanakan koordinasi kebijakan dan pelayanan di bidang penanaman modal berdasarkan ketentuan perundang- undangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BKPM menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1. pengkajian dan pengusulan perencanaan penanaman modal nasional;
2. koordinasi pelaksanaan kebijakan nasional di bidang penanaman modal;
3. pengkajian dan pengusulan kebijakan pelayanan kebijakan penanaman modal;
4. penetapan norma, standar dan prosedur pelaksanaan kegiatan dan pelayanan penanaman modal;
5. pengembangan peluang dan potensi penanaman modal di daerah dengan memberdayakan badan usaha;
6. pembuatan peta penanaman modal di Indonesia;
7. koordinasi pelaksanaan promosi serta kerjasama penanaman modal;
8. pengembangan sektor usaha penanaman modal melalui pembinaan penanaman modal, antara lain meningkatkan
LAPORANKINERJATAHUN2016 BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
3 kemitraan, meningkatkan daya saing, menciptakan persaingan usaha yang sehat, dan menyebarkan informasi yang seluas-luasnya dalam lingkup penyelenggaraan penanaman modal;
9. pembinaan pelaksanaan penanaman modal, dan pemberian bantuan penyelesaian berbagai hambatan dan konsultansi permasalahan yang dihadapi penanam modal dalam menjalankan kegiatan penanaman modal;
10. koordinasi dan pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu;
11. koordinasi penanam modal dalam negeri yang menjalankan kegiatan penanaman modalnya di luar wilayah Indonesia;
12. pemberian perizinan dan fasilitas penanaman modal;
13. pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, pendidikan dan pelatihan, keuangan, hukum, kearsipan, pengolahan data dan informasi, perlengkapan dan rumah tangga; dan
14. pelaksanaan fungsi lain di bidang penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi tersebut di atas, struktur organisasi BKPM ditetapkan sesuai dengan gambar sebagai berikut:
LAPORANKINERJATAHUN2016 4| BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
Gambar 1. Struktur Organisasi Badan Koordinasi Penanaman Modal
Sebagaimana struktur organisasi di atas, dalam menjalankan tugasnya, BKPM didukung oleh 635 orang pegawai dari berbagai bidang keahlian seperti ekonomi, manajemen, keuangan, bisnis, hukum, teknik, teknologi informasi, administrasi, bahasa dan lainnya. Pegawai Badan Koordinasi Penanaman Modal tersebut ditempatkan pada 7 unit Eselon I, 28 Eselon II dan 1 Komite Penanaman Modal. BKPM mempertimbangkan komposisi pegawai dari segi jabatan, golongan, pendidikan dan usia/generasi serta kompetensi.
Komposisi yang berimbang merupakan dukungan dalam pencapaian sasaran kinerja BKPM pada Tahun 2016.
Pada periode T.A. 2016 terjadi pergantian Kepala BKPM berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2016 tanggal 27 Juli 2016, yang semula dijabat oleh Bapak Franky Sibarani digantikan oleh Bapak Thomas Trikasih Lembong.
Sekretaris Utama Wakil Kepala BKPM
STRUKTUR ORGANISASI BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Kepala BKPM
Komite Penanaman Modal
Deputi Bidang Perencanaan Penanaman
Modal
Deputi Bidang Pengembangan Iklim
Penanaman Modal
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal
Deputi Bidang Kerjasama Penanaman
Modal
Deputi Bidang Pelayanan Penanaman
Modal
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal
Inspektorat Direktorat Peren-canaan Industri Agribisnis & SDA Lainnya
Direktorat Deregulasi Penanaman Modal
Direktorat Pengembangan Promosi
Direktorat Kerjasama Bilateral dan Multilateral
Direktorat
Pelayanan Aplikasi Direktorat Wilayah I Biro Perencanaan Program dan Anggaran
Pusat Pengolahan Data dan Informasi
Direktorat Perencanaan Industri Manufaktur
Direktorat Pengembangan Potensi Daerah
Direktorat Promosi Sektoral
Direktorat Kerjasama Regional
Direktorat
Pelayanan Perizinan Direktorat Wilayah II
Biro Peraturan Perundang-un-dangan, Humas dan TU Pimpinan
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Direktorat Perencanaan Jasa dan Kawasan
Direktorat Pemberdayaan Usaha
Direktorat Fasilitasi Promosi Daerah
Direktorat Kerjasama Dunia Usaha Internasional
Direktorat
Pelayanan Fasilitas Direktorat Wilayah III Biro Umum
Pusat Bantuan Hukum
Direktorat Perencanaan Infrastruktur
Direktorat Pameran
dan Sarana Promosi Direktorat Wilayah IV
LAPORANKINERJATAHUN2016 BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
5 B. Peran Strategis
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di Badan Koordinasi Penanaman Modal, Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di Badan Koordinasi Penanaman Modal, dan Peraturan Kepala BKPM Nomor 9 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di BKPM, BKPM telah menyelenggarakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat di BKPM sejak 26 Januari 2015.
Sebagaimana arahan Presiden Republik Indonesia pada Rapat Terbatas Kabinet tanggal 23 Agustus 2016 mengenai Evaluasi Kinerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat bahwa PTSP Pusat diharapkan memberikan pelayanan yang cepat, terpadu dan terintegrasi. Presiden juga menekankan bahwa koordinasi antara PTSP Pusat dan PTSP daerah harus berjalan dengan baik. Untuk itu diperlukan adanya standarisasi pelayanan investasi yang tersinergi dan terkoordinasi antara PTSP Pusat dengan PTSP Daerah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2016 tentang Pedoman Nomenklatur Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi dan Kabupaten/Kota, diamanatkan bahwa pembinaan dan pengawasan teknis urusan pemerintahan bidang
LAPORANKINERJATAHUN2016 6| BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
penanaman modal dan PTSP Daerah dilakukan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Namun demikian terdapat permasalahan utama yang masih dihadapi oleh investor (penanam modal) dalam merealisasikan investasinya baik karena permasalahan terkait dengan perizinan dan nonperizinan maupun yang berkaitan dengan lahan dan infrastruktur (listrik, akses jalan) di pusat dan di daerah.
C. Sistematika Penyajian Laporan Kinerja
Sistematika penyajian Laporan Kinerja BKPM Tahun 2016 adalah sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan.
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.
2. Bab II Perencanaan Kinerja.
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.
3. Bab III Akuntabilitas Kinerja A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja Sasaran Strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi.
LAPORANKINERJATAHUN2016 BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
7 B. Analisis Balanced Scorecard
Pada sub bab ini, capaian kinerja organisasi dianalisis dengan menggunakan empat perspektif Balanced Scorecard.
C. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.
4. Bab IV Penutup.
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.
5. Lampiran
1) Perjanjian Kinerja Tahun 2016 2) Daftar Penghargaan
3) Pernyataan Telah Direviu
LAPORANKINERJATAHUN2016 8| BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
LAPORANKINERJATAHUN2016 BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
9 BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. Perencanaan Strategis Tahun 2015 - 2019
Rencana Strategis (Renstra) BKPM 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan dengan periode lima tahun serta merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
Renstra BKPM 2015-2019 juga mengacu kepada dokumen perencanaan jangka panjang maupun jangka menengah yang telah disusun sebelumnya, antara lain Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), serta telah didasarkan pada dokumen perencanaan kebijakan sektoral.
Renstra BKPM 2015-2019 telah direvisi dengan diterbitkannya Peraturan Kepala BKPM Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala BKPM Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2015-2019.
Perubahan Renstra BKPM 2015-2019 dipandang perlu karena dalam Peraturan Kepala BKPM Nomor 4 Tahun 2015 terdapat beberapa indikator kinerja yang belum ditetapkan target per tahun.
Revisi Renstra BKPM 2015-2019 secara rinci dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
LAPORANKINERJATAHUN2016 10| BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
Tabel 1. Target Kinerja BKPM Tahun 2015-2019
TUJUAN SASARAN INDIKATOR
Target
2015 2016 2017 2018 2019
Mewujudkan iklim penanaman modal yang berdaya saing dalam rangka mendorong penanaman modal yang berkualitas dan berkelanjutan
Meningkatnya realisasi penanaman modal
Nilai realisasi penanaman modal
Rp 519,5T Rp 594,8T Rp 678,8T Rp 792,5T Rp 933,0T
Rasio realisasi penanaman modal di luar Jawa
45,60% 49,10% 52,80% 57,40% 62,00%
Rasio realisasi PMDN
33,80% 35,00% 36,30% 37,60% 38,90%
Meningkatkan kualitas pelayanan penanaman modal yang prima dan responsif melalui PTSP Pusat
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas pelayanan penanaman modal pada PTSP Pusat di BKPM
3,10 dari skala 4
3,15 dari skala 4
3,20 dari skala 4
3,25 dari skala 4
3,30 dari skala 4
B. Tujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2015- 2019
Berdasarkan tugas dan fungsi BKPM dalam UU Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal serta Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2012 tentang Rencana Umum Penanaman Modal, BKPM menetapkan tujuan yang akan dicapai pada tahun 2015-2019, yaitu:
Mewujudkan iklim penanaman modal yang berdaya saing dalam rangka mendorong penanaman modal yang berkualitas dan berkelanjutan
Tujuan ini diarahkan pada upaya untuk memberikan kecepatan, kemudahan, kepastian dan transparansi proses pelayanan perizinan dan nonperizinan, mengembangkan
LAPORANKINERJATAHUN2016 BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
11 SPIPISE untuk mendukung penyelenggaraan PTSP di Pusat dan Daerah, meningkatkan kepastian hukum dan penyederhanaan prosedur perizinan dan nonperizinan, memberikan insentif fiskal dan non fiskal yang lebih menarik dan transparan, serta memfasilitasi penyelesaian permasalahan dan hambatan dalam pelaksanaan penanaman modal (debottlenecking).
Di samping itu tujuan ini juga disusun dalam rangka mendorong penanaman modal pada sektor-sektor prioritas, meningkatkan penanaman modal dan penyebarannya di Luar Pulau Jawa, meningkatkan peran UKM dalam perekonomian melalui kemitraan dengan usaha besar PMA dan PMDN, meningkatkan efektivitas strategi dan upaya promosi penanaman modal, memfasilitasi percepatan penanaman modal dengan skema Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS), meningkatkan pemanfaatan kerjasama ekonomi internasional untuk kepentingan nasional, serta meningkatkan peran perencanaan sebagai nerve kegiatan di unit-unit BKPM agar lebih efektif dan terintegrasi.
C. Sasaran Strategis Badan Koordinasi Penanaman Modal Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, BKPM menetapkan 2 (dua) sasaran strategis yaitu:
1. Meningkatnya realisasi penanaman modal melalui kegiatan pemantauan, pembinaan, dan pengawasan pelaksanaan penanaman modal dalam rangka
LAPORANKINERJATAHUN2016 12| BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
meningkatkan daya saing penanaman modal melalui berbagai upaya sebagai berikut:
a.
Memfasilitasi dan mengawal realisasi investasi proyek-proyek strategis (Mega Project) yang nilainya sangat besar dan berdampak besar ke perekonomian Indonesia.b.
Melanjutkan dan memperkuat reformasi perizinan, termasuk PTSP, Izin 3 Jam, dan KLIK (Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi).
c.
Memperkuat hubungan dan memberikan bantuan kepada PTSP Daerah dalam memberikan pelayanan perizinan kepada investor termasuk dalam hal penggunaan teknologi informasi.d.
Mendorong selesainya Bilateral Investment Treaty (BIT) dan Free Trade Area (FTA) dengan partner strategis, seperti EU dan Australia.e.
Mendorong investasi di sektor-sektor strategis seperti pariwisata, industri kreatif, maritim, dan infrastruktur pendukung (seperti properti).2. Meningkatkan kualitas pelayanan penanaman modal yang prima dan responsif melalui PTSP Pusat dengan didukung oleh:
a. Tersusunnya perencanaan penanaman modal dan rekomendasi kebijakan yang terintegrasi, kolaboratif dan implementatif dalam rangka
LAPORANKINERJATAHUN2016 BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
13 peningkatan daya saing penanaman modal pada sektor prioritas.
b. Meningkatnya iklim penanaman modal dalam rangka peningkatan daya saing penanaman modal antara lain melalui perbaikan kemudahan memulai berusaha.
c. Meningkatnya daya tarik penanaman modal melalui promosi yang terpadu dan efektif bagi penanam modal dalam dan luar negeri yang berpijak pada peningkatan daya saing penanaman modal.
d. Meningkatnya kerjasama internasional untuk mendorong investasi dan melindungi kepentingan nasional dalam rangka peningkatan daya saing penanaman modal.
e. Meningkatnya kinerja lembaga melalui ketersediaan sarana, prasarana dan aparat yang mumpuni dalam rangka menunjang tugas dan fungsi BKPM.
D. Program Badan Koordinasi Penanaman Modal
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut ditetapkan 3 (tiga) program yaitu:
1. program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya;
2. program peningkatan sarana prasarana aparatur BKPM;
3. program peningkatan daya saing penanaman modal.
LAPORANKINERJATAHUN2016 14| BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
E. Target Realisasi Investasi Periode 2015-2019
Target realisasi investasi Tahun 2016 adalah sebesar Rp594,8 triliun. Sedangkan target realisasi investasi periode 2015-2019 sebagaimana dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 2. Target Realisasi Investasi Periode 2015-2019
Meningkatnya investasi PMA dan PMDN ditargetkan mencapai Rp932,9 triliun pada Tahun 2019 dengan peningkatan rata-rata investasi setiap tahun sebesar 15,36%.
2015 2016 2017 2018 2019
TOTAL 519,5 594,8 678,8 792,5 932,9
PMDN 175,8 208,4 246,3 297,8 363
PMA 343,7 386,4 432,5 494,7 569,9
343,7 386,4 432,5 494,7 569,9
175,8 208,4 246,3 297,8
Meningkat 363 13,8%
Meningkat 14,5%
Meningkat 14,1%
Meningkat 16,7%
Meningkat 17,7%
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
(Rp. Trilliun)
LAPORANKINERJATAHUN2016 BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
15 F. Perjanjian Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal
Tahun 2016
Pada tahun 2016, BKPM menjadikan kontrak kinerja sebagai dokumen Perjanjian Kinerja, dengan berdasarkan pada sasaran strategis yang telah ditetapkan.
Pencapaian sasaran strategis diukur dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Tabel 2. Perjanjian Kinerja BKPM Tahun 2016
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Target
1 Meningkatnya realisasi penanaman modal
1. Nilai realisasi penanaman
modal 594,78 triliun
2. Rasio realisasi penanaman
modal di luar Jawa 49.10%
3. Rasio realisasi PMDN 35.00%
2.
Meningkatnya kualitas pelayanan penanaman modal yang prima dan responsif melalui PTSP Pusat
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas pelayanan penanaman modal pada PTSP Pusat di BKPM
3,15 dari skala 4
G. Pengukuran Kinerja
Sesuai dengan Surat Keputusan Sekretaris Utama Nomor 40 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Kinerja di Badan Koordinasi Penanaman Modal, pengukuran kinerja sasaran strategis ditetapkan melalui metode balanced scorecard yang menerjemahkan tugas, fungsi, tujuan dan strategi ke dalam suatu Peta Strategi. Peta strategi menjabarkan strategi secara visual, melalui sejumlah sasaran strategis yang terangkai dalam hubungan sebab akibat dan dikelompokkan kedalam empat
LAPORANKINERJATAHUN2016 16| BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
perspektif yaitu financial perspective, customer perspective, process perspective dan people perspective. Masing-masing perspektif memiliki bobot yang ditentukan sebagai berikut:
Tabel 3. Bobot Perspektif
Konsolidasi dari seluruh nilai perspektif atau seluruh realisasi Indikator Kinerja Utama (IKU) dalam satu Peta Strategi ditunjukan melalui Perhitungan Nilai Kinerja Organisasi (NKO) yang mengacu pada Perjanjian Kinerja dengan formula:
NKO = ∑ (% capaian kinerja x Bobot Perspektif)
Dimana penghitungan indeks capaian kinerja tersebut adalah:
a. Apabila realisasi IKU melebihi target, dimana target yang ditetapkan merupakan target maksimal yang dapat dicapai, maka indeks capaian IKU tersebut dikonversi menjadi 120.
b. Apabila realisasi IKU sama dengan target atau tidak memenuhi target, maka indeks capaian IKU tersebut tidak dilakukan konversi.
PERSPEKTIF BOBOT
Financial 30%
Customers 30%
Process 20%
People 20%
LAPORANKINERJATAHUN2016 BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
17 Tingkat capaian kinerja masing-masing sasaran strategis dikelompokkan ke dalam lima kategori sebagai berikut:
Tabel 4. Kategorisasi Kinerja
No. Nilai Kode Kategori
1. 100 –ke atas Hijau Sangat Baik
2. 76–99 Hijau Muda Baik
3. 61– 75 Kuning Cukup
4. 51 – 60 Oranye Kurang
5. 50 – ke bawah Merah Buruk
LAPORANKINERJATAHUN2016 18| BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
LAPORANKINERJATAHUN2016 BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
19 BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Sasaran Strategis Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2016
Pengukuran tingkat capaian kinerja dilakukan melalui perbandingan antara target kinerja yang telah ditetapkan dalam penetapan kinerja tersebut dibandingkan dengan realisasi yang dicapai.
Pengukuran capaian kinerja BKPM Tahun 2016 dilakukan dengan cara membandingkan antara target (rencana) dan realisasi Indikator Kinerja Utama
(IKU) pada masing-masing perspektif. Dari hasil pengukuran kinerja tersebut, diperoleh data capaian Nilai Kinerja Organisasi (NKO) BKPM adalah sebesar
109,19%. Nilai tersebut berasal dari capaian kinerja pada masing-masing perspektif sebagai berikut:
a. Financial perspective dengan bobot 30%, capaian kinerja 99,44%;
b. Customers perspective dengan bobot 30%, capaian kinerja 112,80%;
c. Process perspective dengan bobot 20%, capaian kinerja 120,00%;
d. People perspective dengan bobot 20%, capaian kinerja 107,67%.
Hasil Capaian Nilai Kinerja Organisasi BKPM sebesar 109,19% dengan kategori Sangat Baik
LAPORANKINERJATAHUN2016 20| BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
Tabel 5. Tingkat Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2016 No SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA Target Realisasi % Kategori
1. Meningkatnya realisasi penanaman modal
1. Nilai realisasi penanaman modal
594,78 triliun 612,8 triliun 103% Sangat Baik
2.Rasio realisasi penanaman modal di luar Jawa
49,10% 46,4%
(284,1 triliun)
94,5% Baik
3.Rasio realisasi PMDN
35,00% 35,28%
(216,2 triliun)
100,8% Sangat Baik
2. Meningkatnya kualitas pelayanan penanaman modal yang prima dan responsif melalui PTSP Pusat
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas pelayanan penanaman modal pada PTSP Pusat di BKPM
3,15 dari skala 4 3,10 dari skala 4 (setara 77,38)
98,41% Baik
Penjelasan capaian Indikator Kinerja Utama untuk untuk setiap sasaran strategis adalah sebagai berikut:
1. Sasaran Strategis 1
“Meningkatnya realisasi penanaman modal”
Tingkat capaian Sasaran Strategis 1 yaitu “Meningkatnya realisasi penanaman modal” ditunjukkan dengan tiga IKU yaitu nilai realisasi penanaman modal, rasio realisasi penanaman modal di luar Jawa, dan rasio realisasi PMDN.
Berdasarkan tiga IKU di atas, BKPM telah berhasil mencapai Sasaran Strategis 1 Tahun 2016 sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini:
LAPORANKINERJATAHUN2016 BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
21
Tabel 6. Tingkat Capaian Sasaran Strategis 1 “Meningkatnya realisasi penanaman modal”
Penjelasan dari capaian masing-masing IKU tersebut dijabarkan dalam uraian berikut ini:
a. Nilai Realisasi Penanaman Modal
Gambar 3. Perbandingan Realisasi Investasi Tahun 2015 dan Target Tahun 2016 dengan Realisasi Investasi Tahun 2016
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa capaian target nilai realisasi penanaman modal Tahun 2016 yaitu sebesar Rp612,8 triliun atau 103,0% dari target yang telah
545,4
594,8
612,8
500 520 540 560 580 600 620
Realisasi 2015 Target 2016 Realisasi 2016
Rp Triliun
No. INDIKATOR KINERJA Satuan Target Realisasi Kinerja Kategori
1 Nilai realisasi
penanaman modal Triliun (Rp) 594,78 612,8 103% Sangat Baik
2
Rasio Realisasi penanaman modal di luar Jawa
% 49,10% 46,4%
(284,1 triliun) 94,5% Baik
3 Rasio Realisasi
PMDN % 35,00% 35,28%
(216,2 triliun) 100,8% Sangat Baik
LAPORANKINERJATAHUN2016 22| BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
ditetapkan yaitu sebesar Rp594,8 triliun, yang terdiri dari realisasi investasi PMDN sebesar 216,2 triliun dan realisasi PMA sebesar Rp396,6 triliun. Nilai realisasi investasi Tahun 2016 ini meningkat 12,36% dibanding realisasi investasi pada Tahun 2015 yaitu sebesar Rp 545,5 triliun.
b. Rasio Penanaman Modal di Luar Jawa
Pada periode Januari–Desember Tahun 2016, realisasi investasi di Pulau Jawa sebesar Rp328,62 triliun (104,79%) dan realisasi investasi di luar Pulau Jawa sebesar Rp284,18 triliun (101,07%). Apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada Tahun 2015 sebesar Rp248,7 triliun terjadi peningkatan realisasi investasi di luar Pulau Jawa sebesar 14,27%. Grafik persebaran realisasi investasi Jawa dan Luar Jawa pada Tahun 2016 dibandingkan dengan Tahun 2015 dapat dilihat pada Grafik 4 dibawah ini.
Realisasi Penanaman Modal Tahun 2016
sebesar Rp612,8 triliun atau 103% dari
target
LAPORANKINERJATAHUN2016 BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
23
Gambar 4. Persebaran Nilai Realisasi Investasi Jawa Dan Luar Jawa
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa secara persentase persebaran investasi di Luar Jawa pada Tahun 2016 Rp284,1 triliun (46,4 %) naik apabila dibandingkan dengan tahun 2015 Rp248,7 triliun (45,6%). Tetapi apabila dilihat dari capaian realisasi investasi Luar Jawa Tahun 2016 terjadi peningkatan Rp35,4 triliun atau 12,4% dari Tahun 2015. Hal ini cukup menggembirakan karena memberikan gambaran bahwa upaya pemerintah dalam mendorong pemerataan investasi di Luar Jawa menunjukkan hasil yang positif.
c. Rasio Penanaman Modal Dalam Negeri
Capaian realisasi penanaman modal dalam negeri pada Tahun 2016 juga meningkat apabila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Realisasi investasi PMDN pada Tahun 2016 mencapai Rp216,2 Triliun atau mencapai 35,3% dari total realisasi investasi secara nasional (PMDN dan PMA).
296,7 T (54,4%)
328,7 T (53,6%)
248,7 T (45,6%)
284,1 T (46,4%)
50 100 150 200 250 300 350
2015 2016
RP TRILIUN
Jawa Luar Jawa
LAPORANKINERJATAHUN2016 24| BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
Nilai realisasi investasi PMDN tersebut meningkat 12,4%
dari Tahun 2015 (Rp179,4 Triliun). Persentase peningkatan realisasi PMDN tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan dengan peningkatan realisasi PMA pada Tahun 2016.
Capaian realisasi PMA pada tahun 2016 adalah sebesar Rp396,6 Triliun yang apabila dibandingkan dengan tahun 2015 (Rp365,9 Triliun) maka terjadi peningkatan sebesar 20,5%. Perbandingan realisasi PMDN dan PMA pada Tahun 2015 dan 2016 dapat dilihat pada Grafik berikut:
Gambar 5. Perbandingan Realisasi Investasi PMDN dan PMA Tahun 2015 dan Tahun 2016
Adapun target realisasi investasi per provinsi dapat dilihat pada Tabel berikut:
179,4 T (32,9%)
216,2 T (35,3%) 365,9 T
(67,1%)
396,6 T (64,7%)
50 100 150 200 250 300 350 400 450
2015 2016
RP TRILIUN
PMDN PMA
LAPORANKINERJATAHUN2016 BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
25
Tabel 7. Target dan Realisasi Investasi PMA dan PMDN Per Provinsi Tahun 2016
No Provinsi (Rp triliun) Target Realisasi
(Rp triliun) (%) Kategori
WILAYAH JAWA
1 DI Yogyakarta 0,98 1,22 124,49 Sangat Baik
2 DKI Jakarta 74,07 58,74 79,30 Baik
3 Jawa Barat 91 105,27 115,68 Sangat Baik
4 Jawa Tengah 27,55 38,18 138,58 Sangat Baik
5 Banten 50 52,3 104,60 Sangat Baik
6 Jawa Timur 70 72,91 104,16 Sangat Baik
TOTAL JAWA 313,60 328,62 104,79 Sangat Baik
WILAYAH LUAR JAWA
Sumatera
7 Aceh 6,47 4,3 66,46 Cukup
8 Bengkulu 2,04 1,71 83,82 Baik
9 Jambi 3,8 4,72 124,21 Sangat Baik
10 Bangka Belitung 2,61 2,92 111,88 Sangat Baik 11 Kepulauan Riau 11,37 7,6 66,84 Cukup 12 Lampung 3,5 7,21 206,00 Sangat Baik 13 Riau 18,5 18,51 100,05 Sangat Baik 14 Sumatera Barat 3,8 4,88 128,42 Sangat Baik 15 Sumatera Selatan 20,62 46,78 226,87 Sangat Baik 16 Sumatera Utara 16,5 18,76 113,70 Sangat Baik TOTAL SUMATERA 89,21 117,39 131,59 Sangat Baik
Kalimantan
17 Kalimantan Barat 16,49 17,65 107,03 Sangat Baik 18 Kalimantan Selatan 16,57 9,58 57,82 Kurang 19 Kalimantan Tengah 15,12 13,77 91,07 Baik 20 Kalimantan Timur 30,16 22,49 74,57 Cukup 21 Kalimantan Utara 25,03 5,55 22,17 Buruk
TOTAL
KALIMANTAN 103,37 69,04 66,79 Cukup
LAPORANKINERJATAHUN2016 26| BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
No Provinsi (Rp triliun) Target Realisasi
(Rp triliun) (%) Kategori
SULAWESI
22 Sulawesi Utara 2,5 10,31 412,40 Sangat Baik 23 Sulawesi Tengah 14,5 22,99 158,55 Sangat Baik 24 Sulawesi Selatan 12 8,43 70,25 Cukup 25 Sulawesi Tenggara 8 6,94 86,75 Baik 26 Gorontalo 1,08 2,38 220,37 Sangat Baik 27 Sulawesi Barat 1,55 0,37 23,87 Buruk
TOTAL SULAWESI 39,63 51,42 129,75 Sangat Baik
Bali & Nusa
Tenggara
28 Bali 7,6 6,65 87,50 Baik
29 NTB 6,2 7,35 118,55 Sangat Baik
30 NTT 1,47 1,62 110,20 Sangat Baik
TOTAL BALI &
NUSA TENGGARA 15,27 15,62 102,29 Sangat Baik
Maluku
31 Maluku 0,92 1,42 154,35 Sangat Baik 32 Maluku Utara 6,2 6,02 97,10 Baik
TOTAL MALUKU 7,12 7,44 104,49 Sangat Baik
Papua
33 Papua Barat 4,85 7,05 145,36 Sangat Baik
34 Papua 21,73 16,22 74,64 Cukup
TOTAL PAPUA 26,58 23,27 87,55 Baik TOTAL LUAR JAWA 281,18 284,18 101,07 Sangat Baik
TOTAL TARGET &
REALISASI
INVESTASI 594,80 612,80 103,03 Sangat Baik
LAPORANKINERJATAHUN2016 BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
27 Capaian “Sangat Baik” yang dicapai oleh beberapa provinsi tersebut di atas disebabkan oleh terealisasinya beberapa proyek besar, antara lain:
Proyek panas bumi PT. Pertamina Geothermal Energy di Provinsi Lampung terealisasi sebesar Rp2,8 Triliun;
Proyek Pulp and Paper PT. Oki Pulp and Paper Mills (Sinarmas Group) di Provinsi Sumatera Selatan terealisasi sebesar Rp38 triliun;
Di Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu pabrik gula PT.
Sukses Mantap Sejahtera dan pertambangan PT. Amman Mineral Nusa Tenggara;
Proyek listrik terapung (kapal listrik) sebesar US$ 200 juta di Provinsi Sulawesi Utara;
Proyek pertambangan dan smelter nikel PT. Bintang Delapan Mineral di Provinsi Sulawesi Tengah;
Proyek pertambangan smelter nikel PT. Feni Haltim dan PT.
Megah Surya Pertiwi serta smelter tembaga PT. Batutua Tembaga Raya di Provinsi Maluku;
Proyek pabrik Semen Manokwari PT. SDIC Papua Cement Indonesia dan PT. Freeport Indonesia di provinsi Papua Barat.
Capaian “Buruk” yang dicapai oleh 2 provinsi disebabkan oleh tingginya perencanaan/target realisasi investasi, adanya beberapa proyek yang tertunda, dan kendala dalam pengumpulan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM).
LAPORANKINERJATAHUN2016 28| BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
Selanjutnya realisasi investasi PMDN dan PMA berdasarkan sektor usaha dapat dilihat dalam gambar berikut itu:
1. Kumulatif realisasi investasi periode Januari sampai dengan Desember 2016 sebesar Rp612,8 triliun, terdiri dari realisasi PMDN sebesar Rp216,2 triliun dan realisasi PMA sebesar Rp396,6 triliun.
2. Realisasi PMDN berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah : Industri Makanan (Rp32,0 triliun); Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi (Rp30,1 triliun); Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi (Rp26,8 triliun); Listrik, Gas dan Air (Rp22,8 triliun);
dan Tanaman Pangan Perkebunan (Rp21,0 triliun).
Gambar 6. Realisasi Investasi PMDN Berdasarkan Sektor Usaha
LAPORANKINERJATAHUN2016 BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
29 3. Realisasi PMDN berdasarkan lokasi proyek (5 besar) adalah : Jawa Timur (Rp46,3 triliun); Jawa Barat (Rp30,4 triliun); Jawa Tengah (Rp24,1 triliun);
Banten (Rp12,4 triliun); dan DKI Jakarta (Rp12,2triliun).
Gambar 7. Realisasi Investasi PMDN Berdasarkan Lokasi Proyek
4. Realisasi PMA berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah: Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik (US$ 3,9 miliar); Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi (US$ 2,9 miliar);
Industri Kertas, Barang dari kertas dan Percetakan (US$ 2,8 miliar); Pertambangan (US$ 2,7 miliar); dan Industri Alat Angkutan dan Transportasi Lainnya (US$ 2,4 miliar). Sedangkan apabila seluruh sektor industri digabung maka terlihat industri memberikan kontribusi sebesar US$ 16,7 miliar atau 57,6% dari total PMA.
LAPORANKINERJATAHUN2016 30| BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
Gambar 8. Realisasi Investasi PMA Berdasarkan Sektor Usaha
5. Realisasi PMA berdasarkan asal negara (5 besar)
adalah Singapura (US$ 9,2 miliar); Jepang (US$ 5,4 miliar); Belanda (US$ 5,1 miliar); Tiongkok (US$ 2,7 miliar) dan Hong Kong RRT (US$ 2,2 miliar).
Gambar 9. Realisasi Investasi PMA Berdasarkan Asal Negara
LAPORANKINERJATAHUN2016 BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
31 6. Realisasi investasi berdasarkan Wilayah pada periode
Januari sampai dengan Desember 2016 adalah:
a. Wilayah Sumatera dengan realisasi investasi sebesar Rp117,6 triliun (19,2%), terdiri dari PMDN sebesar Rp39,8 triliun dan PMA sebesar US$ 5,7 miliar.
b. Wilayah Jawa dengan realisasi investasi sebesar Rp328,7 triliun (53,6%), terdiri dari PMDN sebesar Rp126,4 triliun dan PMA sebesar US$
14,8 miliar.
c. Wilayah Kalimantan dengan realisasi investasi sebesar Rp68,8 triliun (11,2%), terdiri dari PMDN sebesar Rp33,6 triliun dan PMA sebesar US$ 2,6 miliar.
d. Wilayah Sulawesi
dengan realisasi investasi
sebesar Rp51,3 triliun (8,4%), terdiri dari PMDN sebesar Rp13,6 triliun dan PMA
sebesar US$ 2,8 miliar.
Sumatera;
117,6 T
Jawa;
328,7 T Kalimantan;
68,8 T Sulawesi;
51,3 T Bali & Nusa
Tenggara;
15,7 T
Maluku &
Papua; 30,7 T
Gambar 10. Realisasi Investasi Berdasarkan Wilayah
LAPORANKINERJATAHUN2016 32| BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
e. Wilayah Bali dan Nusa Tenggara dengan realisasi investasi sebesar Rp15,7 triliun (2,6%), terdiri dari PMDN sebesar Rp2,6 triliun dan PMA sebesar US$ 0,9 miliar.
f. Wilayah Maluku dan Papua dengan realisasi investasi sebesar Rp30,7 triliun (5,0 %), terdiri dari PMDN sebesar Rp0,3 triliun dan PMA sebesar US$ 2,2 miliar.
2. Sasaran Strategis 2
“Meningkatnya kualitas pelayanan penanaman modal yang prima dan responsif melalui PTSP Pusat”
Dalam rangka mengukur tercapainya sasaran 2
“meningkatnya kualitas pelayanan penanaman modal yang prima dan responsif melalui PTSP Pusat”, pada bulan Juni 2016 dan bulan Desember Tahun 2016 Badan Koordinasi Penanaman Modal telah melakukan survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap stakeholders (pengguna layanan).
Tujuan pelaksanaan Survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Badan Koordinasi Penanaman Modal adalah:
a. Mengidentifikasi kelemahan atau kekuatan dari masing- masing unit penyelenggara pelayanan publik dan menganalisis unsur layanan apa yang sudah dan faktor layanan apa yang perlu ditingkatkan;
LAPORANKINERJATAHUN2016 BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
33 b. Mengukur secara berkala tingkat kepuasan pengguna layanan pada penyelenggaraan pelayanan yang telah dilaksanakan oleh semua unit layanan publik di Badan Koordinasi Penanaman Modal;
c. Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan langkah perbaikan pelayanan;
d. menganalisis keterkaitan antara kinerja unsur-unsur layanan dan tingkat kepuasan pengguna layanan (stakeholders) Badan Koordinasi Penanaman Modal.
e. Sebagai umpan balik dalam memperbaiki layanan sehingga masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam mengawasi pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan publik.
Hasil survei tersebut menunjukkan informasi berikut:
Tabel 8. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas Pelayanan Penanaman Modal pada PTSP Pusat di BKPM
Semester I Tahun 2016
INDIKATOR KINERJA Target Realisasi* Kinerja (%) Kategori Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM) atas pelayanan penanaman modal pada PTSP Pusat di BKPM
3,15 dari skala 4
3,10 dari skala 4 (setara 77,38)
98,41 Baik
*Berdasarkan pengukuran keseluruhan kuesioner (150 kuesioner) yang telah diisi oleh responden.
LAPORANKINERJATAHUN2016 34| BADANKOORDINASIPENANAMANMODAL
Tabel 9 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas Pelayanan Penanaman Modal pada PTSP Pusat di BKPM
Semester II Tahun 2016
INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Kinerja (%) Kategori Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM) atas pelayanan penanaman modal pada PTSP Pusat di BKPM
3,15 dari skala 4
3,10 dari skala 4 (setara 77,38)
98,41 Baik
Berdasarkan pengukuran keseluruhan kuesioner (453 kuesioner) yang telah diisi oleh responden.
Survei kualitas penanaman modal pada periode Semester II (Juli-Desember) Tahun 2016 menyesuaikan dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Berdasarkan pengukuran keseluruhan kuesioner (453 kuesioner) yang telah diisi oleh responden terhadap kualitas ruang lingkup pelayanan, diperoleh hasil skor Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dengan angka Indeks sebesar 77,38 yang menunjukkan mutu pelayanan B dengan kategori BAIK, yaitu berada dalam nilai interval konversi Indeks Kepuasan Masyarakat 62,51 – 81,25.
Berdasarkan penilaian terhadap survei yang telah dilaksanakan, diperoleh hasil sebagai berikut: