ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN
SECARA E-FILING (STUDI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT)
OLEH :
NAMA : MICKE PRATIWI NIM : 162600029
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Bagi Mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2019
Pajak merupakan pendapatan Negara yang cukup potensial untuk menunjang keberhasilan pembangunan nasional. Penerimaan dari sektor pajak merupakan sumber penerimaan Negara terbesar. Banyak cara yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan penerimaan Negara dari sektor pajak salah satunya adalah dengan membuat sistem online untuk pelaporan pajak yaitu E-Filing (electronic filing). E-Filing merupakan suatu cara penyampaian SPT Tahunan PPh secara elektronik yang dilakukan secara online melalui internet pada laman (website) DJP online (http://djponline.pajak.go.id ) atau penyedia SPT elektronik.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui penerapan e-filing dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan dan untuk mengetahui kendala-kendala serta upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan SPTnya.
Metode yang digunakan adalah kualitatif yang menggunakan metode wawancara untuk mendapatkan data primer penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah wajib pajak yang melaporkan SPTnya secara e-filing dari tahun 2017 ke tahun 2019 mengalami peningkatan di setiap tahunnya, jumlah wajib pajak yang melaporkan SPT menunjukkan hasil yang maksimal, terbukti dengan persenta dari pelaporan SPT secara E-filing
Kata Kunci; E-filing, kepatuhan Wajib Pajak, Pelaporan SPT
Tax is considering as national income that potential for the success of national development. Tax is one of the bigges sources of national income. Tax authorities are having many ways to increase national income from the tax sector, one is to create an online system for reporting that E-filing (Electronik Filing). E-filing an Annual income tax return for the submission of electronically conducted online via the internet on the page (website) online DJP (http://djponline.pajak.go.id) or electronic tax return provider.
The aim of the study was to assess the implementation of e-filing in improving compliance with an individual taxpayer in the annual tax return and to identify the constraints and the efforts taken to taxpayer compliance in reporting SPT.
The method used is qualitative using interviews to obtain primarydata research.
The results of this study showed that the number of taxpayer who report in an e-filing SPT From 2017 to 2019 increased in every year, the number of taxpayer who report the SPT show results, as evidenced by the percentage of tax returns reporting by e-filing.
Keywords: E-filing, taxpayer compliance, reporting SPT
penulis dapat menyelesaikan pembuatan Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Adapun judul yang saya angkat adalah Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang pribadi Dalam pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Secara E-Filing (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang terbaik dengan berbagai usaha dan perjuangan. Namun sebagai manusia penulis menyadari bahwa penulis masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna dalam penulisan tugas akhir ini, penulis mengharapkan berbagai kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun terselenggaranya penulisan ini.
Dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr.Muryanto Amin,S.Sos,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Husni Thamrin ,S.Sos,M.SP selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Rizal Iskandar Batubara,SE.Ak,M.Si selaku dosen pembimbing dimana telah meluangkan segenap waktunya untuk memberikan bimbingan, petujuk dan pengetahuan kepada penulis.
5. Bapak dan Ibu staf pengajar di D III Administrasi Perpajakan FISIP USU yang telah membina dan member ilmu kepada penulis selama menjalani masa perkuliahan.
6. Untuk Bang Firman yang telah membantu dalam Bagian Adminitrasi selama penulisan Tugas Akhir ini.
7. Seluruh pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat terutama pada Staff Pajak bagian PDI yang telah membantu memberikan data dan informasi.
8. Terima kasih untuk keluarga penulis khususnya kepada orang tua penulis bapak DARWIS dan ibu TISNAWATI yang telah memberikan doa, dukungan moral, materil, semangat dan segala sesuatu yang penulis butuhkan.
9. Terima kasih untuk Elsa Darma Putri adik semata wayang penulis atas dukungan selama ini.
10. Teman seperjuangan yaitu Suci Astari, Friska Jayanti, Maisarah, Naomi D Marpaung, Ignasia Helma Putri atas dukungan dan kebersamaannya selama ini.
11. Terima kasih kepada “BOYAH GROUP” yaitu Fatimahtul Zahra, Ilma Zakiah, Vesti Ismalinda kalian yang telah menjadi tempat peluapan kegilaan
14. Seluruh teman-teman lama mulai dari Alumni SMP, SMA yang telah memberikan semangat sekaligus mendesak untuk wisuda.
Akhir kata penulis harap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita maupun pihak lain yang memerlukannya.
Medan , Mei 2019 Penulis
MICKE PRATIWI NIM : 162600029
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….…. 1
B. Rumusan Masalah ……….………....6
C. Tujuan dan Manfaat ………...……….…..7
D. Uraian Teoritis ………...……….……. 9
E. Metode Penulisan ………...………...17
F. Metode Penelitian ………..………. 18
G. Sistematika Penulisan ….………... 20
BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT A. Sejarah Terbentuknya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat...22
B. Visi Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ... 24
C. Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ... 24
D. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ... 24
E. Tugas Pokok Serta Fungsi Setiap Seksi ... .26
BAB III HASIL PENELITIAN A. Ketentuan Umum ... 31
Medan Barat ... 32 D. Data Wajib Pajak Orang Pribadi Mengenai Sasaran E-filing, TargetE-filing
dan Realisasi E-filing ... 33
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengaruh E-filling Terhadap Tingkat Kepetuhan Pelaporan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi ... 36
B. Kendala-Kendala Dalam Penerapan E-filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ... 37
C. Upaya Peningkatan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Pelaporan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Dengan
Menggunakan E-filing ... 38 BAB V PENUTUP
A. Simpulan ... 40 B. Saran ... 42 DAFTAR PUSTAKA
Table 2.1 Jumlah Pegawai KPP Pratama Medan Barat ... 25 Tabel 2.2 Wilayah Kerja Seksi Pengawasan Dan Konsultasi ... 30 Tabel 3.1 Data Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP
Pratama Medan barat... 32 Tabel 3.2 Realisasi Surat pemberitahuan Orang Pribadi pada KPP
Pratama Medan Barat ... 32 Tabel 3.3 Data Wajib Pajak Orang Pribadi yang Terdaftar Wajib
SPT ... 33 Tabel 3.4 Data Sasaran Target dan Realisasi Wajib Pajak Orang
Pribadi tahun 2017 ... 34 Tabel 3.5 Data Sasaran Target dan Realisasi Wajib Pajak Orang
Pribadi tahun 2018 ... 34 Tabel 3.6 Data Sasaran Target dan Realisasi Wajib Pajak Orang
Pribadi tahun 2019 ... 34
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISIDAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……….…. 1
B. Rumusan Masalah ……….………....6
C. Tujuan dan Manfaat ………...……….…..7
D. Uraian Teoritis ………...……….……. 9
E. Metode Penulisan ………...………...17
F. Metode Penelitian ………..………. 18
G. Sistematika Penulisan ….………... 20
BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT A. Sejarah Terbentuknya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat...22
B. Visi Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ... 24
C. Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ... 24
D. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ... 24
E. Tugas Pokok Serta Fungsi Setiap Seksi ... .26
BAB III HASIL PENELITIAN A. Ketentuan Umum ... 31
B. Pengertian Pajak Penghasilan ... 31
D. Data Wajib Pajak Orang Pribadi Mengenai Sasaran E-filing, TargetE- filing dan Realisasi E-filing ... 33 BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengaruh E-filling Terhadap Tingkat Kepetuhan Pelaporan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi ... 36 B. Kendala-Kendala Dalam Penerapan E-filing di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Barat ... 37 C. Upaya Peningkatan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Pelaporan
SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Dengan
Menggunakan E-filing ... 38 BAB V PENUTUP
A. Simpulan ... 40 B. Saran ... 42
DAFTAR PUSTAKA
Table 2.1 Jumlah Pegawai KPP Pratama Medan Barat ... 25 Tabel 2.2 Wilayah Kerja Seksi Pengawasan Dan Konsultasi ... 30 Tabel 3.1 Data Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP
Pratama Medan barat... 32 Tabel 3.2 Realisasi Surat pemberitahuan Orang Pribadi pada KPP
Pratama Medan Barat ... 32 Tabel 3.3 Data Wajib Pajak Orang Pribadi yang Terdaftar Wajib
SPT ... 33 Tabel 3.4 Data Sasaran Target dan Realisasi Wajib Pajak Orang
Pribadi tahun 2017 ... 34 Tabel 3.5 Data Sasaran Target dan Realisasi Wajib Pajak Orang
Pribadi tahun 2018 ... 34 Tabel 3.6 Data Sasaran Target dan Realisasi Wajib Pajak Orang
Pribadi tahun 2019 ... 34
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan dalam pasal 1 ayat 1 yang berbunyi bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Pajak yang diterima dari masyarakat tersebut dialokasikan untuk membiayai Negara dan pembangunan nasional. Selain itu pajak juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat melalui perbaikan dan penambahan pelayanan publik, mengalokasikan pajak tidak hanya untuk rakyat pembayar pajak juga untuk kepentingan rakyat yang tidak wajib membayar pajak.
Pemungutan pajak memang bukan suatu pekerjaan yang mudah, disamping peran serta aktif dari petugas perpajakan, juga dituntut kemauan dari para wajib pajak itu sendiri. Dimana menurut undang-undang perpajakan sistem pemungutan pajak terdiri dari 3 bagian yaitu sebagai berikut:
a. Official Assessment System
Adalah sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundng-undangan perpajakan yang
berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif serta kegiatan menghitung dan memungut pajak sepenuhnya berada di tangan para aparatur perpajakan
b. Self Assessment System
Adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang wajib Pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Dalam hal ini inisiatif serta kegiatan menghitung dan memungut pajak sepenuhnya berada di tangan Wajib Pajak. Dalam hal ini Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk;
1) Menghitung sendiri pajak yang terhutang 2) Memperhitungkan sendiri pajak yang terhutang 3) Membayar sendiri jumlah pajak yang terhutang 4) Melaporkan sendiri jumlah pajak yang terhutang 5) Mempertanggungjawabkan pajak yang terhutang c. With Holding System
Adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terhutang oleh Wajib Pajak sesuai dengan perturan perundang-undangan yang berlaku.
Penunjukan pihak ketiga ini dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan perpajakan, keputusan presiden, dan peraturan lainnya untuk memotong serta memungut pajak, menyetor, dan mempertanggungjawabkan melalui sarana perpajakan yang tersedia.(Resmi 2017:155)
Indonesia sendiri, saat ini menganut sistem perpajakan yaitu Self Assessment System. Jadi,setiap wajib pajak menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya hutang pajaknya. Dalam melaporkan SPT-nya wajib pajak dapat melaporkan dengan cara manual atau secara online:
a. Secara Manual
Penyampaian SPT secara manual dapat dilakukan secara langsung di beberapa tempat resmi yang ditentukan oleh ditjen pajak, mulai dari Tempat Pelayanan Terpadu yaitu kantor tempat wajib pajak terdaftar, dan Kantor Pelayanan Pajak selain tempat wajib pajak terdaftar hingga tempat kusus seperti pojok pajak atau mobil pajak yang disediakan oleh Ditjen pajak untuk menerima SPT tahunan. Selain mendatangi langsung tempat tersebut pelaporan SPT secara manual juga dapat dilakukan melalui pos atau jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat ke KPP tempat wajib pajak terdaftar.
b. Secara Online
Pelaporan pajak secara online terbagi 2 yaitu e-filing dan e-form:
i. E-filing
E-filing adalah sebuah layanan pengirimana atau penyampaian SPT secara elektronik baik untuk orang pribadi maupun padan ke Diktorat Jenderal Pajak menggunan jaringan internet melalui ASP (Application Service Provider) atau penyedia jasa aplikasi lainnya, sehingga WP tidak perlu lagi melakukan pencetakan semua formulir laporan.
ii. E-form
e-form merupakan layanan laporan SPT Tahunan yang memadukan prosedur manual dengan online.
Terdapat banyak kendala-kendala wajib pajak dalam melaporkan SPT secara manual mulai dari waktu mengurus pelaporan pajak yang dapat memakan waktu sampai berhari-hari. Bahkan saat datang ke Kantor Pelayanan Pajak untuk melaporkan SPT, kita juga harus antri terlebih dahulu. Begitu juga dengan jarak tempuh kita ke KPP yang bagi sebagian orang tidaklah dekat. Oleh sebab itu, pemerintah dalam hal dimaksud adalah Direktorat Jenderal Pajak berupaya memecahkan masalah tersebut dengan menggunakan e-filing dalam hal pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan 21 Orang Pribadi.
Penyampaian SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi melalui e-filing sudah dilakukan sejak tahun 2013 dengan menggunakan formulir 1770s dan 1770ss. Hal tersebut di atur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER – 26/PJ/2012 tentang Tata Cara Penerimaan Dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 2013. Dalam peraturan tersebut diatur bahwa wajib pajak dapat menyampaikan SPT Tahunan dengan cara langsung, melalui pos, melalui jasa ekspedisi atau jasa kurir serta juga dapat dengan e-filing pada website DJP.
Direktorat jenderal pajak kementrian keuangan mencatat terjadi peningkatan rasio kepatuhan dalam pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan pada tahun 2017 setelah berakhirnya waktu pelaporan SPT wajib pajak orang pribadi. Realisasi rasio kepatuhan SPT orang pribadi tahun 2018 sebesar 68,9 %. Angka ini jauh lebih baik
dari periode yang sama tahun 2017 sebesar 59,9 %. Mengenai peningkatan pelaporan SPT wajib pajak orang pribadi didapati pertumbuhan perlaporan SPT secara e-filing sebesar 21,6 %. Sedangkan pertumbuhan pelaporan SPT secara manual sebesar 12 %.
Pelaporan SPT secara manual turun secara signifikan (www.pajak.go.id).
Dengan meningkatnya pelaporan SPT secara e-filing dapat disebakan karena banyaknya keuntungan dalam menggunakan e-filing diantaranya sbb:
1. Mudah dan Praktis
2. Hadirnya sistem eFiling untuk penyampaian SPT Badan sangat membantu wajib pajak dalam menghemat waktu menyelesaikan kewajibannya. Wajib pajak tidak perlu lagi datang ke KPP untuk melaporkan SPT.
3. Bukti Pelaporan Sah
4. Membantu memangkas biaya dan waktu yang dibutuhkan wajib pajak untuk mencetak, mempersiapkan, memproses, memverifikasi, dan melaporkan SPT ke KPP secara benar dan tepat karna semua dilakukan secara online.
5. Penggunaan aplikasi yang mudah, hanya memerlukan sambungan internet.
6. Keamanan kerahasiaan data yang tinggi karena hanya Direktorat Jenderal Pajak yang dapat membuka data tersebut.
Selain kelebihan pelaporan SPT dengan e-filing juga memiliki kelemahan diantaranya:
1. Pengiriman SPT digital melalui intrnet sering macet, segingga wajib pajak sering menyampaikan SPT digitalnya dalam bentuk disket langsung ke KPP.
2. Akses jalur koneksi internet di Indonesia yang masih belum optimal yang terkadang lambat bahkan terputus, maka wajib pajak harus mengulangnya dari awal lagi.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengambil judul “ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN (SPT) SECARA E- FILING STUDI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh e-filling terhadap tingkat kepetuhan pelaporan SPT Tahunan pajak penghasilan orang pribadi di kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat?
2. Apa saja kendala-kendala dalam penerapan e-filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat?
3. Bagaimana upaya peningkatan kesadaran wajib pajak terhadap pelaporan SPT Tahunan pajak penghasilan orang pribadi dengan menggunakan e- filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat?
C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
a) Untuk mengetahui pengaruh e-filling terhadap tingkat kepetuhan pelaporan SPT Tahunan pajak penghasilan orang pribadi di kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat
b) Untuk mengetahui kendala-kendala dalam penerapan e-filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.
c) Untuk mengetahui bagaimana upaya peningkatan kesadaran wajib pajak terhadap pelaporan SPT Tahunan pajak penghasilan orang pribadi dengan menggunakan e-filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.
2. Manfaat
Adapun manfaat dari dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Mahasiswa
i. Memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
ii. Menambah wawasan tentang perpajakan pada dunia kerja secara nyata.
iii. Melatih kempuan diri untuk mengatasi kondisi di teori perkuliahan dengan kondisi dilapangan.
b. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU
i. Mempererat hubungan kerja sama antara Program studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU dengan kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.
ii. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan dari lembaga pendidikan khususnya Universitas Sumatera Utara.
c. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat
i. Mempererat hubungan antara Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat dengan lembaga pendidikan khususnya Universitas Sumatera Utara.
ii. Membantu membentuk jiwa kerja yang unggul dan tenaga kerja terampil yang sesuai dengan keahliannya yang nantinya merupakan tenaga ahli yang siap pakai sesuai dengan ilmu yang dimiliki.
d. Bagi Masyarakat
i. Sebagai sarana informasi bagi masyarakat dalam memudahkan masalah perpajakan.
ii. Sebagai sarana informasi bagi masyarakat untuk mengetahui
D. Uraian Teoritis 1. Pajak
1.1 pengertian pajak menurut para ahli
Pajak merupakan sebuah prestasi yang dicapai oleh pemerintah yang terhutang dengan melalui berbagai norma serta dapat untuk dipaksakan tanpa adanya kontra prestasi dari masing-masing individual. Maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah (Smeeths). Menurut pendapat lain pajak adalah iuran atau pungutan rakyat kepada pemerintah dengan berdasarkan Undang-Undang yang berlaku atau peralihan kekayaan dari sektor swasta kepada sektor publik yang dapat untuk dipaksakan serta yang langsung ditunjuk dan dipakai gunakan untuk membiayai kebutuhan negara (rochmat Soemitro).
1.2 Fungsi pajak
Pajak memiliki kegunaan dan manfaat pokok dalam meningkatkan kesejahteraan umum. Maka, fungsi pajak tidak terlepas dari tujuan pajak, sementara tujuan pajak tidak terlepas dari tujuan Negara. Dengan demikian, tujuan pajak itu harus diselaraskan dengan tujuan Negara menjadi landasan tujuan pemerintah.
Fungsi pajak terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:
a. Fungsi Anggaran (Budgetair). Pajak sebagai pendapatan Negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-prngeluaran Negara.
b. Fungsi Mengatur (Regulerend). Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan.
2. Surat Pemberitahuan (SPT)
Surat pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/ atau penyetoran pajak, objek pajak dan/ atau bukan objek pajak dan/ atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan Perundang- Undangan perpajakan.
Terdapat dua jenis SPT, yaitu sebagai berikut:
a. SPT Masa, yaitu surat pemberitahuan untuk suatu masa pajak. Surat ini
oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan atau pembayaran pajak yang terutang dalam suatu masa pajak pada suatu saat.
b. SPT Tahunan, yaitu surat pemberitahuan untuk suatu tahun pajak atau bagian tahun pajak. Surat ini oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak terhutang dalam satu tahun pajak.(Suandy:158)
Selain itu, SPT juga memiliki fungsi, antara lain sebagai berikut:
a. Bagi wajib pajak penghasilan
Sebagai sarana wajib pajak untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:
i. Melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu tahun pajak atau bagian tahun pajak.
ii. Melaporkan penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak.
iii. Melaporkan harta dan kewajiban.
iv. Melaporkan pembayaran dari pemotongan atau pemungut terhadap wajib pajak pribadi atau badan dari suatu masa pajak.
b. Bagi Pengusaha Kena Pajak
Sebagai sarana wajib pajak untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:
i. Melaporkan pengkreditan pajak masukan terhadap pajak keluaran.
ii. Melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh pengusaha kena pajak dan/ atau melalui pihak lain dalam satu masa pajak, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan.
c. Bagi Pemotong atau pemungut pajak
Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkan.
Kententuan-ketentuan dalam mengisi SPT adalah sebagai berikut:
i. Wajib Pajak wajib mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, jelas, dan menandatanganinya.
ii. Jika wajib Pajak badan, Surat Pemberitahuan harus ditandatangani oleh pengurus atau direksi.
iii. Jika Surat Pemberitahuan diisi dan ditandatangani oleh orang lain bukan Wajib Pajak, harus dilampiri surat kuasa khusus.
iv. Pengisi Surat Pemberitahuan Tahunan pajak Penghasilan oleh Wajib Pajak yang wajib melakukan pembukuan haru dilengkapi dengan laporan keuangan berupa neraca dan kaporan laba rugi serta keterangan-keterangan lain yang diperlukan untuk menghitung besarnya pajak Penghasilan Kena Pajak(Suandy:157).
Setelah melaporkan pajaknya, maka wajib pajak memperoleh bukti
a. Untuk secara langsung, bukti penerimaan berupa tanda penerimaan surat.
b. Untuk secara e-filing melalui ASP, bukti penerimaannya berupa Bukti Penerimaan Elektronik atau biasa disingkat BPE.
c. Untuk melalui pos adalah bukti pengiriman surat.
d. Untuk perusahaan jasa ekspedisi atau jasa ekspedisi adalah bukti berupa tanda penerimaan surat.
Untuk batas penyampaian SPT Tahunan pajak penghasilan wajib pajak orang pibadi, paling lama 3 bulan setelah akhir tahun pajak. Dan untuk SPT Tahunan pajak penghasilan wajib pajak badan adalah 4 bulan setelah akhir tahun pajak. Bagi wajib pajak orang pribadi ataupun wajib pajak badan yang tidak melaporkan ataupun terlambat melaporkan sesuai batas waktu yang telah ditentukan, akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda, antara lain:
a. SPT Tahunan pajak penghasilan orang pribadi sebesar 100 ribu rupiah.
b. SPT Tahunan pajak penghasilan badan sebesar 1 juta rupiah.
d. SPT Masa laiannya sebesar 100 ribu rupiah.
Tetapi, sanksi administrasi berupa denda tersebut tidak dikenakan terhadap wajib pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia, wajib pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, wajib pajak orang pribadi yang berstatus sebagai warga negara asing yang tidak tinggal lagi di Indonesia.(suandy:165)
3. E-filing
E-filing adalah suatu cara penyampaian Surat Pemberitahuan elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada website Direktorat Jenderal Pajak http://www.pajak.go.id atau penyedia layanan SPT elektronik atau Application Service Provider. DJP online adalah layanan pajak online yang disediakan oleh DJP melalui laman dan / atau aplikasi untuk perangkat bergerak.
Adapun penyedia layanan SPT elektronik merupakan pihak yang ditunjuk untuk menyelenggarakan layanan yang berkaitan dengan proses penyampaian e-filing ke DJP, yang meliputi penyedia aplikasi SPT elektronik dan penyalur SPT elektronik.(Suandy:161)
Dengan e-filing, kegiatan mengisi dan mengirim SPT Tahunan dapat dilakukan dengan mudah dan efisien, karena telah tersedia formulir elektronik di layanan pajak online yang akan memandu para pengguna layanan. Selain itu, layanan pajak online juga dapat diakses kapanpun dan di manapun, sehingga penyampaian SPT dapat dilakukan setiap saat selama 24 jam. Dengan e-filing, tidak perlu lagi dokumen fisik
berupa kertas, karena semua dokumen akan dikirim dalam bentuk dokumen elektronik.
Bagi pembayar pajak yang baru pertama kali menggunakan e-filing, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengajukan permohonan aktivasi Electronic Filing Identification Number atau biasa disingkat dengan EFIN, yaitu nomor identitas yang diterbitkan oleh DJP kepada pembayar pajak yang melakukan transaksi elektronik dengan DJP. Permohonan dapat diajukan ke Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP). Untuk pembayar pajak orang pribadi, permohonan aktivasi EFIN harus dilakukan sendiri oleh yang bersangkutan dan tidak diperkenankan untuk dikuasakan kepada pihak lain.
Sementara itu, untuk pembayar pajak badan, permohonan aktivasi EFIN dilakukan oleh pengurus yang ditunjuk untuk mewakili badan dalam rangka melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
Setelah memperoleh EFIN, langkah selanjutnya adalah mendaftarkan diri dengan membuat akun pada layanan pajak online di laman DJP Online atau laman penyedia layanan SPT elektronik. Siapkan data yang dibutuhkan untuk melakukan pendaftaran, yaitu Nomor Pokok Wajib Pajak atau biasa disingkat dengan NPWP dan EFIN . Setelah memasukkan NPWP, EFIN dan kode keamanan, kemudian klik
“verifikasi”. Selanjutnya, sistem akan secara otomatis mengirimkan identitas pengguna yaitu NPWP, password, dan link aktivasi melalui email yang telah didaftarkan. Klik link aktivasi tersebut. Setelah akun diaktifkan, login kembali dengan NPWP dan password yang sudah diberikan.
Langkah terakhir adalah mengisi dan mengirim SPT tahunan. Setelah masuk di layanan e-filing pada laman layanan pajak online, pilih “buat SPT”. Ikuti panduan yang diberikan, termasuk yang berbentuk pertanyaan. Isi SPT mengikuti panduan yang ada. Apabila SPT sudah dibuat, sistem akan menampilkan ringkasan SPT.
Untuk mengirim SPT tersebut, ambil terlebih dahulu kode verifikasi yang akan dikirim melalui email. Masukkan kode verifikasi tersebut, lalu klik “kirim SPT”.
Maka pelaporan SPT sudah selesai dan Bukti Penerimaan Elektronik akan dikirimkan ke email yang terdaftar.
Pemerintah melalui Surat Edaran (SE) Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Nomor 8 Tahun 2015 tentang Kewajiban Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi telah mewajibkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) , anggotaTentara Nasional Indonesia (TNI), dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi melalui e-filing. Selain itu, melalui surat edaran tersebut, pemerintah juga mewajibkan bendahara pemerintah untuk menerbitkan bukti pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 (Formulir 1721-A2) paling lambat satu bulan setelah tahun kalender berakhir.
Selain itu, dalam Surat Edaran tersebut, setiap pimpinan unit kerja diwajibkan untuk melakukan koordinasi dengan unit kerja DJP tempat bendahara pemerintah terdaftar sebagai wajib pajak sehingga pelaksanaan sosialisasi pelaporan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi melalui e-filing dapat berjalan dengan lancar. Aparatur Sipil Negara, Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Republik
perundang-undangan perpajakan tersebut akan dijatuhi hukuman sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Upaya peningkatan kesadaran wajib pajak dalam pelaporan SPT Tahunan orang pribadi sebagai berikut:
a) Melakukan sosialisasi
Dengan menanamkan pengertian dan pemahaman tentang pajak bisa diawali dari lingkungan keluarga sendiri yang terdekat, melebar kepada tetangga lalu dalam forum-forum tertentu dan ormas-ormas tertentu melalui sosialisasi. Dengan tingginya intensitas informasi yang diterima oleh masyarakat, maka dapat secara perlahan merubah mindset masyarakat tentang pajak kea rah yang positif.
b) Memberikan kemudahan dalam segala hal
Dengan meningkatkan mutu pelayanan kepada wajib pajak. Jika pelayanan kurang bagus atau kurang memuaskan maka akan menimbulkan keengganan dari wajib pajak tersebut untuk melaporkan SPT mereka.
c) Meningkatkan citra pemerintahan yang bagus
Dengan ini maka akan menimbulkan adanya rasa saling percaya antara pemerintah dan wajib pajak, sehingga kegiatan pembayaran pajak akan menjadi sebuah kebutuhan dan kerelaan bukan suatu kewajiban.
E. Metode Penulisan
Dalam pelaksanaan penulisan laporan tugas akhir ini, penulis akan melakukan metode-metode sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Yaitu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa sebelum melakukan penelitian adalah meliputi pemilihan judul, tema, objek dan lokasi penelitian, pengajuan judul penyusunan proposal, penentuan dosen pembimbing, diskusi dan konsultasi dengan dosen pembimbing serta pengajuan surat izin ke lokasi penelitian dari pihak Fakultas dan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
2. Studi Literatur
Merupakan kegiatan mencari data serta teori-teori yang berkaitan dengan tema dengan membaca landasan teori, menelaah buku, peraturan perundang-undangan di bidang Perpajakan, Peraturan Pemerintah maupun melalui internet
3. Observasi Lapangan
Melakukan pengamatan secara langsung sebagai suatu system tata kerja dan riset yang akan dilakukan oleh penulis pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat guna mendapatkan gambaran di bagian pelayanan mengenai masalah yang akan diteliti.
F. Metode Penelitian I. Jenis Data
Jenis data yang dikumpilkan oleh penulis adalah sebagai berikut:
a. Data Primer
Data yang diperoleh melalui wawancara terhadap orang-orang yang mampu memberikan masukan dan informasi mengenai tingkat kepatuhan wajib pajak dalam pelaporan SPT, pada bagian Pusat Data Informasi (PDI) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.
b. Data Sekunder
Data atau informasi yang diperoleh melalui studi literature seperti sumber-sumber pustaka, peraturan perundang-undangan, dokumentasi maupun literature lain yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan wajib pajak dalam pelaporan SPT, pada bagian Pusat Data Informasi (PDI) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.
c. Analisis dan Evaluasi Data
Setelah penulis mengumpulkan data yang diperlukan secara lengkap, maka penulis sudah dapat melakukan analis dengan cara menganalisa permasalahan dan kendala yang dihadapi dan mencari solusi atau jalan keluar yang tepat untuk memecahkan permasalahan tersebut.
II. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Pengamatan / Observasi
Kegiatan mengumpulkan data dan mencari data dengan cara langsung maupun tidak langsung terjun kelapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati dan mendengar informasi yang diperoleh tentang e- filing di bagian PDI Kantor Pelayan Pajak Pratama Medan Barat.
2. Wawancara
Kegiatan mengajukan beberapa pertanyaan dengan melakukan wawancara secara langsung dengan kepala seksi atau pegawai pajak di bagian PDI atau waskon 3 yang berpotensi mendukung hasil penulisan tugas akhir untuk memperoleh data yang dibutuhkan.
3. Dokumentasi
Mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar dokumentasi yang telah diperoleh dari KPP Pratama Medan Barat, serta melakukan pengamatan yang dilakukan berdasarkan bahan bacaan di perpustaka, Undang-Undang Perpajakan, struktur organisasi rencana kerja KPP Pratama Medan Barat dan sumber lain yang berhubungan dengan penulisan tugas akhir.
G. Sistematika Penelitian
Dalam pembahsan laporan ini penulis menyajikan pembahasan lima bab yang terdiri dari:
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini penulis menggambarkan mengenai keseluruhan isi dari laporan tugas akhir ini. Bab ini terdiri dari latar belakang tugas akhir, uraian teoritis, ruang lingkup tugas akhir, metode penulisan tugas akhir, dan sistematika penulisan.
BAB II Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat
Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang sejarah berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, visi, misi, dan moto Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, struktur organisasi, serta tugas dan fungsi dari KPP Medan Barat serta gambaran lain yang terkait dengan kantir Pelayanan Pajak Pratama medan Barat.
BAB III Gambaran Data
Pada bab ini berisi tentang teori pelaporan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi secara manual dan pelaporan SPT Tahunan PPh Wajin Pajak Orang Pribadi secara e-filing.
BAB IV Pembahasan dan Evaluasi Data
Pada bab ini membahas mengenai pengaruh e-filing terhadap tingkat kepatuhan pelaporan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Pasal 21 Orang Pribadi di KPP Medan Barat serta kendala yang dihadapi dalam penerapan e-filing dan upaya peningkatan kesadaran wajib pajak akan pentingnya pelaporan SPT Tahunan Setelah adanya e-filing.
BAB V Penutup
Dalam bab ini penulis mengemukakan 2 hal yaitu kesimpulan dan saran dari masalah yang telah dibahas yang merupakan suatu pemikiran penulis yang diharapkan dapat menjadi masukan dan bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
BAB II
GAMBARAN UMUM
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT A. Sejarah Terbentuknya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat
Perkembangan perpajakan di Indonesia mulai berkembang sejak zaman penjajahan kolonial Belanda, nama pajak dikenal dengan istilah carlogo vegansblasting (pajak penghasilan). Pelaksanaan pemungutan pajak dilakukan oleh suatu badan yang mengurus pemungutan pajak dari rakyat untuk negara berdasarkan Undang-Undang kolonial Belanda yang bernama De Inspective Van Financian. Pada saat penyerahan pemerintah penjajahan Belanda kepada pemerintah Jepang pada tanggal 9 Maret 1942, maka nama De Inspective Van Financian diganti menjadi Zaimubu, yaitu suatu badan dibawah pemerintah Jepang yang mengurus masalah keuangan.
Namun zaimubu tidak bertahan lama karena Jepang akhirnya menyerah kepada pihak sekutu dan Indonesia mengalami kekosongan kekuasaan sehingga dapat memproklamirkan kemerdekaannya tanggal 17 Agustus 1945. Nama zaimubu lalu berganti nama menjadi Kantor Inspeksi Keuangan. Kemudian pada tahun 1976 kantor inspeksi keuangan diubah lagi namanya menjadi kantor inspeksi pajak. Di Provinsi Sumatera Utara pada saat itu berdiri tiga kantor Inspeksi pajak yaitu:
1. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan 2. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara
3. Kantor Inspeksi Pajak Pematang Siantar
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.276/KMK/01/1989 tanggal 25 Maret 1989 tentang Organisasi dan Tata Usaha Direktorat Jenderal Pajak, maka Kantor Inspeksi Pajak diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak. Kemudian pada tanggal 29 Maret 1994 dikeluarkan Keputusan Menteri Keuangan No.
94/KMK/1994. Terhitung sejak tanggal 1 April 1994, Kantor Pelayanan Pajak di Medan dipecah Menjadi 4 Kantor Pelayanan Pajak yaitu:
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat di jalan Sukamulia No. 17-A 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur di jalan Diponegoro No. 30 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara di jalan Asrama No. 7 4. Kantor Pelayanan Pajak Binjai di Jalan Asrama no. 7 Medan
Sesuai dengan surat Keputusan Menteri Keuangan No. 443/KMK/01/2001 tanggal 23 Juli 2001 Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat dipecah menjadi dua yang berlaku sejak tanggal 25 januari 2002, yaitu:
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia
Mulai 1 Juni 2006 Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat berpindah alamat ke jalan Asrama No. 7-A Medan. Kemudian sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 132/PMK/01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No.
67/PMK.01/2008, tanggal 27 Mei 2008 Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat diubah menjadi Pratama dan dipecah menjadi dua yaitu:
1. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat 2. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Petisah B. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat
Adapun visi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat adalah menjadi Kantor Pelayanan Pajak Medern sebagai penghimpun pajak Negara yang handal dan dipercaya oleh masyarakat.
Sedangkan Misi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat adalah menyelenggarakan fungsi administrasi perpajakan dengan mengedepankan kepatuhan terhadap aturan yang didukung Sumber Daya Manusia yang propesional mempunyai integritas dan komitmen yang tinggi.
C. Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat
KPP Pratama Medan Barat merupakan Wilayah Direktorat Jendral Pajak (DJP) Sumatera Utara I. Dan wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat adalah Kecamatan Medan Barat yang terdiri dari 6 kelurahan, yaitu:
1. Kelurahan Glugur Kota 2. Kelurahan Kesawan 3. Kelurahan Pulo Brayan 4. Kelurahan Karang Berombak 5. Kelurahan Sei Agul
6. Kelurahan Silalas
D. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat
Struktur organisasi adalah suatu rangkaian sistematis yang mewujudkan pola
jawab dalam sistem kerjasama masing-masing seksi. Tujuan struktur organisasi ialah untuk membina keharmonisan kerja agar dapat dilaksanakan dengan teratur, baik untuk mencapai tujuan secara maksimal.
Distribusi pegawai dalam unit organisasi dan jabatan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat per 26 Juli 2019 sebanyak 12 bagian:
1. Kantor Pelayanan Pajak Pratama 2. Seksi Ekstentifikasi dan Penyuluhan 3. Seksi Pelayanan
4. Seksi Pemeriksaan 5. Seksi Penagihan
6. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 10. Seksi Pengolahan Data dan Informasi 11. Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal 12. Tim Fungsional Pemeriksaan Pajak
Table 2.1 Jumlah Pegawai KPP Pratama Medan Barat
N0 UNIT JUMLAH
PEGAWAI
1 KPP Pratama 1
2 Seksi Ekstentifikasi dan Penyuluhan 9
3 Seksi Pelayanan 13
4 Seksi Pemeriksaan 5
5 Seksi Penagihan 5
6 Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 7
7 Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 12
8 Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 12
9 Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 12
10 Seksi Pengolahan Data dan Informasi 5 11 Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal 10
12 Tim Fungsional Pemeriksaan Pajak 12
Sumber: Seksi Pengolahan Data Dan Informasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat,2019
E. Tugas Pokok Serta Fungsi Setiap Seksi
Kpp Pratama Medan Barat di pimpin oleh Kepela Kantor yang mempunyai tugas mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja KPP, mengkoordinasikan penyusunan rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi yang ada, dan mengkoordinasikan segala hal yang bersangkutan dengan rencana kerja yang telah ditargetkan oleh Kanwil. Kepala Kantor membawahi 12 seksi yang gambaran masing-masing seksi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Sub Bagian Dan Kepatuhan Internal (SUKI)
Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal mempunyai tugas:
a) melakukan urusan kepegawaian b) keuangan
c) tata usaha d) rumah tangga
e) pengelolaan kinerja pegawai
f) melakukan pemantauan pengendalian intern g) pemantauan pengelolaan resiko
h) pemantauan terhadap kepatuhan kode etik dan disiplin i) dan melakukan pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan j) melakukan penyusunan rekomendasi perbaikan proses bisnis.
b. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)
Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas sbb:
a) Melakukan pengumpulan, pencarian, pengolahan data, penyajian informasi perpajakan
b) Perekaman dokumen perpajakan
c) Melakukan Tata Usaha penerimaan perpajakan d) Melakukan pengalokasian Pajak Bumi dan Bangunan e) Melakukan dukungan teknis computer
f) Melakukan pemantauan aplikasi perpajakan
g) Melakukan pengolahan kinerja organisai dan pengelolaan risiko h) Melakukan tindak lanjur kerja sama perpajakan
c. Seksi Pelayanan
Adapun tugasnya sebagai berikut:
a) Melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan b) Melakukan penatausahaan dan penyimpanan dokumen perpajakan c) Melakukan penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan
d) Melakukan penyelesaian permohonan konfirmasi status Wajib pajak e) Melaksanakan pendaftaran wajib Pajak dan objek pajak dan/ atau
pengukuhan pengusaha kena pajak d. Seksi Penagihan
Adapun tugas seksi penagihan sebagai berikut:
a) Melakukan penagihan tunggakan pajak b) Melakukan penatausahaan piutang pajak
c) Melakukan penyelesaian permohonan penundaan dan/ atau angsuran tunggakan pajak
d) Melakukan usulan penghapusan piutanng pajak dan sanksi administrasi perpajakan
e) Melakukan penatausahaan dan menyimpan dokumen penagihan e. Seksi Pemeriksaan
Adapun tugas seksi pemeriksaan sbb:
a) Melakukan penyusunan rencana pemeriksaan
b) Melakukan pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan
c) Melakukan penerbitan dan penyaluran surat perintah pemeriksaan pajak
e) Melaksanakan pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas pemeriksaan pajak yang ditunjuk kepala kantor
f. Seksi Ekstensifikasi Dan Penyuluhan Perpajakan
Adapun tugas seksi ekstensifikasi dan penyuluhan perpajakan sbb:
a) Melakukan pemberian dan/ atau penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak
b) Pengukuhan dan/ atau pencabutan pengusaha kena pajak
c) Pemberian dan/ atau penghapusan Nomor Objek Pajak secara jabatan d) Melakukan pengawasan kepatuhan Wajib Pajak baru dan Wajib Pajak
yang belum pernah setor dan lapor sejak pertama kali terdaftar di Direktorat Jenderal Pajak
e) Melakukan penyuluhan pajak
f) Mengalukan pengamatan potensi perpajakan
g) Melakukan pendataan dan pemetaan Wajib Pajak dan objek pajak
h) Melakukan pemutakhiran basis dan nilai objek pajak serta melakukan kegiatan penilaian
g. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I
Adapun tugas pengawasan dan konsultasi I sbb:
a) Melakukan proses penyelesaian tindak lanjut pengajuan dan pencabutan permohonan Wajib Pajak maupun masyarakat
b) Melakukan usulan pembetulan ketetapan hasil pemeriksaan/ penelitian c) Melakukan pemberian bimbingan dan konsultasi teknis perpajakan
d) Melakukan tindak lanjut permohonan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan
h. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, III, dan IV
Adapun tugas Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, III, dan IV a) Melakukan pengawasan kepatuhan Wajib Pajak
b) Melakukan penyusunan dan pemutakhiran profil Wajib Pajak c) Melakukan analisis kinerja Wajib Pajak
d) Melakukan rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi
e) Melakukan imbauan dan konseling kepada Wajib Pajak
f) Melakukan pengawasan dan pemantauan tindak lanjut pengampunan pajak
Dalam satu KPP Pratama terdapat 4 (empat) Kepala Seksi Pengawasan Konsultasi yang pembagian tugasnya didasarkan pada cakupan wilayah yaitu:
Tabel 2.2 Wilayah Kerja Seksi Pengawasan Dan Konsultasi
Waskon Wilayah Kerja
II Kelurahan Kesawan dan kelurahan Glugur Kota III Kelurahan Pulo Brayan dan Kelurahan Karang Berombak IV Kelurahan Silasas dan Kelurahaan Sei Agul Sumber: seksi pengolahan data dan informasi kantor pelayanan pajak pratama
medan barat, 2019
BAB III
HASIL PENELITIAN A. Ketentuan Umum
Menurut Undang-Undang KUP Nomor 16 tahun 2009 Pasal 1 ayat (1) Secara umum, Pajak adalah Kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat kanimbalan secara langsung dan digunakan untuk kepentingan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Definisi tersebut kemudian disempurnakan menjadi :
Pajak adalah peralihan kekayan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk
membiayai rutin dan “surplus”nya digunakan untuk public Saving yang merupakan sumberutama untuk membiayai Public investment.(Suandy, 2008:2).
B. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)
Menurut Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh) adalah setiap tambahan yang diterima atau diperoleh wajib pajak baik yang berada di Indonesia maupun diluar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Pajak Penghasilan (PPh) adalah suatu pungutan resmi menurut Undang-Undang yang ditujukan kepada masyarakat yang berpenghasilan atau atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak, dan digunakan untuk kepentingan Negara bagi masyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegara sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan dan diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.
C. Gambaran Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat
Tabel 3.1 Data Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Medan barat
WP Terdaftar 2017 2018 2019
OP non karyawan 11.159 11.471 11.723
OP Karyawan 17.052 17.714 18.623
Total 28.211 29.185 30.346
Sumber: seksi pengolahan data dan informasi kantor pelayanan pajak pratama medan barat, 2019
Dari tabel 3.1 dapat dilihat bahwa jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar pada Tahun 2017 s.d Tahun 2019 mengalami peningkatan. Pada tahun 2017 Wajib pajak Orang Pribadi yang terdaftar sebanyak 28.211 jiwa, tahun 2018 sebanyak 29.185 dan tahun 2019 sebanyak 30.346 jiwa maka pada tahun 2017 sampai 2018 mengalami kenaikan sebanyak 974 jiwa sedangkan tahun 2018 sampai 2019 mengalami kenaikan sebesar 1.161 jiwa
Tabel 3.2 Realisasi Surat pemberitahuan Orang Pribadi pada KPP Pratama Medan Barat
Realisasi SPT 2017 2018 2019
OP non karyawan 3.563 4.190 3.954
OP Karyawan 6.212 5.824 6.239
Total 9.775 10.014 10.193
Dari tabel 3.2 dapat dilihat bahwa realisasi Surat Pemberitahuan (SPT) orang pribadi dari Tahun 2017 s.d Tahun 2019 menalami peningkatan. Pada Tahun 2017 realisasinya sebanyak 9.775 jiwa, Tahun 2018 sebanyak 10.014 jiwa dan Tahun 2019 sebanyak 10.193 jiwa maka dari tahun 2017 ke 2018 mengalami kenaikan sebesar 239 jiwa sedangkan dari tahun 2018 ke 2019 mengalami kenaikan sebesar 179 jiwa D. Data Wajib Pajak Orang Pribadi Mengenai Sasaran E-filing, Target E-
filing, dan Realisasi E-filing
Tabel 3.3 Data Wajib Pajak Orang Pribadi yang Terdaftar Wajib SPT
Wajib Pajak 2017 2018 2019
OP non karyawan 1.805 2.948 3.816
OP karyawan 7.371 7.495 7.506
Total 9.176 10.443 11.322
Sumber: seksi pengolahan data dan informasi kantor pelayanan pajak pratama medan barat, 2019
Pada tabel 3.3 dapat dilihat bahwa Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar wajib SPT dari tahun 2017 s.d 2019 mengalami peningkatan. Pada tahun 2017 wajib pajak yang terdaftar sebanyak 9.176 jiwa, Tahun 2018 sebanyak 10.443 jiwa dan Tahun 2019 sebanyak 11.322 jiwa, maka dari Tahun 2017 sampai 2018 mengalami kenaikan sebesar 1.267 jiwa sedangkan dari Tahun 2018 sampai Tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 879 jiwa.
Tabel 3.4 Data Sasaran Target dan Realisasi Wajib Pajak Orang Pribadi tahun 2017
Jenis WP Sasaran Target Realisasi OP 1770
OP 1770S 6.535 5.097 5.455 107,02 %
Sumber: seksi pengolahan data dan informasi kantor pelayanan pajak pratama medan barat, 2019
Tabel 3.5 Data Sasaran Target dan Realisasi Wajib Pajak Orang Pribadi tahun 2018
Jenis WP Sasaran Target Realisasi
OP 1770 3.264 3.264 3.078 94,30 %
OP 1770 S 3.829 3.829 3.797 99,16 %
Total 7.093 7.093 6.875 96,93 %
Sumber: seksi pengolahan data dan informasi kantor pelayanan pajak pratama medan barat, 2019
Tabel 3.6 Data Sasaran Target dan Realisasi Wajib Pajak Orang Pribadi tahun 2019
Jenis WP Sasaran Target Realisasi
OP 1770 3.398 3.398 3.297 97,03 %
OP 1770 S 3.971 3.971 4.601 115,87 %
Total 7.369 7.369 7.898 107,17 %
Sumber: seksi PDI kantor pelayanan pajak pratama medan barat, 2019
Pada tabel 3.4 dan 3.5 yaitu pada tahun 2017 dan 2018 dapat dilihat bahwa target e- filing dan realisasi e-filing mengalami penurunan. Pada tahun 2017 target dan realisasi e-filing sebesar 107,02 % dan pada tahun 2018 sebesar 96,93 % sedangkan pada tahun 2018 dan 2019 mengalami penikantan yaitu pada tahun 2018 sebesar 96,93 % dan tahun 2019 sebesar 107,17 %
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengaruh E-filling Terhadap Tingkat Kepetuhan Pelaporan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, Direktorat Jenderal Pajak selalu berupaya mengoptimalkan pelayanan sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan keinginan masyarakat untuk tertib sebagai wajib pajak, salah satunya dengan melakukan reformasi perpajakan yaitu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan menerapkan sistem e-filing.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kepatuhan perpajakan adalaha sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya.
Kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan merupakan hal yang wajib bagi wajib pajak dalam melaksanakan perpajakannya, dengan sistem self assessment system, wajib pajak wajib mengisi, membayar, dan melaporkan pajaknya sendiri.
Dengan menggunakan e-filing Wajib Pajak memiliki beberapa keuntungan dalam melaporkan SPT nya diantara nya sbb:
1. Penyampaian SPT dapat dilakukan secara cepat, aman, dan kapan saja.
2. Murah, tidak dikenakan biaya pada saat pelaporan SPT.
3. Perhitungan dilakukan secara tepat karena menggunakan sistem computer.
4. Kemudahan dalam mengisi SPT karena pengisian SPT dalam bentuk wizard.
Wizard adalah sebuah fungsi pada software yang termasuk office yang memungkinkan merancang sebuah dokumen secara mudah, langkah demi langkah. Jadi dengan wizard wajib pajak bisa melaporkan SPT nya dimana saja karena sudah ada langkah-langkah dalam melaporkan SPT tersebut.
5. Data yang disampaikan WP selalu lengkap karena ada walidasi pengisian SPT.
6. Ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan kertas.
7. Dokumen pelengkap tidak perlu dikirim lagi kecuali diminta oleh KPP melalui Account of Representative (AR)
Karena banyaknya keuntungan menggunakan e-filing wajib pajak yang melaporkan pajaknya pun semakin meningkat.
B. Kendala-Kendala Dalam Penerapan E-filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat
Adapun kendala yang diperoleh oleh KPP Pratama Medan Barat dalam upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam pelaporan SPT Tahunan melalui system e-filing yaitu masih banyak wajib pajak yang belum begitu paham dan kurang mengerti mengenai pelaporan SPT Tahunan secara e-filing atau pelaporan secara online dengan menggunakan internet.
Dalam hal penyampaian SPT Tahunan secara online kebanyakan wajib pajak lupa email dan tidak memiliki email , jaringan atau website terkadang tidak dapat diakses karena sistem efiling sedang down atau sibuk. Pada saat menyampaikan SPT Tahunan secara online terkadang wajib pajak lupa EFIN, sehingga proses
kembali. Dan tidak jarang bukti potong yang diberikan oleh bendaharawan kepada wajib pajak salah sehingga memperlambat proses penyampaian SPT Tahunan secara online, karena setiap data yang dialporkann harus sesuai dengan bukti potong.
C. Upaya Peningkatan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Pelaporan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Dengan Menggunakan E-filing pada bagian ini upaya yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam menyampaikan surat pemberitahuan (SPT) secara e-filing antara lain yaitu:
1. Mengirim surat himbauan kepada wajib pajak untuk melakukan pelaporan melalui e-filing secara tersurat dan secara elektronik melalui email
2. Melakukan penyuluhan kepada wajib pajak karyawan secara langsung ke tempat kerja yang berada dalam wilayah kerja KPP Pratama medan barat 3. Membuat “pojok pajak” di tempat umum (Lapangan Merdeka/ Merdeka
Walk) di luar jam kerja (Senin-Jumat pukul 17.00 s.d 21.00 WIB selama bulan Maret)
4. Menyusun satuan petugas SPT Tahunan setiap hari selama jam kerja untuk memfasilitasi wajib pajak yang datang untuk melapor selama masa pelaporan SPT (bulan Februari s.d April)
5. Mengirimkan SMS blast kepada seluruh pengguna Telkomsel yang sedang berada di Wilayah KPP Pratama Medan Barat
Sms blast adalah aplikasi yang dapat memberikan layanan pengiriman SMS ke banyak nomor sekaligus dan dapat menggunakan nama pengirim seperti nama perusahaan atau bisnis. Karena sms blast mencantumkan identitas pengirim yang jelas maka akan membuat informasi yang disampaikan benar-benar terpercaya.
6. Membuat dan memasang benner untuk meningkatkan pelaporan pajak melalui e-filing
7. Menambah ruang untuk membantu memfasilitasi Wajib Pajak dalam melapor dan memanfaatkan SDM “Relawan Pajak” yang berasal dari mahasiswa dari beberapa universitas di Kota Medan yang telah di edukasi tentang pelaporan pajak melalui media e-filing untuk membantu mengedukasi Wajib Pajak yang datang untuk melaporkan SPT
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarakan hasil penelitian tentang “Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan secara E- filing Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat” maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Berdasarkan data dari tahun 2017-2019 jumlah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar wajib Lapor SPT Tahuanana di KPP Pratama Medan Barat mengalami peningkatan. Pada tahun 2017 jumlah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar sebanyak 9.176 orang, mengalami peningkatan pada tahun 2018 sebanyak 10.443 orang dan pada tahun 2019 sebanyak 11.322 orang.
2. Kendala yang dihadapi oleh KPP Pratama Medan Barat dalam upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam pelaporan SPT Tahunan melalui system e-filing yaitu masih banyak wajib pajak yang belum begitu paham dan kurang mengerti mengenai pelaporan SPT Tahunan secara e-filing atau pelaporan secara online dengan menggunakan internet. Dalam hal penyampaian SPT Tahunan secara online kebanyakan wajib pajak lupa email dan tidak memiliki email , jaringan atau website terkadang tidak dapat diakses karena sistem efiling sedang down atau sibuk.
Hendaknya KPP Pratama medan barat lebih mengoptimalkan sosialisasi dan pengarahan kepada wajib pajak tentang bagaimana pelaporan SPT dan apa-
apa saja yang dibutuhkan dalam pelaporan SPT tersebut, dan juga harus menghimbau kepada wajib pajak untuk tidak menunda-menunda sampai batas akhir pelaporan SPT supaya tidak terjadi server down karna terlalu banyak wajib pajak yang melaporkan SPTnya.Pada saat menyampaikan SPT Tahunan secara online terkadang wajib pajak lupa EFIN, sehingga proses penyampaian menjadi lama karena wajib pajak harus minta cetak ulang EFIN kembali. Dan tidak jarang bukti potong yang diberikan oleh bendaharawan kepada wajib pajak salah sehingga memperlambat proses penyampaian SPT Tahunan secara online, karena setiap data yang dialporkann harus sesuai dengan bukti potong.
3. Strategi yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam menyampaikan SPT Tahunan
a. Mengirim surat himbauan kepada wajib pajak untuk melakukan pelapoean melalui e-filing secara tersurat dan secara elektronik melalui email
b. Melakukan penyuluhan kepada wajib pajak karyawan secara langsung ke tempat kerja yang berada dalam wilayah kerja KPP Pratama medan barat
c. Membuat “pojok pajak” di tempat umum (Lapangan Merdeka/
Merdeka Walk) di luar jam kerja (Senin-Jumat pukul 17.00 s.d 21.00 WIB selama bulan Maret)
d. Menyusun satuan petugas SPT Tahunan setiap hari selama jam kerja untuk memfasilitasi wajib pajak yang datang untuk melapor selama masa pelaporan SPT (bulan Februari s.d April)
e. Mengirimkan SMS blast kepada seluruh pengguna Telkomsel yang sedang berada di Wilayah KPP Pratama Medan Barat
Sms blast adalah aplikasi yang dapat memberikan layanan pengiriman SMS ke banyak nomor sekaligus dan dapat menggunakan nama pengirim seperti nama perusahaan atau bisnis.
Karena sms blast mencantumkan identitas pengirim yang jelas maka akan membuat informasi yang disampaikan benar-benar terpercaya.
f. Membuat dan memasang benner untuk meningkatkan pelaporan pajak melalui e-filing
g. Menambah ruang untuk membantu memfasilitasi Wajib Pajak dalam melapor dan memanfaatkan SDM “Relawan Pajak” yang berasal dari mahasiswa dari beberapa universitas di Kota Medan yang telah di edukasi tentang pelaporan pajak melalui media e- filing untuk membantu mengedukasi Wajib Pajak yang datang untuk melaporkan SPT
B. Saran
1. Berdasarkan penelitian yang sudah penulis kemukakan, tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam melaporkan surat pemberitahuan (SPT) Tahunannya secara e-filing masih rendah walaupun jumlah wajib pajak yang melaporkan SPT nya meningkat namun masih banyak Wajib Pajak yang tidak melaporkan SPT nya, untuk itu KPP Pratama Medan Barat harus lebih giat lagi dalam melakukan sosialisasi tentang pentingnya melaporkan surat pemberitahuan (SPT) Tahunan serta sanksi-sanksi jika tidak melaporkan SPTnya.
2. Untuk Kantor Pajak Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat hendaknya lebih mengoptimalkan sosialisai dan pengarahan kepada wajib pajak dalam melaporkan SPT secara elektronik serta upaya jemput bola ke lokasi-lokasi dimana wajib pajak bekerja ataupun sering berkumpul, misalnya di kompleks perkantoran, kawasan industri, mall dan pusat perbelanjaan, agar wajib pajak dapat melaporkannya secara sendiri sesuai dengan sistem pemungutan pajak di Indonesia yaitu Self Assesment System.
3. Untuk wajib pajak agar dapat melaporkan SPT Tahunan lebih awal dengan cara mengisi sendiri melalui situs DJP Online ataupun datang ke Kantor Pajak pada awal bulan untuk menghindari terjadinya server down pada akhir masa SPT. Dan hendaknya Wajib Pajak khususnya Wajib Pajak Orang Pribadi agar berkonsultasi terlebih dahulu kepada Account
Representative (AR) di KPP Pratama Medan Barat sebelum melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT)
Sumber Buku:
Suandy, Erli, 2016, Hukum Pajak, Salemba Empat, Jakata Selatan.
Resmi,Siti, 2017, Perpajakan Teori dan Kasus, Salemba Empat, Jakarta Selatan.
Peraturan Perundang-Undangan:
Undang-undang No.16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-26/PJ/2012 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengelolaan Surat Pembeitahuan Tahunan.
Peratuan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 8 Tahun 2015 tentang Kewajiban Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Sumber Lainnya:
https://www.google.com/search?ie=UTF-8&source=android- browser&q=pengertian+pajak+menurut+para+ahli
https://www.pajak.go.id/id/artikel/membangun-kesadaran-dan-kepedulian-sukarela- wajib-pajak
https://www.pajak.go.id