ILMU PENDIDIKAN KHAS INDONESIA
-2010
:-$
{ir
f Ua lzoto- i-
r fr)
b7o.
fos D*r'i ,t
Disajikan Seminar fnternasional Pendidikan dan Temu Karya Dekan FIP/T'KIP
BKS-PTN Wilayah Barat Indonesia
di
PlasaHotel Rocky
Padang, 7 s.d 9November
2008Kdrjasanna:
BKS-PTN Wilayah Barat, Fakultas llmu Pendidikan Universitas Negeri Fadang dan Fakulti Kepem!nipinan dan
Kepengurusan Universitas Sains islam fuiaiaysia
NE
€
E - SEMINAR INTERN,ASIONAL PEILD,DIXAN
DAN TEII4U KARYA DIKAN L IPiT:IIP BKS . PTN.B
FIP {-rn"P.- 2008
@ PANI TIA
I
T, M.Pd
ILMU PENDIDIKAN KHAS INDONESIA*
Oleh: Darmansyah**
A. Pendahuluan
Meskipun
praktek
pendidikandi
lndonesiatelah
berjalan jauhsebelum bangsa kita merdeka, namun
ilmu
pendidikan yang berciri khas lndonesia masih belum kelihatan sosoknya. Hal ini terlihatdari
pehdapatpakar ilmu
pendidikandi lndonesia dalam berbagai forum
yangmenyatakan bahwa lndonesia sampai
saat ini
betummemiliki
llmuPendiriikan yang dapat memberikan landasan terhadap
praktekpendidikan. Oleh karena
itu,
kualitas pendidikan lndonesia mengalami peningkatan yang sangat lambat dibandingkan dengan negara lainnya di dunia.Para ahli pendidikan lndonesia menyatakan bahwa keberadan ilmu pendidikan yang khas lndonesia masih belum jelas uiudnya. Bahkan Prof.
Winarno Surachmad
dengan
suara lantang dalam suatu forum ilmiah di Bukittingga (2005) menyatakan praktek pendidikandi
lndonesia berialantanpa
landasanyang kuat. lstilah yang sering diusungnya
dalam berbagaiforum adalah
"Pentip" (pendidikantanpa ilmu
pendidikan).Menurut beliau kondisi ini mengakibatkan pendidikan di lndonesia berjalan tanpa landasan filosofis yang jelas, tanpa arah, tanpa tujuan dan berakhir dengan tanpa kualitas.
Namun tidak semua pakar pendidikan berpendapat sama. Prayitno misalnya, menyatakan bahwa
tidak
mungkin terjadi pendidikan tanpa'Disampaikan dalam seminar lntemasional Pendidikan di UNP Padang &7 November 2008
* Dr. Darmansyah , ST., M.Pd. (Doktor llmu Pmdidikan) Dosen FIP dan Pascasarjana UNP
t tnru *nfr64g Klas I nf,oucia : aarnatsyafi 1
menerapkan ilmu pendidikan. Praktek pendidikan yang berintikan kegiatan pembelajaran tentulah menggunakan
teori
dan ilmu-ilmu pendidikan' Oleh karenaitu
Prayitno menggunakan istilah "Pendip" untuk mengkounter pernyataanwinarno surachmad.
'Pendip" berarti "pendidikan denganilmu
pendidikan". Dengan demikian pendapatini
memastikan bahwa pendidikan telah berialan dengan menggunakan teoridan ilmu pendidikan' Dua pendapat yang berbeda bahkan bertentangan yang diwakili duatokoh di atas
tentunya dapat diartikan bahwapara
pakarkita
belum memiliki persepsiyang sama tentang keberadaan ilmu pendidikan. Apabiladilihat
kenyataannya secara obiektif, memang pendidikankita
belum memilikiujud ilmu
pendidikan yang khas secara tertulis menggunakan metodologi ilmiah. Akan tetapidi
sisi lain diakuibahwa tidak
mungkinguru
melaksanakan pembelajarandi
dalam kelas tanpa menggunakanilmu
pendidikan.oleh
karenaitu kita
perlu membangun suatu batangtubuh
(bodyof
knowledge)ilmu
pendidikanyang
memilikiciri
khaslndonesia. Apalagi
setelah lahimyauuD
No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kita memangperlu
merumuskan kembali tentang ilmu pendidikan yang seirama dengan definisi pendidikan yang secara normatif tertera dalam undang-undang tersebut.B. Mencari Arah Keilmuan Pendidikan lndonesia
Mochtar Buchori (1994) mengatakan bahwa fokus kajian llmu Pendidikan masih terombang-ambing antara kedua konseptual kajian yang amat mendasar yaitu konsepsi pedagogik sebagai genre lama
dengan "education" (dalam arti luas dan
perspektif menyempit) sebagaigenre baru yang
sedang mengalami perkembangan yang intensif.Kedua posisi tersebut
membingungkanpakar
pendidikan, karena pedagogik yang selama ini mereka tekuni tidak lagi fungsional,Itnu tbfi&&qn K[us hloesia : aamaasyafr 2
sementara kaiian
genre baru
belum mampu memenuhi kebutuhan praksispendidikanyangideal.BahkanmenurutWinarnoSurachmad(2005) ada keenderungan bahwa ilmu
pendidikandi
lndonesiaberorientasi
ke luar dan
terpengaruholeh
Langeveld, pemikir pendidikan dari daratan Eropa,yang
terlepas dari metafisiknya yang mungkin diragukan relevansinya untuk lndonesia sekarang.Konsep ilmu pendidikan yang luas
meniadi
alasan bagi parapakar pendidikan bahwa "ilmu pendidikan yang otonom adalah tepat dan penting'. Namun demikian, bagaimana seharusnya bentuk ilmu ini masih merupakan masalah kontroversial. 'Kesan
umum
yang teriadiadalah
para praktisi pendidikanlebih
banyak mengambil-alih ilmu pendidikan dari mancanegara, lupa dengan karakteristik khas bangsadan
anak bangsa lndonesia yang dipengaruhi kuat oleh budayanya sendiri" (Tatang M. Amirin,
2OO4). Pernyataan tersebut dapat diartikanbahwa lndonesia pada dasamya belum memiliki konsep
ilmupendidikan yang khas dan dijadikan sebagai pengarah tindakan praksis pendidikan.
Meskipun Abin syamsuddin Makmum (2000) menyatakan setuiu dengan pendapat
di atas,
namunbeliau
menyatakan bahwa yang paling penting adalah kita mampu menempatkan diri dalam posisi yang objektif. Kedua arah pengembangan yang dikemukan di atas memilikikekuatan dan
kelemahanyang
membutuhkan analisis mendalam dalam menggunakan referensi yang sesuai dengankedua
konsepgenre ilmu pendidikan tersebut
di
atas dan praksis pendidikan yang diselenggarakandi
lndonesia. Artinya, kaiian pendidikandi
lndonesia masih perlu dirumuskan, sehingga sosoknya jelasdan
dapat dijadikan landasan dalam menjalankan praktek pendidikan'Kedua pakar di atas sepakat bahwa kaiian
pendidikan di lndonesiabelum mampu
menyentuhsemua aspek baik
bidangpermasalahan maupun lingkungan yang seharusnya menjadi sasaran kajian. Mochtar Buchori yang dikutip dariAbin (2000) menggambarkan
Ifnu tPedfrfifon Kjas Intousia : Aarmaasyafr 3
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
MASYARAKAT SEKOLAH
KELUARGA BIDANG
PERMASALAHAN
2 3
FUNDASIONAL 1
5 6
STRUKTURAL
4
7 I
OPERASIONAL
pendapatnya tentang
fokus
kajian pendidikandi
lndonesia seperti Gambar 1 berikut:Gambar 1. Denah Kawasan Bidang Kajian llmu Pendidikan
Dari kesembilan kotak di atas, menurut Buchori yang selama ini terus-menerus menjadi sasaran garapan pengakajian
dan
penelitian pada dasarnya baru terfokuskan kepada kotak nomor ke delapan saja' Artinya, kajian pendidikan yang berlangsung selama ini hanya terfokuspada masalah
operasionaldi sekolah saja.
Kotak-kotak bidang permasalahan lainnya seperti lingkungan keluargadan
masyarakat cenderung masih terabaikan.Oleh karena itu menurut Abin Syamsuddin Makmun (2000), iika
ilmu pendidikan
diharapkandapat lahir dan
berkembang, makasasaran telaahan dan garapan kegiatan penelitian
seyogianya,tersebar, secara seimbang dan merata pada
kesembilan kotak tersebut. Dengan demikian,suatu saat di masa
mendatang, akanterdapat suatu body of knowledge (subsatnsi
pengetahuan) kependidikan Yang komPrehensif'Meskipun demikian, dalam tataran praktek dan
kebijakanpendidikan lndonesia
terutamadi
bidang pendidikan dewasa ini, tampaknya arah pengembangan kaiian pendidikan sudah mulai meluas pada lingkungan yang selama ini belum tersentuh seperti sinyalemenIku aeifr&Qqn KiLt la&rusit : oanwqafi 4
I
diatas.Sekurang.kurangnyahalinitercermindaribuku,Reformasi PendidikandalamKonteksotonomiDaerah"(2001,editor:Dr.Fasli Jalal dan prof.Dr. Dedi supriadi), dengan
memberikan perhatian terhadapbeberapapemikiranmengenaikonsepdanarahpendidikandimasadatang.Adanyadiskusidanpembahasanmengenaifilosofi, kebijakan,danstrategipendidikannasional;manaiemenberbasis
sekolah;
pendidikanberbasis masyarakat' dan lainlain
yangmelibatkanpakarpendidikanlndonesia,memperlihatkanbahwaarah pengkajian yang komprehensff akan segera dilahirkan'
llmupendidikanyangbarudiharapkansesuaidenganbudaya masyarakat lndonesia oleh Tilaar (2000) dinamai
"pedagogiktransformafif,. Tulisan
lain
yang senada denganTilaar,
Dwi siswoyo (2004), menyebut ilmu pendidikan baru dengan istilah "ilmu pendidikan diale*is,. selanjutnya menurut Dwisiswoyo
berdialog dengan filsafat pendidikan,termasukdidalamnyadenganfilsafatpendidikannasionallndonesia(perludisusundandikembangkan)danberbagaialiran
filsafatpendidikan
untuk mendukung konsepkonsep substantif dannormatifnya, dalam rangka
penerahan
kemanusiaan, yang bermuarapadapencapaiankeselamatandankebahagiaanyangsetinggi.
tingginyaatauuntukmencapaikebahagiaansempurnadalamkesatuan organis harmonis dinamis'
G. llmu Pendidikan Khas lndonesia
Memperhatikanberbagaiuraiandiatastentangkonsepsi
pendidikan dan perkembangannya serta kondisi keilmuan pendidikan di lndonesia, untuk meningkatkan mutu pendidikan di tanah air perlulah
disusunkonsepkeilmuanpendidikanyangsesuaidenganbudaya
bangsadantetapberdasarkankaidah-kaidahkeilmuan.DalamtulisaninidisebutltmuPendidikan/Itastndonesia.Konsepkeilmuanini
lebih laniut akan dapat dijadikan landasan bagi pelaksanaan pendidikan dalam berbagai setting penyelenggaraannya'
5
I ku rhnfi&f,gn Klas I nlowsiz : Aanwslafi
Memahamipendidikanpadadasarnyatidakmungkindapat
dilakukan tanpa memahami tentang hakekat manusia, Prayitno (2005) mengemukakan bahwa manusia merupakan unsur utama dan terutama dalam kegiatan pendidikan. Karena itu menurutPrayitno,
dilihat daridasardasarnya kegiatan pendidikan dari dahulu, sampai sekarang dan
yangakandatang,dapatlahdikatakanbahwamanusiamenduduki
unsur sentral dalam peristiwa pendidikan'
Pendidikan
dan
manusia meniadisemakin tak
terpisahkansebagai"obyeK,subyek,daninstrumendalamupayamembangun
peserta didik. Pendapat yang tidak iauhberbeda
dikemukakan oleh Phenix (dalam Nanu, 2OO2) bahwa manusia dalam fenomena (situasi) pendidikanmerupakan
paduanantara
faktadan
nilai-nilai tertentu yang bersifat luhur, sehingga situasi pendidikan memiliki bobot nilai individual, sosialdan
bobot moral.ltu
sebabnya pendidikan dalam praktek adalahfakta
empirisyang syarat nilai.
Dalamkaitan
iniPrayitno (2005) menyatakan Semua kajian tentang manusia, serta pemahaman, penyikapan, dan perlakuan terhadap manusia meniadi hal yang sangat esensial dalam pendidikan'
Permasalahanpendidikansecaralangsungdanmendasar
memang
terkait
dengan permasalahan manusia. John Dewey (dalam Smith, 1965) memaparkan permasalahan tersebut melalui bukunyalhe
Good Life dan
The
Prcbtemsof
Men. serta Mc Clellan (1976) dalam uraiannya tentang filsafat pendidikan menekankan pentingnya kaitan antara pendidikan itu dengan seluk beluk kemanusiaan. Lebih spesifik' McClellan mengemukakan bahwa pendidikanitu
merupakan kondisiyangharusterselenggarademiketetap.berlangsungannyahidup
makhluk yang bemama manusia. Prayitno (2005) mendukung pendapat tersebut dengan menyatakan bahwa pendidikan merupakan kegiatan khas manusia. Pendidikan pada dasarnya adalah dari manusia, oleh manusia dan untuk manusia. Dalam hal ini manusia adalah sekaligus sebagaisumber,sasarandanpelaksanapendidikan'
Itnu Qenfifilqm Kfras In[onesia : tDanurc1afi 6
Berkaitan
dengan hal teersebut di atas, Kelompok
KeriaPengembangan
Peta Keilmuan Pendidikan (Pokia PKP:
2005)meletakkan
dasar, acuan,dukungan,
dan kelengkapan yang perludiaplikasikan
dalam pelaksanaan pendidikan. Diuraikan lebih laniut sebagaiberikut:Subtansi Keilmuan Pendidikan terdiri dari dua garis besar yang terwujud
dalam
dua ranah, yaitu (1) ranah tentang itmu penoidikanyang
mencakup hal-halyang
mengarahkepada digunakannya ilmu pendidikan
dalampTK(Pendidikin Tenaga Kependidikan), dan (2) ranah ilmu pendukung
yang diperlukan dalam
implementasi ilmu pendidikan dalam praktik pendidikan'selanjutnya
Pokja PKP (2005) menguraikan bidang
kaijankeilmuan pendidikan seperti berikut:
Ranah ilmu pendidikan dalam keilmuan
pendidikanmencakup bidang kajian sebagai berikut (1) kaiian tentang
manusia dalam
pendidikan,yakni tentang
kehidupanmanusia, hakikat manusia, harkat dan martabat manusia, serta dimensi kemanusiaan;
(2)
kaiian situasi pendidikanyang
meliputi tuiuan pendidikan, pesertadidik,
pendidik,irn-pror"s
pembelajaran yangdi
dalamnya diaplikasikan kewibawaan dan kewiyatan. Adapun ranah ilmu pendukung sebagai keseluruhan kaiian keilmuan yang diperlukan untuk mendukung implementasiilmu
pendidikandalam
praktikpendidikan, terdiri atas: filsafat, psikologi,
sosiologi,ieknologi, ekonomi, politik, budaya, manaiemen, serta riset dan teknologi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kaiian ilmu pendidikan lndonesia sedang mengalami proses tansformasi ke arah komprehenesif.
1.
Hakikat ManusiaKajian tentang hakekat manusia menjadi dasar bagi kajian teori
dan
praktik pendidikan. Dalamhal ini
Prayitno (2005) menekankanI tnu <Penfr&iyn rKfias Inhusia : AanrunrXafi 7
I rt
bahwafilsafattentangmanusia-sebagaihasilpemikiransedalam-
dalamnya,setinggi.tingginya,seluas.luasnya,sepenuh-penuhnya,dan
setuntas.tuntasnyatentanghakikatmanusia-menjadisumberyang melandasiteoridanpraktikpendidikan.Dalamhalinimanusiaakan
terus berpikir tentang manusia: kebutuhan hidupnya, keberlangsungangenerasiberikutnya,lingkungannyadanalamsemesta,perkembangan
danbudayanya,kehidupandunianyadansesudahkehidupanitu berakhir,danhubungannyadengankehidupanspiritualserta
PenciPtanYa.
Nanu(2003)menggambarkanhakekatmanusiasebagaiberikut:
1) -'
Manusia sebagai-makhluk Tuhan mempunyai kebutuhanU"tt"q*"
kepada Tuhan Yang Maha Esa'.
2) Manusia *!rUut,nf"n linikungan hidup
berkelompok untuk mengembangkan dirinYa'3) Manusia
"r"rpiny"i . p'otensi-potensi yang
dapatdikembangran'i;'
kebutuhan-kebutuhanmateri
sertiasPiritual Ying harus diPenuhi'
4) ti||;aia
itu-pada daiarnya dapat dan harus dididik serta daPat mendidik diri sendiri'Dengan
orientasimengungkaPkan bahwa
berikut:
yang lebih mendasar Prayitno
(2005a)hakekat manusia adalah:
1)
makhluk yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahakuasa2\
makhlukyang
terindahdalam
kelengkapan bentuk dan pencitraannYa3)
makhluk yang tertinggi derajatnya4\
khalifah di muka bumi5i
pemilik hak-hak asasimanusia (HAM)Berakitandenganhakekatmanusiasebagaimanadigambarkan
Prayitnodiatas,PokjaPKP(2005)menguraikanrumusanpokok
pikiran tentang harkat dan martabat manusia tersebut di atas sebagai
8
I tnu aenfrfr Qqn Kl$ Intorcsia : rDarnanryafi
ffi s-'--.
Kedua,
malu:ra i:111j;""x"r"ngrlp"n
bentuki3tr"**",i1[1"1;{{fii?'t* l;i r"Tulgkinkan
manusia**11'o'iJf"*s"1i:::iJltt"*:n"t-:i"J::::l
H;;; luar biasa
keindahannY'S"ng-f,rl"na Penciptqa adalah mal$luk tertinggi. deraiatnya' Ketiga, mc
Hal ini
|1l"n'niuilitl-niffi; r"o'i'r"" "t'-"i"
berada diatas maknr'r-tilf itir r"innv"' oGn
karenanya manusratidak boreh
oi."ril"["n
dengan1-"rnrrr
hinyang manapun
,J,B3hJlfl1[ f,'iJ "li:#T# ","T:'-.1:1ff
* "::'ffi
manusia'
Keempat' dengan
fefe19[loan
kondisidan ketinggian
deralatnyan.i--*In,sia.terailfi'.'rlniouplnny.untuk
menguasai,
*"*iliJloayaxan"i""'*"'antaairan
bumi
yans oit"'pJtinvi lllv:--'ianusiatah"'vans
kuasa
,,"rix."n"-""'ilii;*g;61.y,'p"ii{,:iiii:,"iy:,:,
Kelima'
m em pe rre"n*"0''iT'i
i
"
n g
"
" fff "l mt ffi:ftXl till
'[[Hf
;;#:1,6::,fi'lTi:l, d ;;",''i :"rupaka
nkeBtlmewttn"'frtnJtitt lttyt'*tnutit yang
mampu;;il;'"
hak-hak dasar dirinYa'Harkat dan martabat manusia
$MM)
merupakan inti darikemanusiaan manusia' Telaah lebih laniut
tentangkemanusiaan manusia
itu
menghasilkan padangan tentang dimensidimensi kemanusiaanyang ada
padadiri
manusiadiuraikan
oleh Pokiadengan
mengadopsi Prayitno (2005)ada empat dimensi kemanusiaan yaitu: (a)
dimensiketuhanan, (b) dimensi individu'
(c)
dimensi sosial'dan
(d)dimensi moral
I
Itmu rPeafr&{aa Kfiis hlausit : Aarnwtqafr
Dimensi
/
Individu/
- \ \
t I I
+
I, t
u\
Dimensi
\
SosialDimensi Ketuhanan
----/
I)imens iMoral
I t
/t. -
LebihjauhPrayitno(2005)menyatakanbahwakaidah-kaidah yangterkandungdidalamhakekatkemanusiaansepenuhnyameniadi
****krgr.lu*t.xlfifiwf*trl
lll['flx,'::"ffi!?:?:
*i***t'Ul#**i[L'3il
x
acuan dalam:
.Hl:ilHH}H:ll.ff,lit1*x}Jil:.il';:Hx.,y.a#;ln"*'
o m€nrohami'
menyl[]o''"'ili" 'mlmnerixan
perlakuanterhadap peserta
t"o]:..,^okan kelengkapan
dano nret?ocans' ..T:it':J;oemuetalaran
. n:ry,rru:n:m:ru9*i1g1iffi T:x.hi:l8:l
karakteristik'
Potenst c mereko ffiBhetlpx"n
kualifikasi fungsional-professional pendidikuntuk 'meniamin t"""iJndg""nyi pendidikan
yangbermutu U"gi
P"t"rta
didikGambar 2. Keterkaitan
(diadoPsi dari
Antardimensi dalam Diri Manusia
PraYitno 2005)
t hnu ttenfrfr fi gn'Krtgt utnru sit : Aarnatqafi'
10
SelaniutnyamenurutPrayitno(2002)dapatdipahamibahya
seluruh materi pembelaiaran,
yang;il
rain terarah kepada pencapalansasaran p"nOiOif"n nu' melalui iaring
lima-i terangkatkan untukselaniutnyadiantarkanmenuiu.".","npendidikanituyangdisebut
denganpancadaya.Kelimadayatersebutadalah:(1)imandantaqwa' (2)inisiatfi,lelsemangatkeindustrian,(4)semangatkeindMduan,dan
interaksi.
-...^ xarhaoai aspek kekuatan spiritual Melaluiiaring
iman dan taqwaberbagai asp
keagamaan,o"r"*konteksn,u,ng"ndenganTuhansertahubungan
dengan
,n"n,,.,nngkungan
terbawakan. Dengan
inisiatif peserta didikdidorong untur uJrr"*"u"n ru"t
melakukanhal-hal positif
dalammenialanir"nioup"nnya,dano"nn"nsemangatkeindustrianapayang
dikeriakan itu menghasirkan sesuatu yang berguna bagi kehidupannya sendiridanoranglain.Kegiatanyangproduktifmeniadiorientasipeserta
didik. Dasar kegiatan produktrf
yang disertai inisiatif tinggi itu adahh diri peserta o.o.*
*
sendiri."u"g"i inai,iou
unik, dengan potensi dirinya.Semangatkeindividualanmemungkinanpesertadidikpercayaatas kemampuandirisendirio"n,,nori.Kemandirianyangpenuhinisiatif
dan produktifitu
bukanrah kemandirian yang menyendiri atau terisolir'melainkan dalam
keterkaitan*"i"*an
orang lain' baik hubungan tatapmuka,dalamkelompok'maupundalammasyarakat'denganintenksi
ya ns
o",*
",t u"r :"1"::::{HiTil jru: ffi: [H'::::
";:
Yang disebutkan
'ttu
diben
tketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa'
2. :[:] il]liln:
merupakan fenomena kehidupanyans
didalamnyaterkandungperistiwapendidikanyangmelibatkanpendidikdan
pesertadidik.Fenomenasituasipendidikaninilahyangmeniadiobiek
formal irmu pendidkan. sifuasi pendidika, adarah peristiwa yang teriadittuu ctun66f,mz l(fias Morcsia : rfunnzagafi
fi
adalah diaplikasikannya kewibawaan dan kewiyataan
ttnu abnfr&fgt t(6as
talonetb : OdrrrauJci
a Kewibawaan
Kewibawaanmenurut
Pravitno (2005)
T'Jt:[l;l|:
p e ndid*<a.
r{ :[::TIIHI' ::}:J.:iln "n
pendidikanrouch') redirian 0"":11
":tx" kondisi 'high
tor)ctl" dalam arti*"**"*"an ini
mengarah*"O"lu}};
positfi, kontrukttf'
danffi;;J"*I:lrul{f*ffi::'ffiTru
Daram
hal ini
pendidik*""':::.'ffi;"n ,u"r"n,
warm andpeserta o,o,*
r"nn oiwala] 1e:i:,-:Illl;J;
tanding' to've'acceptance, realness
' pnzing',tin
n"t,"nn,
1978; Barry&
Ktng'
canng,**"o'
1969;Gordon'
1974;
smith' t'l;*'li":::'
1993; fr"nO']t"f'' "not
Pendidik dengan
sungguh-sunggrmemahamisuasanahubungannyadenganpesertadidiksecara
seiuk, tidak;;;;"*bdak (t";"n'
1e70) -karena "tanguase oracceptanceis
so
pawertul;;;"'
1974:55)'dan
karenasikap
pendidik
"";;";;;,o"nn",u;'-."*"0"0
tingkah laku
dan
kegiatanbelaiaro"""n"didik(Sm.|th,1978).Hubungandenganpesertadidik harusdibuatmeniadi.u"""n"demokratisdenganpolahubungan 'sayaoke'kamuiuga'oke'"(B"""nnoE'1971)'LebihrinciPrayitno
(2005) menielaskan tentang kewibawaan meliputi:
3, W;liil"
dan ketemb utanc)
Penguatand'1 Pengarahan
e)
riniaxanfegas Yang mendidik'0
KeteladananKewibawaan merupakan sub-komponen
prosespembelaiaran
dalam situasi
pendidikanyang
mengarah kepada dibangunnyahubungannyangkondusif-konstruktif-produktifantarapendidikandanpesertadidikyangmengarahkepadaSuasanahigh- touch.Asas_asas ,,ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tutwurihandayanf,menjiwaiaplikasikomponenkewibawaan.
thu abz{zdiian
Klas frr&rrcsld Damaagol
ttl
b. Kewiyataan ....r oravirno (2005)
merupakan'a' Kewiyataan
menurut Prayitno(2005)
mpembelaiar"n'
r"ln diselengg**; ;"noioir
untuf merealisasikan proseso"noo,"n .ui,"n p"noiJi"n oleh
pesertadidik.
Proses
pencapaian
t;;;
'";
mengarah kepada penggunaan teknologitinssi ,':,jj,:"'i:fl] mampu mensembanskan
suasanapembelaiarandengan"high.touch,sebagaimanadigambarkandi
atas, P€rldidik iuga dituntut untuk mampu mengembangkan
sistem
danstrategiuesertamediao"*,"'ranyangdiselenggarakannya (Smith,1978).Halinitelah."*,oilonkanolehparaahliseperti
Maria Montesort' Bruner' Skiner tentang perlunya direncanakannya
denganbaikmateridanprogrampembelaiaranuntukd.rterapkan
dalam
pengubahantingkah ;;;' 'peserta didik'
Pendidik yangsukses,*"."*,nand(1977)harusmampumengkombinasikandan
mengharmonisasikanun.,,.uo*,"nuounnan,dan"teknologi,dalampembelaiaran metatui
oiapfira]Lnn'"
komunikasi antar personal' evaluasi diagnostik,urutan i"nt"""
pembelaiaran' kemampuanbertanya,
upaya
pencapaian-jriu"n
pembelaiaran' teknik-teknik
memotivasi,danasesmentingkatkecakapanpesertadidik.Dalam
kaitaniniperludiperhatikanadanya'macto-sysfem''dan"micto
sysfems,dalamprosespembelaiaran(Smith,1978)."filacro-system,
merupakansistempembelaiaranSecaramenyeluruh(meliputi
keseluruhanprosespembelaiaran'sepertimetodeproyek'programlPl :
individuatty prescribed instructional program, sistem audio-tutorial), sedangkan 'micro
systems"meliputi cara dan
modelkegiatanyangdilakukanbesertamediayangdigunakan(seperti
@ramah, pembahasan bahan tertulis, demonstragi, penggunaan film,televisi,laboratolium,komputer).Dalamkaitaninipenggunaan
mediadalampembelaiaranbermanfaatuntukmemungkinkan
pendidik dan pesertra didik berinteraksi dalam suasana kemanusiaan
tfau @266fun 1(fas fr&rrafih : furrrwq$
dilingkungan sekitar'
Proses
pembelaiaranyang
mengaktifl<anpeserta
didikdilaksanaX"n
p"nO"t*
*tO"*'"f"Oa"'
melalui
T:i""
penampilan
verbal
lainnya, melainkan menggunaranl;l1gai
media
secaratepat dan b"'d;;; guna (Silberman' 1996)' Teknologi
yangdimaksudr"noi-,initerentangdaripenggunaanperangkatkeras
$ardwarc) sampai dengan
penggunaancors'cot8
pemecahan masalah (Heinrich'et'al''1996)'''[il""""n
(1996) menggolongkanteknologiaararn-pembelaiaranr"o"t"mduakategori,yaituhard.
bchnologlss (rneliputi belaiar
,"L,u,
televisi' belaiar iarak iauh' dankomunikasi,"i,ruikomputer),gertasofutechnologies(meliputi
permainan
ri*ui""i, dan model
belaiar .T:^":::#iJ,:1-::il'
spesifik, g'oo'n A Smith (1996) mengemukakan y
yang dapat
digunakanO"f"* ** urce$ased
teaming' Dengandigunakannyaberbagaisaranateknologitersebutteriadinyaproses pembelaiaranyangtidaksemata-matatergantungpadakehadiran
hnssuns o*0,0,* secara tuik di ti:::l
f;}il:T H:
menyaiikan rnateri pelaiaran'
membagtmenginformasikansesuatu,r","n.kegiatanbelaiardapatdilakukan melaluiberbagaicara,yaitudenganditerapkannyateknologitertentu
(Dewi
tffif:ll'*"nu*
prayitno (200s) meliputi pensuasaan merekaserta
memungkinkan dil<embangkannya kegiatan belaiarberbasis individu
t"oJn' et'al'
1977)' Media yang dimaksudkan disini
meliputip"*"inan'
simulasi'dan
sumber-sumberyang
adapendidik atas:
a)
Kurikulumbi
Metode Pembelaiaran;;
Alat bantu Pembelaiarandi
Lingkungan Pembelaiaran;;
Peiitaian hasit Pembelaiaranrtmu @n66f,gn I(frzs tntotcsia : rDonnatqufr
It
Kewiyatanmerupakansub-komponenprosespembelaiaran dalam situasi O"no'ou"n dengan
oflnnunn'a
kegiatan operasionalpendidikan,
melalui
pengguna"n-'nJtoo"
dan teknologi
yangmengarahr"p"o"dimanfaatkann,"high-technotowAsas-asas teknologi
p"nOiOifan/pembelai"'"nO"n "Alam
Takambang JadiGunJ' meniiwai aplikasi komponen kewiyataan'
c. sosok situasi Pendidikan
rirrikan di atas dan
salingKomponen situasi pendidikan di
atasketerkaitannya
**
digambarka"i","'
bentuk diagram sebagat berikut.Gambar 3. Komponen Situasi Pendidikan (diadoPsi dari PraYitno, 2005) Hakikat ilanusia
1
5. Proses Pembelaiaran
Ifraa @rr66(gn 1(/rd, htbunb : Adfilenyi
,qr1Hd ('zs ro -d . I [t )
d.
Keilmuan PendukungKaidah-kaidah komponen situasi pendidikan
(tujuan pendidikan, peserta didik dan pendidik, serta proses pembelajaran) dibangundengan
mengintegrasikan perangkatilmu berikut
ini.Prayitno (2005) menjelaskan perangkat
ilmu
pendukung sebagai berikut:a) Filsafat
b)
Psikologi cJ Sos/ogid)
Teknologiinformasi e) Ekonomi0
Politikg) Budaya
h)
Manajemeno
Riset dan publikasi3. Sistem
Pendidikan NasionalKonsepsi pendidikan nasional merujuk pada Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pemahaman terhadap
konsepsi
pendidikan nasional dapat diamati melalui beberapa indikator antara lain : (1) pengertian pendidikan, (2) pengertian pendidikan nasional, (3) pengertian sistem pendidikan nasional,(4)
landasan, (5) tujuan, (6) fungsi, (7) sasaran, (8) bentuk pelaksanaan, (9) setting,(10),
tanggung jawab penyelenggaraan.lndikator mengenai pengertian pendidikan, pengertian pendidikan nasional, pengertian sistem pendidikan nasional tertera
dalam
UU No.20 tahun 2003, Pasal 1 sebagai berikut:
Ayat
1:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untukmewujudkan suasana belajar dan
prosespembelajaran agar peserta didik secara
aktffmengembangkan
potensi dirinya untuk
memilikikekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
sertaN I:
bI
{
I
thru ffiQp Krtas ht&rusia : tturnasxafi I 17
keterampilan
yang
diperlukandirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.Ayat 2:
Pendidikan nasionaladalah
pendidikan -yang-
berdasarkan Pancasiladan
Undang-Undang Dasar Negara Republik lndonesia Tahun 1945 yang berakarpada nilai-nilai agama, kebudayaan
nasional indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman-Ayat 3:
Sistem pendidikannasional
adalah keseluruhan komponen pendidikani"ng saling terkait
secara terpadu untuk mencapai tuiuan pendidikan nasional.Selanjutnya indikator lain dapat diuraikan sebagai berikut:
Landasan:
Fungsi:
Tujuan:
Sasaran:
Pancasila
dan
Undang-UndangDasar
Negara Republik IndonesiaTahun 1945 yang
berakarpada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional lndonesia.Mengembangkan kemampuan
dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.berkembangnya
potensi peserta didik
agar menjadi manusiayang
berimandan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadiwarga
negarayang
demokratis serta bertanggung jawab.Mulai dari PAUD sampai orang
dewasa(pendidikan sepanjang hayat).
Bentuk pelaksanaan:
Diselenggarakan se@ra demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif,
sistem terbuka dan
multimakna, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik,memberi
keteladanan, membangun kemauan,dan
mengembangkan kreativitas peserta didikdalam proses
pembelajaran, mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung.Setting:
Melalui sekolah dan luar sekolah dengan seluruh jeniang dan jenisnYa.ttall ffi|gfl r1tur In&rcsia : tuna*cyS 18
Tanggung jawab penyelenggaraan :
Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan sernua komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian
mutu layanan Pendidikan.Sebagai tindak lanjut dari UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pemerintah telah
melahirkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan
di
seluruhwilayah hukum Negara
Kesatuan Republik lndonesia.Pasal 2 ayat (1) menyatakan bahwa lingkup
Standar Nasional Pendidikan meliPuti:1.
standar isi2.
standar proses3.
standar kompetensi lulusan4.
standar pendidik dan tenaga kependidikan5.
standar sarana dan Prsarana6.
standar pengelolaan7.
standar pembiayaan dan8.
standar penilaian PendidikanSelaniutnya unsur-unsur standar nasional pendidikan tersebur dijelaskan dalam pasal-pasal dan
ayat
berikut:Pasal 5
(1). Standar
isi mencakup lingkup
materi dan tingkat kompetensiuntuk mencapai
kompetensilulusan
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu'(2). Standar isi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat kerangka
dasar dan struktur
kurikulum,beban
belajar,kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender Pasal 19
(1) Proses
pembelajarandiselenggarakan
se@ramenyenangkan, menantang,
pada satuan
pendidikaninteraktif,
inspiratif, memotivasipeserta
didikIhn Aar&&fur, Klat h&nesia : futna*sYrt 19
untuk
berpartisipasiaktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuaidengan bakat, minat, dan
perkembanganfisik
serta psikologis Peserta didik.(2)
.selain ketentuan sebagaimana dimaksud padaayat
(1),dalam proses pembelaiaran pendidik
memberikanketeladanan.
Pasal 25
(1)
Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaiandalam
penentuan kelulusan pesertadidik
dari satuan Pendidikan.(2)
Standar kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaranatau
kelompokmata
pelajarandan mata kuliah
atau kelompok mata kuliah.(3) Kompetensi
lulusan untukmata
pelajaran bahasa menekankanpada
kemampuan membacadan
menulisyang sesuai dengan ienjang pendidikan.
(4) Kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Lahirnya UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dengan berbagai indikator sebagaimana
paparan di atas
berimplikasi terhadap proses pembentukan sosok itmu pendidikandi
lndonesia. llmu Pendidikan yang dijadikan sebagai landasan dalam praktek pendidikanitu, di
sampingmemberikan penekanan terhadap hakekat manusia dan mengakomodasi tentang situasi
pendidikan
juga hendaknya berpedoman secara normatif pada sistem pendidikan yang telah digariskan oleh undang-undang.D. Kesimpulan
Beradasarkan
uraian di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa keilmuan pendidikanyang sesuai dengan budaya dan
lingkunganlndonesia masih berada dalam proses pencarian sosoknya. Oleh karena
itu, upaya untuk membangun keilmuan pendidikan yang
secarakonseptual
dapat memayungi praktek pendidikandi
lndonesia sangatIhral€en&64$f1fiit lfutit : oern dsYfr 20
-d.i#"_--r
diperlukan. llmu pendidikan yang bergenre baru dan berciri khas budaya lndonesia perlu dirumuskan kembali dengan konsep kekinian.
Meskipun seelra faktual ilmu pendidikan sudah ada dan digunakan
oleh
para praktisi pendidikan kita dalam praktik pendidikan khususnya datam menjalankan praksis pembelaiaran selamaini, namun
secarakonseptual yang mengintegrasikan berbagai
komponen
terkait masih belum menampakkan sosok yang jelas. Sekurang-kurangnya ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam membangun body of knowlwdge llmu Pendidikan di lndonesia yaitu (1) hakekat manusia, (2) situasi pendidikandan (3)
sistem pendidikan. Ketiga komponen tersebut memungkinkan praksis pendidikan di lndonesia berdiri dengan landasan yangkuat
baik secara filosofis, teoritis maupun praktis.DAFTAR RUJUKAN
Abin S., Makmun. 2000. 'Perkembangan Pemikiran tentang Konsepsi dan Praksis
Pendidikan serta lmplikasinya bagi Pengembangan Profesi dan Kinerja Tenaga Kapendidikan'. Makalah. Disajikan pada KONASPI lV. Jakarta :19-22 September 2000.
Berferik Manullang dan Sri Milfayetty. 20O4. Esensi llmu Pendidikan Dalam MKDK di LPTK (Makalah Seminar)
.
Padang: Diknas, Dikti-Project HedsBerk, R.A. 1998. "Shrdent Rating of 10 Strategies for Using Humor in College Teaching.
"Joumal of Excellece in College Teaching, 7,
71'92-htto:/Arvww.tomveatch.com/else/humor/summary.html diakses 5 Januari 20(M.
Conny Semiaman. 2007. "Perkembangan llmu Pendidikan pad Era Globalisasi dan lmplikasinya terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan'. Makalah pada Studium Generale Fakultas llmu Pendidikan UNP Padang:26 Mei 2007.
Darmansyah dan Masril. 2004. " Pengembangan dan lmplementasi llmu Pendidikan Di lnstitusi Pendidikan". Makalah. Disajikan dalam Seminar Sehari lmplementasi llmu Pendidikan diLPTK, Program S3 PPs UNP, Padang: 11 Mei2004- Driyarkara. $8A. Driyarkara Tentang Pendidikan. Yogyakartra : Penerbit Kanisius.
Dryden, Gordon dan Vos, Jeannette. 2000. Revolusi Cara Belaiar. Jakarta : Penerbit
lGifa.
Dwi Siswoyo (2004). 'Tantatangan Mewujudkan llmu Pendidikan Baru'. Makalah.
Disajikan pada KONASPI V. Surabaya : $9 Oktober 2OA4-
thw MAfut Kfras ht&rusia : ttunaryafr 21
Fasli Jalal.
2005. "
Profesionalisasi PendidikDan
Tenaga Kependidikan Dalam Pembangunan SDM Berkualitas Di Era Globalisasi". Makalah pada Seminar lnternasional llmu Pendidikan. Bukittinggi : 12'14 September 2005'H.A.R. Tilaar.1998
.
Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasiona/. Jakarta:Tera lndonesia.lmam Barnadib
&
Sutari lmam Bamadib. 1996. Bebenpa Aspek Substansial llmu Pendidikan. Yogyakarta. Penerbit AndiNunu Heryanto.2002. Pentingnya Landasan Filsafat llmu Pendidikan Bagi Pendidikan
(Suatu Tinjauan Filsafat
Sains)http:/lwww.tomveatch.com/else/humor/summarv.html diakses 5 Januari 2004.
Pokja Pengembangan Peta Keilmuan Pendidikan. 2005. Petia Keilmuan Pendidikan.
Jokjakarta: Dirien Dikti, Dir.Pemb.Tenaga Kependidikan
dan
KetenaganPerguruan Tinggi.
Prayitno. 2005. Sosok Keilmuan llmu Pendidikan. Padang: FIP UNP
Prayitno.2005. Pendekatan Basic Need" Dalam Pendidikan: Aplikasi llmu Pendidikan.
Makalah. Disajikan pada Seminar tntemasional llmu Pendidikan. Bukittinggi : 12- 14 September2005.
Prayitno.20O5.llmu
Pendidikan, Proses
PembelajaranDan
TenagaKependidikan.Makalah. Disajikan pada KONASPI V. Surabaya
:
5-9 Oktober 200/..Tatang M. Amirin (2004).
'Merajutllmu
PendidikanDi
lndonesia :Perlu Dan Mungkinkah?' Makalah. Disajikan pada KONASPI V. Surabaya : 5-9 Oktober 2004.
lA/inamo Surakhmad .2005. 'Mendidik Memang Tidak Memerlukan llmu Pendidikan.
Makalah. Disajikan pada Seminar Intemasional llmu Pendidikan. Bukittinggi :12-14 September 2005.
I tnu Qen66fum Kfias Intrnusia : Aannansytfi 22