• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ilmu Pendidikan Khas Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Ilmu Pendidikan Khas Indonesia."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

ILMU PENDIDIKAN KHAS INDONESIA

-2010

:-$

{ir

f Ua lzoto

- i-

r fr

)

b7o.

fos D*r'i ,t

Disajikan Seminar fnternasional Pendidikan dan Temu Karya Dekan FIP/T'KIP

BKS-PTN Wilayah Barat Indonesia

di

Plasa

Hotel Rocky

Padang, 7 s.d 9

November

2008

Kdrjasanna:

BKS-PTN Wilayah Barat, Fakultas llmu Pendidikan Universitas Negeri Fadang dan Fakulti Kepem!nipinan dan

Kepengurusan Universitas Sains islam fuiaiaysia

NE

E - SEMINAR INTERN,ASIONAL PEILD,DIXAN

DAN TEII4U KARYA DIKAN L IPiT:IIP BKS . PTN.B

FIP {-rn"P.- 2008

@ PANI TIA

I

T, M.Pd

(2)

ILMU PENDIDIKAN KHAS INDONESIA*

Oleh: Darmansyah**

A. Pendahuluan

Meskipun

praktek

pendidikan

di

lndonesia

telah

berjalan jauh

sebelum bangsa kita merdeka, namun

ilmu

pendidikan yang berciri khas lndonesia masih belum kelihatan sosoknya. Hal ini terlihat

dari

pehdapat

pakar ilmu

pendidikan

di lndonesia dalam berbagai forum

yang

menyatakan bahwa lndonesia sampai

saat ini

betum

memiliki

llmu

Pendiriikan yang dapat memberikan landasan terhadap

praktek

pendidikan. Oleh karena

itu,

kualitas pendidikan lndonesia mengalami peningkatan yang sangat lambat dibandingkan dengan negara lainnya di dunia.

Para ahli pendidikan lndonesia menyatakan bahwa keberadan ilmu pendidikan yang khas lndonesia masih belum jelas uiudnya. Bahkan Prof.

Winarno Surachmad

dengan

suara lantang dalam suatu forum ilmiah di Bukittingga (2005) menyatakan praktek pendidikan

di

lndonesia berialan

tanpa

landasan

yang kuat. lstilah yang sering diusungnya

dalam berbagai

forum adalah

"Pentip" (pendidikan

tanpa ilmu

pendidikan).

Menurut beliau kondisi ini mengakibatkan pendidikan di lndonesia berjalan tanpa landasan filosofis yang jelas, tanpa arah, tanpa tujuan dan berakhir dengan tanpa kualitas.

Namun tidak semua pakar pendidikan berpendapat sama. Prayitno misalnya, menyatakan bahwa

tidak

mungkin terjadi pendidikan tanpa

'Disampaikan dalam seminar lntemasional Pendidikan di UNP Padang &7 November 2008

* Dr. Darmansyah , ST., M.Pd. (Doktor llmu Pmdidikan) Dosen FIP dan Pascasarjana UNP

t tnru *nfr64g Klas I nf,oucia : aarnatsyafi 1

(3)

menerapkan ilmu pendidikan. Praktek pendidikan yang berintikan kegiatan pembelajaran tentulah menggunakan

teori

dan ilmu-ilmu pendidikan' Oleh karena

itu

Prayitno menggunakan istilah "Pendip" untuk mengkounter pernyataan

winarno surachmad.

'Pendip" berarti "pendidikan dengan

ilmu

pendidikan". Dengan demikian pendapat

ini

memastikan bahwa pendidikan telah berialan dengan menggunakan teoridan ilmu pendidikan' Dua pendapat yang berbeda bahkan bertentangan yang diwakili dua

tokoh di atas

tentunya dapat diartikan bahwa

para

pakar

kita

belum memiliki persepsiyang sama tentang keberadaan ilmu pendidikan. Apabila

dilihat

kenyataannya secara obiektif, memang pendidikan

kita

belum memiliki

ujud ilmu

pendidikan yang khas secara tertulis menggunakan metodologi ilmiah. Akan tetapi

di

sisi lain diakui

bahwa tidak

mungkin

guru

melaksanakan pembelajaran

di

dalam kelas tanpa menggunakan

ilmu

pendidikan.

oleh

karena

itu kita

perlu membangun suatu batang

tubuh

(body

of

knowledge)

ilmu

pendidikan

yang

memiliki

ciri

khas

lndonesia. Apalagi

setelah lahimya

uuD

No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kita memang

perlu

merumuskan kembali tentang ilmu pendidikan yang seirama dengan definisi pendidikan yang secara normatif tertera dalam undang-undang tersebut.

B. Mencari Arah Keilmuan Pendidikan lndonesia

Mochtar Buchori (1994) mengatakan bahwa fokus kajian llmu Pendidikan masih terombang-ambing antara kedua konseptual kajian yang amat mendasar yaitu konsepsi pedagogik sebagai genre lama

dengan "education" (dalam arti luas dan

perspektif menyempit) sebagai

genre baru yang

sedang mengalami perkembangan yang intensif.

Kedua posisi tersebut

membingungkan

pakar

pendidikan, karena pedagogik yang selama ini mereka tekuni tidak lagi fungsional,

Itnu tbfi&&qn K[us hloesia : aamaasyafr 2

(4)

sementara kaiian

genre baru

belum mampu memenuhi kebutuhan praksispendidikanyangideal.BahkanmenurutWinarnoSurachmad

(2005) ada keenderungan bahwa ilmu

pendidikan

di

lndonesia

berorientasi

ke luar dan

terpengaruh

oleh

Langeveld, pemikir pendidikan dari daratan Eropa,

yang

terlepas dari metafisiknya yang mungkin diragukan relevansinya untuk lndonesia sekarang.

Konsep ilmu pendidikan yang luas

meniadi

alasan bagi para

pakar pendidikan bahwa "ilmu pendidikan yang otonom adalah tepat dan penting'. Namun demikian, bagaimana seharusnya bentuk ilmu ini masih merupakan masalah kontroversial. 'Kesan

umum

yang teriadi

adalah

para praktisi pendidikan

lebih

banyak mengambil-alih ilmu pendidikan dari mancanegara, lupa dengan karakteristik khas bangsa

dan

anak bangsa lndonesia yang dipengaruhi kuat oleh budayanya sendiri" (Tatang M. Amirin

,

2OO4). Pernyataan tersebut dapat diartikan

bahwa lndonesia pada dasamya belum memiliki konsep

ilmu

pendidikan yang khas dan dijadikan sebagai pengarah tindakan praksis pendidikan.

Meskipun Abin syamsuddin Makmum (2000) menyatakan setuiu dengan pendapat

di atas,

namun

beliau

menyatakan bahwa yang paling penting adalah kita mampu menempatkan diri dalam posisi yang objektif. Kedua arah pengembangan yang dikemukan di atas memiliki

kekuatan dan

kelemahan

yang

membutuhkan analisis mendalam dalam menggunakan referensi yang sesuai dengan

kedua

konsep

genre ilmu pendidikan tersebut

di

atas dan praksis pendidikan yang diselenggarakan

di

lndonesia. Artinya, kaiian pendidikan

di

lndonesia masih perlu dirumuskan, sehingga sosoknya jelas

dan

dapat dijadikan landasan dalam menjalankan praktek pendidikan'

Kedua pakar di atas sepakat bahwa kaiian

pendidikan di lndonesia

belum mampu

menyentuh

semua aspek baik

bidang

permasalahan maupun lingkungan yang seharusnya menjadi sasaran kajian. Mochtar Buchori yang dikutip dariAbin (2000) menggambarkan

Ifnu tPedfrfifon Kjas Intousia : Aarmaasyafr 3

(5)

LINGKUNGAN PENDIDIKAN

MASYARAKAT SEKOLAH

KELUARGA BIDANG

PERMASALAHAN

2 3

FUNDASIONAL 1

5 6

STRUKTURAL

4

7 I

OPERASIONAL

pendapatnya tentang

fokus

kajian pendidikan

di

lndonesia seperti Gambar 1 berikut:

Gambar 1. Denah Kawasan Bidang Kajian llmu Pendidikan

Dari kesembilan kotak di atas, menurut Buchori yang selama ini terus-menerus menjadi sasaran garapan pengakajian

dan

penelitian pada dasarnya baru terfokuskan kepada kotak nomor ke delapan saja' Artinya, kajian pendidikan yang berlangsung selama ini hanya terfokus

pada masalah

operasional

di sekolah saja.

Kotak-kotak bidang permasalahan lainnya seperti lingkungan keluarga

dan

masyarakat cenderung masih terabaikan.

Oleh karena itu menurut Abin Syamsuddin Makmun (2000), iika

ilmu pendidikan

diharapkan

dapat lahir dan

berkembang, maka

sasaran telaahan dan garapan kegiatan penelitian

seyogianya,

tersebar, secara seimbang dan merata pada

kesembilan kotak tersebut. Dengan demikian,

suatu saat di masa

mendatang, akan

terdapat suatu body of knowledge (subsatnsi

pengetahuan) kependidikan Yang komPrehensif'

Meskipun demikian, dalam tataran praktek dan

kebijakan

pendidikan lndonesia

terutama

di

bidang pendidikan dewasa ini, tampaknya arah pengembangan kaiian pendidikan sudah mulai meluas pada lingkungan yang selama ini belum tersentuh seperti sinyalemen

Iku aeifr&Qqn KiLt la&rusit : oanwqafi 4

I

(6)

diatas.Sekurang.kurangnyahalinitercermindaribuku,Reformasi PendidikandalamKonteksotonomiDaerah"(2001,editor:Dr.Fasli Jalal dan prof.Dr. Dedi supriadi), dengan

memberikan perhatian terhadapbeberapapemikiranmengenaikonsepdanarahpendidikandi

masadatang.Adanyadiskusidanpembahasanmengenaifilosofi, kebijakan,danstrategipendidikannasional;manaiemenberbasis

sekolah;

pendidikan

berbasis masyarakat' dan lainlain

yang

melibatkanpakarpendidikanlndonesia,memperlihatkanbahwaarah pengkajian yang komprehensff akan segera dilahirkan'

llmupendidikanyangbarudiharapkansesuaidenganbudaya masyarakat lndonesia oleh Tilaar (2000) dinamai

"pedagogik

transformafif,. Tulisan

lain

yang senada dengan

Tilaar,

Dwi siswoyo (2004), menyebut ilmu pendidikan baru dengan istilah "ilmu pendidikan diale*is,. selanjutnya menurut Dwi

siswoyo

berdialog dengan filsafat pendidikan,termasukdidalamnyadenganfilsafatpendidikannasional

lndonesia(perludisusundandikembangkan)danberbagaialiran

filsafat

pendidikan

untuk mendukung konsepkonsep substantif dan

normatifnya, dalam rangka

penerahan

kemanusiaan, yang bermuara

padapencapaiankeselamatandankebahagiaanyangsetinggi.

tingginyaatauuntukmencapaikebahagiaansempurnadalamkesatuan organis harmonis dinamis'

G. llmu Pendidikan Khas lndonesia

Memperhatikanberbagaiuraiandiatastentangkonsepsi

pendidikan dan perkembangannya serta kondisi keilmuan pendidikan di lndonesia, untuk meningkatkan mutu pendidikan di tanah air perlulah

disusunkonsepkeilmuanpendidikanyangsesuaidenganbudaya

bangsadantetapberdasarkankaidah-kaidahkeilmuan.Dalamtulisan

inidisebutltmuPendidikan/Itastndonesia.Konsepkeilmuanini

lebih laniut akan dapat dijadikan landasan bagi pelaksanaan pendidikan dalam berbagai setting penyelenggaraannya'

5

I ku rhnfi&f,gn Klas I nlowsiz : Aanwslafi

(7)

Memahamipendidikanpadadasarnyatidakmungkindapat

dilakukan tanpa memahami tentang hakekat manusia, Prayitno (2005) mengemukakan bahwa manusia merupakan unsur utama dan terutama dalam kegiatan pendidikan. Karena itu menurut

Prayitno,

dilihat dari

dasardasarnya kegiatan pendidikan dari dahulu, sampai sekarang dan

yangakandatang,dapatlahdikatakanbahwamanusiamenduduki

unsur sentral dalam peristiwa pendidikan'

Pendidikan

dan

manusia meniadi

semakin tak

terpisahkan

sebagai"obyeK,subyek,daninstrumendalamupayamembangun

peserta didik. Pendapat yang tidak iauh

berbeda

dikemukakan oleh Phenix (dalam Nanu, 2OO2) bahwa manusia dalam fenomena (situasi) pendidikan

merupakan

paduan

antara

fakta

dan

nilai-nilai tertentu yang bersifat luhur, sehingga situasi pendidikan memiliki bobot nilai individual, sosial

dan

bobot moral.

ltu

sebabnya pendidikan dalam praktek adalah

fakta

empiris

yang syarat nilai.

Dalam

kaitan

ini

Prayitno (2005) menyatakan Semua kajian tentang manusia, serta pemahaman, penyikapan, dan perlakuan terhadap manusia meniadi hal yang sangat esensial dalam pendidikan'

Permasalahanpendidikansecaralangsungdanmendasar

memang

terkait

dengan permasalahan manusia. John Dewey (dalam Smith, 1965) memaparkan permasalahan tersebut melalui bukunya

lhe

Good Life dan

The

Prcbtems

of

Men. serta Mc Clellan (1976) dalam uraiannya tentang filsafat pendidikan menekankan pentingnya kaitan antara pendidikan itu dengan seluk beluk kemanusiaan. Lebih spesifik' McClellan mengemukakan bahwa pendidikan

itu

merupakan kondisi

yangharusterselenggarademiketetap.berlangsungannyahidup

makhluk yang bemama manusia. Prayitno (2005) mendukung pendapat tersebut dengan menyatakan bahwa pendidikan merupakan kegiatan khas manusia. Pendidikan pada dasarnya adalah dari manusia, oleh manusia dan untuk manusia. Dalam hal ini manusia adalah sekaligus sebagaisumber,sasarandanpelaksanapendidikan'

Itnu Qenfifilqm Kfras In[onesia : tDanurc1afi 6

(8)

Berkaitan

dengan hal teersebut di atas, Kelompok

Keria

Pengembangan

Peta Keilmuan Pendidikan (Pokia PKP:

2005)

meletakkan

dasar, acuan,

dukungan,

dan kelengkapan yang perlu

diaplikasikan

dalam pelaksanaan pendidikan. Diuraikan lebih laniut sebagaiberikut:

Subtansi Keilmuan Pendidikan terdiri dari dua garis besar yang terwujud

dalam

dua ranah, yaitu (1) ranah tentang itmu penoidikan

yang

mencakup hal-hal

yang

mengarah

kepada digunakannya ilmu pendidikan

dalam

pTK(Pendidikin Tenaga Kependidikan), dan (2) ranah ilmu pendukung

yang diperlukan dalam

implementasi ilmu pendidikan dalam praktik pendidikan'

selanjutnya

Pokja PKP (2005) menguraikan bidang

kaijan

keilmuan pendidikan seperti berikut:

Ranah ilmu pendidikan dalam keilmuan

pendidikan

mencakup bidang kajian sebagai berikut (1) kaiian tentang

manusia dalam

pendidikan,

yakni tentang

kehidupan

manusia, hakikat manusia, harkat dan martabat manusia, serta dimensi kemanusiaan;

(2)

kaiian situasi pendidikan

yang

meliputi tuiuan pendidikan, peserta

didik,

pendidik,

irn-pror"s

pembelajaran yang

di

dalamnya diaplikasikan kewibawaan dan kewiyatan. Adapun ranah ilmu pendukung sebagai keseluruhan kaiian keilmuan yang diperlukan untuk mendukung implementasi

ilmu

pendidikan

dalam

praktik

pendidikan, terdiri atas: filsafat, psikologi,

sosiologi,

ieknologi, ekonomi, politik, budaya, manaiemen, serta riset dan teknologi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kaiian ilmu pendidikan lndonesia sedang mengalami proses tansformasi ke arah komprehenesif.

1.

Hakikat Manusia

Kajian tentang hakekat manusia menjadi dasar bagi kajian teori

dan

praktik pendidikan. Dalam

hal ini

Prayitno (2005) menekankan

I tnu <Penfr&iyn rKfias Inhusia : AanrunrXafi 7

(9)

I rt

bahwafilsafattentangmanusia-sebagaihasilpemikiransedalam-

dalamnya,setinggi.tingginya,seluas.luasnya,sepenuh-penuhnya,dan

setuntas.tuntasnyatentanghakikatmanusia-menjadisumberyang melandasiteoridanpraktikpendidikan.Dalamhalinimanusiaakan

terus berpikir tentang manusia: kebutuhan hidupnya, keberlangsungan

generasiberikutnya,lingkungannyadanalamsemesta,perkembangan

danbudayanya,kehidupandunianyadansesudahkehidupanitu berakhir,danhubungannyadengankehidupanspiritualserta

PenciPtanYa.

Nanu(2003)menggambarkanhakekatmanusiasebagaiberikut:

1) -'

Manusia sebagai-makhluk Tuhan mempunyai kebutuhan

U"tt"q*"

kepada Tuhan Yang Maha Esa'

.

2) Manusia *!rUut,nf"n linikungan hidup

berkelompok untuk mengembangkan dirinYa'

3) Manusia

"

r"rpiny"i . p'otensi-potensi yang

dapat

dikembangran'i;'

kebutuhan-kebutuhan

materi

sertia

sPiritual Ying harus diPenuhi'

4) ti||;aia

itu-pada daiarnya dapat dan harus dididik serta daPat mendidik diri sendiri'

Dengan

orientasi

mengungkaPkan bahwa

berikut:

yang lebih mendasar Prayitno

(2005a)

hakekat manusia adalah:

1)

makhluk yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahakuasa

2\

makhluk

yang

terindah

dalam

kelengkapan bentuk dan pencitraannYa

3)

makhluk yang tertinggi derajatnya

4\

khalifah di muka bumi

5i

pemilik hak-hak asasimanusia (HAM)

Berakitandenganhakekatmanusiasebagaimanadigambarkan

Prayitnodiatas,PokjaPKP(2005)menguraikanrumusanpokok

pikiran tentang harkat dan martabat manusia tersebut di atas sebagai

8

I tnu aenfrfr Qqn Kl$ Intorcsia : rDarnanryafi

(10)

ffi s-'--.

Kedua,

malu:ra i:111j;""x"r"ngrlp"n

bentuk

i3tr"**",i1[1"1;{{fii?'t* l;i r"Tulgkinkan

manusia**11'o'iJf"*s"1i:::iJltt"*:n"t-:i"J::::l

H;;; luar biasa

keindahannY'

S"ng-f,rl"na Penciptqa adalah mal$luk tertinggi. deraiatnya' Ketiga, mc

Hal ini

|1l"n'niuilitl-niffi; r"o'i'r"" "t'-"i"

berada di

atas maknr'r-tilf itir r"innv"' oGn

karenanya manusra

tidak boreh

oi."ril"["n

dengan

1-"rnrrr

hin

yang manapun

,J,B3hJlfl1[ f,'iJ "li:#T# ","T:'-.1:1ff

* "::'ffi

manusia'

Keempat' dengan

fefe19[loan

kondisi

dan ketinggian

deralatnyan.i--*In,sia.terailfi'.'rlniouplnny.untuk

menguasai,

*"*iliJloayaxan"i""'*"'antaairan

bumi

yans oit"'pJtinvi lllv:--'ianusiatah"'vans

kuasa

,,"rix."n"-""'ilii;*g;61.y,'p"ii{,:iiii:,"iy:,:,

Kelima'

m em pe rre"n*"0''iT'i

i

"

n g

"

" fff "l mt ffi:ftXl till

'[[Hf

;;#:1,6::,fi'lTi:l, d ;;",''i :"rupaka

n

keBtlmewttn"'frtnJtitt lttyt'*tnutit yang

mampu

;;il;'"

hak-hak dasar dirinYa'

Harkat dan martabat manusia

$MM)

merupakan inti dari

kemanusiaan manusia' Telaah lebih laniut

tentang

kemanusiaan manusia

itu

menghasilkan padangan tentang dimensidimensi kemanusiaan

yang ada

pada

diri

manusia

diuraikan

oleh Pokia

dengan

mengadopsi Prayitno (2005)

ada empat dimensi kemanusiaan yaitu: (a)

dimensi

ketuhanan, (b) dimensi individu'

(c)

dimensi sosial'

dan

(d)

dimensi moral

I

Itmu rPeafr&{aa Kfiis hlausit : Aarnwtqafr

(11)

Dimensi

/

Individu/

- \ \

t I I

+

I

, t

u\

Dimensi

\

Sosial

Dimensi Ketuhanan

----/

I)imens iMoral

I t

/t. -

LebihjauhPrayitno(2005)menyatakanbahwakaidah-kaidah yangterkandungdidalamhakekatkemanusiaansepenuhnyameniadi

****krgr.lu*t.xlfifiwf*trl

lll['flx,'::"ffi!?:?:

*i***t'Ul#**i[L'3il

x

acuan dalam:

.Hl:ilHH}H:ll.ff,lit1*x}Jil:.il';:Hx.,y.a#;ln"*'

o m€nrohami'

menyl[]o''

"'ili" 'mlmnerixan

perlakuan

terhadap peserta

t"o]:..,^okan kelengkapan

dan

o nret?ocans' ..T:it':J;oemuetalaran

. n:ry,rru:n:m:ru9*i1g1iffi T:x.hi:l8:l

karakteristik'

Potenst c merek

o ffiBhetlpx"n

kualifikasi fungsional-professional pendidik

untuk 'meniamin t"""iJndg""nyi pendidikan

yang

bermutu U"gi

P"t"rta

didik

Gambar 2. Keterkaitan

(diadoPsi dari

Antardimensi dalam Diri Manusia

PraYitno 2005)

t hnu ttenfrfr fi gn'Krtgt utnru sit : Aarnatqafi'

10

(12)

SelaniutnyamenurutPrayitno(2002)dapatdipahamibahya

seluruh materi pembelaiaran,

yang;il

rain terarah kepada pencapalan

sasaran p"nOiOif"n nu' melalui iaring

lima-i terangkatkan untuk

selaniutnyadiantarkanmenuiu.".","npendidikanituyangdisebut

denganpancadaya.Kelimadayatersebutadalah:(1)imandantaqwa' (2)inisiatfi,lelsemangatkeindustrian,(4)semangatkeindMduan,dan

interaksi.

-...^ xarhaoai aspek kekuatan spiritual Melalui

iaring

iman dan taqwa

berbagai asp

keagamaan,o"r"*konteksn,u,ng"ndenganTuhansertahubungan

dengan

,n"n,,.,nngkungan

terbawakan. Denga

n

inisiatif peserta didik

didorong untur uJrr"*"u"n ru"t

melakukan

hal-hal positif

dalam

menialanir"nioup"nnya,dano"nn"nsemangatkeindustrianapayang

dikeriakan itu menghasirkan sesuatu yang berguna bagi kehidupannya sendiridanoranglain.Kegiatanyangproduktifmeniadiorientasipeserta

didik. Dasar kegiatan produktrf

yang disertai inisiatif tinggi itu adahh diri peserta o.o.*

*

sendiri

."u"g"i inai,iou

unik, dengan potensi dirinya.

Semangatkeindividualanmemungkinanpesertadidikpercayaatas kemampuandirisendirio"n,,nori.Kemandirianyangpenuhinisiatif

dan produktif

itu

bukanrah kemandirian yang menyendiri atau terisolir'

melainkan dalam

keterkaitan*"i"*an

orang lain' baik hubungan tatap

muka,dalamkelompok'maupundalammasyarakat'denganintenksi

ya ns

o",*

",t u"r :"1"::::{HiTil jru: ffi: [H'::::

"

;:

Yang disebutkan

'ttu

diben

t

ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa'

2. :[:] il]liln:

merupakan fenomena kehidupan

yans

di

dalamnyaterkandungperistiwapendidikanyangmelibatkanpendidikdan

pesertadidik.Fenomenasituasipendidikaninilahyangmeniadiobiek

formal irmu pendidkan. sifuasi pendidika, adarah peristiwa yang teriadi

ttuu ctun66f,mz l(fias Morcsia : rfunnzagafi

fi

(13)

adalah diaplikasikannya kewibawaan dan kewiyataan

ttnu abnfr&fgt t(6as

talonetb : OdrrrauJci

(14)

a Kewibawaan

Kewibawaanmenurut

Pravitno (2005)

T'Jt:[l;l|:

p e ndid*<a.

r{ :[::TIIHI' ::}:J.:iln "n

pendidikan

rouch') redirian 0"":11

":tx" kondisi 'high

tor)ctl" dalam arti

*"**"*"an ini

mengarah

*"O"lu}};

positfi, kontrukttf'

dan

ffi;;J"*I:lrul{f*ffi::'ffiTru

Daram

hal ini

pendidik

*""':::.'ffi;"n ,u"r"n,

warm and

peserta o,o,*

r"nn oiwala] 1e:i:,-:Illl;J;

tanding' to've'

acceptance, realness

' pnzing',tin

n"t,"nn,

1978; Barry

&

Ktng'

canng,**"o'

1969;

Gordon'

1974;

smith' t'l;*'li":::'

1993; fr"nO']t"f'' "not

Pendidik dengan

sungguh-sunggr

memahamisuasanahubungannyadenganpesertadidiksecara

seiuk, tidak

;;;;"*bdak (t";"n'

1e70) -karena "tanguase or

acceptanceis

so

pawertul

;;;"'

1974:55)'

dan

karena

sikap

pendidik

"";;";;;,o"nn",u;'-."*"0"0

tingkah laku

dan

kegiatan

belaiaro"""n"didik(Sm.|th,1978).Hubungandenganpesertadidik harusdibuatmeniadi.u"""n"demokratisdenganpolahubungan 'sayaoke'kamuiuga'oke'"(B"""nnoE'1971)'LebihrinciPrayitno

(2005) menielaskan tentang kewibawaan meliputi:

3, W;liil"

dan ketemb utan

c)

Penguatan

d'1 Pengarahan

e)

riniaxanfegas Yang mendidik'

0

Keteladanan

Kewibawaan merupakan sub-komponen

proses

pembelaiaran

dalam situasi

pendidikan

yang

mengarah kepada dibangunnyahubungannyangkondusif-konstruktif-produktifantara

pendidikandanpesertadidikyangmengarahkepadaSuasanahigh- touch.Asas_asas ,,ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tutwurihandayanf,menjiwaiaplikasikomponenkewibawaan.

thu abz{zdiian

Klas frr&rrcsld Damaagol

(15)

ttl

b. Kewiyataan ....r oravirno (2005)

merupakan

'a' Kewiyataan

menurut Prayitno

(2005)

m

pembelaiar"n'

r"ln diselengg**; ;"noioir

untuf merealisasikan proses

o"noo,"n .ui,"n p"noiJi"n oleh

peserta

didik.

Proses

pencapaian

t;;;

'";

mengarah kepada penggunaan teknologi

tinssi ,':,jj,:"'i:fl] mampu mensembanskan

suasana

pembelaiarandengan"high.touch,sebagaimanadigambarkandi

atas, P€rldidik iuga dituntut untuk mampu mengembangkan

sistem

danstrategiuesertamediao"*,"'ranyangdiselenggarakannya (Smith,1978).Halinitelah."*,oilonkanolehparaahliseperti

Maria Montesort' Bruner' Skiner tentang perlunya direncanakannya

denganbaikmateridanprogrampembelaiaranuntukd.rterapkan

dalam

pengubahan

tingkah ;;;' 'peserta didik'

Pendidik yang

sukses,*"."*,nand(1977)harusmampumengkombinasikandan

mengharmonisasikanun.,,.uo*,"nuounnan,dan"teknologi,dalam

pembelaiaran metatui

oiapfira]Lnn'"

komunikasi antar personal' evaluasi diagnostik,

urutan i"nt"""

pembelaiaran' kemampuan

bertanya,

upaya

pencapaian

-jriu"n

pembelaiaran' teknik-teknik

memotivasi,danasesmentingkatkecakapanpesertadidik.Dalam

kaitaniniperludiperhatikanadanya'macto-sysfem''dan"micto

sysfems,dalamprosespembelaiaran(Smith,1978)."filacro-system,

merupakansistempembelaiaranSecaramenyeluruh(meliputi

keseluruhanprosespembelaiaran'sepertimetodeproyek'program

lPl :

individuatty prescribed instructional program, sistem audio-

tutorial), sedangkan 'micro

systems"

meliputi cara dan

model

kegiatanyangdilakukanbesertamediayangdigunakan(seperti

@ramah, pembahasan bahan tertulis, demonstragi, penggunaan film,televisi,laboratolium,komputer).Dalamkaitaninipenggunaan

mediadalampembelaiaranbermanfaatuntukmemungkinkan

pendidik dan pesertra didik berinteraksi dalam suasana kemanusiaan

tfau @266fun 1(fas fr&rrafih : furrrwq$

(16)

dilingkungan sekitar'

Proses

pembelaiaran

yang

mengaktifl<an

peserta

didik

dilaksanaX"n

p"nO"t*

*tO"*

'"f"Oa"'

melalui

T:i""

penampilan

verbal

lainnya, melainkan menggunaran

l;l1gai

media

secara

tepat dan b"'d;;; guna (Silberman' 1996)' Teknologi

yang

dimaksudr"noi-,initerentangdaripenggunaanperangkatkeras

$ardwarc) sampai dengan

penggunaan

cors'cot8

pemecahan masalah (Heinrich'et'al''

1996)'''[il""""n

(1996) menggolongkan

teknologiaararn-pembelaiaranr"o"t"mduakategori,yaituhard.

bchnologlss (rneliputi belaiar

,"L,u,

televisi' belaiar iarak iauh' dan

komunikasi,"i,ruikomputer),gertasofutechnologies(meliputi

permainan

ri*ui""i, dan model

belaiar .

T:^":::#iJ,:1-::il'

spesifik, g'oo'n A Smith (1996) mengemukakan y

yang dapat

digunakan

O"f"* ** urce$ased

teaming' Dengan

digunakannyaberbagaisaranateknologitersebutteriadinyaproses pembelaiaranyangtidaksemata-matatergantungpadakehadiran

hnssuns o*0,0,* secara tuik di ti:::l

f;}il:T H:

menyaiikan rnateri pelaiaran'

membagt

menginformasikansesuatu,r","n.kegiatanbelaiardapatdilakukan melaluiberbagaicara,yaitudenganditerapkannyateknologitertentu

(Dewi

tffif:ll'*"nu*

prayitno (200s) meliputi pensuasaan mereka

serta

memungkinkan dil<embangkannya kegiatan belaiar

berbasis individu

t"oJn' et'al'

1977)' Media yang dimaksudkan di

sini

meliputi

p"*"inan'

simulasi'

dan

sumber-sumber

yang

ada

pendidik atas:

a)

Kurikulum

bi

Metode Pembelaiaran

;;

Alat bantu Pembelaiaran

di

Lingkungan Pembelaiaran

;;

Peiitaian hasit Pembelaiaran

rtmu @n66f,gn I(frzs tntotcsia : rDonnatqufr

It

(17)

Kewiyatanmerupakansub-komponenprosespembelaiaran dalam situasi O"no'ou"n dengan

oflnnunn'a

kegiatan operasional

pendidikan,

melalui

pengguna"n-

'nJtoo"

dan teknologi

yang

mengarahr"p"o"dimanfaatkann,"high-technotowAsas-asas teknologi

p"nOiOifan/pembelai"'"n

O"n "Alam

Takambang Jadi

GunJ' meniiwai aplikasi komponen kewiyataan'

c. sosok situasi Pendidikan

rirrikan di atas dan

saling

Komponen situasi pendidikan di

atas

keterkaitannya

**

digambarka"

i","'

bentuk diagram sebagat berikut.

Gambar 3. Komponen Situasi Pendidikan (diadoPsi dari PraYitno, 2005) Hakikat ilanusia

1

5. Proses Pembelaiaran

Ifraa @rr66(gn 1(/rd, htbunb : Adfilenyi

(18)

,qr1Hd ('zs ro -d . I [t )

d.

Keilmuan Pendukung

Kaidah-kaidah komponen situasi pendidikan

(tujuan pendidikan, peserta didik dan pendidik, serta proses pembelajaran) dibangun

dengan

mengintegrasikan perangkat

ilmu berikut

ini.

Prayitno (2005) menjelaskan perangkat

ilmu

pendukung sebagai berikut:

a) Filsafat

b)

Psikologi cJ Sos/ogi

d)

Teknologiinformasi e) Ekonomi

0

Politik

g) Budaya

h)

Manajemen

o

Riset dan publikasi

3. Sistem

Pendidikan Nasional

Konsepsi pendidikan nasional merujuk pada Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pemahaman terhadap

konsepsi

pendidikan nasional dapat diamati melalui beberapa indikator antara lain : (1) pengertian pendidikan, (2) pengertian pendidikan nasional, (3) pengertian sistem pendidikan nasional,

(4)

landasan, (5) tujuan, (6) fungsi, (7) sasaran, (8) bentuk pelaksanaan, (9) setting,

(10),

tanggung jawab penyelenggaraan.

lndikator mengenai pengertian pendidikan, pengertian pendidikan nasional, pengertian sistem pendidikan nasional tertera

dalam

UU No.

20 tahun 2003, Pasal 1 sebagai berikut:

Ayat

1:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan

proses

pembelajaran agar peserta didik secara

aktff

mengembangkan

potensi dirinya untuk

memiliki

kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta

N I:

bI

{

I

thru ffiQp Krtas ht&rusia : tturnasxafi I 17

(19)

keterampilan

yang

diperlukan

dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Ayat 2:

Pendidikan nasional

adalah

pendidikan -yang

-

berdasarkan Pancasila

dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik lndonesia Tahun 1945 yang berakar

pada nilai-nilai agama, kebudayaan

nasional indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman-

Ayat 3:

Sistem pendidikan

nasional

adalah keseluruhan komponen pendidikan

i"ng saling terkait

secara terpadu untuk mencapai tuiuan pendidikan nasional.

Selanjutnya indikator lain dapat diuraikan sebagai berikut:

Landasan:

Fungsi:

Tujuan:

Sasaran:

Pancasila

dan

Undang-Undang

Dasar

Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 yang

berakar

pada nilai-nilai agama,

kebudayaan nasional lndonesia.

Mengembangkan kemampuan

dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

berkembangnya

potensi peserta didik

agar menjadi manusia

yang

beriman

dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi

warga

negara

yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Mulai dari PAUD sampai orang

dewasa

(pendidikan sepanjang hayat).

Bentuk pelaksanaan:

Diselenggarakan se@ra demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif,

sistem terbuka dan

multimakna, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik,

memberi

keteladanan, membangun kemauan,

dan

mengembangkan kreativitas peserta didik

dalam proses

pembelajaran, mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung.

Setting:

Melalui sekolah dan luar sekolah dengan seluruh jeniang dan jenisnYa.

ttall ffi|gfl r1tur In&rcsia : tuna*cyS 18

(20)

Tanggung jawab penyelenggaraan :

Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan sernua komponen masyarakat melalui peran serta dalam

penyelenggaraan dan pengendalian

mutu layanan Pendidikan.

Sebagai tindak lanjut dari UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Pemerintah telah

melahirkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan

di

seluruh

wilayah hukum Negara

Kesatuan Republik lndonesia.

Pasal 2 ayat (1) menyatakan bahwa lingkup

Standar Nasional Pendidikan meliPuti:

1.

standar isi

2.

standar proses

3.

standar kompetensi lulusan

4.

standar pendidik dan tenaga kependidikan

5.

standar sarana dan Prsarana

6.

standar pengelolaan

7.

standar pembiayaan dan

8.

standar penilaian Pendidikan

Selaniutnya unsur-unsur standar nasional pendidikan tersebur dijelaskan dalam pasal-pasal dan

ayat

berikut:

Pasal 5

(1). Standar

isi mencakup lingkup

materi dan tingkat kompetensi

untuk mencapai

kompetensi

lulusan

pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu'

(2). Standar isi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat kerangka

dasar dan struktur

kurikulum,

beban

belajar,

kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender Pasal 19

(1) Proses

pembelajaran

diselenggarakan

se@ra

menyenangkan, menantang,

pada satuan

pendidikan

interaktif,

inspiratif, memotivasi

peserta

didik

Ihn Aar&&fur, Klat h&nesia : futna*sYrt 19

(21)

untuk

berpartisipasi

aktif,

serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat, dan

perkembangan

fisik

serta psikologis Peserta didik.

(2)

.selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada

ayat

(1),

dalam proses pembelaiaran pendidik

memberikan

keteladanan.

Pasal 25

(1)

Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian

dalam

penentuan kelulusan peserta

didik

dari satuan Pendidikan.

(2)

Standar kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran

atau

kelompok

mata

pelajaran

dan mata kuliah

atau kelompok mata kuliah.

(3) Kompetensi

lulusan untuk

mata

pelajaran bahasa menekankan

pada

kemampuan membaca

dan

menulis

yang sesuai dengan ienjang pendidikan.

(4) Kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Lahirnya UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dengan berbagai indikator sebagaimana

paparan di atas

berimplikasi terhadap proses pembentukan sosok itmu pendidikan

di

lndonesia. llmu Pendidikan yang dijadikan sebagai landasan dalam praktek pendidikan

itu, di

samping

memberikan penekanan terhadap hakekat manusia dan mengakomodasi tentang situasi

pendidikan

juga hendaknya berpedoman secara normatif pada sistem pendidikan yang telah digariskan oleh undang-undang.

D. Kesimpulan

Beradasarkan

uraian di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa keilmuan pendidikan

yang sesuai dengan budaya dan

lingkungan

lndonesia masih berada dalam proses pencarian sosoknya. Oleh karena

itu, upaya untuk membangun keilmuan pendidikan yang

secara

konseptual

dapat memayungi praktek pendidikan

di

lndonesia sangat

Ihral€en&64$f1fiit lfutit : oern dsYfr 20

(22)

-d.i#"_--r

diperlukan. llmu pendidikan yang bergenre baru dan berciri khas budaya lndonesia perlu dirumuskan kembali dengan konsep kekinian.

Meskipun seelra faktual ilmu pendidikan sudah ada dan digunakan

oleh

para praktisi pendidikan kita dalam praktik pendidikan khususnya datam menjalankan praksis pembelaiaran selama

ini, namun

secara

konseptual yang mengintegrasikan berbagai

komponen

terkait masih belum menampakkan sosok yang jelas. Sekurang-kurangnya ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam membangun body of knowlwdge llmu Pendidikan di lndonesia yaitu (1) hakekat manusia, (2) situasi pendidikan

dan (3)

sistem pendidikan. Ketiga komponen tersebut memungkinkan praksis pendidikan di lndonesia berdiri dengan landasan yang

kuat

baik secara filosofis, teoritis maupun praktis.

DAFTAR RUJUKAN

Abin S., Makmun. 2000. 'Perkembangan Pemikiran tentang Konsepsi dan Praksis

Pendidikan serta lmplikasinya bagi Pengembangan Profesi dan Kinerja Tenaga Kapendidikan'. Makalah. Disajikan pada KONASPI lV. Jakarta :19-22 September 2000.

Berferik Manullang dan Sri Milfayetty. 20O4. Esensi llmu Pendidikan Dalam MKDK di LPTK (Makalah Seminar)

.

Padang: Diknas, Dikti-Project Heds

Berk, R.A. 1998. "Shrdent Rating of 10 Strategies for Using Humor in College Teaching.

"Joumal of Excellece in College Teaching, 7,

71'92-

htto:/Arvww.tomveatch.com/else/humor/summary.html diakses 5 Januari 20(M.

Conny Semiaman. 2007. "Perkembangan llmu Pendidikan pad Era Globalisasi dan lmplikasinya terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan'. Makalah pada Studium Generale Fakultas llmu Pendidikan UNP Padang:26 Mei 2007.

Darmansyah dan Masril. 2004. " Pengembangan dan lmplementasi llmu Pendidikan Di lnstitusi Pendidikan". Makalah. Disajikan dalam Seminar Sehari lmplementasi llmu Pendidikan diLPTK, Program S3 PPs UNP, Padang: 11 Mei2004- Driyarkara. $8A. Driyarkara Tentang Pendidikan. Yogyakartra : Penerbit Kanisius.

Dryden, Gordon dan Vos, Jeannette. 2000. Revolusi Cara Belaiar. Jakarta : Penerbit

lGifa.

Dwi Siswoyo (2004). 'Tantatangan Mewujudkan llmu Pendidikan Baru'. Makalah.

Disajikan pada KONASPI V. Surabaya : $9 Oktober 2OA4-

thw MAfut Kfras ht&rusia : ttunaryafr 21

(23)

Fasli Jalal.

2005. "

Profesionalisasi Pendidik

Dan

Tenaga Kependidikan Dalam Pembangunan SDM Berkualitas Di Era Globalisasi". Makalah pada Seminar lnternasional llmu Pendidikan. Bukittinggi : 12'14 September 2005'

H.A.R. Tilaar.1998

.

Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasiona/. Jakarta:Tera lndonesia.

lmam Barnadib

&

Sutari lmam Bamadib. 1996. Bebenpa Aspek Substansial llmu Pendidikan. Yogyakarta. Penerbit Andi

Nunu Heryanto.2002. Pentingnya Landasan Filsafat llmu Pendidikan Bagi Pendidikan

(Suatu Tinjauan Filsafat

Sains)

http:/lwww.tomveatch.com/else/humor/summarv.html diakses 5 Januari 2004.

Pokja Pengembangan Peta Keilmuan Pendidikan. 2005. Petia Keilmuan Pendidikan.

Jokjakarta: Dirien Dikti, Dir.Pemb.Tenaga Kependidikan

dan

Ketenagan

Perguruan Tinggi.

Prayitno. 2005. Sosok Keilmuan llmu Pendidikan. Padang: FIP UNP

Prayitno.2005. Pendekatan Basic Need" Dalam Pendidikan: Aplikasi llmu Pendidikan.

Makalah. Disajikan pada Seminar tntemasional llmu Pendidikan. Bukittinggi : 12- 14 September2005.

Prayitno.20O5.llmu

Pendidikan, Proses

Pembelajaran

Dan

Tenaga

Kependidikan.Makalah. Disajikan pada KONASPI V. Surabaya

:

5-9 Oktober 200/..

Tatang M. Amirin (2004).

'Merajut

llmu

Pendidikan

Di

lndonesia :

Perlu Dan Mungkinkah?' Makalah. Disajikan pada KONASPI V. Surabaya : 5-9 Oktober 2004.

lA/inamo Surakhmad .2005. 'Mendidik Memang Tidak Memerlukan llmu Pendidikan.

Makalah. Disajikan pada Seminar Intemasional llmu Pendidikan. Bukittinggi :12-14 September 2005.

I tnu Qen66fum Kfias Intrnusia : Aannansytfi 22

Referensi

Dokumen terkait

government, as well as by immigrants theselves.12 Thus when Congress eliminated the quota system, large numbers of Filipinos already wanted to come to the United

[r]

Amerika telah bereksperimen dengan beberapa bentuk peraturan yang berbeda lebih dari 20 tahun dan telah mahir mempelajari bahwa tidak semua program pemerintah efektif dalam

Dalam hal ini masyarakat berhak untuk memeluk agamanya masing-masing dan wajib menjalankan apa yang diperintahkan dalam agama masing-masing dn menjauhi apa yang

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive, yaitu PG Tasikmadu dengan pertimbanganmasih ditemukan permasalahan terkait kualitas gula,

Secara teori, perusahaan yang melakukan pergantian auditor dengan auditor yang profesional, dapat menyebabkan kualitas pada laporan keuangan yang telah diaudit

Motherboard ini di design untuk memenuhi kebutuhan processor 16 bit-286 dari Intel, yang membutuhkan lebih banyak ruang dari yang bisa disediakan Oleh motherboard