JIME
(Journal of Industrial and Manufacture Engineering)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jime
Analisa Pendekatan Lean Manufacturing Untuk
Mengidentifikasi Waste Pada Produksi Hard Wheat di Wilayah IV (Mill MNO)
Santika Sari*1), Reni Wulandari2), Annisa Putriana Saputro3)
1,2,3) Program Studi Teknik Industri, UPN Veteran Jakarta
Diterima: Agustus 2021; Disetujui: Mei 2022; Dipublikasi: Mei 2022;
*Coresponding author : santika.sari@upnvj.ac.id Abstrak
PT. ISM Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills Jakarta adalah perusahaan penggilingan gandum pertama dan terbesar di Indonesia yang didirikan tahun 1971, perusahaan ini membantu untuk menjaga ketahanan pangan dan kebutuhan dengan memproduksi produk tepung terigu di Indonesia. Perusahaan perlu menerapkan lean manufacturing untuk mengurangi atau meminimalisir adanya pemborosan dalam sistem produksi sehingga tercipta sistem produksi yang ramping dengan tujuan yang lebih efisien dan efektif. Lean manufacturing adalah metode yang tepat untuk digunakan oleh perusahaan dalam mengidentifikasi tingkat pemborosan atau waste sehingga mampu lebih menekan atau bahkan bisa mengurangi kegiatan atau aktivitas yang tidak bernilai tambah atau yang biasa disebut nonvalue added activity. Analisa pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa metode antara lain metode PAM (Process Activity Mapping), BPM (Big Picture Mapping), dan diagram sebab-akibat (Fishbone). Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer didapatkan dengan melakukan observasi dan wawancara secara langsung ke lapangan, sementara data sekunder didapat dari laporan perusahaan. Berdasarkan hasil analisis didapatkan 7 pemborosan yang teridentifikasi.
Didapatkan beberapa usulan perbaikan waktu aktivitas. Setelah dilakukan perbaikan, kemudian dibandingan waktu actual dengan waktu usulan sehingga waktu yang diperlukan untuk proses produksi mengalami penghematan waktu yaitu sebesar 18264 detik atau 5 jam 5 menit dari yang sebelumnya sebesar 33796 detik atau 9 jam 38 menit.
Kata Kunci : Pemborosan, PAM, BPM, diagram sebab-akibat Abstract
PT. ISM Tbk. Bogasari Flour Mills Jakarta Division is the first and largest wheat milling company in Indonesia which was established in 1971, this company helps to maintain food security and needs by producing wheat flour products in Indonesia. Companies need to implement lean manufacturing to reduce or minimize waste in the production system so as to create a lean production system with a more efficient and effective goal. Lean manufacturing is the right method to be used by companies in identifying the level of waste or waste so that it can be more suppressive or even reduce activities or activities that are not worth adding value or commonly called nonvalue added activity. The analysis in this study was carried out using several methods, including pam (Process Activity Mapping), BPM (Big Picture Mapping), and cause-and-effect diagram (Fishbone). The data used is primary and secondary data. Primary data is obtained by making observations and interviews directly to the field, while secondary data is obtained from company reports. Based on the results of the analysis obtained 7 identified wastes. Obtained several proposals for improvement of activity time. After repairs were made, then compared the actual time with the proposed time so that the time needed for the production process experienced a time saving of 18264 seconds or 5 hours 5 minutes from the previous 33796 seconds or 9 hours 38 minutes.
Keywords : Waste, PAM, BPM, Fishbone Diagram
How to Cite: Sari. S, dkk (2022). Analisa Pendekatan Lean Manufacturing Untuk Mengidentifikasi Waste Pada Produksi Hard Wheat di Wilayah IV (Mill MNO). JIME (Journal of Industrial and Manufacture Engineering). 6 (1): 1-8
2 PENDAHULUAN
Di era yang semakin canggih ini, perekonomian menjadi salah satu tolak ukur dari kemajuan suatu negara. Perkembangan perekonomian dunia mampu menopang kehidupan masyarakat diseluruh dunia, salah satunya Indonesia. Perusahaan harus mempunyai strategi untuk memenangkan pasar, harus mampu berkembang lebih baik dan mampu bersaing dengan kompetitor yang lain.
Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu melakukan perbaikan dan meningkatkan kinerja (Misbah et.al., 2015). Salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas dan efisiensi dalam produksi suatu produk dari segi biaya, waktu dan limbah.
Banyak terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil penjualan produk suatu perusahaan. Salah satunya adalah terdapatnya waste atau pemborosan pada saat proses produksi. Semakin ketatnya persaingan di dunia industri, perusahaan perlu menerapkan lean manufacturing untuk mengurangi adanya pemborosan dalam sistem produksi sehingga tercipta sistem produksi yang ramping dengan tujuan lebih efisien dan efektif. Lean manufacturing adalah metode yang tepat untuk digunakan oleh perusahaan untuk mengidentifikasi tingkat pemborosan atau waste sehingga mampu lebih menekan atau bahkan bisa mengurangi kegiatan atau aktivitas yang tidak bernilai tambah (nonvalue added activity).
PT. ISM Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills Jakarta adalah perusahaan penggilingan gandum pertama dan terbesar di Indonesia yang didirikan tahun 1971 (Era Presiden Soeharto). Untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk Indonesia, maka PT. ISM Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills membantu untuk menjaga ketahanan pangan dan kebutuhan dengan memproduksi tepung terigu di Indonesia.
Tujuan yang dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Mengidentifikasi pemborosan apa saja yang terjadi pada proses produksi, mengidentifikasi seluruh proses produksi yang terdapat di devisi Mill MNO PT. Bogasari Flour Mills, dan memberikan gambaran dan perbandingan proses aktual dan usulan perbaikan dari hasil eliminasi Waste yang ditemukan di divisi Mill MNO PT. Bogasari Flour Mills.
Dengan Batasan permasalahan sebagai berikut: Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di PT. ISM Tbk, Divisi Bogasari flour mills wilayah IV (mill MNO), objek penelitian merupakan produk tepung jenis Hard Wheat yaitu merek Cakra Kembar.
Pengambilan data dilakukan 2 hari proses prduksi, pengambilan data hanya terfokus pada waktu dan aktivitas produksi sebagai identifikasi terjadinya pemborosan, penelitian ini hanya memberikan usulan perbaikan dan tidak membahas terkait penerapan usulan dan keuangan pada proses produksi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan teknik Analisa data dengan PAM (Process Activity Mapping), BPM (Big Picture Mapping) dan
3 diagram sebab-akibat (Fishbone). PAM (Process Activity Mapping) merupakan Tool atau alat yang dipergunakan sebagai pemetaan aktivita proses produksi yang diawali dari operasi, transportasi, inspeksi, delay dan storage, yang selanjutnya pengelompokan aktivitas berdasarkan tipe-tipenya yaitu yang termasuk kedalam VA, NNVA, dan NVA. Dengan BPM (Big Picture Mapping), dapat diketahui aliran informasi dan fisik dalam sistem, lead time yang dibutuhkan dari masing-masing proses yang tejadi.
Diagram sebab-akibat (Fishbone) merupakan diagram yang berbentuk tulang ikan yang menyatakan sebab dan akibat dari suatu proses. Diagram ini digunakan sebagai alat yang menunjukkan sebab potensial dari waste. Penelitian ini dilakukan di PT. ISM Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan Wawancara secara langsung dengan pihak yang mengetahui mengenai objek yang diteliti yaitu dengan pihak miller atau karyawan.
Observasi Pengamatan langsung ke objek yang diteliti sehingga dapat diketahui jalannya proses dengan jelas yang bertujuan untuk memecahkan masalah dalam penelitian. Dokumentasi Mendapatkan data dengan mempelajari dokumen - dokumen perusahaan yang terkait dengan penelitian. Flowchart penelitian dapat dilihat dalam gambar 1.
Kriteria dan Subkriteria
Mulai
Menentukan Tujuan dan Kriteria
Pengumpulan Data
Wawancara Observasi
Analisa data dengan PAM (Process Activity Mapping), BPM (Big Picture Mapping), dan
Diagram Sebab-Akibat (Fishbone)
Hasil Waktu Aktivitas
Usulan Perbaikan Waktu Aktivitas
Selesai
Gambar 1. Flowchart Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk mengidentifikasi waste pada proses produksi terlebih dahulu diperlukan data dari data aliran infrmasi permintaan produk tepung tersebut. Diawali dari pihak marketing menerima order dari customer, Breakdown data oleh PPIC Manager, Pengecekan barang tersedia di Finish Product Storage (FPS), jika hasil produksi baik selanjutnya produk disimpan leh FPS Section Head, jika ada order akan dilakukan penghitungan biaya produk oleh Accounting, kemudian FPS melakukan loading barang yang akan dikirim. Penanganan bahan baku yang berupa gandum dari mulai kedatangan sampai dikemas. Penerimaan bahan baku dari jetty dan disimpan di sillo. Cleaning Proses (Pembersihan Gandum) terdiri dari tiga proses yaitu:
1. Pre-Cleaning merupakan dimana gandum dimasukkan kedalam raw wheat bin untuk dilakukan pembersihan untuk
4 memisahkan antara offal baik yng berukuran lebih besar tau lebih kecil dari ukuran gandum.
2. First Cleaning merupakan proses dimana dilakukan pembersihan yang dilakukan dari raw wheat bin sampai pada tempering bin. Tujuan dari dilakukan pembersihan ini yaitu untuk memisahkan material-material yang tercampur dengan gandum yang dapat berpengaruh pada prses produksi.
Pada proses ini terdapat penambahan air. Penambahan air harus sesuai dengan kapasitas gandum yang akan diproses, maka dilakukan analisis dalam perhitungan enambahan air tesebut sehingga sesuai dan akan di dapat kualitas mutu tepung dengan quality guide yang telah ditentukan.
Perhitungan tersebut di frmulasikan sebagai berikut:
Keterangan:
W = Jumlah air yang ditambahkan (Liter/Jam)
M1 = Initial moisture M2 = Target moisture
Kapasitas Cleaninng = 45.000 Kg/Jam 3. Second cleaning yaitu masih pada
proses pembersihan, namun pada proses ini memiliki tujuan untuk lebih membersihkan kotoran-kotoran disekitar permukaan gandum yang masih menempel.
4. Milling Process (Peggilingan Gandum) yaitu proses yang bertujuan untuk memisahkan endosperm dari bran dan germ sekaligus pada proses ini juga dilakukan reduksi endosperm menjadi
tepung. Tepung yang dihasilkan akan memiliki nilai ekstraksi yang tinggi, namun dengan kadar abu yang rendah atau dapat pula dikatakan tepung yang dihasilkan telah sesuai quality guide atau standar yang telah ditentukan. Pada penggilingan gandum terdiri dari enam proses yaitu: Breaking Proses (Proses Penggilingan), Reductian Proses (Proses Reduksi), Sifting Proses (Proses Pengayakan), Purification Proses (Proses Pemurnian), Penanganan Akhir Tepung, dan Screen Collection (Penanganan Offal).
Analisa Proses Activity Mapping (PAM) Berdasarkan tabel Process Activity Mapping
dan perhitungan persentase jumlah aktivitas pada lampiran 1 (perhitungan persentase jumlah aktivitas) dapat diketahui bahwa persentase jumlah aktivitas sebagai berikut:
Tabel 1.Persentase Jumlah Aktivitas
No Aktivitas Jumlah
Aktivitas Persentase (%)
1 Operation 38 63%
2 Transportasi 15 25%
3 Inspection 0 0%
4 Storage 7 12%
5 Delay 0 0%
Jumlah 60 100%
Tabel 2. Persentase Waktu Aktivitas
No Aktivitas Waktu
(s) Persentase (%)
1 Operation 392626 71%
2 Transportasi 66101 12%
3 Inspection 0 0%
4 Storage 96460 17%
5 Delay 0 0%
Jumlah 555187 100%
5
Customer Suplier
Penyim panan 3
Jetty
3 Silo
2 Screening
1 Milling
3 Packing Marketing
Produksi
Accounting FP S Storage Wheat S ilo PP IC
Wheat S ilo FAM
199200 1200
50175 16725
21450 107370
43200 14400
80031 22866
VA 394056 NNNVA
& NVA 162561
Tabel 3. Value Stream Activity
No Value Waktu (s) Persentase (%)
1 VA 392626 71%
2 NVA 0 0%
3 NNVA 162561 29%
Jumlah 555187 100%
Value VA yaitu terdiri dari aktivitas operation, NVA terdiri dari aktivitas delay, dan NNVA terdiri dari transportasi, inspection dan storage.
Analisa Current Big Picture Mapping (BPM)
Pada gambar diatas dapat diketahui kondisi aktual di lantai produksi produk.
jenis hard wheat yaitu CK di PT. ISM Tbk.
Divisi Bogasari Flour Mills. Pada gambar diatas menunjukkan bahwa alur proses dimulai dari permintaan produk dari customer ke bagian marketing.
Analisa Fishbone Diagram
1. Defect Product
Defect Stoking
bolong
Ayakan robek Kebocoran
di bagianPipa sambungan panas
Berdabu Proses Conditioning yang kurang maksinmal
Minimumnya
operator setting penambahan
air tidak sesuai Setting grisst
yang kurang tepat
Setting penambahan aditive yang kurang tepat
Banyak tercampur kotoran
Gambar 2. Fishbone Defect
2. Waiting
Waiting
Adanya trial
Penyesuaian griding Peraikan mesin (maintenance)
Kurang operator
Gambar 3. Fishbone Waiting
3. Transportation
Transportasi
Jarak terlalu jauh
Penempatan SK kurang efisien
Gambar 4. FishbneTransportation
4. Innapropriate Process
Innapropriate Proses
Checking berulang Kurang menguasai
bidangnya
Gambar 1 Current Big Picture Mapping
6
Gambar 5. Fishbone Innapropriate Process
5. Overproduction
Overproduksi Trial berulang
Level up kualitas
Material tidak tahan lama
Gambar 6. Fishbne Overprduction
6. Unnecessary Motion
Unnecessary Motion Kurang disiplin
Gambar 7. Fishbne Unnecessary Motion
Usulan Perbaikan Proses Activity Mapping (PAM)
Usulan perbaikan PAM didapat berdasarkan analisa penyebab pemborosan dengan menggunakan fishbone diagram.
Tabel 4 Rekapitulasi Usulan Perbaikan Waktu Aktivitas
Tabel 5. Perbandingan Waktu Setiap Aktivitas Aktual dengan Usulan Perbaikan
No aktivitas Waktu
Aktual (s) Waktu Usulan (s)
1 Operation 394056 385022
2 Transportasi 66101 58301
3 Inspection 0 0
4 Storage 96460 95030
5 Delay 0 0
TOTAL 556617 538353
Usulan Perbaikan Big Picture Mapping (BPM)
Gambar 2. Future Big Picture Mapping
Pada Big Picture Mapping usulan dalam upaya perbaikan dari pemborosan yang terjadi terdapat perubahan pada waktu aktivitas Value Added (VA) dengan total waktu menjadi 153331 detik atau 2555,52 menit atau 42,59 jam. Sedangkan untuk total waktu NNVA dan NVA menjadi 385022 detik atau 6417,03 menit atau 106,95 jam.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan data kesimpulan yang didapatkan yaitu:
1. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.
Divisi Bogasari Flour Mills Jakarta merupakan perusahaan produksi tepung terigu berjenis hard wheat, medium wheat, soft wheat.
2. Produksi tepung terdiri dari beberapa proses mulai dari penyimpanan sementara, pembersihan dan penggilingan. Proses pembersihan terdiri dari proses pre cleaning, first
Customer Suplier
Penyimpanan 3
Jetty 3 Silo
2 Screening
1 Milling
5 Packing Marketing
Produksi
Accounting FPS Storage Wheat Silo PPIC
Wheat Silo FAM
199200 600
50175 16725
21450 105940
45600 7200
68597 22866
VA 385022 NNNVA
& NVA 153331
7 cleaning, dampening, second cleaning, conditioning. Sedangkan proses milling terdiri dari breaking process, reduction process, dan purification process.
Tabel 6. Perbandingan Waktu Aktual dengan Usulan Perbaikan Value Stream
aktivitas Waktu
Aktual (s) Waktu Usulan (s)
VA 394056 382622
NVA 0 0
NNVA 162561 155731
TOTAL 556617 538353
(Sumber: pengolahan data, 2019)
3. Persentase jumlah aktivitas didominasi oleh proses operation yaitu 63% , kemudian transportasi sebanyak 25%, storage sebanyak 12% dan untuk inspeksi dan delay tidak memiliki persentase dalam kegiatan produksi.
4. Persentase untuk waktu aktivitas didominasi oleh proses operation yaitu 71%, kemudian storage yaitu 17%, transportasi yaitu 12% dan untuk proses inspection dan delay tidak mempengaruhi kegiatan produksi.
5. Terdapat 7 pemborosan yang teridentifikasi diantaranya yaitu Defect (kecacatan), Waiting (Menunggu), Overproduction (Produksi Berlebih), Transportasi (Perpindahan), Unnecessary Motion (gerakan yang tidak perlu), Unnecessary Inventory (persediaan yang tidak perlu), dan Innapropriate Processing (proses yang tidak tepat).
6. Setelah dilakukan usulan perbaikan waktu yang diperlukan untuk proses produksi mengalami penghematan waktu yaitu sebesar 18264 detik atau 5 jam 5 menit.
DAFTAR PUSTAKA
Arnando, Faly. (2015). Analisis Waste dan Peningkatan Kualitas pada
Proses Produksi Pengolahan Stainless Steel dengan Pendekatan Lean Manufacturing (Studi Kasus PT. X). Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknlogi Industri, Institut Teknlogi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Aflah, H. N., Prasetyaningsih, E., &
Muhammad, C. R. (2018).
Pengurangan Waste Dengan Pendekatan Lean Manufacturing Untuk Memperbaiki Lead Time. vol, 1, 7-8.
Bogasari. (2018). Proses Tepung Bogasari.
Diakses pada tanggal 19 Oktober
2019 dari
http://www.bogasari.com/product /prosess.
Bogasari. (2019). Materi Presentasi Corporasi dan Bogasari. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2019.
Jayanti, Elvira Sri. (2018). Analisis Pemborosan Pada Proses Produksi Tube Filler Neck (HM0090S) Dengan Pendekatan Lean Manufacturing Di Pt. Indokarlo Perkasa (Laporan Kerja Praktek).
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jakarta, Jakarta.
Lestari, K., & Susandi, D. (2019, August).
Penerapan Lean Manufacturing untuk mengidentifikasi waste pada proses produksi kain knitting di lantai produksi PT. XYZ.
In Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar (Vol. 10, No. 1, pp. 567- 575).
Mira, T. (2018). Laporan Kerja Praktek Di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Divisi Bogasari Flour Mills. Program
8 Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universita atma Jaya, Yogyakarta.
Misbah, A., Pratikto & Widhiyanuriyawan, D,. (2015). Upaya Meminimalkan Non Value Added Activities Produk Mebel dengan Penerapan Metode Lean Manufacturing. JEMIS, Volume 3 NO. 1.
Pradana, A. P., Chaeron, M., & Khanan, M. S.
A. (2018). Implementasi konsep lean manufacturing guna mengurangi pemborosan di lantai produksi. Opsi, 11(1), 14-18.
Pranata, Harjanti. (2015). Minimasi Waste pada PT. Petrokimia Kayaku Menggunakan Analisis Lean Manufacturing. Program Studi Teknik Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta.
Pujotomo, D., & Rusanti, D. N. (2015).
Usulan Perbaikan Untuk Meningkatkan Produktivitas Filling Plant Dengan Pendekatan Lean Manufacturing Pada PT. Smart Tbk Surabaya. Jurnal Teknik Industri, 10(2), 123-132.
Ristyowati, Trismi, Et al. (2017). Minimasi Waste pada Akti vas Proses Produksi dengan Konsep Lean Manufacturing (Studi Kasus di PT.
Sport Glove Indonesia). Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Industri, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Yogyakarta.
Rutrisna, Pinky. (2018). Usulan Perbaikan Lintasan Produksi dengan Pendekatan Lean Manufacturing Menggunakan Value Stream Mapping. Program Studi Teknik Industri, Fakultas
Teknik Industri, Universitas Pasundan.
Satria, T. (2018). Perancangan Lean
Manufacturing dengan
Menggunakan Waste Assessment Model (WAM) dan VALSAT untuk Meminimumkan Waste (Studi Kasus: PT. XYZ). Jurnal Rekayasa Sistem Industri, 7(1), 55-63.
Utama, D. M., Dewi, S. K., & Mawarti, V. I.
(2016). Identifikasi waste pada proses produksi key set clarinet dengan pendekatan lean manufacturing. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 15(1), 36-46.
Varanty. (2018). Lapoan Kerja Praktek di PT Indofood Sukses Makmur, TBK.
Divisi Bogasari Flur Mills. Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknolgi Industri, Universita atma Jaya, Yogyakarta.