• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR PADA SISWA KELAS VII SMP ISLAM ALWAHAB JAKARTA BARAT. Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR PADA SISWA KELAS VII SMP ISLAM ALWAHAB JAKARTA BARAT. Skripsi"

Copied!
201
0
0

Teks penuh

(1)

P E N G G U N A A N M E D I A G A M B A R S E R I T E R H A D A P KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR PADA

SISWA KELAS VII SMP ISLAM ALWAHAB JAKARTA BARAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Disusun oleh:

Zahara Humairoh 11140130000037

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021

(2)

P E N G G U N A A N M E D I A G A M B A R S E R I T E R H A D A P KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR PADA

SISWA KELAS VII SMP ISLAM ALWAHAB JAKARTA BARAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

Zahara Humairoh NIM. 11140130000037

Dosen Pembimbing

Nur Syamsiyah, M.Pd.

NIP. 198310212015032002

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021

(3)
(4)

NIP. 197103191998032001

(5)

i ABSTRAK

Zahara Humairoh (NIM: 11140130000037). Skripsi: Penggunaan Media Gambar Seri Terhadap Keterampilan Menulis Teks Prosedur pada Siswa Kelas VII SMP Islam Alwahab Jakarta Barat. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dosen Pembimbing: Nur Syamsiyah, M. Pd. 2021.

Penelitian skripsi ini tentang penggunaan media gambar seri terhadap keterampilan menulis teks prosedur pada siswa kelas VII SMP Islam Alwahab Jakarta Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan media gambar seri pada pembelajaran sehingga dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas VII SMP Islam Alwahab Jakarta dalam menulis teks prosedur.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa cara yaitu:

observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan menggunakan tabel analisis data tes. Aspek yang dinilai dalam penelitian ini meliputi isi, struktur, kaidah penulisan, dan ciri kebahasaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik sudah mampu dalam menulis teks prosedur setelah menggunakan media gambar seri dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya perubahan nilai yang diperoleh peserta didik, yaitu pada tes sebelum menggunakan gambar seri, nilai rata-rata yang diperoleh secara keseluruhan yaitu 65 dengan kategori cukup (C), sedangkan pada tes setelah menggunakan gambar seri nilai rata-rata yang diperoleh secara keseluruhan yaitu 77 dengan kategori baik (B). Berdasarkan data tersebut, maka media gambar seri bisa digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi teks prosedur.

Kata Kunci: Media Gambar Seri, Keterampilan Menulis, Teks Prosedur.

(6)

ii ABSTRACT

Zahara Humairoh (NIM: 11140130000037). Thesis: The use of Serial Images Media on Procedural Text Writing Skills of students in Class VII of Alwahab Islamic Junior High School in West of Jakarta. Indonesian Language and Literature Education Department. Faculty of Tarbiyah and Teacher Training.

Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. Advisor: Nur Syamsiyah, M.

Pd. 2021.

This thesis research is about the use of serial images media on procedural text writing skills of students in class VII of Alwahab Islamic Junior High School Jakarta. The purpose of this study was to determine the use of serial images media in learning so that it could improve the skills of seventh grade students of Alwahab Islamic Junior High School Jakarta in writing procedural texts.

The method used in this research is descriptive qualitative. Data collection techniques in this research using several methods, namely: observation, interview, tests, and documentation. The data analysis in tihs research using a test data analysis table. The aspects assesed in this study are the content, structure, writing rules, and linguistic characteristics.

The results showed that the students were able to write procedural texts after using serial images media in class. This can be proven by the changes of student’s avarage score. The avarage score before using serial images is 65 with a C category, which means moderate, and the avarage score after using serial images is 77 with a B category, which means good. Based on these data, the serial images media can be used in learning Indonesian language in the procedural text subject.

Keywords: Serial Images Media, Writing Skills, Procedural Text.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Saw beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah memberikan teladan bagi kita umatnya.

Skripsi ini disusun sebagai persyaratan menyelesaikan studi S1 pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta doa dari berbagai pihak. Dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Trabiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia;

3. Novi Diah Haryanti, M.Hum., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia;

4. Nur Syamsiyah, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan pikirannya, serta memberikan bimbingan, saran, arahan, dan motivasi dari awal hingga akhir proses penyusunan skripsi ini;

5. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M.Pd. dan Dr. Hindun, M.Pd., selaku Dosen Penguji skripsi.

6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah banyak membantu dan mengembangkan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti proses perkuliahan;

7. Ahmad Suhaidi, S.Ag., selaku Kepala SMP Islam Alwahab Jakarta yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di sekolah yang dipimpinnya;

8. Sopiah, S.Pd., selaku Guru Bidang Studi bahasa Indonesia yang telah memberikan dukungan dan saran selama penelitian berlangsung;

(8)

9. Peserta didik kelas VII SMP Islam Alwahab Jakarta atas kerja sama selama penelitian berlangsung;

10. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta, Bapak Mahrum Naisan dan Mamah Kanih, serta adikku Mahdi Nursubhi Ashshahih yang selalu memberikan doa, cinta, dukungan, nasihat, motivasi, dan semangat kepada penulis setiap waktunya;

11. Sahabat tercinta, Hilwa, Nurul, Sani, Rahmalia, Umi, Asti, dan Alfi yang selalu meluangkan waktu untuk mendengar keluh kesah, memberikan saran, motivasi, bantuan kepada penulis setiap waktunya;

12. Hardi, yang telah meluangkan waktunya untuk menemani, mendengarkan keluh kesah penulis, membantu, memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan semangat;

13. Teman seperbimbingan, Khansha Fauziah dan Fitri Pertiwi yang selalu menyemangati dan menemani penulis dalam mencari referensi, bimbingan skripsi, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;

14. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2014 yang selalu menjaga kekompakan dan saling membantu dalam proses perkuliahan. Serta kepada semua pihak yang tidak disebutkan satu per satu, terima kasih atas segala bantuannya.

Penulis berharap semoga segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini akan mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, kritik dan saran sangat diharapkan oleh penulis guna penyempurnaan skripsi ini. Selanjutnya, besar harapan penulis semoga bermanfaat bagi pembaca serta menjadi sumbangan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan.

Jakarta, 30 Juni 2021 Penulis,

Zahara Humairoh

(9)

v DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 4

C.Pembatasan Masalah ... 4

D.Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 5

KAJIAN TEORETIS ... 6

A.Media Pembelajaran ... 6

B.Keterampilan Menulis ... 20

C.Teks Prosedur ... 26

D.Penelitian yang Relevan ... 31

METODOLOGI PENELITIAN ... 35

A.Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

B.Metode Penelitian... 35

C.Subjek dan Objek Penelitian ... 36

D.Instrumen Penelitian... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ... 37

F. Teknik Analisis Data ... 39

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A.Profil Sekolah ... 43

B.Deskripsi Pengumpulan Data ... 48

C.Deksripsi Hasil Data Penelitian ... 49

D.Pembahasan Hasil Penelitian ... 50

(10)

PENUTUP ... 135

A.Simpulan ... 135

B.Saran ... 135

DAFTAR PUSTAKA ... 136

LAMPIRAN ... 139

UJI REFERENSI ... 176

LEMBAR UJI REFERENSI ... 177

TENTANG PENULIS ... 189

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Klasifikasi Penilaian Teks Prosedur………... 40 Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Teks Prosedur………..………... 40 Tabel 3.3 Penentuan Kriteria dengan Perhitungan Persentase untuk Skala

Empat………. 42 Tabel 4.1 Data Guru dan Karyawan Sekolah Menengah Pertama Islam

Alwahab 2018/2019………... 46 Tabel 4.2 Keadaan Siswa SMP Islam Alwahab………... 48 Tabel 4.3 Aspek Penilaian Keterampilan Menulis Teks Prosedur………..…... 50 Tabel 4.4 Penentuan Kriteria dengan Perhitungan Rentang Nilai……...……... 50 Tabel 4.5 Rekapitulasi Skor Keterampilan Menulis Teks Prosedur………... 128 Tabel 4.6 Nilai Rata-rata Aspek Penilaian Menulis Teks Prosedur………... 129 Tabel 4.7 Tabel Distribusi Frekuensi Penentuan Kriteria………... 133

(12)

viii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Bimbingan

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 4 Pre Test

Lampiran 5 Post Test Lampiran 6 RPP

Lampiran 7 Media Gambar Seri

Lampiran 8 Dokumentasi Proses Pembelajaran Lampiran 9 Lembar Pengesahan Uji Referensi Lampiran 10 Lembar Uji Referensi

(13)

1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Keterampilan berbahasa merupakan hal yang sangat penting untuk dikuasai, karena bahasa adalah salah satu alat komunikasi utama bagi manusia.

Bahasa memungkinkan manusia untuk dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain. Bahasa juga digunakan dalam proses belajar dan mengajar di dunia pendidikan, yakni penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar dan mengajar sekaligus menjadi mata pelajaran pokok yang diajarkan di lembaga pendidikan Indonesia.

Kemampuan seseorang dalam berbahasa tidak lahir begitu saja, akan tetapi ada beberapa aspek pendukung untuk membuat seseorang menjadi terampil dalam berbahasa. Aspek tersebut meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut harus dikuasai oleh siswa agar tercapai sebuah tujuan pembelajaran serta menjadikan siswa mampu berbahasa dengan baik.

Proses pertama yang harus dilakukan yaitu menyimak. Jika siswa mampu menyimak dengan baik, maka dia akan mampu untuk mengulang atau meniru pesan-pesan yang dia dapat dari kegiatan menyimaknya dengan melakukan kegiatan berbicara. Setelah proses menyimak dan berbicara telah dikuasai oleh siswa, dia akan mencari tahu lebih lanjut tentang hal-hal yang telah ia dengar dan bicarakan dengan membaca, yaitu mencoba mengenal huruf sampai membentuk kata, kalimat, serta makna dari sebuah bacaan. Setelah menguasai ketiga aspek keterampilan berbahasa tersebut, barulah siswa dapat berlatih untuk menguasai keterampilan menulis.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang berada pada urutan paling akhir dalam proses penguasaan kemampuan berbahasa. Hal tersebut dikarenakan bahwa, untuk bisa menghasilkan sebuah produk berupa tulisan membutuhkan penguasaan keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca terlebih dahulu. Ketiga aspek tersebut sangat mempengaruhi keterampilan seseorang dalam menulis, terutama keterampilan membaca. Semakin sering dan

(14)

banyak bahan bacaan yang dibaca, semakin banyak pula kosakata dan pengetahuan yang didapatkan untuk dituangkan kembali ke dalam bentuk tulisan.

Pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 tidak hanya difungsikan sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai sarana berpikir. Bahasa adalah sarana untuk mengekspresikan gagasan dan sebuah gagasan yang utuh biasanya direalisasikan dalam bentuk teks. Teks dimaknai sebagai ujaran atau tulisan yang bermakna dan memuat gagasan yang utuh. Dengan asumsi tersebut, fungsi pembelajaran bahasa adalah mengembangkan kemampuan memahami dan menciptakan teks karena komunikasi terjadi dalam teks atau tataran teks. Pembelajaran berbasis teks inilah yang digunakan sebagai dasar mata pelajaran bahasa Indonesia ranah pengetahuan dan keterampilan dalam Kurikulum 2013.1

Berdasarkan kurikulum 2013, khususnya kelas VII semester ganjil, terdapat tiga teks yang diajarkan. Ketiga teks tersebut di antaranya, (1) teks deskripsi, (2) teks prosedur, dan (3) teks laporan hasil observasi. Namun, dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan salah satu dari ketiga teks tersebut sebagai objek penelitian, yaitu materi teks prosedur.

Teks prosedur adalah teks yang berisi tentang petunjuk atau arahan untuk melakukan atau menggunakan sesuatu. Tujuan teks prosedur yaitu menjelaskan bagaimana langkah-langkah dalam membuat atau mengerjakan sesuatu secara berurutan. Teks prosedur merupakan salah satu materi yang tidak hanya mencakup ranah pengetahuan saja, tetapi juga mencakup ke dalam ranah keterampilan menulis, hal tersebut sejalan dengan dasar mata pelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia di SMP Islam Alwahab, bahwa kurikulum 2013 ini baru dilaksanakan pada tahun pelajaran 2018/2019. Pada kurikulum sebelumnya, materi teks prosedur belum diajarkan di kelas VII, melainkan di kelas VIII dengan materi menulis petunjuk. Jadi, pada

1 Endah Tri Priyatni, Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2015), hlm. 37.

(15)

3

tahun pelajaran ini teks prosedur untuk pertama kalinya diajarkan pada siswa kelas VII di SMP Islam Alwahab.

Selain terkait penerapan kurikulum 2013, penulis mendapatkan informasi tentang kemampuan dan kendala siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh siswa dalam menulis teks prosedur, yakni kurangnya pemahaman siswa dalam menuliskan teks prosedur sesuai dengan kelengkapan struktur, kaidah penulisan dan ciri kebahasaannya, serta kurangnya kemampuan untuk mengembangkan kata-kata menjadi sebuah kalimat. Kendala lain yang mempengaruhi siswa juga dikarenakan kurangnya variasi media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Penulis beranggapan bahwa penggunaan sebuah media sangatlah penting untuk membantu guru dalam menjelaskan materi pelajaran. Tidak hanya bermanfaat bagi guru, media juga dapat menarik perhatian siswa agar terfokus pada media yang digunakan sebagai perantara yang berkaitan dengan materi, dengan begitu siswa lebih mudah memahami materi pelajaran karena telah melihat contoh yang nyata.

Media visual berbentuk gambar berseri diasumsikan dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran materi teks prosedur karena teks prosedur merupakan teks yang berisi langkah-langkah untuk melakukan atau membuat sesuatu, maka sangat dibutuhkan sesuatu yang menggambarkan dengan jelas bagaimana langkah-langkah tersebut harus dilakukan. Dengan adanya media gambar seri, akan memudahkan siswa untuk mengarahkan siswa dalam menulis sebuah teks prosedur melalui gambar yang telah disajikan.

Berdasarkan alasan-alasan tersebutlah penulis menetapkan bahwa penelitian yang berjudul Penggunaan Media Gambar Seri Terhadap Keterampilan Menulis Teks Prosedur pada Siswa Kelas VII SMP Islam Alwahab Jakarta Barat, layak untuk diteliti. Penelitian ini akan dilakukan di kelas VII di SMP Islam Alwahab yang belum pernah diterapkan media gambar seri pada kegiatan pembelajaran, khususnya pada materi teks prosedur sebelumnya.

(16)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Penerapan kurikulum 2013 baru dilaksanakan pada tahun pelajaran 2018/2019 di kelas VII SMP Islam Alwahab

2. Rendahnya kemampuan siswa dalam menuliskan teks prosedur yang sesuai dengan kelengkapan struktur, kaidah penulisan, dan ciri kebahasaannya.

3. Kurangnya kemampuan siswa untuk mengembangkan kata-kata menjadi sebuah kalimat.

4. Kurangnya variasi penggunaan media yang digunakan oleh guru dalam membantu pembelajaran menulis teks prosedur.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi hanya pada penelitian mengenai “Penggunaan Media Gambar Seri Terhadap Keterampilan Menulis Teks Prosedur pada Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Islam Alwahab Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2018/2019”. Gambar seri yang digunakan merupakan beberapa gambar seri bertema “Cara Membuat Es Jus Jambu Biji” yang dicetak di kertas HVS yang ditunjukkan dan dibagikan kepada siswa.

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu ”Bagaimanakah penggunaan media gambar seri terhadap keterampilan menulis teks prosedur pada siswa kelas VII SMP Islam Alwahab Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2018/2019?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini disusun untuk mengetahui dan mendeskripsikan penggunaan media gambar seri terhadap keterampilan menulis teks prosedur pada siswa kelas VII SMP Islam Alwahab Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2018/2019.

(17)

5

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara teoritis maupun praktis, di antaranya sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam upaya meningkatkan pembelajaran bahasa khususnya mengenai penggunaan media gambar seri pada materi teks prosedur.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat memberikan sumbangan kepada:

a. Peneliti

Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam menerapkan media gambar berseri dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada materi menulis teks prosedur.

b. Guru

Membantu guru dalam menentukan penggunaan media pembelajaran khususnya media gambar seri pada materi teks prosedur untuk menarik perhatian siswa dan menunjang keberhasilan siswa dalam memahami materi teks prosedur.

c. Siswa

Siswa diharapkan memiliki keterampilan menulis teks prosedur dengan baik dan benar.

(18)

6

KAJIAN TEORETIS A. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin “medium” yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Sadiman mengemukakan bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.1 Hamidjojo dalam buku Cecep Kustandi memberikan batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.2 Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun informasi visual atau verbal.3

Terkait dengan proses pembelajaran, maka media merupakan perantara atau pengantar yang digunakan oleh guru sebagai pengirim pesan dalam menyampaikan pesan yang berupa materi kepada siswa yang berperan sebagai penerima pesan. Melalui penggunaan media, siswa akan mendapatkan rangsangan melalui apa yang mereka lihat sehingga siswa akan lebih terdorong untuk mencerna pesan atau materi yang disampaikan oleh guru.

Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai seperangkat peristiwa yang dirancang untuk memprakarsai, menggiatkan, dan mendukung kegiatan belajar siswa.4 Knirk & Gustafson mengungkapkan bahwa pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses

1 E. Kosasih, dkk., Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2016), hlm. 6.4.

2 Cecep Kustandi & Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran; Manual dan Digital,Cet. 2 Ed. 2, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2016), hlm. 8.

3 Ibid., hlm. 7.

4 Dina Gasong, Belajar dan Pembeajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hlm. 5.

(19)

7

yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar.5

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru terhadap siswa membutuhkan proses yang memerlukan waktu yang tidak singkat sehingga siswa harus melakukan pengulangan belajar agar siswa mampu menerima materi yang disampaikan oleh guru secara optimal. Sehubungan dengan hal tersebut, guru tidak hanya dituntut untuk menyampaikan materi saja, akan tetapi guru juga harus bisa mengorganisasi materi sedemikian rupa agar siswa terhindar dari kebosanan dalam menerima materi serta untuk merangsang siswa dalam mempelajari materi yang disampaikan. Salah satu cara yang bisa dilakukan guru untuk menghindarkan siswa dari rasa bosan selama kegiatan belajar dan pembalajaran berlangsung, guru dapat menggunakan media.

Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna.6

Media pembelajaran bahasa Indonesia adalah alat yang digunakan oleh siswa maupun guru untuk memperlancar proses belajar mengajar bahasa Indonesia yang akan disampaikan kepada peserta didik. Contohnya adalah papan panel, gambar dan bumbung substitusi. Penggunaan media dalam pembelajaran bahasa Indonesia hendaknya guru sebagai sentral perencana pembelajaran harus pandai memilih dan disesuaikan dengan kondisi dan situasi dengan mempertimbangkan faktor psikologis siswanya sehingga bisa membangkitkan minat belajar dan suasana pembelajaran bisa hidup menyenangkan. Sebab untuk memvisualisasikan konsep kepada siswa guru harus pandai memilih media yang tepat.7

5 Lefudin, Belajar dan Pembelajaran Dilengkapi dengan Model Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, pendekatan Pembelajaran, dan Metode Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), hlm. 14.

6 Cecep Kustandi, Op.Cit., hlm. 8.

7 Dindin Ridwanuddin, Bahasa Indonesia, (Ciputat: UIN Press, 2015), hlm. 134.

(20)

Berdasarkan beberapa uraian mengenai media pembelajaran, penulis menyimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat yang berfungsi untuk memudahkan komunikasi antara guru dengan peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Media memiliki peranan penting dalam pembelarajan, yakni dapat menarik perhatian dan rasa ingin tahu siswa tentang apa yang ia lihat, dengan begitu siswa akan mendapat rangsangan untuk menjadi aktif dalam kegiatan belajar.

2. Fungsi Media Pembelajaran

Fungsi media dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat dikhususkan pada empat keterampilan bahasa, yaitu:

1) Fungsi media dalam pembelajaran menyimak

a. Memotivasi siswa untuk mencari dan mendapatkan sesuatu lebih banyak dengan mendengarkan

b. Agar siswa merasa bahwa apa yang didengarkan berhubungan dengan kehidupan nyata

c. Memberi petunjuk tentang makna detil d. Memberi petunjuk tentang makna pokok e. Memberi materi non-verbal yang bisa dipahami 2) Fungsi media dalam pembalajaran berbicara

a. Memotivasi siswa untuk berani berbicara b. Mengembangkan dalam wicaranya

c. Memberi informasi dalam wicara yang menyangkut objek, tindakan, peristiwa dan keterkaitannya

d. Memberi isyarat-isyarat non-verbal dengan aman 3) Fungsi media dalam pembelajaran membaca

a. Memotivasi siswa agar ingin membaca b. Memberi petunjuk makna detil

c. Memberikan informasi tambahan berkenaan dengan isi teks 4) Fungsi media dalam pembelajaran menulis

a. Memotivasi siswa untuk melakukan kegiatan menulis b. Mengembangkan konteks dalam tulisan

(21)

9

c. Memberikan informasi yang menyangkut objek, tindakan, dan peristiwa

d. Menyediakan rencana nonverbal untuk menulis karangan.8

Levie dan Lentz mengemukakan empat fungsi media pembalajaran, khususnya media visual, yaitu:

1) Fungsi atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

2) Fungsi afektif, yaitu dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual tersebut dapat menggugah emos dan sikap siswa.

3) Fungsi kognitif, yaitu terlihat dari temuan-temuan penelitian yang memgungkapkan bahwa lambang visual atau gambar dapat memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

4) Fungsi kompensatoris, yaitu berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima serta memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.9

Benny A. Pribadi dalam bukunya mengemukakan beberapa manfaat dari penggunaan media pembelajaran, antara lain:

a. Menyampaikan isi pesan dan pengetahuan menjadi bersifat standar.

b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.

c. Proses pembelajaran berlangsung lebih interaktif.

d. Penggunaan waktu lebih efisien.

e. Meningkatkan kualitas proses belajar.

f. Proses belajar menjadi lebih fleksibel.

8 Dindin Ridwanuddin, Op.Cit., hlm. 135.

9 Cecep Kustandi Op.Cit., hlm. 19-20.

(22)

g. Meningkatkan sikap positif terhadap isi atau materi pembelajaran.10 Media are discussed in more detail in later chapters, but as an overview, let's lok all the six basic categories of media in learning: text, audio, visuals, video, manipulatives (objects), and people.

1. Text, the most commonly used medium, is composed of alphanumeric characters that may be displayed in any format—whiteboard, computer screen, book, poster, and so on.

2. Audio, another medium commonly used in learning, includes anything you can hear—a person’s voice, music, mechanical sounds (running car engine), nois, andso on. It may be live or recorded.

3. Visuals are also regulary used to promote learning and include diagrams on a computer screen, drawings on whiteboard, photographs, graphics in abook, cartoons, and so on.

4. Video is a visual as well as audio medium that shows motion and can be stored on DVDs or flash drives, streamed from the internet, be in the form of computer animation, and so on.

5. Although often not considered media, real objects and models are three-dimensional manipulatives that can be touched and handled by students. Growing in popularity are digital manipulatives, which represent three-dimensional objects and can be manipulated digitally.

6. The sixth final category of media is people. In fact,, people are critical to learning. Students learn from teachers, other stidents, and adults.11 Media dibahas secara lebih rinci di bab-bab selanjutnya, tetapi sebagai gambaran umum, mari lihat enam kategori dasar media dalam pembelajaran: teks, audio, visual, video, manipulatif (objek), dan orang.

1. Teks, media yang paling umum digunakan, terdiri dari karakter alfanumerik yang dapat ditampilkan dalam format apapun (papan tulis, layar komputer, buku, poster, dan sebagainya).

2. Audio, media lain yang biasa digunakan dalam pembelajaran, mencakup apapun yang dapat Anda dengar (suara seseorang, musik, suara mekanis (mesin mobil berjalan), kebisingan, dan sebagainya). Ini mungkin hidup atau direkam.

10 Benny A. Pribadi, Media dan Teknologi dalam Pembelajaran, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2019), hlm. 24.

11 Sharon E Smaldino, Instructional Technology and Media for Learning, (Boston: Pearson Education, Inc., 2018), hlm. 5-6

(23)

11

3. Visual juga secara teratur digunakan untuk mempromosikan pembelajaran dan menyertakan diagram di layar komputer, gambar di papan tulis, foto, grafik dalam buku, kartun, dan sebagainya.

4. Video adalah media visual dan audio yang menampilkan gerakan dan dapat disimpan dalam DVD atau flash drive, streaming dari internet, dalam bentuk animasi komputer, dan sebagainya.

5. Meskipun sering tidak dianggap sebagai media, objek dan model nyata adalah manipulatif tiga dimensi yang dapat disentuh dan digunakan oleh siswa. Semakin populer adalah manipulatif digital, yang mewakili objek tiga dimensi dan dapat dimanipulasi secara digital.

6. Kategori terakhir media yang keenam adalah manusia. Faktanya, manusia sangat penting untuk belajar. Siswa belajar dari guru, siswa lain, dan orang dewasa.

3. Ciri-ciri Pembelajaran

Gerlach dan Ely mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu melakukannya.

1. Ciri fiksatif (fixative property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu objek yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan video kamera dengan mudah dapat direproduksi kapan saja diperlukan.

Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.

2. Ciri manipulatif (manipulative property)

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Selain

(24)

dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video.

3. Ciri distributif (distributive property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Sekali infomasi direkam dalam format media apa saja, maka ia dapat direproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang di suatu tempat.12

4. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 6, yaitu sebagai berikut.

1) Media Visual

Media visual berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam bentuk-bentuk visual. Jenis-jenis media visual, antara lain gambar atau foto, sketsa, diagram, bagan, gafik, kartun, poster, peta atau globe, papan panel,dan papan buletin.

2) Media Audio

Media audio adalah jenis media yang berhubungan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan pada lambang- lambang auditif. Jenis-jenis media audio, antara lain radio dan alat perekam atau tape recorder.

3) Media Proyeksi Diam

Jenis-jenis media proyeksi diam, antara lain film bingkai, OHP, opaque projektor, mikrofis.

12 Cecep Kustandi Op.Cit., hlm. 12-14.

(25)

13

4) Media Proyeksi Gerak dan Audio Visual

Jenis-jenis media proyeksi diam dan audio visual, antara lain film gerak, program TV, dan video.

5) Multimedia

Multimedia merupakan penggabungan atau pengintegrasian dua atau lebih format media yang terpadu sseperti teks, grafik, animasi dan video untuk membentuk aturan informasi ke dalam sistem komputer.

6) Benda

Benda-benda yang ada di alam sekitar dapat juga digunakan sebagai media pembelajaran, baik itu benda asli ataupun benda tiruan.13

Media grafis termasuk media visual. Sebagaimana halnya media yang lain, media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan.

Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.14 Banyak jenis media grafis, beberapa di antaranya sebagai berikut:

a) Gambar atau Foto

Gambar atau foto adalah media pembelajaran yang sering digunakan. Gambar atau foto berfungsi untuk menyampaikan pesan melalui gambar yang menyangkut indera penglihatan.15

b) Sketsa

Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokonya tanpa detail. Sketsa selain dapat menarik perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganyapun tak perlu dipersoalkan, sebab media ini dibuat langsung oleh guru.16

13 Saifuddin, Pengelolaan Pembelajaran Teoretis dan Praktis, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), hlm. 133.

14 Arif S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), hlm, 28.

15 Cecep Kustandi, Op.Cit., hlm. 41.

16 Arif S. Sadiman, dkk., Op.Cit., hlm. 33.

(26)

c) Diagram

Diagram atau skema menggambarkan struktur dari objeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan antarkomponennya. Isi diagram biasanya berisi petunjuk-petunjuk. Diagram berfungsi juga menyederhanakan sesuatu yang kompleks sehingga dapat memperjelas pesan.17

d) Bagan (Chart)

Bagan adalah gambar yang menunjukkan hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya. Gambar tersebut pada umumnya berupa kotak, lingkaran, ataupun bentuk-bentuk bangun datar lainnya.

Bagan berfungsi menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan dalam bentuk visual. Selain itu, bagan mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi.18

e) Grafik

Grafik merupakan gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis, atau gambar. Grafik berfungsi untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembanagan atau perbandingan suatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas.19

5. Kriteria Pemilihan Media

Beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media, yaitu sebagai berikut:

a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujan pembelajaran yang telah ditetapkan dan secara umum, mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif.

b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi. Media yang berbeda, misalnya film dan

17 E. Kosasih, dkk., Op.Cit., hlm. 6.8.

18 Ibid., hlm. 6.9 – 6.10.

19 Ibid., hlm. 6.11.

(27)

15

grafik, memerlukan simbol dan kode yang berbeda, karenanya memerlukan proses dan keterampilan mental yang berbeda untuk memahaminya.

c. Praktis, luwes, dan bertahan. Kriteria ini menuntun para guru untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru.

d. Guru terampil menggunakannya. Apapun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya.

e. Pengelompokkan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan seterusnya.

f. Mutu teknis. Pengembangan visual, baik gambar maupun fotografi harus memenuhi persyaratan teknis tertentu.20

Kriteria khusus dalam pemilihan media pembelajaran lebih dikenal dengan akronim ACTION (Access, Cost, Technology, Interactivity, Organization, Novelty). Berikut ini uraiannya.

1) Acces

Access yaitu kemudahan dan ketersediaan media pembelajaran. Jika dilihat dari sisi pengajar, maka diartikan ketersediaan pembuatan media di pasaran. Jika dilihat dari sisi pembelajar, maka artinya adalah kemudahan dan ketersediaan media tersebut di sekolah sehingga bisa dimanfaatkan langsung kapanpun dibutuhkan.

2) Cost

Cost yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan dan pengaplikasian media pembelajaran hendaknya sebanding dengan hasil yang ingin dicapai.

3) Technology

20 Cecep Kustandi, Op.Cit., hlm. 80-81.

(28)

Technology yaitu dukungan teknologi, baik software maupun hardware untuk pembuatan dan pengaplikasian media pembelajaran tersebut.

4) Interactivity

Interactivity yaitu terbangunnya komunikasi multiarah antara pembelajar dengan pembelajar, pembelajar dengan pangajar, dan pengajar dengan pembelajar dalam aktivitas pembelajaran secara fisik, mental, dan intelektual.

5) Organization

Organization yaitu pembuatan dan pengaplikasian media pembelajaran mendapat dukungan dari sekolah atau institusi pengelola. Hal ini berhubungan dnegan aspek cost dan technology.

6) Novelty

Novelty yaitu media yang dibuat dan diaplikasikan mengandung unsur kebaruan yaitu didapat dari hasil penelitian dan karena belum pernah digunakan sebelumnya, diharapkan meningkatkan motivasi belajar.21 6. Media Gambar Seri

a. Pengertian Media Gambar Seri

Media visual menampilkan keterkaitan isi materi yang ingin disampaikan dengan kenyataan. Media visual dapat ditangkap dengan baik apabila terdapat interaksi antara konteks materi pembelajaran dalam media visual dan siswa. Media visual dapat ditampilkan dalam dua bentuk. Bentuk pertama, yaitu media visual menampilkan gambar diam seperti film strip, slide foto, ambar atau lukisan, dan cetakan.

Bentuk kedua, media visual menampilkan gambar atau simbol yang begerak seperti film.22 Media gambar diam adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi. Jenis media gambar ini adalah foto.23

21 Putri Kumala Dewi dan Nia Budiana, Media Pembelajaran Bahasa: Aplikasi Teori Belajar dan Strategi Pengoptimalan Pembelajaran, (Malang: UB Pess, 2018), hlm. 24-25.

22 Ega Rima Wati, Ragam Media Pembelajaran, (Jakarta: Kata Pena, 2016), hlm. 21-22.

23 Rusdi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), hlm. 16.

(29)

17

Media gambar seri yaitu urutan gambar yang mengikuti suatu percakapan dalam hal memperkenalkan atau menyajikan arti yang terdapat pada gambar. Dikatakan gambar seri karena gambar satu dengan gambar lainnya memiliki keruntutan peristiwa.24

Menurut Arsyad (2013:114), media gambar berseri merupakan alat, sarana, yang berupa gambar tiruan benda, orang atau pemandangan yang dihasilkan pada permukaan rata yang berupa rangkaian kegiatan atau cerita yang disajikan secara berurutan. Langkah-langkah penggunaan media gambar berseri adalah sebagai berikut. Pertama, siswa memperhatikan penjelasan guru tentang materi teks fabel. Kedua, guru memperlihatkan contoh gambar berseri dan membahasnya bersama siswa. Ketiga, guru membagikan gambar berseri kepada masing-masing siswa. Keempat, siswa menulis teks fabel berdasarkan gambar yang telah dibagikan. Kelima, siswa mengumpulkan hasil tulisannya.25

b. Sejarah Media Gambar Seri

Perkembangan media pembelajaran memiliki sejarah yang panjang dan perkembangannya dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi, sosial, globalisasi, dan teknologi. Menurut Suryani, sejarah penggunaan media dalam pembelajaran berdasarkan perkembangan teknologi dibagi ke dalam enam tahap perkembangan, yaitu sebagai berikut.

1. Tahun 1600-an. Perkembangan teknologi percetakan surat kabar;

2. Tahun 1800-an. Perkembangan teknologi fotografi, telepon, dan gramofon;

3. Awal tahun 1900-an. Perkembangan teknologi film, roman, radio, dan alat perekam;

24 Lilis Madyawati, Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak (Jakarta: Kencana, 2017), hlm.

208.

25 Yesica Avila, Kemampuan Menulis Teks Fabel dengan Menggunakan Media Gambar Berseri Siswa Kelas Viii MTsN Kuranji Padang, Artikel Ilmiah, diunduh pada tanggal 30 Maret 2019 pukul 08:17 WIB, (http://jim.stkip-pgri-sumbar.ac.id/jurnal/download/2405).

(30)

4. Pertengahan tahun 1900-an. Perkembangan teknologi televisi, satelit, dan surat kabar digital;

5. Akhir tahun 1900. Perkembangan teknologi komputer, internet, video, DVD, dan TV satelit;

6. Tahun 2000. Perkembangan multimedia sebagai bagian dari internet.

Berdasarkan enam tahap perkembangan tersebut, dapat dipahami bahwa penggunaan media gambar dalam proses media pembelajaran telah dipengaruhi oleh perkembangan percetakan, teknologi fotografi, telefon, sinematografi, dan gramofon.26

Bahan cetak adalah segala bentuk publikasi, dokumen, atau catatan berupa surat kabar, majalah, pamflet, buku, foto gambar, transkripsi kaset rekaman magnetik, dan berbagai bentuk bahan cetak lainnya.

Secara garis besar, Kemp dan Smellie membagi bahan cetak ke dalam tiga kelompok, yakni: (1) learning aids (alat bantu mengajar), (2) training materials (bahan pelatihan), dan (3) informational materials (bahan informasi). Gambar berseri termasuk dalam kelompok pertama, yaitu learning aids atau alat bantu mengajar.27

Istilah media pembelajaran pada awal sejarah pendidikan tidak begitu dikenal. Untuk menyampaikan materi pelajaran, pengajar hanya mengandalkan komunikasi langsung. Pengajar merupakan satu-satunya sumber untuk memperoleh pelajaran atau ilmu pengetahuan. Seiring dengan berjalannya waktu, pada tahun 1658 terbitlah sebuah buku teks anak-anak pertama yang ditulis oleh pendidik Ceko bernama Johan Amos Comenius (1592-1670). Dia tercatat sebagai orang pertama yang menulis buku bergambar yang ditujukan untuk anak sekolah. Buku yang ditulis berjudul Orbis Sensualium Pictus (Dunia Tergambar).

26 Hamdan Husein Batubara, Media Pembelajaran Efektif, (Semarang: Fatawa Publishing, 2020), hlm. 4-5.

27 Muhammad Yaumi, Media dan Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2018), hlm. 105-106.

(31)

19

Buku ini pertama kali diterbitkan di Jerman. Buku Orbis Sensualium Pictus memiliki pengaruh jangka panjang pada pendidikan anak-anak.

Buku ini merupakan pendahulu dari teknik audio-visual dan pendekatan leksikal dalam pembelajaran bahasa.28

Berdasarkan pemaparan sejarah perkembangan media pembelajaran di atas, dapat diketahui bahwa sejarah penggunaan media gambar seri dipengaruhi oleh perkembangan media bahan cetak dan teknologi.

c. Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar

Media gambar diam memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

1. Dibandingkan dengan grafis, media foto ini lebih konkret.

2. Dapat menunjukkan perbandingan yang tepat dari objek yang sebenarnya.

3. Pembuatannya mudah dan harganya murah.

Selain memiliki kelebihan, media gambar diam memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

a) Biasanya ukurannya terbatas sehingga kurang efektif untuk pembelajaran kelompok besar.

b) Perbandingan yang kurang tepat dari suatu objek akan menimbulkan kesalahan persepsi.29

d. Langkah-langkah Penggunaan Media Gambar Seri

Langkah-langkah penggunaan media gambar seri menurut Hasnidah adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan tujuan mengajar dengan menggunakan alat peraga, dalam hal ini merumuskan tujuan pembelajaran.

28 Shoffan Shoffa, dkk, Perkembangan Media Pembelajaran di Perguruan Tinggi, (Bojonegoro: CV. Agrapana Media, 2021), hlm. 28-29.

29 Rusdi Susilana, Op.Cit., hlm. 16.

(32)

b. Persiapan guru, pada fase ini guru memilih dan menerapkan alat peraga mana yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

c. Persiapan kelas, peserta didik satu kelas harus mempunyai persiapan sebelum mereka menerima pelajaran dengan mnggunakan alat peraga.

d. Langkah penyajian pelajaran dan peragaan. Guru harus memilih keahlian dan keterampilan yang baik dalam menggunakan alat peraga.30

B. Keterampilan Menulis 1. Pengertian Menulis

Menulis memiliki pengertian suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur, yaitu: penulis sebagai penyampai pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pembaca.31 Nurgiyantoro mengungkapkan bahwa menulis adalah aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa. Batasan yang dibuat Nurgiyantoro sangat sederhana, menurutnya, menulis hanya sekadar mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat dalam bahasa tulis, lepas dari mudah tidaknya tulisan tersebut dipahami oleh pembaca. Menulis merupakan sebuah keterampilan yang tidak datang dengan sendirinya. Oleh karena itu, jika seseorang ingin memiliki keterampilan menulis yang baik, maka dituntut latihan yang cukup teratur serta dibutuhkan pula pendidikan yang terprogam.32

Writing is clearly a complex proces, and competent writing is frequently accepted as being the last language skill to be acquired (for native

30 Adi Permana, Pengaruh Penggunaan Media Gambar Berseri Siswa Terhadap Kemampuan Menulis Narasi Peserta Didik Sekolah menengah Pertama (SMP), (DIALEKTIKA: jurnal bahasa dan sastra, dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, 3(1), 2016, 87-99), diunduh pada tanggal 30 Maret 2019 pukul 08:17 WIB, (http://dx.doi.org/10.15408/dialektika.v3i1.4184), hlm. 90.

31 Dalman, Keterampilan Menulis, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2016), hlm. 3.

32 Novita Artika Sari, Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menulis Puisi dengan Metode Field Trip pada Siswa SMP, (BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya Volume 1 Nomor 3, April 2014, ISSN 12302-6405), diunduh pada Februari 2020, hlm. 541.

(33)

21

speakers of the language as well as for foreign/second language learners). few people write spontaneously, and few feel comfortable with a formal writing task intended for the eyes of someone else. when the 'someone else' is a teacher, whose eye may be critical, and who indeed may assign a formal assessment to the written product, most people feel uncomfortable. it makes sense, then, that the atmosphere of the writing classroom should be warm and supportive, and non threatening.33

Menulis merupakan proses yang kompleks, dan menulis yang kompeten sering diterima sebagai keterampilan bahasa terakhir yang diperoleh (untuk penutur asli bahasa tersebut serta untuk pelajar bahasa asing/kedua). Hanya sedikit orang yang menulis secara spontan, dan hanya sedikit yang merasa nyaman dengan tugas menulis formal yang dimaksudkan untuk dilihat oleh orang lain. Ketika 'orang lain' adalah seorang guru, yang matanya mungkin kritis, dan yang memang dapat memberikan penilaian formal untuk produk tertulis, kebanyakan orang merasa tidak nyaman. Maka, suasana kelas menulis harus hangat dan mendukung, dan tidak mengancam.

2. Tujuan Menulis

a) assignment purpose (tujuan penugasan)

Tulisan yang termasuk dalam tujuan penugasan ini adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh penulis karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya para siswa yang diberi tugas merangkum buku;

sekretaris yang ditugaskan membuat laporan atau notulen rapat).

b) altruistic purpose (tujuan altruistik)

Tujuan penulisan ini yaitu untuk menyenangkan para pembaca dan menghindarkan kedukaan para pembaca.

c) persuasive purpose (tujuan persuasif)

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan oleh penulis.

d) informational pupose (tujuan informasional, tujuan penerangan)

33 Liz Hamp-Lyons, and Ben Heasley, Study Writing: a course in written English for academic and professional purposes. (United Kingdom: Cambridge University Press, 1987), hlm. 2.

(34)

Tulisan yang bertujuan untuk memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca.

e) self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri)

Tulisan yang bertujuan untuk memperkenalkan atau mneyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca.

f) creative purpose (tujuan kreatif)

Tujuan ini erat hubungannya dengan tujuan pernyataan diri. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik atau seni.

g) problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)

Tujuan pemacahan masalah ini dituangkan dalam tulisan untuk menjelaskan; menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat tentang gagasan-gagasan penulis agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.34

3. Ragam Tulisan

Salisbury (1955) membagi tulisan berdasarkan bentuknya sebagai berikut:

1. Bentuk-bentuk obyektif, yang mencakup:

a) penjelasan yang terperinci mengenai proses;

b) batasan c) laporan d) dokumen;

2. Bentuk-bentuk subjektif, yang mencakup:

a) otobiografi;

b) surat-surat c) penilaian pribadi;

d) esai informal;

e) potret/gambaran;

f) satire.

34 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Penerbit Angkasa Bandung, 2008), hlm. 25-26.

(35)

23

Juga berdasarkan bentuknya, Weayer membuat klasifikasi sebagai betrikut:

1. Eksposisi yang mencakup:

a) definisi;

b) analisis.

2. Deskipsi yang mencakup:

a) deksripsi ekspositori;

b) deskripsi literer.

3. Narasi yang mencakup:

a) urutan waktu;

b) motif;

c) konflik;

d) titik pandang;

e) pusat minat.

4. Argumentasi yang mencakup:

a) induksi;

b) deduksi.

Chenfeld (1978) membuat kalsifikasi atas:

1. Tulisan kreatif yang memberi penekanan pada ekspresi diri secara pribadi.

2. Tulisan ekspositori yang mencakup:

a) penulisan surat;

b) penulisan laporan;

c) timbangan buku, resensi buku;

d) rencana penelitian.35

4. Tahap-tahap Penulisan

Kita dapat melakukan kegiatan penulisan itu sebagai suatu aktivitas tunggal, jika yang ditulis ialah sebuah karangan yang sederhana, pendek,

35 Ibid., hlm. 27-29.

(36)

dan bahannya sudah di kepala. Akan tetapi, sebenarnya kegiatan menulis itu ialah suatu proses, yaitu proses penulisan.36

Writing, particularly academic writing, is not easy. It takes study and practice to develop this skill. For both native speakers and new learners of English, it is important to note that writing is a process, not a “product”.

This means that a piece of writing, whether it is a compositionfor your English class or a Hemingway short story is never complete; that is, it is always possible to review an revise, and review and revise again. The famous American writer Ernest Hemingway spent several hours each day writing, you can imagine how many times this great writer revised his work!37

Menulis, khususnya dalam penulisan akademis itu tidak mudah.

Dibutuhkan pembelajaran dan latihan untuk mengembangkan keterampilan ini. Untuk penutur asli dan pelajar bahasa Inggris perlu mencatat bahwa menulis adalah suatu proses, bukan "produk". Hal tersebut berarti bahwa sebuah tulisan, baik itu sebuah komposisi untuk kelas bahasa Inggris Anda atau sebuah cerita pendek Hemingway yang tidak pernah lengkap; bahwa, selalu ada kemungkinan untuk meninjau dan merevisi tulisan berulang kali.

Penulis Amerika terkenal Ernest Hemingway, menghabiskan beberapa jam setiap hari untuk menulis, Anda dapat membayangkan berapa kali penulis hebat ini merevisi karyanya!

Berdasarkan kutipan tersebut, dapat diketahui bahwa menulis membutuhkan proses yang tidak mudah, hal tersebut tergambarkan oleh pengalaman seorang penulis terkenal di Amerika, yakni Ernest Hemingway yang selalu menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyelesaikan sebuah tulisan karena selalu ada kemungkinan untuk meninjau kembali dan merevisi hasil tulisan yang telah kita buat. Proses menulis tidaklah mudah, oleh sebab itu beberapa ahli membagi beberapa tahapan dalam menulis untuk meringankan proses menulis yang tidak mudah tersebut.

36 Sukino, Menulis itu Mudah: Panduan Praktis Menjadi Penulis Handal, (Yogyakarta: Pustaka Populer LkiS, 2010), hlm. 19.

37 Alice Oshima and Ann Hogue, Writing Academic English: A WRITING AND SENTENCE STRUCTURE HANDBOOK, (United States of America: Addison-Wesley Publishing Company, 1991), hlm. 3.

(37)

25

There are four main stages in the writing process: prewriting, planning, writing and revising drafts, and writing the final copy to hand in.38Ada empat tahap utama dalam proses penulisan: prapenulisan, perencanaan, penulisan dan revisi konsep, dan penulisan salinan akhir untuk diserahkan.

Berdasarkan kutipan di atas, hal iu sejalan dengan Tompkins. Namun, ia memisahkan tahap penulisan draf dengan tahap revisi, sehingga tahapan tersebut terbagi ke dalam lima tahap, yakni:

1. Tahap Prapenulisan (prewriting) a) Menentukan topik;

b) Penetapan tujuan;

c) Mengumpulkan bahan;

d) Menyusun Kerangka karangan.

2. Tahap Penulisan Draf (drafting)

a) Menuangkan ide secara langsung dalam bentuk tulisan.

Ide dituangkan dalam bentuk tulisan tanpa mempedulikan apa pun yang terjadi. Kita tidak perlu berpikir apakah tulisan kita baik atau buruk, apakah struktur kalimatnya benar. Yang terpenting kita menulis dan terus menulis. Apa yang kita pikirkan dituangkan dulu dalam bentuk tulisan. Setelah tulisan kita dianggap selesai, baru kita melakukan revisi.

b) Menuangkan ide berdasarkan kerangka karangan.

Tulisan mengacu pada kerangka karangan. Setiap topik dan subtopik yang ada dalam kerangka karangan kita coba uraikan. Di sini kita dapat menuangkan kalimat-kalimat topik yang menjiwai paragraf. Uraian dilakukan secara bertahap. Maksudnya, topik-topik yang ada kita kembangkan secara sistematis. Namun, bila tiba-tiba kekurangan bahan, kita bisa beralih pada kerangka yang lain.

3. Tahap Revisi (revising)

Jika draf seluruh tulisan sudah selesai, tulisan tersebut perlu dibaca kembali. Mungkin draf itu perlu ditambah, diperbaiki, dikurangi, dan

38 Ibid., hlm. 3.

(38)

kalau perlu diperluas. Tahap ini biasanya terfokus pada isi. Dengan demikian, penulis harus memperkaya isi tulisan dengan menggali informasi melalui bahan bacaan, serta melakukan pengamatan atau penggalian terhadap fenomena kehidupan, baik secara langsung maupun melalui media audiovisual.

4. Tahap Pengeditan (editing)

Editing merupakan tahapan yang berkaitan dengan penulisan secara final. Bila tahap-tahap sebelumnya difokusksan kepada isi, editing lebih difokuskan pada masalah mekanik, seperti ejaan, penggalan kata, kata hubung, struktur kalimat, dan sebagainya. Maksud dilakukan editing ini agar tulisan itu memiliki tingkat keterbacaan yang baik. Pembaca akan mudah memahami tulisan kita. Jarak antara pembaca dengan ide menjadi lebih dekat dan tulisan itu juga lebih komunikatif.

5. Tahap Publikasi (publishing)

Tahap terakhir dalam proses penulisan adalah publikasi. Publikasi di sini dapat dimaknai sebagai proses mengkomunikasikan tulisan kepada pembaca atau orang lain. Bentuk publikasi ini sangat beragam. Apakah media yang akan digunakan dalam bentuk buku, surat kabar, atau lainnya. Semuanya itu tergantung penulis dan kesesuaian tulisan dengan media yang dituju.39

C. Teks Prosedur

1. Pengertian Teks Prosedur

Teks prosedur/arahan merupakan salah satu dari jenis teks yang termasuk genre faktual subgenre prosedural.40 Teks prosedur merupakan teks yang berisi tentang langkah-langkah atau tahap-tahap untuk melakukan sesuatu hal, baik melakukan sesuatu kegiatan tertentu maupun membuat sesuatu yang disajikan secra berurutan.41 Teks prosedur menyajikan paparan

39 Sukino, Op.Cit., hlm. 21-30.

40 Mahsun, Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 30.

41 Endah Suciati, Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Prosedur melalui Permainan Kartu Berantai (Chain Card Game) bagi Siswa Kelas IX-A Semester I SMP Batik

(39)

27

penjelasan tentang tata cara melakukan sesuatu dengan sejelas-jelasnya.42 Teks prosedur dapat ditemukan dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai petunjuk agar seseorang dapat melakukan atau membuat sesuatu dengan tepat dan akurat.

Teks prosedur tidak hanya berkenaan dengan penggunaan alat. Suatu prosedur dapat pula berisi cara-cara melakukan aktivitas tertentu dan kebiasaan hidup. Misalnya, tentang cara belajar yang baik, cara berpidato, cara memasak makanan. Di beberapa majalah, surat kabar, dan internet, teks sejenis ini juga banyak dijumpai. Misalnya, ada yang menamainya dengan resep, kiat, trik, cara jitu, tips petunjuk penggunaan, atau cara pemakaian.43 2. Tujuan Teks Prosedur

Teks prosedur adalah teks yang bertujuan menjelaskan langkah-langkah membuat atau melakukan sesuatu.44 Karena teks prosedur itu dibuat dan digunakan untuk mengajarkan orang lain menyelesaikan sebuah proses kegiatan atau membuat sebuah benda, maka tujuan fungsional dari teks ini adalah untuk menunjukkan bagaimana sesuatu itu dibuat atau dilakukan melalui serangkaian tindakan atau aksi.45

A procedural text describes how to do something in such way that other people can do it easily. The author clearly explains what supplies and equipment to use and what steps to follow. Some authors share tips that will help the process go more smoothly. The text usually includes one or more photographs, illustrations, or diagrams to help readers visualize, or see, how to do the steps. A picture of the finished product may be included as well.46

Teks prosedur menjelaskan bagaimana cara melakukan sesuatu dengan mudah. Penulis menjelaskan tentang apa saja alat dan bahan yang digunakan

Surakarta Tahun Pelajaran 2017/2018, (Jurnal Pendidikan Dwija Utama, Edisi 42 Volume 10 Februari 2019), hlm. 57.

42 E. Kosasih dan Endang Kurniawan, Jenis-jenis Teks: Fungsi, Struktur, dan Kaidah Kebahasaan, (Bandung: Yrama Widya, 2018), hlm. 33.

43 Ibid.

44 Budi Waluyo, “Bahasa dan Sastra Indonesia 1 untuk Kelas VII SMP dan MTs, (Solo: PT.

Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2017”, hlm. 75.

45 Djatmika, Mengenal Teks dan Cara Pembelajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2018), hlm. 48.

46 Katherine Scraper, It’s Saturday! Things to Do on Your Day Off, (Pelham, New York:

Benchmark Education Company, 2011), hlm. 2.

(40)

serta langkah-langkah yang harus dilakukan. Beberapa penulis juga membagikan tips yang bisa memperlancar prosesnya. Pada teks tersebut biasanya terdapat satu atau lebih foto, ilustrasi, atau diagram untuk membantu pembaca memvisualisasikan atau melihat bagaimana cara melakukan langkah-langkahnya. Hasil akhir dari sebuah produk biasnya juga ditampilkan bersama teks tersebut.

3. Struktur Teks Prosedur

Teks prosedur dibentuk oleh bagian-bagian berikut: tujuan, bahan dan alat, dan langkah-langkah. Sistematika tersebut dikenal sebagai resep.

Petunjuk-petunjuk yang lebih kompleks, seperti petunjuk penggunaan alat- alat elektronik atau petunjuk tentang suatu perilaku, tidak memerlukan penjelasan alat dan bahan.47

Teks prosedur dibedakan menjadi dua: prosedur melakukan dan prosedur membuat. Perbedaan jenis tersebut memengaruhi perbedaan bagian struktur. Teks prosedur membuat mengandung bagian struktur yang berupa alat dan bahan, sedangkan teks prosedur melakukan tidak mengandung bagian struktur alat dan bahan.48

Adapun struktur teks prosedur, sebagai berikut.

a. Judul

Judul teks prosedur dapat berupa nama benda atau sesuatu yang hendak dibuat atau dilakukan. Teks prosedur juga dapat diberi judul berupa cara melakukan atau menggunakan sesuatu.

b. Tujuan penulisan

Tujuan penulisan teks prosedur dapat berupa pernyataan yang menyatakan tujuan penulisan atau dapat pula berupa paragraf pengantar yang menyatakan tujuan penulisan.

Bagian tujuan dalam teks prosedur berisi tentang bagaimana penulis mencoba menangkap minat pembaca pada produk atau kegiatan yang

47 E. Kosasih dan Endang Kurniawan, Op.Cit., hlm. 33.

48 Budi Waluyo, Op.Cit., hlm. 78.

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan yang baik akan selalu berusaha memperhatikan layout tempat kerjanya. Layout tempat kerja memberikan dampak bagi proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut: Sistem Pendukung keputusan dengan menggunakan metode AHP dapat diterapkan sebagai

Kecepatan pelayanan di Apotek Kimia Farma 160 diusahakan seefektif mungkin, yaitu dengan mengadakan pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing petugas. Namun,

Sehubungan dengan penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa gadai sertifikat tanah yang digagas oleh PT Pegadaian (Persero) merupakan upaya untuk mengembangkan dan memperluas

Kegiatan penyuluhan ini memiliki tujuan untuk membantu industri rumah tangga pengolahan kerupuk udang adalah Hj Maspah dengan melakukan inovasi dalam kemasan/ packaging

Kesulitan-kesulitan yang dialami oleh para pelaku usaha pengolahan limbah tunggak jati terhadap akses pasar menunjukkan bahwa skala usaha yang mereka miliki adalah skala usaha mikro,

Mohamad Jazuli. Tahun 2018, Peran Kelompok Kerja Guru KKG dalam Peningkatan Kompetensi Profesional Guru PAI di Sekolah Dasar Negeri Se- Kecamatan Pekalongan Kabupaten

Penurunan fungsi ini diukur dari adanya abnormalitas analisa semen yang dapat dipicu oleh karena adanya injuri yang berulang, keadaan patologi yang terjadi di funikulus