• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERENTANAN SEKS BEBAS DI KALANGAN MAHASISWA YANG KOST TANPA INDUK SEMANG DI KELURAHAN SIDOREJO HILIR KECAMATAN MEDAN TEMBUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KERENTANAN SEKS BEBAS DI KALANGAN MAHASISWA YANG KOST TANPA INDUK SEMANG DI KELURAHAN SIDOREJO HILIR KECAMATAN MEDAN TEMBUNG."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KERENTANAN SEKS BEBAS DI KALANGAN MAHASISWA

YANG KOST TANPA INDUK SEMANG DI KELURAHAN

SIDOREJO HILIR KECAMATAN

MEDAN TEMBUNG

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

NIA ADRIA NIM. 308322042

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

NIA ADRIA, NIM 308322042, “Kerentanan Seks Bebas di Kalangan

Mahasiswa Yang Kost Tanpa Induk Semang di Kelurahan Sidorejo Hilir

Kecamatan Medan Tembung”, Jurusan Pendidikan Antropologi, Fakultas

Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan 2012, Skripsi.

Penelitian ini membahas tentang Kerentanan Seks Bebas di Kalangan Mahasiswa Yang Kost Tanpa Induk Semang di Kelurahan Sidorejo Hilir Kecamatan Medan Tembung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan anak kost melakukan seks bebas, untuk mengetahui gaya hidup yang diinginkan mahasiswa dan untuk mengetahui bagaimana kerentanan seks bebas di kalangan mahasiswa yang kost tanpa induk semang di Kelurahan Sidorejo Hilir.

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sidorejo Hilir, Kecamatan Medan Tembung. Untuk memperoleh data tersebut peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa kost yang tidak memiliki induk semang di Kelurahan Sidorejo Hilir, Kecamatan Medan Tembung. Sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sample maka dari itu sampel dalam penelitian ini berjumlah sembilan orang, jumlah informan yang diperoleh peneliti dianggap cukup representative. Teknik analisa data yang digunakan adalah observasi partisipasi, wawancara mendalam serta dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan yaitu mengelompokkan hasil data,menginterpretasikan data, menganalisa data dan membuat kesimpulan.

(6)

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan kesehatan dan kesempatan, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Kerentanan Seks Bebas di Kalangan Mahasiswa Yang Kost Tanpa Induk Semang di Kelurahan Sidorejo Hilir Kecamatan Medan Tembung”. Banyak kesulitan dan hambatan yang dilalui penulis dalam penulisan skripsi ini, namun dengan bantuan, bimbingan dan motivasi yang diberikan oleh ibu dosen pembimbing, akhirnya penuklis dapat menyelesaikan skripsi ini. Namun penulis menyadri bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,oleh karenanya penulis mengharapkan masukan-masukan yang membangun, untuk menyempurnakan skripsi ini.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT, Tuhan semesta alam yang senantiasa memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya.

2. Kedua orang tua penulis yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan, segala bantuan, doa dan motivasi sehingga penulis telah dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik..

3. Bapak Prof.dr.Ibnu Hajar,M.Si sebagai Rektor UNIMED

4. Bapak Drs. Restu M.S sebagai Dekan Fis UNIMED

5. Ibu Dra.Nurjanah, M.Pd sebagai ketua jurusan Pendidikan Antropologi

(7)

7. Ibu Dra.Puspitawati,M.Si sebagai Pembimbing Akademik penulis, yang telah banyak memberikan arahan,bimbingan motivasi dan masukan yang sangat berarti selama penulis menjadi mahasiswa UNIMED.

8. Bapak Drs.Waston Malau sebagai Dosen Penguji. Yang telah banyak memberikan berbagai masukan dan pendapat yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Ibu Noviy Hasanah, M.Hum sebagai Dosen Penguji. Yang telah banyak memberikan masukan,pendapat,motivasi yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Semua dosen-dosen Pendidikan Antropologi yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu terima kasih atas ilmu, pengalaman dan motivasi selama ini.

11.Kedua adik penulis, Army Adria dan Rizky Yahya yang selalu memberikan semangat doan dan perhatiannya kepada penulis.

12.Riris Yuvenalisa Tinambunan yang selalu memotivasi, memberi dukungan serta waktunya dalam membantu penulis dari awal judul sampai akhir skripsi.

13. Uli mahasiswi Usu yang selau membantu dalam mencari dan meminjamkan buku bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

14.Ryan Nugroho yang selalu tidak henti-hentinya memberikan semangat,doa dan motivasi bagi penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

(8)

16.Teman-teman seperjuangan PPL di bangun Purba, Nova, Retno, Zumi ,Esti, Cindy ,Ema, Diah, Gumpal dan teman-teman lainny

17.Bapak Lurah beserta pegawai kantor Kelurahan Sidorejo Hilir yang telah memberikan izin serta data bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

18.Bagi semua pihak dan seluruh responden yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat ditulis satu persatu,, penulis ucapkan banyak terima kasih.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat berguna bagi kita semua

Medan, Agustus 2012

Penulis

Nia Adria

(9)
(10)

BAB IV PEMBAHASAN

1. Letak Geografis Kecamatan Medan Tembung…... 28 1.2Jumlah Penduduk Kelurahan Sidorejo Hilir……… ... 29 2. Latar Belakang Rentan Terjadinya Perilaku Seks Bebas di Kalangan

Mahasiswa Yang Kost Tanpa Induk Semang di Kelurahan Sidorejo Hilir 35 3. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Anak Kost Melakukan Seks Bebas ... 39 4. Gaya Hidup Yang Diinginkan Nahasiswa Yang Kost ... 44 5. Kerentanan Seks Bebas di Kalangan Mahasiswa Yang Kost Tanpa

Induk Semang di Kelurahan Sidorejo Hilir Kecamatan Medan Tembung .. 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan………... 74 1. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Anak Kost Melakukan Seks Bebas ... 74 2. Gaya Hidup Yang Diinginkan Mahasiswa Yang Kost………... 75 3. Kerentanan Seks Bebas di Kalangan Mahasiswa Yang Kost Tanpa

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum dalam struktur masyarakat,mahasiswa merupakan generasi intelektual

yang seharusnya mampu berprilaku sesuai dengan norma dan nilai yang baik. Mahasiswa seharusnya lebih mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk . Tuntutan dan

harapan masyarakat adalah menginginkan agar mahasiswa menjadi manusia bermoral dan intelek sehingga mampu membersihkan ketimpangan – ketimpangan sosial yang ada, juga diharapkan mampu menjadi inovator pembangunan di dalam segala aspek kehidupan masyarakat .

Mahasiswa merupakan generasi yang seharusnya dituntut untuk mengembangkan profesionalisme mereka untuk membangun Negara dan menegakkan norma-norma sosial.

Namun kondisi ini ironis dengan status dan label tersebut karena berdasarkan kenyataan

di lapangan ditemukan perilaku – perilaku menyimpang yang justru dllakukan oleh kalangan mahasiswa sendiri, seperti mabuk–mabukan , penganiayaan, pencurian, membunuh,memeras,

menjambret, berkelahi dengan senjata tajam, tawuran, perjudian, penyalahgunaan narkoba serta perilaku seks bebas (http://sugiartoagribisnis.wordpress.com).

Berdasarkan data yang di temukan di media cetak di Kelurahan Harjosari, Kecamatan Medan Amplas “rumah kos esek-esek” dibombardir ribuan warga, karena sering membawa

wanita malam dan sejumlah rekan-rekannya untuk pesta narkoba,miras dan mejadikan kost

sebagai tempat maksiat. (New kriminal,14 Mei 2012).

(12)

BKKBN menyebutkan bahwa 52 persen remaja di kota Medan sudah pernah melakukan seks pranikah. Ada sekitar 3.919 remaja di kota Medan yang melakukan seks bebas. (Waspada, 29

Mei 2012)

Hasil penelitian dari beberapa Universitas dan LSM menunjukkan bahwa perilaku seks bebas di kalangan mahasiswa sudah cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dari tingginya angka

perilaku intercourse mahasiswa yang relatif tinggi di beberapa Universitas. Selain itu, banyaknya “ayam kampus” di beberapa perguruan tinggi di Semarang, hingga masuk sebuah acara salah

satu program acara TV Swasta Nasional pada tahun 2005 menjadikan permasalahan seks bebas dikalangan mahasiswa sudah sangat memprihatinkan dan menjadi masalah mendesak yang perlu antisipasi dan penanganan segera.

(http://noe-amabile.blogspot.com/2009/06/kondisi-kesehatan-seksual-mahasiswa.html)

Penelitian yang sama pada tahun 2002 lalu, masyarakat Yogyakarta dikejutkan oleh hasil

penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan (LSCK) dengan tema virginitas di kalangan mahasiswa Yogyakarta. Survei dilakukan atas sebanyak 1.660 mahasiswa

dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta. Hasilnya, sebanyak 97,5% dari responden mengaku telah kehilangan virginitasnya akibat seks pranikah. Penelitian yang dilakukan oleh LSCK kali ini mendapatkan dukungan dari banyak pihak, termasuk Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Uniknya, hasil survei kali ini tidak mendapatkan reaksi keras seperti sebelumnya. Disamping itu, pro dan kontra tidak banyak terlihat dan tenggelam

begitu saja dalam kurun waktu yang singkat. Reaksi masyarakat Yogyakarta sendiri terlihat seolah mengamini hasil survei tersebut.

(13)

Hasil penelitian di atas memungkinkan juga berlaku di kota Medan. Sebab kota Medan sebagai kota pendidikan banyak dijadikan tujuan oleh mahasiswa luar daerah untuk melanjutkan

studinya. Kecamatan Medan Tembung merupakan salah satu kawasan yang dikenal sebagai daerah pemukiman mahasiswa karena terdapat beberapa kampus seperti Universitas Negeri Medan, Universitas Medan Area, Universitas Amir Hamzah, dan Stipap Hal ini dapat dilihat dari

berbagai aktivitas malam di kafe-kafe, rumah kontrakan maupun rumah kost tanpa induk semang yang rentan sekali terhadap perilaku seks bebas.

Rumah kontrakan atau rumah kost tanpa induk semang begitu rentan terhadap terjadinya perilaku seks bebas. Namun rumah kontrakan atau rumah kost tanpa induk semang lebih banyak dijadikan pilihan oleh mahasiswa sebagai tempat tinggal sementara selama kuliah daripada

rumah kontrakan yang ada pengawasan dari pemiliknya serta rumah kost yang ada induk semangnya, sebab mereka merasa tidak bebas dalam melakukan segala aktivitas sesuai yang

diinginkan termasuk perilaku seks bebas. Yang lebih memprihatinkan lingkungan masyarakat sekitar yang cenderung “lepas tangan” dan “menutup mata”. Hal ini disebabkan masyarakat

perkotaan yang cenderung permisif sehingga tidak memperhatikan dan mempermasalahkan semua aktivitas yang ada disekelilingnya. Hal ini berimplikasi kepada longgarnya pengawasan.

Disamping itu faktor lain seperti warung internet yang menjamur di kecamatan Medan

Tembung ini memudahkan orang-orang mengakses berbagai situs di internet termasuk video porno secara bebas tanpa pengawasan. Pemasaran blue film dalam bentuk vcd porno yang

menyebar luas di masyarakat secara bebas dan mudah didapatkan oleh mahasiswa.

Menurut Ranita Ritongga (2011 : 3) Kegiatan seks bebas menjadi salah satu bentuk produk kultural manusia yang cukup lama, dari waktu ke waktu selalu ada kreasi yang dilakukan

(14)

remang-remang seolah tak lengkap tanpa kehadiran layanan seks kilat yang tidak berhubungan hiburan. Kafe dijadikan tempat “nongkrong” dan ajang berkumpul sambil minum dan makan

bagi kaula muda,ternoda dengan adanya fasilitas ruang berpenyekat bagai kamar dengan lampu penerangan yang remang-remang sehingga digunakan sebagai ajang berkumpul berubah fungsi menjadi ajang bermesum.

Lebih lanjut Ranita ( 2011 : 4) Hasil observasi yang dilakukannya, pada malam hari ditemukan perempuan dan laki-laki yang berpasang-pasangan duduk diatas motor dengan

penerangan yang remang-remang bahkan gelap sembari bercumbu mengumbar nafsu. Diantara sekian banyak pasangan-pasangan tersebut sebagian diantara mereka berstatus mahasiswa.

Perilaku seks bebas dikalangan mahasiswa yang masih berstatus belum menikah

melanggar norma dan susila,bahwa fakta pemuda yang berstatus mahasiswa yang justru melakukannya. Fenomena kerentanan seks bebas di kalangan mahasiswa yang kost tanpa induk

semang di Kelurahan Sidorejo Hilir Kecamatan Medan Tembung, masih belum diungkap oleh media massa atau peneliti akademis. Sehingga seks bebas yang rentan terjadi di Kelurahan

Sidorejo Hilir Kecamatan Medan Tembung ini belum terungkap ke khalayak masyarakat. Oleh sebab itu peniliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul : “Kerentanan Seks

Bebas di Kalangan Mahasiswa Yang Kost Tanpa Induk Semang di Kelurahan Sidorejo Hilir Kecamatan Medan Tembung”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas,maka dapat di identifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut :

(15)

2. Anak kost yang tidak memiliki induk semang. 3. Prilaku menyimpang di kalangan anak kost.

4. Banyaknya sarana yang mendukung terjadinya perilaku seks bebas

5. Kerentanan Seks Bebas di Kalangan Mahasiswa Yang Kost Tanpa Induk Semang di Kelurahan Sidorejo Hilir Kecamatan Medan Tembung

1.3 Pembatasan Masalah

Mengingat begitu luasnya masalah yang akan di bahas, maka peneliti mengadakan pembatasan masalah yang akan di teliti. Adapun masalah yang akan diteliti dan dibahas adalah:

Kerentanan Seks Bebas di Kalangan Mahasiswa Yang Kost Tanpa Induk Semang di

Kelurahan Sidorejo Hilir Kecamatan Medan Tembung”.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas yang telah di uraikan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan anak kost melakukan seks bebas ?

2. Gaya hidup yang bagaimanakah yang di inginkan mahasiswa yang kost tanpa induk

semang?

3. Bagaimanakah kerentanan seks bebas di kalangan mahasiswa yang kost tanpa induk semang

di Kelurahan Sidorejo Hilir, Kecamatan Medan Tembung?

1.5 Tujuan Penelitian

(16)

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan anak kost melakukan seks bebas di Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Medan Tembung.

2. Untuk mengetahui gaya hidup yang di inginkan mahasiswa yang kost tanpa induk semang di Kelurahan Sidorejo Hilir, Kecamatan Medan Tembung.

3. Untuk mengetahui bagaimana kerentanan seks bebas di kalangan mahasiswa yang kost

tanpa induk semang di Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Medan Tembung.

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat :

1. Untuk dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan kelimuan sekaligus dijadikan bahan rujukan bagi studi maupun penelitian lain yang berhubungan dalam bidang kajian

mengenai gaya hidup dan penyimpangan sosial di perkotaan.

2. Untuk digunakan sebagai gambaran kenyataan pergaulan mahasiswa di kota Medan yang

menyimpang, yang dalam hal ini adalah kebebasan anak kost.

3. Sebagai persyaratan untuk mendapatkan sarjana pendidikan antropologi.

4. Untuk dapat memberi masukan terhadap pengelola kost, masyarakat, dunia pendidikan,

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Anak Kost Melakukan Seks Bebas

1. Adanya penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa yaitu

dengan adanya teknologi yang canggih seperti VCD, internet, majalah, TV, video porno. Mahasiswa cenderung ingin tahu dan ingin mencoba-coba serta meniru dengan

apa yang dilihat dan didengarnya.

2. Banyaknya waktu luang yang tidak bermanfaat membuat mahasiswa yang kost terjerumus pergaulan bebas. Dalam arti mahasiswa yang kost mementingkan hidup

bersenang-senang, bermalas-malasan, suka berkumpul sampai larut malam yang akan membawa mereka terjerumus dalam pergaulan bebas.

3. Gaya pacaran yang mengumbar nafsu akan mengarah ke orientasi seks yang

menjadikan bukti kesetiaan terhadap pasangan dan berorientasi kepada materi.

4. Pola asuh orang tua, yang terlalu mengekang anaknya, sehingga ketika anaknya

berada jauh dari orang tuanya, menjadi lepas kendali. Dan kurangnya komunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak dalam masalah seksual yang dapat

memperkuat terjadinya penyimpangan sosial.

(18)

6. Kurangnya kontrol sosial dari masyarakat setempat terhadap kost-kosan mahasiswa yang tidak memiliki iinduk semang terhadapnya rentannya perilaku seks bebas.

2. Gaya Hidup Yang Diinginkan Mahasiswa Yang Kost

1. Shopaholic di kalangan mahasiswa yaitu hanya rasa gengsi tinggi yang diperoleh dari

menonjolkan merek-merek terkenal dan mahal, atau simbol-simbol kemewahan lainnya adalah merupakan gejala umum mahasiswa sekarang.

2. karaoke sebagai suatu gaya hidup mahasiswa karena dengan karaoke mereka memperoleh kepuasan dan kesenangan yang mampu menghilangkan beban pikiran

yang mereka rasakan. Berkumpul dan bercanda dengan teman-teman di dalam ruangan karaoke dianggap sebagian mahasiswa sebagai salah satu cara yang ampuh

untuk menghibur diri dan menghilangkan stres.

3. Dugem sebagai sebuah istilah problem khas anak muda, merujuk pada suatu dunia malam bernuansa kebebasan, ekspresif, modern, teknologis, hedonis, konsumeristik

dan metropolis yang menjanjikan segala bentuk kegemberiaan sesaat. Melalui dugem mahasiswa merasa menemukan “jati diri” mereka yang identik dengan

ekspresi emosionalisme khas gejolak jiwa muda. Melalui dugem juga, mahasiswa

bisa menemukan komunitas bergaulnya, baik dengan sesame laki-laki atau pun dengan kaum wanita. Intinya dugem itu adalah just having fun, sekedar hura-hura

(19)

3. Kerentanan Seks Bebas di Kalangan Mahasiswa Yang Kost Tanpa Induk Semang di Kelurahan Sidorejo Hilir Kecamatan Medan Tembung

Realitas rentannya seks bebas ditemukan dikalangan mahasiswa yang kost tanpa induk semang di Kelurahan Sidorejo Hilir Kecamatan Medan Tembung. rentannya seks bebas dikalangan mahasiswa telah menodai fitrah mahasiswa sebagai agent of change and agent of

control. Sehingga fitrah tersebut telah menjadi barang langka yang harus dilindungi karena terancam kepunahan. Mahasiswa banyak yang terjebak pada perangkap budaya yang

menyesatkan.

Kenyataan ini sungguh ironis mengingat mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa dan di pundak mahasiswalah harapan semua orang bertumpu. Mahasiswa yang terpengaruh

budaya menyimpang dan sulit melepaskan diri dari pengaruh teman-temannya yang sama-sama berperilaku menyimpang perlahan-lahan akan kehilangan daya pikir, logika, nalar, dan

analisisnya. Akibatnya adalah mahasiswa terancam kehilangan generasi penerus yang pandai, idealis, kritis, dan dapat memberi solusi atas permasalahan yang akan timbul.

Sebanyak tujuh dari Sembilan responden mahasiswa yang kost kebanyakan dari

perguruan tinggi swasta dan keseluruhannya dari angkatan 2008, 2009 dan 2010. Dari kesemua responden, jika dianalisa bukan kelurga yang kurang mampu. Hal ini dapat dilihat,

tiga dari sembilan responden memiliki orang tua yang berprofesi PNS, dan enam responden lainnya memiliki orang tua yang berprofesi sebagai karyawan perkebunan, dan wiraswasta.

Enam responden juga memiliki ibu yang juga bekerja. Dapat disimpulkan Sembilan responden bukanlah dari golongan keluarga kurang mampu.

Sebanyak sembilan responden, yaitu Rani, Yeni, Mila, Bella, Dewi, Veny, Citra, Raja

(20)

Tempat kost khusus wanita yang dihuni oleh Rani, Yeni, Mila, Bella, Dewi, Veny, dan Citra. Sedangkan Raja dan Putra tinggal di kost campuran yaitu kost laki-laki dengan

perempuan. Untuk mengetahui bagaimana kerentanan seks bebas di kalangan mahasiswa yang kost peneliti menumpang tempat kost temannya yaitu Bella. Bersumber dari Bella (kost khusus wanita) dan Iwan (kost campuran) peneliti bisa masuk ke lingkungan tempat

kost lalu berkenalan dengan teman-temannya dan mencari informasi mengenai kehidupan mahasiswa yamg kost tanpa induk semang yang rentan terhadap seks bebas.

Hasil yang ditemukan di lapangan bahwa seks sudah menjadi sebagian kecil kebutuhan mahasiswa dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, khususnya bagi mahasiswa yang kost tanpa induk semang sangat bebas untuk bisa melakukan perilaku seks

tersebut. Karena dalam lingkungan yang bebas dikarenakan kurang adanya kontrol sosial dari masyarakat setempat sehingga para mahasiswa yang kost tanpa induk semang pada

khususnya dapat melakukan perbuatan tersebut.

Saran

Adapun saran dari peneliti yang dapat disampaikan adalah:

1. Hendaknya para mahasiswa harus memahami konsep pacaran yang baik. Katakan

"tidak", jika pasangan menghendaki aktivitas berpacaran melebihi batas. Terutama bagi setiap wanita permintaan seks sebagai "bukti cinta", jangan dipenuhi, karena yang paling rugi adalah pihak wanita.

(21)

seks bebas itu tidak dapat dihindarkan, maka alangkah baiknya jika mahasiswa lebih bisa memilih mana yang pantas untuk diikut mana yang tidak.

3. Mahasiswa hendaknya menghindarkan diri dari segala bentuk perilaku seks bebas baik yang dianggap sepele ( seperti berpelukan dan berciuman), maupun seks bebas yang sudah memiliki batas seperti meraba bagian vital pasangan, petting, serta melakukan

hubungan badan.

4. Adanya peraturan yang lebih mengikat, serta yang dilakukan kontrol yang rutin oleh

(22)

1

DAFTAR PUSTAKA

Adlin, Alfathri. 2006. Resistensi Gaya Hidup . Yogyakarta : Jalasutra

Arikunto, Suharsimi.. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta : Jakarta

Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Emka, Moammar. 2005. Jakarta Underground Jilid I. Jakarta. Gagas Media Irawan, Faisal. 2010. Peran Media Internet Terhadap Prostitusi di Kalangan

Mahasiswa di Kota Medan : (Skripsi) UNIMED Kartono, Kartini. 1989. Patologi Sosial, Jilid I, Jakarta : CV. Rajawali

Koentjaraningrat. 1989. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia

Perdana, Divana. 2011. Dugem Ekspresi Cinta Seks dan Jati Diri. Yogyakarta: Laksana

Ranita Ritongga, Mita. 2011. Perilaku Seks Bebas di Kalangan Mahasiswa : (Skripsi) USU

Soekanto, Soerjono, 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada.

Soyomukti, Nurani. 2010. Membongkar Aib Seks Bebas dan Hedonissme Kaum Selebriti. Bandung : Nuansa

Sunarto, Kamanto.2000.Pengantar Sosiologi, Edisi Kedua, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi.

Suyanto, Bagong & Narwoko, Dwi. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta. Kencana

Irna. 29 Mei 2012. 3.919 Remaja di Medan Pernah Lakukan Seks Pra Nikah : Waspada

(23)

2

http://www.asiamaya.com/peta/medan/medan/medan_perjuangan/sidorejo_hilir.ht m/diakses 16.30 pada tanggal 2/08/12

http://mantrinews.blogspot.com/2012/02/perilaku-seksual.html/diakses 19.00 pada tanggal 5/08/12.

(http://noe-amabile.blogspot.com/2009/06/kondisi-kesehatan-seksual-mahasiswa.html diakses 20.30 pada tanggal 20/03/12)

http://www.pemkomedan.go.id/mdntem_aparat.php/diakses 15.30 pada tanggal 14/06/12

(http://rubrikbahasa.wordpress.com/2011/04/06/kos-kontrak-sewa/diakses 21.10 pada tanggal 18/03/12)

(http://sosbud.kompasiana.com/2012/06/30/fenomena-seks-pra-nikah-di-kalangan-mahasiswa-di-yogyakarta/ diakses 23.00 pada tanggal 21.00 pada

tanggal 21/07/12)

(http://sugiartoagribisnis.wordpress.com diakses 14.10 pada tanggal 07/03/12).

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor yang mendorong mereka melakukan perilaku seks bebas tersebut adalah faktor ekonomi keluarga atau penghasilan orangtua, keutuhan keluarga anjal yang

Faktor-faktor yang mendorong mereka melakukan perilaku seks bebas tersebut adalah faktor ekonomi keluarga atau penghasilan orangtua, keutuhan keluarga anjal yang

Seks selalu menarik untuk dibicarakan, tapi selalu menimbulkan kontradiksi di masyarakat. Khususnya seks bebas yang terjadi pada remaja. Remaja yang mempersepsikan seks secara

Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan mahasiswa tentang seks bebas yang berhubungan dengan tahapan pacaran pada mahasiswa

dengan memberikan kuisioner kepada responden untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang seks bebas, kemudian dilakukan post test yaitu memberikan kuesioner

Banyak aktivitas yang hanya dilakukan oleh orang yang menjalani gaya hidup hedonis ini juga dilakukan oleh para mahasiswa kost akhir seperti lebih senang menghabiskan waktu di

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang seks bebas, untuk mengetahui perilaku seks bebas pada remaja, untuk mengetahui

REALITAS SEKS BEBAS DI KALANGAN REMAJA DI DESA PULAU JELMU KECAMATAN JUJUHAN KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar