• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS DENGAN TAHAPAN PACARAN PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS DENGAN TAHAPAN PACARAN PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS

BEBAS DENGAN TAHAPAN PACARAN PADA MAHASISWA

S1 KEPERAWATAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH

GOMBONG

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan Minat Utama Program Studi Ilmu Keperawatan

Disusun Oleh :

Muhammad Tegar Cahyo Jati A11200798

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi yang saya ajukan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis digunakan sebagai rujukan dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Gombong, Juni 2016

(5)

v

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS DENGAN TAHAPAN PACARAN PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN TINGKAT II

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

Abstrak

Latar Belakang: Pada era globalisasi seperti sekarang ini, remaja harus diselamatkan dari pergaulan bebas. Karena, banyak budaya asing yang masuk seperti free sex.

Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan mahasiswa tentang seks bebas yang berhubungan dengan tahapan pacaran pada mahasiswa S1 Keperawatan tingkat II STIKES Muhammadiyah Gombong.

Metode: Penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang diambil 76 orang kemudian di analisa dengan Kendal Tau. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar mahasiswa yang memiliki tingkat pengetahuan seks bebas baik sebanyak 43 (56,6%) responden, Sedangkan tahapan pacaran yang paling banyak sudah dilakukan adalah tahap 4 dengan jumlah 30 responden (39,5%). Hasil dari analisis dengan Kendal Tau dapat diketahui nilai p value adalah 0,039 (p<0,05).

Kesimpulan: Ada hubungan antara tingkat pengetahuan seks bebas dengan tahapan pacaran pada mahasiswa S1 keperawatan tingkat II STIKES Muhammadiyah Gombong

Saran: Dengan pengetahuan seks yang baik, agar pihak sekolah lebih mengawasi mahasiswa dengan melakukan konseling mendalam.

Kata kunci: Pengetahuan, Seks Bebas, Tahapan Pacaran, Mahasiswa

1. Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong

2. Pembimbing 1 Dosen Prodi D3 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong

(6)

vi Bachelor of Nursing Program

Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong

Research, June 2016

Muhammad Tegar Cahyo Jati 1), Hendri Tamara Yuda 2), Sawiji 3) xiv + 45 pages + 8 tables + 2 pictures + 12 attachments

THE CORRELATION BETWEEN LEVEL OF KNOWLEDGE ABOUT FREE SEX AND THE RELATIONSHIP STAGES OF GRADE II

STUDENTS OF BACHELOR OF NURSING PROGRAM IN MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE

INSTITUTE OF GOMBONG

Abstract

Background: Now on in the globalization era, young generation and teenagers must be saved from the free socialization. Many of the foreign culture’s negative influences effect the teenagers’ life such as free sex.

Objective: This research was conducted to find out the correlation between level of knowledge about free sex and the relationship stages of grade II students of Bachelor of Nursing Program in Muhammadiyah Health Science institute of Gombong.

Method: The research used quantitative descriptive technique with cross sectional approach. The samples consisted of 76 respondents. The data were analysed using Kendal Tau test.

Results: The majority of students or 43 (56.6%) respondents had good level of knowledge about free sex. 30 respondents (39.5%) had been aleady in the stage 4 of relationship. The Kendal Tau test results indicated p value 0.039 (p<0.05).

Conclusion: There is a correlation between level of knowledge about free sex and the relationship stages of grade II students of Bachelor of Nursing Program in Muhammadiyah Health Science institute of Gombong.

Recommendation: students are suggested to have good knowledge of sex and the school is recomended to have more supervision to the students by performing in depth counseling.

Keywords: Knowledge, Free Sex, Relationship Stage, Student

1. Bachelor of Nursing Student Muhammadiyah Health Science Institute of

Gombong

2. Preceptor 1 Lecturer of Nursing Diploma Muhammadiyah Health Science

Institute of Gombong

3. Preceptor 2 Lecturer of Nursing Diploma Muhammadiyah Health Science

(7)

vii MOTTO

You Never Know How Strong You Are... Until Being Strong is The Only Choice You Have...

-M. Tegar Cahyo Jati-

There’s Nothing Fortunate About Having Your Decided For You Fate, You Have To Grab Your Own Happiness

-Lucy Heartfilia-

If You Have Love In Your Life, Then You Have To Keep On Living...

-Juvia Locksar-

When People Realize, How Lonely It Is Being On Their Own They Will Become Kind

-Mirajane Strauss-

Compared To Think Of Myself only,

It’s Better To

Think Of

Others

-Park Shin Hye (

박신혜

)-

Let’s Think Like A Rose . So Sharp as Needles and Opens Like a

Blossom...

(8)

viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Setiap goresan tinta ini adalah wujud dari keagungan dan kasih

sayang yang diberikan Allah SWT kepada umat-Nya

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

Ibuku tercinta yang selalu memberi restu kepadaku untuk menyelesaikan tugas

akhir ini. Terimakasih, dan minta maaf karena selalu meninggalkanmu sendiri

saat anakmu ini melakukan tugasnya.

Kepada saudara saudaraku yang selalu memberikan nasehat kepada adikmu

yang mungkin sering menyusahkan kalian.

Kepada Lucy Heartfilia Onee-san, yang slalu temaniku disaat galau. L VE

You Forever ...

Kemudian untuk sahabat-sahabatku tersayang. Novi Anaswati, Isnain Eliza,

Isnaeni Restiana, Ratih Meila Sari, Punti Bela Antika. Yang selalu memberi

semangat dan motivasi kapan pun, diamana pun. Terimakasih kawan

Dan yang selalu ada Nurul H.I. dan Siwi Raharjati yang telah menemaniku

disetiap malam dikampus, lembur demi terselesaikannya tugas akhir ini.

Teman yg selalu menyemangati dan membantu mencerahkan hari-hariku. Ini

buat kalian Aida ’Codot’, Zessy, Vita

’Jum’ ..

Tidak lupa juga Nia Roselaeni dan Sri Wahyuningsih yang selalu membantuku

disaat aku kesulitan mengerti tentang kemauan para penguji.

Dan teman teman se-angkatanku tahun 2012 yang menemani selama 4 tahun

dengan segala suka dan duka, canda dan tawa.

Serta para pembimbing yang telah memberikan arahan dan membantu dalam

pembuatan skripsi ini, sehingga dapat terselesaikan.

Thanks For All ...

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Seks Bebas dengan Tahapan Pacaran pada Mahasiswa Tingkat II STIKES Muh. Gombong”. Sholawat serta salam tetap

tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sehingga peneliti mendapat kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, penulis ucapkan terimakasih atas bantuan dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan banyak terdapat kekurangan, mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan skripsi penelitian ini.

Gombong, Juni 2016

(10)

x

HALAMAN ABSTRAK (BAHASA INGGRIS) ... vi

(11)

xi

B Kerangka Teori... 19

C Kerangka Konsep ... 20

D Hipotesis ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22

A Metode Penelitian... 22

B Populasi dan Sampel ... 22

C Waktu dan Tempat Penelitian ... 23

D Variabel Penelitian ... 23

E Definisi Operasional... 24

F Instrumen Penelitian... 26

G Teknik Pengambilan Data ... 27

H Teknik Pengolahan dan Analisa Data ... 28

I Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 30

J Etika Penelitian ... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

A Hasil Penelitian ... 33

B Pembahasan ... 36

C Keterbatasan Penelitian ... 43

BAB V KESIMPULAN ... 44

A KESIMPULAN ... 44

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional... 24

Tabel 3.2 kisi-kisi kuisioner tingkat pengetahuan seks bebas ... 27

Tabel 4.1 Tingkat Pengetahuan Pengertian Seks Bebas ... 33

Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Bentuk-bentuk Seks Bebas ... 33

Tabel 4.3 TingkatPengetahuan Faktor Pendorong Seks Bebas ... 34

Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan Dampak Seks Bebas ... 34

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tahapan Pacaran ... 35

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Surat Permohonan Ijin Penelitin Lampiran II. Surat Studi Pendahuluan

Lampiran III. Permohonan Menjadi Responden Lampiran IV. Persetujuan Menjadi Responden Lampiran V. Kuesioner Penelitian

Lampiran VI. Hasil Uji Validitas Lampiran VII Hasil Reliabilitas

Lampiran VIII. Hasil Uji Homogenitas Wilcoxon Lampiran IX. Hasil uji hipotesis Kendall Tau

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, remaja harus diselamatkan dari pergaulan bebas. Karena, globalisasi ini ibaratnya kebebasan dari segala aspek. Sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan yang asing masuk. Sementara kebanyakan tidak cocok dengan kebudayaan kita. Sebagai contoh kebudayaan free sex itu tidak cocok dengan kebudayaan kita.

Penyalahgunaan teknologi dan pergaulanlah yang mengawali adanya pergaulan bebas dikalangan remaja, saat ini media yang sering digunakan untuk mendapatkan semua hal tentang pergaulan bebas adalah internet (BKKBN, 2010). Karena, internet itu memudahkan setiap orang untuk mengakses berbagai informasi dari dalam dan luar negeri, gambar-gambar porno dan artikel-artikel yang menyesatkan tentang seks dengan mudah dapat diakses oleh para remaja kita. Pergaulan bebas menjadi kambing hitam bagi tingginya angka kehamilan remaja. Gaya hidup remaja kota terutama sangat rentan terhadap pergaulan bebas ini.

(16)

2

misalnya lebih senang bergaul dengan lawan jenis dan sampai pada perilaku yang sudah menjadi semakin umum saat ini, yaitu pacaran (Sofia, 2011).

Pacaran bagi sebagian kalangan remaja sudah bukan hal yang asing lagi. Bahkan banyak remaja memiliki anggapan bahwa kalau masa remaja adalah masa pacaran, jadi remaja yang tidak pacaran justru dianggap sebagai remaja yang kuno, kolot, tidak mengikuti perubahan jaman dan dianggap kuper atau kurang pergaulan (Novita, 2008). Pacaran sehat sendiri sering dimaknai sebagai suatu proses pacaran dimana keadaan fisik, pada intinya dilarang kontak dalam tindakan kekerasan fisik, tidak kontak fisik yang mempengaruhi pada perilaku seksual yang berisiko. Akibatnya sering terjadi perilaku seks diluar nikah, dampak dari seks khususnya pada remaja yaitu bahaya fisik yang terdapat terjadi karena bahaya kehamilan usia dini, infeksi menular seksual, HIV dan AIDS. Infeksi menular seksual (IMS) adalah penyakit yang dapat ditularkan dari seseorang kepada orang lain melalui hubungan seksual (Dien, 2007).

Seks bebas atau dalam bahasa populernya disebut extra-marital intercouse atau kinky-seks merupakan bentuk pembebasan seks yang dipandang tidak wajar. Tidak saja oleh agama dan negara, tetapi juga filsafat. Perilaku seks bebas cenderung disukai oleh anak muda, terutama kalangan remaja yang secara bipo-psikologis sedang tumbuh menuju proses pematangan (Amiruddin & Mariana, 2005).

(17)

3

Berdasarkan survei kesehatan reproduksi yang dilakukan Badan Kesehatan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2010, sekitar 92% remaja yang pacaran, saling berpegangan tangan, ada 82% yang saling berciuman, dan 63% remaja yang pacaran tidak malu untuk saling meraba (peting) bagian tubuh kekasih mereka yang seharusnya tabu untuk dilakukan. Ada perbedaan gaya pacaran remaja sekarang dengan dulu. Remaja saat ini lebih permisif untuk melakukan apapun demi keseriusan pada pasangannya. Semua aktivitas itu yang akhirnya mempengaruhi niat untuk melakukan seks lebih jauh.

STIKES Muhammadiyah Gombong merupakan salah satu sekolah tinggi kesehatan berbasis keagamaan di Kabupaten Kebumen dan termasuk sekolah yang diminati banyak remaja. Informasi diperoleh dari 10 Mahasiswa (6 laki-laki, 4 perempuan) didapatkan hasil yaitu 3 mahasiswa laki-laki dan 1 mahasiswi perempuan yang diwawancarai sudah pernah melakukan hubungan seks diluar nikah. Hal ini merupakan kejadian buruk bagi sekolah dan perlu dilakukan antisipasi agar kejadian yang sama tidak terulang kembali. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut

dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Seks Bebas dengan

Tahapan Pacaran pada Mahasiswa S1 Keperawatan Tingkat II STIKES

Muhammadiyah Gombong”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah hubungan tingkat pengetahuan tentang seks bebas dengan tahapan pacaran pada mahasiswa S1 Keperawatan tingkat II STIKES Muhammadiyah Gombong.

C. Tujuan Penelitian

(18)

4

1. Tujuan Umum:

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan mahasiswa tentang seks bebas yang berhubungan dengan tahapan pacaran pada mahasiswa S1 Keperawatan tingkat II STIKES Muhammadiyah Gombong.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa S1 Keperawatan tingkat II tentang seks bebas

b. Mengetahui bagaimana tahapan pacaran mahasiswa S1 Keperawatan tingkat II

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain: 1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hubungan tingkat pengetahuan mahasiswa STIKES Muh Gombong tentang seks bebas untuk dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah sebagai upaya pencegahan dini terhadap perilaku penyimpangan seks bagi mahasiswa dan menentukan kebijakan mengenai program pendidikan seks dilingkungan sekolah.

2. Bagi Instansi Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan manfaat bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen, dan instansi kesehatan terkait untuk perbaikan perencanaan maupun implementasi program pendidikan kesehatan seksualitas dikalangan mahasiswa.

3. Bagi Peneliti

(19)

5

4. Bagi Peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan dapat dijadikan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan seks pada remaja.

E. Keaslian Penelitian

Menurut sepengetahuan peneliti, belum pernah ada yang melakukan

penelitian tentang “HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG

SEKS BEBAS DENGAN TAHAPAN PACARAN PADA MAHASISWA”. Namun penelitian sejenis pernah dilakukan oleh:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Evi, dkk (2013), yang berjudul Perilaku Seksual pada Remaja yang Pacaran di SMA Negeri 2 Kairatu Kabupaten Seram bagian Barat. Tempat SMA N 2 Kairatu, Seram Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor internal dan eksternal yang mendorong siswa-siswi pacaran sehat dan tidak sehat, jenis dan metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan rencana study fenomenologi. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 11 orang. Pengolahan data dengan metode content analysis. Didapatkan hasil bahwa faktor internal yang dianggap sebagai faktor pendorong untuk pacaran adalah teman sebaya oleh karena tekanan dan lingkungan pergaulan. Persamaan penelitian ini adalah peneliti menggunakan dua variabel dan menggunakan teknik yang sama yaitu kualitatif dengan rencana study fenomenologi. Perbedaan ini adalah penelitian yang dilakukan Evi, dkk, hanya berkonsentrasi pada faktor internal dan eksternal yang mendorong siswa pacaran, sedangkan penelitian ini lebih fokus pada tingkat pengetahuan dengan perilaku pacaran siswa.

(20)

6

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Edisi 6. Jakarta: Rineka Cipta.

Amiruddin, Mariana. 2005. Menganggap Seks Sebagai Tabu Adalah Kejahatan Kemanusiaan. Jurnal Perempuan No. 41, Mei 2015: 115-120.

Asmadi. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

BKKBN, 2007. Remaja dan Seks Pranikah. www.bkkbn.go.iddiakses tanggal 10 Oktober 2015.

DeGenova, M.K & Rice, P.P, 2005. Intimate Relationship, Marriages, and Families, New York: MC Grow-Hill.

Desmita, 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Dien G. A. Nursal, 2007. Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja.

(Skripsi) Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Depok Firdausiyah. 2009. Perilaku Seks Remaja. Skripsi. (tidak diterbitkan).

Surabaya: Program Studi Psikologi

Gunawan, A. 2011. Remaja dan Permasalahannya. Yogyakarta: Hanggar Kreator.

Hastono dan Sabri, 2011. Statistik Kesehatan. Cetakan ke 5.

Hidayat, A Aziz Almull .2005. Pengatar Ilmu keperawatan Anak jilid 1. Jakarta: Salemba

Hurlock, E.B. 2001. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (terjemahan Istiwidayanti). Jakarta: Erlangga.

(22)

Naedi, 2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan Seks Bebas pada Remaja Kelas XI di SMA Negeri 1 Cileungsi Kabupaten Bogor. Skripsi. (Tidak Diterbitkan). Depok. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Notoatmodjo, S, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Novita, 2008. Hubungan Lingkungan Sosial Dengan Perilaku Seksual Pada Mahasiswa Keperawatan Politeknik Kesehatan Masyarakat Makassar Tahun 2008. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Makassar Nursalam, 2010. Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu

Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam, 2007. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktek. Jakarta: Salemba Medika

Sarwono, W.S, 2011. Psikologi Remaja. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Saryono, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Citra Medika.

Sastroasmoro, 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 4.

Soetjiningsih, 2007. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: CV Sagug Seto.

Sofia, 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja. Yogyakarta: Lab Ilmu Kedoteran Jiwa Fk UGM.

(23)

Sugiyono, 2009. Statistika untuk Penelitian Cetakan Ke Lima. Bandung: CV ALFABETA.

Suryoputro, A., Ford, N. J., dan Shaluhiyah, Z, 2006. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja di Jawa Tengah: Implikasinya terhadap Kebijakan dan Layanan Kesehatan Seksual dan Reproduksi. Makara Kesehatan. Vol.10. No. 1. Juni 2006: 29-40.

(24)
(25)
(26)
(27)
(28)

Kode Responden

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS DENGAN TAHAPAN BERPACARAN PADA MAHASISWA TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

Initial Responden : ___________________(diisi dengan nama inisial)

Umur : __________________thn

Jenis Kelamin : laki-laki/perempuan (coret yang tidak perlu)

Suku Bangsa : _____________________

Agama : _____________________

Alamat : _____________________

No. HP : _____________________

Tanggal Pengisian : _____________________2016

Saat ini tinggal bersama : keluarga, saudara, kos / kontrak. (coret yang tidak perlu)

Petunjuk pengisian:

1. Isilah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda (√) pada kolom huruf (B) apabila pertanyaan dibawah ini benar dan pada kolom (S) apabila pertanyan salah.

2. Mengisi semua pertanyaan karena tiap jawaban yang saudara berikan akan memberikan manfaat bagi penelitian keperawatan ini.

No Pertanyaan B S

1. Seks adalah hubungan laki-laki dan perempuan yang didasari hasrat keinginan (libido) dengan tujuan mencari kenikmatan.

2. Hubungan seks hanya boleh dilakukan bagi pasangan yang sudah menikah.

3. Hubungan seks boleh dilakukan remaja sebagai ekspresi cinta yang tulus dari pasangannya.

(29)

5. Melakukan hubungan seks dengan orang yang sangat dicintai boleh dilakukan asalkan dengan pacar sendiri.

6. Hubungan seks bebas dilarang karena perbuatan dosa

7. Kissing adalah yang dilakukan dengan pasangan lawan jenis 8. Necking adalah perilaku seks yang dilakukan dengan cara

berpelukan, memegang payudara

9. Necking boleh dilakukan oleh remaja terhadap pacarnya karena bukan merupakan bentuk perilaku seks bebas

10. Petting boleh dilakukan oleh pasangan remaja karena bukan termasuk perilaku seks bebas

11. Intercourse merupakan hubungan seks yang dilakukan melalui kontak alat kelamin

12. Faktor yang mendorong seks bebas salah satunya adalah karena kurang pengawasan orang tua

13. Seks bebas boleh dilakukan oleh remaja biasanya didorong oleh rasa ingin tau yang besar untuk mencoba segala hal yang belum diketahui

14. Pengguna NAPZA tidak akan menyebabkan perilaku seks bebas 15. Melakukan hubungan seks hanya sekali tidak akan menyebabkan

kehamilan

16. Kehamilan baru terjadi bila hubungan seks dilakukan lebih dari satu kali

17. Penyakit Menular seksual (PMS) merupakan jenis penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks

18. Penularan PMS dapat terjadi bila hubungan seks dilakukan dengan Pekerja Seks Komersial (PSK)

19. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan penyakit AIDS

Tanda tangan responden

(30)

Berikut adalah tahap-tahap berpacaran. Berilah tanda (√) pada kolom YA apabila Anda pernah melakukan, dan Berilah tanda (√) pada kolom TIDAK apabila belum pernah melakukan.

NO. Pertanyaan YA TDK

1. Anda dan pasangan pernah saling bertatap mata saja dan saling berangan-angan tentang hubungan kelak

2. Anda dan pasangan sudah berpegangan tangan ataupun bergandengan tangan saat jalan bersama

3. Anda dan pasangan sudah pernah berpelukan

4a. Anda (Laki-laki) pernah mencium (kening, pipi, tangan) pasangan Anda

4b. Anda (Perempuan) pernah dicium (kening, pipi, tangan) pasangan Anda

5. Anda dan pasangan pernah saling berciuman mulut ke mulut

6. Anda pernah meraba-raba daerah vital pasangan Anda (Payudara, Alat kelamin)

7. Anda dan pasangan pernah melakukan hubungan layaknya suami istri (berhubungan badan)

Tanda tangan responden

(31)
(32)
(33)
(34)

Gambar

Tabel 3.1 Definisi Operasional................................................................
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian .......................................................

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data yang didapat dari penumpang Garuda Indonesia yang mengalami masalah bagasi tertukar maupun rusak ,Penulis akan memaparkan tentang data jumlah bagasi

Komponen yang berfungsi untuk menampung uap bensin dari tangki bahan bakar dan dari ruang pelampung pada karburator, adalah komponen ..a.

This study investigates different factors that may influence purchase intention of counterfeit products, including brand familiarity, anticipated regrets, and perceived quality

kelembagaan sub-sektor persampahan serta optimalisasi kapasitas SDM.Pencapaian sasaran dari tujuan tersebut yaitu mewujudkan kelembagaan sub-sektor persampahan

Ditinjau dari segi bentuk bangunan; konfigurasi horizontal 9,4% kurang sesuai yaitu pemisahan sistem srtuktur untuk bangunan memanjang serta denah tidak beraturan,

Nama Ruang /Fasilitas Sifat Ruang Outdoor/ Indoor Kamar Tidur Bayi usia 0-10bulan Privat Indoor Kamar Tidur Bayi usia 11-2tahun Privat Indoor Area Bermain Todler

Penulis mendeskripsikan bagaimana proses perencanaan sistem informasi pembangunan daerah yang disusun oleh bagian penyusunan program dan pelaporan Bappeda kota

Untuk menjawab pertanyaan mengenai bagaimana Uni Eropa melalui EASO mengatasi krisis imigran dan permasalahan yang ditimbulkannya dalam jangka waktu 2014-2016,