• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Materi yang berhubungan dengan miniatur lift berbasis PLC sudah banyak diangkat sebagai judul untuk menyelesaikan studi di jurusan Teknik Elektro. Tugas Akhir mahasiswa Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara contohnya, mengangkat judul Perancangan Prototipe lift 4 lantai yang dikontrol PLC (Syafrizal, 2009) dalam tulisannya Syafrizal tidak memanfaatkan Tugas Akhirnya sebagai modul praktikum. Tugas Akhir yang dimaksud hanya dibatasi sebagai pengguna dan hanya membahas struktur dan arsitektur serta komponen-komponen dasar PLC, dan tidak dibahas secara mendetail, tidak membahas karakteristik motor arus searah secara mendalam.

Tugas Akhir lainnya misalnya dibuat oleh mahasiswa Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, dengan judul Pembuatan Miniatur Lift Barang 3 Lantai Dengan Penggerak Berupa Ulir (Hadziq,M. dan R.H. Putra, 2009). Tugas Akhir ini dibuat hanya sebagai cara kerja lift barang yang sebenarnya digunakan dalam industri.

(2)

5 2.2 Landasan Teori

2.2.1 Lift

Lift adalah seperangkat alat yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang secara vertikal dengan menggunakan seperangkat alat mekanik baik disertai alat otomatis ataupun manual (Wicaksono. H, 2009). Lift bekerja dengan bantuan relay atau kontaktor magnetik pada umumnya, pengendali lift yang digunakan adalah sistem pengendali lift berbasis PLC.

2.2.2 Programmable Logic Controller (PLC)

PLC (Programmable Logic Controller) yaitu kendali logika terprogram merupakan suatu piranti elektronik yang dirancang untuk dapat beroperasi secara digital dengan menggunakan memori sebagai media penyimpanan instruksi-instruksi

internal untuk menjalankan fungsi-fungsi logika, seperti fungsi pencacah, fungsi

urutan proses, fungsi pewaktu, fungsi aritmatika, dan fungsi yang lainnya dengan cara memprogramnya.(Budianto, M., A. Wijaya, 2003) Program-program dibuat kemudian dimasukkan dalam PLC melalui programmer. Pembuatan program dapat menggunakan komputer sehingga dapat mempercepat hasil pekerjaan. Setelah program selesai ditulis dan diuji, maka program dapat didesain dengan mudah ke sejumlah PLC lainnya. Fungsi lain pada PLC adalah dapat digunakan untuk memonitor jalannya proses pengendalian yang sedang berlangsung, sehingga dapat dengan mudah dikenali urutan kerja (work sequence) proses pengendalian yang terjadi pada saat itu.

(3)

6

Dalam sistem PLC terdapat empat komponen bagian utama, yaitu :

1. Central Processing Unit (CPU), merupakan otak dari PLC yang terdiri dari 3

(tiga) bagian, yaitu :

a. Mikroprosesor, merupakan otak dari PLC yang difungsikan untuk operasi

matematika dan operasi logika.

b. Memori, merupakan daerah CPU yang digunakan untuk melakukan proses penyimpanan dan pengiriman data pada PLC.

c. Catu daya, yang berfungsi untuk mengubah sumber masukan tegangan bolak-balik menjadi tegangan searah.

2. Programmer/Monitor, adalah perangkat pemrograman yang digunakan untuk

pemrograman ini umumnya tidak tersambung secara permanen ke dalam PLC. Jalannya program juga dapat diamati melalui perangkat ini.

3. Input/Output Modules, adalah antarmuka antara PLC dan perangkat eksternal

(peralatan input dan peralatan output) dimana prosesor menerima informasi dari perangkat-perangkat eksternal tersebut dan mengkomunikasikan informasi kontrol ke perangkat-perangkat eksternal tersebut.

4. Raks dan Chasis, adalah sebagai rumah untuk PLC dan sebagai dudukan PLC

agar posisinya stabil.

Secara blok diagram, hubungan utama dari PLC dapat dilihat pada Gambar 2.1.

(4)

7 2.2.3 Programmable Logic Controller (PLC) OMRON CPMA1-30CDR-D

Berikut adalah karakteristik dari PLC OMRON NCPMA1-30CDR-D yang dikutip dari Beginner Guide PLC Controller (Omron Asia Pacific LTD PTE, 1999).

Secara umum, PLC Omron CPMA1-30CDR-D memiliki karakteristik sebagai berikut:

 Memiliki 30 terminal I/O yang terpasang dalam CPU, yaitu 18 buah terminal

input dan 12 buah terminal output.

 Sebuah satuan I/O ekspansi dapat dihubungkan ke CPU dengan menambah 20 terminal I/O ekstra.

 PLC CPMA1-30CDR-D diperlengkapi dengan sebuah fungsi filter untuk mencegah operasi yang salah yang disebabkan oleh chatter atau noise pada sinyal input. Pemakai dapat memilih sebuah konstanta waktu input 1 ms, 2 ms, 4 ms, 8 ms, 16 ms, 32 ms, 64 ms, atau 128 ms.

 Memori flash menyediakan memori cadangan tanpa baterei.

Input respon-cepat dapat mendeteksi sinyal input dengan pulsa sependek 0,2 ms tanpa peduli saatnya selama siklus PLC. Input respon-cepat dan input interupsi menggunakan terminal input yang sama.

PLC CPMA1-30CDR-D mempunyai sebuah timer interval berkecepatan tinggi yang dapat diset dari 0,5 ms sampai 319968 ms. Timer dapat diset untuk memicu sebuah interupsi tunggal (one-shot mode) atau interupsi berulang terjadwal (scheduled interrupt mode).

PLC CPMA1-30CDR-D mempunyai counter berkecepatan tinggi yang dapat digunakan dalam mode hitungan naik (incremental mode) atau mode up/down.

Counter berkecepatan tinggi dapat dikombinasikan dengan input interupsi

(5)

8  PLC CPMA1-30CDR-D mempunyai 2 kontrol volume analog yang dapat

dipakai untuk membuat setting analog secara manual.

PLC CPMA1-30CDR-D kompatibel dengan Host Link, yang memungkinkan komunikasi dengan personal komputer. CPMA1-30CDR-D yang menggunakan Host Link dapat juga berkomunikasi dengan Programmable Terminal yang menggunakan perintah Host Link.

 Adapter RS-232C digunakan untuk komunikasi 1 ke 1 dan adapter RS-422 digunakan untuk komunikasi 1 ke n.

 Operasi berkecepatan tinggi dapat dicapai dengan tersedianya sebuah akses langsung dengan menghubungkan CPMA1-30CDR-D ke Programmable Terminal melalui antarmuka NT Link. Adapter RS-232 digunakan untuk penyambungan tersebut.

CPMA1-30CDR-D menggunakan Programming Consule dan Ladder Support

Software (SYSWIN) seperti PLC Omron lainnya.

Gambar PLC Omron CPMA1-30CDR-D dapat dilihat pada Gambar 2.2.

(6)

9

Seperti terlihat pada Gambar 2.2., PLC Omron CPMA1-30CDR-D selain adanya indikator keluaran (OUT) dan masukan (IN), terlihat juga adanya empat macam lampu indikator yaitu PWR, RUN, ERR/ALM dan COMM. Arti masing-masing lampu indikator tersebut ditunjukkan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Arti Lampu Indikator PLC Omron CPMA1-30CDR-D

Indikator Status Keterangan PWR

(hijau)

ON Catu daya disalurkan ke PLC OFF Catu daya tidak disalurkan ke PLC RUN

(hijau)

ON PLC dalam kondisi mode kerja RUN atau MONITOR

OFF PLC dalam kondisi mode PROGRAM atau munculnya kesalahan yang fatal

COMM (kuning)

Kedip Data sedang dikirim melalui port periferal atau RS-232C OFF Tidak ada proses pengiriman data melalui port periferal maupun

RS-232C ERR/ALM

(merah)

ON Muncul suatu kesalahan fatal (operasi PLC berhenti) Kedip Muncul suatu kesalahan tak-fatal (operasi PLC berlanjut)

OFF Operasi berjalan dengan normal

2.2.4. Diagram Tangga (Ladder Diagram)

(7)

10

metode pemrograman tangga (ladder programming). Metode ini menyediakan suatu cara untuk menuliskan program-program, yang kemudian dapat dikonversikan menjadi kode mesin oleh suatu software sehingga dapat digunakan oleh

mikroprosesor PLC.

Sebuah diagram tangga atau ladder diagram terdiri dari sebuah garis menurun ke bawah pada sisi kiri dengan garis-garis bercabang ke kanan. Garis yang ada di sebelah kiri disebut sebagai palang bis (bus bar), sedangkan garis-garis cabang (the

branching lines) adalah baris instruksi atau anak tangga. Sepanjang garis instruksi

ditempatkan berbagai macam kondisi yang terhubung ke instruksi lain di sisi kanan. Kombinasi logika dari instruksi-instruksi tersebut menyatakan kapan dan bagaimana instruksi yang ada di sisi kanan tersebut dikerjakan.

2.2.5. Instruksi-Instruksi Dasar Pemrograman

1. Instruksi LOAD (LD) dan LOAD NOT (LD NOT)

Kondisi pertama yang mengawali sembarang blok logika di dalam diagram tangga berkaitan dengan instruksi LD atau LD NOT.

Diagram ladder instruksi LOAD dan LOAD NOT :

(8)

11

Kode mnemonic LOAD dan LOAD NOT dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Kode Mnemonic LOAD dan LOAD NOT

Alamat Instruksi Operan

00000 LD 00000

00001 Instruksi

00002 LD NOT 00000 00003 Instruksi

2. Instruksi And Dan And Not

Jika terdapat dua atau lebih kondisi yang dihubungkan secara seri pada garis instruksi yang sama, maka kondisi yang pertama menggunakan instruksi

LD atau LD NOT dan sisanya menggunakan instruksi AND dan AND NOT.

Diagram ladder instruksi AND dan AND NOT:

(9)

12

Kode mnemonic instruksi AND Dan AND NOT dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 mnemonic instruksi AND Dan AND NOT

Alamat Instruksi Operan

00000 LD 00000

00001 AND NOT 00100 00002 AND LR 0000 00003 Instruksi

3. Instruksi Or Dan Or Not

Jika dua atau lebih kondisi dihubungkan secara paralel, artinya dalam garis instruksi yang berbeda kemudian bergabung lagi dalam satu garis instruksi yang sama, maka kondisi pertama terkait dengan instruksi LD atau LD NOT dan sisanya berkaitan dengan instruksi OR atau OR NOT.

Diagram ladder instruksi OR Dan OR NOT:

(10)

13

Kode mnemonic instruksi OR Dan OR NOT dapat dilihat pada Tabel 2.4. Tabel 2.4 Ladder Diagram Instruksi OR Dan OR NOT

Alamat Instruksi Operan

00000 LD NOT 00000 00001 OR NOT 00100 00002 OR LR 0000 00003 Instruksi

4. Instruksi Output (Out) Dan Output Not (Out Not)

Kedua instruksi ini digunakan untuk mengontrol bit operan yang berkaitan dengan kondisi eksekusi (apakah ON atau OFF). Dengan menggunakan instruksi OUT, maka bit operan akan menjadi ON jika kondisi eksekusinya juga ON. Sedangkan OUT NOT akan menyebabkan bit operan menjadi ON jika kondisi eksekusinya OFF.

Diagram ladder instruksi OUT:

(11)

14

Kode mnemonic instruksi OUTdapat dilihat pada Tabel 2.5. Tabel 2.5 Mnemonic Instruksi Out

Alamat Instruksi Operan

00000 LD 00000

00001 OUT 01000

Diagram ladder instruksi OUT NOT:

Gambar 2.7 Ladder Diagram Instruksi OUT NOT

Kode mnemonic instruksi OUT NOT dapat dilihat pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6 Mnemonic Instruksi OUT NOT

Alamat Instruksi Operan

00000 LD 00000

(12)

15 5. Instruksi Timer (Tim 01+50)

Instruksi TIM (Timer) dapat digunakan sebagai timer ON-delay atau timer

OFF-delay pada rangkaian relay. Nilai setting value (SV) berkisar dari 0000 sampai

9999 ( 0 sampai 999,9 detik).

Diagram ladder rangkaian On dan Off delay:

(13)

16

Kode Mnemonic instruksi TIMER (TIM 01+50) dapat dilihat pada Tabel 2.7. Tabel 2.7 Mnemonic Instruksi Timer (Tim 01+50)

Alamat Instruksi Operan

00000 LD 00000

00001 TIM 000

#0050

00002 LD TIM000

00003 OR 01000

00004 AND NOT TIM001

00005 OUT 01000 00006 LD 01000 00007 AND NOT 00000 00008 TIM 001 #0050 00009 END(01) 6. Instruksi Counter (CNT)

Instruksi CNT (Counter) adalah sebuah counter penurunan yang diset awal. Penurunan satu hitungan setiap kali saat sebuah sinyal input berubah dari OFF ke

ON. Counter harus diprogram dengan input hitung, input reset, angka counter, dan

(14)

17

Diagram ladder COUNTER (CNT):

Gambar 2.9 Ladder Diagram Instruksi Counter (CNT)

Kode mnemonic instruksi COUNTER (CNT) dapat dilihat pada Tabel 2.8. Tabel 2.8 mnemonic instruksi COUNTER (CNT)

Alamat Instruksi Operan

(15)

18 7. Instruksi End

Instruksi terakhir yang harus dituliskan atau digambarkan dalam diagram tangga adalah instruksi END. CPU pada PLC akan mengerjakan semua instruksi dalam program dari awal (baris pertama) hingga ditemui instruksi END yang pertama, sebelum kembali lagi mengerjakan instruksi dalam program dari awal lagi. Artinya instruksi-instruksi yang ada di bawah atau setelah instruksi END akan diabaikan.

Diagram ladder instruksi END:

Gambar 2.10 instruksi Ladder diagram END

2.2.6. Software SYSWIN V_3.4

Diagram tangga dibuat dengan menggunakan program penyuntingan diagram tangga yang dijalankan melalui komputer dan komunikasi transfer programnya dilakukan melalui kanal serial. SYSWIN adalah software pemrograman diagram tangga untuk PLC OMRON CPMA1-30CDR-D. Jendela penyuntingan diagram tangga ditunjukkan pada Gambar 2.11.

(16)

19 2.2.7. Motor DC

Motor DC adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus searah menjadi tenaga gerak atau energy mekanik, dimana tenaga gerak tersebut berupa putaran dari pada rotor. (Okanandaferry.wordpress.com). Prinsip kerjanya adalah apabila sebuah kawat penghantar yang dialiri arus diletakan diantara dua buah kutub magnet maka pada kawat itu akan bekerja suatu gaya yang mengerakan kawat itu (gaya Lorentz). Kontruksi dari motor DC terbagi atas beberapa bagian antara lain:

 Stator atau bagian yang diam, terdiri dari:

Rumah stator (gandar) sebagai tempat jalan mengalirnya medan magnet yang dihasilkan oleh kutub-kutub magnet, dan melindungi bagian-bagian mesin lainnya, sehingga dibuat dari bahan feromagnetic.

 Rotor yang berputar, terdiri dari jangkar, lilitan jangkar, komutator dan sikat.

(17)

20 2.2.8 LIMIT SWITCH

Saklar batas waktu atau limit switch adalah saklar yang dapat dioperasikan secara otomatis ataupun manual. Limit Switch mempunyai fungsi yang sama yaitu kontak NO (normaly open) dan NC (normaly close). Limit switch akan bekerja jika ada benda yang menekan rollernya sehingga kedudukan kontak NO menjadi NC dan kontak NC menjadi NO. jika benda sudah diangkat, roller dari limit switch kembali ke posisi semula, demikian pula dengan kedudukan kontak-kontaknya.

Gambar 2.13 Limit Switch

2.2.9 PUSH BUTTON

Push button adalah saklar yang beroperasi dengan cara ditekan, dan bisa

melakukan dua fungsi berbeda, yakni menutup sirkuit bila ditekan, atau justru membuka sirkuit bila ditekan. Jika tekanan dilepaskan atau terjadi tekanan berikutnya maka akan menormalkan kembali tombol ke posisi semula dan sirkuit kembali ke status semula.

(18)

21 2.2.10 RELAY

(19)

22

Kondisi ini akan terjadi pada saat relay mendapat tegangan sumber pada elektromagnetnya. Posisi Normally Close (NC), yaitu posisi saklar relay yang terhubung ke terminal NC (Normally Close). Kondisi ini terjadi pada saat relay tidak mendapat tegangan sumber pada elektromagnetnya. Posisi Change Over (CO), yaitu kondisi perubahan armatur saklar relay yang berubah dari posisi NC ke NO atau sebaliknya dari NO ke NC. Kondisi ini terjadi saat sumber tegangan diberikan ke elektromagnet atau saat sumber tegangan diputus dari elektromagnet relay. Relay yang ada dipasaran terdapat bebarapa jenis sesuai dengan desain yang ditentukan oleh produsen relay. Dilihat dari desai saklar relay maka relay dibedakan menjadi : Single

Pole Single Throw (SPST), relay ini memiliki 4 terminal yaitu 2 terminal untuk input

kumaparan elektromagnet dan 2 terminal saklar. Relay ini hanya memiliki posisi NO (Normally Open) saja. Single Pole Double Throw (SPDT), relay ini memiliki 5 terminal yaitu terdiri dari 2 terminal untuk input kumparan elektromagnetik dan 3 terminal saklar. relay jenis ini memiliki 2 kondisi NO dan NC. Double Pole Single

Throw (DPST), relay jenis ini memiliki 6 terminal yaitu terdiri dari 2 terminal untuk input kumparan elektromagnetik dan 4 terminal saklar untuk 2 saklar yang

masing-masing saklar hanya memiliki kondisi NO saja. Double Pole Double Throw (DPDT), relay jenis ini memiliki 8 terminal yang terdiri dari 2 terminal untuk kumparan elektromagnetik dan 6 terminal untuk 2 saklar dengan 2 kondisi NC dan NO untuk masing-masing saklarnya. Relay dapat digunakan untuk mengontrol motor AC dengan rangkaian kontrol DC atau beban lain dengan sumber tegangan yang berbeda antara tegangan rangkaian kontrol dan tegangan beban.

Gambar

Gambar 2.1. Hubungan Bagian Utama dari PLC (Sumber: Putra, A.E, 2004)
Gambar PLC Omron CPMA1-30CDR-D dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Tabel 2.1. Arti Lampu Indikator PLC Omron CPMA1-30CDR-D
Tabel 2.2 Kode Mnemonic LOAD dan LOAD NOT
+7

Referensi

Dokumen terkait

Konsentrasi garam menyebabkan bakteri asam laktat kurang dapat mengkonversi gula dan menyebabkan pertumbuhan khamir (Etchells et al., 1975 dalam Yuniarti, 1986).. K., Joshi dan

(2006), “Analisis faktor psikologis konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian roti merek Citarasa di Surabaya”, skripsi S1 di jurusan Manajemen Perhotelan, Universitas

Terlihat pada gambar diatas, terdapat 3 zona dengan 3 tipe Terlihat pada gambar diatas, terdapat 3 zona dengan 3 tipe penampang yang terkait) : plastis (penampang kompak),

Sesuai dengan kriteria diterima atau ditolaknya hipotesis maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa menerima hipotesis yang diajukan terbukti atau dengan kata lain variabel

Semoga buku ini memberi manfaat yang besar bagi para mahasiswa, sejarawan dan pemerhati yang sedang mendalami sejarah bangsa Cina, terutama periode Klasik.. Konsep

Setelah dilakukan analisis kesesuaian lahan, Kelurahan Bungus Barat, Bungus Timur, Bungus Selatan, dan Teluk Kabung Utara sangat sesuai (S1) ditanami durian, kakao, dan

Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan

Penerapan analisis sebaran Hotelling’s telah dilaksanakan pada percobaan yang bertujuan untuk identifikasi biji generasi silang tunggal F1 dari dua tetua induk betina (MR4Q dan