SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Hazairin Habe
Doktor bidang Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Saburai Bandar Lampung E-mail : [email protected]
Ahiruddin
Mahasiswa Doktoral Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung dan Dosen Universitas Saburai Bandar Lampung
E-mail : [email protected]
Abstrak
Pendidikan adalah bisnis yang sadar, disengaja, berpola, dan bisa dievaluasi oleh pendidik untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi yang ada di dalam peserta didik. Arah kebijakan pendidikan di tingkat bangsa diadakan dalam rangka kehidupan intelektual bangsa yang berlandaskan keyakinan dan kesalehan dan karakter luhur. Arah pendidikan bangsa ditujukan untuk menghasilkan sumber daya manusia di Indonesia yang memiliki karakter: setia dan beriman kepada ketuhanan, mulia, sehat, berpengetahuan, terampil, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab. Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan membentuk karakter mulia dalam kaitannya dengan nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, kesatuan, demokrasi, dan keadilan. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi siswa untuk dapat berpikir rasional, dan memiliki karakter mulia dalam kaitannya dengan nilai-nilai Pancasila, yang menjunjung tinggi nilai kebenaran, kebaikan, keindahan, dan keilahian, serta secara konstruktif dan kreatif untuk dapat bertanggung jawab untuk memajukan bangsa Indonesia dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat modern berdasarkan demokrasi dan keadilan.
Kata Kunci: Pendidikan, Tujuan Pendidikan dan Implementasi Pendidikan NATIONAL EDUCATION SYSTEM
Hazairin Habe
Doctorate of Management at Faculty of Economics, University of Saburai Bandar Lampung E-mail: [email protected]
Ahiruddin
Doctoral Student Graduate Program IAIN Raden Intan Lampung and Lecturer Saburai University of Bandar Lampung
E-mail: [email protected]
Abstract
Education is a business that is conscious, deliberate, patterned, and can be evaluated by educators to foster and develop the potential that exists within learners. Direction of education policy at the level of the nation was held in the framework of the intellectual life of the nation that is based on faith and piety and noble character. Direction of the nation's education is aimed at producing human resources in Indonesia that have character:
faithful and pious to God The Godhead, noble, healthy, knowledgeable, skilled, creative, independent, being a democratic citizen, and accountable. The functions of national education are to develop the ability to think rationally and form a noble character in relation to the values of Pancasila, namely the values of the divinity, humanity, unity,
40
democracy, and justice. The national education goals are to develop the students’ potential to be able to think rationally, and to have a noble character in relation to the values of Pancasila, which upholds the values of truth, goodness, beauty, and divinity, as well as constructively and creatively to be able to be responsible for advancing the Indonesian nation in adjusting with the demands of the modern society based on democracy and justice.
Keywords: Education, Educational objectives and Implementation of education
I. Pendahuluan
Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang, dan pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada pencapaian tujuan pembangunan nasional Indonesia.
Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokan sesuai dengan sifat dan kekhususan tujuannya dan program yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan umum, pendidikan keturunan dan pendidikan lainnya. Serta upaya pembaharuannya meliputi landasan yuridis, kurikulum dan perangkat penunjangnya, struktur pendidikan dan tenaga kependidikan.
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Sistem pendidikan Indonesia yang telah dibangun dari dulu sampai sekarang ini, ternyata masih belum mampu sepenuhnya menjawab tantangan global untuk masa yang akan datang. Program pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan yang selama ini menjadi fokus pembinaan masih menjadi masalah yang menonjol dalam dunia pendidikan di Indonesia ini.
Sementara itu jumlah penduduk usia pendidikan usia pendidikan dasar yang berada di luar sistem pendidikan nasional itu masih sangat banyak jumlahnya,
41 dunia pendidikan kita masih berhadapan dengan bergbagai masalah internal yang mendasar dan bersifat kompleks, selain itu pula bangsa Indonesia ini masih menghadapi sejumlah problematika yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan mendasar sampai pendidikan tinggi.
Peningkatan kuantitas peserta dan lamanya mengenyam pendidikan formal belum diikuti dengan gambaran hasil- hasil pendidikan yang semestinya.
Dengan semakin tingginya masyarakat yang berpendidikan, diharapkan akan tercipta masyarakat madani dan memiliki tingkat peradaban yang tinggi.
Masyarakat yang berpendidikan seharusnya lebih menekankan pada penggunaan rasionalisasi atau akal sehat dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan bermasyarakat. Namun yang terjadi saat ini tidak lah demikian. Perilaku korupsi, tawuran, gaya hidup hedonisme, cepat putus asa, egoisme, kurang percaya diri, penyalahgunaan narkotika dan kebiasaan menyontek atau plagiarisme di kalangan pelajar merupakan contoh-contoh perilaku masyarakat yang tengah merebak dewasa ini. Fenomena- fenomena ini merupakan gambaran yang tidak sejalan dengan harapan dari hasil- hasil pendidikan.
II. Analisis dan Pembahasan
Sistem adalah suatu perangkat yang saling bertautan, antar perangkat merupakan satu kesatuan yang tidak dapat berdiri sendiri yang tergabung menjadi suatu keseluruhan dan masing masing perangkat menjadi penunjang untuk perangkat lainnya. Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan pengajaran dan atau latihan.
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan UUD negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan jaman. Sistem Pendidikan Nasional adalah satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh yang saling bertautan dan berhubungan dalam suatu sistem untuk mencapai tujuan pendidikan nasional secara umum. Menurut UU No.20 tahun 2003, sistem pendidikan nasinal harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevasi efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan
42 secara terencana, terarah dan berkesinambungan.
Dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 13 ayat 1 dinyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal, nonformal, dan informal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan Nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Menurut UU no. 20 tahun 2003 pasal 14, jenjang pendidikan formal terdiri dari Pendidikan Dasar (SD dan SMP, MTS), Pendidikan menengah (SMA, MA, SMK), dan Perguruan Tinggi (Akademi, Universitas, Politeknik,dll). Menurut UU No. 20 tahun 2003 pasal 15, jenis pendidikan mencakup:
1) Pendidikan Umum
Pendidikan dasar dan menengah yang
mengutamakan perluasan
pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
2) Pendidikan Kejuruan
Pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk siap bekerja di bidang tertentu.
3) Pendidikan Akademik
Pendidikan tinggi yang diarahkan untuk terutama penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.
4) Pendidikan Profesi
Pendidikan tinggi yang diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.
5) Pendidikan Vokasi
Pendidikan tinggi yang diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana.
6) Pendidikan Keagamaan
Pendidikan dasar, menengah, tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut pengasaan ilmu pengetahuan tentang ajaran agama.
7) Pendidikan Khusus
Pendidikan yang diselenggarakan bagi peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif.
Arah pendidikan bangsa Indonesia sudah bersifat utuh dan menyeluruh meliputi
43 semua ranah pendidikan yaitu bertujuan untuk mengembangkan semua potensi yang ada dalam diri peserta didik.
Muhyiddin (2012) mengatakan,
“Disamping untuk meningkatkan kepandaian dan intelektualitas, proses pendidikan juga harus dijiwai dengan nilai-nilai peningkatan keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia, karena disinilah arah pendidikan nasional kita yang telah diatur undang-undang.”
Pendidikan tidak hanya ditujukan untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi saja atau hanya sekedar cerdas intelektualnya saja. Pendidikan juga harus diarahkan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang cerdas sosial, cerdas pribadi/jiwa, cerdas spiritual, dan cerdas kinestetiknya.
Untuk menghasilkan peserta didik yang menguasai ranah pikir (kecerdasan intelektual) yang tinggi, model pendidikan dapat dilakukan dengan bentuk pengajaran dalam rangka alih pengetahuan. Sementara itu, upaya untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki ranah rasa (kecerdasan sosial), ranah karsa (kecerdasan jiwa/psikis), dan ranah religi (kecerdasan spiritual) yang tinggi, maka model pendidikan yang harus dikembangkan melalui pemberian
contoh (keteladanan), kepeloporan dan pembiasaan dalam rangka alih nilai atau pembudayaan nilai-nilai karakter bangsa.
Sedangkan upaya untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki ranah raga (kecerdasan kinestetik) yang tinggi, maka pendidikan dapat dilakukan melalui model latihan dan pembiasaan dalam rangka mengembangkan gerak reflek dan kecekatan bertindak.
Dalam tataran kebijakan, arah pendidikan bangsa Indonesia sebenarnya sudah sangat jelas. Secara yuridis, arah kebijakan bangsa Indonesia telah diatur dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat, batang tubuh UUD 1945 hasil amandemen pasal 31 ayat (3), dan Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 3. Dalam tataran kebijakan, arah pendidikan bangsa Indonesia menuntut adanya keseimbangan antara pengembangan potensi fisik (raga) dan potensi pikir (intelektualitas) dengan pendidikan moral dalam rangka pengembangan potensi rasa, potensi karsa, dan potensi religi.
Pendidikan nasional Indonesia memiliki cirri khas sehingga berbeda dengan sistem pendidikan nasional bangsa lain, tampak pada landasan, dasar penyelenggaraan dan perkembangannya.
Landasan dan dasarnya menjiwai sistem
44 pendidikan sedangkan pola penyelenggaraan dan perkembangannya memberikan warna coraknya.
Penyelenggaraannya terwujud pada: jalur, jenjang dan jenis pendidikan berfungsi menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan, pengembangan sistem pendidikan nasional mesti berdasar kepada aspek legal.
Sistem pendidikan selalu menghadapi tantangan baru, dengan serta merta timbulnya kebutuhan-kebutuhan baru untuk menghadapi tantangan baru itu pendidikan berupaya melakukan pembaharuan dengan jalan menyempurnakan sistemnya.
Pembaharuan yang terjadi meliputi landasan yuridis, kurikulum dan perangkat penunjangnya, struktur pendidikan, dan tenaga kependidikan.
(1) Pembaharuan pendidikan yang sangat mendasar ialah pembaharuan yang tertuju pada landasan yuridisnya karena landasan yuridis berhubungan dengan hal-hal yang bersifat mendasari semua kegiatan pelaksanaan pendidikan dan mengenai hal-hal yang penting seperti komponen struktur pendidikan, kurikulum, pengelolaan, pengawasan, ketenagaan. Pembaharuan kurikulum
yaitu sifatnya mempertahankan dan mengubah
(2) Pembaharuan pola masa studi termasuk pendidikan yang meliputi pembaharuan jenjang dan jenis pendidikan serta lama waktu belajar pada suatu satuan pendidikan
(3) Pembaharuan tenaga kependidikan adalah tenaga yang bertugas menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.
III. Kesimpulan
Sistem pendidikan nasional adalah suatu sistem dalam suatu negara yang mengatur pelaksanaan pendidikan di negaranya agar dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan tercipta kesejahteraan umum dalam masyarakat. penyelenggaraan sistem pendidikan nasional disusun sedemikian rupa meskipun secara garis besar ada persamaan dengan sistem pendidikan bangsa-bangsa lain, sehingga sesuai dengan kebutuhan akan pendidikan dari bangsa itu sendiri yang secara geografis, demokratis, historis, dan kultural.
Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar
45 berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang, dan pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada pencapaian tujuan pembangunan nasional Indonesia.
Jenjang pendidikan diawal dari jenjang pendidian dasar yang memberikan darsar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat dan berupa prasyarat untu mengikuti pendidikan menengah yang diselenggarakan di SLTA. Pendidikan menengah berfungsi memperluas pendidikan dasar dan mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.
Jadi sistem pendidikan nasional merupakan satu keseluruhan yang terpadu dari semua suatu kegiatan pendidikan yang saling berk aitan untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional dan diselenggarakan oleh pemerintah, swasta di bawah tanggung jawab kementrian pendidikan dan kementrian lainnya. Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokan sesuai dengan sifat dan kekhususan
tujuannya dan program yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan umum, Pendidikan kejurusan dan pendidikan lainnya. Serta upaya pembaharuannya meliputi landasan yuridis, kurikulum dan perangkat penunjangnya, struktur pendidikan dan tenaga kependidikan.
Daftar Pustaka
Al-Halaj Muhyiddin, Meluruskan Arah
Pendidikan Nasional,
Alkautsar.co. Jakarta, 2012.
Sri Soeprapto, “Landasan Aksiologis Sistem Pendidikan Nasional Indonesia dalam Persepktif Filsafat Pendidikan”, Jurnal Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, 2013.
Supardi U.S., “Arah Pendidikan Di Indonesia Dalam Tataran Kebijakan dan Implementasi”.
Jurnal Universitas Indraprasta PGRI, 2012.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Winarno Surakhmad, Pendidikan Nasional Strategi dan Tragedi, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2009.