• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PENGURUSAN E-KTP MENGGUNAKAN METODE CHI-SQUARE di KANTOR CAMAT MEDAN SELAYANG SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PENGURUSAN E-KTP MENGGUNAKAN METODE CHI-SQUARE di KANTOR CAMAT MEDAN SELAYANG SKRIPSI"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

di KANTOR CAMAT MEDAN SELAYANG

SKRIPSI

YENI KHOIRIAH SIREGAR 160823018

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

(2)

di KANTOR CAMAT MEDAN SELAYANG

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

YENI KHOIRIAH SIREGAR 160823018

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

(3)

PERNYATAAN

ANALISIS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PENGURUSAN E-KTP MENGGUNAKAN METODE CHI-SQUARE

di KANTOR CAMAT MEDAN SELAYANG

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri. Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Mei 2018

Yeni Khoiriah Siregar

160823018

(4)

PENGHARGAAN

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT karema berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Adapun judul skripsi “Analisis Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Pengurusan E-KTP menggunakan metode Chi-Square di Kantor Camat Medan Selayang”. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana sains.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada ayahanda H.

Partaonan Siregar dan ibunda Alm. Hj. Siti Aisyah serta abang dan adik-adik tercinta dan sahabat-sahabat (Andrean, Desi, Yuni, Rizky, Herpitak, Stephani, Masyita, dan Laila) yang selalu memberikan dukungan baik moril dan materil, do’a yang tiada henti serta limpahan kasih sayang yang tiada terhingga sampai detik ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Suyanto, M.Kom dan Bapak Drs. Rosman Siregar, M.Si selaku ketua dan sekretariat Departemen Matematika FMIPA USU.

2. Bapak Drs. Gim Tarigan M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah menyediakan tenaga, pikiran, dan waktunya untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Ujian Sinulingga, M.Si dan Bapak Dr. Pasukat Sembiring, M.Si selaku dosen pembanding skripsi.

4. Para responden atas bantuannya dalam mengizinkan penulis untuk mengambil data dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman Matematika Ekstensi Stambuk 2016 yang telah banyak membantu dengan kebaikan yang berlipat ganda.

Medan, Mei 2018

Yeni Khoiriah Siregar

160823018

(5)

ABSTRAK

Kepuasan merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang terhadap suatu pelayanan, Pelayanan publik sangat erat kaitannya dengan pemerintahan. Salah satu tanggung jawab pemerintah ialah memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kualitas pelayanan publik yang diterima masyarakat secara langsung dapat dijadikan tolak ukur dalam menilai kualitas pemerintah. kualitas pelayanan publik sangat berpengaruh pada masyarakat di karena pelayanan yang baik merupakan suatu kehargaan pada masyarakat baik kalangan bawah ataupun kalangan atas, tidak membedakan seseorang dari setiap profilnya dan masyarakat merasa adil dalam mendapatkan pelayanan pada setiap urusan yang dilakukan pada kantor camat medan selayang. Oleh karena itu, berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk menganalisis kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pengurusan e-KTP menggunakan metode chi-square di kantor camat medan selayang. Metode yang digunakan uji chi square dimana penulis memberikan kuisioner yang isinya berupa pertanyaan yang harus di jawab oleh responden.

Dari hasil penelitian ini 𝜒

ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2

> 𝜒

𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2

maka 𝐻

𝑜

ditolak dan Ha diterima atau nilai 𝜒

2

tabel 0,05 ; 16 =26,296 lebih kecil dari nilai 𝜒

2

hitung = 32,68517, dapat disimpulkan bahwa masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh kantor camat medan selayang.

Kata kunci: Kepuasan, Pelayanan, Kantor Camat Medan Selayang.

(6)

ABSTRACT

Satisfaction is a feeling of pleasure or disappointment of a person to a service, Public service is closely related to government. One of the responsibilities of the government is to provide services to the community. The quality of public services received by the community directly can be used as a benchmark in assessing the quality of government. the quality of public services is very influential on the community because good service is an appreciation on the community either lower or upper class, does not distinguish a person from each profile and the community feel fair in getting service on every affair that is done at the office of district head field. Therefore, based on this the authors are interested to analyze the satisfaction of the community towards the service of e- ID card using chi-square method in the district head office. The method used chi square test where the authors provide a questionnaire whose contents in the form of questions that must be answered by the respondent. From the results of this study 𝜒

ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2

> 𝜒

𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2

then 𝐻

𝑜

rejected and 𝐻

𝑎

accepted or value 𝜒

2

table 0,05;16 = 26,296 value smaller than the value of 𝜒

2

count = 32,68517, it can be concluded that the community is satisfied with the services provided by the office sub-district office medan selayang.

Keywords: Satisfaction, Service, Medan Sub-district Office

(7)

Halaman

PERSETUJUAN i

PERNYATAAN ii

PENGHARGAAN iii

ABSTRAK iv

ABSTRACT v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Manfaat Penelitian 3

1.6 Tinjauan Pustaka 4

1.6.1 Pengambilan Sampel 4

1.6.2 Uji Validitas 4

1.6.3 Uji Reliabilitas 4

1.6.4 Uji Chi-Square 5

1.6.5 Uji Skala Likert 6

1.7 Metodologi Penelitian 6

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pelayanan Publik 8

2.2 Unsur indeks Kepuasan Masyarakat 9

2.3 Proses Pelayanan e-KTP 10

2.4 Pengambilan Sampel 11

2.5 Uji Validitas 12

2.6 Uji Reliabilitas 13

2.7 Uji Chi-Square 14

2.8 Uji Chi Square mengenai perbedaan frekuensi yang diobservasi dengan frekuensi yang diharapkan

15

2.9 Perhitungan Chi-Square 17

2.9.1 Chi-Square untuk variabel tunggal 17 2.9.2 Chi Square untuk tabel 2x2 17 2.9.3 Chi Square untuk tabel yang baris

dan kolomnya lebih dari Dua Kategori

18

2.10 Uji Skala Likert 18

BAB III Pembahasan dan Hasil

3.1 Karakteristik Responden 22

3.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

22

(8)

Berdasarkan Pekerjaan

3.2 Uji Validitas dan Reliabitas Data 24

3.2.1 Uji Validitas Data 24

3.2.2 Uji Reliabilitas Data 28

3.3 Uji Chi-Square 30

BAB IV Kesimpulan Saran

4.1 Kesimpulan 35

4.2 Saran 35

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Halaman

2.1 Tabel 2.1 15

2.2 Tabel 2.2 18

3.1 Jenis Kelamin Responden 22

3.2 Umur Responden 23

3.3 Pendidikan Terakhir 23

3.4 Pekerjaan 24

3.5 Butir Pertanyaan 1 (X1) 25

3.6 Hasil Uji Validitas 28

3.7 Hasil Uji Reliabilitas 30

3.8 Tingkat Kepuasan Masyarakat 31

3.9 Chi square Hitung 33

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

E-KTP atau KTP Elektronik adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan atau pengendalian baik dari administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional. Penduduk hanya diperbolehkan memiliki satu KTP yang tercantum Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup. Nomor NIK yang ada di e-KTP nantinya akan dijadikan dasar dalam penerbitan paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen identitas lainnya.

Pembuatan e-KTP tidak dipungut biaya dan terbuka lebar bagi penduduk.

Namun pada kenyataannya penyelenggaraan pelayanan e-KTP di beberapa daerah di Indonesia masih mengalami kendala. Kendala tersebut antara lain masih ada masyarakat yang belum mendapatkan e-KTP karena prosesnya lama, berbelit/susah, adanya struktur birokrasi pada prosedur dalam penerbitan e-KTP, sistem server yang bermasalah, sarana dan prasarana yang kurang memadai, kurangnya perhatian dan tanggapan yang baik bagi pegawai, dan lain – lain.

Pelayanan Publik adalah mengatur tentang prinsip-prinsip pemerintahan yang baik yang merupakan efektifitas fungsi-fungsi pemerintahan itu sendiri. kepuasan masyarakat merupakan faktor utama harus di perhatikan oleh penyedia pelayanan publik, karena kepuasan masyarakat akan menetukan keberhasilan pemerintah dalam menyelenggarakan pelayanan publik.

Berdasarkan Prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam keputusan

Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003, mengenai Pedoman Umum Penyusunan Indeks

Kepuasan sebagai tolok ukur kepuasan masyarakat pada suatu unit pemerintahan

(11)

meliputi; (1) Kedisiplinan Petugas Pelayanan; (2) Tanggungjawab Petugas Pelayanan; (3) Kecepatan Pelayanan; (4) Keadilan Mendapatkan Pelayanan; (5) Kesopanan dan Keramahan Petugas.

Dalam mengkaji pelayanan e-KTP ini dapat dilihat dari banyaknya permintaan pengurusan e-KTP dari masyarakat. Karena pembuatan e-KTP mudah, cepat, tanpa dipungut biaya dan seumur hidup. Dalam pengurusan e-KTP atau KTP elektronik tinggi permintaan masyarakat mengurusnya, hal ini menjadi faktor untuk permintaan dalam meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dalam pengurusan e-KTP.

Pengurusan pengurusan e-KTP di Kantor Camat Medan Selayang masih mempunyai banyak kekurangan dan kelemahan dalam hal pelayanannya. Hal ini dibuktikan dari hasil survey yang dirasakan kurang puasnya masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan, diantaranya yaitu kecepatan pelayanan yang sangat lambat sehingga masyarakat menunggu terlalu lama, persyaratan yang tidak sesuai dengan apa yang telah ditetapkan, prosedur pelayanan yang kurang mudah. Selain itu juga banyaknya masyarakat yang mengeluhkan tentang keadilan mendapatkan pelayanan di Kantor Camat Medan Selayang ini menunjukkan adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan pengurusan e-KTP.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis melakukan penelitian dengan judul “ Anlisis Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Pengurusan E- KTP Selayang Menggunakan Metode Chi-Square di kantor camat medan selayang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu

kurangnya tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pengurusan e-KTP di

Kantor Camat Medan Selayang. Untuk itu ingin dikaji apa saja yang dirasa kurang

puas dari 5 variabel yang tercantum dalam keputusan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003.

(12)

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup permasalahan sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan di Kantor Camat Medan Selayang

2. Data yang digunakan adalah data primer dengan memberikan kuisioner kepada responden.

3. Yang menjadi responden adalah orang yang mengurus e-KTP tanpa menggunakan jasa orang lain di Kantor Camat Medan Selayang.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap pengurusan e-KTP di Kantor Camat Medan Selayang

2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pelayanan berdasarkan profil masyarakat terhadap pengurusan e-KTP.

3. Mendapatkan informasi faktor-faktor yang perlu diperbiki dari kekurangpuasan masyarakat terhadap pelayanan pengurusan e-KTP di Kantor Camat Medan Selayang.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Menjadi tolok ukur bagi Kantor Camat Medan Selayang terhadap tingkat kepuasan pelayanan pengurusan e-KTP

2. Memberikan saran pemikiran bagi Kantor Camat Medan Selayang sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pelayanan pengurusan e-KTP

3. Bahan informasi mengenai kualitas pelayanan yang ada di Kantor Camat

Medan Selayang, serta dapat dijadikan bahan perbandingan dengan

kualitas pelayanan Kantor Camat lainnya.

(13)

1.6 Tinjauan Pustaka 1.6.1 Pengambilan Sampel

Pada penelitian menggunakan nonprobability sampling atau pengambilan sampel secara tak acak, yang digunakan yaitu quota sampling. Teknik sampling ini digunakan pada data dari populasi yang berkaitan dengan kependudukan seperti usia, jenis kelamin, pendidikan dan lain sebagainya. Quota sampling adanya batasan pada sampel yang akan diambil. Sampelnya adalah masyarakat yang secara kebetulan sedang mengurus e-KTP di Kantor Camat Medan Selayang.

Jumlah sampel yang diambil sebanyak 50 responden.

1.6.2 Uji Validitas

Validitas berasal dari kata Validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Saifuddin Azwar,1997:5). Untuk menguji validitas keadaan responden digunakan rumus korelasi Product MomentPearson, yaitu:

𝑟

𝑋𝑌

= 𝑛 𝑋𝑌 − 𝑋 𝑌

𝑛 𝑋

2

− 𝑋

2

𝑛 𝑌

2

− 𝑌

2

dimana:

𝑟

𝑋𝑌

: Koefisien Korelasi antar variabel X dan variabel Y n : Jumlah Responden

𝑋 𝑑𝑎𝑛 𝑌 : Skor masing-masing Variabel

1.6.3 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata rely dan ability. Ide pokok yang terkandung dalam reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat di percaya diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

𝛼 = 𝑘

𝑘 − 1 1 − 𝑠

𝑖2

𝑠

𝑡2

(14)

dimana:

𝛼 : Nilai koefisien Cronbach Alpha 𝑘 : Banyaknya variabel penelitian

𝑠

𝑖2

: Jumlah varians masing-masing penelitian 𝑠

𝑡2

: varians total

1.6.4 Uji Chi-Square

Behavioral sciences (1988) Chi-square adalah Uji non-parametrik yaitu uji dengan jumlah populasi yang tidak diketahui. Uji ini umumnya dilakukan dengan menggunakan dua variabel dengan tujuan untuk melihat adakah perbedaan yang nyata antara frekuensi observasi dengan frekuensi yang diharapkan.

Frekuensi observasi adalah nilai-niai yang didapat dari hasil observasi atau penelitian, sedangkan frekuensi harapan adalah frekuensi yang diharapkan muncul bila dua variabel yang telah saling bebas. Bila frekuensi observasi sama dengan frekuensi harapan, berarti kedua variabe saling bebas. Sebaliknya bila frekuensi observasi berbeda jauh dari frekuensi harapan, maka kedua variabel tidak saling bebas. Kesamaan kedua frekuensi inilah yang akan diuji.

a. Untuk pengujian kebebasan dua variabel, ditentukan nilai hipotesis yaitu:

𝐻

𝑜

= Masyarakat merasa tidak puas atas pelayanan yang diberikan oleh Kantor Camat medan selayang

𝐻

1

≠ Masyarakat merasa puas atas pelayanan yang diberikan oleh kantor camat medan selayang

b. Kriteria untuk uji chi square yaitu:

𝜒

𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2

= (𝑓

𝑜

− 𝑓

𝑒

)

2

𝑓

𝑒

𝑘

𝑖=1

𝜒

2

= nilai chi-kuadrat 𝑓

𝑜

= frekuensi observasi

𝑓

𝑒

= frekuensi harapan dihitung dengan rumus:

𝑓

𝑒

= 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

(15)

c. Nilai kritis 𝜒

2

α = 5%

menentukan db = (baris – 1) ( kolom-1) d. Jika 𝜒

𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2

> 𝜒

𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2

maka 𝐻

𝑜

ditolak

Jika 𝜒

𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2

≤ 𝜒

𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2

maka 𝐻

𝑜

diterima e. Kesimpulan

1.6.5 Uji Skala Likert

Pengujian yang dirancang untuk memungkinkan pelanggan menjawab dalam berbagai tingkatan pada setiap butir pertanyaan, yang berisi uraian jasa/produk untuk dapat menguji tiap pertanyaan tersebut digunakan tingkat rumus kesesuaian.

Untuk memudahkan dalam melakukan penilaian.

Bobot yang diberikan adalah:

Bobot 5 = sangat puas Bobot 4 = puas

Bobot 3 = cukup puas Bobot 2 = kurang puas

Bobot 1 = sangat tidak puas 1.7 Metodologi Penelitian

Adapun metodologi penelitian dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan bahan

Mengumpulkan bahan yang berkaitan dengan tingkat kepuasan dan chi- square. Bahan yang digunakan yaitu bersumber dari penelitian terdahulu seperti jurnal, buku dan artikel.

2. Menentukan variabel penelitian

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Kedisiplinan Petugas Pelayanan

2. Tanggung jawab petugas pelayanan

(16)

3. Kecepatan pelayanan

4. Keadilan Mendapatkan Pelayanan 5. Kesopanan dan Keramahan Pelayanan 3. Mengumpulkan data

Data yang digunakan adalah data primer yang bersumber dari hasil kuesioner dan siapa saja yang secara kebetulan bertemu sedang mengurus e-KTP sendiri, maka bisa dijadikan sampel.

4. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan metode Chi-Square.

5. Membuat kesimpulan.

(17)

BAB II

LANDASAN TEORI

2. 1 Pengertian Pelayanan Publik

Penggunaan istilah pelayanan publik (public service) di Indonesia dianggap memiliki kesamaan arti dengan istilah pelayanan umum atau pelayanan masyarakat. Pelayanan berfungsi sebagai sebuah sistem yang menyediakan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Berdasarkan definisi pelayanan diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan adalah kegiatan yang dilakukan oleh organisasi atau instansi yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat yang dapat berbentuk uang, barang, ide, atau gagasan ataupun surat-surat atas dasar keikhlasan, rasa senang, jujur, mengutamakan rasa puas bagi yang menerima layananan.

Pelayanan publik sangat erat kaitannya dengan pemerintahan, karena salah satu tanggung jawab pemerintah ialah memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Kualitas pelayanan publik yang diterima masyarakat secara langsung dapat dijadikan tolak ukur dalam menilai kualitas pemerintah. Pelayanan publik dalam perkembangannya timbul dari adanya kewajiban sebagai suatu proses penyelenggaraan kegiatan pemerintahan baik yang bersifat individual maupun kelompok.

Pelayanan publik diartikan sebagai pemberian layanan (melayani)

keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi

itu sesuai dengan aturan pokok dan tatacara yang telah ditetapkan. Sedangkan di

dalam Undang-undang No 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik,

mendefinisakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau serangkaian

kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,

(18)

dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah ini masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenbuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih adanya berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media massa, sehingga dapat menimbulkan citra yang kurang baik terhadapt aparatur pemerintah. Mengingat fungsi utama pemerintah adalah melayani masyarakat maka pemerintah perlu berupaya meningkatkan kualitas pelayanan.

2. 2 Unsur Indeks Kepuasan Masyarakat

Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam keputusan Men.PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7?2003, yang kemudian dikembangkan menjadi 5 unsur yang “relevan, valid” dan “reliabel”, sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap kosistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku.

2. Tanggung Jawab Petugas Pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan

3. Kecepatan Pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.

4. Keadilan Mendapatkan Pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani

5. Kesopanan dan Keramahan Petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah

serta saling menghargai dan menghormati

(19)

2. 3 Proses Pelayanan e-KTP

E-KTP berasaldari kata electronic-KTP, atau KartuTandaPenduduk Elektronik atau sering disingkat e-KTP. Lebih rincinya, menurut situs resmi e-KTP, KTP elektronik adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan/pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada basis data kependudukan nasional.

Penulis menyimpulkan bahwa Kartu Tanda Penduduk elektronik atau electronic–KTP (e-KTP) adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan/pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional, e-KTP dilengkapi dengan rekaman elektronik yang dilengkapi data, pas photo, sidik jari, iris mata, dan tanda tangan rekaman elektronik tersebut. Program e-KTP diluncurkan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia pada bulan Februari 2011.

Pelayanan e-KTP mempunyai syarat dan proses pembuatan yaitu 1. Syarat pengurusan :

a. Berusia 17 tahun atau lebih atau telah kawin.

b. Menunjukan surat pengantar dari Kepala Desa.

c. Mengisi formulir F.1 d. Fotokopi KK.

e. Asli KTP lama 2. Proses Pembuatan e-KTP:

a. Penduduk datang ke tempat pelayanan dengan membawa surat panggilan dan persyaratan di atas.

b. Pemohon mengambil nomor antrian.

c. Pemohon menunggu pemanggilan nomor antrian.

d. Pemohon menuju ke loket yang telah ditentukan.

e. Petugas melakukan verifikasi data penduduk dan database.

f. Petugas mengambil foto pemohon secara langsung.

g. Pemohon membubuhkan tandatangan pada alat perekam tandatangan.

h. Petugas merekam sidik jari dan scan retina mata.

(20)

i. Petugas membubuhkan tandatangan dan stempel pada surat panggilan yang sekaligus sebagai bukti bahwa penduduk telah melakukan perekaman foto, tanda tangan dan sidik jari.

j. Pemohon dipersilahkan pulang untuk menunggu hasil 2. 4 Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel merupakan bagian populasi penelitian yang digunakan untuk memperkirakan hasil dari suatu penelitian. Sedangkan teknik sampling adalah bagian dari metodologi statistika yang berkaitan dengan cara-cara pengambilan smpel. Pengertian sampling atau metode pengambilan sampel menurut penafsiran beberapa ahli. Beberapa diantaranya adalah sebagai beikut.

(Sugiyono, 2001) Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel.

Tujuan pengambilan sampel:

 Populasi terlalu banyak atau jangkauan terlalu luas sehingga tidak memungkinkan dilakukan pengambilan data pada seluruh populasi.

 Keterbatasan tenaga, waktu, dan biaya.

 Adanya asumsi bahwa seluruh populasi seragam sehingga bisa diwakili oleh sampel.

Tahapan pengambilan sampel:

 Mendefinisikan populasi yang akan diamati.

 Menentukan kerangka sampel dan kumpulan semua peristiwa yang mungkin.

 Menentukan teknik atau metode sampling yang tepat.

 Melakukan pengambilan smpel (pengumpulan data)

 Melakukan pemeriksaan ulang pada proses sampling.

Cara pengambilan sampel bermacam-macam tergantung jenis penelitian yang

akan dilakukan. Secara garis besar, metode pengambilan sampel terdiri dari 2

kelas besar yaitu:

(21)

 Probability sampling ( Random Sample )

 Non-probability Sampling ( Non-random Sample )

Pada penelitian menggunakan Non-probability sampling yaitu jenis pengambilan sampel secara tak acak. Nonprobability sampling yang dipakai adalah Quota Sampling yaitu digunakan data dari populasi yang berkaitan dengan demografi (kependudukan) seperti: usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, lokasi geografis. Pada quota sampling ini terletak pada adanya suatu batasan bahwa sampel yangh diambil harus sejumlah tertentu yang dijatah.

2. 5 Uji Validitas

Validitas berasal dari kata Validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurannya (Azwar 1986). Selain itu validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti (Cooper dan Schindler, dalam Zulganef, 2006).

Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.

Rumus statistik tersebut sebagai berikut:

𝑟

𝑋𝑌

=

𝑛 𝑋𝑌 − 𝑋 𝑌

𝑛 𝑋2− 𝑋 2 𝑛 𝑌2− 𝑌 2

2.1 dimana:

𝑟

𝑋𝑌

: Koefisien Korelasi antar variabel X dan variabel Y n : Jumlah Responden

𝑋 𝑑𝑎𝑛 𝑌 : Skor masing-masing Variabel

(22)

Sebelum menjabarkan tentang analisis data dalam bentuk perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS, sebagaimana diketahui hipotesis penelitian sebagai berikut:

𝐻

𝑜

= Variabel valid 𝐻

1

= Variabel tidak valid

Validitas dapat diukur dengan membandingkan 𝑟

𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

dengan 𝑟

𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

. Kriteria penilaian uji validitas adalah:

a. 𝐻

𝑜

diterima apabila 𝑟

𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

≥ 𝑟

𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

(pada taraf signifikan 5% atau 1%) artinya butir pertanyaan tersebut valid

b. 𝐻

1

diterima apabila 𝑟

𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

< 𝑟

𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

(pada taraf signifikan 5% atau 1%) artinya butir pertanyaan tersebut tidak valid

2. 6 Uji Reliabilitas

Reliabilitas berasal dari kata reliability. Pengertian dari reliability (rliabilitas) adalah keajegan pengukuran (Walizer, 1987). Ghozali (2009) menyatakan bahwa reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari peubah atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Reliabilitas suatu test merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi. Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel. Pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha karena instrumen penelitian ini berbentuk angket dan skala bertingkat.

Sebelum memasuki rumus Cronbach Alpha, dihitung nilai Varians dengan rumus:

𝑆

𝑡2

=

𝑋𝑡

2( 𝑋 𝑡 )2 𝑁

𝑁

2.2

(23)

Keterangan:

𝑆

𝑡2

: Varians skor tiap-tiap item 𝑋

𝑡2

: Jumlah kuadrat item 𝑋

𝑡

( 𝑋

𝑡

)

2

: Jumlah item 𝑋

𝑡

dikuadratkan

N : Jumlah responden

Menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:

𝑆

𝑡2

= 𝑆

12

+ 𝑆

22

+ 𝑆

32

+ ... + 𝑆

𝑛2

2.3 Rumus Cronbach Alpha sebagai berikut :

𝛼 =

𝑘

𝑘−1

1 −

𝑠𝑖2

𝑠𝑡2

2.4

Keterangan :

𝛼 : Nilai koefisien Cronbach Alpha 𝑘 : Banyaknya variabel penelitian

𝑠

𝑖2

: Jumlah varians masing-masing penelitian 𝑠

𝑡2

: varians total

Nilai koefisien Cronbach Alpha (α) mempunyai range nilai 0 hingga 1, nilai α sebesar 0,60 Suatu variabel dikatakan reliabel apabila setelah dilakukan uji reliabel diperoleh nilai Cronbach Alpha > 0,60.

2.7 Uji chi-square

Uji Chi-Square disebut juga dengan Kai Kuadrat dengan simbol χ². Chi-square adalah Uji non-parametrik yaitu uji dengan jumlah populasi yang tidak diketahui.

Uji ini umumnya dilakukan dengan menggunakan dua variabel dengan tujuan

untuk melihat adakah perbedaan yang nyata antara frekuensi observasi dengan

frekuensi yang diharapkan. Frekuensi observasi adalah nilai-niai yang didapat dari

(24)

hasil observasi atau penelitian, sedangkan frekuensi harapan adalah frekuensi yang diharapkan muncul bila dua variabel yang telah saling bebas.

Bila frekuensi observasi sama dengan frekuensi harapan, berarti kedua variabe saling bebas. Sebaliknya bila frekuensi observasi berbeda jauh dari frekuensi harapan, maka kedua variabel tidak saling bebas. Kesamaan kedua frekuensi inilah yang akan diuji. Chi-square atau Chi-kuadrat (χ²) hanya digunakan untuk data diskrit, di mana suatu variabel tidak dipengaruhi atau tidak ada hubungan dengan variabel lain.

Chi square bukan merupakan ukuran derajat hubungan. Uji ini hanya digunakan untuk menduga barangkali bahwa beberapa faktor, disamping faktor chance (sampling error), dipandang mempengaruhi adanya hubungan. Selama hipotesis nihil menyatakan bahwa tidak ada hubungan (variabel-variabelnya independen), uji hanya mengevaluasi kemungkinan bahwa hubungan dari nilai pengamatan disebabkan oleh faktor chance (sampling error). Behavioral sciences (1988).

Nilai ² adalah nilai kuadrat karena itu nilai ² selalu positif.

Bentuk

² tergantung dari derajat bebas (db)/degree of freedom.

Contoh : Berapa nilai ² untuk db = 5 dengan  = 0.010? (15.0863) Berapa nilai ² untuk db = 17 dengan  = 0.005? (35.7185)

Pengertian  pada Uji ² sama dengan pengujian hipotesis yang lain, yaitu luas daerah penolakan H

0

atau taraf nyata pengujian

2.8 Uji Chi Square mengenai perbedaan frekuensi yang diobservasi dengan frekuensi yang diharapkan.

Pada sampel tertentu dinyatakan sebagai suatu peristiwa 𝐴

1

, 𝐴

2

, 𝐴

3

, ... 𝐴

𝑘

,

sedangkan hasil dari pengamatan (observasi) dinyatakan yang dengan frekuensi

𝑜

1

, 𝑜

2

, 𝑜

3

, ... 𝑜

𝑘

, dan berdasarkan kejadian-kejadian yang diharapkan adalah

dengan frekuensi 𝑒

1

, 𝑒

2

, 𝑒

3

, … 𝑒

𝑘

, disebut frekuensi yang diharapkan dinyatakan

pada tabel 2.1

(25)

Tabel 2.1

Peristiwa 𝐴

1

𝐴

2

𝐴

3

... 𝐴

𝑘

Frekuensi yang diamati 𝑜

1

𝑜

2

𝑜

3

... 𝑜

𝑘

Frekuensi yang diharapkan 𝑒

1

𝑒

2

𝑒

3

... 𝑒

𝑘

Pada suatu besaran atau ukuran mengenai perbedaan antara frekuensi yang diobservasi dengan frekuensi yang diharapkan yang ditentukan oleh statistik:

𝜒

2

=

(𝑓𝑜1−𝑓𝑒1

𝑓𝑒1

+

(𝑓𝑜2−𝑓𝑒2

𝑓𝑒2

+

(𝑓𝑜3−𝑓𝑒3

𝑓𝑒3

+ ⋯ +

(𝑓𝑜𝑘−𝑓𝑒𝑘

𝑓𝑒𝑘

2.5

χ² = (𝑓

𝑜𝑖

− 𝑓

𝑒𝑖

)

2

𝑓

𝑒𝑖

2.6

𝑘

𝑖=1

Langkah- langkah yang diperlukan untuk uji chi square sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis yang akan diuji, meliputi hipotesis nol ( 𝐻

0

) dan hipotesis alternatif ( 𝐻

1

)

2. Menentukan taraf siginifikan ( α ) dan derajat kebebasan untuk memperoleh nilai kritis 𝜒

𝛼2

, di mana:

(1) db = k-1, jika frekuensi yang diharapkan dapat dihitung tanpa harus menduga parameter populasi dengan statistika sampel

(2) db = k-1-m, jika frekuensi yang diharapkan dapat dihitung hanya dengan menduga (menaksir) parameter populasi sebanyak m dengan (taksiran) statistik sampel.

3. Menentukan statistika uji (statistika hitung):

𝜒

2

= (𝑓

𝑜𝑖

− 𝑓

𝑒𝑖

)

2

𝑓

𝑒𝑖

𝑘

𝑖=1

di mana: 𝑓

𝑜

= frekuensi yang diobservasi 𝑓

𝑒

= frekuensi yang diharapkan

Dan frekuensi yang diharapkan di cari dengan rumus:

𝑓

𝑒𝑖

= 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 2.7

(26)

4. Penarikan kesimpulkan untuk menyatakan ada beda atau tidak dinyatakan sebagai berikut: jika nilai 𝜒

𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2

> 𝜒

𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2

, maka dapat diartikan ada perbedaan yang nyata dan jika nilai 𝜒

𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2

≤ 𝜒

𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2

, maka dapat diartikan tidak ada perbedaan yang nyata antara hasil observasi dan yang diharapkan.

perhatikan daerah penolakan dan penerimaan 𝐻

0

berikut:

 : luas daerah penolakan H

0

= taraf nyata pengujian

0 +

Berdasarkan nilai kritis yang menunjukkan luas kurva berdasarkan tingkat kepercayaan dan derajat kebebasannya, nilai kritis tersebut ditetapkan dari tabel chi-square.

2.9 Perhitungan Chi-Square

2.9.1 Chi-Square untuk variabel tunggal

tes chi-square atau chi kuadrat untuk variabel tunggal adalah variabel yang akan di teliti dengan tes chi square yang sampelnya hanya terdiri dari satu kategori saja.

Menghitung harga chi square dengan cara menyiapkan tabel perhitungan chi square tersebut. Selanjutnya subsitusikan ke dalam rumus yaitu:

𝜒

2

= (𝑓

𝑜𝑖

− 𝑓

𝑒𝑖

)

2

𝑓

𝑒𝑖

𝑘

𝑖=1

2.9.2 Chi Square untuk tabel 2x2

tes chi square untuk tabel 2x2 adalah variabel yang akan di teliti dengan tes chi

square sampelnya terdiri dari dua kategori dan frekuensi observasinya terdiri dari

dua kategori juga.

(27)

Rumus yang mudah digunakan untuk menghitung chi square pada tabel 2x2 adalah

Tabel 2.2 Frekuensi yang

diamati

Frekuensi yang

diharapkan Total

I A B A+B

II C D C+D

Total A+C B+D N

𝜒

2

=

N(AD −BC )²

A+B + C+D + A+C +(B+D)

2.8

Koefisien 𝜒

2

dihitung dengan tidak menggunakan frekuensi harapan (𝑓

𝑒

), tapi dihitung dengan nilai aslinya. Namun koefisien 𝜒

2

di atas dapat juga dihitung dengan menggunakan frekuensi harapan (𝑓

𝑒

).

2.9.3 Chi Square untuk tabel yang baris dan kolomnya lebih dari Dua Kategori

Chi square untuk tabel yang baris dan kolomnya lebih dua kategori pada prinsipnya sama dengan chi kuadrat untuk tabel 2x2 dan variabel tunggal. Tabel yang baris dan kolomnya lebih dari dua kategori misalnya 2x3, tabel 3x3, tabel 3x4, tabel 4x4 dan lainnya.

𝜒

2

= (𝑓

𝑜𝑖

− 𝑓

𝑒𝑖

)

2

𝑓

𝑒𝑖

𝑘

𝑖=1

2.10 Uji Skala Likert

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel

yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator

tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang

dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang

(28)

menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: Sangat Penting (SP), Penting (P), Ragu-ragu (R), Tidak Penting (TP), Sangat Tidak Penting

Prosedur dalam membuat skala Likert adalah sebagai berikut:

1. Peneliti mengumpulkan item-item yang cukup banyak, relevant dengan masalah yang sedang diteliti, dan terdiri dari item yang cukup jelas disukai dan tidak disukai.

2. Kemudian item-item itu dicoba kepada sekelompok responden yang cukup representatif dari populasi yang ingin diteliti.

3. Responden di atas diminta untuk mengecek tiap item, apakah ia menyenangi (+) atau tidak menyukainya (-). Respons tersebut dikumpulkan dan jawaban yang memberikan indikasi menyenangi diberi skor tertinggi. Tidak ada masalah untuk memberikan angka 5 untuk yang tertinggi dan skor 1 untuk yang terendah atau sebaliknya. Yang penting adalah konsistensi dari arah sikap yang diperlihatkan. Demikian juga apakah jawaban “setuju” atau “tidak setuju” disebut yang disenangi, tergantung dari isi pertanyaan dan isi dari item-item yang disusun.

4. Total skor dari masing-masing individu adalah penjumlahan dari skor masing-masing item dari individu tersebut.

5. Respon dianalisis untuk mengetahui item-item mana yang sangat nyata batasan antara skor tinggi dan skor rendah dalam skala total. Misalnya, responden pada upper 25% dan lower 25% dianalisis untuk melihat sampai berapa jauh tiap item dalam kelompok ini berbeda. Item-item yang tidak menunjukkan beda yang nyata, apakah masuk dalam skortinggi atau rendah juga dibuang untuk mempertahankan konsistensi internal dari pertanyaan.

Skala Likert dianggap lebih baik dari skala Thurstone, karena:

1. Dalam menyusun skala, item-item yang tidak jelas menunjukkan

hubungan dengan sikap yang sedang diteliti masih dapat dimasukkan ke

dalam skala. Dalam menyusun skala Thurstone, yang dimasukkan hanya

(29)

item-item yang telah disetujui bersama dan jelas berhubungan dengan sikap yang ingin diteliti saja yang dapat dimasukkan.

2. Skala Likert lebih mudah membuatnya dibanding skala Thurstone.

3. Skala Likert mempunyai reliabilitas yang relatif tinggi dibandingkan dengan skala Thurstone untuk jumlah item yang sama. Makin banyak jumlah item, maka makin kurang reliabilitasnya. Skala Likert dapat memperlihatkan item yang dinyatakan dalam beberapa respons alternatif (SS=sangat setuju, S=setuju,R=ragu-ragu, TS=tidak setuju, STS=sangat tidak setuju). Sedangkan skala Thurstone hanya membuka dua alternatif saja.

4. Karena jangka responsi yang lebih besar membuat skala Likert dapat memberikan keterangan yang lebih jelas dan nyata tentang pendapatan atau sikap responden tentang isu yang dipertanyakan.

Kelemahan skala Likert

1. Karena ukuran yang digunakan adalah ukuran ordinal, skala Likert hanya dapat mengurutkan individu dalam skala, tetapi tidak dapat membandingkan berapa kali satu individu lebih baik dari individu yang lain.

2. Kadangkala total skor dari individu tidak memberikan arti yang jelas, karena banyak pola respons terhadap beberapa item akan memberikan skor yang sama. Adanya kelemahan di atas sebenarnya dapat dipikirkan sebagai error dari respons yang terjadi.

Pengujian yang dirancang untuk memungkinkan pelanggan menjawab dalam berbagai tingkatan pada setiap butir pertanyaan, yang berisi uraian jasa/produk untuk dapat menguji tiap pertanyaan tersebut digunakan tingkat rumus kesesuaian.

Untuk memudahkan dalam melakukan penilaian.

Bobot yang diberikan adalah:

Bobot 5 = sangat puas

Bobot 4 = puas

(30)

Bobot 3 = cukup puas

Bobot 2 = kurang puas

Bobot 1 = sangat tidak puas

(31)

BAB III

PEMBAHASAN DAN HASIL

3.1 Karakteristik Responden

Pada penelitian ini penulis mengambil 50 responden yang digunakan sebagai sampel untuk menganalisis kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pengurusan e-ktp di kantor camat medan selayang.

3.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut:

Tabel 3.1 jenis kelamin

Kategori Jumlah Persentase(%)

Pria 23 46%

Wanita 27 54%

Total 50 100%

Dari table diatas terlihat bahwa responden pria adalah 23 orang atau sebesar 46% dan responden wanita sebesar 27 orang atau sebesar 54%. Setelah mendapat data tersebut maka dapat dilihat pengurusan pada e-ktp lebih banyak wanita dibandingkan pria.

3.1.2 Karakteristik Responden berdasarkan Usia

Hasil karakteristik berdasarkan umur sebagai berikut:

(32)

Tabel 3.2 berdasarkan Usia

Kategori Jumlah Persentase(%)

17 – 21 tahun 19 38%

21 – 26 tahun 10 26%

27 – 31 tahun 13 20%

≥ 32 tahun 8 16%

Total 50 100%

Dari table diatas dapat dilihat bahwa responden yang berusia 17-21 tahun sebanyak 19 orang atau 38%, 21-26 tahun sebanyak 13 orang atau 26%, 27-31 tahun sebanyak 10 orang atau 20%, dan ≥31 sebanyak 8 orang atau 16%.

3.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Penddikan Terakhir Hasil karakteristik responden berdasarkan pekerjaan sebagai berikut:

Tabel 3.3 Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase(%)

SD- kebawah 1 2%

SLTP 3 6%

SLTA 26 52%

D1-D2-D3 8 16%

S1 10 20%

S2-keatas 2 4%

Total 50 100%

Dari tabel berdasarkan pendidikan terakhir dari 50 orang responden

terdapat 1 orang responden berpendidikan SD kebawah, sebanyak 3 orang

responden berpendidikan SLTP, sebanyak 26 orang berpendidikan SLTA,

sebanyak 8 orang berpendidikan D1-D2-D3, sebanyak 10 orang responden

berpendidikan S1,dan 2 orang berpendidikan S2 keatas.

(33)

3.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Hasil karakteristik responden berdasarkan pekerjaan sebagai berikut:

Tabel 3.4 Pekerjaan

Pekerjaan Utama Jumlah Persentase(%)

PNS/TNI/Polri 5 10%

Pegawai swasta 8 16%

Wiraswasta/wirausahawan 11 22%

Pelajar/mahasiswa 19 38%

Lainnya 7 14%

Total 50 100%

Dari tabel berdasarkan pekerjaannya dari 50 orang responden terdapat 5 orang responden bekerja sebagai PNS/TNI/Polri, 8 orang responden bekerja sebagai pegawai swasta, sebanyak 11 orang responden bekerja sebagai wiraswasta/wirausahawan, sebanyak 19 orang responden berstatus pelajar/mahasiswa dan sebanyak 7 orang responden bekerja diluar profesi yang telah disebutkan.

3.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Data 3.2.1 Uji Validitas Data

Uji validitas data dilakukan pada setiap atribut kuesioner dengan menggunakan program SPSS 22. Kriteria pengujiannya adalah:

a. 𝐻

𝑜

diterima apabila 𝑟

𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

≥ 𝑟

𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

(pada taraf signifikan 5% atau 1%) artinya butir pertanyaan tersebut valid

b. 𝐻

1

diterima apabila 𝑟

𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

< 𝑟

𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

(pada taraf signifikan 5% atau 1%) artinya butir pertanyaan tersebut tidak valid

Dengan df (degree of freedom) = n-k= n-2, taraf signifikansi 5% dan n = 50.

Maka diperoleh nilai 𝑟

(0,05 ,50−2)

pada tabel product moment = 0,284.

(34)

Perhitungan Validitas Butir Pertanyaan 1 (X

1

)

Tabel 3.5 Butir Pertanyaan 1 (X

1

) Responden

(n)

Skor Butir (X)

Skor Total

(Y) XY X

2

Y

2

1 5 24 120 25 576

2 4 20 80 16 400

3 4 20 80 16 400

4 5 23 115 25 529

5 4 20 80 16 400

6 3 20 60 9 400

7 5 23 115 25 529

8 3 19 57 9 361

9 4 19 76 16 361

10 3 22 66 9 484

11 5 24 120 25 576

12 3 16 48 9 256

13 4 20 80 16 400

14 3 19 57 9 361

15 4 19 76 16 361

16 3 18 54 9 324

17 4 18 72 16 324

18 3 20 60 9 400

19 4 16 64 16 256

20 3 17 51 9 289

21 5 22 110 25 484

22 5 20 100 25 400

23 2 20 40 4 400

24 4 19 76 16 361

(35)

25 5 21 105 25 441

26 2 18 36 4 324

27 4 20 80 16 400

28 5 21 105 25 441

29 3 20 60 9 400

30 4 20 80 16 400

31 5 22 110 25 484

32 4 21 84 16 441

33 4 20 80 16 400

34 5 23 115 25 529

35 4 18 72 16 324

36 4 21 84 16 441

37 5 22 110 25 484

38 4 19 76 16 361

39 4 21 84 16 441

40 4 16 64 16 256

41 5 25 125 25 625

42 4 18 72 16 324

43 4 19 76 16 361

44 5 24 120 25 576

45 4 17 68 16 289

46 4 23 92 16 529

47 4 19 76 16 361

48 4 22 88 16 484

49 5 25 125 25 625

50 4 17 68 16 289

Total 201 1010 203010 40401 102010

(36)

𝑟

𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

= 𝑛( 𝑋𝑌) − 𝑋 𝑌

{𝑛 𝑋

2

− ( 𝑋)

2

}{𝑛 𝑌

2

− ( 𝑌)

2

𝑟

𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

= 50(203010) − 201 (1010)

50(40401) − (201)

2

50(102010) − (1010)

2

𝑟

𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

= 1015050 − 203010 (1979649)(4998490)

𝑟

𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

= 812040 1409529 𝑟

𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

= 0,576

Jadi butir pertanyaan 1 dinyatakan valid, karena 𝑟

𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

= 0,576 >

𝑟

𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

= 0, 284

Berdasarkan hasil perhitungan rekapitulasi butir pertanyaan setiap variabel, maka didapat hasil uji validitas dengan tabel sebagai berikut.

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Variabel kedisiplinan petugas pelayanan (𝑿

𝟏

), tanggungjawab petugas pelayanan (𝑿

𝟐

), kecepatan pelayanan (𝑿

𝟑

), keadilan mendapatkan pelayanan (𝑿

𝟒

), kesopanan dan keramahan petugas (𝑿

𝟓

) dan Total Skor (𝒀).

Item Pertanyaan

Pearson correlation

𝑟

𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

r table Keterangan

Pertanyaan 1 0,576 0,284 Valid

Pertanyaan 2 0.608 0,284 Valid

Pertanyaan 3 0.648 0,284 Valid

Pertanyaan 4 0.483 0,284 Valid

Pertanyaan 5 0.419 0,284 Valid

(37)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai 𝑟

𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

masing-masing item pertanyaan lebih besar dari nilai 𝑟

𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

(0,284). Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa masing-masing item pertanyaan pada setiap variabel kedisiplinan petugas pelayanan (𝑋

1

), tanggungjawab petugas pelayanan (𝑋

2

), kecepatan pelayanan (𝑋

3

), keadilan mendapatkan pelayanan (𝑋

4

), kesopanan dan keramahan petugas pelayanan (𝑋

5

) dan total skor (𝑌) valid artinya kuesioner sah untuk digunakan dalam penelitian.

3.2.2 Uji Reliabilitas Data

Suatu kuesioner dikatakan reliable (andal) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan yang ada dalam kuesioner tersebut adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk menentukan keandalan suatu pertanyaan digunakan program computer SPSS 22 for windows, hingga diperoleh nilai Cronbach Alpha untuk tiap variabel penelitian. Hasil dari uji dapat dikatakan reliabel apabila Cronbach Alpha > 0,60.

𝑋

1

= 4,02 𝑋

12

= 16,1604 𝑌 = 20,2 𝑋

2

= 3,98 𝑋

22

= 15,8404 𝑌

2

= 408,04 𝑋

3

= 3,98 𝑋

32

= 15,8404

𝑋

4

= 3,96 𝑋

42

= 15,6816 𝑋

5

= 4,26 𝑋

52

= 18,1476

Menghitung nilai varian setiap butir pertanyaan a) Pertanyaan butir A

𝑆

𝐴2

= 𝑋

12

𝑋1 2

𝑛

𝑛 = 16,1604 −

4,02 2

50

50 = 0,3167

b) Pertanyaan butir B 𝑆

𝐵2

= 𝑋

22

𝑋2 2

𝑛

𝑛 = 15,8404 −

3,98 2

50

50 = 0,3104

c) Pertanyaan butir C

(38)

𝑆

𝐶2

= 𝑋

32

𝑋3 2

𝑛

𝑛 = 15,8404 −

3,98 2

50

50 = 0,3104

d) Pertanyaan butir D 𝑆

𝐷2

= 𝑋

42

𝑋4 2

𝑛

𝑛 = 15,6816 −

3,96 2

50

50 = 0,3073

e) Pertanyaan butir E 𝑆

𝐷2

= 𝑋

52

𝑋5 2

𝑛

𝑛 = 18,1476 −

4,26 2

50

50 = 0,3556 Total nilai varian:

𝑆

𝑡2

= 0,3167 + 0,3104 + 0,3104 + 0,3073 + 0,3556 = 1,6004 Nilai varian total:

𝑆

𝑡2

= 𝑋

2

𝑋 2

𝑛

𝑛 = 408,04 −

20,2 2

50

50 = 7,9975

Nilai reliabilitas instrument:

𝛼 = 𝑘

𝑘 − 1 1 − 𝜎

𝑏2

𝜎

𝑡2

𝛼 = 5

5 − 1 1 − 1,6004 7,9975 𝛼 = 1,25 (0,546) = 0,682

Jadi instrument penelitian untuk gaji dinyatakan reliabel, karena nilai 𝑟

11

= 0,682 > 0,60

Hasil uji reliabilitas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,682 5

(39)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai cronbach alpha dari variabel kedisiplinan petugas pelayanan (𝑋

1

), tanggungjawab petugas pelayanan (𝑋

2

), kecepatan pelayanan (𝑋

3

), keadilan mendapatkan pelayanan (𝑋

4

), kesopanan dan keramahan petugas (𝑋

5

) dan Total Skor (𝑌) lebih besar dari 0,6.

Sehingga dapat disimpulkan telah reliabel yang berarti bahwa kuesioner sudah dapat digunakan dalam penelitian.

3.3 Uji Chi-square

Pengujian data dengan menggunakan uji chi-square atau chi kuadrat dengan menentukan formulasi hipotesis.

3.8 Tabel tingkat kepuasan masyarakat

Penilaian Sangat

Puas Puas Cukup

Puas

Kurang puas

Tidak puas

Total baris

Kedisiplinan 13 19 11 4 0 47

Tanggungjawab 16 20 12 4 0 52

Kecepatan 12 17 19 6 2 56

Keadilan 14 18 10 5 0 47

Kesopanan 13 21 11 3 0 48

Total kolom 68 95 63 22 2 250

Langkah-langkah hipotesis:

1. Untuk pengujian kebebasan dua variabel, ditentukan nilai hipotesis yaitu:

𝐻

𝑜

= Masyarakat merasa tidak puas atas pelayanan yang diberikan oleh Kantor Camat medan selayang

𝐻

1

≠ Masyarakat merasa puas atas pelayanan yang diberikan oleh kantor camat medan selayang

2. Taraf nyata ( α ) = 5% atau 0,05

3. Derajat Bebas (db) = (k-1) (b-1)

(40)

= (5-1) (5-1)

= 4 x 4 = 16 4. Wilayah kritis

𝜒

𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2

= 𝜒² (𝛼, 𝑑𝑏)

= 𝜒

2

(0,05 ; 16) = 26,296 nilai chi square dari tabel untuk taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan 16 adalah 26,296

5. Nilai hitung

𝜒

2

= (𝑓

𝑜𝑖

− 𝑓

𝑒𝑖

)

2

𝑓

𝑒𝑖

𝑘

𝑖=1

Sebelum memasuki ke nilai hitung untuk itu dilakukan pencarian nilai frekuensi harapan (𝑓

𝑒𝑖

):

𝑓

𝑒𝑖

= 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

Nilai 𝑓

𝑒𝑖

untuk sangat puas, puas, cukup puas, kurang puas dan sangat tidak puas pada kedisiplinan, tanggung jawab, kecepatan, keadilan dan kesopanan yaitu:

𝑓

𝑒1

=

68 (47)

250

= 9,48 𝑓

𝑒4

=

22 (47)

250

= 3,136 𝑓

𝑒2

=

95 (52)

250

= 13,76 𝑓

𝑒5

=

2 (48)

250

= 0,384 𝑓

𝑒3

=

63 56

250

= 11,112

Untuk selanjutnya nilai chi square dicari dengan rumusan yang nilai hitung.

Tabel 3. 9 Chi Square Test (𝝌

𝟐

)

Kategori 𝑓

𝑜𝑖

𝑓

𝑒𝑖

𝑓

𝑜𝑖

− 𝑓

𝑒𝑖

(𝑓

𝑜𝑖

− 𝑓

𝑒𝑖

)² (𝑓

𝑜𝑖

− 𝑓

𝑒

𝑖)²/ 𝑓

𝑒𝑖

Sangat puas, kedisiplinan 13 9,48 3,52 12,3904 1,30798

(41)

Sangat puas, t.jawab 16 9,48 6,52 42,5104 4,48426

Sangat puas, kecepatan 12 9,48 2,52 6,3504 0,67456

Sangat puas, keadilan 14 9,48 4,52 20,4309 2,16748

Sangat puas, kesopanan 13 9,48 3,52 12,3904 1,30798

Puas, kedisiplinan 19 13,76 5,24 27,4576 1,99546

Puas, t.jawab 20 13,76 6,24 38,9376 2,82976

Puas, kecepatan 17 13,76 3,24 10,4976 0,76298

Puas, keadilan 18 13,76 4,24 17,9776 1,30656

Puas, kesopanan 21 13,76 7,24 52,4176 3,80948

Cukup puas, kedisiplinan 11 11,112 -0,112 0,01254 0,00113

Cukup puas, t.jawab 12 11,112 0,888 0,78854 0,07096

Cukup puas, kecepatan 19 11,112 7,888 62,2205 4,59940 Cukup puas, keadilan 10 11,112 -1,112 1,23654 0,11128 Cukup puas, kesopanan 11 11,112 -0,112 0,01254 0,0013 Kurang puas, kedisiplinan 4 3,136 0,864 0,74649 0,9241

Kurang puas, t.jawab 4 3,136 0,864 0,74649 0,4871

Kurang puas, kecepatan 6 3,136 2,864 8,20249 0,0166

Kurang puas, keadilan 5 3,136 1,864 3,47449 3,2859

Kurang puas, kesopanan 3 3,136 -0,136 0,01849 0,01086 Tidak puas, keadilanan 0 0,384 -0,384 0,14745 0,38398

Tidak puas, t.jawab 0 0,384 -0,384 0,14745 0,38398

Referensi

Dokumen terkait

It gave a little metal gasp as it opened up for her, and Shev slipped her tongue and her picks away, eased the knob around – though she was a lot less interested

tranportasi di wilayah Kecamatan Sumbermalang sebagai bentuk kendala dari keluhan pada pelayanan pengurusan atau pembuatan e-KTP. Sehingga harapannya untuk masyarakat lebih

Penelitian ini sebagai salah satu usaha membantu UMKM Melati untuk merancang alat pencuci ubi kayu dengan pendekatan antropometri sehingga dapat mencuci ubi kayu lebih banyak,

Hasil analisis menunjukkan bahwa prediksi kapasitas torsi pada saat retak pertama dan ultimate mendekati hasil eksperimen, terkecuali untuk balok dengan diameter bukaan 300 mm

Pengertian rumah susun sederhana sewa, yang selanjutnya disebut rusunawa berdasarkan PERMEN No.14/2007 tentang Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa adalah

Maksimum pathloss power link budget BTS flexi pada sistem komunikasi seluler CDMA2000 1x bergantung pada interferensi dari pengguna-pengguna yang lain terhadap suatu

Blended learning dalam aktivitas pembelajaran dengan memanfaatkan internet, intranet atau ponsel sebagai media berwawasan litersi digital dalam upaya mengawal

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pupuk organik lainnya terhadap berbagai macam varietas cabai