Daftar Pustaka
• Fitzpatrick's Dermatology, Ninth Edition • Panduan Praktik Klinik PERDOSKI thn 2017
1. Terapi sederhana untuk folikulitis tanpa komplikasi adalah a. Antibiotik sistemik
b. Kompres hangat c. Dilakukan aspirasi
d. Diberikan obat antiperadangan
PIODERMA
• Pioderma adalah infeksi kulit dan jaringan lunak yang disebabkan oleh bakteri piogenik, yang tersering adalah S. aureus dan Streptokokus β-hemolitik grup A antara lain S. pyogenes
• Terdapat 2 bentuk pioderma
1. Pioderma superfisialis, lesi terbatas pada epidermis - Impetigo nonbulosa - Impetigo bulosa - Ektima - Folikulitis - Furunkel - Karbunkel
2. Pioderma profunda, mengenai epidermis dan dermis - Erisipelas
- Selulitis - Flegmon
- Abses multiplel kelenjar keringat - Hidradenitis
Folikulitis
Merupakan salah satu bentuk pioderma pada folikel rambut.
• Dibedakan menjadi 2 bentuk:
o Folikulitis superfisialis (impetigo Bockhart/impetigo folikular)
• Predileksi: skalp (anak-anak), dagu,aksila, ekstremitas bawah, bokong (dewasa).
• Terdapat rasa gatal dan panas.
• Kelainan berupa pustul kecil dome-shaped, multipel,
mudah pecah pada folikel rambut.
o Folikulitis profunda (sycosis barbae) • Predileksi: dagu, atas bibir.
Furunkel/karbunkel
• Merupakan infeksi pada folikel rambut dan jaringan sekitarnya.
• Predileksi: daerah berambut yang sering mengalami
gesekan, oklusif, berkeringat, misalnya leher, wajah, aksila, dan bokong.
• Lesi berupa nodus eritematosa, awalnya keras, nyeri tekan, dapat membesar 1-3 cm, setelah beberapa hari terdapat fluktuasi, bila pecah keluar pus
• Karbunkel timbul bila yang terkena beberapa folikel rambut.
• Karbunkel lebih besar, diameter dapat mencapai 3-10 cm, dasar lebih dalam
• Nyeri dan sering disertai gejala konstitusi. Pecah lebih lambat, bila sembuh dapat meninggalkan jaringan parut
2. Obat sistemik untuk pencegahan furunkulosis yang sering berulang a. Rifampisin 600 mg/hari selama 10 hari b. Tetrasiklin 500 mg/hari selama 10 hari c. Kloramfenikol 500 mg/hari selama 10 hari d. Eritromisin 500 mg/hari selama 10 hari e. Amoksisilin 500 mg/hari selama 10 hari
3.Pioderma yang dapat mengakibatkan glomerulonefritis adalah a. Impetigo bulosa b. Furunkulosis c. Ektima d. Folikulitis e. Pitted keratolisis
Ektima
• Merupakan bentuk pioderma ulseratif yang disebabkan oleh S. aureus dan atau
Streptococcus grup A
• Predileksi: ekstremitas bawah atau daerah terbuka
• Ulkus dangkal tertutup krusta tebal dan lekat, berwarna kuning keabuan
• Apabila krusta diangkat, tampak ulkus
bentuk punched out, tepi ulkus meninggi, indurasi, berwarna keunguan
4. Anak perempuan usia 4 tahun dengan keluhan utama lepuhan pada kedua daerah paha sejak 3 hari lalu, lepuhan berisi cairan bening seperti awan, sebagian lesi sudah pecah membentuk luka. Nikolsky sign tidak ditemukan. Pada pemeriksaan histopatologis ditemukan sel akantolitik dengan bula, spongiosis, oedem papilla dermis dan campuran infiltrate limfosit dan neutrophil. Diagnosis kasus diatas adalah
a. Varicela b. Folikulitis
c. Impetigo bulosa d. Pemfigoid bulosa
Pioderma Superfisialis
• Tidak ada gejala konstitusi
- Impetigo nonbulosa
o Predileksi: daerah wajah, terutama di sekitar nares dan mulut.
o Lesi awal berupa makula atau papul eritematosa yang secara cepat berkembang menjadi vesikel atau pustul yang kemudian pecah membentuk krusta kuning madu (honey colour) dikeliling eritema. Lesi dapat melebar sampai 1-2 cm, disertai lesi satelit di sekitarnya o Rasa gatal dan tidak nyaman dapat terjadi
- Impetigo bulosa
o Predileksi: daerah intertriginosa (aksila, inguinal, gluteal), dada dan punggung
o Vesikel-bula kendur,dapat timbul bula hipopion o Tanda Nikolsky negatif
o Bula pecah meninggalkan skuama anular dengan bagian tengah eritematosa (kolaret) dan cepat mengering
5. Bakteri penyebab infeksi actinomycetoma invasif atau diseminata adalah a. Nocardia brasiliensis b. Nocardia pseudobrasiliensis c. Nocardia transvalensis d. Actinomadura madurae e. Actinomadura pelletieri
Misetoma
• Pada lokasi inokulasi (umumnya ekstremitas) terbentuk papul dan nodus yang tidak nyeri
• Selanjutnya terjadi pembengkakan, abses, sinus, dan fistel multipel,
serta keluar granul
• Warna granul membantu dugaan penyebab yakni granul hitam pada eumisetoma, granul merah dan
kuning pada aktinomisetoma, serta warna lain dapat oleh keduanya
• Lesi lanjut terdapat gambaran parut • Dapat mengenai tulang
• Predileksi di kaki, tungkai dan tangan
• Pada sediaan KOH granul berwarna, tampak filamen halus
(aktinomisetoma) atau lebar (eumisetoma)
• Umumnya memberikan respon
dengan pengobatan. Namun apabila telah masuk pada fase lanjut maka dapat terjadi infeksi bakteri
sekunder hingga terjadi sepsis yang dapat membahayakan nyawa
• Misetoma yang tidak diobati dapat menyebabkan destruksi tungkai
hingga amputasi
• Pengobatan dini dan durasi
pengobatan merupakan faktor prognostik yang penting
6. Seorang laki-laki usia 35 tahun, bekerja di peternakan mengalami demam, kemudian diikuti timbulnya bengkak dan lepuh di tangan. Pada pemeriksaan fisik dijumpai adanya papul yang tidak nyeri, bula hemoragik dan ulkus nekrotik, disertai edema nonpitting berwarna kecoklatan. Pasien juga mengalami takikardi dan hipotensi.
Pemeriksaan histopatologik menunjukkan adanya edema hemoragik, dilatasi limfatik dan nekrosis epidermal. Pada kasus ini, bila pasien ternyata resisten terhadap antibiotik yang digunakan sebagai terapi standar, maka rekomenadasi terapi yang lain adalah
a. Pentoksifilin b. Thalidomid c. Kotrimoksazol d. Fluorokuinolon e. Klaritromisin
7. Seorang laki laki usia 30 tahun mengeluh keadaan panas badan setelah flu berat 1 minggu sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum buruk, Tekanan Darah 85/60 mmHg, Nadi 120
kali/menit, Frekuensi Nafas 28 kali/ menit, Suhu 38° C. Terdapat pustul generalisata dengan disertai sisik tebal pada telapak tangan dan kaki. Diagnosis pada kasus ini adalah:
a. Flegmon luas b. Erisipelas luas
c. Streptococcal toxic shock syndrome d. Staphylococcal toxic shock syndrome e. Staphylococcal scalded skin syndrome
8. Seorang perempuan, 28 tahun, mengeluh sakit tenggorokan, demam tinggi, mual muntah, dan diare. Saat ini pasien sedang
menstruasi hari ke-4. Terdapat hipotensi, konjungtivitis, dan makula eritematosa difus pada kulit di badan kemudian menyear ke telapak tangan dan kaki sejak 2 hari yang lalu. Diagnosis yang tepat untuk pasien ini adalah:
a. Scarlet fever
b. Sindrom Kawasaki
c. Sindrom Stevens-Jonshon
d. Streptococcal toxic shock syndrome e. Staphylococcal toxic shock syndrome
Toxic Shock Syndrome (TSS)/
Sindrom Syok Toksik
• TSS merupakan respons inflamasi terhadap superantigen dari
Staphylococcus sp. atau Streptococcus sp, yang secara klinis ditandai oleh demam, ruam, hipotensi dan keterlibatan multiorgan yang
1. Gejala awal awitan akut berupa demam, nyeri tenggorokan, dan mialgia • Ditemukan makula eritematosa diikuti deskuamasi dalam 1-2 minggu
• Erupsi dimulai dari batang tubuh, menyebar ke ekstremitas hingga telapak tangan dan kaki
2. Kelainan ini dapat disertai diare dan muntah, hipotensi, pingsan, atau bahkan syok, gagal ginjal dan kegagalan multiorgan
• Dapat pula ditemukan konjungtiva hiperemis, inflamasi faring, dan strawberry tongue
3. Gejala demam tinggi, nausea, vomitus, diare, mialgia dan hiperemis konjungtiva lebih sering terdapat pada TSS yang disebabkan oleh
stafilokokus.
• Apabila terdapat selulitis, fasciitis necrotizing dan miositis yang disertai nyeri sering terjadi pada TSS yang disebabkan streptokokus
9. Berikut ini adalah obat- obatan untuk lepra, kecuali: a. Clofazimin b. Clarithromicyn c. Rifampisin d. Dapson e. Metotrexat
KUSTA
• Penyakit kusta adalah penyakit infeksi granulomatosa kronis yang disebabkan oleh basil Mycobacterium leprae yang bersifat obligat intraselular
• Saraf perifer sebagai afinitas pertama, kemudian selanjutnya dapat menyerang kulit, lalu menyebar ke organ lain (mukosa mulut, traktus respiratorius bagian atas, sistem retikuloendotelial, mata, otot,
• Diagnosis didasarkan pada temuan tanda kardinal (tanda utama) menurut WHO, yaitu 1. Bercak kulit yang mati rasa
Bercak hipopigmentasi atau eritematosa, mendatar (makula) atau meninggi (plak). Mati rasa pada bercak bersifat total atau sebagian saja terhadap rasa raba, suhu, dan nyeri
2. Penebalan saraf tepi
Dapat/tanpa disertai rasa nyeri dan gangguan fungsi saraf yang terkena, yaitu: • Gangguan fungsi sensoris: mati rasa
• Gangguan fungsi motoris: paresis atau paralisis
• Gangguan fungsi otonom: kulit kering, retak, edema, pertumbuhan rambut yang terganggu 3. Ditemukan kuman tahan asam
• Bahan pemeriksaan berasal dari apusan kulit cuping telinga dan lesi kulit pada bagian yang aktif • Kadang-kadang bahan diperoleh dari biopsi saraf
• Diagnosis kusta ditegakkan bila ditemukan paling sedikit satu tanda kardinal. Bila tidak atau belum dapat ditemukan, disebut tersangka/suspek kusta, dan pasien perlu diamati dan diperiksa ulang 3 sampai 6 bulan sampai diagnosis kusta dapat ditegakkan atau disingkirkan
Pemeriksaan fisik meliputi: 1. Inspeksi
• Dengan pencahayaan yang cukup (sebaiknya dengan sinar oblik), lesi kulit (lokasi dan morfologi) harus diperhatikan
2. Palpasi
• Kelainan kulit: nodus, infiltrat, jaringan parut, ulkus, khususnya pada tangan dan kaki
• Kelainan saraf: pemeriksaan saraf tepi (pembesaran, konsistensi, nyeri tekan, dan nyeri spontan)
3. Tes fungsi saraf
• Tes sensoris: rasa raba, nyeri, dan suhu • Tes otonom
Pemeriksaan Penunjang
1. Bakterioskopik: sediaan slit skin smear atau kerokan jaringan kulit dengan pewarnaan Ziehl Neelsen
2. Bila diagnosis meragukan, dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan
10. Seorang perempuan usia 32 tahun datang ke Poli Kulit dan Kelamin dengan keluhan sela jari kaki yang selalu lembab sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan disertai gatal ringan dan berbau. Sehari hari pasien sering menggunakan sepatu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan erosi superfisial disertai lubang-lubang kecil berukuran 0,6 mm yang bergabung dengan batas serpiginosa. Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus tersebut di atas:
a. Erisipelas b. Misetoma
c. Pitted keratolysis d. Dishidrotik eksema
11. Leishmaniasis kutaneus tipe moist mempunyai karakteristik sebagai berikut
a. Penyebab leishmania major, urban dengan masa inkubasi 2-8 minggu
b. Penyebab leishmania tropica, rural, dengan massa inkubasi 8 bulan c. Penyebab leishmania major, rural, dengan masa inkubasi 2-8
minggu
d. Penyebab leishmania tropica, urban, dengan masa inkubasi 8 bulan e. Penyebab leishmania major, urban, dengan masa inkubasi 8 bulan
12. Spesies penyebab dari penyakit Cat scratch disease adalah : a. Bartonella henselae b. Bartonella Quintana c. Bartonella washoesis d. Bartonella rochalimae e. Bartonella elizabethae
13. Letak kelainan gambaran ”oil drop sign atau salmon patch” pada psoriasis kuku adalah
a. Proximal matrix
b. Intermediet matrix c. Distal matrix
d. Nail bed e. Nail plate
PSORIASIS VULGARIS
• Penyakit keradangan kulit yang kronik dan residif, mempunyai dasar genetik, dengan karakteristik gangguan pertumbuhan dan diferensiasi epidermis
• Keluhan biasanya berupa bercak merah bersisik mengenai bagian tubuh terutama daerah ekstensor dan kulit kepala
14. Psoriasis pada anak yang bermanifestasi klinis berupa sindrom SAPHO adalah : a. Psoriasis gutata b. Psoriasis inversa c. Psoriasis vulgaris d. Psoriasis pustular e. Eritrodermik psoriasis
15. Seorang anak usia 7 tahun datang dengan keluhan bercak
kemerahan di punggung. Bercak mengikuti garis lipatan kulit
seperti pohon cemara terbalik. Penyakit ini berhubungan dengan virus: a. Varisella Zoster b. Rottavirus c. HPV 6 dan 11 d. HHV 6 dan 7 e. HSV 1
Pitiriasis Rosea
• Pitiriasis rosea adalah suatu kelainan kulit akut yang diawali dengan timbulnya makula/plak soliter berwarna merah muda dengan skuama halus (“herald patch”), kemudian dalam beberapa hari sampai
beberapa minggu timbul lesi serupa dengan ukuran lebih kecil di badan dan ekstremitas proksimal yang tersusun sesuai lipatan kulit (christmas tree pattern).
16. HLA yang berperan dalam
pathogenesys Psoriasis adalah: a. HLA-Cw6
b. HLA-Cw8 c. HLA-Cw16 d. HLA-Cw18 e. HLA-Cw20
17. Seorang perempuan, usia 50 tahun datang poli kulit dan kelamin dengan keluhan adanya bintil- bintil berair berisi cairan pada
pinggang kiri sejak 3 hari yang lalu, disertai rasa nyeri pada daerah tersebut. Telah diterapi Acyclovir namun tidak ada perbaikan.
Pasien memiliki riwayat HIV dalam pengobatan. Apakah terapi yang dapat diberikan pada kasus diatas?
a. Famciclovir 1 g/8jam/oral
b. Valacyclovir 500 mg/8jam/oral c. Acyclovir 400 mg/5jam/oral d. Foscarnet 40 mg/kg /8jam/ iv e. Valacyclovir 1 g/12jam/oral
HERPES ZOSTER
• Herpes zoster (HZ) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh reaktivasi virus Varicella zoster yang laten endogen di ganglion sensoris radiks dorsalis setelah infeksi primer
Klinis
1. Masa tunas 7-12 hari, lesi baru tetap timbul selama 1-4 hari dan kadang-kadang selama ±1 minggu
2. Gejala prodromal berupa nyeri dan parestesi di dermatom yang terkait biasanya mendahului erupsi kulit dan bervariasi mulai dari rasa gatal,
parestesi, panas, pedih, nyeri tekan, hiperestesi, hingga rasa ditusuk-tusuk • Dapat pula disertai dengan gejala konstitusi seperti malaise, sefalgia, dan
flu like symptoms yang akan menghilang setelah erupsi kulit muncul
3. Kelainan diawali dengan lesi makulopapular eritematosa yang dalam 12-48 jam menjadi vesikel berkelompok dengan dasar kulit eritematosa dan edema
• Vesikel berisi cairan jernih, kemudian menjadi keruh, dapat menjadi pustul dan krusta dalam 7-10 hari
4. Lokasi unilateral dan bersifat dermatomal sesuai tempat persarafan 5. Bentuk khusus:
• Herpes zoster oftalmikus (HZO): timbul kelainan pada mata dan kulit di daerah persarafan cabang pertama nervus trigeminus
• Sindrom Ramsay-Hunt: timbul gejala paralisis otot muka (paralisis Bell), kelainan kulit, tinitus, vertigo, gangguan pendengaran, nistagmus dan nausea, juga gangguan pengecapan
6. Neuralgia pasca herpes (NPH) didefinisikan sebagai nyeri menetap pada dermatom yang terkena setelah erupsi herpes zoster (HZ) menghilang • Batasan waktunya adalah nyeri yang menetap hingga 3 bulan setelah
1. Sistemik
• Antivirus diberikan tanpa melihat waktu timbulnya lesi pada :
- Usia >50 tahun
- Dengan risiko terjadinya NPH
- HZO/sindrom Ramsay Hunt/HZ servikal/HZ sakral
- Imunokompromais,
diseminata/generalisata, dengan komplikasi
- Anak-anak, usia <50 tahun dan ibu hamil diberikan terapi anti-virus bila disertai NPH, sindrom Ramsay Hunt (HZO), imunokompromais,
diseminata/generalisata, dengan komplikasi
Pilihan antivirus
• Asiklovir oral 5x800 mg/hari selama 7-10 hari
- Dosis asiklovir anak <12 tahun 30
mg/kgBB/hari selama 7 hari, anak >12 tahun 60 mg/kgBB/hari selama 7 hari
• Valasiklovir 3x1000 mg/hari selama 7 hari • Famsiklovir 3x250 mg/hari selama 7 hari Catatan khusus:
• Bila lesi luas atau ada keterlibatan organ dalam, atau pada imunokompromais diberikan asiklovir intravena 10
mg/kgBB/hari 3 kali sehari selama 5-10 hari. Asiklovir dilarutkan dalam 100 cc NaCl 0.9% dan diberikan dalam waktu 1 jam
• Obat pilihan untuk ibu hamil ialah asiklovir berdasarkan pertimbangan risiko dan
18. Terapi infeksi rekuren profilaksis pada herpes simpleks adalah a. Asiklovir oral 2 x 400 mg/ hari
b. Asiklovir oral 2 x 800 mg/ hari
c. Valasiklovir oral 1 x 1000 mg/ hari d. Valasiklovir oral 2 x 1000 mg/ hari e. Famsiklovir oral 3 x 250/ hari
Herpes Simpleks Genital
• Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh virus Herpes simplex (VHS) tipe 2 atau tipe 1, dan bersifat rekuren
• Infeksi akibat kedua tipe VHS bersifat seumur hidup; virus berdiam di jaringan saraf, yaitu di ganglia dorsalis
• Perjalanan infeksi:
1. HG episode pertama lesi primer
2. HG episode pertama lesi non-primer 3. HG rekuren
4. HG asimtomatik 5. HG atipikal
19. Obat antivirus yang merupakan analog pirofosfat dan menghambat DNA polimerase secara onkompetitif adalah..
a. Ribavirin b. Asiklovir c. Ritonavir d. Foskarnet e. Lamivudin
20. Ada pernyataan berikut ini yang paling tepat untuk sindroma eksantema retrovirus akut adalah:
a. Tes anti-HIV reaktif
b. Ditemukan pada 25% pasen
c. Tidak disertai dengan gejala konstitusi
d. Pemeriksaan RNA HIV plasma atau p24 antigen tidak perlu dilakukan
e. Erupsi kulit berupa makula eritema dan papula eritema yang umumnya menghilang dalam waktu 1 min
21. Seorang bayi baru lahir tampak lesi purpurik yang berlangsung selama 24-48 jam pertama. Lesi berupa papul-papul diameter antara 2-10 mm, awalnya berwarna biru gelap, kemudian menjadi keunguan, merah atau coklat
tembaga. Pada pasien juga dijumpai adanya dermal eritropoiesis, petekie, dan ikterik. Pemeriksaan histologik menunjukkan bahwa pada dermis
retikularis terdapat gambaran plaque-like aggregrates dari sel berinti dan eritrosit tak berinti. Kasus ini merupakan manifestasi klinis akibat infeksi virus :
a. Cytomegalovirus
b. Human herpes virus 6 c. Human herpes virus 7 d. Enterovirus
22. Penggunaan krim krotamiton 10% pada skabies adalah a. Selama 8 jam, diulang dalam 7 hari
b. Selama 8 jam, pada hari 1, 2, dan 3 c. Selama 8 jam, pada hari 1, 2, 3, dan 8 d. Selama 10 menit kemudian dibilas
SKABIES
• Penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi Sarcoptes scabiei var. hominis • Diagnosis perkiraan (presumtif)1-3 apabila ditemukan trias:
1. Lesi kulit pada daerah predileksi.
- Lesi kulit: terowongan (kunikulus) berbentuk garis lurus atau berkelok, warna putih atau abu-abu dengan ujung papul atau vesikel. Apabila terjadi infeksi sekunder timbul pustul atau nodul
- Daerah predileksi pada tempat dengan stratum korneum tipis, yaitu: sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak, areola mamae,
umbilikus, bokong, genitalia eksterna, dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat mengenai wajah, skalp, telapak tangan dan telapak kaki
2. Gatal terutama pada malam hari (pruritus nocturnal) 3. Terdapat riwayat sakit serupa dalam satu rumah/kontak
Medikamentosa
• Prinsip: tata laksana menyeluruh meliputi penggunaan skabisida yang efektif untuk semua stadium Sarcoptes scabiei untuk pasien dan nara kontak secara serempak, menjaga higiene, serta penanganan fomites yang tepat. Terdapat beberapa obat yang dapat dipilih sesuai dengan indikasi sebagai berikut:
1. Topikal
• Krim permetrin 5% dioleskan pada kulit dan dibiarkan selama 8 jam. Dapat diulang setelah satu pekan
• Krim lindane 1% dioleskan pada kulit dan dibiarkan selama 8 jam. Cukup sekali pemakaian, dapat diulang bila belum sembuh setelah satu pekan. Tidak boleh digunakan pada bayi, anak kecil, dan ibu hamil
• Salep sulfur 5-10%, dioleskan selama 8 jam, 3 malam berturut-turut • Krim krotamiton 10% dioleskan selama 8 jam pada hari ke-1,2,3, dan 8 • Emulsi benzil benzoat 10% dioleskan selama 24 jam penuh
2. Sistemik
• Antihistamin sedatif (oral) untuk mengurangi gatal
• Bila infeksi sekunder dapat ditambah antibiotik sistemik
• Pada skabies krustosa diberikan ivermektin (oral) 0,2 mg/kg dosis tunggal, 2-3 dosis setiap 8-10 hari. Tidak boleh pada anak-anak dengan berat kurang dari 15 kg, wanita hamil dan menyusui
23. Seorang pasien laki-laki, usia 25 tahun dijumpai adanya lesi kulit
vesikuler, linier, eritematosa, lebar sekitar 3 mm dan panjang 15-20 cm, multipel di bokong. Lesi awalnya pendek, kemudian bertambah panjang setiap hari. Pasien mengeluh sangat gatal dan kadang nyeri. Pada pasien tersebut dapat diberikan terapi ivermektin oral dengan dosis:
a. 200 µg/ kg per hari selama 1-2 hari b. 200 µg/ kg per hari selama 5-7 hari c. 200 µg/ kg per hari pada hari 1 dan 8 d. 200 µg/ kg per hari pada hari 1 dan 8
24. Bayi usia 1 tahun mengeluh gatal-gatal di lipatan pada malam hari. Pengobatan paling tepat yang dapat dilakukan adalah:
a. Permetrin 5% selama 8 jam 1 kali seminggu
b. Sulfur presipitatum 10% selama 8 jam 1 kali seminggu c. Lindane 1% selama 8 jam 1 kali seminggu
d. Permetrin 5% selama 2 jam 1 kali seminggu
25. Seorang pria berusia 47 tahun datang ke poli kulit dengan keluhan gatal pada daerah perianal, alis dan kepala 3 hari yang lalu, pada kulit ditemukan lesi maculae caerulea, pada pemeriksaan
mikroskopis pada rambut ditemukan Phthirus Pubis. Riwayat
pasangan mengeluhankan hal yang sama. Apakah terapi yang sesuai untuk penyakit diatas :
a. Permethrin 5% oles tiap malam b. Malathion 0.5% oles tiap malam c. Lindane 1% oles tiap malam
d. Carbaryl 0.5% oles tiap malam e. Ivermectin oral 200μg/kg