Vol.3, No.3, Edisi September-Desember 2015 101
HUBUNGAN BEBAN KERJA, STRESS KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANGAN NAKULA RSUD SANJIWANI GIANYAR
1
I Made Agus Alam Sugiri, 2I Ketut Suardana, 3Komang Menik Sri K 1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
2Dosen Poltekkes Kemenkes RI, Denpasar Bali
3Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Abstract. Hospitals are institutions that organize personal health services in the plenary, which provides
inpatient, outpatient and emergency department. In meeting the psychological needs of patients, nurses faced the stress of work, stating the complaint often feel dizzy, tired, because the workload is too high and time consuming so the effect on performance and job satisfaction of nurses. The aims of this study is to determine the relationship of the workload and job stress and job satisfaction of nurses. This type of research is descriptive correlative with 19 sample in the Nakula Ward Sanjiwani Gianyar Hospital. Analysis statistics used Spearman Rank Test with α = 0.05. The results showed that there is a negative correlation between workload with job satisfaction with the p value = 0.011 (<α = 0.05), r = -0.568 and the results showed that there is a negative correlation between job stres with job satisfaction with the p value = 0.007 (< α = 0.05), r = -0.596.
Keywords: Workload, Job stress, job satisfaction
PENDAHULUAN
Rumah Sakit adalah Institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Undang - Undang No 44 tahun 2009). Rumah sakit didirikan dan diselenggarakan dengan tujuan utama memberikan pelayanan kesehatan, tindakan medis dan diagnostik serta upaya rehabilitasi medis untuk memenuhi kebutuhan pasien. Kesembuhan pasien yang dirawat merupakan salah satu tujuan perawatan pasien di rumah sakit. Dalam rangka menunjang kesembuhan pasien peranan perawat sangat menentukan sekali dalam memberikan perawatan, disamping peranan dari petugas medis lainnya seperti dokter (Depkes RI, 2009).
Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat seperti yang dikemukakan di atas sangat tergantung pada tingkat ketergantungan pasien itu sendiri. Semakin tinggi tingkat ketergantungan pasien, maka tindakan keperawatan juga akan meningkat (Ilyas, 2004).
Salah satu Rumah Sakit Instansi Negeri di Daerah Kabupaten Gianyar
adalah RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar, Rumah Sakit ini merupakan rumah sakit tipe –B dan saat ini merupakan rumah sakit jejaring dari pendidikan dokter, perawat maupun bidan, sehingga rumah sakit ini memerlukan peningkatan mutu bagi sumber daya dan fasilitas dalam
pengembangan pendidikan dan
pelayanan.
Berdasarkan hasil studi tentang beban kerja di Ruang Nakula RSUD Kabupaten Gianyar terhadap 10 orang
tenaga keperawatan dengan
Vol.3, No.3, Edisi September-Desember 2015
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan melalui wawancara terhadap 10 orang perawat yang bertugas di Ruang Nakula RSUD Kabupaten Gianyar tentang kepuasan kerja di RSUD Sanjiwani Gianyar pada tanggal 5 Nopember 2014, hasil studi tersebut menunjukkan bahwa dilihat dari gaji sebagian besar perawat menyatakan puas tentang gaji yang diberikan, namun terdapat 10% yang menyatakan gaji yang diberikan tidka sesuai dengan tingkat pendidikan, dilihat dari komponen kondisi kerja, hubungan antara pribadi, pengakuan, tanggung jawab dan promosi sebagian besar perawat telah puas dengan apa yang diberikan oleh rumah sakit, namun dilihat dari indicator kebijakan perusahaan 50% perawat menyatakan kurang puas terhadap kebijakan yang diberlakukan rumah sakit dan 30% perawat menyatakan tidak puas akan pengakuan prestasi kerja yang diberikan oleh rumah sakit
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan beban kerja dan stress kerja dengan kepuasan kerja perawat di ruang Nakula RSUD Kabupaten Gianyar.
METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian korelasional (correlational research) dengan pendekatan Cross Sectional variabel sebab dan akibat yang terjadi pada objek penelitian diukur dan dikumpulkan secara simultan, sesaat dalam satu kali waktu (Setiadi, 2007).Dalam penelitian ini variabel independent yaitu beban kerja, stres kerja perawat dan variabel dependent yaitu kepuasan kerja perawat
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar yang berjumlah 19 orang dengan teknik sampling purposive sampling didapatkan
sampel penelitian sebanyak 19 orang perawat.
Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini data didapatkan langsung dari responden melalui instrumen pengumpulan data (kuisioner) yang telah disiapkan oleh peneliti dan diisi langsung oleh responden yang bertugas saat itu di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar Observer dalam penelitian ini sebanyak 2 orang dari PSIK FK UNUD semester 8 yang sebelumnya sudah dilakukan penyamaan persepsi tentang pengisian kuisioner. Sebelum memulai penelitian dilakukan uji reliabel dan validitas dari instrument beban kerja telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas oleh peneliti sebelumnya yang dilakukan terhadap 10 orang perawat yang bertugas di Ruang Ratna RSUP Sanglah Denpasar (Wedayana, 2012). Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa nilai signifikansi dari skor 1-12 dengan skor total kurang dari nilai α (0,05) dengan nilai r positif sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item soal dinyatakan valid.
Hasil uji reabilitas instrumen tersebut menunjukkan nilai alpha croncbach sebesar 0,979 yang berarti bahwa instrumen tersebut reabel dengan reabilitas tingkat tinggi.
Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan uji normalitas dengan Shapiro wilk, jika data berdistribusi normal maka dilakukan uji statistic korelasi ganda, namun jika data berdistribusi tidak normal maka dilakukan uji statistic Rank Spearman, dimana rhitung > r tabel (Ho ditolak) artinya ada hubungan antara beban kerja, stres kerja dengan kepuasan kerja perawat.
HASIL
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan yaitu tanggal tanggal 1-25 Mei 2015 di Ruang Nakula RSUD Kabupaten Gianyar.
Gambar 2. Distribusi Umur Responden di
[image:3.595.81.288.244.404.2]Hasil Pengamatan a. Beban Kerja
Gambar 1 Gambaran Beban Kerja Perawat di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar Tahun 2015
Dilihat dari beban kerja perawat yang diukur berdasarkan metode SWAT terlihat bahwa sebagian responden memiliki beban kerja yang tergolong sedang yaitu sekitar 58% (11 orang) dan terdapat 42% (8 orang) yang mengalami beban kerja berat dan tidak ada satupun perawat yang mengalami beban kerja yang rendah.
b. Stres Kerja
Gambar 5.2 Gambaran Stress Kerja Perawat di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar Tahun 2015
Dilihat dari stress kerja perawat yang diukur berdasarkan kuesioner stress kerja terlihat bahwa sebagian besar responden memiliki stress kerja yang tergolong sedang yaitu sekitar 53% (10 orang) dan terdapat 47% (9 orang) yang mengalami stress kerja ringan dan tidak ada satupun perawat yang mengalami stress kerja yang tinggi.
[image:3.595.321.530.251.415.2]c. Kepuasan Kerja
Gambar 5.3 Gambaran Kepuasan Kerja Perawat di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar Tahun 2015
[image:3.595.85.289.562.695.2]Vol.3, No.3, Edisi September-Desember 2015 Hasil Analisis Data
a. Hubungan Beban Kerja dengan Kepuasan Kerja
N o.
Beban Kerja
Kepuasan Kerja
Tinggi Sedang Total
f % f % f %
1 Berat 2 25,0 6 75,0 8 100
2 Sedan
g 9 81,8 2 18,2 11 100
Total 11 57,9 8 42,1 19 100
Tabel 5.1 Hubungan Antara Beban Kerja dan Kepuasan Kerja Perawat di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar Tahun 2015
Berdasarkan tabel silang di atas, terlihat bahwa sebagian besar responden yang memiliki beban kerja yang berat memiliki kepuasan kerja yang sedang yaitu sebanyak 75%, sedangkan sebagian besar responden yang memiliki beban kerja sedang memiliki kepuasan kerja yang tinggi yaitu sebanyak 81,8%. Secara deskriptif terlihat bahwa semakin tinggi beban kerja semakin rendah kepuasan perawat.
Data yang telah terkumpul dilakukan uji korelasi dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman dengan batas kemaknaan p<0,05. Berdasarkan hasil uji korelasi
Rank Spearman didapatkan nilai p = 0,011 yang berarti p<0,05 dengan kekuatan korelasi -0,568 menunjukkan korelasi yang sedang. Dalam penelitian ini berarti antara beban kerja dan kepuasan kerja memiliki korelasi yang negative, ini berarti semakin tinggi beban kerja maka semakin rendah kepuasan kerja perawat. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negative dan sedang antara beban kerja dan kepuasan kerja
perawat di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar.
b. Hubungan stres kerja dengan kepuasan kerja
N o
Stress Kerja
Kepuasan Kerja
Tinggi Sedang Total
f % F % F %
1 Sedan
g 3 30 7 70 10 100
2 Ringa
n 8 88,9 1 11,1 9 100
Total 11 57,9 8 42,1 19 100
Tabel 5.2 Hubungan Antara Stress Kerja dan Kepuasan Kerja Perawat di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar Tahun 2015
Berdasarkan tabel silang di atas, terlihat bahwa sebagian besar responden yang memiliki stress kerja yang ringan sebagian besar memiliki kepuasan kerja yang tinggi yaitu sebanyak 88,9%, sedagan sebagian besar responden yang memiliki stress kerja yang sedang memiliki kepuasan kerja yang rendah yaitu sebanyak 70%. Secara deskriptif terlihat bahwa semakin tinggi stress kerja semakin rendah kepuasan kerja perawat.
Data yang telah terkumpul dilakukan uji korelasi dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman dengan batas kemaknaan p<0,05. Berdasarkan hasil uji korelasi
Rank Spearman didapatkan nilai p = 0,007 yang berarti p<0,05 dengan kekuatan korelasi - 0,596 menunjukkan korelasi yang sedang. Dalam penelitian ini berarti antara beban kerja dan kepuasan kerja memiliki korelasi yang negative, ini berarti semakin tinggi stress kerja maka semakin rendah kepuasan kerja perawat. Berdasarkan hasil tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negative dan sedang antara stress kerja dan kepuasan kerja perawat di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar.
PEMBAHASAN
Pembahasan Hasil Penelitian a. Beban Kerja
Beban kerja secara obyektif adalah keseluruhan waktu yang dipakai atau jumlah aktivitas yang dilakukan. Beban kerja subyektif adalah ukuran yang dipakai seseorang terhadap pertanyaan tentang beban kerja yang diajukan, tentang perasaan kelebihan jam kerja, ukuran dan tekanan pekerjaan dan kepuasan kerja. Beban kerja dalam penelitian ini diukur secara subyektif
yaitu dengan metode SWAT
menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reabilitasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki beban kerja yang tergolong sedang yaitu sebanyak 58% (11 orang) dan terdapat 42% (7 orang) yang mengalami beban kerja berat dan tidak ada satupun perawat yang mengalami beban kerja yang rendah.
Hasil penelitian ini sangat berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hendianti (2011) yang menyatakan bahwa beban kerja perawat termasuk kategori ringan dengan rata-rata persentase penggunaan waktu produktif perawat adalah sebanyak 57,44% kurang dari 80% waktu kerja optimum perawat selama 24 jam. Perbedaan hasil beban kerja dapat dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya rasio jumlah perawat – pasien, jenis tindakan, angka BOR, dan lain-lain. Berdasarkan hasil observasi diperoleh bahwa BOR di Ruang Nakula
sebesar 100%. BOR 100%
mencerminkan bahwa rasio perawat-klien di Ruang Nakula cukup tinggi.
Selain itu, hasil dari nilai SWAT dengan kategori berat berarti secara subyektif perawat bekerja melebihi kemampuan atau dengan kata lain bekerja dengan kemampuan yang maksimal. SWAT menggambarkan sistem kerja sebagai model multi dimensional dari beban kerja, yang terdiri atas tiga dimensi atau faktor yaitu beban waktu, beban mental, dan beban psikologis
Menurut Satria (2013) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa adanya perbedaan beban kerja pada tiap shift kerja di Instalasi Rawat Inap RS Universitas Hasanuddin. Beban kerja yang tinggi berada pada shift pagi sebanyak 43 orang (67,19%) dan shift sore sebanyak 49 orang (76,56%). Sedangkan beban kerja rendah paling banyak berada di shift malam sebanyak 33 orang (51,56%). Penyebabnya yakni perbedaan aktifitas yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan yang dilakukan tiap shift oleh perawat, terlihat bahwa jumlah kegiatan yang dilakukan pada shift pagi lebih banyak dibandingkan dengan shift sore maupun shift malam.
b. Stres Kerja
Stres adalah segala situasi dimana tuntutan non spesifik mengharuskan seseorang individu untuk berespon atau melakukan tindakan (Selye, 1976 dalam Potter & Perry, 2005). Stres juga didefinisikan sebagai ketegangan psikologis atau fisik yang diakibatkan oleh keadaan fisik, emosi, sosial, ekonomi,atau pekerjaan, kejadian atau pengalaman yang sulit untuk diatur Colman, 2001 dalam (Eysenck, 2009). Berdasarkan referensi tersebut peneliti
Vol.3, No.3, Edisi September-Desember 2015 menyimpulkan bahwa stres adalah respon dari individu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian responden memiliki stress kerja yang tergolong sedang yaitu sebanyak 53% (10 orang) dan terdapat 47% (9 orang) yang mengalami stress kerja ringan dan tidak ada satupun perawat yang mengalami stress kerja yang tinggi.
Hasil penelitian tersebut hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggra (2011) di ruang rawat inap rumah sakit Paru Dr. Moehammad Geonawan Partowidigdo Cisarua Bogor (RSPG) yang mengungkapkan bahwa sebagian besar responden memiliki stress kerja yang tergolong sedang yaitu Sebanyak 75,2% orang (27 orang) perawat mengalami stres kerja sedang dan terdapat 16,7% (6 orang) yang mengalami stress kerja tinggi dan yang mengalami stress kerja rendah sebanyak 8,3% (3 orang). Hasil yang sama ini sepertinya disebabkan karena selama bekerja, perawat memperoleh stres yang tinggi seperti misalnya banyaknya tindakan keperawatan, tingkat ketergantungan pasien serta hubungan dengan atasan.
c. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi pegawai mengenai seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai penting. Terdapat tiga dimensi yang diterima secara umum dalam kepuasan kerja. Pertama, kepuasan kerja merupakan respons emosional terhadap situasi kerja. Dengan demikian, kepuasan kerja dapat dilihat dan dapat diduga. Kedua, kepuasan kerja sering ditentukan menurut seberapa baik hasil yang dicapai memenuhi atau melampaui harapan. Ketiga, kepuasan kerja mewakili beberapa sikap yang berhubungan.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kepuasan kerja perawat yang bekerja di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar, sebagian besar responden memiliki kepuasan kerja yang tergolong tinggi yaitu sebanyak 58% (11 orang) dan sebagian kecil memiliki kepuasan kerja yang tergolong sedang yaitu sebanyak 42% (8 orang).
Kepuasan kerja yang baik secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap kinerja pegawai itu sendiri.. Semakin tinggi kepuasan kerja perawat, semakin tinggi kinerja. Abdel-Halim (1980) dan Al-Ahmadi (2009) yaitu kinerja ditemukan berhubungan positif dengan kepuasan kerja secara keseluruhan (segi kepuasan meliputi kepuasan dengan pekerjaan itu sendiri, supervisi, hubungan dalam kerja, pembayaran, kesempatan promosi, dan kondisi kerja). Kepuasan kerja mempengaruhi kinerja yang dihasilkan karena kepuasan kerja juga dikorelasikan dengan kurangnya sabotase pencurian, melakukan pekerjaan dengan buruk untuk suatu tujuan, dan menyebarkan rumor atau gosip untuk menyebabkan masalah.
d. Hubungan antara Beban Kerja dan Kepuasan Kerja Perawat di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negative dan sedang antara beban kerja dan kepuasan kerja perawat di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar (p=0,011). Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhania (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Stres Kerja, Beban Kerja Terhadap Kepuasan Kerja (Studi Pada Medical Representatif Di Kota Kudus)”
yang menyatakan bahwa beban kerja mempengaruhi stress kerja yang secara tidak langsung mempengaruhi kepuasan
Vol.3, No.3, Edisi September-Desember 2015
kerja perawat di kota kudus. Hasil penelitian Kuan (1994), Bat (1995), Aun (1998) dan Yahya (1998) membuktikan bahwa beban kerja yang berlebih berpengaruh pada stres kerja. Selanjutnya, penelitian Widjaja (2006) menemukan bahwa beban pekerjaan yang terialu sulit untuk dikerjakan dan teknologi yang tidak menunjang untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik sering menjadi sumber stres bagi karyawan.
Saat dilakukan penelitian, di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar berdasarkan hasil observasi tidak terdapat mahasiswa yang praktik di Ruangan tersebut. Adanya tenaga bantuan yang bertugas di Ruangan dapat membantu kinerja perawat dan meringankan beban kerja perawat. Maka dari itu, perlu dilakukannya penempatan mahasiswa praktikum di Ruang Nakula agar beban kerja perawat di Ruang Nakula khususnya pelaksanaan keperawatan dengan pekerjaan ringan dapat dibantu oleh tenaga mahasiswa keperawatan.
e. Hubungan antara Stress Kerja dan Kepuasan Kerja Perawat di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan sedang antara stress kerja dan kepuasan kerja perawat di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar (p=0,007, r=-0,596). Hasil ini hampir sama dengan penelitian Lee (2008) menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja salah satunya adalah stres kerja. Selanjutnya penelitian Alberto (1995), mengungkapkan bahwa stress kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja staf audit.
Namun hasil penelitian Lut (2008) menunjukkan bahwa pengaruh stres kerja
terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT SHARP Electronics Indonesia adalah stress kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Karena dengan stres, seseorang semakin terpacu untuk mengerahkan segala kemampuan dan
sumberdaya-sumberdaya yang
dimilikinya agar dapat memenuhi persyaratan dan kebutuhan kerja. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan, kemungkinan hal tersebut disebabkan karena tingkat stress yang dialami oleh responden dalam penelitian merupakan jenis eustress atau stress normal yang berfungsi untuk meningkatkan motivasi bekerja responden.
Saat ini, di RSUD Sanjiwani Gianyar pelaksanaan penurunan stress kerja perawat dilakukan melalui pemberian cuti kepada karyawan serta pelaksanaan olahraga senam setiap hari jumat. Namun, belum pernah dilakukan pelaksanaan family gathering atau kegiatan lain yang merupakan pertemuan non formal antar tenaga kesehatan untuk meningkatkan relasi antar sesame atau kegiatan refreshing lainnya.
KETERBATASAN PENELITIAN Setiap penelitian memiliki berbagai keterbatasan, dalam penelitian ini pun terdapat beberapa keterbatasan diantaranya pada saat melakukan
penelitian responden kurang
Vol.3, No.3, Edisi September-Desember 2015 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari beban kerja perawat, sebagian besar beban kerja perawat di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar tergolong sedang (58%)
2. Dari stress kerja, sebagian besar stress kerja perawat di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar tergolong sedang (53%)
3. Dari kepuasan kerja, sebagian besar perawat di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar memiliki kepuasan kerja yang tergolong tinggi (58%)
4. Terdapat hubungan yang negatif dan sedang di antara beban kerja dan kepuasan kerja perawat di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar (p = 0,011, r = -0,568).
5. Terdapat hubungan yang negatif dan sedang di antara stress kerja dan kepuasan kerja perawat di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar ( p = 0,007, r = -0,596).
DAFTAR PUSTAKA
Alber to. , (1995) . A compar i son of organizational structure, job stress, and satisfaction in audit and Management. All Businnes
Anggra (2012). Gambaran Tingkat Stres Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Paru Dr. Moehammad Goenawan Partowidigdo Cisarua Bogor (RSPG). Fakultas Ilmu Keperawatan DEPOK
Depkes RI, (2009). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.
Dhania (2010). Pengaruh Stres Kerja, Beban Kerja Terhadap Kepuasan Kerja. Studi Pada Medical Representatif Di Kota Kudus Eysenck, M.W. (2009). Fundamental of
Psychology. New York: Psychology Stress. Hendianti (2011). Gambaran Beban Kerja
Perawat Pelaksana Unit Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung. Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat
Ilyas, (2004). Perencanaan SDM Rumah Sakit Teori Metode dan Formula, Ed-2 FKM-UI. Jakarta
Kuan dkk (1998). A compar i son of organizational structure, job stress, and satisfaction in audit and Management. All Businnes
Marquis, B.L. & Huston, C.J. (2010). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan: Teori dan Aplikasi. Edisi keempat. Jakarta: EGC.
Potter, P.A, Perry, A.G (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari, dkk. Jakarta: EGC
Purnawan, I. (2004). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pada Anak Jalanan di Stasiun Kereta Api Lempuyangan Jogjakarta. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran UGM.
Satria (2013). Hubungan Beban Kerja Dengan
Kinerja Perawat Dalam
Mengimplementasikan Patient Safety Di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Tahun 2013. Fakultas Kesehatan Masyarakat, UNHAS, Makassar.
Setiadi. (2007). Riset Keperawatan. Surabaya : Graha Ilmu
Widjaja (2006). Pengaruh interaksi motivasi kerja dan kepribadian terhadap prestasi kerja supervisor disebuah pabrik tekstil di Salatiga. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dian Ekonomi.