• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

1 | P a g e

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah fundamental yang dihadapi Pembangunan Pertanian saat ini antara lain: (1) Laju konversi lahan yang tidak terkendali; (2) Infrastruktur pertanian yang tidak memadai; (3) sistem pengadaan benih yang tidak sesuai dengan musim tanam; (4) Perubahan iklim yang tidak menentu; (5) kurangnya kemampuan petani, peternak dan pekebun dalam memanfaatkan teknologi maju; (6) Keterbatasan permodalan petani; dan (7) Kendala transportasi akibat cuaca buruk dan kerusakan jalan. Untuk mengatasi permasalahan fundamental tersebut, perlu koordinasi baik di lingkup Kementerian Pertanian maupun antar sektor serta antara pusat dan daerah. Sekretariat Jenderal merupakan satu dari 12 Eselon I yang terdapat di Kementerian Pertanian. Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor: 24 Tahun 2010 Pasal 274, Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Pertanian agar pembangunan pertanian dapat berjalan dengan baik.

Sekretariat Jenderal dalam menjalankan tugas fungsinya sebagai fungsi koordinasi, pembina dan pemberi dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Pertanian menetapkan visi 2015-2019 yaitu menjadi lembaga manajemen dan pelayanan teknis pembangunan pertanian yang terkemuka. Untuk mewujudkan visi tersebut, misi yang harus diemban oleh Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 2015-2019 adalah:

1. Mewujudkan sistem manajemen pembangunan pertanian yang efektif, efisien dan akuntabel

2. Memberikan pelayanan administrasi dan teknis PVT pembangunan pertanian yang cepat, tepat, mudah dan sederhana

3. Menerapkan prinsip good governance dan clean governance

Visi dan Misi Sekretariat Jenderal tersebut tertuang di dalam Perjanjian Kinerja (PK) baik di tingkat Eselon I maupun Eselon II. Agar pelaksanaan kegiatan di lingkup Sekretariat Jenderal memenuhi target yang telah ditetapkan di dalam PK maka dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap PK Sekjen tersebut secara triwulanan.

(2)

2 | P a g e

Laporan Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian ini berisi gambaran pelaksanaan Indikator Kinerja yang ada di dalam PK lingkup Sekretariat Jenderal yang meliputi capaian atau progress Indikator Kinerja Eselon I lingkup Setjen, permasalahan yang dihadapi dan tindak lanjut atau pemecahan masalah tersebut.

B. Maksud dan Tujuan

Proses pemantauan dan evaluasi capaian indikator kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian merupakan kegiatan pengumpulan data dan pengukuran capaian ataupun progress atas Indikator Kinerja Perjanjian Kinerja Lingkup Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Proses pemantauan dan evaluasi capaian indikator kinerja dari setiap unit baik Eselon I maupun II di lingkungan Sekretariat Jenderal bertujuan untuk memberikan gambaran pelaksanaan program dan kegiatan di lingkup Sekretariat Jenderal.

Gambaran tersebut untuk memastikan dan mengendalikan keserasian pelaksanaan program dan kegiatan sesuai target Indikator Kinerja pada PK yang telah ditetapkan sebelumnya. Pemantauan dan evaluasi atas kinerja dilaksanakan secara berkelanjutan dan berkala secara triwulanan. Dengan demikian, proses pelaksanaan program dan kegiatan tetap dapat berjalan baik sesuai rencana ataupun dapat diambil suatu tindakan perbaikan untuk mengatasi adanya penyimpangan yang terjadi terhadap capaian kinerja.

(3)

3 | P a g e

BAB II VISI, MISI DAN PERJANJIAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL

A. VISI

“Menjadi lembaga manajemen dan pelayanan teknis pembangunan pertanian yang terkemuka”.

B. MISI

Untuk mewujudkan Visi tersebut di atas, Misi yang harus dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 2015-2019 adalah :

1. Mewujudkan sistem manajemen pembangunan pertanian yang efektif, efisien dan akuntabel

2. Memberikan pelayanan administrasi dan teknis PVT pembangunan pertanian yang cepat, tepat, mudah dan sederhana

3. Menerapkan prinsip good governance dan clean governance

C. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya. Tujuan penyusunan perjanjian kinerja adalah:

1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja Aparatur;

2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur;

3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi;

4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas perkembangan/ kemajuan kinerja penerima amanah;

5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.

(4)

4 | P a g e

D. PENYUSUNAN KINERJA PERJANJIAN KINERJA

Pihak yang menyusun Perjanjian kinerja lingkup Sekretariat Jenderal adalah:

1. Pimpinan unit kerja (eselon I)

Sekretariat Jenderal menyusun Perjanjian Kinerja di tingkat unit kerja (Eselon I) Sekretariat Jenderal dan ditandatangani oleh pejabat yang bersangkutan dalam hal ini Sekretaris Jenderal dan disetujui oleh Menteri Pertanian. PK Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian ditandatangani pada bulan Maret 2015.

2. Pimpinan Satuan Kerja

Biro/Pusat menyusun Perjanjian kinerja di tingkat satuan kerja dan ditandatangani oleh pimpinan Biro/Pusat. PK Biro/Pusat Sekretariat Jenderal disusun dan ditandatangani bulan Januari dan Maret 2015.

E. PENGGUNAAN SASARAN DAN INDIKATOR

Perjanjian Kinerja menyajikan Indikator Kinerja Utama yang menggambarkan hasil-hasil yang utama dan kondisi yang seharusnya, tanpa mengesampingkan indikator lain yang relevan.

1. Untuk tingkat Eselon I sasaran yang digunakan menggambarkan dampak pada bidangnya dan outcome yang dihasilkan serta menggunakan Indikator Kinerja Utama Eselon I dan indikator kinerja lain yang relevan.

2. Untuk tingkat Eselon II sasaran yang digunakan menggambarkan outcome dan output pada bidangnya serta menggunakan Indikator Kinerja Utama Eselon II dan indikator kinerja lain yang relevan.

(5)

5 | P a g e

BAB III PEMBAHASAN

A. Capaian Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Capaian kinerja Sekretariat Jenderal diukur dengan membandingkan antara target yang telah ditetapkan dengan realisasi tiap triwulanan. Kinerja Sekretariat Jenderal dapat terlihat dari realisasi capaian indikator kinerjanya. Indikator kinerja Sekretariat Jenderal meliputi:

Nilai AKIP Kementerian Pertanian, Opini Laporan Keuangan Kementerian Pertanian, Nilai Kualitas Pelayanan Publik (IKM), Nilai Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian dan Persentase Kerjasama Luar Negeri yang Ditindaklanjuti. Capaian Kinerja Sekretariat Jenderal triwulan II adalah sebagai berikut:

1. Nilai AKIP Kementerian Pertanian

AKIP sebagai suatu sistem mencakup komponen perencanaan kinerja, pengukuran dan pemantauan capaian kinerja, pelaporan, dan evaluasi kinerja. Sakip merupakan instrumen yang digunakan instansi pemerintah dalam memenuhi kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi.

Dokumen SAKIP mempunyai keterkaitan yang sangat erat antara Rencana Strategis, rencana kinerja tahunan dan penetapan kinerja. Rencana Strategis memberikan arah pembangunan organisasi jangka menengah, sedangkan RKT dan PK merupakan target dan komitmen kinerja yang akan diwujudkan pada suatu tahun tertentu.

Tabel 1 Capaian Kinerja Nilai AKIP Kementerian Pertanian Triwulan II

Indikator Kinerja Target Realisasi Triwulan II Kemajuan Pelaksanaan (%)

Nilai AKIP Kementerian Pertanian 75 - 60%

Hingga triwulan II kemajuan pelaksanaan kegiatan mencapai 60%. Pada triwulan II ini dilakukan advokasi sakip ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Kementerian Pertanian.

2. Opini Laporan Keuangan Kementerian Pertanian

Berdasarkan dengan Undang-Undang (UU) Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, menyatakan bahwa BPK-RI harus melakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kementerian Pertanian.

Seiring dengan berakhirnya pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kementan Tahun 2014 oleh BPK pada bulan April 2015, diterbitkanlah Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK RI atas Laporan Keuangan Kementan Tahun 2014. Opini yang diperoleh Kementerian

(6)

6 | P a g e

Pertanian atas Laporan Keuangan Kementan Tahun 2014 adalah Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelasan (WTP-DPP). Berdasarkan LHP BPK RI tersebut dapat diketahui permasalalahan dalam Laporan Keuangan Kementan Tahun 2014, yaitu : a. Masih terdapat permasalahan atas pencatatan Aset Tak Berwujud (ATB) pada Neraca

Kementerian Pertanian

b. Penatausahaan persediaan yang diserahkan ke masyarakat atau pemda tidak wajar Berkaitan dengan hal tersebut, Kementerian Pertanian telah melakukan tindaklanjut antara lain:

a. Penyelesaian tindak lanjut temuan BPK-RI atas Laporan Keuangan Kementan dan monitoring bersama dengan Eselon I dan Sekretariat UAPPA/B-W.

b. Melakukan revisi atas Standar Operasional Prosedur dan Petunjuk Teknis Persediaan.

c. Melakukan revisi atas Penatausahaan Aset Tak Berwujud.

Selain itu, Kementerian Pertanian telah melakukan beberapa kegiatan pendukung antara lain:

a. Pelaksanaan Workshop 33 Propinsi atas penyusunan laporan keuangan tingkat Satker.

b. Penyelesaian tindaklanjut Reviu Inspektorat Jenderal atas Laporan Keuangan Kementan

c. Evaluasi dan verifikasi atas laporan keuangan kementan

Tabel 2 Capaian Kinerja Opini Laporan Keuangan Kementerian Pertanian Triwulan II

Indikator Kinerja Target Realisasi Triwulan II Kemajuan Pelaksanaan (%)

Opini Laporan Keuangan Kementerian Pertanian

WTP WTP-DPP (2014)

3. Nilai Kualitas Pelayanan Publik (IKM)

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya. Pengukuran IKM di lingkungan Kementerian Pertanian digunakan untuk mengetahui mutu kinerja pelayanan unit kerja pelayanan publik secara berkala sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan publik. Peningkatan dan pembinaan diprioritaskan pada unsur pelayanan yang paling rendah atau berada di bawah rata-rata.

(7)

7 | P a g e

Selanjutnya perlu ditindaklanjuti dengan program perbaikan, sedangkan yang mempunyai nilai mutu pelayanan publik cukup tinggi atau di atas rata-rata agar tetap dipertahankan.

Pengukuran IKM dilakukan terhadap 9 Unit Kerja Pelayanan Publik (UKPP) dan 160 Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Kementerian Pertanian. Pada Tahun 2014, nilai IKM Kementerian Pertanian 3,21, nilai konversi IKM 80,24 dengan mutu pelayanan B (baik) dan kinerja baik. Unsur pelayan tahun 2014 yang perlu diperbaiki adalah prosedur, persyaratan, kecepatan dan kepastian jadwal pelayanan.

Tabel 3 Capaian Kinerja Nilai Kualitas Pelayanan Publik (IKM) Triwulan II

Indikator Kinerja Target Realisasi Triwulan II Kemajuan Pelaksanaan (%)

Nilai Kualitas Pelayanan Publik (IKM) 80 - 50%

Pada tahun 2015, pengukuran IKM juga dilakukan dengan melibatkan 9 UKPP dan 160 UPT yang ada di Lingkungan Kementerian Pertanian. Ekspose pengukuran IKM Kementan akan dilakukan pada bulan Desember 2015. Sampai dengan triwulan II progress pelaksanaan kegiatan sebesar 50%.

4. Nilai Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian

Nilai Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian merupakan nilai hasil evaluasi dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia. Evaluasi tersebut bertujuan untuk menilai kemajuan dan memberi saran perbaikan pelaksanaan program reformasi birokrasi dalam rangka meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja, mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN dan meningkatkan kualitas pelayanan publik di lingkungan Kementerian Pertanian.

Tabel 4 Capaian Kinerja Nilai Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Triwulan II

Indikator Kinerja Target Realisasi Triwulan II Kemajuan Pelaksanaan (%)

Nilai Reformasi Birokrasi Kementan 72 - 75%

Progress pelaksanaan kegiatan dalam rangka memperoleh target nilai reformasi birokrasi Kementan sebesar 72, telah mencapai 75%. Kegiatan yang telah dilakukan pada triwulan II ini antara lain telah dilakukan pembahasan finalisasi data penyesuaian tunkin di 7 K/L dimana salah satunya adalah Kementan oleh Ditjen Anggaran Kemenkeu. Permasalahan yang dihadapi adalah penyampaian LHKASN Pegawai Kementan masih sangat rendah.

Tindaklanjut dari permasalahan tersebut adalah disampaikan ke seluruh pengelola

(8)

8 | P a g e

kepegawaian di unit kerja eselon I Kementan agar segera mengumpulkan LHKASN dari seluruh pegawai yang ada.

5. Persentase Kerjasama Luar Negeri yang Ditindaklanjuti

Pembinaan kerjasama luar negeri merupakan fungsi yang strategis dalam rangka meningkatkan dan membangun kerjasama di bidang pertanian dalam kerangka bilateral, regional, dan multilateral yang tidak terpisahkan dari kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif. Bidang Kerjasama Luar Negeri pada tahun 2015 telah melaksanakan berbagai kegiatan strategis untuk menunjang program pembangunan pertanian dengan keberhasilan terjalinnya kerjasama luar negeri saling menguntungkan dan berkelanjutan dalam bidang teknis dan ekonomi pertanian.

Pada akhir triwulan II, kegiatan kerjasama telah terlaksana sebanyak 48 kegiatan. Beberapa permasalahan yang dihadapi adalah terdapat beberapa kegiatan yang direvisi dan terdapat sidang bilateral yang dijadwal ulang. Solusinya adalah perlu koordinasi lebih intensif. Tindak lanjut kerjasama luar negeri dapat berupa: surat penyampaian kesepakatan sidang untuk ditindaklanjuti oleh unit Eselon I terkait, rapat koordinasi untuk membahas tindak lanjut hasil sidang, fasilitasi kunjungan Tim Misi dari Lembaga Internasional atau Negara Mitra, atau bentuk kegiatan lain yang bertujuan mendiseminasikan informasi hasil kesepakatan sidang, beserta langkah tindaklanjutnya.

Tabel 5 Capaian Kinerja Persentase Kerjasama Luar Negeri yang Ditindaklanjuti Triwulan II

Indikator Kinerja Target Realisasi Triwulan I Kemajuan Pelaksanaan (%)

Persentase Kerjasama Luar Negeri yang Ditindaklanjuti

80% 27 kegiatan 34%

(kumulatif 48 kegiatan)

B. Capaian Kinerja Masing-Masing Biro/Pusat lingkup Sekretariat Jenderal

Adapun capaian kinerja triwulan II masing-masing Biro/Pusat lingkup Sekretariat Jenderal adalah sebagai berikut:

1. Biro Perencanaan

Biro Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Pertanian. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro Perencanaan menyelenggarakan fungsi :

(9)

9 | P a g e

a. Koordinasi dan penyiapan penyusunan kebijakan, rencana dan program pembangunan pertanian;

b. Koordinasi dan penyusunan anggaran pembangunan pertanian;

c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pembangunan pertanian;

d. Koordinasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian; dan

e. Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Perencanaan.

Sasaran Kegiatan Biro Perencanaan adalah perencanaan kebijakan, anggaran, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan Kementerian Pertanian yang berkualitas baik.

Biro Perencanaan menyusun Perjanjian Kinerja yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal dan Kepala Biro Perencanaan. Terdapat 3 Indikator Kinerja pada Perjanjian Kinerja Biro Perencanaan. Indikator tersebut adalah: Nilai AKIP Sekretariat Jenderal, Jumlah Revisi Anggaran yang Dilakukan dan Jumlah Rekomendasi Hasil Evaluasi yang Ditindaklanjuti. Capaian dari Perjanjian Kinerja Biro Perencanaan adalah sebagai berikut:

a. Nilai AKIP Sekretariat Jenderal

Biro Perencanaan bertugas mengawal agar nilai AKIP Sekretariat Jenderal yang diperoleh sesuai dengan target yaitu sebesar 82. Pada triwulan II ini Itjen melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan AKIP Sekretariat Jenderal 2014 berdasarkan dokumen-dokumen AKIP yang telah disiapkan oleh Biro Perencanaan.

Hingga akhir triwulan II, Biro Perencanaan telah melakukan 60% persiapan dokumen yang diperlukan.

Tabel 6 Capaian Kinerja nilai AKIP Sekretariat Jenderal Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN (%)

Nilai AKIP Sekretariat Jenderal 82 60,00

b. Jumlah Revisi Anggaran yang Dilakukan

Salah satu indikator ketepatan perencanaan anggaran adalah berapa banyak revisi yang dilakukan. Semakin sedikit revisi anggaran semakin tepat perencanaan anggarannya. Hingga akhir triwulan II telah dilakukan revisi anggaran sebanyak 2 kali. Jumlah revisi tersebut merupakan akumulasi dari revisi triwulanan

(10)

10 | P a g e

sebelumnya. Revisi anggaran tersebut terkait Kebijakan Menteri Pertanian dalam rangka realokasi anggaran yang difokuskan untuk mendukung UPSUS dan adanya Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P). Revisi anggaran yang dimaksud adalah revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 2015.

Tabel 7 Capaian Kinerja Jumlah Revisi Anggaran yang Dilakukan Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN (%)

Jumlah Revisi Anggaran 5 kali 2 kali

c. Jumlah Rekomendasi Hasil Evaluasi yang Ditindaklanjuti

Salah satu fungsi Biro Perencanaan adalah melakukan Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pembangunan pertanian. Hasil evaluasi diharapkan dapat ditindaklanjuti sebagai feedback bagi perencanaan ke depan maupun yang sedang berjalan. Rekomendasi hasil evaluasi tahun 2014 ditindaklanjuti tahun 2015. Salah satu evaluasi yang dilakukan oleh Biro Perencanaan pada tahun 2014 adalah monev terpadu. Evaluasi tersebut tidak hanya dilakukan oleh Biro Perencanaan tetapi melibatkan pula Eselon I terkait. Hasil evaluasi, terdapat 4 rekomendasi hasil evaluasi yang ditindaklanjuti yaitu: (1.) diperlukan alat/mesin penebang tebu agar panen tebu tidak terlambat; (2.) Program SL-PTT agar diakhiri dan diganti dengan GP-PTT; (3.) perlunya peningkatan Inseminasi Buatan (IB) dalam rangka peningkatan produksi dan distribusi semen beku, IB (termasuk peningkatan produksi dan distribusi semen beku) merupakan kegiatan prioritas pada tahun 2015; dan (4.) hasil evaluasi yang diinformasikan dan kemudian ditindaklanjuti oleh Ditjen PKH berupa instruksi kepada Balai Veteriner Denpasar untuk membantu Dinas Peternakan Provinsi NTT dan Dinas Peternakan Kab. TTS dalam penyidikan, pengujian dan pengobatan/ pemberantasan penyakit pada kelompok peternak terkait dengan kasus kematian sapi bantuan pada 8 kelompok di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Tabel 8 Capaian Kinerja Rekomendasi Hasil Evaluasi yang Ditindaklanjuti Triwulan IV

INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

TRW IV

KEMAJUAN PELAKSANAAN (%)

Jumlah Rekomendasi Hasil Evaluasi yang Ditindaklanjuti

6 4

(11)

11 | P a g e

Progress kegiatan evaluasi Tahun 2015 adalah sebagai berikut: sampai dengan akhir triwulan II akhir, sebagian besar kegiatan evaluasi telah dilakukan. Evaluasi yang dilaksanakan secara triwulanan, yaitu untuk mengukur kegiatan triwulan sebelumnya seperti Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian dan Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Kementerian Pertanian. Kegiatan evaluasi lain antara lain evaluasi komoditas strategis padi, jagung, kedelai, sapi, tebu dan bawang merah, cabai); Swakelola Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan Pertanian 2016;

pemantauan evaluasi subsidi pupuk dan benih, kredit program dan asuransi pertanian 2014/2015; pemantauan DAK Bidang pertanian 2015/telaah anggaran pertanian di daerah.

2. Biro Organisasi dan Kepegawaian

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, fungsi pengorganisasian, ketatalaksanaan dan pengelolaan kepegawaian secara operasional merupakan tanggung jawab Biro Organisasi dan Kepegawaian. Biro Organisasi dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, serta pengelolaan kepegawaian. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro Organisasi dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:

a. Koordinasi dan penyempurnaan organisasi, dan pengembangan jabatan fungsional serta pengembangan budaya kerja;

b. Koordinasi dan penyempurnaan tata laksana dan fasilitasi reformasi birokrasi;

c. Pelaksanaan perencanaan dan pengembangan pegawai;

d. Pelaksanaan mutasi pegawai Kementerian Pertanian; dan

e. Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Organisasi dan Kepegawaian.

Biro Organisasi dan Kepegawaian menyusun Perjanjian Kinerja yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal dan Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian. Terdapat 8 Indikator Kinerja pada Perjanjian Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian. Indikator tersebut adalah: (1) Dokumen Penataan Kelembagaan, (2) Laporan Pembinaan Jabatan Fungsional, Pelayanan Publik, dan Budaya Kerja; (3) Laporan Ketatalaksanaan; (4) Laporan Reformasi Birokrasi; (5) Laporan Perencanaan, Pengembangan dan Kesejahteraan Pegawai; (6) Dokumen Peningkatan Pelayanan Mutasi, Pensiun, dan Pemberhentian Pegawai; (7) Laporan Pembinaan SDM Aparatur Pertanian melalui Organisasi Kedinasan; (8) Laporan Fasilitasi Urusan Perencanaan,

(12)

12 | P a g e

Ketatausahaan dan Kerumahtanggaan. Capaian dari Perjanjian Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian adalah sebagai berikut:

 Dokumen Penataan Kelembagaan

Penataan Kelembagaan merupakan salah satu wujud pelaksanaan agenda Reformasi Birokrasi di Kementerian Pertanian. Hingga akhir triwulan II kemajuan pelaksanaan kegiatan penataan kelembagaan sebesar 60%. Progress yang telah dilaksanakan adalah telah terbit Perpres Nomor 45 Tahun 2015 Tentang Organisasi Tata Kerja Kementerian Pertanian.

Tabel 9 Capaian Kinerja Dokumen Penataan Kelembagaan Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI TRW II KEMAJUAN PELAKSANAAN

(%) Dokumen Penataan Kelembagaan 4 1 60,00

 Laporan Pembinaan Jabatan Fungsional, Pelayanan Publik, dan Budaya Kerja Target kinerja kegiatan Pembinaan Jabatan Fungsional, Pelayanan Publik, dan Budaya Kerja Tahun 2015 sebanyak 6 laporan. Hingga akhir triwulan II, dari target kinerja yang ditetapkan telah terealisasi 4 laporan (akumulasi dari triwulan I dan II) atau sebesar 60%. 4 laporan tersebut adalah Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 5 Tahun 2015, Permentan Nomor 13 Tahun 2015, Permentan Nomor 28 Tahun 2015 dan Permentan Nomor 29 Tahun 2015.

Tabel 10 Capaian Kinerja Pembinaan Jabatan Fungsional, Pelayanan Publik, dan Budaya Kerja Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN

(%) Laporan Pembinaan Jabatan

Fungsional, Pelayanan Publik, dan Budaya Kerja

6 4 60

 Laporan Ketatalaksanaan

Indikator Kinerja ini merupakan pelaksanaan kegiatan di bidang fasilitasi, koordinasi dan evaluasi di bidang Ketatalaksanaan di lingkungan Kementerian Pertanian. Dari 4 target yang ditetapkan, hingga akhir triwulan II telah terealisasi 2 laporan yaitu Penyempurnaan Peta Proses Bisnis Kementan dan Unit Kerja Eselon I Periode 2010 - 2014 dan Permentan No 31 Thn 2015.

(13)

13 | P a g e Tabel 11 Capaian Kinerja Ketatalaksanaan Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN

(%)

Laporan Ketatalaksanaan 4 2 50

 Laporan Reformasi Birokrasi

Indikator Kinerja ini merupakan pelaksanaan kegiatan di bidang fasilitasi, koordinasi dan evaluasi di bidang Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Pertanian.

Hingga akhir triwulan II kemajuan pelaksanaan kegiatan sebesar 50%. Dari target sebanyak 4 laporan reformasi birokrasi telah terealisasi 2 laporan reformasi birokrasi yaitu Laporan Pelaksanaan RB Kementan Tahun 2010 - 2014 dan Laporan Pelaksanaan Entry Meeting Evaluasi RB Kementan 2015.

Tabel 12 Capaian Kinerja Reformasi Birokrasi Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN

(%)

Laporan Reformasi Birokrasi 4 2 50

 Laporan Perencanaan, Pengembangan dan Kesejahteraan Pegawai

Perencanaan, pengembangan, dan kesejahteraan pegawai merupakan output kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka koordinasi di bidang formasi kepegawaian, peningkatan kualitas kompetensi pegawai dan memberikan jaminan terhadap kesejahteraan pegawai dalam bentuk pelayanan kesehatan pada Klinik Pratama Kementerian Pertanian. Hingga akhir triwulan II, dari 19 target laporan perencanaan, pengembangan dan kesejahteraan pegawai telah terealisasi sebanyak 9 laporan yaitu: (1.) Permentan No.10 Tahun 2015; (2.) Laporan Validasi Data SIMPEG Trw II 2015; (3.) Laporan Pelaksanaan Lelang Terbuka JPT Madya dan Pertama di Lingkungan Kementan; (4.) Laporan Pelaksanaan Ujian Dinas dan Ujian Penyesuaian Ijazah; (5.) Laporan Pelaksanaan Sidang Etika Trw II 2015;

(6.) Laporan Pelaksanaan MCU Pejabat Struktural; (7.) Laporan Pelaksanaan Pembinaan K3; (8.) Laporan pelaksanaan pengembangan pegawai (Diklat Prajabatan); (9.) Laporan Penyerahan Penghargaan Satya Lencana Karyasatya X, XX, dan XXX, Laporan Fasilitasi Pelaksanaan Rekam Kartu Pegawai.

(14)

14 | P a g e Tabel 13 Capaian Kinerja Perencanaan, Pengembangan dan Kesejahteraan Pegawai

Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN

(%) Laporan Perencanaan,

Pengembangan dan Kesejahteraan Pegawai

19 9 50

 Dokumen Peningkatan Pelayanan Mutasi, Pensiun, dan Pemberhentian Pegawai Dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 salah satunya mengatur mengenai tugas dan fungsi Bagian Mutasi. Adapun tugas Bagian mutasi adalah melaksanakan penyiapan mutasi pegawai Kementerian Pertanian dan melaksanakan fungsi dalam penyelenggaraan administrasi kepegawaian meliputi :

a. Penyiapan pengadaan, pengangkatan, kepangkatan dan mutasi pegawai lainnya serta pemberhentian pegawai lingkup Kementerian Pertanian;

b. Pelaksanaan pengumpulan data pegawai, monitoring pegawai pusat dan daerah serta sosialisasi peraturan perundang-undangan kepegawaian;

c. Pengembangan karier Pegawai Negeri Sipil melalui bimbingan teknis jabatan fungsional serta diklat analis kepegawaian.

Hingga triwulan II akhir telah terealisasi 4 laporan dari 9 target. 4 laporan tersebut adalah Laporan Pengadaan CPNS, Laporan Pengelolaan Adm Pegawai Baru, Laporan Pengelolaan Adm Pegawai Satu Atap Kenaikan Pangkat dan Persiapan Pelaksanaan Pendataan Ulang PNS secara elektronik.

Tabel 14 Capaian Kinerja Peningkatan Pelayanan Mutasi, Pensiun dan Pemberhentian Pegawai Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN

(%) Laporan Peningkatan Pelayanan

Mutasi, Pensiun dan Pemberhentian Pegawai

9 4 50

 Laporan Pembinaan SDM Aparatur Pertanian melalui Organisasi Kedinasan

Hingga akhir triwulan II, pelaksanaan kegiatan pembinaan SDM Aparatur Pertanian melalui Organisasi Kedinasan adalah Pelaksanaan Pembinaan SDM Melalui Organisasi Kedinasan Semester I 2015.

(15)

15 | P a g e Tabel 15 Capaian Kinerja Pembinaan SDM Aparatur Pertanian melalui Organisasi

Kedinasan Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN (%)

Laporan Pembinaan SDM Aparatur Pertanian melalui Organisasi Kedinasan

2 1 50

 Laporan Fasilitasi Urusan Perencanaan Ketatausahaan, dan Kerumahtanggaan Hingga akhir triwulan II telah terlaksana 5 laporan dari target sebanyak 7 laporan atau kemajuan pelaksanaan kegiatan sebesar 70%. Ke 5 laporan tersebut adalah Laporan Kinerja Biro OK 2014, Laporan Tahunan Biro OK 2014, Petunjuk Operasional Anggaran Biro OK 2015, Rencana Operasional Penggunaan Anggaran Kegiatan (ROPAK) Biro OK 2015, dan Kerangka Acuan Kerja Kegiatan Biro OK 2015.

Tabel 16 Capaian Kinerja Fasilitasi Urusan Perencanaan Ketatausahaan dan Kerumahtanggaan Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN

(%) Laporan Fasilitasi Urusan Perencanaan

Ketatausahaan dan Kerumahtanggaan

7 5 70

3. Biro Hukum dan Informasi Publik

Biro Hukum dan Informasi Publik mempunyai tugas: melaksanakan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum, serta pengelolaan informasi publik bidang pertanian.

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro Hukum dan Informasi Publik menyelenggarakan fungsi :

a. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang pertanian;

b. Pengembangan sistem jaringan dan pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum pertanian;

c. Penyusunan naskah perjanjian, pemberian pertimbangan dan bantuan hukum;

d. Penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan dan/atau pelayanan informasi publik bidang pertanian; dan

e. Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Hukum dan Informasi Publik.

(16)

16 | P a g e

Peran Biro Hukum dan Informasi Publik menjadi lebih penting sejalan dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi publik.

Perjanjian Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik terdiri dari 4 indikator kinerja yaitu:

(1.) Prosentase Perundang-undangan yang diterbitkan berdasarkan Program Legislasi Nasional (prolegnas) dan prolegtan; (2.) Prosentase layanan bantuan hukum lingkup Kementan yang terselesaikan; (3.) Prosentase naskah perjanjian yang dihasilkan dan (4.) Indeks kepuasan Pemohon Layanan Informasi Publik Bidang Pertanian (IKM).

Capaian Perjanjian Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik triwulan II adalah sebagai berikut:

a. Prosentase Perundang-undangan yang diterbitkan berdasarkan prolegnas dan prolegtan

Hingga akhir triwulan II, telah terealisasi sebanyak 7 perundang-undangan yang diterbitkan berdasarkan prolegnas dan prolegtan. Program legislasi pertanian tahun 2015 yang sudah terbit antara lain: (1.) Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 37/Permentan/KB.120/6/2015 tentang Pedoman Cara Produksi Kopi Luwak Dengan Sistem Pengandangan Yang Memenuhi Kaidah Kesejahteraan Hewan (Animal Welfare); (2.) Permentan Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2015 tentang Perubahan atas Permentan No 44/Permentan/OT.140/10/2009 tentang Pedoman Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanian Asal Tanaman Yang Baik (Good handling practices); (3.) Permentan Nomor 23/Permentan/PK.320/4/ 2015 tentang Persyaratan dan Tatacara Pemasukan dan Pengeluaran Bahan Pakan Asal Hewan;

(4.) Permentan Nomor 35/Permentan/KP.590/6/2015 tentang Pedoman Umum Pemberian Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tahun Anggaran 2015; (5.) Permentan Nomor 16/Permentan/HK.140/4/2015 tentang Pedoman Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) Tahun 2015; (6.) Permentan Nomor 17/Permentan/HK.140/4/2015 tentang Pedoman Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat Tahun 2015; dan (7.) Permentan Nomor 18/Permentan/HK.140/4/2015 tentang Pedoman Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Tahun 2015. Dalam menyusun peraturan perundang-undangan adakalanya terjadi penggabungan tentang peraturan menteri karena dalam pembulatan materi perlu digabung.

Permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan ini adalah: 1.) Penyusunan peraturan perundang-undangan memerlukan proses atau waktu yang panjang dikarenakan perlu harmonisasi antar instansi terkait dalam rangka pembulatan materi dan

(17)

17 | P a g e

pemahaman; 2.) Pemrakarsa dalam penyusunan peraturan perundang-undangan belum memprioritaskan apa yang sudah disepakati dan dituangkan dalam Program Legislasi Pertanian (Prolegtan). Tindak lanjut yang dilakukan adalah Evaluasi Prolegtan.

Tabel 17 Capaian Kinerja Prosentase Perundang-undangan yang diterbitkan berdasarkan prolegnas dan prolegtan Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN (%)

Prosentase perundang-undangan yang diterbitkan berdasarkan prolegnas dan prolegtan

70 % 7 12

b. Prosentase layanan bantuan hukum lingkup Kementan yang terselesaikan

Hingga akhir triwulan I, telah dilakukan 9 layanan bantuan hukum lingkup Kementan yang terselesaikan atau 21% dari target.

Tabel 18 Capaian Kinerja Prosentase layanan bantuan hukum lingkup Kementan yang terselesaikan Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN (%)

Prosentase perundang-undangan yang diterbitkan berdasarkan prolegnas dan prolegtan

71% 9 21

c. Prosentase Naskah Perjanjian yang Dihasilkan

Pada triwulan II, perjanjian yang dihasilkan sebanyak 8 naskah. Jika diakumulasikan dengan triwulan I, naskah perjanjian yang dihasilkan sebanyak 24 buah.

Tabel 19 Capaian Kinerja Prosentase layanan bantuan hukum lingkup Kementan yang terselesaikan Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN (%)

Prosentase naskah perjanjian yang dihasilkan

80 persen 8 20

d. Indeks kepuasan Pemohon Layanan Informasi Publik Bidang Pertanian (IKM) Hingga triwulan II akhir nilai IKM belum diterbitkan.

(18)

18 | P a g e

4. Biro Keuangan dan Perlengkapan

Biro Keuangan dan Perlengkapan mempunyai tugas: melaksanakan pengelolaan urusan keuangan dan barang milik/kekayaan negara, serta arsip dan dokumentasi Kementerian Pertanian. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro Keuangan dan Perlengkapan menyelenggarakan fungsi:

1. Pelaksanaan urusan perbendaharaan dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP);

2. Pelaksanaan akuntasi dan verifikasi anggaran Kementerian Pertanian;

3. Pengelolaan barang milik negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Pertanian;

4. Pengelolaan arsip dan dokumentasi Kementerian Pertanian dan pelaksanaan administrasi keuangan Sekretariat Jenderal; dan

5. Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Keuangan dan Perlengkapan.

Biro Keuangan dan Perlengkapan menyusun Perjanjian Kinerja yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal dan Kepala Biro Keuangan dan Perlengkapan. Indikator Kinerja yang terdapt pada Perjanjian Kinerja Biro Keuangan dan Perlengkapan adalah sebagai berikut: (1) Peningkatan Sumber-sumber potensi PNBP, (2) Ketepatan Pengelolaan Belanja Pegawai; (3) Laporan Keuangan lingkup Kementan berbasis Akrual; (4) Peningkatan kapasitas SDM Penyusun Laporan Keuangan; (5) Penyelesaian Penetapan kepemilikan BMN Kementerian Pertanian; (6) Pembukuan Nilai BMN atas Realisasi Anggaran Tahun Berjalan; (7) Ketersediaan Arsip Dinamis Unit Kearsipan I Kementerian Pertanian dan (8) Kecepatan Layanan Kearsipan. Capaian dari Perjanjian Kinerja Biro Keuangan dan Perlengkapan adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan Sumber-sumber potensi PNBP

Hingga triwulan II akhir peningkatan sumber-sumber potensi PNBP mengalami kemajuan 15% dari target sebanyak 10%. Hingga akhir tahun 2015, diharapkan peningkatan sumber-sumber potensi PNBP sebesar 20 Satker.

Tabel 20 Capaian Kinerja Sumber-Sumber Potensi PNBP Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET TRW II

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN (%)

Peningkatan Sumber-sumber potensi PNBP

10 % 15

(19)

19 | P a g e

b. Ketepatan Pengelolaan Belanja Pegawai

Hingga triwulan II akhir ketepatan pengelolaan belanja pegawai mengalami kemajuan sebesar 38% dari target triwulan II sebanyak 38%. Hingga akhir tahun 2015, diharapkan Ketepatan pengelolaan Belanja pegawai sebsar 90%.

Tabel 21 Capaian Kinerja Ketepatan Pengelolaan Belanja Pegawai Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET TRW II

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN

(%)

Ketepatan pengelolaan Belanja pegawai

38% 38

c. Laporan Keuangan lingkup Kementan berbasis Akrual

Hingga triwulan II akhir Laporan Keuangan lingkup Kementan berbasis Akrual mengalami kemajuan sebesar 50% dari target triwulan II sebanyak 50%. Hingga akhir tahun 2015, diharapkan Laporan Keuangan lingkup Kementan berbasis Akrual telah terlaksana sebesar 100%.

Tabel 22 Capaian Kinerja Laporan Keuangan lingkup Kementan berbasis Akrual Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET TRW II

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN

(%) Laporan Keuangan lingkup

Kementan berbasis Akrual 50% 50

d. Peningkatan kapasitas SDM Penyusun Laporan Keuangan

Hingga triwulan II akhir Peningkatan kapasitas SDM Penyusun Laporan Keuangan mengalami kemajuan sebesar 50% dari target triwulan II sebanyak 50%. Hingga akhir tahun 2015, diharapkan Peningkatan kapasitas SDM Penyusun Laporan Keuangan sebanyak 60 orang.

Tabel 23 Capaian Kinerja Peningkatan kapasitas SDM Penyusun Laporan Keuangan Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET TRW II

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN

(%) Peningkatan kapasitas SDM

Penyusun Laporan Keuangan

50% 50

(20)

20 | P a g e

e. Penyelesaian Penetapan kepemilikan BMN Kementerian Pertanian

Hingga triwulan II akhir Penyelesaian Penetapan kepemilikan BMN Kementerian Pertanian mengalami kemajuan sebesar 30,8% dari target triwulan II sebanyak 27%. Hingga akhir tahun 2015, diharapkan Penyelesaian Penetapan kepemilikan BMN Kementerian Pertanian sebesar Rp. 1,3 Trilyun.

Tabel 24 Capaian Kinerja Penyelesaian Penetapan kepemilikan BMN Kementerian Pertanian Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET

TRW II

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN

(%) Penyelesaian Penetapan kepemilikan

BMN Kementerian Pertanian

27% 30,8

f. Pembukuan Nilai BMN atas Realisasi Anggaran Tahun Berjalan

Hingga triwulan II akhir Pembukuan Nilai BMN atas Realisasi Anggaran Tahun Berjalan mengalami kemajuan sebesar 29% dari target triwulan II sebanyak 30%.

Hingga akhir tahun 2015, diharapkan Pembukuan Nilai BMN atas Realisasi Anggaran Tahun Berjalan telah terlaksana sebesar 100%.

Tabel 25 Capaian Kinerja Pembukuan Nilai BMN atas Realisasi Anggaran Tahun Berjalan Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET TRW II

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN

(%) Pembukuan Nilai BMN atas Realisasi

Anggaran Tahun Berjalan

30% 29

g. Ketersediaan Arsip Dinamis Unit Kearsipan I Kementerian Pertanian

Hingga triwulan I akhir Ketersediaan Arsip Dinamis Unit Kearsipan I Kementerian Pertanian mengalami kemajuan sebesar 40% dari target triwulan II sebanyak 50%.

Hingga akhir tahun 2015, diharapkan Ketersediaan Arsip Dinamis Unit Kearsipan I Kementerian Pertanian Tahun Berjalan telah terlaksana sebesar 70%.

Tabel 26 Capaian Kinerja Ketersediaan Arsip Dinamis Unit Kearsipan II Kementerian Pertanian Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET

TRW II

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN

(%) Ketersediaan Arsip Dinamis Unit Kearsipan

I Kementerian Pertanian

50% 40

(21)

21 | P a g e

h. Kecepatan Layanan Kearsipan

Hingga triwulan II akhir Kecepatan Layanan Kearsipan mengalami kemajuan sebesar 30% dari target triwulan II sebanyak 30%. Hingga akhir tahun 2015, diharapkan Kecepatan Layanan Kearsipan sebanyak 30menit.

Tabel 27 Capaian Kinerja Kecepatan Layanan Kearsipan Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET TRW II

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN

(%)

Kecepatan Layanan Kearsipan 30% 30

5. Biro Umum dan Hubungan Masyarakat

Biro Umum dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas: melaksanakan koordinasi dan penyelenggaraan ketatausahaan, kerumahtanggaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro Umum dan Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi:

1. Pelaksanaan urusan ketatausahaan 2. Pelaksanaan urusan kerumahtanggaan

3. Pelaksanaan hubungan antar lembaga dan protokol 4. Pelaksanaan hubungan masyarakat, dan

5. Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Umum dan Hubungan Masyarakat

Biro Umum dan Hubungan Masyarakat menyusun Perjanjian Kinerja yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal dan Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Indikator Kinerja yang terdapat pada Perjanjian Kinerja Biro Umum dan Hubungan Masyarakat sebagai berikut: (1) Jumlah Laporan Ketatausahaan Kementerian Pertanian, (2) Tingkat Kepuasan Pengguna Sarana dan Prasarana Kantor Pusat Lingkup Sekretariat Jenderal; (3) Jumlah Laporan Kerjasama dengan Lembaga Tinggi Negara, Pemerintahan, Organisasi Profesi dan Asosiasi; (4) Jumlah Laporan Keprotokolan dan Pelayanan Pimpinan serta Pelaksanaan Ketatausahaan Menteri; (5) Meningkatnya Program Pembangunan Pertanian. Capaian dari Perjanjian Kinerja Biro Umum dan Hubungan Masyarakat sebagai berikut:

a. Laporan Ketatausahaan Kementerian Pertanian (Laporan)

Hingga triwulan II akhir kegiatan penyusunan Laporan Ketatausahaan Kementerian Pertanian baru sebesar 0% dari target sebanyak 10 laporan.

(22)

22 | P a g e Tabel 28 Capaian Kinerja Kecepatan Laporan Ketatausahaan Kementerian Pertanian

Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN

(%) Laporan Ketatausahaan Kementerian

Pertanian

10 laporan 0

b. Tingkat Kepuasan Pengguna Sarana dan Prasarana Kantor Pusat Lingkup Sekretariat Jenderal (Persen)

Hingga triwulan II akhir, kemajuan pelaksanan kegiatan untuk meningkatkan kepuasan pengguna sarana dan prasarana Kantor Pusat Lingkup Sekretariat Jenderal sebesar 15%. Kegiatan yang telah terlaksana adalah terpenuhinya Sarana dan Prasarana dengan standar minimum. Kegiatan peningkatan kepuasan penguna terkendala oleh SDM dan Anggaran yang masih dalam proses pencairan.

Tindaklanjut dari permasalahan tersebut yaitu diadakannya Pelatihan SDM dan Mempercepat proses pencairan anggaran.

Tabel 29 Capaian Kinerja Tingkat Kepuasan Pengguna Sarana dan Prasarana Kantor Pusat Lingkup Sekretariat Jenderal Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET

TRW II

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN

(%) Tingkat Kepuasan Pengguna Sarana dan

Prasarana Kantor Pusat Lingkup Sekretariat Jenderal

65 15

c. Meningkatnya Pemberitaan Positif Program Pembangunan Pertanian (Persen) Hingga triwulan II akhir, kemajuan pelaksanan kegiatan untuk meningkatkan Pemberitaan Positif Program Pembangunan Pertanian sebesar 2%. Pemberitaan Positif pada Triwulan II cukup banyak, isu negatif sedikit dan sudah di respon dengan berbagai berita yang menciptakan citra postif di masyarakat. Isu Negatif yang beredar adalah dampak kemarau panjang yang mengakibatkan produksi pangan menurun dan gagal panen. Respon isu, advertorial di media cetak, press release dan press conference, sosialisasi serta bantuan-bantuan yang mengarah kepada swasembada pangan dan stop impor.

(23)

23 | P a g e Tabel 30 Capaian Kinerja Peningkatan Pemberitaan Positif Program Pembangunan

Pertanian Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN (%) Meningkatnya Pemberitaan Positif Program

Pembangunan Pertanian (Persen)

7 2

Berdasarkan hasil monitoring media cetak selama triwulan II tahun 2015 (Januari hingga Juni 2015), jumlah pemberitaan di media cetak sebanyak 4.675 berita dengan tendensi pemberitaan berikut: 2.403 berita (51%) bertendensi positif, 427 berita (9%) bertendensi negatif, serta 1.845 berita (40%) bertendensi netral.

Tabel 31 Tone Pemberitaan di Media Cetak Tahun 2015 (Hingga Juni 2015)

Tone Berita Januari Februari Maret April Mei Juni TOTAL Positif 381 371 410 424 372 445 2.403

Negatif 88 51 101 60 63 64 427

Netral 243 295 353 269 366 319 1.845

Jumlah 712 717 864 753 801 828 4.675

Gambar 1 Tone pemberitaan di media cetak tahun 2015 (Januari hingga Juni 2015) Berdasarkan hasil monitoring media online selama triwulan II tahun 2015 (Januari hingga Juni 2015), jumlah pemberitaan di media online sebanyak 511 berita dengan tendensi pemberitaan berikut: 133 berita (26%) bertendensi positif, 29 berita (6%) bertendensi negatif, serta 349 berita (68%) bertendensi netral.

51%

9%

40%

Positif

Negatif Netral

(24)

24 | P a g e Tabel 32 Tone Pemberitaan di Media Online Tahun 2015 (Hingga Juni 2015)

Tone Berita Januari Februari Maret April Mei Juni TOTAL

Positif 35 28 30 18 13 9 133

Negatif 16 1 9 1 0 2 29

Netral 91 125 59 49 16 9 349

Jumlah 142 154 98 68 29 20 511

Gambar 2 Tone Pemberitaan di Media Online Tahun 2015 (Januari hingga Juni 2015)

d. Laporan Kerjasama dengan Lembaga Tinggi Negara, Organisasi Profesi dan Asosiasi (Laporan)

Hingga triwulan II akhir, kemajuan pelaksanaan penyusunan laporan Kerjasama dengan Lembaga Tinggi Negara, Organisasi Profesi, dan Asosiasi sebesar 0%.

Tabel 33 Capaian Kinerja Penyusunan Laporan Kerjasama dengan Lembaga Tinggi Negara, Organisasi Profesi, dan Asosiasi Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN

(%) Laporan Kerjasama dengan Lembaga Tinggi

Negara, Organisasi Profesi, dan Asosiasi (Laporan)

2 0

26%

68% 6%

Positif Negatif Netral

(25)

25 | P a g e

e. Laporan Keprotokolan dan Pelayanan Pimpinan (Laporan)

Hingga triwulan II akhir, kemajuan pelaksanaan penyusunan laporan Keprotokolan dan Pelayanan Pimpinan sebesar 0%.

Tabel 34 Capaian Kinerja Penyusunan Keprotokolan dan Pelayanan Pimpinan Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN

(%) Laporan Keprotokolan dan Pelayanan Pimpinan

(Laporan)

2 0

6. Pusat Kerjasama Luar Negeri

Pusat Kerjasama Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan kerjasama luar negeri di bidang pertanian.

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksu, Pusat Kerjasama Luar Negeri menyelenggarakan fungsi:

1. Penelaahan, penyusunan program dan penyiapan pelaksanaan kerjasama bilateral di bidang pertanian

2. Penelaahan, penyusunan program dan penyiapan pelaksanaan kerjasama regional di bidang pertanian

3. Penelaahan, penyusunan program dan penyiapan pelaksanaan kerjasama multilateral di bidang pertanian

4. Pelaksanaan urusan atase pertanian

5. Pelaksanaan urusan tata usaha Pusat Kerjasama Luar Negeri

Pusat Kerjasama Luar Negeri menyusun Perjanjian Kinerja yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal dan Kepala Pusat Kerjasama Luar Negeri. Indikator Kinerja yang terdapat pada Perjanjian Kinerja Pusat Kerjasama Luar Negeri sebagai berikut: (1) Jumlah Nota Kesepakatan Bidang Pertanian dalam Kerangka Bilateral, Regional dan Multilateral, (2) Jumlah Dokumen Kesepakatan yang Ditindaklanjuti; (3) Dokumen Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran; (4) Jumlah Laporan Kegiatan dan Pembinaan; (5) Jumlah Dokumen Pembinaan/Penyelenggaraan Kerja Sama di Atase Pertanian Tokyo, Washington, Brussel dan Roma dan (6) Dukungan Kegiatan Kerjasama Internasional dan Layanan Perkantoran. Capaian dari Perjanjian Kinerja Pusat Kerjasama Luar Negeri sebagai berikut:

(26)

26 | P a g e

1.) Jumlah Nota Kesepakatan Bidang Pertanian dalam Kerangka Bilateral, Regional dan Multilateral

Hingga akhir triwulan II kemajuan pelaksanaan untuk tersusunnya Nota Kesepakatan Bidang Pertanian dalam Kerangka Bilateral, Regional dan Multilateral sebesar 35%.

Tabel 35 Capaian Kinerja Jumlah Nota Kesepakatan Bidang Pertanian dalam Kerangka Bilateral, Regional dan Multilateral

Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN

(%) Jumlah Nota Kesepakatan Bidang

Pertanian dalam Kerangka Bilateral, Regional dan Multilateral

10 Dokumen 35

2.) Jumlah Dokumen Kesepakatan yang Ditindaklanjuti

Pada akhir triwulan I, kegiatan kerjasama telah terlaksana sebanyak 21 kegiatan.

Tindak lanjut kerjasama luar negeri dapat berupa: surat penyampaian kesepakatan sidang untuk ditindaklanjuti oleh unit Eselon I terkait, rapat koordinasi untuk membahas tindak lanjut hasil sidang, fasilitasi kunjungan Tim Misi dari Lembaga Internasional atau Negara Mitra, atau bentuk kegiatan lain yang bertujuan mendiseminasikan informasi hasil kesepakatan sidang, beserta langkah tindaklanjutnya.

Tabel 36 Capaian Kinerja Jumlah Dokumen Kesepakatan yang Ditindaklanjuti Triwulan II

Indikator Kinerja Target Realisasi Triwulan II

Kemajuan Pelaksanaan (%)

Jumlah Dokumen Kesepakatan yang Ditindaklanjuti

113 Dokumen

27 kegiatan 34%

(kumulatif 48 kegiatan)

3.) Dokumen Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran

Hingga akhir triwulan II penyusunan dokumen perencanaan dan pengelolaan anggaran belum dilaksanakan.

(27)

27 | P a g e Tabel 37 Capaian Kinerja Dokumen Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran Triwulan II

Indikator Kinerja Target Realisasi Triwulan II

Kemajuan Pelaksanaan (%)

Dokumen Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran

1 Dokumen 0

4.) Jumlah Laporan Kegiatan dan Pembinaan

Hingga akhir triwulan II, kemajuan pelaksanaan kegiatan penyusunan Laporan Kegiatan dan Pembinaan sebesar 15,70%.

Tabel 38 Capaian Kinerja Jumlah Laporan Kegiatan dan Pembinaan Triwulan II

Indikator Kinerja Target Realisasi Triwulan II

Kemajuan Pelaksanaan (%)

Jumlah Laporan Kegiatan dan Pembinaan 2 Laporan 15,70

5.) Jumlah Dokumen Pembinaan/Penyelenggaraan Kerja Sama di Atase Pertanian Tokyo, Washington, Brussel dan Roma

Hingga Akhir triwulan II, kemajuan penyusunan Dokumen Pembinaan/

Penyelenggaraan Kerja Sama di Atase Pertanian Tokyo, Washington, Brussel dan Roma sebesar 20%.

Tabel 39 Capaian Kinerja Jumlah Dokumen Pembinaan/Penyelenggaraan Kerja Sama di Atase Pertanian Tokyo, Washington, Brussel dan Roma

Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN

(%) Jumlah Dokumen Pembinaan/ Penyelenggaraan

Kerja Sama di Atase Pertanian Tokyo, Washington, Brussel dan Roma

4 Dokumen

20

6.) Dukungan Kegiatan Kerjasama Internasional dan Layanan Perkantoran

Hingga akhir triwulan I kemajuan pelaksanaan dukungan kegiatan kerjasama internasional dan layanan perkantoran sebesar 30%.

(28)

28 | P a g e Tabel 40 Capaian Kinerja Dukungan Kegiatan Kerjasama Internasional dan

Layanan Perkantoran Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN

(%) Dukungan Kegiatan Kerjasama

Internasional dan Layanan Perkantoran

12 Bulanan 30

7. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengembangan sistem informasi pertanian dan pelayanan data dan informasi pertanian. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan rencana, program dan anggaran;

2. Penyediaan dan pelayanan data dan informasi komoditas pertanian;

3. Penyediaan dan pelayanan data dan inromasi non komoditas pertanian

4. Pengelolaan dan pelaksanaan pengembangan sistem informasi Kementerian Pertanian

5. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian menyusun Perjanjian Kinerja yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal dan Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Indikator Kinerja yang terdapat pada Perjanjian Kinerja Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian sebagai berikut: (1) Laporan Data Pertanian, (2) Laporan Analisis Data Pertanian; (3) Pengembangan dan Pengelolaan Layanan Sistem Informasi Pertanian; (4) Jumlah Petugas Pengelola dan Pengumpul Data Pertanian yang Dilatih; (5) Dukungan Kegiatan Pengembangan Perstatistikan dan Sistem Informasi Pertanian. Capaian dari Perjanjian Kinerja Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian sebagai berikut:

1.) Laporan Data Pertanian (Laporan)

Hingga triwulan II akhir kemajuan pelaksanaan kegiatan penyusunan Laporan Data Pertanian baru sebesar 75% dari target sebanyak 10 laporan.

(29)

29 | P a g e Tabel 41 Capaian Kinerja Kecepatan Laporan Ketatausahaan Kementerian Pertanian

Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN

(%)

Laporan Data Pertanian 10 laporan 20

2.) Laporan Analisis Data Pertanian (Laporan)

Hingga triwulan II akhir kemajuan pelaksanaan kegiatan penyusunan Laporan Analisis Data Pertanian baru sebesar 67% dari target sebanyak 10 laporan.

Tabel 42 Capaian Kinerja Kecepatan Laporan Analisis Data Pertanian Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN

(%)

Laporan Analisis Data Pertanian 10 laporan 67

3.) Pengembangan dan Pengelolaan Layanan Sistem Informasi Pertanian (Sistem) Hingga triwulan II akhir kemajuan pelaksanaan kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Layanan Sistem Informasi Pertanian sebesar 60% dari target sebanyak 7 sistem.

Tabel 43 Capaian Kinerja Pengembangan dan Pengelolaan Layanan Sistem Informasi Pertanian Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN

(%) Pengembangan dan Pengelolaan

Layanan Sistem Informasi Pertanian

7 Sistem 60

4.) Jumlah Petugas Pengelola dan Pengumpul Data Pertanian yang Dilatih (Orang) Hingga triwulan II akhir kemajuan pelaksanaan kegiatan Pelatihan Petugas Pengelola dan Pengumpul Data Pertanian yang Dilatih sebesar 70%.

(30)

30 | P a g e Tabel 44 Capaian Kinerja Jumlah Petugas Pengelola dan Pengumpul Data Pertanian

yang Dilatih Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN

(%) Jumlah Petugas Pengelola dan

Pengumpul Data Pertanian yang Dilatih

527 Orang 70

5.) Dukungan Kegiatan Pengembangan Perstatistikan dan Sistem Informasi Pertanian (Bulan)

Hingga triwulan II akhir kemajuan pelaksanaan kegiatan Dukungan Kegiatan Pengembangan Perstatistikan dan Sistem Informasi Pertanian sebesar 50% dari target 12 bulan.

Tabel 45 Capaian Kinerja Dukungan Kegiatan Pengembangan Perstatistikan dan Sistem Informasi Pertanian Triwulan II

INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

TRW II

KEMAJUAN PELAKSANAAN

(%) Dukungan Kegiatan Pengembangan

Perstatistikan dan Sistem Informasi Pertanian

12 Bulan 50

8. Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian

Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan perlindungan varietas tanaman serta pelayanan perizinan dan rekomendasi teknis pertanian.

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan rencana, program dan anggaran serta kerjasama

2. Pemberian layanan permohonan hak dan pengujian perlindungan varietas tanaman, serta pendaftaran varietas dan sumber daya genetik tanaman

3. Penerimaan, analisis, fasilitasi proses teknis penolakan atau pemberian izin, rekomendasi teknis dan pendaftaran di bidang pertanian

4. Pelayanan penamaan, pemberian, penolakan, permohonan, pembatalan hak, serta pelayanan permohonan banding, konsultasi, pertimbangan dan perlindungan hukum perlindungan varietas tanaman dan Perizinan Pertanian

5. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian

Referensi

Dokumen terkait

Capaian indikator kinerja sasaran Dinas Pertanian Kabupaten Magetan merupakan tingkat pencapaian target dari indikator kinerja sasaran yang dicapai pada Tahun 2015,

Dilihat dari capaian diatas, kegiatan Biro Hukum yang mendukung Indikator Nilai AKIP Kementerian Pertanian cukup baik. Dengan tercapainya realisasi pengelolaan administrasi dan

Penentuan sampel tanaman kelapa sawit yang akan diambil anak daun ke 17 adalah pertama-tama blok dibagi dua, lalu batang kelima dari batas blok dan batang ke lima yang

Di beberapa negara dan juga dalam bank Syariah ijarah muntahiya bittamlik juga dikenal dengan sebutan ijarah wa iqtina atau al-Ijarah thumma al-bai’ (AITAB) yang artinya

LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2015 Unit : Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional6.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa laporan PKL yang berjudul : MANAJEMEN PENERIMAAN BAHAN BAKU UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) PADA PERUSAHAAN PEMBEKUAN UDANG,

Konsep Kota Sehat adalah konsep lama sekaligus baru; lama dalam arti telah lama manusia berusaha untuk membuat kota lebih sehat sejak awal daripada peradaban perkotaan

The Use of Participation Point System in Teaching Speaking for the Eighth Grade Students of SMP N 2 Jati Kudus in Academic Year 2013/2014”.Skripsi.English Education