• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PENGARUH RESIKO KREDIT TINGKAT KECUKUPAN MODAL DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI PENGARUH RESIKO KREDIT TINGKAT KECUKUPAN MODAL DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH RESIKO KREDIT TINGKAT KECUKUPAN MODAL DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

VIE IDOLA RISA SEMBIRING 140523039

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2017

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN PERCETAKAN

Nama : Vie Idola Risa Sembiring

NIM : 140523039

Program Studi : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : EkonomiPerbankan

Judul Skripsi : Pengaruh Resiko Kredit Tingkat Kecukupan Modal dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

Tanggal, Ketua Program Studi

Drs. Coki Ahmad Syahwier, MP NIP. 19590912 198703 1003

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN

Nama : Vie Idola Risa Sembiring

NIM : 140523039

Program Studi : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : EkonomiPerbankan

Judul Skripsi : Pengaruh Resiko Kredit Tingkat Kecukupan Modal dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

Tanggal, _____________ Pembimbing,

Syarief Fauzi, SE, M.AK.AK NIP.19750909200801 1 012 Penguji I, Penguji II,

Wahyu Ario Pratomo SE,MEc Wahyu Sugeng Imam S, SE,M,Si NIP. 19730408 199802 1 001 NIP.19850605 201504 1 002

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul ” Pengaruh Resiko Kredit Tingkat Kecukupan Modal dan Likuiditas terhadap Profitabilitas Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juli 2017

Vie Idola Risa Sembiring

(5)

ABSTRAK

PENGARUH RESIKO KREDIT TINGKAT KECUKUPAN MODAL DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini dilakukan untuk menguji Pengaruh Resiko Kredit Tingkat Kecukupan Modal dan Likuiditas terhadap Profitabilitas Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio dan Loan toDeposit Ratio. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive samplingdiperoleh jumlah sampel sebanyak 30 Bank Konvensional. Penelitian ini menggunakan data panel yang merupakan gabungan dari data Times Series dan Cross Section.

Hasil Penelitian menunjukan bahwa variabel Independen, NPL dan LDR berpengaruh signifikan terhadap ROA sedangkan CAR tidak signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia dengan nilai F-statistic 24,4076 dan Probability 0,0000

Kata Kunci: NPL, CAR, LDR dan ROA

(6)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF THE CREDIT RISK, CAPITAL ADEQUACY AND LIQUIDITY, TOWARD PROFITABILITAS BANKING LISTED ON

INDONESIA STOCK

The research is performed on order to test the influence of the Credit risk, Capital adequacy and Liquidity, toward profitabilitas Banking Listed on Indonesia Stock.The variables used in this research are financial ratio, Non performing loan, Capital adequacy ratio, and Loan to deposit ratio. Methodology research as the sample used purposive sampling, sample was accured 30 Bank Konvensional in Indonesia.This study uses panel data which is a combination of times-series and cross section.

The result showed that the Independenvariable Non performing loan (NPL), Loan to deposit ratio (LDR), significantly affected Return on asset (ROA) and Capital adequacy ratio (CAR), nosignificantly affected Return On Asset the banking in Bursa Efek Indonesia with F-statistic 24,4076 and probability 0,000.

Keywords: NPL, CAR, LDR dan ROA

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai penulis dalam menyelesaikan skripsi denga judul “ Pengaruh Resiko Kredit, Tingkat Kecukupan Modal dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara Medan. Tentunya dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, maka penulis dengan terbuka mengharapkan masukan dari berbagai pihak.

Dalam kesempatan ini, penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis, terutama kepada :

1. Kedua orang tua tercinta ayahanda Rianto Sembiring dan ibunda Alminah br Ginting, terimakasih atas doa dan dukungan baik berupa dukungan moril maupun materil dalam setiap penyusuna skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE., MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara..

3. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier MP., selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, dan Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE., M.Si., selaku

(8)

sekretaris Program studi S1 ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Syarif Fauzie SE, M.AK.AK sebagai dosen pembimbing yang telah bersedia membimbing dan meluangkan waktunya dan memberi masukan dari awal sehingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE., M.Ec, selaku dosen penguji I dan Bapak WahyuSugeng Imam S. SE, MSi selaku dosen penguji II yang telah memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Pengajar di Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh Staf Adminitrasi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan.

8. Kepada seluruh teman-teman Ekonomi Pembangunan 2014 serta kepada seluruh pihak laiinya yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini, namun tidak dituliskan pada lembaran ini,

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa maupun isinya, oleh karena itu penulis dengan senang hati akan menerima kritikan sehat, saran dan masukan dari semua pihak. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya.

Medan , Juli 2017 Penulis

Vie Idola Risa Sembiring NIM : 140523039

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN………. ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 9

2.1.1 Pengertian Perbankan ... 9

2.1.2 Laporan Keuangan ... 10

2.1.3 Analisis Rasio Keuangan ……. ... 11

2.1.4 Profitabilitas…….. ... 13

2.1.5 Resiko Kredit………... 15

2.1.6 Tingkat Kecukupan Modal ... 16

2.1.7 Likuiditas ………... 18

2.2 Penelitian Terdahulu ... 19

2.3 Kerangka Konseptual ... 21

2.3.1 Pengaruh Non Performing Loan TerhadapReturn On Asset……… 22

2.3.2 Pengaruh CapitalAduquacy Ratio Terhadap Return On Asset…….……… 23

2.3.3 Pengaruh Loan To Debt Ratio Terhadap Return On Asset ... 24

2.4 Perumusan Hipotesis ... 25

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 26

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

3.3 Batasan Operasional... 26

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

3.5 Definisi Oprasional ... 28

3.6 Metode Pengumpulan Data dan Sumber Data ... 30

3.7 Teknik Analisis ... 30

3.7.1 Model Regresi Data Panel ... 31

(10)

3.7.2 Penentuan Model Data Panel ... 32

3.8 Penentu Model Estimasi ... 33

3.8.1 Uji Hausman Test ... 33

3.9 Uji Kelayakan (Goodness of Fit) ... 33

3.9.1 Uji t-stat ... 33

3.9.2 Uji F-stat ... 34

3.9.3 Analisis Koefisien Determinasi………... 35

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Perbankan di Indonesia ... 36

4.1.1 Sejarah Perbankan di Indonesia ... 36

4.2 Analisis Deskriptif Statistik ... 37

4.2.1 Hasil Variabel ROA ... 38

4.2.2 Hasil Variabel NPL ... 38

4.2.3 Hasil Variabel CAR ... 39

4.2.4 Hasil Variabel LDR... 39

4.3 Uji Hausman... 40

4.4 Hasil Regresi Model Penelitian………. 40

4.5 Uji Hipotesis ( Goodness Of Fit Moedel)……….. 41

4.5.1 Uji Koefisien Determinasi ... . 41

4.5.2 Uji t-Statistik ... . 42

4.5.3 Uji F-Statistik ... . 43

4.6. Pembahasan……….. 43

4.6.1 Pengaruh NPL terhadap ROA……… 43

4.6.2 Pengaruh CAR terhadap ROA……….. 44

4.6.3 Pengaruh LDR terhadap ROA……… 45

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 47

5.2 Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA……… 48

LAMPIRAN………... 51

(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Tabel Fenomena NPL, CAR, dan LDR ………… 5

2.1 Ringkasan Peneliti Terdahulu ... 20

3.1 Daftar Sampel ... 27

4.1 Statistik Deskriptif………. 37

4.2 Uji Hausman ... 40

4.3 Hasil Regresi Model Penelitian ... 41

(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 22

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul

Lampiran 1 Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Lampiran 2 Hasil Olahan Data Excel

Lampiran 3 Hasil Statistik Deskriptif Lampiran 4 Uji Hausman

Lampiran 5 Hasil Olahan Data Random Lampiran 6 Hasil Olahan Data FEM

(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lembaga keuangan merupakan asset yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia sendiri, perkembangan perekonomian tidak bisa dilepaskan dari besarnya peranan lembaga keuangan.

Secara umum lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan dimana kegiatanya baik hanya menghimpun dana, atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan dana (Kasmir, 2012). Lembaga keuangan dibedakan menjadi dua yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non-bank (Triandaru & Totok, 2009).

Sektor perbankan merupakan bagian penting dari infrastruktur untuk kinerja kebijakan ekonomi makro dan moneter yang kuat di tingkat nasional dan sektor perbankan merupakan tumpuan masyarakat dalam menyimpan ataupun menyalurkan dana.

Aktivitas perekonomian masyarakat menuntut setiap lembaga keuangan mampu memberikan kepercayaan bagi masyarakat dalam fungsi utama bank yaitu sebagai lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary). Efisien dan optimalnya penghimpunan dan penyaluran dana yang dilakukan oleh bank akan mampu meningkatkan profit bank yang akan sejalan dengan tujuan utama perbankan yaitu mencapai tingkat profitabilitas yang optimal. Profitabilitas merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan dan sebagai acuan kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang. Profitabilitas di dalam dunia perbankan sangat penting baik untuk pemilik, penyimpan,

(15)

pemerintah,masyarakat dan seluruh lembaga bank lainya dimana jika profit bank baik maka meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menyimpan uangnya kepada bank. Oleh karena itu bank perlu menjaga profitabilitas agar tetap stabil atau bahkan meningkat (Renniwati 2012).

Dalam hal ini profitabilitas dapat di ukur dengan menggunakan rasio Return On Asset. Dimana Return On Assetdigunakan karena merupakan rasio yang penting bagi bank dan digunakan untuk mengukur efektivitas bank dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan total aktiva-aktiva yang dimilikinya (Agustiningrum, 2013). Salah satu kegiatan utama bank untuk meningkatkan profitabilitas adalah pemberian kredit. Selain menjadi sumber pendapatan bank, aktivitas pemberian kredit rentan terhadap risiko yang dapat menjadi salah satu penyebab utama bank menghadapi masalah dan berujung dengan kebangkrutan.

Masalah dalam aktivitas pemberian kredit yang umum terjadi adalah ketidakmampuan nasabah untuk melakukan kewajibannya kepada pemberi kredit.

Surat Edaran Bank IndonesiaNo.13/24/DPNP/2011 menyatakan bahwa risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank.

Risiko kredit merupakan risiko yang wajar terjadi mengingat salah satu usaha inti bank itu sendiri adalah pemberian kredit. Sebelum memberikan kredit, bank harus mengumpulkan informasi memadai tentang pelanggan potensial untuk dapat meminimalisir risiko kredit yang akan dihadapi di kemudian hari. Informasi ini biasanya dikumpulkanselama dokumentasi kredit (Kithinji, 2010).Risiko kredit terjadi karena kerugian sebagai akibat dari tidak dilunasinya kembali kredit yang

(16)

diberikan bank kepada debitur. Semakin tinggi risiko kredit suatu bank, maka akan menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, dan berdampak pada rendahnya pencapaian laba. Rasio NPL dapat menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank.

Dalam mengukur tingkat risiko kredit di dalam penelitian ini terhadap bank menggunakan Non Performing Loan (NPL) mengukur kemampuan bank dalam meminimalkan kredit bermasalah yang dihadapi (Puspitasari, 2009).

Tingginya resiko kredit dapat menyebabkan menurunnya profit bank dan mengakibatkan kebangkrutan karena kredit yang semakin banyak akan mempersulit bank untuk berkembang. Dalam hal ini bank juga harus memperhatikan tingkat kecukupan modal Tingkat kecukupan modal yang memadai dapat melindungi sebuah bank ketika mengalami kerugian dari aktivitas operasional yang tidak terduga (Anjani, 2014).

Kegiatan operasional bank dapat berjalan lancar apabila bank tersebut memiliki modal yang cukup sehingga pada saat-saat krisis, bank masih dalam posisi yang aman karena memiliki cadangan modal. Untuk dapat terus memiliki modal yang cukup atau untuk dapat terus memenuhi standar Capital Adequacy Ratio (CAR) yang sehat, maka bank harus bisa memperoleh profit yang nantinya akan menambah permodalan bank. Tingkat Kecukupan Modal dapat diukur dengan menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR).Dalam hal ini bank harus dapat memenuhi standar kecukupan modalnya untuk melindungi dari risiko yang mungkin timbul dalam menjalankan kegiatan usaha. Apabila bank telah memiliki modal yang mencukupi, maka bank tersebut memilik sumber daya

(17)

finansial yang cukup untuk berjaga-jaga terhadap potensi kerugian.Semakin tinggi Capital Adequacy Ratio (CAR), maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aset produktif yang berisiko. Jika nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas. Semakin tinggi tingkat profitabilitas, maka kelangsungan hidup suatu bank akan lebih terjamin, karena profitabilitas menunjukkan apakah bank tersebut mempunyai prospek yang bagus di masa yang akan datang (Silvanita 2009).

Selain itu pengelolaan likuiditas merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kegiatan operasional bank, hal tersebut dikarenakan dana yang dikelola oleh bank sebagian besar adalah dana dari masyarakat yang bersifat jangka pendek dan dapat ditarik sewaktu-waktu (Puspitasari, 2009).Kemampuan bank dalam mengelola likuiditasnya akan berdampak pada kepercayaan masyarakat kepada bank itu sendiri sehingga mampu membantu kelangsungan hidup bank itu sendiri secara baik dan meningkatkan profit bank. Rasio yang digunakan dalam pengukuran ini yaitu Loan to Deposit Ratio (LDR). Loan to Deposit Ratio merupakan komposisi perbandingan antara jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah dana yang digunakan, modal sendiri dan juga dana masyarakat yang dihimpun (Kasmir, 2011). Tinggi rendahnya likuiditas akan mempengaruhi profitabilitas perbankan. Oleh sebab itu semakin banyak kredit dalam bank maka resiko yang dihadapi bank juga semakin besar, selain itu tingkat kecukupan modal juga harus diperhatikan karena semakin besar modal bank dan kecukupan

(18)

modalnya terpenuhi maka bank tersebut semakin baik, tetapi jika likuiditas dan resiko kreditnya meningkat maka bank tersebut tidak akan mampu bertahan.

Penelitian mengenai rasio tersebut juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti seperti Yasir Hariemufti (2010) Non Performing Loan (NPL) berpengaruh signifikan terhadap ROA, sedangkan Loan Debt Ratio (LDR) dan CapitalAdequacy Ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA. ItaAri Sasongko(2014)Dari analisis data secara parsial NPL memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, KecukupanModal memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap ROA dan Likuiditasmemiliki pengaruh yang positif dan tidaksignifikan terhadap ROA.

Penelitian ini juga didukung adanya fenomena data yang dapat dijelaskan pada tabel 1.1 yang berisi rasio-rasio keuangan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011- 2015 anatara lain sebagai berikut :

Tabel 1.1

Rata- Rata NPL, CAR, LDR dan ROA Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

Sumber : www.ojk.go.id

Dari data diatas dapat kita lihat bagaimana nilai rata-rata NPL, yang naik pada tahun 2011, 2012, dan 2013 tetapi NPL masih berada pada posisi yang sehat sedangkan pada tahun 2014 dan 2015 NPL mengalami kenaikan lebih dari 5% dan melebihi batas standar, Perubahan nilai CAR pada tahun 2011, 2012, 2013, dan 2015 meningkat tetapi pada tahun 2014 mengalami penurunan tetapi tidak

Rasio 2011 2012 2013 2014 2015

NPL 1,48 1,54 1,77 6.89 5.98

CAR 16,54 17,04 18,13 16.44 19.89

LDR 78,15 81,96 89,70 80.00 90.33

ROA 2,10 2,42 3,08 0.56 0.76

(19)

melebihi batas standard yang telah ditentukan sebesar 8% . Sedangkan LDR pada tahun 2011, 2012, 2013, dan 2015, mengalami peningkatan dan 2014 mengalami penurunan tetapi tidak melebihi batas standard yang di tentukan sedangkan LDR , pada tahun 2011 berada dibawah standard sebesar 80%. Begitu juga dengan ROA tahun 2011, 2012, dan 2013 mengalami peningkatan dan pada tahun 2014 dan 2015 mengalami penurunan dan dibawah standard yang ditentukan sebesar 1,5%.

Berdasarkan dari penelitian-penelitian mengenai variable-variabel yang berpengaruh terhadap profitabilitas yang menujukan hasil yang tidak konsisten, maka peneliti ingin meneliti kembali faktor yang mempengaruhi profitabilitasnya.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak pada obyek penelitia menggunakan sampel dari perusahaan yang lebih spesifik yaitu sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari uraian yang diiungkapkan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :

“Pengaruh Resiko Kredit, Tingkat Kecukupan Modal, dan Likuiditas terhadap Profitabilitas Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia’’.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang akan diuraikan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Asset(ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

(20)

2. Bagaimana pengaruhCapital Adequency Ratio (CAR) terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Bagaimana pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

4. Bagaimana pegaruh NPL, CAR, LDR, secara Simultan terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah Non Performing Loan (NPL) berpengaruh terhadapReturn On Asset (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui apakah Capital Adequency Ratio(CAR) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk mengetahui apakah Loan to Debt Ratio(LDR) berpengaruhterhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Untuk mengetahui apakah NPL, CAR, dan LDR berpengaruh secara simultaan terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(21)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Penulis

Hasil penelitian dapat berguna bagi para akademisi untuk mengetahui tentang pengaruh NPL, CAR, dan LDR terhadap Profitabilitas Perbankan.

2. Bagi Perusahaan

Memberikan tambahan informasi kepada pihak perusahaan untuk meningkatkan profitabilitasnya.

3. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Perbankan

Menurut Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana pada waktu yang ditentukan.

Dalam perbankan Indonesia tahun 2009 yang dimaksud dengan perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Perbankan Indonesia dalam menjalankan fungsinya berdasarkan demokrasi ekonomi menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dana, penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai penunjang kelancaran sistem pembayaran pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian

(23)

stabilitas keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang sehat transparan dan dapat dipertanggungjawabkan (Dendawijaya 2001).

2.1.2 Laporan Keuangan

Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Bagi para analis, Laporan Keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Pada tahap pertama seoarang analis tidak akan mampu melakukan pengamatan langsung ke suatu perusahaan. Oleh karena itu yang paling penting adalah media laporan keuangan (Siamat 2005).

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/22/PBI/200127 tanggal 13 Desember 2001, bank wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan dalam bentuk dan cakupan yang tediri dari :

a. Laporan Tahunan adalah laporan lengkap mengenai kinerja suatu bank dalam kurun waktu satu tahun disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku dan wajib diaudit oleh akuntan public. Laporan keuangan tahunan adalah:

1. Neraca, menggambarkan posisi keuangan dari satu kesatuan usaha yang merupakan keseimbangan antara aktiva, utang, dan modal pada suatu tanggal tertentu.

2. Laporan laba rugi merupakan ikhtisar dari seluruh pendapatan dan beban dari satu kesatuan usaha untuk satu periode tertentu.

(24)

3. Laporan perubahan ekuitas adalah laporan perubahan modal dari satu kesatuan usaha selama satu periode tertentu yang meliputi laba komprehensif, investasi dan distribusi dari dan kepada pemilik.

4. Laporan arus kas berisi rincian seluruh penerimaan dan pengeluaran kas baik yang berasal dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan dari satu kesatuan usaha selama satu periode tertentu.

5. Laporan Keuangan Publikasi Triwulananadalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku dan dipublikasikan setiap triwulan.

6. Laporan Keuangan Publikasi Bulananadalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan laporan bulanan bank umum yang disampaikan kepada Bank Indonesia dan dipublikasikan setiap bulan.

2.1.3 Analisis Rasio Keuangan

Pengertian rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainya.

Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.Jadi rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen, dengan komponen lainya dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di laporan keuangan. Menurut Dendawijaya (2001) rasio keuangan tersebut dapat dikelompokkan menjadi :

(25)

1. Rasio Likuiditas

Rasio ini mengukur kemamapuan bank untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya atau kewajiban yang telah jatuh tempo. Beberapa rasio likuiditas yang sering dipergunakan dalam menilai kinerja suatu bank yaitu Cash Ratio, Reserve Requirement, Loan to Deposit Ratio, Loan to Asset Ratio, Rasio kewajiban bersih call money.

2. Rasio Solvabilitas

Analisis solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank.

Disamping itu, rasio ini digunakan untuk mengetahui perbandingan anatara volume (jumlah) dana yang diperoleh dari berbagai utang (jangka pendek dan jangka panjang) serta sumbersumber lain diluar model bank sendiri dengan volume penanaman dana tersebut pada berbagai jenis aktiva yang dimiliki bank. Beberapa rasionya adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Assets Ratio.

3. Rasio Rentabilitas

yaitu alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Selain itu, rasio- rasio dalam kategori ini dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank. Rasio-rasio rentabilitas terdiri dari:

a. Return On Asset (ROA), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara

(26)

keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam penggunaan aset.

b. Return On Equity (ROE), yaitu perbandingan antara laba bersih bank dengan modal sendiri.

c. Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), yaitu perbandingan antara beban operasional dengan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi bank dalam melakukan kegiatan operasinya.

2.1.4 Profitabilitas (ROA)

Rasioprofitabilitasuntuk memastikan efisiensi dan kualitas pendapatan bank secara benar dan akurat. Sebagai salah satu acuan dalam mengukur besarnya laba menjadi begitu penting untuk mengetahui apakah perusahaan telah menjalankan usahanya secara efisien, karena efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal.Return On Assets (ROA) merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total asset dalam suatu periode. Rasio ini dapat dijadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan. Rasio ini sangat penting, mengingat keuntungan yang diperoleh dari penggunaan aset dapat mencerminkan tingkat efisiensi usaha suatu bank yang menghasilkan laba tersebut dengan kata lain adalah menghitung profitabilitas (Rivai 2013).

Dalam kerangka penilaian kesehatan bank, BI akan memberikan score maksimal 100 (sehat) apabila bank memiliki ROA > 1,5% (Hasibuan, 2001 dalam

(27)

Bagiani). Semakin besar Return On Assets (ROA) suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. ROA dihitung berdasarkan perbandingan laba sebelum pajak dan rata-rata total aset. Dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai indikator kinerja bank.

ROA dinyatakan dalam rumus :

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut.

2.1.5 Resiko Kredit(Non Performing Loan)

Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan atau dijadwalkan (Siamat, 2005). Risiko kredit umumnya timbul dari berbagai kredit masuk yang tergolong kredit bermasalah. Kredit bermasalah menurut ketentuan Bank Indonesia merupakan kredit yang digolongkan ke dalam kolektibilitas kredit kurang lancar (sub standart), kredit diragukan (doubtfull) dan kredit macet (loss).

Non Performing Loan menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank, semakin tinggi rasio NPL

100%

X Laba Sebelum Pajak

Total Asset ROA =

=

(28)

maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar. Sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah tinggi dan kemungkinan pencapain laba semakin rendah. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kreditkepada bank lain (Siamat, 2005).NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung pihak bank. Agar nilai bank terhadap rasio ini baik Bank Indonesia menetapkan kriteria rasio NPL di bawah 5%. Non Performing Loan (NPL) dapat dirumuskan sebagai berikut : Rasio NPL dapat dihitung dengan rumus :

Bahwa “Non Performing Loan (NPL) atau sering disebut kredit bermasalah dapatdiartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitanpelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karenafaktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur.” Rasioini menunjukkan kemampuan manajemen bank dalammengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Artinya, semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bankdalam kondisi bermasalah semakin besar yaitu kerugian yang diakibatkan tingkat pengembalian kredit macet (Siamat 2005)

X100 Total Kredit

Kredit Bermasalah Bermasalah

NPL =

(29)

2.1.6 Tingkat Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio)

Capital Adequacy Ratioadalah kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal. Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) (Dendawijaya, 2001).

Modal merupakan salah satu faktor yang berperan penting terhadap kinerja suatu perusahaan. Jika permodalan suatu bank meningkat maka profitabilitas tinggi dan meningkatnya modal suatu bank menunjukkan semakin baik kinerja bank tersebut. Secara umum, Capital Adequacy Ratio adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yangberisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas (Sudiyatno 2010).

Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

Modal yang dimaksud adalah modal inti dan modal pelengkap. Modal inti bank terdiri dari modal disetor, agio saham, cadangan umum, laba yang ditahan,

X 100%

ATMR Modal CAR =

(30)

dan yang termaksud modal pelengkap adalah cadangan revaluasi aktiva tetap, cadangan umum PPAP, modal agunan/pinjaman subordinasi.Aktiva Tertimbang Menurut Risiko adalah aktiva neraca dan aktiva administratif yang telah dibobot sesuai tingkat bobot risiko yang telah ditentukan. Pengawasan mengenai ketentuan tentang ATMR adalah untuk memastikan bahwa batas maksimum ATMR berdasarkan pembobotan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Tujuan pembatasan ATMR adalah untuk mengendalikan pertumbuhan aset bank yang memberikan return tinggi dengan resiko rendah. ATMR diperoleh dengan cara mengalikan nilai nominal aktiva dengan dengan bobot risikonya. Bobot risiko berkisar antara 0-100% tergantung dari tingkat likuidnya, semakin likuid aktiva maka semakin kecil bobot risikonya (Rivai 2007).

2.1.7 Likuiditas (Loan to Deposit Ratio)

Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. Seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uang yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit.Loan to deposit ratio menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk

(31)

memberikan kredit, semakin tinggi rasio LDR, maka semakin tinggi dana yang disalurkan kepada pihak ketiga. Semakin tinggi rasio ini maka semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar.

Sebaliknya, semakin rendah LDR menunjukkan kurang efektifitas bank dalam menyalurkan kredit. LDR yang rendah menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan (Dendawijaya 2001).

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Loan to Deposit Ratio (LDR) menyatakan seberapa jauh kemampuanbank dalam membayar kembali penarikan dana yangdilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yangdiberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain,seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah, kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Rasio ini juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank.

Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari Loan to Deposit Rasio suatu bank adalah sekitar 80%. Namun, batas toleransi berkisar antara 85%

sampai 100% (Dendawijaya, 2001).Batas maksimum rasio ini ditetapkan oleh Bank Indonesia. Informasi yang disampaikan kepada direksi dalam laporan ekspansi kredit adalah realisasi LDR dibandingkan dengan ketentuan yang

X 100 Total Dana Pihak Ketiga + Equity

Jumlah Kredit Yang di Berikan LDR =

(32)

ditetapkan apakah terdapat pelampauan. Semakin besar rasio antara kredit terhadap dana pihak ketiga, akan berpengaruh negatif terhadap penilaian kesehatan bank oleh Bank Indonesia

2.2 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Variabel- variabel berikut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Dwi Putri Pertiwi

(2014)

Analisis Pengaruh Non Performing

Loan,CapitalAdequacy Ratio, Loanto Deposit RatioEfisiensi

Operasi, dan Net InterestMargin

terhadapReturn On Assets Pada Bank UmumSwasta

Nasional

DevisaDiBursaEfek Indonesia

Independen NPL

CAR LDR BOPO NIM Dependen ROA

Hasil penelitian NPL

berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap ROA, CAR

berpengaruh negatif tidak signifikan

terhadap ROA, LDR dan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap ROA, NIM

berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.

Yasir Hariefmufti (2010)

Analisis Pengaruh Resiko Kredit, Resiko Likuiditas,dan

Permodalan terhadap Pfofitabilitas

Perbankan ( Studi

Independen NPL

LDR CAR Dependen

NPL

berpengaruh negatif dan signifikaan, LDR dan CAR tidak berpengaruh

(33)

Umum yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia 2010-2014)

terhadap ROA.

Dwi Agung

Prasetyo dkk (2015)

Pengaruh Resiko Kredit, Likuiditas, Kecukupan Modal, dan Efisiensi

Oprasional terhadap Profitabilitas pada PT BPD Bali

.

Independen NPL

LDR CAR BOPO Dependen ROA

NPL

berpengaruh negatif dan signifikan. LDR berpengaruh Positif dan signifikan, CAR

dan BOPO

berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap ROA.

1. ItaAri

Sasongko(2014)

Ananlisis pengaruh resiko kredit, perputaran kas, likuiditas, kecukupan modal, dan efisiensi oprasional, terhadap perusahaan

profitabilitas perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

Independen NPL

CAR LDR Dependen ROA

Dari analisis data secara parsial NPL memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, CAR memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap ROA dan LDR memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap ROA Sokol Ndoko, &

Manjola Islami (2015)

The Impact of Credit Risk Management in the Profitability of Albanian Commercial Banks During the Period 2005-2015

Independen CAR NPL Dependen ROE ROA

Variabel CAR berpengaruh

secara tidak signifikan terhadap ROA

dan ROE dan NPL berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA

dan ROE

(34)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual ini bertujuan untuk menganalisis keterkaitan variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian.

Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa variabel-variabel tersebut berpengaruh terhadap Profitabilitas. Dalam Penelitian ini, variabel-variabel Independen (X) yang ditentukan oleh peneliti mewakili Non Performing Loan (NPL),Capital Adequacy Ratio (CAR), danLoan Deposit Ratio (LDR), dan variabel Dependen (Y) yaitu Return On Asset (ROA) . Kerangka konseptual dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

H1

H2

H3 H4 Gambar 2.1 Kerangka konseptual

Keterangan

X1 = Variabel Indenpenden Non Performing Loan (NPL) X2 = Variabel Indenpenden Capital Adequacy Ratio(CAR) X3 = Variabel Indenpenden Loan To Deposit Ratio(LDR) Y = Variabel Dependen Return On Asset (ROA

Non Performing Loan (X1)

Capital Adequacy Ratio (X2)

Loan Debt Ratio (X3)

ROA (Y)

(35)

2.3.1 Pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Return on Asset (ROA)

Credit risk adalah risiko yang dihadapi bank karena menyalurkan dananya dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat. Adanya berbagai sebab membuat debitur mungkin saja menjadi tidak memenuhi kewajiban kepada bank.

Manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang operasinya memberikan kredit, karena semakin besar piutang semakin besar pula risikonya. Apabila suatu bank kondisi NPL tinggi maka akan memperbesar biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank.

Rasio NPL menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Semakin tinggi rasio NPL maka semakin buruk kualitas kredit yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar sehingga dapat menyebabkan kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Maka dalam hal ini semakin tinggi rasio NPL maka semakin rendah profitabilitas suatu bank. Semakin besar NPL, akan mengakibatkan menurunnya ROA yang juga berarti kinerja keuangan bank yang menurun. Begitupula sebaliknya, jika NPL turun, ROA akan semakin meningkat dan kinerja keuangan bank dapat dilakukan semakin baik, sehingga dapat dirumuskan hipotesis bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap ROA (Susilo 2000)

(36)

2.3.2 Pengaruh Capital Aduquacy Ratio (CAR) terhadap Return on Asset (ROA)

Capital Adequacy Ratio (CAR) juga biasa disebut sebagai rasio kecukupan modal, yang berarti jumlah modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko kerugian yang timbul dari penanaman aktiva-aktiva yang mengandung risiko serta membiayai seluruh benda tetap dan inventaris bank.

Seluruh yang ada di Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar 8% dari ATMR. Semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR) maka keuntungan bank juga semakin besar. Dengan kata lain, semakin kecil risiko suatu bank maka semakin besar keuntungan yang diperoleh bank (Kuncoro danSuharjono 2002).

CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. CAR menunjukkan sejauhmana penurunan asset bank yang masih dapat ditutup oleh equity bank yang tersedia, semakin tinggi CAR maka semakin baik kondisi bank (Tarmidzi, 2003). Besarnya CAR secara tidak langsung mempengaruhi ROA karena laba merupakan komponen pembentuk rasio ROA. Dengan demikian, semakin besar CAR akan berpengaruh terhadap semakin besarnya ROA bank tersebut sehingga dapat dirumuskan hipotesis bahwa CAR berpengaruh positif terhadap ROA.

(37)

2.3.3 Pengaruh Loan To Debt Ratio (LDR) terhadap Return on Asset(ROA)

Loan to Deposit Ratio (LDR) yaitu menunjukkan kemampuan suatu bank di dalam menyediakan dana kepada debiturnya dengan modal yang dimiliki oleh bank maupun dana yang dapat dikumpulkan oleh masyarakat. Loan to Deposit Ratio (LDR) mencerminkan kemampuan bank dalam membayarkembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit yang diberikan dengan total dana pihak ketiga.Semakin tinggi nilai rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) menunjukkan semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar (Lesmana, 2008), sebaliknya semakin rendah rasio Loan Deposit Ratio (LDR) menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit sehingga hilangnya kesempatan bank untuk memperoleh laba.

Jika rasio berada pada standar yang ditetapkan bank Indonesia, maka laba akan meningkat (dengan asumsi bank tersebut menyalurkan kreditnya dengan efektif). Meningkatnya laba, maka Return On Asset (ROA) juga akan meningkat, karena laba merupakan komponen yang membentuk Return On Asset (ROA).Sehingga Loan Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA). LDR yang tinggi dalam hal ini tidak melebihi

(38)

batas yang ditentukan, maka akan menaikkan profitabilitas yang berasal dari pendapatan bunga kredit sehingga dapat dirumuskan hipotesis bahwa LDRberpengaruh positif terhadap ROA.

2.4 Hipotesis

Hipotesis menurut Erlina (2007) mengatakan “hubungan yang diduga secara loggis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji secara empiris “. Berdasarkan konseptual diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 = Non Performing Loan(NPL) berpengaruh secara negatif terhadap Return On Asset (ROA)

H2 = Capital Aduquacy Ratio (CAR)berpengaruh secara positif terhadap Return On Asset (ROA)

H3 = Loan To Deposit Ratio (LDR) berpengaruh secara positif terhadap Return On Asset (ROA)

H4= NPL, CAR, LDR, memiliki pengaruh secara simultan terhadap Return On Asset (ROA)

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan berbagai fenomena, situasi atau variabel yang diangkat menjadi objek penelitian. Jenis penelitian ini didasari pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan format penelitian asosiatif.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Indonesia dengan objek penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Jumlah populasi penelitian ini sebanyak 30 perusahaan perbankan. Waktu yang digunakan untuk penelitian ini dimulai dari tahun 2011 sampai dengan 2015.

3.3 Batasan Oprasional

Batasan operasional penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini menggunakan tiga variabel bebas (independen variabel) yaituResiko Kredit (NPL), Tingkat Kecukupan Modal (CAR), dan Likuiditas (LDR). Variabel dependen yaitu Return On Asset (ROA).

2. Objek dari penelitian ini terdiri dari 30 perusahaan perbankanyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Penelitian ini menggunakan data yaitu laporan keuangan tahunan bank yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia.

(40)

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan dank kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono: 2008). Populasi yang digunakan penelitian ini adalah perusahaan Perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2011-2015. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel diseleksi berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Data yang digunakan adalah data sekunder yang di sajikan Bursa Efek Indonesia dalam bentuk Laporan Keuangan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan tiga kriteria, yaitu:

1. Bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun2011- 2015.

2. Bank umum yang konsisten menerbitkan laporan tahunan (annual report) dari tahun 2011-2015 memiliki seluruh data lengkap laporan keuangan.

Berdasarkan kriteria peneitian sampel tersebut maka diperoleh sampel perusahaan perbankan berjumlah 30 perusahaan dengan 5 tahun pengamatan.

Daftar perusahaan yang menjadi sampel dapat dilihat dari table 3.1 : Tabel 3.1

Sampel Penelitian NO Kode Bank Nama Bank

1 AGRS PT. Bank Agris Tbk.

2 BABP PT. Bank MNC Internasional Tbk.

3 BACA PT. Bank Capital Indonesia Tbk.

4 BBCA PT. Bank Central Asia Tbk.

5 BBKP PT. Bank Bukopin Tbk.

6 BBNI PT. Bank Negara Indonesia Tbk.

7 BBNP PT. Bank Nusantara Parahayangan Tbk.

8 BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.

(41)

10 BCIC PT. Bank J Trust Indonesia Tbk.

11 BDMN PT. Bank Danamon Indonesia Tbk.

12 BEKS PT. Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk.

13 BJBR PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten 14 BKSW PT. Bank QNB Indonesia Tbk.

15 BMRI PT. Bank Mandiri Tbk.

16 BNBA PT. Bank Bumi Arta Tbk.

17 BNGA PT. Bank CIMB Niaga Tbk.

18 BNII PT. Bank Maybank Indonesia Tbk.

19 BNLI PT. Bank Permata Tbk.

20 BSIM PT. Bank Sinarmas Tbk.

21 BSWD PT. Bank Of India Indonesia Tbk.

22 BTPN PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.

23 BVIC PT. Bank Victoria Internasional Tbk.

24 AGRO PT. Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk.

25 MAYA PT. Bank Mayapada Internasional Tbk.

26 MCOR PT. Bank Windu Kentjana Internasional Tbk.

27 MEGA PT. Bank Mega Tbk.

28 NISP PT. Bank OCBC Nisp Tbk.

29 PNBN PT. Bank Pan Indonesia Tbk.

30 INPC PT. Bank Artha Graha Internasional Tbk.

Sumber : Data diolah, 3.5 Definisi Oprasional

1. Variabel Independen (Bebas) a. Non Performing Loan

Non Performing Loan merupakan rasio yang menunjukkan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Rasio ini dapat diukur menggunakan rumus :

X 100%

Total Kredit Kredit Bermasalah NPL =

(42)

b. Capital Aduquacy Ratio

Capital Aduquacy Ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan.

c. Loan to Deposit Ratio

Loan to Deposit Ratiomerupakan rasio untuk mengukur jumlah kredit yang diberikan atas simpanan pihak ketiga dan modal sendiri.

2. Variabel Dependen (Terikat)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return On Asset, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.Rumus yang digunkan yaitu sebagai berikut :

X 100%

ATMR Modal CAR =

X 100%

Total Dana Pihak Ketiga + Equity Jumlah Kredit Yang di Berikan LDR =

X 100%

Total Asset Laba Sebelum Pajak ROA =

(43)

3.6. Metode Pengumpulan Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah Data Sekunder. Data sukender adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dengan melalui media tertentu. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang dipublikasikan melalui Website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).Periode data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rentan waktu mulai dari 2011 sampai 2015.

Dalam penelitian ini menggunakan data panel yang merupakan penggabungan antara data times seriesdan cross section. Data times seriesbiasanya meliputi satu objek tetapi meliputi beberapa periode, sedangkan data cross section, terdiri dari beberapa atau banyak objek sering disebut responden atau perusahaan dengan beberapa jenis data dalam suatu periode tertentu. Sesuai dengan jenis data yang diperlukan pada penelitian ini yaitu data sekunder. Dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data melalui studi pustaka berupa, jurnal, literatur, penelitian terdahulu serta melalui data laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Selain itu untuk melengkapi data yang diperlukan, penelitian ini juga menggunakan sumber informasi lainnya yang diambil dari media online.

3.7. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini menggunakan Microsoft office Excel dan Eviews 8 untuk pengolahan data dan pengujian hipotesis. Pengolahan dan perhitungan data sekunder untuk variabel bebas akan diolah dan dihitung dengan menggunakan Microsoft office Excel . Sementara pengolahan data sekunder untuk variabel

(44)

terikat dan estimasi regresi data panel untuk menguji hipotesis menggunakan eviews 8. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.7.1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif yaitu teknis analisis data yang digunakan untuk analisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah dikumpulkan yang dilihat dari nilai-nilai rata-rata (mean). Median dan standard deviasi. Dalam penelitian ini analisis deskriptif akan menggambarkan nilai rata- rata (mean), median, dan standard deviasi dari Non Performing Loan(NPL),Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio(LDR).

3.7.2. Model Regresi Data Panel

Pada penelitian ini data yang digunakan adalah regresi model data panel.

Data panel atau disebut dengan Pooled data (longitudinal data) adalah penyatuan data antar waktu (times series), dengan data antar individu ( cross section), yang terdiri atas beberapa objek dalam beberapa periode waktu. Data panel memiliki keunggulan dibandingkan dengan data timesseries ataupun cross section, karena mampu menyediakan data yang lebih banyak sehingga akan menghasilkan degreeof freedom yang lebih besar. Penggabungan informasi dari data times series dan cross section ini dapat mengatasi masalah yang timbul yakni ketika ada penghilangan variabel (omitted variabel). Sesuai dengan penggunaan data panel maka analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi data panel. Pada penelitian ini terdapat tiga variabel bebas yang akan dimasukan kedalam persamaan model regresi yaitu Resiko Kredit (NPL), Tingkat Kecukupan

(45)

Modal (CAR) dan Likuiditas (LDR). Sehingga model regresi panel yang terbentuk adalah sebagai berikut:

Roa it= α + β1 NPL it + β2CAR it + β3 LDRit+ еit

Keterangan :

Roa = Return On Asset α = Konstanta

β1-β4 = Koefisien Regresi NPL = Non Performing Loan CAR = Capital Adequacy Ratio LDR = Loan to Deposit Ratio 3.7.3. Penentuan Model Data Panel

Tidak seperti model regresi biasanya, pada model regresi data panel harus melalui tahapan penentuan model estimasi yang tepat. Terdapat tiga pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengestimasi model regresi dengan data panel yaitu : a. Pendekatan Kuadrat Terkecil ( Common Effect Model)

Metode kuadrat terkecil adalah pendekatan yang paling sederhana dalam pengolahan panel data karena hanya mengombinasikan data times series dan cross section sebagai satu kesatuan tanpa melihat adanya perbedaan waktu dan invidu.

Metode Ordinary Leas Square (OLS), paling sering digunakan pada pendekatan ini. Namun pada penelitian ini pendekatan Common Effect model tidak perlu dilakukan. Hal tersebut dikarenakan pada penelitian ini karakteristik dan kondisi

(46)

fumdamental dari masing- masing perusahaan yang berbeda-beda (uniquerisk) sehingga roa akan berbeda pula.

b. Pendekatan Model Efek Tetap (Fixed Effect Model)

Metode ini mengasumsikan bahwa terdapat perbedaan antara individu variabel (cross section) dan perbedaan tersebut dapat dilihat melalui perbedaan intercept-nya. Menurut Pratomo dan Paidi (2010), metode ini lebih efisien digunakan didalam data panel apabila jumlah kurun waktu lebih besar dari pada jumlah individu variabel. Keunggulan yang dimiliki metode ini adalah dapat membedakan efek individu dan efek waktu dan metode ini tidak perlu menggunakan asumsi bahwa komponen error tidak berkolerasi dengan variabel bebas.

c. Pendekatan Model Efek Acak ( Random Effect Model)

Dengan metode ini efek spesifik individu variabel merupakan bagian dari error – term. Model ini berasumsi bahwa error-term akan selalu ada dan mungkin berkolerasi sepanjang time- series, dan cross-section. Metode ini lebih digunakan pada data panel apbila jumlah individu lebih besar dari pada jumlah kurun waktu yang ada. Dengan menggunakan program eviewsterdapat uji hausman dan uji likehood ratio. Uji hausman dan uji likehood ratio akan membantu kita untuk menentukan model apa yang paling efisien digunakan dari ketiga model persamaan tersebut.

(47)

3.8. Penentu Model Estimasi 3.8.1. Uji Hausman Test

Uji Hausman adalah pengujian yang dilakukan dalam menentukan model Fixed Effect atau Random Effect yang paling tepat digunakan untuk untuk mengestimasi data panel. Statistik uji Hausman mengikuti distribusi statistik Chi- Squares dengan derajat kebebasan (df) sebesar jumlah variabel bebas. Hipotesis dalam uji Hausman adalah:

H0 : Model yang tepat adalah Random Effect Model H1 : Model yang tepat adalah Fixed Effect Model

Dasar penolakan terhadap hipotesis diatas adalah apabila nilai statistik Hausman lebih besar dari nilai kritisnya maka H0 ditolak dan model yang tepat adalah model Fixed Effect sedangkan sebaliknya bila nilai statistik Hausman lebih kecil dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah Model Random Effect.

3.9. Uji Hipotesis

3.9.1 Analisis Koefisien Determinasi (R-squared)

Koefisien determinasi (R²) merupakan suatu nilai untuk menginformasikan seberapa besar kemampuan variabel bebas secara bersama-sama mampu member penjelasan terhadap variabel terikat. Besarnya koefisien determinasi adalah 0 < R²

< 1 dimana semakin mendekati 1 maka penjelasan variabel bebas terhadap variabel terikat semakin besar.

3.9.2 Uji t - statistik

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel dependen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Derajat

(48)

signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari derajat kepercayaan maka hipotesisnya yaitu menyatakan bahwa suatu variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen.

Kriteria uji hipotesis menggunakan nilai signifikansi sebagai berikut : 1. Jika signifikansi < 0,05 maka H0 diterima

2. Jika signifikansi > 0,05 maka H0 ditolak 3.9.3 Uji F-statistik

Uji F bertujuan untuk menyakinkan bahwa model yang dipilih layak atau tidak untuk menjelaskan pengaruh variabel-variabel independen secara bersama- sama terhadap variabel dependen atau terikat.

Kriteria uji hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Jika signifikan < 0.05 maka H0 diterima 2. Jika signifikan > 0,05 maka H0 ditolak

(49)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perbankan di Indonesia

4.1.1 Sejarah Perbankan di Indonesia

Bursa Efek Indonesia membagi kelompok industri-industri perusahaan berdasarkan sektor-sektor yang dikelolanya terdiri dari: sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor industri dasar kimia, sektor aneka industri, sektor industri barang konsumsi, sektor properti, sektor infrastruktur, sektor keuangan, dan sektor perdagangan jasa investasi.

Sektor keuangan adalah salah satu kelompok perusahaan yang ikut berperan aktif dalam pasar modal karena sektor keuangan merupakan penunjang sektor rill dalam perekonomian Indonesia. Sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia terbagi menjadi lima subsektor yang terdiri dari perbankan, lembaga pembiayaan, perusahaan efek, perusahaan asuransi dll. Fungsi perbankan adalah sebagai penghimpun, penyalur dan pelayan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang di masyarakat yang bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteran rakyat banyak.

Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Jasa perbankan pada umumnya terbagi atas dua tujuan:Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efisien bagi nasabah. Untuk ini, bank menyediakan uang tunai, tabungan dan kartu kredit. Ini adalah peran bank yang paling penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa adanya penyediaan alat

(50)

cara barter yng memakan waktu. Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang lebh produktif.

Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu negara akan meningkat. Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di saku seseorang, orang tidak dapat memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun karena mereka tidak memiliki dana pinjaman.

4.2 Analisis Deskriptif Statistik

Metode analisis deskriptif statistik terlebih dahulu digunakan guna memberikan gambaran dari data statistik yang diperoleh dari hasil estimasi melalui software eviews 8. Deskripsi data statistik perusahaan sektor perbankan selama periode 2011 sampai dengan 2015 akan disajikan dalam analisis ini.

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Keterangan ROA NPL CAR LDR

Mean 1,0399 4,2332 20,4567 92,1691

Median 0,9000 2,500 16,7450 90,800

Maksimum 3,8000 57,100 53,7200 182,3100

Minimum -3,0000 0,100 2,6950 50,7600

Standar Deviasi 1,0423 8,2086 8,8737 17,4869

Sumber : Hasil Olah Data Eviews, lampiran 2

(51)

4.2.1 Variabel ROA

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa mean atau variabel ROA pada perusahaan sektor perbankan dari tahun 2011 sampai dengan 2015 adalah sebesar 1,0399. Perusahaan sektor perbankan yang memiliki ROA paling besar adalah Bank BJB pada tahun 2013 dengan nilai maksimum sebesar 3,8000dan perusahaan dengan ROA paling kecil adalah Bank CIMB Niaga pada tahun 2011 dengan nilai minimum sebesar -3,0000. Nilai standar deviasinya yang sebesar 1,0423.Hal ini menunjukkan bahwa selama tahun pengamatan, ROA sangat berfluktuasi, karena jarak antara ROA terendah dan ROA tertinggi cukup jauh. Hal ini menunjukkan besar kecilnya resiko yang akan ditanggung oleh investor mempengaruhi laba.

4.2.2 Variabel NPL

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa meanvariabel NPL pada perusahaan sektor perbankan dari tahun 2011 sampai dengan 2015 adalah sebesar 4,2332. Perusahaan sektor perbankan yang memiliki NPL paling besar adalah Bank CIMB Niaga pada tahun 2011 dengan nilai maksimum sebesar 57,100dan perusahaan dengan NPL paling kecil adalah Bank Agris 2015 pada tahun 2015 dengan nilai minimum sebesar 0,100. Nilai standar deviasi pada variabel NPL sebesar 8,2086, menunjukkan bahwa selama tahun pengamatan, kondisi NPL sangat berfluktuasi,perusahaan yang mempunyai resiko kredit bermasalah antara nasabah dan bank sehingga bank mengalami kesulitan dalam menjalankan kreditnya dan bank hanya sedikit mendapatkan laba dimana semakin tinggi tingkat resiko kredit bank maka semakin sulit bank berkembang.

(52)

4.2.3 Variabel CAR

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa mean variable CAR pada sampel perusahaan sektor perbankan yang telah terdaftar di BEI dalam penelitian ini selama periode 2011 sampai dengan 2015, variabel CAR pada perusahaan sektor perbankan dari tahun 2011 sampai dengan 2015 adalah sebesar 20,4567. Perusahaan sektor perbankan yang memiliki CAR tertinggi adalah Bank Mega pada tahun 2014 dengan nilai maksimum 53,7200 dan bank dengan CAR terendah adalah Bank Bri Agro pada tahun 2011sebesar 2,695. Nilai standard deviasinya yang sebesar 8,8737.CAR perusahaan sampel selama periode pengamatan sangat berfluktuasi, karena CAR sangat berpengaruh untuk perkembangan bank dimana apabila CAR rendah maka bank sulit untuk berkembang dan tingkat kepercayaan masyarakat menurun.

4.2.4 Variabel LDR

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa mean atau nilai rata- rata variabel LDR pada perusahaan perbankan dari tahun 2011 sampai dengan 2015 adalah sebesar 92,1691. Perusahaan sektor perbankan yang memiliki LDR terbesar adalah Bank Bri Agro pada tahun 2014 dengan nilai maksimum sebesar 182,3100dan perusahaan dengan LDR terkecil adalah Bank BTN pada tahun 2011 dengan nilai minimum sebesar 50,7600. Nilai standar deviasi pada variabel LDR pada sektor perbankan yakni sebesar 17,4869. Hal ini menunjukkan bahwa selama tahun pengamatan, kondisi LDR perusahaan sampel sangat berfluktuasi, rata-rata jarak antara perusahaan yang mempunyai rasio antara kredit dan dana pihak ketiga

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

merupakan data yang diperoleh langsung dilapangan melalui wawancara dengan narasumber/ informen yang dianggap mengetahui permasalahan mengenai penegakan hukum

 Untuk mengetahui berapa jumlah tenaga kesehatan, jenis pelayanan dan alamat puskesmas, cukup dengan klik titik lokasi puskesmas yang diinginkan, maka akan

So if code comments, which at fi rst looked like a good idea, are actu- ally introducing a potentially more serious problem, what else can you do.. Think about the context of

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG PU/CIPTA KARYA2. Provinsi : Papua Barat Tahun

3.3 Memahami bunyi, makna, dan gagasan dari kata, frase, kalimat bahasa Arab sesuai dengan struktur kalimat yang berkaitan dengan topik :.. ةزسلأا ثبٍهٌٍْه baik secara

Terima kasih pula atas materi komunikasi keluarga yang bapak sampaikan ketika PKM di Cicalengka yang sangat menggugah keinginan saya untuk lebih baik lagi dalam

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan dan melimpahkan segala nikmat, karunia, dan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis

¾ sejalan dengan penyelenggaraan transportasi yang bersifat kemultian seperti yang telah dimunculkan pada Sub Bab I.1, maka dalam perencanaan program penanganan sistem jaringan