• Tidak ada hasil yang ditemukan

AGENDA TENTATIF. 1. Strategi PRB untuk BPBD dan BAPPEDA Provinsi, Jam WIB, Hybrid: Daring dan Luring

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "AGENDA TENTATIF. 1. Strategi PRB untuk BPBD dan BAPPEDA Provinsi, Jam WIB, Hybrid: Daring dan Luring"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

Lampiran II Surat

Nomor : Und-415/D1/PK.01.01/10/2021 Tanggal : 5 Oktober 2021

AGENDA TENTATIF

1. Strategi PRB untuk BPBD dan BAPPEDA Provinsi, Jam 08.30-12.00 WIB, Hybrid: Daring dan Luring

Waktu Agenda Narasumber

Strategi PRB untuk BPBD dan BAPPEDA Provinsi Senin, 18 Oktober 2021

08.30-

09.00 Registrasi 09.00-

09.30

Pembukaan dan Paparan pendahuluan

Direktur Pengembangan Strategi PB BNPB

09.30-

11.30 Diskusi

Fasilitator

11.30- 12.00

Simpulan, Tindak Lanjut, dan Penutup

Direktur Pengembangan Strategi PB

2. Strategi PRB untuk BPBD dan BAPPEDA Kabupaten/Kota, Jam 13.00-15.00 WIB hanya hadir via online Zoom

Waktu Agenda Narasumber

Strategi PRB untuk BPBD dan BAPPEDA Kabupaten/Kota hadir secara daring Zoom: https://bit.ly/FGD-SFDRR

12.30-

13.00 Registrasi 13.00-

13.30

Pembukaan dan Paparan pendahuluan

Direktur Pengembangan Strategi PB BNPB

13.30-

14.30 Diskusi

Fasilitator

14.30- 14.50

Simpulan, Tindak Lanjut, dan Penutup

Direktur Pengembangan Strategi

PB

(4)

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA Lampiran III Surat

Nomor : Und- /D1/PK.01.01/10/2021 Tanggal : Oktober 2021

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELAPORAN IMPLEMENTASI SFDRR A. Latar Belakang

Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana atau Sendai Framework for Disaster Risk Reduction (SFDRR) 2015-2030 ditetapkan dalam Konferensi Dunia PBB Ketiga untuk Pengurangan Risiko Bencana (3rd World Conference on Disaster Risk Reduction / WCDRR) di Sendai, Jepang pada 18 Maret 2015. Kerangka Sendai ini menggantikan Kerangka Aksi Hyogo (Hyogo Framework for Action / HFA) 2005-2015.

Pemerintah Indonesia menyetujui dan berkomitmen penuh terhadap implementasi Kerangka Sendai tersebut.

Sebagai bentuk keseriusan Pemerintah Indonesia dalam menjalankan upaya pengurangan risiko bencana (PRB) berdasarkan SFDRR adalah dengan memasukan topik PRB ke dalam perencanaan pembangunan seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pada periode 2015-2019 dan 2020-2024 dan Rencana Kerja Tahunan (RKP), dan Rencana Nasional Penanggulangan Bencana (Renas PB) periode 2015-2019 dan 2020-2024 serta masuk dalam perencanaan sektoral di kementerian/lembaga (K/L).

SFDRR 2015-2030 masuk dalam Rencana Induk Penanggulangan Bencana (RIPB) 2020-2044 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2020 tentang Rencana Induk Penanggulangan Bencana 2020-2044. Dalam RIPB telah dirumuskan tujuan dan sasaran penanggulangan bencana, kebijakan dan strategi, serta peta jalan berjangka waktu 25 tahun. Implementasi per lima (5) tahun dari RIPB adalah dijalankan melalui Renas PB. RIPB 2020-2044 ini menjadi pijakan bersama untuk membangun regulasi, kelembagaan dan investasi penanggulangan bencana. Renas PB akan menjadi rujukan operasional K/L dan pemerintah daerah dalam penanggulangan bencana. Di daerah upaya PRB dimasukkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) oleh masing-masing pemerintah daerah, walaupun tingkatnya berbeda-beda tergantung oleh komitmen dan karakteristik daerah yang bersangkutan.

Upaya PRB juga dilaksanakan dengan dibentuknya forum-forum PRB, baik di tingkat nasional maupun provinsi dan kabupaten/kota. Selain itu di tingkat desa/kelurahan dilakukan program oleh K/L seperti Desa Tangguh Bencana (Destana), Kampung Siaga Bencana (KSB), Kampung Iklim, dll. Sedangkan di tingkat kabupaten/kota ada program Kota Tangguh Bencana, Kota Cerdas (Smart City), Kota Berketahanan Iklim, dll. Upaya PRB yang lebih spesifik dilakukan melalui pendidikan bencana atau Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), rumah sakit aman bencana, Pramuka Peduli, Sekolah Sungai, Sekolah Laut dan Sekokah Gunung, Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik bencana, dan lain- lain.

(5)

Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban implementasi SFDRR, Pemerintah Indonesia dalam kurun waktu 2015 hingga 2020 telah membuat empat (4) buah laporan kepada United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR), yaitu:

1. Laporan Status Garis Dasar Manajemen Risiko Bencana Indonesia 2015: Menuju Identifikasi Prioritas Nasional dan Lokal untuk Pelaksanaan Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana (2015-2030) atau Indonesia’s Disaster Risk Management Baseline Status Report 2015: Towards Identifying National and Local Priorities for the Implementation of the Sendai Framework for Disaster Risk Reduction (2015-2030) pada bulan Oktober 2016. Laporan ini memuat implementasi dan pencapaian PRB pada 2015-2016.1

2. INDONESIAN COUNTRY REPORT pada Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Jenewa, Swiss, 13-17 Mei 2019. Laporan ini memuat implementasi dan pencapaian PRB pada 2015-2018.

3. Pelaporan pelaksanaan SFDRR melalui Dashboard SFDRR Monitor atau Sendai Framework Monitorng (SFM) (https://sendaimonitor.undrr.org/) tahun 2019 dan 2020.

4. Laporan Pelaksanaan Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana 2015- 2030 Fokus Capaian Target E pada tahun 2020.

Pada tahun 2021 ini Pemerintah Indonesia membuat Laporan Pelaksanaan SFDRR untuk periode 2019-2021 yang akan disampaikan dalam acara GPDRR Tahun 2022 di Bali.

B. Tujuan Pelaporan SFDRR

Melakukan peninjauan pelaksanaan SFDRR pada Periode 2019-2021 terutama pada 7 target global, 4 prioritas aksi, peran para pihak yang berkepentingan dan kerjasama internasional untuk mendapatkan capaian, hasil dan manfaat, serta pemetaan isu dan permasalahan/hambatan yang dihadapi.

C. Target Keluaran Pelaporan SFDRR

1. Mendapatkan capaian, hasil dan manfaat, serta pemetaan isu, permasalahan/hambatan yang dihadapi dan pembelajaran dalam kerangka SFDRR.

2. Mendapatkan data dan bukti kemajuan menuju hasil SFDRR 2015-2030.

3. Mendapatkan masukan dan data capaian SFDRR di Indonesia sebagai laporan resmi pemerintah (country report) dan disampaikan kepada masyarakat global dalam acara GPDRR di Bali tahun 2022 ("Indonesian Country Report SFDRR Implementation Period 2019-2021")

4. Mendapatkan komitmen serta partisipasi berbagai pemangku kepentingan dalam PRB di Indonesia.

1 BNPB (2016). Indonesia's Disaster Risk Management Baseline Country Status Report 2015 (https://www.preventionweb.net/publications/view/50832), diakses pada 19 April 2021.

(6)

D. Peta Jalan Pelaporan SFDRR

Gambar 1. Peta Jalan Pelaporan SFDRR E. Forum Group Discussion

Merujuk pada perencanaan proses pelaporan pada Gambar 1 nomor 3, salah satu tahapan kegiatan adalan Forum Group Discussion (FGD). FGD ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban dari pemangku kepentingan terkait dengan Target A-G dalam SFDRR yang dilihat dari sudut pandangan Empat Prioritas Aksi. Dalam proses FGD tersebut, disusun pertanyaan kunci yang akan memudahkan dalam proses FGD juga

(7)

dalam analisi data. FGD ini akan mendiskusikan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai Indonesia dalam memenuhi 4 prioritas aksi dan 7 target global SFDRR serta tantangan dan kesenjangan yang masih ada.

Hasil dari FGD adalah laporan deskriptif pada Target SFDRR, baik yang dilengkapi dengan data ataupun yang datanya tidak tersedia ataupun berpa analisis. FGD akan dibagi dalam lima kelompok dengan masing – masing permasalahan yang dibahas adalah sebagai berikut:

1) Kelompok 1: pendidikan, kesehatan, dan heritage 2) Kelompok 2: infrastruktur penting/kritis

3) Kelompok 3: sektor industri, jasa dan perdagangan

4) Kelompok 4: sektor pertanian (termasuk perkebunan, perikanan, perhutanan) 5) Kelompok 5: sistem peringatan dini

FGD akan dilakukan dalam beberapa tahap. Mempertimbangkan keterkaitan pemangku kepentingan dengan isu yang dibahas, FGD ini akan focus pada Kelompok 3 (sector industry, jasa, dan perdagangan).

Proses input dan pembaruan (update) data untuk penyusunan Laporan Interim Pelaksanaan SFDRR berasal dari kajian pustaka, data dari masing-masing Kementerian/Lembaga, dan data dari internal BNPB serta lembaga-lembaga non- pemerintah terkait. FGD ini akan mengumpulkan masukan untuk membuat analisis kualitatif. Proses pelaksanaan lokakarya/FGD dan lokakarya akhir akan dipandu oleh fasilitator dan co-fasilitator. Pengumpulan data pada masing-masing K/L akan dilakukan oleh BNPB bersama tim SIAP SIAGA, serta penulisan dan penerjemahan akan dilakukan oleh tim SIAP SIAGA.

F. Tujuan FGD

Melakukan diskusi kelompok terfokus/FGD untuk meninjau pelaksanaan SFDRR terutama pada 4 prioritas aksi, 7 target global, peran para pihak berkepentingan dan kerja sama internasional untuk mendapatkan informasi tentang capaian, hasil dan manfaat, serta pemetaan isu dan permasalahan/hambatan yang dihadapi. Kegiatan ini juga diharapkan akan dapat meningkatkan pemahaman akan SFDRR di antara para pelaku, khususnya pada kementerian/lembaga dan menggalang komitmen serta partisipasi K/L dalam PRB di Indonesia.

G. Keluaran FGD

Keluaran yang diharapkan dari seluruh rangkaian kegiatan FGD antara lain:

1. Mendapatkan masukan, data dan informasi dari unsur K/L mengenai capaian, hasil dan manfaat, serta pemetaan isu, permasalahan/hambatan yang dihadapi dan pembelajaran dalam melaksanakan pengurangan risiko bencana.

2. Mendapatkan informasi dan bukti kemajuan hasil SFDRR 2015-2030 di Indonesia sebagai laporan resmi pemerintah yang akan disampaikan kepada masyarakat global dalam acara GPDRR pada tahun 2022 di Bali.

H. Waktu dan Tempat

Kegiatan FGD Penyusunan Laporan Interim Pelaksanaan SFDRR (Kelompok 1&2) akan dilakukan:

Sesi 1: Strategi PRB di tingkat Provinsi: Jam 08.30 WIB-selesai pada hari, tanggal : Senin, 18 Oktober 2021*

(8)

waktu : pukul 08.30 WIB atau 09.30 WITA – selesai

tempat : Swiss Bell-Hotel Jl. Benteng Kapaha No.88, Uritetu, Sirimau, Kota Ambon, Maluku

Zoom: https://bit.ly/FGD-SFDRR

Meeting ID: 852 5307 3923 dan Passcode: 1234

Sesi 2 secara daring: Strategi PRB di tingkat Kabupaten dan Kota: Jam 13.00 WIB- selesai

Zoom: https://bit.ly/FGD-SFDRR

Meeting ID: 852 5307 3923 dan Passcode: 1234

I. Pertanyaan Kunci

Peserta berkenan mengisi survei singkat sebelum FGD Sektor E pada link berikut:

https://bit.ly/sektordrr.

1. Apa tantangan dan bagaimana strategi Pemda jika belum memiliki dokumen RPBD dan melegalkan dokumen RPBD?

2. Apa sja tantangan dan bagaimana strategi mengimplementasikan dokumen RPBD anda?

3. Apa saja tantangan dan bagaimana strategi mengintegrasikan dokumen RPBD kedalam RPJMD dan Renstra OPD?

4. Apakah pemerintah daerah anda telah memiliki mekanisme untuk pengendalian, pemantauan dan evaluasi secara berkala pelaksanaan RPBD? Jika belum, apa strategi dan upaya yang akan anda lakukan? Jika sudah ada, bagaimana hasil pemantauan dan evaluasinya?, jika belum dilaksanakan pemantaun dan evaluasi, bagaimana strateginya?

5. Menurut anda, apakah sudah ada perubahan berarti dalam hal pelaksanaan program- program RPBD periode saat ini dibandingkan dengan periode sebelumnya?

Dokumen yang dibutuhkan:

• Renstra K/L 2010-2014 dan 2015-2019

• LAKIP dalam 2 periode di atas

• Laporan lain yang berkaitan dengan kebencanaan (yang dapat membantu menjawab kelima pertanyaan kunci di atas)

• Laporan terkait kerusakan dan kerugian akibat bencana pada infrastruktur penting

(9)

EMPAT PRIORITAS AKSI DAN TUJUH TARGET GLOBAL SFDRR

Empat prioritas aksi SFDRR 2015-2030:

1. Prioritas 1: Memahami risiko bencana dengan tujuan pemahaman risiko yang benar berdasarkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kearifan lokal.

2. Prioritas 2: Memperkuat tata kelola risiko bencana untuk mengelola risiko dengan tujuan penyempurnaan sistem tata kelola dalam penanggulangan bencana melalui penerapan prinsip-prinsip partisipasi, keadilan dan kesetaraan, profesionalisme, kemandirian, efisiensi dalam penggunaan sumber daya dan tepat sasaran/efektif.

3. Prioritas 3: Berinvestasi dalam pengurangan risiko bencana untuk ketangguhan dengan tujuan untuk investasi pembangunan struktural dan non-struktural yang berkelanjutan dan akuntabel di semua tingkatan, dan yang tidak menimbulkan atau menambah risiko ekonomi dan sosial.

4. Prioritas 4: Meningkatkan kesiapsiagaan bencana untuk respon yang efektif dan

“Membangun Kembali dengan Lebih Baik” dalam pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi dengan tujuan pemerintah dan masyarakat yang memiliki kapasitas untuk merespons bencana dengan efektif secara mandiri dan mampu melenting balik setelah kejadian bencana serta membangun kehidupan yang lebih baik.

Tujuh target global SFDRR 2015-2030:

1. Target global A: Secara substansial mengurangi tingkat kematian akibat bencana global pada tahun 2030, dengan target menurunkan rata-rata global tingkat kematian per 100.000 penduduk dalam periode 2020-2030, dibandingkan dengan periode 2005-2015.

2. Target global B: Secara substansial mengurangi jumlah orang yang terdampak bencana secara global pada tahun 2030, dengan target menurunkan angka rata-rata global jumlah orang terdampak per 100.000 penduduk pada periode 2020-2030 dibandingkan dengan periode 2005-2015

3. Target global C: Mengurangi kerugian ekonomi langsung akibat bencana dalam kaitan dengan produk domestik bruto (PDB) global pada tahun 2030.

4. Target global D: Secara substansial mengurangi kerusakan akibat bencana pada infrastruktur penting dan gangguan pada layanan dasar, di antaranya fasilitas kesehatan dan pendidikan, termasuk melalui pengembangan ketahanan mereka pada tahun 2030 5. Target global E: Secara substansial meningkatkan jumlah negara dengan strategi

pengurangan risiko bencana nasional dan lokal pada tahun 2020.

6. Target global F: Secara substansial meningkatkan kerja sama internasional dengan negara-negara berkembang melalui dukungan yang memadai dan berkelanjutan untuk melengkapi aksi nasional mereka dalam mengimplementasikan kerangka ini pada tahun 2030.

7. Target global G: Secara substansial meningkatkan ketersediaan dan akses terhadap sistem peringatan dini multi-bahaya dan informasi serta penilaian risiko bencana bagi masyarakat pada tahun 2030.

(10)

Tabel Capaian Pengurangan Risiko Bencana*2

Tahun Capaian Pengurangan Risiko Bencana Sumber Data 2010 -

2015 2015

2016

2017

2018

2019

2020

Menurut Anda, apakah perbedaan capaian upaya pengurangan risiko bencana pada periode 2010 – 2015 dengan periode 2015 – 2020?

Jawaban:

2 Untuk diisi masing – masing K/L dan dibawa pada saat FGD

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu contoh kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang sudah dilakukan oleh BNPT adalah Debat Akademik, yaitu “Antara Deradikalisasi dan Disengagement” pada

Pelatihan ini dilaksanakan dengan metode ceramah, diskusi dan praktik langsung yang meliputi 4 tahap kegiatan yaitu persiapan, Forum Group Discussion (FGD) tim

1) Ketentuan Pasal 20 huruf v bermakna PPK melakukan penghitungan suara. Ketentuan tersebut tentunya keliru karena proses penghitungan suara dilakukan di TPS

Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) 3 ini untuk penentuan kawasan pembangunan tahap 1 didasarkan pada penilaian terhadap kriteria dan indikator yang

Pada prinsipnya, apabila seorang warga negara memiliki kepemilikan terhadap suatu aset tertentu, maka hal tersebut menjadi salah satu kewajiban negara untuk melindungi karena

Fasilitas parkir di luar ruang milik jalan (off street parking) adalah fasilitas parkir kendaraan di luar ruang milik jalan yang dibuat khusus atau penunjang

Muhammad Abduh dan Muhammad Iqbal misalnya, beliau meru- pakan filosof muslim dan pemikir pendidikan kaliber dunia yang telah banyak melakukan rekonstruksi di bidang pendidikan

Guru meminta peserta didik memperlihatkan kolom “Ayo Berlatih” dalam buku teks kepada orang tuanya dan orang tua memberikan komentar serta paraf. Dapat juga dilakukan