35 A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang kondisi sarana dan prasarana laboratorium IPS-Geografi, intensitas penggunaan laboratorium IPS-Geografi untuk pembelajaran, kendala yang dihadapi dalam penggunaan laboratorium IPS-Geografi, serta hubungan antara intensitas penggunaan laboratorium IPS- Geografi dengan hasil belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian campuran (mix-method), yaitu dalam melakukan penelitian peneliti menggunakan kombinasi metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode penelitian campuran digunakan karena dalam penelitian ini menghasilkan dua jenis data, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.
Metode campuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran konkuren, yang merupakan prosedur-prosedur yang mana di dalamnya peneliti mempertemukan atau menyatukan data kualitatif dan data kuantitatif untuk memperoleh analisis komprehensif atas masalah penelitian (Creswell, 2013: 5). Peneliti mengukur intensitas penggunaan laboratorium IPS-Geografi serta hubungannya dengan hasil belajar geografi siswa SMA serta. Pada waktu bersamaan peneliti juga akan mengeksplorasi ketersediaan sarana dan prasarana penunjang di laboratorium IPS-Geografi serta kendala
penggunaan laboratorium IPS-Geografi untuk melengkapi dan memperkaya data kuantitatif yang telah diperoleh.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 60). Variabel dalam penelitian ini meliputi:
1. Sarana dan prasarana penunjang laboratorium IPS-Geografi 2. Intensitas penggunaan laboratorium IPS-Geografi
3. Kendala penggunaan laboratorium IPS-Geografi 4. Hasil Belajar Geografi
Selanjutnya untuk membatasi pengertian yang digunakan dan memudahkan pemahaman dalam penelitian ini, maka diperlukan adanya definisi dari masing-masing variabel dalam penelitian ini, yaitu:
1. Sarana dan prasarana penunjang laboratorium IPS-Geografi
Sarana dan prasarana adalah ruang dan alat bahan yang tersedia untuk penunjang pembelajaran geografi di laboratorium IPS-Geografi.
Kriteria sarana dan prasarana penunjang laboratorium dibuat berdasarkan standar minimal sarana dan prasarana laboratorium secara umum yang terdapat pada Permendiknas No. 24 Tahun 2007 serta berdasarkan hasil analisis faktor dalam Kompetensi Dasar-3 (KD-3) dan Kompensi Dasar-4 (KD-4) pelajaran Geografi yang membutuhkan laboratorium. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan meliputi:
a. Ruang laboratorium
1) Rasio minimum luas ruang laboratorium adalah 2,4 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimal ruang laboratorium 48 m2.
2) Ruang laboratorium memiliki fasilitas pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan melakukan pengamatan.
b. Perabot, meliputi:
1) Kursi 2) Meja kerja
3) Meja demonstrasi 4) Lemari alat 5) Lemari bahan 6) LCD
7) Papan Tulis
c. Peralatan pendidikan, meliputi:
1) Globe
2) Gambar atau maket yang meliputi:
a. Gambar/maket lapisan bumi b. Gambar/maket rupa bumi
c. Gambar/maket lapisan profil tanah d. Gambar/maket sand dune
e. Gambar/maket gunung berapi f. Gambar/maket pola aliran sungai
g. Gambar/maket siklus air 3) Berbagai jenis peta:
a. Peta curah hujan b. Peta rawan bencana
c. Peta persebaran flora fauna d. Peta persebaran bahan tambang e. Peta kepadatan penduduk f. Peta topografi
g. Peta administratif
h. Peta rupa bumi Indonesia 4) Atlas
5) Contoh dokumen AMDAL 6) Data curah hujan
7) Data statistik kependudukan 8) Citra dan foto udara
9) Sampel batuan 10) Sampel tanah
11) Sampel bahan tambang 12) Soil test kit
13) Palu geologi 14) Kompas geologi 15) Hand anemometer 16) Digital hygrometer
17) GPS 18) Roll meter 19) Galah/tongkat 20) Perangkat komputer 21) VCD/ DVD Pembelajaran d. Perlengkapan lainnya, yaitu:
1) Soket listrik 2) PPP3K 3) Jam dinding 4) Tempat sampah
2. Intensitas penggunaan laboratorium IPS-Geografi
Intensitas penggunaan laboratorium IPS-Geografi adalah frekuensi penggunaan laboratorium IPS-Geografi untuk kegiatan pembelajaran geografi.
3. Kendala penggunaan laboratorium IPS-Geografi
Kendala yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hambatan- hambatan yang menyebabkan terganggunya atau tidak terlaksananya suatu rencana sesuai dengan tujuan, dalam hal ini terganggunya proses penggunaan laboratorium IPS-Geografi untuk pembelajaran Geografi SMA di Kabupaten Bantul. Kendala penggunaan laboratorium IPS- Geografi dapat meliputi ketersediaan ruang laboratorium IPS-Geografi, ketersediaan sarana dan prasarana penunjang laboratorium IPS-Geografi,
keterbatasan waktu untuk pelaksanaan praktikum, serta keterbatasan keterampilan guru dalam pelaksanaan praktikum.
4. Hasil belajar Geografi
Hasil belajar siswa adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas X IPS dalam ranah kognitif yang dilihat berdasarkan hasil Ujian Semester Ganjil tahun akademik 2013/2014
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Bantul yang memiliki laboratorium IPS-Geografi serta telah menerapkan kurikulum 2013, yaitu: SMA N 1 Kasihan, SMA N 1 Jetis, , dan SMA N 1 Sedayu pada bulan Maret sampai Juli 2014.
D. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2012: 117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS karena siswa yang memperoleh pelajaran Geografi pada kurikulum 2013 hanya siswa peminatan IPS, guru mata pelajaran Geografi yang mengampu kelas X IPS, kepala sekolah serta wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana dari Sekolah Menengah Atas yang memiliki laboratorium IPS-Geografi dan telah menerapkan kurikulum 2013.
Penentuan besarnya sampel siswa yang menjadi responden dalam penelitian ini menggunakan Nomogram Harry King. Berikut gambar penggunaan Nomogram Harry King pada Gambar 4.
Gambar 4. Nomogram Harry King (Sugiyono, 2012: 129)
Jumlah siswa kelas X IPS di Sekolah Menengah Atas yang menjadi lokasi penelitian, yaitu SMA N 1 Jetis, SMA N 1 Kasihan, dan SMA N 1 Sedayu adalah 292 orang. Taraf kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 95% atau taraf kesalahan 5%, sehingga faktor pengalinya adalah 1,195. Perhitungan besarnya sampel dengan teknik nomogram Harry King adalah dengan menarik garis dari garis populasi sebesar 292 dan melewati taraf kesalahan 5%, sehingga diperoleh titik temu diantara angka 40 dan 50, yaitu kurang lebih angka 45%. Perhitungan
besarnya sampel yang diambil adalah 292 x 45% x 1,195 = 157,02 atau dibulatkan menjadi 157, sehingga besarnya jumlah sampel siswa adalah 157 orang dari 292 keseluruhan populasi.
Pengambilan sampel siswa menggunakan teknik propotional random sampling. Sampel siswa diambil secara acak pada siswa kelas X IPS dengan
proporsi atau persentase yang sama. Berikut hasil perhitungan jumlah sampel dari masing-masing sekolah dapat diamati pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Sampel Siswa Tiap Sekolah Menengah Atas No. Nama Sekolah
Jumlah Siswa Masing-Masing
Sekolah
Perhitungan
Besarnya Sampel Besarnya Sampel 1 SMA Negeri 1
Kasihan
51 27
2 SMA Negeri 1 Jetis 83 45
3 SMA Negeri 1 Sedayu
158 85
Jumlah 292 157
Sumber: Data sekunder diolah, 2014
Daftar SMA di Kabupaten Bantul, ketersediaan laboratorium IPS- Geografi serta kurikulum yang diterapkan pada tahun ajaran 2013/2014 dapat diamati pada Tabel 14 (lampiran). Berdasarkan daftar tersebut, maka Sekolah Menengah Atas yang memenuhi persyaratan sebagai lokasi penelitian adalah SMA yang telah memiliki laboratorium IPS-Geografi dan telah menerapkan kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2013/2014. SMA yang memenuhi syarat untuk menjadi lokasi penelitan adalah SMA N 1 Jetis, SMA N 1 Kasihan, SMA N 1 Sedayu, serta SMA N 1 Sewon.
Pada pelaksanaannya, peneliti tidak dapat melaksanakan penelitian di SMA N 1 Sewon karena menemui hambatan teknis berupa tidak memperoleh
izin penelitian dari guru mata pelajaran Geografi di SMA N 1 Sewon. Maka dari itu SMA yang menjadi lokasi penelitian adalah SMA N 1 Jetis, SMA N 1 Kasihan, dan SMA N 1 Sedayu.
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang memiliki ciri spesifik bila dibandingkan dengan teknik wawancara dan kuesioner. Teknik pengumpulan data observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala- gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2012: 203). Metode observasi ini digunakan untuk memperoleh diskripsi mengenai kondisi fisik laboratorium IPS serta sarana dan prasarana penunjang pembelajaran Geografi yang ada di laboratorium IPS.
b. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono, 2012: 199).
Kuesioner digunakan untuk memperoleh informasi mengenai intensitas penggunaan laboratorium IPS untuk pembelajaran Geografi serta kendala yang dihadapi dalam penggunaan laboratorium IPS untuk pembelajaran Geografi.
c. Wawancara
Menurut Sugiyono (2012: 194) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil.
Teknik wawancara digunakan oleh peneliti untuk memperoleh informasi secara mendalam dan mengkonfirmasi informasi mengenai intensitas penggunaan laboratorium IPS-Geografi dan kendala yang dihadapi dalam penggunaan laboratorium IPS-Geografi kepada guru geografi yang mengampu kelas X, kepala sekolah, dan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana.
d. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik dalam mencari data mengenai hal- hal atau variabel yang berupa catatan transkip, buku, surat kabar, majalah, prestasi, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2010: 274). Dokumentasi dalam penelitian ini meliputi nilai hasil belajar siswa.
2. Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 203), instrumen penelitian adalah suatu alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi lembar observasi, daftar pertanyaan wawancara, dan kuesioner. Instrumen dikonsultasikan kepada dosen ahli sebagai expert judgement. Berikut kisi- kisi instrumen yang akan digunakan dapat dilihat pada Tabel 2:
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
No. Variabel Indikator Teknik Responden Nomor
Butir 1. Sarana
dan prasarana penunjang
a. Kondisi ruangan Observasi A, B, C
Wawancara Kepsek, Waka
B (1,2)
b. Perabot Observasi D (1-7)
c. Peralatan dan media pendidikan
Observasi E (1-34)
d. Perlengkapan lainnya Observasi F (1-6) 2. Pemanfaat
an laboratori um
Intensitas pemanfaatan laboratorium untuk kegiatan pembelajaran
Angket Guru B
Siswa B (1-20) Wawancara Kepsek,
Waka
B (3,4) 3. Kendala
pemanfaat an
a. Ketersediaan ruang laboratorium IPS- Geografi
Angket Guru B
Siswa B (21-22) Wawancara Guru C (1,2)
Kepsek, Waka
B (5-6) b. Ketersediaan sarana
dan prasarana penunjang
laboratorium IPS- Geografi
Angket Guru B
Wawancara C (3)
c. Keterbatasan waktu untuk pelaksanaan praktikum
Angket Guru B
Siswa B (23-24)
Wawancara Guru C (4)
d. Keterbatasan
keterampilan guru dalam pelaksanaan praktikum.
Angket Guru B
Siswa B (25-29)
Wawancara Guru C (5,6)
4. Hasil belajar siswa
Nilai semester ganjil mata pelajaran Geografi tahun ajaran 2013/2014
Angket Siswa B (30-34) Dokumentasi
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, yaitu dengan mendeskripsikan dan memaknai data dari masing-masing aspek yang diteliti. Data hasil penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan pertanyaan penelitian yang telah dibuat.
Data kuantitatif yang diperoleh selanjutnya akan disajikan dalam bentuk deskripsi data. Teknik analisis data penelitian ini akan menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Program for Social Science) 17.0 for windows untuk mengetahui mean, median, modus, standar deviasi, dan range,
pada setiap aspek yang diteliti.
Data yang telah dianalisis, selanjutnya dibuat suatu kriteria-kriteria dengan menggunakan tabel kecenderungan variabel untuk melihat intensitas penggunaan laboratorium IPS-Geografi, Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Bantul. Tabel kecenderungan variabel merupakan pengkategorian masing-masing skor. Skor tersebut kemudian dikelompokan ke dalam tiga kategori, yaitu tinggi/baik, sedang/cukup, rendah/kurang. Pengkategorian dibuat berdasarkan mean dan standar deviasi (SD) yang diperoleh.
Tingkat kecenderungan variabel dibedakan menjadi tiga variabel menurut Djemari Mardapi (2008: 123), ketiga kategori tersebut adalah:
: Tinggi/Baik
: Sedang/Cukup
: Rendah/Kurang
Pengelompokan ini berdasarkan kurva norma. Cara untuk menghitung rerata harapan dan standar deviasi sebagai berikut:
Nilai rerata harapan/ ideal (Mi) :
Standar deviasi harapan/ ideal (SDi) :
Skor tertinggi tersebut merupakan skor tertinggi yang muncul dari keseluruhan pilihan alternatif jawaban instrumen penelitian. Skor terendah merupakan skor terendah yang muncul dari keseluruhan pilihan alternatif jawaban instrumen penelitian. Hasil rata-rata (Mean) yang telah diperoleh dalam penelitian ini selanjutnya dikonsultasikan dengan standar penilaian tinggi/ baik, sedang/ cukup, dan rendah/kurang tersebut.
Hubungan antara intensitas penggunaan laboratorium IPS-Geografi dengan hasil belajar Geografi siswa SMA di Kabupaten Bantul dianalisis menggunakan teknik korelasi Product Moment. Korelasi Produk Moment merupakan teknik analisis data untuk menguji hipotesis asosiatif atau hubungan antara satu variabel independent dengan satu variabel dependent, dengan data berbentuk interval.
Data kualitatif akan dianalisis dengan teknik analisis kualitatif dengan langkah sebagai berikut:
1. Mengolah dan mempersiapkan data, langkah ini melibatkan transkip wawancara, men-scanning materi, mengetik data lapangan, memilah dan menyusun data tersebut ke dalam jenis-jenis yang berbeda tergantung pada sumber informasi.
2. Membaca keseluruhan data, pada tahap ini peneliti membangun general sense atas informasi yang diperoleh dan merefleksikan makna secara
keseluruhan. Gagasan umum apa yang terkandung dalam perkataan partisipan? Bagaimana nada gagasan tersebut? Bagaimana kesan dari kedalaman, kredibilitas, dan penuturan informasi itu? Peneliti terkadang juga menulis catatan-catatan khusus atau gagasan-gagasan umum tentang data yang diperoleh.
3. Menganalisis lebih detail dengan meng-coding data, coding merupakan proses mengolah materi atau informasi menjadi segmen-segmen tulisan sebelum memakainya.
4. Menerapkan proses coding, proses coding diterapkan untuk mendeskripsikan setting, orang-orang, kategori-kategori, dan tema-tema yang akan dianalisis. Deskripsi ini melibatkan usaha menyampaikan informasi secara detail mengenai orang-orang, lokasi-lokasi, atau peristiwa-peristiwa dalam setting tertentu.
5. Menunjukkan bagaimana deskripsi dan tema-tema ini akan disajikan kembali dalam narasi atau laporan kualitatif. Pendekatan yang paling populer adalah menerapkan pendekatan naratif dalam menyampaikan hasil analisis (Cresswell, 2013: 276-283).
Selanjutnya untuk melihat keabsahan data digunakan strategi triangulasi konkuren, menurut Creswell (2013: 320) dalam strategi triangulasi konkuren peneliti mengumpulkan data secara konkuren (dalam satu waktu), kemudian membandingkan kedua data tersebut untuk mengetahui apakah
terdapat konvergensi, perbedaan-perbedaan, atau beberapa kombinasi. Pada strategi ini, pencampuran (mixing) terjadi ketika penelitian sampai pada tahap interpretasi dan pembahasan. Pencampuran dilakukan dengan melebur dua data penelitian menjadi satu atau dengan mengintegrasikan atau mengkomparasikan hasil-hasil dari dua data tersebut secara berdampingan dalam pembahasan. Berikut bagan strategi triangulasi konkuren ditunjukan pada Gambar 5.
Gambar 5. Strategi Triangulasi Konkuren (Creswell, 2013: 314)
Metode kuantitatif disimbolkan dengan “KUAN”, sedangkan metode kualitatif di simbolkan dengan “KUAL”. Penulisan simbol tersebut keduanya menggunakan jenis huruf dan jumlah huruf yang sama. Hal tersebut menunjukan bahwa kedua metode tersebut digunakan secara bersama-sama dengan bobot yang sama. Peneliti melakukan pengumpulan data kuantitatif dan data kualitatif secara bersama-sama (dalam satu waktu), kemudian masing-masing data tersebut dianalisis. Tahap selanjutnya, hasil analisis dari masing-masing data yang telah diperoleh dibandingkan dan disimpulkan.
KUAN
KUAN Pengumpulan data
KUAL
KUAL Pengumpulan data
KUAN Analisis data
KUAL Analisis data Hasil data yang
dikomparasikan