Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Permukiman Kumuh
Kelurahan Ploso, Surabaya
Sekar Ayu Advianty 3609100017
Dosen Pembimbing : Ketut Dewi Martha Erli H, ST. MT
TAMBAKSARI
Kecamatan Tambaksari
merupakan salah satu titik
kekumuhan di Kota Surabaya.
(
Studi Inventarisasi Kawasan Kumuh Kota Surabaya, 2009)
Latar Belakang Penelitian
Latar Belakang Penelitian
- Belum signifikan mengatasi kekumuhan di Kelurahan Ploso
- Ada permasalahan partisipasi masyarakat Kelurahan Ploso (Hasil wawancara evaluasi program , 2013)
Partisipasi masyarakat , tingkat partisipasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
Salah satu kelurahan di Kecamatan Tambaksari adalah.. Kelurahan Ploso
Perilaku kumuh masyarakat
- PNPM Mandiri Perkotaan (2010-2013)
- RSDK (2012-2013)
- Kerja bakti dari Kelurahan Banyak program/ kegiatan
perbaikan lingkungan Kondisi kekumuhan permukiman
Padat
Pertanyaan Penelitian :
Merumuskan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi
masyarakat dalam perbaikan permukiman kumuh di
Kelurahan Ploso.
1. Menganalisis tingkat kekumuhan di Kelurahan Ploso.
2. Mengukur tingkat partisipasi berdasarkan tingkat kekumuhan di Kelurahan Ploso
3. Menganalisis keterkaitan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat pada permukiman kumuh di Kelurahan Ploso
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat berdasarkan kekumuhan permukiman di Kelurahan Ploso?”
Tujuan : SASARAN :
Tinjauan Pustaka
Teori Partisipasi Masyarakat dalam
Pembangunan Teori
Permukiman Kumuh
Faktor – faktor yang mempenga- ruhi Tingkat
Partisipasi Tingkat
Partisipasi Masyarakat
Keterkaitan Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
partisipasi
berdasarkan
kekumuhannya
Metodologi Penelitian
Teknik yang digunakan adalah Proportional Random Sampling.
Variabel dan
definisi operasional
Kelurahan Ploso
Permukiman Kumuh (8 RW)
100 Sampel
Sasaran 1:
Menggunakan Metode skoring, yang memiliki parameter kekumuhan untuk tiap variabel kekumuhannya.
Diadaptasi dari Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh Daerah Penyangga Kota Metropolitan (2006) dan SNI (2004)
Analisis tingkat kekumuhan di Kelurahan Ploso
Metode Pembobotan Kekumuhan
Sasaran 2 :
Menggunakan Metode Skoring, masing-masing RW memiliki 8 rentang bobot tingkat partisipasinya sendiri (sesuai dengan jumlah
responden/RW). Rentang bobot tingkat
partisipasi tiap rw
Kondisi Sosial Ekonomi:
- Jenis kelamin - Usia
- Tingkat pendidikan - Lama tinggal
- Jenis mata pencaharian - Tingkat pendapatan
penduduk
Kondisi Pendukung Partisipasi:
- Frekuensi dilibatkan - Keinginan dilibatkan - Penguasaan informasi - Frekuensi kehadiran - Jenis sumbangan
Analisis Crosstab
2
1 3
Tingkat Partisipasi Masyarakat Kelurahan Ploso
Gambar:
Proses analisis keterkaitan faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat partisipasi Sumber : Peneliti, 2013
Hipotesa yang dirumuskan untuk Output Chi-Square Tests nanti adalah:
Hipotesis :
Ho = Tidak ada pengaruh baris terhadap kolom H1 = Ada pengaruh baris terhadap kolom
Chi-square tabel dengan tingkat signifikansi (α) yang digunakan adalah 5- 10 %.
Df = ((jml baris – 1) x (jml kolom – 1)) Keputusan :
X2 hitung < X tabel Ho diterima, artinya tidak terdapat pengaruh
X2 hitung > X tabel Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh
KERANGKA PENELITIAN
Metodologi Penelitian
Sasaran 3: Analisis keterkaitan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat
pada permukiman kumuh di Kelurahan Ploso
Gambaran Umum & Hasil Analisis
Indikator Variabel Hasil Penilaian Bobot Kondisi kelayakan
bangunan
Kualitas bangunan 50% non permanen
30
Ketersediaan dan kondisi prasarana perkotaan
Prasarana air bersih 50%Perpipaan 30 Prasarana sanitasi 50%Sanitasi
pribadi
30 Prasarana
Persampahan
66.6%Pelayanan 30 Prasarana drainase 50%Genangan 30 Kondisi jalan 50%Jalan-jalan
buruk
30 Tingkat
kepadatan kawasan
Kepadatan penduduk/RW
211 jiwa/ha 50 Ruang gerak perjiwa 5.43 m
2/ jiwa 50 Legalitas
kepemilikan lahan
Status kepemilikan lahan
66.7% belum bersertifikat
50
Total 330
RW I
Rumah kecil dan rapat, dihuni banyak orang, sehingga ruang geraknya sempit.
Jumlah bangunan permanen cukup banyak (50%)
Jalan lingkungan cukup lebar.
Sasaran I :
Hasil Pembobotan Karakteristik Permukiman Kumuh
Indikator Variabel Hasil Penilaian Bobot Kondisi kelayakan
bangunan
Kualitas bangunan 70% non permanen
50
Ketersediaan dan kondisi prasarana perkotaan
Prasarana air bersih 40% Perpipaan 30 Prasarana sanitasi 20% Sanitasi
pribadi
50 Prasarana
Persampahan
0% Pelayanan 50 Prasarana drainase 40% Genangan 30 Kondisi jalan 60% Jalan-jalan
buruk
30 Tingkat
kepadatan kawasan
Kepadatan penduduk/RW
320 jiwa/ha 50 Ruang gerak perjiwa 6.35 m
2/ jiwa 50 Legalitas
kepemilikan lahan
Status kepemilikan lahan
40% belum bersertifikat
30
Total Total 370
RW II
Mayoritas jumlah anggota keluarga sedikit, sehingga ruang gerak lebih luas dibanding RW I
Terdapat banyak bangunan non permanen (70%)
Jalan lingkungan sempit dan tidak terawat dengan baik.
Tidak terlayani petugas kebersihan,dan hampir seluruh warga tidak memiliki prasarana sanitasi pribadi.
Hasil Pembobotan Karakteristik Permukiman Kumuh
Indikator Variabel Hasil Penilaian Bobot Kondisi kelayakan
bangunan
Kualitas bangunan 55.5% non permanen
50
Ketersediaan dan kondisi prasarana perkotaan
Prasarana air bersih Perpipaan 44.4% 30 Prasarana sanitasi Sanitasi pribadi
77.7%
20 Prasarana
Persampahan
Pelayanan 66.6% 30 Prasarana drainase Genangan 44.4% 30 Kondisi jalan Jalan-jalan buruk
33.3%
20 Tingkat kepadatan
kawasan
Kepadatan penduduk/RW
520 jiwa/ha 50 Ruang gerak perjiwa 6.6m
2/ jiwa 50 Legalitas
kepemilikan lahan
Status kepemilikan lahan
55.6% belum bersertifikat
30
Total Total 310
RW III
Merupakan kawasan padat bangunan
Masih ditemukan cukup banyak (di asta 50%) bangunan non permanen
Memiliki jalan lingkungan yang cukup lebar dan terawat sehingga prosentase jalan buruk cukup sedikit.
Hasil Pembobotan Karakteristik Permukiman Kumuh
Indikator Variabel Hasil Penilaian Bobot Kondisi kelayakan
bangunan
Kualitas bangunan 50% non permanen
30
Ketersediaan dan kondisi prasarana perkotaan
Prasarana air bersih 20%Perpipaan 50 Prasarana sanitasi 50% Sanitasi
pribadi
30 Prasarana
Persampahan
50% Pelayanan 50 Prasarana drainase 50%Genangan 30 Kondisi jalan 50% Jalan-jalan
buruk
30 Tingkat
kepadatan kawasan
Kepadatan penduduk/RW
467 jiwa/ha 50 Ruang gerak perjiwa 7 m
2/ jiwa 50 Legalitas
kepemilikan lahan
Status kepemilikan lahan
60% belum bersertifikat
30
Total Total 350
RW IV
Masih ditemukan cukup banyak (50%) bangunan non permanen
Mayoritas penduduk membeli air dari tukang jirigen keliling untuk kebutuhan sehari-hari
Jalan lingkungan cukup lebar., namun masih ditemukan gang-gang yang sangat sempit.
Hasil Pembobotan Karakteristik Permukiman Kumuh
Indikator Variabel Hasil Penilaian Bobot Kondisi kelayakan
bangunan
Kualitas bangunan 38.5% non permanen
30
Ketersediaan dan kondisi prasarana perkotaan
Prasarana air bersih 34.3%Perpipaan 30 Prasarana sanitasi 77.1 % Sanitasi
pribadi
20 Prasarana
Persampahan
77.1%Pelayanan 20 Prasarana drainase 57.1% Genangan 50 Kondisi jalan 45.7% Jalan-jalan
buruk
20 Tingkat kepadatan
kawasan
Kepadatan penduduk/RW
372 jiwa/ha 50
Ruang gerak perjiwa 8.6 m
2/ jiwa 50 Legalitas
kepemilikan lahan
Status kepemilikan lahan
54.3% belum bersertifikat
30
Total Total 300
RW V
Mayoritas bangunan merupakan bangunan permanen (di atas 50%)
Sebagian besar penduduk membeli air dari tukang jirigen keliling dan menggunakan sumur untuk kebutuhan sehari-hari
Saluran drainase sempit,sehingga masih sering terjadi genangan saat hujan.
Hasil Pembobotan Karakteristik Permukiman Kumuh
Indikator Variabel Hasil Penilaian Bobot Kondisi kelayakan
bangunan
Kualitas bangunan 35.7% non permanen
30
Ketersediaan dan kondisi prasarana perkotaan
Prasarana air bersih 71.4%Perpipaan 20 Prasarana sanitasi 100% Sanitasi
pribadi
20 Prasarana
Persampahan
77.1% Pelayanan 20 Prasarana drainase 28.6%Genangan 30 Kondisi jalan 57.1% Jalan-
jalan buruk
30 Tingkat kepadatan
kawasan
Kepadatan penduduk/RW
350 jiwa/ha 50
Ruang gerak perjiwa 8.1 m
2/ jiwa 50 Legalitas
kepemilikan lahan
Status kepemilikan lahan
100% belum bersertifikat
50
Total Total 300
RW VIII
Mayoritas bangunan merupakan bangunan permanen (di atas 50%)
Kebutuhan akan air bersih sebagian besar telah terpenuhi, dan tiap
bangunan telah dilengkapi dengan prasarana sanitasi pribadi.
Jalan lingkungan cukup lebar, diperkeras, namun kurang terawat.
Saluran drainase lebar,sehingga hampir tidak ada genangan saat hujan.
Hasil Pembobotan Karakteristik Permukiman Kumuh
Indikator Variabel Hasil Penilaian Bobot Kondisi kelayakan
bangunan
Kualitas bangunan 57.1% non permanen
50
Ketersediaan dan kondisi prasarana perkotaan
Prasarana air bersih 50 % Perpipaan 30 Prasarana sanitasi 42.9% Sanitasi
pribadi
30 Prasarana
Persampahan
85.7% Pelayanan 20 Prasarana drainase 71.4% Genangan 50 Kondisi jalan 61.3% Jalan-
jalan buruk
30 Tingkat kepadatan
kawasan
Kepadatan penduduk/RW
148 jiwa/ha 20
Ruang gerak perjiwa 9 m
2/ jiwa 50 Legalitas
kepemilikan lahan
Status kepemilikan lahan
100% belum bersertifikat
50
Total Total 330
RW X
Sebagian besar bangunan merupakan bangunan non permanen (di atas 50%)
Sebagian penduduk membeli air dari tukang jirigen keliling dan 50% lainnya telah terlayani PDAM.
Jalan lingkungan cukup lebar, diperkeras, namun kurang terawat.
Saluran drainase jarang ditemukan, sehingga sering terjadi genangan saat hujan di kawasan ini.
Hasil Pembobotan Karakteristik Permukiman Kumuh
Indikator Variabel Hasil Penilaian Bobot Kondisi kelayakan
bangunan
Kualitas bangunan 40% non permanen
30
Ketersediaan dan kondisi prasarana perkotaan
Prasarana air bersih 20% Perpipaan 50 Prasarana sanitasi 60% Sanitasi
pribadi
30 Prasarana
Persampahan
60% Pelayanan 30 Prasarana drainase 40% Genangan 30 Kondisi jalan 40% Jalan-jalan
buruk
20 Tingkat kepadatan
kawasan
Kepadatan penduduk/RW
172 jiwa/ha 30
Ruang gerak perjiwa 8.32 m
2/ jiwa 50 Legalitas
kepemilikan lahan
Status kepemilikan lahan
80% belum bersertifikat
50
Total Total 320
RW XI
Bukan merupakan kawasan padat, bangunan cukup luas namun masih
terdapat bangunan non permanen (40%)
Sebagian besar penduduk membeli air dari tukang jirigen keliling.
Jalan lingkungan cukup lebar, diperkeras, dan terawat, dan memiliki saluran
drainase yang memadai sehingga jarang terjadi genangan saat hujan.
Hasil Pembobotan Karakteristik Permukiman Kumuh
Tingkat Kekumuhan di Kelurahan Ploso
Keterangan:
• Tingkat kekumuhan tinggi nilai bobot kekumuhan = 450-360
• Tingkat kekumuhan sedang nilai bobot kekumuhan = 359- 269
• Tingkat kekumuhan rendah nilai bobot kekumuhan =268- 180
Sumber: Hasil analisa, 2013
Sasaran 1 :
- Sebagian besar merupakan bangunan non permanen, belum terlayani PDAM sehingga menggunakan sumur.
- Kebutuhan untuk sanitasi belum tercukupi dengan baik ( 1 Kamar mandi untuk 11 KK)
- Tidak terlayani petugas kebersihan
- Kondisi jalan buruk masih banyak ditemukan
Banyak program yang telah diterima, tetapi masih kumuh karena ada permasalahan partisipasi masyarakat
Selanjutnya akan dilihat sejauh mana tingkat partisipasi masyarakat pada wilayah studi
RW Nilai Bobot Kekumuhan
Tingkat Kekumuhan
I 330 SEDANG
II 370 TINGGI
III 310 SEDANG
IV 350 SEDANG
V 300 SEDANG
VIII 300 SEDANG
X 330 SEDANG
XI 320 SEDANG
Pengukuran Tingkat Partisipasi
Variabel Tingkat Partisipasi
Nilai Bobot
Jumlah responden
Skor
Tidak ada informasi 1 1 1
Informasi 2 5 10
Sosialisasi 3 3 9
Jaring Aspirasi 4 2 8
Pelibatan dalam
perencanaan 5 1 5
Pelibatan dalam
pengambilan keputusan 6 0 0
Pelibatan dalam
pengawasan 7 0 0
Pelibatan dalam evaluasi 8 0 0
Total Skor RW.1 : 33 TOTAL RESPONDEN RW. I : 6 orang
Tingkat partisipasi RW.1 : Pemberian Informasi (3)
RW I
Mayoritas telah mendapat informasi
Sebagian besar (50%) mendapatkan informasi detail sosialisasi, dan hanya sebagian kecil yang dilibatkan pada tangga keempat sampai
kedelapan T ingkat
partisipasinya pada tangga Ketiga, yaitu Pemberian Informasi
Sasaran 2 :
Pengukuran Tingkat Partisipasi
Variabel Tingkat Partisipasi
Nilai Bobot
Jumlah responden
Skor
Tidak ada informasi 1 0 0
Informasi 2 5 10
Sosialisasi 3 2 6
Jaring Aspirasi 4 1 4
Pelibatan dalam perencanaan
5 1 5
Pelibatan dalam
pengambilan keputusan
6 0 0
Pelibatan dalam pengawasan
7 0 0
Pelibatan dalam evaluasi 8 0 0
Total Skor RW.1 : 25 TOTAL RESPONDEN RW. II : 5 orang
RW II
Tingkat partisipasi RW. II : Pemberian Informasi (3)
Keseluruhan telah mendapat informasi
Sebagian (40%) mendapatkan informasi detail sosialisasi, dan hanya sebagian kecil yang dilibatkan pada tangga keempat sampai kedelapan
T ingkat partisipasinya pada
tangga Ketiga, yaitu Pemberian
Informasi
Pengukuran Tingkat Partisipasi
Variabel Tingkat Partisipasi
Nilai Bobot
Jumlah responden
Skor
Tidak ada informasi 1 0 0
Informasi 2 9 18
Sosialisasi 3 7 21
Jaring Aspirasi 4 4 16
Pelibatan dalam perencanaan
5 1 5
Pelibatan dalam
pengambilan keputusan
6 1 6
Pelibatan dalam pengawasan
7 1 7
Pelibatan dalam evaluasi 8 1 8
Total Skor RW.III : 81 TOTAL RESPONDEN RW. III :9 orang
RW III
Tingkat partisipasi RW. III : Konsultasi (4)
Keseluruhan telah mendapat informasi, dan sebagian besar
mendapat info ynag lebih detail melalui sosialisasi
Sebagian besar (hampir 50%) diminta pendapatnya melalui jaring aspirasi. Hanya sebagian kecil yang dilibatkan pada tangga kelima sampai kedelapan T ingkat
partisipasinya pada tangga
Keempat, yaitu Konsultasi
Pengukuran Tingkat Partisipasi
Variabel Tingkat Partisipasi
Nilai Bobot
Jumlah responden
Skor
Tidak ada informasi 1 0 0
Informasi 2 20 40
Sosialisasi 3 11 33
Jaring Aspirasi 4 7 28
Pelibatan dalam perencanaan
5 7 35
Pelibatan dalam
pengambilan keputusan
6 4 24
Pelibatan dalam pengawasan
7 2 14
Pelibatan dalam evaluasi 8 1 8
Total Skor RW.IV : 182 TOTAL RESPONDEN RW. IV: 20 orang
RW IV
Tingkat partisipasi RW. IV : Konsultasi (4)
Keseluruhan telah mendapat informasi
Sebagian besar (di atas 50%)
mendapat info yang lebih detail melalui sosialisasi
Tingkat partisipasinya tidak pada
tangga ketiga karena total skor yang diperoleh masuk dalam rentang tingkat partisipasi keempat, Konsultasi
Warga yang dilibatkan dalam tangga
keempat hingga kedelapan mencapai
35%.
Pengukuran Tingkat Partisipasi
Variabel Tingkat Partisipasi
Nilai Bobot
Jumlah responden
Skor
Tidak ada informasi 1 1 1
Informasi 2 34 68
Sosialisasi 3 31 93
Jaring Aspirasi 4 22 88
Pelibatan dalam
perencanaan 5 13 65
Pelibatan dalam
pengambilan keputusan 6 10 60
Pelibatan dalam
pengawasan 7 5 35
Pelibatan dalam evaluasi 8 4 32
Total Skor RW.V : 442 TOTAL RESPONDEN RW. V : 35 orang
RW V
Tingkat partisipasi RW. V : Perujukan (5)
Hampir seluruh responden mendapat informasi dan secara detail melalui sosialisasi
Sebagian besar dilibatkan dalam jaring aspirasi (di atas 50%)
Hampir 50% responden merasa dilibatkan dalam perencanaan
aspirasi tidak hanya didengar tetapi juga diimplementasikan
Hanya sebagian kecil yang dilibatkan dalam tangga keenam sampai
kedelapan Tingkat
partisipasinya berada pada
tangga kelima, yaitu Perujukan.
Pengukuran Tingkat Partisipasi
Variabel Tingkat Partisipasi
Nilai Bobot
Jumlah responden
Skor
Tidak ada informasi 1 0 0
Informasi 2 7 14
Sosialisasi 3 5 15
Jaring Aspirasi 4 5 20
Pelibatan dalam
perencanaan 5 4 20
Pelibatan dalam
pengambilan keputusan 6 1 6
Pelibatan dalam
pengawasan 7 0 0
Pelibatan dalam evaluasi 8 0 0
Total Skor RW.VIII : 75 TOTAL RESPONDEN RW. VIII : 7 orang
RW VIII
Tingkat partisipasi RW VIII : Perujukan (5)
Keseluruhan telah mendapat informasi mengenai program/kegiatan
Sebagian besar (di atas 50%)
mendapat info yang lebih detail melalui sosialisasi
Lebih dari 50% responden dilibatkan dalam jaring aspirasi dan dilibatkan dalam perencanaan yaitu menjadi
panitia program/kegiatan Tingkat
partisipasi masyarakatnya berada
pada tangga kelima, Perujukan.
Pengukuran Tingkat Partisipasi
Variabel Tingkat Partisipasi
Nilai Bobot
Jumlah responden
Skor
Tidak ada informasi 1 1 1
Informasi 2 13 26
Sosialisasi 3 9 27
Jaring Aspirasi 4 6 24
Pelibatan dalam
perencanaan 5 4 20
Pelibatan dalam
pengambilan keputusan 6 3 18
Pelibatan dalam
pengawasan 7 0 0
Pelibatan dalam evaluasi 8 0 0
Total Skor RW.X : 116 TOTAL RESPONDEN RW. X : 14 orang
RW X
Tingkat partisipasi RW. X : Konsultasi (4)
Hampir seluruh responden mendapat informasi, dan sebagian besar
mendapat info yang lebih detail melalui sosialisasi
Sebagian besar (hampir 50%) diminta pendapatnya melalui jaring aspirasi. Hanya sebagian kecil yang dilibatkan menjadi panitia
program/kegiatan, bahkan tidak ada yang dilibatkan dalam tangga ketujuh hingga kedelapan T ingkat
partisipasinya pada tangga
Keempat, yaitu Konsultasi
Pengukuran Tingkat Partisipasi
Variabel Tingkat Partisipasi
Nilai Bobot
Jumlah responden
Skor
Tidak ada informasi 1 0 0
Informasi 2 4 8
Sosialisasi 3 4 12
Jaring Aspirasi 4 2 8
Pelibatan dalam
perencanaan 5 2 10
Pelibatan dalam
pengambilan keputusan 6 0 0
Pelibatan dalam
pengawasan 7 0 0
Pelibatan dalam evaluasi 8 0 0
Total Skor RW.XI : 38 TOTAL RESPONDEN RW. XI : 4 orang
RW XI
Tingkat partisipasi RW. XI : Konsultasi (4)
Keseluruhan telah mendapat informasi yang tidak hanya melalui woro-woro saja tetapi juga melalui adanya
sosialisasi.
Sebagian besar (50%) ikut
menyumbang pendapat melalui jarring
aspirasi T ingkat partisipasinya
pada tangga Keempat, yaitu
Konsultasi
PENGUKURAN TINGKAT PARTISIPASI BERDASARKAN TINGKAT KEKUMUHAN
Sumber: Hasil analisa, 2013
Sasaran 2 :
Tingkat Kekumuhan
RW Tingkat Partisipasi
Tinggi II Pemberian Informasi (tangga ke-3)
Sedang
I Pemberian Informasi (tangga ke-3)
III Konsultasi (tangga ke-4) IV Konsultasi (tangga ke-4) X Konsultasi (tangga ke-4) XI Konsultasi (tangga ke-4) V Perujukan (tangga ke-5) VIII Perujukan (tangga ke-5)
Tingkat partisipasi masyarakat pada tangga yang lebih tinggi memiliki tingkat kekumuhan
yang lebih rendah
Prosentase Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Permukiman Kumuh Tingkat Sedang
RW Tingkat Partisipasi Jumlah responden
Prosentase I Pemberian Informasi
(tangga ke-3) 6 6
95 × 100% = 6%
III Konsultasi
(tangga ke-4) 9
9 + 20 + 14 + 4 5
× 100% = 50 %
IV Konsultasi
(tangga ke-4) 20
X Konsultasi
(tangga ke-4) 14
XI Konsultasi
(tangga ke-4) 4
V Perujukan (tangga ke-5) 35 35 + 7
95 × 100%
= 44 % VIII Perujukan (tangga ke-5) 7
TOTAL
95 100%
Analisis Keterkaitan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat berdasarkan tingkat kekumuhan permukiman di Kelurahan Ploso
Sumber: Hasil analisa, 2013
Sasaran 3 :
Terdapat 4 variabel yang signifikan terhadap tingkat partisipasi 1. Mencari keterkaitan antara kondisi pendukung
partisipasi dengan tingkat partisipasi
Terdapat 5 variabel kondisi pendukung partisipasi : - Frekuensi dilibatkan
- Keinginan terlibat - Penguasaan informasi - Frekuensi kehadiran - Jumlah jenis sumbangan Terdapat 3 proses analisis crosstab :
1. Mencari keterkaitan antara kondisi pendukung partisipasi dengan tingkat partisipasi
2. Mencari keterkaitan kondisi sosial ekonomi dengan tingkat partisipasi
3. Mencari keterkaitan antara kondisi sosial ekonomi dengan kondisi pendukung
partisipasi.
- Frekuensi dilibatkan
- Keinginan terlibat
- Frekuensi kehadiran
- Jumlah jenis sumbangan
Analisis Keterkaitan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat berdasarkan tingkat kekumuhan permukiman di Kelurahan Ploso
Sumber: Hasil analisa, 2013
Sasaran 3 :
Terdapat 1 variabel yang signifikan terhadap tingkat partisipasi 2. Mencari keterkaitan kondisi sosial ekonomi dengan
tingkat partisipasi
Terdapat 6 variabel kondisi sosial ekonomi:
- Jenis kelamin - Usia
- Tingkat pendidikan - Lama tinggal
- Jenis mata pencaharian
- Tingkat pendapatan penduduk Terdapat 3 proses analisis crosstab :
1. Mencari keterkaitan antara kondisi pendukung partisipasi dengan tingkat partisipasi
2. Mencari keterkaitan kondisi sosial ekonomi dengan tingkat partisipasi
3. Mencari keterkaitan antara kondisi sosial ekonomi dengan kondisi pendukung
partisipasi.
Lama tinggal
mayoritas warga yang merupakan penduduk asli yang dili-
batkan secara langsung.
Analisis Keterkaitan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat berdasarkan tingkat kekumuhan permukiman di Kelurahan Ploso
Sumber: Hasil analisa, 2013
Sasaran 3 :
Terdapat 4 variabel yang signifikan terhadap tingkat partisipasi
3. Mencari keterkaitan antara kondisi sosial ekonomi dengan kondisi pendukung partisipasi.
Hasil proses analisis crosstab nya adalah:
- Jenis kelamin signifikan mempengaruhi 4 dari 5 variabel kondisi pendukung partisipasi, yaitu:
Frekuensi dilibatkan
Penguasaan informasi
Frekuensi kehadiran
Jumlah jenis sumbangan
- Usia tidak signifikan mempengaruhi 5 variabel kondisi pendukung partisipasi
- Tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan signifikan mempengaruhi 1dari 5 variabel kondisi pendukung partisipasi, yaitu jumlah jenis sumbangan - Lama tinggal signifikan mempengaruhi 1dari 5
variabel kondisi pendukung partisipasi, yaitu frekuensi dilibatkan
Terdapat 3 proses analisis crosstab :
1. Mencari keterkaitan antara kondisi pendukung partisipasi dengan tingkat partisipasi
2. Mencari keterkaitan kondisi sosial ekonomi dengan tingkat partisipasi
3. Mencari keterkaitan antara kondisi sosial ekonomi dengan kondisi pendukung
partisipasi.
Mayoritas yang dilibatkan hanya laki-laki
Undangan formal program/kegiatan hanya diberikan pada warga asli wilayah studi
Pola keterkaitan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi
Sumber: Hasil analisa, 2013
Sasaran 3 :
Kondisi Pendukung Partisipasi
Jenis Kelamin Frekuensi dilibatkan
Tingkat pendidikan
Lama tinggal
Tingkat pendapatan
Keinginan terlibat
Frekuensi kehadiran Kondisi Sosial Ekonomi
Jumlah jenis sumbangan
Tingkat Partisipasi
Faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi secara langsung adalah lama tinggal, frekuensi dilibatkan,
keinginan terlibat, frekuensi kehadiran dan jumlah jenis sumbangan.
Frekuensi dilibatkan dipengaruhi oleh jenis kelamin dan lama tinggal
Keinginan terlibat tidak dipengaruhi variabel apapun
Frekuensi kehadiran dipengaruhi oleh variabel jenis kelamin
Jumlah jenis sumbangan dipengaruhi oleh variabel jenis kelamin, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan
Jenis kelamin, tingkat pendidikan dan tingkat
pendapatan turut berperan dalam faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat partisipasi, sehingga turut menjadi
faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi tingkat
partisipasi
Kinerja faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi tingkat partisipasi berdasarkan tingkat kekumuhannya
Tingkat Kekumuhan
Frekuensi Dilibatkan
Jumlah Responden
Prosentase
Tingkat Kekumuhan
Tinggi
Tidak pernah
dilibatkan 1 20%
Pernah dilibatkan
1 20%
Jarang dilibatkan
2 40%
Sering dilibatkan
0 0%
Selalu dilibatkan 1 20%
Total 5 100%
Tingkat Kekumuhan
Sedang
Tidak pernah
dilibatkan 11 12%
Pernah dilibatkan
10 11%
Jarang dilibatkan
36 38%
Sering dilibatkan 12 13%
Selalu dilibatkan 26 27%
Total 95 100%
Prosentase Variasi Frekuensi Dilibatkan berdasarkan Tingkat Kekumuhannya
Tingkat Kekumuhan
Keinginan Terlibat
Jumlah Responden
Prosentase
Tingkat Kekumuhan
Tinggi
Tidak ingin 1 20%
Tidak terlalu
ingin 2
40%
Cukup ingin 1 20%
Ingin 1 20%
Sangat ingin 0 0%
Total 5 100%
Tingkat Kekumuhan
Sedang
Tidak ingin 4 4%
Tidak terlalu
ingin 13
14%
Cukup ingin 14 15%
Ingin 41 43%
Sangat ingin 23 24%
Total 95 100%
Prosentase Variasi Keinginan Terlibat berdasarkan Tingkat Kekumuhannya
Sumber: Hasil analisa, 2013
Tingkat Kekumuhan
Frekuensi Kehadiran
Jumlah Responden
Prosentase
Tingkat Kekumuhan
Tinggi
Tidak pernah
hadir 3 60%
Pernah hadir 1 20%
Jarang hadir 0 0%
Sering hadir 0 0%
Selalu hadir 1 20%
Total 5 100%
Tingkat Kekumuhan
Sedang
Tidak pernah
hadir 23 24%
Pernah hadir 17 18%
Jarang hadir 22 23%
Sering hadir 17 18%
Selalu hadir 16 17%
Total 95 100%
Prosentase Variasi Frekuensi Kehadiran berdasarkan Tingkat Kekumuhannya
Prosentase Variasi Jumlah Jenis Sumbangan berdasarkan Tingkat Kekumuhannya
Sumber: Hasil analisa, 2013
Tingkat Kekumuhan
Jumlah Jenis Sumbangan
Jumlah Responden
Prosentase
Tingkat Kekumuhan
Tinggi
Tidak
menyumbang 0 0%
1 jenis sumbangan 3 60%
2 jenis sumbangan 2 40%
3 jenis sumbangan 0 0%
4 jenis sumbangan 0 0%
Total 5 100%
Tingkat Kekumuhan
Sedang
Tidak
menyumbang 3 3%
1 jenis sumbangan 33 35%
2 jenis sumbangan 42 44%
3 jenis sumbangan 16 17%
4 jenis sumbangan 1 1%
Total 95 100%
Kinerja faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi tingkat partisipasi
berdasarkan tingkat kekumuhannya
Tingkat Kekumuhan
Lama Tinggal Jumlah Responden
Prosentase
Tingkat Kekumuhan
Tinggi
0-10 tahun 1 20%
11 - 20 tahun 1 20%
21 - 30 tahun 0 0%
21 - 40 tahun 2 40%
>41 tahun 1 20%
Total 5 100%
Tingkat Kekumuhan
Sedang
0-10 tahun 24 25%
11 - 20 tahun 13 14%
21 - 30 tahun 20 21%
21 - 40 tahun 15 16%
>41 tahun 23 24%
Total 95 100%
Prosentase Variasi Lama Tinggal berdasarkan Tingkat Kekumuhannya
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan kecenderungan lama tinggal pada permukiman dengan tingkat kekumuhan tinggi dan sedang. Oleh karena itu perbedaan lama tinggal tidak menjadi penghalang masyarakat untuk mendapat permukiman yang layak.
Kinerja faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi tingkat partisipasi
berdasarkan tingkat kekumuhannya
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
•
Dari 8 unit RW yang menjadi unit penelitian, terdapat 2 kategori tingkat kekumuhan yang ditemukan, yaitu tingkatkekumuhan tinggi dan sedang. Tingkat kekumuhan tinggipada RW II dan tingkat kekumuhan sedang pada RW I, III, IV, V, VIII, X dan XI.
•
Terdapat 3 tingkat partisipasi masyarakat pada wilayah studi, dari tangga ke-3 yaitu Pemberian Informasi (Informing), tangga ke-4 yaitu Konsultasi (Consultation) dan tangga ke-5 yaitu Perujukan (Placation).•
Pada permukiman dengan tingkat kekumuhan yang tinggi, partisipasi masyarakatnya berada pada tingkat ke-3, Pemberian Informasi (Informing)•
Pada permukiman dengan tingkat kekumuhan yang sedang, partisipasi masyarakatnya bervariasi dari tingkat ke-3, Pemberian Informasi (Informing), tingkat ke-4, Konsultasi(Consultation) dan tangga ke-5 yaitu Perujukan (Placation).•
Faktor yang secara langsung mempengaruhi tingkat partisipasi adalah frekuensi dilibatkannya masyarakat, keinginan masyarakat untuk terlibat, frekuensi kehadiran, jumlah jenis sumbangan yang diberikan dan lama tinggal.•
Frekuensi dilibatkannya masyarakat & frekuensi kehadiran masyarakat dalam program/kegiatan dipengaruhi oleh adanya perbedaan jenis kelamin. Faktor lama tinggal juga mempengaruhi frekuensi dilibatkannya masyarakat dalamprogram/kegiatan. Jumlah jenis sumbangan masyarakat dipengaruhi oleh adanya perbedaan tingkat pendidikan, pendapatan dan jenis kelamin.