• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Permukiman Kumuh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Permukiman Kumuh"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Permukiman Kumuh

Kelurahan Ploso, Surabaya

Sekar Ayu Advianty 3609100017

Dosen Pembimbing : Ketut Dewi Martha Erli H, ST. MT

(2)

TAMBAKSARI

Kecamatan Tambaksari

merupakan salah satu titik

kekumuhan di Kota Surabaya.

(

Studi Inventarisasi Kawasan Kumuh Kota Surabaya, 2009

)

Latar Belakang Penelitian

(3)

Latar Belakang Penelitian

- Belum signifikan mengatasi kekumuhan di Kelurahan Ploso

- Ada permasalahan partisipasi masyarakat Kelurahan Ploso (Hasil wawancara evaluasi program , 2013)

Partisipasi masyarakat , tingkat partisipasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi

Salah satu kelurahan di Kecamatan Tambaksari adalah.. Kelurahan Ploso

Perilaku kumuh masyarakat

- PNPM Mandiri Perkotaan (2010-2013)

- RSDK (2012-2013)

- Kerja bakti dari Kelurahan Banyak program/ kegiatan

perbaikan lingkungan Kondisi kekumuhan permukiman

Padat

(4)

Pertanyaan Penelitian :

Merumuskan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi

masyarakat dalam perbaikan permukiman kumuh di

Kelurahan Ploso.

1. Menganalisis tingkat kekumuhan di Kelurahan Ploso.

2. Mengukur tingkat partisipasi berdasarkan tingkat kekumuhan di Kelurahan Ploso

3. Menganalisis keterkaitan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat pada permukiman kumuh di Kelurahan Ploso

Faktor-faktor apa yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat berdasarkan kekumuhan permukiman di Kelurahan Ploso?”

Tujuan : SASARAN :

(5)

Tinjauan Pustaka

Teori Partisipasi Masyarakat dalam

Pembangunan Teori

Permukiman Kumuh

Faktor faktor yang mempenga- ruhi Tingkat

Partisipasi Tingkat

Partisipasi Masyarakat

Keterkaitan Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

partisipasi

berdasarkan

kekumuhannya

(6)

Metodologi Penelitian

Teknik yang digunakan adalah Proportional Random Sampling.

Variabel dan

definisi operasional

Kelurahan Ploso

Permukiman Kumuh (8 RW)

100 Sampel

Sasaran 1:

Menggunakan Metode skoring, yang memiliki parameter kekumuhan untuk tiap variabel kekumuhannya.

Diadaptasi dari Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh Daerah Penyangga Kota Metropolitan (2006) dan SNI (2004)

Analisis tingkat kekumuhan di Kelurahan Ploso

Metode Pembobotan Kekumuhan

Sasaran 2 :

Menggunakan Metode Skoring, masing-masing RW memiliki 8 rentang bobot tingkat partisipasinya sendiri (sesuai dengan jumlah

responden/RW). Rentang bobot tingkat

partisipasi tiap rw

(7)

Kondisi Sosial Ekonomi:

- Jenis kelamin - Usia

- Tingkat pendidikan - Lama tinggal

- Jenis mata pencaharian - Tingkat pendapatan

penduduk

Kondisi Pendukung Partisipasi:

- Frekuensi dilibatkan - Keinginan dilibatkan - Penguasaan informasi - Frekuensi kehadiran - Jenis sumbangan

Analisis Crosstab

2

1 3

Tingkat Partisipasi Masyarakat Kelurahan Ploso

Gambar:

Proses analisis keterkaitan faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat partisipasi Sumber : Peneliti, 2013

Hipotesa yang dirumuskan untuk Output Chi-Square Tests nanti adalah:

Hipotesis :

Ho = Tidak ada pengaruh baris terhadap kolom H1 = Ada pengaruh baris terhadap kolom

Chi-square tabel dengan tingkat signifikansi (α) yang digunakan adalah 5- 10 %.

Df = ((jml baris – 1) x (jml kolom – 1)) Keputusan :

X2 hitung < X tabel  Ho diterima, artinya tidak terdapat pengaruh

X2 hitung > X tabel  Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh

KERANGKA PENELITIAN

Metodologi Penelitian

Sasaran 3: Analisis keterkaitan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat

pada permukiman kumuh di Kelurahan Ploso

(8)

Gambaran Umum & Hasil Analisis

(9)

Indikator Variabel Hasil Penilaian Bobot Kondisi kelayakan

bangunan

Kualitas bangunan 50% non permanen

30

Ketersediaan dan kondisi prasarana perkotaan

Prasarana air bersih 50%Perpipaan 30 Prasarana sanitasi 50%Sanitasi

pribadi

30 Prasarana

Persampahan

66.6%Pelayanan 30 Prasarana drainase 50%Genangan 30 Kondisi jalan 50%Jalan-jalan

buruk

30 Tingkat

kepadatan kawasan

Kepadatan penduduk/RW

211 jiwa/ha 50 Ruang gerak perjiwa 5.43 m

2

/ jiwa 50 Legalitas

kepemilikan lahan

Status kepemilikan lahan

66.7% belum bersertifikat

50

Total 330

RW I

 Rumah kecil dan rapat, dihuni banyak orang, sehingga ruang geraknya sempit.

 Jumlah bangunan permanen cukup banyak (50%)

 Jalan lingkungan cukup lebar.

Sasaran I :

Hasil Pembobotan Karakteristik Permukiman Kumuh

(10)

Indikator Variabel Hasil Penilaian Bobot Kondisi kelayakan

bangunan

Kualitas bangunan 70% non permanen

50

Ketersediaan dan kondisi prasarana perkotaan

Prasarana air bersih 40% Perpipaan 30 Prasarana sanitasi 20% Sanitasi

pribadi

50 Prasarana

Persampahan

0% Pelayanan 50 Prasarana drainase 40% Genangan 30 Kondisi jalan 60% Jalan-jalan

buruk

30 Tingkat

kepadatan kawasan

Kepadatan penduduk/RW

320 jiwa/ha 50 Ruang gerak perjiwa 6.35 m

2

/ jiwa 50 Legalitas

kepemilikan lahan

Status kepemilikan lahan

40% belum bersertifikat

30

Total Total 370

RW II

 Mayoritas jumlah anggota keluarga sedikit, sehingga ruang gerak lebih luas dibanding RW I

 Terdapat banyak bangunan non permanen (70%)

 Jalan lingkungan sempit dan tidak terawat dengan baik.

 Tidak terlayani petugas kebersihan,dan hampir seluruh warga tidak memiliki prasarana sanitasi pribadi.

Hasil Pembobotan Karakteristik Permukiman Kumuh

(11)

Indikator Variabel Hasil Penilaian Bobot Kondisi kelayakan

bangunan

Kualitas bangunan 55.5% non permanen

50

Ketersediaan dan kondisi prasarana perkotaan

Prasarana air bersih Perpipaan 44.4% 30 Prasarana sanitasi Sanitasi pribadi

77.7%

20 Prasarana

Persampahan

Pelayanan 66.6% 30 Prasarana drainase Genangan 44.4% 30 Kondisi jalan Jalan-jalan buruk

33.3%

20 Tingkat kepadatan

kawasan

Kepadatan penduduk/RW

520 jiwa/ha 50 Ruang gerak perjiwa 6.6m

2

/ jiwa 50 Legalitas

kepemilikan lahan

Status kepemilikan lahan

55.6% belum bersertifikat

30

Total Total 310

RW III

 Merupakan kawasan padat bangunan

 Masih ditemukan cukup banyak (di asta 50%) bangunan non permanen

 Memiliki jalan lingkungan yang cukup lebar dan terawat sehingga prosentase jalan buruk cukup sedikit.

Hasil Pembobotan Karakteristik Permukiman Kumuh

(12)

Indikator Variabel Hasil Penilaian Bobot Kondisi kelayakan

bangunan

Kualitas bangunan 50% non permanen

30

Ketersediaan dan kondisi prasarana perkotaan

Prasarana air bersih 20%Perpipaan 50 Prasarana sanitasi 50% Sanitasi

pribadi

30 Prasarana

Persampahan

50% Pelayanan 50 Prasarana drainase 50%Genangan 30 Kondisi jalan 50% Jalan-jalan

buruk

30 Tingkat

kepadatan kawasan

Kepadatan penduduk/RW

467 jiwa/ha 50 Ruang gerak perjiwa 7 m

2

/ jiwa 50 Legalitas

kepemilikan lahan

Status kepemilikan lahan

60% belum bersertifikat

30

Total Total 350

RW IV

 Masih ditemukan cukup banyak (50%) bangunan non permanen

 Mayoritas penduduk membeli air dari tukang jirigen keliling untuk kebutuhan sehari-hari

 Jalan lingkungan cukup lebar., namun masih ditemukan gang-gang yang sangat sempit.

Hasil Pembobotan Karakteristik Permukiman Kumuh

(13)

Indikator Variabel Hasil Penilaian Bobot Kondisi kelayakan

bangunan

Kualitas bangunan 38.5% non permanen

30

Ketersediaan dan kondisi prasarana perkotaan

Prasarana air bersih 34.3%Perpipaan 30 Prasarana sanitasi 77.1 % Sanitasi

pribadi

20 Prasarana

Persampahan

77.1%Pelayanan 20 Prasarana drainase 57.1% Genangan 50 Kondisi jalan 45.7% Jalan-jalan

buruk

20 Tingkat kepadatan

kawasan

Kepadatan penduduk/RW

372 jiwa/ha 50

Ruang gerak perjiwa 8.6 m

2

/ jiwa 50 Legalitas

kepemilikan lahan

Status kepemilikan lahan

54.3% belum bersertifikat

30

Total Total 300

RW V

 Mayoritas bangunan merupakan bangunan permanen (di atas 50%)

 Sebagian besar penduduk membeli air dari tukang jirigen keliling dan menggunakan sumur untuk kebutuhan sehari-hari

 Saluran drainase sempit,sehingga masih sering terjadi genangan saat hujan.

Hasil Pembobotan Karakteristik Permukiman Kumuh

(14)

Indikator Variabel Hasil Penilaian Bobot Kondisi kelayakan

bangunan

Kualitas bangunan 35.7% non permanen

30

Ketersediaan dan kondisi prasarana perkotaan

Prasarana air bersih 71.4%Perpipaan 20 Prasarana sanitasi 100% Sanitasi

pribadi

20 Prasarana

Persampahan

77.1% Pelayanan 20 Prasarana drainase 28.6%Genangan 30 Kondisi jalan 57.1% Jalan-

jalan buruk

30 Tingkat kepadatan

kawasan

Kepadatan penduduk/RW

350 jiwa/ha 50

Ruang gerak perjiwa 8.1 m

2

/ jiwa 50 Legalitas

kepemilikan lahan

Status kepemilikan lahan

100% belum bersertifikat

50

Total Total 300

RW VIII

 Mayoritas bangunan merupakan bangunan permanen (di atas 50%)

 Kebutuhan akan air bersih sebagian besar telah terpenuhi, dan tiap

bangunan telah dilengkapi dengan prasarana sanitasi pribadi.

 Jalan lingkungan cukup lebar, diperkeras, namun kurang terawat.

 Saluran drainase lebar,sehingga hampir tidak ada genangan saat hujan.

Hasil Pembobotan Karakteristik Permukiman Kumuh

(15)

Indikator Variabel Hasil Penilaian Bobot Kondisi kelayakan

bangunan

Kualitas bangunan 57.1% non permanen

50

Ketersediaan dan kondisi prasarana perkotaan

Prasarana air bersih 50 % Perpipaan 30 Prasarana sanitasi 42.9% Sanitasi

pribadi

30 Prasarana

Persampahan

85.7% Pelayanan 20 Prasarana drainase 71.4% Genangan 50 Kondisi jalan 61.3% Jalan-

jalan buruk

30 Tingkat kepadatan

kawasan

Kepadatan penduduk/RW

148 jiwa/ha 20

Ruang gerak perjiwa 9 m

2

/ jiwa 50 Legalitas

kepemilikan lahan

Status kepemilikan lahan

100% belum bersertifikat

50

Total Total 330

RW X

 Sebagian besar bangunan merupakan bangunan non permanen (di atas 50%)

 Sebagian penduduk membeli air dari tukang jirigen keliling dan 50% lainnya telah terlayani PDAM.

 Jalan lingkungan cukup lebar, diperkeras, namun kurang terawat.

 Saluran drainase jarang ditemukan, sehingga sering terjadi genangan saat hujan di kawasan ini.

Hasil Pembobotan Karakteristik Permukiman Kumuh

(16)

Indikator Variabel Hasil Penilaian Bobot Kondisi kelayakan

bangunan

Kualitas bangunan 40% non permanen

30

Ketersediaan dan kondisi prasarana perkotaan

Prasarana air bersih 20% Perpipaan 50 Prasarana sanitasi 60% Sanitasi

pribadi

30 Prasarana

Persampahan

60% Pelayanan 30 Prasarana drainase 40% Genangan 30 Kondisi jalan 40% Jalan-jalan

buruk

20 Tingkat kepadatan

kawasan

Kepadatan penduduk/RW

172 jiwa/ha 30

Ruang gerak perjiwa 8.32 m

2

/ jiwa 50 Legalitas

kepemilikan lahan

Status kepemilikan lahan

80% belum bersertifikat

50

Total Total 320

RW XI

 Bukan merupakan kawasan padat, bangunan cukup luas namun masih

terdapat bangunan non permanen (40%)

 Sebagian besar penduduk membeli air dari tukang jirigen keliling.

 Jalan lingkungan cukup lebar, diperkeras, dan terawat, dan memiliki saluran

drainase yang memadai sehingga jarang terjadi genangan saat hujan.

Hasil Pembobotan Karakteristik Permukiman Kumuh

(17)

Tingkat Kekumuhan di Kelurahan Ploso

Keterangan:

Tingkat kekumuhan tinggi  nilai bobot kekumuhan = 450-360

Tingkat kekumuhan sedang  nilai bobot kekumuhan = 359- 269

Tingkat kekumuhan rendah  nilai bobot kekumuhan =268- 180

Sumber: Hasil analisa, 2013

Sasaran 1 :

- Sebagian besar merupakan bangunan non permanen, belum terlayani PDAM sehingga menggunakan sumur.

- Kebutuhan untuk sanitasi belum tercukupi dengan baik ( 1 Kamar mandi untuk 11 KK)

- Tidak terlayani petugas kebersihan

- Kondisi jalan buruk masih banyak ditemukan

Banyak program yang telah diterima, tetapi masih kumuh karena ada permasalahan partisipasi masyarakat

Selanjutnya akan dilihat sejauh mana tingkat partisipasi masyarakat pada wilayah studi

RW Nilai Bobot Kekumuhan

Tingkat Kekumuhan

I 330 SEDANG

II 370 TINGGI

III 310 SEDANG

IV 350 SEDANG

V 300 SEDANG

VIII 300 SEDANG

X 330 SEDANG

XI 320 SEDANG

(18)

Pengukuran Tingkat Partisipasi

Variabel Tingkat Partisipasi

Nilai Bobot

Jumlah responden

Skor

Tidak ada informasi 1 1 1

Informasi 2 5 10

Sosialisasi 3 3 9

Jaring Aspirasi 4 2 8

Pelibatan dalam

perencanaan 5 1 5

Pelibatan dalam

pengambilan keputusan 6 0 0

Pelibatan dalam

pengawasan 7 0 0

Pelibatan dalam evaluasi 8 0 0

Total Skor RW.1 : 33 TOTAL RESPONDEN RW. I : 6 orang

Tingkat partisipasi RW.1 : Pemberian Informasi (3)

RW I

 Mayoritas telah mendapat informasi

 Sebagian besar (50%) mendapatkan informasi detail sosialisasi, dan hanya sebagian kecil yang dilibatkan pada tangga keempat sampai

kedelapan  T ingkat

partisipasinya pada tangga Ketiga, yaitu Pemberian Informasi

Sasaran 2 :

(19)

Pengukuran Tingkat Partisipasi

Variabel Tingkat Partisipasi

Nilai Bobot

Jumlah responden

Skor

Tidak ada informasi 1 0 0

Informasi 2 5 10

Sosialisasi 3 2 6

Jaring Aspirasi 4 1 4

Pelibatan dalam perencanaan

5 1 5

Pelibatan dalam

pengambilan keputusan

6 0 0

Pelibatan dalam pengawasan

7 0 0

Pelibatan dalam evaluasi 8 0 0

Total Skor RW.1 : 25 TOTAL RESPONDEN RW. II : 5 orang

RW II

Tingkat partisipasi RW. II : Pemberian Informasi (3)

 Keseluruhan telah mendapat informasi

 Sebagian (40%) mendapatkan informasi detail sosialisasi, dan hanya sebagian kecil yang dilibatkan pada tangga keempat sampai kedelapan

 T ingkat partisipasinya pada

tangga Ketiga, yaitu Pemberian

Informasi

(20)

Pengukuran Tingkat Partisipasi

Variabel Tingkat Partisipasi

Nilai Bobot

Jumlah responden

Skor

Tidak ada informasi 1 0 0

Informasi 2 9 18

Sosialisasi 3 7 21

Jaring Aspirasi 4 4 16

Pelibatan dalam perencanaan

5 1 5

Pelibatan dalam

pengambilan keputusan

6 1 6

Pelibatan dalam pengawasan

7 1 7

Pelibatan dalam evaluasi 8 1 8

Total Skor RW.III : 81 TOTAL RESPONDEN RW. III :9 orang

RW III

Tingkat partisipasi RW. III : Konsultasi (4)

 Keseluruhan telah mendapat informasi, dan sebagian besar

mendapat info ynag lebih detail melalui sosialisasi

 Sebagian besar (hampir 50%) diminta pendapatnya melalui jaring aspirasi. Hanya sebagian kecil yang dilibatkan pada tangga kelima sampai kedelapan  T ingkat

partisipasinya pada tangga

Keempat, yaitu Konsultasi

(21)

Pengukuran Tingkat Partisipasi

Variabel Tingkat Partisipasi

Nilai Bobot

Jumlah responden

Skor

Tidak ada informasi 1 0 0

Informasi 2 20 40

Sosialisasi 3 11 33

Jaring Aspirasi 4 7 28

Pelibatan dalam perencanaan

5 7 35

Pelibatan dalam

pengambilan keputusan

6 4 24

Pelibatan dalam pengawasan

7 2 14

Pelibatan dalam evaluasi 8 1 8

Total Skor RW.IV : 182 TOTAL RESPONDEN RW. IV: 20 orang

RW IV

Tingkat partisipasi RW. IV : Konsultasi (4)

 Keseluruhan telah mendapat informasi

 Sebagian besar (di atas 50%)

mendapat info yang lebih detail melalui sosialisasi

 Tingkat partisipasinya tidak pada

tangga ketiga karena total skor yang diperoleh masuk dalam rentang tingkat partisipasi keempat, Konsultasi

 Warga yang dilibatkan dalam tangga

keempat hingga kedelapan mencapai

35%.

(22)

Pengukuran Tingkat Partisipasi

Variabel Tingkat Partisipasi

Nilai Bobot

Jumlah responden

Skor

Tidak ada informasi 1 1 1

Informasi 2 34 68

Sosialisasi 3 31 93

Jaring Aspirasi 4 22 88

Pelibatan dalam

perencanaan 5 13 65

Pelibatan dalam

pengambilan keputusan 6 10 60

Pelibatan dalam

pengawasan 7 5 35

Pelibatan dalam evaluasi 8 4 32

Total Skor RW.V : 442 TOTAL RESPONDEN RW. V : 35 orang

RW V

Tingkat partisipasi RW. V : Perujukan (5)

 Hampir seluruh responden mendapat informasi dan secara detail melalui sosialisasi

 Sebagian besar dilibatkan dalam jaring aspirasi (di atas 50%)

 Hampir 50% responden merasa dilibatkan dalam perencanaan 

aspirasi tidak hanya didengar tetapi juga diimplementasikan

 Hanya sebagian kecil yang dilibatkan dalam tangga keenam sampai

kedelapan  Tingkat

partisipasinya berada pada

tangga kelima, yaitu Perujukan.

(23)

Pengukuran Tingkat Partisipasi

Variabel Tingkat Partisipasi

Nilai Bobot

Jumlah responden

Skor

Tidak ada informasi 1 0 0

Informasi 2 7 14

Sosialisasi 3 5 15

Jaring Aspirasi 4 5 20

Pelibatan dalam

perencanaan 5 4 20

Pelibatan dalam

pengambilan keputusan 6 1 6

Pelibatan dalam

pengawasan 7 0 0

Pelibatan dalam evaluasi 8 0 0

Total Skor RW.VIII : 75 TOTAL RESPONDEN RW. VIII : 7 orang

RW VIII

Tingkat partisipasi RW VIII : Perujukan (5)

 Keseluruhan telah mendapat informasi mengenai program/kegiatan

 Sebagian besar (di atas 50%)

mendapat info yang lebih detail melalui sosialisasi

 Lebih dari 50% responden dilibatkan dalam jaring aspirasi dan dilibatkan dalam perencanaan yaitu menjadi

panitia program/kegiatan  Tingkat

partisipasi masyarakatnya berada

pada tangga kelima, Perujukan.

(24)

Pengukuran Tingkat Partisipasi

Variabel Tingkat Partisipasi

Nilai Bobot

Jumlah responden

Skor

Tidak ada informasi 1 1 1

Informasi 2 13 26

Sosialisasi 3 9 27

Jaring Aspirasi 4 6 24

Pelibatan dalam

perencanaan 5 4 20

Pelibatan dalam

pengambilan keputusan 6 3 18

Pelibatan dalam

pengawasan 7 0 0

Pelibatan dalam evaluasi 8 0 0

Total Skor RW.X : 116 TOTAL RESPONDEN RW. X : 14 orang

RW X

Tingkat partisipasi RW. X : Konsultasi (4)

 Hampir seluruh responden mendapat informasi, dan sebagian besar

mendapat info yang lebih detail melalui sosialisasi

 Sebagian besar (hampir 50%) diminta pendapatnya melalui jaring aspirasi. Hanya sebagian kecil yang dilibatkan menjadi panitia

program/kegiatan, bahkan tidak ada yang dilibatkan dalam tangga ketujuh hingga kedelapan  T ingkat

partisipasinya pada tangga

Keempat, yaitu Konsultasi

(25)

Pengukuran Tingkat Partisipasi

Variabel Tingkat Partisipasi

Nilai Bobot

Jumlah responden

Skor

Tidak ada informasi 1 0 0

Informasi 2 4 8

Sosialisasi 3 4 12

Jaring Aspirasi 4 2 8

Pelibatan dalam

perencanaan 5 2 10

Pelibatan dalam

pengambilan keputusan 6 0 0

Pelibatan dalam

pengawasan 7 0 0

Pelibatan dalam evaluasi 8 0 0

Total Skor RW.XI : 38 TOTAL RESPONDEN RW. XI : 4 orang

RW XI

Tingkat partisipasi RW. XI : Konsultasi (4)

 Keseluruhan telah mendapat informasi yang tidak hanya melalui woro-woro saja tetapi juga melalui adanya

sosialisasi.

 Sebagian besar (50%) ikut

menyumbang pendapat melalui jarring

aspirasi  T ingkat partisipasinya

pada tangga Keempat, yaitu

Konsultasi

(26)

PENGUKURAN TINGKAT PARTISIPASI BERDASARKAN TINGKAT KEKUMUHAN

Sumber: Hasil analisa, 2013

Sasaran 2 :

Tingkat Kekumuhan

RW Tingkat Partisipasi

Tinggi II Pemberian Informasi (tangga ke-3)

Sedang

I Pemberian Informasi (tangga ke-3)

III Konsultasi (tangga ke-4) IV Konsultasi (tangga ke-4) X Konsultasi (tangga ke-4) XI Konsultasi (tangga ke-4) V Perujukan (tangga ke-5) VIII Perujukan (tangga ke-5)

Tingkat partisipasi masyarakat pada tangga yang lebih tinggi memiliki tingkat kekumuhan

yang lebih rendah

Prosentase Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Permukiman Kumuh Tingkat Sedang

RW Tingkat Partisipasi Jumlah responden

Prosentase I Pemberian Informasi

(tangga ke-3) 6 6

95 × 100% = 6%

III Konsultasi

(tangga ke-4) 9

9 + 20 + 14 + 4 5

× 100% = 50 %

IV Konsultasi

(tangga ke-4) 20

X Konsultasi

(tangga ke-4) 14

XI Konsultasi

(tangga ke-4) 4

V Perujukan (tangga ke-5) 35 35 + 7

95 × 100%

= 44 % VIII Perujukan (tangga ke-5) 7

TOTAL

95 100%

(27)

Analisis Keterkaitan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat berdasarkan tingkat kekumuhan permukiman di Kelurahan Ploso

Sumber: Hasil analisa, 2013

Sasaran 3 :

Terdapat 4 variabel yang signifikan terhadap tingkat partisipasi 1. Mencari keterkaitan antara kondisi pendukung

partisipasi dengan tingkat partisipasi

Terdapat 5 variabel kondisi pendukung partisipasi : - Frekuensi dilibatkan

- Keinginan terlibat - Penguasaan informasi - Frekuensi kehadiran - Jumlah jenis sumbangan Terdapat 3 proses analisis crosstab :

1. Mencari keterkaitan antara kondisi pendukung partisipasi dengan tingkat partisipasi

2. Mencari keterkaitan kondisi sosial ekonomi dengan tingkat partisipasi

3. Mencari keterkaitan antara kondisi sosial ekonomi dengan kondisi pendukung

partisipasi.

- Frekuensi dilibatkan

- Keinginan terlibat

- Frekuensi kehadiran

- Jumlah jenis sumbangan

(28)

Analisis Keterkaitan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat berdasarkan tingkat kekumuhan permukiman di Kelurahan Ploso

Sumber: Hasil analisa, 2013

Sasaran 3 :

Terdapat 1 variabel yang signifikan terhadap tingkat partisipasi 2. Mencari keterkaitan kondisi sosial ekonomi dengan

tingkat partisipasi

Terdapat 6 variabel kondisi sosial ekonomi:

- Jenis kelamin - Usia

- Tingkat pendidikan - Lama tinggal

- Jenis mata pencaharian

- Tingkat pendapatan penduduk Terdapat 3 proses analisis crosstab :

1. Mencari keterkaitan antara kondisi pendukung partisipasi dengan tingkat partisipasi

2. Mencari keterkaitan kondisi sosial ekonomi dengan tingkat partisipasi

3. Mencari keterkaitan antara kondisi sosial ekonomi dengan kondisi pendukung

partisipasi.

Lama tinggal

mayoritas warga yang merupakan penduduk asli yang dili-

batkan secara langsung.

(29)

Analisis Keterkaitan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat berdasarkan tingkat kekumuhan permukiman di Kelurahan Ploso

Sumber: Hasil analisa, 2013

Sasaran 3 :

Terdapat 4 variabel yang signifikan terhadap tingkat partisipasi

3. Mencari keterkaitan antara kondisi sosial ekonomi dengan kondisi pendukung partisipasi.

Hasil proses analisis crosstab nya adalah:

- Jenis kelamin signifikan mempengaruhi 4 dari 5 variabel kondisi pendukung partisipasi, yaitu:

 Frekuensi dilibatkan

 Penguasaan informasi

 Frekuensi kehadiran

 Jumlah jenis sumbangan

- Usia tidak signifikan mempengaruhi 5 variabel kondisi pendukung partisipasi

- Tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan signifikan mempengaruhi 1dari 5 variabel kondisi pendukung partisipasi, yaitu jumlah jenis sumbangan - Lama tinggal signifikan mempengaruhi 1dari 5

variabel kondisi pendukung partisipasi, yaitu frekuensi dilibatkan

Terdapat 3 proses analisis crosstab :

1. Mencari keterkaitan antara kondisi pendukung partisipasi dengan tingkat partisipasi

2. Mencari keterkaitan kondisi sosial ekonomi dengan tingkat partisipasi

3. Mencari keterkaitan antara kondisi sosial ekonomi dengan kondisi pendukung

partisipasi.

Mayoritas yang dilibatkan hanya laki-laki

Undangan formal program/kegiatan hanya diberikan pada warga asli wilayah studi

(30)

Pola keterkaitan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi

Sumber: Hasil analisa, 2013

Sasaran 3 :

Kondisi Pendukung Partisipasi

Jenis Kelamin Frekuensi dilibatkan

Tingkat pendidikan

Lama tinggal

Tingkat pendapatan

Keinginan terlibat

Frekuensi kehadiran Kondisi Sosial Ekonomi

Jumlah jenis sumbangan

Tingkat Partisipasi

 Faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi secara langsung adalah lama tinggal, frekuensi dilibatkan,

keinginan terlibat, frekuensi kehadiran dan jumlah jenis sumbangan.

 Frekuensi dilibatkan dipengaruhi oleh jenis kelamin dan lama tinggal

 Keinginan terlibat tidak dipengaruhi variabel apapun

 Frekuensi kehadiran dipengaruhi oleh variabel jenis kelamin

 Jumlah jenis sumbangan dipengaruhi oleh variabel jenis kelamin, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan

 Jenis kelamin, tingkat pendidikan dan tingkat

pendapatan turut berperan dalam faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat partisipasi, sehingga turut menjadi

faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi tingkat

partisipasi

(31)

Kinerja faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi tingkat partisipasi berdasarkan tingkat kekumuhannya

Tingkat Kekumuhan

Frekuensi Dilibatkan

Jumlah Responden

Prosentase

Tingkat Kekumuhan

Tinggi

Tidak pernah

dilibatkan 1 20%

Pernah dilibatkan

1 20%

Jarang dilibatkan

2 40%

Sering dilibatkan

0 0%

Selalu dilibatkan 1 20%

Total 5 100%

Tingkat Kekumuhan

Sedang

Tidak pernah

dilibatkan 11 12%

Pernah dilibatkan

10 11%

Jarang dilibatkan

36 38%

Sering dilibatkan 12 13%

Selalu dilibatkan 26 27%

Total 95 100%

Prosentase Variasi Frekuensi Dilibatkan berdasarkan Tingkat Kekumuhannya

Tingkat Kekumuhan

Keinginan Terlibat

Jumlah Responden

Prosentase

Tingkat Kekumuhan

Tinggi

Tidak ingin 1 20%

Tidak terlalu

ingin 2

40%

Cukup ingin 1 20%

Ingin 1 20%

Sangat ingin 0 0%

Total 5 100%

Tingkat Kekumuhan

Sedang

Tidak ingin 4 4%

Tidak terlalu

ingin 13

14%

Cukup ingin 14 15%

Ingin 41 43%

Sangat ingin 23 24%

Total 95 100%

Prosentase Variasi Keinginan Terlibat berdasarkan Tingkat Kekumuhannya

Sumber: Hasil analisa, 2013

(32)

Tingkat Kekumuhan

Frekuensi Kehadiran

Jumlah Responden

Prosentase

Tingkat Kekumuhan

Tinggi

Tidak pernah

hadir 3 60%

Pernah hadir 1 20%

Jarang hadir 0 0%

Sering hadir 0 0%

Selalu hadir 1 20%

Total 5 100%

Tingkat Kekumuhan

Sedang

Tidak pernah

hadir 23 24%

Pernah hadir 17 18%

Jarang hadir 22 23%

Sering hadir 17 18%

Selalu hadir 16 17%

Total 95 100%

Prosentase Variasi Frekuensi Kehadiran berdasarkan Tingkat Kekumuhannya

Prosentase Variasi Jumlah Jenis Sumbangan berdasarkan Tingkat Kekumuhannya

Sumber: Hasil analisa, 2013

Tingkat Kekumuhan

Jumlah Jenis Sumbangan

Jumlah Responden

Prosentase

Tingkat Kekumuhan

Tinggi

Tidak

menyumbang 0 0%

1 jenis sumbangan 3 60%

2 jenis sumbangan 2 40%

3 jenis sumbangan 0 0%

4 jenis sumbangan 0 0%

Total 5 100%

Tingkat Kekumuhan

Sedang

Tidak

menyumbang 3 3%

1 jenis sumbangan 33 35%

2 jenis sumbangan 42 44%

3 jenis sumbangan 16 17%

4 jenis sumbangan 1 1%

Total 95 100%

Kinerja faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi tingkat partisipasi

berdasarkan tingkat kekumuhannya

(33)

Tingkat Kekumuhan

Lama Tinggal Jumlah Responden

Prosentase

Tingkat Kekumuhan

Tinggi

0-10 tahun 1 20%

11 - 20 tahun 1 20%

21 - 30 tahun 0 0%

21 - 40 tahun 2 40%

>41 tahun 1 20%

Total 5 100%

Tingkat Kekumuhan

Sedang

0-10 tahun 24 25%

11 - 20 tahun 13 14%

21 - 30 tahun 20 21%

21 - 40 tahun 15 16%

>41 tahun 23 24%

Total 95 100%

Prosentase Variasi Lama Tinggal berdasarkan Tingkat Kekumuhannya

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan kecenderungan lama tinggal pada permukiman dengan tingkat kekumuhan tinggi dan sedang. Oleh karena itu perbedaan lama tinggal tidak menjadi penghalang masyarakat untuk mendapat permukiman yang layak.

Kinerja faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi tingkat partisipasi

berdasarkan tingkat kekumuhannya

(34)

KESIMPULAN DAN SARAN

(35)

Kesimpulan

Dari 8 unit RW yang menjadi unit penelitian, terdapat 2 kategori tingkat kekumuhan yang ditemukan, yaitu tingkat

kekumuhan tinggi dan sedang. Tingkat kekumuhan tinggipada RW II dan tingkat kekumuhan sedang pada RW I, III, IV, V, VIII, X dan XI.

Terdapat 3 tingkat partisipasi masyarakat pada wilayah studi, dari tangga ke-3 yaitu Pemberian Informasi (Informing), tangga ke-4 yaitu Konsultasi (Consultation) dan tangga ke-5 yaitu Perujukan (Placation).

Pada permukiman dengan tingkat kekumuhan yang tinggi, partisipasi masyarakatnya berada pada tingkat ke-3, Pemberian Informasi (Informing)

Pada permukiman dengan tingkat kekumuhan yang sedang, partisipasi masyarakatnya bervariasi dari tingkat ke-3, Pemberian Informasi (Informing), tingkat ke-4, Konsultasi(Consultation) dan tangga ke-5 yaitu Perujukan (Placation).

Faktor yang secara langsung mempengaruhi tingkat partisipasi adalah frekuensi dilibatkannya masyarakat, keinginan masyarakat untuk terlibat, frekuensi kehadiran, jumlah jenis sumbangan yang diberikan dan lama tinggal.

Frekuensi dilibatkannya masyarakat & frekuensi kehadiran masyarakat dalam program/kegiatan dipengaruhi oleh adanya perbedaan jenis kelamin. Faktor lama tinggal juga mempengaruhi frekuensi dilibatkannya masyarakat dalam

program/kegiatan. Jumlah jenis sumbangan masyarakat dipengaruhi oleh adanya perbedaan tingkat pendidikan, pendapatan dan jenis kelamin.

Dari penilaian kinerja 5 faktor tersebut, 4 faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi tersebut berbeda berdasarkan tingkat kekumuhannya, yaitu frekuensi dilibatkan, keinginan terlibat, frekuensi kehadiran dan jumlah jenis sumbangan.

(36)

Saran

1. Saran untuk pemerintah & sektor privat (NGO)

Dibutuhkan upaya peningkatan partisipasi dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi, yaitu:

- Peningkatan frekuensi dilibatkannya masyarakat  tidak hanya melibatkan laki-laki, mengadakan forum aspirasi program/kegiatan yang dihadiri wanita guna menjaring aspirasi khusus wanita.

- Peningkatan frekuensi dilibatkannya masyarakat dapat meningkatkan frekuensi kehadiran masyarakat, sehingga menambah jumlah jenis sumbangan mayarakat nonmateri (pendapat).

- Peningkatan keinginan warga untuk terlibat  dengan memberi pengarahan kesadaran lingkungan dan pemberian insentif untuk memancing keinginan warga berpartisipasi.

2. Saran untuk masyarakat Ploso

- Peningkatan frekuensi dilibatkannya masyarakat  mengundang semua Kepala keluarga, baik penduduk asli maupun pendatang

- Mengoptimalkan sumbangan pendapat warga melalui jaring aspirasi

- Meningkatkan keinginan dengan memberi insentif berupa reward, untuk kampung yang mampu menyelesaikan

program/kegiatan perbaikan lingkungan yang tepat waktu dan efektif.

(37)

Saran

3. Saran untuk penelitian selanjutnya

Sebaiknya dilakukan penelitian mengenai arahan optimalisasi tingkat partisipasi masyarakat dalam perbaikan

lingkungan permukiman.

(38)

Terimakasih . . . .

Referensi

Dokumen terkait

- organizacija enotedenskega gostovanja tuje šole, - štiriletno sodelovanje v programskem sosvetu za vsebinski izbor programov spopolnjevanja, - organizacija in izvedba javne

bahwa untuk melaksanakan Pasal 184 ayat (1) tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah denganUndang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan

• Jumhur ulama yang menolak kehujjahan ijma’ sukuti mengatakan bahwa rukun dan syarat ijma’ adalah kesepakatn seluruh mujtahid yang hidup di zaman terjadinya ijma’ tersebut,

Keapostolikkan gereja tidak berarti Gereja sekarang hanya merupakan copy dari Gereja para rasul?. Gereja sekarang hanya terarah kepada Gereja para rasul sebagai dasar dan

Menurut William pendekatan kualitatif adalah “pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti

Pada rancangan ketel uap pipa api mini dari PDP 1 (2014) bahwa laju aliran kalor pada pipa api belum dilakukan analisa teoritis, untuk itu perlu dilakukan

Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah para pelajar dan mahasiswa (kelompok Net Generations ) pengguna jasa layanan operator mobile phone yang berbasis