LAPORAN TUGAS AKHIR TENTANG
TATACARA PENGAJUAN ELECTRONIC-FILING IDENTIFICATION NUMBER (E-FIN) DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN
POLONIA
O L E H
NAMA : DONI AJI PAMBUDI
NIM : 122600111
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2016
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Alhamdulillaahirobbil”alamiin, segala puji bagi Allah atas limpahan nikmat-Nya yang telah di berikan kepada kita semua.
Berkat rahmat dan ridho serta kemudahan dari Allah SWT, Penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini walaupun tidak dengan waktu yang cepat. Tugas Akhir ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat menyelesaikan proses belajar di Program Studi Diploma-III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan judul “Tata Cara Pengajuan Electronic- Filing Identification Number (E-FIN) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Polonia”.
Sebagai manusia yang tidak luput dari kekurangan dan kesalahan, Penulis menyadari bahwa penulisan ini belum cukup sempurna mengingat masih minimnya wawasan dan daya jelajah penulis. Masih banyak kelemahan dan kekurangan yang membutuhkan saran dan perbaikan demi meningkatkan kualitas keilmiahan dimasa yang akan datang.
Laporan Tugas Akhir ini saya persembahkan terkhusus kepada Allah SWT, yang sudah mengizinkan saya lahir sebagai muslim. Kepada Nabi Muhammad SAW, yang sudah membawa ajaran dari Allah SWT untuk disebarkan keseluruh pelosok negeri sehingga suara adzan tak pernah terputus barang satu detik pun dialam ini. Dan kemudian kepada kedua orang tua saya, Karyono, SP dan Ir.Lusyantini, yang sudah membesarkan saya sampai bisa seperti sekarang ini.Ketulusan dan kesabaran mereka dalam mendidik saya serta selalu mendo’akan saya baik secara moril maupun materil.
Saya tidak akan mampu menyelesaikan segala proses mulai dari awal pendidikan sampai tahap akhir saya menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini tanpa itu semua.
Dimasa perkuliahan hingga selesainya Tugas Akhir ini, Penulis sungguh merasakan banyak bantuan moril baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.sos, M.Si , selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembimbing saya yang telah memberikan waktu, pemikiran, serta mengarahkan saya hingga terselesaikannya Laporan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si , selaku Ketua Program Studi Diploma-III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
3. Ibu Arlina, SH, M.Hum selaku sekertaris jurusan Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak/Ibu Dosen staff pengajar dan pegawai Fakultas Ilmu Sosisal dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah membantu saya dalam segala urusan administrasi dan informasi.
5. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku dosen pembimbing yang sudah rela membimbing dan meluangkan waktunya selama proses penyelesaian tugas akhir saya.
6. Terima Kasih untuk Google dan Wikipedia yang telah mempermudah saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
7. Untuk kawan-kawan Administrasi Perpajakan stambuk 2013, terima kasih karena kita saling mendukung satu sama lain. Semoga kita segera meraih keberhasilan, Aamiin.
Semoga mereka semua dirahmati dan diridhoi oleh Allah SWT, Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.Saya menyadari akan keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir saya ini. Oleh karena itu saya mengharapkan kepada semua pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata, semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Medan,28 Juli 2016 Penulis
Doni Aji Pambudi
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 1
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKLM) ... 3
C. Uraian Teoritis ... 5
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 8
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 9
F. Metode Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 10
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 11
BAB II GAMBARAN LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI ... 13
A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Medan Polonia ... 13
B. Visi ,Misi dan Tujuan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia .. 14
C. Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Polonia ... 14
BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI ... 19
A. Pengertian ... 19
B. Tujuan ... 20
C. Proses e-filing ... 21
D. Proses pendaftaran e-filing ... 21
E. Ketentuan pelaporan SPT e-filling ... 24
F. Infrakstuktur……….. ... 26
G. Sumber Daya Manusia (SDM)……….. ... 27
H. Program Kerja dan Waktu………. ... 27
I. Cost and Benefit……… ... 28
J. Kritikal Sukses Faktor Dalam Implementasi e-filing……... ... 29
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI ... 30
A. Tata Cara Pengajuan E-FIN ... 30
B. Proses pengajuan E-FIN ... 33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 36
A. Kesimpulan ... 36
B. Saran ... 37 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Pajak merupakan sumber utama bagi Negara dalam pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Oleh karenanya, pajak perlu dikelola secara seksama dengan meningkat peran serta seluruh lapisan masyarakat dan dari aparat perpajakan sendiri.Pajak merupakan alat bagi pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mendapatkan penerimaan baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung dari masyarakat guna membiayai pengeluaran rutin serta pembangunan nasional dan ekonomi masyarakat.
Untuk itu pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dari berbagai sumber penghasilan antara lain kekayaan alam, barang-barang yang dikuasai oleh pemerintah, denda-denda, atau warisan yang diberikan kepada Negara, hibah, wasiat, dan iuran masyarakat kepada Negara berdasarkan undang-undang (dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi yang dapat ditunjuk dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran).
Dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak (fiskus) melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi penerimaan pajak.Ekstensifikasi ditempuh dengan mencari wajib pajak yang baru.Upaya intensifikasi dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas aparatur perpajakan, pelayanan prima terhadap wajib pajak dan pembinaan kepada para wajib pajak, pengawasan administratif, pemeriksaan, penyidikan, dan penagihan aktif serta penegakan hukum atau law enforcement.
Dalam sistem pemungutan pajak yaitu self assessment system sekarang ini
masyarakat sebagai wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan, sedangkan fiskus hanya mengawasi dan melayani wajib pajak.Untuk mewujudkan self assessment systemitu sendiri dapat berjalan dengan efektif, maka pemerintah khususnya Direktorat Jenderal Pajak berkewajiban melakukan pembinaan berupa penyebaran informasi dan penyuluhan perpajakan, pelayanan administrasi yang diperlukan oleh Wajib Pajak, serta melaksanakan pengawasan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
Electronic-Filing identification number adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan PPh secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada website Direktorat Jenderal Pajak atau Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP). Layanan electronic-Filing identification number melalui website Direktorat Jenderal Pajak hanya melayani penyampaian SPT Tahunan Orang Pribadi yang menggunakan Formulir 1770 S dan 1770 SS. (eddiwahyudi.com)
Secara umum, penyampaian SPT Online atau penyampaian Pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik melalui electronic-filing identification number diatur melalui Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-26/PJ/2012 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan.
Secara khusus, penyampaian SPT Online atau penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik melalui electronic-filingidentification number pada situs Direktorat Jenderal Pajak diatur melalui Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-25/PJ/2012 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Menggunakan Formulir 1770S atau 1770SS
Secara e-Fling Melalui Website Direktorat Jenderal Pajak tanggal 23 Desember 2011 serta Peraturan Direktur Jenderal Pajak, Nomor PER-39/PJ/2011 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang menggunakan Formulir 1770S atau 1770SS secara e-Filing melalui Website Direktorat Jenderal Pajak.(www.pajak.go.id)
Adapun bentuk pengajuan SPTyang dilakukan oleh wajib pajak adalah secara langsung ataupun online. Dengan demikian sudah menjadi salah satu tugas pokok Direktorat Jendral Pajak melakukan pengawasan terhadap wajib pajak dengan tujuan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan penerimaan pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Dari pembahasan tersebut maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Tata Cara Pengajuan Electronic-Filing Identificaton Number (E- FIN) diKantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia”.
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM) 1.Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah :
1.1 Untuk mengetahui proses pengajuan Electronic-Filing Identification Number. 1.2 Untuk menegtahui kendala yang dihadapi saat proses pengajuan Electronic- Filing Identification Number.
2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) ini adalah : 2.1 Bagi Mahasiswa
a. Menambah pengetahuan dan pengalaman di bidang perpajakan. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman belajar pada suatu instansi pemerintah.
b. Guna menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kedisiplinan yang akan dibutuhkan ketika memasuki dunia kerja yang sebenarnya.
c. Meningkatkan motivasi mahasiswa/I dalam bidang perpajakan.
d. Mempelajari perilaku dan keahlian baru serta mempelajari bentuk tim dan kerjasama.
2.2 Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia
a. Sebagai sarana menciptakan hubungan yang baik dengan Universitas Sumatera Utara khususnya program studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP USU).
b. Sebagai sarana untuk mempromosikan citra Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.
c. Sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan dalam hal pengajuan Electronic-Filling Identification Number.
2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara ( FISIP USU )
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan khusus dibidang perpajakan
b. Untuk menjalin kerjasama FISIP USU dengan kantor pelayanan pajak pratama Medan Polonia untuk mempromosikan sumber daya universitas
c. Untuk mendapatkan masukkan dan saran kepada Program Studi Administrasi Perpajakan.
C. Uraian Teoritis 1. Pengertian Pajak
Pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH yaitu iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapatditunjukkan dan yang digunkan untuk membayar pengeluaran umum. (Resmi,Siti) (2012)
Menurut Prof. Dr. P.J.A. Andriani Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umun berhubung dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan.(Pengantar Ilmu Hukum Pajak) (1991:2).
Mr. Dr. N. J. Feldman, memberi definisi sebagai berikut : pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak dan terutang kepada penguasa (menurut norma – norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontraprestasi dan semata – mata digunakan untuk menutup pengeluaran - pengeluaran umum.(De Over Heidsmiddelen Van Indonesia).
Sedangkan Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 yang merupakan perubahan keempat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan atau dikenal dengan istilah UU KUP. Menurut UU tersebut, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Pajak dipungut berdasarkan Undang – Undang
2. Sifatnya dapat dipaksakan
3. Tidak ada kontraprestasi secara langsung yang dirasakan pembayar pajak 4. Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah
5. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran–pengeluaran pemerintah (rutin dan pembangunan) bagi kepentingan masyarakat umum
2.Fungsi Pajak
1. Fungsi Budgetair, pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.
2. Fungsi Regulerend, pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
3. Jenis Pajak
Terdapat berbagai jenis pajak yang dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pengelompokkan menurut golongan, menurut sifat, dan menurut lembaga pemungutnya.
3.1 Menurut golongan pajak dikelompokkam menjadi dua, yaitu :
a. Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau pihak lain.
b. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Pajak tidak langsung terjadi
jika terdapat suatu kegiatan, peristiwa, atau perbuatan yang menyebabkan terutangnya pajak, misalnya terjadi penyerahan barang atau jasa.
3.2 Menurut sifat pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Pajak subjektif adalah pajak yang pengenaannya memerhatikan keadaan pribadiWajib Pajak atau pengenaan pajak yang memerhatikan keadaan subjeknya.
b. Pajak objektif adalah pajak yang pengenaannya memerhatikan objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memerhatikan keadaan pribadi Subjek Pajak.
3.3 Menurut lembaga pemungut pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Pajak negara (pajak pusat) adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya.
b. Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat I (pajak provinsi) maupun daerah tingkat II (pajak kabupaten/kota) dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing.
4. E-FIN
Berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER – 39/PJ/2009 menyatakan bawha berdasarkan pertimbangan dimaksud pada huruf a dan dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 14 huruf g peraturan Menteri Keuangan Nomor
181/PMK/03/2007 tentang bentuk dan isi Surat Pemberitahuan, serta Tata Cara pengambilan, pengisian, penandatanganan dan penyampaian surat pemberitahuan sebagaimana telah diubah dengan peraturan Mentri Keuangan Nomor 152/PMK.03/2009, perlu menetapkan peraturan Direktur Jendral Pajak tentang Tata Cara penyampaian surat pemberitahuan tahunan bagi wajib pajak orang pribadi yang menggunakan formulir 1770S atau 1770SS secara e-filingmelalui website Direktorat Jendral Pajak. Adapun tujuan utama layanan pelaporan pajak secara e-filing ini adalah :
a. Membantu wajjb pajak untuk menyediakan fasilitas pelaporan SPT secara elektronik (via internet) kepada wajib pajak, sehingga wajib pajak orang pribadi dapat melakukan dari rumah atau tempatnya bekerja, sedangkan wajib pajak badan dapat melakukan dari lokasi kantor atau usahannya.
b. Dengan cepat dan mudahnya pelaporan pajak ini berati juga akan memberikan dukungan kepada kantor pajak dalam hal percepatan penerimaan laporan SPT dan perampingan kegiatan administrasi, pendataan, distribusi dan pengarsipan laporan SPT.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) Adapun yang menjadi ruang lingkup dari PKLM ini antara lain : 1. Proses pengajuan Electronic-Filling Identification Number.
2. Kendala – kendala dalampembuatan Electronic-Filling Identification Number.
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM )
Tahap-tahap yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi dalam Praktik Kerja Mandiri ( PKLM ) adalah :
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini penulis melakukan tahapan berikut :
1.1 Memilih jenis pajak yang akan dijadikan judul yang akan dibahas
1.2 Mengajukan judul kepada ketua Program Studi Diploma III Administrasi PerpajakanFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
1.3 Persetujuan penentuan judul tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri oleh ketuaProgram Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
1.4 Penyusunan Proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri 1.5 Seminar Proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri
1.6 Memohon surat pengantar Praktik Kerja Lapangan Mandiri dari pihak fakultas Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
2. Studi Literatur
Merupakan dasar teori yang mendukung laporan ini menyangkut masalah yang dibahas yang berasal dari buku-buku, peraturan perundang-undangan perpajakan, artikel ilmiah,catatan-catatan maupun bahasa tertulis yang berhubungan dengan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
3. Observasi Lapangan
Pada tahapan ini penulis melakukan pengamatan secara langsung dan pencatatan sesuai sistematis terhadap data yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.
4. Pengumpulan Data.
Data dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber asli, hasil wawancara yang berkompeten.
Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari sumber yang telah ada misalnya, studi kepustakaan dan dokumentasi.
5. Analisis Data dan Evaluasi
Penulis menganalisis dan mengevaluasi data meliputi : menganalisa data yang telah diperoleh dengan menggunakan penjelasan dengan kata-kata yang sistematik sehingga permasalahan terungkap dengan objektif.
F. Metode Pengumpulan Data Peaktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) ini, maka penulis menggunakan Metode Pengumpulan Data sebagai berikut :
1. Obeservasi (Observation)
Dalam metode ini penulis terjun langsung ke lapangan untuk mengamati, mendengarkan, serta mencatat dan menyimpulkan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan laporan ini.
2. Wawancara (Interview)
Yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak-pihak KPP yang dianggap mampu memberikan masukan data dan informasi yang diberikan bagi penyusunan laporan ini.
3. Daftar Dokumentasi (Optional)
Yaitu dengan mengumpulkan catatan-catatan, data-data mengenai E-FIN
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Adapun yang menjadi sistematis dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas mengenai Latar Belakang, Tujuan dan Manfaat, RuangLingkup, Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Metode Pengumpulan Data dan Sistematika PenulisanLaporan.
BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
Dalam Bab ini penulis menguraikan tentang sejarah singkat berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia, struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi dari tiap-tiap bagian dalam instansi tersebut.
BABIII : GAMBARAN DATA PKLM
Pada bab ini menjelaskan secara rinci pengertian-pengertiansecara teoritis dan teori-teoriyang berkaitan dengan electronic-filling identification number (E-FIN)
BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis mengemukakan tentang analisa dan evaluasi terhadap data-data yang berhubungan dengan judul laporan .
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis menguraikan kesimpulan mengenai hal-hal yang telahdikemukakan dan beberapa saran yang merupakan inti pokok permasalahan yang dibahsa dalam laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI 3.1 Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia
Di zaman Belanda, Kantor Pelayanan Pajak bernama Kantor Belasting dan kemudia berubah menjadi Kantor Inspeksi Keuangan yang selanjutnya diubah menjadi Kantor Inspeksi Pajak yang induk organisasinya Direktorat jenderal Pajak dibawah Departemen Keuangan Republik Indonesia. Tahun 1976 di Sumatera Utara berdiri tiga Kantor Inspeksi Pajak, yaitu:
a. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan b. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara c. Kantor Inspeksi Pajak Siantar
Tahun 1978 Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dipecah menjadi dua, yaitu Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Kisaran. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat, maka dirasa perlu adanya tambahan kantor untuk melayani masyarakan di dalam membayar pajak. Oleh karena itu didirikan Kantor Inspeksi Pajak Medan Barat.
Selanjutnya untuk lebih memantapkan nilai pelayanan kepada masyarakat, maka berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia tanggal 25 Maret 1989 No.267/KMK.01/1989 , telah diadakan perubahan menyeluruh pada struktur Direktorat Jenderal Pajak yang mencakup reorganisasi Kantor Inspeksi Pajak diganti menjadi Kantor Pelayanan Pajak dan juga dibentuk Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.
Terakhir berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No.443/KMK.03/2002 tanggal 26 Februari 2002 dibentuk Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia. Kantor Pelayanan Pajak adalah instansi Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah kepala Kantor Wilayah.
Pada tanggal 27 Mei 2008 Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan dirubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia dengan wilayah kerja Kecamatan Medan Polonia, Medan Tuntungan, Medan Selayang, Medan Maimun, Medan Baru, dan Medan Johor.
Dilakukan perubahan oleh Menteri Keuangan adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada wajib pajak.
Visi dan Misi KPP Pratama Medan Polonia
Adapun Visi dari KPP Pratama Medan Polonia adalah mewujudkan pelayanan yang profesional dengan kinerja yang baik dan dapat diperccaya untuk meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak di lingkungan Kanwil DJP Sumatera Utara I.
Misi dari Kantor Direksi KPP Pratama Medan Polonia adalah meningkatkan penerimaan dan pendapatan negara melalui PPh, PPN, dan PPnBM serta senantiasa memperbaharui diri sesuai perkembangan aspirasi masyarakat dan tata tertib administrasi.
3.1.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan wadah bagi sekelompok yang bekerja sama dalah usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Struktur organisasi menyediakan pengadaan personil yang memegang jabatan tertentu dimana masing-masing diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai jabatannya. Hubungan kerja dalam
tentang hubungan kerja dari orang-orang yang menggerakan organisasi dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Struktur organisasi diharapkan akan dapat memberikan gambaran tentang pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan antar bagian berdasarkan tingkat hirarki. Struktur organisasi juga diharapkan akan dapat menetapkan sistem hubungan dalam oranganisasi yang mengahsilkan tercapainya komunikasi, koordinasi dan integrasi secara efesien dan efektif dari segenap kegiatan organisasi baik vertikal maupun horizontal.
Pada prinsipnya struktur organisasi yang digunakan tergantung pada ukuran besarnya dan jenis organisasi serta banyaknya jumlah staf dalam organisasi serta tingginya tingkat kerumitan dalam operasional organisasi. Berikut gambaran struktur organisasi KPP Pratama Medan :
STRUKTUR ORGANISASI KPP PRATAMA
Kepala Kantor
Seksi Pengolahan
Data &
Informasi
Seksi Pelayana
n
Seksi Penagih
an
Seksi Pemeriksa
an
Kelompok Jabatan Fungsion
al
Seksi Penga wasan
&
Konsu ltasi I
Seksi Penga wasan
&
Konsul tasi II
Seksi Penga wasan
&
Konsult asi III
Seksi Pengawa
san &
Konsulta si IV Subbagian
Umum &
Kepatuhan Internal
Seksi Ekstensifikas
i dan Penyuluhan
Berdasarkan struktur organisasi yang tertera diatas, berikut ini akan diuraikan tugas dari setiap seksi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia,
a. Kepala Kantor
Kepala kantor mempunyai tugas mengkordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan wajib pajak di bidang pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah dan pajak tidak langsung lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Subbagian Umum dam Kepatuhan Internal
Membantu dan menunjang kelancaran tugas kepala kantor dalam mengkordinasikan tugas dan fungsi pelayanan kesekretariatan terutama dalam hal pengaturran kegiatan tata usaha dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga dan perlengkapan.
c. Seksi PDI (Pengolahan Data dan Informasi)
Membantu kepala kantor dalam mengkordinasikan pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT, e-Filing, dan penyimpanan laporan kinerja dengan teknologi informasi perpajakan sehingga dapat memudahkan pekerjaan pada seksi PDI.
d. Seksi Pelayanan
Membantu tugas kepala kantor dalam mengkordinasikan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, mengadministrasikan dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi wajib pajak, serta kerja sama perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku.
e. Seksi Pemeriksaan
Membantu tugas kepala kantor mengkordinasikan pelaksanaan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan, pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak.
f. Seksi Penagihan
Membantu tugas kepala kantor mengkordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, dan usulan penghapusan pajak serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.
g. Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan
Membantu tugas kepala kantor mengkordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, penilaian objek pajak dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
h. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon)
Membantu tugas kepala kantor mengkordinasikan pengawasan kepatuhan kewajiban
perpajakan wajib pajak, bimbingan atau himbauan kepada wajib pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyususnan profil wajib pajak, analisis kinerja wajib pajak, rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka melakukan intensifikasi dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku. Pada KPP Pratama Medan Polonia terdapat empat kepala seksi pengawasan dan konsultasi yang masing-masing pembagian tugas pokoknya berdasarkan wilayah kerja tertentu.
i. Jabatan Fungsional
Kelompok fungsional ini mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tugas dan fungsinya adalah melakukan pemeriksaan kewajiban pajak terhadap wajib pajak orang pribadi dan badan sesuai dengan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (SP3) yang dikeluarkan.
BAB III
GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Pengertian
a. e-SPT adalah data SPT Wajib Pajak dalam bentuk elektronik yang dibuat oleh Wajib Pajak untuk mengadministrasikan dan melaporkan data SPT Masa/Tahunan denganmenggunakan aplikasi e-SPT yang disediakan oleh DJP.
b. e-Filing adalah suatu cara penyampaian SPT dan penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time.
c. ASP (Apllication Service Provider) adalah Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi yang ditunjuk oleh Dirjen Pajak untuk menyalurkan penyampaian SPT secara elektronik ke DJP.
d. E-FIN adalah nomor identitas, diberikan kepada WP yang mengajukan permohonan untuk menyampaikan SPT secara elektronik oleh KPP tempat WP terdaftar.
e. NTPS (Nomor Transaksi Penyampaian Surat Pemberitahuan ) adalah Bukti Penerimaan secara elektronik berisi informasi yang meliputi Nomor Pokok Wajib Pajak, tanggal,jam, Nomor Transaksi Penyampaian Surat Pemberitahuan.
f. NTPA (Nomor Transaksi Pengiriman ASP) adalah Nomor Transaksi pengiriman dari Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi.
g. Digital Sertifikat adalah Setifikat yang digunakan sebagai alat pengaman data WP dalam setiap proses penyampaian SPT secara elektronik (e-Filing)melalui jasa ASP
Guna Peningkatan Pelayanan kepada Wajib Pajak dalam hal penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT).
B. Jenis SPT Elektronik (e-SPT) :
a. eSPT PPN & PPn BM 1. Formulir 1195 2. Forumulir 1195 BM 3. Formulir 1101 PUT 4. Formuir 1107 Non PUT 5. Formulir 1107 PUT b. eSPT PPh Masa
1. Pasal 21 / 26 2. Pasal 22 3. Pasal 23/26 4. Pasal 4 ayat 2 5. Pasal 15
c. eSPT PPh Tahunan Orang Pribadi 1. Orang Pribadi ( Formulir 1770 ) 2. Orang Pribadi ( Formulir 1770 S ) 3. Orang Pribadi ( Formulir 1770 SS )
d. eSPT PPh Tahunan Badan 2007 1. Badan Rupiah ( Formulir 1771 ) 2. Badan Dollar ( Formulir 1771-$ ) 3. Pasal 21 ( Formulir 1721 )
C. Proses e-Filing Cara yang digunakan : a) e-Filing Dial UP
Jenis SPT e-Filing ini adalah cara penyampaian SPT yang langsung terhubung dengan server di Direktorat Jenderal Pajak dengan melalui modem dari PC Wajib Pajak yang menyampaikan SPT nya e-Filing Dial UP belum banyak digunakan dalam pelayanan kepada wajib pajak di KPP Pratama .
b) e-filling melalui ASP
proses e-Filling melalui ASP
1. MInta E-FIN ke KPP 2. Registrasi ke ASP
3. Install digital certificate dari KPDJP 4. Install Aplikasi e-SPT
5. Input data ke e-SPT
6. Kirim file e-SPT ke KPDJP ( e-filling ) 7. Kirim cetakan form induk SPT ke KPP
e-filing melalui ASP ini yang telah digunakan oleh Direktorat Jendral Pajak untuk memberikan pelayanan kepada wajib pajak.
Proses e-Filing melalui ASP secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengiriman paket file melalui jalur internet juga diberi pengaman data, yaitu public key dan private key, dua model type pengaman data, yang cukup untuk merepotkan bagi pihak – pihak yang tidak berkepentingan untuk melihat isi paket filenya.
2. Paket data yang sudah diberipengaman, kemudian di acak ( encrypt ) kemudian dikirim melalui perusahaan ASP untuk diteruskan ke KPDJP, setelah diberikan NTPA oleh ASP.
3. KPDJP menerima paket data SPT, dibuka acakan data filenya kemudian dicek kebenaran serta kelengkapan datanya.
4. Apabila dianggap sudah memenuhi syarat KPDJP memberikan Nomor Tanda Penyampaian Surat ( NTPS ), kemudian mengirimkan konfirmasi data dan NTPS ini ke wajib pajak kembali melalui ASP.
5. NTPS ini yang nantinya dipakai sebagai KEY DATA , ketika wajib pajak melaporkan induk SPT nya di tempat pelayanan, sehingga data lengkap SPT yang telah disampingkan dapat diturunkan ke KPP ataupun digabungkan dengan data induk wajib pajak ( profile wajib pajak )
D. Proses Pendaftaran E-Filing a) Permohonan E-Fin
Prosedur e-filing adalah dimulai dari proses pendaftaran untuk dapat menjadi wajib pajak e-filing yaitu proses pendaftaran untuk mendapatkan nomor identitas WP e-Filing yang disebut dengan eFIN.
Tata Cara Pengajuan Permohonan eFIN adalah sebagai berikut : 1) Mengajukan Permohonan secara tertulis.
2) Melampirkan fotokopi Kartu NPWP / Surat Keterangan Terdaftar (SKT).
3) Melampirkan Surat Pengukuhan PKP (jika PKP)
Permohonan Wajib Pajak tersebut dapat disetujui apabila memenuhi beberapa persyaratan yang telah ditentukan yaitu antara lain :
1) Alamat Wajib Pajak harus sama dengan alamat pada database Master file WP di DJP.
2) Bagi Wajib Pajak yang telah mempunyai kewajiban menyampaikan SPT, maka Wajib pajak tersebut harus telah menyampaikan :
a) SPT PPh OP atau Badan untuk Tahun Pajak yang terakhir b) SPT PPH Pasal 21 Tahun Pajak yang terakhir
c) SPT Masa PPN selama 6 (enam) Masa Pajak terakhir
Selain persyaratan Administratif yang telah ditentukan, penyaringan Wajib Pajak yang dapat menggunakan fasilitas e-Filing ini juga di filter pada Aplikasi yang berada di tempat pelayanan pelaporan.
Aplikasi di pelayanan ini akan secara computerized akan men-cek kepatuhan pelaporan SPT Wajib Pajak
Jika salah satu syarat di atas tidak dipenuhi WP, maka program pada system aplikasi akan menolak permohonan WP dengan memberi message (pesan) sesuai persyaratan yang tidak dipenuhi tersebut.
Apabila syarat-syarat tersebut sudah dapat dipenuhi, maka wajib pajak tersebut berhak untuk dapat mengunakan fasilitas e-Filing dengan disetujui permohonannya dan diberikan nomor eFin.
b) Pemrosesan Permohonan E-Fin di KPP Pratama
Setelah petugas di Kantor Pelayanan Pajak menerima Permohonan wajib pajak dan
memenuhi kentuan yang telah dipersyaratkan, maka untuk mendapatkan nomor e-Fin, petugas KPP melakukan koneksi ke database kantor pusat DJP untuk pengambilan nomor e-FIN nya.
Setelah Nomor Efin di-generate oleh system database KPDJP maka petugas tinggal mencetak surat Efin nya.
Jika dikemudian hari nomor e-FIN yang telah diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak tersebut Hilang, maka Wajib Pajak tersebut dapat mengajukan permohonan pencetakan ulang e-FIN nya dengan syarat:
1) Menunjukkan asli Kartu NPWP atau SKT
2) Menunjukkan asli Surat Pengukuhan PKP (jika wajib pajak PKP)
Setelah mendapatkan e-FIN wajib pajak dapat langsung menyampaikan SPT nya dengan menggunakan fasilitas e-Filing.
E. Ketentuan Pelaporan SPT E-Filing
a) Penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik dapat dilakukan selama 24 (dua puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan standar WaktuIndonesia Bagian Barat.
b) Surat Pemberitahuan yang disampaikan secara elektronik pada akhir batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan yang jatuh pada hari libur, dianggap disampaikan tepatwaktu.
c) Wajib Pajak mencetak dan menandatangani induk Surat Pemberitahuan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak.
d) Wajib Pajak wajib menyampaikan dokumen lainnya yang wajib dilampirkan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar secara langsung atau melalui pos secara tercatat, paling lama :
1. 14 (empat belas) hari sejak batas terakhir pelaporan Surat Pemberitahuan dalam hal Surat Pemberitahuan disampaikan sebelumbatas akhir penyampaian.
2. 14 (empat belas) hari sejak tanggal penyampaian Surat Pemberitahuansecara elektronik dalam hal Surat Pemberitahuan disampaikan setelah lewat batas akhirpenyampaian. Meskipun wajib pajak sudah menyampaikan SPT nya melalui file yang dikirim ke DJP sudah digitalisasi, tetapi hukum yang berlaku masih belum memperbolehkan”digital signature” atau tanda tangan digital diperbolehkan secara hukum, yang masih diakui keabsahannya adalah tanda tangan basah.Sementara modul ini dibuat ”digital signature”
masih dalam proses pembahasan tentang rancangan undang-undang ”cyber law”.
e) Dalam hal Wajib Pajak tidak menyampaikan dokumen lainnya yang dipersyaratkan, Wajib Pajak dianggap tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan.
f) Surat Pemberitahuan dianggap telah diterima dan tanggal Penerimaan Surat Pemberitahuan sesuai dengan tanggal yang tercantum pada Bukti Penerimaan secara elektronik.
g) Bukti Penerimaan secara elektronik berisi informasi yang meliputi Nomor Pokok Wajib Pajak, tanggal, jam, Nomor Transaksi Penyampaian Surat Pemberitahuan (NTPS) danNomor Transaksi Pengiriman ASP (NTPA) serta nama Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP).
F.Infrakstuktur a) Hardware
PC yang akan digunakan untuk menjalankan aplikasi eSPT ini harus mempunyai spesifikasi minimal :
1) Pentium 233 Mhz or faster.
2) Microsoft Windows 98/ME/2000/XP.
3) Microsoft Word 2000 or later.
4) 32 Mb RAM.
5) 40 Mb Harddisk Space.
6) CD-Rom Drive.
7) VGA dengan minimal resolusi layar 1042 x 768.
8) Mouse dan Keyboard.
b) Server data base IBM sistem X-3200-M2 84 dengan spesifikasi sebagai berikut : Prosesor Xeon X3370,RAM2x 1GB DDR2-667 ECC,Hardisk 73GB HDD 15K SAS HotSwap,DVD-ROM , Kartu grafis VGA ATI 16 MB,
GbE NIC, Tower Case . c) Software
Sistem yang dikembangkan nantinya berbasis web dengan spesifikasi : 1) Sistem Software
Nama Sistem : e-SPT Server Web : Apache
Bahasa pemrograman : php(Hypertext Preprocessor) Client : Window XP Pro, browser (contoh : IE, Mozilla,dll)
2) Operating Sistem Server Windows Server 2003 3) Data Base
MySQL
G. Sumber Daya Manusia (SDM)
Untuk pengoperasian sistem ini dibutuhkan 1 (satu) orang operator consule (OC) yang nanti ditempatkan di Seksi PDI dan beberapa pelaksana .
H. Program Kerja dan Waktu
Program ini dilaksanakan untuk tahun 2009 yang meliputi kegiatan : a) Pendahuluan
b) Survey c) Analisis d) Rancangan e) Pengembangan f) Evaluasi Program g) Pelatihan
h) Pelaksanaan
I. Cost and Benefit a) Cost/Pembiayaan
Pembiayaan yang diperlukan adalah untuk pembuatan aplikasi e-SPT b) Benefit / Keuntungan
Keuntungan yang diharapkan dalam penerapan e-Filing ini adalah sebagai berikut :
1) Wajib Pajak
• Dapat meng-administrasikan data SPT secara elektronik
• Pelaporan SPT lebih efisien dan aman karena data tersimpan dalam bentuk elektronik dan ter-enkripsi/diacak ,terintegritas, serta Nonrepudiation (tak terelakan)
• Nyaman, karena dapat dilakukan saat kapan saja dan dimana saja dalam 24 Jam sehari dan 7 hari seminggu.
2) Direktorat Jenderal Pajak
• Perekaman Data di KPP dapat dilakukan dengan cepat dan akurat tanpa direkam petugas secara manual, karena Software/Aplikasi dibuat sedemikian rupa sehingga mudah untuk digunakan dan akurat karenakalkulasi/penjumlahannya dilakukan secara otomatis melalui system
• Penghematan Sumber Daya Manusia dalam Perekaman Data SPT.
• Penelitian data SPT dapat dilakukan dengan Cepat dan Tepat karena dilakukan oleh Sistem Aplikasi.
J. Kritikal sukses faktor dalam implementasi e-Filing
1. Membuat konsep dasar sebuah perancanaan yang bagus yang mencakup beberapa hal-hal yang menyangkut pengembangan e-SPT dan e-Filing
2. Mengerti terhadap system yang dibangun sehingga sistem tersebut sesuai dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan
3. Sistem yang dibuat sangat user friendly sehingga para pengguna tidak terlalu sulit untuk mengoperasikannya
4. Membuat team work yang baik dan solid sehinga pembangunan sistem dapat berjalan lancar dan terarah sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan
5. Melaksanakan implementasi awal hingga akhir dengan sebaik-baiknya sehingga system yang dibangun akan terus disempurnakan untuk mencapai system yang sesuai dengankebutuhan perusahaan.
6. Sebaiknya DJP membangun system dimana pelaksanaan e-filing tidak dilakukan oleh pihak ketiga sehingga bisa memotong rantai birokrasi.
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI A. Tata Cara Pengajuan e-FIN
Dalam tata cara pengajuan e-FIN, ada hal yang harus dilaksanakan terlebih dahuluyaitu :
1. Wajib Pajak mengajukan permohonan untuk memperoleh e-FIN ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.
2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) menerima permohonan Wajib Pajak dan meneliti kemudian meneruskan permohonan ke Pelaksana Seksi Pelayanan yang bertugas menerbitkan e-FIN.
3. Pelaksana Seksi Pelayanan :
a. Meneliti kelengkapan permohonan e-FIN, meliputi :
1) Formulir permohonan yang diisi dengan benar dan lengkap;
2) Asli kartu identitas diri pemohon yang ditunjukan; atau
3) Bagi kuasa Wajib Pajak berupa surat kuasa bermaterai dan fotocopy identitas diri Wajib Pajak yang diserahkan;
b. Merekam data yang terdapat pada formulir permohonan e-FIN pada aplikasi Pendaftaran Wajib Pajak e-filing melalui website Direktorat Jendral Pajak (www.pajak.go.id) yang terdapat di portal djp dengan memperhatikan alamat Wajib Pajak pada Master File Nasional DJP;
1) Apabilanya, maka Wajib Pajak diberikan formulir perubahan data/perpindahan Wajib Pajak untuk diisi; atau
2) Apabila tidak, maka proses selanjutnya langsung ke huruf d.
c. Meneliti apakah alamat Wajib Pajak yang tercantum pada formulir permohonan e-FIN berada dalam wilayah kerja KPP;
1) Apabila ya, maka dilakukan SOP Tata Cara Perubahan Data Identitas Wajib Pajak; atau
2) Apabila tidak, maka formulir perubahan data atau perpindahan Wajib Pajak serta fotocopy identitas diri Wajib Pajak (Kartu NPWP atau SKT dan KTP) dikirimkan ke KPP yang wilayah kerjanya sesuai dengan alamat Wajib Pajak pada surat permohonan e-FIN sesuai dengan SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP.
d. Mencetak dan meneruskan e-FIN ke Kepala Seksi Pelayanan.
4. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan menyetujui e-FIN kemudian meneruskan kepada Kepala Kantor.
5. Kepala Kantor meneliti dan menandatangani e-FIN untuk kemudian meneruskan kepada Seksi Pelayanan.
6. Pelaksana Seksi Pelayanan mengadministrasikan e-FIN yang telah ditandatangani Kepala Kantor kemudian menyerahkan kepada Wajib Pajak.
7. Jangka Waktu Penyelesaian permohonan e-FIN paling lama 2 (dua) hari kerja sejak permohonan diterima dengan lengkap dan benar.
B. Proses pengajuan e-fin
Syarat yang di perlukan dalam proses pengajuan e-fin : 1. Melampirkan fotocopy KTP
2. Fotocopy kartu NPWP
3. Nama dan NPWP sesuai dengan master file WP
4. Surat kuasa dan fotokopy identitas WP bila di kuasakan 5. Isi formulir
Formulir Permohonan e-FIN e-FIN diberikan langsung kepada WP/kuasanya 1 Hari Kerja
Contoh e-FIN
Setelah menerima e-FIN, lakukan pendaftaran di aplikasi e-filing dalam jangka waktu 30 hari kerja sejak diterbitkannya e-FIN dengan cara :
1. Buka menu e-Filing di website DJP (www.pajak.go.id) Pilih efiling 2. Masukkan NPWP dan e-FIN
3. Isikan data email, nomor handphone dan password
4. Login aplikasi e-filing menggunakan email sebagaiusername dan password Permohonan e-FIN dan Pendaftaran e-FIN pada aplikasi e-filing ini dilakukan satu kali, selanjutnya kita dapat menggunakan fasilitas pelaporan SPT secara online (e-filing) untuk seterusnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab yang ada maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2. Dalam melaksanakan Prosedur Pelaporan Pajak, diharapkan kepada pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia untuk melakukan pengwasan dalam bidang Pembangunan Perpajakan yang berperan paling dalam rangka meningkatkan efektifitas wajib pajak dalam rangka meningkatkan penerimaan negara dari sektor perpajakan.
3. Seiring dengan kemajuan teknologi kantor pelayanan pajak medan belawan harus memanfaatkan teknologi untuk terus mengembangkan cara agar wajib pajak lebih mudah untuk menyampaikan atau membayar pajak
B. Saran
Penulis selaku mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara ingin menyampaikan beberapa saran kepada Bapak/Ibu pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia yang tidak lebih banyak bertujuan agar kita semua dapat meningkatkan pelayanan kepada seluruh masyarakat Indonesia khususnya para Wajib Pajak yang telah sadar akan kewajibannya. Adapun saran tersebut adalah:
1. Pentingnya peningkatan pendekatan lebih kepada wajib pajak di kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia yang belum sadar akan kewajibanya sebagai warga negara yang telah berpenghasilan diatas PTKP dalam membayar pajak.
2. Diharapkan kepada pihak kepegawaian perpajakan untuk terus memberikan pelayanan yang terbaik kepada wajib pajak dalam hal melaksanakan kewajibanya agar masyarakat lebih peduli untuk membayar pajak.
3. Terus menggali potensi perpajakan dari setiap wilayah yang di naunggi pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia.
DAFTAR PUSTAKA
Arie Widodo, 2011, Peraturan Dirjen Pajak ( dikutip dari www.ortax.org )
De Over Heidsmiddelen Van Indonesia
Hardjodibroto, Eddhi Wahyudi, 2015, E-FILING ( dikutip dari eddiwahyudi.com )
Pengantar Ilmu Hukum Pajak (1991:2)
Resmi, Siti, 2012, PERPAJAKAN : Teori dan Kasus, Salemba Empat, Jakarta.
Peraturan Perundang - undangan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 01/PJ/2014 tanggal 6 Januari 2014 Tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Bagi wajib Pajak Orang Pribadi Yang Menggunakan Formulir 1770S atau 1770SS Secara E-Filing Melalui Website Direktorat Jendral Pajak (www.pajak.go.id)
Peratruran Direktur Jendral Pajak Nomor 03/PJ/2015 tanggal 13 Februari 2015 Tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan Elektronik
Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor 29/PJ/2014 tanggal 1 Januari 2015 Tentang TataCara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan