LAPORAN TUGAS AKHIR
TENTANG
TATA CARA PENGAJUAN ELECTRONIC – FILING IDENTIFICATION NUMBER (E-FIN) DI KANTOR PELAYANAN
PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN KOTA
OLEH:
NAMA : STEFANY WIJAYA NIM : 142600104
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME atas rahmat dan Karunia-Nya dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “TATA CARA PENGAJUAN ELECTRONIC – FILLING IDENTIFICATION NUMBER (E-FIN) DI KANTOR
PELAYANAN PAJAK(KPP) PRATAMA MEDAN KOTA” dalam waktu yang telah di tentukan.
Adapun tujuan dari penyusunan Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi pendidikan di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat dipahami oleh pembacanya. Sekiranya Proposal Tugas Akhir ini berguna untuk saya sendiri dan orang lain yang membacanya.
Dengan demikian kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan dari berbagai pihak untuk di perbaiki kedepannya.
Medan,20 July 2017
STEFANY WIJAYA
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ... 1
B. Tujuan dan Manfaat ... 3
C. Uraian Teoritis ... 4
D. Ruang Lingkup ... 8
E. Metode Penelitian... 9
F. Sistematika Penulisan...10
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI A. Sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota...12
B. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota...16
C. Logo Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota...18
D. Kedudukan Tugas dan Fungsi KPP Pratama Medan Kota...21
E. Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Kota...22
F. Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal DJP...27
G. Nilai-nilai dan Kode Etik Pegawai Direktorat Jendral Pajak...29
H. Kewajiban dan Larangan dalam Kode Etik Pegawai DJP...31
BAB III HASIL PENELITIAN...33
A. Pengertian...33
B. Jenis SPT Elektronik (e-SPT)...34
C. Tujuan DJP Mewajibkan Pelaporan SPT Secara Online...34
D. Syarat yang Diperlukan Dalam Proses Pengajuan E-Fin...36
E. Data Jumlah WP yang sudah aktivasi E-Fin di KPP Medan Kota...37
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI...38
A. Tata Cara Pengajuan E-Fin...38
B. Proses Pengajuan E-Fin...40
C. Kendala yang di Hadapi Dalam Pembuatan E-Fin...43
D. Kegunaan E-Fin...44
BAB V KESIMPULAN dan SARAN...45
A.Kesimpulan...45
B.Saran...46 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penerimaan negara dari sektor pajak merupakan peran penting terhadap kelangsungan sistem pemerintahan di suatu negara. Pajak merupakan kontribusi wajib dari masyarakat yang bersifat memaksa dan tidak mendapatkan imbalan secara langsung yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) . Pajak yang di pungut pemerintah digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup negara dan sumber pembiayaan belanja negara guna untuk menjalankan roda pemerintahaan.
Dengan rangka meningkatkan penerimaan negara dari sektor perpajakan , Direktorat Jenderal Pajak (DJP) memanfaatkan dari adanya kemajuan teknologi informasi yang telah berkembang dan menerapkannya dalam pelayanan perpajakan kepada Wajib Pajak (WP). Perubahan mendasar yang memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yang dimulai pada tahun 2005 yaitu menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) menggukan elektronik atau yang disebut dengan Electronic Filing System (e-Filing) dengan artian pelaporan atau penyampaian Surat Pemeberitahuan (SPT) dilakukan secara elektronik melalu sistem online.
Fasilitas e-Filing ini merupakan terobosan yang dilakukan DJP untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada Wajib Pajak dalam hal melaporkan SPT. Penyampaian SPT secara online ini atau e-Filing merupakan cara efektif untuk menghemat waktu WP sehingga WP tidak harus menunggu lama untuk merekam data SPT di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) selain itu dapat
menghemat kertas dan bila terjadi suatu hal yang tidak diinginkan WP masih memiliki bukti pelaporan atau backup data.
Dalam keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor KEP-88/PJ/2004 tentang penyampaian SPT secara elektronik dilakukan melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider) yang dirunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak. Untuk pengaturannya lebih lanjut maka dikeluarkan peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-05/PJ/2005 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan secara Elektronik (e-filing) melalui Perusahan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP).Mulai tahun 2013 untuk WP Orang Pribadi (OP) terdapat kemudahan untuk menyampaikan SPT Tahunan formulir 1770S dan 1770SS karena dapat menyampaikan SPT kapan saja , dimana saja asalkan terhubung dengan internet dan hal ini gratis hanya melalui Website Direktorat Jendral Pajak.
Hal ini di atur dalam PER-48/PJ/2011 tentang perubahan kedua yang sebelumnya PER-19/PJ/2009 Tentang Tata Cara Penerimaan Dan Pengelolaan Surat Pemberitahuan Tahunan tanggal 30 Desember 2011. Yang kemudian dicabut dan diganti dengan PER -26/PJ/2012 tanggal 5 Desember 2012.tentang Tata Cara Penerimaan Dan Pengelolaan Surat Pemberitahuan Tahunan yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 2013 dan kemudian berganti menjadi PER -01/PJ/2016 yang mulai berlaku 18 Januari 2016 tentang Tata Cara Penerimaan Dan Pengelolaan Surat Pemberitahuan Tahunan.
e-Filing adalah sistem pelaporan pajak tahunan (SPT Tahunan) yang dilakukan secara online. Jika sebelumnya wajib pajak setiap tahun melapor ke KPP dan mengisi formulir isian SPT Tahunan, dengan sistem e-Filing, wajib
Hanya saja wajib pajak mesti memiliki EFIN agar bisa melakukan e-Filing.
Dengan demikian sudah menjadi salah satu tugas pokok Direktorat Jendral Pajak melakukan pengawasan terhadap wajib pajak dengan tujuan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan penerimaan pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Dari pembahasan tersebut maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Tata Cara Pengajuan Electronic-Filing Identificaton Number (E-FIN) diKantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota”.
B. Tujuan Dan Manfaat 1. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari Tugas Akhir ini adalah :
1.1 Mengetahui proses pengajuan Electronic-Filing Identification Number.
1.2 Mengetahui kendala yang di hadapi dalam proses pengajuan Electronic-Filling Identification Number
1.3 Kegunaan menggunakan Eliectrinic-Filing Identification Number 2. Manfaat
Tugas Akhir ini tentunya sangat bermanfaat bagi beberapa pihak diantaranya adalah :
2.1 Bagi Mahasiswa
a) Menambah wawasan tentang proses permohonna E-Fin terhdap tingkat kepatuhan wajib pajak
b) Menambah pengetahuan di bidang perpajakan
2.2 Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota
a) Dapat menjadi sumber masukan untuk meningkatkan kinerja di lingkungan instansi tersebut. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga pendidikan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
b) Dapat dijadikan sebagai masukan dalam hal pengajuan Electronic- Filing Identification Number
2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
a) Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan instansi pemerintah yang bersangkutan dalam memberikan uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang diterima
b) Mendapat masukan dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaan kurikulum yang berlaku di program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
c) Mempromosikan sumber daya manusia yang ahli sesuai dalam bidangnya masing-masing.
C. Uraian Teoritis 1. Pengertian Pajak
Beberapa ahli perpajakan banyak mengemukakan pengertian berbeda tentang pajak, tetapi pada dasarnya beberapa pengertian tersebut mempunyai maksud yang sama. Diantaranya pengertian pajak yang di kemukakan oleh:
1.1 Soemitro, dalam buku (Perpajakan) (2011:1) menyatakan:
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
mendapat jasa timbal yang langsung dapat di tunjukkan dan yang di gunakan untuk membayar pengeluaran umum.”
1.2 Djajadiningrat, dalam buku (Perpajakan) (2011:1) menyatakan: “Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum”.
Sedangkan Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 yang merupakan perubahan keempat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan atau dikenal dengan istilah UU KUP.
Menurut UU tersebut, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Pajak dipungut berdasarkan Undang – Undang
2. Sifatnya dapat dipaksakan
3. Tidak ada kontraprestasi secara langsung yang dirasakan pembayar pajak
4. Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
5. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran–pengeluaran pemerintah (rutin dan pembangunan) bagi kepentingan masyarakat umum
2. Fungsi Pajak
1. Fungsi Budgetair, pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.
2. Fungsi Regulerend, pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
3. Jenis Pajak
Terdapat berbagai jenis pajak, yang dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu pengelompokan menurut golongan, menurut sifat, dan menurut lembaga pemungutnya.
3.1 Menurut golongan pajak dikelompokan menjadi dua, yaitu:
a. Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau pihak lain.
b. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Pajak tidak langsung terjadi jika terdapat suatu kegiatan, peristiwa, atau perbuatan yang menyebabkan terutangnya pajak
3.2 Menurut sifat pajak dikelopokan menjadi dua, yaitu:
a. Pajak subjektif adalah pajak yang pengenaannya memerhatikan keadaan pribadiWajib Pajak atau pengenaan pajak yang memerhatikan keadaan subjeknya.
b. Pajak objektif adalah pajak yang pengenaannya memerhatikan objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang
mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memerhatikan keadaan pribadi Subjek Pajak.
3.3 Menurut Lembaga Pemungut pajak dikelompokan menjadi dua,yaitu:
a. Pajak negara (pajak pusat) adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya.
b. Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat I (pajak provinsi) maupun daerah tingkat II (pajak kabupaten/kota) dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing.
4.Electronic-Filling Identification Number (E-Fin)
Berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER – 39/PJ/2009 menyatakan bawha berdasarkan pertimbangan dimaksud pada huruf a dan dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 14 peraturan Menteri Keuangan Nomor:
181/PMK/03/2007 tentang bentuk dan isi Surat Pemberitahuan, serta Tata Cara pengambilan, pengisian, penandatanganan dan penyampaian surat pemberitahuan sebagaimana telah diubah dengan peraturan Mentri Keuangan Nomor 152/PMK.03/2009 dan berubah lagi menjadi Peraturan Mentri Keuangan Nomor 243/PMK.03/2014, perlu menetapkan peraturan Direktur Jendral Pajak tentang Tata Cara penyampaian surat pemberitahuan tahunan bagi wajib pajak orang pribadi yang menggunakan formulir 1770S atau 1770SS secara e-filing melalui website Direktorat Jendral Pajak. Adapun tujuan utama layanan pelaporan pajak secara e-filing ini adalah :
a. Membantu wajjb pajak untuk menyediakan fasilitas pelaporan SPT secara elektronik (via internet) kepada wajib pajak, sehingga wajib pajak orang pribadi dapat melakukan dari rumah atau tempatnya bekerja, sedangkan wajib pajak badan dapat melakukan dari lokasi kantor atau usahannya.
b. Dengan cepat dan mudahnya pelaporan pajak ini berati juga akan memberikan dukungan kepada kantor pajak dalam hal percepatan penerimaan laporan SPT dan perampingan kegiatan administrasi, pendataan, distribusi dan pengarsipan laporan SPT.
D. Ruang Lingkup
Adapun yang menjadi ruang lingkup Tugas Akhir yang akan di laksanakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota, antara lain:
1. Proses pengajuan permohanan penerbitan Electronic-Filing Identification Number.
2. Kendala yang di hadapi dalam pembuatan E-Fin.
3. Kegunaan menggunakan E-Fin
E. Metode Penelitian
Dalam pelaksanaan penulisan maka penulis menggunakan metode sebagai berikut :
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
1.1 Data Primer
Yaitu data yang diperoleh dari sumber penelitian, dengan cara wawancara yang berkompeten.
1.2 Data Sekunder
Yaitu data yang bersumber dari buku-buku tentang perpajakan, undang-undang perpajakan.
2. Sumber Data
Penulis mengumpulkan data-data yang menyangkut masalah yang akan di bahas melalui buku-buku, peraturan perundang-undangan perpajakan, artikel ilmiah, catatan-catatan dan bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan objek pembahasan.
3.Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam Tugas Akhir ini maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
3.1. Wawancara (Interview)
Dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak pihak KPP atau kepada pihak yang dianggap mampu memberikan informasi dan data yang berhubungan dengan laporan ini.
3.2.Observasi (Observation)
Penulis terjun langsung ke lapangan dengan melihat, mendengarkan, dan meneliti secara langsung untuk memperoleh data yang di perlukan.
3.3. Daftar Dokumentasi (Optional Guide)
Pengumpulan data dengan mengumpulkan semua dokumen-dokumen mengenai E-Fin
4. Alat Pengumpulan Data
Dalam hal ini penulis mengumpulkan data dengan instrument berupa pedoman wawancara, lembar pengamatan, panduan penamatan, panduan observasi dan daftar check list
5. Analisis Data dan Informasi
Dalam hal ini, penulis mengumpulkan seluruh data-data yang diperoleh sesuai dengan fakta-fakta yang ada secara aktual dan cermat kemudian menganalisisnya dan mngevaluasi kembali sehingga mendapat kesimpulan dari pengumpulan data ini.
G. Sistematika Penulisan Laporan
Dalam laporan pelaksanaan Proposal Tugas Akhir ini penulis menguraikan penulisan tersusun secara sistematika. Adapun sistematika yang akan dilakukan dalam penulisan laporan Proposal Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini diberikan gambaran mengenai keseluruhan isi laporan ini.
Bab ini terdiri dari latar belakang , tujuan dan manfaat , Uraian Teoritis, ruang lingkup, metode penulisan, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan laporan.
BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI
Pada bab ini penulis akan menjelaskan sejarah singkat. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota Struktur Organisasi, tugas dan fungsi pegawai di instansi tersebut serta gambaran lain jika dibutuhkan.
BAB III : HASIL PENELITIAN
Pada bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian yang dilakukan di KPP Pratama Medan kota mengenai cara pengajuan E-Fin, kendala E-Fin dan kegunaan dari E-Fin.
BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI
Dalam bab ini Penulis akan menganalisa data yang diperoleh, kemudian mengadakan evaluasi terhadap data-data yang berhubungan dengan judul laporan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan kesimpulan dari uraian-uraian dalam bab-bab sebelumnya serta saran-saran dari penulis yang merupakan sumbangan pemikiran yang diharapkan dapat memberikan manfaat dan tujuan dari Proposal Tugas Akhir
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI
A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota
Sejarah umum dari Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan Belanda, Kantor Pelayanan Pajak bernama Belasting kemudian setelah kemerdekaan berubah menjadi Kantor Inspeksi Keuangan. Kemudian berubah lagi menjadi Kantor Inspeksi Pajak dengan induk organisasinya Direktorat Jenderal Pajak Keuangan Republik Indonesia. Di Sumatera Utara pada tahun 1976 berdiri tiga (3) Kantor Inspeksi Pajak, yaitu :
a. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan b. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara c. Kantor Inspeksi Pajak Pematang Siantar
Ditahun 1978 Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dipecah menjadi dua(2) yaitu Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Kisaran. Untuk memudahkan pelayanan pembayaran pajak dari masyarakat dan dengan pertumbuhan ekonomi semakin cepat maka didirikanlah Kantor Inspeksi Pajak Medan Timur ( sekarang Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur dan Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota). Untuk semakin memantapkan pelayanannya kepada masyarakat dalam pelayanan pembayaran pajak, maka berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 267/KMK.01/198 diadakanlah perubahan secara menyeluruh pada Direktorat Jenderal Pajak yang mencakup reorganisasi
Kantor Inspeksi Pajak yang diganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak yang sekaligus dibentuknya Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.
Berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor Kep.758/KMK.01/1993 tertanggal 03 Agustus 1993 maka tanggal 01 April 1994 didirikanlah Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur . Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur merupakan pecahan dari tiga (3) Kantor Pelayanan Pajak, yaitu :
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara
Dan terhitung mulai tanggal 01 April 1994 Kantor Pelayanan Pajak berubah menjadi 4 wilayah kerja, yaitu :
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara 4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 62/KMK.01/2009 tentang organisasi dan tata kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak dimana Kantor Wilayah DJP SUMUT 1 menjadi 9 wilayah kerja, yaitu :
1. Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan dengan ruang lingkup wilayah sebagian provinsi Sumatera Utara
2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Petisah dengan ruang lingkup wilayah : a. Kecamatan Medan Petisah
b. Kecamatan Medan Sunggal c. Kecamatan Medan Helvetia
3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur dengan ruang lingkup wilayah : a. Kecamatan Medan Timur
b. Kecamatan Medan Tembung c. Kecamatan Medan Perjuangan
4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat dengan ruang lingkup meliputi wilayah Kecamatan Medan Barat
5. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota ruang lingkup meliputi wilayah : a. Kecamatan Medan Kota
b. Kecamatan Medan Denai c. Kecamatan Medan Area d. Kecamatan Medan Amplas
6. Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia dengan ruang lingkup meliputi wilayah :
a. Kecamatan Medan Polonia b. Kecamatan Medan Maimun c. Kecamatan Medan Baru d. Kecamatan Medan Tuntungan e. Kecamatan Medan Selayang f. Kecamatan Medan Johor
7. Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan dengan ruang lingkup meliputi wilayah :
a. Kecamatan Medan Belawan b. Kecamatan Medan Marelan c. Kecamatan Medan Labuhan d. Kecamatan Medan Deli
8. Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai dengan ruang lingkup meliputi wilayah :
a. Kota Binjai b. Kota Langkat
9. Kantor Pelayanan Pajak Medan Lubuk Pakam dengan ruang lingkup meliputi wilayah Kabupaten Deli Serdang
Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota adalah sebagai institusi pemerintah yang mempunyai tugas pokok dalam menyelanggarakan urusan perpajakan. Karena pajak merupakan kontribusi wajib kepada Negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota berada di Gedung Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah SUMUT 1 lantai 3 dijalan Sukamulia Nomor 17A Medan. Adapaun sejarah singkat dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota adalah sebagai berikut :
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota merupakan pecahan dari Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur yang berdasarkan kepada :
a. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001
b. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 58/KMK.01/2002 tanggal 26 Februari 2002
c. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 58/KMK.01/2002
tanggal 26 Februari 2002
2. Kantor Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota Berdasarkan penjelasan sejarah Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Medan Kota berganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota pada tanggal 27 Mei 2008 sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan yang telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2007 dan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 54/PMK.01/2007 dan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 67/PMK.01/2008
B. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota
Keberhasilan program modernisasi di lingkungan DJP tidak hanya
Tetapi dapat juga memberikan dampak positif terhadap percepatan penerapan praktik-pratik good governance pada institusi pemerintah secara keseluruhan. Untuk mencapai tujuan tersebut Direktorat Jenderal Pajak telah merancangkan visi dan misi sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan.
B.1 Visi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota
Visi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota adalah mewujudkan pelayanan pajak yang profesional dengan kinerja yang baik dan yang dapat dipercaya untuk meningkatkan penerimaan Negara dari sector pajak di lingkungan Kantor Wilayah DPJ Sumatera I.
Kantor pelayanan pajak Pratama Medan Kota menetapkan visi sebagai berikut:
1. Meningkatkan bimbingan, koordinasi dan pengawasan dalam wilayah wewenang Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.
2. Tercapainya pelayanan yang prima kepada wajib pajak.
3. Optimalisasi kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi wajib pajak.
4. Tercapainya kualitas Sumber Daya Manusia yang berpengalaman, berkepribadian, dan berbudi pekerti.
5. Tercapainya pelayanan yang prima.
B.2 Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota
Misi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota adalah untuk meningkatkan penerimaan dan pendapatan Negara melalui Pajak
Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dan pajak informasi yang baik dan senantiasa memperbaharui diri sesuai perkembangan aspirasi masyarakat dan tata tertib administrasi.
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi tersebut, maka diperoleh sasaran yang dicapai oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota yaitu:
1. Tercapainya penerimaan pajak
2. Terlaksananya Peraturan Perundang-undangan Perpajakan 3. Melakukan pemberkasan berkas-berkas Wajib Pajak dengan baik 4. Melakukan himbauan kepada Wajib Pajak agar memenuhi kewajiban
perpajakan
5. Peningkatan sarana dan prasarana di Kantor Pelayanan Pajak Prtama Medan Kota
6. Intensifikasi dan ekstensifikasi terhadap Subjek dan Objek Pajak 7. Melakukan update terhadap perubahan data Wajib Pajak
8. Melakukan in house training dan rapat pembinaan secara rutin C. Logo Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Logo Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota menggunakan logo Direktorat Jendral Pajak sebagai logo perusahaan, dikarenakan seluruh Kantor Pelayanan Pajak Pratama berada dibawah naungan Direktorat Jendral Pajak. Adapun logo dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Gambar 2.1 Logo Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota
Arti lambang tersebut adalah:
C.1 Keterangan Umum
Motto : Nagara Dana Rakca
Bentuk : Segilima dengan ukuran 5cm dan tinggi 7 cm
Tata Warna : Biru kehitam-hitaman, kuning emas, putih dan hijau Lukisan
• Padi sepanjang 17 Butir
• Kapas sepanjang 8 butir terdiri dari masing-masing 4 buah berlengkung
• 5 sayap
• Gada
• Seluruh unsur-unsur tersebut tergambar dalam ruang segi lima
C.2 Susunan :
• Dasar segi lima berwarna biru kehitaman
• Padi kuning emas
• Kapas putih dengan kelopak hijau
• Sayap kuning emas
• Gada kuning emas
• Bokor kuning emas
• Pita putih
• Motto (semboyan) biru kehitaman
C.3 Makna :
1. Padi sebanyak 17 bulir berwarna kuning emas dan kapas sebanyak delapan butir dengan susunan empat buah berlengkung lima dan berwarna putih dengan kelopak berwarna hijau. Keduanya melambangkan cita-cita Indonesia sekaligus diberi arti tanggal lahirnya negara Republik Indonesia
2. Sayap berwarna kuning emas melambangkan ketangkasan dalam menjalankan tugas.
3. Gada berwarna kuning emas melambangkan daya upaya menghimpun, mengarahkan dan mengamankan keuangan negara.
4. Ruangan segilima berwarna biru kehitam-hitaman melambangkan dasar Negara Republik Indonesia yaitu Pancasila.
Makna dari keseluruhan lambang tersebut sesuai dengan motto
“Nagara Dana Rakca” adalah ungkapan suatu daya yang mempersatukan dengan menyerasikan dalam gerak kerja untuk melaksanakan tugas Kementrian Keuangan.
D. Kedudukan Tugas dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota memiliki tugas untuk melaksanakan penyuluhan , pelayanan dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Tidak Langsung Lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta Bea Perolehan Hak atas Bangunan (BPHTB) dalam wilayah wewenangnya berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Namun semenjak awal 2012 pengelolaan PBB untuk perkotaan dan pedesaan juga dialihkan ke Pemerintah Daerah.
Dalam menjalankan tugasnya, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota menjalankan fungsi sebagai berikut:
1. Pengumpulan, pencairan dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, serta penilaian objek pajak Bumi dan Bangunan.
2. Penetapan dan penerbitan produk hokum perpajakan.
3. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan,serta penerimaan surat lainnya.
4. Penyuluhan perpajakan.
5. Pelaksanaan register wajib pajak 6. Pelaksanaan ekstensifikasi
7. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan wajib pajak.
8. Pelaksanaan pemeriksaan pajak
9. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak 10. Pelaksanaan konsultan perpajakan
11. Pelaksanaan intensifikasi 12. Pembetulan ketetapan pajak 13. Pelaksanaan administrasi kantor
E. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota
Berdasarkan PMK. No.62/PMK.01/2009 tentang organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota. Struktur organisasi yang digunakan Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota adalah struktur organisasi lini dan staf, yang dipimpin oleh seorang kepala kantor dibawah naungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I, dimana seluruh pegawai adalah pegawai negeri sipil dibawah naungan Kementrian Keuangan Republik Indonesia.
Setiap organisasi baik instansi pemerintah maupun swasta selalu
lain, untuk mencapai tujuan secara efektif diperlukan adanya kerjasama yang harmonisan terkoordinasi diantara pegawai yang ada dalam organisasi, baik secara vertical maupun horizontal. Oleh karena itu dalam setiap organisasi diperlukan adanya struktur organisasi.
Kantor Pelayanan Pajak merupakan salah satu instansi pemerintah yang bernaung dibawah Direktorat Jenderal Pajak Kementrian Keuangan Republik Indonesia yang mempunyai tugas menadministrasikan serta mengoptimalkan penerimaan Negara dari sektor pajak.
Berikut struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota :
1. Kepala Kantor 2. Sub Bagian Umum
3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 4. Seksi Pelayanan
5. Seksi Penagihan 6. Seksi Pemeriksaan
7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi ( WASKON I) 8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi ( WASKON II) 9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi ( WASKON III) 10. Seksi Pengawasan dan Konsultasi ( WASKON IV) 11. Kelompok Jabatan Fungsional
Secara umum tugas Kepala Kantor dan masing masing seksi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota adalah :
1. Kepala Kantor
Mengingat Kantor Pelayanan Pajak Pratama penggabungan dari KPP, KPPBB, dan Karikpa maka kepala kantor Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota mempunyai tugas mengkoordinasi pelaksana penyuluhan, pelayan, dan pengawasan wajib pajak dibidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai , Pajak Penjualan atas Barang Mewah dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
2. Sub Bagian Umum
Membantu dan menunjang kelancaran tugas kantor dalam mengkoordinasikan tugas dan fungsi pelayanan umum, yaitu :
a. Penerimaan dokumen di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota
b. Pemrosesan dan penatausahaan dokumen masuk di Sub Bagian Umum
c. Penyampaian dokumen di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota
d. Pelaksanaan pelantikan
e. Permintaan pengujian kesehatan pegawai f. Pembuatan kartu tanda pengenal pemeriksaan
g. Penyusunan laporan/daftar realisasi anggaran belanja 3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)
a. Melakukan pengumpulan, pencairan, dan pengolahan data b. Penyajian informasi perpajakan
c. Perekaman dokumen perpajakan
d. Pemantauan aplikasi e-SPT dan E-Filling e. Penyiapan laporan kinerja
4. Seksi Pelayanan
Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan , yaitu : a. Melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum
perpajakan
b. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan c. Penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan d. Penyuluhan perpajakan
e. Pelaksanaan registrasi wajib pajak f. Melakukan kerjasama perpajakan 5. Seksi Penagihan
Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan , yaitu : a. Melakukan pelaksaan dan penatausahaan piutang pajak b. Penundaan dan angsuran tunggakan pajak
c. Penagihan aktif
d. Usulan penghapusan piutang pajak
e. Penyimpanan dokumen-dokumen penagihan 6. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal (RIKI)
a. Pelaksanaan penyusunan perencanaan pemeriksaan b. Mengawasi pelaksaan aturan pemeriksaan
c. Penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya 7. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan , yaitu : a. Melakukan pengamatan potensi perpajakn
b. Pendataan objek and subjek pajak
c. Pembentukan dan pemuktahiran basis data nilai objek pajak dalam menunjang ekstensifikasi
d. Kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai dengan kententuan yang berlaku
8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi ( Waskon I, II, III, IV) Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasi , yaitu :
a. Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak (PPh, PPN)
b. Membimbing/menghimbau kepada wajib pajak dan konsultasi teknis perpajakan
c. Penyusunan profil wajib pajak
d. Merekonsialisasi data wajib pajak dalam rangka melakukan intensifikasi
e. Memberikan usulan pembetulan ketetapan pajak
Dalam suatu KPP Pratama terdapat 4(empat) Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi yang pembagian tugasnya berdasarkan pada cakupan wilayah (territorial tertentu)
Pejabat fungsional terdiri dari Pejabat Fungsionak Pemeriksaan dan Pejabat Fungsional ang bertanggung jawab secara langsung kepada kepala KPP Pratama.Dalam melaksanakan pekerjaannya, Pejabat Fungsional Pemeriksaan berkoordinasi, intergrasi, sikronisasi, dan simplifikasi dengan Seksi Ekstensifikasi. Selain itu teknologi informatika dan system informasi dimanfaat secara optimal.
F. Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal DJP
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) diseluruh jajaran Direktorat Jenderal Pajak terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu :
1. KPP Wajib Pajak Besar terdiri dari KPP Wajib Pajak Dua dan KPP Usaha Milik Negara
2. KPP Madya terdiri dari KPP Penanaman Modal Asing, KPP Perusahaan Masuk Bursa, KPP Badan dan Orang Asing, KPP Madya Medan, KPP Madya Palembang, KPP Madya Pekanbaru, KPP Madya Batam , KPP Madya Tangerang, KPP Madya Bekasi , KPP Madya Jakarta Pusat, KPP Madya Jakarta Barat, KPP Madya Jakarta Selatan, KPP Madya Jakarta Timur, KPP Madya Jakarta Utara, KPP Madya Bandung, KPP Madya Semarang, KPP Madya Surabaya, KPP Madya Sidoarjo, KPP Madya Malang, KPP Madya Balikpapan, KPP Madya Denpasar, KPP Madya Makasar
3. KPP Pratama
Pembentukan KPP Wajib Pajak Besar dan KPP Madya telah diselesaikan pada akhir tahun 2006, sedangkan KPP Pratama diselesaikan pada akhir tahun 2008 Sebagaimana lazimnya KPP yang menerapkan sistem administrasi perpajakan modern KPP Pratama juga memiliki karakteristik- karakteristik :
• Organisasi berdasarkan fungsi
• Sistem informasi yang terintegrasi
• Sumber daya manusia yang kompeten
• Sarana kantor yang memadai
• Tata kerja yang transparan
• Penggabungan KPP, KPPBB
Prinsip penggabungan KPP,KPPBB dan Karikpa adalah tidak menghilangkan tugas dan fungsi sebelumnya ada dimasing-masing seksi pada KPP Pratama sesuai dengan fungsinya. Seksi-seksi yang memiliki tugas dan fungsi yang sama digabung menjadi seksi yang ada di KPP Pratama.
Fungsi Keberatan (Psl 25 UU KUP dan Psl 16 UU PBB), pengurangan/penghapusan sanksi administrasi dan pembatalan ketetapan pajak (Psl 36 UU KUP) dan penghapusan PBB(Psl 19 UU PBB) yang sebelumnya ada di KPP dan KPPBB seluruhnya dialihkan ke Kanwil.
Fungsi Pemeriksaan yang sebelumnya dilaksanakan di KPP, Karikpa, dan Kanwil sekarang dialihkan ke Pejabat Fungsional Pemeriksaan,
sedangkan fungsi bukti permulaan dan penyidikan yang semula dilaksankan oleh Karikpa dan Kanwil.
G. Nilai-nilai dan Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak
Dalam Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor KEP- 334/PJ/2012 tanggal 23 Juni 2008 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak tahun 20012-2014 tealh ditetapkan terhitung mulai tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 yang berisi visi.misi,nilai,tujuan,sasaran,strategi,program,dan indikator kinerja Direktorat Jenderal Pajak untuk periode tersebut Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak (RenStra DJP) untuk periode 3(tiga) tahun.
Berdasarkan RenStra DJP tersebut visi DJP adalah “ Menjadi institusi pemerintah penghimpun pajak negara yang terbaik di wilayah Asia Tenggara” dan misi DJP adalah “ Menyelenggarakan fungsi administrasi perpaajakan dengan menerapkan undang-undang perpajakan secara adil dalam rangka membiayai penyelenggaraan negara demi kemakmuran rakyat”.
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi tersebut, DJP berpedoman kepada nilai-nilai sebagai berikut :
1. Profesionalisme
Memiliki kompetensi dibidang profesi dan menjalankan tugas dan pekerjaan sesuai dengan kompetensi,kewenangan,serta norma-norma profesi,etika,dan sosial.
Menjalankan tugas dan pekerjaan dengan memegah teguh Kode Etik dan prinsip-prinsip moral yang diterjemahkan dengan bertindak jujur,konsisten dan menepati janji.
3. Teamwork
Memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan orang atau pihak lain, serta membangun network untuk menunjang tugas dan pekerjaan.
4. Inovasi
Memiliki pemikiran yang bersifat terobosan dan atau alternatif pemecahan masalah yang kreatif dengan memperhatikan aturan dan norma yang berlaku.
Keempat nilai-nilai tersebut menjadi organisasi yang di anut oleh Direktorat Jenderal Pajak dan menjadi acuan perilaku bagi seluruh sumber daya manusia DJP dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya.
Dalam pelaksanaan tugas diharapkan seluruh jajaran DJP menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut dan mengaplikasikannya sehingga dapat diperoleh kinerja yang maksimal, dan memudahkan DJP dalam mencapai visi dan misinya. Kewajiban dan Larangan dalam Kode Etik Pegawai DJP sebagimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PM.03/2007 tanggal 23 Juli 2007 tentang Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak adalah pedoman sikap,tingkah laku,dan perbuatan yang mengikat Pegawai Direktorat Jenderal Pajak dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta dalam pergaulan sehari-hari.
Kode Etik Pegawai DJP berisi kewajiban dan larangan pegawai yang
a. Meningkatkan disiplin pegawai b. Menjamin terpeliharanya tata tertib
c. Menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan iklim kerja yang kondusif
d. Menciptakan dan memelihara kondisi kerja serta perilaku yang profesional dan
e. Meningkatkan citran dan kinerja pegawai
H. Kewajiban dan Larangan dalam Kode Etik Pegawai DJP a. Setiap Pegawai mempunyai Kewajiban untuk :
1. Menghormati agama, kepercayaan, budaya, dan adat istiadat orang lain
2. Bekerja secara profesional, transpara, dan akuntabel
3. Mengamankan data dan/atau informasi yang dimiliki Direktorat Jenderal Pajak
4. Memberikan pelayanan kepada wajib pajak,sesama pegawai, atau pihak lain dalam pelaksaan tugas dengan sebaik-baiknya
5. Mentaati perintah kedinasan
6. Bertanggung jawab dalam penggunaan barang inventaris milik Direktorat Jenderal Pajak
7. Menaati panutan yang baik bagi masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakan
8. Bersikap,berpenampilan,dan bertutur kata secara sopan b. Setiap pegawai dilarang :
1. Bersikap diskriminatif dalam melaksanakan tugas
2. Menjadi anggota atau simpatisan aktif partai politik
3. Menyalahgunakan kewenangan jabatan baik langsung maupun tidak langsung
4. Menyalahgunakan fasilitas kantor
5. Menerima segala pemberian dalam bentuk apapun baik langsung maupun tidak langsung dari wajib pajak, sesama pegawai, atau pihak lain yang menyebabkan pegawai patut diduga memiliki kewajiban yang berkaitan dengan jabatan atau pekerjaannya
6. Menyalahgunakan data atau informasi perpajakan
7. Melakukan perbuatan yang patut diduga dapat mengakibatkan gangguan, kerusakan, dan atau perubahan data pada sistem informasi milik Direktorat Jenderal Pajak
8. Melakukan perbuatan tidak terpuji yang bertentangan dengan norma kesusilaan dan dapat merusak citra serta martabat Direktorat Jenderal Pajak.
BAB III
HASIL PENELITAN
A.Pengertian
a. NPWP (Nomor Pokok wajib Pajak) adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak untuk mempermudah administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan.
b. SPT (Surat Pemberitahuan Tahunan ) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban.
c. e-SPT adalah data SPT Wajib Pajak dalam bentuk elektronik yang dibuat oleh Wajib Pajak untuk mengadministrasikan dan melaporkan data SPT Masa/Tahunan denganmenggunakan aplikasi e-SPT yang disediakan oleh DJP.
d. e-Filing adalah suatu cara penyampaian SPT dan penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time.
e. WP (Wajib Pajak) adalah orang pribadi atau badan meliputi membayar pajak, pemotongan pajak, dan pemungutan pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
f. ASP (Apllication Service Provider) adalah Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi yang ditunjuk oleh Dirjen Pajak untuk menyalurkan penyampaian SPT secara elektronik ke DJP.
g. E-FIN adalah nomor identitas, diberikan kepada WP yang mengajukan permohonan untuk menyampaikan SPT secara elektronik oleh KPP tempat WP terdaftar.
h. NTPS (Nomor Transaksi Penyampaian Surat Pemberitahuan ) adalah Bukti Penerimaan secara elektronik berisi informasi yang meliputi Nomor Pokok Wajib Pajak, tanggal,jam, Nomor Transaksi Penyampaian Surat Pemberitahuan.
i. NTPA (Nomor Transaksi Pengiriman ASP) adalah Nomor Transaksi pengiriman dari Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi.
j. Digital Sertifikat adalah Setifikat yang digunakan sebagai alat pengaman data WP dalam setiap proses penyampaian SPT secara elektronik (e-Filing)melalui jasa ASP
B.Jenis SPT Elektronik (e-SPT) :
a. eSPT PPN & PPn BM
1. Formulir 1195 2. Forumulir 1195 BM 3. Formulir 1101 PUT 4. Formuir 1107 Non PUT 5. Formulir 1107 PUT
b. eSPT PPh Masa
1. Pasal 21 / 26 2. Pasal 22 3. Pasal 23/26 4. Pasal 4 ayat 2 5. Pasal 15
1. Orang Pribadi ( Formulir 1770 ) 2. Orang Pribadi ( Formulir 1770 S ) 3. Orang Pribadi ( Formulir 1770 SS )
C. Tujuan Direktorat Jendral Pajak (DJP) Mewajibkan Aktivasi E-Fin dan Melapor SPT Secara Online
1. Agar Wajib Pajak (WP) dapat menghemat waktu karena dapat melapor SPT kapan saja dan dimana saja sebelum tanggal jatuh tempo pelaporan dan tanpa harus datang mengantri ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
2. Sebagai salah satu gerakan Go-Green dengan menghemat kertas untuk setiap pelaporan SPT.
3. Merapikan Data Base yang telah ada.
4. Selain menghemat waktu pelaporan SPT secara online juga memudahkan Wajib Pajak dan pelaporan secara real time.
5. Data lebih akurat dan dapat meminimalisirkan kesalahan yang ada.
D. Syarat yang Diperlukan Dalam Proses Pengajuan E-Fin
Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi :
1. Datang ke kantor Pelayanan Pajak dimana Wajib Pajak terdaftar deangan membawa fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
2. Mengisi formulir permohonan E-Fin.
3. Menyiapkan E-mail dan nomor seluler yang aktif dan belum pernah di daftarkan E-Fin sebelumnya.
Bagi Wajib Pajak Badan :
1.Datang Pelayanan Pelayanan Pajak dimana Wajib Pajak Badan terdaftar dengan membawa fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) direktur perusahaan , Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) direktur perusahaan, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan tersebut dan akta pendirian usaha.
2 .Mengisi formulir permohonan E-Fin tetapi direktur perusahaan tersebut harus telah memiliki E-Fin terlebih dahulu.
4. Menyiaapkan E-mail dan nomor seluler yang aktif dan belum pernah di daftarkan E-Fin sebelumnya.
Pembuatan E-Fin tidak dapat diwakilkan oleh orang lain karena bersifat rahasia, kecuali Wajib Pajak tersebut dalam keadaan sakit. Untuk Wajib Pajak yang telah pensiun tetap di wajibkan untuk memiliki E-Fin dan melaporkan SPT seacara online tetapi di sediakan loket E-Filing khusus Wajib Pajak Pensiun atau Wajib Pajak yang kurang mengerti dengan pelaporan SPT secara Online atau E-Filing. E-Fin yang telah hilang dapat diperoleh kembali dengan membawa syarat permohonan e-fin.
E. Data Jumlah Wajib Pajak yang Sudah Aktivasi E-Fin di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota.
TAHUN JUMLAH WAJIB PAJAK
Sebelum 2014 2.616
2015 16.414
2016 8.335
2017 567
Total 27.932
Sumber KPP Pratama Medan Kota
Aktivasi E-Fin perorangan dapat dilakukan diseluruh KPP, sedangkan untuk Wajib Pajak Badan harus diaktivasi di KPP terdaftar.
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI
A. Tata Cara Pengajuan e-FIN
Dalam tata cara pengajuan e-FIN, ada hal yang harus dilaksanakan terlebih dahuluyaitu :
1. Wajib Pajak mengajukan permohonan untuk memperoleh e-FIN ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.
2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) menerima permohonan Wajib Pajak dan meneliti kemudian meneruskan permohonan ke Pelaksana Seksi Pelayanan yang bertugas menerbitkan e-FIN.
3. Pelaksana Seksi Pelayanan :
a. Meneliti kelengkapan permohonan e-FIN, meliputi :
1) Formulir permohonan yang diisi dengan benar dan lengkap;
2) Asli kartu identitas diri pemohon yang ditunjukan; atau
3) Bagi kuasa Wajib Pajak berupa surat kuasa bermaterai dan fotocopy identitas diri Wajib Pajak yang diserahkan;
b. Merekam data yang terdapat pada formulir permohonan e-FIN pada aplikasi Pendaftaran Wajib Pajak e-filing melalui website Direktorat Jendral Pajak (www.pajak.go.id) yang terdapat di portal djp dengan memperhatikan alamat Wajib Pajak pada Master File Nasional DJP;
2) Apabila tidak, maka proses selanjutnya langsung ke huruf d.
c. Meneliti apakah alamat Wajib Pajak yang tercantum pada formulir permohonan e-FIN berada dalam wilayah kerja KPP;
1) Apabila ya, maka dilakukan SOP Tata Cara Perubahan Data Identitas Wajib Pajak; atau
2) Apabila tidak, maka formulir perubahan data atau perpindahan Wajib Pajak serta fotocopy identitas diri Wajib Pajak (Kartu NPWP atau SKT dan KTP) dikirimkan ke KPP yang wilayah kerjanya sesuai dengan alamat Wajib Pajak pada surat permohonan e-FIN sesuai dengan SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP.
d. Mencetak dan meneruskan e-FIN ke Kepala Seksi Pelayanan.
4. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan menyetujui e-FIN kemudian meneruskan kepada Kepala Kantor.
5. Kepala Kantor meneliti dan menandatangani e-FIN untuk kemudian meneruskan kepada Seksi Pelayanan.
6. Pelaksana Seksi Pelayanan mengadministrasikan e-FIN yang telah ditandatangani Kepala Kantor kemudian menyerahkan kepada Wajib Pajak.
7. Jangka Waktu Penyelesaian permohonan e-FIN paling lama 2 (dua) hari kerja sejak permohonan diterima dengan lengkap dan benar.
B. Proses pengajuan e-fin
Syarat yang di perlukan dalam proses pengajuan e-fin :
1. Melampirkan fotocopy KTP
2. Fotocopy kartu NPWP
3. Nama dan NPWP sesuai dengan master file WP
4. Surat kuasa dan fotokopy identitas WP bila di kuasakan
5. Isi formulir
e-FIN diberikan langsung kepada WP/kuasanya 1 Hari Kerja
Contoh e-FIN
Setelah menerima e-FIN, lakukan pendaftaran di aplikasi e-filing dalam jangka waktu 30 hari kerja sejak diterbitkannya e-FIN dengan cara :
1. Buka website djp online (www.djponline.pajak.go.id)
halaman utama djp online
tampilan pendaftaran
3. Masukan Nomor Pokok Wajib Pajak , E-Fin dan kode keamanan setelah klik berikutnya
4. Setelah itu terdapat link aktifasi yang dikirimkan melalu E-mail.
5. Buat Pasword untuk log in ke halaman DJP Online.
6. Akses www.djponline.pajak.go.id dengan memasukan Nomor Pokok Wajib Pajak dan pasword yang sudah dibuat.
Permohonan e-FIN dan Pendaftaran e-FIN pada aplikasi e-filing ini dilakukan satu kali, selanjutnya kita dapat menggunakan fasilitas pelaporan SPT secara online (e-filing) untuk seterusnya.
C. Kendala yang di Hadapai Dalam Pembuatan E-Fin
Tentunya ada beberapa kendadala yang di rasakan bagi beberapa pihak diantaranya adalah:
C.1 Bagi DJP
a) Server Down.
b) Ketidak pahaman Wajib Pajak mengenai E-Fin.
C.2 Bagi Wajib Pajak
a) Banyak Wajib Pajak yang NPWP nya telah Non-Efektif atau sudah Delete.
b) Masih banyak Wajib Pajak yang masih belum mengerti E- Mail.
c) Kurang lengkap dalam hal membawa syarat atau kurang memenuhi syarat.
d) Sering terjadi kesalahan dalam mengisi formulir.
D.Kegunaan E-Fin
Electronic-Filing Identification Number memiliki kegunaan untuk melaporan SPT secara online atau biasa di sebut secara E-Filing dengan tujuan mempermudah Wajib Pajak dalam hal Pealporan SPT. Selain itu E-Fin juga dapat menerbitkan E- Billing yang mempermudah Wajib Pajak dalam hal pembayaran Pajak tapna harus menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab yang ada maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi ataupun badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2. Seiring dengan kemajuan teknologi kantor pelayanan pajak pratama Medan kota memanfaatkan teknologi untuk memudahkan wajib pajak dalam pelaporan pajak dan dapat meningkatkan pendapatan negara dari sektor pajak.
3. E-Fin yang diperoleh dari Kantor Pelayanan Pajak dapat digunakan sebagai pelaporan SPT secara online maupun mencetak billing pembayaran pajak dengan sendirinya.
B.Saran
Dalam meningkatkan pendapatan pajak di kantor pelayanan pajak pratama Medan kota, khususnya untuk meningkatkan kesadaran Wajib Pajak dalam melaporkan SPT maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Memberikan pelatihan atau seminar-seminar tentang bagaimana cara memperoleh E-Fin dan bagaimana cara pelaporan pajak secara E-filimg.
2. Meningkatkan pendekatan kepada Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Medan kota yang belum sadar akan kewajibannya sebagai warga negara yang telah berpenghasilan dibawah maupun diatas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
3. Memberikan pelayanan terbaik bagi Wajib Pajak agar masyarakat lebih perduli terhadap pembayaran pajak.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2016 ,Mahir Pajak edisi Revisi 2016, Tim Penyusun Direktorat Peraturan Perpajakam III : Jakarta.
Kemenkeu, 2013, Lebih Dekat Dengan Pajak, Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Hubungan Masayarakat : Jakarta
Mardiasmo , 2009, Perpajakan edisi Revisi 2009 , Andi : Yogyakarta
Priantara, Diaz, 2012, Perpajakan Indonesia, Mitra Wacana Media : Jakarta
Resmi, Siti , 2011 , Perpajakan teori dan kasus edisi 6 , Salemba4 : Jakarta.
www.pajak.go.id diakses pada tanggal 20 Juni 2017 jam 18:45
www.ortax.org diakses pada tanggal 2 July 2017 jam 11:55
Peraturan Perundang-undangan :
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER -01/PJ/2016 tanggal 18 Januari 2016.tentang Tata Cara Penerimaan Dan Pengelolaan Surat Pemberitahuan Tahunan .
Peraturan Mentri Keuangan Republik Indonesia Nomor 243/PMK.03/2014 tanggal 24 Desember 2014.tentang Surat Pemberitahuan (SPT) .