DAFTAR PUSTAKA
Arie Widodo, 2011, Peraturan Dirjen Pajak ( dikutip dari www.ortax.org )
Hardjodibroto, Eddhi Wahyudi, 2015, E-FILING ( dikutip dari eddiwahyudi.com )
Resmi, Siti, 2012, PERPAJAKAN : Teori dan Kasus, Salemba Empat, Jakarta.
Peraturan Perundang - undangan
BAB III
GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
A. Pengertian
a. e-SPT adalah data SPT Wajib Pajak dalam bentuk elektronik yang dibuat oleh
Wajib Pajak untuk mengadministrasikan dan melaporkan data SPT Masa/Tahunan
dengan menggunakan aplikasi e-SPT yang disediakan oleh DJP.
b. e-Filing adalah suatu cara penyampaian SPT dan penyampaian Pemberitahuan
Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara online dan real
time.
c. ASP (Apllication Service Provider) adalah Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi yang
ditunjuk oleh Dirjen Pajak untuk menyalurkan penyampaian SPT secara elektronik
ke DJP.
d. E-FIN adalah nomor identitas, diberikan kepada WP yang mengajukan permohonan
untuk menyampaikan SPT secara elektronik oleh KPP tempat WP terdaftar.
e. NTPS (Nomor Transaksi Penyampaian Surat Pemberitahuan ) adalah Bukti
Penerimaan secara elektronik berisi informasi yang meliputi Nomor Pokok Wajib
Pajak, tanggal,jam, Nomor Transaksi Penyampaian Surat Pemberitahuan.
f. NTPA (Nomor Transaksi Pengiriman ASP) adalah Nomor Transaksi pengiriman
dari Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi.
g. Digital Sertifikat adalah Setifikat yang digunakan sebagai alat pengaman data WP
B. Tujuan
Guna Peningkatan Pelayanan kepada Wajib Pajak dalam hal penyampaian Surat
Pemberitahuan (SPT).
C. Jenis SPT Elektronik (e-SPT) :
a. eSPT PPN & PPn BM
1. Formulir 1195
2. Forumulir 1195 BM
3. Formulir 1101 PUT
4. Formuir 1107 Non PUT
5. Formulir 1107 PUT
b. eSPT PPh Masa
1. Pasal 21 / 26
2. Pasal 22
3. Pasal 23/26
4. Pasal 4 ayat 2
5. Pasal 15
c. eSPT PPh Tahunan Orang Pribadi
1. Orang Pribadi ( Formulir 1770 )
2. Orang Pribadi ( Formulir 1770 S )
d. eSPT PPh Tahunan Badan 2007
1. Badan Rupiah ( Formulir 1771 )
2. Badan Dollar ( Formulir 1771-$ )
3. Pasal 21 ( Formulir 1721 )
D. Proses e-Filing Cara yang digunakan :
a) e-Filing Dial UP
Jenis SPT e-Filing ini adalah cara penyampaian SPT yang langsung terhubung
dengan server di Direktorat Jenderal Pajak dengan melalui modem dari PC Wajib Pajak
yang menyampaikan SPT nya e-Filing Dial UP belum banyak digunakan dalam pelayanan
kepada wajib pajak di KPP Pratama .
b) e-filling melalui ASP
proses e-Filling melalui ASP
1. MInta E-FIN ke KPP
2. Registrasi ke ASP
3. Install digital certificate dari KPDJP
4. Install Aplikasi e-SPT
5. Input data ke e-SPT
6. Kirim file e-SPT ke KPDJP ( e-filling )
e-filing melalui ASP ini yang telah digunakan oleh Direktorat Jendral Pajak untuk
memberikan pelayanan kepada wajib pajak.
Proses e-Filing melalui ASP secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengiriman paket file melalui jalur internet juga diberi pengaman data, yaitu public
key dan private key, dua model type pengaman data, yang cukup untuk merepotkan
bagi pihak – pihak yang tidak berkepentingan untuk melihat isi paket filenya.
2. Paket data yang sudah diberipengaman, kemudian di acak ( encrypt ) kemudian
dikirim melalui perusahaan ASP untuk diteruskan ke KPDJP, setelah diberikan
NTPA oleh ASP.
3. KPDJP menerima paket data SPT, dibuka acakan data filenya kemudian dicek
kebenaran serta kelengkapan datanya.
4. Apabila dianggap sudah memenuhi syarat KPDJP memberikan Nomor Tanda
Penyampaian Surat ( NTPS ), kemudian mengirimkan konfirmasi data dan NTPS ini
ke wajib pajak kembali melalui ASP.
5. NTPS ini yang nantinya dipakai sebagai KEY DATA , ketika wajib pajak
melaporkan induk SPT nya di tempat pelayanan, sehingga data lengkap SPT yang
telah disampingkan dapat diturunkan ke KPP ataupun digabungkan dengan data
induk wajib pajak ( profile wajib pajak )
E. Proses Pendaftaran E-Filing
a) Permohonan E-Fin
Prosedur e-filing adalah dimulai dari proses pendaftaran untuk dapat menjadi wajib
pajak e-filing yaitu proses pendaftaran untuk mendapatkan nomor identitas WP e-Filing
yang disebut dengan eFIN.
1) Mengajukan Permohonan secara tertulis.
2) Melampirkan fotokopi Kartu NPWP / Surat Keterangan Terdaftar (SKT).
3) Melampirkan Surat Pengukuhan PKP (jika PKP)
Permohonan Wajib Pajak tersebut dapat disetujui apabila memenuhi beberapa
persyaratan yang telah ditentukan yaitu antara lain :
1) Alamat Wajib Pajak harus sama dengan alamat pada database Master file WP di
DJP.
2) Bagi Wajib Pajak yang telah mempunyai kewajiban menyampaikan SPT, maka
Wajib pajak tersebut harus telah menyampaikan :
a) SPT PPh OP atau Badan untuk Tahun Pajak yang terakhir
b) SPT PPH Pasal 21 Tahun Pajak yang terakhir
c) SPT Masa PPN selama 6 (enam) Masa Pajak terakhir
Selain persyaratan Administratif yang telah ditentukan, penyaringan Wajib Pajak
yang dapat menggunakan fasilitas e-Filing ini juga di filter pada Aplikasi yang berada di
tempat pelayanan pelaporan.
Aplikasi di pelayanan ini akan secara computerized akan men-cek kepatuhan
pelaporan SPT Wajib Pajak
Jika salah satu syarat di atas tidak dipenuhi WP, maka program pada system
aplikasi akan menolak permohonan WP dengan memberi message (pesan) sesuai
persyaratan yang tidak dipenuhi tersebut.
Apabila syarat-syarat tersebut sudah dapat dipenuhi, maka wajib pajak tersebut
berhak untuk dapat mengunakan fasilitas e-Filing dengan disetujui permohonannya dan
b) Pemrosesan Permohonan E-Fin di KPP Pratama
Setelah petugas di Kantor Pelayanan Pajak menerima Permohonan wajib pajak dan
memenuhi kentuan yang telah dipersyaratkan, maka untuk mendapatkan nomor e-Fin,
petugas KPP melakukan koneksi ke database kantor pusat DJP untuk pengambilan
nomor e-FIN nya.
Setelah Nomor Efin di-generate oleh system database KPDJP maka petugas tinggal
mencetak surat Efin nya.
Jika dikemudian hari nomor e-FIN yang telah diberikan oleh Kantor Pelayanan
Pajak tersebut Hilang, maka Wajib Pajak tersebut dapat mengajukan permohonan
pencetakan ulang e-FIN nya dengan syarat:
1) Menunjukkan asli Kartu NPWP atau SKT
2) Menunjukkan asli Surat Pengukuhan PKP (jika wajib pajak PKP)
Setelah mendapatkan e-FIN wajib pajak dapat langsung menyampaikan SPT
nya dengan menggunakan fasilitas e-Filing.
F. Ketentuan Pelaporan SPT E-Filing
a) Penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik dapat dilakukan selama 24
(dua puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan standar Waktu
Indonesia Bagian Barat.
b) Surat Pemberitahuan yang disampaikan secara elektronik pada akhir batas waktu
penyampaian Surat Pemberitahuan yang jatuh pada hari libur, dianggap
disampaikan tepat waktu.
c) Wajib Pajak mencetak dan menandatangani induk Surat Pemberitahuan yang telah
d) Wajib Pajak wajib menyampaikan dokumen lainnya yang wajib dilampirkan ke
Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar secara langsung atau melalui
pos secara tercatat, paling lama :
1. 14 (empat belas) hari sejak batas terakhir pelaporan Surat Pemberitahuan
dalam hal Surat Pemberitahuan disampaikan sebelumbatas akhir
penyampaian.
2. 14 (empat belas) hari sejak tanggal penyampaian Surat Pemberitahuan
secara elektronik dalam hal Surat Pemberitahuan disampaikan setelah lewat
batas akhir penyampaian. Meskipun wajib pajak sudah menyampaikan SPT
nya melalui file yang dikirim ke DJP sudah digitalisasi, tetapi hukum yang
berlaku masih belum memperbolehkan ”digital signature” atau tanda tangan
digital diperbolehkan secara hukum, yang masih diakui keabsahannya
adalah tanda tangan basah.Sementara modul ini dibuat ”digital signature”
masih dalam proses pembahasan tentang rancangan undang-undang ”cyber
law”.
e) Dalam hal Wajib Pajak tidak menyampaikan dokumen lainnya yang dipersyaratkan,
Wajib Pajak dianggap tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan.
f) Surat Pemberitahuan dianggap telah diterima dan tanggal Penerimaan Surat
Pemberitahuan sesuai dengan tanggal yang tercantum pada Bukti Penerimaan secara
elektronik.
g) Bukti Penerimaan secara elektronik berisi informasi yang meliputi Nomor Pokok
Wajib Pajak, tanggal, jam, Nomor Transaksi Penyampaian Surat Pemberitahuan
(NTPS) dan Nomor Transaksi Pengiriman ASP (NTPA) serta nama Perusahaan
G. Infrakstuktur
a) Hardware
PC yang akan digunakan untuk menjalankan aplikasi eSPT ini harus mempunyai
spesifikasi minimal :
1) Pentium 233 Mhz or faster.
2) Microsoft Windows 98/ME/2000/XP.
3) Microsoft Word 2000 or later.
4) 32 Mb RAM.
5) 40 Mb Harddisk Space.
6) CD-Rom Drive.
7) VGA dengan minimal resolusi layar 1042 x 768.
8) Mouse dan Keyboard.
b) Server data base IBM sistem X-3200-M2 84 dengan spesifikasi sebagai berikut :
Prosesor Xeon X3370 , RAM2x 1GB DDR2-667 ECC , Hardisk 73GB HDD 15K
SAS HotSwap , DVD-ROM , Kartu grafis VGA ATI 16 MB ,
GbE NIC, Tower Case .
c) Software
Sistem yang dikembangkan nantinya berbasis web dengan spesifikasi :
1) Sistem Software
Nama Sistem : e-SPT
Server Web : Apache
Bahasa pemrograman : php(Hypertext Preprocessor)
2) Operating Sistem Server
Windows Server 2003
3) Data Base
MySQL
H. Sumber Daya Manusia (SDM)
Untuk pengoperasian sistem ini dibutuhkan 1 (satu) orang operator consule (OC)
yang nanti ditempatkan di Seksi PDI dan beberapa pelaksana .
I. Program Kerja dan Waktu
Program ini dilaksanakan untuk tahun 2009 yang meliputi kegiatan :
a) Pendahuluan
b) Survey
c) Analisis
d) Rancangan
e) Pengembangan
f) Evaluasi Program
g) Pelatihan
h) Pelaksanaan
J. Cost and Benefit
a) Cost/Pembiayaan
b) Benefit / Keuntungan
Keuntungan yang diharapkan dalam penerapan e-Filing ini adalah sebagai
berikut :
1) Wajib Pajak
• Dapat meng-administrasikan data SPT secara elektronik
• Pelaporan SPT lebih efisien dan aman karena data tersimpan dalam bentuk
elektronik dan ter-enkripsi/diacak ,terintegritas, serta Nonrepudiation (tak terelakan)
• Nyaman, karena dapat dilakukan saat kapan saja dan dimana saja dalam 24 Jam
sehari dan 7 hari seminggu.
2) Direktorat Jenderal Pajak
• Perekaman Data di KPP dapat dilakukan dengan cepat dan akurat tanpa direkam
petugas secara manual, karena Software/Aplikasi dibuat sedemikian rupa sehingga
mudah untuk digunakan dan akurat karena kalkulasi/penjumlahannya dilakukan
secara otomatis melalui system
• Penghematan Sumber Daya Manusia dalam Perekaman Data SPT.
K. Kritikal sukses faktor dalam implementasi e-Filing
1. Membuat konsep dasar sebuah perancanaan yang bagus yang mencakup
beberapa hal-hal yang menyangkut pengembangan e-SPT dan e-Filing
2. Mengerti terhadap system yang dibangun sehingga sistem tersebut sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan
3. Sistem yang dibuat sangat user friendly sehingga para pengguna tidak terlalu
sulit untuk mengoperasikannya
4. Membuat team work yang baik dan solid sehinga pembangunan sistem dapat
berjalan lancar dan terarah sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan
5. Melaksanakan implementasi awal hingga akhir dengan sebaik-baiknya sehingga
system yang dibangun akan terus disempurnakan untuk mencapai system yang
sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
6. Sebaiknya DJP membangun system dimana pelaksanaan e-filing tidak
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI
A. Tata Cara Pengajuan E-FIN
Dalam tata cara pengajuan e-fin, ada hal yang harus dilaksanakan terlebih dahulu
yaitu :
1. Wajib Pajak mengajukan permohonan untuk memperoleh e-FIN ke Kantor Pelayanan
Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.
2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) menerima permohonan Wajib Pajak dan
meneliti alamat yang tercantum dalam surat permohonan dengan alamat yang terdapat
dalam Master File Nasional (MFN) Direktorat Jenderal Pajak. Dalam hal alamat
Wajib Pajak pada surat permohonan tidak sesuai dengan MFN, maka permohonan
Wajib Pajak tidak disetujui dan dikembalikan ke Wajib Pajak. Apabila alamat Wajib
Pajak pada surat permohonan sama dengan MFN, maka Petugas TPT merekam
permohonan dan mencetak LPAD dan BPS. LPAD digabung dengan surat
permohonan untuk diteruskan ke Pelaksana Seksi Pelayanan sedangkan BPS setelah
ditandatangani Petugas TPT disampaikan ke Wajib Pajak.
3. Pelaksana Seksi Pelayanan merekam permohonan Wajib Pajak pada aplikasi
Pendaftaran e-FIN yang terdapat di portal djp menu aplikasi sub menu aplikasi online
dan mencetak e-FIN serta menyerahkan kepada Kepala Seksi Pelayanan.
4. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan menyetujui e-FIN kemudian meneruskan kepada
Kepala Kantor.
5. Kepala Kantor meneliti dan menandatangani e-FIN untuk kemudian meneruskan
kepada Seksi Pelayanan.
6. Pelaksana Seksi Pelayanan mengadministrasikan e-FIN yang telah ditandatangani
Kepala Kantor kemudian menyerahkan kepada Wajib Pajak.
7. Jangka Waktu Penyelesaian permohonan e-FIN paling lama 2 (dua) hari kerja sejak
B.Proses pengajuan e-fin
Syarat yang di perlukan dalam proses pengajuan e-fin :
1.Melampirkan fotocopy KTP
2.Fotocopy kartu NPWP
3.Nama dan NPWP sesuai dengan master file WP
5.Isi formulir
Formulir Permohonan e-FIN
Contoh e-FIN
Setelah menerima e-FIN, lakukan pendaftaran di aplikasi e-filing dalam jangka waktu
30 hari kerja sejak diterbitkannya e-FIN dengan cara :
1. Buka menu e-Filing di website DJP (www.pajak.go.id) Pilih efiling
2. Masukkan NPWP dan e-FIN
4. Login aplikasi e-filing menggunakan email sebagaiusername dan password
Permohonan e-FIN dan Pendaftaran e-FIN pada aplikasi e-filing ini dilakukan satu
kali, selanjutnya kita dapat menggunakan fasilitas pelaporan SPT secara online
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab yang ada maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2. Dalam melaksanakan Prosedur Pelaporan Pajak, diharapkan kepada pihak Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan untuk melakukan pengwasan dalam
bidang Pembangunan Perpajakan yang berperan paling dalam rangka
meningkatkan efektifitas wajib pajak dalam rangka meningkatkan penerimaan
negara dari sektor perpajakan.
3. Seiring dengan kemajuan teknologi kantor pelayanan pajak medan belawan harus
memanfaatkan teknologi untuk terus mengembangkan cara agar wajib pajak lebih
mudah untuk menyampaikan atau membayar pajak
B.Saran
Penulis selaku mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
Universitas Sumatera Utara ingin menyampaikan beberapa saran kepada Bapak/Ibu pegawai
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan yang tidak lebih banyak bertujuan agar kita
semua dapat meningkatkan pelayanan kepada seluruh masyarakat Indonesia khususnya para
1. Pentingnya peningkatan pendekatan lebih kepada wajib pajak di kantor Pelayanan
Pajak Pratama Medan Belawan yang belum sadar akan kewajibanya sebagai
warga negara yang telah berpenghasilan diatas PTKP dalam membayar pajak
2. Diharapkan kepada pihak kepegawaian perpajakan untuk terus memberikan
pelayanan yang terbaik kepada wajib pajak dalam hal melaksanakan kewajibanya
agar masyarakat lebih peduli untuk membayar pajak
3. Terus menggali potensi perpajakan dari setiap wilayah yang di naunggi pihak
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
A.Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan
Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan
Belawan semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara didirikan berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994
yang kemudian diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Medan Belawan
dengan surat keputusan Menteri Keuangan Nomor : 443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli
2001 dan dengan adanya modernisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, maka
sejak tanggal 27 Mei 2008 berubah nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Medan Belawan yang merupakan gabungan dari Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan serta Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan
Pajak (Karikpa), yang akan melayani PPh, PPN, PPnBM serta melakukan pemeriksaan
tetapi bukan sebagai lembaga yang memutuskan keberatan.
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama adalah instansi vertikal Direktorat
Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala
Kantor Wilayah.Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama mempunyai tugas melaksanakan
penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dalam
wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1. Status Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan adalah merupakan instansi
Pemerintah di lingkungan Kantor Wilayah DJP Sumatera Utara I, instansi vertikal
Direktorat Jenderal Pajak yang mengembang tugas meningkatkan penerimaan Negara dari
sektor pajak.
Untuk meningkatkan penerimaan Negara ini dari sektor pajak Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan harus membuat pelayanan yang baik dan
memudahkan bagi masyarakat di dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya dan
melaksanakan ketentuan perundang –undangan yang berlaku.
2. Tugas Pokok Dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan
KPP Pratama mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan
pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak
Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Tidak Langsung Lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan
serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan pasal 31 keputusan menteri keuangan RI nomor :
sebagai berikut :
a. pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi
perpajakan,penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, serta
penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan;
b. penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan;
c. pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat
Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya;
d. penyuluhan perpajakan;
e. pelaksanaan registrasi Wajib Pajak;
f. pelaksanaan ekstensifikasi;
g. penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak;
h. pelaksanaan pemeriksaan pajak;
i. pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak;
j. pelaksanaan konsultasi perpajakan;
k. pelaksanaan intensifikasi;
l. pembetulan ketetapan pajak;
m. pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan;
B. Visi Dan Misi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan
Jenderal Pajak, tidak hanya dapat membawa perubahan paradigma dan perubahan
perilaku pegawai Direktorat Jenderal Pajak. Tetapi lebih jauh dapat memberikan dampak
positif
terhadap percepatan penerapan praktik-praktik good governance pada institansi
Pemerintah secara keseluruhan
Untuk mencapai tujuan tersebut, Direktorat Jenderal Pajak telah mencanangkan visi
dan misi sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan. Adapun visi dan misi tersebut
adalah sebagai berikut:
1.Visi
Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan
modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan
profesionalisme yang tinggi. Dalam rangka mensosialisasikan sasaran pencapaian
penerimaan pajak, diperlukan sarana pendukung yang harus di persiapkan Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan secara lebih handal. Beberapa sarana
pendukung tersebut antara lain adalah peningkatan etika dan moral aparat,
penyempurnaan bank data, penyusunan strategi yang tepat, peningkatan kerjasama
2. Misi
FISKAL
Menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang
kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan undang-undang perpajakan dengan
tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi.
EKONOMI
Mendukung kebijakan pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi bangsa
dengan kebijakan perpajakan yang meminimalkan distorsi.
POLITIK
Mendukung proses demokratisasi bangsa.
KELEMBAGAAN
Senantiasa memperbaharui diri, selaras dengan aspirasi masyarakat dan teknokrasi
perpajakan serta administrasi perpajakan mutakhir.
C.Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Belawan
Di setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi untuk menggambarkan secara
adanya struktur organisasi yang jelas dapat diketahui posisi, tugas, dan wewenang setiap
anggota. Tujuannya adalah untuk pencapaian kerja dalam organisasi yang berdasarkan pada
pola hubungan kerja serta lalu lintas wewenang dan tanggung jawab.
Jenis struktur organisasi yang digunakan oleh KPP Pratama Medan Belawan adalah
menggunakan jenis struktur “line and staff organization” atau gabungan dari jenis struktur
organisasi garis dan organisasi fungsional. Struktur organisasi KPP Pratama Medan
Belawan berdasarkan fungsi bukan jenis pajak.
KPP Pratama dipimpin oleh seorang Kepala Kantor sedangkan setiap seksi dipimpin
oleh kepala seksi/kepala sub.bagian umum dan dibantu oleh account representative (AR)
dan pelaksana. Adapun seksi / sub bagian umum dan kelompok fungsional tersebut adalah
sebagai berikut :
1. SubBagian Umum
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi Perpajakan
3. Seksi Pelayanan
4. Seksi Pemeriksaan
5. Seksi Penagihan
6. Seksi Ekstensifikasi
7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I
9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III
10.Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV
11.Fungsional I
12.Fungsional II
Jumlah sumber daya manusia di lingkungan KPP Pratam Medan Belawan berjumlah
79 orang yang terdiri dari pegawai sebanyak 78 orang dan 1 kepala kantor.
Adapun perincian sebaran jumlah pegawai adalah sebagai berikut :
Grafik 2.1 Sebaran Pegawai Berdasarkan Jabatan
kepala kantor
Kepala Seksi /Subbag
Account Representative
Kelompok
fungsional Pelaksana
D. Deskripsi dan Aktifitas Kerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan
1. Kepala Kantor
Kepala Kantor Pelayanan Pajak mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan,pengawasan adminitrasi pemeriksaan sederhana, penerapan terhadap Wajib
Pajak di bidang PPh,PPN, PPnBM dan pajak lainnya dalam wilayah wewenang
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Sub. Bagian Umum
Sub bagian umum mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha
dan rumah tangga kantor.
Tugas Kepala Sub Bagian Umum :
a. Pelaksanaan tugas di bidang administrasi penerimaan pengiriman surat – surat serta
pelaksanaan tugas bendaharawan.
b. Mendistribusikan surat – surat masuk kepada seksi yang bersangkutan dan
pengiriman surat- surat keluar kepada instansi yang terkait.
c. Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas bendaharawan rutin.
d. Memberi nasehat dan menegakkan disiplin kepada pegawai.
3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi ( PDI ) Tugas Seksi PDI :
a. Melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data perpajakan.
b. Penyajian informasi perpajakan.
c. Perekaman dokumen perpajakan.
d. Urusan tata usaha penerimaan perpajakan.
e. Pelayanan dukungan teknis komputer.
f. Pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling.
g. Penyiapan laporan kinerja organisasi.
4. Seksi Pelayanan Tugas Seksi Pelayanan :
a. Menetapkan penerbitan produk hukum perpajakan.
b. Mengadministrasikan dokumen dan berkas perpajakan.
c. Menerima dan mengolah Surat Pemberitahuan ( SPT ) serta penerimaan surat
lainnya.
d. Memberikan penyuluhan perpajakan.
f. Memungut fiskal luar negeri di pelabuhan Belawan
5. Seksi Penagihan Tugas Seksi Penagihan
a. Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, memproses permohonan
pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak.
b. Melakukan penerbitan surat tagihan, surat paksa, surat perintah melakukan penyitaan.
c. Melakukan penyitaan, usulan lelang dan penagihan lainnya.
Di seksi penagihan terdapat beberapa orang Juru Sita Pajak yang telah mendapat
pendidikan khusus berkaitan dengan penagihan dan penyitaan pajak.
Tugas Juru Sita Pajak :
a. Melaksanakan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus ( SPPSS ).
b. Memberitahukan Surat Paksa.
c. Melaksanakan penyitaan barang Penanggung Pajak berdasarkan Surat Perintah
Penyanderaan ( SPMP ).
d. Melaksanakan penyanderaan berdasarkan surat perintah penyanderaan. Juru Sita
Pajak dalam melaksanakan tugasnya harus memakai pakaian Juru Sita Pajak dan
memperlihatkan kartu tanda pengenal kepada penanggung pajak .
6. Seksi Pemeriksaan Tugas Seksi Pemeriksaan :
b. Pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan.
c. Penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi
pemeriksaan perpajakan lainnya.
7. Seksi Ekstensifikasi Tugas Seksi Ekstensifikasi :
a. Melakukan pengamatan dan penggalian potensi perpajakan.
b. Pendataan obyek dan subyek pajak.
c. Penilaian objek pajak dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan
8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Tugas pegawasan dan konsultasi :
a. Melakukan Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan dari wajib pajak terdaftar.
b. Memberikan Bimbingan / himbauan kepada wajib pajak dan konsultasi teknis
perpajakan.
c. Penyusunan Profil wajib pajak.
d. Menganalisis kinerja wajib pajak.
e. Melakukan rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka melakukan intensifikasi dan
Pada pelaksanaannya, wilayah kerja keempat seksi pengawasan dan konsultasi
dibagi berdasarkan domisili / tempat tinggal / wilayah tempat wajib pajak terdaftar.
1. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I ( WASKON I )
Kepala seksi : Margono
- Kelurahan Kampung Besar.
- Kelurahan Martubung.
- Kelurahan Sei Mati
- Kelurahan Pekan Labuhan.
- Kelurahan Tangkahan.
- Kelurahan Nelayan Indah
2. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II ( WASKON II )
Kepala Seksi : La Ode Irfah Firdaus
- Kelurahan Labuhan Deli
- Keluharan Rengas Pulau
- Kelurahan Terjun
- Kelurahan Tanah 600
- Kelurahan Paya Pasir
3. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III (WASKON III )
- Kelurahan Tanjung Mulia
- Kelurahan Tanjung Mulia Hilir
- Kelurahan Mabar
- Kelurahan Kota Bangun
- Kelurahan Titi Papan
- Kelurahan Mabar Hilir
4. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV ( WASKON IV )
Kepala Seksi : Erwin Sianipar
- Kelurahan Sicanang
- Kelurahan Belawan Bahari
- Kelurahan Belawan Bahagia
- Kelurahan Belawan I
- Kelurhan Belawan II
- Kelurahan Bagan Deli
Cat : Wajib Pajak Bendaharawan berada di Pengawasan Seksi Waskon IV
9. Account Resperentative (AR)
Account Resperentative (AR) merupakan petugas di Kantor Pajak , yang memantau keadaan wajib pajak sebagai penghubung dan tempat konsultasi antara Wajib Pajak dengan
Keberadaan Account Resperentative (AR) merupakan bentuk peningkatan pelayanan kepada Wajib Pajak. Wajib Pajak akan dilayani oleh Account Resperentative
(AR) yang telah ditunjuk sehingga akan terjalin keterbukaan.
Tugas Account Resperentative (AR) :
a. Melayani penyelesaian permohonan restitusi Pajak Pertambahan Nilai.
b. Melayani penerbitan surat perintah membayar kelebihan pajak (SMPKP)
c. Melayani penyelesaian permohonan legalisasi ijn prinsip pembebasan Pajak
Penghasilan pasal 22 impor.
10. Fungsional Pemeriksa dan Penilai
Pejabat Fungsional terdiri atas Pejabat Fungsional Pemeriksa dan Pejabat
Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama. dalam melaksanakan pekerjaannya, Pejabat Fungsional
pemeriksa berkoordinasi dengan Seksi Pemeriksaan sedangkan Pejabat Fungsional Penilai
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Pajak merupakan sumber utama bagi Negara dalam pelaksanaan dan peningkatan
pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Oleh karenanya, pajak perlu dikelola secara seksama dengan meningkat peran serta
seluruh lapisan masyarakat dan dari aparat perpajakan sendiri. Pajak merupakan alat bagi
pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mendapatkan penerimaan baik yang bersifat
langsung maupun tidak langsung dari masyarakat guna membiayai pengeluaran rutin
serta pembangunan nasional dan ekonomi masyarakat.
Untuk itu pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dari
berbagai sumber penghasilan antara lain kekayaan alam, barang - barang yang dikuasai
oleh pemerintah, denda - denda, atau warisan yang diberikan kepada Negara, hibah,
wasiat, dan iuran masyarakat kepada Negara berdasarkan undang - undang (dipaksakan)
dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi yang dapat ditunjuk dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran).
Dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak (fiskus) melakukan ekstensifikasi dan
intensifikasi penerimaan pajak. Ekstensifikasi ditempuh dengan mencari wajib pajak
yang baru. Upaya intensifikasi dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas aparatur
perpajakan, pelayanan prima terhadap wajib pajak dan pembinaan kepada para wajib
penegakan hukum atau law enforcement.
Dalam sistem pemungutan pajak yaitu self assessment system sekarang ini
masyarakat sebagai wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, menyetor dan
melaporkan sendiri pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, sedangkan fiskus hanya mengawasi dan melayani wajib pajak.
Untuk mewujudkan self assessment system itu sendiri dapat berjalan dengan efektif,
maka pemerintah khususnya Direktorat Jenderal Pajak berkewajiban melakukan
pembinaan berupa penyebaran informasi dan penyuluhan perpajakan, pelayanan
administrasi yang diperlukan oleh Wajib Pajak, serta melaksanakan pengawasan terhadap
kepatuhan Wajib Pajak.
Electronic-Filing identification number adalah suatu cara penyampaian SPT
Tahunan PPh secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada website Direktorat Jenderal Pajak atau Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP). Layanan electronic-Filing identification number
melalui website Direktorat Jenderal Pajak hanya melayani penyampaian SPT Tahunan
Orang Pribadi yang menggunakan Formulir 1770 S dan 1770 SS.
Secara umum, penyampaian SPT Online atau penyampaian Pemberitahuan
perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik melalui electronic-filing identification
number diatur melalui Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-26/PJ/2012 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan.
Secara khusus, penyampaian SPT Online atau penyampaian Pemberitahuan
Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik melalui electronic-filing identification
Pajak Nomor PER-39/PJ/2011 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan
Tahunan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Menggunakan Formulir 1770S atau 1770SS
Secara e-Fling Melalui Website Direktorat Jenderal Pajak tanggal 23 Desember 2011 serta Peraturan Direktur Jenderal Pajak, Nomor PER-1/PJ/2014 tentang Tata Cara
Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang
menggunakan Formulir 1770S atau 1770SS secara e-Filing melalui Website Direktorat Jenderal Pajak.
Adapun bentuk pengajuan SPT yang dilakukan oleh wajib pajak adalah secara
langsung ataupun online. Dengan demikian sudah menjadi salah satu tugas pokok
Direktorat Jendral Pajak melakukan pengawasan terhadap wajib pajak dengan tujuan
untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan penerimaan pajak dalam memenuhi
kewajiban perpajakan. Dari pembahasan tersebut maka penulis tertarik untuk
mengambil judul “Tata Cara Pengajuan Electronic-Filing Identificaton Number
(E-FIN) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan”.
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM)
1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
Mandiri (PKLM) ini adalah :
1.1 Untuk mengetahui proses pengajuan Electronic-Filing Identification Number.
1.2 Untuk menegtahui kendala yang dihadapi saat proses pengajuan Electronic-
2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) ini adalah : 2.1 Bagi Mahasiswa
a. Menambah pengetahuan dan pengalaman di bidang perpajakan. Mahasiswa dapat
memperoleh pengalaman belajar pada suatu instansi pemerintah.
b. Guna menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kedisiplinan yang akan dibutuhkan
ketika memasuki dunia kerja yang sebenarnya.
c. Meningkatkan motivasi mahasiswa/I dalam bidang perpajakan .
d. Mempelajari perilaku dan keahlian baru serta mempelajari bentuk tim dan
kerjasama.
2.2 Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan
a. Sebagai sarana menciptakan hubungan yang baik dengan Universitas Sumatera
Utara khususnya program studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP USU).
b. Sebagai sarana untuk mempromosikan citra Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Belawan.
c. Sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan dalam hal pengajuan
Electronic-Filling Identification Number.
2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara ( FISIP USU )
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu
pengetahuan khusus dibidang perpajakan
b. Untuk menjalin kerjasama FISIP USU dengan kantor pelayanan pajak pratama
c. Untuk mendapatkan masukkan dan saran kepada Program Studi Administrasi
Perpajakan.
C. Uraian Teoritis
1. Pengertian Pajak
Pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH yaitu iuran rakyat
kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada
mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
digunkan untuk membayar pengeluaran umum
Pengertian pajak menurut S. I. Djajaningrat yaitu pajak sebagai suatu kewajiban
menyerahkan sebagaian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan,
kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai
hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi
tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan
secara umum.
Mr. Dr. N. J. Feldman, memberi definisi sebagai berikut : pajak adalah prestasi
yang dipaksakan sepihak dan terutang kepada penguasa (menurut norma – norma yang
ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontraprestasi dan semata – mata digunakan
untuk menutup pengeluaran - pengeluaran umum
Sedangkan Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 yang merupakan
perubahan keempat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan atau dikenal dengan istilah UU KUP. Menurut UU tersebut, Pajak
adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Pajak dipungut berdasarkan Undang – Undang
2. Sifatnya dapat dipaksakan
3. Tidak ada kontraprestasi secara langsung yang dirasakan pembayar pajak
4. Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah
5. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran – pengeluaran pemerintah
(rutin dan pembangunan) bagi kepentingan masyarakat umum
2. Fungsi Pajak
1. Fungsi Budgetair, pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluarannya.
2. Fungsi Regulerend, pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi
3. Jenis Pajak
Terdapat berbagai jenis pajak yang dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
pengelompokkan menurut golongan, menurut sifat, dan menurut lembaga
pemungutnya.
3.1 Menurut golongan pajak dikelompokkam menjadi dua, yaitu :
a. Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh
Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan
b. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau
dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Pajak tidak langsung
terjadi jika terdapat suatu kegiatan, peristiwa, atau perbuatan yang menyebabkan
terutangnya pajak, misalnya terjadi penyerahan barang atau jasa.
3.2 Menurut sifat pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Pajak subjektif adalah pajak yang pengenaannya memerhatikan keadaan
pribadi Wajib Pajak atau pengenaan pajak yang memerhatikan keadaan
subjeknya.
b. Pajak objektif adalah pajak yang pengenaannya memerhatikan objeknya baik
berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang mengakibatkan
timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memerhatikan keadaan pribadi
Subjek Pajak.
3.3 Menurut lembaga pemungut pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Pajak negara (pajak pusat) adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya.
b. Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat I
(pajak provinsi) maupun daerah tingkat II (pajak kabupaten/kota) dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing.
4. E-FIN
Berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER – 39/PJ/2011 menyatakan bawha berdasarkan pertimbangan dimaksud pada huruf a dan dalam rangka
melaksanakan ketentuan pasal 14 hruf g peraturan Mentri Keuangan Nomor
pengambilan, pengisian, penandatanganan dan penyampaian surat pemberitahuan
sebagaimana telah diubah dengan peraturan Mentri Keuangan Nomor
152/PMK.03/2009, perlu menetapkan peraturan Direktur Jendral Pajak tentang Tata Cara
penyampaian surat pemberitahuan tahunan bagi wajib pajak orang pribadi yang
menggunakan formulir 1770S atau 1770SS secara e-filing melalui website Direktorat Jendral Pajak. Adapun tujuan utama layanan pelaporan pajak secara e-filing ini adalah :
a. Membantu wajjb pajak untuk menyediakan fasilitas pelaporan SPT secara
elektronik (via internet) kepada wajib pajak, sehingga wajib pajak orang pribadi
dapat melakukan dari rumah atau tempatnya bekerja, sedangkan wajib pajak
badan dapat melakukan dari lokasi kantor atau usahannya.
b. Dengan cepat dan mudahnya pelaporan pajak ini berati juga akan memberikan
dukungan kepada kantor pajak dalam hal percepatan penerimaan laporan SPT dan
perampingan kegiatan administrasi, pendataan, distribusi dan pengarsipan laporan
SPT.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) Adapun yang menjadi ruang lingkup dari PKLM ini antara lain :
1. Proses pengajuan Electronic-Filling Identification Number.
2. Kendala – kendala dalam pembuatan Electronic-Filling Identification Number.
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM )
Tahap-tahap yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi dalam
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini penulis melakukan tahapan berikut :
1.1 Memilih jenis pajak yang akan dijadikan judul yang akan dibahas
1.2 Mengajukan judul kepada ketua Program Studi Diploma III Administrasi
PerpajakanFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
1.3 Persetujuan penentuan judul tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri oleh ketua
Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
1.4 Penyusunan Proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri
1.5 Seminar Proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri
1.6 Memohon surat pengantar Praktik Kerja Lapangan Mandiri dari pihak
fakultas Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
2. Studi Literatur
Merupakan dasar teori yang mendukung laporan ini menyangkut masalah yang
dibahas yang berasal dari buku-buku, peraturan perundang-undangan perpajakan, artikel
ilmiah,catatan-catatan maupun bahasa tertulis yang berhubungan dengan Laporan Praktik
Kerja Lapangan Mandiri.
3. Observasi Lapangan
Pada tahapan ini penulis melakukan pengamatan secara langsung dan pencatatan sesuai sistematis terhadap data yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Belawan.
4. Pengumpulan Data.
Data dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer adalah
Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari
sumber yang telah ada misalnya, studi kepustakaan dan dokumentasi.
5. Analisis Data dan Evaluasi
Penulis menganalisis dan mengevaluasi data meliputi : menganalisa data yang telah diperoleh dengan menggunakan penjelasan dengan kata-kata yang sistematik
sehingga permasalahan terungkap dengan objektif.
F. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam Praktik Kerja
Lapangan Mandiri ( PKLM ) ini, maka penulis menggunakan Metode Pengumpulan Data
sebagai berikut :
1. Obeservasi (Observation)
Dalam metode ini penulis terjun langsung ke lapangan untuk mengamati,
mendengarkan, serta mencatat dan menyimpulkan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan laporan ini.
2. Wawancara (Interview)
Yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak-pihak
KPP yang dianggap mampu memberikan masukan data dan informasi yang
diberikan bagi penyusunan laporan ini.
3. Daftar Dokumentasi (Optional)
Yaitu dengan mengumpulkan catatan-catatan, data-data mengenai E-FIN
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Adapun yang menjadi sistematis dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas mengenai Latar Belakang, Tujuan dan Manfaat,
Ruang Lingkup, Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Metode
Pengumpulan Data dan Sistematika Penulisan Laporan.
BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
Dalam Bab ini penulis menguraikan tentang sejarah singkat berdirinya
Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan, struktur organisasi, uraian tugas
pokok dan fungsi dari tiap-tiap bagian dalam instansi tersebut.
BAB III : GAMBARAN DATA PKLM
Pada bab ini menjelaskan secara rinci pengertian - pengertian secara
teoritis dan teori - teori yang berkaitan dengan electronic-filling
identification number (E-FIN)
BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis mengemukakan tentang analisa dan evaluasi
terhadap data-data yang berhubungan dengan judul laporan .
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis menguraikan kesimpulan mengenai hal-hal yang
telah dikemukakan dan beberapa saran yang merupakan inti pokok
permasalahan yang dibahsa dalam laporan ini.
TENTANG
TATACARA PENGAJUAN ELECTRONIC-FILING IDENTIFICATION NUMBER (E-FIN) DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BELAWAN
O L E H
NAMA : ANGGI PARLINDUNGAN SIREGAR
NIM : 122600126
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Alhamdulillaahirobbil”alamiin, segala puji bagi Allah atas limpahan nikmat-Nya yang telah di berikan kepada kita semua.
Berkat rahmat dan ridho serta kemudahan dari Allah SWT, Penulis akhirnya
dapat menyelesaikan tugas akhir ini walaupun tidak dengan waktu yang cepat. Tugas
Akhir ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat menyelesaikan proses belajar
di Program Studi Diploma-III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara dengan judul “TataCara Pengajuan
Electronic-Filing Identification Number (E-FIN) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Belawan”.
Sebagai manusia yang tidak luput dari kekurangan dan kesalahan, Penulis
menyadari bahwa penulisan ini belum cukup sempurna mengingat masih minimnya
wawasan dan daya jelajah penulis. Masih banyak kelemahan dan kekurangan yang
membutuhkan saran dan perbaikan demi meningkatkan kualitas keilmiahan dimasa yang
akan datang.
Laporan Tugas Akhir ini saya persembahkan terkhusus kepada Allah SWT, yang
sudah mengizinkan saya lahir sebagai muslim. Kepada Nabi Muhammad SAW, yang
sudah membawa ajaran dari Allah SWT untuk disebarkan keseluruh pelosok negeri
kepada kedua orang tua saya, Ir. Irwan Siregar dan Danti Novita, yang sudah membesarkan saya sampai bisa seperti sekarang ini. Ketulusan dan kesabaran mereka
dalam mendidik saya serta selalu mendo’akan saya baik secara moril maupun materil.
Saya tidak akan mampu menyelesaikan segala proses mulai dari awal pendidikan sampai
tahap akhir saya menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini tanpa itu semua.
Dimasa perkuliahan hingga selesainya Tugas Akhir ini, Penulis sungguh
merasakan banyak bantuan moril baik secara langsung maupun tidak langsung dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si , selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembimbing saya yang telah
memberikan waktu, pemikiran, serta mengarahkan saya hingga terselesaikannya
Laporan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si , selaku Ketua Program Studi Diploma-III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
3. Seluruh staf pegawai Program Studi Administrasi Perpajakan FISIP USU yang telah
membantu saya dalam segala urusan administrasi dan informasi.
4. Bapak Harmaini Hasan, S. H, MM selaku dosen pembimbing yang sudah rela membimbing dan meluangkan waktunya selama proses penyelesaian tugas akhir
saya.
5. Terima Kasih untuk dunhill, google dan Wikipedia yang telah mempermudah saya
6. Untuk kawan-kawan Administrasi Perpajakan stambuk 2012, terima kasih karena
kita saling mendukung satu sama lain. Semoga kita segera meraih keberhasilan,
Aamiin.
Semoga mereka semua dirahmati dan diridhoi oleh Allah SWT, Aamiin Yaa
Rabbal ‘Alamiin.Saya menyadari akan keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir saya ini. Oleh karena itu saya
mengharapkan kepada semua pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata, semoga Laporan
Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Medan, 28 Juli 2015
Penulis
DAFTAR ISI tar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 1
B. ... T ujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKLM) ... 4
C. ... Ur aian Teoritis ... 5
D. ... R uang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 9
E. ... M etode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 10
F. ... M etode Pengumpulan Data PraktikKerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 11
G. ... Si stematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
(PKLM) ... 12
A. ... Se jarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Medan Belawan ... 14
B. ... Vi si dan Misi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan ... 16
C. ... St ruktur Organisasi KPP Pratama Medan Belawan ... 18
D. ... D eskripsi dan Aktifitas Kerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP) medan
Belawan ... 20
BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI ... 27
A. ... Pe ngertian ... 27
B. ... T ujuan ... 28
C. ... Je nis SPT Elektronik (e-SPT) ... 28
D. ... Pr oses e-filing ... 29
E. ... Pr oses pendaftaran e-filing... 30
F. ... K etentuan pelaporan SPT e-filling ... 32
H. ... Su mber Daya Manusia (SDM)……….. 34
I. ... Pr ogram Kerja dan Waktu……….34
J. ... C ost and Benefit……… 35
K. ... Kr itikal Sukses Faktor Dalam Implementasi e-filing……...36
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI ... 37
A. ... Ta ta Cara Pengajuan E-FIN ... 37
B. ... Pr oses pengajuan E-FIN... 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 42
A. ... K esimpulan ... 42
B. ... Sa ran ... 43
DAFTAR PUSTAKA