• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab II Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Bab II Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Bab II Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah

Pelayanan perangkat daerah merupakan perwujudan pelaksanaan tugas pokok Perangkat Daerah dalam menjalankan fungsi pemerintahan. Pelaksanaan pelayanan tersebut tercermin dalam serangkaian program dan kegiatan yang merupakan penjabaran dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi perangkat daerah.

Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Kutai Timur merupakan unsur pendukung pelaksanaan tugas pemerintahan daerah dalam bidang sosial. Dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Timur Nomor 02 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas Daerah Kabupaten Kutai Timur.

Berdasarkan Perda tersebut Dinas Kesejahteraan Sosial memiliki tugas untuk melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang kesejahteraan sosial berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Kutai Timur memiliki fungsi

1. Perumusan kebijakan dalam bidang kesejahteraan sosial

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesejahteraan sosial dan perlindungan masyarakat

3. Pembinaan dan pelaksanaan kesejahteraan sosial dan perlindungan masyarakat

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(2)

Dinas Kesejahteraan Sosial merupakan instansi teknis di Kabupaten Kutai Timur yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Dinas Kesejahteraan Sosial dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan didukung oleh seorang Sekretaris Dinas dan 4 (empat) orang Kepala Bidang. Sekretaris dan masing-masing Kepala Bidang membawahkan 3 (tiga) orang Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi.

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Kutai Timur

Secara rinci Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Kutai Timur adalah sebagai berikut :

(3)

1. Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial

Memiliki tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah di bidang sosial berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Adapun fungsi Kepala Dinas meliputi :

a) Penetapan kebijakan teknis bidang Sosial sesuai dengan rencana strategis yang ditetapkan Pemerintah Daerah;

b) Perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis di bidang Sosial;

c) Perencanaan, pembinaan, pengkoordinasian dan pengendalian kebijakan teknis bidang Pemberdayaan Sosial;

d) Perencanaan, pembinaan, pengkoordinasian dan pengendalian kebijakan teknis bidang Pelayanan Sosial;

e) Perencanaan, pembinaan, pengkoordinasian dan pengendalian kebijakan teknis bidang Rehabilitasi Sosial;

f) Perencanaan, pembinaan, pengkoordinasian dan pengendalian kebijakan teknis bidang Bantuan Sosial dan Jaminan Sosial;

g) Pembinaan penyelenggaraan urusan kesekretariatan dinas;

h) Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;

i) Pembinaan Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Sekretaris Dinas Kesejahteraan Sosial

Mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas bidang dan pelayanan teknis serta administratif kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkungan Dinas Kesejahteraan Sosial yang meliputi perencanaan program, Umum, dan keuangan.

Sekretaris Dinas Kesejahteraan Sosial membawahkan : Sub Bagian Perencanaan Program, Sub Bagian Umum, Sub Bagian Keuangan.

(4)

Adapun fungsi Sekretaris Dinas meliputi :

a) Pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana kerja, anggaran dan laporan;

b) Mempelajari, menindaklanjuti informasi, data dan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan bidang tugasnya;

c) Pengelolaan dan pengawasan kegiatan administrasi umum dan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga dinas, dokumentasi dan perpustakaan;

d) Pengumpulan data sebagai bahan informasi, hubungan masyarakat dan keprotokolan;

e) Penyelenggaraan pengadaan perlengkapan, pemeliharaan dan inventarisasi;

f) Pengusulan program Sosial dan pelatihan aparatur/

kepegawaian.

3. Sub Bagian Perencanaan Program

Mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan, menyusun dan melaksanakan administrasi rencana program dan kegiatan tahunan, evaluasi, dan pelaporan.

Adapun fungsi Sub Bagian Perencanaan Program meliputi : a) Pengelolaan dan pengkoordinasian penyusunan

Rencana Kerja Anggaran (RKA);

b) Pengumpulan dan pengolahan data serta informasi sebagai bahan untuk penyusunan program;

c) Penyusunan bahan evaluasi, monitoring dan pengendalian program.

4. Sub Bagian Umum

Mempunyai tugas pokok mengelola tatausaha, mengelola surat menyurat dan kearsipan, inventaris dan kekayaan, rumah tangga, dan tugas umum lainnya.

(5)

Adapun fungsi Sub Bagian Umum meliputi :

a) Penyelenggaraan kegiatan surat menyurat dan tata kearsipan, urusan rumah tangga dinas, dan administrasi perjalanan dinas;

b) Pemprosesan administrasi pengadaan perlengkapan, pemeliharaan dan inventarisasi;

c) Pengumpulan, menyusun dan menilai rencana kebutuhan kantor sesuai dengan standarisasi yang berlaku;

d) Pengajuan usulan untuk penghapusan Barang-Barang Milik Negara berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

e) Pengkoordinasian urusan keprotokolan;

f) Penyiapan bahan informasi tentang kegiatan unit kerjanya;

g) Pengkoordinasian dengan sub bagian, seksi dan instansi lain.

5. Sub Bagian Keuangan

Mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan, menyusun dan melaksanakan pengelolaan, evaluasi dan pelaporan urusan keuangan

Adapun fungsi Sub Bagian Keuangan meliputi :

a) Pelaksanaan urusan administrasi keuangan dan akuntansi;

b) Pengelolaan penatausahaan keuangan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c) Penyiapan administrasi pertanggungjawaban serta laporan keuangan;

d) Pelaksanaan verifikasi keuangan secara berkala.

6. Bidang Pemberdayaan Sosial

Mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan dan bimbingan, pengendalian teknis bidang Pemberdayaan Peran Keluarga dan Komunitas Masyarakat; Penyuluhan,

(6)

Peningkatan Peran Lembaga Sosial Masyarakat dan Kemitraan; dan Kepahlawanan, Keperintisan dan Kejuangan.

Bidang Pemberdayaan Sosial membawahkan : Seksi Pemberdayaan Peran Keluarga dan Komunitas Masyarakat;

Seksi Penyuluhan Peningkatan Peran Lembaga Sosial Masyarakat dan Kemitraan; Seksi Kepahlawanan, Keperintisan dan Kejuangan.

Adapun fungsi Bidang Pemberdayaan Sosial meliputi :

a) Penyusunan dan perencanaan program kegiatan di Bidang Pemberdayaan Sosial;

b) Perumusan kebijakan dalam Bidang Pemberdayaan Sosial;

c) Pelaksanaan koordinasi kegiatan dalam Bidang Pemberdayaan Sosial;

d) Perumusan bahan pembinaan, bimbingan, pengendalian dan pengaturan teknis dalam bidang Pemberdayaan Peran Keluarga dan Komunitas Masyarakat;

e) Perumusan bahan pembinaan, bimbingan, pengendalian dan pengaturan teknis dalam bidang Penyuluhan, Peningkatan Peran Lembaga Sosial Masyarakat dan Kemitraan;

f) Perumusan bahan pembinaan, bimbingan, pengendalian dan pengaturan teknis dalam bidang Kepahlawanan, Keperintisan dan Kejuangan.

7. Seksi Pemberdayaan Peran Keluarga dan Komunitas Masyarakat

Mempunyai tugas pokok melakukan pengumpulan, penyiapan bahan dan pembinaan teknis kegiatan Seksi Pemberdayaan Peran Keluarga dan Komunitas Masyarakat.

Adapun fungsi Seksi Pemberdayaan Peran Keluarga dan Komunitas Masyarakat meliputi :

a) Pelaksanaan program kegiatan Pemberdayaan Peran Keluarga dan Komunitas Masyarakat;

(7)

b) Penyiapan bahan untuk perumusan kebijakan kegiatan Pemberdayaan Peran Keluarga dan Komunitas Masyarakat;

c) Penyiapan bahan kegiatan Pemberdayaan Peran Keluarga dan Komunitas Masyarakat;

d) Penyelenggaraan analisa dan evaluasi kegiatan Pemberdayaan Peran Keluarga dan Komunitas Masyarakat.

8. Seksi Penyuluhan, Peningkatan Peran Lembaga Sosial Masyarakat dan Kemitraan

Mempunyai tugas pokok melakukan pengumpulan, penyiapan bahan, dan pembinaan teknis kegiatan Seksi Penyuluhan, Peningkatan Peran Lembaga Sosial Masyarakat dan Kemitraan.

Adapun fungsi Seksi Penyuluhan, Peningkatan Peran Lembaga Sosial Masyarakat dan Kemitraan meliputi :

a) Pelaksanaan program kegiatan Penyuluhan, Peningkatan Peran Lembaga Sosial Masyarakat dan Kemitraan;

b) Penyiapan bahan untuk perumusan kebijakan kegiatan Penyuluhan, Peningkatan Peran Lembaga Sosial Masyarakat dan Kemitraan;

c) Penyiapan bahan kegiatan Penyuluhan, Peningkatan Peran Lembaga Sosial Masyarakat dan Kemitraan;

d) Penyelenggaraan analisa dan evaluasi kegiatan Penyuluhan, Peningkatan Peran Lembaga Sosial Masyarakat dan Kemitraan.

9. Seksi Kepahlawanan, Keperintisan dan Kejuangan Mempunyai tugas pokok melakukan pengumpulan, penyiapan bahan dan pembinaan teknis kegiatan Seksi Kepahlawanan, Keperintisan dan Kejuangan.

Adapun fungsi Seksi Kepahlawanan, Keperintisan dan

(8)

a) Pelaksanaan program kegiatan Kepahlawanan, Keperintisan dan Kejuangan;

b) Penyiapan bahan untuk perumusan kebijakan kegiatan Kepahlawanan, Keperintisan dan Kejuangan;

c) Penyiapan bahan kegiatan Kepahlawanan, Keperintisan dan Kejuangan;

d) Penyelenggaraan analisa dan evaluasi kegiatan Kepahlawanan, Keperintisan dan Kejuangan.

10. Bidang Pelayanan Sosial

Mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan dan bimbingan, pengendalian teknis Pelayanan Sosial Anak;

Pelayanan Sosial Lanjut Usia; dan Peningkatan Peran Wanita dan Panti Sosial Masyarakat.

Bidang Pelayanan Sosial membawahkan : Seksi Pelayanan Sosial Anak; Seksi Pelayanan Sosial Lanjut Usia; dan Seksi Peningkatan Peran Wanita dan Panti Sosial Masyarakat.

Adapun fungsi dari Bidang Pelayanan Sosial meliputi :

a) Penyusunan dan perencanaan program kegiatan di Bidang Pelayanan Sosial;

b) Perumusan kebijakan dalam Bidang Pelayanan Sosial;

c) Pelaksanaan koordinasi kegiatan dalam Bidang Pelayanan Sosial;

d) Perumusan bahan pembinaan, bimbingan, pengendalian dan pengaturan teknis dalam Bidang Pelayanan Sosial Anak;

e) Perumusan bahan pembinaan, bimbingan, pengendalian dan pengaturan teknis dalam Bidang Pelayanan Sosial Lanjut Usia;

f) Perumusan bahan pembinaan, bimbingan, pengendalian dan pengaturan teknis dalam Bidang Peningkatan Peran Wanita dan Panti Sosial Masyarakat.

(9)

11. Seksi Pelayanan Sosial Anak

Mempunyai tugas pokok melakukan pengumpulan, penyiapan bahan dan pembinaan teknis kegiatan Seksi Pelayanan Sosial Anak.

Adapun fungsi Seksi Pelayanan Sosial Anak meliputi : a) Pelaksanaan program kegiatan Pelayanan Sosial Anak;

b) Penyiapan bahan untuk perumusan kebijakan kegiatan Pelayanan Sosial Anak;

c) Penyiapan bahan kegiatan Pelayanan Sosial Anak;

d) Penyelenggaraan analisa dan evaluasi kegiatan Pelayanan Sosial Anak.

12. Seksi Pelayanan Sosial Lanjut Usia

Mempunyai tugas pokok melakukan pengumpulan, penyiapan bahan dan pembinaan teknis kegiatan Pelayanan Sosial Lanjut Usia.

Adapun fungsi Seksi Pelayanan Sosial Lanjut Usia meliputi : a) Pelaksanaan program kegiatan Pelayanan Sosial Lanjut

Usia;

b) Penyiapan bahan untuk perumusan kebijakan kegiatan Pelayanan Sosial Lanjut Usia;

c) Penyiapan bahan kegiatan Pelayanan Sosial Lanjut Usia;

d) Penyelenggaraan analisa dan evaluasi kegiatan Pelayanan Sosial Lanjut Usia.

13. Seksi Peningkatan Peran Wanita dan Panti Sosial Masyarakat

Mempunyai tugas pokok melakukan pengumpulan, penyiapan bahan, dan pembinaan teknis kegiatan Seksi Peningkatan Peran Wanita dan Panti Sosial Masyarakat.

Adapun fungsi dari Seksi Peningkatan Peran Wanita dan Panti Sosial Masyarakat meliputi :

a) Pelaksanaan program kegiatan Peningkatan Peran Wanita dan Panti Sosial Masyarakat;

(10)

b) Penyiapan bahan untuk perumusan kebijakan kegiatan Peningkatan Peran Wanita dan Panti Sosial Masyarakat;

c) Penyiapan bahan kegiatan Peningkatan Peran Wanita dan Panti Sosial Masyarakat;

d) Penyelenggaraan analisa dan evaluasi kegiatan Peningkatan Peran Wanita dan Panti Sosial Masyarakat.

14. Bidang Rehabilitasi Sosial

Mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan dan bimbingan, pengendalian teknis bidang Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat; Rehabilitasi Tuna Sosial; dan Rehabilitasi Anak Nakal, Korban Narkotika, HIV/ AIDS, dan Bekas Hukuman.

Bidang Rehabilitasi Sosial membawahkan : Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat; Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial;

Seksi Rehabilitasi Anak Nakal, Korban Narkoba, HIV/AIDS dan Bekas hukuman.

Adapun fungsi Bidang Rehabilitasi Sosial meliputi :

a) Penyusunan dan perencanaan program kegiatan di Bidang Rehabilitasi Sosial;

b) Perumusan kebijakan dalam Bidang Rehabilitasi Sosial;

c) Pelaksanaan koordinasi kegiatan dalam Bidang Rehabilitasi Sosial;

d) Perumusan bahan pembinaan, bimbingan, pengendalian dan pengaturan teknis dalam bidang Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat;

e) Perumusan bahan pembinaan, bimbingan, pengendalian dan pengaturan teknis dalam bidang Rehabilitasi Tuna Sosial;

(11)

f) Perumusan bahan pembinaan, bimbingan, pengendalian dan pengaturan teknis dalam bidang Rehabilitasi Anak Nakal, Korban Narkotika, HIV/ AIDS, dan Bekas Hukuman.

15. Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat

Mempunyai tugas pokok melakukan pengumpulan, penyiapan bahan dan pembinaan teknis kegiatan Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat.

Adapun fungsi Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat meliputi :

a) Pelaksanaan program kegiatan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat;

b) Penyiapan bahan untuk perumusan kebijakan kegiatan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat;

c) Penyiapan bahan kegiatan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat;

d) Penyelenggaraan analisa dan evaluasi kegiatan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat.

16. Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial

Mempunyai tugas pokok melakukan pengumpulan, penyiapan bahan dan pembinaan teknis kegiatan Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial.

Adapun fungsi Seksi Rehabilitasi Tuna Sosoial meliputi : a) Pelaksanaan program kegiatan Rehabilitasi Tuna Sosial;

b) Penyiapan bahan untuk perumusan kebijakan kegiatan Rehabilitasi Tuna Sosial;

c) Penyiapan bahan kegiatan Rehabilitasi Tuna Sosial;

d) Penyelenggaraan analisa dan evaluasi kegiatan Rehabilitasi Tuna Sosial.

17. Seksi Rehabilitasi Anak Nakal, Korban Narkoba, HIV/AIDS dan Bekas Hukuman

Mempunyai tugas pokok melakukan pengumpulan, penyiapan bahan, dan pembinaan teknis kegiatan Seksi

(12)

Rehabilitasi Anak Nakal, Korban Narkotika, HIV/ AIDS, dan Bekas Hukuman.

Adapun fungsi Rehabilitasi Anak Nakal, Korban Narkoba, HIV/

AIDS dan Bekas Hukuman meliputi :

a) Pelaksanaan program kegiatan Rehabilitasi Anak Nakal, Korban Narkotika, HIV/ AIDS, dan Bekas Hukuman;

b) Penyiapan bahan untuk perumusan kebijakan kegiatan Rehabilitasi Anak Nakal, Korban Narkotika, HIV/ AIDS, dan Bekas Hukuman;

c) Penyiapan bahan kegiatan Rehabilitasi Anak Nakal, Korban Narkotika, HIV/ AIDS, dan Bekas Hukuman;

d) Penyelenggaraan analisa dan evaluasi kegiatan Rehabilitasi Anak Nakal, Korban Narkotika, HIV/ AIDS, dan Bekas Hukuman.

18. Bidang Bantuan Sosial dan Jaminan Sosial

Mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan dan bimbingan, pengendalian teknis bidang Bantuan Sosial, Korban Bencana dan Pemukiman; Jaminan Sosial, Bantuan Fakir Miskin dan Sumbangan Sosial; dan Bantuan Korban Tindak Kekerasan, Pekerja Migran dan HAM.

Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial membawahkan : Seksi Bantuan Sosial Korban Bencana dan Pemukiman; Seksi Jaminan Sosoial, Bantuan Fakir Miskin dan Sumbangan Sosial; Seksi Bantuan Korban Tindak Kekerasan, Pekerja Migran dan HAM.

Adapun fungsi Bidang Bantuan Sosial dan Jaminan Sosial meliputi :

a) Penyusunan dan perencanaan program dan kegiatan Bidang Bantuan Sosial dan Jaminan Sosial;

b) Perumusan kebijakan dalam Bidang Bantuan Sosial dan Jaminan Sosial;

(13)

c) Penyusunan standar pelayanan minimal pelayanan bantuan sosial dan jaminan sosial;

d) Pelaksanaan koordinasi kegiatan dalam Bidang Bantuan Sosial dan Jaminan Sosial;

e) Perumusan bahan pembinaan, bimbingan, pengendalian dan pengaturan teknis dalam Bidang Bantuan Sosial, Korban Bencana dan Pemukiman;

f) Perumusan bahan pembinaan, bimbingan, pengendalian dan pengaturan teknis dalam Bidang Jaminan Sosial, Bantuan Fakir Miskin dan Sumbangan Sosial;

g) Perumusan bahan pembinaan, bimbingan, pengendalian dan pengaturan teknis dalam Bidang Bantuan Korban Tindak Kekerasan, Pekerja Migran dan HAM.

19. Seksi Bantuan Sosial Korban Bencana dan Pemukiman

Mempunyai tugas pokok melakukan pengumpulan, penyiapan bahan dan pembinaan teknis kegiatan Seksi Bantuan Sosial, Korban Bencana dan Pemukiman.

Adapun fungsi Seksi Bantuan Sosial Korban Bencana dan Pemukiman meliputi :

a) Menyusun dan menyiapkan bahan pembinaan disiplin pegawai

b) Pelaksanaan program kegiatan Bantuan Sosial, Korban Bencana dan Pemukiman;

c) Penyiapan bahan untuk perumusan kebijakan kegiatan Bantuan Sosial, Korban Bencana dan Pemukiman;

d) Penyiapan bahan kegiatan Bantuan Sosial, Korban Bencana dan Pemukiman;

e) Penyelenggaraan analisa dan evaluasi kegiatan Bantuan Sosial, Korban Bencana dan Pemukiman.

(14)

20. Seksi Jaminan Sosial, Bantuan Fakir Miskin dan Sumbangan Sosial

Mempunyai tugas pokok melakukan pengumpulan, penyiapan bahan, dan pembinaan teknis kegiatan Seksi Jaminan Sosial, Bantuan Fakir Miskin dan Sumbangan Sosial.

Adapun fungsi Seksi Jaminan Sosial, Bantuan Fakir Miskin dan Sumbangan Sosial meliputi :

a) Pelaksanaan program kegiatan Jaminan Sosial, Bantuan Fakir Miskin dan Sumbangan Sosial;

b) Penyiapan bahan untuk perumusan kebijakan kegiatan Jaminan Sosial, Bantuan Fakir Miskin dan Sumbangan Sosial;

c) Penyiapan bahan kegiatan Jaminan Sosial, Bantuan Fakir Miskin dan Sumbangan Sosial;

d) Penyelenggaraan analisa dan evaluasi kegiatan Jaminan Sosial, Bantuan Fakir Miskin dan Sumbangan Sosial.

21. Seksi Bantuan korban Tindak Kekerasan, Pekerja Migran dan HAM

Mempunyai tugas pokok melakukan pengumpulan, penyiapan bahan, dan pembinaan teknis kegiatan Bantuan Korban Tindak Kekerasan, Pekerja Migran dan HAM.

Adapun Seksi Bantuan korban Tindak kekerasan, Pekerja Migran dan HAM meliputi :

a) Pelaksanaan program kegiatan Bantuan Korban Tindak Kekerasan, Pekerja Migran dan HAM;

b) Penyiapan bahan untuk perumusan kebijakan kegiatan Bantuan Korban Tindak Kekerasan, Pekerja Migran dan HAM;

c) Penyiapan bahan kegiatan Bantuan Korban Tindak Kekerasan, Pekerja Migran dan HAM;

d) Penyelenggaraan analisa dan evaluasi kegiatan Bantuan Korban Tindak Kekerasan, Pekerja Migran dan HAM.

(15)

Uraian terhadap tugas pokok dan fungsi Dinas Kesejahteraan Sosial secara umum tergambar dalam uraian tugas dan fungsi setiap Bidang dan Seksi atau Sub Bagian. Memperhatikan pada struktur organisasi tersebut dapat dianalisa bahwa :

1. Dinas Kesejahteraan Sosial telah melakukan pembagian tugas dan pekerjaan sehingga ada pemisahan pekerjaan- pekerjaan tertentu yang kemudian membutuhkan sumber daya dengan spesifikasi tertentu.

2. Tugas dan pekerjaan yang sejenis kemudian dikelompokkan dalam satu bidang tertentu, sehingga memudahkan dalam mengkoordinasikan pelaksanaannya

3. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kewenangan dan rentang kendali. Pimpinan organisasi melakukan pengendalian organisasi dengan membagi kewenangan dan perintah secara berjenjang. Dengan demikian setiap orang hanya akan menerima tugas pekerjaan dari atasan langsung dan melaporkan hasilnya kepada atasan langsung. Atasan langsung inilah yang secara berjenjang akan menerima tugas dan melaporkan hasilnya kepada pimpinan diatasnya sampai kepada pimpinan puncak organisasi.

4. Pelaksanaan tugas dan pekerjaan ditetapkan dalam sebuah prosedur operasional formal yang mengatur secara jelas tentangproses pelaksanaan pekerjaan dan keluaran yang dihasilkan dari setiap pekerjaan.

2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah 2.2.1 Sumber Daya Manusia Aparatur

Sumber daya manusia aparatur merupakan salah satu unsur penting dalam manajemen organisasi. Aparatur adalah pelaksana utama tugas dan pekerjaan organisasi untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi.

Ketersediaan sumber daya aparatur yang memiliki kompetensi yang memadai menjadi sangat penting dan suatu kebutuhan yang mendasar bagi organisasi yang berorientasi pada kinerja pelayanan publik.

(16)

Sumber daya manusia yang tersedia di Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Kutai Timur seluruhnya berjumlah 105 orang, terdiri dari 2 kelompok yaitu Sumber daya manusia Aparatur Sipil Negara (PNS) sejumlah 47 orang dan Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TK2D) sejumlah 58 orang. PNS yang ada terdiri dari 21 orang pejabat struktural dan 27 orang non struktural atau staf.

Gambar 2.2

Data Pegawai Dinas Kesejahteraan Sosial berdasarkan Eselon dan Jenis Kelamin Tahun 2015

(17)

Tingkat pendidikan Aparatur Sipil Negara di Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Kutai Timur tersebar mulai dari lulusan SMA/SMU, Diploma, Sarjana dan Pascasarjana.

Dari total 47 orang PNS yang ada 28 orang (59,6%) diantaranya berpendidikan Sarjana. Jumlah ini sangat potensial untuk dapat menunjang dalam pelaksanaan tugas pemberian pelayanan kepada masyarakat. Terlebih bila jenis pendidikan yang dimiliki berhubungan langsung dengan pelaksanaan fungsi pelayanan sosial kepada masyarakat.

Tingkat pendidikan yang baik diyakini merupakan modal yang kuat untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik. Tingkat pendidikan seseorang cenderung berhubungan dengan kemampuan daya analisis dalam menangani suatu permasalahan yang dihadapi dalam pemberian pelayanan.

Menghadapi penyandang masalah kesejahteraan sosial

(18)

yang memadai. Hal ini disebabkan oleh permasalahan yang mereka bawa pada saat membutuhkan pelayanan dapat menimbulkan permasalahan baru jika salah dalam menganalisa untuk memutuskan jenis intervensi yang tepat.

Gambar 2.3

Data Pegawai Dinas Kesejahteraan Sosial berdasarkan tingkat pendidikan

Tahun 2015

Sebaran Aparatur Sipil Negara berdasarkan golongan terdiri dari golongan II, Golongan III dan Golongan IV. Dari 47 orang PNS yang ada 10 orang (21,27%) pegawai Golongan II, 30 orang (63,83%) pegawai Golongan III, dan 7 orang (14,89%) pegawai Golongan IV. Dari 30 orang pegawai Golongan III, 14 orang (46,66%) diantaranya menempati posisi pejabat struktural. Dari data tersebut diketahui bahwa sebaran

(19)

golongan tersebut sangat bagus dan dapat mendukung pelayanan publik secara efektif. Dengan komposisi yang seimbang ini memudahkan dalam melakukan kaderisasi kepemimpinan.

Dari pegawai golongan III yang berjumlah 30 orang terdapat 46,66% yang menempati posisi pejabat struktural. Sedangkan sisanya sebesar 53,34% berada pada posisi staf. Perbandingan ini cukup ideal dan sangat mudah untuk melakukan kaderisasi, mengingat perbandingannya seimbang.

Gambar 2.4

Data Pegawai Dinas Kesejahteraan Sosial berdasarkan Golongan

2.2.2 Sumber Daya Aset

Unsur kedua yang tidak kalah pentingnya bagi manajemen sebuah organisasi adalah mesin atau alat. Hal ini berhubungan dengan ketersediaan sumberdaya aset berupa peralatan kerja

(20)

sumber daya manusia yang cukup memadai bila tidak ditunjang dengan sumberdaya peralatan kerja yang memadai, akan menyulitkan untuk mencapai target kinerja yang diharapkan. Asset yang dimiliki Dinas Kesejahteraan Sosial meliputi gedung dan bangunan, sarana mobilitas, peralatan dan mesin, dan perlengkapan gedung kantor.

Gedung dan bangunan yang dikuasai Dinas Kesejahteraan Sosial meliputi gedung kantor yang berada di Kawasan Pusat Pemerintahan Bukit Pelangi Sangatta. Selain itu juga menguasai bangunan yang difungsikan sebagai gudang logistik bencana yang terletak di Jalan APT. Pranoto Sangatta.

Tabel 2.1

Sumber daya asset Dinas Kesejahteraan Sosial N

o Nama Barang Satu

an Jumlah A Sarana Mobilitas

(21)

Kendaraan Dinas Operasional Roda 4 Unit 3 Kendaraan Dinas Operasional Roda 2 Unit 3

Kendaraan Dinas Jabatan Unit 1

Perahu evakuasi bencana / angkutan

air Unit 2

B Peralatan dan Perlengkapan

Komputer PC Unit 6

Laptop Unit 3

Printer Unit 9

Kamera digital Unit 4

AC Unit 6

Wireless Unit 1

Over Head Proyektor (OHP) Unit 1

LCD / In focus Unit 1

Penghancur kertas Unit 6

Faximile Unit 2

Telepon Unit 1

Handy Talky (HT) Unit 8

Radio Transifer HF (Right) Unit 1 Radio Transifer VHF (SSE) Unit 1

Power Supplay Unit 2

UPS Unit 6

C Peralatan Mesin

Generator Set Unit 1

Mesin rumput Unit 1

Pompa air Unit 1

D Perlengkapan Kerja dan

Perlengkapan Gedung Kantor

Meja Kerja 1 biro Unit 1

Meja Kerja ½ biro Unit 42

Kursi lipat Unit 10

Kursi putar Unit 12

Kursi kerja busa (Cithose) Unit 24

Lemari besi Unit 8

Filing Kabinet 3 laci Unit 6

Lemari arsip (kayu) Unit 4

Brankas Unit 1

Pemotong Kertas Unit 1

Stafles besar Unit 1

Mesin Tik Manual Unit 3

Tandon Air Unit 1

(22)

Pada tabel 2.1 menunjukkan daftar asset yang masih dikuasai Dinas Kesejahteraan Sosial untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsinya. Aset tersebut dalam kondisi baik dan dapat difungsikan dengan baik. Memperhatikan pada ketersediaannya baik dari jenis maupun jumlahnya dirasakan adanya beberapa kekurangan, terlebih lagi jika memperhatikan kebutuhan pengembangan pelayanan sebagai konsekuensi dari perkembangan permasalahan sosial yang ada.

Saat ini Dinas Kesejahteraan Sosial hanya memiliki bengunan gedung yang difungsikan sebagai gedung kantor dan gudang logistik bencana. Perkembangan permasalahan sosial yang dihadapi oleh anak seperti adanya anak yang berhadapan dengan hukum, korban tindak kekerasan dan perlakuan salah, dan anak bermasalah sosial lainnya yang memerlukan pelayanan dalam keluarga pengganti, membutuhkan adanya Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) yang dikelola oleh Pemerintah. Kondisi ini tentunya membutuhkan pengadaan gedung baru beserta segala perlengkapannya.

Perkembangan dunia kesehatan yang menyebabkan kecenderungan meningkatnya usia harapan hidup, berpotensi memicu permasalahn sosial baru. Adanya penduduk berusia lanjut jika tidak ditunjang dengan kondisi kesejahteraan yang memadai, atau lanjut usia miskin yang tidak ada lagi keluarga yang mengurusnya merupakan potensi munculnya permasalahan Lanjut Usia Terlantar. Untuk menangani permasalahan ini tentunya diperlukan adanya Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial bagi para lanjut usia terlantar.

Memperhatikan kecenderungan perkembangan kondisi tersebut, ketersediaan aset berupa sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Kesejahteraan Sosial masih perlu ditambah. Rencana penambahan jenis dan jumlah aset tersebut dilakukan secara bertahap sehingga pada

(23)

akhir periode Renstra 2016-2020 sudah dapat terpenuhi secara memadai.

2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah

Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Kutai Timur merupakan perangkat daerah yang melaksanakan tugas penyelenggaraan kesejahteraan sosial di Kabupaten Kutai Timur.

Penyelenggaraan sosial ini diberikan kepada kelompok masyarakat kurang beruntung yang dikenal dengan kelompok Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial. Mereka adalah bagian dari masyarakat Kabupaten Kutai Timur yang mengalami hambatan atau gangguan sehingga tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara memadai. Kelompok ini juga sering disebut dengan kelompok pemerlu pelayanan sosial.

Adapun tujuan utama dari pelayanan publik yang diberikan oleh Dinas Kesejahteraan Sosial adalah untuk meningkatkan kesejahteraan para pemerlu pelayanan sosial melalui rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan dan jaminan sosial sehingga mereka dapat menjalankan fungsi sosialnya secara memadai. Para pemerlu pelayanan sosial atau Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang menjadi penerima pelayanan Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Kutai Timur meliputi :

1. Anak Balita Terlantar 2. Anak Terlantar

3. Anak Nakal 4. Anak Jalanan

5. Wanita Rawan Sosial Ekonomi 6. Korban Tindak Kekerasan 7. Lanjut Usia Terlantar 8. Penyandang Cacat 9. Tuna Susila

10. Pengemis

11. Gelandangan

12. Bekas Warga Binaan Lembaga Kemasyarakatan (BWBLK) 13. Korban Penyalahgunaan Napza

(24)

15. Keluarga yang Tinggal di Rumah Tak Layak Huni 16. Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis

17. Komunitas Adat Terpencil 18. Korban Bencana Alam 19. Korban Bencana Sosial

20. Pekerja Migran Bermasalah Sosial 21. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) 22. Keluarga Rentan

Penyelenggaraan kesejahteraan sosial oleh Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Kutai Timur dilaksanakan melalui beberapa pendekatan yang meliputi :

1. Rehabilitasi Sosial

Rehabilitasi sosial merupakan pendekatan penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang bertujuan untuk memperbaiki dan mengembalikan keberfungsian sosial seseorang yang mengalami masalah kesejahteraan sosial. Rehabilitasi sosial diberikan kepada : Anak bermasalah sosial, Penyandang disabilitas atau Penyandang Cacat, Lanjut usia bermasalah sosial, Tuna susila, Bekas narapidana, korban penyalahgunaan narkotika dan zak adiktif lainnya.

2. Pemberdayaan Sosial

Pemberdayaan sosial merupakan pendekatan penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang bertujuan untuk memelihara dan mengembangkan keberfungsian seseorang yang mengalami permasalahan kesejahteraan sosial.

(25)

Pendekatan pemberdayaan sosial didasarkan pada paradigma bahwa setiap orang memiliki kapasitas dan potensi yang dapat dikembangkan untuk menolongnya dalam mengatasi permasalahan sosial yang dihadapinya.

Pemberdayaan sosial dilakukan dengan cara mengenalkan penyandang masalah sosial dengan sistem sumber kesejahteraan sosial yang tersedia dan mengajarkan cara mengakses sistem sumber kesejahteraan sosial tersebut.

Pemberdayaan sosial diberikan bagi penduduk miskin secara perorangan, keluarga dan kelompok masyarakat.

3. Bantuan Sosial

Pemberian bantuan sosial diberikan bagi masyarakat yang rentan terhadap perubahan dan goncangan sosial yang terjadi. Bantuan sosial diberikan dengan tujuan untuk menolong penyandang masalah sosial agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya.

Pencapaian kinerja pelayanan Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Kutai Timur Tahun 2011 – 2015 dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut

(26)

Tabel 2.2

Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesejahtreaan Sosial Kabupaten Kutai Timur Tahun 2011 – 2015

No Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD

Target Renstra SKPD Tahun … Realisasi Capaian Tahun … Rasio Capaian pada Tahun … 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 1 PMKS yang memperoleh

bantuan sosial 70,14% 69,12% 91,11% 45,25% 50,25% 70,14% 69,12% 91,11% 60,23% 67,31% 100 100 100 133,1 133, 95

2 Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

89,94

%

91,43

%

89,12

%

76,83

%

81,83

% - 60 % 60 % 60 % 59,74

% - 65,6 67,32 78,09 73

(27)

Tabel 2.2 memberikan gambaran tentang pencapaian indikator kinerja sasaran RPJMD yang berhubungan dengan tugas dan fungsi Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Kutai Timur.

Pencapaian kinerja indikator “PMKS yang memperoleh bantuan sosial” cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Target kinerja yang ditetapkan dapat terpenuhi, bahkan 2 tahun terakhir capaiannya melebihi 100%. Kondisi ini dapat diterjemahkan sebagai tingginya komitmen Dinas Kesejahteraan Sosial dalam memberikan bantuan sosial kepada PMKS yang ada di wilayah Kabupaten Kutai Timur. Namun bila dilihat pada penetapan target kinerja tahun 2014 dan tahun 2015 yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, maka pencapaian melebihi 100% bukanlah hal yang berat karena kecenderungan pencapaian realisasi kinerjanya cenderung sama dengan yang direncanakan.

Pencapaian kinerja indikator “Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial” mengalami hal yang sebaliknya bila dibandingkan dengan indikator pertama. Meskipun rasio pencapaian indikatornya cenderung selalu meningkat, tetapi realisasi capaiannya cenderung konstan bahkan menurun pada tahun terakhir. Selain daripada itu pencapaian realisasi kinerja indikator kedua ini lebih rendah bila dibandingkan dengan pencapaian indikator pertama. Informasi yang disajikan pada tabel 2.2 menunjukkan adanya permasalahan pada proses administrasi data dan informasi penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Data pemerlu pelayanan dan capaian realisasi pemberian pelayanan belum terdokumentasikan dengan baik.

(28)

Kinerja penyerapan anggaran Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Kutai Timur dapat dilihat pada tabel 2.3 dan tabel 2.4 . Penyediaan anggaran untuk Belanja Tidak Langsung cenderung meningkat, kondisi ini berbeda dengan penyediaan anggaran untuk Belanja Langsung yang justru memiliki kecenderungan berkurang. Penyediaan anggaran untuk Belanja Tidak Langsung yang terendah terjadi pada tahun 2013 dengan menerima anggaran sebesar Rp. 3.897.233.566,- sedangkan yang tertinggi pada tahun 2015 dengan ketersediaan dana sebesar Rp. 5.357.774.390,- Adapun penyediaan anggaran untuk Belanja Langsung yang terendah pada tahun 2015 dengan penyediaan dana sebesar Rp. 6.560.000.000,-

(29)

Tabel 2.3

Penyediaan Anggaran Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Kutai Timur Tahun 2011 - 2015

Uraian Anggaran pada tahun

2011 2012 2013 2014 2015

BELANJA TIDAK

LANGSUNG 4,099,673,53

6.00 4,649,498,89

2.00 3,897,233,56

6.00 4,808,820,13

4.00 5,357,774,39 0.00

         

BELANJA LANGSUNG 10,000,000,00

0.00 11,150,000,00

0.00 9,772,587,30

0.00 8,150,000,00

0.00 6,560,000,000.

00

Belanja Pegawai 1,425,437,050.

00 1,671,498,000.

00 1,727,443,000.

00 2,357,482,600.

00 1,637,668,950.

00 Belanja Barang dan Jasa 7,296,842,350.

00

8,597,442,900.

00

7,866,990,500.

00

5,666,187,600.

00

4,667,069,050.

00 Belanja Modal 1,277,720,600.

00

881,059,100.

00

178,153,800.

00

126,329,800.

00

255,262,000.

00

(30)

Tabel 2.4

Kinerja Anggaran Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Kutai Timur Tahun 2011 - 2015

Uraian Realisasi anggaran pada tahun Rata-rata

Pertumbuhan

2011 2012 2013 2014 2015 Anggaran Realisasi

BELANJA TIDAK LANGSUNG

2,972,013,9 45.00

3,293,220,1 15.00

3,746,469, 216.00

3,396,750 ,853.00

5,002,083,

312.00 8.01 15.62

           

BELANJA

LANGSUNG 9,863,319,6

00.00 10,948,680,5

79.00 9,200,389,

880.00 6,364,642

,653.00 6,237,381,

783.00 (9.24) -9.45 Belanja Pegawai 1,420,141,5

50.00 1,636,537,2

50.00 1,587,727,

000.00 2,003,255

,250.00 1,481,979,

250.00 6.64 3.10 Belanja Barang dan

Jasa 7,177,966,4

50.00 8,475,781,4

86.00 7,434,770,

080.00 4,253,386

,403.00 4,512,027,

733.00 (9.07) -7.73 Belanja Modal

1,265,211,6 00.00

836,361,8 43.00

177,892, 800.00

108,001 ,000.00

243,374,

800.00 (9.46) -6.64

(31)

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah

Memperhatikan pada kinerja pelayanan dan kerangka pendanaan tahun 2011-2015 dapat diidentifikasi adanya tantangan dan peluang dalam pengembangan pelayanan.

Tantangan yang dihadapi dalam memberikan pelayanan kepada Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial meliputi :

1. Permasalahan kesejahteraan sosial cenderung selalu berkembang sesuai perkembangan kondisi sosial masyarakat. Jika tidak diiringi dengan perkembangan kualitas sumber daya aparatur, maka pelayanan yang diberikan tidak akan mampu menangani permasalahan yang ada.

2. Ketersediaan data yang akurat yang disajikan lengkap dengan nama dan alamat (by name by addres) menjadi suatu keharusan agar pelayanan yang diberikan dapat tepat sasaran dan sesuai kebutuhan pemerlu pelayanan.

3. Belum tersedianya regulasi berupa Peraturan Daerah yang mengatur secara detail tentang penyelenggaraan kesejahteraan sosial di Kabupaten Kutai Timur

(32)

Beberapa tantangan tersebut disisi lain memberi peluang untuk pengembangan pelayanan kesejahteraan sosial di Kabupaten Kutai Timur. Beberapa peluang tersebut meliputi :

1. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia aparatur terutama dalam ilmu kesejahteraan sosial atau Pekerjaan Sosial. Peningkatan kualitas dapat dilakukan melalui diklat teknis dalam bidang Pekerjaan Sosial atau mengikuti pendidikan formal pada jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial atau Profesi Pekerjaan Sosial.

2. Perlunya menyusun mekanisme pengumpulan dan pengolahan data base PMKS yang akan disajikan lengkap dengan nama dan alamat, dengan menggunakan alat bantu teknologi informasi. Data base ini nantinya dapat dikembangkan menjadi data profil pelayanan kesejahteraan sosial bagi PMKS.

3. Perlu disusun Peraturan Daerah yang mengatur secara detail tentang penanganan berbagai permasalahan kesejahteraan sosial di Kabupaten Kutai Timur.

4. Penyediaan Lembaga Kesejahteraan Sosial bagi anak maupun lanjut usia bermasalah sosial yang dikelola oleh pemerintah sebagai jawaban atas kebutuhan peningkatan kualitas pelayanan sosial bagi anak dan lanjut usia.

Referensi

Dokumen terkait

Subbagian Program mempunyai tugas pokok melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, pelayanan dan pengendalian administrasi di bidang program,

Fitriana, Wahyu, ”Studi Analisis Hisab Gerhana Bulan Dalam Kitab Al-Khulȃṣah al- Wafiyyah”, Skripsi S1 Fakultas Syari’ah, Semarang: IAIN Walisongo, 2011.. Ghozali, Ahmad

Dan penelitian yang dilakukan oleh Abdul Qoyum pada tahun 2017 dengan judul penelitian ‘’The impact of good corporate governance company size and Corporate social

Pemberian ekstrak gulma dengan tingkat konsentrasi yang berbeda tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tinggi, bobot kering tanaman, umur berbunga, jumlah tandan

33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah: untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah didukung

Untuk pengembangan mutu, spesifikasi dan desain dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dan merupakan hak penuh pengembang. Ilustrasi yang ditampilkan

Buku kumpulan abstrak tesis ini memuat abstrak tesis/disertasi dari Program Studi Magister dan Doktor yang ada di lingkungan Sekolah Pascasarjana ITB, lulusan periode Wisuda

LEMBAR EV VAL ALUASI K UASI KINERJA DAN RENCANA KERJA MINGGUAN INERJA DAN RENCANA KERJA MINGGUAN  NAMA.  NAMA : : ACEP ACEP TEGUH