• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Botani Tumbuhan Rendah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Makalah Botani Tumbuhan Rendah"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Botani Tumbuhan Rendah Paku Putba Psilophytinae

Di susun oleh:

Debby C.Runtu Wulan Engka Rifke Onibala

UNIVERSITAS NEGRI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PENDIDIKAN BIOLOGI

2014

(2)

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “ Botani Tumbuhan Rendah, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini memuat tentang “Paku Purba (Psilopsida)” yang dapat kita temukan di lingkungan sekitar kita.

Penulis menyadari dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi isi maupun dari segi metodologi dan bahasanya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembacanya umumnya. Terima kasih.

Penulis, November, 2014

(3)

Daftar Isi

Kata Pengantar Daftar Isi

BAB I : Pendahuluan A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

D. Manfaat BAB II : Pembahansan

A. Psilophytinae (Paku Purba)

 Bangsa Psilophytales (Paku Telanjang)

 Bangsa Psilotales

B. Ciri-ciri Umum Psilophytinae (Paku Purba) C. Metagenesis Paku Purba

D. Daur Hidup Paku Puba

E. Manfaat / Peranan Paku Purba BAB III : Penutup

A. Kesimpulan B. Saran Daftar Pustaka

(4)

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang

Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling sederhana.

Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan fleom).

Tumbuhan paku (atau paku-pakuan, Pteridophyta atau Filicophyta), adalah satu divisio tumbuhan yang telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini masih menggunakan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya, sama seperti lumut dan fungi. Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang anggotanya memiliki akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan paku sering disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan adanya akar, batang, daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui hampir 10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab. Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang terbatas, mungkin mengikuti perilaku moyangnya di zaman Karbon, yang juga dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku karena merajai hutan-hutan di bumi. Serasah hutan tumbuhan pada zaman ini yang memfosil sekarang ditambang orang sebagai batu bara. Salah satu anggota dari Pteridophyta ialah kelas Lycopodiinae ( paku kawat atau paku rambat ). Merupakan tumbuhan liar di pinggir-pinggir jalan, semak belukar atau di hutan-hutan,sering memanjat di pohon. Tumbuh dari dataran rendah sampai pegunungan dari ketinggian 100 m sampai 2.000 m di atas permukaan laut.

Psilopsida merupakan tumbuhan paku purba (primitif) yang sebagian besar anggotanya sudah punah dan ditemukan sebagai fosil. Psilopsida diduga hidup pada periode antara zaman Silurian dan Devonian. Hanya beberapa spesies saja yang masih hidup di bumi saat ini, misalnya Psilotum

(5)

nudum. Psilopsida belum memiliki struktur akar dan sebagian besar tidak memiliki daun. Struktur akar psilopsida berupa rhizoma. Pada batang psilopsida terdapat sporangia.

B. Rumusan Masalah

Dari penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana morfologi/ciri-ciri dari tumbuhan paku purba 2. Bagaimanakah klasifikasi paku purba

3. Bagaimana metagenesis dari Paku Purba (Psilopsida) 4. Bagaimana daur hidup dari Paku Purba (Psilopsida) 5. Apakah manfaat dari Paku Purba (Psilopsida)

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui morfologi/ciri-ciri dan bagian-bagian dari tumbuhan paku purba 2. Untuk mengetahui klasifikasi paku purba

3. Untuk mengetahui metagenesis dari Paku Purba (Psilopsida) 4. Untuk mengetahui daur hidup dari Paku Purba (Psilopsida) 5. Untuk mengetahui manfaat dari Paku Purba (Psilopsida)

D. Manfaat

Dengan penulisan ini diharapkan agar pembaca memiliki pengetahuan dan dapat memahami tentang macam-macam manfaat yang terkandung dalam tumbuhan paku. Selain itu, diharapkan pembaca dapat memanfaatkan tumbuhan paku dengan benar agar dapat berguna bagi kehidupan manusia.

(6)

BAB II Pembahasan

 Psilophytinae (Paku Purba)

Psilopsida (Yunani, psilos = telanjang) merupakan tumbuhan paku purba (primitif) yang sebagian besar anggotanya sudah punah dan ditemukan sebagai fosil. Tumbuhan ini diduga hidup pada periode antara zaman Silurian dan Devonian. Hanya beberapa spesies saja yang masih hidup di bumi saat ini, misalnya Psilotum nudum. Psilopsida belum memiliki struktur akar dan sebagian besar tidak memiliki daun. Struktur akar psilopsida berupa rhizoma. Pada batang psilopsida terdapat sporangia.

Paku purba meliputi jenis – jenis tumbuhan paku yang sebagian besar telah punah. Jenis – jenis yang sekarang masih ada hanya sedikit saja, dan lajimnya dianggap sebagai relic suatu golongan tumbuhan paku yang semula meliputi jenis – jenis yang lebih banyak. Warga paku purba merupakan paku telanjang (tidak berdaun) atau mempunyai daun – daun kecil (mikropil) yang belum terdifrensiasi. Ada diantaranya yang belum mempunyai akar. Paku purba bersifat homospor.

Pengklasifikasi paku purba tidak banyak di lakukan oleh ahli karena menurut ahli tumbuhan paku terkadang mengecoh walaupun masing-masing telah memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakan satu kelas dengan kelas lainnya. Paku termasuk tumbuhan yang paling sederhana.

Paku purba merupakan paku peralihan, antara homospora dan heterospora. Paku purba dikenal dengan nama latin Psilophytinae dan bangsa Psilophytales. Psilophytales memiliki suku Rhyniaceae, Aseteroxylaceae, dan Pseudosporochnaceae, dan bangsa Psilolates. Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku di bedakan menjadi pakuhomospora, heterospora, dan paku peralihan.

Dikatakan paku homospora karena hanya menghasilkan satu jenis spora yang sama besar.

Sementara paku heterospora jenis tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran yang sama sera diketahui antara gamet jantan dengan betinanya.

Ciri-ciri Psolophytinae yang paling mencolok adalah tidak adanya akar dan daun sejati. Paku purba yang memiliki daun, daunnya akan berukuran kecil dan bentuknya menyerupai sisik. Batangnya mengandung xylem dan floem dengan cabang batang yang mengandung klorofil sehingga tanaman ini tetap dapat melakukan fotosintesis sebagai sumber energy. Batangnya juga beruas dan berbuku nyata.

(7)

Mikrofil dan sekumpulan sporangium terdapat di sepanjang cabang batang. Tiap butir homospora yang jatuh akan berkembang menjadi dua gametofit kecil, yaitu Antheridia atau biasa di sebut gamet jantan dan Archegomia atau biasa di sebut gamet betina.

 Bangsa Psilophytales (Paku Telanjang)

Tumbuhan yang tergolong bangsa ini termasukl tumbhan darat yang tua. Sekitar 350 juta tahun yang lalu, yaitu dalam jaman silur akir dan devon telah terdapat sebagai8 semak – semak. Jadi tumbuhan ini telah ditemukan dalam lapisan bumi yang amat tua, yang belum ditemukan sisa–sisa lumut. Dalam jaman karbon tumbuhan ini telah punah. Paku telanjang merupakan tumbuhan paku yang paling rendah tingkat perkembangannya. Yang paling sederhana masih belum berdaun dan belum berakar. Batang telah mempunyai berkas pengangkut, bercabang-cabang menggarpu dengan sporangium pada ujung cabang – cabang tadi.

Didalamnya termasuk antara lain :

1. Suku Rhyniaseae :

Tumbuhan ini mencapai tinggi lebih kurang setengah meter. Batang dalam tanah, tumbuhan horizontal, tidak mempunyai akar melainkan hanya rizoid. Organ ini homolog dengan rimpang tumbuhan tinggi. Batang dalam tanah membentuk cabang – cabang yang tumbuh tegak lurus keatas, bercabang – cabang menggarpu, tidak berdaun, tetapi mempunyai mulut kulit, jadi cabang

(8)

– cabangnya itu rupa- rupanya juga mempunyai fungsi sebagai alat asimilasi. Berkas pengangkut terdiri antara lain atas terakeida yang mempounyai penebalan berbentuk cincin atau spiral dan tersusun merupakan protostele. Bulu – bulu tapis belum ada, demikian pula cambium, jadi tumbuhan ini belum memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder. Sporangium relativ besar terdapat pada ujung – ujung cabang dan mempunyai didnding yang terdiri atas beberapa lapis sel.

Dalamnya penuh terisi dengan isospora yang tersusun sebagai teterade. Diantara jenis – jenis yang tergolong dalam suku ini ada yang mempuyai semacam kolumela dalam sporangiumnya.

2. Suku Asteroxylaceae,

Dapat mencapai tinggi 1 m. batangnya mempunyai (garis tengah ) 1 cm, mempunyai penonjolan – penonjolan yang panjangnya hanya beberapa mm dan disebut mikrofil. Beberapan jenis telah menunjukkan percabangan berkas pengangkut sampai pada pangkal mikrofil, bahkan adayang sampai masuk didalamnya, tetapi ada pula yang sama sekali tanpa hubungan dengan berkas pengangkut. Mungkin sekali mikrofil yang tidak bersambungan dengan berkas pengangkut itu tidak ada fungsi dalam asimilasi, dan dapat kita samakan dengan rambut – rambut (trikoma ) atau emergensia tumbuhan tinggi. Pada penampang lintang, stele di dalam batang berbentuk bintang. Pada beberapa jenis telah terdapat empelur, jadi stelenya bukan protostele lagi melainkan telah berupa sifonostele. Ada yang di dalam dinding trakeidanya telah terdapat noktah halaman

(9)

3. Suku Pseudosporochnaceae,

Pada golongan ini dari ujung sumbu pokoknya yang tidak beruas muncullah sejumlah dahan – dahan yang hanya sedikit bercabang menggarpu, tetapi akhirnya menjadi ranting – ranting kecil yang menggarpu, dan kadang – kadang melebar pada akhir percabangan itu. Pada ujungnya terdapat sporangium yang menebal berbentuk gada. Begian – bagian ini yang melebar yang tidak fertile berguna untuk asimilasi, jadi dapat dianggap sebagai bentuk purbakala daun atau makrofil.warga Psilophytales yang kebanyakan tidak lebih tinggi dari 1 m itu, dengan tipe – tipe daun yang berbeda – beda merupakan kelompok induk tumbuhan paku yang kemudian melahirkan golongan – golongan Pteridophyta lainnya. Pada Psilophytales belum diketahui gametofitnya.Dalam zaman purba rupa – rupanya warga psilophytales masih terbatas pada tempat yang dekat air saja.

 Bangsa Psilotales

Dari bangsa ini ada di antara warganya yang sekarang masih hidup ialah marga psilotum , yang berupa terna kecil rendah, dan bercabang – cabang menggarpu. Tumbuhan ini sama sekali tidak

(10)

berakar, hanya mempunyai tunas – tunas tanah dengan rhizoid, dan pada batangnya terdapat mikrofil atau daun – daun kecil berbentuk sisik, tidak bertulang dan tersusun jarang – jarang dalam garis spiral.

Sporangium itu mempunyai 3 ruangan, dinding yang terdiri atas beberapa lapis sel, tetapi tidak mempunyai tapetum. Protalium paku ini telah diketahui, besarnya hanya beberapa cm saja, berbentuk silinder dan bercabang, tidak berwarna, hidup dalam tanah bersimbiosis dengan cendawan mikoriza, pada permukaan terdapat anteridium yang terdiri atas banyak ruang, dan mengeluarkan spermatozoid yang mempunyai banyak bulu cambuk.arkegonium kecil dan agak tenggelam. Embrio tidak mempunyai suspensor dan letaknya eksoskopik ( ujungnya kearah leher arkegonium ).

Protalium besar, ada yang mempunyai berkas pengangkut dengan trakeida cincin yang berkayu, dan mempunyai pula endodermis, contohnya;

- Psilotum nudum, yang masih terdapat di pulau jawa.

- Psilotum triquetrum,hanya di daerah tropika - Tmesipteris tannensis, di Australia.

 Ciri-ciri umum Psilophytinae (Paku Purba)

(11)

Paku purba memiliki struktur tubuh yang relatif masih sangat sederhana, dengan tinggi sekitar 30 cm – 1 m. Sporofit (2n) pada umumnya tidak memiliki daun dan akar sejati, tetapi memiliki rizom yang dikelilingi rizoid. Pada paku purba yang memiliki daun, ukuran daun kecil (mikrofil) dan berbentuk seperti sisik. Batang bercabang-cabang dikotomus, berklorofil, dan sudah memiliki sistem vaskuler (pembuluh) untuk mengangkut air serta garam mineral. Sporangium dibentuk di ketiak ruas batang. Sporangium menghasilkan satu jenis spora dengan bentuk dan ukuran yang sama (homospora).

Gametofit (n) tersusun dari sel-sel yang tidak berklorofil sehingga zat organik didapatkan dan simbiosis dengan jamur.

Jenis paku yang termasuk Psilopsida, antara lain Rhynia (paku tidak berdaun) yang telah memfosil.

Psilopsida yang saat ini masih hidup di bumi, yaitu Tmesipteris, ditemukan tumbuh di kepulauan Pasifik. Sementara Psilotum tumbuh di daerah tropis dan subtropis.

Namun ada beberapa pengecualian terhadap paku-paku purba yang telah memiliki daun, ciri-cirinya sebagai berikut:

1. Daunya berukuran kecil dan seperti sisik.

2. Batangnya bercabang, berklorofil, dan sudah memiliki pembuluh pengangkut untuk mengangkut air dan garam mineral.

3. Sporangium dibentuk di ketiak ruas batang.

4. Gametofit tersusun dari sel-sel tidak berklorofil.

Tumbuhan paku purba yang masih hidup saat ini diperkirakan hanya tinggal 10 spesies sampai 13 spesies dari dua genus. Paku purba hidup di daerah tropis dan subtropis. Sporofit paku purba ada yang tidak memiliki akar sejati dan tidak memiliki daun sejati. Paku purba yang memilki daun pada umumnya berukuran kecil (mikrofil) dan berbentuk sisik. Batang paku purba bercabang dikotomi dengan tinggi mencapai 30 cm hingga 1 m. Paku purba juga tidak memiliki pembuluh pengangkut.

Batang paku purba mengandung klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Cabang batang mengandung mikrofil dan sekumpulan sporangium yang terdapat di sepanjang cabang batang. Sporofil paku purba menghasilkan satu jenis spora (homospora). Gametofitnya tidak memiliki klorofil dan mengandung anteridium dan arkegonium. Gametofit paku purba bersimbiosis dengan jamur untuk memperoleh nutrisi. Contoh tumbuhan paku purba yaitu paku purba tidak berdaun (Rhynia) dan paku purba berdaun kecil (Psilotum).

(12)

 Metagenesis Paku purba

Proses metagenesis paku homospora Spora yang jatuh ke tanah yang lembab membentuk protaliu haploid. Protalium adalah gametofit paku yang terdapat antheridium d arkhegonium.Dan protalium terbentuk melalui pembelahan m Antheridium menghasilkan spermatozoid,dan arkhegonium m ovum.Masing-masing bersifat haploid. Pembuahan mutlak terjadi dengan bantuan air,dan terbentuk zigot membelah secara meiosis membentuk embrio. Embrio yang tercukupi nutrisinya tumbuh menjadi tumbuhan Tumbuhan paku menghasilkan sporogonium/kotak spora dan sporangium.

(13)

 Daur hidup dari Paku Purba (Psilopsida)

Reproduksi tumbuhan ini dapat seara aseksual (Vegetativ), yakni dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora. Reproduksi secara seksual ( generative) melalui pembentujan sel kelamimn jantan dan betina oleh alat-aat kelain( gametogonium). Gametogonium jantan (anteredium) menghasilkan spermatozoid dan gametogonium betina menghasilkan sel telur (ovum).

Sepertihalnya tumbuhan lumut, tumbuhan paku mengalami metagenesis (pergiliran keturunan.Tumbuhan paku mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan antara generasi sporofit dan generasi gametofit. Generasi Saprofit merupakan tumbuhan paku itu sendiri yang dapat menghasilkan spora. Spora dihasilkan oleh struktur daun khusus yang disebut sporofil. Spora tersebut mudah menyebar diterbang angin, dan sporran yang jatuh ditempat yang sesuai akan tumbuh menjadi tumbuhan baru yaoitu berupa protalium. Generasi Gametofit merupakan tumbuhan penghasil gamet. Generasi gametofit ditanai dengan adanya protalium. Yitu tumbuhan paku baru yang berbentuk seperti jantung, berwarna hijau, dan melekat pasda substrat dengan rizoisnya. Generasi gametofit tidak berlangsung lama karena biasanya protaliumnya berukuran kecil dan tidak berumur panjang. Di dalam protalium terdapat suatu gametangium sehinga dapat membentuk anteridium yaitu alat kelamin jantan yang akan menghasilkan sperma, dan arkegonium aitu alat kelamin betina yang akan menghasilkan sel telur. Jika terjadi pertemuan antara sperma dan sel telur, maka akan terbentuk zigot dan akan tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.

(14)

BAB III Penutup

A. Kesimpulan

Psilopsida merupakan tumbuhan paku purba (primitif) yang sebagian besar anggotanya sudah punah dan ditemukan sebagai fosil. Psilopsida diduga hidup pada periode antara zaman Silurian dan Devonian. Hanya beberapa spesies saja yang masih hidup di bumi saat ini, misalnya Psilotum nudum.

Psilopsida belum memiliki struktur akar dan sebagian besar tidak memiliki daun. Struktur akar psilopsida berupa rhizoma. Pada batang psilopsida terdapat sporangia. Habitat di air dangkal, batang di dalam tanah, membentuk cabang-cabang menggarpu yang tumbuh tegak lurus ke atas, tidak mempunyai akar hanya rhizoid,berkas pengangkut terdiri atas trakeida yang mempunyai penebalan berbentuk cincin / spiral dan tersusun merupakan protostele, sporangium relatif besar, terdapat pada ujung-ujung cabang. Pembagian Kelas Psilophytinae

a. Bangsa Psilophytales (Paku telanjang) terdiri dari Suku Rhyniceae, Suku Asteroxyceae , Suku Pseudosporochnaceae

b. Bangsa Psilotales Bangsa Psilophytales (Paku telanjang) Tumbuhan yang tergolong dalam bangsa ini termasuk tumbuhan darat yang tertua. Paku telanjang merupakan tumbuhan paku yang paling rendah tingkat perkembangannya. Yang paling sederhana masih belum berdaun dan belum berakar. Batang telah mempunyai berkas pengangkut, bercabang-cabang

menggarpu dengan sporangium pada ujung cabang-cabang tadi.

B. Saran

Banyak dari kita menganggap bahwa tumbuhan paku adalah tanaman pengganggu. Padahal banyak sekali manfaat yang bisa di dapat dari tumbuhan paku itu sendiri. Dengan menganggap tumbuhan paku sebagai tanaman pengganggu maka secara langsung sudah mengancam kelestarian tumbuhan paku juga. Oleh karena itu, diharapkan kita untuk bisa menjaga kelestarian alam yang ada. Dan dengan mengetahui nama-nama spesies tumbuhan paku serta mengenal jenis tumbuhannya kita juga dapat menambah wawasan tentang kerajaan tumbuhan. Serta ikut memanfaatkan alam secara bijaksana.

(15)

Daftar pustaka

Henilisa . 2013. Tumbuhan paku

http://henilisa1412ra.wordpress.com/2013/03/03/makalah-biologi-tumbuhan-paku/

Riski Fauziah . 2013.

http://riskifauziah19.blogspot.com/2013/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html Anonym . 2013. Klasifikasi tumbuhan paku

http://www.psychologymania.net/2013/05/klasifikasi-tumbuhan-paku-beradasarkan.html Anonim . 2013. Klasifikasi Tumbuhan Paku

http://pengertianmenurutahli.blogspot.com/2013/03/klasifikasi-tumbuhan-paku.html

Referensi

Dokumen terkait

Pada kartu SIM, bukti digital potensial akan dibagi menjadi dua jenis, yaitu jenis bukti potensial yang dapat dikenali secara langsung, dan jenis bukti potensial yang dikenali

Atas dasar tersebut diatas, Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) bermaksud menyelenggarakan Seminar Nasional III dan Healthcare Expo II untuk menambah wacana,

Menurunnya produksi cabai besar tahun 2011 tersebut terjadi di Kabupaten Bener Meriah sebesar 46.402 kuintal, sedangkan di Kabupaten Aceh Tengah meningkat sebesar 19.392

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan maka dapat dilihat perbandingan persediaan bahan baku antara kebijakan perusahaan dengan kebijaksanaan pembelian dengan

keterampilan dan sikap kepada pemegang kewenangan dalam pemberian sertifikat kompetensi. • Meningkatkan keterlibatan pendidik, institusi pendidikan dan pemegang kewenangan

The role of gratitude and need satisfaction in the relationship between materialism and life satisfaction.Personality and Individual Differences, 64, 62-66.. Becoming a

Serabut Serabut postganglion postganglion sistem saraf sistem saraf parasimpatis parasimpatis Mensekresikan Mensekresikan asetilkolin asetilkolin sebagai sebagai

Berdasarkan materi atau bahan dasar obyek animasi yang dipakai, secara umum jenis teknik film animasi dapat digolongkan menjadi dua bagian besar, yaitu film