PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D “AKU SEORANG RAILFANS”
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Heri Purnomo
07.12.2295
Kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM
YOGYAKARTA
2011
The Design of 3D Animation Film “ I’m a Railfans”
Perancangan Film Animasi 3D “Aku Seorang Railfans”
Heri Purnomo Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta
ABSTRACT
In line with the rapid progress in various fields of information technology at the present time also brings a broad impact on the development of film and animation. The function and purpose of animated films began to grow, not just mememberikan entertainment but also could be used as a medium or means of effective education.
Society as road users sometimes still not able to order and discipline in road traffic. One of them ignoring the safety of yourself and others by the behavior of crossings through the cross bar when it will pass the railroad tracks. Malicious acts can be punishable by appropriate penalties the law. But the lack of awareness of the risks and dangers of crossing through the barrier causes some people do not hesitate to break them.
In this animated film, the writer tries to convey the message to road users to obey the rules and do not break through the railway crossing doorstop. Hopefully, this can also foster a sense of love of trains.
1. Pendahuluan
Pesatnya perkembangan film animasi di era modern telah banyak memberikan dampak perubahan terhadap teknik pembuatan film animasi yang awalnya masih dikerjakan secara manual dengan tangan manusia kemudian beralih dengan menggunakan bantuan komputer atau lebih dikenal dengan digital animation. Hal ini nampaknya telah mendorong industri animasi tanah air untuk bangkit kembali setelah mengalami pasang surut akhirnya muncul sebuah film animasi 3D pertama buatan Indonesia. Film animasi dengan judul “Meraih Mimpi” hasil garapan studio animasi Infinite Frameworks (frameworks-studios.com) yang berpusat di Batam telah sukses meraih prestasi yang membanggakan dimata internasional.
Sudah selayaknya film animasi karya anak bangsa juga ikut mendapatkan perhatian dan tempat di hati masyarakat khususnya penikmat hiburan film animasi. Untuk menjawab tantangan itu para animator lokal selain dituntut untuk bisa memanfaatkan segala sumber daya yang ada secara baik dan efisien, juga dibutuhkan kemampuan dan kreatifitas yang tinggi untuk bisa menghasilkan sebuah film animasi yang menarik dan juga berkualitas.
Film animasi hasil karya anak negeri diharapkan untuk lebih banyak mengangkat tema tentang nilai – nilai kearifan lokal, kebudayaan, maupun kisah kehidupan sehari-hari. Karena selain sebagai sebuah hiburan, film animasi lokal juga diharapkan untuk dapat berperan sebagai media edukasi masyarakat melalui penyampaian pesan-pesan moral yang terkandung didalamnya.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis merasa tertantang untuk membuat film animasi 3D dengan mengambil judul Perancangan Film
Animasi 3D “Aku Seorang Railfans”. Film animasi “Aku Seorang Railfans” ini
menceritakan tentang perlunya kesadaran masyarakat dalam disiplin berlalu lintas dan berkendara dijalan raya, khususnya pada saat melintasi palang pintu persilangan datar kereta api.
2. Landasan Teori
2.1 Pengertian Animasi
Kata animasi diambil dari kata “ANIMATION” to ANIMATE dan dengan artinya kurang lebih adalah hidup atau menghidupkan. Hampir segala macam benda atau obyek mati yang ada dibumi. Jadi kurang lebih definisinya adalah menghidupkan segala macam benda atau obyek mati sehingga seolah-olah hidupsaat di nikmati. Arti hidup disini bukan berarti memberikan nyawa yang merupakan Hak dari Tuhan, akan tetapi karena animasi itu adalah ilusi sebuah kehidupan walaupun sekarang ini
pengertian animasi telah melebar hingga memiliki pengertian segala sesuatu yang mempunyai elemen gerak namun sekali lagi elemen gerak animasi adalah ilusi. 3
Ada pula yang mengartikan animasi adalah gambar hidup yang di gerakkan dari sekumpulan gambar, yang memuat tentang obyek dalam posisi gerak bergantian secara beraturan dengan cepat, obyek tersebut bisa berupa benda hidup atau benda mati. Gerakan animasi yang statis menghasilkan suatu gerakan yang halus dan tidak putus-putus. Istilah animasi biasanya sering di gunakan dalam istilah film, komputer, video bahkan kini dalam dunia game. 4
Dalam film animasi, setiap bagian dari gambar itu disebut frame. Film animasi dapat di buat dengan frame by frame animation atau tweened animation. Frame-frame tersebut bergantian dengan kecepatan tertentu sehingga tidak nampak oleh mata. Kecepatan banyaknya frame yang di tampilkan dihitung dalam satuan frame per detik (fps=Frame Per Second). Film di bioskop menampilkan 24 frame per detik, sedangkan
video tape dan televisi menampilkan 30 fps. Semakin tinggi kecepatan frame maka
gambar yang di hasilkan akan semakin cepat dan halus, tapi kerugiannya adalah memerlukan jumlah frame yang banyak dan waktu yang lebih lama untuk durasi yang sama. 5
Jika film dengan kecepatan 50 fps akan menghasilkan gambar yang lebih bagus dari 25 fps, tetapi dengan durasi yang sama, untuk kecepatan 25 fps dan itu berarti pemborosan. Dengan bantuan software animasi seperti 3D Studio Max dan Macromedia Flash kecepatan frame dapat di tentukan dari animasi yang dibuat sehingga bisa lebih optimal. 6
Istilah kartun atau anime itu sendiri sering di artikan sebagai gambaran kehidupan nyata yang di ekspresikan kedalam coretan yang bergerak, sedangkan istilah animasi di sebut kebanyakan orang sebagai animasi yang di hasilkan dari 3 dimensi. Padahal dasar animasi 3 dimensi adalah 2 dimensi. Film biasanya di gunakan untuk merekam sesuatu keadaan atau mengemukakan sesuatu. Film dipakai untuk memenuhi suatu kebutuhan umum yaitu mengkomunikasikan suatu gagasan, pesan atau kenyataan. Karena keunikan dimensinya dan karena sifat kehiburannya, film telah di terima sebagai salah satu media audio visual yang populer dan paling di gemari. Karena itu juga dianggap sebagai media yang efektif.
2.4 Sikap Asas Film Animasi
Film animasi berasal dari dua disiplin, yaitu film yang berakar pada dunia fotografi dan animasi pada gambar. Kata ‘film’ berasal dari bahasa inggris yang telah di Indonesiakan, makanya dapat kita lihat dalam kamus umum bahasa Indonesia :
3
Zaharuddin G.Djalle, Edi Purwantoro, Demi Dasmana, 2007. The Making of 3D Animation
Movie. Informatika Bandung, p.3
4
MSV Animation, Modul Perancangan Film Kartun, STMIK ”Amikom”, Jogjakarta,2006. 5
Ibid. 6
7
Zaharuddin G.Djalle, Edi Purwantoro, Demi Dasmana, 2007. The Making of 3D Animation
Movie. Informatika Bandung, p.3
8 Ibid.,p.4 9 Ibid.,p.5 10 Ibid.,p.12
Menurut poerwadarminta (1984), “1 barang tipis seperti selaput yang dibuat dari seluloid empat gambar potret negatif (yang akan dibuat potret atau dimainkan dalam bioskop); 2 lakon (cerita) gambar hidup.” (poerwadarminta 1984). 7
Secara mendasar pengertian film secara menyeluruh sangat sulit dijelaskan. Baru dapat diartikan kalau dilihat dari konteksnya, misalnya dipakai untuk potret negatif atau plat cetak, film mengandung pengertian suatu lembaran seluloid yang di cetak secara kimia sebelum dapat dilihat hasilnya, atau yang berhubungan dengan cerita atau lakon, film mengandung pengertian sebagai gambar hidup atau rangkaian gambar-gambar yang bergerak menjadi suatu alur cerita yang ditonton orang, bentuk film yang mengandung unsur dasar cahaya, suara, dan waktu.
Menurut Encylopedia Americana (vol.VI,1976).
“Animated, a motion picture consisting of series of individual hand-drawn sketches,
in which the positions or gestures of figurs are varied slightly from one sketch to another. Generally, the series is film and, when projected on screen, suggest that
figurs are moving” (Encylopedia Americana vol.VI,1976). 8
Teknik film animasi, seperti halnya film hidup, dimungkinkan adanya perhitungan kecepatan film yang berjalan berurutan antara 18 sampai 24 gambar tiap detiknya.
Gambar yang diproyeksikan ke layar sebetulnya tidak bergerak, yang terlihat adalah gerakan semu, ini terjadi pada indera kita akibat kecil dari satu gambar ke gambar yang lain, adanya suatu perubahan fenomena yang kita lihat disebut “presistence of
vision”, sehingga menghasilkan suatu ilusi gerak pada pandangan kita. Film animasi
gerak gambar diciptakan dengan menganalisa gambar per gambar atau kerangka demi kerangka oleh animator, lalu direkam gambar demi gambar atau gerak demi gerak dengan menggunakan kamera ‘stop frame’, kamera yang memakai alat mesin penggerak ‘frame by frame’, yaitu alat penggerak pita seluloid bingkai per bingkai, dengan perhitungan waktu untuk tiap satu detik dibutuhkan 24 bukaan bingkai kamera untuk merekam gambar gerak ke pita seluloid. 9
2.5 Macam-macam Bentuk Animasi
Berdasarkan materi atau bahan dasar obyek animasi yang dipakai, secara umum jenis teknik film animasi dapat digolongkan menjadi dua bagian besar, yaitu film animasi dwi-matra (flat animation), dan animasi tri-matra (object animation). 10
2.5.1 Animasi Dwi-Matra (Flat Animation)
Jenis film animasi ini seluruhnya menggunakan bahan papar yang dapat digambar diatas permukaannya, disebut juga film animasi gambar sebab hampir semua obyek animasinya melalui runtun kerja gambar. Semua runtun kerja jenis film animasi ini dikerjakan diatas bidang datar atau papar. Beberapa jenis film animasi dwi-matra adalah:
a. Film Animasi Sel (Cell Technique)
b. Film Animasi Potongan (Cut-out Animation)
Gambar 2.2 Contoh Film Animasi:”Three Inventors” c. Film Animasi Bayangan (Silhoutte Animation)
Gambar 2.3 Beberapa Contoh Film Animasi Bayangan d. Film Animasi Kolase (Collage Animation)
Gambar 2.4 Contoh Film Animasi Kolase e. Penggambaran Langsung Pada Film
2.5.2 Animasi Tri-Matra (Object Animation)
Secara keseluruhan, jenis film animasi tri-matra menggunakan teknik runtun kerja yang sama dengan film animasi dwi-matra, bedanya obyek animasi yang dipakai dalam wujud tri-matra. Dengan memperhitungkan karakter obyek animasi, sifat bahan yang dipakai, waktu, cahaya, dan ruang. Untuk menggerakan benda tri-matra, walaupun itu mungkin, tetapi cukup sulit untuk melaksanakannya karena sifat bahan yang dipakai mempunyai ruang gerak yang terbatas. Tidak seperti jenis film animasi gambar, bebas melakukan berbagai gerakan yang diinginkan. Berdasarkan bentuk dan bahan yang digunakan, termasuk dalam jenis film animasi ini adalah:
a. Film Animasi Boneka (Puppet Animation)
Gambar 2.5 Contoh Film Animasi Boneka b. Film Animasi Model
Gambar 2.6 Contoh Animasi Model Pada Rotasi Bola Dunia c. Pixilasi (Pixilation)
Gambar 2.7 Contoh Film Scobby-Doo2 2.6 Penggunaan dan Jenis-jenis Animasi
2.6.1 Penggunaan Film Animasi
Dalam film hidup (live-action), film animasi dipakai untuk pencapaian suatu efek khusus (special effect) yang tidak bisa dicapai oleh teknik film hidup. Misalnya menggambarkan gerak grafik perkembangan suatu perusahaan, diagram suatu jaringan dalam tubuh organisme, pembuatan ‘credit title’ dalam sebuah film cerita dan lain sebagainya. Penggunaan film animasi sebagai suatu bentuk perantara rupa rungu (audio visual
medium), cukup berperan penting dalam menyebarkan pesan atau gagasan yang ingin
disampaikan ke masyarakat luas.
2.6.2 Jenis-jenis film animasi
Animasi yang dulunya mempunyai prinsip yang sederhana, sekarang telah berkembang menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Animasi 2D
Animasi ini yang paling akrab dengan keseharian kita. Biasa juga disebut dengan film kartun. Kartun sendiri berasal dari kata Cartoon, yang artinya gambar lucu. Memang, film kartun itu kebanyakan film yang lucu. Contohnya banyak sekali, baik yang dari TV maupun di bioskop, misalnya Looney Tones, Tom and Jerry, Lion King, dan banyak lagi.
b. Animasi 3D
Perkembangan teknologi dan komputer membuat teknik pembuatan animasi 3D semakin berkembang dan maju pesat. Animasi 3D adalah pengembangan dari animasi 2D. dengan animasi 3D, karakter yang diperlihatkan semakin hidup dan nyata, mendekati wujud manusia aslinya. Semenjak Toy Story buatan Disney (Pixar Studio), maka berlombalah studio animasi memproduksi film sejenis. Bermunculah Bug’s Life, The AntZ, Dinosaur, Final Fantasy, Monster Inc., hingga Finding Nemo, The Incredible, Shark Tale, Cars, Valiant dan yang terakhir adalah Rattatouille. Kesemuanya itu biasa disebut 3D atau CGI (Computer Generated Imagery).
c. Animasi Tanah Liat
Film animasi jenis ini paling jarang dibuat. animasi ini menggunakan plasticin, bahan lentur seperti permen karet yang ditemukan pada tahun 1897. Tokoh-tokoh dalam animasi Clay dibuat memakai rangka khusus untuk kerangka tubuhnya, lalu kerangka tersebut ditutupi dengan plasticin sesuai dengan tokoh yang ingin di buat. Bagian-bagian tubuh kerangka ini, seperti kepala, tangan, kaki, bisa dilepas dan dipasang lagi. Setelah tokoh-tokohnya siap lalu digabung menjadi gambar yang bisa bergerak.
d. Animasi Jepang (Anime)
Film-film yang dibahas diatas adalah kebanyakan buatan Amerika dan Eropa. Namun, Jepang pun tak kalah soal animasi. Jepang sudah banyak memproduksi anime (sebutan film animasi buatan Jepang). Berbeda dengan animasi Amerika dan Eropa,
anime Jepang tidak semua diperuntukan untuk anak-anak, bahkan ada yang khusus
dewasa.
2.7 Teknik Produksi Animasi 3 Dimensi
Proses produksi sebuah film animasi 3D umumnya melalui berbagai macam tahapan yang harus dilalui agar animasi 3D tersebut dapat maksimal dalam pengerjaannya, yaitu:
2.7.1 Pra Produksi
Pada tahap ini segala kebutuhan yang diperlukan untuk proses produksi film animasi mulai disiapkan. beberapa hal yang perlu direncanakan pada tahap ini adalah:
a. Screenwriting
1. Ide Cerita 2. Tema 3. Logline/Plot 4. Diagram Adegan
5. Treatment (Jadwal kerja) 6. Screenplay (Skenario)
b. Concept Art c. Storyboard
d. Animatic Storyboard e. Sound FX dan Musik f. Schduling 1. Production Strip 2. Modelling Schdule 3. Rendering Schdule 4. Compositiing Schdule 2.7.2 Produksi
Film Animasi 3D mempunyai beberapa tahapan produksi dalam pembuatannya, yaitu; a. Modelling b. Pemberian tekstur c. Rigging d. Skinning e. Acting/animation f. Camera operation g. Lighting h. Sound recording i. Rendering 2.7.3 Pasca Produksi
Pengkomposisian dan editing dalam pembuatan sebuah film animasi baik itu 2D maupun 3D adalah hal yang sangat utama. Karena pada tahap inilah adegan-adegan yang sudah dirender kemudian disatukan, dirangkai dan diberi suara dengan menggunakan software editing seperti Adobe Premiere, Final Cut Pro, Avid, dan lain sebagainya.
3. Analisis
3.1 Analisis SWOT
Analisis sistem diperlukan untuk mengetahui masalah-masalah dalam rangka maksimalisasi kegiatan produksi film animasi, ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi dalam proyek pembuatan film animasi 3D, yaitu : faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman atau yang lebih dikenal dengan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, and Threat). Berikut adalah tabel analisis SWOT pada film animasi ini:
Tabel 3.1 Analisis SWOT
Strengh (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)
Animasi menggunakan fasilitas reactor dan
particle system
Tampilan Grafis kurang Maksimal
Durasi pendek, 5 menit
Opportunity (Peluang) Menggunakan tekhnologi 3D Tingginya peminat terutama komunitas railfans SO STRATEGI Memaksimalkan fasilitas yang disediakan software WO STRATEGI Menggunakan tekhnologi 3D agar grafis lebih bagus
Threat (Ancaman)
Film 3D yang lebih bagus
Kompetitor, animator lain
ST STRATEGI
Meningkatkan potensi kemampuan animator
Menambah durasi waktu tayang (film)
WT STRATEGI
Belajar teknik pem-buatan animasi 3D untuk jangka panjang
3.3 Screenwriting 3.3.1 Ide Cerita
Ide cerita dari film animasi ini didapatkan dari pengalaman pribadi. Film yang akan dibuat berjudul “Aku Seorang Railfans”. Railfans merupakan orang-orang yang mempunyai minat, hobi, kepedulian dan kecintaan terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia perkeretaapian. Di film ini juga diceritakan tentang kebiasaan dari sebagian masyarakat kita yang masih belum bisa tertib dan suka melanggar peraturan ketika akan melewati perlintasan kereta api terutama dengan menerobos palang pintu perlintasan meskipun sudah ditutup.
3.3.2 Tema Cerita
Setelah ide didapat, langkah selanjutnya adalah menentukan tema untuk ceritanya. Dalam film animasi 3D “Aku Seorang Railfans” tema yang diangkat adalah tentang “Kedisplinan”.
Faktor Eksternal
Faktor Internal
3.3.3 Logline/Plot
Logline dari film animasi 3D ini yaitu “Bagaimana jika para pengguna jalan
melanggar kedisiplinan di palang pintu perlintasan kereta api dan kemudian harus menanggung resiko dari akibat perbuatannya.
3.3.4 Sinopsis
Sinopsis merupakan gambaran keseluruhan cerita kasar dari cerita film. Untuk mengembangkan cerita, ada 7 pertanyaan dasar yang harus dijawab,
3.3.5 Screenplay/Script
Skenario dibuat atas dasar sinopsis dan character development. Naskah cerita/script yang ditulis sudah lebih detil dari mulai suasana lingkungan, durasi, dialog, pergerakan kamera, hingga FX (Suasana riuh, angin, petir dan lain-lain).
3.4 Storyboarding
Setelah skenario dan concept art telah selesai dibuat, saatnya ide tersebut dituangkan kedalam bentuk visual agar nantinya proses pengerjaan film animasi akan menjadi lebih mudah dan terarah.
3.5 Funding (Pendanaan)
Funding atau pendanaan diperlukan untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang
diperlukan dan seberapa besar biayanya untuk memproduksi sebuah film animasi.
3.6 Assembling A Crew
Pengerjaan sebuah film animasi secara umum memerlukan beberapa orang atau kru dari berbagai macam bidang keahlian yang akan bekerja sesuai dengan fungsi dan perannya.
3.7 Set Design/Concept Art
Set design merupakan persiapan awal sebelum memasuki tahap produksi film
animasi 3D. Didalam set design ini meliputi perencanaan, perancangan, dan pembuatan sketsa, konsep, serta desain model masing-masing karakter atau obyek yang dibutuhkan untuk proses produksi.
3.7.1 Karakter Desain
Karakter memegang peranan yang sangat penting didalam sebuah cerita. Wujud dari karakter bisa bermacam-macam, tergantung dari kebutuhan serta peran yang akan dimainkannya.
1. Jono
Jono adalah seorang remaja berumur 18 tahun dengan tinggi 170 cm yang mempunyai sifat periang, ramah dan suka menolong. Sebagai anak pertama dan kakak kandung dari Joni, dia sangat perhatian dan sayang terhadap adiknya. Jono mempunyai hobi atau kegemaran terhadap kereta api. Berikut adalah desain karakter Jono.
Gambar 3.1 Desain Karakter Jono
2. Joni
Joni adalah seorang anak berusia 6 tahun yang mempunyai rasa ingin tahu tinggi, pemberani, akan tetapi suka mengantuk dan tidur. Anak yang masih duduk dikelas 1 SD ini merupakan anak bungsu dan adik dari Joni. Jono juga mempunyai hobi yang sama dengan kakaknya yaitu suka melihat, bermain, dan naik kereta api. Berikut adalah desain karakter Joni.
Gambar 3.2 Desain Karakter Joni
3.7.2 Environment Desain
Desain environment merupakan sketsa dari lingkungan sekitar yang akan dijadikan latar atau background dan tempat serta suasana yang mengelilingi objek utama. Termasuk obyek bangunan atau rumah yang menjadi tempat tinggal dari sang karakter. Konsep awal dari lingkungan yang akan digunakan sebagai berikut:
1. Rumah Jono dan Joni
2. Stasiun Tambak
Gambar 3.4 Stasiun Tambak 3.7.3 Property
Sebagai obyek pendukung utama. Sebenarnya properti yang dibutuhkan cukup banyak. Namun, properti yang paling penting untuk film ini adalah kereta api dan palang pintu perlintasan. Karena merupakan bagian utama dari cerita.
1. Lokomotif Kereta Api
Gambar 3.6 Desain Lokomotif Kereta Api CC203
2. Palang pintu perlintasan
Gambar 3.8 Desain Palang Pintu Perlintasan
4. Pembahasan 4.1 Produksi
Pembuatan film animasi 3D “Aku Seorang Railfans” mulai dikerjakan pada tahap produksi.
4.1.1 Modeling dan Texturing
Langkah awal yang harus disiapkan sebelum memasuki tahap produksi adalah menyiapkan berbagai model 3D yang akan digunakan seperti karakter, environment atau lingkungannya, dan property. Dalam pengerjaan model karakter, environment, dan
property, penulis menggunakan teknik low poly modeling, cara ini cukup efektif dan
mudah karena bekerja dengan sedikit segmen dan vertex.
Model yang dihasilkan dengan teknik low poly modeling ini nantinya akan terlihat lebih simple, tidak rumit dan tidak terlalu berat ketika model di animasikan dan dirender.
Modeling dibuat dengan memanfaatkan beberapa model yang terdapat dalam menu
standard primitives pada 3D studio max. Seperti: Box, Cone, Cylinder, Tube, Plane dan
tentunya dengan beberapa pengeditan polygons seperti Extrude, Outline, Bevel, Inset, dan Bridge untuk membuat bentuk model yang diinginkan.
Agar model terlihat lebih natural atau alami, maka diperlukan pemberian tekstur atau material yang sesuai untuk masing-masing model. Tahap ini biasa dikenal dengan istilah Mapping Texture atau pemetaan material pada model.
Adapun hasil dari desain karakter dan pemberian tekstur para pemain (karakter),
environment, dan property dalam bentuk 3D adalah sebagai berikut:
1. Karakter Desain a. Jono
Gambar 4.1 Desain Karakter Jono b. Joni
Gambar 4.2 Desain Karakter Joni 2. Environment Design
a. Rumah Jono dan Joni
Gambar 4.3 Rumah Jono dan Joni b. Stasiun Tambak
3. Property a. Kereta Api
Gambar 4.6 Lokomotif Kereta Api CC203 b. Palang Pintu perlintasan
Gambar 4.7 Palang pintu perlintasan 4.1.2 Rigging
Rigging adalah pemberian tulang atau kerangka kedalam model karakter. Untuk
membuat kerangkanya penulis menggunakan fasilitas biped yang berfungsi untuk membuat pergerakan animasi karakter secara cepat.
4.1.3 Skinning
Skinning adalah proses menyatukan rangka ke badan karakter.
4.1.4 Acting/Animation
Setelah karakter telah siap, saatnya memasuki tahap proses animasi. Pembuatan animasi sendiri penulis lakukan secara manual, agar dapat lebih mudah menyesuaikan karakter seperti yang ada didalam storyboard.
4.1.4.1 Mengerakan Karakter dengan menggunakan Biped
Biped digunakan sebagai alat penggerak untuk karakter yang akan dianimasikan. Agar
gerakan karakter dapat sesuai mengikuti storyboard, maka diperlukan perancangan gerakan yang sedemikian rupa dengan menggunakan Motion Mixer.
4.1.4.2 Lipsync dengan teknik Morpher
Morph Target merupakan acuan dasar animasi karakter. Morp biasanya
digunakan untuk Animasi Lipsync dan Face Expression.
Animasi Lipsync adalah animasi yang dibutuhkan pada saat karakter mengucapkan kata-kata atau berdialog. biasanya disertai dengan rekaman suara sehingga karakter seolah-olah berbicara.
Face Expression adalah animasi ekspresi atau mimic dari karakter seperti
ekspresi ketika sedang marah, sedih, gembira, berkedip, dan sebagainya. Cara kerja animasi Face Expression sama dengan animasi Lipsync, yaitu dengan menggunakan
4.1.4.3 Animasi menggunakan Particle System untuk Asap Lokomotif
Particle System biasanya digunakan untuk membuat special effect. Bisa juga
dimanfaatkan untuk membuat obyek yang sama dalam jumlah yang banyak dengan pergerakan yang berbeda. Pada film ini, animasi yang menggunakan Particle System adalah asap lokomotif kereta api.
4.1.5 Camera Operation
Untuk mendapatkan angel atau sudut pandang gambar yang sesuai storyboard maka perlu melakukan perletakan kamera yang sesuai.
4.1.6 Lightning
4.1.6.1 Membuat Pencahayaan
Sinar matahari yang menyinari seluruh scene dapat dibuat dengan menggunakan pencahayaan Target Direct.
4.1.6.2 Membuat Efek Sinar Matahari
4.1.7 Rendering
Rendering merupakan tahap akhir dari proses produksi. Rendering dilakukan
untuk membuat animasi ini kedalam bentuk movie agar selanjutnya dapat diedit menggunakan Adobe Premiere untuk diberikan efek suara.
4.2 Pasca Produksi
Ini adalah bagian terakhir dari proses pembuatan film. Dimana semua file movie 3D hasil render dan file-file audio di satukan semua sesuai dengan storyboard.
4.2.1 Import semua file hasil render ke Adobe Premiere CS 4
Pada tahap ini, penulis meng-import semua file video hasil render 3D Studio Max 2010 maupun After Effect CS4 dan file-file audio untuk backsound dan sound FX yang sudah disiapkan untuk di-load kedalam software editting video, Adobe Premiere CS4.
4.2.2 Merekam pengisi suara untuk suara karakter
Untuk merekam suara, perangkat keras yang harus disiapkan adalah microfone atau headset yang mempunyai fasilitas mic. Pastikan perangkat tersebut dalam keadaan aktif dan jack audio-nya telah terhubung dengan baik kedalam port audio pada motherboard atau pada soundcard PC. Kemudian, Klik Window, lalu pilih Audio Mixer. Untuk melakukan perekaman suara klik tombol Record.
4.2.3 Rendering dan Codec Process
Meng-export file menjadi sebuah film yang utuh merupakan tujuan akhir dari proses pembuatan film animasi ini. Dalam pembuatan film animasi ini, penulis memilih untuk menggunakan format Microsoft AVI. Karena memiliki kualitas gambar yang cukup baik dengan output size yang tidak terlalu besar. Berikut adalah langkah-langkahnya
5. Kesimpulan
Setelah penulis menyelesaikan film animasi 3D ”Aku Seorang Railfans” ini maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
Proses pembuatan film animasi ini terdiri dari 3 tahap. Tahap pertama adalah pra produksi yaitu menyiapkan apa saja yang dibutuhkan film seperti screenwriting,
storyboard, funding, set design dan sebagainya. Tahap kedua adalah tahap produksi.
Dan tahap yang terakhir adalah tahap pra produksi.
Film animasi 3D yang dihasilkan dari software 3D Studio Max 2010 mempunyai kualitas grafis yang bagus, karena sudah didukung dengan fitur-fitur yang lengkap. Sehingga dapat mempermudah animator dalam berkreasi membuat karya film animasi.
DAFTAR PUSTAKA
3D Model Free. http://www.3dmodelfree.com/
AF, Sudjono. 2010. Rahasia Nomor Seri Lokomotif. Jakarta: PT. Ilalang Sakti Komunikasi.
ANANDAM Comp Gejayan. Harga hardware 12 Desember 2010
Aria, Soma Hari. 2004. Animasi Kreatif Fundamental dengan 3ds MAX. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
Bhinneka. http://www.bhinneka.com/
G. Djalle, Zaharuddin. 2007. 3D Animation Movie using 3DStudioMax. Bandung: Informatika.
Hendratman, Hendi dan Robby. 2008. The Magic of 3D Studio Max. Bandung: Informatika.
Ilmu grafis. http://www.ilmugrafis.com/ Semboyan 35. http://www.semboyan35.com/
Suyanto, M. dan Yuniawan, Aryanto. 2006. Merancang Film Kartun Kelas Dunia. Yogyakarta: Andi Offset.