• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat beli ulang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat beli ulang"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP MINAT BELI ULANG

Studi Kasus pada Legend Coffee Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Prilando Dewi Marieta

NIM: 122214006

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP MINAT BELI ULANG

Studi Kasus pada Legend Coffee Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Prilando Dewi Marieta

NIM: 122214006

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

Motto dan Persembahan

“I can do all things through Christ who strengthens me.”

Philippians 4:13

“The struggle you’re in today is developing the strength you need

tomorrow”

~ Unkown

“Storms make Trees take deeper roots.”

~ Dolly Parton

“Someday, everything will make perfect sense. So for now, laugh at

confusion, smile through the tears, be strong and keep reminding

yourself that everything happens for a reason.”

~ John Mayer

“This is all God’s doing, man, you can’t plan it”

~Drake

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Bapak Ibuku tercinta, Dominicus Liliek Prihadi dan Sir

Widowati, serta kakakku Lichardo Anjar Asmara, dan juga

budheku tersayang Siryati yang selalu mendukung dan menjadi

semangat dalam segala hal.

My baby boy, Nathanael Cyrillo Adyatama, thank you for being

y lil’ a gel

on my new life.

(6)
(7)
(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Beli Ulang: Studi Kasus pada Legend Coffee Yogyakarta”. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, dukungan, motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Maria Theresia Ernawati, S.E., M.A., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Gregorius Hendra Poerwanto, M. Si., selaku Dosen Pembimbing I, yang dengan sabar dan rela meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk memberikan arahan, kritik, saran, dan pelajaran yang sangat bermanfaat bagi penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A., selaku Dosen Pembimbing II, yang dengan sabar dan rela meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk memberikan arahan, kritik, saran yang sangat bermanfaat bagi penulis sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Segenap Manajemen Legend Coffee Yogyakarta, yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian dan telah bersedia meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam mendapatkan informasi tentang perusahaan.

(9)
(10)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi

(11)

x

1. Identifikasi Hasil Variabel ... 22

2. Definisi Variabel ... 25

3. Pengukuran Variabel ... 25

(12)

xi

E. Populasi dan Sampel ... 28

1. Populasi ... 28

2. Sampel ... 28

F. Teknik Pengambilan Sampel... 29

G. Sumber Data ... 29

H. Teknik Pengumpulan Data ... 30

I. Teknik Pengujian Instrumen ... 30

1. Uji Validitas ... 30

2. Uji Reliabilitas ... 31

J. Teknik Analisis Data ... 32

1. Analisis Deskriptif ... 32

2. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 33

3. Uji T ... 35

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 37

A. Profil dan Sejarah Legend Coffee ... 37

B. Lambang Legend Coffee ... 38

C. Produk Legend Coffee ... 38

D. Struktur Organisasi Legend Coffee ... 48

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Teknik Pengujian Instrumen ... 49

1. Uji Validitas ... 49

(13)

xii

B. Teknik Analisis Data ... 50

1. Analisis Deskriptif ... 50

a. Deskripsi Karakteristik Responden ... 50

b. Deskriptif Variabel ... 54

C. Analisis Regresi Linear Sederhana ... 57

1. Uji Asumsi Klasik ... 57

2. Uji Regresi Linier Sederhana ... 60

3. Uji T ... 61

D. Pembahasan ... 61

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 64

C. Keterbatasan Penelitian ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

III.I Skala Likert ... 26

III.2 Tabel Skala Data ... 33

V.I Rangkuman Hasil Validitas ... 49

V.2 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas ... 50

V.3 Karakter Responden Berdasarkan Usia ... 51

V.4 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 51

V.5 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan ... 52

V.6 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan ... 52

V.7 Karakteristik Responden berdasarkan Pendapatan/Uang Saku ... 53

V.8 Karakteristik Responden berdasarkan Frekuensi Berkunjung ... 54

V.9 Tabel Skor Rata-Rata Kualitas Pelayanan ... 54

V.10 Tabel Skor Rata-Rata Minat Beli Ulang ... 57

V.11 Tabel Hasil Uji Normalitas ... 58

V.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas melalui Uji Glejser ... 59

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

II.1 Kerangka Konseptual ... 20

IV. 1 Lambang Legend Coffee ... 38

IV.2 Struktur Organisasi Legend Coffee ... 48

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner ... 68

Lampiran 2. Karakteristik Responden dan Data Variabel Responden ... 73

(17)

xvi

ABSTRAK

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP MINAT BELI ULANG

Studi Kasus pada Legend Coffee Yogyakarta

Prilando Dewi Marieta

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan pada Legend Coffee Yogyakarta terhadap minat beli ulang konsumen. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Populasi dari penelitian ini adalah pengunjung Legend Coffee Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik

purposive sampling. Data diperoleh dengan membagikan kuesioner tentang

kualitas pelayanan kepada 100 responden. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan di Legend Coffee Yogyakarta berpengaruh positif terhadap minat beli ulang konsumen.

(18)

xvii

ABSTRACT

THE EFFECT OF SERVICE QUALITY ON RE-PURCHASE INTEREST

Case Study on the Legend Coffee Yogyakarta

Prilando Dewi Marieta

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2017

This study aims to determine the effect of service quality on the Legend Coffee Yogyakarta to re-purchase interest of the consumers. This research is a case study. The populations of this research are all visitors of Legend Coffee Yogyakarta, using the purposive sampling technique. Data obtained by distributing questionnaires about the quality of service to 100 respondents. The method of data analysis is using simple linear regression. The result shows that the quality of services at Legend Coffee Yogyakarta effects positively on re-purchase interest.

(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, hiburan banyak dicari oleh masyarakat, baik pekerja

maupun pelajar dan mahasiswa, dengan tujuan untuk menghilangkan

kepenatan, kejenuhan, dan rasa lelah karena kegiatan rutinitas yang dilakukan

tiap harinya. Dalam mengatasi hal tersebut, orang dapat mencari hiburan yang

menyenangkan hati, seperti bioskop, tempat karaoke, restoran, café dan kedai

kopi. Karena, hiburan merupakan salah satu kebutuhan yang tidak dapat

dipisahkan dengan manusia yang disebabkan pola dan gaya hidup yang

semakin meningkat seiring dengan semakin berkembangnya perekonomian.

Bisnis kedai kopi di Indonesia mulai marak sejak masuknya kedai

kopi asal Seattle, Amerika, yaitu Starbucks. Kemudian saat ini muncul

beberapa franchise kedai kopi seperti J.CO Donuts and Coffee dan The

Coffee Bean ikut meramaikan pasar kedai kopi di Indonesia. Seakan

terinspirasi dari fenomena ini, kepekaan para pelaku usaha pun dapat dilihat

dengan munculnya banyak kedai kopi di Indonesia.

Akhir-akhir ini, di Yogyakarta makin banyak berdiri bisnis kedai kopi

yang menawarkan berbagai macam fasilitas dan pelayanan yang lengkap

untuk memanjakan konsumen. Hal ini ditandai dengan banyak

bermunculannya kedai kopi hampir di setiap jalan di kota Yogyakarta.

(20)

masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Yogyakarta. Tidak hanya

sekedar minum kopi, tetapi biasanya kedai kopi juga menjadi tujuan beberapa

kegiatan tertentu, seperti bertemu dengan klien, sebagai tempat bersosialisasi,

dan juga sebagai tempat untuk belajar bagi pelajar dan mahasiswa.

Salah satu kedai kopi yang diminati di Yogyakarta adalah Legend

Coffee. Legend Coffee terletak di Jl. Abu Bakar Ali 24, Kota Baru,

Yogyakarta. Legend Coffee hadir dengan konsep one stop nongkrong yang

berada di ujung Jalan Abu Bakar Ali, Yogyakarta. Selain dapat menikmati

berbagai varian kopi serta camilan dan juga makanan berat yang nikmat.

Legend Coffee merupakan café yang unik, karena selain buka 24 jam, Legend

Coffee merupakan café pertama di Yogyakarta yang mengusung konsep café

dengan permainan. Sesuai dengan tagline yang diusungnya, yaitu “The 24/7 Games Café”, café ini dilengkapi dengan berbagai macam permainan seperti

x-box, nitendo wii, jumbo carom, kartu. Selain itu, konsumen juga memilih

permainan untuk menguji ketangkasan dan kecepatan tangan, konsumen

dapat bermain darts games, pin ball, table soccer, dan ball hockey water and

sky.

Selain menawarkan kopi, latte, coklat, dan minuman yang lain, menu

yang ditawarkan di Legend Coffee juga beragam yang terdiri dari masakan

western dan juga hidangan lokal seperti roti bakar, pisang bakar, mendoan,

atau chicken wings dan berbagai macam sandwich untuk hidangan western.

Untuk menu utama masakan Indonesia, Legend Coffee menawarkan berbagai

(21)

konsumen juga bisa bersantai dan menikmati live music acoustic setiap hari

Rabu mulai dari jam tujuh sampai jam sepuluh malam.

Terdapat banyak persaingan dalam usaha di bidang cafetaria,

terutama coffee shop di kota Yogyakarta ini membuat Legend Coffee

memiliki cara tersendiri untuk menjadi pilihan khusus bagi konsumennya

yang merupakan penikmat kuliner, diantaranya yaitu memberikan kualitas

pelayanan yang baik, sopan, dan ramah bagi pengunjungnya. Memperlakukan

konsumen atau pengunjung dengan baik, sopan, dan ramah, maka Legend

Coffee berkeyakinan bahwa perusahaannya akan dikunjungi kembali oleh

para penikmat kuliner dan musik di kota Yogyakarta. Legend Coffee juga

berusaha semaksimal mungkin untuk mempertahankan dan terlebih

mengembangkan kekuatan yang telah tercipta dari perusahaannya dan sudah

berada dalam benak konsumennya supaya tidak hilang. Dengan demikian,

Legend Coffee tetap menjadi salah satu coffee shop terbaik di Yogyakarta.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti ingin melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Beli

Ulang”.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh pada minat beli ulang konsumen

(22)

C. Batasan Masalah

Dari rumusan masalah yang diangkat oleh penulis, dan untuk

menghindari pembahasan yang meluas karenafaktot-faktor yang

mempengaruhi minat beli ulang tidak sedikit, maka penulis pada penelitian

ini hanya akan memfokuskan penelitiannya pada pengaruh kualitas pelayanan

terhadap minat beli ulang pada Legend Coffee.

D. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan pada coffee shop

terhadap minat beli ulang konsumen Legend Coffee Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada

perusahaan dalam mengetahui informasi tentang minat beli ulang

konsumen melalui kualitas pelayanan sehingga bisa digunakan untuk

mengembangkan perusahaan.

2. Bagi Masyarakat Umum

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai

kualitas pelayanan dan minat beli ulang bagi pembaca dan dapat

digunakan sebagai referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut

(23)

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat melegkapi khasanah perpustakaan

bagi Universitas Sanata Dharma serta memberikan referensi bagi seluruh

mahasiswa dan kalangan akademisi yang ingin mempelajari masalah yang

berhubungan dengan pemasaran, khususnya perilaku konsumen

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi penulis untuk

memperoleh pengetahuan yang lebih lagi dan untuk menerapkan ilmu

(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Manajemen

Manajemen adalah kempampuan dalam mempengaruhi orang lain

agar melakukan sesuatu. Manajemen sangat penting, terutama dalam suatu

organisasi atau perusahaan, karena manajemen merupakan suatu pedoman

pikiran dan tindakan yang harus diterapkan supaya perusahaan mencapai

keberhasilan.

Menurut Mary Parker Follet, manajemen merupakan seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti seorang

manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai

tujuan organisasi.

Sedangkan G. R. Terry menyebutkan “management is a distinct

process consitsting of planning, organizing, actuaying, and controlling

performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human being and other resources”, artinya manajemen adalah suatu

proses yang khas yang terdiri dari tindakan perencanaan, perorganisasian,

pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta

mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya

manusia dan sumber-sumber lainnya.

(25)

2. Pemasaran

Pemasaran adalah suatu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh

suatu perusahaan baik barang maupun jasa supaya dapat bertahan terutama

dalam menghadapi segala persaingan. Ini disebabkan karena pemasaran

merupakan salah satu kegiatan perusahaan dimana secara langsung

berhubungan dengan konsumennya.

Menurut Stanton (2001), definisi pemasaran adalah suatu sistem

keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang akan ditunjukkan untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang

ada maupun pembeli potensial.

Dan menurut Kotler (2001), pemasaran berarti bekerja dengan

pasar, sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan

maksud memuakan kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga dapat

dikatkan bahwa keberhasilan pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari

suatu perusahaan.

Dari definisi dari beberapa ahli diatas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa pemasaran merupakan usaha terpadu untuk

menggabungkan rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada usaha

pemuas kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh

(26)

3. Produk

Menurut Stanton, (1996:222), “A product is asset of tangible and

intangible attributes, including packaging, color, price quality and brand plus the services and reputation of the seller”. Artinya, suatu produk

adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata,

termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk, ditambah

dengan jasa dan reputasi penjualannya.

Sedangkan produk menurut Kotler dan Amstrong, (1996:274)

adalah “A product is anything that can be offered to a market for attention,

acquisition, use or consumption and that might satisfy a want or need.”

Artinya, produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk

mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan dapat memuaskan

keinginan atau kebutuhan konsumen.

Menurut Kotler (2003:408) ada lima tingkatan dalam produk, yaitu

core benefit, basic product, expected produck, augmented product, dan

potential product.

a. Core benefit adalah manfaat dasar dari suatu produk yang ditawarkan

kepada konsumen.

b. Basic product adalah bentuk dasar dari suatu produk yang dapat

dirasakan oleh panca indera.

c. Expected product adalah serangkaian atribut-atribut produk dan

(27)

d. Augmented product adalah sesuatu yang membedakan antara produk

yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh

pesaing.

e. Potential product adalah semua argumentasi dan perubahan bentuk yang

dialami oleh suatu produk di masa mendatang.

Dalam klasifikasinya, menurut Kotler dan Amstrong (2008:269),

produk dapat dibagi berdasakan tujuan penggunaan dan cara pemasaran.

a. Barang Konsumen adalah barang yang dipakai oleh konsumen akhir

tanpa memerlukan proses lanjutan. Jenis barang konsumen tidak

terhitung jumlahnya, sehingga barang konsumen dibagi lagi menjadi

tiga golongan, yaitu:

1) Convenience Good (barang konvenien) adalah barang-barang yang

relative mudah dipakai dan mudah untuk dipereoleh. Harga dari

barang konvenien relative murah, tinggi pembelian, dan konsumen

hanya mengeluarkan sedikit usaha dan pertimbangan dalam

membuat keputusan.

2) Shopping Goods (barang belanjaan) adalah barang-barang yang

harus dicari terlebih dahulu oleh konsumen jika konsumen ingin

membelinya. Konsumen juga akan mempertimbangkan beberapa

hal seperti harga, warna, dan juga mutu dari produk tersebut.

3) Speciality Goods (barang special) adalah barang-barang yang

mempunyai ciri khas unik. Harga dari barang special ini relative

(28)

itu, konsumen membutuhkan pengorbanan yang cukup besar untuk

memperolehnya.

b. Barang Industri adalah barang yang digunakan untuk memproduksi

barang atau jasa lain untuk memperlancar kegiatan operasional suatu

perusahaan.

4. Jasa

Sedangkan menurut Lupiyoadi (2001:5) pada dasarnya jasa

merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan

produk dalam bentuk fisik, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama

dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai (kenyamanan,

hiburan, kesenangan, maupun kesehatan) atau pemecahan atas masalah

yang dihadapi konsumen.

Jasa menurut Kotler (2008:266) adalah setiap kegiatan atau

manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada

dasarnya tidak berwujud, serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:292) karakteristik utama dari

jasa adalah:

a. Intangibility (tidak berwujud) artinya, jasa tidak dapat dilihat, dicicpi,

dirasakan, didengar, atau pun diraba sebelum dibeli. Untuk mengurangi

ketidak pastian pembeli mencari “tanda” dari kualitas jasa pelayanan.

Mereka mengambil kesimpulan mengenani kualitas, tempat, orang,

(29)

Produk jasa dijual, kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada saat yang

bersamaan.

b. Inseparability (tidak dapat terpisahkan) artinya, jasa tidak dapat

dipisahkan dari penyedianya, apakah penyedianya orang ataupun mesin.

Bila karyawan jasa menyediakan jasa, maka karyawan itu merupakan

bagian dari jasa. Karena planggan turut haidr saat jasa itu diproduksi,

interaksi penyedia jasa-pelanggan adalah sifat khusus dari pemasaran

jasa.

c. Variability (bervariasi) artinya, kualitas jasa tergantung pada siapa yang

menyediakan jasa, waktu, tempat dan bagaimana cara mereka

disediakan.

d. Perishability (mudah lenyap) artinya jasa tidak dapat disimpan

untukpenjualan atau pemakaian yang kan datang.

5. Kualitas Pelayanan

Keunggulan suatu produk atau jasa terletak pada keunikan dan

kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. Apakah sudah sesuai

dengan keinginan dan harapan konsumen. Dengan demikian pelayanan

membutuhkan komitmen dari perusahaan untuk menyediakan pelayanan

yang maksimal kepada konsumen.

Pelayanan adalah kegiatan atau urutan yang terjadi dalam interaksi

langsung dengan yang lain atau mesin secara fisik dan menyediakan

(30)

adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia,

proses dan lingkungan yang memenuhi harapan.

Kualitas pelayanan (service quality) dapat diukur dengan

menggunakan lima dimensi yang biasa disebut dengan model Serqual.

Kelima dimensi tersebut menurut Parasurama, Zeithaml dan Berry (1985)

dalam Tjiptono (2005) adalah:

a. Reliabitlity (keandalan), yaitu kemampuan untuk memberikan

pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan.

b. Responsiveness (ketanggapan) yaitu respon atau kesigapan karyawan

dalam membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan

tanggap, yang meliputi: kesigapan karyawan dalam melayani

pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi dan

penanganan keluhan pelanggan.

c. Assurance (jaminan) meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan

terhadap produk secara tepat, kualitas keramah tamahan, perhatian dan

kesopanan dalam memberikan pelayanan, ketrampilan dalam

memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan di

dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam

menanamkan kepercayaan kepada perusahaan.

d. Tangibles (bukti langsung) yaitu meliputi fasilitas fisik, seperti

tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian dan kenyamanan

ruangan, kelengkapan peralatan atau perlengkapan, harga, penampilan

(31)

e. Empathy (empati) yaitu perhatian secara individual yang diberikan

perusahaan kepada pelanggan, seperti kemudahan untuk menghubungi

perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan

konsumen, dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan

kebutuhan konsumennya.

6. Minat Beli

Salah satu bentuk dari perilaku koonsumen yaitu minat membeli

suatu produk atau layanan jasa. Bentuk konsumen dari minat beli adalah

konsumen potensial, yaitu konsumen yang belum melakukan tindakan

pembelian pada masa sekarang dan kemungkinan akan melakukan

tindakan pembelian pada masa yang akan datang.

Kotler dan Keller (dalam Adi, 2015:36) menyatakan bahwa minat

beli konsumen merupakan sebuah perilaku konsumen dimana konsumen

mempunyai keinginan dalam memilih, menggunakan, dan mengkonsumsi

atau bahkan menginginkan suatu produk yang ditawarkan.

Pengertian minat beli menurut Howard (dalam Durianto dan Liana,

2002:44) adalah minat beli merupakan suatu yang berhubungan dengan

rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak

unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu.

Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental

dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk

(32)

mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik para

pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variable minat untuk

memprediksi perilaku konsumen di masa yang akan datang.

Menurut Ferdinand (2002:129), minat beli dapat diidentifikasi

melalui indikator-indikator sebagai berikut:

a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli

produk.

b. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan

produk kepda orang lain.

c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku

seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut.

d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang

selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya da

mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk

tersebut.

Menurut Ajay dan Goodstein yang dikutip oleh Yustini dan Eva

(2007:270) mengatakan bahwa jika ingin mempengaruhi seseorang, maka

cara yang terbaik adalah mempelajari apa yang dipikirkannya, dengan

demikian akan didapatkan tidak hanya sekedar informasi tentang orang itu,

tentu lebih bagaimana proses informasi itu dapat berjalan dan bagaiman

memanfaatkannya. Hal ini yang dinamakan “The Buying Process” (Proses

(33)

7. Minat Beli Ulang

Minat merupakan kemampuan yang mendorong untuk melakukan

sesuatu. Minat tidak sama dengan motif atau dorongan. Seseorang yang

mendapat dorongan belum tentu mau berbuat apabila ia tidak berminat.

Tetapi sebaliknya seseorang yang mempunyai minat yang kuat untuk

berbuat dan ditambah dengan doronga-dorongan cenderung akan

melakukannya dengan senang hati. Beberapa ahli menjelaskan pengertian

minat beli ulang sebagai berikut:

Minat beli ulang (repeat purchase) menurut Peter/Olsen (2002)

adalah kegiatan pembelian yang dilakukan lebih dari satu kali atau

beberapa kali. Kepuasan yang diperoleh seorang konsumen, dapat

mendorong ia melakukan pembelian ulan, menjadi loyal terhadap produk

tersebut ataupun loyal terhadap toko tempat ia membeli barang tersebut

sehingga konsumen dapat menceritakan hal-hal yang baik kepada orang

lain.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) perilaku beli ulang itu

sangat berhubungan dengan konsep dari brand loyalty, dimana

kebanyakan perusahaam mendukung karena hal ini memiliki kontribusi

yang besar untuk kestabilan yang baik di dalam marketplace.

Menurut Kotler (2007:145), ada beberapa faktor utama yang

mempengaruhi mint seseorang untuk melakukan pembelian ulang,

(34)

unsur-unsur yang lebih kecil yang membentuk satu kesatuan tentang

bagaimana manusia berperilaku dalam kehidupan ekonominya.

a. Faktor Psikologis

1) Motivasi

Seseorang mempunyai banyak kebutuhan oada waktu

tertentu. Beberapa kebutuhan bersifat biogenis, yaitu muncul dari

tekanan biologis seperti lapar, haus, mengantuk dan hal lain yang

bersifat psikogenis, yaitu muncul dari tekanan psikologis seperti

kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa memiliki,

sebagian besar kebutuhan psikogenis tidak cukup kuat untuk

memotivasi orang agar bertindak dengan segera suatu kebutuhan

akan menjadi motif jika dia didorong sampai mencpai tingkat

intensitas yang memadai.

2) Presepsi

Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak dan

dipengaruhi oleh presepsinya terhadap situasi tertentu. Presepsi

merupakan proses bagaimana seseorang memilih,

mengorganisasikan, dan menginterpretasikan informasi untuk

menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Orang dapat

memiliki presepsi yang berbeda atas obyek yang sama.

3) Pembelajaran

Pembelajaran meliputi perubahan dalam perilaku seseorang

(35)

4) Keyakinan dan Sikap

Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan

dan sikap. Hal ini kemudian mempengaruhi perilaku pembelian

mereka.

b. Faktor Pribadi

1) Usia

Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang

hidupnya, selera orang terhadap suatu barang juga berhubungan

dengan usianya.

2) Pekerjaan

Suatu pemahaman atas tipe-tipe pekerjaan memberikan

pandangan ke dalam kebutuhan para konsumen. Pergantian

pekerjaan menyebabkan perubahan - perubahan perilaku

pembelanjaan.

3) Keadaan Ekonomi

Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi

seseorang.

4) Gaya Hidup

Keunikan dimana suatu kelompok tertentu membedakan

dirinya dari orang lain melibatkan suatu pemahaman atas

pengaruh-pengaruh kelas social, referensi, dan kebudayaan terhadap perilaku

(36)

5) Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian merupakan karakteristik psikologis yang berbeda

dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang rrelatif konsisten

dan bertahan lama terhadap lingkungannya.

c. Faktor Sosial

1) Kelompok Acuan

Kelompok yang berpengaruh langsung atau tidak langsung dalam

embentukan perilaku dan gaya hidup yang dipilih seseorang.

2) Keluarga

Keluarga dianggap sebagai salah satu kelompok yang paling

berpengaruh dari semua kelompok acuanyang ada karena perilaku

terhadap toko dan produk dikembangan daam rumah tangga.

3) Peran dan Status

Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang

hidupnya dalam keluarga, organisasi, dll. Posisi seseorang dalam

tiap-tiap kelompok dapat didefinisikan dalam peran dan status.

Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh

seseorang.

Tujuan melakukan pembelian ulang merupakan suatu tingkat

motivasional seorang konsumen untuk mengalamu periaku pembelian

suatu produk pada saat konsumen memiliki tujuan untuk melakukan

(37)

itu pula secara tidak langsung konsumen tersebut telah memiliki

perilaku loyal serta puas terhadap merek tersebut.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya diambil dari Benny Adi Nugroho yang berjudul

“Pengaruh Pelayanan, Fasilitas, dan Harga Terhadap Minat Pembelian Ulang

Jasa Penginapan di Hotel Surya Indah Salatiga” pada tahun 2000. Penelitian

ini menggunakan teknik analisis menggunakan model statistik linier berganda

dengan bantuan program statistik SPSS. Hasil penelitian ini bersifat statistik

deskriptif. Dan dari hasil uji dari teknik analisis tersebut didapatkan bahwa

pelayanan, fasilitas, dan harga mempengaruhi minat pembelian ulang jasa

penginapan Hotel Surya Indah Salatiga.

Persamaan dari penelitian yang dilakukan oleh Benny Adi Nugroho

dan dari penelitian yang penulis lakukan adalah menggunakan variabel bebas

Kualitas Pelayanan dan variabel terikat yaitu Minat Beli Ulang. Sedangkan

perbedaan dari penelitian Benny Adi Nugroho dan penelitian yang dilakukan

penulis adalah penulis tidak menggunakan variabel bebas Fasilitas dan Harga,

dan penulis menggunakan regresi linier sederhana, bukan regresi linier

berganda.

C. Kerangka Konseptual

Berdasarkan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Beli

(38)

yaitu variabel kualitas pelayanan berpengaruh pada variabel minat beli ulang.

Maka digambarkan kerangka penelitian berikut ini

Gambar II.1 Kerangka koneseptual

= Pengaruh secara parsial

Model Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Beli Ulang

D. Hipotesis

Berdasarkan uraian kerangka konseptual, hipotesis yang penulis

kemukakan adalah:

= Kualitas pelayanan (di Legend Coffee) berpengaruh positif terhadap

minat beli ulang.

(39)

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

survey yang bersifat kuantitatif. Menurut Kerlinger (dalam Sugiyono,

2012:12). Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi

besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang

diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relative,

distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun

psikologis.

B. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah pengunjung Legend Coffee.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah

a. Kualitas pelayanan

(40)

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan Juni 2016

2. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di Legend Coffee yang beralamat di Jalan Abu Bakar

Ali No. 24 (Kotabaru), Yogyakarta.

D. Variabel Penelitian

Menurut Murti dan Salamah (2006:21) variabel adalah sebuah atribut

yang memiliki nilai, sifat, dari individu, obyek, atau legiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang dipilih oleh peneliti untuk dipelajari dan

ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu kualitas

pelayanan dan minat beli ulang.

1. Identifikasi Variabel

a. Variabel Bebas (Iindependent)

Variabel independen adalah variabel yang keberadaannya

mempengaruhi besar atau kecilnya nilai variabel dependen, baik secara

positif maupun negatif. Variabel independen dalam penelitian ini adalh

kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan dapat diukur menggunakan lima

dimensi, yang biasa disebut dengan model Serqual. Kelima dimensi

tersebut menurut Parasuraman, Zeithaml dan Berry (1985) dalam

(41)

1) Reability (keandalan), yaitu kemampuan untuk memberikan

pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan.

2) Responsiveness (ketanggapan), yaitu respon atau kesigapan

karyawan dalam membantu konsumen dan memberikan

pelayananyang cepat dan tanggap, yang meliputi: kesigapan

karyawan dalam melayanani pelanggan, kecepatan karyawan dalam

menangani transaksi, dan penanganan keluhan pelanggan.

3) Assurance (jaminan), meliputi kemampuan karyawan atas

pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas keramah

tamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan pelayanan,

ketrampilan dalam memberikan informasi, kemampuan daklam

memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang

ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan

kepada manajemen.

4) Tangibles (bukti fisik), meliputi penampilan fasilitas fisik,

tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian dan kenyamanan

ruangan, kelengkapan peralatan, dan penampilan karyawan.

5) Empathy (empati), yaitu perhatian secara individual yang diberikan

perusahaan kepada pelanggan, seperti kemudahan untuk

menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk

berkomunikasi dengan konsumen, dan usaha perusahaan untuk

(42)

b. Variabel Dependen (Dependent)

Variabel terikat adalah faktor-faktor yang diobservasi dan

diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor

yang muncul, atau tidak muncul, akan berubah sesuai dengan yang

diperkenalkan oleh peneliti. Variebwl dependen dalam penelitian ini

adalah minat beli ulang.

Menurut penelitian Doods (dalam Sutantio, 2004:252) minat

beli adalah kemungkinan pembeli berminat untuk membeli suatu

produk. Sementara menurut penelitian Howard (dalam Sutantio,

2004:256) mengartikan intention to buy sebagai pernyataan yang

berkaitan dengan batin yang mencerminkan rencana dari pembeli untuk

membeli suatu merek tertentu dalam suatu periode waktu tertentu.

Menurut penelitian Ferdinant (2002:129) menyatakan bahwa indicator

minat beli antara lain:

1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seorang membeli produk

kepada orang lain.

2) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang

yang selalu mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif

dari produk tersebut.

3) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku

seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut,

preferensi ini dapat berubag bila terjadi sesuatu dengan produk

(43)

4) Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk

mereferensikan produk kepada orang lain.

Dalam penelitian ini, indikator minat beli ulang yang digunakan

adalah:

a) Menginformasikan ke orang lain

b) Merekomendasikan ke orang lain

c) Hasrat, keinginan, atau rencana untuk berkunjung atau membeli

ulang

2. Definisi Variabel

Berikut ini adalah beberapa pengertian operasional variabel yang

digunakan dalam penelitian kualitas pelayanan terhadap minat beli ulang

konsumen di Legend Coffee Yogyakarta, yaitu:

a. Kualitas pelayanan adalah segala aktivitas atau kegiatan yang dilakukan

oleh perusahaan yang bertujuan untuk memenuhi harapan dan

kebutuhan konsumen.

b. Minat beli ulang adalah minat pembelian yang didasarkan atas

pengalaman pembelian di masa lalu. Minat beli ulang merupakan

perilaku pembelian yang dapat menciptakan loyalitas.

3. Pengukuran variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(44)

untuk mengukur sikap, pendapat, atau presepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomenal sosial.

Tabel III.1 Skala Likert

Kode Keterangan Skor

SS Sangat Setuju 5

S Setuju 4

N Netral 3

TS Tidak setuju 4

STS Sangat Tidak Setuju 1

4. Definisi Operasional a. Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan dapat diukur dengan lima dimensi. Kelima

dimensi tersebut menurut Parasuraman, Zeithaml dan Berry (1985)

dalam Tjiptono (2005) adalah:

1) Reliability (keandalan) yaitu kemampuan untuk memberikan

pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan.

2) Responsiveness (ketanggapan) yaitu respon atau kesigapan

karyawan dalam mebantu konsumen dan memberikan pelayanan

yang cepat dan tanggap yang meliputi: kesigapan karyawan

melayani pelanggan,kecepatan karyawan dalam menangani

transaksi dan keluhan pelanggan.

3) Assurance (jaminan) meliputi kemampuan karyawan atas

pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas keramah

tamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan layanan,

(45)

memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang

ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan

kepada manajemen.

4) Tangibles (bukti fisik) meliputi penampilan fasilitas fisik,

tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian dan kenyamanan

ruangan, kelengkapan peralatan, dan penampilan karyawan.

5) Emphaty (empati) yaitu perhatian secara individual yang diberikan

perusaaan kepada pelanggan, kemampuan karyawan untuk

berkomunikas dengan konsumen, dan usaha perusahaan untuk

memahami keinginan dan kebutuhan konsumennya.

b. Minat Beli Ulang

Menurut penelitian Doods (dalam Sutantio, 2004:252) minat beli

adalah kemungkinan pembeli berminat untuk membeli sesuatu produk.

Sementara itu menurut penelitian Howard (dalam Sutantio, 2004:256)

mengartikan invention to buy sebagai pernyataan yang berkaitan dengan

batin yang mencerminkan rencana dari pembeli untuk membeli suatu

merek tertentu dalam suatu periode waktu tertentu. Menurut penelitian

Ferdinant (2002:129) menyatakan bahwa indikator minat beli antara lain:

1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli

produk kepada orang lain.

2) Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan

(46)

3) Minat preferensial,yaitu minat yang menggambarkan perilaku seorang

yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut, preferensi ini

dapat berubah bila terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

4) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang

selalu mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari

produk tersebut.

Dalam penelitian ini, indikator minat beli ulang yang digunakan

adalah:

a) Menginformasikan ke orang lain

b) Merekomendasikan ke orang lain

c) Hasrat, keinginan, atau rencana untuk berkunjung atau membeli

ulang.

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2012:119) merupakan wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah

konsumen di Legend Coffee Yogyakarta.

2. Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2011:81) adalah bagian dari jumlah dan

(47)

menggunakan metode non probability sampling, dengan penggunaan

purposive sampling. Dalam penelitian ini, sampel responden dipilih

berdasarkan konsumen yang sedang / pernah berkunjung dan melakukan

transaksi di Legend Coffee Yogyakarta.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adala menggunakan

teknik Purposive Sampling. Menurut Sugiyono (2012:96) Purposive

Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan tertentu dalam penelitian ini adalah karakteristik responden

yaitu berdasarkan:

1. Jenis Kelamin : Pria dan Wanita

2. Usia : 16 tahun - 40 tahun

3. Pernah mengunjungi Legend Coffee Yogyakarta

G. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer,

yang merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan oleh peneliti yang

terdiri dari:

1. Data responden

2. Data kualitas pelayanan

(48)

H. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini akan digunakan teknik pengumpulan data

menggunakan teknik kuesioner. Kuesioner atau angket merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Menurut

Sugiyono (2011:224) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data.

I. Teknik Pengujan Instrumen

Teknik pengujian instrrumen bertujuan untuk menuguji instrumn

penelitian melalui tes validitas dan tes realibilitas.

1. Menguji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir

dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Suatu

kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu

mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas

menggunakan teknik korelasi product Moment dengan menggunakan

rumus sebagai berikut (Sujarweni dan Endrayanto, 2012:177):

(49)

Dimana:

: Koefisien korelasi r hitung

X : Nilai dari tiap butir

Y : Nilai total dari tiap butir

N : Jumlah sampel

Untuk menentukan apakah instrumen tersebut valid atau tidak,

digunakan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika r hit > r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan df=N-2, maka

instrumen tersebut dikatakan valid.

b. Jika r hit ≤ r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan df=N-2, maka

instrumen tersebut dikatakan tidak valid.

2. Menguji Reliabilitas

Uji reliabillitas dillakukan terhadap bulir-bulir pertanyaan yang

sudah valid (Sanusu, 2011:81). Reliabilitas digunakan untuk menguji

konsistensi instrumen penelitian saat dilakukan pengujian secara berulang.

Dalam menghitung reliabilitas, peneliti menggunakan rumus Cronbach‟s

Alpha. Rumus ini digunakan untuk mencari nilai Cronchbach‟s Alpha

yang skornya antara 1 dan 0. Instrument penelitian akan dianggap reliabel

jika memiliki koefisien alpha≥ 0,6.

Rumus Cronbach‟s Alpha (Wiyono, 2011:112):

(50)

Keterangan:

r : realibilitas instrument

k : banyak butir-butir pertanyaan

: total dari varian masing-masing pertanyaan

: varian dari total skor

Untuk menentukan apakah instrument tersebut reliable atau tidak

reliable, maka digunakan ketentuan nilai Cronbach‟s Alpha ≥ 0,6 maka

dinyatakan reliable dan jika Cronbach‟s Alpha < 0,6 maka dinyatakan

tidak reliable.

J. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis Deskriptif

Teknik analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis secara deskriptif

variabel penelitian yang digunakan. Teknik analisis deskriptif dibagi

menjadi dua tahap yaitu:

a. Mendeksripsikan Karakteristik Responden

Deskripsi responden berisi tentang perhitungan yang menjadi klasifikasi

kuesioner secara umum seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan

lain-lain. Deskripsi karakteristik responden dilakukan dalam frekuensi (%).

b. Mendeskripsikan Variabel

Untuk mengetahui apakah kualitas pelayanan sangat baik atau

(51)

akan menggunakan rentang skala pada variabel kualitas pelayanan, dan

minat beli ulang.

Dapat diketahui bahwa bobot nilai tertinggi adalah 5 dari bobot nilai

terendah adalah 1, sehingga interval dapat dihitung sebagai berikut:

Interval =

Interval =

Dengan rentang skala 0,8 maka skor kualitas pelayanan dan minat beli

ulang konsumen dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Tabel III.2 Tabel Skala Data

Skala Data Kelas Kategori

1 1,00 – 1,79 Sant Rendah

2 1,80 – 2,59 Rendah

3 2,60 – 3,39 Cukup

4 3,40 – 4,19 Tinggi

5 4,20 – 5,00 Sangat Tinggi

2. Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana dialkukan dengan prosedur sebagai

berikut:

a. Uji Asumsi Klasik

1) Menguji Normalitas

Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan bertujuan

untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data.

Pada uji normalitas ini, pengujian dilakukan pada variabel

(52)

menggunakan Kolmogrov-Smirnov Goodness of Fit Test untuk

melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak.

Adapun kriteria dalam uji normalitas ini adalah :

a) Rhitung Rtabel maka berdistribusi normal

b) Rhitung Rtabel maka berdistribusi tidak normal

2) Menguji Heteroskedastisitas

Menurut Wijaya (dalam Sarjono dan Julianita, 2011:66),

heteroskedastisitas menunjukkan bahwa varians variabel tidak

sama untuk semua pengamatan atau observasi. Pada penelitian

ini, uji heteroskedastisitas menggunakan uji Glesjer dan uji

scatterplot.

Adapun kriteria dalam uji scatterplot adalah :

a) Titik-titik pada scatterplot menyebar secara acak, baik di

bagian atas angka nol ataupun di bagian bawah angka nol

dari sumbul vertikal atau sumbu Y, maka disimpulkan

bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

b) Titik-titik pada scatterplot menyatu secara teratur, baik di

bagian atas angka nol ataupun di bagian bawah angka nol

dari sumbul vertikal atau sumbu Y, maka disimpulkan

bahwa terjadi heteroskedastisitas.

b. Menentukan Metode Regresi Linier Sederhana

Dalam Sugiyono (2011:261), dinyatakan bahwa regresi

(53)

variabel independen dengan satu variabel dependen. Model regresi

linier sederhana dirumuskan:

Y = a + bx

Y = variabel dependen (minat beli ulang)

a = konstanta regresi

= koefisien regresi kualitas pelayanan

= kualitas pelayanan

3. Melakukan Uji T

Uji T adalah jenis pengujian statistika untuk mengetahui apakah

ada perbedaan dari nilI yang diperkirakan dengan nilai hasil perhitungan

statistika. Uji T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel bebas secar individual dalam menerangkan variasi variabel

terikat Uji T menilai apakah mean dan keragaman dari dua kelompok

berbeda secara statistic satu sama lain. Analisis ini digunakan apabila kita

ingin membandingkan mean dan keraagaman dari dua kelompok data,

dan cocok sebagai analisis dua kelompok rancangan percobaan acak.

Langkah yang dilakukan dalam Uji T yaitu (Sunyoto, 2009:152):

a. Menentukan Ho dan Ha

: = 0, kualitas pelayanan di Legend Coffee tidak berpengaruh

terhadap minat beli ulang.

: ≠ 0, kualitas pelayanan di Legend Coffee berpengaruh terhadap

(54)

b. Menentukan level of significance (α)

Dalam penelitian ini level of significance atau tingkat signifikannya

sebesar 0,05 (5%) dengan derajat bebas (df) = n-2 dan n merupakan

jumlah sampel penelitian

c. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis

thitung ttabel ; maka H0 diterima

(55)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Profil dan Sejarah Perusahaan

Legend Coffee berdiri pada 12 Oktober 2012. Memiliki area indoor

dan outdoor untuk memberikan pilihan bagi pengunjung yang ingin

menikmati udara segar atau yang ingin menikmati permainan. Ada banyak

fasilitas seperti wifi, x-box, nintendo wii, billiards, jumbo carom, cards, darts

games, pin ball, table soccer, ball hockey water and sky. Hal ini lah yang

menjadikan Legend Coffee sebagai kafe pertama yang buka 24 jam selama 7

hari yang mengusung konsep “24/7 Game Café”.

Ide kafe dengan konsep Games Café & Community Café ini

dicetuskan oleh Yunan Rhedian dan Jatmiko Budi. Mereka sengaja

mengambil lokasi di Jl. Abubakar Ali Kotabaru, Yogyakarta karena lokasi

yang bernuansa heritage, unik, dan elegan.

Legend Coffee juga menawarkan program menarik untuk pertemuan,

untuk ulang tahun, dan pre wedding. Dan yang paling menarik adalah Legend

Coffee memiliki acara rutin seperti pertemuan komunitas, nonton bareng

pertandingan sepak bola, dan acoustic music setiap minggu.

(56)

B. Lambang Perusahaan

Gambar IV.1 Lambang Perusahaan

C. Produk 1. Snack

 Mendoan Rp 7.500,-

 Pisang Bakar Coklat Rp 10.000,-

 Pisang Bakar Keju Rp 10.000,-

 Pisang Bakar Coklat Keju Rp 12.000,-

 Pisang Goreng Pasir Rp 12.000,-

 Roti Bakar Coklat Rp 9.000,-

 Roti Bakar Keju Rp 9.000,-

 Roti Bakar Coklat Keju Rp 10.000,-

 French Fries Original Rp 12.000,-

 French Fries BBQ Rp 12.000,-

(57)

 French Fries Mix Rp 12.000,-

 Apple Pie Caramel Sauce Rp 20.000,-

 Pizza Rp 17.500,-

(58)

 Chicken Teriyaki Rp 25.000,-

 Cjicken Yakiniku Rp 25.000,-

 Beef Crispy Rp 30.000,-

 Beef Blackpepper Rp 30.000,-

 Beef Teriyaki Rp 30.000,-

 Beef Yakiniku RP 30.000,-

 Chicken Corden Bleu Rp 30.000,-

 Mie Goreng Rp 15.000,-

 Mie Rebus Rp 15.000,-

 Mie Rebus Jawa Rp 15.000,-

 Mie Goreng Sea Food Rp 20.000,-

 Nasi Goreng Original Rp 17.500,-

 Nasi Goreng Ayam Rp 17.500,-

 Nasi Goreng Sosis Rp 17.500,-

 Nasi Goreng Ikan Asin Rp 20.000,-

 Nasi Goreng Smoked Beef Rp 20.000,-

 Nasi Goreng Sea Food Rp 20.000,-

 Soto Tengkar Rp 17.000-

 Ayam Penyet

(Nasi, Tahu, Tempe, Sambal Lalap) Rp 15.000,-

 Tempe Penyet (Nasi, Sambal Lalap) Rp 8.000,-

 Tahu Penyet (Nasi, Sambal Lalap) Rp 8.000,-

(59)

 Nasi Putih Rp 3.500,-

 Ayam Goreng Rp 9.000,-

 Telur Mata Sapi Rp 4.500,-

 Telur Dadar Rp 4.500,-

 Sambal Penyet Rp 2.500,-

 Lalapan Rp 2.500,-

3. Premium Steak 90 gr

 Sirloin Rp 65.000,-

 Tenderloin Rp 75.000,-

4. Local Steak

 Chicken Steak Rp 22.000,-

 Sirloin Steak Rp 25.000,-

 Tenderloin Steak Rp 25.000,-

 Sosis Steak Rp 20.000,-

 Bistik Lidah Rp 20.000,-

5. Premium Pasta

 Aglo Olio Rp 35.000,-

 Brocoli Cream Rp 35.000,-

 Carbonara Rp 40.000,-

(60)

6. Light Pasta

 Spaghetti Aglo Olio Rp 22.000,-

 Spaghetti Chicken Mushroom Cream Rp 22.000,-

 Spaghetti Bolognese Rp 30.000,-

7. Soda & Squash

 Soda Blue Float Rp 12.500,-

 Soda Red Float Rp 12.500,-

 Soda Brown Float Rp 12.500,-

 Lime Squash Rp 13.500-

 Mango Squash Rp 13.500,-

 Orange Squash Rp 13.500,-

 Melon Squash Rp 13.500,-

 Strawberry Squash Rp 13.500,-

 Sky Legend Rp 14.000,-

 Blue Legend Rp 14.000,-

 Pink Legend Rp 14.000,-

 Sun Legend Rp 14.000,-

 Purple Legend Rp 14.000,-

 Jamaican Rp 14.000,-

 Andhela Fruit Rp 15.000,-

(61)

8. Other

 Watermelon Greeze Rp 15.000,-

 Es Kopyor Rp 12.500,-

 Ice Aloe Vera Rp 15.000,-

 Wedang Oewoeh Rp 10.000,-

 Wedang Secang Rp 10.000,-

 Jeruk Nipis Panas Rp 6.000,-

 Es Jeruk Nipis Rp 6.000,-

 Jeruk Peras Panas Rp 6.000,-

 Es Jeruk Peras Rp 6.000,-

 Aqua Reflection Rp 15.000,-

 Aqua Sparkling Rp 15.000,-

 Aqua Mineral Water Rp 5.000,-

 Aqua Mineral Water Cold Rp 5.000,-

9. Manual Coffee

 Kopi Legend level 1 Rp 11.000,-

 Kopi Legend level 2 Rp 11.000,-

 Kopi Susu Tanggung level 1 Rp 8.000,-

 Kopi Susu Tanggung level 2 Rp 8.000,-

 Kopi Tanggung level 1 Rp 7.000,-

(62)
(63)

 Mochaccino Rp 22.000,- Rp 24.000,-

 Hazelnut Latte Rp 22.000,- Rp 24.000,-

 Caramel Latte Rp 22.000,- Rp 24.000,-

 Mocha Latte Rp 22.000,- Rp 24.000,-

 Vanilla Latte Rp 22.000,- Rp 24.000,-

12. Chocolate

HOT COLD

 Chocolate Classic Rp 16.000,- Rp 16.000,-

 Chocolate Classic Caramel Rp 19.000,- Rp 20.000,-

 Chocolate Classic Hazelnut Rp 19.000,- Rp 20.000,-

 Chocolate Classic Peppermint Rp19.000,- Rp 20.000,-

 Chocolate Legend Almond Rp 17.500,- Rp 17.500,-

 Chocolate Legend Cheese Rp 17.500,- Rp 17.500,-

 Chocolate Latte - Rp 18.000,-

 Chocolate Strawberry - Rp 17.000,-

 Chocolate Lime - Rp 17.000,-

 Chocolate Apple - Rp 17.000,-

 Chocolate Mint - Rp 17.000,-

(64)

13. Tea

14. Juice & Milkshake

 Juice Alpukat Rp 15.000,-

 Juice Strawberry Rp 15.000,-

 Juice Apple Rp 15.000,-

 Manggo Juice with Sunquick Rp 12.000,-

 Lime Juice with Sunquick RP 12.000,-

(65)

 Milkshake Cookies Rp 15.000,-

 Milkshake Vanilla Rp 15.000,-

 Milkshake Chocolate Rp 15.000,-

 Milkshake Strawberry Rp 15.000,-

 Milkshake Mocha Rp 15.000,-

 Milkshake Avocado Rp 15.000,-

15. Smoothies & Blended

 Frozen Chocolate Ice Blended Rp 19.000,-

 Green Tea Ice Blend Rp 19.000,-

 Choco Avocado Rp 19.000,-

 Smoothies Strawberry Rp 20.000,-

 Smoothies Banana Rp 20.000,-

 Taro Cream Rp 22.000,-

(66)

D. Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar IV.2

Struktur Organisasi Legend Coffee Pemilik

Manajer Operasiona

Keuangan

Cleaning Service

Pelayanan Konsumen Produksi

Kasir Koki

Security Penerima

Tamu Waitress

(67)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Teknik Pengujian Instrumen 1. Pengujian Validitas

Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik korelasi product moment pearson dengan menggunakan program SPSS. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

. Rumus untuk mengetahui yaitu dari tabel

product moment pearson. Pada uji validitas ini diketahui bahwa n adalah

100 dan α= 5%, maka (5%,100-2) = 0,197. Setiap item pernyataan

dikatakan valid jika lebih besar dari 0,197. Dari hasil penghitungan pengujian

validitas masing-masing item pertanyaan diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel V.1

Rangkuman Hasil Uji Validitas

Variabel Item Status

Sumber:Pengolahan Data Primer, 2016.

(68)

2. Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis Cronbach Alpha. Suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel apabila

mempunyai alpha ≥ 0,6. Hasil uji reliabilitas disajikan dalam tabel V.1

Tabel V.2

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Alpha Status

Reliability (X1.1) 0,692 Reliabel

Responssiveness (X1.2) 0,678 Reliabel

Assurancce (X1.3) 0,619 Reliabel

Tangibles (X1.4) 0,602 Reliabel

Empathy (X1.5) 0,612 Reliabel

Minat Beli Ulang (Y) 0,623 Reliabel

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2016.

B. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Teknik analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis secara

deskriptif variabel penelitian yang digunakan. Teknik analisis deskriptif

dibagi menjadi dua yaitu:

a. Deskripsi Karakteristik Responden

Pada sub bab ini karakteristik responden yang digunakan untuk

mengukur gambaran tentang responden yang diteliti kemudian dilakukan

perhitungan menggunakan statistik deskriptif. Adapun karakteristik

responden diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Usia

Dalam klasifikasi ini, usia dikelompokkan menjadi tiga

(69)

Tabel V. 3

Karakteristik Responden berdasarkan Usia

Usia Jumlah Presentase

16-25 67 67%

26-35 28 28%

>35 5 5%

Jumlah 100 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa 67 dari 100

responden berusia 16 hingga 25 tahun dengan persentase sebesar 67%,

28 responden berusia 26 hingga 35 tahun dengan persentase sebesar

28% dan 5 responden berusia 35 tahun keatas dengan persentase

sebesar 5%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Legend Coffee memliki

konsumen yang segmentasinya berkisar pada usia 16 sampai 25 tahun.

2) Jenis Kelamin

Dalam klasifikasi ini, jenis kelamin dikelompokkan menjadi dua

kelompok, seperti yang tecantum pada tabel berikut ini :

Tabel V.4

Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Presentase

Pria 47 47%

Wanita 53 53%

Jumlah 100 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan

konsumen Legend Coffee Yogyakarta berjenis kelamin wanita yaitu

sebesar 53 dengan presentase sebesar 53%. Sedangkan konsumen yang

(70)

3) Pendidikan

Dalam klasifikasi ini, pendidikan saat ini dikelompokkan menjadi

lima kelompok, seperti yang tercantum pada tabel berikut ini

Tabel V.5

Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah Presentase

SMA 31 31%

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel diatas disimpulkan bahwa konsumen Legend

Coffee yang berpendidikan SMA sebanyak 31 dengan presentase 31%,

DIPLOMA 5 responden dengan presentase 5%, mahasiswa S1

sebanyak 54 dengan presentase 54%, dan mahasiswa S2 sebanyak 10

dengan presentase 10%.

4) Pekerjaan

Dalam klasifikasi ini, pekerjaan dikelompokkan menjadi enam

kelompok, seperti yang tercantum pada tabel berikut ini

Tabel V.6

Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Presentase

Pelajar/Mahasiswa 63 63%

Pegawai Negeri 2 2%

(71)

Berdasarkan tersebut dapat disimpulkan bahwa 63 calon

konsumen Legend Coffee dari 100 responden adalah mahasiswa dengan

persentase 64%, 2 responden adalah pegawai negeri dengan persentase

sebesar 2%, 1 responden adalah TNI/POLRI dengan persentase 1%, 16

responden adalah wiraswasta dengan persentase sebesar 16%, 17

responden adalah bagian dari kelompok pekerjaan lainnya,seperti

karyawan swasta, dengan persentase sebesar 17. Dengan demikian,

dapat diketahui bahwa konsumen Legend Coffee memiliki peluang

yang besar pada segmentasi berdasarkan pekerjaannya yaitu pelajar,

mahasiswa, karyawan swasta, dan wiraswasta.

5) Pendapatan / Uang Saku/bulan

Dalam klasifikasi ini, pendapatan atau uang saku/bulan

dikelompokkan menjadi lima kelompok, seperti yang tercantum pada

tabel berikut ini:

Tabel V.7

Karakteristik Responden berdasarkan Pendapatan/Uang Saku Pendapatan / Uang Saku/bulan Jumlah Presentase

Rp 500.000,- 12 12%

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2016.

6) Frekuensi Berkunjung

Dalam klasifikasi ini, pendidikan saat ini dikelompokkan menjadi

(72)

Tabel V.8

Karakteristik Responden berdasarkan Frekuensi Berkunjung Frekuensi Berkunjung/Bulan Jumlah Presentase

1 kali 52 52%

2 kali 34 34%

3 kali 9 9%

>3 kali 5 5%

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2016.

b. Deskriptif Variabel

1) Kualitas Pelayanan

Kuesioner pada variabel kualitas pelayanan menggunakan 5

indikator, yaitu Keandalan, Daya Tanggap, Jaminan, Bukti Fisik, dan

Empati. Dari kelima indikator ini, terdapat skor rata-rata terendah dan

skor rata-rata tertinggi. Adapun tabel skor rata-rata dari masing-masing

indikator adalah sebagai berikut:

Tabel V. 9

Tabel Skor Rata-Rata Kualitas Pelayanan di Legend Coffee Yogyakarta

Varibel Dimensi Item Skor Total Skor Rata-Rata Kualitas

(73)

Dari data diatas dapat dilihat bahwa setiap dimensi memiliki

skor rata-rata tertinggi dan skor rata-rata terendah. Skor rata-rata

tertinggi pada dimensi keandalan (reliability) item nomor 2, yaitu 3,53

yang termasuk dalam kategori “Tinggi”. Ini menunjukkan bahwa

karyawan Legend Coffee melaksanakan berbagai kegiatan pelayanan

sesuai dengan pesanan konsumen. Pada dimensi daya tanggap

(responssiveness), skor rata-rata tertinggi adalah pada item nomor 5,

yaitu 3,39 yang termasuk ke dalam kategori “Cukup”. Ini yang berarti

bahwa karyawan di Legend Coffee cukup siap dan sigap dalam

pelayanannya. Pada dimensi jaminan (assurance), skor rata-rata

tertinggi adalah 3,69 di item nomor 9, yang termasuk ke dalam kategori

“Tinggi” ini berarti karyawan Legend Coffee memiliki pengetahuan

tentang produk yang ditawarkan. Pada dimensi bukti fisik (tangibles),

skor rata-rata tertinggi terdapat pada item nomor 13 sebesar 3,52 yang

termasuk kedalam kategori “Tinggi” ini berarti bahwa karyawan

Legend Coffee berpenampilan menarik. Sedangkan untuk dimensi

empati (empathy) skor rata-rata yang tertinggi di item nomor 18 sebesar

3,69 yang yang termasuk kedalam kategori “Tinggi” ini berarti bahwa

karyawan Legend Coffee dapat berkomunikasi dengan baik dan jelas.

Sedangkan untuk skor rata-rata yang terendah, pada dimensi

keandalan (reliability) terdapat di item nomor 3 yaitu 3,10 yang

termasuk dalam kategori “Cukup”, ini berarti bahwa karyawan Legend

Gambar

Tabel Skala Data  ................................................................................
Gambar II.1 Kerangka koneseptual
Tabel III.2 Tabel Skala Data
Gambar IV.1 Lambang Perusahaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemasaran hasil-hasil perkebunan dari perusahaan-perusahaan tersebut dalam pasal 1 ayat (2) dan dalam daftar lampiran Peraturan Pemerintah ini, sepanjang usaha ini

Setidaknya yang dapat disimpulkan dari uraian singkat di atas adalah: Pertama: Ingatlah kata-kata ayah tikus berpesan kepada anaknya saat itu “Jangan fokus pada pandangan sempit

Pengembangan dan penerapan sistem pemanfaatan terpadu (conjunctive use) antara air permukaan dan air tanah akan digalakkan terutama untuk menciptakan sinergi dan

Hal tersebut terjadi, seperti dalam kasus Bankers Trust Company dan Bankers Trust International PLC (BT) melawan PT Mayora Indah Tbk (Mayora), PN Jakarta Selatan tetap

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak herba pecut kuda tersebut mampu melarutkan batu ginjal dan juga bersifat diuretik terhadap hewan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa secara umum strategi pengembangan produk pembiayaan

Berdasarkan beberapa hasil dari tahapan-tahapan metode yang telah dilakukan, proses analisis mengenai data pada media sosial Twitter dapat dikatakan bahwa bukti digital berupa

Dalam hal ini data diperoleh langsung dari Birugo Digital Printing Bukittinggi, dimana penelitian ini mengenai pemesanan spanduk pada kantor tersebut dan data