• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh citra merek dan kualitas pelayanan terhadap minat beli ulang studi pada voucher pulsa Telkomsel - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis pengaruh citra merek dan kualitas pelayanan terhadap minat beli ulang studi pada voucher pulsa Telkomsel - USD Repository"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PELAYANAN

TERHADAP MINAT BELI ULANG

Studi pada Voucher Pulsa Provider Telkomsel

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Anastasia Tita Nugraheni

NIM: 142214080

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

MOTTO

I can do all things through Christ who strengthens me

Phil 4:13

“Life is not about finding yourself. Life is about creating yourself”

George Bernard Shaw

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus, atas rahmat dan kasih setia-Nya

Keempat orangtua, keluarga yang sangat saya cintai

Sahabat-sahabat seperjuangan

(6)
(7)
(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat

karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS

PELAYANAN TERHADAP MINAT BELI ULANG STUDI PADA VOUCHER

PULSA PROVIDER TELKOMSEL”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen,

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak.

Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menuntun dan membimbingku.

2. Bapak Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma

3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi

Manajemen dan selaku dosen pembimbing II, yang telah meluankan waktu

untuk memeriksa, membimbing, menguatkan, dan menyemangati dalam

penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drs H. Suseno TW, MS selaku dosen pembimbing I, yang telah

meluangkan waktu dan dengan sabar memberikan bimbingan, koreksi dan

(9)

viii

5. Bapak Patrick Vivid Adinata, M.Si. Selaku dosen penguji yang pernah

membimbing saya sehingga skripsi ini berjalan mulus dan lancar sampai

selesai.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang telah membimbing dan memberikan ilmu yang berguna

dengan segenap hati.

7. Keempat orang tua saya yang selalu memberikan kasih sayang, perhatian,

bimbingan, motivasi, doa, dan segala bentuk dukungan lainnya sehingga

penulis dapat sampai di tahap ini dan dapat menyelesaikan tugas akhir

dengan baik.

8. Maria Regita Herninditya selaku adik yang bersedia membantu menemani

mengerjakan tugas akhir.

9. Haritsah Ayu Kirana dan Adi Untoro selaku sepupu yang bersedia menjadi

tim hore, dan membantu mengingatkan penulis dalam segala pengerjaan

tugas akhir ini.

10.Jack Anthony McLean dan Rainy Roo yang selalu memberi motivasi,

menyemangati, membantu, dan menemani dalam segala situasi sehingga

penulis dapat sampai di tahap ini.

11.Nitta Putri Sekartaji alias kunyit alias nyit yang selalu menemani

kemanapun dan kapanpun selama saya di Jogja, teman-teman “Calon Istri

Solehah” Vista dan Bella yang selalu menjadi tim A N J A Y dan setia

menjadi penonton, pendengar, pendorong dan pendukung penulis disaat

(10)
(11)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

HALAMAN ABSTRAK ... xiv

B. Hasil Penelitian Sebelumnya ... 18

C. Kerangka Konseptual ... 20

D. Rumusan Hipotesis ... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 22

B. Subjek dan Obyek Penelitian ... 22

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 23

D. Variabel Penelitian ... 23

E. Definisi Operasional ... 26

F. Populasi dan Sampel ... 28

(12)

xi

H. Sumber Data ... 29

I. Teknik Pengumpulan Data ... 30

J. Teknik Pengujian Instrumen ... 30

K. Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN A. Sejarah Perusahaan ... 41

B. Produk Telkomsel ... 44

C. Visi dan Misi Perusahaan ... 44

D. Alamat dan Kontak Perusahaan ... 45

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Instrumen ... 46

B. Pengujian Asumsi Klasik ... 50

C. Analisis Data ... 54

D. Pembahasan ... 67

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 70

C. Keterbatasan Penelitian ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 73

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

III.1 Definisi Operasional ...31

III.2 Tabel Skala Data ... 32

V.1 Hasil Uji Validitas Variabel Butir Pernyataan Citra Merek ... 47

V.2 Hasil Uji Validitas Variabel Butir Pernyataan Kualitas Pelayanan ...47

V.3 Hasil Uji Validitas Variabel Butir Pernyataan Minat Beli Ulang ... 48

V.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 49

V.5 Hasil Uji Normalitas ... 51

V.6 Hasil Uji Multikolinearitas ...52

V.7 Karakteristik Responden Bedasarkan Jenis Kelamin ... 54

V.8 Karakteristik Responden Bedasarkan Usia ...55

V.9 Karakteristik Responden Bedasarkan Regional ... 56

V.10 Karakteristik Responden Bedasarkan Produk yang Digunakan ...56

V.11 Rekapitulasi Skor Pernyataan Pada Variabel Citra Merek ... 59

V.12 Rekapitulasi Skor Pernyataan Pada Variabel Kualitas Pelayanan ...59

V.13 Rekapitulasi Skor Pernyataan Pada Variabel Minat Beli Ulang ...61

V.14 Hasil Uji F ... 62

V.15 Hasil Uji t ... 63

V.16 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ...65

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

II.1 Identitas dan Citra ... 12

II.2 Kerangka Konseptual …... 20

III.1 Scatterplot ... 35

IV.1 Logo Telkomsel …... 41

(15)

xiv

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP MINAT BELI ULANG

Studi pada Voucher Pulsa Provider Telkomsel

Anastasia Tita Nugraheni Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2019

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh citra merek dan kualitas pelayanan terhadap minat beli ulang pada konsumen Voucher Pulsa Provider Telkomsel. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian survey. Populasi penelitian ini adalah seluruh konsumen yang telah membeli produk Voucher Pulsa Provider Telkomsel. Jumlah sampel sebanyak 100 responden. Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Uji instrumen menggunakan uji validitas dan reliabillitas. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) citra merek dan kualitas pelayanan secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat beli ulang, (2) Secara parsial, citra merek berpengaruh terhadap minat beli ulang dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap minat beli ulang.

(16)

xv

ABSTRACT

THE ANALYSIS ON THE OFFECT OF BRAND IMAGE AND SERVICE QUALITY TOWARDS REPURCHASE PREFERENCE

A Study On Telkomsel Credit Top Up Voucher

Anastasia Tita Nugraheni Sanata Dharma University

Yogyakarta 2019

This research is intended to analyze the effect of brand image and service quality towards consumers preference on the purchaseing of Telkomsel credit top up voucher. This research is a survey research. The population of this research are consumers of Telkomsel credit top up voucher. The samples are 100 respondents. The method of sampling is purposive sampling. The instrument is tested through validity and reliability test. The analysis method used is double linear regression.

The result of the research shows that (1) brand image and service quality simultaneously affect consumers preference on the repurchasing of Telkomsel credit top up voucher (2) partially,both brand image and service quality affect consumers preference on the repurchasing of Telkomsel credit top up voucher.

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan kegiatan manusia saat ini bergerak dengan pesat. Salah satu

alasan yang menyebabkan pertumbuhan tersebut adalah era globalisasi.

Dengan adanya globalisasi negara-negara di seluruh dunia berbaur menjadi

satu dan batasan-batasan antar negara pun menghilang. Dengan adanya

pembauran tersebut arus informasi sangat mudah untuk menyebar sehingga

dibutuhkan teknologi informasi untuk memudahkan kegiatan manusia dan

mengendalikan arus informasi yang ada.

Di Indonesia, dunia teknologi telekomunikasi sudah tidak asing lagi

terdengar. Sebagian besar masyarakat Indonesia pasti telah menggunakan

teknologi telekomunikasi, maka dari itu kegiatan pemasaran di bidang industri

komunikasi sangat gencar untuk bersaing. Setiap perusahaan bersaing agar

dapat menjadi market leader industri telekomunikasi.

Telkomsel merupakan salah satu perusahaan penyedia jasa telekomunikasi

dan jaringan telekomunikasi di Indonesia. Telkomsel sendiri telah berdiri di

Indonesia sejak tanggal 26 Mei 1995. Telkomsel merupakan salah satu

perusahaan operator seluler terbesar yang berada di Indonesia dengan jumlah

pelanggan mencapai 178 juta pelanggan. Telkomsel juga menggelar lebih dari

(18)

termasuk pulau terpencil, terluar serta daerah-daerah perbatasan.

(https://Telkomsel.com/about-us/our-story/our-history,29)

Minat beli ulang merupakan keputusan konsumen untuk melakukan

pembelian kembali suatu produk atau jasa berdasarkan atas pengalaman

dengan mengeluarkan biaya untuk memperoleh barang atau jasa, serta

cenderung dilakukan secara berkala (Hellier et al, 2003:37). Seorang pembeli

yang memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi akan lebih mungkin untuk

membeli kembali produk tersebut, dari pada pelanggan dengan tingkat

kepercayaan yang rendah. Dari situ dapat disimpulkan bahwa tingkat

kepercayaan sangat dibutuhkan untuk menunjang minat beli ulang seorang

konsumen. Untuk mempertahankan minat beli ulang voucher pulsa Telkomsel,

setidaknya ada dua rangsangan yang mempengaruhinya yaitu citra merek dan

kualitas pelayanan dari Telkomsel. Menurut Tjiptono (2006:104) merek

merupakan nama, istilah, tanda atau lambang, desain, warna, gerak, atau

kombinasi atribut-atribut lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas

dan diferensiasi terhadap produk pesaing, namun bagi pembeli, merek itu

sendiri merupakan nilai atau mutu dari suatu produk. Banyak yang

beranggapan merek yang lebih terkenal memiliki mutu yang lebih baik

dibandingkan merek yang kurang terkenal di pasaran. Dari persepsi tersebut

(19)

Menurut Setiadi (2003:180), citra merek merupakan representasi dari

keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan

pengalaman masa lalu terhadap merek tersebut. Citra terhadap merek

berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap

suatu merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu

merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Dari situ,

sebagai market leader Telkomsel harus memahami bagaimana pengalaman yang didapatkan dari pelanggan lamanya.

Menurut Thorik G. dan Utus H. (2006:77) pentingnya memberikan

pelayanan yang berkualitas disebabkan pelayanan (service) tidak hanya

sebatas mengantarkan atau melayani. Service berarti mengerti, memahami, dan merasakan sehingga penyampaiannya pun akan mengenai heart share konsumen dan pada akhirnya memperkokoh posisi dalam mind share konsumen. Sedangkan, pelayanan menurut Kotler , (2005:46) adalah kegiatan

atau manfaat yang dapat diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang

pada dasarnya tidak terwujud dan tidak pula berakibat pemilihan sesuatu. Jadi,

kualitas pelayannan menjadi suatu keharusan bagi suatu perusahaan agar

mampu bertahan dan mendapat kepercayaan dari pelanggan.

(20)

citra dan memiliki kualitas yang hampir sama dengan Telkomsel yang menjadi

pertanyaan penulis saat ini adalah apakah dengan citra merek dan kualitas

pelayanan yang dimiliki Telkomsel saat ini dapat mempertahankan loyalitas

pelanggan (dalam bentuk minat beli ulang voucher pulsa) ditengah persaingan

yang ada saat ini.

Dari latar belakang yang telah di paparkan di atas, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian lebih mendalam lagi. Dengan begitu peneliti

tertarik untuk mengangkat judul “Analisis Pengaruh Citra Merek Dan Kualitas

Pelayanan Terhadap Minat Beli Ulang (Studi Pada Voucher Pulsa Provider Telkomsel)”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di susun rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Apakah citra merek dan kualitas pelayanan secara bersama-sama

berpengaruh terhadap minat beli ulang voucher pulsa Telkomsel ?

2. Apakah citra merek secara parsial berpengaruh terhadap minat beli ulang

voucher pulsa Telkomsel ?

3. Apakah kualitas pelayanan secara parsial berpengaruh terhadap minat beli

ulang voucher pulsa Telkomsel ?

C. PEMBATASAN MASALAH

Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi masalah penelitian terhadap

(21)

Pengambilan data akan dilakukan dengan rentan waktu satu minggu tepatnya

pada bulan September 2018 dengan cara membagikan kuesioner dengan target

responden minimal 100 orang, responden ditetapkan dikarenakan jumlah

populasi yang tidak di ketahui serta jenis penelitian merupakan penelitian

survey, dengan kriteria merupakan masyarakat Yogyakarta yang telah menggunakan produk Telkomsel minimal tiga bulan dan telah melakukan

pengisian voucher pulsa minimal dua kali dengan range usia 15 sampai 50 tahun. Pembatasan ini dibuat agar penelitian yang dilakukan tidak terlalu luas

dan tidak menyinggung permasalahan lain yang tidak perlu dibahas.

D. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan latar belakang masalah dan perumusan masalah, maka

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh citra merek dan kualitas pelayanan secara

bersama-sama terhadap minat beli ulang voucher pulsa pada provider Telkomsel.

2. Untuk mengetahui pengaruh citra merek secara parsial terhadap minat beli

ulang Voucher pulsa pada provider Telkomsel.

3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan secara parsial terhadap

minat beli ulang Voucher pulsa pada provider Telkomsel.

E. MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, penelitian ini diharapkan dapat

(22)

1. Perusahaan

Hasil dari tujuan yang ingin dicapai dapat menjadi pertimbangan bagi

perusahaan dalam mengambil keputusan secara tepat dan akurat di masa

yang akan datang serta menjadi sarana informasi bagi perusahaan.

2. Universitas

Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi tambahan literatur dan

memberikan kontribusi, sehingga dapat digunakan sebagai masukan bagi

pihak lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dan sebagai salah

satu bahan bacaan yang dapat menambah wawasan

3. Penulis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk melatih

berfikir ilmiah, dengan dasar pada displin ilmu. Selain itu juga, untuk

menambah wawasan dibidang pemasaran dan perilaku konsumen yang

dapat dijadikan bekal untuk terjun kedunia kerja nantinya serta dapat

membagikan hasil penelitian kepada pihak-pihak yang berkepentingan

(23)

7

Pemasaran merupakan aktivitas yang sangat penting bagi

perusahaan. Jika suatu perusahaan ingin bertahan dan terus berkembang

maka perusahaan tersebut harus memiliki strategi pemasaran yang baik.

Dalam artian sederhana pemasaran merupakan suatu kegiatan

penawaran dan menjual suatu produk tertentu agar sampai ke konsumen

yang telah sasarkan atau ditargetkan. Dari pengertian sederhana diatas

kita bisa tau bahwa sebenarnya penjualan dan pemasaran itu berbeda

walau, banyak orang yang memiliki opini bahwa penjualan dan

pemasaran itu sama. Pada kenyataan nya penjualan adalah bagian dari

pemasaran itu sendiri.

Manajemen pemasaran menurut Adisaputro (2010:5) adalah seni

dan ilmu pengetahuan tentang cara memilih pasar sasaran dan

mendapatkan, memelihara hubungan, dan menigkatkan jumlah

pelanggan melalui proses kreasi, menyerahkan, dan mengkonsumsi

nilai pelanggan yang superior. Dengan adanya penerapan manajemen

yang tepat maka perusahaan dapat memasarkan produknya kepada

(24)

Kotler dan Armstrong (2008:6) memberikan definisi bahwa

pemasaran adalah sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai

bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan

dengan tujuan untuk menggapai nilai dari pelanggan sebagai

imbalannya.

Pengertian pemasaran menurut Kotler dan Keller (2008:5) Adalah

“Suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan,

mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan

untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang

menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya”.

1) Definisi Manajemen pemasaran

Manajemen pemasaran memiliki peran yang sangat penting

dalam perusahaan karena mengatur semua kegiatan pemasaran.

Menurut Kotler dan Keller (2008:5) “Manajemen Pemasaran adalah

sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan,

menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan,

menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang

unggul”.

Menurut Lupiyoadi (2006:6) “Manajemen pemasaran adalah

suatu analisis, perencanaan, pelaksanaan serta kontrol

program-program yang telah direncanakan dalam hubungannya dengan

pertukaran-pertukaran yang diinginkan terhadap konsumen yang

(25)
(26)

2. Citra Merek

a. Definisi merek

Dalam pengertian sederhana merek merupakan salah satu dari

tanda pengenal dari suatu produk. Kotler dan Keller (2009:258)

memaparkan bahwa merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau

rencana, atau kombinasi dari hal-hal tersebut untuk mengidentifikasi

barang atau jasa dari seorang atau kelompok penjual dan untuk

membedakan dari produk pesaing pasar.

Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten

memberikan keistimewaan, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli.

Merek-merek terbaik memberikan jaminan mutu. Akan tetapi, merek

lebih dari sekadar simbol. Merek dapat memiliki enam level pengertian

(Kotler, 2000: 460) yaitu sebagai berikut.

1) Atribut: merek mengingatkan pada atribut tertentu. Mercedes

memberi kesan sebagai mobil yang mahal, dibuat dengan baik,

dirancang dengan baik, tahan lama, dan bergengsi tinggi.

2) Manfaat: bagi konsumen, kadang sebuah merek tidak sekadar

menyatakan atribut, tetapi manfaat. Mereka membeli produk tidak

membeli atribut, tetapi membeli manfaat. Atribut yang dimiliki oleh

suatu produk dapat diterjemahkan menjadi 15 manfaat fungsional

dan atau emosional. Sebagai contoh : atribut “tahan lama“

(27)

lagi, atribut “mahal“ diterjemahkan menjadi manfaat emosional

“bergengsi”, dan lain-lain.

3) Nilai: merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. Jadi,

Mercedes berarti kinerja tinggi, keamanan, gengsi, dan lain-lain.

4) Budaya: merek juga mewakili budaya tertentu. Mercedes mewakili a

budayJerman, terorganisasi, efisien, bermutu tinggi.

5) Kepribadian: merek mencerminkan kepribadian tertentu. Mercedes

mencerminkan pimpinan yang masuk akal (orang), singa yang

memerintah (binatang), atau istana yang agung (objek).

6) Pemakai: merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau

menggunakan produk tersebut.

Menurut Tjiptono (2007:106) supaya suatu merek dapat

mencerminkan makna-makna yang ingin disampaikan, ada beberapa

syarat yang harus diperhatikan, yaitu:

1) Merek harus ciri khas dan unik.

2) Merek harus mengambarkan sesuatu tentang manfaat pemakainya.

3) Merek harus menggambarkan manfaat produk.

4) Merek harus mudah dikenali, diucapkan, dan diingat.

5) Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di negara dalam

(28)

b. Definisi citra merek

Citra merek merupakan suatu pemikiran yang sudah melekat pada

masyarakat atau konsumen yang dimana telah melalui perjalanan waktu

yang panjang sehingga nama merek dari produk tersebut menjadi brand

dari segala merek yang ada dalam kategori produk tersebut. Sedangkan

menurut Rangkuti (2008;3), Brand image adalah “Sekumpulan asosiasi

merek yang terbentuk dan melekat dibenak konsumen.”

Menurut Aaker dalam Roslina (2010:334) menyatakan bahwa

“citra merek merupakan kumpulan asosiasi yang diorganisir menjadi

suatu yang berarti. Citra merek berdasarkan memori konsumen tentang

suatu produk, sebagai akibat dari apa yang dirasakan oleh seseorang

terhadap merek tersebut. Perasaan yang menyenangkan atau tidak

menyenangkan terhadap suatu merek akan membentuk citra tersebut

dan akan tersimpan dalam memori konsumen. Citra merek merupakan

asosiasi yang muncul dalam benak konsumen ketika mengingat suatu

merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam

bentuk pemikiran dan citra tertentu yang dikaitkan dengan suatu

merek”.

Kapferer dalam Roslina (2010:338) menyatakan bahwa “konsumen

membentuk citra melalui sintesis dari semua sinyal atau asosiasi yang

dihasilkan merek,seperti nama merek, simbol, visual, produk,

(29)

Sinyal tersebut dapat bersumber dari dari identitas merek,

sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar II.1 Identitas dan Citra

Menurut Keller dalam penelitian Roslinea (2010:340) menyatakan

indikator citra merek yaitu :

1) Kesunggulan (favorability), kesukaan terhadap suatu merek,

sehingga memunculkan rasa perca ya dengan suatu merek, sehingga

memunculkan rasa percaya dengan merek.

2) Kekuatan (strength), intensitas seseorang berpikir tentang informasi

suatu merek, ataupun kualitas dalam memproses segala informasi

yang diterima pelanggan.

3) Keunikan (uniqueness), kesan unik dan perbedaan yang berarti

diantara brand lain di benak konsumen sehingga konsumen tidak

mempunyai alasan untuk tidak memilih merek tersebut.

Sumber : Kapferer (1992:38)

(30)

3. Kualitas Pelayanan

a. Definisi kualitas

Kualitas merupakan sebuah bukti dari pelayanan atau jasa yang

telah diberikan oleh konsumen terpenuhi tingkat harapannya dan

kepuasannya.

Menurut Goetsch dan Davis (1994) yang dikutip oleh Tjiptono

(2012:152), kualitas dapat diartikan sebagai “kondisi dinamis yang

berhubungan dengan produk, jasa, sumber daya manusia, proses, dan

lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”.

Menurut Garvin yang dikutip Tjiptono (2012:143) menyatakan

bahwa terdapat lima perspektif mengenai kualitas, salah satunya yaitu

bahwa kualitas dilihat tergantung pada orang yang menilainya, sehingga

produk yang paling memuaskan preferensi seseorang merupakan

produk yang berkualitas paling tinggi.

b. Definisi pelayanan

Menurut Tjiptono (2012:4) pelayanan (service) bisa dipandang

sebagai sebuah sistem yang terdiri atas dua komponen utama, yakni

service operations yang kerap kali tidak tampak atau tidak diketahui keberadaannya oleh pelanggan (back office atau backstage) dan service delivery yang biasanya tampak (visible) atau diketahui pelanggan (sering disebut pulafront office atau front stage).

Menurut Edy Soeryatno Soegito (2007 : 152) mengemukakan

(31)

dapat diberikan suatu pihak kepada pihak lainnya yang pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak pula berakibat pemilikan sesuatu dan

produksinya dapat atau tidak dapat dikaitkan dengan suatu produk fisik.

Menurut Freddy Rangkuti (2009), tingkat kualitas pelayanan tidak

dapat dinilai berdasarkan sudut pandang perusahaan tetapi harus

dipandang dari sudut pandang penilaian pelanggan. Karena itu, dalam

merumuskan strategi dan program pelayanan, perusahaan harus

berorientasi kepada kepentingan pelanggan dengan memperhatikan

komponen kualitas pelayanan.

c. Definisi kualitas pelayanan

Menurut Wyckop (dalam Tjiptono, 2005 : 260), kualitas pelayanan

merupakan tingkat keunggulan (excellence) yang diharapkan dan

pengendalian atas keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan

pelanggan. Dengan kata lain, terdapat dua faktor utama yang

mempengaruhi kualitas pelayanan yakni, layanan yang diharapkan

(expected service) dan layanan yang dipersepsikan (perceived service)

(Parasuraman dalam Tjiptono, 2005 : 262).

Menurut Parasuraman dalam Lupiyoadi (2001:148) indikator

pelayanan ada lima, yaitu :

1) Wujud fisik

Terdiri dari sub indikator seperti gedung dan ruangan, tersedia

(32)

kelengkapan peralatan, sarana komunikasi serta penampilan

karyawan.

2) Daya tanggap

Terdiri dari sub indikator pelayanan responsif dan cepat, pelayanan

yang tepat pada konsumen, dan penyampaian informasi yang jelas.

3) Kehandalan

Terdiri dari sub indikator memberikan pelayanan sesuai janji,

pertanggung jawaban tentang penanganan konsumen akan masalah

pelayanan, memberikan pelayanan yang baik saat kesan pertama

kepada konsumen, dan tidak membedakannya satu dengan yang

lainnya, memberikan pelayanan tepat waktu, memberikan informasi

kepada konsumen tentang kapan pelayanan yang dijanjikan akan

direalisasikan.

4) Keyakinan

Terdiri dari sub indikator pengetahuan terhadap produk secara

tepat, kesopan santunan karyawan dalam memberi pelayanan,

keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam

memberikan keamanan dan kemampuan dalam menanamkan

kepercayaan dan keyakinan pelanggan terhadap perusahaan.

5) Empati

Terdiri dari sub indikator kemudahan melakukan hubungan,

komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan

(33)

4. Minat beli ulang

a. Minat beli

Menurut Kinnear dan Taylor (1995) (Thamrin 2003:142) adalah

merupakan bagian dari komponen prilaku konsumen dalam sikap

mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum

keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.

b. Minat beli ulang

Griffin (2003: 33-34) menyatakan bahwa “pelanggan yang merasa

puas dengan produk atau jasa yang telah dibeli maka akan melakukan

pembelian kembali”.

Menurut Hellier et al (2003) minat beli ulang adalah sebagai

penilaian individu tentang membeli kembali sebuah layanan yang

ditunjuk dari perusahaan yang sama, dengan mempertimbangkan situasi

sekarang dan keadaan yang memungkinkan. Sedangkan menurut

Suryani (2008:131) bahwa “melakukan pembelian secara teratur

(pembelian ulang) adalah pelanggan yang telah melakukan pembelian

suatu produk sebanyak dua kali atau lebih secara teratur”.

Menurut Ferdinand (2002:129) dalam Sugianto dan Subagio

(2014), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator

sebagai berikut :

1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli

(34)

2) Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk

mereferensikan produk kepada orang lain.

3) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku

seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut.

Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk

prefrensinya.

4) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang

yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya

dan mencari informasi untuk mendukung sifat–sifat positif dari

produk tersebut.

Dari beberapa definisi mengenai minat beli ulang diatas maka

dapat disimpulkan bahwa “minat beli ulang merupakan kegiatan

pembelian yang dilakukan konsumen setelah mereka melakukan

pembelian yang pertama kali dari produk maupun jasa yang dilakukan

secara berulang pada jangka waktu tertentu dan secara aktif menyukai

dan mempunyai sikap positif terhadap suatu produk barang/jasa,

(35)

B. HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA

Sebagai referensi dalam penelitian yang di lakukan, penulis mengambil

referensi dari beberapa hasil penelitian sebelumnya, di antaranya:

1. Faradiba (2013), berjudul “Analisis Pengaruh Kualitas Produk,Harga,

Lokasi dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Beli Ulang Konsumen

(Studi pada Warung Makan “Bebek Gendut” Semarang)” meneliti

seberapa besar pengaruh kualitas produk, harga, lokasi dan kualitas

pelayanan (X) terhadap minat beli ulang (Y) .Sampel pada penelitian ini

diambil 51 dari 100 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling. Dimana yang menjadi responden adalah pelanggan Bebek Gendut Semarang. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan

menggunakan analisis regresi linear berganda. Semua hipotesis di dalam

penelitian ini dapat diterima. Keempat variabel independen dalam

penelitian ini memiliki pengaruh positif terhadap minat beli ulang

konsumen. Dan yang memiliki pengaruh paling tinggi adalah kualitas

produk, kemudian diikuti lokasi, kualitas pelayanan dan harga.

2. Penelitian oleh Tri Asih Hidayati (2013), berjudul “Pengaruh Citra Merek

Terhadap Minat Beli dan Keputusan Pembelian Konsumen ( Survei pada

Mahasiswa Penghuni Ma’had Sunan Ampel Al-Aly UIN Malang Tahun

Angkatan 2012/2013 yang mengkonsumsi Mie Instan Merek Indomie)”

meneliti citra merek sebagai variabel independen , Minat beli sebagai

(36)

menggunakan teknik Accindental Sampling kepada mahasiswa yang mengkonsumsi mie instan Indomie. Teknik analisis data dalam penelitian

ini menggunakan Path Analysis dimana data yang dianalisis berdasarkan pola hubungan antar variabel dengan ujuan untuk mengetahui pengaruh

langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel citra merek yang terdiri dari Citra Pembuat

(X1), Citra Pemakai (X2), dan Variabel Citra Produk (X3) mempunyai

pengaruh positif terhadap variabel Minat Beli (Z) dan keputusan

(37)

C. KERANGKA PENELITIAN

Kerangka konseptual penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan

antara konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian yang

akan dilakukan.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh citra

merek dan kualitas pelayanan terhadap minat beli ulang. Dimana ditunjukan

pada garis H1 yang menunjukkan citra merek sebagai variabel bebas 1 (X1)

dan kualitas pelayanan sebagai variabel bebas 2 (X2) secara bersama-sama

berpengaruh terhadap minat beli ulang sebagai variabel terikat (Y) dan pada

garis H2 yang menunjukkan citra merek sebagai variabel bebas 1 (X1)

berpengaruh terhadap minat beli ulang sebagai variabel terikat (Y), serta pada

garis H3 yang menunjukkan kualitas pelayanan sebagai variabel bebas 2 (X2)

(38)

D. RUMUSAN HIPOTESIS

Hipotesis merupaka jawaban sementara terhadap rumusan masalah atau

sub masalah yang diajukan oleh peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori

atau kajian teori dan harus masih diuji kebenarannya. Hipotesis di susun dan

di uji untuk menunjukkan benar atau salah dengan cara terbebas dari nilai dan

pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.

Penelitian ini menganalisis citra merek (variabel bebas) dan kualitas

pelayanan (variabel bebas) terhadap minat beli ulang (variabel terikat).

Penelitian ini dipertegas dengan adanya penelitian sebelumnya yang diteliti

oleh Aryo Purnomo Edi (2015) yang berjudul “PENGARUH KUALITAS

PELAYANAN DAN CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI ULANG

JASA TRASPORTASI” yang menunjukkan bahwa minat beli ulang

dipengaruhi oleh variabel kualitas pelayanan dan citra merek sebesar 44,5%,

sedangkan sisanya sebesar 55,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak

termasuk dalam penelitian ini. Maka, rumusan hipotesis yang dapat diajukan

untuk penelitian adalah :

1. Hipotesis 1 : Citra merek dan kualitas pelayanan berpengaruh positif

terhadap minat beli ulang voucher pulsa Telkomsel.

2. Hipotesis 2 : Citra merek berpengaruh positif terhadap minat beli ulang

voucher pulsa Telkomsel

3. Hipotesis 3 : Kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap minat beli

(39)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survey.

Teknik pengambilan datanya dengan angket, skor yang diperoleh dari angket

kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif yang dituangkan dalam bentuk

presentase. Dalam penelitian survey, informasi yang dikumpulkan dari

responden dengan menggunakan kuesioner. Penelitian survei digunakan untuk

mendapatkan data opini individu. Selain itu, penelitian survei dilakukan untuk

memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari

keterangan-keterangan secara faktual tanpa menyelidiki mengapa gejala-gejala tersebut

ada (Jogiyanto, 2010).

Responden yang dituju adalah individu, yaitu masyarakat Yogyakarta

yang telah menggunakan produk Telkomsel minimal tiga bulan dan telah

melakukan pengisian voucher pulsa minimal dua kali dengan range usia 15 sampai 50 tahun.

B. SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN

1. Subjek penelitian merupakan responden yang membantu untuk

mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini subjek yang

akan dimintai informasi adalah masyarakat umum berada di Yogyakarta,

menggunakan produk Telkomsel minimal tiga bulan, dan telah melakukan

(40)

2. Objek penelitian merupakan variabel yang dapat di ukur. Dalam penelitian

ini yang menjadi objek penelitian adalah citra merek, kualitas pelayanan,

dan minat beli ulang.

C. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN

1. Waktu penelitian akan dilaksanakan dalam rentan waktu bulan agustus

2017 sampai dengan desember 2018.

2. Lokasi penelitian yang akan dipilih penulis yaitu melalui Google form online yang akan disebarkan melalui social media.

D. VARIABEL PENELITIAN

1. Identifikasi Variabel

a. Variabel Bebas

Menurut Suliyanto (2005:77) variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau terjadi penyebab besar kecilnya variabel lain.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah citra merek

(X1) dan kualitas pelayanan (X2).

b. Variable Terikat

Menurut Suliyanto (2005:2007) variabel terikat adalah variabel

yang variasinya dipengaruhi oleh variasi variabel bebas. Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah minat beli ulang

(41)

2. Definisi variabel

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa variabel, oleh

sebab itu untuk menghindari perbedaan pengertian dari setiap variabel

maka dibuat batasan atau definisi dari masing-masing variabel, antara lain

:

a. Citra merek

Citra merek merupakan “Sekumpulan asosiasi merek yang

terbentuk dan melekat di benak konsumen ( dalam Rangkuti 2008;3).

b. Kualitas pelayanan

Kualitas pelayanan merupakan tingkat keunggulan (excellence)

yang diharapkan dan pengendalian atas keunggulan tersebut untuk

memenuhi keinginan pelanggan (dalam Tjiptono, 2005 : 260)

c. Minat beli ulang

Minat beli ulang merupakan sebagai penilaian individu tentang

membeli kembali sebuah layanan yang ditunjuk dari perusahaan yang

sama, dengan mempertimbangkan situasi sekarang dan keadaan yang

memungkinkan ( dalam Hellier et al 2003).

3. Pengukuran variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

likert. Menurut Sugiyono (2012:136) skala likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat atau persepsi seseorang atau sekelompok orang

(42)

Disini skala likert digunakan untuk membantu mengukur pendapat

subjek yang telah ditentukan tentang citra merk dan kulitas pelayanan

terhadap minat beli ulang dari kartu voucher Telkomsel. Skala ini

berinteraksi 1-5 dengan pilihan jawaban sebagai berikut :

SS = Sangat Setuju : memiliki skor 5

S = Setuju : memiliki skor 4

N = Netral : memiliki skor 3

TS = Tidak Setuju : memiliki skor 2

(43)

E. Definisi Operasional

suatu produk, sebagai

akibat dari apa yang

dirasakan oleh

seseorang terhadap

merek tersebut Aaker

dalam Roslina

Kualitas Pelayanan Kualitas pelayanan

(44)

diharapkan dan

dari perusahaan yang

sama, dengan

mempertimbangkan

situasi sekarang dan

(45)

F. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi memiliki arti bahwa keseluruhan anggota atau elemen yang

diobservasi dalam ruang lingkup penelitiian. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh masyarakat umum yang menggunakan produk Telkomsel

yang berada di Yogyakarta.

2. Sampel

Merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti, sampel dapat

dikatakan sebagai perwakilan dari suatu populasi yang diharapkan dapat

mewakili populasinya. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh

masyarakat Yogyakarta yang menggunakan kartu Telkomsel dan telah

melakukan pembelian voucher pulsa minimal dua kali. Untuk mngetahui jumlah sampel mewakili populasi yang tidak terbatas maka terdapat rumus

berikut (Rao,1996) :

Dimana:

n = jumlah sampel

Z = tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel

(46)

Moe = margin of error yaitu tingkat kesalahan maksimum yang dapat di toleransi, ditentukan sebesar 10%

Maka sampel dalam penelitian ini adalah 96,4 responden atau dapat

dibulatkan menjadi 100 responden karena semakin banyak jumlah

populasi yang terwakili maka kekuatan statistika semakin baik.

G. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, dimana pemilihan sample berdasarkan ciri – ciri atau sifat – sifat tertentu yang

dipandang mempunyai ketertarikan yang erat dengan ciri – ciri atau sifat –

sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya Sutrisno Hadi (2000:226).

Pertimbangan tertentu yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu

masyarakat umum yang berada di Yogyakarta, menggunakan produk

Telkomsel minimal tiga bulan dan telah melakukan pembelian voucher pulsa

Telkomsel minimal dua kali dengan range usia 15 sampai dengan 50 tahun.

H. SUMBER DATA

Sumber data dalam penelitian ini ialah data primer dan data sekunder,

yakni data asli yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk

menyatakan permasalahan secara khusus. Data primer dapat didapatkan

(47)

teori-teori atau konsep-konsep yang di dapatkan dari jurnal, skripsi, makalah,

literatur, internet, buku, dan sumber-sumber terkait lainnya.

I. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan studi

pustaka.

1. Kuesioner

Menurut Ferdinand (2006:48) kuisioner menghasilkan data primer, dimana

data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung di

lapangan pada perusahaan yang menjadi objek penelitian. Dalam peneitian ini

kuisioner akan disebarkan secara acak kepada 100 masyarakat Yogyakarta

yang telah menggunakan produk Telkomsel minimal tiga bulan dan telah

melakukan pengisian voucher pulsa minimal dua kali dengan range usia 15 sampai 50 tahun.

.

2. Studi Pustaka

Data dalam penelitian ini juga akan diperoleh dengan membaca

literatur, jurnal, dan skripsi yang mendukung.

J. TEKNIK PENGUJIAN INSTRUMEN

1. Uji Validitas

Validitas item-item pada skala penelitian dilihat menggunakan korelasi

(48)

valid jika memiliki korelasi item skor total ≥ 0,3 (Azwar, 2010). Korelasi

item dalam penelitian dapat diukur dengan korelasi person yang dapat

dilihat melalui rumus maupun aplikasi SPSS. Rumus korelasi person dapat

dilihat sebagai berikut :

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi

x : skor item

y : skor total

n : banyaknya subjek

Menurut Ghiseli (dalam Jogiyanto, 2008:36) menyebutkan bahwa

validitas (validiti) menunjukkan seberapa jauh suatu tes atau suatu set dari

operasi-operasi mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian

ini menggunakan α = 5% sehingga syarat suatu instrumen dikatakan valid

adalah jika r hitung > r tabel dengan taraf keyakinan 95%.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menentukan apakah kuesioner tetap

konsisten apabila digunakan lebih dari satu kali terhadap gejala yang sama

dengan alat ukur yang sama. Uji statistik Cronbach alpha ( digunakan untuk menguji tingkat reliabel suatu variabel. Suatu variabel dikatakan

(49)

Lestari, 2016: 40). Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali

atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur

yang sama pula ( dalam Siregar, 2013:87). Pengujian reliabilitas setiap

variabel dilakukan dengan Cronbach alphacoefficient menggunakan bantuan program SPSS. Rumus yang digunakan sebagai berikut, Siregar (2013:90)

R

11

=

Keterangan:

R11 = reliabilitas instrumen

K = banyaknya butir pertanyaan

K. TEKNIK ANALISIS DATA

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis

regresi linier berganda dan menggunakan alat bantu berupa software komputer

program SPSS. SPSS (statistical package for social sciences) adalah sebuah

program komputer yang digunakan untuk menganalisis sebuah data penelitian.

(50)

Teknik analisis data yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Analisis Deskriptif

Karakteristik Responden dalam deskripsi responden berisi tentang

perhitungan yang menjadi klasifikasi kuesioner secara umum, seperti usia,

jenis kelamin, pekerjaan, dan lain-lain. Pada deskripsi variabel ini

digunakan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap citra merek,

kualitas pelayanan, kepuasaan dan loyalitas konsumen.

Dapat diketahui bobot nilai tertinggi adalah 5 dan bobot nilai terendah

adalah 1. Jumlah kelas 5 sehingga interval dapat dihitung sebagai berikut :

Interval =

Interval = = 0,8

Dengan rentang skala 0,8 maka skor persepsi pada citra merek,

kualitas pelayanan, kepuasaan dan loyalitas konsumen dikelompokkan

sebagai berikut :

Tabel III.2

Tabel Skala Data

(51)

a. Uji normalitas

Menurut Imam Ghozali (2013:110) “Uji normalitas bertujuan

untuk mengetahui apakah masing-masing variabel berdistribusi normal

atau tidak. Uji normalitas diperlukan karena untuk melakukan

pengujian-pengujian variabel lainnya dengan mengasumsikan bahwa

nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar

maka uji statistik menjadi tidak valid dan statistik parametrik tidak

dapat digunakan.” Model regresi yang baik adalah memiliki nilai

residualnya. Pedoman yang digunakan untuk mengetahui residual

berdistribusi normal atau tidak dapat dilihat dari nilai signifikan pada

bagian Kolgorov-Sminov (Asymp.Sig), apabila nilai signifikan (Asymp.Sig) >0,05 maka residual berdistribusi normal. Sebaliknya jika

nilai signifikan (Asymp.Sig) ≥0,05 maka residual tidak berdistribusi

normal.

b. Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2011:91), uji multikolinearitas bertujuan untuk

menguji apakah di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi atau

variabel bebas. Karena model regresi yang baik adalah jika tidak terjadi

korelasi diantara variabel bebas.

Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat tolerance value

atau dengan menggunakan VIF (Variance Inflation Factors) melalui

hasil analisis menggunakan SPSS. Nilai VIF dapat dihitung dengan

(52)

VIF =

-

Multikolinearitas terjadi bila nilai VIF diatas nilai 10 atau

tolerance value dibawah 0,10. Multikolinearitas tidak terjadi bila VIF dibawah 10 atau tolerance value diatas 0,10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Imam Ghozali (2013: 105) Uji heteroskedastisitas

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain, jika variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain berbeda maka disebut heteroskedastisitas.

Sebuah model regresi dikatakan baik apabila terjadi

homoskedastisitas dalam modelnya, atau dengan kata lain tidak terjadi

heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini penulis menggunakan uji

(53)

Gambar III.1 Scatterplot

1) Pada gambar (a) dapat dilihat bahwa titik-titik pada grafik

Scatterplot menyebar secara merata tanpa membentuk pola tertentu yang artinya tidak ada masalah heteroskedastisitas.

2) Pada gambar (b-d) dapat dilihat bahwa titik-titik pada scatterplot membentuk pola tertentu, artinya sebaran data tersebut mengalami

masalah heteroskedastisitas.

3) Pada gambar (e-f) dapat dilihat bahwa titik-titik pada scatterplot membentuk pola dan beberapa diantaranya mengumpul pada titik

tertentu. Bentuk tersebut mengidentifikasikan model yang digunakan

tidaklah linier dan terdapat masalah heteroskedastisitas.

Dasar pengambilan keputusan untuk uji heteroskedastisitas :

a) Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola

tertentu teratur (bergelombang, melebur kemudian menyempit),

(54)

b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh variabel independen (kualitas produk dan citra

merek) terhadap variabel dependen (kepuasan pelanggan). Pengujian ini

terdiri dari uji t hitung (uji parsial), uji F hitung (uji bersama-sama), dan

analisis koefisien determinasi (R2).

a. Uji F (Uji Bersama-sama)

Uji F adalah uji untuk melihat ada tidaknya pengaruh semua

variabel bebasnya, yaitu kualitas produk dan citra merek secara

bersama-sama terhadap variabel terikatnya , yaitu kepuasan pelanggan

(Kuncoro, 2007:82). Tahapan yang dilakukan dalam uji F yaitu :

1) Menentukan

H0 : b1 : b2 = 0, artinya kualitas produk dan citra merek secara

bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.

Ha : b1 : b2 minimal salah satu ≠ 0, artinya kualitas produk dan citra

merek secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan

pelanggan.

(55)

Tingkat signifikan (ɑ) pada penelitian ini adalah 5% atau 0,05. Ftabel

dapat dicari dengan menentukan besar derajat kebebasan (degree of

freedom) penyebut menggunakan n-k-1.

3) Menentukan Fhitung menggunakan SPSS atau dengan rumus Fhitung

(Sunyoto, dalam Riscky 2015:41) :

F

hitung

=

Dimana :

R2 = koefisien determinasi

n = jumlah sampel

Jika Ha diterima (H0 ditolak), artinya kualitas produk dan citra merek

secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kepuasan

pelanggan.

Jika Ha ditolak (H0 diterima), artinya kualitas produk dan citra merek

secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.

b. Uji t (Uji Parsial)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pegaruh satu

(56)

terikat yaitu kualitas produk dan citra merek secara sendiri-sendiri

terhadap variabel terikat yaitu kepuasan pelanggan (Kuncoro, 2007:81).

Tahapan yang dilakukan dalam uji t yaitu :

1) Menentukan Hipotesis Alternatif (Ha) dan Hipotesis Nol (H0) H0:

Kualitas produk tidak berpengaruh pada kepuasan pelanggan.

2) Menentukan Taraf Signifikansi (Level of Significance)

Taraf signifikan atau α (alpha) yang digunakan di dalam penelitian

adalah 5% (0,05).

3) Menghitung t statistik (t hitung)

Uji t dihitung dengan rumus (Supranto, 2009:250) sebagai berikut:

=

Dimana:

t0 = t hitung koefisien variabel

bi = koefisien regresi variabel

sbi = standard error dari variabel

4) Menentukan Kriteria Uji t

H0 ditolak dan Ha diterima jika -t hitung > t hitung > t tabel atau sig.

< 0,05

H0 diterima dan Ha ditolak jika -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel atau sig.

≥ 0,05

(57)

Jika Ha diterima (H0 ditolak) maka kualitas produk berpengaruh pada

kepuasan pelanggan.

Jika Ha ditolak (H0 diterima) maka kualitas produk tidak berpengaruh

pada kepuasan pelanggan.

4. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen apakah memiliki hubungan positif

atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila

niai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu :

kualitas produk (X1), citra merek (X2) terhadap kepuasan pelanggan

(Y).Model regresi linier berganda adalah :

Υ = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan :

Y : Kepuasan Pelanggan

A : Konstanta

b1b2 : Koefisien Regresi

X1 : Kualitas Produk

X2 : Citra Merek

e : Epsilon (pengaruh faktor lain)

5. Koefisien determinasi (R2)

Pada model regresi linier berganda, kontribusi variabel independen

(58)

melihat besaran koefisien determinasi totalnya (R2). Jika nilai (R2) yang

diperoleh mendekati 1 maka hubungan variabel independen terhadap

variabel dependen semakin kuat. Sebaliknya jika nilai (R2) yang

diperolehmendekati 0 maka hubungan variabel independen terhadap

variabel dependen semakin lemah. Nilai (R2) dapat naik atau turun apabila

(59)

43

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Gambar IV.1 Logo Telkomsel

A. Sejarah Perusahaan

Telkomsel merupakan operator telekomunikasi seluler GSM kedua di

Indonesia, dengan layanan paska bayarnya yang diluncurkan pada tanggal 26

Mei 1995. Kemudian pada November 1997 Telkomsel menjadi operator

seluler pertama di Asia yang menawarkan layanan prabayar GSM. Telkomsel

ini mengklaim sebagai operator telekomunikasi seluler terbesar diIndonesia,

dengan 178 juta pelanggan.Telkomsel memiliki tiga produk GSM prabayar,

yaitu SimPATI, KartuAS, serta LOOP. Pada tahun 1995, secara resmi

Telkomsel mendapat izin untuk memberikan jasa telekomunikasi selular

GSM.

Telkomsel mulai membangun jaringan dan melayani pelanggannya dari

luar jawa yakni Batam, Medan, dan daerah lainnya. Selanjutnya pada tahun

1996, Telkomsel mulai beroperasi di ibu kota Jakarta dan berhasil melayani

(60)

layanan Telkomsel di Ambon dan Jayapura. Telkomsel menjadi pelopor kartu

prabayar isi ulang diASIA dan meluncurkan produk pertamanya simPATI,

kartu ini diluncurkan saat krisis ekonomi sedang melanda tahun1997, dimana

Telkomsel memberikan solusi kepada para pengguna jasa selular agar

melakukan pengontrolan anggaran komunikasinya. Selain itu juga Telkomsel

mendapat sertifikat ISO 9002 untuk Costumer Service On-Linedari PT Tuv

Rheinland Jerman, yang menandai layanan pelanggan Telkomsel telah

memenuhi standarisasi mutu internasional. Telkomsel pada tahun 1998

membuat program baru untuk mengembangkan jaringannya dengan

mencanangkan Word Class Operator sebagai tolak ukur standar layanan.

Positioning baru kartu prabayar Telkomsel dengan nama simPATI

Nusantara yang bermottokan Dengan simPATI tetap terkendali, dimana

simPATI yang sebelumnya hanya digunakan diarea registrasinya, kini

simPATI bisa digunakan di seluruh Indonesia. Untuk tahun 1999,

implementasi BIANCA (Billing and Customer Care) menggantikan system billing lama, menandai peristiwa penting Telkomsel dalam menjalankan bisnisnya. BIANCA memungkinkan berbagai proses dapat dilakukan secara

serempak, seperti informasi pelanggan, pencatatan percakapan hingga

produksi tagihan/invoice. Predikat pelayanan terbaik untuk kategori operator

selular Thein Achieving Costumer Satisfaction Toward Service Qualitydari lembaga survei frontier bekerja sama dengan majalah SWA. Padatahun 2000, Telkomsel mempelopori layanan Mobile Banking di Indonesia bekerja sama

(61)

mengintegrasikan system teknologi telekomunikasi dan informasi dalam

sistem banking. Disini Telkomsel juga merupakan operator terkemuka layanan

telekomunikasi seluler di Indonesia dengan pangsa pasar dan pendapatan

saham.

Pada akhir Maret 2009, Telkomsel memiliki 1 juta pelanggan yang

berdasarkan statistik industri mewakili pangsa pasar yang diperkirakan

sekitar 50%. Telkomsel menyediakan layanan selular di Indonesia, melalui

nasional sendiri dual-band GSM900 -1800 MHz, jaringan 3G, dan

internasional, melalui mitra roaming internasional di 180 negara (akhir Maret

2009). Pada September 2006, Telkomsel menjadi operator pertama di

Indonesia untuk meluncurkan layanan 3G. Perusahaan menyediakan

pelanggan dengan pilihan antara dua-kartu prabayar simPATI dan Kartu As,

atau pasca-bayar kartu HALO layanan, serta berbagai layanan nilai tambah

dan program.

Pada 20 Maret 2009, Telkomsel dan Apple South Asia Pte. Ltd meluncurkan iPhone 3G di Indonesia dengan harga disesuaikan. Telkomsel beroperasi di Indonesia telah tumbuh secara substansial sejak peluncuran

komersial pasca layanan dibayar pada tanggal 26 Mei 1995. Pada 63

November 1997, Telkomsel menjadi operator telekomunikasi seluler pertama

diAsia yang memperkenalkan GSM dapat diisi ulang yang biasa di sebut

layanan pra-bayar. Pendapatan kotor Telkomsel telah tumbuh dari Rp. 3.59

triliun pada tahun 2000 menjadi Rp. 44.42 triliun pada tahun 2008. Selama

(62)

sekitar 1,7 juta seperti pada 31 Desember 2000 untuk 65.3 juta pada 31

Desember 2008.

Telkomsel memiliki jangkauan jaringan terbesar dari salah satu operator

selular diIndonesia, menyediakan jangkauan jaringan yang mencapai lebih

dari 95% dari jumlah penduduk Indonesia dan merupakan satu-satunya

operator diIndonesia yang mencakup seluruh negara, provinsi dan kabupaten,

baik semua "kecamatan" diSumatra, Jawa, dan Bali.

B. Produk Telkomsel

Saat ini, Telkomsel mempunyai beberapa produk, yaitu:

1. kartuHalo

C. Visi dan Misi Perusahaan

Visi : Menjadi penyedia layanan dan solusi gaya hidup digital mobile

kelas dunia yang terpercaya.

Misi : Memberikan layanan dan solusi digital mobile yang melebihi

ekspektasi para pengguna, menciptakan nilai lebih bagi para pemegang saham

(63)
(64)

D.

Alamat dan Kontak Perusahaan

Perusahaan pusat Telkomsel terletak di Telkomsel Smart Office Telkom

Landmark Tower, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.52, Jakarta Selatan 12710.

(65)

49

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang di berikan

kepada 100 orang pengguna Telkomsel . Kuesioner dibagikan secara online

dan diisi oleh pengguna Telkomsel sebagai responden pada tanggal 3 sampai

17 September 2018. Pengisian kuesioner dilakukan dengan cara responden

memberikan tanda cheklist (√) pada pernyataan yang sudah disusun dari masing-masing butir pernyataan berisi 5 pilihan jawaban yaitu “STS” Sangat

Tidak Setuju, “TS” Tidak Setuju, “N” Netral, “S” Setuju, dan “SS” Sangat

Setuju, sehingga responden hanya perlu memilih salah satu dari 5 jawaban

yang menurut mereka sesuai dengan apa yang mereka alami dan rasakan.

Peneliti memberikan kuesioner kepada 100 orang masyarakat Yogyakarta

yang telah menggunakan produk Telkomsel minimal tiga bulan dan telah

melakukan pengisian voucher pulsa minimal dua kali dengan range usia 15 sampai 50 tahun secara random.

A. Pengujian Instrumen

Pada pengujian instrumen ini, penulis akan menguji pernyataan pada

kuisioner menggunakan komputer dengan program SPSS 21.

1. Uji Validitas

Validitas item-item pada skala penelitian dilihat menggunakan korelasi

item dengan skor total angket. Menurut Ghiseli (dalam Jogiyanto,

2008:36) menyebutkan bahwa validitas (validiti) menunjukkan seberapa

(66)

seharusnya diukur. Dalam penelitian ini menggunakan α = 5% sehingga

syarat suatu instrumen dikatakan valid adalah jika r hitung > r tabel

dengan taraf keyakinan 95%. Korelasi item dalam penelitian dapat diukur

dengan korelasi person yang dapat dilihat melalui rumus maupun aplikasi

SPSS dengan hasil berikut :

Tabel V.1

Hasil Uji Validitas Variabel Butir Pernyataan Citra Merek

Butir Pernyataan Rhitung Rtabel Keterangan

1 0,351 0,1966 Valid

Sumber: Data hasil penelitian September 2018 yang telah diolah

Tabel V.2

Hasil Uji Validitas Butir Pernyataan Variabel Kualitas Pelayanan

Butir pertanyaan Rhitung Rtabel Keterangan

1 0,695 0,1966 Valid

2 0,709 0,1966 Valid

3 0,773 0,1966 Valid

4 0,782 0,1966 Valid

(67)

6 0,791 0,1966 Valid

7 0,739 0,1966 Valid

8 0,784 0,1966 Valid

Sumber: Data hasil penelitian September 2018 yang telah diolah

Tabel V.3

Hasil Uji Validitas Variabel Butir Pernyataan Minat Beli Ulang

Butir Pernyataan Rhitung Rtabel Keterangan

1 0,795 0,1966 Valid

2 0,804 0,1966 Valid

3 0,837 0,1966 Valid

4 0,758 0,1966 Valid

5 0,822 0,1966 Valid

Sumber: Data hasil penelitian September 2018 yang telah diolah

Dari Tabel V.1, V.2, dan V3 dapat dilihat bahwa nilai signifikan r

hitung seluruh butir pernyataan lebih besar dari r tabel. Maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa seluruh butir pernyataan pada penelitian ini valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menentukan apakah kuesioner tetap

konsisten apabila digunakan lebih dari satu kali terhadap gejala yang sama

dengan alat ukur yang sama. Uji statistic Cronbach alpha ( digunakan untuk menguji tingkat reliabel suatu variabel. Suatu variabel dikatakan

(68)

datanya semakin terpercaya. Pengujian reliabilitas setiap variabel

dilakukan dengan Cronbach alpha coefficient menggunakan bantuan program SPSS. Hasil pengujian reliabilitas sebagai berikut:

Tabel V.4

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Citra Merek 0,638 Reliabel

Kualitas Pelayanan 0,783 Reliabel

Minat Beli Ulang 0,805 Reliabel

Sumber: Data hasil penelitian September 2018 yang telah diolah

Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa semua variabel

mempunyai nilai Cronboarch Alpha di atas 0,60 sehingga dapat dikatakan

bahwa semua pengukur variabel dari kuesioner adalah reliabel yang berarti

bahwa instrumen variabel yang terdapat dalam kuesioner yang digunakan

(69)

B. Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji

normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Berikut

penjelasan masing-masing uji asumsi klasik pada masing-masing variabel

penelitian:

1. Uji Normalitas

Menurut Imam Ghozali (2013:110) “Uji normalitas bertujuan untuk

mengetahui apakah masing-masing variabel berdistribusi normal atau

tidak. Uji normalitas diperlukan karena untuk melakukan

pengujian-pengujian variabel lainnya dengan mengasumsikan bahwa nilai residual

mengikuti distribusi normal. Pedoman yang digunakan untuk mengetahui

residual berdistribusi normal atau tidak dapat dilihat dari nilai signifikan

pada bagian Kolgorov-Sminov (Asymp.Sig), apabila nilai signifikan (Asymp.Sig) >0,05 maka residual berdistribusi normal. Sebaliknya jika

nilai signifikan (Asymp.Sig) ≥0,05 maka residual tidak berdistribusi

(70)

Tabel V.5

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 2,99626938

Asymp. Sig. (2-tailed) ,162

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Data hasil penelitian September 2018 yang telah diolah

Berdasarkan hasil pengujian normalitas yang disajikan pada Tabel V.5,

dapat dilihat bahwa nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 (0,162 >

0,05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai residual

berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2011:91), uji multikolinearitas bertujuan untuk

menguji apakah di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi atau

variabel bebas. Karena model regresi yang baik adalah jika tidak terjadi

(71)

Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat tolerance value atau

dengan menggunakan VIF (Variance Inflation Factors). Multikolinearitas

terjadi bila nilai VIF diatas nilai 10 atau tolerance value dibawah 0,10. Multikolinearitas tidak terjadi bila VIF dibawah 10 atau tolerance value diatas 0,10.

Kualitas pelayanan ,952 1,050

Sumber:Data hasil penelitian September 2018 yang telah diolah

Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas yang disajikan pada

Tabel V.6, dapat dilihat bahwa nilai VIF pada setiap variabel bebas adalah

lebih kecil dari 10. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa tidak ada

multikolinearitas di antara variabel bebas tersebut.

3. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Imam Ghozali (2013: 105) Uji heteroskedastisitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain, jika variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain berbeda maka disebut

(72)

homoskedastisitas dalam modelnya, atau dengan kata lain tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Gambar V.1

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Data Hasil Penelitian September 2018 yang telah diolah

Berdasarkan Gambar V.1 dapat dilihat bahwa titik-titik pada grafik

Scatterplot menyebar merata tanpa membentuk pola tertentu. Maka dapat disimpulkan bahwa data yang diuji dalam penelitian ini tidak mengalami

Gambar

Tabel Judul                                                                                             Halaman
Gambar Judul
Gambar II.1 Identitas dan Citra
Tabel Definisi Operasional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk interaksi sosial menjadi kebutuhan utama dalam menjalani kehidupan bermasyarakat secara damai yaitu dalam bentuk sosial seperti kerja sama dan akomodasi

Tujuan dari test grouting ini, adalah untuk mendapatkan desain perbandingan berbagai variasi campuran semen dan air serta volume cairan injeksi ( grout ) yang diperlukan dalam

Indonesia telah meratifikasi Konvensi Jenewa 1949 tanpa reservasi apapun melalui Undang- undang Republik Indonesia (RI) Nomor 59 Tahun 1958, namun, untuk dapat

 Siswa mendemonstrasikan penggunaan ungkapan dan kosa kata iklan secara lisan dan tertulis di kelas dengan memperhatikan fungsi sosial, ungkapan, dan unsur kebahasaan yang

Pengenaan bea masuk anti dumping telah diterapkan oleh Indonesia, salah satunya terhadap produk impor yang berasal dari Tiongkok berupa Polyester Staple Fiber

(Persero) Angkasa Pura 1 Juanda Surabaya rata-rata alasan sebab absensi pegawai dalam pelaksanaan apel pagi dikarenakan cuti. Adanya sejumlah pegawai yang tidak

Selain penggunaan Hardware dalam penyelesaian proses editing film pendek No Kudos penulis juga menggunakan beberapa software yang sangat berpengaruh terhadap selesainya film No

”POTRET PRO-WOMAN POLICY” Studi tentang Pengaruh Tingkat Kemiskinan terhadap Tingkat Partisipasi Eks Wanita Tuna Susila dalam Program Pemberdayaan Eks Lokalisasi di Dupak