• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI ALFAMART WISMA TROPODO SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI ALFAMART WISMA TROPODO SIDOARJO."

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP

KEPUASAN KONSUMEN DI ALFAMART

WISMA TROPODO SIDOARJ O

S K R I P S I

Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Persyar atan Dalam Memperoleh Gelar Sar jana Ekonomi

J ur usan Manajemen

Oleh :

PRISKA YULIANA DEWI

0812015009 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

S K R I P S I

Oleh :

PRISKA YULIANA DEWI

0812015009 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan

berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengar uh Kualitas Layanan Ter hadap Kepuasan Konsumen Di

Alfamar t Wisma Tr opodo Sidoar jo” dengan baik.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi satu syarat

penyelesaian Program Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi, Jurusan

Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya.

Dalam penyusunan skripsi, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan

selesai dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

menghaturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MT, selaku Rektor UPN “Veteran” Jawa

Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Program Studi Manajemen

UPN “Veteran” Jawa Timur

4. Bapak Drs. Ec. Supriyono, SE. MM, selaku Dosen Pembimbing yang telah

mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membimbing penulisan

(4)

menghargai jasa Bapak dan Ibu. Namun teriring do’a semoga apa yang sudah

diberikan kepada kami akan terbalaskan dengan berkah dari sang Illahi.

6. Yang terhormat Bapak dan Ibu, sembah sujud serta ucapan terima kasih atas

semua do’a, restu, dukungan, nasehat yang diberikan kepada penulis.

Semoga Allah SWT melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua

pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk

itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata

penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, Maret 2012

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAKSI ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu... 8

2.2. Landasan Teori ... 9

2.2.1. Pengertian Pemasaran ... 19

2.2.2. Konsep Pemasaran ... 10

2.2.3. Tujuan Pemasaran ... 11

2.3. Kualitas Layanan ... 12

2.2.1. Pengertian Kualitas Layanan ... 12

(6)

2.6. Kerangka Konseptual ... 21

2.6. Hipotesis ... 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 23

3.1.1. Definisi Operasional ... 23

3.1.2. Pengukuran Variabel ... 25

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 26

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.3.1. Jenis Data ... 27

3.3.2. Sumber Data ... 27

3.3.3. Pengumpulan Data ... 27

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 28

3.4.1. Uji Reliabilitas dan Validitas ... 28

3.4.2. Uji Outlier Univariat dan Multivariat ... 29

3.4.2.1. Uji Outlier Univariat ... 29

3.4.2.2. Uji Outlier Multivariat ... 29

3.4.3. Uji Normalitas Data ... 30

3.4.4. Pemodelan SEM (Structural Equation Modeling) ... 30

(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ...

4.1.1. Sejarah Singkat Alfamart ...

4.1.2. Visi, Misi , Budaya ...

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 38

4.2.1. Deskripsi Karakteristik Responden ... 38

4.2.2. Deskripsi Kualitas Layanan (X) ... 40

4.2.2.1. Tangible (X1) ... 40

4.2.2.2. Reliability (X2) ... 41

4.2.2.3. Responsiveness (X3) ... 42

4.2.2.4. Assurance (X4) ... 43

4.2.2.5. Empathy (X5) ... 44

4.2.3. Kepuasan Konsumen (Y) ... 45

4.2.3.1. Attributes Related To The Product (Y1) ... 45

4.2.3.2. Attributes Related To The Purchase (Y2) . 46 4.3. Analisis Data ... 47

4.3.1. Evaluasi Outlier ... 47

4.3.2. Evaluasi Reliabilitas ... 49

4.3.3. Evaluasi Validitas ... 50

4.3.4. Evaluasi Construct Reliability dan Variance Extracted ... 51

4.3.5. Evaluasi Normalitas ... 53

4.3.6. Analisis Model One – Step Approach to SEM ... 54

(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 61

5.2. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAF TAR TABEL

Tabel 1.1 Brand Value (BV) Tingkat Hasil Penjualan Industri Ritel

Periode Tahun 2008 - 2010 ... 2

Tabel 1.2 Jumlah Komplain Konsumen Di Alfamart di Wisma Tropodo

Sidoarjo Periode Januari – Desember 2011 ... 4

Tabel 1.2 Jumlah Komplain Konsumen Di Alfamart di Wisma Tropodo

Sidoarjo Periode Tahun 2008 - 2011 ... 5

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 38

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 29

Tabel 4.4. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Tangible (X1) ... 40

Tabel 4.5. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Reliability (X2) . 41

Tabel 4.6. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Responsiveness

(X3) ... 42

Tabel 4.7. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Assurance (X4) . 43

Tabel 4.8. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Emphaty (X5) ... 44

Tabel 4.9. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Attributes

Related To The Product (Y1) ... 45

Tabel 4.9. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Attributes

Related To The Purchase (Y2) ... 46

Tabel 4.10. Residuals Statistics ... 48

Tabel 4.11. Pengujian Reliability Consistency Internal ... 49

Tabel 4.12. Standardize Faktor Loading dan Construct dengan

Confirmatory Factor Analysist ... 51

Tabel 4.13. Construct Reliability dan Variance Extracted ... 52

(10)

Approach – Eliminasi Model ... 56

Tabel 4.17. Variabel yang Dimodifikasi Dalam Model ... 57

Tabel 4.18. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One- Step

Approach – Eliminasi Modifikasi Model ... 58

(11)

DAF TAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual... 21

Gambar 4.1. Model Pengukuran & Struktural Kulaitas Layanan dan Kepuasan Konsumen Dan Minat Mereferensikan, Model

Spesifikasi: One Step Approach – Base Model ... 55

Gambar 4.2. Model Pengukuran & Struktural Kulaitas Layanan dan Kepuasan Konsumen Dan Minat Mereferensikan, Model

Spesifikasi: One Step Approach – Elimination Model ... 56

Gambar 4.3. Model Pengukuran & Struktural Kulaitas Layanan dan Kepuasan Konsumen Dan Minat Mereferensikan, Model Spesifikasi: One Step Approach – Elimination Modification

(12)

Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 2. Tanggapan Responden Terhadap Kualitas Layanan (X1), dan

Kepuasan Konsumen (Y)

(13)

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP

KEPUASAN KONSUMEN DI ALFAMART

WISMA TROPODO SIDOARJO

Oleh:

PRISKA YULIANA DEWI

Abstraksi

Penelitian ini dilakukan pada konsumen Alfamart Wisma Tropodo Sidoarjo. Berdasarkan brand value tingkat hasil penjualan industri ritel periode tahun 2008 – 2010, menunjukkan bahwa selama 2 tahun terakhir dari tahun 2009 - 2010, telah terjadi penurunan brand value pada Alfamart dari 63,6 menjadi 57,6. Hal ini didukung oleh data jumlah komplain konsumen di Alfamart Wisma Tropodo Sidoarjo periode tahun 2008 – 2011 yang cenderung mengalami kenaikan dari 31 menjadi 68. Kenyataan ini mengindikasikan semakin menurunnya tingkat kepuasan konsumen di Alfamart Wisma Tropodo Sidoarjo. Hal ini merupakan fenomena yang harus diteliti dan disikapi dengan segera oleh pihak Alfamart Wisma Tropodo Sidoarjo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen di Alfamart Wisma Tropodo Sidoarjo.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik non probability

sampling tepatnya purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan

kriteria-kriteria tertentu, antara lain: responden berusia minimal 18 tahun dan responden pernah Alfamart Wisma Tropodo Sidoarjo minimal 2 kali. Pengambilan sampel didasari oleh asumsi SEM bahwa besarnya sampel yaitu 5 - 10 kali parameter yang diestimasi. Pada penelitian ini ada 20 indikator, sehingga jumlah sampel yang diestimasi yaitu antara 100-200. Adapun jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebesar 100 responden. Teknik analisis yang digunakan adalah SEM diagram yang akan mempermudah untuk melihat pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen di Alfamart Wisma Tropodo Sidoarjo

(14)

1.1. Latar Belaka ng Masalah

Pada saat ini kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa selalu meningkat

baik dari segi kualitas maupun kuantitas, hal ini seiring dengan perkembangan dan

kemajuan jaman, dampaknya adanya perilaku pelanggan dalam menentukan

tempat pembelanjaan yang mereka anggap paling sesuai dan benar-benar dapat

memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.

Semakin meningkatnya tempat pembelanjaan akan memberikan banyak

alternatif kepada masyarakat sebagai pelanggan untuk memilih tempat

pembelanjaan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan financial

pelanggan. Hal ini harus diimbangi oleh pedagang untuk berusaha menarik

pelanggan agar mau membeli barang ditempat dimana dia membuka

dagangannya. Pedagang harus cepat tanggap dan segera menyesuaikan akan

perubahan selera dan kemampuan pelanggan, dengan memberikan kualitas

pelayanan yang baik kepada pelanggan sehingga nantinya kepuasan pelanggan

akan dapat tetap terjaga.

Salah satu pusat pembelanjaan yang lagi menjamur di Sidoarjo adalah

Alfamart, yang merupakan bisnis waralaba di bidang retail yang berbentuk

minimarket. Sebagaimana minimarket yang lain, Alfamart selalu berusaha agar

(15)

2

Alfamart merupakan pasar swalayan yang berbentuk minimarket yang

melakukan bisnis eceran dengan berhubungan langsung dengan pelanggan akhir

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan total pelanggan, yaitu tempat belanja

terpadu yang menjual barang-barang beraneka ragam, dari barang kebutuhan

sehari-hari, barang kebutuhan dapur, perabot rumah tangga, perabot kamar tidur,

perabot kamar mandi, kosmetik, dan sebagainya.

Keberadaan minimarket Alfamart merupakan tuntutan masyarakat

perkotaan yang cenderung membutuhkan tempat perbelanjaan dengan produk

yang berkualitas dengan jenis produk bervariasi, dan pelayanan yang lebih baik

karena hal tersebut mampu menarik pelanggan untuk melakukan belanja di

Minimarket Alfamart.

Berdasarkan data dari SWA 15 / XXVI / 15 - 28 Juli 2010 tentang tingkat

hasil penjualan industri ritel tahun 2008 – 2010 sebagai berikut:

Tabel 1.1

Brand Value (BV) Tingkat Hasil Penjualan Industri Ritel Periode Tahun 2008 - 2010

(16)

Berdasarkan tabel 1,1, dapat diketahui bahwa selama 3 tahun terakhir dari

tahun 2008 - 2010, telah terjadi penurunan brand value pada Alfamart, meskipun

nilai brand value Alfamart tersebut tetap menempati urutan pertama jika

dibandingkan dengan nilai brand value tingkat hasil penjualan industri ritel yang

lainnya. (Sumber: SWA 15 / XXVI / 15 - 28 Juli 2010). Penuruan nilai brand

value pada tingkat hasil penjualan industri ritel menunjukkan bahwa persepsi nilai

pelanggan pada tingkat hasil penjualan industri ritel juga turun.

Parasuraman, et, al (1996) dalam Edwin, et al (2007: 36) menyatakan

bahwa kualitas layanan adalah persepsi pelanggan terhadap keunggulan suatu

layanan. Selanjutnya Menurut Kotler dan Keller (2009) bahwa kepuasan

(satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa yang timbul karena

membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap

ekspektasi mereka. Jika kinerja gagal memenuhi ekspektasi, pelanggan akan tidak

puas. Jika kinerja sesuai dengan ekspektasi, pelanggan akan puas. Pada dasarnya

hanya pelanggan yang menilai kualitas layanan suatu badan usaha berkualitas atau

tidak. Cronin dan Taylor (1992: 55) menyatakan bahwa kualitas layanan yang

baik akan menciptakan kepuasan konsumen.

Pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan seperti yang

dinyatakan oleh Kurz and Clow (1998: 382) dalam Laksana (2008: 96) sebagai

berikut: “if the service perform at the level that is expected or predicted, the

satisfaction level is considered to be just OK” artinya jika pelayanan yang

(17)

4

kepuasan. Dengan demikian kualitas pelayanan terus ditingkatkan sehingga

mencapai apa yang diharapkan oleh pelanggan maka akan puas.

Kecenderungan penurunan tingkat Penjualan Di Alfamart Wisma Tropodo

Sidoarjo ini didukung oleh kenaikan jumlah komplain pelanggan pada periode

Januari – Desember 2011, sebagai berikut :

Tabel 1.3

Jumlah Komplain Konsumen Di Alfamart di Wisma Tropodo Sidoarjo Periode Januari – Desember 2011

Periode Jumlah (Orang) Jenis Keluhan

Jan 2010

Berdasarkan tabel 1.3, dapat diketahui bahwa selama 1 tahun terakhir dari

bulan Januari – Desember 2011 telah terjadi kecenderungan kenaikan jumlah

komplain pelanggan di Alfamart Wisma Tropodo Sidoarjo. Hal ini didukung oleh

(18)

Tabel 1.4

Jumlah Komplain Konsumen Di Alfamart di Wisma Tropodo Sidoarjo Periode Tahun 2008 - 2011

Periode Jumlah (Orang)

Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011

31 48 65 68 Sumber: Alfamart Wisma Tropodo Sidoarjo, Tahun 2011

Berdasarkan tabel 1.4, dapat diketahui bahwa selama 3 tahun terakhir dari

Tahun 2008 – 2011 telah terjadi kenaikan jumlah komplain konsumen di Alfamart

Wisma Tropodo Sidoarjo. Hal ini mengindikasikan semakin menurunnya tingkat

kepuasan konsumen di Alfamart Wisma Tropodo Sidoarjo.

Terjadinya kecenderungan penurunan pada penjualan serta kecenderungan

meningkatnya jumlah komplain pelanggan di Alfamart Wisma Tropodo Sidoarjo

merupakan fenomena yang harus segera diselesaikan dan dicari penyebabnya.

Banyak hal yang menjadi penyebab dari hal tersebut, salah satunya adalah kualitas

layanan di Alfamart Wisma Tropodo Sidoarjo yang kurang bagus.

Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian dan

kajian yang lebih mendalam tentang hubungan kualitas layanan, dan kepuasan

pelanggan, untuk kemudian dijadikan sebagai penelitian dengan judul “Pengar uh

Kualitas Layanan Ter hadap Kepuasa n Konsumen Di Alfa mar t Wisma

(19)

6

1.2. Per umusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diajukan, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

“Apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen di

Alfamart Wisma Tropodo Sidoarjo ?”

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan pada penelitian ini

sebagai berikut :

“Untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan

konsumen di Alfamart Wisma Tropodo Sidoarjo”

1.4. Manfaat Penelitian.

Sebagaimana layaknya karya ilmiah ini, hasil yang diperoleh

diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan

dan berhubungan dengan obyek penelitian antara lain :

1. Bagi Universitas

Memberikan sumbangan informasi pihak lain untuk melakukan penelitian

lebih lanjut dan dapat menambah kepustakaan sebagai informasi bahan

pembanding bagi penelitian lain serta sebagai wujud Darma Bakti kepada

perguruan tinggi UPN “Veteran” Jatim pada umumnya dan Fakultas Ekonomi

(20)

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan maupun bahan

informasi dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada kaitannya dengan

kualitas layanan, dan kepuasan pelanggan.

3. Bagi Ilmu Pengetahuan

Dapat dipergunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan atau perluasan

pandangan tentang pelajaran yang didapat dari bangku kuliah dan

memperdalam pengetahuan terutama dalam bidang yang dikaji serta sebagai

(21)

BAB 2

TINJ AUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Penelitian Ter dahulu

Penelitian terdahulu yang releven dengan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh:

1. Edwin Japarianto (2007: 34) dalam Jurnal Manajemen Perhotelan, Vol 3,

No.1, Maret 2007, dengan judul Analisa Kualitas Layanan Sebagai Pengukur

Loyalitas Pelanggan Hotel Majapahit Surabaya Dengan Pemasaran Relasional

Sebagai Variabel Intervening. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian

tersebut adalah pengaruh kualitas layanan melalui program pemasaran

relasional sebagai variabel intervening terhadap loyalitas pelanggan di hotel

Majapahit Surabaya. Pada penelitian ini yang dipakai adalah penelitian

konklusif eksperimental atau causal research yang merupakan bentuk riset

konklusif yang bertujuan untuk memperoleh pengujian yang tepat dalam

menarik kesimpulan hubungan sebab akibat antar variabel. Populasi dalam

penelitian ini adalah pelanggan Hotel Majapahit Surabaya yang dalam jangka

waktu 1 tahun terakhir melakukan kunjungan sebanyak 1-5 kali dan

menggunakan fasilitas pelayanan kamar (menginap di hotel). Kesimpulan

yang didapat adalah bahwa kualitas layanan berpengaruh secara tidak

langsung melalui program pemasaran relasional sebagai variabel intervening

(22)

2. Licen Indahwati Darsono, 2010, dengan judul “Hubungan Perceived Service

Quality Dan Loyalitas: Peran Trust Dan Satisfaction Sebagai Mediator”.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan perceived service

quality terhadap loyalitas melalui trust dan satisfaction. Metode penarikan

sampel dilakukan dengan menggunakan purposive dan quota sampling.

Kriteria pemilihan sampel adalah mahasiswa Unika Widya Mandala yang

telah merasakan proses belajar minimal 2 semester. Penelitian mengunakan

analisis SEM (Structural Equation Modelling) yaitu untuk mengetahui

hubungan perceived service quality terhadap loyalitas melalui trust dan

satisfaction. Kesimpulan dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa trust

dan satisfaction berperan sebagai mediator hubungan antara perceived service

quality terhadap loyalitas.

2.2. Landasan Teor i

2.2.1. Penger tian Pemasar an

Banyak definisi pemasaran yang dikemukakan oleh para ahli dalam bidang

ini walaupun masing–masing memberikan penekanan yang berbeda namun pada

intinya tujuan mereka sama yaitu bertitik tolak pada pemenuhan kebutuhan dan

keinginan pelanggan.

Kotler (2002: 8) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial dan

manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

(23)

10

Selanjutnya Swastha (2004: 5) mendefinisikan pemasaran sebagai sistem

keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan

harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan

kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Dari pengertian-pengertian pemasaran di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa pemasaran merupakan suatu bentuk kegiatan yang mencakup unsur

pemasaran seperti merencanakan, menentukan harga, mempromosikan serta

mendistribusikan barang dan jasa tersebut kepada pelanggan yang

membutuhkannya.

2.2.2. Konsep Pemasar an

Konsep pemasaran selalu menekankan bahwa kunci sukses untuk

keberhasilan tujuan perusahaan adalah dengan mengutamakan pada pemuasan

kebutuhan dan keinginan pelanggan melalui cara yang lebih efektif dan lebih

efisien daripada yang dilakukan oleh para pesaing.

Menurut Peter dan Olson (2001: 3) menyatakan bahwa perusahaan harus

memahami dan tetap dekat dengan pelanggan dalam menyajikan produk serta

pelayanan yang baik, yang akan dibeli dan digunakan pelanggan.

Kotler dan Amstrong (2002: 17) mengemukakan bahwa konsep pemasaran

merupakan falsafah manajemen pemasaran yang berkeyakinan bahwa pencapaian

sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar

sasaran dan penyampaian kepuasan yang didambakan itu lebih efektif dan efisien

(24)

Konsep pemasaran menurut Lamb, et. al. (2001: 6) adalah alasan

keberadaan sosial dan ekonomi bagi suatu organisasi dalah memuaskan kebutuhan

pelanggan dan keinginan tersebut sesuai dengan sasaran perusahaan. Hal tersebut

tersebut didasarkan pada pengertian bahwa suatu penjualan tidak tergantung pada

agresifnya tenaga penjual tetapi lebih pada keputusan pelanggan untuk membeli

suatu produk, bahkan apa yang pelanggan pikirkan itulah yang mereka beli-nilai

yang mereka persepsikan.

Konsep pemasaran menurut Lamb, et. al. (2001: 6) terdiri dari sebagai

berikut :

1. Fokus pada kemauan dan keinginan pelanggan sehingga organisasi dapat

membedakan produknya dari produk yang ditawarkan oleh para pesaing

2. Mengintegrasikan seluruh aktivitas organisasi, termasuk di dalamnya

produksi untuk memuaskan kebutuhan ini.

3. Pencapaian tujuan jangka panjang bagi organisasi dengan memuaskan

kebutuhan dan keinginan pelanggan secara hukum dan bertanggung jawab.

2.2.3. Tujuan Pemasaran

Ada empat tujuan pemasaran atau sasaran alternatif yang diajukan menurut

Kotler dan Armstrong (2002: 17):

1. Memaksimalkan konsumsi

Banyak eksekutif bisnis percaya bahwa jabatan pemasaran semestinya dapat

mendorong konsumsi maksimum, yang pada gilirannya akan menciptakan

(25)

12

2. Memaksimalkan kepuasan pelanggan

Pandangan lain menyatakan bahwa sistem pemasaran adalah untuk

memaksimalkan kepuasan pelanggan, bukan jumlah konsumsinya.

3. Memaksimalkan pilihan

Memaksimalkan ragam produk dan pilihan pelanggan akan memungkinkan

pelanggan mendapatkan barang yang benar-benar memuaskan selera mereka.

4. Memaksimalkan mutu kehidupan

Mutu kehidupan ini tidak hanya mencakup kualitas, kuantitas, ketersediaan

dan harga barang, tetapi juga mutu lingkungan fisik dan budaya.

2.3. Kualitas Layanan

2.3.1. Penger tian Kualitas Layanan

Lovelock (1988: 229) dalam Laksana (2008: 86), definisi dari kualitas

adalah sebagai berikut: “quality is degree of excellent intended and the control of

variability in achieving that excellent in meeting the customer requirements”.

Dikatakan bahwa kualitas adalah tingkat mutu yang diharapkan dan pengendalian

keragaman dalam mencapai mutu tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Untuk dapat memberikan kualitas layanan yang baik maka perlu dibinan

hubungan yang erta antar perusahaan dalam hal ini adalah karyawan dengan

pemakai jasa tersebut.

Dengan demikian kualitas adalah merupakan faktor kunci sukses bagi

suatu organisasi atau perusahaan seperti yang dikemukakan oleh Laksana (2008:

(26)

pertahanan terkuat kita dalam menghadapi persaingan asing, dan satu-satunya

jalan menuju pertumbuhan dan pendapatan yang langgeng.

Kotler dan Amstrong (2002; 681) yang menyatakan “Quality is the totally

and characteristics of the product and service that bear on its ability to satisfy

stated or implied needs”, maksud dari definisi adalah kualitas merupakan

keseluruhan dari keistimewaan dan karakteristik dari produk atau jasa yang

menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan secara langsung maupun

tidak langsung. Ini berarti badan usaha harus dapat memberikan produk atau

layanan yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan agar pelanggan akan merasa

puas.

Parasuraman et. al (2000: 44): “Service quality is the customer

perception’s of the superiority of the service”. Maksudnya kualitas layanan adalah

persepsi pelanggan terhadap keunggulan suatu layanan. Pada dasarnya hanya

pelanggan yang menilai kualitas layanan suatu badan usaha berkualitas atau tidak.

Pengertian service menurut pakar ekonomi lainnya yaitu menurut Bermen

(1995: 20) dalam Laksana (2008: 86): “customer service refers to the identifiable

but sometimes intangible activities undertaken by a retailer in conjunction with

the basic and service it sells” komponen pelayanan dalam bisnis tidak dapat

dipisahkan baik itu untuk perusahaan jasa maupun perusahaan dagang. Untuk

perusahaan jasa, pelayanan ini sebagai produk yang berdiri sendiri, sedangkan

pada perusahaan dagang dan industry sebagai produk tambahan yang selalu

(27)

14

Parasuraman, et. al. (2000: 261) telah mengidentifikasikan sejumlah

kriteria sebagai berikut :

1. Service menghasilkan keunikan intangible (tak berwujud)

Intangibe menunjukkan keunikan pelayanan yang lebih jelas daripada

karakteristik yang lainnya.

2. Bersifat variabel dan non standard output

Sulit sekali bahwa tidak mungkin menstandarisasikan output dalam hal

keinginan sebelum dan selama pelayanan.

3. Dapat rusak

Kontak dengan pelanggan yang tinggal dalam proses pelayanannya.

4. Service dikarakteristikan memiliki kontak dengan pelanggan yang sering

dalam proses pelayanannya.

5. Labor intensiveness

Service lebih menekankan pada pendekatan personal yang dilakukan

karyawan.

6. Dezentralisation facility near customer

Service harusnya didekatkan dengan pelanggan khususnya service yang

memerlukan kontak-kontak fisik dengan pelanggan.

7. Measure of effectiveness

Mengukur efektivitas service merupakan hal yang lebih sulit daripada

(28)

8. Quality Control Primarily Process Control

Pengendalian kualitas service melibatkan pelanggan dalam banyak hal

dilakukan sebelum dan selama proses pelayanan.

9. Customer participation

Menjual ketrampilan secara langsung kepada pelanggan dalam banyak jasa

pelanggan membeli ketrampilan prodider namun dalam hal yang lain

kemampuan teknis sangat diperlukan.

2.3.2. Dimensi Kua litas Layanan

Mutu merupakan istilah yang mempunyai makna yang berbeda bagi setiap

orang. Memahami dimensi mutu produk perusahaan merupakan langkah awal

dalam mengembangkan dan memelihara keunggulan produk dalam persaingan

bisnis. Ada beberapa pakar pemasaran telah mengimbangkan dimensi kualitas jasa

atau sering disebut sebagai faktor utama yang mempengaruhi atau menentukan

kualitas jasa berdasarkan pengalaman dan penelitiannya terhadap baberapa

perusahaan baik manufaktur maupun jasa. Pakar tersebut antara lain :

Parasuraman, et, al. (1996) dalam Edwin, et al. (2007; 36) mengemukakan

lima dimensi kualitas layanan yang terdiri dari :

1. Tangible, mencakup fasilitas fisik, perlengkapan, penampilan karyawan, dan

sarana komunikasi.

2. Reliability, mencakup kemampuan untuk memenuhi janji pelayanan secara

(29)

16

3. Responsiveness, mencakup keinginan untuk membantu pelanggan dan

memberikan pelayanan secara sigap.

4. Assurance, mencakup pemberian ganti rugi, dan perasaan nyaman waktu

berbelanja.

5. Emphaty, mencakup kepedulian, perhatian terhadap individu yang diberikan

oleh perusahaan terhadap pelanggan mereka.

2.4. Kepuasan Konsumen

Gasperz (1997) dalam Laksana (2008: 10) menyatakan bahwa kepuasan

konsumen dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu keadaan dimana

kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang

dikonsumsi.

Menurut Tjiptono dan Chandra (2005: 194) bahwa kepuasan konsumen

telah menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan manajemen. Bisa

dipastikan bahwa semua buku teks laris di bidang strategi bisnis, pemasaran, dan

perilaku konsumen mengupasnya. Organisasi bisnis dan non bisnis pun berlomba

mencanangkannya sebagai salah satu tujuan strategiknya, misalnya melalui

slogan-slogan seperti “Pelanggan adalah Raja”, “Kepuasan Anda Adalah Tujuan

Kami”, “We Care For Customer” dan sejenisnya. Berkembangnya riset kepuasan

pelanggan dan penganugerahan award buat kesuksesan perusahaan dalam meraih

skor tertinggi indeks kepuasan pelanggan nasional (national customer satisfaction

indeks) juga berkontribusi pada peningkatan kepedulian produsen dan konsumen

(30)

Menurut Kotler dan Keller (2009) bahwa kepuasan (satisfaction) adalah

perasaan senang atau kecewa yang timbul karena membandingkan kinerja yang

dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap ekspektasi mereka. Jika kinerja gagal

memenuhi ekspektasi, pelanggan akan tidak puas. Jika kinerja sesuai dengan

ekspektasi, pelanggan akan puas. Penilaian pelanggan atas kinerja produk

tergantung pada banyak faktor, terutama jenis hubungan loyalitas yang dimiliki

pelanggan dengan sebuah merek. Konsumen sering membentuk persepsi yang

lebih menyenangkan tentang sebuah produk dengan merek yang sudah mereka

anggap positif.

Menurut Tjiptono dan Chandra (2005: 195) bahwa kata kepuasan

(satisfaction) berasal dari bahasa latin “satis” (artinya cukup baik, memadai) dan

“facio” (melakukan atau membuat). Kepuasan bisa diartikan sebagai “upaya

pemenuhan sesuatu” atau “membuat sesuatu memadai”. Richard L Oliver (1997)

dalam bukunya berjudul “satisfaction: A Behavioral Perspective On The

Customer” menyatakan semua orang paham apa itu kepuasan, tetapi begitu

diminta mendefinisikannya kelihatannya tak seorang pun tahu.

Kotler (1995) dalam Laksana (2008: 9) menyatakan bahwa “customer

satisfaction is the outcomes felt by buyers who experiented a company

performance that has fulfilled expectations” maksudnya adalah menyangkut

komponen harapan dan kinerja / hasil yang dirasakan.

Pelanggan membandingkan persepsi mereka atas kualitas produk setelah

menggunakan produk tersebut sesuai dengan ekspektasi kinerja produk sebelum

(31)

18

dengan kinerja yang diharapkan. Mereka akan mengalami emosi yang positif,

negatif atau netral. Tanggapan emosional ini bertindak sebagai masukan atau

input dalam persepsi kepuasan atau ketidakpuasan mereka.

Berdasarkan uraian diatas bahwa kepuasan merupakan respon pemenuhan

dari pelanggan. Kepuasan adalah hasil dari penilaian pelanggan bahwa produk

atau pelayanan telah memberikan tingkat kenikmatan dimana tingkat pemenuhan

ini bisa lebih atau kurang. Oleh karenanya, perusahaan harus dapat memberikan

produk atau layanan yang dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan dari

pelanggan sehingga mencapai kepuasan dari pelanggan dan lebih jauh lagi dapat

menciptakan kesetiaan pelanggan.

Kepuasan konsumen (Y) diukur oleh beberapa dimensi (Dutka, 1994

dalam Samuel & Foedjiawati, 2005) antara lain:

1. Attributes related to the product

- Value-price relationship, merupakan nilai yang diperolah konsumen

melebihi apa yang dibayar

- Product quality, merupakan penilaian dari mutu suatu produk

- Product benefit, merupakan manfaat yang dapat diperoleh konsumen

dalam menggunakan suatu produk

- Product features, merupakan ciri- ciri tertentu yang dimiliki oleh suatu

produk sehingga berbeda dengan produk pesaing

- Product design, merupakan proses untuk merancang gaya dan fungsi

(32)

- Product reliability and consistency, merupakan keakuratan dan

keterandalan produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan

- Range of product or service, merupakan macam dari produk/jasa layanan

yang ditawarkan oleh perusahaan

2. Attributes related to purchase

- Courtesy, merupakan kesopanan, perhatian, pertimbangan, keramahan

yang dilakukan karyawan dalam melayani konsumennya

- Communication, merupakan proses penyampaian informasi yang

dilakukan oleh karyawan perusahaan kepada konsumenny

- Ease or convenience acquisition, merupakan kemudahan untuk

mendapatkan pengetahuan tentang produk dari perusahaan

- Company reputation, adalah reputasi yang dimiliki perusahaan dapat

mempengaruhi pandangan konsumen terhadap perusahaan dan akan

mengurangi ketidakpastian dan resiko dalam keputusan pembelian;

- Company competence, adalah kemampuan suatu perusahaan untuk

mewujudkan permintaan yang diajukan oleh konsumen dalam memberikan

pelayanan

2.5. Penga r uh Kualitas Layanan Ter hadap Kepuasan Konsumen

Menurut Kotler (1995: 46) dalam Laksana (2008: 96) yaitu: “customer

satisfaction is the outcome felt by buyers who have experiented a company

performance that has fulfilled expectations”. Maksudnya yaitu menyangkut

(33)

20

pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang

diterimanya apabila ia membeli atau mengkonsumsi suatu produk baik barang

maupun jasa, sedangkan kinerja atau hasil yang dirasakan merupakan persepsi

pelanggan terhadap apa yang diterima setelah mengkonsumsi produk yang dibeli.

Untuk itu manajemen harus memiliki persepsi yang sama dengan pelanggan agar

supaya diperoleh hasil yang melebihi atau paling tidak sama dengan harapan

pelanggan.

Sedangkan menurut Laksana (2008: 96) bahwa dengan demikian kepuasan

dan ketidakpuasan merupakan perbandingan antara harapan pelanggan dan

kenyataan dari kualitas pelayanan yang dirasakan oleh pelanggan yang menjadi

tujuan perusahaan agar selalu dipuaskan.

Menurut Kurz and Clow (1998: 382) dalam Laksana (2008: 96)

menyatakan bahwa pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan dijelaskan

sebagai berikut: “if the service perform at the level that is expected or predicted,

the satisfaction level is considered to be just OK” artinya jika pelayanan yang

diberikan kepada pelanggan sesuai yang diharapkan maka akan memberikan

kepuasan. Dengan demikian kualitas pelayanan terus ditingkatkan sehingga

(34)

2.6. Ker angka Konseptual

Gambar 2.1

(35)

22

2.7. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

“Kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen di

(36)

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Var iabel

3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel-variabel yang akan dibahas dalam penelitian

ini adalah :

1. Kualitas Layanan (X)

Kualitas layanan adalah persepsi pelanggan terhadap keunggulan suatu

layanan. Kualitas layanan (X) dibentuk oleh 5 dimensi (Zeithaml et.al, 1996

dalam Edwin (2005; 37) antara lain:

X1 Tangible, mencakup tersedianya AC dan lay out (tata letak) produk

yang rapi

Indikator tangible antara lain :

- Tersedianya AC

- Lay out (tata letak) produk yang rapi

X2 Reliability, mencakup pemberian layanan seperti yang dijanjikan dan

kehandalan karyawan dalam melayani pelanggan.

Indikator reliability antara lain :

- Kenyamanan konsumen seperti yang dijanjikan

- Pemesanan belanja melalui telepon

X3 Responsiveness, mencakup ketersediaan karyawan dalam membantu

(37)

24

Indikator responsiveness antara lain :

- Karyawan melayani konsumen dengan sepenuh hati

- Karyawan mau membantu kesulitan- kesulitan konsumen

X4 Assurance, mencakup pemberian ganti rugi, dan perasaan nyaman

waktu berbelanja.

Indikator assurance antara lain :

- Pemberian ganti rugi jika karyawan melakukan kesalahan dan

merugikan pelanggan

- Pemberian jaminan layanan sesuai dengan standar.

X5 Emphaty, mencakup kepedulian dan perhatian karyawan terhadap

pelanggan. Indikator emphaty antara lain :

- Karyawan memberikan perhatian kepada semua pelanggan yang

sedang berbelanja

- Karyawan peduli dan memahami kebutuhan pelanggan.

2. Kepuasan Konsumen (Y)

Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa, suka atau tidak

suka yang timbul dari seseorang berkaitan sebuah produk yang ditawarkan.

Kepuasan konsumen (Y) diukur oleh 2 dimensi (Dutka, 1994 dalam Samuel

& Foedjiawati, 2005) antara lain:

Y1 Attributes related to the product, merupakan kepuasan pelanggan yang

berhubungan dengan produk

- Harga produk yang dijual di Alfamart tidak mahal dan terjangkau

(38)

- Pelanggan merasakan manfaat belanja produk di alfamart

- Produk yang dijual di Alfamart jauh dari batas waktu pemakaian

(expired)

- Alfamart menjual berbagai macam produk kebutuhan sehari- hari.

Y2 Attributes related to purchase, merupakan kepuasan pelanggan yang

berhubungan dengan pembelian

- Karyawan Alfamart ramah dan sopan kepada pelanggan

- Karyawan Alfamart cukup jelas dalam memberikan informasi

kepada pelanggan

- Pelanggan mudah mendapatkan informasi tentang produk yang

dijual di Alfamart

- Reputasi Alfamart yang baik

- Alfamart selalu berusaha untuk dapat mewujudkan keinginan

pelanggan.

3.1.2. Pengukuran Var iabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval dengan teknik

pengukuran menggunakan semantic differential scale. Analisis ini dilakukan

dengan meminta responden untuk menyatakan pendapatnya tentang serangkaian

pertanyaan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang

berada dalam rentang dua sisi. Digunakan jenjang 7 dalam penelitian ini

mengikuti pola sebagai berikut :

(39)

26

Sangat tidak setuju Sangat setuju

Tanggapan atau pendapat pelanggan dinyatakan dengan memberi skor

yang berada dalam rentang nilai 1 sampai dengan 7 pada kotak yang tersedia di

sebelahnya, dimana nilai 1 menunjukkan nilai terendah dan nilai 7 nilai tertinggi.

Jawaban dengan nilai antara 1-4 berarti kecenderungan untuk tidak setuju dengan

pernyataan yang diberikan, sedangkan jawaban dengan nilai antara 5-7 berarti

cenderung setuju dengan pernyataan yang diberikan.

3.2. Teknik Penentuan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2008: 80).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen Alfamart Wisma

Tropodo Sidoarjo.

b. Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono, 2008: 80).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik non probability

sampling tepatnya purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan

kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2008:85). Adapun kriteria-kriteria itu

adalah: responden berusia minimal 18 tahun, dan responden pernah Alfamart

(40)

Jumlah sampel didasari oleh asumsi SEM bahwa besarnya jumlah sampel yaitu

5-10 kali parameternya yang di estimasi (Augusty, 2002:48). Pada penelitian ini

ada 20 indikator, sehingga jumlah sampel yang diestimasi yaitu antara 100-200.

Adapun jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebesar (5 x

20) = 100 responden. Hal ini dilakukan agar dapat memenuhi persyaratan

jumlah minimal sampel yang dikehendaki oleh alat analisis kuantitatif yang

ditetapkan.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. J enis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitan ini adalah jenis data primer

yaitu jenis yang diperoleh dengan jalan penyebaran kuisioner secara langsung

pada konsumen yang sedang berkunjung di Alfamart Wisma Tropodo Sidoarjo

untuk mengetahui pendapat mereka secara langsung.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah diperoleh dari konsumen yang

sedang melakukan kunjungan di Alfamart Wisma Tropodo Sidoarjo.

3.3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan riset lapangan yaitu

(41)

28

a. Kuesioner

yaitu cara pengumpulan data dengan jalan memberikan pertanyaan-pertanyaan

tertulis yang dibagikan kepada para responden.

b. Dokumentasi

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggali dari buku-buku,

catatan-catatan, dokumen-dokumen berkaitan dengan Alfamart Wisma

Tropodo Sidoarjo

3.4. Tek nik Analisis dan Uji Hipotesis

3.4.1. Uji Reliabilitas dan Validitas

Variabel atau dimensi yang diukur melalui indikator-indikator dalam

daftar pertanyaan perlu dilihat reliabilitasnya dan validitasnya, dimana hal ini

dijelaskan sebagai berikut :

a. Uji Validitas

Validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (construct validity) yang

merujuk pada sejauh mana uji dapat mengukur apa yang sebenarnya kita ukur.

b. Uji Reliabilitas

Uji ini ditafsirkan dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Jika nilai

alpha cukup tinggi (berkisar 0,50 – 0,60) dapat ditafsirkan suatu hasil

pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih,

(42)

3.4.2. Uji Outlier Univar iat dan Multivar iat

Outlier adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik

secara univariat maupun multivariat yaitu yang muncul karena kombinasi

kharakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari

observasi-observasi lainnya (Augusty, 2002 : 52).

3.4.2.1. Uji Outlier Univar iat

Deteksi terhadap adanya outlier univariat dapat dilakukan dengan

menentukan ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outlier dengan cara

mengkonversi nilai data penelitian ke dalam standar score atau yang biasa disebut

dengan z-score, yang mempunyai rata-rata nol dengan standar deviasi sebesar

satu. Bila nilai-nilai itu telah dinyatakan dalam format yang standar (z-score),

maka perbandingan antar besaran nilai dengan mudah dapat dilakukan. Untuk

sampel besar (diatas 80 observasi), pedomana evaluasi adalah nilai ambang batas

dari z-score itu berada pada rentang 3 sampai dengan 4 (Hair dkk, 1995 dalam

Augusty, 2002 : 98). Oleh karena itu apabila ada observasi-observasi yang

memiliki z-score > 3,0 akan dikategorikan sebagai outlier.

3.4.2.2. Uji Outlier Multivar iat

Evaluasi terhadap multivariat ouliers perlu dilakukan sebab walaupun data

yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada tingkat univariat, tetapi

observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak

Mahalanobis (the Mahalanobis distance) untuk tiap observasi dapat dihitung dan

(43)

30

ruang multidimensional. Uji terhadap multivariat dilakukan dengan menggunakan

kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat ρ < 0,001. Jarak Mahalanobis itu dapat

dievaluasi dengan menggunakan nilai χ2 pada derajat kebebasan sebesar jumlah

item yang digunakan dalam penelitian. Apabila nilai Jarak Mahalanobisnya lebih

besar dari nilai χ2Tabel adalah Outlier Multivariat.

3.4.3. Uji Nor malitas Data

Adapun metode yang digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut

berdistribusi normal atau tidak adalah menggunakan uji critical ratio dari

Skewness dan Kurtosis dengan ketentuan sebagai berikut :

Kr iter ia Pengujian :

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti

distribusi normal adalah :

1. Jika nilai critical yang diperoleh melebihi rentang + 2,58 maka distribusi

adalah tidak normal.

2. Jika nilai critical yang diperoleh berada pada rentang + 2,58 maka distribusi

adalah normal.

3.4.4. Pemodelan SEM (Structural Equation Modeling)

Sebuah pemodelan SEM yang lengkap pada dasarnya terdiri dari

Measurement Model dan Structural Model. Measurement Model atau Model

Pengukuran ditujukan untuk mengkonfirmasikan sebuah dimensi atau faktor

(44)

mengenai struktur hubungan yang membentuk atau menjelaskan kausalitas antara

faktor. (Augusty, 2002 : 34). Untuk membuat pemodelan yang lengkap beberapa

langkah berikut ini yang perlu dilakukan :

a. Pengembangan model berbasis teori.

Langkah pertama dalam pengembangan model SEM adalah pencarian atau

pengembangan sebuah model yang mempunyai justifikasi teoritis yang kuat.

Setelah itu, model tersebut divalidasi secara empirik melalui program SEM.

b. Pengembangan diagram alur untuk menunjukkan hubungan kausalitas.

Pada langkah kedua, model teoritis yang telah dibangun pada langkah pertama

akan digambarkan dalam path diagram. Path diagram tersebut memudahkan

peneliti melihat hubungan-hubungan kausalitas yang ingin diujinya.

c. Konversi diagram alur kedalam persamaan.

Setelah teori / model dikembangkan dan digambarkan dalam sebuah diagram

alur, spesifikasi model dikonversikan kedalam rangkaian persamaan.

d. Memilih Matriks Input dan Estimasi Model.

Perbedaan SEM dengan teknik multivariat lainnya adalah dalam input data

yang akan digunakan dalam pemodelan dan estimasinya. SEM hanya

menggunakan matriks varians kovarians atau matriks korelasi sebagai data

input untuk keseluruhan estimasi yang dilakukannya.

e. Menilai Problem Identifikasi.

Problem identifikasi prinsipnya adalah problem mengenai ketidakmampuan

dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan estimasi yang unik.

(45)

32

1. Standard error untuk satu atau beberapa koefisien sangat besar.

2. Program tidak mampu menghasilkan matrik informasi yang disajikan.

3. Muncul angka-angka yang aneh seperti adanya varians error yang negatif.

4. Muncul korelasi yang sangat tinggi antar korelasi estimasi yang didapat

(misalnya lebih dari 0,9).

f. Evaluasi Model.

Pada langkah ini kesesuaian model dievaluasi, melalui telaah terhadap bebagai

kriteria goodness-of-fit. Kriteria-kriteria tersebut adalah :

1. Ukuran sampel yang digunakan adalah minimal berjumlah 100 dan dengan

perbandingan 5 observasi untuk setiap astimated parameter.

2. Normalitas dan Linieritas.

3. Outliers.

4. Multicolinierity and Singularity.

3.4.5. Uji Hipotesis

Dalam analisis SEM umumnya berbagai jenis fit index yang digunakan

untuk mengukur derajad kesesuaian antara model yang dihipotesakan dengan data

yang disajikan. Berikut ini adalah index kesesuaian dan cut-off valuenya untuk

digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak.

a. χ2 (Chi Square Statistic).

Alat uji yang paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likehood

ratio Chi-Square Statistic. Model yang diuji akan dipandang baik atau

(46)

semakin baik model itu dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off

value sebesar ρ > 0,05 atau ρ > 0,10.

b. RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation)

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi

chi-squre statistic dalam yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan

goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai

RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan index untuk dapat

diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu

berdasarkan degree of freedom.

c. GFI (Goodness of Fit Index).

Indeks keseusaian (fit index) ini akan menghitung proporsi tertimbang dari

varians dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks populasi

yang terestimasikan. GFI adalah sebuah ukuran non-statistikal yang

mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1.0 (perfect fit).

Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah better fit.

d. AGFI (Adjusted Goodness-of-Fit Index).

GFI adalah analog dari R2 dalam regresi linier berganda yaitu suatu koefisien

yang mengukur ketepatan sebuah model yang digunakan. Tingkat penerimaan

yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau

(47)

34

memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah matriks

kovarians sampel.

e. CMIN/DF.

The Minimum Sample Discrepancy Function (CMIN) dibagi dengan degree of

freedomnya akan menghasilkan indeks CMIN/DF, yang umumnya dilaporkan

oleh para peneliti sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya

sebuah model. Nilai χ2 relatif kurang dari 2.0 atau bahkan kadang kurang dari

3.0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data.

f. TLI (Tucker Lewis Indeks)

TLI adalah sebuah alternatif incremental fit index yang membandingkan

sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang

direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah

penerimaan > 0.95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very

good fit.

g. CFI (Comparative Fit Index).

Merupakan besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0 – 1, dimana

semakin mendekati 1, mengidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi (a

(48)

4.1. Gambar an Umum Obyek Penelitian

4.1.1 Sejar ah Singkat Alfamar t

Alfamart adalah sebuah brand minimarket penyedia kebutuhan hidup

sehari - hari yang dimiliki oleh PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk.

Pada tahun 1989 merupakan awal berdirinya Alfamart, dengan dimulainya

usaha dagang rokok dan barang- barang konsumsi oleh Djoko Susanto dan

keluarga yang kemudian mayoritas kepemilikannya dijual kepada PT. HM

Sampoerna pada Desember 1989.

Pada tahun 1994 Struktur kepemilikan berubah menjadi 70% dimiliki oleh

PT HM Sampoerna Tbk dan 30% dimiliki oleh PT Sigmantara Alfindo (keluarga

Djoko Susanto).

PT. Alfa Minimart Utama (AMU) didirikan pada tanggal 27 Juli 1999,

dengan pemengang saham PT. Alfa Retailindo, Tbk sebesar 51% dan PT. Lancar

Distrindo sebesar 49%. PT. Alfa Minimart Utama (AMU) ini kemudian membuka

Alfa Minimart pada tanggal 18 Oktober 1999 berlokasi dijalan Beringin Raya,

Karawaci Tangerang.

Pada tanggal 27 Juni 2002, PT.HM Sampoerna Tbk secara resmi

merestrukrurisasi kepemilikan sahamnya di PT.Alfa Retailindo Tbk. Saham HM

(49)

36

Di sisi lain, perusahaan rokok terbesar kedua di Indonesia akan mulai

menggarap serius pasar minimarket yang selama ini belum tergarap melalui Alfa

Pada tanggal 1 Agustus 2002, kepemilikan beralih ke PT. Sumber Alfaria

Trijaya dengan pemegang saham PT.HM. Sampoerna, Tbk sebesar 70% dan

PT.Sigmantara Alfalindo sebesar 30%.

Kemudian nama Alfa Minimart diganti menjadi Alfamart pada tanggal 1

Januari 2003. Pada tahun 2005 Jumlah gerai Alfamart bertumbuh pesat menjadi

1.293 gerai hanya dalam enam tahun. Semua toko berada di pulau Jawa.

Awal tahun 2006 PT HM Sampoerna Tbk menjual sahamnya, sehingga

struktur kepemilikan menjadi PT Sigmantara Alfindo (60%) dan PT Cakrawala

Mulia Prima (40%). Mendapat Sertifikat ISO 9001:2000 untuk Sistem

Manajemen Mutu”.

Pertengahan 2007 Alfamart sebagai Jaringan Minimarket Pertama di

Indonesia yang memperoleh Sertifikat ISO 9001:2000 untuk Sistem Manajemen

Mutu. Jumlah gerai mencapai 2000 toko dan telah memasuki pasar Lampung.

Awal 2009 menjadi perusahaan publik pada tanggal 15 Januari 2009 di

Bursa Efek Indonesia disertai dengan penambahan jumlah gerai mencapai 3000

(50)

4.1.2. Visi, Misi , Budaya

Visi :

"Menjadi jaringan distribusi retail terkemuka yang dimiliki oleh

masyarakat luas, berorientasi kepada pemberdayaan pengusaha kecil, pemenuhan

kebutuhan dan harapan konsumen, serta mampu bersaing secara global

Misi :

1. Memberikan kepuasan kepada pelanggan / konsumen dengan berfokus pada

produk dan pelayanan yang berkualitas unggul.

2. Selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal yang dilakukan dan selalu

menegakkan tingkah laku / etika bisnis yang tertinggi.

3. Ikut berpartisipasi dalam membangun negara dengan

menumbuh-kembangkan jiwa wiraswasta dan kemitraan usaha.

4. Membangun organisasi global yang terpercaya, tersehat dan terus bertumbuh

dan bermanfaat bagi pelanggan , pemasok, karyawan, pemegang saham dan

masyarakat pada umumnya.

Budaya :

1. Integritas yang tinggi.

2. Inovasi untuk kemajuan yang lebih baik.

3. Kualitas & Produktivitas yang tertinggi.

4. Kerjasama Team.

(51)

38

4.2. Deskr ipsi Hasil Penelitian

4.2.1. Deskr ipsi Kar akter istik Responden

Tanggapan responden tentang pengaruh kualitas layanan dan dampaknya

terhadap kepuasan konsumen Alfamart Wisma Tropodo Sidoarjo, dimana

kuisioner disebarkan pada 100 orang. Untuk jawaban kuisioner dinyatakan dengan

memberi skor yang berada dalam rentang nilai 1 sampai 7 pada masing-masing

skala, dimana nilai 1 menunjukkan nilai terendah dan nilai 7 menunjukkan nilai

tertinggi.

Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini dilihat dari

jenis kelamin, usia dan frekuensi berbelanja di Alfamart Wisma Tropodo. Berikut

karakteristik responden yang disajikan dalam tabel frekuensi berikut :

1. Ber dasar kan J enis Kelamin

Dari 100 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat

diketahui jenis kelamin dari responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)

1 Pria 41 41,00

2 Wanita 59 59,00

Total 100 100,00

Sumber: Data diolah

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden pria sebanyak 41 orang

(52)

2. Ber dasar kan Usia

Dari 100 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat

diketahui usia para responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Prosentase (%)

1 17-25 tahun 31 31.00

2 26-35 tahun 47 47.00

3 ≥ 35 tahun 22 22.00

Total 100 100,00

Sumber: Data diolah

Dari tabel 4.2 diketahui responden berusia 17-25 tahun sebanyak 31 orang

(31 %), usia 26-35 tahun sebanyak 47 orang (47 %), dan usia 35 tahun lebih

sebanyak 22 orang (22 %).

4.2.2. Deskr ipsi Kualitas Layanan (X)

Kualitas layanan adalah persepsi pelanggan terhadap keunggulan suatu

layanan. Kualitas layanan (X) dibentuk oleh 5 dimensi antara lain: Tangible (X1),

Reliability (X2), Responsiveness (X3), Assurance (X4) dan Emphaty (X5).

Penjelasan masing-masing dimensi pembentuk kualitas layanan (X) adalah

(53)

40

4.2.2.1. Tangible (X1)

Tangible (X1) mencakup tersedianya AC dan lay out (tata letak) produk

yang rapi. Hasil tanggapan responden terhadap Tangible (X1) dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel 4.3.

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai

Tangible (X1)

No Pertanyaan Skor Jawaban Mean

Skor

1 2 3 4 5 6 7

1 Ruangan ber-AC di Alfamart

Wisma Tropodo Sidoarjo 0 0 0 11 41 30 18 5.55

2

Lay out (tata letak) produk di

Alfamart Wisma Tropodo Sidoarjo yang rapi

0 0 0 18 28 34 20 5.56

Mean Skor Keseluruhan 5.56

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.3, diketahui bahwa pernyataan “Lay out (tata letak)

produk di Alfamart Wisma Tropodo Sidoarjo yang rapi” memiliki nilai rata-rata

tertinggi sebesar 5,56, yang berarti responden setuju bahwa tata letak produk di

Alfamart Wisma Tropodo Sidoarjo yang rapi. Sedangkan secara keseluruhan

rata-rata tanggapan responden terhadap variabel Tangible (X1) sebesar 5,56, yang

berarti responden setuju bahwa AC di Alfamart Wisma Tropodo Sidoarjo dan tata

(54)

4.2.2.2. Reliability (X2)

Reliability (X2) mencakup pemberian layanan seperti yang dijanjikan dan

kehandalan karyawan dalam melayani pelanggan. Hasil tanggapan responden

terhadap Reliability (X2) dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4.

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai

Reliability (X2)

No Pertanyaan Skor Jawaban Mean

Skor

1 2 3 4 5 6 7

1 Kenyamanan konsumen

Alfamart seperti yang dijanjikan 0 0 0 13 24 36 27 5.77

2 Pemesanan belanja di Alfamart

bisa dilakukan melalui telepon 0 0 0 24 23 39 14 5.43

Mean Skor Keseluruhan 5.60

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.4, diketahui bahwa pernyataan “Kenyamanan

konsumen Alfamart seperti yang dijanjikan” memiliki nilai rata-rata yang sama

sebesar 5,77, yang berarti responden setuju bahwa kenyamanan konsumen di

Alfamart Wisma Tropodo Sidoarjo seperti yang dijanjikan. Sedangkan secara

keseluruhan rata-rata tanggapan responden terhadap variabel Reliability (X2)

sebesar 5,60, yang berarti responden setuju bahwa pemberian layanan dan

(55)

42

4.2.2.3. Responsiveness (X3)

Responsiveness (X3) mencakup ketersediaan karyawan dalam membantu

pelanggan, dan kesopanan karyawan dalam melayani pelanggan. Hasil tanggapan

responden terhadap Responsiveness (X3) dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5.

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai

Responsiveness (X3)

No Pertanyaan Skor Jawaban Mean

Skor

1 2 3 4 5 6 7

1 Karyawan Alfamart melayani

konsumen dengan sepenuh hati 0 0 0 12 32 29 27 5.71

2

Karyawan Alfamart mau membantu kesulitan- kesulitan konsumen

0 0 0 11 43 27 19 5.54

Mean Skor Keseluruhan 5.63

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa pernyataan “Karyawan Alfamart

melayani konsumen dengan sepenuh hati” memiliki nilai rata-rata tertinggi

sebesar 5,71, yang berarti responden setuju bahwa karyawan Alfamart melayani

konsumen dengan sepenuh hati. Sedangkan secara keseluruhan rata-rata

tanggapan responden terhadap variabel Responsiveness (X3) sebesar 5,63, yang

berarti responden setuju bahwa ketersediaan karyawan dalam membantu

(56)

4.2.2.4. Assurance (X4)

Assurance (X4) mencakup pemberian ganti rugi, dan perasaan nyaman

waktu berbelanja. Hasil tanggapan responden terhadap Assurance (X4) dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6.

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai

Assurance (X4)

No Pertanyaan Skor Jawaban Mean

Skor

2 Pemberian jaminan layanan di

Alfamart sesuai dengan standar 0 0 0 17 46 31 6 5.26

Mean Skor Keseluruhan 5.32

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.6, diketahui bahwa pernyataan “Pemberian ganti rugi

jika karyawan Alfamart melakukan kesalahan dan merugikan pelanggan”

memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar 5,38, yang berarti responden setuju

bahwa pihak Alfamart akan memberikan ganti rugi jika karyawannya melakukan

kesalahan yang merugikan pelanggan. Sedangkan secara keseluruhan rata-rata

tanggapan responden terhadap variabel Assurance (X4) sebesar 5,32, yang berarti

responden setuju bahwa adanya pemberian ganti rugi di Alfamart serta adanya

(57)

44

4.2.2.5. Empathy (X5)

Emphaty (X5) mencakup kepedulian dan perhatian karyawan terhadap

pelanggan. Hasil tanggapan responden terhadap Emphaty (X5) dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.7.

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai

Emphaty (X5)

No Pertanyaan Skor Jawaban Mean

Skor

2 Karyawan Alfamart peduli dan

memahami kebutuhan pelanggan 0 0 0 12 33 34 21 5.64

Mean Skor Keseluruhan 5.37

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.7, diketahui bahwa pernyataan “Karyawan Alfamart

peduli dan memahami kebutuhan pelanggan” memiliki nilai rata-rata tertinggi

sebesar 5,64, yang berarti responden setuju bahwa karyawan Alfamart peduli dan

memahami kebutuhan pelanggan. Sedangkan secara keseluruhan rata-rata

tanggapan responden terhadap variabel Emphaty (X5) sebesar 5,37, yang berarti

responden setuju bahwa kepedulian dan perhatian karyawan terhadap pelanggan

(58)

4.2.3. Kepuasan Konsumen (Y)

Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa, suka atau tidak

suka yang timbul dari seseorang berkaitan sebuah produk yang ditawarkan.

Kepuasan konsumen (Y) dibentuk oleh 2 dimensi antara lain: Attributes

related to the product (Y1) dan Attributes related to purchase (X2). Penjelasan

masing-masing dimensi pembentuk Kepuasan konsumen (Y) adalah sebagai

berikut :

4.2.3.1. Attributes Related To The Product (Y1)

Attributes related to the product (Y1) merupakan kepuasan pelanggan

yang berhubungan dengan produk. Hasil tanggapan responden terhadap Attributes

related to the product (Y1) dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.8.

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai

Attributes Related To The Product (Y1)

No Pertanyaan Skor Jawaban Mean

Skor

1 2 3 4 5 6 7

1

Harga produk yang dijual di Alfamart tidak mahal dan cukup terjangkau

0 0 0 23 25 37 15 5.44

2 Kualitas produk – produk yang

dijual di Alfamart cukup baik 0 0 0 12 31 33 24 5.69

3 Pelanggan merasakan banyak

manfaat belanja di Alfamart 0 0 0 21 20 35 24 5.62

4

Produk yang dijual di Alfamart jauh dari batas waktu pemakaian

(expired)

(59)

46

Berdasarkan tabel 4.8, diketahui bahwa pernyataan “Produk yang dijual di

Alfamart jauh dari batas waktu pemakaian (expired)” memiliki nilai rata-rata

tertinggi sebesar 5,82, yang berarti responden setuju bahwa produk yang dijual di

Alfamart jauh dari batas waktu pemakaian (expired). Sedangkan secara

keseluruhan rata-rata tanggapan responden terhadap variabel Attributes related to

the product (Y1) sebesar 5,63, yang berarti responden setuju bahwa kepuasan

pelanggan yang berhubungan dengan produk yang dijual di Alfamart cukup

tinggi.

4.2.3.2. Attributes Related To The Purchase (Y2)

Attributes related to purchase (Y2) merupakan kepuasan pelanggan yang

berhubungan dengan pembelian. Hasil tanggapan responden terhadap Attributes

related to purchase (Y2) dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.9.

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai

Attributes Related To Purchase (Y2)

No Pertanyaan Skor Jawaban Mean

Skor

1 2 3 4 5 6 7

1 Karyawan Alfamart ramah dan

sopan kepada pelanggan 0 0 0 23 54 13 10 5.10

Mean Skor Keseluruhan 5.32

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.4
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kepada para peserta pelelangan yang keberatan atas penetapan pemenang tersebut diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis selambat – lambatnya dalam waktu

tinggi silinder) dan panjangnya bervariasi sesuai dengan sudr* yang dibentuk antara. triplek dan garis melintang yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa:Peranan pengadilan dalam penanganan tindak pidana penelantaran keluarga diwujudkan dengan adanya perlindungan terhadap hak-hak dari pada

Dalam Film “ Red Cliff ”, “ Crouching Tiger ”, dan “ The Great Wall ” diduga menggambarkan Fenomena media, perempuan dan laki-laki digambarkan memiliki kesetaraan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap penonton remaja Surabaya mengenai peringatan bahaya merokok 2014 pada iklan di medium televisi. I.4

No Item Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial 1 Dukungan pada kegiatan sosial budaya (pameran, gelaran seni, dsb) 2 Dukungan pada kegiatan olah raga (termasuk sponsorship).. 3

[r]