• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL CHALLENGE INQUIRY PADA KOMPETENSI MENGUASAI ALAT UKUR LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 6 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL CHALLENGE INQUIRY PADA KOMPETENSI MENGUASAI ALAT UKUR LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 6 BANDUNG."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 5

1.3Pembatasan Masalah ... 6

1.4Tujuan Penelitian ... 6

1.5Manfaat Penelitian ... 7

1.6Anggapan Dasar ... 8

1.7Hipotesis Penelitian ... 9

1.8Metodologi Penelitian ... 9

1.9Langkah Penelitian ... 10

1.10 Sistematika Penulisan ... 12

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1Model Pembelajaran Kontekstual ... 14

2.1.1Pengertian Pembelajaran Kontekstual ... 14

2.1.2Prinsip Pembelajaran Kontekstual ... 16

(2)

2.2Model Pembelajaran Challenge Inquiry ... 22

2.2.1Model Pembelajaran Challenge Inquiry ... 22

2.3Belajar dan Hasil Belajar ... 26

2.3.1Pengertian Belajar ... 26

2.3.2Pengertian Hasil Belajar ... 28

2.4Tinjauan Umum Program Diklat Menguasai Peralatan Ukur Listrik dan Elektronika (MPULE) ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1Metode Penelitian ... 35

3.2Variabel dan Paradigma Penelitian ... 35

3.2.1Variabel Penelitian ... 35

3.2.2Paradigma Penelitian ... 36

3.3Data dan Sumber Data Penelitian ... 37

3.3.1Data ... 37

3.3.2Sumber Data ... 38

3.4Populasi dan Sampel Penelitian ... 38

3.5Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.6Pengujian Instrumen Penelitian ... 39

3.6.1Uji Validitas ... 40

3.6.2Uji Reliabilitas ... 42

3.6.3Uji Tingkat Kesukaran ... 43

3.6.4Uji DayaPembeda ... 44

(3)

3.7.1Perangkat Tes ... 45

3.7.2Uji Normalitas ... 46

3.7.3Uji Homogenitas Data ... 49

3.7.4Uji Hipotesis ... 50

3.7.4.1Uji Hipotesis Parametris ... 50

3.7.4.2Uji Hipotesis Nonparametris ... 52

3.8Diagram AlurPengolahan Data Penelitian ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Pengujian Instrumen Penelitian ... 55

4.1.1Uji Validitas Instrumen ... 56

4.1.2Uji Reliabilitas ... 56

4.1.3Tingkat Kesukarandan Daya Pembeda ... 57

4.2Pelaksanaan Pembelajran ... 68

4.2.1Pelaksanaan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 58

4.2.2Pelaksanaan Pembelajaran Challenge Inquiry ... 59

4.3Dekripsi Data Penelitian ... 61

4.3.1Deskripsi Data Pretest ... 64

4.3.2Deskripsi Data Posttest ... 65

4.3.3Deskripsi Data Gain ... 66

4.4Analisis Data Penelitian ... 67

4.4.1Analisis Data Pretest ... 65

(4)

4.4.3Analisis Data Gain ... 71 4.5PembahasanHasilPenelitian ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan ... 79 5.2Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat sekarang ini tuntutan masyarakat terhadap dunia pendidikan semakin meningkat sejalan dengan kemajuan jaman. Tuntutan tersebut terarah kepada apa yang dihasilkan oleh dunia pendidikan yaitu untuk menghadapi era globalisasi yang semakin membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk itu pemerintah telah melakukan berbagai pembaharuan terhadap sistem pendidikan, yang berperan penting dalam mencapai tujuan pendidikan.

Proses pencapaian tujuan pendidikan nasional yang selama ini digalakkan pemerintah sudah saatnya diterapkan di sekolah secara optimal. Banyak pendidik menggunakan taksonomi tujuan pembelajaran yang dikemukakan oleh Bloom. Taksonomi tujuan pembelajaran ini meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Indikatornya dapat dilihat dari hasil belajar siswa setelah mengerjakan soal ulangan dan tugas lainnya yang diberikan oleh guru.

Proses pengajaran cenderung berpusat pada guru (teacher centered), Di sini guru berperan mentransfer materi namun terkadang kurang melibatkan keaktifan siswa yang akhirnya siswa hanya menerima secara verbalisme dan sibuk mencatat materi yang disampaikan guru.

(6)

menggunakan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah. Mengunakan model pembelajaran tersebut berdampak pada interaksi antara siswa dengan guru serta antara siswa dengan siswa lainnya sangatlah kurang, hal ini dikarenakan komunikasi antara siswa dengan guru yang terjadi hanyalah satu arah sehingga tidak ada kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan potensinya. Dari pengamatan penulis masih terdapat kelemahan penggunaan model pembelajaran tersebut pada penyampaian materi pada Standar Kompetensi Menguasai Peralatan Ukur Listrik dan Elektronika, diantaranya adalah siswa tidak dibiasakan mencari jawaban dari sebuah permasalahan untuk memperoleh kesimpulan akhir. Oleh karena itu, perlu dicari model lain yang dapat mengatasi kelemahan tersebut.

Berkaitan dengan hal tersebut terdapat suatu model pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh baik fisik maupun mental untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka yaitu model pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL). Pembelajaran kontekstual membantu guru mengaitkan antara materi

(7)

kepada mereka. Dan suatu model pembelajaran yang menuntut siswa untuk menentukan judul materi yang ingin dipelajari dan tujuannya yaitu Model pembelajaran

Challenge Inquiry agar dapat memfasilitasi dalam menjaring bagaimana kemampuan siswa dalam memecahkan masalah

Salah satu hal yang harus dipersiapkan seorang guru sebelum mengajar adalah menentukan metode yang tepat. Metode praktikum merupakan salah satu jenis metode yang sering digunakan khususnya pada pembelajaran teknik elektro. Tetapi sebelum metode praktikum diterapkan, siswa harus benar-benar menguasai teori dasar mengenai praktikum. Teori dasar ini sangat penting peranannya dalam pencapaian suatu tujuan. Untuk itu penulis mencoba menggunakan metode pembelajaran Challenge Inquiry (aktivitas tantangan), dengan asumsi metode ini dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki oleh siswa..

Pemantapan teori dalam praktikum sangat penting karena siswa akan mengalami dan menemukan sendiri bukti dari konsep yang dipelajari serta dengan pengalaman ini konsep yang didapat akan lebih lama dalam ingatan siswa setelah mereka melakukan praktikum. Metode eksperimen ini paling tepat apabila digunakan atau dilaksanakan untuk merealisasikan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri/penemuan. Salah satu jenis pendekatan inkuiri yang dapat digunakan adalah inkuiri tantangan (Challenge Inquiry ). Penulis memilih pendekatan Challenge

Inquiry ini karena dapat memfasilitasi dalam menjaring bagaimana kemampuan

(8)

didalam praktikum dimana siswa akan memahami penjelasan dari guru secara langsung. Siswa diminta menentukan judul praktikum, tujuan praktikum dan dalam penyajian masalahnya berupa identifikasi masalah, merancang langkah kerja, melaksanakan percobaan, mengumpulan data, menganalisis data, menginterprestasikan data, memberikan alternatif penanggulangan masalah dan menarik kesimpulan.

Dalam penelitian ini akan dicari perbandingan prestasi belajar siswa pada pembelajaran Menguasai Peralatan Ukur Listrik dan Elektronika (MPULE) menggunakan model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran Menguasai Peralatan Ukur Listrik dan Elektronika (MPULE) menggunakan model pembelajaran pendekatan Challenge

Inquiry .

Berdasarkan hal tersebut di atas, dirasakan perlu upaya untuk mengungkap apakah pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dan pembelajaran pendekatan Challenge Inquiry mempunyai perbedaan kontribusi terhadap prestasi belajar siswa. Hal itulah yang mendorong dilakukan suatu penelitian yang memfokuskan diri pada perbandingan pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) dengan pembelajaran pendekatan Challenge Inquiry terhadap

prestasi belajar siswa di SMK Negeri 6 Bandung.

(9)

Dalam suatu penelitian terlebih dahulu harus dirumuskan masalah yang diteliti secara jelas agar maksud dan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian lebih terarah dan mudah dalam menentukan metode mana yang cocok untuk dapat digunakan dalam pemecahan masalah tersebut. Pendapat tersebut mengacu pada pendapat Suharsimi Arikunto (2010:63) yang memandang bahwa: “Agar penelitian dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, maka peneliti harus merumuskan masalahnya

sehingga jelas dari mana harus mulai, kemana harus pergi dan dengan apa”.

Dengan demikian, sesuai dengan latar belakang masalah maka rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

 Bagaimana perbandingan hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan hasil belajar dengan pembelajaran Challenge Inquiry ?

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah agar dalam pembahasannya tepat menuju sasaran dan tidak menyimpang. Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, maka masalah penelitian akan dibatasi dengan pembatasan sebagai berikut :

(10)

2. Sampel yang digunakan adalah siswa SMK jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik kelas X di SMK Negeri 6 Bandung.

3. Penelitian ini untuk melihat perbandingan prestasi belajar siswa yang menggunakan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang menggunakan pembelajaran Challenge Inquiry pada program diklat Menguasai Peralatan Ukur Listrik dan Elektronika (MPULE) di SMK Negeri 6 Bandung.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manakah pembelajaran pada program diklat Penggunaan Alat Ukur Listrik dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

dan pembelajaran Challenge Inquiry yang berpengaruh terhadap peningkatan hasil

belajar siswa pada program diklat Menguasai Peralatan Ukur Listrik dan Elektronika siswa SMK jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik kelas X di SMK Negeri 6 Bandung.

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan pembelajaran Contextual

Teaching and Learning (CTL)

(11)

3. Untuk mengetahi perbandingan hasil belajar antara siswa yang menggunakan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran Challenge Inquiry .

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh informasi tentang hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran Contextual Teaching and Learning

(CTL) dengan hasil belajar dengan pembelajaran Challenge Inquiry

2. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan pembelajaran

Challenge Inquiry sebagai upaya meningkatkan keaktifan belajar, kreativitas

dan hasil belajar siswa. 3. Bagi sekolah

(12)

1.6 Anggapan Dasar

Anggapan dasar adalah suatu titik tolak pemikiran agar tidak terjadi keragu-raguan dalam penelitian yang akan dilakukan. Suharsimi Arikunto (2010:63) menyatakan bahwa :

“Anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang

akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak dalam pelaksanaan

penelitiannya“.

Berdasarkan pernyataan diatas tersebut maka penelitian ini yang menjadi anggapan dasar adalah :

1. Metoda pembelajaran merupakan salah satu faktor utama yang dapat membantu proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Setiap siswa memiliki potensi untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. 3. Guru telah memahami metode mengajar pembelajaran Contextual Teaching

and Learning (CTL) dan metode Challenge Inquiry.

1.7 Hipotesis Penelitian

(13)

Suharsimi Arikunto (2010 : 71), mengemukakan bahwa “Hipotesi merupakan kebenaran sementara yang ditentukan peneliti, tetapi masih harus dibuktikan, dites, atau diuji kebenarannya.”

1. Hipotesis nol (H0), yaitu tidak terdapat perbedaan yang berarti antara penerapan

pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan pembelajaran

Challenge Inquiry sebagai metode pembelajaran dalam meningkatkan prestasi

belajar siswa pada program diklat Menguasai Peralatan Ukur Listrik dan Elektronika (MPULE) di SMK Negeri 6 Bandung.

2. Hipotesis kerja (H1), yaitu terdapat perbedaan yang berarti antara penerapan

pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan pembelajaran

Challenge Inquiry sebagai metode pembelajaran dalam meningkatkan prestasi

belajar siswa pada program diklat Menguasai Peralatan Ukur Listrik dan Elektronika (MPULE) di SMK Negeri 6 Bandung.

1.8 Metodologi Penelitian

(14)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu dengan memberikan perlakuan yang berbeda terhadap dua kelompok siswa. Kelompok eksperimen pertama mendapatkan pengajaran dengan menggunakan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dan kelompok eksperimen kedua mendapatkan pengajaran dengan pembelajaran Challenge Inquiry

Untuk melihat keterkaitan antara dua variabel atau lebih melalui analisis data yang didapat sehingga menghasilkan kesimpulan yang dapat diakui kebenarannya. Variabel yang ada dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dan pembelajaran Challenge Inquiry sebagai variabel (X), dan Prestasi belajar siswa pada program diklat Menguasai Peralatan Ukur Listrik dan Elektronika (MPULE) di SMK Negeri 6 Bandung sebagai variabel (Y).

1.9 Langkah Penelitian

a. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan ini adalah sebagai berikut : 1. Studi pustaka

Dilakukan untuk memperoleh kerangka teoritis yang relevan, memperoleh informasi tentang penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh peneliti lain.

(15)

Dilakukan untuk memperoleh data mengenai tuntutan-tuntutan kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa dari sub pokok bahasan, kedalaman dan keluasan materi, dan alokasi waktu.

3. Studi Pendahuluan

Dilakukan untuk memperoleh data mengenai kondisi lapangan yang mencakup kondisi siswa, sarana dan prasarana, alat bantu pengajaran dan alat peraga, serta peralatan untuk melakukan praktikum.

b. Tahap Pelaksanaan

Adapun tahap pelaksanaan pada penelitian ini meliputi :

1. Penentuan kelas sampel (kelas eksperimen) dan kelas kontrol 2. Menyusun alat untuk mengadakan pretest

3. Melaksanakan pretest pada siswa

4. Memberikan perlakuan pada kelas sampel berupa pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan yang sudah dipersiapkan.

5. Melakukan postest di akhir pengajaran.

1.10 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini, sebagai berikut :

(16)

Dalam bab ini penulis akan mengemukakan tentang konsep dasar dalam penulisan ini yang mencakup latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, anggapan dasar, hipotesis, metodologi penelitian, langkah penelitian, serta sistematika penulisan, yang mana nantinya akan menjadi dasar bagi penulis untuk merancang skema penelitian agar lebih terstruktur.

BAB II Tinjauan Teoritis Dan Hipotesis

Dalam bab ini penulis mengemukakan tentang landasan teoritis yang mendukung dan relevan yang mencakup tentang pengertian, konsep dasar, serta langkah-langkah yang akan dilakukan pada pembahasan model pembelajaran contextual Teaching and Learning dan model Challenge Inquiry .

BAB III Metodologi Penelitian

(17)

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bab ini mengemukakan pembahasan terhadap hasil-hasil yang diperoleh dari pengujian instrumen yang telah dilaksanakan, yang mana nantinya data akan diolah lebih lanjut dan dibandingkan untuk mendapat hasil perbandingan dari kedua metode pembelajaran ini. BAB V Kesimpulan dan Saran

(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi arti apa data dikumpulkan dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif berlandaskan filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk mengetahui hipotesis yang telah ditetapkan.

(19)

penggunaan subjeknya tidak ditentukan secara random tetapi menggunakan kelas yang telah ada. Kelompok eksperimen pertama mendapatkan pengajaran dengan menggunakan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dan kelompok eksperimen kedua mendapatkan pengajaran dengan pembelajaran

challenge Inquiry.

3.2 Variabel dan Paradigma Penelitian

3.2.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian .

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas adalah faktor stimulus atau input yaitu faktor yang dipilih oleh peneliti untuk melihat pengaruh terhadap gejala yang diamati. Variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk mengetahui efek variabel bebas.

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, peneliti menetapkan : a. Variabel bebas (X) : Model Contextual Teaching And Learning (CTL)

(Variabel X1) dan Model pembelajaran challenge Inquiry (Variabel X2).

(20)

Pembelajaran

Sugiyono (2010:42) mengatakan bahwa paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian

(21)

3.3 Data dan Sumber Data Penelitian

3.3.1 Data

Data adalah segala sesuatu fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun informasi. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

a) Data mengenai gambaran penerapan metode pembelajaran Contextual

Teaching and Learning (CTL) pada kelas eksperimen 1. Dan data

mengenai gambaran penerapan metode pembelajaran challenge

Inquiry pada kelas eksperimen 2.

b) Data mengenai hasil belajar siswa pada kelas eksperimen 1 dan ekperimen 2.

3.3.2 Sumber Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:172), sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data diklasifikasikan menjadi 2 bagian, yaitu:

a) Sumber data berupa orang

Dalam penelitian ini sumber data berupa orang adalah siswa yang mengikuti program diklat MPULE pada kelas X TITL SMKN 6 Bandung.

b) Sumber data berupa tempat

(22)

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Suharsimi (2010:173), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Penentuan sampel dalam penelitian ini merupakan populasi dari siswa kelas X TITL SMKN 6 Bandung.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data mengacu pada cara apa data yang diperlukan dalam penelitian dapat diperoleh. Kaitannya dalam hal tersebut, serta dengan melihat konsep analitis dalam penelitian ini, maka sumber data yang diperoleh didapatkan dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Studi Literatur, dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan

memanfaatkan literatur yang relevan dengan penelitian ini yaitu dengan cara membaca, mempelajari, menelaah, mengutip pendapat dari berbagai sumber berupa buku, diktat, skripsi, internet, surat kabar, dan sumber lainnya.

(23)

3. Studi Dokumentasi, digunakan untuk memperoleh informasi atau data-data yang ada kaitannya dengan masalah penelitian.

4.

Metode Observasi langsung, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti. Observasi dilakukan oleh penulis di SMKN 6 Bandung.

3.6 Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 2010:203). Dalam penelitian ini digunakan instrumen penelitian berupa tes tertulis. Intrumen harus mengukur/menilai secara obyektif, ini berarti bahwa nilai atau informasi yang diberikan individu tidak dipengaruhi oleh orang yang menilai.

Langkah pengujian perlu ditempuh mengingat instrumen yang digunakan belum merupakan alat ukur yang baku. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.

Instrumen tidak baik Instrumen baik

Data tidak benar Data benar

Kesimpulan tidak sesuai dengan kenyataan

(24)

Setelah diujicobakan instrumen penelitian tersebut diolah untuk menentukan validitas instrumen penelitian, realibilitas instrumen penelitian, daya pembeda dan indeks atau tingkat kesukaran.

3.6.1 Uji Validitas

Setelah selesai disusun instrumen penelitian yang berupa tes hasil belajar tersebut diujicobakan kepada siswa di luar sampel penelitian untuk mendapatkan gambaan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, serta daya pembeda instrumen.

Tujuan dari uji coba instrumen penelitian yang digunakan adalah untuk menguji kesahihannya dan keajegannya, sehingga data yang diperoleh pada penelitian ini dapat dipercaya.

Pengukuran tingkat validitas instrumen penelitian dilakukan dengan mengkorelasikan hasil uji coba instrumen dengan nilai kumulatif hasil belajar siswa pada program diklat MPULE, kemudian diuji signifikansi korelasinya. Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah tes yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak dan seharusnya diukur. Rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas yaitu:

=

(Suharsimi Arikunto, 2010:213) Keterangan:

(25)

= jumlah skor item

= jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah Responden

Uji validitas ini dikenakan pada setiap item angket. Sehingga perhitungannya pun merupakan perhitungan setiap item. Selanjutnya untuk menentukan validitas dari tiap item pertanyaan di lakukan pengujian lanjutan yaitu uji t (uji signifikansi) yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi (r) diuji dengan uji t dengan rumus :

Keterangan :

= nilai n = jumlah responder

r = koefisien korelasi hasil

Uji validitas ini dilakukan pada setiap item pertanyaan angket dengan kriteria pengujian validitas adalah jika harga dari thitung > ttabel pada taraf

kepercayaan 95 % (taraf signifikan 5 %) dan dk= n – 2, maka item soal tersebut dinyatakan valid. Sedangkan apabila dari thitung  ttabel taraf kepercayaan 95%

(26)

3.6.2 Uji Reliabilitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:154) reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup[ dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil, tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya atau dapat diandalkan.

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Kuder-Richardson (KR-20) sebagai berikut :

(Suharsimi Arikunto 2010:231)

Harga varians total (Vt) dihitung dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan Vt = variansi total

(27)

∑Y = jumlah skor total

N = jumlah responder

Hasilnya yang diperoleh yaitu r11 dibandingkan dengan nilai dari tabel

r-Product Moment. Jika r11 > rtabel maka instrumen tersebut reliabel, sebaliknya r11 <

rtabel maka instrumen tersebut tidak reliabel. 3.6.3 Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah, sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus :

(Ngalim Purwanto, 2006:119) Keterangan :

TK = Indeks Tingkat Kesukaran

U = Banyak siswa yang termasuk kelompok atas yang menjawab benar L = Banyak siswa yang termasuk kelompok bawah yang menjawab benar T = Jumlah siswa dari kelompok bawah dan atas

Untuk menentukan apakah soal tersebut dikatakan baik atau tidak baik sehingga perlu direvisi, Ngalim Purwanto (2006:124) menyebutkan untuk soal yang berbentuk pilihan ganda (multiple choice), untuk pilihan ganda dengan

option 4, jika tingkat kesukarannya sama atau lebih kecil dari 0,24, dikategorikan

(28)

Tabel 3.2 Klasifikasi Nilai Tingkat Kesukaran

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Klasifikasi

0,70  TK  1,00 Mudah

0,30  TK < 0,70 Sedang

0,00  TK < 0,30 Sukar

3.6.4 Uji Daya Pembeda

Yang dimaksud dengan daya pembeda suatu tes ialah bagaimana kemampuan soal itu untuk membedakan siswa-siswa yang termasuk kelompok atas dengan siswa-siswa yang termasuk kelompok bawah. Daya pembeda suatu soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(Ngalim Purwanto, 2006:120) Keterangan :

DP = Indeks daya pembeda

U = Banyak siswa yang termasuk kelompok atas yang menjawab benar L = Banyak siswa yang termasuk kelompok bawah yang menjawab benar T = Jumlah siswa dari kelompok bawah dan atas

(29)

3.7 Teknik Analisis Data

Tujuan utama menganalisis data yang telah diperoleh adalah untuk menarik kesimpulan hasil penelitian, yaitu dengan menguji hipotesis yang diajukan. Pengujian hipotesis disesuaikan dengan bentuk hipotesis yang diajukan tersebut, apakah hipotesis yang diajukan berupa hipotesis deskriptif, komparatif, atau asosiatif, dan apakah data yang telah diperoleh berdistribusi normal atau tidak normal. Dengan demikian langkah pengujian hipotesis yang akan diambil harus tepat, sesuai dengan bentuk hipotesis dan data yang akan diolah. Berikut ini

flowchart langkah–langkah penulis dalam menganalisis data:

3.7.1 Perangkat Tes

Data yang diperoleh yaitu skor pretest dan skor posttest, setelah data diperoleh kemudian dilakukan uji statistik terhadap skor pretest dan posttest, dan indeks gain ternormalisasi dengan rumus:

Tingkat perolehan gain skor ternormalisasi dikategorikan ke dalam tiga kategori, yaitu:

g-tinggi : dengan (<g>) > 0,7 g-sedang : dengan 0,7 > (<g>) > 0,3 g-rendah : dengan (<g>) < 0,3

(30)

tes dengan menggunakan metode pembelajaran CTL dan hasil tes dengan menggunakan metode pembelajaran challenge Inquiry.

3.7.2 Uji Normalitas

(31)

2,7%

Distribusi data yang akan diuji normalitasnya

B

Gambar 3.3 Kurva Normal Baku

Langkah-langkah dalam pengujian normalitas data adalah sebagai berikut : 1. Menentukan Jumlah Kelas Interval

Untuk pengujian normalitas dengan Chi Kuadrat ini, jumlah kelas interval ditetapkan sama dengan 6. Hal ini sesuai dengan 6 bidang yang ada pada Kurva Normal Baku.

2. Menentukan Panjang Kelas Interval

3. Menyusun Tabel Distribusi Frekuensi

(32)

Tabel 3.3 Tabel Penolong Pengujian Normalitas

Interval

Kelas Interval-1 Kelas Interval-2 Kelas Interval-3 Kelas Interval-4 Kelas Interval-5 Kelas Interval-6

Jumlah

4. Mengitung Frekuensi Harapan →

Cara menghitung , didasarkan pada prosentasi luas tiap bidang kurva normal dikalikan jumlah data observasi (jumlah individu dalam sampel).

- Kelas pertama →

- Kelas kedua →

- Kelas ketiga →

- Kelas keempat →

- Kelas kelima →

- Kelas keenam →

(33)

6. Membandingkan dengan

dengan ketentuan sebagai berikut:

 Tingkat kepercayaan 95%

 Derajat kebebasan

 Apabila berarti data berdistribusi normal

3.7.3 Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah varians – varians dalam populasi tersebut homogen atau tidak. Adapun langkah-langkah pengolahan datanya sebagai berikut:

1. Mencari nilai F dengan rumus, sebagai berikut :

(Sugiyono, 2009:140) 2. Menentukan derajat kebebasan

dk1 = n1-1; dk2 = n2-1

3. Menentukan nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% dari responden.

(34)

Adapun kriteria pengujian, sebagai berikut :

Varians dianggap homogen bila Fhitung < Ftabel. Pada taraf kepercayaan 0,95

dengan derajat kebebasan dk1 = n1 – 1 dan dk2 = n2 – 1, maka kedua

varians dianggap sama (homogen). Dan sebaliknya tidak homogen.

3.7.4 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan melalui dua cara sesuai dengan normalitas data yang diperoleh. Apabila data berdistribusi normal, maka dilakukan analisis statistik parametris. Sebaliknya apabila data tidak berdistribusi normal, maka dilakukan analisis statistik nonparametris.

3.7.4.1Uji Hipotesis Parametris

Berdasarkan hipotesis yang penulis ambil, maka pengujian yang dilakukan adalah pengujian hipotesis komparatif dua sampel independen, yaitu menggunakan t-test. Dalam Sugiyono (2009:138) terdapat dua buah rumus t-test yang dapat digunakan, yaitu sebagai berikut:

(35)

 Apabila jumlah kedua sampel berbeda

Polled Varians :

Keterangan :

= nilai rata – rata kelompok eksperimen 1

= nilai rata – rata kelompok eksperimen 2

= varians sampel kelompok eksperimen 1

= varians sampel kelompok eksperimen 2

= jumlah responden kelompok eksperimen 1

= jumlah responden kelompok eksperimen 2

(Sugiyono, 2009:138) Pengujian dengan menggunakan t-test berkorelasi uji dua pihak. Menggunakan uji dua pihak karena hipotesis1 (H1) berbunyi terdapat perbedaan

sedangkan hipotesis0 (H0) berbunyi tidak terdapat perbedaan.Setelah dilakukan

t-test, maka untuk mengetahui perbedaan itu signifikan atau tidak maka harga thitung

tersebut perlu dibandingkan dengan ttabel. dengan dk = n1 + n2 – 2 dan taraf

(36)

Tolak H0, dan Terima H1, jika : t hitung > t tabel

Terima H0 dan Tolak H1, jika : t hitung < t tabel

3.7.4.2Uji Hipotesis Nonparametris

Untuk menguji hipotesis komparatif independen dua sampel dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai rumus, diantaranya yaitu Mann-Whitney

U-Test dan Test Kolmogorov-Smirnov Dua Sampel (Sugiyono, 2009:153-158).

Karena data yang penulis peroleh akan disusun ke dalam daftar distribusi frekuensi, maka rumus yang bisa digunakan adalah Test Kolmogorov-Smirnov Dua Sampel, yaitu sebagai berikut:

Dengan keterangan :

= Harga Kolmogorov-Smirnov

= Frekuensi Sampel dibagi dengan jumlah sampel

= Frekuensi Sampel dibagi dengan jumlah sampel Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:

- Data yang diperoleh disusun ke dalam tabel distribusi frekuensi kumulatif - Masing-masing kelas interval dihitung nilai D-nya

(37)

- Pengujian dapat dilakukan melalui uji satu pihak dengan tingkat kesalahan α.

Lalu bandingkan dengan harga , apabila H0

diterima.

Apabila kedua sampel memiliki jumlah yang besar, lebih dari 40 dan jumlah keduanya tidak sama, maka harga sebagai pengganti dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Rumus diatas berlaku untuk tingkat kesalahan 5% (0,05). Apabila H0 diterima.

3.8 Diagram Alur Pengolahan Data Penelitian

(38)

START

DATA SAMPEL PENELITIAN

UJI VALIDITAS

DATA VALID

ITEM SOAL TIDAK DIGUNAKAN

UJI RELIABILITAS

END PERBAIKAN

DATA RELIABEL

YA

YA TIDAK

TIDAK

(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data penelitian yang diperoleh, maka pada bagian ini penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa yang telah dicapai oleh kelas eksperimen 1 yang menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning

(CTL)pada mata diklat Menguasai Peralatan Ukur Listrik dan Elektronika

(MPULE) , memiliki rata-rata nilai pretest sebesar 45,96, dan rata-rata nilai

posttest sebesar 70,33, dengan peningkatan sebesar 0,46 (46%). Oleh karena

itu, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dikategorikan sedang, karena dalam proses pembelajaran sebagian siswa aktif dalam tanya jawab dan diskusi, tetapi kurang adanya kerjasama dalam kelompoknya.

(40)

kelompoknya dan sebagian besar siswa memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terhadap materi pelajaran.

3. Tidak terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran

Challenge Inquiry. Adapun perbedaan yang terdapat walaupun tidak terlalu

signifikan disebabkan beberapa hal antara lain , adanya pemberian perlakuan yang berbeda yang disebabkan dari langkah – langkah dari kedua model pembelajaran, adanya perbedaan setiap kemampuan siswa dari tiap kelas, dan juga perbedaan jam pelajaran yang bebeda yang menyebabkan factor kelelahan. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan kedua model pembelajaran dapat menciptakan suasana pembelajaran yang baru dan lebih variatif dengan mengembangkan pembelajaran yang terarah dan melibatkan siswa secara aktif melalui kegiatan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran. Hasil dari kedua model pembelajaran ini belum tentu sama apabila dilakukan disekolah lain, yang mungkin disebabkan faktor sarana dan prasaran yang menunjang, program studi, serta kemampuan setiap siswa.

5.2 Saran

Hasil penelitian yang dilakukan memberikan gambaran bahwa kedua model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)dan Challenge

Inquiry dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, beberapa

(41)

1. Untuk penelitian yang serupa dengan ini, hendaknya peneliti terlebih dahulu memahami tentang konsep dari kedua model pembelajaran ini.

2. Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)dan Challenge

Inquiry dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran yang dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Peranan guru dalam proses belajar mengajar dengan kedua model pembelajaran ini sangat diperlukan, walaupun kedua model ini bersifat student

centered, ini dikarenakan agar kegiatan pembelajaran tetap terkontrol dan

berjalan dengan kondusif.

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, D, R. 2007. Kajian Kemampuan Siswa Pada Pemecahan Masalah

Menggunakan Model Praktikum Challenge Inquiry Pada Sub Konsep Pencemaran Air. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Bandung.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Gulo, W.(2002). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT.Gramedia Widia Sarana Indonesia

Hamalik, O. (2004), Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara

Heti, H. 2004. Pengaruh Pembelajaran Inquiri Terbimbing Terhadap

Pemahaman Konsep Siswa. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika

FPMIPA UPI Bandung.

Jhonson, E. (2011). Contextual Teaching and Learning California:Sage Publications Ltd

Purwanto, Ngalim. (2006). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT Remaja Posdakarya

Rohaeti, Teti. (2009). Perbandingan Model Pembelajaran Kontekstual Dengan

Model Pembelajaran Koperatif Dengan Pendekatan Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Menganalisis Rangkaian Listrik dan Elektronika (MRLE) Di Smk Negeri 12 Bandung. Skripsi

Pendidikan Teknik Elektro UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Sagala, Syaiful. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Gambar

Gambar 3.1 Skema Paradigma Penelitian
tabel berikut:
Tabel 3.2 Klasifikasi Nilai Tingkat Kesukaran
Gambar 3.3 Kurva Normal Baku
+3

Referensi

Dokumen terkait

A Few hundred years ago people began to use mathematical tables-list numbers which you look up to work out sum quickly.. Later on slide rules

Bagaimana memodelkan sistem hidrolik secara tak-linier dari data input- output menggunakan metode sistem identification toolbox berbasis MATLAB. Bagaimana merancang

Dengan ini kami umumkan pemenang lelang dengan e-proc sebagai berikut :.. RAJAWALI NUSINDO

SKBDN diterbitkan oleh bank penerbit yang sering disebut bank pembuka.. ( Issuing

Sebagai tindak lanjut dari pengumuman ini akan diterbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan ketentuan:a.

[r]

Untuk membuka ( decrypt ) data tersebut digunakan juga sebuah kunci yang dapat sama dengan kunci untuk mengenkripsi (untuk kasus private key.. cryptography ) atau dengan kunci

atau muatan listrik yang terjadi di antara kutub positif dan kutub negatif sumber listrik “, misalnya : Accumulator atau AKI. “ Arus listrik adalah besarnya muatan listrik